SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi ......
-
Upload
truongthuy -
Category
Documents
-
view
230 -
download
6
Transcript of SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi ......
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKTIVITAS AIR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS I
C SD MUHAMMADIYAH BODON, BANGUNTAPAN, BANTUL,
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 / 2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
Jian Andri Kurniawan
NIM 09601241078
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
v
Motto
1. Tiada Tuhan Selain Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW adalah Rosul
(utusan) Allah SWT.
2. Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum disalah
satu dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah dan saling
mengajarkannya diantara mereka, kecuali akan turun kepada meraka
ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan
Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada disisi-
Nya. (H.R Muslim dalam Shahih-nya).
3. Dosa terbesar adalah ketakutan
Rekreasi terbaik adalah bekerja
Musibah terbesar adalah keputusasaan
Keberanian terbesar adalah kesabaran
Guru terbaik adalah pengalaman
Misteri terbesar adalah kematian
Kehormatan terbesar adalah kesetiaan
Karunia terbesar adalah anak soleh
Sumbangan terbesar adalah berpartisipasi
Modal terbesar adalah kemandirian
(Ali Bin Abi Thalib)
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku, Bapak Drs. Sadiran dan Ibu Sri Sugiyanti,
S.Pd, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan
untuk peneliti.
Adik saya tersayang Hidayanti Sukmaningrum yang senantiasa
mendukungku dan mengingatkanku untuk selalu menjadi kakak
yang dapat memotivasi tentang masa depan.
vii
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN
AKTIVITAS AIR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS I
C SD MUHAMMADIYAH BODON, BANGUNTAPAN, BANTUL,
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Oleh
Jian Andri Kurniawan
NIM 09601241078
ABSTRAK
Permasalahan yang dialami siswa belum berani untuk mengikuti
pemberlajaran aktivitas air. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain
pada siswa kelas I SD Muhammadiyah Bodon.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari
dua siklus.Subyek penelitian adalah siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon
yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai
April 2013, pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : observasi terhadap guru, observasi siswa,
observasi terhadap keberanian siswa, dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis data deskriptif kualitatif
melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bantul.
Berdasarkan data hasil observasi keberanian siswa pada siklus I pertemuan
pertama dengan skor 71,55% dan pada pertemuan kedua dengan skor 78,94%
sedang pada siklus II keberanian siswa pada pertemuan pertama dengan skor
83,66% dan pada pertemuan kedua dengan skor 90,22%. Ada peningkatan 19%.
Bila dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Pada akhir siklus II skor
keberanian siswa 90,22% ini sudah melampaui batas skor kriteria amat baik di SD
Muhammadiyah Bodon.
Kata Kunci : Keberanian, Pendekatan Bermain, Pembelajaran Aktivitas Air
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala
limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa dalam
Pembelajaran Aktivitas air melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas I C SD
Muhammadiyah Bodon, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 /
2013” dimaksudkan untuk mengetahui pendekatan bermain dapat meningkatkan
keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air.
Skripsi dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai
pihak, teristimewa pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang
telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
2. Ketua Program Studi PJKR FIK UNY, yang telah menyetujui dan
mengizinkan pelaksanaan penelitian.
3. Dr. Sri Winarni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.
4. Drs. Heri Purwanto, M.Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis
selama menjadi mahasiswa di FIK UNY.
5. Seluruh Seluruh responden penelitian siswa kelas I C yang telah meluangkan
waktu dan membantu pengambilan data penelitian.
6. Para Dewan Penguji Skripsi.
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Kajian Teori .............................................................................................. 7
1. Hakikat Belajar .................................................................................. 7
2. Hakikat Pembelajaran ....................................................................... 8
3. Proses Pembelajaran .......................................................................... 9
4. Pendekatan Bermain........................................................ .................. 14
5. Hakikat Keberanian ........................................................................... 17
6. Pembelajaran aktivitas air ................................................................. 19
7. Karakteristik siswa SD ...................................................................... 28
8. Prinsip – prisip Developmentally Approciate Practice (DAP). ......... 31
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... 35
C. Kerangka Berfikir . ................................................................................... 35
D. Hipotesis Tindakan . ................................................................................. 37
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 38
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38
B. Desain Penelitian ...................................................................................... 38
C. Setting Penelitian ..................................................................................... 39
D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 40
xi
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 44
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 46
G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 47
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51
A. Deskripsi Lokasi ...................................................................................... 51
B. Pelaksanaan Tindakan .............................................................................. 51
C. Penyajian Data ......................................................................................... 68
D. Triangulasi Data ....................................................................................... 74
E. Analisis data dan Pembahasan ................................................................. 74
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 79
A. Kesimpulan ............................................................................................... 79
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 79
C. Saran ........................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82
LAMPIRAN ..................................................................................................... 84
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Prisnsip- prinsip dan Praktek DAP………… .................................. 32
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 47
Tabel 3. Pengkategorian keberanian siswa……….. ........................................ 50
Tabel 4. Pengkategorian Aktivitas guru ……….. ........................................... 50
Tabel 5. Hasil wawancara siklus I ………..................................................... 68
Tabel 6. Hasil wawancara siklus II ……….. ................................................. 69
Tabel 7. Rekap data siswa ……….. ............................................................... 73
Tabel 8. Data penerapan keberanian siswa ……….. ..................................... 75
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Model Kemmis & Mac.Taggart ................................................... 39
Gambar 2. Model Analisis PTK ...................................................................... 49
Gambar 3. Siswa Diabsen ................................................................................ 53
Gambar 4. Bermain Cicak – cicak di dinding ................................................... 53
Gambar 5. Bermain Tembak air ....................................... ............................... 54
Gambar 6. Bermain Menebak Jari Guru ................................................ ......... 54
Gambar 7. Berlomba Lari ..................... .......................................................... 55
Gambar 8. Berlomba Berburu Koin ..................... ........................................... 55
Gambar 9. Bermain Bisik Kata ..................... .................................................. 56
Gambar 10. Bermain Menirukan Ubur - Ubur ..................... ........................... 62
Gambar 11. Bermain Memegang Jari Kaki Teman..................... .................... 63
Gambar 12. Bermain Bintang Laut ..................... ............................................ 63
Gambar 13. Bermain Estafet Bola..................... .............................................. 63
Gambar 14. Bermain Batu Karang ..................... ............................................. 64
Gambar 15. Berlomba Menenggelamkan Bola ..................... .......................... 64
Gambar 16. Bernyanyi Kepala, Pundak, Lutut, Kaki ..................... ................ 65
Gambar 17. Dokumentasi Keberanian Siswa pada Siklus I ..................... ....... 71
Gambar 18. Dokumentasi Keberanian Siswa pada Siklus I..................... ........ 72
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 84
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 86
Lampiran 3. Surat Keterangan Judgment ......................................................... 87
Lampiran 4. Jadwal Pelaksanaan Tindakan ..................................................... 89
Lampiran 5. Lembar Penilaian RPP ....................................................... ......... 90
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru............................................................... 94
Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa .............................................. .............. 102
Lampiran 8. Rekap Pengamatan Siswa....................................................... ..... 104
Lampiran 9. Rekap Data Hasil Penelitian Perilaku Keberanian Siswa............. 106
Lampiran 10. RPP I....................................................... ................................... 107
Lampiran 11. RPP II ....................................................... ................................ 115
Lampiran 12. Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................... 123
Lampiran 13. Transkrip Wawancara dengan Kolaborator ............................... 124
Lampiran 14. Transkrip Wawancara dengan Siswa.................... ..................... 128
Lampiran 15. Lembar Presensi ....................................................... ................ 132
Lampiran 15. Lembar Foto ....................................................... ...................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia karena dengan adanya pendidikan diharapkan manusia dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitasnya. Keberhasilan
di bidang pendidikan sangat ditentukan dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia
yaitu orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru.
Dalam proses belajar mengajar guru akan menghadapi siswa yang memiliki
karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga seorang guru
dalam proses belajar mengajar tidak pernah lepas dengan masalah hasil
belajar siswanya, karena hasil belajar merupakan ukuran dari hasil
kemampuan siswa menerima pelajaran disekolah.
Untuk itu, sebagai seorang guru perlu menyiapkan atau merancang
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2007: 54) disebutkan bahwa sekolah
memungkinkan untuk menyusun kurikulum dan menyesuaikan dengan
tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Salah satu
mata pelajaran yang disusun guna menyesuaikan kebutuhan siswa kondisi
sekolah dan kondisi daerah adalah pendidikan jasmani.
2
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu
mata pelajaran yang diadakan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak
sampai dengan sekolah mengengah atas. Pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,
perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara
untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.
Salah satunya ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, salah satunya adalah aktivitas air, Aktivitas air
meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan
renang serta aktivitas lainnya. Untuk kelas satu terdapat salah satu Standar
Kompetensi (SK) yaitu Mempraktikkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai
yang terkandung didalamnya dan terdapat kompetensi dasarnya (KD) yaitu
mempraktikkan aktivitas dasar diair dan mempraktikkan berbagai permainan
di air dangkal disertai nilai percaya diri, kebersihan, dan disiplin (Mulyasa,
2007: 54). Dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
menunjukkan bahwa pentingnya aktivitas air harus diajarkan di sekolah dasar
khususnya kelas bawah. Tapi pada kenyataannya aktivitas air pada
pembelajaran pendidikan jasmani masih jarang dilakukan di sekolah dasar
karena keterbatasan fasilitas, banyak sekolah yang tidak memiliki kolam
3
renang, jarak antara sekolah dengan kolam renang jauh, atau bahkan peralatan
yang mendukung keselamatan siswa dikolam renang sangatlah kurang.
Pengalaman yang penulis alamai dalam mengamati siswa kelas I C di
SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran
aktivitas air ada 15 siswa masih takut masuk kekolam yang lebih dalam,
dikarenakan siswa belum menguasai teknik berenang secara baik. Selain itu,
siswa takut meminum air saat berenang yang mengakibatkan tersedak dan
juga mereka sulit menahan nafas atau mengatur nafas saat berada diair. Oleh
karena itu, agar pembelajaran pengenalan air pada aktivitas air dapat berjalan
dengan lancar dan dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam mengikuti
pembelajaran renang maka seorang guru harus mencari metode yang sesuai.
Pemilihan metode pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat
perkembangan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta
mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Diantara pendekatan
pembelajaran aktivitas air dapat digunakan untuk meningkatkan keberanian
dengan pendekatan bermain. Disamping itu SD Muhammadiah Bodon
Yogyakarta belum pernah menggunakan pendekatan bermain dalam
menyampaikan materi pembelajaran pendidikan jasmani.
Melalui kegiatan bermain siswa diajak untuk bereksplorasi,
menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak,
sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Bermain bagi siswa
4
merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari
keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk
menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian
yang berkaitan dengan pengalamannya. Aktivitas pengenalan dan permainan
di air yang meliputi bentuk-bentuk pengenalan air dan bentuk-bentuk
permainan diair ini sebagai dasar dari pembelajaran renang, seperti sikap
tubuh, gerak tungkai / kaki, gerak lengan / tangan, gerak mengambil nafas dan
koordinasi gerak. Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat
memahami konsep pengenalan air dan permainan di air, sehingga siswa tau
tentang sifat-sifat air dan menumbuhkan percaya diri atau tidak takut berada
di dalam air.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk menuangkan
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan peneliti beri judul “Upaya
Meningkatkan Keberanian Siswa dalam Pembelajaran Aktivitas Air Melalui
Pendekatan Bermain pada Siswa Kelas I C SD Muhammadiah Bodon
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Siswa masih takut belajar aktivitas air, karena siswa takut meminum air sat
berenang yang mengakibatkan tersedak.
5
2. Siswa merasa sulit menahan nafas atau mengatur nafas saat melakukan
aktivitas air.
3. Pendekatan bermain belum pernah digunakan dalam pembelajaran aktivitas
air di SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang
telah dikemukakan diatas, maka peneliti membatasi, yaitu : Keberanian siswa
dalam pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain pada siswa
kelas I C SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji
dalam penulisan ini adalah “Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan
keberanian siswa kelas I C SD Muhammadiah Bodon Yoyakarta dalam
Pembelajaran Aktivitas air?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penulisan ini
adalah sebagai berikut : meningkatkan keberanian siswa dalam pembelajaran
aktivitas air melalui pendekatan bermain siswa kelas I C SD Muhammadiah
Bodon Yogyakarta.
6
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis :
Menguatkan teori pembelajaran yang sudah ada.
2. Secara Praktis :
a. Bagi Guru, tentang peningkatan keberanian siswa dalam pembelajaran
renang dengan pendekatan bermain dan memperbaiki program
efektivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada
pembelajaran aktivitas air.
b. Bagi siswa, diharapkan siswa kelas bawah berani untuk berenang
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
c. Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan
penelitian tindakan kelas, memperdalam tentang pembelajaran
aktivitas air dan mengetahui kekurangan dan kelemahan diri sendiri
pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan diri.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Menurut Hilgard
dan Bower (dalam Ngalim Purwanto, 2004 : 84) mengemukakan bahwa
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Menurut Gagne (dalam Ngalim Purwanto 2004 : 84 ) mendefinisikan
belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
akibat suatu pengalaman. Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi
tadi.
Santrock dan Yussen dalam (Sugihartono, 2007: 74) mendefinisikan
belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman,
sedangkan menurut Rober dalam (Sugihartono, 2007: 74) mendefinisikan
8
belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai suatu proses
memperoleh pengertahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan
bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah
laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena
adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
2. Hakikat Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, belajar dan mengajar keduanya saling
terkait. Kegiatan mengajar merupakan suatu kegiatan yang mengatur
terciptanya lingkungan belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar
mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik.
Pembelajaran menurut Sudjana (dalam Sugihartono, 2007: 80)
merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang
dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (dalam
Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk
menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar,
sedangkan Nasution dalam (Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan
pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baik dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga
terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang
9
belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang relevan dengan kegiata belajar siswa.
Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan system lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil
optimal.
3. Proses Pembelajaran
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan
pembelajaran meliputi kegiatan inti dan penutup.
a. Kegiatan Pendahuluan, guru :
1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai;
4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
10
b. Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
1. Eksplorasi
dalam kegiatan eksplorasi guru :
a. Melibatkan peserta didik mencari infomasi yang luas dan
dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik
dengan peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya;
11
d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran;
e. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio atau lapangan.
2. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu dan bermakna;
b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
c. Memberikan kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif;
e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat
untuk meningkatkan prestasi belajar;
f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara
individual maupun kelompok;
g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
12
h. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
i. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
3. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
c. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermaksa dalam kencapai kompetensi dasar:
1. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
2. Membantu menyelesaikan masalah;
13
3. Memberikan acuan adar peserta didik dapat
melakukan pengecekan dasil eksplorasi;
4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang
kurang atau belum berpartisipasi aktif.
c. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat
rangkuman/ simpulan pelajaran;
2. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau
memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan
hasil belajar peserta didik;
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Jadi dapat disimpulkan proses pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
14
4. Pendekatan Bermain
Bermain merupakan peristiwa yang digemari oleh anak-anak maupun
orang dewasa. Melalui bermain bermacam-macam kegiatan yang ada
memiliki fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat dikembangkan.
Hal ini disebabkan oleh karena didalam bermain banyak kejadian-kejadian
yang melibatkan keaktifan kejiwaan dan kepribadian masing-masing anak.
Anak bermain berarti anak mengerjakan sesuatu permainan, sedang
permainan merupakan sesuatu yang dikenai kerja bermain. (Sukintaka, 1992:
1) Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dihindarkan penggunaan
ke dua istilah itu sekaligus. Menurut Sofia Hartati (2005: 15) bermain
merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan
kognitif anak serta merefleksikan perkembangan anak. Aktivitas bermain anak
merupakan konteks yang sangat mendukung proses perkembangan. Bermain
memberi kesempatan kepada anak untuk memahami lingkungan, berinteraksi
dengan yang lain dalam cara-cara sosial, mengekspresikan dan mengontrol
emosi, serta mengembangkan kemampuan simbolik mereka. Zulkifli L (2005:
40) menyatakan bahwa permainan dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan
raga untuk kehidupan di masa yang akan datang, selanjutnya teori permainan
dapat ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:
1) Teori permainan dari sudut psikologi
15
Menurut Freud (Zulkifli L, 2005: 40) permainan dari sudut
psikologi merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah
bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.
2) Teori permainan dari sudut biologis
Menurut Montessori (Zulkifli L, 2005: 40) permainan
merupakan latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
kehidupan, juga dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk
kehidupan di masa yang akan datang.
3) Teori permainan dari sudut atavistis
Menurut Hackel (Zulkifli L, 2005: 39) atavistis artinya kembali
kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul
bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami
nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa
ada persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap
waktu. Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa
sekarang ini anak-anak lebih suka bermain-main dengan pistol-
pistolan, mobil-mobilan, dan model-model pesawat terbang.
4) Teori permainan sebagai alat pendidikan
Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu
kesenangan atau pun kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas
meluapkan emosi dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya
unsur senang, gembira dalam diri anak maka permainan dapat sebagai
16
alat pendidikan. Belajar pada anak adalah bermain (Sofia Hartati,
2005: 30) lebih jelasnya teori permainan sebagai alat pendidikan
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut (Sukintaka, 1992: 6-7):
Bigot dkk, menyatakan bahwa permainan memberikan kepuasan,
kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan
menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. W. Rob, menyatakan
bahwa permainan mempunyai nilai pendidikan praktis. Bucher (1983:
30) berpendapat permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak
dan orang tua, laki-laki maupun wanita, mampu mengerakan untuk
berlatih, gembira dan rileks. Permainan merupakan komponen pokok
pada program pendidkan jasmani. Drijarkara (Sukintaka, 1992: 6)
menyatakan bahwa dorongan untuk bermain itu ada pada setiap
manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh sebab itu
permainan dipergunakan untuk pendidikan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang menghasilakan pengertian atau
memberikan informasi, memberi kesenangan pada anak.
Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah
pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan.
Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus
disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus
17
dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan
yang sedang dijalani oleh mereka.
Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya
dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena
melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh
lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru
pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada
siswanya majinasi tentang permainan yang akan dilakukannya.
Model Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain. Pendekatan
permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk
bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksukan disini
adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar
kompetensi dalam kurikulum. Menurut Wahjoedi, (dalam Danu, 2001: 24)
menyatakan, Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan dalam bentuk
atau situasi permainan.
Pendekatan bermain efektif karena dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, memenuhi perasaan ingin tahu, kemampuan inovatif, kritis dan
kreatif, juga membantu mengatasi perasaan bimbang dan tertekan. Dengan
merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan ssambil bermain, anak belajar
sesuai tuntutan taraf perkembangannya.
Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah
pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang
18
untuk suatu kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, dengan mengetahui
manfaat bermain, diharapkan guru dapat melahirkan ide mengenai cara
memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam
aspek perkembangan siswa pada kegiatan aktivitas air.
5. Hakikat Keberanian
Keberanian berkaitan dengan kondisi psikologis siswa (dalam Endang
Poerwani, 2000: 86) pengaruh dari psikologis yang penting yang mungkin
berpengaruh terhadap pertahanan emosi adalah tingkat intelegensi yang
rendah, tingkat kegagalan dalam mencapai aspirasi tertentu dan kecemasan
setelah adanya pengalaman emosional yang tertentu dan membekas. Aktivitas
dalam air, siswa dituntut untuk memiliki keberanian, siswa yang belum bisa
berenang terkadang memiliki ketakutan dalam mengikuti pembelajaran,
(dalam Endang Poerwani, 2000: 84) rasa takut ditengarai adanya kekuatan
atau rangsangan tertentu yang secara umum dapat menimbulkan rasa takut
pada anak. Rasa takut mengakibatkan anak merasa adanya ancaman dan
gangguan terhadap keamanan, kenyamanan yang kebahagiaan kehidupannya,
misalnya rasa takut akan kedalaman kolam, takut tersedak air saat
pembelajaran renang.
Keberanian berasal dari bahasa latin yaitu Cor yang berati "jantung",
dan bahasa Perancis yaitu pada Abad Pertengahan Lama, Corage yang berarti
"hati dan jiwa" atau cuer, yang berarti "hati." yaitu Untuk memiliki
keberanian adalah harus memiliki hati untuk menghadapi ketakutan, bahaya
19
atau sakit yang diperlukan dalam membela kebenaran,, kehidupan rumah,
mata pencaharian, budaya keluarga, maupun keyakinan.
Menurut Peter Irons (2003) Keberanian adalah suatu tindakan
memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi
segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya.
Sedangkan menurut Paul Findly (1995) Keberanian adalah suatu sifat
mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan
menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain.
6. Pembelajaran Aktivitas Air
Dalam KTSP (Mulyasa, 2007: 54). ruang lingkup aktivitas air meliputi
permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang
serta aktivitas lainnya, jadi aktivitas air merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan didalam air baik dalam bentuk bermain di air, bergerak ataupun
renang di air.
Menurut Blackmore (2003) dalam Susan J. Grose (2007 : 5)
“reminds us that movement is an indispensable part of learning and
thingking, as well as integral part of mental processing . water learning
takes the movement component of any activity, immerses it in water,
and combines it with mental processing”.
Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa, aktivitas air merupakan
bagian tak terpisahkan dari belajar dan berfikir, serta sebagai bagian
pembentukan dari proses mental.
20
Pembelajaran aktivitas air adalah suatu proses mengubah keterampilan
menggerakkan anggota badan dengan mengapung di air dan seluruh anggota
badan tersebut bergerak dengan bebas. Jadi pembelajaran aktivitas air
merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan membantu
memfasilitasi belajar keterampilan anak, secara khusus pembelajaran aktivitas
air merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
membantu siswa agar dia belajar dengan mudah. Pembelajaran aktivitas air
merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru dalam memberikan
informasi yang berkaitan dengan aktivitas air (dalam Eka Nugraha, 2010 : 18).
Dengan demikian pembelajaran akan lebih berhasil mencapai tujuan
yang diinginkan oleh guru. Keberhasilan mengajar dalam mencapai tujuan
tidak ditentukan oleh guru saja, melainkan juga ditentukan oleh bagaimana
sebaiknya siswa belajar. Pemahaman terhadap para siswa, bagaimana mereka
berkembang secara intelektual, bagaimana mereka berpikir dan bagaimana
mereka belajar.
Kenyataannya belajar membutuhkan banyak waktu, ketidaksabaran
bagi pemula dan rasa takut akan tenggelam dapat mempengaruhi keterampilan
dalam pembelajaran aktivitas air. Hal ini merupakan tugas pengajar untuk
menghindarinya dengan cara menciptakan suasana tenang dan menyenangkan.
Dengan demikian siswa dapat melakukan gerakan yang baik. Dengan
melakukan aktivitas di air, anak berkesempatan untuk mengenal dan
memahami lingkungannya. Melalui aktivitas itu pula, anak memperoleh
21
kesempatan untuk bergerak dengan bebas, dan dalam keadaan apapun dia
harus menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, untuk tujuan agar bisa
mengapung dan bergerak. Keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar
biasa, bukan dari segi fisik namun juga mental. Proses pembelajaran yang
baik adalah dilakukan secara intensif, konsisten dan kontinyu yang tidak dapat
menimbulkan rasa jenuh pada peserta didik. Maka seorang pengajar harus
pandai memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan anak didik. Upaya
ini dapat dilakukan melalui metode pembelajaran aktivitas air dengan
pendekatan bermain.
Pemikiran dari anak-anak pada umumnya ditunjukkan untuk
memenuhi dorongan dari kata hatinya, yaitu mendapatkan suatu hal yang
menyenangkan hatinya. Seperti kesenangan atau kegembiraan bila ia
mendapatkan suatu mainan yang di khayalkannya, kesenangan bermain
dengan teman-teman dan sebagainya. Forbel dalam (Eka Nugraha, 2010 : 18)
berpendapat bahwa bermain itu bagi anak merupakan suatu peristiwa yang
dapat memupuk dan mengembangkan kesanggupan. Baik itu kesanggupan
jasmani maupun kesanggupan rohani menuju kearah nilai dan sikap hidupnya.
Dari pendapat tersebut maka bermain merupakan kunci anak atau siswa dalam
pengembangan keterampilan gerak (pembelajaran gerak). Untuk peningkatan
bergerak tersebut maka bentuk-bentuk bermain harus sesuai dengan
karakteristik anak, sehingga tidak menimbulkan efek yang negatif pada anak
seperti takut bermain.
22
Dalam Eka Nugraha (2010 : 18 - 33) Ada beberapa karakteristik yang
perlu diperhatikan dalam pembelajaran aktivitas air seperti :
1. Pemilihan Kegiatan
Pilih kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan usia dan
kemampuan. Anak yang lebih kecil, harus lebih sedikit tingkat
kerumitannya. Pastikan bahwa anak yang lebih mudah memiliki
kebutuhan kemampuan pendahulu untuk berpartisipasi. Ciptakan
sebuah pengalaman individu dan kelompok yang bervariasi.
2. Ketangkasan
Lingkaran ketangkasan adalah sebuah permainan yang cepat,
aman dan pendekatannya tidak membahayakan jika digunakan untuk
menilai kesesuaian air dan keterampilan bermain perkelompok. Atur
kelompok tersebut dalam satu lingkaran besar, dan berdiri di atas
kedalaman tertentu. Para peserta dibagi dua. Jika jumlah peserta dalam
lingkaran tidak rata, anda perlu menggabungkan lingkaran selama
penilaian. Jika jumlahnya sama, maka anda berdiri di luar lingkaran
dan beri instruksi-instruksi kepada mereka. Bagi siswa yang berada
pada lingkaran kesatu menjaga kaki mereka agar tetap di dasar kolam
menggunakan topangan besar (pundak kaki melebar dan lutut agak
membungkuk). Mereka saling memegang lengan bawah dan
menyilang kebelakang kelompok lingkaran kedua. Penampilan
dimulai dengan kelompok lingkaran kedua yang mengapung kedepan
23
dan belakang dalam lingkaran tersebut. berikan petunjuk-petunjuk
dengan menggunakan sebuah format eksplorasi gerakan.
Buatlah sebuah catatan mental siswa yang terlihat gelisah (sebagian
dari mereka tidak dapat menyelam pada saat mengapung di depan,
sebagian tidak dapat membasahi telinga mereka pada saat mengapung
kebelakang dan sebagian yang lainnya biasanya pindah, bergerak dan
merebah ketika keterampilan tanpa gerak). Masing-masing kelompok
menopang dan mencoba kemampuan ini.
3. Menyesuaikan Permainan dan Ketangkasan bagi Kebutuhan Individual
Sebelum memberikan adaptasi bagi siswa, berikanlah mereka
kesempatan untuk mencoba kemampuan mereka untuk terlibat dalam
kegiatan ini. Jika tidak berhasil, maka seorang guru dapat mencoba
beberapa ide keterampilan individu mereka dan mengatur permainan.
4. Penggunaan Alat untuk Meningkatkan Permainan dan Pembelajaran
Sebuah alat dapat menambah dimensi baru terhadap sebuah
aktivitas di air. Seperti sepatu katak, pelampung yang disediakan
untuk semua pengguna. Jika tidak cukup menyewa alat-alat permainan
tersebut, temukan dibagian gudang alat pendidikan jasmani / olahraga
dan perhatikan alat apa yang dapat digunakan di area kolam contohnya
bola karet atau plastik.
24
5. Mengatur dan Mencegah Cedera
Keselamatan memiliki perhatian khusus dalam sebuah kegiatan
akuatik. Aktivitas air yang aman membutuhkan pengaturan dan
perencanaan yang baik pula. Para guru penjas didorong untuk
mengajarkan dasar keterampilan keselamatan air sebagai bagian dari
program aktivitas di air dan permainan yang aman di dalam dan
disekitar air. Kegiatan ini sesuai dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku.
6. Fasilitas Keselamatan
Sebelum program keselamatan dimulai dari fasilitas
keselamatan. Temukan bahwa pengawas kolam mampu bersedia
membantu program anda. Sebagai seorang guru periksalah fasilitas
keselamatan agar menimilasir terjadinya cedera.
7. Program-program keselamatan
Ketika seorang guru hendak merencanakan kegiatan akuatik,
maka pastikan bahwa kegiatan akuatik ini mengurangi resiko
kecelakaan atau cedera perorangan. Seorang guru dapat mengurangi
resiko-resiko tersebut dengan membuat pengawasan yang baik,
membangun dan menyelenggarakan peraturan-peraturan,
merencanakan keadaan darurat, dan mengajarkan keterampilan
keselamatan perorangan kepada kelompok.
25
8. Meningkatkan Keselamatan Personal
Pembelajaran keterampilan keselamatan perorangan dapat
membantu meningkatkan kemandirian siswa. Para siswa yang telah
menguasai kemampuan ini akan lebih nyaman didalam air dan akan
menikmati berbagai macam permainan dan unjuk ketangkasan.
9. Masuk dan Keluar Air secara Mandiri
Para siswa harus belajar bagaimana masuk dan keluar air
sendiri dengan cara yang aman
10. Kontrol Pernapasan
Pengaturan pernapasan meliputi keterampilan untuk menahan
nafas sebaiknya mengubah jalur udara melalui mulut dan hidung
dengan cara tertentu. Gerakan dalam aktivitas air tidak membutuhkan
waktu yang lama dalam menahan napas, tetapi para peserta didik harus
merasa nyaman menahan napas mereka selama 3 sampai 5 detik untuk
menikmati aktivitas dibawah air. Perubahan ritmik udara merujuk
kepada menghisap melalui mulut dan mengeluarkannya melalui
hidung dan mulut. Pengeluaran melalui hidung harus ditekankan pada
tahap awal pembelajaran untuk mengurangi resiko perserta menghirup
air melalui hidung.
11. Membuka Mata dalam Air
Melihat di bawah air merupakan hal yang menarik. Pada
awalnya mungkin pedih sesaat, tetapi para siswa menyesuaikan
26
dengan cepat dan mengalami sedikit masalah melihat objek atau siswa
lain. Ajarkan siswa untuk tidak takut membuka mata di dalam air.
Melihat kedalam air mengurangi resiko bertabrakan dengan siswa lain
atau dengan siswa lain atau pinggiran kolam. Ini juda memberikan
umpan balik kinestetik bagi perenang untuk mengetahui dimana tubuh
mereka berada pada saat berenang. Siswa yang khawatir untuk
menyelam wajah mereka biasanya menggunakan kaca mata khusus
untuk mengurangi ketakutan tersebut.
12. Pengapungan tanpa Bantuan
Pengapungan tanpa bantuan atau meluncur adalah langkah
pertama untuk menjadi perenang yang mandiri. Ajarkan siswa untuk
bisa mengapung tanpa bantuan orang lain. Bentangkan lengan diatas
kepala, tempatkan wajah didalam air, dan angkat berlahan kaki keluar
dari dasar kolam untuk mengapung (tekan dengan kaki-kaki untuk
meluncur kedepan). Mengapung terlentang harus mulai dari
kedalaman air mencapai dada dan lengan melebihi pinggiran kolam
secara horizontal. Ambil nafas dalam dan letakkan kepala kebelakang
di dalam air sampai kedua telinga basah. Nyamankan dan biarkan
kedua kaki mengapung didalam posisi horizontal. Kuncinya yaitu
untuk menahan pengapung tanpa bantuan selama 5 detik.
27
13. Berputar
Menguasai cara berputar membiarkan siswa untuk merubah
gerakan atau untuk mengistirahatkan diri setelah berputar dari depan
kebelakang. Capai sebuah titik tujuan di depan kepala dan lanjutkan
bergerak didepan.
14. Merubah Petunjuk
Perubahan petunjuk membantu individu untuk kembali dengan
selamat. Para peserta harus dapa berenang pada jarak pendek dari
pinggir kolam dan kembali menggunakan putaran yang lebar. Metode
merubah petunjuk lainnya menghentikan renang, injakan air, putaran
dan buatlah peraturan baru dan mulai berenang membelakangi pinggir
kolam.
15. Injakan Air
Injakan air adalah posisi pendukung air yang dalam. Hal ini
ditunjukkan dalam posisi semi vertikal, dengan kepala di atas dan
keluar dari air. Ajarkan siswa untuk melakukan injakan air dengan
cara Tangan menunjukkan gerakan mendayung-dayung. Dayungan
adalah menggerakan tangan delapan dengan dengan telapak tangan
didepan, gerakkan tangan kedepan dada kemudian menjauh ke posisi
yang lebih luas dari pada punggung. Kaki di tekan dengan menendang
kebawah. Gunakan tendangan kayuh sepeda, tendangan gunting,
tendangan gerakan gaya dada atau tendangan berputar.
28
16. Menggunakan Baju Pelampung
Jika baju pelampung tersedia, para peserta didik harus tahu
bagaimana menggunakannya dengan baik. Baju pelampung
memberikan topangan bagi para perenang dan non perenang.
Dari penjelasan diatas tentang karakteristik dan struktur pengajaran
renang seorang guru harus bisa menjelaskan dan memahami pemilihan
kegiatan dalam aktivitas air.
7. Karakteristik Siswa SD
Menurut Depdiknas (2003: 13) berdasarkan tingkat usianya
perkembangan siswa SD dapat digolongkan:
a. Perkembangan fisik
Siswa SD secara umum perkembangan fisik sejalan dengan
perkembangan mental, terutama pada tahun-tahun pertama gizi dan
kesehatan mempunyai dampak yang besar terhadap kecerdasan.
b. Perkembangan emosi
Siswa SD sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan
dorongan dan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan
lingkungannya. Ia belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku
yang dapat diterima secara sosial. Kebanyakan anak usia 6-12 tahun
dapat dengan baik menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ia tahu
peran apa yang harus dimainkan di lingkungan rumah, sekolah dan di
29
kalangan teman sebaya. Disamping itu, melalui permainan dan
olahraga anak dimungkinkan mengeluarkan emosinya secara wajar.
Anak belajar aspek-aspek yang penting dari sosialisasi sepeti : belajar
memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari
olahraga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompok serta keadilan dan demokrasi.
c. Perkembangan mental intelektual
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, siswa SD sudah
mulai memasuki tahap operasional konkrit. Dari apa yang dipelajari
disekolah, ia belajar menghubungkan konsep – konsep baru dengan
konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk
konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan,
perbedaan jenis kelamin, moral dan sebagainya.
d. Perkembangan sosial
Pada masa ini dunia menjadi lebih luas dibandingkan dengan
masa kanak-kanak,. Sejak masuk SD, keinginan anak untuk menjadi
anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya semakin
meningkat. Untuk itu ia cenderung mengikuti nilai-nnilai kelompok.
30
Walaupun kadang-kadang ini berarti harus menentang peraturan-
peraturan dari orang tua.
e. Perkembangan moral
Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, tentang
keadilan menjadi lebih beragam (berdiferensiasi) dan lentur
(fleksibel), tidak selalu berarti pada masa kanak-kanak. Dalam
penilaian tentang baik dan buruk ia mulai mempertimbangkan dampak
dari situasi-situasi khusus. Ia mulai memahami bahwa penilaian
tentang baik buruk dapat berubah, tergantung dari keadaan dan situasi
munculnya perilaku itu.
f. Perkembangan kepribadian
Kepribadian anak bisa dipengaruhi oleh orang tua, guru, dan
teman-temanya. Anak mulai mengagumi tokoh-tokoh baik dari sejarah
maupun cerita fiksi, dari dunia film atau olahraga. Berdasarkan
pengalaman ini, ia membentuk konsep “diri idealnya”, pribadi macam
apa yang dicita-citakan bagi dirinya. Mula-mula ideal ini dibantu
menurut pola orang tua, guru dan tokoh-tokoh dilingkungan dekatnya.
Dengan meningkatnya usia, orang-orang yang tidak dikenal tapi
pernah didengar atau dibaca dapat juga menjadi inti dari inti idealnya.
Dari sumber-sumber yang banyak membentuk anak “diri ideal” yang
akan menjadi patokan umum bagi perilakunya
31
Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu
diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya
ditingkat sekolah dasar, sebagai guru harus dapat menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting
bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.
8. Prinsip – Prinsip Developmentally Approciate Practice (DAP)
Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang
sesuai dengan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice
(DAP) atau dalam bahasa Indonesia berarti ”Pendidikan yang patut sesuai
dengan tahapan perkembangan anak” (Megawangi, 2005 : 1). Berdasarkan
konsep ini, para pendidik harus mengerti bahwa setiap anak adalah unik
mempunyai bakat, minat, kelebihan, dan kekurangan, dan pengalaman yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, para pendidik hendaknya dapat menyesuaikan
diri dengan keunikan-keunikan tersebut.
Konsep atau pendekatan DAP ini telah menjadi acuan dalam
pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan dalam pengembangan
selanjutnya diadaptasi dalam program pendidikan dasar terutama untuk kelas
rendah. Banyak uraian yang bisa kita temukan dalam prinsip Developmentally
Appropriate Practice (DAP) dalam pengertian penyesuaian sesuai substansi,
sekaligus metode dan strategi dengan karakteristik siswa atau peserta didik.
Prinsip Pokok DAP (Developmentally Appropriate Practice).
32
Metode pembelajaran yang sejalan dengan konsep DAP adalah
metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Metode ini, selain
sesuai dengan tahapan perkembangan anak, juga memperhatikan keunikan
setiap anak.
Metode pembelajaran dengan konsep DAP dianggap dapat
mempertahankan, bahkan meningkatkan gairah belajar anak-anak. Konsep
DAP memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (the whole child) yang
melibatkan empat komponen, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings); karena pikiran,
emosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak bekerja secara bersamaan dan saling
berhubungan. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik adalah
metode pembelajaran yang dapat melibatkan semua aspek ini secara
bersamaan, sehingga perkembangan intelektual, sosial, dan karakter anak
dapat terbentuk secara simultan
Prinsip-prinsip ini didasarkan pada yang dikembangkan oleh
Bredekamp et. al (dalam Megawangi, 2005).
Tabel 1. Prinsip dan Praktek DAP
Prinsip Praktek
Belajar paling efektif
bagi anak-anak adalah
ketika kebutuhan
fisiknya sudah
terpenuhi, dan ketika
secara psikologis
mereka merasa aman
DAP memperhatikan kebutuhan biologis
anak. Pada usia TK dan SD anak-anak
memerlukan aktivitas fisik yang membuat
mereka aktif, sehingga dapat membantu
pembentukan kepercayaan dirinya.
Contohnya, anak tidak disuruh duduk,
menulis, dan mendengarkan ceramah guru
33
dan nyaman.
dalam waktu yang lama. DAP memberikan
peluang bagi anak untuk aktif, bermain,
waktu tenag, belajar, dan beristirahat
secara seimbang. Anak-anak akan lebih
cepat mempelajari suatu konsep dengan
keterlibatannya secara aktif, misalnya
bekerja dengan obyek nyata/tiruannya atau
kerja tangan, daripada hanya disuruh
mendengarkan guru. Lingkungan belajar
juga harus aman sehingga semua anak
merasa aman dan diterima oleh
lingkungannya.
Anak-anak
membangun
Pengetahunnya
Anak-anak membangun pengetahunnya
Pengetahuan anak yang dibangun
merupkan hasil dari interaksi dinamis
antara individu, dengan lingkungan fisik
dan sosialnya. Artinya, anak mendapatkan
pengetahuan melalui eksplorasi dan
eksperimen aktif. Salah satu eksperimen
yang berharga adalah membuat kesalahan
yang konstruktif yang merupakan hal yang
penting bagi perkembangan mentalnya,
yaitu belajar dari kesalahan. Anak-anak
perlu membangun hipotesanya dengan
mengadakan percobaan dan berbagai
bentuk manipulasi, mengamati apa yang
terjadi, membandingkan hasilnya,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan mencari jawabannya.
Anak-anak belajar
melalui interaksi
sosial dengan para
orang dewasa di
sekitarnya dan teman-
teman sebayanya
Contoh terpenting adalah hubungan antara
orang tua dan anak. Para guru mendorong
agar hubungan dapat terjalin lebih kuat,
termasuk dengan kawan sebayanya dan
orang dewasa lainnya, sehingga proses
belajaran akan lebih efektif. Tugas guru
adalah memberi dukungan, mengarahkan,
dan memberikan motivasi, sehingga anak
adapat belajar berinteraksi dan menjadi
individu manidiri. Kurikulum DAP akan
memberikan kesempatan bagi anak untuk
mengerjakan suatu pekerjaan
berkelompok, sehingga anaka dapat belajar
34
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
kawan-kawannya. Termasuk juga diskusi
di kelas yang dipandu langsung oelh
gurunya.
Anak-anak belajar
melalui bermain
Bermain dapat memberikan kesempatan
pada anak untuk berekspresi,
bereksperimen, memanipulasi, yang
semuanya adalah ahl yang paling penting
untuk membangun pengetahuan dan
membangun kemampuan berpikir
representatif. Ketika bermain, anak-anak
dapat belajar mengkaji dan meningkatkan
daya pikirnya melalui respon yang
diperoleh dari lingkungan fisik dan
sosialnya. Melalui bermainlah anak-anak
dapat mengembangkan daya imajinasi dan
kreativitasnya. Pada usia SD, permainan
anak-anakmenjadi lebih berorientasi pada
peraturan dann dapat meningkatkan
kemandirian dan kerjasama, sehingga
dapat mendukung perkembangan sosial,
emosi, dan intelektualnya.
Ketertarikan anak-
anak terhadap sesuatu,
dan rasa ingin tahunya
yang tinggi dapat
memotivasi belajar
anak
Anak-anak membutuhkan pengalaman
yang mempunyai arti penting bagi ereka.
Dalam kelas yang sesua dengan DAP, para
guru akan mencari cara dan strategi untuk
membuat anak tertarik dan memberikan
peluang bagi anak untuk memecahkan
persoalan secara bersama. Guru akan
mencari berbagai aktivitas dan kegiatan
yang dapat menarik minat anak, sehingga
motivasi anak untuk belajar akan
meningkat. Hal ini akan menumbuhkan
kecintaan anak untuk belajar, rasa ingin
tahu, perhatian, dan motivasi dari dalam
diri anak untuk terus mencari pengetahuan.
Prinsip DAP diterapkan mengandung asumsi bahwa kurikulum,
interaksi anak dan orangtua atau guru, interaksi sekolah dan rumah, serta
35
penilaian harus sesuai dengan prinsip DAP. Berdasarkan hal tersebut, prinsip
DAP mengembangkan contoh-contoh pembelajaran yang patut sesuai dengan
perkembangan anak. DAP sendiri dapat diterapkan baik di TK/PAUD maupun
SD. Dari prinsip DAP tersebut anak-anak atau siswa dapat belajar melalui
bermain, guru pendidikan jasmani disini hendaknya dapat melakukan
pembelajaran khususnya aktivitas air lewat pendekatan bermain.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai proses pembelajaran baik secara teori maupun
praktek dilapangan telah banyak dilakukan salah satunya penelitian tentan
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jogkok Melalui
Pendekatan Permainan Pada Siswa SMP Negeri 2 Tanjungpandan Belitung”
oleh Daryono (2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa VII
C SMP Negeri 2 Tanjungpandan Belitung yang berjumlah 32 siswa. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 rata-rata nilai siswa 67,19
meningkat dari nilai rata-rata sebelumnya. Pada siklus 2 nilai rata-rata 71,25
meningkat dari pada siklus 1. Pada siklus 3, semua siswa dapat mencapai
kriteria ketuntasan minimal.
C. Kerangka Berpikir
Keberanian lewat pengenalan air merupakan materi dalam olahraga
renang. Dalam pembelajaran materi pokok terutama dalam hal meningkatkan
keberanian siswa dalam belajar aktivitas air.
36
Komponen utama dalam pembelajaran adalah kegiatan belajar-
mengajar. Didalam kegiatan belajar-mengajar salah satunya mencakup
pemilihan teknik mengajar serta media yang cocok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Persiapan yang baik bagi seorang guru adalah menyiapkan
materi pelajaran dengan mengerjakan semua soal secara berurutan seperti
seorang siswa. Disamping itu, seorang guru harus menguasai berbagai macam
model, strategi atau pendekatan pembelajaran sehingga dalam menyampaikan
materinya akan lebih mudah dan bervariasi dan siswa tidak merasa bosan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan adalah
pembelajaran dengan pendekatan bermain.
Pendekatan bermain merupakan pendekatan pembelajaran
menggunakan permainan sehinga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dari
menggunakan permainan tersebut maka sebagai seorang guru harus dapat
memberikan pelajaran yang tidak membosankan dan menyenangkan. Salah
satunya pembelajaran keberanian lewat pengenalan air.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis merancang pelaksanaan
pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui
tingkat perkembangan dan keberhasilan dari pendekatan yang diterapkan. Hal
tersebut diwujudkan dalam penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
penulis lakukan dalam rangka meningkatkan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air pada siswa kelas I C SD Muhammadiah Bodon
Yogyakarta.
37
D. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya, maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan terhadap penelitian sebagai berikut :
“melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran aktivitas air dapat
meningkatkan keberanian siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon tahun
ajaran 2012 / 2013”
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research), yang dilakukan secara kolaboratif. Artinya peneliti tidak
melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau kerjasama dengan
guru Pendidikan Jasmani dan kelas I C SD Muhammadiah Bodon
Yogyakarta. Secara partisipasi, peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti
akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Model penelitian ini
adalah model Kurt Lewis, yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi (Nana Syaodih, 2010:145).
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:3), penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keberanian siswa
kelas I C dalam pembelajaran aktivitas air SD Muhammadiah Yogyakarta,
dengan pendekatan bermain.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Menurut
Pardjono (2007:22), menyebutkan: mereka menggunakan empat komponen
39
penelitian dalam setiap langkah, (perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi).
Model Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan pengembangan dari
model Lewin. pada Model Kemmis dan Taggart, komponen tindakan dan
observasi menjadi satu komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara
simultan. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 1: Model Kemmis dan Mc Taggart
Sumber: Pardjono dkk. (2007:21)
C. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiah Bodon
Yogyakarta kelas I C semester 2 tahun ajaran 2012/2013.
2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas I C SD
Muhammadiah Bodon Yogyakarta.
40
3. Siklus PTK
Penelitian PTK ini adalah kegiatan pemberian tidakan atau
perlakuan dalam proses pembelajaran. Perlakuan pada siklus berikutnya
(yang satu) harus berbeda secara jelas dari siklus sebelumnya (yang lain).
Jika yang berbeda hanya topik, sementara perlakuannya masih sama,
berarti siklus itu masih sama, tak dapat dinamakan siklus baru. Siklus akan
terus dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai masalah terpecahkan.
D. Prosedur Penelitian
1. Langkah Persiapan PTK
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan
dan dibuat berbagai input dan instrument yang akan dilaksanakan untuk
memberikan perlakuan dalam PTK, oleh peneliti, kolaborator dan siswa,
yaitu :
a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Dengan Kompetensi Dasar mempraktikan aktivitas dasar di air dan
Mempraktikkan berbagai permainan di air dangkal disertai nilai
percaya diri, kebersihan, dan disiplin.
b. Guru beserta Kolaborator membuat persiapan perangkat pembelajaran
berupa lembar pengamatan dan pedoman pelaksanaan siswa berupa:
wawancara, lembar observasi siswa, observasi guru, observasi kelas
dan dokumentasi.
41
c. Kriteria siswa yang berani apabila siswa, berani masuk ke kolam siswa
berani membasuh semua anggota badannya dengan air, siswa senang
dalam pembelajaran dan siswa bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
2. Langkah Pelaksanaan PTK
Setelah guru yakin bahwa siswa sudah memahami tindakan dalam
pembelajaran dengan model baru, yang menekankan pada pembentukan
keberanian siswa. Langkah awal dari pelaksanaan tindakan dengan model
baru sebagai berikut:
a. Guru menjelaskan pada siswa bahwa dalam pembelajaran penjasorkes,
pokok bahasan aktivitas air menggunakan pendekatan bermain dalam
membentuk keberanian siswa
b. Guru menjelaskan materi renang dapat membentuk keberanian siswa:
dari sikap pengenalan air, sifat air, gerak tubuh dalam air, gerak
mengapung dalam air.
c. Siswa melakukan tindakan ini secara urut dan bergantian, mengikuti
instruksi guru, dan pada pelaksanaan ini peneliti dan kolaborator
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disiapkan.
42
3. Langkah Pengamatan PTK
Sesudah guru selesai melakukan tahapan tindakan subjek, maka
langkah berikutnya merancang bagaimana pengamatan dilakukan. Hal-hal
yang perlu dilaporkan tentang pengamatan adalah:
a. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh kolaborator
b. Pengamatan dilakukan saat siswa melakukan tindakan bersama-sama
c. Pengamatan objek yang diamati adalah: kegiatan siswa yang sedang
mengikuti pelajaran penjas, kegiatan guru yang melakukan proses
pembelajaran dan keadaan lingkungan sekolah.
Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus satu kali tatap muka dan
apabila siklus II belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4. Refleksi
Guru dan Kolaborator melakukan refleksi, refleksi di sini meliputi
kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan
dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk
memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.
Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi
setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses
dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK
sebagai keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses
43
menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dan
mengabstraksikan data secara sistematis danrasional untuk menampilkan
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap
tujuan PTK.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data,
paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses
penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan
data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya. Sedangkan
menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang
telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan /atau
formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas.
Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan
keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan
sejawat) permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada
siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum
tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
44
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan instrument antara lain: pedoman
wawancara, lembar observasi, dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 156) observasi atau
pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.
Observasi dilakukan oleh peneliti dengan pengamatan, menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan. Hal yang akan diamati adalah
keberanian siswa selama mengikuti pembelajara penjas khususnya
aktivitas air. Pedoman pengisian instrumennya sudah tersedia, observer
tinggal membubuhkan tanda check (v) jika hal yang diamati muncul,
antara lain:
a. Lembar observasi penilaian proses sikap berani selama pelajaran
penjas berlangsung.
b. Lembar observasi kelas terhadap guru
Lembar observasi Guru dalam kegiatan pembelajaran meliputi
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peningkatan keberanian
2. Memberi keyakinan sukses sebelum siswa melakukan
3. Memberikan umpan balik termasuk koreksi kepada siswa
4. Memberikan kesempatan atau umpan secara progress
5. Melakukan pembelajaran yang bersifat menyenangkan
45
6. Memberikan evaluasi kepada siswa
c. Lebar observasi terhadap perilaku siswa
2. Dokumentasi
Dokumentasi dari kata asalnya “dokumen”, yang artinya barang-
barang tertulis (dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen atau catatan yang
mendukung dalam proses pembelajaran antara lain: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Silabus, daftar hadir siswa, daftar nilai. Proses
pembelajaran dicatat dalam lapangan dan dokumentasi dalam bentuk foto
kegiatan.
3. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data kualitatif dengan cara
dialog langsung dengan siswa yang dinilai (Pardjono, 2007: 42).
4. Validitas dan Reabilitas Instrument
Dalam penelitian ini untuk menggambarkan validitas instrument
menggunakan content validity atau validitas isi kemudian menggunakan
expert judgement atau yang biasa disebut dengan konsultasi ahli dan
sedangkan untuk reabilitas instrument menggunakan teknik triangulasi
data dalam Suharsimi Arikunto (2010: 178), artinya pemantapan data
melalui tiga sudut, data akan dikumpulkan melalui sumber majemuk untuk
memasukan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber
majemuk maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan
46
kebenaran suatu data. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah triangulasi teknik pengambilan data. Mengecek data kepada
informan yang sama dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.
Peneliti mengecek data dengan hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data dengan mengadakan
dialog langsung dengan subjek (siswa) yang akan dinilai, teknik ini
dipandang sebagai pengumpulan data kualitatif yang tepat.
2. Observasi merupakan teknik pengumpulan terhadap sasaran pengukuran
(siswa dan guru) dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah
disiapkan sebelumnya. Hal yang akan diungkap spesifik, disini
keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas air.
3. Dokumentasi merupakan segala alat yang digunakan dalam proses belajar
mengajar baik yang berupa catatan maupun gambar kegiatan selama
proses pembelajaran penjas.
Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai peneliti yang melakukan
tindakan, sedangkan kolaborator mengamati terhadap berlangungnya proses
tindakan dengan menggunkan lembar observasi, metode wawancara,
dokumentasi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengumpulkan data mengenai
47
aktivitas guru dan siswa selama pembentukan keberanian dengan pendekatan
bermain.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen
No Data Objek Instrumen
1 Proses Pembelajaran Guru Lembar Observasi
Dokumentasi
2 Partisipasi Guru
Siswa
Lembar Observasi
Dokumentasi
3 Keberanian Siswa Lembar Observasi
Dokumentasi
wawancara
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara peneliti bersama kolaborator merefleksi hasil
observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan
siswa di dalam kelas. Data kualitatif dalam lembar observasi diolah menjadi
kalimat-kalimat yang bermakna dan dianalisis secara kuantitatif. Teknik
analisis data yang digunakan secara berturutan yaitu pengumpulan data
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
48
Reduksi data dalam penelitian ini meliputi penyeleksian data melalui
ringkasan atau uraian singkat dan pengolahan data ke dalam pola yang lebih
terarah. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Penyajian data dilakukan dalam rangka
mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara
sistimatis dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan tindakan, observasi
dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan
upaya pencarian makna data. Data yang terkumpul disajikan secara sistimatis
dan perlu diberi makna.
Dalam PTK ini juga dilakukan teknis analisis data dengan
membandingkan kesesuaian rencana pembelajaran yang telah didiskusikan
antara peneliti dengan kolabolator dengan pelaksanaan di lapangan dengan
cara dicatat dalam lembar obsevasi guru (LOG). Dampak dari penerapan
pembelajaran pendekatan bermain terhadap kondisi siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung, selanjutnya dicatat dalam lembar observasi
siswa (LOS), menganalisis hasil dokumentasi kamera, dan menganalisis hasil
pengamatan tentang keberanian siswa dan menganalisis hasil wawancara
terhadap siswa. Ketiga analisis data ini dilakukan dengan teliti dan cermat
agar dapat ditarik kesimpulan dengan benar. Model analisis kualitatif yang
49
terkenal adalah model Miles & Hubberman (1992) dalam Tjetjep Rohendi
(1992:20) yang meliputi :
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara
mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru
kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang
membantu. (dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Model analisis PTK
Sumber : Miles & Hubberman (1992) dalam Tjetjep Rohendi
(1992:20)
Data yang diperoleh akan dikategorikan berdasarkan kriteria yang
dihitung menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan metode
persentase, untuk membandingkan suatu prestasi dengan suatu patokan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perhitungan PAP ini diketahui
penguasaan kompetensi minimal yang mungkin dicapai adalah sebesar 0%
sedangkan skor maksimal yang mungkin dicapai adalah 100%. Kategorisasi
50
data pada penelitian ini akan dikategorikan menjadi 5 kelas. Perhitungannya
menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2009: 70).
P = Skor tertinggi – skor terendah = 100 – 0 = 20
Jumlah kelas 5
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka diperoleh patokan kategorisasi
data sebagai berikut:
Tabel 3. Pengkategorian keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air
No Aspek Keaktifan Siswa Kriteria
1 Keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air
melalui lembar observasi,
dokumentasi, dan wawancara
80 -100 % Amat Baik
60 – 79 % Baik
40 – 59 % Cukup
20 – 39 % Kurang
0 – 19 % Amat Kurang
Tabel 4. Aktivitas Guru dalam mengajar aktivitas air
No Aspek Keaktifan Guru Kriteria
1 Aktivitas guru dalam
pembelajaran aktivitas air
80 -100 % Amat Baik
60 – 79 % Baik
40 – 59 % Cukup
20 – 39 % Kurang
0 – 19 % Amat Kurang
Analisis terhadap keberanian siswa dalam aktivitas air dilakukan
dengan yaitu dengan membandingkan hasil wawancara, lembar observasi, dan
dokumentasi pada proses pembelajaran aktivitas air
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
\
A. Deskripsi Lokasi
Proses penelitian tindakan di SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta,
peneliti bersama kolaborator melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran Penjasorkes dalam upaya meningkatan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan permainan yang dilakukan
selama dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan, siklus kedua
dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi
proses perilaku peningkatan keberanian siswa dalam proses pembelajaran
aktivitas air. Penlitian ini dilakukan di kolam renang Tirta Mulya Malangan,
Umbulharjo, Bantul.
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Siklus I, pertemuan ke-1
a. Tahap Perencanaan (planning)
Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama kolaborator
merencanakan skenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas
pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut. Secara rinci
kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
1) Tujuan penelitian dan rencana tindakan disosialisasikan kepada
kolaborator dan siswa. Peneliti, kolaborator dan siswa melakukan
52
tukar pikiran untuk menyamakan persepsi dalam menggunakan
pendekatan model-model pembelajaran aktivitas air melalui
pendekatan bermain.
2) Membuat skenario model-model pembelajaran aktivitas air melalui
pendekatan bermain, menyusun RPP dengan pokok bahasan
pengenalan air.
3) Menyiapkan fasilitas pembelajaran, alat- alat yang digunakan dalam
aktivitas air.
4) Dalam peneliti ini dibuat dan disusun instrumen untuk melakukan
monitoring keberanian siswa selama pembelajaran aktivitas air,
melalui lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi.
5) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.
6) Menyiapkan kegiatan refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan (action)
Pertemuan ke-1, dilaksanakan pada hari Sabtu,16 Maret 2013,
dua jam pelajaran (70 menit) dengan urut-urutan kegiatan sebagai
berikut:
1) Guru mengumpulkan siswa dengan cara dibariskan, salah satu
anak diminta untuk memimpin berdoa, presensi siswa dalam hal ini
jumlah siswa 36.
53
Gambar 3 : Siswa di absen
2) Selanjutnya guru melakukan pembelajaran sesuai materi pada hari
ini yaitu, pembelajaran aktivitas air dan pengenalan air di kolam
antara lain: Permainan 1. Siswa melakukan pemanasan, siswa
bermain naik kereta api dengan jara berbaris kemudian berjalan
mengelilingi kolam yang dangkal.
Permainan 2. Siswa melakukan bermain cicak-cicak di dinding. siswa
masuk ke kolam, kemudian siswa menghadap ke tembok. Kemudian
siswa berjalan ke samping mengelilingi kolam dengan tangan
memegang dinding kolam.
Gambar 4 : Siswa bermain cicak-cicak di dinding
54
Permainan 3. Siswa melakukan permainan tembak-tembak air secara
bersamaan.
Gambar 5 : Siswa melakukan permainan tembak air
Permainan 4. Bermain menebak jumlah jari guru dengan cara
menyelam. Siswa masuk kedalam kolam, kemudian guru menaruh
tangannya di dalam kolam, kemudian guru mengacungkan jari dalam
kolam, nanti siswa menyelam dan menebak jari guru yang
mengacung di dalam kolam.
Gambar 6 : siswa menebak jumlah jari guru di dalam kolam
55
Permainan 5. Bermain lomba lari di sepanjang kolam renang
Gambar 7 : siswa melakukan lomba lari
Permainan 6. Bermain berburu harta karun, guru menyebar koin,
kemudian siswa masuk menyelam mengambil koin.
Gambar 8 : siswa berlomba mencari koin dalam kolam
56
3) pada akhir pembelajaran peneliti melakukan pendinginan, siswa
membuat lingkaran dan bermain bisik kata. Kemudian berhitung
berdoa lalu di bubarkan.
Gambar 9 : siswa bermain bisik kata
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 19
maret 2013, dua jam pelajaran (70’). Materi pokok hampir sama
dengan pertemuan pertama hanya pada pertemuan kedua waktu
permainan kereta api, dimulai dari kolam yang lebih dalam. Jumlah
permainannya, aturan dan pelaksanaannya sama seperti pada
pertemuan pertama hanya saja dilakukan pengulangan permainan
sebanyak dua kali. Pertemuan kedua ini lebih banyak pada evaluasi
proses belajar aktivitas air.
c. Tahap pengamatan (observasi)
Penelitian tindakan ini difokuskan pada kegiatan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan
bermain, maka hasil pengamatan di lapangan disajikan secara
57
kualitatif. Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator terhadap proses
pembelajaran diperolah gambaran sebagai berikut:
1. Pengamatan Terhadap Guru
Berdasarkan pengamatan kolaborator terhadap guru di
lapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat
diperoleh gambaran tentang kelebihan dan kekurangan selama
pembelajaran berlangsung, kelebihannya sebagai berikut:
a) Guru telah berusaha mempersiapkan peralatan dan
lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya. Contohnya guru
telah memberi dan membagi tugas kepada siswa untuk
membawa dan membuat / merangkai peralatan yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
b) Guru telah berusaha memberikan materi pembelajaran
aktivitas air dengan pendekatan permainan, selalu
mendorong dan memotivasi siswa lebih aktif dalam
melaksanakan aktivitasnya. Contohnya pada saat kelompok
siswa melakukan gerakan memasukkan kepala ke dalam air
selalu memotivasi siswa bahwa mereka pasti dapat
melakukannya.
c) Guru telah berusaha membuat suasana pembelajaran yang
Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan (AKIM).
Contohnya pada saat proses pembelajaran guru selalu
58
menekankankan kepada siswa bahwa kelompok yang menang
adalah kelompok yang selalu aktif, kreatif, inovatif sehingga
menyenangkan.
d) Guru telah berusaha memberikan koreksi terhadap kesalahan
yang dilakukan siswa baik secara umum maupun secara
khusus. Contohnya koreksi yang dilakukan secara khusus
diberikan secara individu adalah ketika siswa pada saat
bermain di air. Koreksi secara umum guru selalu memberi
koreksi setiap kelompok siswa melakukan gerakan yang tidak
sesuai dengan harapan.
e) Guru mengevaluasi keberanian siswa dalam pembelajaran
aktivitas air.
Kekurangannya sebagai berikut:
a) Guru belum memberi pengarahan kepada kameramen sehingga
pengambilan gambar mengganggu konsentrasi siswa.
b) Guru belum memberikan teguran atau sangsi kepada siswa
yang masih duduk-duduk mencuri kesempatan saat
pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil observasi kelas terhadap guru dapat dilihat
dari perolehan skor rata-rata semua unsur seperti tersebut di atas
yaitu 67% pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 73% dari skor
maksimal 100%
59
2. Pengamatan terhadap perilaku siswa
Berdasarkan pengamatan peneliti dan kolaborator
terhadap siswa, maka diperoleh gambaran kelebihan dan
kekurangan siswa selama pembelajaran berlangsung,
kelebihannya sebagai berikut:
a) Siswa tampak bersemangat dan berusaha untuk dapat
melakukan kegiatan proses pembelajaran aktivitas air
dengan pendekatan permainan. Situasi permainan sangat
menyenangkan dan menggembirakan merupakan hal yang
baru dan menarik bagi siswa.
b) Komunikasi siswa dengan teman-teman terjalin dengan baik
begitupun juga terhadap guru, sehingga proses pembelajaran
berjalan dengan baik. Contohnya saling bekerjasama dalam
menyusun rintangan.
c) Sebagian besar siswa selalu hadir tepat pada waktunya,
sehingga proses pembelajaran tidak mengalami hambatan
dan berjalan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
Kekurangannya sebagai berikut:
a) Siswa masih ada yang mencuri kesempatan untuk duduk
saat pembelajaran berlangsung (3 siswa). Siswa duduk
karena menangis setelah di ganggu temannya . kemudian
anak itu mau mengikuti pembelajarannya lagi.
60
b) Siswa masih belum bersungguh-sungguh dalam
menjalankan instruksi dari guru.
c) Siswa masih ada yang terlambat mengikuti pembelajaran
karena tempat ganti pakaian terbatas (2 siswa putri).
b. Tahap Refleksi Siklus I
Setelah selasai pelaksanaan pada siklus pertama, peneliti bersama
kolaborator mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan. Masing-masing
pihak menyampaikan pendapat dan pandangannya selama tindakan
diberikan. Dalam membahas dan mengevaluasi hasil keberanian siswa
dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain selama siklus
I, tampak upaya peneliti untuk meningkatkan keberanian siswa dalam
pembelajarannya. Adapun hasil refleksi sebagai berikut.
Pada siklus pertama peningkatan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain dikatan ada
peningkatan tapi belum berhasil pada skor kriteria amat baik. Hal ini dapat
dilihat pada perkembangan kegiatan peneliti dari pertemuan pertama
sampai kedua ada kemajuan baik dari metode mengajarnya, dan interaksi
guru terhadap siswanya. Prilaku keberanian siswa dalam aktivitas air pada
siklus I sudah mengalami peningkatan walaupun belum maksimal, dilihat
dari skor prosentase dari pertemuan ke-1 skor 71,55% dan pada pertemuan
ke-2 skor 78,94% dari skor maksimalnya adalah 100% ada peningkatan
7,39 %.
61
Dari hasil refleksi pembelajaran pada siklus I, hasil yang
diharapkan belum optimal sehingga dalam penelitian ini merasa perlu
untuk melanjutkan tindakan pada siklus kedua. Adapun yang darus
dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu :
1) Guru harus membuat suasana pembelajaran lebih
menyenangkan dan menggembirakan yaitu lebih memodifikasi permainan-
permainannya
2) Guru harus menegur siswa yang masih suka bermain-main
sendiri, duduk di pinggir kolam saat pembelajaran berlangsung.
2. Siklus II, pertemuan ke-1
Dari hasil pada siklus I diambil pokok permasalahan, yaitu siswa
masih perlu di tingkatkan lagi keberanian dalam pembelajaran aktivitas air,
dengan pemberian permainan-permainan di dalam pembelajarannya.
a. Tahap Perencanaan (Planing)
Pada siklus kedua ini direncanakan menggunakan permainan
yang berbeda dari siklus pertama untuk meningkatkan keberanian
siswa dalam pembelajaran aktivitas air. Pada kegiatan akhir pertemuan
kedua diadakan evaluasi selama proses tindakan, peneliti bersama
kolaborator mengamati dan merekan kegiatan yang terjadi melalui
lembar observasi, dokumen foto, agar hasil pengamatan dapat
direfleksikan.
62
b. Tahap pelaksanaan (action)
Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 maret
2013, selama dua jam pelajaran (70 menit). Materi pokok
pembentukan keberanian siswa selama pembelajaran aktivitas air,
melalui pemberian permainan dalam pembelajaran.
1. Sebagai persiapan guru membuka pelajaran dengan
mengumpulkan siswa berdoa, mengadakan presensi, apersepsi dan
menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada siklus II
2. Setelah itu siswa melakukan pemanasan dengan permainan
menirukan gerak ubur-ubur di laut.
Gambar 10: Siswa bermain menirukan ubur-ubur.
3. Kegiatan selanjutnya inti pembelajaran, pertemuan ke-3 ini
terdiri dari 5 kegiatan permainan sebagai berikut :
Permainan 1. Siswa memegang jari kaki dalam kolam terhadap teman
di sebelahnya sesuai dengan aba-aba guru, misalnya guru memberikan
63
aba-aba untuk memegang jari jempol kaki temannya, siswa langsung
bergegas untuk memegang jempol kaki teman di sampingnya.
Gambar 11: Memegang jari kaki teman.
Permainan 2. Bermain lingkaran bdan membentuk bintang laut. semua
siswa saling berpegangan tangan, kemudian bersama-sama
menengkurapkan badannya.
Gambar 12: Bermain lingkaran dan membentuk bintang laut.
Permainan 3. Siswa bermain lomba estafet bola.
Gambar 13: Bermain estafet bola.
64
Permainan 4. Siswa bermain batu karang. siswa memperagakan batu
karang dengan posisi duduk, kedua lutut didepan dada, wajah
menempel pada lutut dan kedua tangan memegang kaki.
Gambar 14: Bermain batu karang
Permainan 5. Berlomba menenggelamkan bola ke dalam kolam.
Gambar 15: Bermain menenggelamkan bola
4. Kegiatan penutup dengan permainan bernyanyi kepala pundak
lutut kaki. Setelah itu siswa dikumpulkan, kemudian berhitung lalu di
bubarkan.
65
Gambar 16: Bernyanyi kepala pundak lutut kaki.
Pertemuan ke-4, pada hari selasa, tanggal 2 April, pada
pertemuan keempat ini peneliti masih memberikan penekanan
peningkatan keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air. Materi
pada pertemuan ke-4 ini hampir sama dengan materi pada pertemuan
ke-3, hanya pada pertemuan ke-4 ini di setiap akhir tindakan diadakan
evaluasi proses dan pengulangan permainan sebanyak dua kali.
c. Tahap Pengamatan (observasi)
1. Pengamatan terhadap guru
berdasarkan pengamatan kolaborator terhadap guru di
lapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat
diperoleh gambaran sebagai berikut :
a) Guru berusaha memberikan materi pembelajaran pada siswa
melalui pendekatan bermain yang mengarah kedapa indikator
ketercapainya keberanian siwa.
b) Guru telah berusaha membuat suasana pembelajaran yang Aktif,
Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan.
66
c) Guru selalu memberikan koreksi dan motivasi terhadap siswa
agar siswa berani untuk melakukan instruksi setiap permainan
pada saat pembelajaran.
d) Guru selalu menjelaskan dan memberikan jawaban yang
ditanyakan siswa, dan memberikan contoh setiap tindakan yang
akan dilakukan.
Adapun hasil observasi kelas terhadap guru dapat dilihat dari
proses pembelajaran aktivitas air. Dengan perolehan skor pada siklus
II pertemuan pertama dengan skor 80% dan pada pertemuan kedua
dengan skor 83%. Berarti ada peningkatan positif dan masuk ke
dalam kriteria skor amat baik.
2. Pengamatan Terhadap Siswa.
Berdasarkan pengamatan peneliti sekaligus sebagai guru dan
kolaborator terhadap siswa maka dapat diperoleh gambaran sebagai
berikut :
a) Siswa sangat senang dan gembira dalam melakukan beberapa
tindakan permainan dalam aktivitas air. Hal ini di tandai dengan
muka ceria para siswa dan menjawab sangat senang ketia bisa
bermain diair.
b) Siswa dapat beradaptasi dengan perilaku keberaniannya, terbukti
di pertemuan ke-4 tindakan ini sudah tidak dijumpai anak yang
tidak berani memasukkan kepalanya kedalam air.
67
c) Siswa tampak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran
aktivitas air.
d) Keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air mulai
terbentuk dalam setiap pembelajarannya. terbukti adanya
peningkatan dalam setiap tindakan dari siklus I hingga tindakan
ke-4 pada siklus II.
Adapun hasil pengamatan terhadap perilaku keberanian siswa
saat pembelajaran aktivitas air berlangsung dapat dilihat perolehan
skor siklus II pertemuan pertama dengan skor 83,66% dan pada
pertemuan kedua dengan skor 90,22%. Hal ini ada peningkatan dari
kriteria baik menjadi amat baik.
d) Tahap Evaluasi (Refleksi) Siklus II
Setelah selasai pelaksanaan pada siklus pertama, peneliti
bersama kolaborator mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan.
Masing-masing pihak menyampaikan pendapat dan pandangannya
selama tindakan diberikan. Dalam membahas dan mengevaluasi hasil
keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan
bermain selama siklus I, tampak upaya peneliti untuk meningkatkan
keberanian siswa dalam pembelajarannya. Adapun hasil refleksi sebagai
berikut.
Pada siklus II peningkatan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain ada peningkatan
68
kriteria skor amat baik. Prilaku keberanian siswa dalam aktivitas air
pada siklus II sudah mengalami banyak peningkatan, dilihat dari skor
prosentase dari pertemuan ke-I skor 71,55% dan pada pertemuan ke-4
skor 90,22% ada peningkatan 19% .
Dari hasil refleksi pembelajaran pada siklus II, hasil yang
diharapkan belum sudah tercapai pada kriteria skor amat baik. Maka
penelitian ini dianggap sudah cukup dan tidak perlu lagi dilanjutkan
pada siklus berikutnya.
C. Penyajian data
1. Hasil dari wawancara pada siswa pada akhir siklus I
Wawancara dilakukan secara klasikal terhadap seluruh siswa.
Tabel 5. Wawancara peneliti dengan siswa saat berakhirnya siklus I
No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pendapat anak-anak
ketika pertama kali mendapat
pembelajaran aktivitas air
dengan pendekatan bermain?
Asik pak, bisa bermain di air
2 bagaimana dengan suasana
pembelajarannya, apakah kalian
merasa senang?
Ya pak, suasananya
menyenangkan pak
3 apakah sekarang kalian sudah
merasa berani untuk mengikuti
pembelajaran aktivitas air?
Sudah berani pak,
4 siapa yang berani turun ke
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
5 siapa yang berani berjalan di
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
6 siapa yang berani berlari di
kolam??
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
7 Siapa yang berani memasukkan Saya pak, 34 siswa menjawabnya
69
kepala tanpa tutup hidung
8 Siapa yang berani menahan
nafas dalam air
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
9 Siapa yang berani membuka
mata dalam air
Saya pak, 31 siswa menjawabnya
10 siapa yang masih ragu-ragu
untuk masuk ke kolam renang?
Saya pak, namanya F dan A. saya
ragu jika memasukkan kepala ke
dalam kolam pak. Nz dan Nr
masih belum terbiasa membuka
mata di dalam air pak., Am juga
masih ragu-ragu untuk membuka
mata dalam air.
11 Mengapa masih takut untuk
masuk ke kolam renang?
12 Mengapa masih ragu - ragu
untuk masuk ke kolam renang?
Ragu-masuk kolam jika saya di
ganggu teman .
Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka rata-rata siswa
berani untuk melakukan permainan aktivitas air, ada beberapa yang masih
ragu-ragu jika ada temannya mengganggu dikolam, contohnya mendorong-
dorong ketika mereka sedang di dalam kolam. Kemudian ada yang masih
ragu-ragu untuk membuka mata di dalam air, karena takut pedih.
2. Hasil Wawancara dengan siswa saat berakhirnya siklus II
Tabel 6. Wawancara peneliti dengan siswa saat berakhirnya siklus II
No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pendapat anak-
anak ketika mendapat
pembelajaran aktivitas air
dengan pendekatan bermain
dengan permainan yang
berbeda?
Asik pak, bisa bermain di air
2 bagaimana dengan suasana
pembelajarannya, apakah
kalian merasa senang?
Ya pak, suasananya
menyenangkan pak
70
3 apakah sekarang kalian sudah
merasa berani untuk
mengikuti pembelajaran
aktivitas air?
Sudah berani pak,
4 siapa yang berani turun ke
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
5 siapa yang berani berjalan di
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
6 siapa yang berani berlari di
kolam??
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
7 Siapa yang berani
memasukkan kepala tanpa
tutup hidung
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
8 Siapa yang berani menahan
nafas dalam air
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
9 Siapa yang berani membuka
mata dalam air
Saya pak, 34 siswa menjawabnya
10 siapa yang masih ragu-ragu
untuk masuk ke kolam
renang?
Saya pak, namanya F dan A. saya
ragu jika membuka matanya di
dalam air.
11 Mengapa masih takut untuk
masuk ke kolam renang?
12 Mengapa masih ragu - ragu
untuk membuka mata di
dalam kolam
Ragu jika airnya membuat mata
pedih.
Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka berani
untuk melakukan permainan aktivitas air, hampir seuruh siswa berani
tapi ada beberapa yang masih ragu-ragu untuk membuka mata di
dalam air, karena pedih.
71
3. Dari hasil dokumentasi siklus I
Gambar 17 : Dokumentasi keberanian siswa.
Terlihat siswa sudah mulai berani turun kedalam air dengan
berpegangan pinggir kolam. Siswa ada beberapa yang masih takut
melakukan cipratan air ke muka, ada siswa yang belu berani menahan
nafas di dalam air. Ada beberapa siswa yang masih takut untuk
memasukkan kepala diair saat bermain berburu harta karun.
72
4. Hasil Dokumentasi siklus II
Gambar 18 : Dokumentasi keberanian siswa siklus II
Dari dokumentasi hasil pada siklus kedua siswa tampak lebih
senang mengikuti pembelajaran aktivitas air, tampak siswa yang sudah
terbiasa berani masuk dalam air, berlari, siswa sudah terbiasa menahan
nafas, siswa berani membuka mata dalam air dan siswa terbiasa untuk
memasukkan kepala diair tanpa tutup hidung dalam permainan
menenggelamkan bola.
73
5. Dari hasil lembar observasi siswa
Tabel 7. Rekap data lembar observasi siswa.
NO Nama Siklus I Siklus II Peningkatan
1 2 1 2
1 Fidela Nadif N 62% 70% 79% 87% 25%
2 Abdurrahman
Fikky
62% 66% 70% 75% 13%
3 Adi Widya
Bisma
62% 66% 70% 75% 13%
4 Adinda
Syahira
66% 75% 83% 87% 21%
5 Adyuta Wieam 70% 83% 87% 95% 25%
6 Aimmatunnafis
N
62% 70% 79% 87% 25%
7 Almas Sarah
Anriska
58% 70% 75% 87% 29%
8 Ananda silvy 62% 70% 79% 87% 25%
9 Arcitta K 62% 75% 79% 87% 25%
10 Armetra Alifio
A.
58% 70% 79% 91% 33%
11 Ataka M. 66% 79% 83% 91% 25%
12 Azzahra N. A. 70% 79% 83% 91% 21%
13 Bima Wahyu
S.
75% 83% 87% 95% 20%
14 Bintang Timur
W
79% 87% 91% 95% 16%
15 Egalita Aulia 66% 79% 83% 87% 21%
16 Elsa Nasylla 70% 79% 83% 91% 21%
17 Equela N 66% 83% 87% 91% 25%
18 Faisal A. 87% 91% 95% 100% 13%
19 Fauzan Fadilah 91% 91% 95% 100% 9%
20 Galang Denta 83% 87% 91% 95% 12%
21 Galih Emfat P 83% 87% 91% 95% 12%
22 Ihza Khoirul I 75% 79% 83% 87% 12%
23 Ilyas Majid 83% 87% 91% 95% 12%
24 Ismha Nadhifa 75% 83% 87% 91% 16%
25 Maulana Qodri 79% 83% 91% 100% 21%
26 M. Faliqul 83% 87% 91% 95% 12%
27 Hahiza Rifqa 58% 66% 70% 83% 25%
74
28 Naura Imana 58% 66% 70% 79% 21%
29 Nayla 75% 83% 87% 91% 16%
30 Nisrina 79% 83% 87% 91% 12%
31 Nuur maitsaa 70% 79% 83% 91% 21%
32 Rahil Hafiza 83% 87% 87% 91% 8%
33 Ravansa Viko 91% 91% 95% 100% 9%
34 Rika K 62% 70% 75% 83% 21%
35 Sofita Amalia 66% 75% 79% 87% 21%
36 Zulfati S 79% 83% 87% 95% 16%
Rata- rata 71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19%
Kriteria Baik Baik Amat
Baik
Amat
Baik
Dari sajian data tersebut dapat disimpulkan hasil wawancara
dokumentasi dan observasi terlihat siswa telah menunjukkan berbagai
indikator keberaniannya.
D. Triangulasi Data
Dari kesimpulan hasil wawancara, kesimpulan dokumentasi dan
lembar observasi menyatakan kesimpulan yang sama.
E. Analisis Data dan Pembahasan
Berdasarkan hasil refleksi dan analisis data yang digabungkan dari
data wawancara, dokumentasi dan observasi tiap-tiap siklus, maka hasil
penelitian tindakan menunjukkan bahwa pada hasil tindakan siklus II sudah
terlihat peningkatan yang berarti di bandingkan pada siklus I. pada siklus II
ini telah tercapai tujuan peningkatan keberanian siswa, terlihat dari hasi
observasi pertama siklus I skor 71,55%, sedangkan di akhir siklus 90,22%.
Jadi ada peningkatan 19% hasil yang dicapai siswa pada siklus II sudah
75
masuk dalam kriteria skor amat baik. Berikut ini perkembangan hasil proses
penerapan keberanian dalam pembelajaran aktivitas air.
Tabel 8: Data hasil penerapan keberanian siswa dalam pembelajaran
aktivitas air.
No Pengamatan Hasil Skor prsentasi Peningkatan
pada awal
dan akhir
Keterangan
skor kriteria
Siklus I Siklus II
1 2 1 2
1 Keberanian
siswa
71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19% Amat Baik
2 Observasi
Guru
67% 73% 80% 83% 16% Amat Baik
3 RPP 66% 66% 86% 86% 20% Amat Baik
Rata-Rata
66,5% 69,5% 83% 84,5% 18%
Dari hasil pengamatan pada siklus I, dan II terlihat sekali kemajuan
yang dicapai. Pada penilaian akhir siklus I perolehan skor rata-rata kelas yaitu
69,5% dan pada akhir siklus mengalami peningkatan skor rata-rata kelas
secara signifikan yaitu 84,5%. Dengan demikian tindakan proses peningkatan
keberanian dalam pembembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain
pada siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon, dapat dikatakan berhasil.
Setelah dilakukan evaluasi terhadap tindakan kelas yang telah
dilaksanakan selama dua siklus, dapat dilaporkan segi-segi penelitian yang
dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan segi-segi lain yang dianggap
kurang memenuhi harapan. Tindakan yang telah menunjukkan hasil yang
sesuai dengan harapan kiranya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
76
proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan tindakan yang kurang berhasil
diharapkan menjadi telaah untuk perbaikan dan penyempurnaan.
1. Siklus I
Pada siklus pertama tindakan dalam proses peningkatan
keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air pada siswa kelas I SD
Muhammadiyah Bodon sudah tepat. Pada siklus pertama proses
pembentukan keberanian dalam pembelajaran aktivitas air di berikan
dalam bentuk permainan. dalam pembelajarannya siswa merasa senang
dan bergembira dengan tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu
siswa dapat melakukan proses pembentukan keberanian. Peralatan yang
dipakai murah, fleksibel dan dapat ditemukan di mana-mana serta tidak
membahayakan bagi siswa yang menggunakannya. Metode
pengajarannya sudah memenuhi kriteria didaktik metodik dan
disesuaikan dengan karakteristik anak usia SD dan perkembangan siswa
merasa mudah melakukan setiap gerakan tindakan yang dilakukannya.
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan dalam proses pembentukan keberanian
siswa dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain pada
siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon sudah tepat, pada siklus II ini
peneliti membuat modifikasi permainan dan menambah sarana dalam
permainan, dengan harapan keberanian siswa dapat terbentuk. Pada siklus
II ini terbukti keberanian siswa pada kriteria amat baik, dengan demikian
77
peningkatan keberanian dengan pendekatan bermain dalam penelitian ini
dapat dikatakan berhasil, sesuai dengan nilai rata-rata pada pertemuan ke
3 dengan skor 83,66% dan pada tindakan pertemuan ke-4 dengan skor
90,22% berarti ada peningkatan 6.56% dengan kritertia skor amat baik,
bisa dikatakan memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti.
Pendekatan bermain dapat meningkatkan keberanian siswa. Model
pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan
perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya
imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah dan
siswa merasa senang untuk melakukannya, dari rasa senang dalam bermain itu
siswa akhirnya berani untuk melakukan aktivitas permainan yg di lakukan di
air. Penambahan sarana dalam pembelajaran aktivitas air, siswa jadi merasa
lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran aktivitas air. Sarana yang
digunakan juga harus disesuaikan untuk usia anak SD, sarana yang digunakan
harus aman, dan tidak beresiko untuk mengakibatkan cedera.
Model Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain. Pendekatan
permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk
bermain tanpa mengabaikan materi inti. Metode pembelajaran yang sejalan
dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi
anak. Metode ini, selain sesuai dengan tahapan perkembangan anak, juga
memperhatikan keunikan setiap anak.
78
Siswa - siswa belajar melalui bermain, bermain dapat memberikan
kesempatan pada anak untuk berekspresi, bereksperimen, memanipulasi, yang
semuanya adalah hal yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan
membangun kemampuan berpikir representatif. Ketika bermain, Siswa - siswa
dapat belajar mengkaji dan meningkatkan daya pikirnya melalui respon yang
diperoleh dari lingkungan fisik dan sosialnya. Melalui bermain anak-anak
dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya. Dalam aktivitas air,
pendekatan bermain anak-anak menjadi lebih berorientasi pada peraturan dan
dapat meningkatkan kemandirian, keberanian dan kerjasama, sehingga dapat
mendukung perkembangan sosial, emosi, dan intelektualnya. Dari hasil
penelitian tersebut bisa dilihat peningkatan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air.
79
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain pada siswa kelas I
C SD Muhammadiyah Bodon selama 2 siklus dapat meningkatkan keberanian
siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas air di mana siswa dapat
menunjukkan perilaku berani, aktif dan tidak cepat jenuh dalam pembelajaran.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan dari segi penerapan hasil penelitian ini adalah, bahwa hasil
penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Hasil penelitian ini hanya dapat
diterapkan pada situasi, kondisi dalam kasus yang sama, karena penelitian
ini berskala kecil dan menyelidiki permasalahan dalam situasi khusus.
2. Keterbatasan dalam peneliti ini yang meliputi pengalaman, tenaga, biaya,
waktu, dan kemampuan diharapkan tidak mengurangi makna di dalamnya.
3. Keterbatasan waktu dan padatnya materi dalam pembelaran penjasorkes 1
kali pertemuan/minggu membuat dalam penelitian ini menghentikan siklus
yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus/2 pertemuan), sehingga
keberanian siswa belum melekat secara mendalam dalam diri siswa
dikarenakan hanya dalam 2 siklus.
80
4. Semestinya penelitian di laksanakan di pagi hari saat kegiatan intra, tetapi
karena keterbatasan di laksanakan pada sore hari
5. Peneliti semestinya menjadi kolaborator, tapi disini peneliti menjadi guru
pendidikan jasmani yang mengajar karena peneliti lebih memahami
permasalahannya.
6. Penelitian ini hanya fokus dalam keberanian siswa saja. Sehingga
keterlibatan faktor yang lain tidak dapat dilaporkan secara maksimal.
7. Observer dalam pengambilan data selalu mengawasi siswa dengan
mobilitas yang tinggi dan terkadang mendekati siswa, sehingga aktivitas
siswa yang ditunjukkan saat penelitian dipertanyaakan keasliannya, karena
dikhawatirkan mereka menunjukkan kebaikannya hanya saat diawasi.
C. Saran
Setelah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka perlu kiranya
dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dalam menetapkan kebijaksanaan
yang berhubungan dengan mutu pembelajaran, khususnya bidang studi
Penjasorkes. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kepada guru Penjasorkes, bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan bermain dapat digunakan sebagai alternatif
dalam memilih dan menetapkan strategi atau metode pembelajaran
aktivitas air. Hal ini akan memberikan keuntungan di antaranya:
kesempatan bergerak setiap siswa akan lebih banyak, dan dapat
81
menumbuhkan gairah dan semangat serta tidak mudah membuat siswa
jenuh dan membosankan dalam melakukan aktivitas di lapangan.
2. Kepada lembaga khususnya sekolah dan Dinas Pendidikan, bahwa proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain untuk
meningkatkan keberanian siswa dapat dijadikan salah satu model
pembelajaran Penjasorkes berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (KTSP). Mengingat banyak keuntungan dan manfaat yang
diperoleh baik bagi guru maupun bagi siswa dalam dalam proses
belajar aktivitas air.
3. Agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, peneliti
mengharapkan kepada guru Penjasorkes dapat mencoba pendekatan
bermain untuk meningkatkan keberanian siswa dalam pembelajaran
aktivitas air. Rangsang siswa dengan banyak variasi-variasi bermain
dalam aktivitas air sehingga siswa merasa senang dan tujuan
pembelajaran cepat tercapai dengan baik.
82
DAFTAR PUSTAKA
Danu Hoedaya, (2001). Pendekatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran
Bola Basket. Jakarta Depdiknas
Daryanto. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Appolo
Daryono. (2009). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jogkok
Melalui Pendekatan Permainan Pada Siswa SMP Negeri 2 Tanjungpandan
Belitung. Yogyakarta : FIK UNY
Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas
Eka Nugraha. Dkk. (2010). Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan
Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.
Endang Poerwani. (2000). Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press
Findley, Paul. (1995). Mereka Berani Bicara. Bandung: Mizan.
Irons, Peter. (2003). Keberanian Mereka yang Berpendirian. Bandung: Angkasa
Megawangi, R. dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan : Penerapan
Teori Depelovmentally Appropriate Practice (DAP). Depok : Indonesian
Heritage Foundation
Mulyasa, E, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Pardjono, dkk. (2007). Paduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lemlit
Universitas Negeri Yogyakarta
Permen Diknas RI Nomor 41. (2007). Standar proses untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah. Jakarta: Mendiknas.
Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riduwan. (2009). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
83
Sofia Hartati. (2005). Perkembangan belajar anak pada usia dini. Jakarta:
Depdiknas.
Sugihartono. Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru dan Kepala Sekolah &
Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media
Sukintaka. (1992). Teori bermain untuk D2 PGSD Pejaskes. Yogyakarta: Depdikbud.
Susan J. Grosse. (2007). Water Learning, Improving mental, physical, and social
skills through water activities : Canada. Human Kinetics
Tjetjep Rohendi. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press
Zulkifli. L. (2005). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
89
Lampiran: 4
Jadwal Pelaksanaan Tindakan
No Hari/ tanggal Materi Pembelajaran
1 Sabtu, 16 Maret 2013 Pelaksanaan Siklus I, pada pertemuan pertama
2 Selasa , 19 Maret 2013 Pelaksanaan Siklus I, pada pertemuan kedua
3 Kamis, 21 Maret 2013 Peneliti dan Kolaborator melakukan pembahasan
siklus I dan menyusun perencanaan siklus II
4 Selasa, 26 Maret 2013 Pelaksanaan siklus II, pada pertemuan pertama
5 Selasa, 2 April 2013 Pelaksanaan siklus II, pada pertemuan kedua
6 Kamis, 4 April 2013 Melakukan refleksi siklus II dan menentukan
kesimpulan hasil tindakan
90
Lampiran: 5
LEMBAR PENILAIAN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan Hari / Tanggal : 16 Maret 2013
Kelas / semester : 1 / II (dua)
No Aspek Jawaban Keterangan
Ya Tidak
I Apakah guru merencanakan hal berikut
1 Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator, materi dan kompetensi dasar
√
2 Pemberian permainan saat kegiatan
pendahuluan, inti pendinginan
√
3 Penentuan metode pembelajaran sesuai PAIKEM √
4 Pembagian waktu pembelajaran untuk kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup secara jelas
√
Kegiatan awal Pembelajaran
5 Pengkondisian siswa untuk belajar sesuai √
6 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa √
7 Pengorganisasian siswa sesuai dengan model
pembelajaran
√
Kegiatan inti
8 Pemberian permainan kegiatan eksplorasi √
9 Pemberian permainan kegiatan elaborasi √
10 Pemberian konfirmasi √
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
12 Pemberian kesempatan siswa untuk mengamati
dan melakukan semua aktivitas kegiatan
√
13 Pemberian kesempatan siswa untuk mengulang
sebagian aktivitas kegiatan yang belum dikuasai
√
Penutup
14 Kegiatan evaluasi proses pembelajaran √
15 Penyimpulan perangkuman √
Jumlah 10 5
Skor 66 Baik
91
Lampiran: 5 lanjutan 1
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Yogyakarta, 16 Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
92
Lampiran: 5 lanjutan 3
LEMBAR PENILAIAN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan Hari / Tanggal 26 Maret 2013
Kelas / semester : 1 / II (dua)
No Aspek Jawaban Keterangan
Ya Tidak
I Apakah guru merencanakan hal berikut
1 Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
indikator, materi dan kompetensi dasar
√
2 Pemberian permainan saat kegiatan
pendahuluan, inti pendinginan
√
3 Penentuan metode pembelajaran sesuai PAIKEM √
4 Pembagian waktu pembelajaran untuk kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup secara jelas
√
Kegiatan awal Pembelajaran
5 Pengkondisian siswa untuk belajar sesuai √
6 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa √
7 Pengorganisasian siswa sesuai dengan model
pembelajaran
√
Kegiatan inti
8 Pemberian permainan kegiatan eksplorasi √
9 Pemberian permainan kegiatan elaborasi √
10 Pemberian konfirmasi √
11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √
12 Pemberian kesempatan siswa untuk mengamati
dan melakukan semua aktivitas kegiatan
√
13 Pemberian kesempatan siswa untuk mengulang
sebagian aktivitas kegiatan yang belum dikuasai
√
Penutup
14 Kegiatan evaluasi proses pembelajaran √
15 Penyimpulan perangkuman √
Jumlah 13
Skor 86 Amat Baik
93
Lampiran: 5 lanjutan 4
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Yogyakarta, 16 Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
94
Lampiran: 6
LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester : I / II
No Fokus Pengamatan Skor ket
1 2 3 4
1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
√
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
5 Memberikan permainan saat pemanasan √
6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √
7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √
9 Memberikan konfirmasi √
10 Memberikan permainan ketika pendinginan √
11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
√
12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
√
13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
√
14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/ atau memberikan tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
√
Skor yang diperoleh 6 24 8 38
Nilai 67%
Kriteria Baik
Keterangan penskoran :
1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik
95
Lampiran: 6 lanjutan 1
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan :
Keterangan :
- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %
- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%
- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%
- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%
- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%
Yogyakarta, 16 Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
96
Lampiran: 6 lanjutan 2
LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester : I / II
No Fokus Pengamatan Skor ket
1 2 3 4
1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
√
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
5 Memberikan permainan saat pemanasan √
6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √
7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √
9 Memberikan konfirmasi √
10 Memberikan permainan ketika pendinginan √
11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
√
12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
√
13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
√
14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/ atau memberikan tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
√
Skor yang diperoleh 2 27 12 41
Nilai 73%
Kriteria Baik
Keterangan penskoran :
1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik
97
Lampiran: 6 lanjutan 3
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan :
Keterangan :
- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %
- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%
- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%
- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%
- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%
Yogyakarta, 19 Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
98
Lampiran: 6 lanjutan 4
LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester : I / II
No Fokus Pengamatan Skor ket
1 2 3 4
1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
√
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
5 Memberikan permainan saat pemanasan √
6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √
7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √
9 Memberikan konfirmasi √
10 Memberikan permainan ketika pendinginan √
11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
√
12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
√
13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
√
14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/ atau memberikan tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
√
Skor yang diperoleh 21 24 45
Nilai 80%
Kriteria Amat Baik
Keterangan penskoran :
1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik
99
Lampiran: 6 lanjutan 5
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan :
Keterangan :
- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %
- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%
- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%
- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%
- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%
Yogyakarta, 26 Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
100
Lampiran: 6 lanjutan 6
LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nama Guru : Jian Andri Kurniawan
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas / Semester : I / II
No Fokus Pengamatan Skor ket
1 2 3 4
1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
√
2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari
√
3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai
√
4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus
√
5 Memberikan permainan saat pemanasan √
6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √
7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √
9 Memberikan konfirmasi √
10 Memberikan permainan ketika pendinginan √
11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri
membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
√
12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram
√
13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
√
14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan
konseling dan/ atau memberikan tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik
√
Skor yang diperoleh 15 32 47
Nilai 83%
Kriteria Amat Baik
Keterangan penskoran :
1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik
101
Lampiran: 6 Lanjutan 7
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan :
Keterangan :
- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %
- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%
- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%
- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%
- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%
Yogyakarta, 2 April 2013
Kolaborator
KTAM 98456
102
Lampiran: 7
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP PERILAKU KEBERANIAN SISWA
Nama Siswa :
No Indikator/ Aspek yang Diamati Skor ket
Keberanian siswa saat mengikuti pembelajaran 1 2 3 4
1 Siswa berani masuk ke kolam renang
2 Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di
kolam
3 Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di
kolam
4 Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa
tutup hidung
5 Siswa berani membuka mata dalam air
6 Siswa berani menahan nafas dalam air
Skor yang diperoleh
Kriteria
Keterangan penskoran :
1 : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).
2 : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).
3 : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda
perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).
4 : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang
dinyatakan dalam indikator secara konsisten).
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Keterangan :
- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %
- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%
- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%
- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%
- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%
103
Lampiran: 7 lanjutan 1
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP PERILAKU KEBERANIAN SISWA
Nama Siswa :
No Indikator/ Aspek yang Diamati Skor Jumlah
Keberanian siswa saat mengikuti pembelajaran 1 2 3 4
1 Siswa berani masuk ke kolam renang √
2 Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di
kolam
√
3 Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di
kolam
√
4 Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa
tutup hidung
√
5 Siswa berani membuka mata dalam air √
6 Siswa berani menahan nafas dalam air √
Skor yang diperoleh 6 9 15
Nilai 62 %
Kriteria Baik
Penilaian : Jumlah skor diperoleh
Nilai = x 100%
Jumlah skor maksimal
Yogyakarta, Maret 2013
Kolaborator
KTAM 98456
104
Lampiran: 8
REKAP PENGAMATAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS
AIR
NO Nama Siklus I Siklus II Peningkatan
1 2 1 2
1 Fidela Nadif N 62% 70% 79% 87% 25%
2 Abdurrahman Fikky 62% 66% 70% 75% 13%
3 Adi Widya Bisma 62% 66% 70% 75% 13%
4 Adinda Syahira 66% 75% 83% 87% 21%
5 Adyuta Wieam 70% 83% 87% 95% 25%
6 Aimmatunnafis N 62% 70% 79% 87% 25%
7 Almas Sarah Anriska 58% 70% 75% 87% 29%
8 Ananda silvy 62% 70% 79% 87% 25%
9 Arcitta K 62% 75% 79% 87% 25%
10 Armetra Alifio A. 58% 70% 79% 91% 33%
11 Ataka M. 66% 79% 83% 91% 25%
12 Azzahra N. A. 70% 79% 83% 91% 21%
13 Bima Wahyu S. 75% 83% 87% 95% 20%
14 Bintang Timur W 79% 87% 91% 95% 16%
15 Egalita Aulia 66% 79% 83% 87% 21%
16 Elsa Nasylla 70% 79% 83% 91% 21%
17 Equela N 66% 83% 87% 91% 25%
18 Faisal A. 87% 91% 95% 100% 13%
19 Fauzan Fadilah 91% 91% 95% 100% 9%
20 Galang Denta 83% 87% 91% 95% 12%
21 Galih Emfat P 83% 87% 91% 95% 12%
22 Ihza Khoirul I 75% 79% 83% 87% 12%
23 Ilyas Majid 83% 87% 91% 95% 12%
24 Ismha Nadhifa 75% 83% 87% 91% 16%
25 Maulana Qodri 79% 83% 91% 100% 21%
26 M. Faliqul 83% 87% 91% 95% 12%
27 Hahiza Rifqa 58% 66% 70% 83% 25%
28 Naura Imana 58% 66% 70% 79% 21%
29 Nayla 75% 83% 87% 91% 16%
30 Nisrina 79% 83% 87% 91% 12%
31 Nuur maitsaa 70% 79% 83% 91% 21%
32 Rahil Hafiza 83% 87% 87% 91% 8%
33 Ravansa Viko 91% 91% 95% 100% 9%
34 Rika K 62% 70% 75% 83% 21%
35 Sofita Amalia 66% 75% 79% 87% 21%
36 Zulfati S 79% 83% 87% 95% 16%
Rata- rata 71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19%
Kriteria Baik Baik Amat Baik Amat Baik
106
Lampiran: 9
REKAP DATA HASIL PENELITIAN PERILAKU KEBERANIAN SISWA KELAS I
DALAM PROSES PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR
No Pengamatan Siklus I Siklus II Peningkatan
pada awal
dan akhir
siklus
Keterangan
skor kriteria
1 2 1 2
1 Keberanian
Siswa
71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19% Amat Baik
2 Observasi
Guru
67% 73% 80% 83% 16% Amat Baik
3 RPP
Pembelajara
n aktivitas
air
66 % - 86% - 20% Amat Baik
Rata-rata 66% 69% 83% 84% 18%
Yogyakarta, 2 April 2013
Kolaborator
KTAM 98456
107
Lampiran: 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Sekolah : SD Muhammadiyah Bodon
Kelas / Semester : Satu / II (dua)
Jumlah Pertemuan : 2x pertemuan
Alokasi Waktu : 35 x 2 (70 menit)
Standar Kompetensi : 10. Mempraktekkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai yang
terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar : 10.1 mempraktikkan aktivitas dasar di air
Indikator : 1. Siswa berani masuk kedalam kolam renang
2. Siswa berani membasuh muka dengan air
3. Siswa berani memasukkan kepala kedalam air
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat melakukan :
1. Melalui permainan Siswa dapat berani masuk kedalam kolam renang tanpa ragu-ragu
2. Siswa bermain mengenal air dari kolam renang tanpa rasa takut
3. Siswa bermain sehingga berani masuk ke kolam
II. Karakter yang diharapkan
Dapat menumbuhkan dan membina nilai keberanian, percaya diri, disiplin, kerjasama, kerja
keras dan keselamatan.
III. Materi Pembelajaran
1. Pengenalan air lewat bermain
IV. Metode Pembelajaran
1. Bermain
V. Langkah-langkah Pembelajaran
No Uraian Kegiatan Gambar Waktu Karakter
I Pendahuluan
1.Persiapan
10 menit Disiplin
108
Guru mempersiapkan siswa
meliputi : membariskan,
menghitung, memimpin doa,
presensi, mempersiapkan alat
yang digunakan
Siswa berbaris dua saf,
mendengarkan instruksi dari
guru.
2.Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan :
anak-anak pernah melihat air?
“pernah pak” apa yang anak
rasakan ketika masuk air?”
3.Pemanasan
Permainan naik kereta api.
Guru: lakukan berjalan di
dalam kolam yang dangkal,
dengan berbaris, saling
berpegangan pundak teman
yang ada didepannya. Sambil
bernyanyi naik kereta api
sambil mengelilingi kolam.
II Kegiatan inti
Eksplorasi :
1. Permainan cicak- cicak di
dinding.
Cara bermain : siswa masuk
ke kolam, kemudian siswa
menghadap ke tembok.
Kemudian siswa berjalan
kesamping mengelilingi
kolam dengan tangan
memegang dinding kolam.
Tujuan :
Siswa berani masuk ke kolam
dan siswa berani mengenal
hambatan saat berjalan.
2. Mengenal air dari dalam
kolam melalui permainan
tembak air.
Guru: lakukanlah turun
kekolam cari pasangan
5 menit
10 menit
Keberanian
Keberanian
109
masing-masing. Berbaris
saling berhadapan dengan
jarak 2 meter antar pasangan.
Siswa: melakukan instruksi
guru, setelaah ada aba-aba
dari guru, maka masing-
masing pasangan melakukan
menembak pasangan dengan
air dengan kedua tangan.
Tujuannya :
Siswa berani membuka mata
saat air permainan
3. Mengenal air dengan
permainan tebak jumlah jari.
Cara bermain : siswa masuk
kedalam kolam, kemudian
guru menaruh tangannya di
dalam kolam, kemudian guru
mengacungkan jari dalam
kolam, nanti siswa menyelam
dan menebak jari guru yang
mengacung di dalam kolam.
Tujuannya : berani membuka
mata dalam kolam.
Elaborasi :
1. Permainan lomba lari
Cara bermain : siswa masuk
kolam kemudian berlari
sepanjang kolam, siapa yang
paling cepat, dia
pemenangnya.
Tujuannya : merasakan
hambatan, keseimbangan
dalam air
3. Berburu harta karun.
Guru menyebarkan koin
dalam kolam, kemudian siswa
secara individu mencari koin
tersebut dengan cara kepala
masuk ke dalam air,
kemudian koin tersebut di
kumpulkan.
10 menit
15 menit
10 menit
Keberanian
Kerjasama
Keberanian
Percaya diri
Keberanian
Kerjasama
110
Tujuan : mengatur nafas,
membuka mata dalam air,
keseimbangan, merasakan
hambatan.
Dalam kegiatan konfirmasi,
guru:
memberikan umpan balik
positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik,
memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan,
memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai
kompetensi dasar:
berfungsi sebagai
narasumber dan
fasilitator dalam
menjawab pertanyaan
peserta didik yang
menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan
bahasa yang baku dan
benar;
membantu
menyelesaikan
masalah;
memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan
pengecekan hasil
eksplorasi;
memberi informasi
111
untuk bereksplorasi
lebih jauh;
memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif
III Penutup
Penutup dilakukan dengan
permainan bisik kata.
Cara bermain :
Guru mengumpulkan siswa
dalam barisan lingkaran.
Siswa diminta untuk
berhitung. Guru membisikkan
tiga kata yang memiliki huruf
depan sama, contoh : baju
biru bagus. Siswa yang telah
mendapatkan bisikan dari
guru segera membisikkan
pada teman disamping. Siswa
yang terakhir menyebutkan
tiga kata yang telah di dengar.
Evaluasi proses pembelajaran
Ditutup dengan doa dan
dibubarkan
10 menit Disiplin
VI. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : bola, koin, pakaian renang
2. Sumber: media cetak
Nugraha, Eka. Dkk. (2010) Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan
Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.
Suryatna . Dkk (2001) Pembelajaran Renang di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas
VII. Penilaian
1. Instrumen penilaian
No Indikator
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen
No Instrumen
1
Siswa berani
masuk air
Non tes Tes
Keterampilam
perbuatan
1
Lakukan turun
kedalam kolam
renang
112
2
3
4
Siswa berani
membuka mata
dalam air dan
siswa tidak
menutup hidung
ketika menyelam
dalam air
Siswa berani
mengenal
hambatan di air
Siswa berani
menjaga
keseimbangan di
air
Soal
Praktik
2
3
4
5
6
Lakukan memukul
air dengan
tangannya
menembak-
nembakkan air pada
temannya
Lakukan melihat
jumlah jari guru di
dalam kolam
Lakukan menyelam
mengambil koin
didalam air
Lakukan berjalan di
pinggir kolam
Ayo berlomba
berlari di sepanjang
kolam
2. Permforman
No Aspek Kriteria Skor
1 Psikomotor Lakukan turun kedalam kolam
renang
a. Siswa dapat melakukan turun ke
dalam kolam dengan 2 kriteria
(turun kolam dengan bantuan, tanpa
bantuan orang lain.
b. Melakukan dengan memenuhi 2
kriteria
c. Melakukan dengan memenuhi 1
kriteria
d. Tidak melakukan salah satu criteria
Lakukan berjalan di pinggir kolam
Siswa yang dapat melakukan jalan di
pinggir kolam dengan 2 kriteria,
(siswa berjalan dengan yakin, siswa
berjalan masih ragu-ragu)
a. Melakukan dengan memenuhi 1
kriteria
b. Tidak melakukan salah satu criteria
100
75
50
25
100
75
50
113
Lakukan memukul air dengan
tangannya menembak-nembakkan air
pada temannya
a. Siswa yang dapat melakukan tembak
air dari tepi kolam dengan 3 kriteria:
(kaki mengenai air, air sampai
memercik, percikan air jauh)
b. Melakukan dengan memenuhi 2
kriteria
c. Melakukan dengan memenuhi 1
kriteria
d. Tidak melakukan salah satu criteria
Lakukan melihat jumlah jari guru di
dalam kolam
a. siswa dapat menyelam mengambil
koin memenuhi 2 kriteria: (siswa
dapat memasukkan kepalanya ke air,
siswa benar menebak jumlah jari
guru)
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan berlomba berlari di
sepanjang kolam
a. siswa dapat menyelam mengambil
koin memenuhi 2 kriteria: (siswa
dapat berlari dengan cepat, siswa
berlari lambat,)
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan menyelam mengambil koin
a. siswa dapat menyelam mengambil
koin memenuhi 2 kriteria: (siswa
dapat mengambil koin dengan
menyelam, siswa berani menyelam,)
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
100
75
50
25
100
75
50
100
75
50
100
75
50
114
2 Afektif Siswa yang dalam mengikuti pembelajaran
mampu menunjukkan keberaniannya di
kolam memenuhi 4 kriteria (Siswa berani
masuk air, Siswa berani membuka mata
dalam air, , Siswa berani menjaga
keseimbangan di air ,Siswa berani mengatur
nafas saat diair)
a. anak yang memenuhi 4 kriteria
b. anak yang memenuhi 3 kriteria
c. anak yang memenuhi 2 kriteria
d. anak yang memenuhi 1 kriteria
e. anak yang tidak melakukan sama
sekali
100
85
70
55
40
3 Kognitif Siswa bisa menyebutkan sifat air, yaitu air
memberi tekanan dan air memiliki memiliki
hambatan
a. Anak yang bisa menyebutkan 2
kriteria
b. Anak yang bisa menyebutkan 1
kriteria
100
75
Rekapitulasi nilai
No Nama Kognitif Afektif Psikomotor Nilai = Jumlah nilai
3
Yogyakarta, 16 Maret 2013
Kolaborator Mahasiswa Peneliti
Jian Andri Kurniawan
KTAM 98456 09601241078
115
Lampiran: 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Sekolah : SD Muhammadiyah Bodon
Kelas / Semester : Satu / II (dua)
Jumlah Pertemuan : 2x pertemuan
Alokasi Waktu : 35 x 2 (70 menit)
Standar Kompetensi : 10. Mempraktekkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai yang
terkandung didalamnya.
Kompetensi Dasar : 10.2 mempraktikkan berbagai permainan diair dangkal disertai
nilai percaya diri, kebersihan dan disiplin.
Indikator : 1. Siswa dapat mengenal sifat air lewat permainan
2. siswa berani membuka mata dalam air
3. siswa berani menahan nafas dalam air
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat melakukan :
Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di kolam
Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di kolam
Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa tutup hidung
Siswa berani menahan nafas dalam air
Siswa berani membuka mata dalam air
II. Karakter yang diharapkan
Dapat menumbuhkan dan membina nilai keberanian, percaya diri, disiplin, kerjasama, kerja
keras dan keselamatan.
III. Materi Pembelajaran
2. Pengenalan air lewat bermain
IV. Metode Pembelajaran
1. Bermain
116
V. Langkah-langkah Pembelajaran
No Uraian Kegiatan Gambar Waktu Karakter
I Pendahuluan
1.Persiapan
Guru mempersiapkan siswa
meliputi : membariskan,
menghitung, memimpin doa,
presensi, mempersiapkan alat
yang digunakan
Siswa berbaris dua saf,
mendengarkan instruksi dari
guru.
2.Apersepsi
Guru memberikan pertanyaan :
anak-anak pernah melihat
balon yang mengapung diair?
“pernah pak” kenapa balon
tersebut bisa mengapung?”
3.Pemanasan
Permainan naik menirukan
gerak hewan yang hidup di
laut.
Guru: lakukan gerakan penyu,
gerakannya tubuh mengapung
tengkurap kedua tangannya
terlentang. Kemudian lakukan
gerakan seperti ubur-ubur.
Gerakannya tubuh berdiri
kemudian jingkok dengan
kedua tangan di gerakkan ke
atas dan kebawah.
10 menit Disiplin
II Kegiatan inti
Eksplorasi :
1. Permainan memegang jari
kaki temannya dengan badan
dan muka menyelam di air.
Cara bermain : Siswa
memegang jari kaki dalam
kolam terhadap teman di
sebelahnya sesuai dengan aba-
aba guru, misalnya guru
memberikan aba-aba untuk
memegang jari jempol kaki
10 menit
Keberanian
117
temannya, siswa langsung
bergegas untuk memegang
jempol kaki teman di
sampingnya
Tujuan :
Siswa berani masuk ke kolam,
siswa bisa menjaga
keseimbangan dalam kolam
dan siswa berani menahan
nafas di kolam.
2. permainan lingkaran besar
membentuk bintang laut :
Cara bermain semua siswa
saling berpegangan tangan,
kemudian bersama-sama
menengkurapkan badannya.
Tujuan : latihan menahan
nafas, menjaga keseimbangan.
3. Permainan estafet bola
Cara bermain : siswa di bagi
menjadi berkelompok satu
kelompok terdiri dari 5-6
orang. Kemudian siswa
berbaris, kemudian berlari
berlomba, kelompok yang
paling cepat mengestafetkan
bola dialah pemenangnya.
Tujuannya : siswa berani
berlari, merasakan hambatan
dalam air
Elaborasi :
1. Permainan batu karang
Cara bermain : siswa
memperagakan batu karang
dengan posisi duduk, kedua
lutut didepan dada, wajah
menempel pada lutut dan
kedua tangan memegang kaki.
Tujuannya : menjaga
keseimbangan dalam air,
menahan nafas, dan
mengapung
10 menit
10 menit
10 menit
10 menit
Keberanian
Keberanian
Kerjasama
Keberanian
Percaya diri
Keberanian
118
2. Permainan
menenggelamkan bola.
Cara bermain, siswa di bagi
menjadi perkelompok, satu
kelompok di beri satu bola,
kemudian tiap kelompok
berlomba untuk
menenggelamkan bola,
kelompok yang paling lama
menenggelamkan bola di
dalam kolam itulah
pemenangnya.
tujuanny : siswa bisa
mengatur nafas dan menjaga
kesimbangan dalam air
Dalam kegiatan konfirmasi,
guru:
memberikan umpan balik
positif dan penguatan
dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan
peserta didik,
memberikan konfirmasi
terhadap hasil eksplorasi
dan elaborasi peserta didik
melalui berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik
melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman
belajar yang telah
dilakukan,
memfasilitasi peserta didik
untuk memperoleh
pengalaman yang bermakna
dalam mencapai
kompetensi dasar:
berfungsi sebagai
narasumber dan
fasilitator dalam
menjawab pertanyaan
peserta didik yang
menghadapi kesulitan,
dengan menggunakan
bahasa yang baku dan
119
benar;
membantu
menyelesaikan
masalah;
memberi acuan agar
peserta didik dapat
melakukan
pengecekan hasil
eksplorasi;
memberi informasi
untuk bereksplorasi
lebih jauh;
memberikan motivasi kepada
peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif
III Penutup
Penutup dilakukan dengan
permainan bernyanyi penudak
lutut kaki. Kemudian
berhitung, berdoa dan di
bubarkan
Evaluasi proses pembelajaran
Ditutup dengan doa dan
dibubarkan
10 menit Disiplin
VI. Alat dan Sumber Belajar
3. Alat : bola, , pakaian renang
4. Sumber: media cetak
Nugraha, Eka. Dkk. (2010) Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan
Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.
Suryatna . Dkk (2001) Pembelajaran Renang di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas
VII. Penilaian
3. Instrumen penilaian
No Indikator
Kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
Instrumen
No Instrumen
1
Siswa menjaga
keseimbangan
Non tes Tes
Keterampilam
1
Lakukan turun
kedalam kolam
120
2
3
4
Siswa berani
membuka mata
dalam air dan
mengatur nafas
Siswa berani
menahan nafas saat
menyelam tanpa
menutup hidung
Siswa berani dan
mengatur nafas
perbuatan
Soal
Praktik
2
3
4
renang
Lakukan
menghitung jumlah
jari kaki di dalam
kolam.
Lakukan permainan
batu karang
Lakukan menirukan
bintang laut dan
melakukan
permainan batu
karang
4. Permforman
No Aspek Kriteria Skor
1 Psikomotor Lakukan estafet bola
d. siswa dapat berlari memenuhi 2
kriteria: (siswa dapat berlari dengan
cepat, siswa berlari lambat,)
e. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
f. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan menghitung jumlah jari
kaki di dalam kolam.
d. siswa dapat menyelam menghitung
jumlah jari kakinya 2 kriteria: (siswa
dapat memasukkan kepalanya ke air,
siswa benar menebak jumlah jari
guru)
e. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
f. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan permainan batu karang
a. siswa dapat melakukan permainan
batu karang 2 kriteria: (siswa dapat
menenggelamkan badannya di air,
siswa dapat mengapungkan
badannya)
100
75
50
100
75
50
100
121
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan menirukan bintang laut
a. siswa dapat melakukan permainan
bintang laut 2 kriteria: (siswa dapat,
siswa dapat mengapungkan
badannya, siswa dapat terlentang
seperti bintang laut)
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
Lakukan menenggelamkan bola
a. siswa dapat melakukan permainan
batu karang 2 kriteria: (siswa dapat
menenggelamkan bola di air, siswa
dapat menahan nafas )
b. siswa melakukan dengan memenuhi
satu kriteria
c. siswa tidak melakukan semua
kriteria
75
50
100
75
50
100
75
50
2 Afektif Siswa yang dalam mengikuti pembelajaran
mampu menunjukkan keberaniannya di
kolam memenuhi 4 kriteria (Siswa berani
masuk air, Siswa berani membuka mata
dalam air, , Siswa berani menjaga
keseimbangan di air ,Siswa berani mengatur
nafas saat diair)
f. anak yang memenuhi 4 kriteria
g. anak yang memenuhi 3 kriteria
h. anak yang memenuhi 2 kriteria
i. anak yang memenuhi 1 kriteria
j. anak yang tidak melakukan sama
sekali
100
85
70
55
40
3 Kognitif Siswa bisa menyebutkan sifat air, yaitu air
memberi tekanan dan air memiliki memiliki
hambatan
a. Anak yang bisa menyebutkan 2
kriteria
b. Anak yang bisa menyebutkan 1
100
75
122
kriteria
Rekapitulasi nilai
No Nama Kognitif Afektif Psikomotor Nilai = Jumlah nilai
3
Yogyakarta, 26 Maret 2013
Kolaborator Mahasiswa Peneliti
Jian Andri Kurniawan
KTAM 98456 09601241078
123
Lampiran: 12
Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta
Peneliti
Kepala Sekolah
Peneliti
Kepala Sekolah
Peneliti
Kepala Sekolah
Peneliti
Kepala Sekolah
Peneliti
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Selamat pagi Pak.
Selamat pagi silakan masuk !
Begini Pak, kedatangan saya ke sekolah ini bermaksud
memberitahukan bahwa untuk bahan penulisan tugas
akhir, saya akan melakukan penelitian di SD
Muhammadiyah Bodon
Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian
Bapak tentang apa?
Saya akan melakukan penelitian tindakan kelas, tentang
upaya meningkatkan keberanian siswa dalam
pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain.
Silakan saja, kami dari pihak sekolah tidak merasa
keberatan, koordinasikan dengan guru Penjasorkes
tentang teknis pelaksanaannya.
Terimakasih Pak, atas kerjasamanya mudah- mudahan
penelitian saya dapat berjalan dengan baik.
Sama-sama Mas, mudah-mudahan penelitian Mas
berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Sekali lagi terimakasih dan saya mohon pamit, selamat
pagi Pak.
124
Lampiran: 13
Transkrip Wawancara dengan Kolaborator Selesai Pada Siklus I
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
:
:
:
:
:
:
:
:
Bagaimana menurut pendapat saudara dalam kegiatan
proses pembelajaran aktivitas air yang baru saja
dilaksanakan tadi?
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama proses
pembelajaran pada siklus pertama cukup bagus
walaupun siswa baru pertama kali mendapatkan materi
pembelajaran dengan pendekatan permainan
Bagaimana dengan motivasi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung ?
Motivasi siswa sudah cukup baik, seluruh siswa tampak
senang dan menikmati proses pembelajaran dengan
model pendekatan bermain.
Bagaimana menurut saudara tentang keberanian siswa
dalam pembelajaran aktivitas air?
Secara keseluruhan sudah cukup baik, tetapi masih ada
beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi terutama pada
Permainannya lebih digunakan alat untuk merangsang
minat siswa.
Menurut saya juga begitu, .
Karena keberanian siswa dalam melakukan proses
pembelajaran aktivitas air belum optimal menurut saya
perlu dilanjutkan dengan siklus yang kedua.
Saya setuju, pada siklus yang 2 nanti perlu dilakukan
pendekatan proses pembelajaran dengan modifikasi
permainan dan menambah sarana, dan mengganti
dengan permainan yang baru. mudah-mudahan pada
126
Lampiran: 13 lanjutan 1
Transkrip Wawancara dengan Kolaborator Selesai Pada Siklus II
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
Kolaborator
Peneliti
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Bagaimana menurut pendapat saudara dalam kegiatan
proses pembelajaran aktivitas air yang baru saja
dilaksanakan pada siklus kedua tadi?
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama proses
pembelajaran pada siklus kedua sudah banyak
peningkatan, siswa mulai muncul pembentukan
keberaniannuya.
Bagaimana dengan motivasi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung ?
Motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
sudah sangat baik, seluruh siswa tampak senang dan
gembira dalam mengikuti proses pembelajarannya.
Bagaimana menurut saudara tentang keberanian siswa
dalam proses pembelajaran aktivitas air?
Menurut saya sudah baik seluruh siswa sudah memenuhi
indikator-indikator keberaniannya.
Menurut saya juga begitu, keberanian siswa dalam
melakukan proses pembelajaran aktivitas air sudah baik
sesuai dengan harapan.
Kalau begitu, siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan
lagi?
Menurut saya juga begitu, siklus selanjutnya tidak perlu
lagi dilaksanakan, sebab seluruh siswa telah memenuhi
127
indikator keberanian dalam pembelajaran aktivitas air.
Trima kasih atas kerjasamanya selama penelitian ini
berlangsung.
128
Lampiran: 14
1. Hasil dari wawancara pada siswa pada akhir siklus I
Wawancara dilakukan secara klasikal terhadap seluruh siswa.
No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pendapat anak-anak
ketika pertama kali mendapat
pembelajaran aktivitas air
dengan pendekatan bermain?
Asik pak, bisa bermain di air
2 bagaimana dengan suasana
pembelajarannya, apakah kalian
merasa senang?
Ya pak, suasananya
menyenangkan pak
3 apakah sekarang kalian sudah
merasa berani untuk mengikuti
pembelajaran aktivitas air?
Sudah berani pak,
4 siapa yang berani turun ke
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
5 siapa yang berani berjalan di
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
6 siapa yang berani berlari di
kolam??
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
7 Siapa yang berani memasukkan
kepala tanpa tutup hidung
Saya pak, 34 siswa menjawabnya
8 Siapa yang berani menahan
nafas dalam air
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
9 Siapa yang berani membuka
mata dalam air
Saya pak, 31 siswa menjawabnya
10 siapa yang masih ragu-ragu
untuk masuk ke kolam renang?
Saya pak, namanya F dan A. saya
ragu jika memasukkan kepala ke
dalam kolam pak. Nz dan Nr
masih belum terbiasa membuka
mata di dalam air pak., Am juga
masih ragu-ragu untuk membuka
mata dalam air.
11 Mengapa masih takut untuk
masuk ke kolam renang?
12 Mengapa masih ragu - ragu
untuk masuk ke kolam renang?
Ragu-masuk kolam jika saya di
ganggu teman .
129
Lampiran: 14 Lanjutan 1
Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka rata-rata siswa berani
untuk melakukan permainan aktivitas air, ada beberapa yang masih ragu-ragu jika ada
temannya mengganggu dikolam, contohnya mendorong-dorong ketika mereka sedang di
dalam kolam. Kemudian ada yang masih ragu-ragu untuk membuka mata di dalam air,
karena takut pedih.
130
Lampiran: 14 lanjutan 2
2. Hasil wawancara dengan siswa saat berakhirnya siklus II
No Pertanyaan Jawaban
1 bagaimana pendapat anak-
anak ketika mendapat
pembelajaran aktivitas air
dengan pendekatan bermain
dengan permainan yang
berbeda?
Asik pak, bisa bermain di air
2 bagaimana dengan suasana
pembelajarannya, apakah
kalian merasa senang?
Ya pak, suasananya
menyenangkan pak
3 apakah sekarang kalian sudah
merasa berani untuk
mengikuti pembelajaran
aktivitas air?
Sudah berani pak,
4 siapa yang berani turun ke
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
5 siapa yang berani berjalan di
kolam?
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
6 siapa yang berani berlari di
kolam??
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
7 Siapa yang berani
memasukkan kepala tanpa
tutup hidung
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
8 Siapa yang berani menahan
nafas dalam air
Saya pak, 36 siswa menjawabnya
9 Siapa yang berani membuka
mata dalam air
Saya pak, 34 siswa menjawabnya
10 siapa yang masih ragu-ragu
untuk masuk ke kolam
renang?
Saya pak, namanya F dan A. saya
ragu jika membuka matanya di
dalam air.
11 Mengapa masih takut untuk
masuk ke kolam renang?
12 Mengapa masih ragu - ragu
untuk membuka mata di
dalam kolam
Ragu jika airnya membuat mata
pedih.
131
Lampiran: 14 Lanjutan 3
Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka berani untuk
melakukan permainan aktivitas air, hampir seuruh siswa berani tapi ada beberapa
yang masih ragu-ragu tapi sudah mulai berusaha untuk memasukkan kepala ke air
untuk membuka mata di dalam air, karena pedih.
132
Lampiran: 15
REKAP PRESENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR
NO Nama Kehadiran Siswa
1 2 3 4
1 Fidela Nadif N √ √ √ √
2 Abdurrahman Fikky √ √ √ √
3 Adi Widya Bisma √ √ √ √
4 Adinda Syahira √ √ √ √
5 Adyuta Wieam √ √ √ √
6 Aimmatunnafis N √ √ √ √
7 Almas Sarah Anriska √ √ √ √
8 Ananda silvy √ √ √ √
9 Arcitta K √ √ √ √
10 Armetra Alifio A. √ √ √ √
11 Ataka M. √ √ √ √
12 Azzahra N. A. √ √ √ √
13 Bima Wahyu S. √ √ √ √
14 Bintang Timur W √ √ √ √
15 Egalita Aulia √ √ √ √
16 Elsa Nasylla √ √ √ √
17 Equela N √ √ √ √
18 Faisal A. √ √ √ √
19 Fauzan Fadilah √ √ √ √
20 Galang Denta √ √ √ √
21 Galih Emfat P √ √ √ √
22 Ihza Khoirul I √ √ √ √
23 Ilyas Majid √ √ √ √
24 Ismha Nadhifa √ √ √ √
25 Maulana Qodri √ √ √ √
26 M. Faliqul √ √ √ √
27 Hahiza Rifqa √ √ √ √
28 Naura Imana √ √ √ √
29 Nayla √ √ √ √
30 Nisrina √ √ √ √
31 Nuur maitsaa √ √ √ √
32 Rahil Hafiza √ √ √ √
33 Ravansa Viko √ √ √ √
34 Rika K √ √ √ √
35 Sofita Amalia √ √ √ √
36 Zulfati S √ √ √ √