SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi ......

152
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS I C SD MUHAMMADIYAH BODON, BANGUNTAPAN, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 / 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh Jian Andri Kurniawan NIM 09601241078 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

Transcript of SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan · pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi ......

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

AKTIVITAS AIR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS I

C SD MUHAMMADIYAH BODON, BANGUNTAPAN, BANTUL,

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 / 2013

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh

Jian Andri Kurniawan

NIM 09601241078

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

v

Motto

1. Tiada Tuhan Selain Allah SWT, dan Nabi Muhammad SAW adalah Rosul

(utusan) Allah SWT.

2. Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan

baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum disalah

satu dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah dan saling

mengajarkannya diantara mereka, kecuali akan turun kepada meraka

ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan

Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada disisi-

Nya. (H.R Muslim dalam Shahih-nya).

3. Dosa terbesar adalah ketakutan

Rekreasi terbaik adalah bekerja

Musibah terbesar adalah keputusasaan

Keberanian terbesar adalah kesabaran

Guru terbaik adalah pengalaman

Misteri terbesar adalah kematian

Kehormatan terbesar adalah kesetiaan

Karunia terbesar adalah anak soleh

Sumbangan terbesar adalah berpartisipasi

Modal terbesar adalah kemandirian

(Ali Bin Abi Thalib)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku, Bapak Drs. Sadiran dan Ibu Sri Sugiyanti,

S.Pd, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, dan dukungan

untuk peneliti.

Adik saya tersayang Hidayanti Sukmaningrum yang senantiasa

mendukungku dan mengingatkanku untuk selalu menjadi kakak

yang dapat memotivasi tentang masa depan.

vii

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN

AKTIVITAS AIR MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS I

C SD MUHAMMADIYAH BODON, BANGUNTAPAN, BANTUL,

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Oleh

Jian Andri Kurniawan

NIM 09601241078

ABSTRAK

Permasalahan yang dialami siswa belum berani untuk mengikuti

pemberlajaran aktivitas air. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan

keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain

pada siswa kelas I SD Muhammadiyah Bodon.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari

dua siklus.Subyek penelitian adalah siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon

yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai

April 2013, pada semester genap tahun ajaran 2012-2013. Instrument yang

digunakan dalam penelitian ini adalah : observasi terhadap guru, observasi siswa,

observasi terhadap keberanian siswa, dokumentasi dan wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis data deskriptif kualitatif

melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bantul.

Berdasarkan data hasil observasi keberanian siswa pada siklus I pertemuan

pertama dengan skor 71,55% dan pada pertemuan kedua dengan skor 78,94%

sedang pada siklus II keberanian siswa pada pertemuan pertama dengan skor

83,66% dan pada pertemuan kedua dengan skor 90,22%. Ada peningkatan 19%.

Bila dibandingkan sebelum diberikan tindakan. Pada akhir siklus II skor

keberanian siswa 90,22% ini sudah melampaui batas skor kriteria amat baik di SD

Muhammadiyah Bodon.

Kata Kunci : Keberanian, Pendekatan Bermain, Pembelajaran Aktivitas Air

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, atas segala

limpahan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa dalam

Pembelajaran Aktivitas air melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas I C SD

Muhammadiyah Bodon, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 /

2013” dimaksudkan untuk mengetahui pendekatan bermain dapat meningkatkan

keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air.

Skripsi dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai

pihak, teristimewa pembimbing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, yang

telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

2. Ketua Program Studi PJKR FIK UNY, yang telah menyetujui dan

mengizinkan pelaksanaan penelitian.

3. Dr. Sri Winarni, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

4. Drs. Heri Purwanto, M.Pd., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis

selama menjadi mahasiswa di FIK UNY.

5. Seluruh Seluruh responden penelitian siswa kelas I C yang telah meluangkan

waktu dan membantu pengambilan data penelitian.

6. Para Dewan Penguji Skripsi.

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 7

A. Kajian Teori .............................................................................................. 7

1. Hakikat Belajar .................................................................................. 7

2. Hakikat Pembelajaran ....................................................................... 8

3. Proses Pembelajaran .......................................................................... 9

4. Pendekatan Bermain........................................................ .................. 14

5. Hakikat Keberanian ........................................................................... 17

6. Pembelajaran aktivitas air ................................................................. 19

7. Karakteristik siswa SD ...................................................................... 28

8. Prinsip – prisip Developmentally Approciate Practice (DAP). ......... 31

B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... 35

C. Kerangka Berfikir . ................................................................................... 35

D. Hipotesis Tindakan . ................................................................................. 37

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 38

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 38

B. Desain Penelitian ...................................................................................... 38

C. Setting Penelitian ..................................................................................... 39

D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 40

xi

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 44

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 46

G. Teknik Analisis Data ................................................................................. 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 51

A. Deskripsi Lokasi ...................................................................................... 51

B. Pelaksanaan Tindakan .............................................................................. 51

C. Penyajian Data ......................................................................................... 68

D. Triangulasi Data ....................................................................................... 74

E. Analisis data dan Pembahasan ................................................................. 74

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 79

A. Kesimpulan ............................................................................................... 79

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 79

C. Saran ........................................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82

LAMPIRAN ..................................................................................................... 84

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Prisnsip- prinsip dan Praktek DAP………… .................................. 32

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen ........................................................................... 47

Tabel 3. Pengkategorian keberanian siswa……….. ........................................ 50

Tabel 4. Pengkategorian Aktivitas guru ……….. ........................................... 50

Tabel 5. Hasil wawancara siklus I ………..................................................... 68

Tabel 6. Hasil wawancara siklus II ……….. ................................................. 69

Tabel 7. Rekap data siswa ……….. ............................................................... 73

Tabel 8. Data penerapan keberanian siswa ……….. ..................................... 75

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Model Kemmis & Mac.Taggart ................................................... 39

Gambar 2. Model Analisis PTK ...................................................................... 49

Gambar 3. Siswa Diabsen ................................................................................ 53

Gambar 4. Bermain Cicak – cicak di dinding ................................................... 53

Gambar 5. Bermain Tembak air ....................................... ............................... 54

Gambar 6. Bermain Menebak Jari Guru ................................................ ......... 54

Gambar 7. Berlomba Lari ..................... .......................................................... 55

Gambar 8. Berlomba Berburu Koin ..................... ........................................... 55

Gambar 9. Bermain Bisik Kata ..................... .................................................. 56

Gambar 10. Bermain Menirukan Ubur - Ubur ..................... ........................... 62

Gambar 11. Bermain Memegang Jari Kaki Teman..................... .................... 63

Gambar 12. Bermain Bintang Laut ..................... ............................................ 63

Gambar 13. Bermain Estafet Bola..................... .............................................. 63

Gambar 14. Bermain Batu Karang ..................... ............................................. 64

Gambar 15. Berlomba Menenggelamkan Bola ..................... .......................... 64

Gambar 16. Bernyanyi Kepala, Pundak, Lutut, Kaki ..................... ................ 65

Gambar 17. Dokumentasi Keberanian Siswa pada Siklus I ..................... ....... 71

Gambar 18. Dokumentasi Keberanian Siswa pada Siklus I..................... ........ 72

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 84

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 86

Lampiran 3. Surat Keterangan Judgment ......................................................... 87

Lampiran 4. Jadwal Pelaksanaan Tindakan ..................................................... 89

Lampiran 5. Lembar Penilaian RPP ....................................................... ......... 90

Lampiran 6. Lembar Observasi Guru............................................................... 94

Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa .............................................. .............. 102

Lampiran 8. Rekap Pengamatan Siswa....................................................... ..... 104

Lampiran 9. Rekap Data Hasil Penelitian Perilaku Keberanian Siswa............. 106

Lampiran 10. RPP I....................................................... ................................... 107

Lampiran 11. RPP II ....................................................... ................................ 115

Lampiran 12. Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................... 123

Lampiran 13. Transkrip Wawancara dengan Kolaborator ............................... 124

Lampiran 14. Transkrip Wawancara dengan Siswa.................... ..................... 128

Lampiran 15. Lembar Presensi ....................................................... ................ 132

Lampiran 15. Lembar Foto ....................................................... ...................... 134

xv

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan

manusia karena dengan adanya pendidikan diharapkan manusia dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kreativitasnya. Keberhasilan

di bidang pendidikan sangat ditentukan dalam proses belajar mengajar. Proses

belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia

yaitu orang yang belajar disebut siswa dan orang yang mengajar disebut guru.

Dalam proses belajar mengajar guru akan menghadapi siswa yang memiliki

karakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda sehingga seorang guru

dalam proses belajar mengajar tidak pernah lepas dengan masalah hasil

belajar siswanya, karena hasil belajar merupakan ukuran dari hasil

kemampuan siswa menerima pelajaran disekolah.

Untuk itu, sebagai seorang guru perlu menyiapkan atau merancang

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak. Dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa, 2007: 54) disebutkan bahwa sekolah

memungkinkan untuk menyusun kurikulum dan menyesuaikan dengan

tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Salah satu

mata pelajaran yang disusun guna menyesuaikan kebutuhan siswa kondisi

sekolah dan kondisi daerah adalah pendidikan jasmani.

2

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu

mata pelajaran yang diadakan di sekolah mulai dari taman kanak-kanak

sampai dengan sekolah mengengah atas. Pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,

perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,

penghayatan nilai-nilai, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis

yang seimbang.

Salah satunya ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan, salah satunya adalah aktivitas air, Aktivitas air

meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan

renang serta aktivitas lainnya. Untuk kelas satu terdapat salah satu Standar

Kompetensi (SK) yaitu Mempraktikkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai

yang terkandung didalamnya dan terdapat kompetensi dasarnya (KD) yaitu

mempraktikkan aktivitas dasar diair dan mempraktikkan berbagai permainan

di air dangkal disertai nilai percaya diri, kebersihan, dan disiplin (Mulyasa,

2007: 54). Dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

menunjukkan bahwa pentingnya aktivitas air harus diajarkan di sekolah dasar

khususnya kelas bawah. Tapi pada kenyataannya aktivitas air pada

pembelajaran pendidikan jasmani masih jarang dilakukan di sekolah dasar

karena keterbatasan fasilitas, banyak sekolah yang tidak memiliki kolam

3

renang, jarak antara sekolah dengan kolam renang jauh, atau bahkan peralatan

yang mendukung keselamatan siswa dikolam renang sangatlah kurang.

Pengalaman yang penulis alamai dalam mengamati siswa kelas I C di

SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta dalam mengikuti pembelajaran

aktivitas air ada 15 siswa masih takut masuk kekolam yang lebih dalam,

dikarenakan siswa belum menguasai teknik berenang secara baik. Selain itu,

siswa takut meminum air saat berenang yang mengakibatkan tersedak dan

juga mereka sulit menahan nafas atau mengatur nafas saat berada diair. Oleh

karena itu, agar pembelajaran pengenalan air pada aktivitas air dapat berjalan

dengan lancar dan dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam mengikuti

pembelajaran renang maka seorang guru harus mencari metode yang sesuai.

Pemilihan metode pembelajaran akan tergantung tujuan

pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat

perkembangan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta

mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Diantara pendekatan

pembelajaran aktivitas air dapat digunakan untuk meningkatkan keberanian

dengan pendekatan bermain. Disamping itu SD Muhammadiah Bodon

Yogyakarta belum pernah menggunakan pendekatan bermain dalam

menyampaikan materi pembelajaran pendidikan jasmani.

Melalui kegiatan bermain siswa diajak untuk bereksplorasi,

menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak,

sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Bermain bagi siswa

4

merupakan proses kreatif untuk bereksplorasi, dapat mempelajari

keterampilan yang baru dan dapat menggunakan simbol untuk

menggambarkan dunianya. Ketika bermain mereka membangun pengertian

yang berkaitan dengan pengalamannya. Aktivitas pengenalan dan permainan

di air yang meliputi bentuk-bentuk pengenalan air dan bentuk-bentuk

permainan diair ini sebagai dasar dari pembelajaran renang, seperti sikap

tubuh, gerak tungkai / kaki, gerak lengan / tangan, gerak mengambil nafas dan

koordinasi gerak. Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan dapat

memahami konsep pengenalan air dan permainan di air, sehingga siswa tau

tentang sifat-sifat air dan menumbuhkan percaya diri atau tidak takut berada

di dalam air.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba untuk menuangkan

dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan peneliti beri judul “Upaya

Meningkatkan Keberanian Siswa dalam Pembelajaran Aktivitas Air Melalui

Pendekatan Bermain pada Siswa Kelas I C SD Muhammadiah Bodon

Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa masih takut belajar aktivitas air, karena siswa takut meminum air sat

berenang yang mengakibatkan tersedak.

5

2. Siswa merasa sulit menahan nafas atau mengatur nafas saat melakukan

aktivitas air.

3. Pendekatan bermain belum pernah digunakan dalam pembelajaran aktivitas

air di SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang

telah dikemukakan diatas, maka peneliti membatasi, yaitu : Keberanian siswa

dalam pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain pada siswa

kelas I C SD Muhammadiah Bodon Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji

dalam penulisan ini adalah “Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan

keberanian siswa kelas I C SD Muhammadiah Bodon Yoyakarta dalam

Pembelajaran Aktivitas air?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penulisan ini

adalah sebagai berikut : meningkatkan keberanian siswa dalam pembelajaran

aktivitas air melalui pendekatan bermain siswa kelas I C SD Muhammadiah

Bodon Yogyakarta.

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis :

Menguatkan teori pembelajaran yang sudah ada.

2. Secara Praktis :

a. Bagi Guru, tentang peningkatan keberanian siswa dalam pembelajaran

renang dengan pendekatan bermain dan memperbaiki program

efektivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada

pembelajaran aktivitas air.

b. Bagi siswa, diharapkan siswa kelas bawah berani untuk berenang

dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani

c. Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas, memperdalam tentang pembelajaran

aktivitas air dan mengetahui kekurangan dan kelemahan diri sendiri

pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan diri.

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Menurut Hilgard

dan Bower (dalam Ngalim Purwanto, 2004 : 84) mengemukakan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-

ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Menurut Gagne (dalam Ngalim Purwanto 2004 : 84 ) mendefinisikan

belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya

akibat suatu pengalaman. Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama

dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari

waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah mengalami situasi

tadi.

Santrock dan Yussen dalam (Sugihartono, 2007: 74) mendefinisikan

belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman,

sedangkan menurut Rober dalam (Sugihartono, 2007: 74) mendefinisikan

8

belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai suatu proses

memperoleh pengertahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan

bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dari

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses

memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah

laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena

adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

2. Hakikat Pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajaran, belajar dan mengajar keduanya saling

terkait. Kegiatan mengajar merupakan suatu kegiatan yang mengatur

terciptanya lingkungan belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar

mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik.

Pembelajaran menurut Sudjana (dalam Sugihartono, 2007: 80)

merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang

dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (dalam

Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk

menciptakan system lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar,

sedangkan Nasution dalam (Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan

pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

lingkungan sebaik-baik dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga

terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang

9

belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan

sebagainya yang relevan dengan kegiata belajar siswa.

Dari berbagai pengertian pembelajaran diatas dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja

oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan

menciptakan system lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa

dapat melakukan kegatan belajar secara efektif dan efisien dengan hasil

optimal.

3. Proses Pembelajaran

Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007

tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan inti dan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan, guru :

1. Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk

mengikuti proses pembelajaran;

2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai;

4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus.

10

b. Kegiatan inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi

proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

1. Eksplorasi

dalam kegiatan eksplorasi guru :

a. Melibatkan peserta didik mencari infomasi yang luas dan

dalam tentang topik/ tema materi yang akan dipelajari

dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan

belajar dari aneka sumber;

b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media

pembelajaran, dan sumber belajar lain;

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik

dengan peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber

belajar lainnya;

11

d. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran;

e. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium, studio atau lapangan.

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru :

a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang

beragam melalui tugas-tugas tertentu dan bermakna;

b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,

diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru

baik secara lisan maupun tertulis;

c. Memberikan kesempatan untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif

dan kolaboratif;

e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat

untuk meningkatkan prestasi belajar;

f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik secara lisan maupun tertulis, secara

individual maupun kelompok;

g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja

individual maupun kelompok;

12

h. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran turnamen,

festival, serta produk yang dihasilkan;

i. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang

menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta

didik.

3. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap

keberhasilan peserta didik,

b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan

elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

c. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

d. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman

yang bermaksa dalam kencapai kompetensi dasar:

1. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam

menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi

kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan

benar;

2. Membantu menyelesaikan masalah;

13

3. Memberikan acuan adar peserta didik dapat

melakukan pengecekan dasil eksplorasi;

4. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang

kurang atau belum berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

1. Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat

rangkuman/ simpulan pelajaran;

2. Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap kegiatan yang

sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran;

4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/ atau

memberikan tugas individual maupun kelompok sesuai dengan

hasil belajar peserta didik;

5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

Jadi dapat disimpulkan proses pembelajaran meliputi kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

14

4. Pendekatan Bermain

Bermain merupakan peristiwa yang digemari oleh anak-anak maupun

orang dewasa. Melalui bermain bermacam-macam kegiatan yang ada

memiliki fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian yang dapat dikembangkan.

Hal ini disebabkan oleh karena didalam bermain banyak kejadian-kejadian

yang melibatkan keaktifan kejiwaan dan kepribadian masing-masing anak.

Anak bermain berarti anak mengerjakan sesuatu permainan, sedang

permainan merupakan sesuatu yang dikenai kerja bermain. (Sukintaka, 1992:

1) Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat dihindarkan penggunaan

ke dua istilah itu sekaligus. Menurut Sofia Hartati (2005: 15) bermain

merupakan suatu sarana penting bagi perkembangan sosial, emosional, dan

kognitif anak serta merefleksikan perkembangan anak. Aktivitas bermain anak

merupakan konteks yang sangat mendukung proses perkembangan. Bermain

memberi kesempatan kepada anak untuk memahami lingkungan, berinteraksi

dengan yang lain dalam cara-cara sosial, mengekspresikan dan mengontrol

emosi, serta mengembangkan kemampuan simbolik mereka. Zulkifli L (2005:

40) menyatakan bahwa permainan dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan

raga untuk kehidupan di masa yang akan datang, selanjutnya teori permainan

dapat ditinjau dari berbagai sudut sebagai berikut:

1) Teori permainan dari sudut psikologi

15

Menurut Freud (Zulkifli L, 2005: 40) permainan dari sudut

psikologi merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah

bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.

2) Teori permainan dari sudut biologis

Menurut Montessori (Zulkifli L, 2005: 40) permainan

merupakan latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

kehidupan, juga dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk

kehidupan di masa yang akan datang.

3) Teori permainan dari sudut atavistis

Menurut Hackel (Zulkifli L, 2005: 39) atavistis artinya kembali

kepada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul

bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami

nenek moyang. Teori atavistis diperkuat oleh suatu kenyataan bahwa

ada persamaan bentuk-bentuk permainan di seluruh dunia pada setiap

waktu. Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa

sekarang ini anak-anak lebih suka bermain-main dengan pistol-

pistolan, mobil-mobilan, dan model-model pesawat terbang.

4) Teori permainan sebagai alat pendidikan

Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu

kesenangan atau pun kegembiraan, dalam bermain anak dapat bebas

meluapkan emosi dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya

unsur senang, gembira dalam diri anak maka permainan dapat sebagai

16

alat pendidikan. Belajar pada anak adalah bermain (Sofia Hartati,

2005: 30) lebih jelasnya teori permainan sebagai alat pendidikan

dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut (Sukintaka, 1992: 6-7):

Bigot dkk, menyatakan bahwa permainan memberikan kepuasan,

kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan

menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. W. Rob, menyatakan

bahwa permainan mempunyai nilai pendidikan praktis. Bucher (1983:

30) berpendapat permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak

dan orang tua, laki-laki maupun wanita, mampu mengerakan untuk

berlatih, gembira dan rileks. Permainan merupakan komponen pokok

pada program pendidkan jasmani. Drijarkara (Sukintaka, 1992: 6)

menyatakan bahwa dorongan untuk bermain itu ada pada setiap

manusia, lebih-lebih pada anak-anak atau remaja, oleh sebab itu

permainan dipergunakan untuk pendidikan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bermain

adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang menghasilakan pengertian atau

memberikan informasi, memberi kesenangan pada anak.

Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah

pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan.

Hanya saja, porsi dan bentuk pendekatan bermain yang akan diberikan, harus

disesuaikan dengan aspek yang ada dalam kurikulum. Selain itu harus

17

dipertimbangkan juga faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan

yang sedang dijalani oleh mereka.

Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya

dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena

melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh

lebih meriah. Oleh karena itu sebelum melakukan kegiatan, maka guru

pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada

siswanya majinasi tentang permainan yang akan dilakukannya.

Model Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain. Pendekatan

permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk

bermain tanpa mengabaikan materi inti. Permainan yang dimaksukan disini

adalah permainan kecil yang materinya disesuaikan dengan standar

kompetensi dalam kurikulum. Menurut Wahjoedi, (dalam Danu, 2001: 24)

menyatakan, Pendekatan bermain adalah latihan yang diberikan dalam bentuk

atau situasi permainan.

Pendekatan bermain efektif karena dapat meningkatkan kemampuan

kognitif, memenuhi perasaan ingin tahu, kemampuan inovatif, kritis dan

kreatif, juga membantu mengatasi perasaan bimbang dan tertekan. Dengan

merancang pelajaran tertentu untuk dilakukan ssambil bermain, anak belajar

sesuai tuntutan taraf perkembangannya.

Pendekatan bermain adalah salah satu bentuk dari sebuah

pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang

18

untuk suatu kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, dengan mengetahui

manfaat bermain, diharapkan guru dapat melahirkan ide mengenai cara

memanfaatkan kegiatan bermain untuk mengembangkan bermacam-macam

aspek perkembangan siswa pada kegiatan aktivitas air.

5. Hakikat Keberanian

Keberanian berkaitan dengan kondisi psikologis siswa (dalam Endang

Poerwani, 2000: 86) pengaruh dari psikologis yang penting yang mungkin

berpengaruh terhadap pertahanan emosi adalah tingkat intelegensi yang

rendah, tingkat kegagalan dalam mencapai aspirasi tertentu dan kecemasan

setelah adanya pengalaman emosional yang tertentu dan membekas. Aktivitas

dalam air, siswa dituntut untuk memiliki keberanian, siswa yang belum bisa

berenang terkadang memiliki ketakutan dalam mengikuti pembelajaran,

(dalam Endang Poerwani, 2000: 84) rasa takut ditengarai adanya kekuatan

atau rangsangan tertentu yang secara umum dapat menimbulkan rasa takut

pada anak. Rasa takut mengakibatkan anak merasa adanya ancaman dan

gangguan terhadap keamanan, kenyamanan yang kebahagiaan kehidupannya,

misalnya rasa takut akan kedalaman kolam, takut tersedak air saat

pembelajaran renang.

Keberanian berasal dari bahasa latin yaitu Cor yang berati "jantung",

dan bahasa Perancis yaitu pada Abad Pertengahan Lama, Corage yang berarti

"hati dan jiwa" atau cuer, yang berarti "hati." yaitu Untuk memiliki

keberanian adalah harus memiliki hati untuk menghadapi ketakutan, bahaya

19

atau sakit yang diperlukan dalam membela kebenaran,, kehidupan rumah,

mata pencaharian, budaya keluarga, maupun keyakinan.

Menurut Peter Irons (2003) Keberanian adalah suatu tindakan

memperjuangkan sesuatu yang dianggap penting dan mampu menghadapi

segala sesuatu yang dapat menghalanginya karena percaya kebenarannya.

Sedangkan menurut Paul Findly (1995) Keberanian adalah suatu sifat

mempertahankan dan memperjuangkan apa yang dianggap benar dengan

menghadapi segala bentuk bahaya, kesulitan, kesakitan, dan lain-lain.

6. Pembelajaran Aktivitas Air

Dalam KTSP (Mulyasa, 2007: 54). ruang lingkup aktivitas air meliputi

permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang

serta aktivitas lainnya, jadi aktivitas air merupakan suatu aktivitas yang

dilakukan didalam air baik dalam bentuk bermain di air, bergerak ataupun

renang di air.

Menurut Blackmore (2003) dalam Susan J. Grose (2007 : 5)

“reminds us that movement is an indispensable part of learning and

thingking, as well as integral part of mental processing . water learning

takes the movement component of any activity, immerses it in water,

and combines it with mental processing”.

Dari pernyataan tersebut disimpulkan bahwa, aktivitas air merupakan

bagian tak terpisahkan dari belajar dan berfikir, serta sebagai bagian

pembentukan dari proses mental.

20

Pembelajaran aktivitas air adalah suatu proses mengubah keterampilan

menggerakkan anggota badan dengan mengapung di air dan seluruh anggota

badan tersebut bergerak dengan bebas. Jadi pembelajaran aktivitas air

merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan membantu

memfasilitasi belajar keterampilan anak, secara khusus pembelajaran aktivitas

air merupakan upaya yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk

membantu siswa agar dia belajar dengan mudah. Pembelajaran aktivitas air

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh guru dalam memberikan

informasi yang berkaitan dengan aktivitas air (dalam Eka Nugraha, 2010 : 18).

Dengan demikian pembelajaran akan lebih berhasil mencapai tujuan

yang diinginkan oleh guru. Keberhasilan mengajar dalam mencapai tujuan

tidak ditentukan oleh guru saja, melainkan juga ditentukan oleh bagaimana

sebaiknya siswa belajar. Pemahaman terhadap para siswa, bagaimana mereka

berkembang secara intelektual, bagaimana mereka berpikir dan bagaimana

mereka belajar.

Kenyataannya belajar membutuhkan banyak waktu, ketidaksabaran

bagi pemula dan rasa takut akan tenggelam dapat mempengaruhi keterampilan

dalam pembelajaran aktivitas air. Hal ini merupakan tugas pengajar untuk

menghindarinya dengan cara menciptakan suasana tenang dan menyenangkan.

Dengan demikian siswa dapat melakukan gerakan yang baik. Dengan

melakukan aktivitas di air, anak berkesempatan untuk mengenal dan

memahami lingkungannya. Melalui aktivitas itu pula, anak memperoleh

21

kesempatan untuk bergerak dengan bebas, dan dalam keadaan apapun dia

harus menggerakkan seluruh anggota tubuhnya, untuk tujuan agar bisa

mengapung dan bergerak. Keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar

biasa, bukan dari segi fisik namun juga mental. Proses pembelajaran yang

baik adalah dilakukan secara intensif, konsisten dan kontinyu yang tidak dapat

menimbulkan rasa jenuh pada peserta didik. Maka seorang pengajar harus

pandai memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan anak didik. Upaya

ini dapat dilakukan melalui metode pembelajaran aktivitas air dengan

pendekatan bermain.

Pemikiran dari anak-anak pada umumnya ditunjukkan untuk

memenuhi dorongan dari kata hatinya, yaitu mendapatkan suatu hal yang

menyenangkan hatinya. Seperti kesenangan atau kegembiraan bila ia

mendapatkan suatu mainan yang di khayalkannya, kesenangan bermain

dengan teman-teman dan sebagainya. Forbel dalam (Eka Nugraha, 2010 : 18)

berpendapat bahwa bermain itu bagi anak merupakan suatu peristiwa yang

dapat memupuk dan mengembangkan kesanggupan. Baik itu kesanggupan

jasmani maupun kesanggupan rohani menuju kearah nilai dan sikap hidupnya.

Dari pendapat tersebut maka bermain merupakan kunci anak atau siswa dalam

pengembangan keterampilan gerak (pembelajaran gerak). Untuk peningkatan

bergerak tersebut maka bentuk-bentuk bermain harus sesuai dengan

karakteristik anak, sehingga tidak menimbulkan efek yang negatif pada anak

seperti takut bermain.

22

Dalam Eka Nugraha (2010 : 18 - 33) Ada beberapa karakteristik yang

perlu diperhatikan dalam pembelajaran aktivitas air seperti :

1. Pemilihan Kegiatan

Pilih kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan usia dan

kemampuan. Anak yang lebih kecil, harus lebih sedikit tingkat

kerumitannya. Pastikan bahwa anak yang lebih mudah memiliki

kebutuhan kemampuan pendahulu untuk berpartisipasi. Ciptakan

sebuah pengalaman individu dan kelompok yang bervariasi.

2. Ketangkasan

Lingkaran ketangkasan adalah sebuah permainan yang cepat,

aman dan pendekatannya tidak membahayakan jika digunakan untuk

menilai kesesuaian air dan keterampilan bermain perkelompok. Atur

kelompok tersebut dalam satu lingkaran besar, dan berdiri di atas

kedalaman tertentu. Para peserta dibagi dua. Jika jumlah peserta dalam

lingkaran tidak rata, anda perlu menggabungkan lingkaran selama

penilaian. Jika jumlahnya sama, maka anda berdiri di luar lingkaran

dan beri instruksi-instruksi kepada mereka. Bagi siswa yang berada

pada lingkaran kesatu menjaga kaki mereka agar tetap di dasar kolam

menggunakan topangan besar (pundak kaki melebar dan lutut agak

membungkuk). Mereka saling memegang lengan bawah dan

menyilang kebelakang kelompok lingkaran kedua. Penampilan

dimulai dengan kelompok lingkaran kedua yang mengapung kedepan

23

dan belakang dalam lingkaran tersebut. berikan petunjuk-petunjuk

dengan menggunakan sebuah format eksplorasi gerakan.

Buatlah sebuah catatan mental siswa yang terlihat gelisah (sebagian

dari mereka tidak dapat menyelam pada saat mengapung di depan,

sebagian tidak dapat membasahi telinga mereka pada saat mengapung

kebelakang dan sebagian yang lainnya biasanya pindah, bergerak dan

merebah ketika keterampilan tanpa gerak). Masing-masing kelompok

menopang dan mencoba kemampuan ini.

3. Menyesuaikan Permainan dan Ketangkasan bagi Kebutuhan Individual

Sebelum memberikan adaptasi bagi siswa, berikanlah mereka

kesempatan untuk mencoba kemampuan mereka untuk terlibat dalam

kegiatan ini. Jika tidak berhasil, maka seorang guru dapat mencoba

beberapa ide keterampilan individu mereka dan mengatur permainan.

4. Penggunaan Alat untuk Meningkatkan Permainan dan Pembelajaran

Sebuah alat dapat menambah dimensi baru terhadap sebuah

aktivitas di air. Seperti sepatu katak, pelampung yang disediakan

untuk semua pengguna. Jika tidak cukup menyewa alat-alat permainan

tersebut, temukan dibagian gudang alat pendidikan jasmani / olahraga

dan perhatikan alat apa yang dapat digunakan di area kolam contohnya

bola karet atau plastik.

24

5. Mengatur dan Mencegah Cedera

Keselamatan memiliki perhatian khusus dalam sebuah kegiatan

akuatik. Aktivitas air yang aman membutuhkan pengaturan dan

perencanaan yang baik pula. Para guru penjas didorong untuk

mengajarkan dasar keterampilan keselamatan air sebagai bagian dari

program aktivitas di air dan permainan yang aman di dalam dan

disekitar air. Kegiatan ini sesuai dengan tuntutan kurikulum yang

berlaku.

6. Fasilitas Keselamatan

Sebelum program keselamatan dimulai dari fasilitas

keselamatan. Temukan bahwa pengawas kolam mampu bersedia

membantu program anda. Sebagai seorang guru periksalah fasilitas

keselamatan agar menimilasir terjadinya cedera.

7. Program-program keselamatan

Ketika seorang guru hendak merencanakan kegiatan akuatik,

maka pastikan bahwa kegiatan akuatik ini mengurangi resiko

kecelakaan atau cedera perorangan. Seorang guru dapat mengurangi

resiko-resiko tersebut dengan membuat pengawasan yang baik,

membangun dan menyelenggarakan peraturan-peraturan,

merencanakan keadaan darurat, dan mengajarkan keterampilan

keselamatan perorangan kepada kelompok.

25

8. Meningkatkan Keselamatan Personal

Pembelajaran keterampilan keselamatan perorangan dapat

membantu meningkatkan kemandirian siswa. Para siswa yang telah

menguasai kemampuan ini akan lebih nyaman didalam air dan akan

menikmati berbagai macam permainan dan unjuk ketangkasan.

9. Masuk dan Keluar Air secara Mandiri

Para siswa harus belajar bagaimana masuk dan keluar air

sendiri dengan cara yang aman

10. Kontrol Pernapasan

Pengaturan pernapasan meliputi keterampilan untuk menahan

nafas sebaiknya mengubah jalur udara melalui mulut dan hidung

dengan cara tertentu. Gerakan dalam aktivitas air tidak membutuhkan

waktu yang lama dalam menahan napas, tetapi para peserta didik harus

merasa nyaman menahan napas mereka selama 3 sampai 5 detik untuk

menikmati aktivitas dibawah air. Perubahan ritmik udara merujuk

kepada menghisap melalui mulut dan mengeluarkannya melalui

hidung dan mulut. Pengeluaran melalui hidung harus ditekankan pada

tahap awal pembelajaran untuk mengurangi resiko perserta menghirup

air melalui hidung.

11. Membuka Mata dalam Air

Melihat di bawah air merupakan hal yang menarik. Pada

awalnya mungkin pedih sesaat, tetapi para siswa menyesuaikan

26

dengan cepat dan mengalami sedikit masalah melihat objek atau siswa

lain. Ajarkan siswa untuk tidak takut membuka mata di dalam air.

Melihat kedalam air mengurangi resiko bertabrakan dengan siswa lain

atau dengan siswa lain atau pinggiran kolam. Ini juda memberikan

umpan balik kinestetik bagi perenang untuk mengetahui dimana tubuh

mereka berada pada saat berenang. Siswa yang khawatir untuk

menyelam wajah mereka biasanya menggunakan kaca mata khusus

untuk mengurangi ketakutan tersebut.

12. Pengapungan tanpa Bantuan

Pengapungan tanpa bantuan atau meluncur adalah langkah

pertama untuk menjadi perenang yang mandiri. Ajarkan siswa untuk

bisa mengapung tanpa bantuan orang lain. Bentangkan lengan diatas

kepala, tempatkan wajah didalam air, dan angkat berlahan kaki keluar

dari dasar kolam untuk mengapung (tekan dengan kaki-kaki untuk

meluncur kedepan). Mengapung terlentang harus mulai dari

kedalaman air mencapai dada dan lengan melebihi pinggiran kolam

secara horizontal. Ambil nafas dalam dan letakkan kepala kebelakang

di dalam air sampai kedua telinga basah. Nyamankan dan biarkan

kedua kaki mengapung didalam posisi horizontal. Kuncinya yaitu

untuk menahan pengapung tanpa bantuan selama 5 detik.

27

13. Berputar

Menguasai cara berputar membiarkan siswa untuk merubah

gerakan atau untuk mengistirahatkan diri setelah berputar dari depan

kebelakang. Capai sebuah titik tujuan di depan kepala dan lanjutkan

bergerak didepan.

14. Merubah Petunjuk

Perubahan petunjuk membantu individu untuk kembali dengan

selamat. Para peserta harus dapa berenang pada jarak pendek dari

pinggir kolam dan kembali menggunakan putaran yang lebar. Metode

merubah petunjuk lainnya menghentikan renang, injakan air, putaran

dan buatlah peraturan baru dan mulai berenang membelakangi pinggir

kolam.

15. Injakan Air

Injakan air adalah posisi pendukung air yang dalam. Hal ini

ditunjukkan dalam posisi semi vertikal, dengan kepala di atas dan

keluar dari air. Ajarkan siswa untuk melakukan injakan air dengan

cara Tangan menunjukkan gerakan mendayung-dayung. Dayungan

adalah menggerakan tangan delapan dengan dengan telapak tangan

didepan, gerakkan tangan kedepan dada kemudian menjauh ke posisi

yang lebih luas dari pada punggung. Kaki di tekan dengan menendang

kebawah. Gunakan tendangan kayuh sepeda, tendangan gunting,

tendangan gerakan gaya dada atau tendangan berputar.

28

16. Menggunakan Baju Pelampung

Jika baju pelampung tersedia, para peserta didik harus tahu

bagaimana menggunakannya dengan baik. Baju pelampung

memberikan topangan bagi para perenang dan non perenang.

Dari penjelasan diatas tentang karakteristik dan struktur pengajaran

renang seorang guru harus bisa menjelaskan dan memahami pemilihan

kegiatan dalam aktivitas air.

7. Karakteristik Siswa SD

Menurut Depdiknas (2003: 13) berdasarkan tingkat usianya

perkembangan siswa SD dapat digolongkan:

a. Perkembangan fisik

Siswa SD secara umum perkembangan fisik sejalan dengan

perkembangan mental, terutama pada tahun-tahun pertama gizi dan

kesehatan mempunyai dampak yang besar terhadap kecerdasan.

b. Perkembangan emosi

Siswa SD sudah menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan

dorongan dan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan

lingkungannya. Ia belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku

yang dapat diterima secara sosial. Kebanyakan anak usia 6-12 tahun

dapat dengan baik menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Ia tahu

peran apa yang harus dimainkan di lingkungan rumah, sekolah dan di

29

kalangan teman sebaya. Disamping itu, melalui permainan dan

olahraga anak dimungkinkan mengeluarkan emosinya secara wajar.

Anak belajar aspek-aspek yang penting dari sosialisasi sepeti : belajar

memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak

diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar

bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari

olahraga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model

pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar

dalam kelompok serta keadilan dan demokrasi.

c. Perkembangan mental intelektual

Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, siswa SD sudah

mulai memasuki tahap operasional konkrit. Dari apa yang dipelajari

disekolah, ia belajar menghubungkan konsep – konsep baru dengan

konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk

konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan,

perbedaan jenis kelamin, moral dan sebagainya.

d. Perkembangan sosial

Pada masa ini dunia menjadi lebih luas dibandingkan dengan

masa kanak-kanak,. Sejak masuk SD, keinginan anak untuk menjadi

anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya semakin

meningkat. Untuk itu ia cenderung mengikuti nilai-nnilai kelompok.

30

Walaupun kadang-kadang ini berarti harus menentang peraturan-

peraturan dari orang tua.

e. Perkembangan moral

Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, tentang

keadilan menjadi lebih beragam (berdiferensiasi) dan lentur

(fleksibel), tidak selalu berarti pada masa kanak-kanak. Dalam

penilaian tentang baik dan buruk ia mulai mempertimbangkan dampak

dari situasi-situasi khusus. Ia mulai memahami bahwa penilaian

tentang baik buruk dapat berubah, tergantung dari keadaan dan situasi

munculnya perilaku itu.

f. Perkembangan kepribadian

Kepribadian anak bisa dipengaruhi oleh orang tua, guru, dan

teman-temanya. Anak mulai mengagumi tokoh-tokoh baik dari sejarah

maupun cerita fiksi, dari dunia film atau olahraga. Berdasarkan

pengalaman ini, ia membentuk konsep “diri idealnya”, pribadi macam

apa yang dicita-citakan bagi dirinya. Mula-mula ideal ini dibantu

menurut pola orang tua, guru dan tokoh-tokoh dilingkungan dekatnya.

Dengan meningkatnya usia, orang-orang yang tidak dikenal tapi

pernah didengar atau dibaca dapat juga menjadi inti dari inti idealnya.

Dari sumber-sumber yang banyak membentuk anak “diri ideal” yang

akan menjadi patokan umum bagi perilakunya

31

Ada beberapa karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu

diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya

ditingkat sekolah dasar, sebagai guru harus dapat menerapkan metode

pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting

bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya.

8. Prinsip – Prinsip Developmentally Approciate Practice (DAP)

Salah satu konsep yang relevan dengan pendekatan pembelajaran yang

sesuai dengan anak adalah konsep Developmentally Appropriate Practice

(DAP) atau dalam bahasa Indonesia berarti ”Pendidikan yang patut sesuai

dengan tahapan perkembangan anak” (Megawangi, 2005 : 1). Berdasarkan

konsep ini, para pendidik harus mengerti bahwa setiap anak adalah unik

mempunyai bakat, minat, kelebihan, dan kekurangan, dan pengalaman yang

berbeda-beda. Oleh karena itu, para pendidik hendaknya dapat menyesuaikan

diri dengan keunikan-keunikan tersebut.

Konsep atau pendekatan DAP ini telah menjadi acuan dalam

pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan dalam pengembangan

selanjutnya diadaptasi dalam program pendidikan dasar terutama untuk kelas

rendah. Banyak uraian yang bisa kita temukan dalam prinsip Developmentally

Appropriate Practice (DAP) dalam pengertian penyesuaian sesuai substansi,

sekaligus metode dan strategi dengan karakteristik siswa atau peserta didik.

Prinsip Pokok DAP (Developmentally Appropriate Practice).

32

Metode pembelajaran yang sejalan dengan konsep DAP adalah

metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Metode ini, selain

sesuai dengan tahapan perkembangan anak, juga memperhatikan keunikan

setiap anak.

Metode pembelajaran dengan konsep DAP dianggap dapat

mempertahankan, bahkan meningkatkan gairah belajar anak-anak. Konsep

DAP memperlakukan anak sebagai individu yang utuh (the whole child) yang

melibatkan empat komponen, yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan

(skills), sifat alamiah (dispositions), dan perasaan (feelings); karena pikiran,

emosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak bekerja secara bersamaan dan saling

berhubungan. Dengan kata lain, metode pembelajaran yang baik adalah

metode pembelajaran yang dapat melibatkan semua aspek ini secara

bersamaan, sehingga perkembangan intelektual, sosial, dan karakter anak

dapat terbentuk secara simultan

Prinsip-prinsip ini didasarkan pada yang dikembangkan oleh

Bredekamp et. al (dalam Megawangi, 2005).

Tabel 1. Prinsip dan Praktek DAP

Prinsip Praktek

Belajar paling efektif

bagi anak-anak adalah

ketika kebutuhan

fisiknya sudah

terpenuhi, dan ketika

secara psikologis

mereka merasa aman

DAP memperhatikan kebutuhan biologis

anak. Pada usia TK dan SD anak-anak

memerlukan aktivitas fisik yang membuat

mereka aktif, sehingga dapat membantu

pembentukan kepercayaan dirinya.

Contohnya, anak tidak disuruh duduk,

menulis, dan mendengarkan ceramah guru

33

dan nyaman.

dalam waktu yang lama. DAP memberikan

peluang bagi anak untuk aktif, bermain,

waktu tenag, belajar, dan beristirahat

secara seimbang. Anak-anak akan lebih

cepat mempelajari suatu konsep dengan

keterlibatannya secara aktif, misalnya

bekerja dengan obyek nyata/tiruannya atau

kerja tangan, daripada hanya disuruh

mendengarkan guru. Lingkungan belajar

juga harus aman sehingga semua anak

merasa aman dan diterima oleh

lingkungannya.

Anak-anak

membangun

Pengetahunnya

Anak-anak membangun pengetahunnya

Pengetahuan anak yang dibangun

merupkan hasil dari interaksi dinamis

antara individu, dengan lingkungan fisik

dan sosialnya. Artinya, anak mendapatkan

pengetahuan melalui eksplorasi dan

eksperimen aktif. Salah satu eksperimen

yang berharga adalah membuat kesalahan

yang konstruktif yang merupakan hal yang

penting bagi perkembangan mentalnya,

yaitu belajar dari kesalahan. Anak-anak

perlu membangun hipotesanya dengan

mengadakan percobaan dan berbagai

bentuk manipulasi, mengamati apa yang

terjadi, membandingkan hasilnya,

mengajukan pertanyaan-pertanyaan

dan mencari jawabannya.

Anak-anak belajar

melalui interaksi

sosial dengan para

orang dewasa di

sekitarnya dan teman-

teman sebayanya

Contoh terpenting adalah hubungan antara

orang tua dan anak. Para guru mendorong

agar hubungan dapat terjalin lebih kuat,

termasuk dengan kawan sebayanya dan

orang dewasa lainnya, sehingga proses

belajaran akan lebih efektif. Tugas guru

adalah memberi dukungan, mengarahkan,

dan memberikan motivasi, sehingga anak

adapat belajar berinteraksi dan menjadi

individu manidiri. Kurikulum DAP akan

memberikan kesempatan bagi anak untuk

mengerjakan suatu pekerjaan

berkelompok, sehingga anaka dapat belajar

34

berkomunikasi dan berinteraksi dengan

kawan-kawannya. Termasuk juga diskusi

di kelas yang dipandu langsung oelh

gurunya.

Anak-anak belajar

melalui bermain

Bermain dapat memberikan kesempatan

pada anak untuk berekspresi,

bereksperimen, memanipulasi, yang

semuanya adalah ahl yang paling penting

untuk membangun pengetahuan dan

membangun kemampuan berpikir

representatif. Ketika bermain, anak-anak

dapat belajar mengkaji dan meningkatkan

daya pikirnya melalui respon yang

diperoleh dari lingkungan fisik dan

sosialnya. Melalui bermainlah anak-anak

dapat mengembangkan daya imajinasi dan

kreativitasnya. Pada usia SD, permainan

anak-anakmenjadi lebih berorientasi pada

peraturan dann dapat meningkatkan

kemandirian dan kerjasama, sehingga

dapat mendukung perkembangan sosial,

emosi, dan intelektualnya.

Ketertarikan anak-

anak terhadap sesuatu,

dan rasa ingin tahunya

yang tinggi dapat

memotivasi belajar

anak

Anak-anak membutuhkan pengalaman

yang mempunyai arti penting bagi ereka.

Dalam kelas yang sesua dengan DAP, para

guru akan mencari cara dan strategi untuk

membuat anak tertarik dan memberikan

peluang bagi anak untuk memecahkan

persoalan secara bersama. Guru akan

mencari berbagai aktivitas dan kegiatan

yang dapat menarik minat anak, sehingga

motivasi anak untuk belajar akan

meningkat. Hal ini akan menumbuhkan

kecintaan anak untuk belajar, rasa ingin

tahu, perhatian, dan motivasi dari dalam

diri anak untuk terus mencari pengetahuan.

Prinsip DAP diterapkan mengandung asumsi bahwa kurikulum,

interaksi anak dan orangtua atau guru, interaksi sekolah dan rumah, serta

35

penilaian harus sesuai dengan prinsip DAP. Berdasarkan hal tersebut, prinsip

DAP mengembangkan contoh-contoh pembelajaran yang patut sesuai dengan

perkembangan anak. DAP sendiri dapat diterapkan baik di TK/PAUD maupun

SD. Dari prinsip DAP tersebut anak-anak atau siswa dapat belajar melalui

bermain, guru pendidikan jasmani disini hendaknya dapat melakukan

pembelajaran khususnya aktivitas air lewat pendekatan bermain.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai proses pembelajaran baik secara teori maupun

praktek dilapangan telah banyak dilakukan salah satunya penelitian tentan

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jogkok Melalui

Pendekatan Permainan Pada Siswa SMP Negeri 2 Tanjungpandan Belitung”

oleh Daryono (2009). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa VII

C SMP Negeri 2 Tanjungpandan Belitung yang berjumlah 32 siswa. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 rata-rata nilai siswa 67,19

meningkat dari nilai rata-rata sebelumnya. Pada siklus 2 nilai rata-rata 71,25

meningkat dari pada siklus 1. Pada siklus 3, semua siswa dapat mencapai

kriteria ketuntasan minimal.

C. Kerangka Berpikir

Keberanian lewat pengenalan air merupakan materi dalam olahraga

renang. Dalam pembelajaran materi pokok terutama dalam hal meningkatkan

keberanian siswa dalam belajar aktivitas air.

36

Komponen utama dalam pembelajaran adalah kegiatan belajar-

mengajar. Didalam kegiatan belajar-mengajar salah satunya mencakup

pemilihan teknik mengajar serta media yang cocok untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Persiapan yang baik bagi seorang guru adalah menyiapkan

materi pelajaran dengan mengerjakan semua soal secara berurutan seperti

seorang siswa. Disamping itu, seorang guru harus menguasai berbagai macam

model, strategi atau pendekatan pembelajaran sehingga dalam menyampaikan

materinya akan lebih mudah dan bervariasi dan siswa tidak merasa bosan.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa digunakan adalah

pembelajaran dengan pendekatan bermain.

Pendekatan bermain merupakan pendekatan pembelajaran

menggunakan permainan sehinga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dari

menggunakan permainan tersebut maka sebagai seorang guru harus dapat

memberikan pelajaran yang tidak membosankan dan menyenangkan. Salah

satunya pembelajaran keberanian lewat pengenalan air.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis merancang pelaksanaan

pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui

tingkat perkembangan dan keberhasilan dari pendekatan yang diterapkan. Hal

tersebut diwujudkan dalam penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

penulis lakukan dalam rangka meningkatkan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air pada siswa kelas I C SD Muhammadiah Bodon

Yogyakarta.

37

D. Hipotesis Tindakan

Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya, maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan terhadap penelitian sebagai berikut :

“melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran aktivitas air dapat

meningkatkan keberanian siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon tahun

ajaran 2012 / 2013”

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research), yang dilakukan secara kolaboratif. Artinya peneliti tidak

melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau kerjasama dengan

guru Pendidikan Jasmani dan kelas I C SD Muhammadiah Bodon

Yogyakarta. Secara partisipasi, peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti

akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Model penelitian ini

adalah model Kurt Lewis, yaitu terdiri dari perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi (Nana Syaodih, 2010:145).

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:3), penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama.

Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan keberanian siswa

kelas I C dalam pembelajaran aktivitas air SD Muhammadiah Yogyakarta,

dengan pendekatan bermain.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang

dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Menurut

Pardjono (2007:22), menyebutkan: mereka menggunakan empat komponen

39

penelitian dalam setiap langkah, (perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi).

Model Kemmis dan Mc Taggart ini merupakan pengembangan dari

model Lewin. pada Model Kemmis dan Taggart, komponen tindakan dan

observasi menjadi satu komponen karena kedua kegiatan ini dilakukan secara

simultan. Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 1: Model Kemmis dan Mc Taggart

Sumber: Pardjono dkk. (2007:21)

C. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiah Bodon

Yogyakarta kelas I C semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas I C SD

Muhammadiah Bodon Yogyakarta.

40

3. Siklus PTK

Penelitian PTK ini adalah kegiatan pemberian tidakan atau

perlakuan dalam proses pembelajaran. Perlakuan pada siklus berikutnya

(yang satu) harus berbeda secara jelas dari siklus sebelumnya (yang lain).

Jika yang berbeda hanya topik, sementara perlakuannya masih sama,

berarti siklus itu masih sama, tak dapat dinamakan siklus baru. Siklus akan

terus dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai masalah terpecahkan.

D. Prosedur Penelitian

1. Langkah Persiapan PTK

Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan

dan dibuat berbagai input dan instrument yang akan dilaksanakan untuk

memberikan perlakuan dalam PTK, oleh peneliti, kolaborator dan siswa,

yaitu :

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Dengan Kompetensi Dasar mempraktikan aktivitas dasar di air dan

Mempraktikkan berbagai permainan di air dangkal disertai nilai

percaya diri, kebersihan, dan disiplin.

b. Guru beserta Kolaborator membuat persiapan perangkat pembelajaran

berupa lembar pengamatan dan pedoman pelaksanaan siswa berupa:

wawancara, lembar observasi siswa, observasi guru, observasi kelas

dan dokumentasi.

41

c. Kriteria siswa yang berani apabila siswa, berani masuk ke kolam siswa

berani membasuh semua anggota badannya dengan air, siswa senang

dalam pembelajaran dan siswa bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran.

2. Langkah Pelaksanaan PTK

Setelah guru yakin bahwa siswa sudah memahami tindakan dalam

pembelajaran dengan model baru, yang menekankan pada pembentukan

keberanian siswa. Langkah awal dari pelaksanaan tindakan dengan model

baru sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan pada siswa bahwa dalam pembelajaran penjasorkes,

pokok bahasan aktivitas air menggunakan pendekatan bermain dalam

membentuk keberanian siswa

b. Guru menjelaskan materi renang dapat membentuk keberanian siswa:

dari sikap pengenalan air, sifat air, gerak tubuh dalam air, gerak

mengapung dalam air.

c. Siswa melakukan tindakan ini secara urut dan bergantian, mengikuti

instruksi guru, dan pada pelaksanaan ini peneliti dan kolaborator

melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah

disiapkan.

42

3. Langkah Pengamatan PTK

Sesudah guru selesai melakukan tahapan tindakan subjek, maka

langkah berikutnya merancang bagaimana pengamatan dilakukan. Hal-hal

yang perlu dilaporkan tentang pengamatan adalah:

a. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dibantu oleh kolaborator

b. Pengamatan dilakukan saat siswa melakukan tindakan bersama-sama

c. Pengamatan objek yang diamati adalah: kegiatan siswa yang sedang

mengikuti pelajaran penjas, kegiatan guru yang melakukan proses

pembelajaran dan keadaan lingkungan sekolah.

Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus satu kali tatap muka dan

apabila siklus II belum berhasil akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4. Refleksi

Guru dan Kolaborator melakukan refleksi, refleksi di sini meliputi

kegiatan : analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan

dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap

perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk

memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya.

Selanjutnya dapat dilakukan analisis data dalam rangka refleksi

setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan, mencakup proses

dan dampak seperangkat tindakan perbaikan dalam suatu siklus PTK

sebagai keseluruhan. Dalam hubungan ini, analisis data adalah proses

43

menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengorganisasikan, dan

mengabstraksikan data secara sistematis danrasional untuk menampilkan

bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap

tujuan PTK.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data,

paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses

penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan

pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan

data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk

paparan naratif, representasi grafis dan sebagainya. Sedangkan

menyimpulkan adalah proses pengambilan inti sari dari sajian data yang

telah terorganisasikan tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan /atau

formula yang singkat dan padat tapi mengandung pengertian luas.

Jika dari hasil analisis dan refleksi, hasil yang didapat menunjukkan

keberhasilan dan menurut peneliti (sebaiknya setelah berdiskusi dengan

sejawat) permasalahan sudah dapat diatasi, maka PTK diselesaikan pada

siklus 1. Jika dari hasil analisis dan refleksi, indikator keberhasilan belum

tercapai, maka dirancang kembali rencana perbaikan yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

44

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan instrument antara lain: pedoman

wawancara, lembar observasi, dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 156) observasi atau

pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan pengamatan, menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan. Hal yang akan diamati adalah

keberanian siswa selama mengikuti pembelajara penjas khususnya

aktivitas air. Pedoman pengisian instrumennya sudah tersedia, observer

tinggal membubuhkan tanda check (v) jika hal yang diamati muncul,

antara lain:

a. Lembar observasi penilaian proses sikap berani selama pelajaran

penjas berlangsung.

b. Lembar observasi kelas terhadap guru

Lembar observasi Guru dalam kegiatan pembelajaran meliputi

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu peningkatan keberanian

2. Memberi keyakinan sukses sebelum siswa melakukan

3. Memberikan umpan balik termasuk koreksi kepada siswa

4. Memberikan kesempatan atau umpan secara progress

5. Melakukan pembelajaran yang bersifat menyenangkan

45

6. Memberikan evaluasi kepada siswa

c. Lebar observasi terhadap perilaku siswa

2. Dokumentasi

Dokumentasi dari kata asalnya “dokumen”, yang artinya barang-

barang tertulis (dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 158). Dokumentasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen atau catatan yang

mendukung dalam proses pembelajaran antara lain: Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Silabus, daftar hadir siswa, daftar nilai. Proses

pembelajaran dicatat dalam lapangan dan dokumentasi dalam bentuk foto

kegiatan.

3. Wawancara

Wawancara merupakan pengumpulan data kualitatif dengan cara

dialog langsung dengan siswa yang dinilai (Pardjono, 2007: 42).

4. Validitas dan Reabilitas Instrument

Dalam penelitian ini untuk menggambarkan validitas instrument

menggunakan content validity atau validitas isi kemudian menggunakan

expert judgement atau yang biasa disebut dengan konsultasi ahli dan

sedangkan untuk reabilitas instrument menggunakan teknik triangulasi

data dalam Suharsimi Arikunto (2010: 178), artinya pemantapan data

melalui tiga sudut, data akan dikumpulkan melalui sumber majemuk untuk

memasukan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber

majemuk maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk memastikan

46

kebenaran suatu data. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah triangulasi teknik pengambilan data. Mengecek data kepada

informan yang sama dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.

Peneliti mengecek data dengan hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini

menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data dengan mengadakan

dialog langsung dengan subjek (siswa) yang akan dinilai, teknik ini

dipandang sebagai pengumpulan data kualitatif yang tepat.

2. Observasi merupakan teknik pengumpulan terhadap sasaran pengukuran

(siswa dan guru) dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah

disiapkan sebelumnya. Hal yang akan diungkap spesifik, disini

keberanian siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas air.

3. Dokumentasi merupakan segala alat yang digunakan dalam proses belajar

mengajar baik yang berupa catatan maupun gambar kegiatan selama

proses pembelajaran penjas.

Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai peneliti yang melakukan

tindakan, sedangkan kolaborator mengamati terhadap berlangungnya proses

tindakan dengan menggunkan lembar observasi, metode wawancara,

dokumentasi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengumpulkan data mengenai

47

aktivitas guru dan siswa selama pembentukan keberanian dengan pendekatan

bermain.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen

No Data Objek Instrumen

1 Proses Pembelajaran Guru Lembar Observasi

Dokumentasi

2 Partisipasi Guru

Siswa

Lembar Observasi

Dokumentasi

3 Keberanian Siswa Lembar Observasi

Dokumentasi

wawancara

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh di lapangan kemudian dianalisis dengan

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara peneliti bersama kolaborator merefleksi hasil

observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan

siswa di dalam kelas. Data kualitatif dalam lembar observasi diolah menjadi

kalimat-kalimat yang bermakna dan dianalisis secara kuantitatif. Teknik

analisis data yang digunakan secara berturutan yaitu pengumpulan data

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

48

Reduksi data dalam penelitian ini meliputi penyeleksian data melalui

ringkasan atau uraian singkat dan pengolahan data ke dalam pola yang lebih

terarah. Dengan demikian reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan

finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Penyajian data dilakukan dalam rangka

mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara

sistimatis dari hasil reduksi data mulai dari perencanaan tindakan, observasi

dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan

upaya pencarian makna data. Data yang terkumpul disajikan secara sistimatis

dan perlu diberi makna.

Dalam PTK ini juga dilakukan teknis analisis data dengan

membandingkan kesesuaian rencana pembelajaran yang telah didiskusikan

antara peneliti dengan kolabolator dengan pelaksanaan di lapangan dengan

cara dicatat dalam lembar obsevasi guru (LOG). Dampak dari penerapan

pembelajaran pendekatan bermain terhadap kondisi siswa selama proses

belajar mengajar berlangsung, selanjutnya dicatat dalam lembar observasi

siswa (LOS), menganalisis hasil dokumentasi kamera, dan menganalisis hasil

pengamatan tentang keberanian siswa dan menganalisis hasil wawancara

terhadap siswa. Ketiga analisis data ini dilakukan dengan teliti dan cermat

agar dapat ditarik kesimpulan dengan benar. Model analisis kualitatif yang

49

terkenal adalah model Miles & Hubberman (1992) dalam Tjetjep Rohendi

(1992:20) yang meliputi :

Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara

mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru

kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang

membantu. (dampak PTK dan efektivitasnya). Model analisis ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Model analisis PTK

Sumber : Miles & Hubberman (1992) dalam Tjetjep Rohendi

(1992:20)

Data yang diperoleh akan dikategorikan berdasarkan kriteria yang

dihitung menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan metode

persentase, untuk membandingkan suatu prestasi dengan suatu patokan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dalam perhitungan PAP ini diketahui

penguasaan kompetensi minimal yang mungkin dicapai adalah sebesar 0%

sedangkan skor maksimal yang mungkin dicapai adalah 100%. Kategorisasi

50

data pada penelitian ini akan dikategorikan menjadi 5 kelas. Perhitungannya

menggunakan rumus sebagai berikut (Riduwan, 2009: 70).

P = Skor tertinggi – skor terendah = 100 – 0 = 20

Jumlah kelas 5

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka diperoleh patokan kategorisasi

data sebagai berikut:

Tabel 3. Pengkategorian keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air

No Aspek Keaktifan Siswa Kriteria

1 Keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air

melalui lembar observasi,

dokumentasi, dan wawancara

80 -100 % Amat Baik

60 – 79 % Baik

40 – 59 % Cukup

20 – 39 % Kurang

0 – 19 % Amat Kurang

Tabel 4. Aktivitas Guru dalam mengajar aktivitas air

No Aspek Keaktifan Guru Kriteria

1 Aktivitas guru dalam

pembelajaran aktivitas air

80 -100 % Amat Baik

60 – 79 % Baik

40 – 59 % Cukup

20 – 39 % Kurang

0 – 19 % Amat Kurang

Analisis terhadap keberanian siswa dalam aktivitas air dilakukan

dengan yaitu dengan membandingkan hasil wawancara, lembar observasi, dan

dokumentasi pada proses pembelajaran aktivitas air

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

\

A. Deskripsi Lokasi

Proses penelitian tindakan di SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta,

peneliti bersama kolaborator melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran Penjasorkes dalam upaya meningkatan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan permainan yang dilakukan

selama dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan, siklus kedua

dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi

proses perilaku peningkatan keberanian siswa dalam proses pembelajaran

aktivitas air. Penlitian ini dilakukan di kolam renang Tirta Mulya Malangan,

Umbulharjo, Bantul.

B. Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus I, pertemuan ke-1

a. Tahap Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama kolaborator

merencanakan skenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas

pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut. Secara rinci

kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

1) Tujuan penelitian dan rencana tindakan disosialisasikan kepada

kolaborator dan siswa. Peneliti, kolaborator dan siswa melakukan

52

tukar pikiran untuk menyamakan persepsi dalam menggunakan

pendekatan model-model pembelajaran aktivitas air melalui

pendekatan bermain.

2) Membuat skenario model-model pembelajaran aktivitas air melalui

pendekatan bermain, menyusun RPP dengan pokok bahasan

pengenalan air.

3) Menyiapkan fasilitas pembelajaran, alat- alat yang digunakan dalam

aktivitas air.

4) Dalam peneliti ini dibuat dan disusun instrumen untuk melakukan

monitoring keberanian siswa selama pembelajaran aktivitas air,

melalui lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi.

5) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.

6) Menyiapkan kegiatan refleksi.

b. Tahap Pelaksanaan (action)

Pertemuan ke-1, dilaksanakan pada hari Sabtu,16 Maret 2013,

dua jam pelajaran (70 menit) dengan urut-urutan kegiatan sebagai

berikut:

1) Guru mengumpulkan siswa dengan cara dibariskan, salah satu

anak diminta untuk memimpin berdoa, presensi siswa dalam hal ini

jumlah siswa 36.

53

Gambar 3 : Siswa di absen

2) Selanjutnya guru melakukan pembelajaran sesuai materi pada hari

ini yaitu, pembelajaran aktivitas air dan pengenalan air di kolam

antara lain: Permainan 1. Siswa melakukan pemanasan, siswa

bermain naik kereta api dengan jara berbaris kemudian berjalan

mengelilingi kolam yang dangkal.

Permainan 2. Siswa melakukan bermain cicak-cicak di dinding. siswa

masuk ke kolam, kemudian siswa menghadap ke tembok. Kemudian

siswa berjalan ke samping mengelilingi kolam dengan tangan

memegang dinding kolam.

Gambar 4 : Siswa bermain cicak-cicak di dinding

54

Permainan 3. Siswa melakukan permainan tembak-tembak air secara

bersamaan.

Gambar 5 : Siswa melakukan permainan tembak air

Permainan 4. Bermain menebak jumlah jari guru dengan cara

menyelam. Siswa masuk kedalam kolam, kemudian guru menaruh

tangannya di dalam kolam, kemudian guru mengacungkan jari dalam

kolam, nanti siswa menyelam dan menebak jari guru yang

mengacung di dalam kolam.

Gambar 6 : siswa menebak jumlah jari guru di dalam kolam

55

Permainan 5. Bermain lomba lari di sepanjang kolam renang

Gambar 7 : siswa melakukan lomba lari

Permainan 6. Bermain berburu harta karun, guru menyebar koin,

kemudian siswa masuk menyelam mengambil koin.

Gambar 8 : siswa berlomba mencari koin dalam kolam

56

3) pada akhir pembelajaran peneliti melakukan pendinginan, siswa

membuat lingkaran dan bermain bisik kata. Kemudian berhitung

berdoa lalu di bubarkan.

Gambar 9 : siswa bermain bisik kata

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 19

maret 2013, dua jam pelajaran (70’). Materi pokok hampir sama

dengan pertemuan pertama hanya pada pertemuan kedua waktu

permainan kereta api, dimulai dari kolam yang lebih dalam. Jumlah

permainannya, aturan dan pelaksanaannya sama seperti pada

pertemuan pertama hanya saja dilakukan pengulangan permainan

sebanyak dua kali. Pertemuan kedua ini lebih banyak pada evaluasi

proses belajar aktivitas air.

c. Tahap pengamatan (observasi)

Penelitian tindakan ini difokuskan pada kegiatan guru dan

siswa dalam proses pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan

bermain, maka hasil pengamatan di lapangan disajikan secara

57

kualitatif. Hasil pengamatan peneliti dan kolaborator terhadap proses

pembelajaran diperolah gambaran sebagai berikut:

1. Pengamatan Terhadap Guru

Berdasarkan pengamatan kolaborator terhadap guru di

lapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat

diperoleh gambaran tentang kelebihan dan kekurangan selama

pembelajaran berlangsung, kelebihannya sebagai berikut:

a) Guru telah berusaha mempersiapkan peralatan dan

lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya. Contohnya guru

telah memberi dan membagi tugas kepada siswa untuk

membawa dan membuat / merangkai peralatan yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

b) Guru telah berusaha memberikan materi pembelajaran

aktivitas air dengan pendekatan permainan, selalu

mendorong dan memotivasi siswa lebih aktif dalam

melaksanakan aktivitasnya. Contohnya pada saat kelompok

siswa melakukan gerakan memasukkan kepala ke dalam air

selalu memotivasi siswa bahwa mereka pasti dapat

melakukannya.

c) Guru telah berusaha membuat suasana pembelajaran yang

Aktif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan (AKIM).

Contohnya pada saat proses pembelajaran guru selalu

58

menekankankan kepada siswa bahwa kelompok yang menang

adalah kelompok yang selalu aktif, kreatif, inovatif sehingga

menyenangkan.

d) Guru telah berusaha memberikan koreksi terhadap kesalahan

yang dilakukan siswa baik secara umum maupun secara

khusus. Contohnya koreksi yang dilakukan secara khusus

diberikan secara individu adalah ketika siswa pada saat

bermain di air. Koreksi secara umum guru selalu memberi

koreksi setiap kelompok siswa melakukan gerakan yang tidak

sesuai dengan harapan.

e) Guru mengevaluasi keberanian siswa dalam pembelajaran

aktivitas air.

Kekurangannya sebagai berikut:

a) Guru belum memberi pengarahan kepada kameramen sehingga

pengambilan gambar mengganggu konsentrasi siswa.

b) Guru belum memberikan teguran atau sangsi kepada siswa

yang masih duduk-duduk mencuri kesempatan saat

pembelajaran berlangsung.

Adapun hasil observasi kelas terhadap guru dapat dilihat

dari perolehan skor rata-rata semua unsur seperti tersebut di atas

yaitu 67% pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 73% dari skor

maksimal 100%

59

2. Pengamatan terhadap perilaku siswa

Berdasarkan pengamatan peneliti dan kolaborator

terhadap siswa, maka diperoleh gambaran kelebihan dan

kekurangan siswa selama pembelajaran berlangsung,

kelebihannya sebagai berikut:

a) Siswa tampak bersemangat dan berusaha untuk dapat

melakukan kegiatan proses pembelajaran aktivitas air

dengan pendekatan permainan. Situasi permainan sangat

menyenangkan dan menggembirakan merupakan hal yang

baru dan menarik bagi siswa.

b) Komunikasi siswa dengan teman-teman terjalin dengan baik

begitupun juga terhadap guru, sehingga proses pembelajaran

berjalan dengan baik. Contohnya saling bekerjasama dalam

menyusun rintangan.

c) Sebagian besar siswa selalu hadir tepat pada waktunya,

sehingga proses pembelajaran tidak mengalami hambatan

dan berjalan sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

Kekurangannya sebagai berikut:

a) Siswa masih ada yang mencuri kesempatan untuk duduk

saat pembelajaran berlangsung (3 siswa). Siswa duduk

karena menangis setelah di ganggu temannya . kemudian

anak itu mau mengikuti pembelajarannya lagi.

60

b) Siswa masih belum bersungguh-sungguh dalam

menjalankan instruksi dari guru.

c) Siswa masih ada yang terlambat mengikuti pembelajaran

karena tempat ganti pakaian terbatas (2 siswa putri).

b. Tahap Refleksi Siklus I

Setelah selasai pelaksanaan pada siklus pertama, peneliti bersama

kolaborator mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan. Masing-masing

pihak menyampaikan pendapat dan pandangannya selama tindakan

diberikan. Dalam membahas dan mengevaluasi hasil keberanian siswa

dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain selama siklus

I, tampak upaya peneliti untuk meningkatkan keberanian siswa dalam

pembelajarannya. Adapun hasil refleksi sebagai berikut.

Pada siklus pertama peningkatan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain dikatan ada

peningkatan tapi belum berhasil pada skor kriteria amat baik. Hal ini dapat

dilihat pada perkembangan kegiatan peneliti dari pertemuan pertama

sampai kedua ada kemajuan baik dari metode mengajarnya, dan interaksi

guru terhadap siswanya. Prilaku keberanian siswa dalam aktivitas air pada

siklus I sudah mengalami peningkatan walaupun belum maksimal, dilihat

dari skor prosentase dari pertemuan ke-1 skor 71,55% dan pada pertemuan

ke-2 skor 78,94% dari skor maksimalnya adalah 100% ada peningkatan

7,39 %.

61

Dari hasil refleksi pembelajaran pada siklus I, hasil yang

diharapkan belum optimal sehingga dalam penelitian ini merasa perlu

untuk melanjutkan tindakan pada siklus kedua. Adapun yang darus

dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua yaitu :

1) Guru harus membuat suasana pembelajaran lebih

menyenangkan dan menggembirakan yaitu lebih memodifikasi permainan-

permainannya

2) Guru harus menegur siswa yang masih suka bermain-main

sendiri, duduk di pinggir kolam saat pembelajaran berlangsung.

2. Siklus II, pertemuan ke-1

Dari hasil pada siklus I diambil pokok permasalahan, yaitu siswa

masih perlu di tingkatkan lagi keberanian dalam pembelajaran aktivitas air,

dengan pemberian permainan-permainan di dalam pembelajarannya.

a. Tahap Perencanaan (Planing)

Pada siklus kedua ini direncanakan menggunakan permainan

yang berbeda dari siklus pertama untuk meningkatkan keberanian

siswa dalam pembelajaran aktivitas air. Pada kegiatan akhir pertemuan

kedua diadakan evaluasi selama proses tindakan, peneliti bersama

kolaborator mengamati dan merekan kegiatan yang terjadi melalui

lembar observasi, dokumen foto, agar hasil pengamatan dapat

direfleksikan.

62

b. Tahap pelaksanaan (action)

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 maret

2013, selama dua jam pelajaran (70 menit). Materi pokok

pembentukan keberanian siswa selama pembelajaran aktivitas air,

melalui pemberian permainan dalam pembelajaran.

1. Sebagai persiapan guru membuka pelajaran dengan

mengumpulkan siswa berdoa, mengadakan presensi, apersepsi dan

menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

pada siklus II

2. Setelah itu siswa melakukan pemanasan dengan permainan

menirukan gerak ubur-ubur di laut.

Gambar 10: Siswa bermain menirukan ubur-ubur.

3. Kegiatan selanjutnya inti pembelajaran, pertemuan ke-3 ini

terdiri dari 5 kegiatan permainan sebagai berikut :

Permainan 1. Siswa memegang jari kaki dalam kolam terhadap teman

di sebelahnya sesuai dengan aba-aba guru, misalnya guru memberikan

63

aba-aba untuk memegang jari jempol kaki temannya, siswa langsung

bergegas untuk memegang jempol kaki teman di sampingnya.

Gambar 11: Memegang jari kaki teman.

Permainan 2. Bermain lingkaran bdan membentuk bintang laut. semua

siswa saling berpegangan tangan, kemudian bersama-sama

menengkurapkan badannya.

Gambar 12: Bermain lingkaran dan membentuk bintang laut.

Permainan 3. Siswa bermain lomba estafet bola.

Gambar 13: Bermain estafet bola.

64

Permainan 4. Siswa bermain batu karang. siswa memperagakan batu

karang dengan posisi duduk, kedua lutut didepan dada, wajah

menempel pada lutut dan kedua tangan memegang kaki.

Gambar 14: Bermain batu karang

Permainan 5. Berlomba menenggelamkan bola ke dalam kolam.

Gambar 15: Bermain menenggelamkan bola

4. Kegiatan penutup dengan permainan bernyanyi kepala pundak

lutut kaki. Setelah itu siswa dikumpulkan, kemudian berhitung lalu di

bubarkan.

65

Gambar 16: Bernyanyi kepala pundak lutut kaki.

Pertemuan ke-4, pada hari selasa, tanggal 2 April, pada

pertemuan keempat ini peneliti masih memberikan penekanan

peningkatan keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air. Materi

pada pertemuan ke-4 ini hampir sama dengan materi pada pertemuan

ke-3, hanya pada pertemuan ke-4 ini di setiap akhir tindakan diadakan

evaluasi proses dan pengulangan permainan sebanyak dua kali.

c. Tahap Pengamatan (observasi)

1. Pengamatan terhadap guru

berdasarkan pengamatan kolaborator terhadap guru di

lapangan selama proses pembelajaran berlangsung maka dapat

diperoleh gambaran sebagai berikut :

a) Guru berusaha memberikan materi pembelajaran pada siswa

melalui pendekatan bermain yang mengarah kedapa indikator

ketercapainya keberanian siwa.

b) Guru telah berusaha membuat suasana pembelajaran yang Aktif,

Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan.

66

c) Guru selalu memberikan koreksi dan motivasi terhadap siswa

agar siswa berani untuk melakukan instruksi setiap permainan

pada saat pembelajaran.

d) Guru selalu menjelaskan dan memberikan jawaban yang

ditanyakan siswa, dan memberikan contoh setiap tindakan yang

akan dilakukan.

Adapun hasil observasi kelas terhadap guru dapat dilihat dari

proses pembelajaran aktivitas air. Dengan perolehan skor pada siklus

II pertemuan pertama dengan skor 80% dan pada pertemuan kedua

dengan skor 83%. Berarti ada peningkatan positif dan masuk ke

dalam kriteria skor amat baik.

2. Pengamatan Terhadap Siswa.

Berdasarkan pengamatan peneliti sekaligus sebagai guru dan

kolaborator terhadap siswa maka dapat diperoleh gambaran sebagai

berikut :

a) Siswa sangat senang dan gembira dalam melakukan beberapa

tindakan permainan dalam aktivitas air. Hal ini di tandai dengan

muka ceria para siswa dan menjawab sangat senang ketia bisa

bermain diair.

b) Siswa dapat beradaptasi dengan perilaku keberaniannya, terbukti

di pertemuan ke-4 tindakan ini sudah tidak dijumpai anak yang

tidak berani memasukkan kepalanya kedalam air.

67

c) Siswa tampak termotivasi dalam mengikuti pembelajaran

aktivitas air.

d) Keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air mulai

terbentuk dalam setiap pembelajarannya. terbukti adanya

peningkatan dalam setiap tindakan dari siklus I hingga tindakan

ke-4 pada siklus II.

Adapun hasil pengamatan terhadap perilaku keberanian siswa

saat pembelajaran aktivitas air berlangsung dapat dilihat perolehan

skor siklus II pertemuan pertama dengan skor 83,66% dan pada

pertemuan kedua dengan skor 90,22%. Hal ini ada peningkatan dari

kriteria baik menjadi amat baik.

d) Tahap Evaluasi (Refleksi) Siklus II

Setelah selasai pelaksanaan pada siklus pertama, peneliti

bersama kolaborator mendiskusikan hasil pelaksanaan tindakan.

Masing-masing pihak menyampaikan pendapat dan pandangannya

selama tindakan diberikan. Dalam membahas dan mengevaluasi hasil

keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan

bermain selama siklus I, tampak upaya peneliti untuk meningkatkan

keberanian siswa dalam pembelajarannya. Adapun hasil refleksi sebagai

berikut.

Pada siklus II peningkatan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain ada peningkatan

68

kriteria skor amat baik. Prilaku keberanian siswa dalam aktivitas air

pada siklus II sudah mengalami banyak peningkatan, dilihat dari skor

prosentase dari pertemuan ke-I skor 71,55% dan pada pertemuan ke-4

skor 90,22% ada peningkatan 19% .

Dari hasil refleksi pembelajaran pada siklus II, hasil yang

diharapkan belum sudah tercapai pada kriteria skor amat baik. Maka

penelitian ini dianggap sudah cukup dan tidak perlu lagi dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

C. Penyajian data

1. Hasil dari wawancara pada siswa pada akhir siklus I

Wawancara dilakukan secara klasikal terhadap seluruh siswa.

Tabel 5. Wawancara peneliti dengan siswa saat berakhirnya siklus I

No Pertanyaan Jawaban

1 bagaimana pendapat anak-anak

ketika pertama kali mendapat

pembelajaran aktivitas air

dengan pendekatan bermain?

Asik pak, bisa bermain di air

2 bagaimana dengan suasana

pembelajarannya, apakah kalian

merasa senang?

Ya pak, suasananya

menyenangkan pak

3 apakah sekarang kalian sudah

merasa berani untuk mengikuti

pembelajaran aktivitas air?

Sudah berani pak,

4 siapa yang berani turun ke

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

5 siapa yang berani berjalan di

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

6 siapa yang berani berlari di

kolam??

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

7 Siapa yang berani memasukkan Saya pak, 34 siswa menjawabnya

69

kepala tanpa tutup hidung

8 Siapa yang berani menahan

nafas dalam air

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

9 Siapa yang berani membuka

mata dalam air

Saya pak, 31 siswa menjawabnya

10 siapa yang masih ragu-ragu

untuk masuk ke kolam renang?

Saya pak, namanya F dan A. saya

ragu jika memasukkan kepala ke

dalam kolam pak. Nz dan Nr

masih belum terbiasa membuka

mata di dalam air pak., Am juga

masih ragu-ragu untuk membuka

mata dalam air.

11 Mengapa masih takut untuk

masuk ke kolam renang?

12 Mengapa masih ragu - ragu

untuk masuk ke kolam renang?

Ragu-masuk kolam jika saya di

ganggu teman .

Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka rata-rata siswa

berani untuk melakukan permainan aktivitas air, ada beberapa yang masih

ragu-ragu jika ada temannya mengganggu dikolam, contohnya mendorong-

dorong ketika mereka sedang di dalam kolam. Kemudian ada yang masih

ragu-ragu untuk membuka mata di dalam air, karena takut pedih.

2. Hasil Wawancara dengan siswa saat berakhirnya siklus II

Tabel 6. Wawancara peneliti dengan siswa saat berakhirnya siklus II

No Pertanyaan Jawaban

1 bagaimana pendapat anak-

anak ketika mendapat

pembelajaran aktivitas air

dengan pendekatan bermain

dengan permainan yang

berbeda?

Asik pak, bisa bermain di air

2 bagaimana dengan suasana

pembelajarannya, apakah

kalian merasa senang?

Ya pak, suasananya

menyenangkan pak

70

3 apakah sekarang kalian sudah

merasa berani untuk

mengikuti pembelajaran

aktivitas air?

Sudah berani pak,

4 siapa yang berani turun ke

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

5 siapa yang berani berjalan di

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

6 siapa yang berani berlari di

kolam??

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

7 Siapa yang berani

memasukkan kepala tanpa

tutup hidung

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

8 Siapa yang berani menahan

nafas dalam air

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

9 Siapa yang berani membuka

mata dalam air

Saya pak, 34 siswa menjawabnya

10 siapa yang masih ragu-ragu

untuk masuk ke kolam

renang?

Saya pak, namanya F dan A. saya

ragu jika membuka matanya di

dalam air.

11 Mengapa masih takut untuk

masuk ke kolam renang?

12 Mengapa masih ragu - ragu

untuk membuka mata di

dalam kolam

Ragu jika airnya membuat mata

pedih.

Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka berani

untuk melakukan permainan aktivitas air, hampir seuruh siswa berani

tapi ada beberapa yang masih ragu-ragu untuk membuka mata di

dalam air, karena pedih.

71

3. Dari hasil dokumentasi siklus I

Gambar 17 : Dokumentasi keberanian siswa.

Terlihat siswa sudah mulai berani turun kedalam air dengan

berpegangan pinggir kolam. Siswa ada beberapa yang masih takut

melakukan cipratan air ke muka, ada siswa yang belu berani menahan

nafas di dalam air. Ada beberapa siswa yang masih takut untuk

memasukkan kepala diair saat bermain berburu harta karun.

72

4. Hasil Dokumentasi siklus II

Gambar 18 : Dokumentasi keberanian siswa siklus II

Dari dokumentasi hasil pada siklus kedua siswa tampak lebih

senang mengikuti pembelajaran aktivitas air, tampak siswa yang sudah

terbiasa berani masuk dalam air, berlari, siswa sudah terbiasa menahan

nafas, siswa berani membuka mata dalam air dan siswa terbiasa untuk

memasukkan kepala diair tanpa tutup hidung dalam permainan

menenggelamkan bola.

73

5. Dari hasil lembar observasi siswa

Tabel 7. Rekap data lembar observasi siswa.

NO Nama Siklus I Siklus II Peningkatan

1 2 1 2

1 Fidela Nadif N 62% 70% 79% 87% 25%

2 Abdurrahman

Fikky

62% 66% 70% 75% 13%

3 Adi Widya

Bisma

62% 66% 70% 75% 13%

4 Adinda

Syahira

66% 75% 83% 87% 21%

5 Adyuta Wieam 70% 83% 87% 95% 25%

6 Aimmatunnafis

N

62% 70% 79% 87% 25%

7 Almas Sarah

Anriska

58% 70% 75% 87% 29%

8 Ananda silvy 62% 70% 79% 87% 25%

9 Arcitta K 62% 75% 79% 87% 25%

10 Armetra Alifio

A.

58% 70% 79% 91% 33%

11 Ataka M. 66% 79% 83% 91% 25%

12 Azzahra N. A. 70% 79% 83% 91% 21%

13 Bima Wahyu

S.

75% 83% 87% 95% 20%

14 Bintang Timur

W

79% 87% 91% 95% 16%

15 Egalita Aulia 66% 79% 83% 87% 21%

16 Elsa Nasylla 70% 79% 83% 91% 21%

17 Equela N 66% 83% 87% 91% 25%

18 Faisal A. 87% 91% 95% 100% 13%

19 Fauzan Fadilah 91% 91% 95% 100% 9%

20 Galang Denta 83% 87% 91% 95% 12%

21 Galih Emfat P 83% 87% 91% 95% 12%

22 Ihza Khoirul I 75% 79% 83% 87% 12%

23 Ilyas Majid 83% 87% 91% 95% 12%

24 Ismha Nadhifa 75% 83% 87% 91% 16%

25 Maulana Qodri 79% 83% 91% 100% 21%

26 M. Faliqul 83% 87% 91% 95% 12%

27 Hahiza Rifqa 58% 66% 70% 83% 25%

74

28 Naura Imana 58% 66% 70% 79% 21%

29 Nayla 75% 83% 87% 91% 16%

30 Nisrina 79% 83% 87% 91% 12%

31 Nuur maitsaa 70% 79% 83% 91% 21%

32 Rahil Hafiza 83% 87% 87% 91% 8%

33 Ravansa Viko 91% 91% 95% 100% 9%

34 Rika K 62% 70% 75% 83% 21%

35 Sofita Amalia 66% 75% 79% 87% 21%

36 Zulfati S 79% 83% 87% 95% 16%

Rata- rata 71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19%

Kriteria Baik Baik Amat

Baik

Amat

Baik

Dari sajian data tersebut dapat disimpulkan hasil wawancara

dokumentasi dan observasi terlihat siswa telah menunjukkan berbagai

indikator keberaniannya.

D. Triangulasi Data

Dari kesimpulan hasil wawancara, kesimpulan dokumentasi dan

lembar observasi menyatakan kesimpulan yang sama.

E. Analisis Data dan Pembahasan

Berdasarkan hasil refleksi dan analisis data yang digabungkan dari

data wawancara, dokumentasi dan observasi tiap-tiap siklus, maka hasil

penelitian tindakan menunjukkan bahwa pada hasil tindakan siklus II sudah

terlihat peningkatan yang berarti di bandingkan pada siklus I. pada siklus II

ini telah tercapai tujuan peningkatan keberanian siswa, terlihat dari hasi

observasi pertama siklus I skor 71,55%, sedangkan di akhir siklus 90,22%.

Jadi ada peningkatan 19% hasil yang dicapai siswa pada siklus II sudah

75

masuk dalam kriteria skor amat baik. Berikut ini perkembangan hasil proses

penerapan keberanian dalam pembelajaran aktivitas air.

Tabel 8: Data hasil penerapan keberanian siswa dalam pembelajaran

aktivitas air.

No Pengamatan Hasil Skor prsentasi Peningkatan

pada awal

dan akhir

Keterangan

skor kriteria

Siklus I Siklus II

1 2 1 2

1 Keberanian

siswa

71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19% Amat Baik

2 Observasi

Guru

67% 73% 80% 83% 16% Amat Baik

3 RPP 66% 66% 86% 86% 20% Amat Baik

Rata-Rata

66,5% 69,5% 83% 84,5% 18%

Dari hasil pengamatan pada siklus I, dan II terlihat sekali kemajuan

yang dicapai. Pada penilaian akhir siklus I perolehan skor rata-rata kelas yaitu

69,5% dan pada akhir siklus mengalami peningkatan skor rata-rata kelas

secara signifikan yaitu 84,5%. Dengan demikian tindakan proses peningkatan

keberanian dalam pembembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain

pada siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon, dapat dikatakan berhasil.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap tindakan kelas yang telah

dilaksanakan selama dua siklus, dapat dilaporkan segi-segi penelitian yang

dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan segi-segi lain yang dianggap

kurang memenuhi harapan. Tindakan yang telah menunjukkan hasil yang

sesuai dengan harapan kiranya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk

76

proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan tindakan yang kurang berhasil

diharapkan menjadi telaah untuk perbaikan dan penyempurnaan.

1. Siklus I

Pada siklus pertama tindakan dalam proses peningkatan

keberanian siswa dalam pembelajaran aktivitas air pada siswa kelas I SD

Muhammadiyah Bodon sudah tepat. Pada siklus pertama proses

pembentukan keberanian dalam pembelajaran aktivitas air di berikan

dalam bentuk permainan. dalam pembelajarannya siswa merasa senang

dan bergembira dengan tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu

siswa dapat melakukan proses pembentukan keberanian. Peralatan yang

dipakai murah, fleksibel dan dapat ditemukan di mana-mana serta tidak

membahayakan bagi siswa yang menggunakannya. Metode

pengajarannya sudah memenuhi kriteria didaktik metodik dan

disesuaikan dengan karakteristik anak usia SD dan perkembangan siswa

merasa mudah melakukan setiap gerakan tindakan yang dilakukannya.

2. Siklus II

Pada siklus II tindakan dalam proses pembentukan keberanian

siswa dalam pembelajaran aktivitas air dengan pendekatan bermain pada

siswa kelas I C SD Muhammadiyah Bodon sudah tepat, pada siklus II ini

peneliti membuat modifikasi permainan dan menambah sarana dalam

permainan, dengan harapan keberanian siswa dapat terbentuk. Pada siklus

II ini terbukti keberanian siswa pada kriteria amat baik, dengan demikian

77

peningkatan keberanian dengan pendekatan bermain dalam penelitian ini

dapat dikatakan berhasil, sesuai dengan nilai rata-rata pada pertemuan ke

3 dengan skor 83,66% dan pada tindakan pertemuan ke-4 dengan skor

90,22% berarti ada peningkatan 6.56% dengan kritertia skor amat baik,

bisa dikatakan memenuhi harapan yang diinginkan oleh peneliti.

Pendekatan bermain dapat meningkatkan keberanian siswa. Model

pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan

perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain, karena melalui daya

imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh lebih meriah dan

siswa merasa senang untuk melakukannya, dari rasa senang dalam bermain itu

siswa akhirnya berani untuk melakukan aktivitas permainan yg di lakukan di

air. Penambahan sarana dalam pembelajaran aktivitas air, siswa jadi merasa

lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran aktivitas air. Sarana yang

digunakan juga harus disesuaikan untuk usia anak SD, sarana yang digunakan

harus aman, dan tidak beresiko untuk mengakibatkan cedera.

Model Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain. Pendekatan

permainan adalah suatu proses penyampaian pengajaran dalam bentuk

bermain tanpa mengabaikan materi inti. Metode pembelajaran yang sejalan

dengan konsep DAP adalah metode pembelajaran yang menyenangkan bagi

anak. Metode ini, selain sesuai dengan tahapan perkembangan anak, juga

memperhatikan keunikan setiap anak.

78

Siswa - siswa belajar melalui bermain, bermain dapat memberikan

kesempatan pada anak untuk berekspresi, bereksperimen, memanipulasi, yang

semuanya adalah hal yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan

membangun kemampuan berpikir representatif. Ketika bermain, Siswa - siswa

dapat belajar mengkaji dan meningkatkan daya pikirnya melalui respon yang

diperoleh dari lingkungan fisik dan sosialnya. Melalui bermain anak-anak

dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya. Dalam aktivitas air,

pendekatan bermain anak-anak menjadi lebih berorientasi pada peraturan dan

dapat meningkatkan kemandirian, keberanian dan kerjasama, sehingga dapat

mendukung perkembangan sosial, emosi, dan intelektualnya. Dari hasil

penelitian tersebut bisa dilihat peningkatan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air.

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

Pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain pada siswa kelas I

C SD Muhammadiyah Bodon selama 2 siklus dapat meningkatkan keberanian

siswa dalam mengikuti pembelajaran aktivitas air di mana siswa dapat

menunjukkan perilaku berani, aktif dan tidak cepat jenuh dalam pembelajaran.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Keterbatasan dari segi penerapan hasil penelitian ini adalah, bahwa hasil

penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Hasil penelitian ini hanya dapat

diterapkan pada situasi, kondisi dalam kasus yang sama, karena penelitian

ini berskala kecil dan menyelidiki permasalahan dalam situasi khusus.

2. Keterbatasan dalam peneliti ini yang meliputi pengalaman, tenaga, biaya,

waktu, dan kemampuan diharapkan tidak mengurangi makna di dalamnya.

3. Keterbatasan waktu dan padatnya materi dalam pembelaran penjasorkes 1

kali pertemuan/minggu membuat dalam penelitian ini menghentikan siklus

yang dilaksanakan dalam 2 siklus (tiap siklus/2 pertemuan), sehingga

keberanian siswa belum melekat secara mendalam dalam diri siswa

dikarenakan hanya dalam 2 siklus.

80

4. Semestinya penelitian di laksanakan di pagi hari saat kegiatan intra, tetapi

karena keterbatasan di laksanakan pada sore hari

5. Peneliti semestinya menjadi kolaborator, tapi disini peneliti menjadi guru

pendidikan jasmani yang mengajar karena peneliti lebih memahami

permasalahannya.

6. Penelitian ini hanya fokus dalam keberanian siswa saja. Sehingga

keterlibatan faktor yang lain tidak dapat dilaporkan secara maksimal.

7. Observer dalam pengambilan data selalu mengawasi siswa dengan

mobilitas yang tinggi dan terkadang mendekati siswa, sehingga aktivitas

siswa yang ditunjukkan saat penelitian dipertanyaakan keasliannya, karena

dikhawatirkan mereka menunjukkan kebaikannya hanya saat diawasi.

C. Saran

Setelah disimpulkan dari hasil penelitian ini, maka perlu kiranya

dibuat saran-saran untuk menjadi perhatian dalam menetapkan kebijaksanaan

yang berhubungan dengan mutu pembelajaran, khususnya bidang studi

Penjasorkes. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru Penjasorkes, bahwa proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan bermain dapat digunakan sebagai alternatif

dalam memilih dan menetapkan strategi atau metode pembelajaran

aktivitas air. Hal ini akan memberikan keuntungan di antaranya:

kesempatan bergerak setiap siswa akan lebih banyak, dan dapat

81

menumbuhkan gairah dan semangat serta tidak mudah membuat siswa

jenuh dan membosankan dalam melakukan aktivitas di lapangan.

2. Kepada lembaga khususnya sekolah dan Dinas Pendidikan, bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan bermain untuk

meningkatkan keberanian siswa dapat dijadikan salah satu model

pembelajaran Penjasorkes berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat

Pendidikan (KTSP). Mengingat banyak keuntungan dan manfaat yang

diperoleh baik bagi guru maupun bagi siswa dalam dalam proses

belajar aktivitas air.

3. Agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien, peneliti

mengharapkan kepada guru Penjasorkes dapat mencoba pendekatan

bermain untuk meningkatkan keberanian siswa dalam pembelajaran

aktivitas air. Rangsang siswa dengan banyak variasi-variasi bermain

dalam aktivitas air sehingga siswa merasa senang dan tujuan

pembelajaran cepat tercapai dengan baik.

82

DAFTAR PUSTAKA

Danu Hoedaya, (2001). Pendekatan Keterampilan Bermain Dalam Pembelajaran

Bola Basket. Jakarta Depdiknas

Daryanto. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Appolo

Daryono. (2009). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jogkok

Melalui Pendekatan Permainan Pada Siswa SMP Negeri 2 Tanjungpandan

Belitung. Yogyakarta : FIK UNY

Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas

Eka Nugraha. Dkk. (2010). Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan

Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.

Endang Poerwani. (2000). Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press

Findley, Paul. (1995). Mereka Berani Bicara. Bandung: Mizan.

Irons, Peter. (2003). Keberanian Mereka yang Berpendirian. Bandung: Angkasa

Megawangi, R. dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan : Penerapan

Teori Depelovmentally Appropriate Practice (DAP). Depok : Indonesian

Heritage Foundation

Mulyasa, E, (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Nana Syaodih. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Pardjono, dkk. (2007). Paduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lemlit

Universitas Negeri Yogyakarta

Permen Diknas RI Nomor 41. (2007). Standar proses untuk satuan pendidikan dasar

dan menengah. Jakarta: Mendiknas.

Ngalim Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Riduwan. (2009). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

83

Sofia Hartati. (2005). Perkembangan belajar anak pada usia dini. Jakarta:

Depdiknas.

Sugihartono. Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suharsimi Arikunto. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Untuk Guru dan Kepala Sekolah &

Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media

Sukintaka. (1992). Teori bermain untuk D2 PGSD Pejaskes. Yogyakarta: Depdikbud.

Susan J. Grosse. (2007). Water Learning, Improving mental, physical, and social

skills through water activities : Canada. Human Kinetics

Tjetjep Rohendi. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI Press

Zulkifli. L. (2005). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

LAMPIRAN - LAMPIRAN

84

Lampiran : 1

85

Lampiran: 1 lanjutan 1

86

Lampiran: 2

87

Lampiran: 3

88

Lampiran: 3 lanjutan 1

89

Lampiran: 4

Jadwal Pelaksanaan Tindakan

No Hari/ tanggal Materi Pembelajaran

1 Sabtu, 16 Maret 2013 Pelaksanaan Siklus I, pada pertemuan pertama

2 Selasa , 19 Maret 2013 Pelaksanaan Siklus I, pada pertemuan kedua

3 Kamis, 21 Maret 2013 Peneliti dan Kolaborator melakukan pembahasan

siklus I dan menyusun perencanaan siklus II

4 Selasa, 26 Maret 2013 Pelaksanaan siklus II, pada pertemuan pertama

5 Selasa, 2 April 2013 Pelaksanaan siklus II, pada pertemuan kedua

6 Kamis, 4 April 2013 Melakukan refleksi siklus II dan menentukan

kesimpulan hasil tindakan

90

Lampiran: 5

LEMBAR PENILAIAN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan Hari / Tanggal : 16 Maret 2013

Kelas / semester : 1 / II (dua)

No Aspek Jawaban Keterangan

Ya Tidak

I Apakah guru merencanakan hal berikut

1 Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan

indikator, materi dan kompetensi dasar

2 Pemberian permainan saat kegiatan

pendahuluan, inti pendinginan

3 Penentuan metode pembelajaran sesuai PAIKEM √

4 Pembagian waktu pembelajaran untuk kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup secara jelas

Kegiatan awal Pembelajaran

5 Pengkondisian siswa untuk belajar sesuai √

6 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa √

7 Pengorganisasian siswa sesuai dengan model

pembelajaran

Kegiatan inti

8 Pemberian permainan kegiatan eksplorasi √

9 Pemberian permainan kegiatan elaborasi √

10 Pemberian konfirmasi √

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √

12 Pemberian kesempatan siswa untuk mengamati

dan melakukan semua aktivitas kegiatan

13 Pemberian kesempatan siswa untuk mengulang

sebagian aktivitas kegiatan yang belum dikuasai

Penutup

14 Kegiatan evaluasi proses pembelajaran √

15 Penyimpulan perangkuman √

Jumlah 10 5

Skor 66 Baik

91

Lampiran: 5 lanjutan 1

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Yogyakarta, 16 Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

92

Lampiran: 5 lanjutan 3

LEMBAR PENILAIAN RENCANA PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan Hari / Tanggal 26 Maret 2013

Kelas / semester : 1 / II (dua)

No Aspek Jawaban Keterangan

Ya Tidak

I Apakah guru merencanakan hal berikut

1 Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan

indikator, materi dan kompetensi dasar

2 Pemberian permainan saat kegiatan

pendahuluan, inti pendinginan

3 Penentuan metode pembelajaran sesuai PAIKEM √

4 Pembagian waktu pembelajaran untuk kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup secara jelas

Kegiatan awal Pembelajaran

5 Pengkondisian siswa untuk belajar sesuai √

6 Pemberian apersepsi dan motivasi kepada siswa √

7 Pengorganisasian siswa sesuai dengan model

pembelajaran

Kegiatan inti

8 Pemberian permainan kegiatan eksplorasi √

9 Pemberian permainan kegiatan elaborasi √

10 Pemberian konfirmasi √

11 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP √

12 Pemberian kesempatan siswa untuk mengamati

dan melakukan semua aktivitas kegiatan

13 Pemberian kesempatan siswa untuk mengulang

sebagian aktivitas kegiatan yang belum dikuasai

Penutup

14 Kegiatan evaluasi proses pembelajaran √

15 Penyimpulan perangkuman √

Jumlah 13

Skor 86 Amat Baik

93

Lampiran: 5 lanjutan 4

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Yogyakarta, 16 Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

94

Lampiran: 6

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : I / II

No Fokus Pengamatan Skor ket

1 2 3 4

1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran

2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai

4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus

5 Memberikan permainan saat pemanasan √

6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √

7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √

9 Memberikan konfirmasi √

10 Memberikan permainan ketika pendinginan √

11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman/ simpulan pelajaran

12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

dan terprogram

13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan

konseling dan/ atau memberikan tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik

Skor yang diperoleh 6 24 8 38

Nilai 67%

Kriteria Baik

Keterangan penskoran :

1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik

95

Lampiran: 6 lanjutan 1

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Keterangan :

Keterangan :

- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %

- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%

- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%

- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%

- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%

Yogyakarta, 16 Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

96

Lampiran: 6 lanjutan 2

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : I / II

No Fokus Pengamatan Skor ket

1 2 3 4

1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran

2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai

4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus

5 Memberikan permainan saat pemanasan √

6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √

7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √

9 Memberikan konfirmasi √

10 Memberikan permainan ketika pendinginan √

11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman/ simpulan pelajaran

12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

dan terprogram

13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan

konseling dan/ atau memberikan tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik

Skor yang diperoleh 2 27 12 41

Nilai 73%

Kriteria Baik

Keterangan penskoran :

1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik

97

Lampiran: 6 lanjutan 3

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Keterangan :

Keterangan :

- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %

- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%

- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%

- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%

- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%

Yogyakarta, 19 Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

98

Lampiran: 6 lanjutan 4

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : I / II

No Fokus Pengamatan Skor ket

1 2 3 4

1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran

2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai

4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus

5 Memberikan permainan saat pemanasan √

6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √

7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √

9 Memberikan konfirmasi √

10 Memberikan permainan ketika pendinginan √

11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman/ simpulan pelajaran

12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

dan terprogram

13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan

konseling dan/ atau memberikan tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik

Skor yang diperoleh 21 24 45

Nilai 80%

Kriteria Amat Baik

Keterangan penskoran :

1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik

99

Lampiran: 6 lanjutan 5

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Keterangan :

Keterangan :

- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %

- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%

- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%

- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%

- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%

Yogyakarta, 26 Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

100

Lampiran: 6 lanjutan 6

LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Nama Guru : Jian Andri Kurniawan

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Kelas / Semester : I / II

No Fokus Pengamatan Skor ket

1 2 3 4

1 Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran

2 Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan

pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan

dipelajari

3 Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi

dasar yang akan dicapai

4 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian

kegiatan sesuai silabus

5 Memberikan permainan saat pemanasan √

6 Memberikan permainan saat kegiatan eksplorasi √

7 Memberikan permainan saat kegiatan elaborasi √

9 Memberikan konfirmasi √

10 Memberikan permainan ketika pendinginan √

11 Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri

membuat rangkuman/ simpulan pelajaran

12 Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten

dan terprogram

13 Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

14 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan

konseling dan/ atau memberikan tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik

Skor yang diperoleh 15 32 47

Nilai 83%

Kriteria Amat Baik

Keterangan penskoran :

1 : kurang, 2 : cukup, 3 : baik, 4 : amat baik

101

Lampiran: 6 Lanjutan 7

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Keterangan :

Keterangan :

- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %

- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%

- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%

- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%

- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%

Yogyakarta, 2 April 2013

Kolaborator

KTAM 98456

102

Lampiran: 7

LEMBAR OBSERVASI TERHADAP PERILAKU KEBERANIAN SISWA

Nama Siswa :

No Indikator/ Aspek yang Diamati Skor ket

Keberanian siswa saat mengikuti pembelajaran 1 2 3 4

1 Siswa berani masuk ke kolam renang

2 Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di

kolam

3 Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di

kolam

4 Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa

tutup hidung

5 Siswa berani membuka mata dalam air

6 Siswa berani menahan nafas dalam air

Skor yang diperoleh

Kriteria

Keterangan penskoran :

1 : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal

perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator).

2 : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal

perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten).

3 : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda

perilaku/karakter yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten).

4 : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku/karakter yang

dinyatakan dalam indikator secara konsisten).

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Keterangan :

- Mendapat nilai amat baik, jika skor 80 – 100 %

- Mendapat nilai baik, jika skor 60 – 79%

- Mendapat nilai cukup, jika skor 40 – 59%

- Mendapat nilai kurang, jika skor 20 – 39%

- Mendapat nilai amat kurang, jika skor 0 – 19%

103

Lampiran: 7 lanjutan 1

LEMBAR OBSERVASI TERHADAP PERILAKU KEBERANIAN SISWA

Nama Siswa :

No Indikator/ Aspek yang Diamati Skor Jumlah

Keberanian siswa saat mengikuti pembelajaran 1 2 3 4

1 Siswa berani masuk ke kolam renang √

2 Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di

kolam

3 Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di

kolam

4 Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa

tutup hidung

5 Siswa berani membuka mata dalam air √

6 Siswa berani menahan nafas dalam air √

Skor yang diperoleh 6 9 15

Nilai 62 %

Kriteria Baik

Penilaian : Jumlah skor diperoleh

Nilai = x 100%

Jumlah skor maksimal

Yogyakarta, Maret 2013

Kolaborator

KTAM 98456

104

Lampiran: 8

REKAP PENGAMATAN KEBERANIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS

AIR

NO Nama Siklus I Siklus II Peningkatan

1 2 1 2

1 Fidela Nadif N 62% 70% 79% 87% 25%

2 Abdurrahman Fikky 62% 66% 70% 75% 13%

3 Adi Widya Bisma 62% 66% 70% 75% 13%

4 Adinda Syahira 66% 75% 83% 87% 21%

5 Adyuta Wieam 70% 83% 87% 95% 25%

6 Aimmatunnafis N 62% 70% 79% 87% 25%

7 Almas Sarah Anriska 58% 70% 75% 87% 29%

8 Ananda silvy 62% 70% 79% 87% 25%

9 Arcitta K 62% 75% 79% 87% 25%

10 Armetra Alifio A. 58% 70% 79% 91% 33%

11 Ataka M. 66% 79% 83% 91% 25%

12 Azzahra N. A. 70% 79% 83% 91% 21%

13 Bima Wahyu S. 75% 83% 87% 95% 20%

14 Bintang Timur W 79% 87% 91% 95% 16%

15 Egalita Aulia 66% 79% 83% 87% 21%

16 Elsa Nasylla 70% 79% 83% 91% 21%

17 Equela N 66% 83% 87% 91% 25%

18 Faisal A. 87% 91% 95% 100% 13%

19 Fauzan Fadilah 91% 91% 95% 100% 9%

20 Galang Denta 83% 87% 91% 95% 12%

21 Galih Emfat P 83% 87% 91% 95% 12%

22 Ihza Khoirul I 75% 79% 83% 87% 12%

23 Ilyas Majid 83% 87% 91% 95% 12%

24 Ismha Nadhifa 75% 83% 87% 91% 16%

25 Maulana Qodri 79% 83% 91% 100% 21%

26 M. Faliqul 83% 87% 91% 95% 12%

27 Hahiza Rifqa 58% 66% 70% 83% 25%

28 Naura Imana 58% 66% 70% 79% 21%

29 Nayla 75% 83% 87% 91% 16%

30 Nisrina 79% 83% 87% 91% 12%

31 Nuur maitsaa 70% 79% 83% 91% 21%

32 Rahil Hafiza 83% 87% 87% 91% 8%

33 Ravansa Viko 91% 91% 95% 100% 9%

34 Rika K 62% 70% 75% 83% 21%

35 Sofita Amalia 66% 75% 79% 87% 21%

36 Zulfati S 79% 83% 87% 95% 16%

Rata- rata 71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19%

Kriteria Baik Baik Amat Baik Amat Baik

105

Lampiran: 8 Lanjutan 1

Yogyakarta, 2 April 2013

Kolaborator

KTAM 98456

106

Lampiran: 9

REKAP DATA HASIL PENELITIAN PERILAKU KEBERANIAN SISWA KELAS I

DALAM PROSES PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR

No Pengamatan Siklus I Siklus II Peningkatan

pada awal

dan akhir

siklus

Keterangan

skor kriteria

1 2 1 2

1 Keberanian

Siswa

71,55% 78,94% 83,66% 90,22% 19% Amat Baik

2 Observasi

Guru

67% 73% 80% 83% 16% Amat Baik

3 RPP

Pembelajara

n aktivitas

air

66 % - 86% - 20% Amat Baik

Rata-rata 66% 69% 83% 84% 18%

Yogyakarta, 2 April 2013

Kolaborator

KTAM 98456

107

Lampiran: 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sekolah : SD Muhammadiyah Bodon

Kelas / Semester : Satu / II (dua)

Jumlah Pertemuan : 2x pertemuan

Alokasi Waktu : 35 x 2 (70 menit)

Standar Kompetensi : 10. Mempraktekkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai yang

terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar : 10.1 mempraktikkan aktivitas dasar di air

Indikator : 1. Siswa berani masuk kedalam kolam renang

2. Siswa berani membasuh muka dengan air

3. Siswa berani memasukkan kepala kedalam air

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat melakukan :

1. Melalui permainan Siswa dapat berani masuk kedalam kolam renang tanpa ragu-ragu

2. Siswa bermain mengenal air dari kolam renang tanpa rasa takut

3. Siswa bermain sehingga berani masuk ke kolam

II. Karakter yang diharapkan

Dapat menumbuhkan dan membina nilai keberanian, percaya diri, disiplin, kerjasama, kerja

keras dan keselamatan.

III. Materi Pembelajaran

1. Pengenalan air lewat bermain

IV. Metode Pembelajaran

1. Bermain

V. Langkah-langkah Pembelajaran

No Uraian Kegiatan Gambar Waktu Karakter

I Pendahuluan

1.Persiapan

10 menit Disiplin

108

Guru mempersiapkan siswa

meliputi : membariskan,

menghitung, memimpin doa,

presensi, mempersiapkan alat

yang digunakan

Siswa berbaris dua saf,

mendengarkan instruksi dari

guru.

2.Apersepsi

Guru memberikan pertanyaan :

anak-anak pernah melihat air?

“pernah pak” apa yang anak

rasakan ketika masuk air?”

3.Pemanasan

Permainan naik kereta api.

Guru: lakukan berjalan di

dalam kolam yang dangkal,

dengan berbaris, saling

berpegangan pundak teman

yang ada didepannya. Sambil

bernyanyi naik kereta api

sambil mengelilingi kolam.

II Kegiatan inti

Eksplorasi :

1. Permainan cicak- cicak di

dinding.

Cara bermain : siswa masuk

ke kolam, kemudian siswa

menghadap ke tembok.

Kemudian siswa berjalan

kesamping mengelilingi

kolam dengan tangan

memegang dinding kolam.

Tujuan :

Siswa berani masuk ke kolam

dan siswa berani mengenal

hambatan saat berjalan.

2. Mengenal air dari dalam

kolam melalui permainan

tembak air.

Guru: lakukanlah turun

kekolam cari pasangan

5 menit

10 menit

Keberanian

Keberanian

109

masing-masing. Berbaris

saling berhadapan dengan

jarak 2 meter antar pasangan.

Siswa: melakukan instruksi

guru, setelaah ada aba-aba

dari guru, maka masing-

masing pasangan melakukan

menembak pasangan dengan

air dengan kedua tangan.

Tujuannya :

Siswa berani membuka mata

saat air permainan

3. Mengenal air dengan

permainan tebak jumlah jari.

Cara bermain : siswa masuk

kedalam kolam, kemudian

guru menaruh tangannya di

dalam kolam, kemudian guru

mengacungkan jari dalam

kolam, nanti siswa menyelam

dan menebak jari guru yang

mengacung di dalam kolam.

Tujuannya : berani membuka

mata dalam kolam.

Elaborasi :

1. Permainan lomba lari

Cara bermain : siswa masuk

kolam kemudian berlari

sepanjang kolam, siapa yang

paling cepat, dia

pemenangnya.

Tujuannya : merasakan

hambatan, keseimbangan

dalam air

3. Berburu harta karun.

Guru menyebarkan koin

dalam kolam, kemudian siswa

secara individu mencari koin

tersebut dengan cara kepala

masuk ke dalam air,

kemudian koin tersebut di

kumpulkan.

10 menit

15 menit

10 menit

Keberanian

Kerjasama

Keberanian

Percaya diri

Keberanian

Kerjasama

110

Tujuan : mengatur nafas,

membuka mata dalam air,

keseimbangan, merasakan

hambatan.

Dalam kegiatan konfirmasi,

guru:

memberikan umpan balik

positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan

peserta didik,

memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah

dilakukan,

memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam mencapai

kompetensi dasar:

berfungsi sebagai

narasumber dan

fasilitator dalam

menjawab pertanyaan

peserta didik yang

menghadapi kesulitan,

dengan menggunakan

bahasa yang baku dan

benar;

membantu

menyelesaikan

masalah;

memberi acuan agar

peserta didik dapat

melakukan

pengecekan hasil

eksplorasi;

memberi informasi

111

untuk bereksplorasi

lebih jauh;

memberikan motivasi kepada

peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif

III Penutup

Penutup dilakukan dengan

permainan bisik kata.

Cara bermain :

Guru mengumpulkan siswa

dalam barisan lingkaran.

Siswa diminta untuk

berhitung. Guru membisikkan

tiga kata yang memiliki huruf

depan sama, contoh : baju

biru bagus. Siswa yang telah

mendapatkan bisikan dari

guru segera membisikkan

pada teman disamping. Siswa

yang terakhir menyebutkan

tiga kata yang telah di dengar.

Evaluasi proses pembelajaran

Ditutup dengan doa dan

dibubarkan

10 menit Disiplin

VI. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat : bola, koin, pakaian renang

2. Sumber: media cetak

Nugraha, Eka. Dkk. (2010) Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan

Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.

Suryatna . Dkk (2001) Pembelajaran Renang di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas

VII. Penilaian

1. Instrumen penilaian

No Indikator

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen

No Instrumen

1

Siswa berani

masuk air

Non tes Tes

Keterampilam

perbuatan

1

Lakukan turun

kedalam kolam

renang

112

2

3

4

Siswa berani

membuka mata

dalam air dan

siswa tidak

menutup hidung

ketika menyelam

dalam air

Siswa berani

mengenal

hambatan di air

Siswa berani

menjaga

keseimbangan di

air

Soal

Praktik

2

3

4

5

6

Lakukan memukul

air dengan

tangannya

menembak-

nembakkan air pada

temannya

Lakukan melihat

jumlah jari guru di

dalam kolam

Lakukan menyelam

mengambil koin

didalam air

Lakukan berjalan di

pinggir kolam

Ayo berlomba

berlari di sepanjang

kolam

2. Permforman

No Aspek Kriteria Skor

1 Psikomotor Lakukan turun kedalam kolam

renang

a. Siswa dapat melakukan turun ke

dalam kolam dengan 2 kriteria

(turun kolam dengan bantuan, tanpa

bantuan orang lain.

b. Melakukan dengan memenuhi 2

kriteria

c. Melakukan dengan memenuhi 1

kriteria

d. Tidak melakukan salah satu criteria

Lakukan berjalan di pinggir kolam

Siswa yang dapat melakukan jalan di

pinggir kolam dengan 2 kriteria,

(siswa berjalan dengan yakin, siswa

berjalan masih ragu-ragu)

a. Melakukan dengan memenuhi 1

kriteria

b. Tidak melakukan salah satu criteria

100

75

50

25

100

75

50

113

Lakukan memukul air dengan

tangannya menembak-nembakkan air

pada temannya

a. Siswa yang dapat melakukan tembak

air dari tepi kolam dengan 3 kriteria:

(kaki mengenai air, air sampai

memercik, percikan air jauh)

b. Melakukan dengan memenuhi 2

kriteria

c. Melakukan dengan memenuhi 1

kriteria

d. Tidak melakukan salah satu criteria

Lakukan melihat jumlah jari guru di

dalam kolam

a. siswa dapat menyelam mengambil

koin memenuhi 2 kriteria: (siswa

dapat memasukkan kepalanya ke air,

siswa benar menebak jumlah jari

guru)

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan berlomba berlari di

sepanjang kolam

a. siswa dapat menyelam mengambil

koin memenuhi 2 kriteria: (siswa

dapat berlari dengan cepat, siswa

berlari lambat,)

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan menyelam mengambil koin

a. siswa dapat menyelam mengambil

koin memenuhi 2 kriteria: (siswa

dapat mengambil koin dengan

menyelam, siswa berani menyelam,)

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

100

75

50

25

100

75

50

100

75

50

100

75

50

114

2 Afektif Siswa yang dalam mengikuti pembelajaran

mampu menunjukkan keberaniannya di

kolam memenuhi 4 kriteria (Siswa berani

masuk air, Siswa berani membuka mata

dalam air, , Siswa berani menjaga

keseimbangan di air ,Siswa berani mengatur

nafas saat diair)

a. anak yang memenuhi 4 kriteria

b. anak yang memenuhi 3 kriteria

c. anak yang memenuhi 2 kriteria

d. anak yang memenuhi 1 kriteria

e. anak yang tidak melakukan sama

sekali

100

85

70

55

40

3 Kognitif Siswa bisa menyebutkan sifat air, yaitu air

memberi tekanan dan air memiliki memiliki

hambatan

a. Anak yang bisa menyebutkan 2

kriteria

b. Anak yang bisa menyebutkan 1

kriteria

100

75

Rekapitulasi nilai

No Nama Kognitif Afektif Psikomotor Nilai = Jumlah nilai

3

Yogyakarta, 16 Maret 2013

Kolaborator Mahasiswa Peneliti

Jian Andri Kurniawan

KTAM 98456 09601241078

115

Lampiran: 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Sekolah : SD Muhammadiyah Bodon

Kelas / Semester : Satu / II (dua)

Jumlah Pertemuan : 2x pertemuan

Alokasi Waktu : 35 x 2 (70 menit)

Standar Kompetensi : 10. Mempraktekkan dasar-dasar pengenalan air dan nilai yang

terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar : 10.2 mempraktikkan berbagai permainan diair dangkal disertai

nilai percaya diri, kebersihan dan disiplin.

Indikator : 1. Siswa dapat mengenal sifat air lewat permainan

2. siswa berani membuka mata dalam air

3. siswa berani menahan nafas dalam air

I. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran diharapkan siswa dapat melakukan :

Siswa berani merasakan hambatan dengan berjalan di kolam

Siswa berani merasakan hambatan dengan berlari di kolam

Siswa berani memasukkan kepala dalam kolam tanpa tutup hidung

Siswa berani menahan nafas dalam air

Siswa berani membuka mata dalam air

II. Karakter yang diharapkan

Dapat menumbuhkan dan membina nilai keberanian, percaya diri, disiplin, kerjasama, kerja

keras dan keselamatan.

III. Materi Pembelajaran

2. Pengenalan air lewat bermain

IV. Metode Pembelajaran

1. Bermain

116

V. Langkah-langkah Pembelajaran

No Uraian Kegiatan Gambar Waktu Karakter

I Pendahuluan

1.Persiapan

Guru mempersiapkan siswa

meliputi : membariskan,

menghitung, memimpin doa,

presensi, mempersiapkan alat

yang digunakan

Siswa berbaris dua saf,

mendengarkan instruksi dari

guru.

2.Apersepsi

Guru memberikan pertanyaan :

anak-anak pernah melihat

balon yang mengapung diair?

“pernah pak” kenapa balon

tersebut bisa mengapung?”

3.Pemanasan

Permainan naik menirukan

gerak hewan yang hidup di

laut.

Guru: lakukan gerakan penyu,

gerakannya tubuh mengapung

tengkurap kedua tangannya

terlentang. Kemudian lakukan

gerakan seperti ubur-ubur.

Gerakannya tubuh berdiri

kemudian jingkok dengan

kedua tangan di gerakkan ke

atas dan kebawah.

10 menit Disiplin

II Kegiatan inti

Eksplorasi :

1. Permainan memegang jari

kaki temannya dengan badan

dan muka menyelam di air.

Cara bermain : Siswa

memegang jari kaki dalam

kolam terhadap teman di

sebelahnya sesuai dengan aba-

aba guru, misalnya guru

memberikan aba-aba untuk

memegang jari jempol kaki

10 menit

Keberanian

117

temannya, siswa langsung

bergegas untuk memegang

jempol kaki teman di

sampingnya

Tujuan :

Siswa berani masuk ke kolam,

siswa bisa menjaga

keseimbangan dalam kolam

dan siswa berani menahan

nafas di kolam.

2. permainan lingkaran besar

membentuk bintang laut :

Cara bermain semua siswa

saling berpegangan tangan,

kemudian bersama-sama

menengkurapkan badannya.

Tujuan : latihan menahan

nafas, menjaga keseimbangan.

3. Permainan estafet bola

Cara bermain : siswa di bagi

menjadi berkelompok satu

kelompok terdiri dari 5-6

orang. Kemudian siswa

berbaris, kemudian berlari

berlomba, kelompok yang

paling cepat mengestafetkan

bola dialah pemenangnya.

Tujuannya : siswa berani

berlari, merasakan hambatan

dalam air

Elaborasi :

1. Permainan batu karang

Cara bermain : siswa

memperagakan batu karang

dengan posisi duduk, kedua

lutut didepan dada, wajah

menempel pada lutut dan

kedua tangan memegang kaki.

Tujuannya : menjaga

keseimbangan dalam air,

menahan nafas, dan

mengapung

10 menit

10 menit

10 menit

10 menit

Keberanian

Keberanian

Kerjasama

Keberanian

Percaya diri

Keberanian

118

2. Permainan

menenggelamkan bola.

Cara bermain, siswa di bagi

menjadi perkelompok, satu

kelompok di beri satu bola,

kemudian tiap kelompok

berlomba untuk

menenggelamkan bola,

kelompok yang paling lama

menenggelamkan bola di

dalam kolam itulah

pemenangnya.

tujuanny : siswa bisa

mengatur nafas dan menjaga

kesimbangan dalam air

Dalam kegiatan konfirmasi,

guru:

memberikan umpan balik

positif dan penguatan

dalam bentuk lisan, tulisan,

isyarat, maupun hadiah

terhadap keberhasilan

peserta didik,

memberikan konfirmasi

terhadap hasil eksplorasi

dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber,

memfasilitasi peserta didik

melakukan refleksi untuk

memperoleh pengalaman

belajar yang telah

dilakukan,

memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam mencapai

kompetensi dasar:

berfungsi sebagai

narasumber dan

fasilitator dalam

menjawab pertanyaan

peserta didik yang

menghadapi kesulitan,

dengan menggunakan

bahasa yang baku dan

119

benar;

membantu

menyelesaikan

masalah;

memberi acuan agar

peserta didik dapat

melakukan

pengecekan hasil

eksplorasi;

memberi informasi

untuk bereksplorasi

lebih jauh;

memberikan motivasi kepada

peserta didik yang kurang

atau belum berpartisipasi aktif

III Penutup

Penutup dilakukan dengan

permainan bernyanyi penudak

lutut kaki. Kemudian

berhitung, berdoa dan di

bubarkan

Evaluasi proses pembelajaran

Ditutup dengan doa dan

dibubarkan

10 menit Disiplin

VI. Alat dan Sumber Belajar

3. Alat : bola, , pakaian renang

4. Sumber: media cetak

Nugraha, Eka. Dkk. (2010) Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung. Jurusan

Pendidikan Olahraga: UPI Bandung.

Suryatna . Dkk (2001) Pembelajaran Renang di Sekolah Dasar. Jakarta. Depdiknas

VII. Penilaian

3. Instrumen penilaian

No Indikator

Kompetensi

Penilaian

Teknik Bentuk

Instrumen

No Instrumen

1

Siswa menjaga

keseimbangan

Non tes Tes

Keterampilam

1

Lakukan turun

kedalam kolam

120

2

3

4

Siswa berani

membuka mata

dalam air dan

mengatur nafas

Siswa berani

menahan nafas saat

menyelam tanpa

menutup hidung

Siswa berani dan

mengatur nafas

perbuatan

Soal

Praktik

2

3

4

renang

Lakukan

menghitung jumlah

jari kaki di dalam

kolam.

Lakukan permainan

batu karang

Lakukan menirukan

bintang laut dan

melakukan

permainan batu

karang

4. Permforman

No Aspek Kriteria Skor

1 Psikomotor Lakukan estafet bola

d. siswa dapat berlari memenuhi 2

kriteria: (siswa dapat berlari dengan

cepat, siswa berlari lambat,)

e. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

f. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan menghitung jumlah jari

kaki di dalam kolam.

d. siswa dapat menyelam menghitung

jumlah jari kakinya 2 kriteria: (siswa

dapat memasukkan kepalanya ke air,

siswa benar menebak jumlah jari

guru)

e. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

f. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan permainan batu karang

a. siswa dapat melakukan permainan

batu karang 2 kriteria: (siswa dapat

menenggelamkan badannya di air,

siswa dapat mengapungkan

badannya)

100

75

50

100

75

50

100

121

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan menirukan bintang laut

a. siswa dapat melakukan permainan

bintang laut 2 kriteria: (siswa dapat,

siswa dapat mengapungkan

badannya, siswa dapat terlentang

seperti bintang laut)

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

Lakukan menenggelamkan bola

a. siswa dapat melakukan permainan

batu karang 2 kriteria: (siswa dapat

menenggelamkan bola di air, siswa

dapat menahan nafas )

b. siswa melakukan dengan memenuhi

satu kriteria

c. siswa tidak melakukan semua

kriteria

75

50

100

75

50

100

75

50

2 Afektif Siswa yang dalam mengikuti pembelajaran

mampu menunjukkan keberaniannya di

kolam memenuhi 4 kriteria (Siswa berani

masuk air, Siswa berani membuka mata

dalam air, , Siswa berani menjaga

keseimbangan di air ,Siswa berani mengatur

nafas saat diair)

f. anak yang memenuhi 4 kriteria

g. anak yang memenuhi 3 kriteria

h. anak yang memenuhi 2 kriteria

i. anak yang memenuhi 1 kriteria

j. anak yang tidak melakukan sama

sekali

100

85

70

55

40

3 Kognitif Siswa bisa menyebutkan sifat air, yaitu air

memberi tekanan dan air memiliki memiliki

hambatan

a. Anak yang bisa menyebutkan 2

kriteria

b. Anak yang bisa menyebutkan 1

100

75

122

kriteria

Rekapitulasi nilai

No Nama Kognitif Afektif Psikomotor Nilai = Jumlah nilai

3

Yogyakarta, 26 Maret 2013

Kolaborator Mahasiswa Peneliti

Jian Andri Kurniawan

KTAM 98456 09601241078

123

Lampiran: 12

Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bodon Yogyakarta

Peneliti

Kepala Sekolah

Peneliti

Kepala Sekolah

Peneliti

Kepala Sekolah

Peneliti

Kepala Sekolah

Peneliti

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Selamat pagi Pak.

Selamat pagi silakan masuk !

Begini Pak, kedatangan saya ke sekolah ini bermaksud

memberitahukan bahwa untuk bahan penulisan tugas

akhir, saya akan melakukan penelitian di SD

Muhammadiyah Bodon

Permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian

Bapak tentang apa?

Saya akan melakukan penelitian tindakan kelas, tentang

upaya meningkatkan keberanian siswa dalam

pembelajaran aktivitas air melalui pendekatan bermain.

Silakan saja, kami dari pihak sekolah tidak merasa

keberatan, koordinasikan dengan guru Penjasorkes

tentang teknis pelaksanaannya.

Terimakasih Pak, atas kerjasamanya mudah- mudahan

penelitian saya dapat berjalan dengan baik.

Sama-sama Mas, mudah-mudahan penelitian Mas

berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Sekali lagi terimakasih dan saya mohon pamit, selamat

pagi Pak.

124

Lampiran: 13

Transkrip Wawancara dengan Kolaborator Selesai Pada Siklus I

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

:

:

:

:

:

:

:

:

Bagaimana menurut pendapat saudara dalam kegiatan

proses pembelajaran aktivitas air yang baru saja

dilaksanakan tadi?

Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama proses

pembelajaran pada siklus pertama cukup bagus

walaupun siswa baru pertama kali mendapatkan materi

pembelajaran dengan pendekatan permainan

Bagaimana dengan motivasi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung ?

Motivasi siswa sudah cukup baik, seluruh siswa tampak

senang dan menikmati proses pembelajaran dengan

model pendekatan bermain.

Bagaimana menurut saudara tentang keberanian siswa

dalam pembelajaran aktivitas air?

Secara keseluruhan sudah cukup baik, tetapi masih ada

beberapa hal yang perlu ditingkatkan lagi terutama pada

Permainannya lebih digunakan alat untuk merangsang

minat siswa.

Menurut saya juga begitu, .

Karena keberanian siswa dalam melakukan proses

pembelajaran aktivitas air belum optimal menurut saya

perlu dilanjutkan dengan siklus yang kedua.

Saya setuju, pada siklus yang 2 nanti perlu dilakukan

pendekatan proses pembelajaran dengan modifikasi

permainan dan menambah sarana, dan mengganti

dengan permainan yang baru. mudah-mudahan pada

125

siklus kedua nanti keberaniann siswa dalam

pembelajaran aktivitas air akan lebih baik lagi.

126

Lampiran: 13 lanjutan 1

Transkrip Wawancara dengan Kolaborator Selesai Pada Siklus II

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

Kolaborator

Peneliti

:

:

:

:

:

:

:

:

:

Bagaimana menurut pendapat saudara dalam kegiatan

proses pembelajaran aktivitas air yang baru saja

dilaksanakan pada siklus kedua tadi?

Dari hasil pengamatan yang saya lakukan selama proses

pembelajaran pada siklus kedua sudah banyak

peningkatan, siswa mulai muncul pembentukan

keberaniannuya.

Bagaimana dengan motivasi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung ?

Motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung

sudah sangat baik, seluruh siswa tampak senang dan

gembira dalam mengikuti proses pembelajarannya.

Bagaimana menurut saudara tentang keberanian siswa

dalam proses pembelajaran aktivitas air?

Menurut saya sudah baik seluruh siswa sudah memenuhi

indikator-indikator keberaniannya.

Menurut saya juga begitu, keberanian siswa dalam

melakukan proses pembelajaran aktivitas air sudah baik

sesuai dengan harapan.

Kalau begitu, siklus selanjutnya tidak perlu dilakukan

lagi?

Menurut saya juga begitu, siklus selanjutnya tidak perlu

lagi dilaksanakan, sebab seluruh siswa telah memenuhi

127

indikator keberanian dalam pembelajaran aktivitas air.

Trima kasih atas kerjasamanya selama penelitian ini

berlangsung.

128

Lampiran: 14

1. Hasil dari wawancara pada siswa pada akhir siklus I

Wawancara dilakukan secara klasikal terhadap seluruh siswa.

No Pertanyaan Jawaban

1 bagaimana pendapat anak-anak

ketika pertama kali mendapat

pembelajaran aktivitas air

dengan pendekatan bermain?

Asik pak, bisa bermain di air

2 bagaimana dengan suasana

pembelajarannya, apakah kalian

merasa senang?

Ya pak, suasananya

menyenangkan pak

3 apakah sekarang kalian sudah

merasa berani untuk mengikuti

pembelajaran aktivitas air?

Sudah berani pak,

4 siapa yang berani turun ke

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

5 siapa yang berani berjalan di

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

6 siapa yang berani berlari di

kolam??

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

7 Siapa yang berani memasukkan

kepala tanpa tutup hidung

Saya pak, 34 siswa menjawabnya

8 Siapa yang berani menahan

nafas dalam air

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

9 Siapa yang berani membuka

mata dalam air

Saya pak, 31 siswa menjawabnya

10 siapa yang masih ragu-ragu

untuk masuk ke kolam renang?

Saya pak, namanya F dan A. saya

ragu jika memasukkan kepala ke

dalam kolam pak. Nz dan Nr

masih belum terbiasa membuka

mata di dalam air pak., Am juga

masih ragu-ragu untuk membuka

mata dalam air.

11 Mengapa masih takut untuk

masuk ke kolam renang?

12 Mengapa masih ragu - ragu

untuk masuk ke kolam renang?

Ragu-masuk kolam jika saya di

ganggu teman .

129

Lampiran: 14 Lanjutan 1

Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka rata-rata siswa berani

untuk melakukan permainan aktivitas air, ada beberapa yang masih ragu-ragu jika ada

temannya mengganggu dikolam, contohnya mendorong-dorong ketika mereka sedang di

dalam kolam. Kemudian ada yang masih ragu-ragu untuk membuka mata di dalam air,

karena takut pedih.

130

Lampiran: 14 lanjutan 2

2. Hasil wawancara dengan siswa saat berakhirnya siklus II

No Pertanyaan Jawaban

1 bagaimana pendapat anak-

anak ketika mendapat

pembelajaran aktivitas air

dengan pendekatan bermain

dengan permainan yang

berbeda?

Asik pak, bisa bermain di air

2 bagaimana dengan suasana

pembelajarannya, apakah

kalian merasa senang?

Ya pak, suasananya

menyenangkan pak

3 apakah sekarang kalian sudah

merasa berani untuk

mengikuti pembelajaran

aktivitas air?

Sudah berani pak,

4 siapa yang berani turun ke

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

5 siapa yang berani berjalan di

kolam?

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

6 siapa yang berani berlari di

kolam??

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

7 Siapa yang berani

memasukkan kepala tanpa

tutup hidung

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

8 Siapa yang berani menahan

nafas dalam air

Saya pak, 36 siswa menjawabnya

9 Siapa yang berani membuka

mata dalam air

Saya pak, 34 siswa menjawabnya

10 siapa yang masih ragu-ragu

untuk masuk ke kolam

renang?

Saya pak, namanya F dan A. saya

ragu jika membuka matanya di

dalam air.

11 Mengapa masih takut untuk

masuk ke kolam renang?

12 Mengapa masih ragu - ragu

untuk membuka mata di

dalam kolam

Ragu jika airnya membuat mata

pedih.

131

Lampiran: 14 Lanjutan 3

Kesimpulannya siswa merasa senang sehingga mereka berani untuk

melakukan permainan aktivitas air, hampir seuruh siswa berani tapi ada beberapa

yang masih ragu-ragu tapi sudah mulai berusaha untuk memasukkan kepala ke air

untuk membuka mata di dalam air, karena pedih.

132

Lampiran: 15

REKAP PRESENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR

NO Nama Kehadiran Siswa

1 2 3 4

1 Fidela Nadif N √ √ √ √

2 Abdurrahman Fikky √ √ √ √

3 Adi Widya Bisma √ √ √ √

4 Adinda Syahira √ √ √ √

5 Adyuta Wieam √ √ √ √

6 Aimmatunnafis N √ √ √ √

7 Almas Sarah Anriska √ √ √ √

8 Ananda silvy √ √ √ √

9 Arcitta K √ √ √ √

10 Armetra Alifio A. √ √ √ √

11 Ataka M. √ √ √ √

12 Azzahra N. A. √ √ √ √

13 Bima Wahyu S. √ √ √ √

14 Bintang Timur W √ √ √ √

15 Egalita Aulia √ √ √ √

16 Elsa Nasylla √ √ √ √

17 Equela N √ √ √ √

18 Faisal A. √ √ √ √

19 Fauzan Fadilah √ √ √ √

20 Galang Denta √ √ √ √

21 Galih Emfat P √ √ √ √

22 Ihza Khoirul I √ √ √ √

23 Ilyas Majid √ √ √ √

24 Ismha Nadhifa √ √ √ √

25 Maulana Qodri √ √ √ √

26 M. Faliqul √ √ √ √

27 Hahiza Rifqa √ √ √ √

28 Naura Imana √ √ √ √

29 Nayla √ √ √ √

30 Nisrina √ √ √ √

31 Nuur maitsaa √ √ √ √

32 Rahil Hafiza √ √ √ √

33 Ravansa Viko √ √ √ √

34 Rika K √ √ √ √

35 Sofita Amalia √ √ √ √

36 Zulfati S √ √ √ √

133

Lampiran: 15 Lanjutan 1

Kolaborator

KTAM 98456

134

Lampiran: 16

Wawancara terhadap guru

Wawancara terhadap siswa

135

Lampiran: 16 Lanjutan 1

Kegiatan Tidakan

136

Lampiran: 16 Lanjutan 2