SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk...

244
i GAMBARAN PENANGANAN KELUHAN PASEIN DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN (Studi Kasus Pada Unit Instalasi Farmasi) TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh: Nurmala Saidah 1112101000100 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (MPK) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M

Transcript of SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk...

Page 1: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

i

GAMBARAN PENANGANAN KELUHAN PASEIN

DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN

(Studi Kasus Pada Unit Instalasi Farmasi)

TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh:

Nurmala Saidah

1112101000100

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN (MPK)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2016 M

Page 2: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, 09 Desember 2016

Nurmala Saidah, NIM: 1112101000100

GAMBARAN PENANGANAN KELUHAN PASEIN DI RUMAH SAKIT

UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN (Studi Kasus Pada Unit

Instalasi Farmasi) TAHUN 2016

xviii + (182) halaman, (6) tabel, (5) bagan, (10) lampiran

ABSTRAK

Penanganan Keluhan di beberapa insitusi pelayanan kesehatan masih

dinilai kurang optimal dikarenakan manajemen komplain di rumah sakit belum

terlaksana dengan baik. Di unit manajemen komplain RSU Kota Tangerang

Selatan data komplain yang tidak tertangani sebesar 36,74% dan data komplain

yang tertangani sebesar 63,26% namun masih kurang dari target yang ditentukan

yakni ≥ 90% keluhan terangani. Salah satu komplain yang tidak tertangani adalah

keluhan stock obat kosong sebanyak 19,39%.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penanganan keluhan

pasien di unit instalasi farmasi rumah sakit umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

tahun 2016. Penelitian ini dilakukan di Unit Manjemen Komplain RSU Kota

Tanggerang Selatan pada bulan Juni- Juli 2016. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode pendekatan sistem dengan melakukan telaah

dokumen, wawancara mendalam dan observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Input: Petugas manajemen komplain

belum pernah mengikuti pelatihan khusus penanganan keluhan pasien, sarana dan

prasarana penunjang penanganan keluhan komplain kurang mendukung.Proses:

proses pemberian solusi dan taking actionsertafollow upbelum terlaksana dengan

baik dan maksimal. Output: Komplain yang sama terjadi berulang di bulan –

bulan selanjutnya salah satunya adalah komplain Stok Obat Kosong.

Saran yang diajukan adalah diharapkan pihak rumah sakit memberikan

kesempatan kepada petugas manajemen komplain untuk mengikuti pelatihan

khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS dalam pengambilan

keputusan mengenai masalah komplain, melakukan perbaikan dan peningkatan

dalam segi sarana dan prasarana seperti pengadan alat tulis di kotak pengaduan,

telepon khusu penanganan keluhan dan menyediakan ruang tunggu khusus pasien

manajemen komplain.

Kata Kunci: Manajemen Komplain, Penanganan Keluhan Pasien, Stock Obat

Kosong

Daftar bacaan: 83 (2002-2016)

Page 3: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY

HEALTH CARE MANAGEMENT

Undergraduated Thesis, 09 December, 2016

Nurmala Saidah, NIM: 1112101000100

DESCRIPTION OF PATIENT'S COMPLAINT HANDLING OF

GENERAL HOSPITAL (RSU) OF SOUTH TANGERANG CITY (Case

Study at Pharmace Utical Installation) IN 2016

xviii + (182) pages, (6) tables, (5) charts, (10) attachments

ABSTRACT

The handling of patient's complaint in several health care institutions in

Tangerang City is still bad due to the lack of its management. According to the

data from General Hospital of South Tangerang City, only 63,26% complaints are

handled. However, it is still far from the standard of more than 90% complaints

should be handling by the hospital management. The purpose of this research aimed to describe patient's how to handling

patient’s complaint at the pharmaceutical installation of General Hospital of South

Tangerang City in 2016. The previous data showed that still a lot of patient's

complain because of the emptiness of medicine in that hospital. The research was

done at complaint management unit of General Hospital of South Tangerang City

during June to July 2016. The system approach method with documents overview,

in-depth interview and observation used in this study. The result showed that complaint management officers had never been

experiencing to any particular training and also the lack of supporting facilities for

this purpose. The study also found that the process of providing a solution, taking

action and following up was not well established. Moreover, the same complaint

happened repeatedly in each month, one of seriousness complaint was the

emptiness of medicine stocks. We firmly recommend to the hospital managements for increasing the

abilities of the staff through a specific training for complaint handling. Also,

utilizing the Hospital Management Information System (SIMRS) for making a

decision about complaint problems; doing fixes and improvements on facilities

and infrastructure as the procurement of stationery in the boxes complaint,

especially telephone handling the complaint and provide special waiting room as

patient complaint management.

Keyword : Complaint Management, Patient’s Complaint Handling, Medicine

Out of Stocks

Reference : 83 sourcess (2004-2016)

Page 4: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

iv

Page 5: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

v

Page 6: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

vi

Page 7: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Nurmala Saidah

Tempat tanggal lahir : Lamongan, 15 Februari 1995

Jenis Kealamin : Perempuan

No. Telp : 085-694-788-525

Alamat email : [email protected]

Alamat : Perum. Wisma Gilang Permai BE: 02 RT 26

RW08 Taman, Sidoarjo.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998-2000 : TK Bahagia Surabaya

2001-2006 : MI Al- Jihad Gilang, Taman Sidoarjo

2006-2009 : SMP. Islam 01 Al- Ma’arif singosari, Malang / PP.

Putri Al- Ishlahiyah Singosari, Malang

2009-20112 : MA. Al- Ma’arif Singosari Malang / PP. Putri

Al- Ishlahiyah Singosari, Malang

2012-sekarang : Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

2009-2010 : 1. Tim Redaksi majalah An-Nasyid MA Al-

Ma’arif singosari Malang

2. Pembina Santri Pesantren Putri Al- Ishlahiyah

singosari Malang

2013-2014 : 3. Sataf Ahli BSO SEGA (Seni dan Olahraga)

CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Tim Redaksi majalah DENTA BSO DENTA

CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2014- 2015 : 5. Ketua Badan Semi Otonom Seni dan Olahraga

(BSO SEGA) CSSMoRA UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

6. Ketua Departemen Pengembangan Organisasi

Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / DEMA FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Maha Penyayang atar Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya sehingga

akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beriringkan salam

senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa

memberikan rahmat hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM). Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang

diperoleh selama perkuliahan dan berlangsungnya penulisan skripsi, sehingga

penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Gambaran Penanganan Keluhan

Pasien di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Studi Kasus Pada

Unit Instalasi Farmasi) Tahun 2016”.

Hasil Penelitian ini nantinya diharapkan memberi manfaat baik pada

mahasiswa atau peneliti lain, Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dan

bagi unit Manjemen Komplain dan Pengadaan Obat di Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan.

Dalam proses penyususnan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan,

berupa doa, bimbingan, motivasi maupun dukungan sehingga penulis dapat terus

menimba ilmu, mencari pengalaman dan mengabdikan diri kepada masyarakat

melalui kegiatan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua tercinta Ayah Drs. H. Nur Rohim dan Ibu Siti Maimunah S. Ag

yang selalu memberikan Do’a , motivasi dan semangat tiada henti.

2. Prof. Dr. Arief Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

ix

3. Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes,

Ph.D. Sekaligus Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan arahan dan

bimbingannya

4. Penanggungjawab Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Ibu Riastuti

Kusumawardani, MKM. Sekaligus Pembimbing Skripsi II yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya

5. Terimahkasih kepada Kepala Unit Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang Selatan

6. Segenap bapak/ ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

Terimakasih telah memberikan waktu dan tenaga serta ilmu yang bermanfaat.

7. Terimakasih Kepada orang- orang terkasih Nizhom Ahmad Syifa’ dan kedua

adik tercintaku Nurul Luthfiyah dan Ahmad Fahimuddin Nur atas doa,

support dan semangatnya selama penyusunan skripsi

8. Teman- teman seperjuangan yang sangat aku sayangi Peminatan MPK

(Manajemen Pelayanan Kesehatan) angkatan 2012. Terimakasih banyak atas

kebersamaan yang takkan terlupakan, suka dukanya, saling menyemangati

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga kita

semua sukses dunia- akhirat

9. Sahabat CSS MoRA KESMAS 2012 (Ivannullah Agriawan W, Andi Saiful

M, Ahmad Faiz, Maulida Nella, Ainia Nurul A, Astuti Akin, Arina Khoirina,

dan Suharni) terimakasih atas doa, motivasi dan semangatnya

10. Teman-teman Prodi Kesehatan Masyarakat 2012 dan Peminatan Manajemen

Pelayanan Kesehatan

11. Keluarga Besar CSSMoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas do’a dan

semangatnya

12. Serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

penyusunan skrisi ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu. Hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan sebaik

baik balasan.

Page 10: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan

tidak luput dari kesalahan/ kekurangan baik pada isi maupun penulisan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

kepada berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, Desember 2016

Nurmala Saidah

Page 11: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................................ ii

ABSTACT ....................................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................................. v

LEMBAR PENGUJI ........................................................................................................ vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8

C. Pertanyaan Penelitian .................................................................................................. 9

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 10

1. Tujuan Umum .................................................................................................. 10

2. Tujuan Khusus ................................................................................................. 10

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 10

1. Manfaat Bagi Akademisi ................................................................................. 10

2. Manfaat Bagi Peneliti ...................................................................................... 11

3. Manfaat Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat ..................................................... 11

4. Manfaat Bagi Rumah Sakit .............................................................................. 11

F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Rumah Sakit ............................................................................................................. 13

Page 12: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xii

1. Pengertian Rumah Sakit ................................................................................... 13

2. Fungsi Rumah Sakit ......................................................................................... 15

B. Pelayanan Instalasi Farmasi ..................................................................................... 17

C. Teori Pendekatan Sistem .......................................................................................... 21

1. Pengertian Sistem............................................................................................. 21

2. Karakteristik Sistem ......................................................................................... 22

3. Pengertian Pendekatan Sistem ......................................................................... 25

4. Tahapan dan Langka Pendekatan Sistem ......................................................... 27

D. Penanganan Keluhan Pelanggan .............................................................................. 30

1. Pengertian Pelanggan ....................................................................................... 30

2. Pengertian Keluhan Pelanggan ........................................................................ 33

3. Jenis Keluhan Pelanggan ................................................................................. 36

4. Proses Penanganan Keluhan Pelanggan........................................................... 38

E. Kerangka Teori ........................................................................................................ 46

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep ..................................................................................................... 50

B. Definisi Istilah .......................................................................................................... 53

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ..................................................................................................... 58

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................... 58

C. Informan Penelitian .................................................................................................. 58

D. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 59

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 60

F. Validitas/ Kredibilitas Data ...................................................................................... 61

G. Analisis Data ............................................................................................................ 64

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSU Kota Tangerang Selatan .................................................... 67

B. Gambaran Umum Unit Manajemen Komplain ........................................................ 70

C. Karakteristik Informan ............................................................................................. 74

D. Input (Masukan) ....................................................................................................... 75

1. SDM (Sumber Daya Manusia) ......................................................................... 75

Page 13: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xiii

a. Kuantitas .................... ...........................................................................75

b. Pelatihan .................... ............................................................................80

c. Pengalaman Kerja .................. ...............................................................83

2. Anggaran Dana ..................... ...........................................................................87

3. Sarana dan Prasarana...................................................................... .......... .......89

4. Mesin................................................................................................................ 93

5. Pedoman Teknis ............................................................................................... 95

E. Process (Proses) ....................................................................................................... 98

1. Mendengarkan dan Memahmi ......................................................................... 98

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi .............................................................. 102

3. Penjelasan dan Permohonana Maaf ............................................................... 104

4. Solusi dan Taking Action ............................................................................... 108

5. Folow Up ....................................................................................................... 115

F. Output (Keluaran) ................................................................................................. 117

1. Tertanganinya Keluhan Pasien ....................................................................... 117

BAB VI PEMBAHASAN

1. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 123

A. Input (Masukan) ..................................................................................................... 124

1. SDM (Sumber Daya Manusia) ....................................................................... 124

a. Kuantitas ........................ .....................................................................124

b. Pelatihan ........................ ......................................................................128

c. Pengalaman Kerja ...................... .........................................................132

2. Anggaran Dana .............................................................................................. 134

3. Sarana dan Prasarana ..................................................................................... 137

4. Mesin.............................................................................................................. 140

5. Pedoman Teknis ............................................................................................. 142

E. Process (Proses)....................................................................................................... 150

1. Mendengarkan dan Memahmi ....................................................................... 151

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi .............................................................. 154

3. Penjelasan dan Permohonana Maaf ............................................................... 156

4. Solusi dan Taking Action ............................................................................... 158

5. Folow Up ....................................................................................................... 161

Page 14: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xiv

F. Output (Keluaran) ................................................................................................... 163

1. Tertanganinya Keluhan Pasien ....................................................................... 163

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................................................ 169

B. Saran ...................................................................................................................... 171

a. Bagi Top Management

(Direktur Rumah Sakit).................................................................................. 171

b. Bagi Middle Management

(Kepala Bidang Pelayanan Non Medis) ......................................................... 172

c. Bagi Low Management

(Petugas Penanganan Keluhan Pasien)............................................ .............. 173

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 174

LAMPIRAN ................................................................................................................. 182

Page 15: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian ..................................................................... ........49

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................................... 53

Bagan 4.1 Komponen dalam Analisis Data Penelitian ................................................... 66

Bagan 5.1 Struktur RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 ..................................... 69

Bagan 5.2 Struktur Unit Manajemen Komplaintahun 2016............................................ 70

Bagan 5.3 Alur Penanganan Komplain Pasien ............................................................... 97

Page 16: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Istilah ................................................................................................. 53

Tabel 4.1 Triangulasi Sumber Data dan Triangulasi Metode ......................................... 62

Tabel 5.1 Karakteristik Informan Pegawai ..................................................................... 74

Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pasien ........................................................................ 75

Tabel 5.3 Rekap Komplain pada tahun 2015 ................................................................ 120

Tabel 5.4 Rekap Komplain pada bulan januari s/d juli 2016. ....................................... 122

Page 17: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xvii

DAFTAR SINGKATAN

BPJS : Badan Penyelengara Jaminan Sosial

CS : Customer Services

e- KTP : Elektronik Kartu Tanda Penduduk

PMKS : Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat

Rajal : Rawat Jalan

Ranap : Rawat Inap

RS : Rumah Sakit

RSU : Rumah Sakit Umum

SDM : Sumber Daya Manusia

SIM : Sistem Informasi Manajemen

SIMRS : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

SKM : Survey Kepuasan Masyarakat

SOP : Standart Operational Procedure

TUPOKSI : Tugas Pokok dan Fungsi

WHO : World Health Organization

Page 18: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

a) Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

b) Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam

c) Lampiran 3 Transkip Wawancara Mendalam

d) Lampiran 4 Matriks Hasil Penelitian

e) Lampiran 5 Tabel Checklist Observasi

f) Lampiran 6 Tabel Telaah Dokumen

g) Lampiran 7 Standar Oprasional Prosedur (SOP) Penanganan Keluhan

h) Lampiran 8 Alur Penanganan Keluhan

i) Lampiran 9 Dokumentasi Fasilitas Manajemen Komplain RSU

Page 19: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit Berdasarkan (Undang- Undang Republik Indonesia Nomor :

44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit) dituntut untuk mampu menyelanggarakan

beberapa pelayanan kesehatan perorangan secara peripurna yakni dengan

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Dengan begitu

rumah sakit diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan pasien terhadap

masalah kesehatannya. Pasien memandang bahwa rumah sakit mempu

memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan

penyakit yang diderita (Halomoan, 2012)

Penyelengaraan pelayanan kesehatan yang dianggap kurang oleh beberapa

pihak, mengakibatkan masyarakat kurang puas dengan pelayanan kesehatan yang

diberikan Rumah Sakit, sehingga masih terdapat masyarakat yang mengeluhkan

pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kurniati (2013) untuk mengetahui kepuasan pasien di Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Makasar menunjukan bahwa pasien belum puas

dengan pelayanan kesehatan yang diberikan hal tersebut ditunjukan dengan

adanya gap negatif -0,40 dari pengukuran kelima dimensi dalam mengukur

kepuasan pasien. Hasil juga menunjukan bahwa nilai harapan pasien lebih jauh

lebih besar dari persepsi pasien.

Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan dan persepsi

pelanggan terhadap mutu pelayanan yakni bagaimana Rumah Sakit dapat dengan

Page 20: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

2

baik menangani keluhan pasien (Ernawati, 2010). Dengan melihat masih adanya

ketidak puasan pasien terhadap pelayanan kesehatan tersebut harus dijadikan

evaluasi oleh pihak Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Dalam mempertahankan kulitas jasa atau layanan maka rumah sakit perlu

menetapkan strategi yang dapat meningatkan kualitas pelayanan secara

berkesinambungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan adanya Unit pengaduan/

Manajemen Komplain yang dibentuk oleh pihak Rumah Sakit untuk menampung

keluhan pasien dimana didalamnya tedapat petugas yang berkompeten dalam

berkomunikasi, salesmanship, dan public relation. Sehingga dari kemampuan

tersebut keluhan yang disampaikan oleh pasien dapat ditangani dengan baik yang

akan menghasilkan kepuasan pelanggan (Rangkuti, 2006).

Kepuasan pelanggan merupakan syarat utama loyalitas dan rekomendasi

positif pelaggan. Perusahaan akan kesulitan untuk mengatur produk dan waktu

layanan tanpa memiliki ukuran terhadap kepuasan pelanggan (Haris, 2005).

Menurut Rangkuti (2006) Strategi keluhan yang efektif dilakukan guna tetap

menjaga kepercayaan pelanggan agar pelanggan yang komplain tersebut dapat

kembali menjadi pelanggan yang puas dan kembali menggunakan produk/ jasa

perusahaan tersebut. Oleh karena itu Organisasi harus dapat berupaya dengan baik

dalam menyelesaikan masalah/ komplain yang di sampaikan pelanggan dengan

cepat, adil, dan profesional karena pada hakekatnya organisasi menginginkan

orang yang mengeluarkan keluhan tersebut dapat tetap menjadi pelanggan

(Griffiths, 2011).

Pelanggan yang mengeluh sebenarnya adalah pelanggan yang bersedia

memberikan kesempatan kedua pada perusahaan untuk dapat memperbaiki kulitas

Page 21: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

3

pelayanan yang diberikan (Leboeuf, 2010). Dari pernyataan tersebut maka dapat

diketahui dengan adanya Unit Manajemen Komplain yang di sediakan di Rumah

Sakit akan membantu pasien dalam mendapat kepuasan dengan menyalurkan

keluhannya dan memberikan manfaat untuk Rumah Sakit dalam mempertahankan

pelanggan yang kurang puas menjadi puas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Budiarti (2009), Artanti dan Nigsih (2011) dan Salay (2013)

yang menyatakan bahwa penanganan keluhan pelanggan memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Pelaksanaan Manajemen Komplain di beberapa institusi pelayanan

kesehatan masih dinilai kurang optimal dikarenakan masih terdapat kendala dalam

menangani keluhan pasien. Penelitian lain yang dilakukan oleh Mudjahidin (2011)

dan Subekti (2013) menyebutkan bahwa sistem yang menangani keluhan

pelangan yang telah ada saat ini kurang bisa diimplementasikan dengan mudah

oleh Rumah Sakit dan dinilai masih kurang otimal dan belum bisa menerapkan

Manajemen Komplain yang ideal sehingga dalam tahapan manajemen komplain

masih membutuhkan perbaikan dan peningkatan pelayanan sehingga tercipta

kepuasan masyarakat sebagai pelanggan. Hal tersebut didukung oleh penelitian

Afriani (2012) dan Wulandari (2014) menunjukan bahwa masih belum

optimalnya manajemen komplain atau pengelolaan penanganan keluhan yang

dilakukan di rumah sakit yakni kurang optimalnya fasilitas yang dimiliki rumah

sakit dalam menangani keluhan pasien, sehingga perlu dilakukan perbaikan

terhadap fasilitas untuk menyampaikan keluhuan, sehingga dengan demikian

dapat memotivasi pasien atau pelanggan untuk menyampaikan keluhannya kepada

pihak rumah sakit.

Page 22: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

4

Dari beberapa kendala yang terjadi dalam pelaksanaan manajemen

komplain tersebut dapat mengakibatkan ketidak puasan pasien terhadap kinerja

petugas dalam manangani masalah/ komplain yang disampaikan pelanggan.

Berdasarkan hasil penelitian Zaluchu (2007) menunjukan bahwa 50 % dari pasien

Rumah Sakit menyatakan tidak puas dengan hasil tanggapan yang diberikan

petugas dalam menangani komplain pasien / keluhan pasien.

Komplain itu sendiri diartikan sebagai suatu bentuk pernyataan

ketidakpuasan/ kekecewaan pelanggan mengenai kebutuhan dan harapan yang

tidak terpenuhi. Penelitian yang dilakukan oleh Afriani (2012) menunjukan

beberapa jenis keluhan yang biasanya disampaikan oleh pasien berkaitan dengan

administrasi pasien, pelayanan dokter dan perawat, tarif serta fasilitas rumah sakit.

Penelitian lain dilakukan oleh Zaluchu (2007) alasan yang paling banyak

dikeluhkan dan kemudian disampaikan oleh pasien rumah sakit adalah masalah

prosedur penerimaan yang lambat (35,7%) dan pelayanan yang kurang ramah (25

%).

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan merupakan salah

satu rumah sakit pemerintah (sektor publik) yang berorientasi pada masyarakat,

yang memiliki visi yakni “Menjadi Rumah Sakit pilihan yang bermutu dan

amanah (Aman, Nyaman, Mandiri, Ramah) di Kota Tangerang Selatan” serta

tujuan rumah sakit yakni memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai

dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, karena visi dan tujuan rumah sakit tersebut maka penting kiranya

dalam pelaksanaannya diperlukan berbagai upaya untuk meningkatka kulitas jasa

pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini rumah sakit dituntut untuk memberikan

Page 23: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

5

pelayanan yang berkualitas dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada

masyarakat.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayaan di RSU Kota Tangerang

Selatan juga dilakukan dalam menampung, menangani dan menindaklanjuti

keluhan pelanggan terkait masalah pelayanan di RSU Kota Tangerang Selatan.

Penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan dapat dikatakan

berbeda dengan proses dan manajemen yang mengelolah penangan keluhan pasien

di beberapa rumah sakit lainnya, dimana rumah sakit lain penanganan keluhan

pasien di kelolah dalam unit yang bergabung antara unit manajemen komplain,

humas dan publikasi, advokasi serta pemasaran dalam satu manajemen. Namun

beberbeda dengan penanganan keluhan yang ada di RSU Kota Tangerang Selatan

bahwa di rumah sakit ini memimliki dan mengkhususkan satu unit khusus yang

bertugas untuk menangani keluhan pasien yang disebut dengan unit Manajemen

Komplain RSU Kota Tangerang Selatan.

Unit Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerang Selatan merupakan

pintu masuk utama segala jenis keluhan yang disampaikan pasien, sehingga untuk

pengelolaan keluhan pasien sangat bergantung dengan manajemen komplain dan

selanjutnya manajemen komplain akan berkoordinasi dengan unit- unit terkait

keluhan yang disampaikan pasien untuk mencari seluk beluk permasalahan yang

sebenarnya dan solusi untuk permasalahan tersebut.

Berdasarkan (Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor

16 tahun 2013 tentang standar kualitas pelayanan jasa telepon dasar pada jaringan

bergerak)diketahui bahwa persentase perhitungan penanganan keluhan yang

ditangani dalam waktu 12 bulan harus ≥ 90% dari seluruh keluhan yang diterima.

Page 24: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

6

Bedasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan diketahui bahwa hasil

perhitungan penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan yang

dapat ditangani dalam kurun waktu 9 bulan yakni terhitung dari bulan Januari,

Februari, Maret, April, Juni, September, Oktober, November, dan Desember pada

tahun 2015 persentase keluhan yang ditangani masih mencapai 63,26% belum

mencapai target yang ditentukan dan untuk persentase keluhan yang tidak

tertangani sebanyak 36,74% keluhan. Adapun 36,74% dari daftar keluhan yang

tidak tertangani tersebut diantaranya adalah keluhan terkait pasien poli dalam

yang dibatasi sebanyak 17,35 % dan keluhan stock obat kosong sebanyak 19,39

%.

Data Laporan Bulanan pada tahun 2016 terhitung dari bulan januari hingga

bulan maret diketahui bahwa keluhan pasien masih sering terulang dibulan- bulan

selanjutnya. Adapun tiga kategori keluhan terbanyak yang sering terjadi berulang

kali dalam setip bulan adalah keluhan pasien poli dalam yang dibatasi, stok obat

kosong di apotek, dan SMS Get Way tidak ada balasan.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil permasalahan yang berkaitan

dengan komplain di unit instalasi farmasi rumah sakit. Adapun bentuk komplain

yang diangkat ialah mengenai stok obat kosong di karenakan mencapai persentasi

terbanyak keluhan yang belum tertangani. Berdasarkan hasil observasi dalam

studi pendahuluan diketahui bahwa masih belum optimalnya penanganan keluhan

stok obat kosong dalam hal komunikasi atau follow up kepada pasien, sehingga

masih terdapat pasien yang kembali mengeluh karena balum mendapatkan kabar

dari pihak manajemen komplain terkait ketersedian obat tersebut. sehingga dari

Page 25: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

7

permasalahan dalam penanganan keluhan stok obat tersebut dapat lebih

dioptimalkan, dilakukan secara efektif dan lebih baik lagi.

Kekosongan Persediaa Obat di Rumah Sakit ini dapat mempengaruhi

kepuasan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit dan dapat mengahambat

perawatan dan kesembuhan pasien. Selain itu, adanya permasalahan kekosongan

obat di unit instalasi farmasi menunjukan pengendaliaan obat yang kurang baik

dalam manajemen logistik di rumah sakit. Hal tersebut ditunjukan dengan

keluaran (output) yang tidak sesuai yaitu ketersediaan obat di gudang farmasi

tidak memenuhi permintaan konsumen atau pasien (Febriawati, 2013).

Hasil Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) Pada tahun 2014 nilai Survey

Kepuasan Masyarakat (SKM) yang diperoleh masih dalam kategori baik, yaitu

68,95 (masih berkisar diantara 62,51 – 81,25). Beberapa pelayanan yang perlu di

perbaiki untuk meningkatkan pelayanan kesehatan diantaranya adalah Unit

Pelayanan Medis dan Unit Penunjang Medis adapun unsur pelayanan terbesar

yang dianggap tidak memuaskan oleh responden yaitu Penanganan Pengaduan,

Saran dan Masukan (rata-rata 2,52), nilai tersebut menunjukan nilai yang sangat

kurang dalam mencapai indiktor baik (62,51 – 81,25) dari Survey Kepuasan

Masyarakat (SKM). Bedasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terdapat

beberapa Fasilitas di Unit Manjemen Komplain yang kurang memadai seperti

tidak tersedianya alat tulis disetiap kotak saran yang disediakan oleh pihak rumah

sakit.

Bedasarkan hasil studi pendahuluan dan observasi yang sudah di paparkan

dalam latar belakang penelitian tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk

melaksanakan penelitian dengan judul “GAMBARAN PENANGANAN

Page 26: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

8

KELUHAN PASEIN DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA

TANGERANG SELATAN (Studi Kasus pada Unit Instalasi Farmasi)

TAHUN 2016 ”.

B. Rumusan Masalah

Presentase data penanganan keluhan pasien pada laporan bulanan

manajemen komplain tahun 2015 diketahui komplain yang tertangani di RSU

Kota Tangerang selatan belum dapat dikatakan mencapai target yakni 63,26% dari

target 90%. Sedangkan presentase keluhan yang tidak tertangani sebanyak

36,74% keluhan. Adapun 36,74% dari daftar keluhan yang tidak tertangani

tersebut diantaranya adalah keluhan terkait keluhan stock obat kosong sebanyak

19,39 %. Dan pada laporan bulanan manajemn komplain tahun 2016 terhitung

dari bulan januari hingga bulan maret diketahui bahwa keluhan pasien masih

sering terulang dibulan- bulan selanjutnya. Adapun tiga kategori keluhan

terbanyak yang sering terjadi berulang kali adalah keluhan pasien poli dalam

yang dibatasi, stok obat kosong di apotek, dan SMS Get Way tidak ada balasan.

Adanya keluhan stock obat kosong di Unit Instalasi Farmasi yang belum

tertangani dan masih terjadi berulang- ulang maka akan berpengaruh pada

pengobatan, perawatan dan kesembuhan pasien di rumah sakit.

Bedasarkan hasil Survey Kepuasan Masyarakat di RSU Kota Tangerang

Selatan diketahui bahwa unsur pelayanan yang dianggap tidak memuaskan oleh

responden yakni Penanganan Keluhan (Pengaduan), Saran dan Masukan (rata-

rata 2,52), nilai tersebut menunjukan nilai yang sangat kurang dalam mencapai

indikator baik (62,51- 81,25). Selain itu, bedasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti terdapat beberapa fasilitas di Unit Manjemen Komplain yang

Page 27: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

9

kurang memadahi seperti tidak tersedianya alat tulis disetiap kostak saran yang

disediakan oleh pihak Rumaha Sakit.

Adanya Unit Manajemen Komplain di Rumah Sakit, keluhan dan masukan

tersebut nantinya diharapkan rumah sakit akan berusaha dalam melakukan

perbaikan – perbaikan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pasien dengan

tujuan memberikan pelayanan yang berkualitas bagi peasien dan akan sangat

membantu pasien dalam mendapatkan kepuasan dengan menyampaikan

keluhannya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk

mengetahui Gambaran Penanganan Keluhan Pasein Di Unit Istalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016.

C. Pertanyaan Penelitian

Adapun beberapa pertanyaan penelitian selanjutnya yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah :

a. Bagaimana Gambaran Penanganan Keluhan Pasien di Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ?

b. Bagaimana Input Penanganan Keluhan yang meliputi Sumber Daya

Manusia (SDM), Dana, Sarana dan Prasarana, Mesin, dan Pedoman

Teknis pada Pelaksanaan Manajemen Komplain (Penanganan keluhan

Pasien) di RSU Kota Tangerang Selatan?

c. Bagaimana Proses Penanganan Keluhan yang meliputi Mendengarkan

dan Memahami, Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi, Penjelasan dan

Permohonan Maaf, Solusi dan Taking Action serta Follow Up ?

d. Bagaimana Output Penanganan Keluhan yakni tertanganinya Keluhan

pasien di RSU Kota Tangerang Selatan ?

Page 28: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

10

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui Gambaran Penanganan Keluhan Pasien Di Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Studi Kasus di Unit Instalasi

Farmasi) Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya Gambaran Penanganan Keluhan Pasien yang dilakukan

petugas Manajemen Komplain di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan.

b. Diketahuinya Input Penanganan Keluhan yang meiluputi Sumber Daya

Manusia (SDM), Dana, Sarana dan Prasarana, Mesin dan Pedoman

Teknis pada Pelaksanaan Manajemen Komplain (Penanganan keluhan

Pasien) di RSU Kota Tangerang Selatan.

c. Diketahuinya Proses Penanganan Keluhan yang meliputi Mendengarkan

dan Memahami, Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi, Penjelasan dan

Permohonan Maaf, Solusi dan Taking Action serta Follow Up.

d. Diketahuinya Output Penanganan Keluhan yakni tertanganinya Keluhan

pasien di RSU Kota Tangerang Selatan.

E. Manfaat Penelitian

1) Bagi Akademisi

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan

atau pertimbangan jika akan menaliti topik yang sama dan dapat

dijadikan sebagai referensi dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan

dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu manajemen

Page 29: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

11

oprasional yakni Manajemen Komplain dalam menangani keluhan pasien

di Ruma Sakit.

2) Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai syarat untuk mendapatkn gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM), serta menambah pengetahuan, wawasan serta

pengalaman bagi peneliti.

3) Bagi Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta

Terlaksananya salah satu upaya mengimplementasikan tri dharma

perguruan tinggi, akademik, peneliti dan pengabdian masyarakat serta

sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian.

4) Bagi Rumah Sakit

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan Informasi,

pertimbangan dan masukan yang positif bagi Pelayanan Kesehatan

Khususnya dalam Proses Penanganan Keluhan Pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Peminatan Manajemen

Pelayanan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakatan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

deskriptif tentang Gambaran Penanganan Keluhan Pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan dengan desain studi kasus di Unit Instalasi Farmasi

pada tahun 2016.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui Gambaran

Penanganan Keluhan Pasein Di Unit Istalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Page 30: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

12

(Rsu) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan

jenis data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam yang

dilakukan dengan pihak- pihak yang berkopeten dengan permasalahan

yang diteliti sedangkan data sekunder yakni mengunakan studi pustaka

dan telaah dokumen. Studi pustaka yakni mempelajari buku atau referensi

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Telaah dokumen juga

dilakukan pada data-data yang bermasalah terkait dengan Manajemen

Komplai (Penanganan keluhan Pasien) di Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan. Metode analisis data pada penelitian ini yakni

dengan melakukan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan.

Page 31: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Bedasarkan (Undang- Undang Republik Indonesia Nomor : 44

Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit)adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit adalah suatu instittusi pelayanan kesehatan yang

kompleks, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit dikatakan sebagai

institusi yang kompleks karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai

fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian serta mencakup berbagai

tidakan maupun jenis disiplin (Rustiyanto, 2010).

Sedangkan menurut Adikoesoemo (2003) Rumah Sakit adalah

bagian dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan

melalui rencana pembangunan kesehatan yang dikembangkan melalui

rencana pembangunan kesehatan dan merupakan suatu sistem sosial yang

didalamnya terdapat obyek manusia sebagai pasien.

Berdasarkan pengertian rumah sakit diatas maka dapat disimpulakan

bahwa rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang kompleks

yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Selain sebagai pelayanan rumah sakit memiliki fungsi sebagai pendidikan

dan penelitian.

Page 32: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

14

Jenis pelayanan Rumah Sakit di Indonesia dibedakan dengan

berbagai bentuk, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum. Rumah Sakit

Umum merupakan jenis rumah sakit milik pemerintah daerah kabuaten atau

kota. rumah sakit ini menyelengarakan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat untuk semu jenis penyakit, mulai dari pelayanan kesehatan

dasar sampai dengan pelayanan subspesialistis sesuai dengan

kemampuanya. Hal ini sesuai dengan dalam (Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 51 Menkes 1 POS 17/ 2005 Fungsi Rumah Sakit

Umum ) adalah sebagai berikut :

a. Tempat pengobatn (Medical care) bagi penderita rawat jalan maupun

bagi penderita yang dirawat inap.

b. Tempat penelitian dan pengembangkan ilmu dan teknologi di bidang

kesehatan.

c. Tempat Pendidikan ilmu atau latihan tenaga medis.

d. Tempat pencegahan dan peningkatan kesehatan.

Sedangkan berdasarkan jenis kelasnya, menurut (KepMenkes (Keputusan

Menteri Kesehatan) No.51 Menkes/ SK/11/1979) rumah sakit di Indonesia

di bedakan menjadi 4 kelas, kelas rumah sakit juga di bedakan berdasarkan

jenis pelayanan yang tersedia. diantaranya adalah :

1) Rumah sakit kelas A

Pada rumah sakit kelas A tersedia pelayanan spesialistik yang luas

termasuk pelayanan subspesialistik.

Page 33: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

15

2) Rumah Sakit kelas B (pendidika dan non Pendidikan)

Rumah sakit kelas B memiliki pelayanan minimal sebelas spesialistik

dan subspesialistik terdaftar.

3) Rumah Sakit kelas C

Rumah Sakit tipe C memiliki pelayanan dengan minimal empat

spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan dan anak)

4) Rumah Sakit kelas D

Rumah sakit kelas D hanya terdapat pelayanan medis dasar. Saat ini

pemerintah berusaha untuk meningkatkan status semua rumah sakit

kabupaten menjadi rumah sakit kelas C.

2. Fungsi Rumah Sakit

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit berdasarakan (Undang- Undang

Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit)

memiliki Tugas dan Fungsi Rumah Sakit. Adapun tugas Rumah Sakit yakni

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara peripurna. Sedangkan

dalam menjalankan tugas tersebut Rumah Sakit Memiliki beberapa fungsi

diantaranya adalah :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

pelayanan kesehatan yang peripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

dengan kebutuhan medis

Page 34: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

16

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

kesehatan

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangkan serta penapisan

teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

kesehatan.

Kewajiban pelayanan kesehatan di rumah sakit diatur dalam undang-

undang No 23 tahun 1991 tentang kesehatan, dalam undang- undang

tersebut menyatakan bahwa :

1. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan wajib

melaksanakan good coporate dan good clinical governance yaitu :

a. Mempunyai organisasi yang responsible dan akuntabel

b. Mempunyai hospital by laws dan medical staff by laws

c. Memberikan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan dengan

memperhatikan hak pasien, keamanan dan keselamatan pasien

d. Melaksanakan program- program mutu dan keselamatan pasien

(quality and safety)

2. Rumah sakit wajib mempunyai kemampuan pelayanan sesuai dengan

kelasnya

3. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan bagi keluarga miskin, baik

rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta yang ditunjuk

pelayanan rawat inap kelas III secara gratis.

Page 35: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

17

4. Rumah sakit wajib meningkatkan peran sertanya dalam menurunkan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

5. Rumah sakit wajib meningkatkan kesiapannya sebagai tempat

perawatan dan rujukan penyakit menular antara lain : DBD, Antraks,

HIV/ AIDS, TB, SARS, dan penyakit tidak menular (PMT)

6. Rumah sakit wajib mengantisipasi tuntutan hukum guna

mengantisipasi terhadap dugaan kesalahan pelayanan

7. Rumah sakit wajib melaksanakan infection prevention dan control

(IPC)

8. Rumah sakit pendidikan dan rumah sakit khusus diarahkan untuk

menjadi pusat unggulan dan pnapisa iptek

9. Rumah sakit wajib melaksanakan :

a. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak

b. Peningkatan pelayanan life saving

c. Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang medik (radiologi,

anestesi dan leboratorium)

d. Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia

10. Setiap rumah sakit harus memenuhi ketentuan perizinan (mendirikan

dan penyelengaraan) sebelum dioprasionalkan.

B. Pelayanan Instalasi Farmasi

Menurut (Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit), Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) merupakan departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit

Page 36: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

18

dibawah pimpinan seorang Apoteker yang memenuhi syarat peraturan

perundang- undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional,

tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertangung jawab atas seluruh

pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas pelayanan

paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan

perbekalan kesehatan/ persediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan

resep bagi penderita rawat inap, rawat jalan, pengendalian mutu dan

pengendalian distribusi dan pengunaan seluruh perbekalan kesehatan di

rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup

layanan langsung kepada penderita dan pelayanan klinik yang merupakan

program rumah sakit secara keseluruhan.

Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit

(IFRS) Berdasarkan Kepmenkes No. 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang

Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, tugas pokok farmasi Rumah

Sakit adalah sebagai berikut:

1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal

2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi

3. Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)

4. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa, dan evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan farmasi

5. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku

6. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi

7. Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi

Page 37: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

19

8. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan

formularium rumah sakit.

Menurut Febriawati (2013) dijelaskan bahwa Pelayanan Farmasi

Rumah Sakit Secara umum dapat digolongkan menjadi pelayanan non klinik

dan pelayanan klinik. Pelayanan non klinik adalah pelayanan yang tidak

langsung sebagai bagian terpadu dari pelayanan penderita dan pada

umumnya apoteker adalah penanggung jawab tunggal. Pelayanan ini bisa

saja tidak berinteraksi langsung dengan penderita dan profesi kesehatan

lainya. Namun, untuk seluruh kegiatan/ pelayanan kefarmasian di rumah

sakit disetujui oleh staf medis melalui panitia farmasi dan terapi. Sedangkan

yang dimaksud dengan pelayanan farmasi klinik diberikan langsung sebagai

bagian dari pelayanan penderita dan memerlukan interaksi dengan penderita

atau rodfesional kesehatan lainnya yang terlibat dalam perawatan penderita.

Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan bagian yang tidak

terpisah dari sistem palayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan

berorientasi pada kepada pelayanan pasien, penyedian obat yang bermutu,

termasuk pelayanan farmasi klinis yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat instalasi farmasi rumah sakit.

Faktor kunci yang perlu diperhatikan instalasi farmasi dalam

memberikan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit kepada pasien meliputi:

1. Pelayanan yang cepat, ramah, dan disertai tersedianya obat dengan

kualitas baik

2. Harga yang kompetitif

Page 38: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

20

3. Adanya kerja sama dengan unsur lain di rumah sakit

4. Faktor- faktor lain di rumah sakit, seperti dokter, perawat dan

tenaga kesehatan yang lain

5. Faktor- faktor lain seperti lokasi apotik, kenyamanan dan

keragaman komoditi

Sedangkan persyaratan farmasi di rumah sakit yang baik menurut

WHO adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan farmasi yang baik mensyaratkan bahwa perhatian pertama

dari seseorang apoteker haruslah kesejahteraan/ keselamatan

penderian di rumah sakit.

2. Pelayanan farmasi yang baik mensyaratkan bahwa inti dari kegiatan

instalasi farmasi rumah sakit adalah penyediaan obat- obatan dan

produk perawatan kesehatan lainnya dengan mutu terjamin, informasi,

dan nasehat yang tepat bagi penderita dan pemantauan efek dari

pengunanya.

3. Pelayanan farmasi yang baik mensyaratkan bahwa suatu bagian

terpadu dari kontribusi apoteker adalah penyempuarnaan penulisan

resep yang rasional dan ekonomis serta ketepatan penggunaan obat.

4. Pelayanan farmasi yang baik mensyaratkan bahwa tujuan tiap unsur

dari pelayanan farmasi adalah relevan dengan individu, secara jelas

ditetapkan dan secara efektif dikomunikasikan kepada semua yang

terlibat.

Page 39: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

21

C. Teori Pendekatan Sistem

1. Pengertian Sistem

Wardana (2008) mendefinisikan Sistem sebagai suatu kesatuhan

usaha yang terdiri dari bagian – bagian yang berkaitan satu sama lain

yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.

Menurut Hutahaean (2014) Sistem adalah suatu jaringa kerja dari

prosedur- prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama- sama

untuk melakukan kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu. Chayatin dan

Mubarak (2009) Sistem merupakan suatu kesatuan yang utuh dan terpadu

dari berbagai elemen yang berhubngan serta saling mempengaruhi yang

dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem merupakan pendekatan yang berdasarkan anggapan bahwa

organisasi dapat divisualisasikan sebagai suatu sistem yang terdiri atas

komponen/ barisan- barisan yang berkaitan dalam mencapai tujuan

bersama. Adapun komponen sitem terdiri dari input, proses, output dan

feed back (Satrianegara dan Siti, 2009). Sedangkan menurut Muninjaya

(2004) berpendapat bahwa sistem merupakan rangkaian komponen yang

berhubungan aktif antara satu dan lainya dalam tatanan satu lingkungan

dan memiliki tujuan yang jelas. Komponen sistem itu sendiri terdiri dari

komponen input, proses, output, effec, outcome dan mekanisme umpan

baliknya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

adalah kumpulan dari jaringan, elemen yang saling berkaitan atau

Page 40: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

22

berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yang terdiri dari komponen

input, proses, output, effec, outcome dan mekanisme umpan baliknya.

2. Karakteristik Sistem

Ladjahmudin (2005) Menyatakan bahwa Sistem mempunyai

karakteristik atau sifat-sifat tertentu antara lain sebagai berikut :

a. Komponen Sistem

Suatu sistem merupakan komponen yang saling berinteraksi,

yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat

berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan suatu daerah yang membatasi antara

suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan

luarnya.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar

sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar

yang menguntungkan merupakan energi dari sistem sedangkan

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan.

Page 41: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

23

d. Penghubung sistem

Penghubung merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini

kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem.

e. Sasaran sistem

Suatu sistem yang harus mempunyai tujuan dan sasaran.

Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada.

Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya. Tujuan dari pendekatan sistem terdiri atas tiga jenis

tujuan, yaitu persiapan (preparation), pendefinisian/ penggambaran

(definition), dan pemecahan (solution). Sasaran sangat berpengaruh

pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

f. Input

Input merupakan bagian awal dari sistem yang menyediakan

kebutuhan operasi bagi sistem. Input ini akan bebeda-beda sesuai

dengan sasaran operasi dari suatu sistem misalnya bahan baku untuk

digunakan dalam proses produksi, bahan kuliah untuk digunakan

dalam pembelajaran. Namun demikian, adakalanya untuk

operasional dari sistem dibutuhkan berbagai input yang berbeda satu

sama lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan

proses yang dilakukan. Input dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kategori (Djahir dan Dewi, 2014), yaitu :

1) Serial input, merupakan input yang diperoleh sebagai hasil

atau output sistem sebelumnya.

Page 42: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

24

2) Probable input, merupakan potensial input yang dapat

digunakan oleh suatu sistem. Suatu sistem harus dapat

menentukan input yang sesuai untuk menghasilkan output

yang diharapkan.

3) Feedback input merupakan bagian output dari sistem yang

sama sebagai kontrol. Feedback dibagi menjadi dua yaitu

positive feedback dan negative feedback.

Sedangkan Menurut Muninjaya (2004) menjelaskan bahwa

Input merupakan sumber daya atau masukan yang dikonsumsi oleh

suatu sitem. Sember daya dari suatu sistem terdiri dari man, money,

material, method, machine, dan market, dan biasa didingkat dengan

6 M. Sedangkan Output merupakan hasil keluaran langsung dari

input dan proses. Effect yaitu hasil tidak langsung yang pertama dari

proses suatu sistem. Pada umumnya effect suatu sistem dapat dikaji

pada perubahan pengetahuan, sikap perilaku kelompok Masyarakat

yang dijadikan sasaran program. Dan outcome merupakan dampak

atau hasil tidak langsung dari proses suatu sistem

g. Proses

Proses merupakan cara untuk merubah input menjadi suatu

output. Proses ini misalnya yang dilakukan mesin, tugas yang

dilakukan oleh anggota dari organisasi, dan lain-lain. Namun

demikian, dalam situasi tertentu, proses tidak dapat diketahui secara

detail karena transformasi yang dilakukan terlalu kompleks.

Page 43: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

25

Kombinasi input yang berbeda, atau urutan pemakaiannya yang

berbeda mungkin akan menghasilkan output yang berbeda. Kasus

yang banyak terjadi adalah banyak pimpinan organisasi tidak dapat

menentukan hubungan antara berbagai komponen dari sistem

sehingga dia tidak dapat mengerti faktor mana yang dominan dalam

mencapai sasaran perusahaan.

h. Output

Output mungkin dapat berbentuk fisik maupun non fisik.

Misalnya produk, informasi, dan lainnya. Output ini adalah hasil

operasi dari proses, sasaran dimana sistem berada. Namun perlu

ditambahkan terkadang output ini akan menjadi input bagi sistem

yang lain, misalnya informasi output yang dihasilkan dari proses

data yang selanjutnya dapat digunakan oleh pengambil keputusan

atau orang sebagai input untuk melakukan sesuatu.

3. Pengertian Pendekatan Sistem

Menurut Wardana (2008) Pendekatan sitem merupakan suatu

sistem analis yang digunakan untuk memecahkan masalah dimana

dengan mengunakan pendekatan sistem dapat menyederhanakan

permasalahanya dengan menjadikan sebagai sistem yang perlu dipelajari

dan diperbaiki prosesnya.

Menurut Hutahaean (2014) Pendekatan sistem merupakan

jaringan kerja dari prosedur yang lebih menekankan pada urutan- urutan

operasi di dalam sistem. Sedangkan Menurut Marimin (2006) Pendekatan

Page 44: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

26

Sistem adalah suatu pendekatan analisis organisatoris yang meggunakan

ciri- ciri sitem sebagai titik tolak analis. Penerapan dari sistem ilmiah

dalam manajemen.

Djahir dan Dewi (2014) menyebutkan bahwa pendekatan sistem

merupakan kerangka kerja umum dalam pengambilan keputusan yang

berdasarkan kepada empat pendangan utama. Empat pandangan

diantaranya adalah

a. Pendekatan sistem mengharuskan kita menentukan suatu sistem

dalam bentuk karakteristik seperti yang diperkenalkan pada

bagian sebelumnya.

b. Pendekatan sistem mengharuskan kita mempertimbangakan

sistem secara keseluruhan. Tidak diperbolehkan hanya

memfokuskan kepada komponen atau subsistem tertentu, tetapi

memfokuskan pada pencapaian tujuan sistem secara

keseluruhan.

c. Pendekatan sistem berasumsi bahwa selalu ada beberapa

alternatif karena itu ada lebih dari satu cara dalam pemecahan

masalah yang tersedia tersebut dan memilih satu alternatif

pemecahan masalah yang dianggap sangat berguna dalam

pencapaiaan tujuan sistem

d. Pendekatan sistem memerlukan penerapan metode ilmiah yang

tahap- tahapanya sebagai berikut :

Page 45: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

27

a) Lakukan observasi terhadap situasi dan permasalahan

yang ada

b) Tentukan permasalahan yang dapat diidentifikasi

c) Rumusan rencana penelitian (termasuk hipotesis)

d) Kumpulkan data dan lakukan pengujian hipotesisi

e) Rumuskan hipotesis baru dan kesimpulan

f) Dokumentasi hasil penelitian

4. Tahap dan Langkah dari Pendekatan Sistem

Tahap dan langkah pendekatan sistem disederhanakan oleh

Raymond dan George Scell (2004) menjadi 10 langkah yang

dikelompokkan menjadi 3 tahapan, yaitu :

Tahap 1. Usaha persiapan

a. Langkah 1. Memandang perusahaan sebagai sistem

Perusahaan dipandang sebagai sistem dilakukan dengan

menggambarkan model sistem perusahaan menjadi satu kesatuan

dari kumpulan komponen terkait. Hal ini dapat memudahkan untuk

melihat apa yang terjadi antara sistem dan subsistem serta

komponen lainnya.

b. Langkah 2. Mengenal sistem lingkungan

Hubungan perusahaan dengan lingkungan menjadi sesuatu yang

penting. Dengan mengetahui sistem lingkungan maka akan

Page 46: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

28

diketahui cara efektif menempatkan perusahaan sebagai suatu

sistem dalam lingkungan.

c. Langkah 3. Mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan

Subsistem-subsistem utama dalam perusahaan perlu diidentifikasi

karena akan mengambil beberapa bentuk. Contohnya misalnya

subsistem bagian pemasaran. Pada akhirnya, masing-masing

subsistem dapat dilihat sebagai suatu sistem tersendiri.

Tahap 2. Usaha Definisi

d. Langkah 4. Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem

Manajer menganalisis dari sistem sebagai tanggung jawab manajer.

Sistem tersebut adalah perusahaan atau salah satu unit. Kemudian

hubungan antara sistem dengan lingkungannya. Analisis kemudian

bergerak menurut hierarki sistem, tingkat demi tingkat, yaitu dari

tingkat sistem ke subsistem. Tujuan analisis dari atas ke bawah ini

adalah untuk mengidentifikasi tingkat sistem tempat penyebab

persoalan berada.

e. Langkah 5. Menganalisis bagian-bagian sistem dalam suatu urutan

tertentu

Di dalam sistem terdapat elemen-elemen yang perlu dianalisis

secara berurutan.Sehingga dapat mencerminkan prioritas tiap

elemen dalam proses pemecahan masalah. Adapun elemen-elemen

sistem sebagai berikut:

1) Elemen 1. Mengevaluasi standar;

2) Elemen 2. Menbandingkan output sistem dengan standar;

Page 47: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

29

3) Elemen 3. Mengevaluasi manajemen;

4) Elemen 4. Mengevaluasi pemrosesan informasi;

5) Elemen 5. Mengevaluasi input dan sumber daya input;

6) Elemen 6. Mengevaluasi proses transformasi; dan

7) Elemen 7. Mengevaluasi sumber daya output.

Tahap 3. Usaha pemecahan

f. Langkah 6. Mengidentifikasi berbagai alternatif solusi

Setelah ditemukan permasalahan dalam sistem, manajer

mengidentifikasi berbagai cara untuk memecahkan permasalahan

yang sama. Hal ini lebih mudah bagi manajer yang sudah

berpengalaman, yang dapat menerapkan solusi-solusi yang telah

berhasil di masa lalu, tetapi kreatvitas dan intuisi juga berperan

penting. Untuk mendapatkan solusi terbaik para manajer dapat

berdiskusi dan bertukar pikiran.

g. Langkah 7. Mengevaluasi berbagai alternatif solusi.

Semua alternatif harus dievaluasi dan diukur sesuai kriteria dan

indikator evaluasi yang sama. Mengukur seberapa baik alternatif

dapat memecahkan masalah. Kriteria evaluasi dapat menentukan

banyak jalan menuju solusi masalah. Ukuran dasarnya adalah

seberapa jauh alternatif memampukan sistem untuk mencapai

tujuannya.

h. Langkah 8. Memilih solusi terbaik.

Ada 3 cara dalam memilih alternatif solusi terbaik, yaitu :

Page 48: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

30

1) Analisis, evaluasi sistematis atas pilihan-pilihan dengan

mempertimbangkan konsekuesi pilihan tersebut pada tujuan

organisasi.

2) Penilaian, proses mental dari seorang manajer.

3) Tawar menawar, negosiasi antar manajer.

i. Langkah 9. Menerapkan solusi

Masalah akan terpecahkan dengan menerapkan solusi terpilih.

j. Langkah 10. Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa

solusi itu efektif.

Manajer menkontrol jalannya pemecahan masalah untuk

memastikan bahwa solusi mencapai kinerja yang telah

direncanakan. Jika solusi kurang dari diharapkan tahap-tahap

pemecahan masalah ditelusuri untuk menentukan apa yang salah.

Mungkin saja dari kriteria evaluasi dan sebagainya. Hal ini dapat

diulangi kemballi hingga masalah tersebut dapat terpecahkan.

D. Penanganan Keluhan Pelanggan

1. Pengertian Pelanggan

Pelanggan merupakan fokus utama yang dibahas menganai kepuasan

kualitas produk jasa/ barang yang dihasilkan oleh perusahaan atau

organisasi. Pelanggan memberikan peran cukup penting dalam mengukur

kepuasan terhadap produk maupun jasa pelayanan yang diberikan

perusahaan mauun organisasi. Oleh karenanya organisasi maupun

perusahaan harus menetapkan persyaratan pemenuhan kepuasa pelanggan

Page 49: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

31

tersebut, sehingga harapan atas pelayanan jasa atau produk yang dihasilkan

oleh perusahaan dapat sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan konsumen

(Sunyoto dan Susanti, 2015).

Menurut Leboeuf (2010) Pelanggan merupakan orang yang paling

penting di kantor ini dalam kehadiran secara pribadi, maupun melalui surat.

Pelanggan tidak tergantung kepada kita, justru kitalah yang tergantung

kepadanya. Pelanggan bukanlah suatu gangguan terhadap pekerjaan kita

justru pelangan adalah tujuan dari pekerjaan kita. Oleh karenanya dari

beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik keseimpulan bahwa pelanggan

adalah seseorang yang secara kontinue dan berulang kali datang ke suatu

tempat yang sama untuk memuaskan keinginananya dengan memiliki suatu

produk atau mendapatakan suatu jasa dan membayar produk atau jasa

tersebut.

Pelangan Pelayanan Kesehatan Merupakan semua orang yang sehari-

harinya melakukan kontak dengan layanan kesehtan. Menurut Pohan

(2006) Pelanggan dibagi menjadi dua macam yakni Pelangan Internal dan

Pelanggan Eksternal sebagai berikut :

a. Pelanggan Internal adalah semua orang yang bekerja dalam organisasi

layanan kesehatan , Pelanggan Internal ini sangat penting karena harus

dapat bekerja sama dalam mengahsilkan layanan kesehatan yang

bermutu.

b. Pelanggan Eksternal adalah orang yang berada di luar organisai

layanan kesehatan yang memperoleh layanan kesehatan yang

Page 50: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

32

dihasilkan oleh organisasi layanan kesehatan. Pelanggan eksternal ini

meliputi pasien, keluarga pasien, dokter praktik swasta, dokter tamu,

pemasok dan kontraktor, serta pekerja sukarela.

Sedangkan jenis- jenis pelanggan menurut Chayatin (2009) pelanggan

di bagi menjadi tiga jenis yakni pelanggan internal yakni terdiri dari

karyawan yang bekerja dalam perusahaan atau institusi tersebut, selain itu

adanya pelanggan prantara yakni seseorang yang memiliki hubungan

dengan prusahaan yang berfungsi sebagai perantara produk prusahan

dengan perusahaan lain. Pelanggan perantara disini bukanlah pelanggan

akhir dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dan

selanjutya terdapat pelanggan eksternal yakni pelanggan ini merupakan

pelanggan akhir yang membeli dan mengkonsumsi produk yang telah

dihasilkan.

Saat ini mayarakat sudah mulai mengerti dan dapat menilai sistem

pelayanan kesehatan yang diberikan pihak pemberi jasa baik itu organisasi

swasta maupun pemerintah. Oleh sebab itu sistem pelayanan kesehatan

dituntun untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. Sebelumnya,

organisasi layanan kesehatan hanya bersifat pasif, bukan proaktif, karena

orang yang sakit akan membutuhkan pelayanan kesehatan.

Pelanggan eksternal pada umumnya membutuhkan hal- hal berikut

Pohon (2006), diantaranya adalah :

1) Kebutuhan terhadap akses layanan kesehatan, artinya kemudahan

memperoleh layanan kesehatan yang dibutuhkan

Page 51: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

33

2) Kebutuhan terhadap layanan yang tepat waktu, artinya tingkat

ketersediaan layanan kesehatan pada saat dibutuhkan.

3) Kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang efektif dan efisien,

artinya biaya layanan kesehatan terjangkau dan benar jumlahnya, serta

layanan semacam itu mampu mengurangi atau menghilangkan

keluhan.

4) Kebutuhan terhadap layanan kesehatan yang tepat dan layak, artinya

layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien

atau pelanggan.

5) Kebutuhan terhadap lingkungan yang aman, artinya segala upaya yang

dilakukan demi keamanan pelanggan dan mengurangi terjadinya

bahaya cedera dan akibat merugikan yang mungkin terjadi dalam

organisasi layanan kesehatan.

6) Kebutuhan terhadap pengarahan dan penghormatan pribadi, artinya

semua pelanggan harus diperlakukan sebagai manusia yang penting

dan terhormat.

2. Pengertian Keluhan Pelanggan

Keluhan Pelanggan merupakan salah satu indikator, gejala, dan

tanda adanya ketidakpuasan atas produk atau layanan perusahaan (Kaihatu,

2015). Keluhan pelanggan dapat diartikan sebagai penanda adanya

kekurangan bada bisnis yang dikelolah oleh perusahaan/ organisasi dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dengan adanya keluhan tersebut

dapat membantu organisasi /perusahaan untuk Mengetahui letak kekurangan

Page 52: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

34

sangat penting, karena dengan mengetahui keluhan tersebut dapat

memperbaiki pelayanan sehingga kualitas dapat semakin ditingkatkan.

Keluhan pelanggan dapat dikatakan sebagai kesempatan perbaikan bagi

institusi atau perusahaan” Lee (2011). Sedangkan Menurut Claus Moller

“Komplain adalah Hadiah “. Pendapat lin dikemukakan oleh Bill Gates

bahwa pelangan yang paling kecewa adalah sumber pembelajaran terbaik “

(Gwee, 2010).

Menurut Gwee (2010) Keluhan Pelanggan merupakan kesempatan

kedua untuk memperbaiki diri dan kemudian mengesahkan pelanggan

melalui solusi yang diberikan atas keluhannya. Oleh karena itu sudah

seharusnya keluhan pelanggan dapat ditangani secara profesional dan

efektif. Karena apabila Keluhan tersebut tidak ditangani secara profesional

maka hal tersebut akan merusak image perusahaan atau institusi dan akan

berdampak negatif terhadap potensi penjualan di masa yang akan datang.

Pelanggan yang kecewa akan menyampaikan ketidakpuasanya kepada

semua orang yang dikenalnya.

Menurut Leboeuf (2010) ada tiga alasan utama yang menyebabkan

program keluhan pelanggan itu memberikan dampak yang besar kepda

perusahaan diantaranya adalah :

1. Keluhan memperlihatkan bidang- bidang yang membutuhkan

perbaikan.

Keluhan merupakan gambaran dari hasil pelayanan yang telah

diberikan perusahaan atau institusi. Keluhan tidak selalu merupakan

pesan yang positif, namun melalui keluhan, perusahaan dan karyawan

Page 53: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

35

dapat belajar mengumpulkan serta memakai informasi keluhan

tersebut untuk mengenali titik -titik kelemahan dan mengambil

tindakan perbaikan.

2. Keluhan merupakan kesempatan kedua bagi anda unuk memberikan

pelayanan dan kepuasan kepada pelanggan yang kecewa.

Rata- rata perusahaan hanya mendengarkan keluhan dari 4 %

pelanggan yang kecwa. Artinya 96% lagi adalah pelanggan yang besar

kemungkinan tidak akan memberikan lagi kesempatan kedua atau

tidak akan mengunakan jasa pelayanan tersebut. Pelanggan yang

mengeluh sebenarnya adalah pelanggan yang mau memberikan

kesempatan kedua pada perusahaan untuk dapat memperbaiki kualitas

pelayanan yang diberikan.

3. Keluhan merupakan suatu peluang luar biasa untuk memperkuat

loyalitas pelanggan.

Keluhan pelanggan selain sebagai media evaluasi pelayanan,

keluhan juga sebagai peluang dalam memperkuat loyalitas pelanggan.

Apabila keluhan pelanggan dapat diatasi dengan baik oleh petugas

penanganan keluhan maka akan memberikan kepuasan bagi pelanggan

dan besar kemungkinan pelanggan yang puas akan loyal terhadap

perusahaan maupun institusi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

bahwa 70% dari pelanggan yang mengeluh akan kembali membeli

jasa produk yang dihasilkan oleh perusahaan, asalkan perusahaan

dapat menuntaskan dan menyelesaikan masalah- maslah yang sudah

disampaikan oleh pelanggan, bahkan 95% akan kembali memebeli

Page 54: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

36

dari produk/ jasa yang dihasilkan oleh karenanya sangat diperlukan

dalam penanganan komplain secara cepat dan tepat.

3. Jenis Keluhan Pelanggan

Beberapa konsumen yang merasa tidak puas dengan pelayanan jasa

maupun produk perusahaan yang dihasilkan akan berekasi dengan tindakan

yang berbeda. Ada yang mendiamkan saja ada yang bertindak untuk

melaporkan permasalahan atau menyampaikan komplain kepada petugas

khusus penanganan keluhan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat tiga

kategori tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan Singh (1988)

dalam (Tjiptono, 2008) yakni :

1) Voice response

Kategori ini merupakan keluhan yang disampaikan secara langsung

dan/atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan,

maupun kepada distributornya. Bila pelanggan melakukan hal ini,

maka perusahaan mendapatkan manfaat diantaranya adalah :

a. Pertama, pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi kepada

perusahaan untuk dapat memberikan kepuasan pada pelanggan.

b. Kedua, resiko publisitas buruk dapat ditekan, baik publisitas

dalm bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut maupun melalui

koran/ media masa.

c. Ketiga, dapat memberikan masukan mengenai kekurangan

pelayanan yang perlu diperbaiki perusahaan.

Page 55: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

37

2) Private response

Tindakan yang dilakukan anatara lain adalah memperingatkan atau

memberitahu kolega, teman, atau keluarganya mengenai

pengalamanya dengan produk atau perusahaan yang bersangkutan.

Umumnya tindakan ini sering dilakukan dan dampaknya sangat besar

bagi citra perusahaan.

3) Third-party response

Tindakan yang dilakukan merupakan usaha meminta ganti rugi secara

hukum, atau dapat secara langsung mendatangani lembaga konsumen,

instansi hukum, dan sebagainya. Tindakan seperti ini sangat ditakuti

oleh sebagian besar perusahaan yang tidak memberi pelayanan baik

kepada pelanggannya atau perusahaan yang tidak memiliki prosedur

penanganan keluhan dengan baik.

Menurut Focus (2010) berikut ini dua jenis komplain diantaranya

sebagai berikut :

1. Komplain Langsung yaitu memberikan reaksi agresif sketika kepada

kinerja

2. Komplain tidak langsung, merupakan berupa ungkapan yang

diapresiasikan ke dalam bentuk tulisan (Surat Pembaca, e- mail,

wordof mounth, dan lain- lain).

Macam- macam keluhan juga disampaikan Rangkuti (2003) dibagi menjadi

dua macam yakni :

1. Keluhan yang disampaikan secara lisan melalui telepon dan

komunikasi secara langsung dengan petugas

Page 56: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

38

2. Keluhan yang dilakukan secara tertulis melalui guest complaint from.

Dari beberapa sumber diatas maka secara garis besar dapat ditarik

keseimpulan bahwa komplain pelangan dibagi menjadi dua jenis yakni

komplain pelanggan yang disampaikan secara langsung dan komplain

pelanggan yang disampaikan kepada petugas secara tidak langsung.

Bentuk keluhan pelanggan yang dapat disampaikan secara langsung

maupun tidak langsung memberikan beberapa sisi positif dan negatif

tersendiri. Apabila komplain disampaikan melaui email atau surat maka

perusahaan atau organisasi yang bersangkutan harus memahami akar dari

masalah tersebut melalui tulisan. Dengan adanya komplain secara tidak

langsung ini memberikan keuntungan tersendiri bagi petugas customer

service yakni adanya waktu untuk diskusi dalam menangapi keluhan yang

sudah disampaikan oleh pelanggan. Adapun sisi negatif komplain tidak

langsung ialah petugas tidak dapat membaca secara langsung emosi

pelanggan saat melayangkan komplain sehingga tidak terbaca tingkat

urgencynya (Kaihatu, 2015).

4. Proses Penanganan Keluhan

Organisasi harus dapat berupaya dengan baik dalam menyelesaikan

maslah/ komplain yang di sampaikan pelanggan dengan cepat, adil, dan

profesional karena pada hakekatnya organisasi menginginkan orang yang

mengeluarkan keluhan tersebut dapat tetap menjadi pelanggan. Terus

melakukan perbaikan guna menjamin kulitas pelayanan yang diberikan

sehngga dapat meminimalkan keluhan pelanggan (Griffiths, 2011).

Page 57: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

39

Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seseorang

pelanggan tidak puas menjadi planggan yang puas. Proses penanganan

keluhan yang efektif maulai diidentifikasi disertai dengan penentuan sumber

yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh (Yuliarmi dan Putu,

2007).

Menurut Rangkuti (2006) Strategi keluhan yang efektif dapat

dilakukan dengan memangani keluhan pelanggan dengan cepat dan tepat,

dimana perusahaan atau organisasi harus menunjukan perhatian,

keprihatinan, dan penyesalannya atas kekecewaan pelanggan. Hal tersebut

dilakukan guna tetap menjaga kepercayaan pelanggan agar pelanggan yang

komplain tersebut dapat kembali menjadi pelanggan yang puas dan kembali

menggunakan produk/ jasa perusahaan tersebut. Adapun proses penanganan

keluhan pelanggan secara efektif dapat dimuai dari identifikasi masalah

yang menyebabkan pelanggan tidak puas dan mengeluh.

Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa ada empat aspek yang berkaitan

dalam menangani keluhan diantaranya adalah :

1. Empati terhadap pelanggan yang marah

Keluhan yang disampaika pelanggan kepada pihak rumah sakit

dapat disampaika secara berbeda- beda. Ada pelanggan yang marah,

kesal, emosi dan lain sebagainya, perusahaan perlu memberikan empati

dalam hal ini, karena dengan adanya empati yang diberikan petugas

dalam penanganan keluhan maka dapat meredam dan mengurangi emosi

planggan yang komplain. Untuk itu perlu diluangkan waktu untuk

Page 58: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

40

mendengar keluh kesah pelanggan yang komplain dan berusaha

memahami situasi yang dirasakan oleh pelanggan, karena dengan

demikian masalah yang dihadapi oleh pelanggan depat diterima secara

terbuka oleh petugas penanganan keluhan dan masalah dapat

disampaikan dengan tenang dan jelas sehingga untuk pencarian solusi

masalah/ pemecahan masalah dapat dilakukan dengan tepat dan dengan

kesepakatan dua pihak.

2. Kecepatan dalam penanganan keluhan

Poin kecepatan dalam penanganan keluhan penting dan sangat

dibutuhkan oleh pelangan. Karena apabila permasalahan yang

disampaikan pelanggan tidak segera ditangani oleh petugas maka

pelanggan akan merasa semakin kesal dan tidak puas. Namun sebaliknya

apabila penanganan keluhan tersebut dapat segera ditangani maka

pelanggan merasa sangat dihargai dan pelanggan menjadi puas. Apabila

pelanggan sudah merasa puas dengan cara penanganan keluhan yang

diberikan oleh petugas, maka besar kemungkinan bahwa pelanggan

tersebut akan kembali menjadi pelanggan perusahaan tersebut.

3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan

Perusahan harus memperhatikan kewajaran dalam konteks biaya

yang harus dikeluarkan oleh pelanggan dan kinerja jangka panjang.

Adapun hasil yang diarapkan pelanggan adalah tidak berat sebelah atau

adil dalam artian saling menguntungkan dua belah pihak „win- win‟

dimana pelanggan dan perusahaan sama sama diuntungkan.

Page 59: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

41

4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan.

Dalam menyampaikan keluhannya kepada pihak perusahaan,

maka perlu adanya metode komunikasi yang mudah dan efektif serta

tidak perlu mengeluarkan biaya dalam mendukng penyampaian keluhan

tersebut. Karena sangat penting adanya kemudahan dalam

menyampaikan keluhan dan saran untuk perusahaan, jika mungkin

perusahaan juga dapat menyediakan jalur atau tempat khusus dalam

menangani keluhan pelanggan, sehingga pelangan yang komplain dapat

dengan leluasa untuk menyampaikan keluhannya tanpa harus diketahui

orang lain. Perusahaan dapat menyediakan saluran telepon khusus untuk

dapat mempermuda menampung keluhan pelanggan atau dapat

memanfaatkan jaringan internet seperti e-mail (dengan membuka site

atau homepage di World Wide Web).

Sedangkan Menurut Griffiths (2011) menjelaskan bahwa Jika

terdapat komplain pelanggan yang lebih rumit, maka bebrapa cara yang

dapat dlakukan diantaranya adalah :

1. Tetap tenang dan sopan. Perlakukan keluhan tersebut dengan serius

2. Tanyakan semua detail yang perlu dan tulis

3. Tanyakan kepada pelanggan, bagaimana keinginan mereka terhadap

penyelesaiaan masalah tersebut

4. Beritahu pelanggan bahwa petugas akan menindaklanjuti keluhan

mereka dan kembali untuk meneemui anda dalm waktu tertentu.

5. Mencari tahu semua fakta dari sudat pandang petugas

6. Memutuskan cara yang adil untuk menyelesaikan keluhan

Page 60: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

42

7. Hubungi pelanggan dalam waktu yang persis sudah dijanjikan

sebelumnya oleh petugas

8. Beritau mereka semua fakta dari sudut pandang anda dan apa tawaran

anda untuk menyelesaikan masalah

9. Tanyakan kepada pelanggan apakah mereka senang dengan saran atau

tawaran anda untuk menyelesaikan masalah tadi.

10. Berterimakasih kepada pelangga karena sudah menyampaikan

masalah mereka dan meminta mereka menghubungi petugas langsung

jika mengalami masalah lagi.

Menurut Chatab (2007) penanganan keluhan pelanggan dapat dilakuan

dengan beberapa cara diantaranya adalah :

1. Kelolah dan organisasikan proses penanganan keluhan pelanggan

serta pastikan bahwa tindak lanjutnya efektif dan cepat

2. Kumpulkan dan lakukan analisis keluhan pelanggan untuk digunakan

dalam perbaikan di seluruh organisasi dan mitra kerja sama.

3. Terjemahkan keluhan pelanggan ke dalam spesifikasi barang/ jasa

untuk ditindaklanjuti melalui pendekapat proses di seluruh organisasi

ataupun mitra kerja sama.

Pendapat lain dikemukakan oleh Kaihatu (2015) menjelaskan bahwa garis

besar dalam melakukan Penanganan sebuah komplain dapat dibagi menjadi

5 tahap yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Page 61: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

43

1. Tahap pertama, yakni mendengarkan dan memahami

Kunci utama dalam menangani pelangan adalah

“mendengarkan”. Mendengarkan menjadi sikap dasar untuk

menangkap apa yang menjadi kegelisahan dan kebutuhan pelanggan.

Perusahaan di bidang jasa cenderung bersinggungan langsung dengan

pelanggan yang melakukan komplain. Dengan mendengarkan

komplain dari pelanggan maka petugas dapat membentuk persepsi

tentang komplain yang bersangkutan. Fokus utama dari proses

mendengarkan adalah menggali sumber masalah yang dikeluhkan

sampai akhirnya terjadi pemahaman yang tepat mengenai keluhan

tersebut.

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

Proses klarifikasi merupakan kelnjutan dari proses

mendengarkan dan memahami. Saat petugas Customer Service telah

memiliki persepsi tentang komplain yang disampaikan, persepsi ini

harus diklarifikasikan sekali lagi pada pihak pelanggan yang

melayangkan komplain. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah

kesalahan perusahaan dalam penanganan komplain. Tahap ini

dianggap penting karena apabila klarifikasi tersebut tidak dilakukan

maka penanganan komplain tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

3. Tahap Penjelasan dan Permohonan Maaf.

Pada tahap ini pihak perusahaan melakukan penjelasan terhadap

penyebab ketidakpuasan konsumen tersebut dari perspektif

perusahaan. Dalam proses ini memerluka penjelasan yang detail

Page 62: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

44

terkait sumber maupun penyebab ketidakpuasan pelanggan hingga

dilayangkan komplain. Pada Proses penjelasan biasanya diikuti oleh

permohnan maaf oleh perusahaan. Permohonan maaf yang baik adalah

permintaan maaf atas situasi yang terjadi, bukan permintaan maaf atas

kesalahan perusahaan.

4. solusi dan taking action.

Dalam melakukan penanganan terhadap pelanggan, solusi yang

diberikan oleh petugas harus sesuai dengan SOP yang ada. Adapun

dalam prosesnya beberapa komplain yang masuk akan dikategorikan

berdasarkan kebijakan dari perusahaan terkait. Kategori komplain

biasanya dapat dibedakan menjai tiga kategori yakni ringan,

menengah, hingga komplain yang fatal. Solusi yang ditawarkan pada

pelanggan bisanya bersifat menguntungkan pelangan tersebut. namun,

tidak semua sulusi akan langsung disepakati oleh pelanggan. Sehingga

ini menjadi tugas petugas manajemen komplain dalam melakukan

negosiasi dengan pelagan agar bisa menemukan jalan tengah agar

solusi yang diberikan dapat sesuai dengan keinginana pelanggan dan

sesuai dengan SOP yang berlaku.

5. Follow Up.

Tahap ini merupakan tahap yang sering dilupakan atau sengaja

dilupakan oleh petugas aupun perusahaan. Tahap follow Up

merupakan tahap yang sangat penting dilakukan karena dengan

adanaya follow up yang dilakukan oleh pihak pemberi jasa dapat

menjalin dan membangun hubungan yang lebih baik lagi dengan

Page 63: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

45

pelanggan yang telah menyampaikan atau melayangkan komplainnya

tersebut.

Perusahaan atau Organisasi harus mengumpulkan, menganalisis, dan

mengambil pelajaran dari informasi keluhan dan komentar yang diterima,

tanggapan yang cepat dan efektif dan solusi yang sesuai dengan keluhan

yang disamapaikan oleh pelanggan. Perlu dilakukan evaluasi sistematis,

karena dengan adanya evaluasi dapat memebantu dan mempermudah

melakukan perbaikan pelayanan. Dari data keluhan tersbut perusahaan dapat

merancang pengukuran tingkat kepuasan pelanggan yang kemudian dapat

dikaitkan dengan peningkatan kualitas produk atau layanan yang diberikan.

Namun apabila evaluasi tidak dilakukan maka perusahaan akan sulit

mengidentifikasi hal –hal yang membutuhkan perubahan (Haris, 2005).

Johnston (2001) dalam Subekti (2013) Beberapa faktor yang

mendukung proses manajemen keluhan yang baik adalah sebagai berikut :

a. memiliki prosedur yang jelas

b. menyediakan respon cepat

c. Keandalan (konsistensi) dari respon

d. memiliki satu titik kontak untuk pengadu

e. Kemudahan akses ke proses

f. Kemudahan penggunaan proses

g. Menjaga pelapor Informasi

h. Staf memahami proses pengaduan

i. Keluhan ditangani serius

Page 64: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

46

j. Keryawan diberdayakan untuk menangani situasi

k. Memiliki tindak lanjut prosedur

F. Kerangka Teori

Rumah sakit merupakan instittusi pelayanan kesehata yang kompleks,

karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan,

dan penelitian serta mencakup berbagai tidakan maupun jenis disiplin (Rustiyanto,

2010). Pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit dituntut memiliki kualitas

dalam memberikan pelayanana kepada pasien. Penilaian kualitas tersebut dapat

dinilai dari beberapa aspek salah satunya adalah kepuasan pelanggan. Adapun

tujuan dari kuliatas pelayanan ialah untuk memastikan bahwa jasa atau produk

pelayanan yang dihasilkan sesuai dengan standar/ keinginan pasien (Nursalam,

2011).

Kepuasan pelangan sangat berkaitan dalam mendapatkan pelangan baru

hal ini dikarenakan adanya kepuasan yang diutarakan pelangan kepada

masyarakat dari mulut ke mulut. Sedangkan pasien atau pelanggan yang tidak

merasa puas maka akan memilih untuk meberikan kesempaatan kedua bagi rumah

sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanannya dengan cara melakukan

komplain terhadap rumah sakit. Oleh karena itu sudah seharusnya keluhan

pelanggan dapat ditangani secara profesional dan efektif. Karena apabila Keluhan

tersebut tidak ditangani secara profesional maka hal tersebut akan merusak image

perusahaan atau institusi dan akan berdampak negatif (Gwee, 2010).

Bedasarkan teori- teori yang sudah telah ada. Peneliti dapat menyimpulkan

bahwa terdapat beberapa tahap kegiatan yang dapat digunakan dalam proses

penaganan keluhan pasien. Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa ada empat aspek

Page 65: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

47

yang berkaitan dalam menangani keluhan yang efektif diantaranya adalah Empati

terhadap pelanggan yang marah, Kecepatan dalam penanganan keluhan,

kewajaran atau keadilan dalam memecahkan permasalahan atau keluhan dan

kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi perusahaan atau pihak

pananganan komplain. Sedangkan menurut Kaihatu (2015) menyebutkan bahwa

terdapat 5 tahap proses dalam melakukan penanganan keluhan diantaranya adalah

tahap pertama, yakni mendengarkan dan memahami, tahap kedua yakni,

klarifikasi dan penyamaan persepsi, tahap ketiga yakni penjelasan dan

permohonan maaf, tahap keempat yakni, solusi dan taking action serta tahap

kelima yakni Follow Up. Hal tersebut dilakukan guna tetap menjaga kepercayaan

pelanggan agar pelanggan yang komplain tersebut dapat kembali menjadi

pelanggan yang puas dan kembali menggunakan produk/ jasa perusahaan.

Adapun penyusunan kerangka teori penelitian, peneliti mengadopsi dari

teori yang dikemukakan oleh Kaihatu (2015). Pada penelitian ini peneliti

mengunakan teori tersebut untuk dapat menganalisa proses penanganan keluhan

dengan baik, selain itu teori kaihatu tersebut dinilai dapat menjadikan penanganan

keluhan pasien secara efektif. Selain itu indikator dari teori Kaihatu (2015) ini

digunakan karena cocok di terapkan pada penanganan keluhan yang slama ini

dilakukan oleh RSU Kota Tangerang Selatan.

Untuk Menganalisis suatu masalah dalam proses penanganan keluhan

tidak dapat hanya berfokus pada satu komponen saja melainkan harus melibatkan

beberapa komponenn yang harus dianalisis. Sehingga pada penelitian kali ini

peneliti mengunakan metode pendekatan sistem untuk mengetahui hubungan

antara komponen- kompenen dari sistem tersebut dalam menganalisa proses

Page 66: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

48

Penanganan Keluhan Pasien di RSU Kota Tangerang Selatan. Muninjaya (2004)

meyebutkan bahwa sistem merupakan suatu rangkaian komponen yang

berhubunga satu sama lain dan memiliki tujuan yang jelas. Adapaun bentuk

komponen suatu sistem tersebut meliputi Input, proses, output, effect, outcame

dan mekanisme umpan balik. Namun pada penelitian kali ini peneliti hanya

melihat hasil sampai dengan output yakni penanganan keluhan pasien di unit

manajemen komplain, karena dalam penelitian ini hanya berfokus kepada

gambaran proses penanganan keluhan pasien di unit instalasi farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan.

Page 67: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

49

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Kaihatu (2015)

INPUT

a. SDM

1. Kuantitas

2. Pelatihan

3. Pengalaman Kerja

b. Dana

c. Sarana dan

Prasarana

d. Mesin

e. Pedoman

Teknis

1. TUPOKSI

2. SOP

3. Alur Penanganan

keluhan

PROSES

1. Tahap Pertama, Mendengarkan dan

Memahami

2. Tahap kedua, Klarifikasi dan

Penyamaan Persepsi

3. Tahap ketiga, Penjelasan dan

Permohonan Maaf

4. Tahap keempat, Solusi dan Taking

Action

5. Tahap kelima, Follow Up

OUTPUT

Penanganan Keluhan

Page 68: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

50

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang terdapat pada Bab II maka dapat

disimpulkan bahwa proses penanganan keluhan dapat dilakukan dengan ,melalui

beberapa tahap kegiatan diantaranya adalah Mendengarkan dan Memahami,

Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi, Penjelasan dan Permohonan Maaf, Solusi

dan Taking Actiondan melakukanFollow Up (Kaihatu, 2015).

Dalam penelitian ini Peneliti mengunakan teori Proses Penanganan

keluhan pasien menurut Kaihatu (2015) untuk menganalisa proses penanganan

keluhan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. karena dalam

teori tersebut terdapat proses penanganan keluhan yang sesuai dengan penanganan

keluhan yang dilakukan oleh RSU Kota Tangerang Selatan sehingga dinilai dapat

menjadikan penanganan keluhan pelanggan secara efektif.

Adapun untuk menganalisa masalah yang terdapat pada pelaksanaan

manajemen komplain (Penanganan Keluhan) di RSU Kota Tangerang Selatan,

peneliti mengunakan Pendekatan Sistem karena untuk menganalisis suatu masalah

dalam proses penanganan keluhan tidak dapat hanya berfukus pada satu

komponen saja melainkan harus melibatkan beberapa komponen yang harus

dianalisis. Sehingga pada penelitian kali ini peneliti mengunakan metode

pendekatan sistem untuk mengetahui hubungan antara komponen- kompenen dari

sistem tersebut dalam menganalisa proses Penanganan Keluhan Pasien di RSU

Kota Tangerang Selatan. Muninjaya (2004) menyebutkan bahwa sistem

Page 69: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

51

merupakan suatu rangkaian komponen yang berhubunga satu sama lain dan

memiliki tujuan yang jelas. Adapun bentuk komponen suatu sistem tersebut

meliputi Input, proses, output, effect, outcame dan mekanisme umpan balik.

Input merupakan bagian awal dari sistem yang menyediakan kebutuhan

operasi bagi sistem yang berupa sumber daya atau masukan yang terdisi dari man,

money, material, method, machine dan market, atau yang biasa disingkat 6M.

Proses merupakan cara untuk merubah input menjadi suatu output yakni segala

hal yang berkaitan dengan kegiatan yang terjadi dalam suatu sistem tersebut.

Sedangkan output adalah hasil operasi dari proses (keluaran langsung dari suatu

sistem). Namun terkadang output ini akan menjadi input bagi sistem yang lain,

misalnya informasi output yang dihasilkan dari proses data yang selanjutnya dapat

digunakan oleh pengambil keputusan atau orang sebagai input untuk melakukan

sesuatu (Muninjaya, 2004).

Pada penelitian kali ini, analisis yang dilakukan pada kondisi dalam

pelaksanaan Manajemen Komplain dalam menagani keluhan pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan, menghasilkan bahwa dalam input penelitian tidak

mencantumkan unsur market. Hal tersebut dikarenakan ruang lingkup penelitian

membatasi komponen mareket pada pasien yang menyampaikan keluhannya

kepada pihak Manajemen Komplain.

Pada kerangka konsep penelitian ini, peneliti melakukan analisis

penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangeang Selatan dengan menganalisis

masukan (input) berupa Sumber Daya Manusia (SDM), Dana, Sarana dan

Prasarana, Mesin dan Pedoman Teknis. Tahap selanjutnya yang akan dilakukan

dalam penelitian ini yakni menelusuri dan menganalisis tahapan atau Proses

Page 70: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

52

Penanganan Keluhan Pasien dengan tahapan proses menurut Kaihatu (2015) yakni

Mendengarkan dan Memahami, Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi, Penjelasan

dan Permohonan Maaf, Solusi dan Taking Action dan melakukan Follow Up.

Setelah meakukan proses penanganan keluhan tersebut, maka hasil terakhir yang

diharapkan yakni dapat tertangani semua jenis keluhan yang disampaikan oleh

pasien di RSU Kota Tangerang Selatan dengan baik dan efektif. Sehingga dapat

digambarkan kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 71: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

53

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

K.

L.

M.

N. Sumber : Kaihatu (2015)

INPUT

a. SDM

1. Kuantitas

2. Pelatihan

3. Pengalaman Kerja

b. Dana

c. Sarana dan

Prasarana

d. Mesin

e. Pedoman

Teknis

1. TUPOKSI

2. SOP

3. Alur Penanganan

Keluhan

PROSES

1. Tahap Pertama, Mendengarkan dan

Memahami

2. Tahap kedua, Klarifikasi dan

Penyamaan Persepsi

3. Tahap ketiga, Penjelasan dan

Permohonan Maaf

4. Tahap keempat, Solusi dan Taking

Action

5. Tahap kelima, Follow Up

OUTPUT

Penanganan Keluhan

Page 72: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

54

B. Definisi Istilah

Definisi istilah dari komponen yang digunakan untuk menganalisis penanganan keluhan pasien yang dilakukan oleh petugas

penanganan keluhan atau Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan adalah :

Tabel 3.1

Definisi Istilah Gambaran Penanganan Keluhan Pasien

oleh Petugas Penanganan Keluhan/ Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

No. Variabel Definisi Istilah

INPUT

1. Sumber Daya Manusia Petugas yang terlibat langsung dalam pelayanan penanganan keluhan pasien di Unit

Manajemen Komplain. Adapun yang akan dinilai dalam input Sumber Daya

Manusia meliputi Kuantitas (jumlah petugas), Pelatihan yang perna diikuti petugas

yang berkaitan dengan pananganan keluhan pasien, dan Pengalaman Kerja Petugas

Penanganan Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

Page 73: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

55

a. Kuantitas Jumlah Petugas yang terlibat dalam proses Penanganan Keluhan Pasien di Unit

Manajemn Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

b. Pelatihan Bentuk kegiatan pelatihan penanganan keluhan yang diikuti petugas manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan

c. Pengalaman Kerja Lama kerja petugas manajemen komplain dalam menagani keluhan pasien di Unit

Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan.

2. Anggaran Dana Rencana biaya/ dana yang tersedia dan diunakan terkait dengan pelaksanaan

penanganan keluhan /manajemen komplain di RSU Kota Tangerag Selatan

3. Sarana dan Prasarana Adanya Sarana dan prasarana penunjang yang digunakan dan dibutuhkan untuk

menunjang pelaksanaan penanganan komplain seperti kotak saran/kotak pengaduan

dll di RSU Kota Tangerng Selatan

4. Mesin Peralatan bermesin yang digunakan petugas penanganan keluhan pasien dalam

penanganan keluhan pasien seperti Komputer di RSU Kota Tangerang Selatan.

5. Pasien Komplain Pasien yang mengeluh mengenai stock obat kosong kepada petugas manajemen

komplain / petugas penanganan keluhan pasien pada bulan juni di RSU Kota

Tangerang Selatan.

6. Pedoman Teknis Dokumen yang berisi tentang Peraturan, Alur penanganan komplain dan prosedur

Page 74: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

56

teknis yang digunakan petugas manajemen komplain dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya dalam penanganan keluhan

a.

TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi)

petugas di Unit Manajemen Komplain

Dokumen yang berisi tentang tugas pokok dan fungsi petugas manajemen komplain

dalam menangani keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan

b.

SOP (Standar Oprasional Prosedur)

Penanganan Keluhan Paisen

Dokumen yang berisi tentang standar prosesdur yang digunakan petugas dalam

menangani keluhan pasien komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

c. Alur Penanganan Keluhan Pasien Dokumen yang berisi tentang alur penanganan keluhan yang digunakan petugas

sebagai acuan peroses penanganan keluhan di Unit Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang Selatan

PROSES

1. Mendengarkan dan Memahami Cara Petugas Penanganan Komplain mengetahui masalah yang dialami oleh pasien

dengan cara mendengarkan keluhan yang disampaikan. Setelah petugas

mendengarkan keluhan pasien dan kemudian mencoba untuk mengerti dan

menerjemahkan masalah keluhan.

2. Klarifikasi dan persamaan persepsi Cara Petugas Penanganan Komplain untuk mengetahui lebih dalam permasalahan

sebenarnya yang dikeluhkan oleh pasien, kemudian petugas memberikan informasi

yang berkaitan dengan seluk beluk permasalahan tersebut.

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf Cara Petugas Penanganan Komplain untuk berusaha menyampaikan apa yang

sebenarnya terjadi dengan menginformasikannya kepada pasien yang mengeluh

yang berkaitan dengan kekurangan dari pelayanan rumah sakit yang telah diberikan,

Page 75: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

57

dan petugas penanganan keluhan meminta maaf atas situasi yang terjadi.

4. Solusi dan Taking Action Cara Petugas Penanganan Komplain mencarikan alternatif pemecahan masalah yang

sesuai dan cocok untuk permasalahan/komplain yang disampaikan pasien secara

cepat dan tepat

5. Follow Up

Cara Petugas Penanganan Komplain untuk menjalin dan membangun hubungan

yang lebih baik dengan pasien yang komplain.

OUTPUT

1. Tertangani Keluhan Pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan

Terlaksananya penanganan keluhan pasien mengenai keluhan stock obat kosong di

RSU Kota Tangerang Selatan

Page 76: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

58

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Alasan pemilihan pendekatan studi kasus adalah karena

penelitian ini memperlihatkan Gambaran Penanganan Keluhan pasien di Unit

Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan. peneliti langsung turun ke

lapangan untuk mengambil data dan menggali informasi secara mendalam

mengenai topik penelitian yang diambil. Pada penelitian ini, peneliti juga

melakukan observasi dan telaah dokumen yang berkaitan dengan penanganan

keluhan pasien di Unit Instalasi RSU Kota Tangerang Selatan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan Jl. Raya Pajajaran No.101 Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten

pada bulan Juni 2016- Juli 2016.

C. Informan Penelitian

Pada penelitian ini informan diambil secara purposif. Pengambilan

informan secara purposif didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat sendiri oleh peneliti. Adapuan pertimbangannya sebagai berikut :

a. Staf/ petugas terlibat langsung dengan penanganan keluhan pasien

di rumah sakit

Page 77: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

59

b. Staf/ petugas yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan

penanganan keluhan pasien di rumah sakit, informan tersebut

terdiri dari petugas manajemen komplain RSU Kota Tangerang

Selatan dan Pasien yang mengeluh dan ditangani oleh petugas

penanganan keluhan.

c. Staf/ Petugas yang bekerja lebih dari 6 bulan kerja sebagai petugas

penanganan keluhan pasien di rumah sakit.

d. Pasien yang menyampaikan keluhannya kepada petugas

Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan dan pasien

tersebut dipandang orang yang cocok sebagai sumber data.

Oleh karena itu peneliti melakukan wawancara mendalam kepada 6

informan dengan metode purposif yakni informan yang mengetahui dan terkait

secara langsung dalam pelaksanaan manajemen komplain (Penanganan Keluhan

Pasien) diantara adalah sebagai berikut :

1. Kepala Bidang Pelayanan Non Medis RSU Kota Tangerang Selatan

2. Kepala Bagian Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang

Selatan

3. Staf Bagian Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Sealatan

4. Pasien Komplain di Unit Manajemen komplain RSU Kota Tangerang

Selatan. Berkaitan dengan masalah stok obat kosong di apotek RSU

Tangerang Selatan, sebanyak 3 pasien.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan digunakan pada penelitian yang

menggunakan pendekatan kualitatif adalah berupa pertanyaan tertulis sebagai

Page 78: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

60

pedoman wawancara mendalam yang akan digunakan untuk memperoleh data

atau informasi tentang Proses Penanganan Keluhan Pasien di Unit Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni :

a) wawancara mendalam

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data dengan melakukan tanya jawab secara mendalam denga pihak-

pihak yang berkopeten dengan permasalahan yang diteliti, antara

lain melakukan wawancara dengan Kepala Bidang Pelayanan Non

Medis RSU Kota Tangerang Selatan, Kepala Bagian Unit

Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan dan Staf

Bagian Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Sealatan.

b) Observasi

Dilakukan dengan menyiapkan pedoman observasi, untuk

memudahkan peneliti mendapatkan gambaran jelas mengenai data

yang ingin dicari/ diketahui. Data yang akan dicari dan diketahui

peneliti adalah data yang berhubungan dengan Penanganan

Keluhan Pasien di Unit Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang

Selatan.

c) Studi Pustaka dan Telaah Dokumen

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini peneliti melakukan

studi pustaka yakni mempelajari buku atau referensi yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Telaah dokumen juga

Page 79: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

61

dilakukan pada data-data yang bermasalah terkait dengan Proses

Pengelolaan Penanganan Keluhan Pasien.

F. Validitas/ Kredibilitas Data

Uji Kredibilitas penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah

pengecekan ulang dengan meningkatkan ketekunan dan melakaukan triangulasi

sumber data dan triangulasi teknik/ metode pengumpulan data.

1. Pengecekan ulang dengan meningkatkan ketekunana adalah melakukan

pengamatan lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut

maka kapastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti

dan sistematis

2. Pengujian kredibilitas dilakukan dengan melakukan triangulasi sumber

dan triangulasi teknik pengumpulan data

a. Triangulasi Sumber, yakni menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Triagulasi data dilakukan dengan hasil

wawancara mendalam untuk menjaga kualitas data penelitian.

b. Triangulasi Teknik/ Metode, yakni menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan teknik yang berbeda. Adapun metode yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari wawancara mendalam, observasi

dan telaah dokumen.

Page 80: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

62

Tabel 4.1

Triangulasi Sumber Data dan Triangulasi Metode

SUBSTANSI

Triangulasi Sumber Data

Triangulasi Metode

Wawancara

Responden 1

Wawancara

Responden 2

Wawancara

Responden 3

Wawancara

Responden 4

Wawancara

Mendalam

Telaah

Dokumen

Observasi

INPUT

SDM (Sumber Daya Manusia)

Dana

Sarana dan Prasarana

Mesin

Pedoman Teknis

PROSES

Mendengarkan dan Memahami

Klarifikasi dan Penyamaan

Persepsi

Penjelasan dan Permohonan

Page 81: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

63

Maaf

Solusi dan Taking Action

Follow Up

OUTPUT

Penanganan Keluhan

Keterangan :

Responden 1 = Kepala Bidang Ply. Non Medis RSU Kota Tangerang Selatan

Responden 2 = Kepala Bagian Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

Responden 3 = Staf Bagian Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

Responden 4 = Pasien yang Menyampaikan keluhan

Page 82: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

64

Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan yang bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh informan. Sehingga untuk melakukannya pengecekan ulang

peneliti mengulang kembali pertanyaan dan jawaban yang sudah diberikan oleh

informan. Hal tersebut dilakukan guna menampilkan hasil sementara dan atau

hasil akhir untuk didiskusikan secara analitis. Validitas data dilakukan dengan

mengunakan sumber informan, data dan metode/ teknik yang beragam diharapkan

dapat memperoleh analisi data yang tepat, akurat dan terpercaya.

G. Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknis analisis data dengan model analisis interaktif Miles dan Huberman (1984)

dalam Sugiono (2009) dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

hingga data tersebut jenuh. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak

awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Metode ini terdiri dari

empat tahapan, yaitu:

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini peneliti turun ke lapangan untuk mengumpulkan data

atau fakta dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan

telaah dokumen. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2016. Pada saat

mengumpulkan data peneliti, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman cheklist observasi, pedoman wawancara, serta membuat

catatan-catatan kecil mengenai data diri singkat informan dan suasana pada

saat sedang mewawancarai. Sedangkan untuk jawaban atau data yang

diberikan oleh informan direkam di dalam sebuah voice recorder.

Page 83: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

65

b. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan terkadang jumlanya cukup banyak,

untuk itu perlu dicatatsecara teliti dan rinci. Semakin lama penelitian

dilakukan dilapangan maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti peneliti merangkum data yang diperoleh di

lapangan, kemudian memilah milah data yang pokok dan difokuskan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Reduksi data dilakukan terus menerus

selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah

kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi

kemudahan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan

sementara.

c. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah

bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data

kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh.

Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir

menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk

ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk

kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah difahami tersebut.

Page 84: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

66

d. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Tahap analisis data selanjutnya menurut Miles dan Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan Verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun

apabila kesimpulan yang dikemukakan sudah terlebih dahulu didukung oleh

bukti- bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Selanjutnya verifikasi data dilakukan secara terus menerus sepanjang

proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki lapangan dan selama

proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari

makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema, hubungan

persamaan, dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih

bersifat tentatif.

Bagan 4.1 Komponen dalam analisis data (Interactive model)

Sumber :Miles & Huberman, 1984 dalam Sugiyono 2009

Page 85: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

67

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum RSU Kota Tangerang Selatan

a. Perkembangan RSU Kota Tangerang Selatan

1. Tahun 2015 Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

melakukan proses persiapan Akreditasi sesuai dengan standar

Akreditasi Versi Tahun 2012

2. Tanggal 15 Mei 2015 Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

ditetapkan sebagai Rumah Sakit tipe C melaluiKeputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/1319/2015

tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan

3. Tanggal 12 Juni 2015 Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

ditetapkan menjadi SKPD yang menerapkan PPK-BLUD melalui

Keputusan Walikota Tangerang Selatan Nomor 445.1/Kep.112-

Huk/2015 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan

4. Tanggal 08 Juli 2015 Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

mendapat izin Operasional sesuai Keputusan Walikota Tangerang

Selatan Nomor 445/Kep.130-Huk/2015 tentang izin Operasional

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan.

Page 86: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

68

b. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RSU Kota Tangerang Selatan

Berikut Visi dan Misi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Visi :

Menjadi Rumah Sakit pilihan yang bermutu dan amanah (Aman, Nyaman,

Mandiri, Ramah) di Kota Tangerang Selatan

Misi :

a. Meningkatkan kualitas Pelayanan kesehatan yang bermutu, modern

dan terstandarisasi

b. Meningkatkan SDM kesehatan yang profesional dan religius

c. Meningkatkan Sistem Informasi yang terbuka dan menerima

globalisasi sesuai kebutuhan masyarakat yag bermartabat

d. Berupaya mengikuti perkembangan IPTEK, serta sarana

pendukung yang berkualitas dan berwawasan lingkungan

Motto :

“ Melayani Sepenuh Hati “

Tujuan :

“Memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan standar dan

profesionalisme untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”.

Page 87: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

69

c. Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang Selatan

Bagan 5.1

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota

Tangerang Selatan No.06 Tahun 2015

Direktur RSU Kota

Tangerang Selatan

Kelompok Fungsional

1. Komite Medik

2. Staff Medik Fungsional

3. Komite Keperawatan

Ka.Sub.Bag Umum

Perencanaan, Evaluasi

dan Pelaporan

(UPEVAPOR)

Ka. Sub.Bag. Keuangan

Ka. Bag. TU

Ka.Bid. Penunjang Ka.Bid. Keperawatan

Ka. Sie. Rawat

Inap Dan Rawat

Jalan

Ka. Sie. Asuhan

Keperawatan

Ka.Sie.

Penunjang

Medis

Ka. Bid. Pelayanan Medis

Ka.Sie.

Penunjang

Non Medis

Ka. Sie.

Pelayanan Non

Medis

Ka. Sie.Pelayanan

Medis

Page 88: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

70

B. Gambaran Umum Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang

Selatan

a. Tujuan Tim Penanganan Komplain Pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan

Berdasarkan SK Direktur menetapkan bahwa pada tahun 2014

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan membuka unit

khusus Manajemen Komplain hal ini bertujuan untuk menangani segala

bentuk keluhan pasien diberbagai unit pelayanan di RSU Kota

Tangerang Selatan. Unit Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerang

Selatan berada di bawah tangungjawab Kepala Sie Pelayanan non

medis. Berikut gambar struktural organisasi unit Manajamen Komplain:

Bagan 5.2 Struktur Unit Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang selatan Tahun 2016

Sumber : Profil RSU Kota Tangerang Selatan

Direktur

Ka. Bidang

Pelayanan Medis

Ka. Sie

Pelayanan Medis

Ka. Sie

Pelayanan Non Medis

Manajemen Komplain

Page 89: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

71

b. Tugas dan Wewenang

Pelaksanaan program tim penanganan komplain Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan didirikan pada bulan Januari

tahun 2014. Program Tim Penanganan Komplain atau yang sering

disebut sebagai Manajamen Komplain ini mengacu pada Undang-

Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Peraturan

Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan

penerapan standar pelayanan minimal, Peraturan Menteri dalam

Negeri Nomor 1 tahun 2002 tentang penyusunan susunan organisasi

dan tatakerja Rumah Sakit Daerah, Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 13 tahun 2009 tentang pedoman peningkatan

kualitas pelayanan publik dengan partisipasi masyarakat.

Kegiatan Manajemen Komplain Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan memiliki dua anggota yakni sebagai

penanggung jawab atau ketua unit manajemen komplain RSU

Tangerang Selatan dengan latar belakang seorang Dokter dan satu

staf/ petugas manajemen komplain dengan latar belakang seorang

bidan.

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Direktur Nomor 188.4/377-

TU/ 2015 Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

tentangPenanganan Komplain RSU Kota Tangerang Selatan sebagai

berikut :

1. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap unsur/ kegiatan di

lingkungan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

Page 90: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

72

yang meliputi informasi atau masalah/ pengaduan dari

masyarakat.

2. Melakukan analisis hasil laporan sewaktu-waktu dari

masalah/pengaduan di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan.

3. Melakukan koordinasi dengan bidang terkait tentang masalah

pengaduan tersebut.

4. Memberikan informasi penyelesaian masalah/ pengaduan.

5. Menerima masukan apabila sesuai dengan kebutuhan.

6. Melaporkan hasil dari masalah/ pengaduan tersebut kepada

Direktur untuk ditindaklanjuti.

Tujuan dari program Manajemen komplain ini adalah untuk melakukan

penyelesaian masalah permasalahan seluruh kegiatan di lingkungan

RSU Kota Tangerang Selatan dan bertanggung jawab kepada Direktur.

Selain mempunyai tugas sebagai Tim Penanganan Keluhan Pasien,

manajemen komplain juga mempunyai tugas sebagai petugas PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan.

c. Penanganan Komplain Pasien di RSU Kota Tangerang Selatan

Kegiatan Manajemen Komplain dilakukan dan bertempat di lantai

1 (satu) berdekatan dengan bagian pelayanan publik seperti

pendaftaran Apotek dan rawat jalan pasien di Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan.

Page 91: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

73

Selain bertanggung jawab dalam penanganan komplain pasien,

tim tersebut juga memiliki tugas dalam mengurus bagian PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) serta sebagai penyalur

informasi yang berkaitan dengan prosedur pelayanan Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan.

d. Fasilitas yang terdapat dalam Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang Selatan

Dalam memberikan pelayanan terhadap pasien, Tim penanganan

pelanggan (Manajemen Komplain) perlu adanya fasilitas yang

mendukung pelaksanaan manajemen komplain, beberapa fasilitas yang

ada dalam manajemen komplain Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, diantaranya sebagai berikut :

a. Ruang Kerja.

b. 1 (Satu) unit komputer.

c. 1 (Satu) unit meja.

d. 1 (Satu) buah kursi petugas manajemen komplain, 2

kursi untuk tamu (pasien yang melapor).

e. 1 (Satu) unit printer.

f. Ruangan ber AC.

g. 1 (satu) buah Westafel (Tempat Cuci tangan).

Page 92: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

74

C. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri

dari 2 (dua) informan petugas manajemen komplain yang masa jabatan

keduanya berbeda untuk petugas kurang lebih selama 1 (satu) tahun, kepala

Unit Manjemen Komplain kurang lebih selama 3 (tiga) tahun dan

perwakilan Ka.Sie Pelayanan Non Medis kurang lebih sudah bekerja selama

3 (tiga) tahun. 3 (tiga) dari infroman lainnya adalah pasien yang

menyampaikan keluhannya mengenai stock obat kosong di Unit Manajemen

Komplain RSU Kota Tangerang Selatan. Berikut tabel kerakteristik

informan penelitian :

Tabel 5.1 Karakteristik Informan Pegawai

Informan Jabatan Jenis

Kelamin Pendidikan

Lama kerja di bagian

Unit Manajemen

Komplain Rumah

Sakit

Informan

A

Kepala Unit

Manajemen

Komplain

Laki- Laki Dokter 3 tahun

Infroman

B

Petugas

Manajemen

Komplain

Perempuan D3

Kebidanan 1 tahun

Informan

C

Kepala Sie.

Pelayanan

Non Medis

Perempuan S1 3 tahun

Page 93: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

75

Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pasien

Informan Lama

berobat

Jenis

Kelamin

Kategori Usia

Informan P1 Lebih dari

satu tahun Perempuan

Pasien

PBPJS 64 tahun

Informan P2 Kurang dari

satu tahun Perempuan

Pasien

PBPJS 61 tahun

Informan P3 Lebih dari

satu tahun Perempuan

Pasien

PBPJS 56 tahun

D. Input (Masukan)

Input yang akan dibahas dalam pendekatan sistem kali ini yakni berupa

kajian pada SDM, Dana, Sarana dan Prasarana, Mesin, dan Pedoman Teknis.

Adapun penjabarannya sebagai berikut :

1) Sumber Daya Manusia (SDM)

a) Kuantitas

Unit Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

menjadi mediator dalam menampung keluhan yang disampaikan oleh

pasien. Bentuk keluhan yang disampaikan oleh pasien akan

ditampung di manajemen komplain rumah sakit dan kemudian akan

dikoordinasikan dengan unit terkait permasalahan yang dikeluhkan

oleh pasien. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

infroman sebagai berikut :

“Jadi unit manajemen komplain ini memang dibangun untuk

menampung segala komplain yang ada di rumah sakit. jadi semua

keluhan masuk ke sini (unit manajemen komplain), masalah apapun

Page 94: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

76

itu, dan nantinya kita lakukan koordinasi dengan unit – unit yang

bersangkutan”.(Informan A)

“Memang komplain semuanya disampaikan di manajemen

komplain rumah sakit, dan kita akan melakukan koordinasi dengan

unit yang berhubungan dengan permasalahan pasien” (Informan B)

“Manajemen komplain di rumah sakit sebagai jembatan dalam

menangani keluhan pasien, agar masalah dapat segera diatasi dan

tidak sampai ke bagian manajeme RS” (Informan C)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

manajemen komplain RSU Kota tangerang selatan merupakan satu-

satunya unit yang menampung komplain dari pasien. Hal tersebut juga

sesuai observasi peneliti bahwa pasien komplain akan ditangani dan

diselesaikan oleh petugas manajemen komplain RSU Kota Tangerang

Selatan sesuai dengan surat perintah tugas yang menyebutkan bahwa

manajemen komplain didirikan untuk menangani keluhan pasien.

Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui bahwa sebanyak

dua petugas diantaranya adalah kepala unit manajemen komplain yang

memiliki latar belakang pendidikan dokter dan satu staf petugas

manajemen komplain yang memiliki latar belakang D3 Kebidanan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai

berikut :

“Saya dan staff saja, dua orang, staff/ petugas lainnya sebagai

pelaksana manajemn komplain”. (Informan A)

“Hanya saya sama kepala manajemn komplain saja, jadi kami

berdua saja dokter sebgai kepala manajemen dan saya staff”.

(Informaan :B)

“Yang terlibat penanganan komplain di RSU, ya petugas

manajemen komplain yakni kepala manajemn komplain dan staff

manajemn komplain”. (Informan: C)

Page 95: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

77

Hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa jumlah

petugas manajemen komplain terdiri dari dua petugas. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan informan berikut :

“Cukup dua saja, ruangannya tidak begitu luas dan cukup

menghendel tugas- tugas manajemen komplain” (Informan A)

“Dua orang cukup, karena disini permasalahan komplain kan

sifatnya insidiental, jadi ga setiap hari ada yang komplain, biasanya

saya yang stanbay di ruangan dan kepala manajemn komplain yang

keliling mantau keadaan di RSU”. (Informan B).

“Sebenarnya dua sudah cukup ya, karena Pembagian tugas

sejauh ini ga ada masalah, kerena tugas manajemen komplain itu kan

sifatnya isidental ya. Kalau lagi rame- ya reme kalau lagi ga ada yg

komplain ya ga begitu banyak”. (Informan C).

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa petugas

manajemen komplain terdiri dari dua petugas. Dengan adanya dua

petugas tersebut dinilai cukup oleh beberapa petugas. Hal ini

dikarenakan kurangnya fasilitas ruangan manajemen komplain di

RSU, selain itu petugas juga melihat bahwa saat ini pembagian tugas

diantara dua petugas tersebut tidak ada masalah, kebutuhan saat ini

pasien terhadap manajemen komplain masih tertangani dengan baik

dan sifat komplain pasien sendiri bersifat isidental.

Berdasarkan hasil telaah dokumen juga diketahui bahwa Surat

Perintah Tugas Direktur Nomor 188.4/377-TU/ 2015 Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan tentang Penanganan Komplain

didalamnya disebutkan bahwa terdapat dua petugas penanganan

keluhan pasien yakni sebagai kepala manajemen komplain dan

petugas manajemen komplain RSU. Hal tersebut sesuai dengan hasil

Page 96: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

78

observasi yang dilakukan peneliti bahwa petugas yang bertugas

manangani keluhan pasien berjumla dua orang.

Hasil observasi yang telah peneliti lakukan juga memperlihatkan

bahwa dalam melaksanakan tugas manajemen komplain. Petugas

membagi tugas dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Hal

tersebut dilakukan agar pelaksanaan manajemn komplain dapat

berjalan secara efektif dan efisien. Adapun tugas penanganan keluhan

dapat dilakukan oleh siapapun petugas yang saat itu sedang ada di

ruangan. Dimana terdapat satu petugas yang bertugas di dalam

ruangan manajemen komplain untuk berjaga – jaga apabila ada pasien

yang komplain dan petugas yang lain melakukan pemeriksaan di

lingkungan rumah sakit untuk melihat keamanan lingkungan rumah

sakit dan jika sewaktu – waktu terjadi komplain tidak pada tempatnya

yakni di unit- unit pelayanan rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan

hasil wawancara oleh informan sebagai berikut :

“Saya sering keliling rumah sakit, lihat lingkungan rumah sakit

sudah kondusif belum, atau ada pasien yang komplain tidak pada

tempatnya, atau terjadi cekcok pasien dengan petugas di unit- unit

pelayanan. Nah itu saya yang mengamankan agar tidak mengganggu

pelayanan lainnya”. (Informan A)

“Ada kayak pembagian tugas gitu, Seringya saya standbay di

ruangan ya, jaga- jaga kalau ada pasien yng komplain, biasanya

kepala manajemen komplain yang ngecek- ngecek tu, keliling- keliling

lihat di unit- unit pelayanan rumah sakit. ada yang ribut ga, biasanya

ada yang komplain tapi ga di ruangan nah itu biasanya beliau juga

yang nanganin”. (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa tetap

dilakukan pembagian tugas untuk bertanggung jawab dalam beberapa

tugas dan fungsi petugas manajemen komplain. Dimana salah satu

Page 97: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

79

petugas tetap berada di ruangan manajemen komplain untuk

menangani keluhan jika ada keluhan pasien yang masuk dan petugas

lain lebih mengontrol situasi lingkungan rumah sakit agar tetap

kondusif. Penugasan tersebut akan dapat berganti- ganti sewaktu

waktu. Namun, jika memang dibutuhkan petugas akan menghubungi

petugas manajemen komplain lainnya yang ada di luar ruangan untuk

membantu proses penanganan keluhan pasien apabila masalah sulit

untuk dipecahkan.

Dalam menjalankan tugasnya untuk melakukan pemeriksaan

terhadap kegiatan di lingkungan RSU Kota Tangerang Selatan pihak

manajemen komplain juga melakukan kerjasama dengan petugas

keamanan dalam menertibkan pasien yang komplain tidak pada

tempatnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan sebagaiberikut :

“disini ada petugas keamanan yang biasanya mengatur pasien

yang tidak komplain di manajemen komplain”. (Informan A)

“biasanya satpam mengantarkan pasien ke ruangan saya kalau

ada komplain di luar, kan takutnya bikin rusuh dan tidak kondusif

makanya diantarlah sama satpam / petugas keamanan ke ruangan

saya”. (Informan B).

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen

yang dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa

bedasarkan Surat Perintah Tugas Direktur Nomor 188.4/377-TU/ 2015

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan petugas

penanganan komplain di unit manajemen komplain terdiri dari 2

petugas yang terdiri dari kepala manajemen komplain dan petugas

Page 98: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

80

manajemen komplain. Dengan ditetapkannya 2 (dua) petugas di unit

manajemen komplain, sejauh ini tidak menganggu aktifitas

penanganan keluhan pasien. Karena dalam pelaksanaan tugas

manajemen komplain yakni menangani keluhan pasien petugas tetap

melakukan pembagian tugas dengan petugas lain di unit manajemen

komplain.

b) Pelatihan

Dari hasil wawancara dengan informan di ketahui bahwa rumah

sakit memberikan pelatihan khusus kepada petugas dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada pasien. Namun pelatihan tersebut tidak di

fokuskan pada penanganan keluhan pasien, melainkan sebagai skill

dasar yang dimiliki petugas dalam berkomunikasi dan memberikan

pelayanan dengan pasien.

Adapun pelatihan yang pernah diikuti oleh petugas manajemen

komplain diantaranya adalah tentang Customer Service, pelayanan

prima dan public speaking Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil

wawancara sebagai berikut :

“Tidak ada pelatihan khusus terkait manajemen komplain di RSU,

kalau saya sendiri udah banyak ya pelatihan yang saya lakukan, Cuma

ya berhubungan dengan penanganan keluhan itu seperti public

speaking , pelayanan prima, customer service pernah. Kemarin juga

petugas manajemn komplain baru ikut pelatihan yang di jogja terkait

pelatihan customer service, pelayanan prima dan sebagainya”.

(Informan A)

“Kalau untuk pelatihan penanganan keluhan pasien secara khusus

belum pernah si, Cuma dulu ada pelatihan tentang customer services,

tapi ya di dalamnya juga dibahas juga si tentang pelayanan prima dan

pernah juga ikut pelatihan public speaking ”. (Informan B)

Page 99: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

81

“Pernah ada pelatihan, tapi untuk pelatihan khusus manajemen

komplain belum ada ”. (Informan C)

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas maka dapat diketahui

bahwa belum ada pelatihan khusus mengenai penanganan keluhan

pasien. Pelatihan yang di berikan pada petugas bersifat lebih umum

yakni lebih berkaitan pada Customor Services, public specking dan

pelayanan prima Rumah Sakit namun, pelatihan tersebut dinilah sudah

cukup menjadi skill dasar petugas dalam menangani keluhan pasien.

Berdasarkan hasil wawancara diatas sesuai dengan hasil telaah

dokumen yang dilakukan peneliti diketahui terdapat beberapa sertifikat

pelatihan mengenai Customor Services , public specking dan pelayanan

prima yang dimilki oleh petugas manajemen komplain.

Beberapa pelatihan yang telah diikuti oleh petugas manajemen

komplain dinilai sudah membatu petugas dalam menangani keluhan

pasien, namun sebagian besar informan menyatakan bahwa perlu

dilakukan pelatihan khusus penanganan keluhan untuk meningkatkan

skill petugas manajemen komplain dan penanganan keluhan pasien

dapat dilakukan dengan maksimal. hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara sebagai berikut :

“Dengan banyak pelatihan yang didikuti udah sangat membantu

dalam menangani keluhan pasien di rumah sakit”. (Informan A)

“Pelatihan yang saya ikuti udah membantu ya untuk menangani

keluhan pasien, tapi kalau memang ada pelatihan khusus penanganan

keluhan,menurut saya perlu juga diikuti”.(Informan B)

“senggaknya pelatihan customer service, pelayanan prima, dan

publick speaking itu udah menjadi skill dasar yang dimiliki petugas

manajemen komplain untuk menangani keluhan pasien. Tapi memang

perlu ya ada pelatihan khusus penanganan keluhan agar lebih baik lagi

Page 100: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

82

dan pasien tidak malah mengeluhkan tentang penanganan keluhan

petugas”. (Informan C).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui

bahwa dalam menangani keluhan pasien petugas manajemen komplain

memiliki cara dan skill yang berbeda- beda dalam menangani keluhan

pasien.

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen yang dilakukan

peneliti maka dapat disimpulkan bahwa petugas manajemen komplain

belum pernah mengikuti pelatihan khusus penanganan keluhan pasien.

Adapun pelatihan dasar yang pernah diikuti oleh petugas manajemen

komplain yang berhubungan dengan penanganan keluhan pasien di

rumah sakit diantaraya adalah: customer service, playanan prima, dan

publick speaking. Pelatihan tersebut dinilai sebagai skill dasar petugas

manejemen komplain dalam menangani keluhan pasien. dalam

pelaksanaan penanganan keluhan diketahui bahwa petugas menangani

keluhan tersebut berdasarkan skill dan kemampuan yang dimiliki setiap

petugas sehingga untuk penanganan keluhannya setiap petugas

memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyelesaikan keluhan

permasalahan tersebut. Perlu dilakukan pelatihan khusus penanganan

keluhan pasien untuk meningkatkan skill petugas dalam menangani

keluhan pasien di rumah sakit

Page 101: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

83

c) Pengalaman Kerja

Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan baru

diresmikan tiga tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2014. Petugas

Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan terdiri dari dua

pegawai yakni kepala manajemen komplain yang sudah bekerja selama

kurang lebih 3 (tiga) tahun di unit manajemen komplain dan petugas

manajemen komplain yang bekerja selama kurang lebih 1 (satu) tahun.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang menyebutkan bahwa

Petugas Penanganan Keluhan (Manajemen Komplain) di RSU Kota

Tangerang Selatan ada yang masih baru menjabat kurang lebih selama

(satu) tahun kerja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut :

“Kalau saya sudah dari awal didirikan unit manajemen komplain

di RSU, kurang lebih sudah tiga tahun menjabat di manajemen

komplain, kalau staff/ etugas manajemn komplain satunya masih

karyawan baru ya, jadi baru satu (1) tahun kerja di unit manajemen

komplain RSU”. (Informan A)

“kepala unit manajemn komplain sudah lama ya, beliau kurang

lebih 3 tahun, kalau saya karena masih karyawan baru jadi masih satu

tahun kerja di manajemen komplain”. (Informan B)

“staff manajemn komplain masih kurang lebih satu tahun ya,

kalau kepala unit manajemn komplain udah cukup lama sekitar 3

tahun”. (Informan C)

Berdasarkan Hasil wawancara diatas diketahui bahwa masih ada

Petugas Manajemen Komplain di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan yang pengalaman kerjanya masih terbilang kurang,

yakni masih bekerja di unit manajemen komplain selama kurang lebih

satu tahun. Namun, hal tersebut diimbangi dengan pengalaman kerja

kepala unit manajemen komplain yang sudah bekerja d unit manajemen

RSU Kota Tangerang Selatan selama kurang lebih 3 tahun.

Page 102: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

84

Dalam peroses penanganan keluhan pasien pengalaman kerja yang

cukup dinilai dapat memberikan pelayanan penanganan keluhan pasien

menjadi lebih baik dan maksimal dalam menangani keluhan pasien. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai

berikut :

“Udah sering ya dapet keluhan pasien yang macem- mcem. Ada

yang marah – marah sampe gebrak- gebrak meja, ada yang cukup

tenang ngeluhinnya, beda- beda. Tetapi kita sebagi petugas harus bisa

ngatasi semuanya. Mungkin kalau pasien komplainnya cukup tenang

bisa di tangani oleh petugas manajemn komplain. Baru nanti kalau

agak berat permasalahannya bilang ke saya”. (Informan A)

“Sebenarnya beda- beda ya skillnya waktu menangani keluhan

karena kepala manajemn komplain lebih senior dan udah lama juga

kerja disini jadi beliau lebih paham dan lebih muda mengatasi masalah

yang marah- marah, berurusan dengan wartawan. Kalau ada komplain

yang udah marah- marah banget ga bisa ditenangin dikit, aku biasanya

langsung mengubungi beliau biar membantu”. (Informan B)

“Pasti ya ada perbedaan dalam penanganannya. petugas memiliki

caranya masing- masing untuk menangani keluhan pasien. kepala unit

manajemn komplain sudah lama. Beliau lebih mahir sekali dalam

menangani keluhan pasien, namun staf lebih memberikan pelayanan

personal nanganinya dan untuk beberapa masalah yang lebih rumit

biasanya minta bantuan kepala unit manajemn komplain.”. (Informan

C)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa

terdapat perbedaan skill petugas dalam menanganikeluhan pasien.

Petugas yang memiliki pengalaman kerja yang cukup dinilai semakin

baik dan handal dalam menangani keluhan pasien, sedangkan petugas

yang memiliki pengalaman kerja yang kurang mempunyai cara

tersendiri dalam menyelesaikan permasalahan komplain dan masih

membutuhkan bimbingan dan pendampingan oleh seniornya dalam

menangani keluhan pasien yang sudah tidak dapat dikondisikan dengan

baik.

Page 103: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

85

Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang dilakukan peneliti

kepada pasien komplain dalam menilai performance petugas

manajemen komplain dalam menangani keluhan. Sebagian besar pasien

menilai bahwa dalam menangani keluhan pasien di rumah sakit petugas

manajemen komplain memiliki performence yang berbeda- beda.

Sebagian kecil informan menyatakan bahwa performance petugas

kurang berkenan dalam menangani keluhan pasien. Hal tersebut sesuai

hasil wawancara sebagai berikut :

“Kalau saya lebih senang di tangani petugasnya baik, orangnya

sopan, soalnya kalau sama dokter kurang baik penanganannya”.

(Informan : P1)

“Sama aja kayaknya mba. (Informan : P2)

“Kurang tau ya perbedaannya mungkin sama aja, soalnya ga

pernah sama yang petugas satunya. Pernahnya yang ibu- ibu, dan baik

nanganinya sabar”. (Informan : P3)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti diketahui

bahwa terdapat perbedaan penanganan yang dilakukan oleh kepala

manajemen komplain dan petugas manajemen komplain. hal tersebut

terlihat ketika menangani beberapa keluhan kepala manajemen

komplain lebih handal dalam menangani beberapa permasalahan yang

dinilai berat, kepala manajemen komplain juga dapat mengatasi

beberapa bentuk komplain pasien mulai dari yang sopan, marah- marah,

hingga komplain pasien yang berujung pada persoalan hukum. Dilain

haluntuk menangani keluhan pasien, petugas manajemen komplain

sudah baik dalam menangani keluhan pasien namun, untuk beberapa

permasalahan yang lebih rumit dan sukar untuk diselesaikan petugas

Page 104: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

86

manajemen komplain meminta bantuan kepala manajemen komplain

untuk mengatasi kasus tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen serta observasi

yang dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa Kepala unit

manajemen komplain memiliki pengalaman kerja 3 tahun dan terbilang

senior sedangkan petugas / staff manajemen komplain memiliki

pengalaman kerja selama kurang lebih 1 tahun. Keduanya tidak

memiliki latar belakang pendidikan manajemen perumahsakitan.

Dalam menangani keluhan pasien petugas dan kepala manajemen

komplain memiliki performance yang berbeda- beda dalam menangani

keluhan pasien. Kepala manajemen komplain dinilai lebih

berpengalaman dan lebih mahir dalm mengatasi keluhan pasien dengan

berbagai macam bentuk keluhan dan kondisi pasien saat menyampaikan

keluhan. Sedangkan staff (petugas) manajemen komplain dianggap

belum begitu mahir dalam menangani keluhan pasien. Untuk beberapa

keluhan yang rumit petugas memerlukan bantuan kepala manajemen

komplain untuk menanganinya.

Dalam menangani keluhan pasien performence staff (petugas)

manajemen komplain dianggap baik dan sopan oleh pasien namun,

sebagian kecil informan penelitian juga menyatakan bahwa kurang

berkenan dengan performance salah satu petugas dalam menangani

keluhan.

Page 105: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

87

2) Anggran Dana

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu

petugas tim penanganan Keluhan Pasien terkait alokasi anggaran dana

tahunan untuk manajemen komplain diketahui bahwa unit manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan tidak memiliki anggaran dana

tahunanan khusus dalam pelaksanaan unit manajemen komplain. Hal

tersebut dikarenakan unit manajemen komplain tidak melakukan kegiatan

yang perlu mengeluarkan dana.

Dalam penanganan keluhan pasien hal- hal yang diperlukan yakni

kurang lebih seperti kebutuhan ATK, Komputer dan printer dan beberapa

peralatan lain. Peralatan- peralatan tersebut sudah disediakan dan

dianggarkan oleh bidang pengadaan rumah sakit. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara dengan informan sebagai berikut :

“Tidak ada anggaran khusus untuk manajemen komplain, untuk

peralatan yang dibutuhkan biasanya langsung disediakan oleh rumah

sakit apa saja yang dibutuhkan. manajemen komplain tidak banyak

mengeluarkan uang dalam pelaksanaan penanganan keluhan, apa yang

kurang kita minta (dibelanjakan oleh pengadaan rumah sakit).”.

(Informan A)

“kalau anggaran dana untuk pelaksanaan manajemen komplain

sendiri memang tidak secara langsung untuk manajemen komplain, tapi

sudah dialokasikan setiap satu tahun sekali untuk keperluan yang

berkaitan dengan manajemen komplain, jadi memang sudah ada

penganggarannya sendiri oleh atasan”. (Informan B)

“Tidak ada anggaran khusus manajemen komplain, masuk di

pengadaan rumah sakit. Karena di rumah sakit ini Manajemen komplain

belum menjadi bidang sendiri”. (Informan C)

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa belum ada

anggaran dana secara khusus untuk pelaksanaan Manajemen Komplain di

RSU Kota Tangerang Selatan. Menurut hasil wawancara hal tersebut

Page 106: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

88

dikarenakan unit manajemen komplain belum berdiri sendiri menjadi

satu bidang, sehingga untuk beberapa keperluan manajemen komplain

akan tercatat/ terdata setiap tahunnya dalam pengadaan kebutuhan

Rumah Sakit.

Tidak adanya anggaran dana dalam pelaksanaan manajemen

komplain di RSU tidak membuat pelaksanaan penanganan keluhan

terhambat. Hal tersebut dikarenakan beberapa kebutuhan manajemen

komplain sudah disiapkan dalam pendanaan barang rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas manajemen komplain RSU

Kota Tangerang Selatan menyebutkan bahwa :

“Tidak terdapat kendala, tidak ada almari saja disini”. (Informan

A)

“Kalau untuk kebutuhan seperti kertas HVS dan alat tulis sudah

terpenuhi, Cuma penyimpanan berkas kurang tertata karna ga ada

almari”. (Informan B)

“Kalau untuk kendala si ga ada ya adanya berlebih malah, kayak

kuesioner kepuasan pasien”. (Informan C)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa

di unit manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan tidak

membuat anggaran tahunan khusus pelaksanaan manajemen komplain,

namun hal tersebut tidak mengganggu bahkan menghambat pelaksanaan

manajemen komplain dalam menjalankan tugas.

Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan telaah dokumen,

karena dokumen mengenai anggaran pengadaan rumah sakit tidak dapat

diakses oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka

dapat disimpulkan bahwa manajemen komplain di rumah sakit belum

Page 107: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

89

menjadi suatu bidang sendiri, sehingga tidak ada anggaran dana khusus

dalam pelaksanaan manajemen komplain. Adapun untuk menjalankan

tugas manajemen komplain, kebutuhannya akan dimasukkan dalam

anggaran pengadaan RSU Kota Tangerang Selatan. Dengan tidak adanya

anggaran dana khusus dalam pelaksanaan manajemen komplaintidak

menjadikan suatu kendala dalam hal pendanaan, karena semua kebutuhan

sudah dihandel pihak rumah sakit melalui pengadaan rumah sakit.

3) Sarana Prasarana

Dalam memberikan pelayanan terhadap pasien, berdasarkan hasil

observasi peneliti tim penanganan pelanggan (manajemen komplain)

memiliki beberapa fasiltas yang dapat mendukung penanganan keluhan

pasien yang tersedia di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan diantaranya yakni kotak saran yang diletakkan secara strategis dan

tersebar di 5 (lima) lantai RSU Kota Tangernag Selatan. Setiap lantai

memiliki 1 (satu) kotak saran, Kuesioner Kepuasan Pasien, Ruangan

Khusus pengaduan/ Komplain. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara dengan informan sebagai berikut :

“Fasilitas yang dimiliki, ruangan khusus manajemen komplain,

Kotak saran disetiap lantai, komputer,printer, from survey kepuasan

pasien. sarana prasarana cukup, hanya ruangan yang dirasa sempit. Ya

kalau dikatakan kekurangan ya ruangan ini aja kecil,” (Informan A)

“ Kalau untuk fasilitas ya, kita ada kotaksaran/pengaduan di setiap

lantai, karena RSU lima lantai ya, jadinya total kita punya 5 (lima) kotak

saran/pengaduan, di setiap kotak saran itu kita letakin juga kuesioner

pasien, jadi kalau pasien mau ngisi bisa langsung mengisinya, from

pengaduan dan 1 (satu) unit komputer diruangan buat nginput data

kuesioner dan digunakanuntuk membuat laporan bulanan manajemen

komplain ”. (Informan B).

“Apa ya, banyak kotak saran dan keluhan tiap lantai, dan setiap

lantai 1 buah kotak letaknya strategis. Ruangan khusus sudah disediakan

Page 108: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

90

dilantai satu, satu unit komputer, kuesioner kepuasan pasien

dll.”(Informan C)

Namun hal ini masih memiliki kekurangan, karena tidak adanya

fasilitas pendukung lain yakni pihak rumah sakit tidak menyediakan alat

tulis permanen sebagai fasilitas pendukung untuk pengisian kuesioner

kepuasan pasien, kursi tunggu pasien komplain yang kurang, telepon

khusus di ruangan manajemen komplain dan form penanganan pasien

yang terkadang masih di tulis manual pada kertas kosong biasa. hal ini

dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut :

“Dulu ada alat tulis tapi sering hilang , sekarang ga ada kalau alat

tulis, biasanya pasien ngambil terus di bawa pulang nanti kalau ke sini

baru di bawa lagi kuesionernya(kuesioner rajal, ranap dan UGD), kalau

ga gitu ya kadang ada yang suka bawa alat tulis sendiri, kalu ga ya

pinjem-pinjem aja. Kalau untuk form penanganan keluhan sudah ada si,

tapi biasanya juga pakek kertas kosong yang sudah disediakan petugas

untuk nulis keluhan pasiennya”.(Informan B).

“Fasilitas yang kurang kayak alat tulis di kotak saran tidak

tersedia, kursi tunggu pasien manajemen komplain itu kurang dan campur

dengan beberapa pasien di poli pelayanan lain. Telepon khusus

manajemen komplain diruangan (minimal Hp) takutnya petugas

manajemen komplain saat itu riwa riwi kemana ga bisa dihubungi juga”.

(Informan C)

Didalam unit manajemen komplain sendiri beberapa fasilitas dapat

menunjang penanganan keluhan pasien diataranya terdapat 1 (satu) buah

komputer, 1 (satu) buah printer, from keluhan pasien dan form survey

kepuasan pasien. Komputer tersebut digunakan untuk merekap keluhan

pasien yang ada. Beberapa fasilitas pendukung lain yang dirasa perlu

namun belum tersedia di unit manajemn komplain RSU Kota Tangerang

Selatan diantaranya yakni line telepon khusus menangani keluhan pasien.

Page 109: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

91

Selain itu fasilitas lain yang masih dirasa kurang adalah Ruang

Kerja Manajemen Komplain/ Tim Penanganan Keluhan Pasien. Ruang

Kerja yang terlalu sempit dan hanya cukup untuk 1 (satu) petugas,

sehingga tidak sesuai dengan jumlah tim penanganan komplain yang ada

2 (dua) petugas penanganan komplain Rumah Sakit. Sewaktu- waktu

banyak pasien yang melakukan komplain, maka ruangan tidak dapat

menampung pasien yang komplain. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan

informan sebagai berikut :

“Ruangan ini aja kecil, kalau ada yang komplain tidak terkendali

kalau banyak yang komplain bisa 5-6 orang komplain terkait

permasalahan tertentu.(lebih dari 2 orang harus nunggu)” (Informan A)

“Kalau ruangan ya gini bisa dilihat sendiri, kalau untuk dua

petugas kurang 2 meja kerja dan 2 kursi petugas , tapi biasanya kepala

manajemen komplain sering keliling , mantau yang diluar ”.(Informan B).

Berdasarkan hasil wawancara diatas diketahui bahwa masih

terdapat kendala pada sarana dan prasarana yang dimiliki unit manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan diantaranya adalah ruangan kerja

unit manajemen komplain yang dirasa cukup sempit jika banyak pasien

yang berdatangan untuk komplain. Hal tersebut dapat diatasi oleh petugas

dengan memberikan solusi pasien bergantian saat ingin menyampaikan

keluhan pasien.

Dalam penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan

pihak menajemen komplain juga menjelaskan bahwa belum terdapat

fasilitas seperti keluhan pasien melalui via sms, telepon. Rumah Sakit

menangani keluhan pasien secara langsung dan tertulis, secara langsung

dapat dilakukan dengan pasien langsung mendatangi ruangan manajemen

Page 110: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

92

komplain dan secara tertulis melalui kertas pengaduan komplain pasien.

hal ini dapat dilihat dari pernyataan informan sebagai berikut :

“Pasien bisa langsung datang ke ruangan ini (manajemn

komplain) dan bisa menuliskan di kotak saran yang sudah tersedia. ”

(Infroman A)

“Disini pengaduannya bisa langsung ke manajemen komplain,

nanti kita suruh tu pasien nulis apa keluhanya di kertas kosong, biasanya

juga pasien menuliskan keluhannya di lembar kuesioner di belakangnya

kosong bisa buat nulis saran buat rumah sakit, nah itu kadang dibuat

sebagai tempat menulis keluhan pasien”.(Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa

penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan hanya melalui

pengaduan langsung dan dapat menuliskan keluhannya di kertas. Belum

ada penanganan keluhan pasien via email, SMS, maupun telepon.

Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan manajemen komplain

yang ada di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan berdasarkan

wawancara dan observasi yang dilakukan terdapat 1 (satu) buah kotak

saran di setiap lantai rumah sakit, form kepuasan pasien serta kritik dan

saran untuk rumah sakit dan terdapat satu unit komputer. Namun masih

terdapat beberapa fasilitas yang kurang mendukung seperti tidak

tersedianya alat tulis permanen sebagai alat untuk pengisian form

kepuasan pasien, kritik dan saran rumah sakit, ruang tunggu pasien

komplain yang masih bergabung dengan pasien pelayaan di poli dalam,

sehingga tidak dapat membedakan mana pasien komplain dan mana pasien

yang mengantri di poli pelayanan lainnya, tidak terdapat media yang

mendukung pasien dalam menyampaikan keluhannya kepada rumah sakit

Page 111: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

93

seperti media surat, sms dan telepon, sehingga dapat menyulitkan pasien

dalam melakukan pegaduan.

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sarana telepon

sebenarnya sudah tersedia namun belum di oprasionalkan secara maksimal

hal tersebut dikarenakan nomer CS(Customer Service)yang diberikan

kepada pasien masuk ke telepon UGD dan tidak terdapat operator khusus

yang menyalurkan ke unit manajemen komplain, sehingga beberapa

keluhan pasien tidak tersampaikan ke unit manajemen komplain dan

membuat pasien semakin kesal karena pihak UGD tidak

menyampaikannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka dapat

disimpulkan bahwa Saran dan prasarana dirasa cukup lengkap. Sarana

prasarana yang dimilki unit manajemen komplain dalam menangani

keluhan pasien diantaranya adalah kota saran pengaduan, 1 unit komputer,

printer, ruangan khusus manajemen komplain, from keluhan pasien dan

from survey kepuasan pasien. namun beberapa sarana dan prasarana belum

tersedia seperti telepon, perlengkapan tulis , ruang tunggu pasien komplain

yang masih menjadi satu dengan pasien poli di rumah sakit serta ruangan

pengaduan komplain yang dirasa kurang cukup luas.

4) Mesin

Berdasarkan hasil observasi peneliti diketahui bahwa peralatan

bermesin (teknologi) yang terdapat di ruangan manajemen komplain

yakni 1 (satu) unit komputer. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

dengan petugas manajemen komplain sebagai berikut :

Page 112: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

94

“Ada komputer ada printer, ya ini yang bisa digunakan dan

menjadi fasilitas manajemen komplain”. (Informan A)

“Di ruangan ini paling ya,, ada komputer 1 (satu), printer 1

(satu)”. (Infroman B)

“Ada satu unit komputer di ruangan ya”. (Informan C)

Berdasarkan hasil wawancara kepada salah satu petugas. Diketahui

bahwa komputer digunakan dalam proses penanganan keluhan pasien

ketika akan menginput data keluhan pasien yang masuk setiap harinya

serta digunakan untuk membuat laporan bulanan manajemen komplain.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai

berikut :

“Komputer ini digunakan untuk menyimpan rekap hasil keluhan

pasien dan pembuatan laporan manajemen komplain setiap bulannya”.

(Informan A).

“Komputer ini digunakan untuk input data keluhan dan membuat

laporan manajemen komplain setiap bulannya. Kalau printernya sendiri

ya buat ngeprint aja yang diperlukan untuk di prin sewaktu- waktu”.

(Informan B)

“Untuk merekap data keluhan pasien”. (Informan C)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa

komputer merupakan salah satu fasilitas dan alat yang memiliki fungsi

dalam proses penanganan keluhan pasien. Komputer ini digunakan untuk

menginput data setiap kali ada keluhan yang masuk, selain itu komputer

dapat mempermudah petugas dalam membuat laporan bulanan manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan. Pernyataan tersebut sesuai dengan

hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui bahwa didalam unit

manajemen komplain terdapat satu unit komputer. Adapun komputer

tersebut digunakan untuk perekapan data keluhan pasien yang masuk

Page 113: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

95

dalam bentuk soft copy dan nantinya akan disatukan dalam laporan

bulanan manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan observasi yang

dilakukan peneliti maka dapat disimbulkan bahwa peralatan bermesin yang

digunakan dalam peroses penanganan keluhan pasien di unit manajemen

komplain yakni satu unit komputer. Adapun kegunaan dari komputer

tersebut yakni merekap data keluhan pasien dan pembuatan laporan

bulanan manajemen komplain.

5) Pedoman Teknis

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas penanganan

komplain diketahui bahwa dalam unit penanganan komplain sudah

mempunyai SOP dan TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi), sehingga

dalam menjalankan tugasnya dalam penanganan keluhan pasien petugas

sudah memiliki prosedur serta tugas pokok yang jelas. Hal tersebut dapat

diketahui melalui hasil wawancara sebagai berikut :

“SOP , TUPOKSI ada, di manajemen komplain juga terdapat alur

penanganan komplain. Dulu permasalahan obat itu karena belum

dibentuk Komite Farmasi Rumah Sakit sehingga masih banyak kendala

dalam pengadaan obat di RSU”.(Informan A)

“TUPOKSI didalamnya dijelasin tugas-tugasnya apa aja ,SOP

penanganan keluhan dan ada alur penanganan keluhan. Kalau mau

nangani keluhan yang seperti itu, didengerin keluhannya apa, di kasih

masukan dan informasi, di tanya komplainnya karena apa, ditanganilah

terus diselesaikan permasalahannnya kalau permasalahannya berkaitan

dengan salah satu unit yaa kita langsung ke unit tersebut untuk

konfirmasi”. (Informan B)

“Ada ya, ada SOP, TUPOKSI, dan Alur Penanganan Keluhan,

Semua itu ada di buku panduan manajemen komplain rumah sakit”

(Informan C)

Page 114: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

96

Berdasarkan hasil wawancara serta telaah dokumen yang sudah

dilakukan oleh peneliti pada manajemen komplain RSU dapat diketahui

bahwa manajemen komplain memiliki TUPOKSI (Tugas Pokok dan

Fungsi) dalam Penanganan Keluhan Pasien, SOP (Standar Operasional

Prosedur) serta Alur penanganan komplain dalam menjalankan segala

kegiatan pada penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan.

Hasil wawancara menyebutkan bahwa petugas manajemen

komplain masih melakukan tugas lain diluar dari TUPOKSI (Tugas

Pokok dan Fungsi) yang sudah ditetapkan di Unit Manajemen Komplain.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut :

“Ya biasanya saya juga bantu di pelayanan di depan ya, kalau lagi

ga ada pasien yang komplain”. (Informan B)

“Kadang petugas manajemn komplain ikut membantu di pelayanan

juga”. (Informan C)

Hasil wawancara diatas sesuai dengan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti bahwa sewaktu- waktu jika di butuhkan untuk

membantu di pelayanan administrasi rumah sakit dan saat itu kondisinya

sedang tidak ada pasien yang komplain, maka petugas membantu

pelayanan di bagian administrasi rumah sakit. Dari hasil wawancara dan

observasi tersebut, dapat diketahui bahwa petugas manajemen komplain

melaksanakan tugas lain di luar TUPOKSI petugas manajemen komplain

yang sudah ditetapkan.

Page 115: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

97

Dalam dokumen SOP (Standar Oprasional Prosedur) diketahui

bahwa terdapat beberapa langkah prosedur sebagai acuan petugas dalam

penanganan komplain. Alur penanganan komplain terdiri dari gambaran

bagan yang menunjukan proses penanganan keluhan ketika keluhan

tersebut dapat terselesaikan maupun belum dapat terselesaikan. Berikut

merupakan alur penanganan komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

secara umum yang dilakukan pihak manajemen komplain dalam

menyelesaikan permasalahan/keluhan pasien berdasarkan hasil

wawancara (Bagan 5.3) :

Bagan 5.3 Alur Penanganan Komplain Pasien

(Sumber : Dokumen Alur Penanganan Komplain RSU Kota Tangerang Selatan)

Dalam melakukan penanganan terhadap keluhan pasien, petugas

manajemen komplain menanganinya dengan mengacu pada alur sesuai

dengan sumber komplain pasien.

Komplain

Pasien

Langsung

Pemacahan

masalah

Input Data

(Laporan)

Tidak Langsung

Terpecahkan

Tidak Terpecahkan

Manajemen RS

Kasi Medis, Non Medis

dan Pely. Medis

Page 116: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

98

Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen serta observasi yang

dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan bahwa Pedoman teknis yang

digunakan dalam penanganan keluhan pasien oleh petugas manajemen

komplain yakni TUPOKSI Manajemen Komplain, SOP dan Alur

Penanganan Komplain. TUPOKSI petugas manajemen komplain tidak

membedakan antara tugas kepala unit manajemen komplain dengan

petugas manajemen komplain sehingga beberapa tugas.

E. Process (Proses)

1) Mendengarkan dan Memahami

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pihak Manajemen

Komplain mendengarkan berbagai macam keluhan yang masuk di unit

manajemen komplain yang berasal dari beberapa sumber diantaranya

adalah Sumber Komplain yang berasal dari Walikota, Sumber Komplain

dari Unit Manajemen Komplain, Sumber Komplain dari Unit Pelayanan

di RSU Kota Tangerang Selatan dan Komplain berasal dari Kotak Saran

dan Kotak Pengaduan RSU Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan sebagai berikut :

“Sumbernya bisa melalui pasien langsung yang mengadukan

keluhan secara langsung kepada walikota ketika sedang ada kunjungan,

kemudian walikota menyampaikan kepada Direktur RSU”. (Informan A)

“Sumbernya dari pasien langsung dan kotak saran, yang walikota

itu masyarkat yang mengadukan permasalahanya, nah walikota itu nanti

yang menyampaikan ke direktur rumah sakit, nah nantinya akan

disampaikan ke unit manajemen komplain”. (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui salah satu staff manajemen

komplain, melakukan respon yang berbeda-beda dalam memberikan

Page 117: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

99

penanganan pada pasien yang komplain sesuai dengan skill dan

kemampuan yang dimiliki oleh petugas. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara sebagai berikut :

“Cara nanganinnya berbeda-beda tergantung komplain yang

disampaikan, mungkin cara penanganannya beda tetapi prosedurnya

sama dengan petugas lainnya”.(Informan A)

“Kalau saya pribadi biasanya pasien kalau ada yang komplain

biasanya ya didengerin keluhan pasien tersebut sampai selesai, bersikap

ramah dan empati, menangani pasien kalau ada pasien yang udah emosi

banget tuh, berkomunikasi dengan baik, ngasih informasi ke pasien apa

yang sebenarnya terjadi, sama-sama mencari solusi dan makasih sudah

menyampaikan komplainnya”. (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara dalam menangani keluhan pasien di

unit manajemen komplain saat menyampaikan keluhan petugas dinilai

cukup baik dalam mendengarkan dan memahami keluhan pasien dengan

baik. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan informan

sebagai berikut :

“Baik, sopan seneng pelayanan bagus”(Informan P1)

“Ya didengarkan aja, kata petugasnya nanti akan di sampaikan ke

pihak manajemen rumah sakit, sopan juga si” (Informan P)

“Ia didengarkan dengan baik si, ditanya keluhannya apa / obatnya

apa yang ga ada, baik si mba tanggapannya”(Informan P3)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa

petugas manajemen komplain dalam menangani keluhan pasien

mendengarkan dan memahami dengan baik keluhan yang disampaikan

pasien.

Dalam proses mendengarkan keluhan pasien, petugas tim

penanganan keluhan menerima secara umum jenis keluhan apa saja yang

disampaikan pasien. Unit manajemen komplain bertanggung jawab

Page 118: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

100

dengan semua jenis keluhan baik yang berkaitan dengan Fasilitas Rumah

Sakit, sarana prasarana, pelayanan medis maupun non medis, farmasi,

BPJS, dll. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan :

“Jenis keluhan yag sering disampaikan pelanggan itu terkait

pendaftaran / sms getway, poli dalam, stock obat”.(Informan A)

“Semua keluhan di sampaikan oleh pasien disini masalah apapun

itu, BPJS, berkaitan dengan farmasi stok obat, pelayanan dokter ,

perawat, dll pokoknya semua komplain, baru nanti kita koordinasi ke

unit yang berkaitan masalah tersebut, kalau ga selesai baru disampaikan

secara berjenjang ”. (Informan B)

Kemudian dari hasil wawancara juga dapat diketahui bahwa pihak

manajemen komplain tidak menetapkan berapa waktu lama dalam

menangani keluhan pasien, hal tersebut sesuai dengan pernyataan tugas

sebagai berikut :

“Tidak ada waktu yang diestimasikan untuk mendengarkan keluhan

pelanggan, kalau ada yang kurang kita jelaskan, ada yang tidak faham

kita jelaskan, kita dengarkan saja sampai mereka selesai bicara baru

kita jelaskan”. (Informan A)

“Ga perna ada ditetapin waktu, dilayani sepuasnya aja, sampe

pasien puas dengan jawaban solusi yang diberikan”. (Informan B)

“Tidak, di tetapkan waktunya kami dipersilahkan menyampaikan

keluhan sampe selesai”. (Informan: P1)

“Setau saya ga ada ya kayak gitu”. (Informan: P2)

“Kayaknya si waktu itu, engga deh mba”. (Informan: P3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa

unit Penanganan Keluhan Pasien (Manajemen Komplain) RSU Kota

Tangerang Selatan merupakan gerbang utama pasien dalam

menyampaikan keluhan terkait beberapa permasalahan yang dialami

pasien. Setiap permasalahan yang dikeluhkan pasien pihak manajemen

komplain akan memberikan solusi dengan melakukan koordinasi dan

mencari informasi dengan unit-unit terkait permasalahan yang

Page 119: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

101

disampaikan pasien. Dalam menangani keluhan pasien petugas

manajemen tidak membatasi keluhan permasalahan tertentuyang akan

disampaikan ke manajemen komplain serta tidak membatasi waktu untuk

pasien menyampaikan keluhannya.

Hasil observasi peneliti menunjukan bahwa dalam proses ini cara

petugas manajemen komplain mendengarkan dan memahami keluhan

pasien yakni dengan mempersilakan petugas masuk ke ruang manajemen

komplain dan petugas mempersilahkan pasien untuk menyampaikan

keluhan yang ingin disampaikan (masalah yang dialami). Dalam proses

mendengarkan ini petugas tidak menetapkan waktu untuk mendengarkan

keluhan pasien dalam kata lain petugas tidak membatasi waktu pasien

untuk menyampaikan keluhannya. Setelah mendengarkan keluhan pasien

maka petugas akan memahami keluhan atau masalah pasien.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses mendengarkan dan

memahami keluhan pasien petugas mendengarkan dan memahami

keluhan pelanggan dengan baik, yakni dengan mempersilakan petugas

masuk ke ruang manajemen komplain dan petugas mempersilahkan

pasien untuk menyampaikan keluhan yang ingin disampaikan dengan

tidak menetapkan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien.

Unit manajemen komplain menerima semua bentuk keluhan yang

masuk dan merespon keluhan tersebut dengan berbeda-beda sesuai

dengan skill yang dimiliki petugas. Sehingga tidak dapat dipungkiri

Page 120: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

102

terdapat perbedaan waktu penanganannya dan perbedaan cara pemberian

informasi yang disampaikannya.

Petugas tidak membatasi waktu pasien untuk menyampaikan

keluhannya. Adapun jenis keluhan yang banyak disampaikan oleh pasien

adalah Pendaftaran, SMS Get Way, Pasien poli dalam dibatasi, stock obat

kosong , BPJS, Pelayanan dokter dan perawat.

2) Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

Dalam melakukan penanganan keluhan pasien, pihak unit

manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan melakukan

klarifikasi permasalahan terhadap pasien yang komplain, namun

berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa tahap klarifikasi tidak

dilakukan disetiap komplain yang masuk, hal tersebut sesuai dengan

pernyataan informan berikut :

“Kita lakukan klarifikasi dan penjelasan terkait permasalahan

yang dikeluhkan tersebut. Kebanyakan pasien yang datang dengan

marah- marah itu yang perlu dilakukan klarifikasi. Tidak semua pasien

yang komplain perlu dilakukan klarifikasi, setiap pasien yang komplain

yang datang dengan marah- marah baru kita lakukan klarifikasi.

(Informan A)

“Biasanya memang kita klarifikasi masalahnya apa, tapi kalau

sudah jelas langsung aja ditangani” (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa

tahapan klarifikasi dalam proses penanganan keluhan pasien tidak selalu

dilakukan petugas. hal tersebut dilakukan pada saat situasi tertentu,

seperti ketika pasien sedang marah- marah atau pasien sudah terlanjur

emosi.

Page 121: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

103

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui pasien juga

menyebutkan bahwa klarifikasi dan penyamaan persepsi dilakukan

petugas manajemen komplain ketika pasien sudah menyampaikan

keluhannya kepada pihak manajemen komplain rumah sakit. Pihak

rumah sakit kemudian mencari tahu lebih lanjut dengan menanyakan

permasalahan apa yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut sesuai dengan

hasil wawancara yang disampaikan informan (pasien) penelitian sebagai

berikut :

“Penyamaan persepsi biasa dilakukan dengan melakukan

penjelasan lebih lanjut terkait permasalahan yang terjadi”. (Informan A)

“Biasanya kita tanya masalahnya apa dan apa yang menjadi

masalah, dengerin aja keluhan yang disampaikan pasien” (Informan B)

“Ia pas ibu sudah menceritakan keluhan ibu waktu itu” (Informan:

P1)

“Ia waktu itu petugas mengklarifikasi juga biar ga salah tangkep”

(Informan: P2)

“Ia waktu itu ditanyakan kembali, setelah saya jelasin”.

(Informan: P3)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien diketahui bahwa

petugas manajemen komplain dalam menangani keluhan stok obat

kosong melakukan klarifikasi dan menyamakan persepsi dengan pasien

yang menyampaikan keluhan. Dari proses tersebut maka informasi yang

ditangkap oleh manajemen komplain sesuai dengan permasalahan yang

terjadi sehingga solusi yang nantinya akan di berikan petugas dapat

sesuai dengan permasalahan komplain.

Hasil wawancara tersebut sesuai dengan hasil observasi yang

dilakukan oleh penliti yakni dalam proses ini merupakan cara petugas

mengetahui permasalahan pasien dan menyatakannya kembali kepada

Page 122: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

104

pasien apakah masalah yang dihadapi pasien sesuai dengan yang

dipahami oleh petugas manajemen komplain. hal tersebut dilakukan agar

persepsi antara pasien dan petugas penanganan keluhan sesuai.

Dari hasil penelitian, baik dari hasil observasi maupun wawancara

maka dapat disimpulkan bahwa proses penanganan keluhan pada

tahapan klarifikasi dan penyamaan persepsi tidak memiliki kendala atau

permasalahan. Proses klarifikasi dan penyamaan persepsi dilakukan

dengan baik yakni dengan cara menanyakan kembali apakah infromasi

yang ditangkap petugas sesuai dengan maksud permasalahan pasien di

rumah sakit. Adanya proses klarifikasi dalam penanganan keluhan maka

dapat menjadikan informasi yang ditangkap petugas manajemen

komplain sesuai dengan permasalahan yang dialami atau dirasakan oleh

pasien. Sehingga selanjutnya akan dapat membantu mencarikan solusi

yang tepat untuk permasalahan tersebut.

3) Penjelasan dan Permohonan Maaf

Dalam memberikan penjelasan terkait masalah (komplain) stok

obat kosong. Petugas manajemen komplain melakukan koordinasi

terlebih dahulu dengan unit farmasi dalam hal ini apotik maupun petugas

gudang farmasi. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi

yang benar kepada pasien sesuai dengan permasalahan yang dikeluhkan.

Hal terebut sesuai dengan hasil wawancara informan sebagai berikut :

“Melakukan, kita berkoordinasi dengan unit farmasi yakni apotek

dan petugas gudang farmasi saat itu, kalau ada komplain kita

berkoordinasi dengan unit yang berkaitan dengan masalah yang

dikeluhkan pasien”.(Informan A)

Page 123: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

105

“,,,kemudian kita berkoordinasi dengan unit yang bersangkutan

dengan masalah tersebut untuk mencari tau dan memberikan informasi

dan solusi ke pasien”. (Informan B).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk

memberikan penjelasan yang tepat kepada pasien maka petugas

manajemen komplain melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan unit

yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini petugas

manajemen komplain melakukan koordinasi untuk mencari informasi

yang akurat dari unit instalasi farmasi rumah sakit diantaraya yakni

apotek dan gudang farmasi rumah sakit. Hasil wawancara sesuai dengan

hasil observasi yang dilakukan peneliti yakni menunjukan bahwa untuk

proses penjelasan petugas manajemen komplain biasanya terlebih dahulu

melakukan koordinasi dengan unit terkait permasalahan komplain yang

disampaikan pasien untuk mencari tau informasi akurat.

Koordinasi dilakukan untuk memberikan penjelasan dengan

informasi yang benar kepada pasien sesuai dengan kendala yang memang

terjadi di unit yang bersangkutan, dalam hal ini untuk mengetahui alasan

dan informasi mengenai stok obat kosong di apotek rumah sakit. Setelah

melakukan koordinasi dan memberikan penjelasan kepada pasien yang

komplain petugas juga menyampaikan permohonan maaf kepada pasien

jika memang permasalahan komplain tersebut memang menyangkut

kelemahan petugas maupun rumah sakit.

Namun berdasarkan hasil wawancara petugas menyebutkan bahwa

permohonan maaf tidak disampaikan disetiap komplain pasien. Namun di

sampaikan pada permasalahan komplain tertentu. Hasil wawancara

dengan tiga pasien diketahui bahwa sejauh ini dirasa penjelasan

Page 124: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

106

informasi terkait permasalahan (komplain) sudah cukup jelas.

Selanjutnya penjelasan itu dapat dicek dengan cara menanyakan ulang

kepada pasien apakah sudah mengerti dan paham dengan penjelasan yang

disampaikan oleh petugas manajemen komplain. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan informan sebagai berikut :

“Menurut saya sudah cukup ya, sekiranya pasien tau dan mengerti.

Ketika kita memberikan solusi itu kita tanya kepada pasien sudah

mengertikan dengan masalah yang terjadi dan solusinya”.(Informan A)

“biasanya kita tanyakan pada pasien, sudah mengerti atau

belum”.(Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penjelasan

informasi yang disampaikan petugas manajemen komplain sudah baik

dan sopan. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara informan sebagai

berikut :

“Sudah jelas ya. Memang saat itu obat di apotik memang sedang

kosong dan saya disuruh sabar menunggu obat itu ada.” (Informan: P1

“Sudah jelas si menurut saya ya, cuma kurang tau aja kenapa

obatnya bisa kosong, dan ga dijelasin alasannya”. (Informan: P3)

Hasil wawancara dengan pasien juga menyebutkan bahwa tidak

ada perbedaan penjelasan yang diberikan petugas antar petugas yang

masih baru atau senior. Hal tersebut sesuai dengan wawancara berikut :

“Sama aja ya nanganinya, cukup jelas semuanya. Kebetulan saya

komplain sudah 3 kali di sana. Dan penanganan lumayan lah”.

(Informan: P1)

“Sama aja kayaknya mba”. (Informan: P2)

“Kurang tau ya perbedaannya mungkin sama aja, soalnya ga

pernah sama yang petugas satunya. Pernanya yg ibu- ibu”. (Informan:

P3)

Page 125: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

107

Pada tahap ini juga menjelaskan bahwa salah satu proses

penanganan keluhan yakni melakukan permohonan maaf. Namun,

berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa permohonan maaf tidak

selalu dilakukan petugas dalam menangani keluhan pasien, dari hasil

wawancara diketahui bahwa permohonan maaf dilakukan pada komplain-

komplain tertentuatas situasi yang terjadi. Hal tersebeut sesuai dengan

hasil wawancara sebagai berikut :

“Permohonan maaf biasanya saya lakukan jika hal tersebut tidak

berkenan oleh pasien, biasanya kita berikan solusi terlebih dahulu baru

permohonan maaf. Permohonanan maaf dilakukan pada komplain

tertentu, yang mana itu menyangkut tentang kelemahan kita.”(Informan

A)

“Kebanyakan si kita meminta maaf atas permasalahan yang

terjadi”. (Informan B).

Berdasarkan hasil wawanacara dengan pasien komplain, sebagian

besar informan menyebutkan bahwa petugas manajemen komplain

menyampaikan permohonan maafnya dalam kasus komplain stok obat

kosong. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut :

“Ia saat itu petugas minta maaf kepada saya” (Informan: P1)

“Ia menyampaikan permohonan maaf juga si” (Informan: P2)

“Minta maaf waktu itu”(Informan: P3)

Berdasarkan hasil observasi peneliti mengetahui bahwa untuk

proses penjelasan petugas manajemen komplain biasanya terlebih dahulu

melakukan koordinasi dengan unit terkait permasalahan komplain yang

disampaikan pasien untuk mencari tau informasi akurat. Hal tersebut

dilakukan untuk memberikan penjelasan dengan informasi yang benar

kepada pasien sesuai dengan kendala yang memang terjadi di unit yang

Page 126: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

108

bersangkutan, dalam hal ini untuk mengetahui alasan dan informasi

mengenai stok obat kosong di apotek rumah sakit. Setelah melakukan

koordinasi dan memberikan penjelasan kepada pasien yg komplain

petugas juga menyampaikan permohonan maaf kepada pasien jika

memang permasalahan komplain tersebut memang menyangkut

kelemahan petugas maupun rumah sakit.

Dari hasil penelitian baik dari hasil observasi maupun wawancara

maka dapat disimpulkan bahwa proses penanganan keluhan pada tahapan

penjelasan dan permohonan maaf tidak memiliki kendala atau

permasalahan. Hasil menyebutkan bahwa penjelasan yang diberikan

pasien dirasa sudah baik dan jelas, sehingga mudah dimengerti oleh

pasien. Selain itu sebagian besar informan menyatakan bahwa

permohonan maaf disampaikan petugas manajemen komplain jika terkait

tentang stok obat kosong.

4) Solusi dan Taking Action

Berdasarkan hasil observasi peneliti memperlihatkan bahwa dalam

menyelesaikan permasalahan/komplain petugas manajemen komplain

memberikan solusi berdasarkan informasi, setelah petugas melakukan

koordinasi dengan unit terkait komplain pasien yakni stok obat kosong.

Hasil wawancara terhadap informan diketahui bahwa dari beberapa

komplain/ permasalahan yang sekiranya dapat diselesaikan saat itu juga

maka pihak manajemen komplain akan melakukan koordinasi dengan

cara mencaritahu permasalahan dengan unit yang bersangkutan dengan

komplain pasien tersebut. sehingga pada hari itu juga pasien dapat diberi

Page 127: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

109

penjelasan dan mendapatkan solusi dari permaslahan tersebut. hal ini

sesuai dengan pernyataan berikut :

“Kita lakukan koordinasi dengan unit yang bersangkutan untuk

mengetahui informasi. Setelah mengetahui permasalahannya baru kita

memberikan solusi”. (Infroman A)

“Lihat dulu masalahnya apa, kemudian kita berkoordinasi dengan

unit yang bersangkutan dengan masalah tersebut untuk mencari tau dan

memberikan solusi ke pasien”. (Infroman B)

Dalam memberikan solusi pihak manajemen komplain rumah sakit

tidak menawarkan solusi yang dianggap sulit untuk dilakukan, melainkan

lebih kepada memberikan solusi kepada pasien yang komplain

disesuaikan dengan permasalahan komplain yang disampaikan. Salah

satu contohnya ketika obat kosong pasien menginginkan hari itu juga

harus ada, walaupun saat itu kondisinya obat tidak tersedia dan harus

menunggu beberapa waktu lagi. Beberapa pasien menilai bahwa solusi

tersebut tidak sesuai dengan apa yang di harapkan pasien. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara dengan pasien sebagai berikut :

“saat itu tidak banyak solusinya . Ya saya di kasi copy resep,

Cuman saya bpjs saya kan sudah bayar, ya agak kesel juga. Kenapa

malah yang BPJS yang diterlantarkan”. seharusnya mereka memberikan

solusi ya, kan disitu ada petugas BPJS ” (Informan: P1)

“tidak di tawarkan solusi, Cuma suruh datang lagi ke rumah sakit

kali aja obatnya sudah ada. Disuruh beli di apotek lain. Cuma kita ya ga

maukarena pakek BPJS. Solusinya ya cuma itu aja kalau nanti ada

obatnya akan dihubungi”. (Informan P2)

“Cuma dikasih tau aja kalau obatnya ga ada, sama suruh nunggu

aja kalau nanti ada obatnya baru dihubungi” (Informan P3)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diketahui sebagian

besar infroman menyatakan bahwa bahwa petugas tidak menanyakan /

menawarkan solusi yang diinginkan pasien karena pihak manajemen

Page 128: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

110

komplain mempunyai konsep bahwa solusi sifatnya diberikan kepada

pasien bukan ditawarkan.

Sebagian besar informan menyatakan bahwa solusi yang diberikan

tidak sesuai dengan harapan pasien, sehingga pasien merasa kurang puas

dengan solusi yang diberikan pihak manajemen komplain. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara dengan informan sebagai berikut :

“sebenarnya kurang puas juga dengan solusi yang diberikan, tapi

ya gimana lagi” (Informan P1)

“Ya harusnya obatnya ya harus disediakan untuk kita yang

memang butuh. seharusnya kalau ada keluhan di rumah sakit itu harus

ditangani dengan baik, obat habis kita bisa dihubungi lagi kalau sudah

ada, ya begitu si menurut saya”(Informan P2).

Berdasarkan hasil wawancara juga menyebutkan bahwa pihak

manajemen komplain juga menjelaskan ketika permasalahan/komplain

tersebut tidak dapat langsung teratasi maka akan disalurkan ke atas dalam

kata lain akan disampaikan berjenjang kepada pihak penanggung jawab

yakni Kepala Sie. Pelayanan Medis atau Kepala Sie. Pelayanan Non

Medis sesuai dengan pernyataan berikut :

“tapi kalau sekiranya masalahnya rumit/genting , sukar

terselesaikan maka dilaporkan secara berjenjang kepada atasan bisa

melaui Kepala Sie. Pelayanan Medis atau Kepala Sie. Pelayanan Non

Medis tergantung permasalahannya”. (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui

bahwa penyelesaian masalah dan pemberian solusi untuk

permasalahan/komplain yang disampaikan pasien, disesuaikan dengan

permasalahan itu sendiri, pada tahap awal pihak manajemen komplain

akan berkoordinasi dengan unit terkait dengan mencari infomasi dan

Page 129: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

111

solusi untuk permasalahan tersebut, namun apabila permasalahan

tersebut tidak dapat diselesaikan pada saat itu juga maka akan

disampaikan/dilaporkan secara berjenjang untuk dibahas mengenai solusi

dari permasalahan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien komplain menyatakan

bahwa tindakan penanganan yang dilakukan manajemen komplain dalam

menangani keluhan pasien dinilai cepat. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara sebagai berikut :

“Cepat si, keluhan saya langsung dicatat dan saya langsung

tandatangani” (Informan: P1).

“Cepet si langsung suruh masuk ruangan langsung ditangani, saya

langsung mencatat keluhan saya dan penjelasannya juga mudah

dipahami” (Informan: P3)

Berdasarkan hasil telaah dokumen yang dilakukan peneliti

diketahui bahwa Solusi dan tindak lanjut yang dilakukan

terdokumentasikan dalam laporan bulanan manajemen komplain. Dalam

laporan bulanan manajemen komplain tersebut terlihat bahwa setiap

komplain (permasalahan) yang dikeluhkan oleh pasien di tindak lanjuti

oleh petugas manajemen komplain.

Hasil observasi peneliti menunjukan bahwa petugas manajemen

komplain rumah sakit juga menerima semua bentuk keluhan. Baik

komplain yang bersifat langsung maupun tertulis atau melalui kotak

saran. Dari dua bentuk keluhan tidak ada proses penanganan berbeda

dalam penanganan petugas. Selain memberikan solusi kepada pasien,

pihak manajemen komplain selanjutnya akan melakukan tindakan lebih

lanjut dengan beberapa keluhan yang sudah masuk di dokumentasi

Page 130: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

112

manajemen komplain. Keluhan pasien ke unit manajemen komplain

bersifat insidental, artinya keluhan tersebut bersifat sewaktu- waktu dan

tidak setiap hari. Oleh karenanya pencatatan laporan keluhan pasien

diakumulasi setiap 1 (satu) bulan sekali.

Hasil laporan atau keluhan pasien dapat diketahui melalui kotak

saran/pengaduan dimana dan banyak juga dari pasien yang

menyampaikannya secara langsung ke manajemen komplain, namun

beberapa pasien yang menyampaikannya secara langsung kepada pihak

manajemen komplain pasien tidak bersedia menuliskan bentuk

pengaduannya, sehingga beberapa keluhan yang disampaikan secara

langsung oleh pasien tidak semuanya tercatat karena berkaitan dengan

bersedia atau tidaknya pasien tersebut menulis pangaduan. Hal tersebut

sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut :

“kita mengumpulkan kertas pengaduan/keluhan pasien itu dari

kotak saran, beberapa pasien yang datang langsung ke ruangan

manajemen komplain biasanya setelah menyampaikan keluhannya

beberapa ada yang mau nulis keluhannya dan ada juga yang tidak mau,

mungkin takut kali ya,,, jadi yang terlaporkan yang tertulis saja“.

(Informan B)

Dengan adanya peyampaian keluhan pasien maka pihak RSU dapat

mengetahui kekurangannya dalam memberikan pelayanan pada publik,

selain itu keluhan pasien dapat dijadikan bahan evaluasi dan menciptakan

koordinasi yang baik dengan unit yang berkaitan dengan keluhan

tersebut.

“Bisa dikatakan Laporan Bulanan itu menjadi bahan Evaluasi atau

perbaikan selanjutnya”.(Informan A)

Page 131: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

113

“ Adanya keluhan itu bisa juga dijadikan evaluasi buat rumah sakit

, dan sebagai bahan masukan, tolak ukur agar baik lagi kedepannya,

kalau menurut saya“. (Informan B)

Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa data untuk

mengumpulkan dan merekap data keluhan pasien dapat dilakukan dengan

cara penyimpan data keluhan pasien tersebut, jika terjadi keluhan

langsung petugas/tim penanganan keluhan meminta agar pasien

menuliskan keluhan yang disampaikan kepada petugas tersebut sehingga

nantinya dapat menjadi bukti secara tertulis dalam laporan bulanan

manajemen komplain.

Hasil Laporan Bulanan manajemen komplain nantinya akan di

serahkan kepada Kepala Sie Pelayanan Non Medis RSU Kota Tangerang

Selatan. Pembahasan keluhan juga dilakukan sebagai bentuk masukan

bagi rumah sakit, tolak ukur serta sebagai bahan evaluasi agar lebih baik

kedepannya.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa pendokumentasian berkas

atau laporan keluhan pasien dilakukan dengan cara pencatatan, perekapan

dan penyimpanan dokumen atau lembar pengaduan keluhan pasien di

rekap dalam 1 (satu) bulan sekali dalam laporan bulanan manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan. Dokumen disimpan dalam

bentuk softcopy dan hardcopy. Sesuai dengan pernyataan informan

berikut :

“Kita catat keluhan yang masuk, setelah itu petugas manajemen

komplain nanti membuat laporan manajemen komplainnya. Dan itu

dilakukan setiap bulan” (Informan A)

“Biasanya kalau ada komplain dikasih from keluhan atau kertas

kosong dulu, suruh tulis pasiennya , lalu kita rekap ke laporan bulanan

manajemen komplain. Kita juga simpen yang softcopy dan hardcopynya

Page 132: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

114

juga tuh. Untuk evaluasinya sebenarnya sudah dijadwalkan setiap satu

bulan sekali oleh pihak manajemn rumah sakit (pihak ka.sie medis,

namun untuk pelaksanaanya sewaktu- waktu ketika ditentukan oleh (Ka.

Sie medis)”.Informan B)

“kita ada ya laporan bulanannya, jadi evaluasinya dilihat dari

laporan itu” (Informan C)

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa peyimpanan

berkas keluhan pasien dilakukan dengan cara disimpan dalam bentuk

softcopy pada file komputer dan hardcopy pada laporan bulanan

manajemen komplain. Proses menjaga privasi pasien dilakukan oleh unit

manajemen komplain yakni dengan tidak menyebarluaskan keluhan

pasien dan memberikan fasilitas ruangan tertutup untuk pasien yang

ingin menyampaikan keluhannya agar pasien tersebut dapat merasa

nyaman dan keluhannya dapat disampaikan secara gamblang karena

tidak dapat dilihat oleh banyak orang atau petugas lain selain petugas

manajemen komplain.

Berdasarkan hasil wawancara, telaah dokumen dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa pemberian solusi

untuk permasalahan/komplain yang disampaikan pasien, disesuaikan

dengan permasalahan itu sendiri, pada tahap awal pihak manajemen

komplain akan berkoordinasi dengan unit terkait dengan mencari

infomasi dan solusi untuk permasalahan tersebut. Namun, apabila

permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan maka akan

disampaikan/dilaporkan secara berjenjang kepada pihak manajemen

rumah sakit atau direktur. Sebagain besar informan menyebutkan bahwa

petugas manajemen komplain tidak menawarkan solusi kepada pasien

melainkan petugas memberikan solusi sesuai dengan permasalahan yang

Page 133: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

115

terjadi. Sehingga dalam hal ini masih pasien mengeluh solusi yang

diberikan petugas tidak sesuai dengan harapan pasien.

Tahap evaluasi juga dilakukan unit manajemen komplain dengan

dijadwalkan satu bulan sekali, namun untuk pelaksanannya evaluasi tidak

selalu dilakukan dalam satu bulan sekali melainkan disesuaikan dengan

kondisi komplain itu sendiri. Evaluasi penanganan komplain dilakukan

dengan mengacu pada laporan manajemen komplain yang dibuat setiap

bulannya oleh petugas manajemen komplain.

5) Follow Up

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas manajemen

komplain diketahui bahwa tahapan Follow Up dalam penanganan

keluhan di RSU Kota Tangerang Selatan tidak dilakukan disemua kasus

atau permasalahan komplain yang disampaikan pasien. Berdasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa komplain yang nantinya akan dilakukan

Follow Up oleh petugas manajemen komplain rumah sakit adalah kasus-

kasus tertentu seperti kasus yang berhubungan dengan tuntutan medis.

Untuk beberapa kasus komplain yang sudah ditangani maka pihak

manajemen komplain tidak malakukan follow up kepada pasien. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara berikut :

“Follow Up dilakukan pada pasien tertentu yang sudah terjadi

tuntutan medis, Mencatat nama, No. RM, tanggal lahir atau nomer

telepon pasienjika ada. Kasus yang tidak kita follow up itu kasus yang

sudah kita tangani “.(informan A)

“Ada untuk kasus besar tertentu, di datangi ke rumah pasien

apabila diperlukan atau dapat melalui telepon”. (Informan B).

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan pasien

diketahui bahwa petugas tidak melakukan follow up untuk memberikan

Page 134: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

116

informasi jika obat yang dibutuhkan pasien sudah tersedia di apotek. Hal

tersebut sesuai dengan wawancara infoman berikut :

“Tidak, bukan mereka yang nelpon saya, tapi saya yang telepon

apotiknya untuk menanyakan obatnya”(Informan: P1)

“Petugasnya bilang kalau obatnya sudah ada, bilang mau

dihubungin. Tapi nyatanya ga ada kabar lagi dari rumah

sakit”(Informan P2)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti diketahui

bahwa satu hal yang menjadi kendala mengapa petugas manajemen

komplain tidak melakukan Follow Up atau menelepon pasien

dikarenakan di dalam ruangan unit manajemen komplain tidak

tersediatelepon umum yang disediakan khusus untuk menangani keluhan

pasien.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan petugas

manajemen komplain yang menyatakan bahwa petugas menghubungi

beberapa pasien yang pernah komplain di manajemen komplain dengan

menggunakan telepon/ hp pribadi petugas manajemen komplain dan

kendala lain yang dapat mengakibatkan petugas manajemen komplain

tidak melakukan follow up atau menghubungi pasien yakni dikarenakan

ketika pasien di telepon oleh petugas nomer pasien komplain tidak aktif

atau tidak diangkat. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan sebagi berikut :

“untuk masalah stok obat kosong terkadang kita follow up/

menghubungi pasien jika obat sudah tersedia. Menggunakan Hp pribadi

saya, cuma kadang nomernya udah ga aktif, pernah juga ga diangkat

sama pasiennya”. (Informan B)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh

peneliti maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses penanganan

Page 135: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

117

komplain tahap Follow Up tidak selalu dilakukan oleh petugas

manajemen komplain. Follow Up dilakukan pada kasus-kasus tertentu

yang belum terselesaikan. Dalam kasus komplain stok obat kosong masih

terdapat kekurangan yakni sebagian besar informan menyatakan bahwa

petugas tidak melakukan follow up pada keluhan stok obat kosong.

Berdasarkan hasil penelitihan hal tersebut dapat terjadi karena adanya

beberapa kendala seperti tidak tersedianya telepon umum khusus

penanganan keluhan pasien di ruangan manajemen komplain, ketika di

telepon oleh petugas telepon pasien tidak aktif atau telepon di jawab

oleh pasien. Dengan kekurangan tersebut makaakan menjadi salah satu

kendala dalam proses penanganan keluhan pasien di rumah sakit.

F. Output (Keluaran)

1) Tertanganinya Keluhan Pasien Di Unit Istalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa kasus keluhan yang

disampaikan pasien ke bagian manajemen komplain masih dapat teratasi

dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan informan sebagai

berikut :

“Sejauh ini bisa diselesaikan komplainnya “. (Informan A)

“Alhamdulillah, sejauh ini komplain-komplain yang masuk dapat

diselesaikan dengan baik”. (Informan B)

“ semenjak ada manajemen komplain di rumah sakit, sejauh ini si

komplainnya dapat diatasi ya”. (Informan C)

Page 136: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

118

Staff menajemen komplain juga menjelaskan bahwa sempat terjadi

kasus komplain yang akhirnya harus disampaikan langsung kepada

direktur salah satunya adalah masalah pasien yang dibatasi di Unit Poli

Dalam dan masalah stok obat kosong di RSU. Namun, untuk

permasalahan stok obat kosong di Rumh Sakit pihak menajemen

komplain menjelaskan bahwa telah dilakukan penanganan keluhan

dengan membentuk Komite Farmasi Rumah Sakit atau yang biasa

disingkat KFRS pada bulan juni 2016. Hal tersebut sesuai hasil

wawancara dengan petugas penanganan keluhan sebagai berikut :

“Poli dalam ya yang saat ini masih belum ada solusinya, karena ya

memang belum di tambah tenaga dokternya khusus di unit poli dalam,

namun untuk permasalahan stok obat kosong sudah mulai berkurang.

Karena sejak bulan Juni sudah dibentuk Komite Farmasi Rumah Sakit

(KFRS)”. (Informan A)

“Poli dalam di batasi dan stok obat kosong itu salah satu keluhan

yang akhirnya disampaikan ke kepala bidang Yan Med (Pelayanan

Medis)”. (Informan B)

Penanganan Keluhan dapat langsung tertangani dengan

mendengarkan pasien menyampaikan keluhan dengan bersikap ramah

dan empati, dan selanjutnya mencari jalan keluar/solusi bersama dengan

melakukan koordinasi dengan unit pelayanan tertentu yang berkaitan

dengan masalah/ keluhan yang disampaikan pasien. Hal tersebut sesuai

dengan peryataan berikut :

“,,,,,,untuk penanganan keluhan, kalau saya pribadi biasanya

pasien kalau ada yang komplain ya di dengerin keluan pasien tersebut

sampai selesai, bersikap ramah dan empati, menanggapi pasien kalau

ada pasien yang udah emosi banget tuh, berkomunikasi dengan baik,

ngasih informasi ke pasien apa yang sebenrnya terjadi, sama-sama

Page 137: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

119

mencari solusi dan makasih sudah menyampaikan komplainnya”.

(Informan B)

Petugas Tim Penanganan Keluhan Pasien akan melakukan

koordinasi dengan unit-unit tertentu yang berkaitan dengan permasalahan

atau keluhan yang disampaikan oleh pasien untuk mencari solusi dan

menyelesaikan masalah/ komplain tersebut. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan berikut:

“kita melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk mencari tau

informasi dari permasalahannya itu”. (Informan A)

“lihat dulu masalahnya apa, kemudian kita berkoordinasi dengan

unit yang bersangkutan dengan masalah tersebut untuk mencari tau dan

memberikan solusi ke pasien”. (Informan B)

Dari hasil analisis penelitian, dalam melakukan wawancara

mendalam dengan petugas Tim Penanganan Pasien RSU Kota Tangerang

Selatan, pihaknya meyebutkan bahwa hampir tidak ada keluhan pasien

yang tidak dapat diatasi oleh manajemen komplain pada tahun 2015,

namun memang ada beberapa keluhan yang harus disampaikan kepada

pihak Direktur untuk mencari solusi dan mengatasinya salah satunya

adalah masalah poli dalam yang dibatasi untuk pasien dan stok obat

kosong.

Bedasarkan hasil rekap Laporan Bulanan Manajemen Komplain

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2015

tercatat Pengaduan/Komplain pasien yang paling banyak disampaikan

kepada petugas Penaganan keluhan RSU yakni sebagai berikut :

Page 138: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

120

Tabel. 5.3 Rekap Laporan Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang pada Tahun 2015

No. Bentuk Komplain Jumlah

Komplain

%

1. Belum ada beda digestive 1 1, 02 %

2. Cidera saat pertolongan persalinana

normal

1 1, 02 %

3. Informasi pelayanan publik 8 8,16 %

4. Prosedur pasien jaminana e- KPT 4 4,08 %

5. Ruang Perawatan bedah yang masih

terbatas

2 2,04 %

6. Resep obat yang di resepkan dokter tidak

tersedia di apotik

2 2,04 %

7. Stock obat yang kosong 19 19,39 %

8. Prosedur BPJS 3 3,06 %

9. Tidak ada uang untuk biaya perawatan 2 2,04 %

10. Jam praktek dokter yang tidak sesuai 9 9,18 %

11. Pelayanan pendaftaran rawat jalan lama 8 8,16 %

12. Pendaftaran rawat jalan tidk sesuai

dengan nomor antrian

4 4,08 %

13. Alur dan prosedur pendaftaran 4 4,08 %

14. Prosedur penerimaan pasien 2 2,04 %

15. Petugas kurang teliti dalam mengaktifkan

BPJS

1 1, 02 %

Page 139: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

121

16. PMKS (Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial)

3 3,06 %

17. Fasilitas tempat duduk 1 1, 02 %

18. Fasilitas Parkir 1 1, 02 %

19. Masa kadaluarsa obat 1 bulan hampir

exparied

1 1, 02 %

20. Antrian sms get way 3 3,06 %

21. Status pasien belum ada di poli 2 2,04 %

22. Pasien poli dalam dibatasi 17 17,35 %

Total 98 100%

Berdasarkan hasil rekap laporan bulanan Manajemen Komplain

yakni terhitung dari bulan Januari, Februari, Maret, April, Juni,

September, Oktober, November, dan Desember tahun 2015 diketahui

bahwa diantaran jenis masalah /Komplain pasien yang banyak di

sampaikan yang paling banyak adalah komplain pasien mengenai stock

obat yang kosong yakni dengan total komplain 19 buah dengan dengan

persentase keluhan sebanyak 19,39%.

Adapun Rekap data keluhan pasien dalam laporan bulanan

manajemen komplain yang terhitung dari bulan januari sampai dengan

bulan juli pada tahun 2016 , sebagai berikut :

Page 140: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

122

Tabel 5.4 Rekap Komplain Manajemen Komplain dari bulan

Januari s/d Juli 2016

No.

Bentuk Komplain

Jumlah

Komplain

%

1. SMS Get Way tidak ada balasan 12 17,39%

2. Stok Obat Kosong 17 24,63%

3. Jadwal Pelayanan Dokter 4 5,79%

4. Poli dalam dibatasi (tidak

kebagian No. Antrian)

30 43,47%

5. Rujukan BPJS 2 2,89%

6. Dokter Poli dalam telat praktek 2 2,89%

7. Tidak puas dengan pelayanan

Rumah Sakit

2 2,89%

Total Komplain 69 100%

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa jumlah tiga bentuk

komplain terbanyak yang sering di sampaikan oleh pasien terhitung dari

bulan januari sampai dengan bulam juli tahun 2016 adalah Poli dalam

dibatasi (tidak kebagian No. Antrian), Stok Obat Kosong dan SMS Get

Way tidak ada balasan.

Page 141: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

123

BAB VI

PEMBAHASAN

1. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penlitian yang dialami peneliti dalam melaksanakan penelitian

diantaranya sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam dilakukan pada saat jam kerja pegawai,

sehingga peneliti tidak mempunyai banyak waktu untuk secara lebih

mendalam mengali infomasi yang lebih banyak.

2. Suasana yang kurang kondusif dikarenakan ruang yang digunakan

untuk melakukan wawancara dengan informan yakni di ruang kerja

pegawai, dimana didalamnya terdapat beberapa pegawai lain yang

bekerja dan melakukan interaksi sehingga suasanya sedikit bising.

Biasanya Informasi yang kemungkinan terjadi adalah kesalahan atau

kurang tepatnya informan menangkap pertanyaan yang disampaikan

oleh peneliti sehingga dapat mengakibatkan kurang tepatnya jawaban

informan.

3. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan perencanaan SDM dan

pengukuran beban kerja di Unit Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang Sealatan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu

penelitian.

Page 142: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

124

A. Input (Masukan)

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

1. Kuantitas

Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perlu dikelolah

secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kuantitas

(jumlah) pegawai dengan tuntutan tugas dan kemampuan organisasi

perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kuncii utama

perusahaan mencapai perkembangan yang produktif.

Proses penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan dilakukan dan difokuskan pada satu unit yakni unit

manajemen komplain. Hal tersebut sesuai dengan Surat Perintah

Tugas Direktur Nomor 188.4/3177-TU/2015 RSU Kota Tangerang

Selatan yang telah membentuk Tim Penanganan Komplain Pasien.

Manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan merupakan

gerbang utama dalam menerima dan memangani segala bentuk

keluhan dari tiap unit pelayanan yang ada di rumah sakit sesuai

dengan dibentuknya unit manajemen komplain di RSU Kota

Tangerang Selatan.

Bedasarkan penelitian yang dilakukan diketahui bahwa

keterlibatan petugas dalam melakukan penanganan komplain di RSU

Kota Tangerang Selatan tersebut terdiri dari dua staf yakni staf yang

menjabat sebagai petugas penanganan komplain dan satu staff lainnya

sebagai Kepala Unit Manajemen Komplain.

Page 143: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

125

Proses penangaan keluhan yang melibatkan 2 (dua) staff

tersebut dirasa tidak menjadi suatu kendala dalam pennaganan

keluhan pasien di rumah sakit. Hal tersebut dikarnakan sejauh ini

petugas manajemen komplain RSU dapat menjalankan tugas pokok

dan fungsinya dengan baik dan sesuai dengan wewennag dan tangung

jawabnya.

Tugas penanganan komplain dapat dilakukan oleh siapapun

petugas yang saat itu sedang ada di ruangan namun, dalam

pelaksanaanya pembagian tugas tersebut dibagi antara petugas yang

didalam ruangan dan petugas yang diluar ruangan. Petugas yang

bertugas di dalam ruangan manajemen komplain untuk berjaga – jaga

apabila ada pasien yang komplain dan petugas yang lain melakukan

pemeriksaan di lingkungan rumah sakit untuk melihat keamanan

lingkungan rumah sakit dan jika sewaktu – waktu terjadi komplain

tidak pada tempatnya yakni di unit- unit pelayanan rumah sakit.

Menurut Sukoco (2007) menjelaskan bahwa dengan adanya

pembagian kerja yang spesifik pada organisasi maka akan dapat

meningkatkan produktivitas dan efisiensi sebuah pekerjaan. Oleh

kerena dengan adanya pembagian tugas kerja dalam penanganan

keluhan pasien maka proses penanganan keluhan pasien akan lebih

berjalan secara efektif. Hal tersebut juga dapat membatu petugas

untuk lebih mengetahui peranan masing- masing dalam menangani

keluhan pasien.

Page 144: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

126

Berkitan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh

petugas manajemen komplain yakni kepala manajemn komplain

dengan latar belakang pendidikan dokter dan staff/ petugas manajemn

komplain dengan latar belakang pendiikan D3 kebidanan. Peneliti

menilai bahwa tidak sesuai dengan kualifikasi petugas manajemen

komplain rumah sakit. Karena seharusnya petugas yang bekerja di unit

manajemn rumah sakit seperti manajemen komplain harus memilki

latar belakang ilmu manajemen rumah sakit. Mangkunegara (2013)

menyebutkan bahwa organisasi perlu melakukan perencanaan sumber

daya manusia agar mendapatkan calon pegawai yang yang berpotensi

serta memenuhi kualifikasi. Hal tersebut berkaitan dengan latar

belakang pendidikan petugas manajemen komplain yang bukan

jurusan manajemen perumahsakitan.

Peneliti berpendapat bahwa perlu dilakukan peningkatan skill

dan ketrampilan petugas manajemen komplain dalam menanagani

keluhan pasien dengan memberikan pelatihan yang menunjang di

bidang manajemen khususnya manajemen komplain. selain itu rumah

sakit perlu melakukan perencanaan sumber daya manusia dalam

menjalankan tugas penanganan keluhan di unit manajemn komplain.

hal tersebut dilakukan agar jumlah petugas dan skill petugas sesuai

dengan kebutuhan unit pelayanan rumah sakit dan setiap pegawai

dirumah sakit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan

wewenang tangung jawabnya.

Page 145: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

127

Menurut Mangkunegara (2013) menyebutkan ada kepentingan

dalam perencanaan sumber daya manusia diantaranya sebagai berikut:

a. Kepentingan Individu

Pentingnya perencanaan SDM bagi individu, karena dapat

membantu meningkatkan potensinya.

b. Kepentingan Organisasi

Perencanaan sumber daya manusia sangat penting bagi

organisasi (perusahaan) dalam mendapakan calon pegawai

yang memenuhi kualifikasi. Dengan adnya perencanaan SDM

maka, organisasi dapat mempersiapkan pegawai- peawai

yang berpotensi untuk menduduki posisi manajer untuk masa

yang akan datang

c. Kepentingan Nasional

Perencanaan SDM sangat bermanfaat bagi kepentingan

nasional. Hal ini karena pegawai- pegawai yang berpotensi

tinggi dapat dimanfaatkan pula oleh pemerintah dalam rangka

menigkatkan produktivitas nasional.

Dalam pembahasan yang berhubungan dengan kuantiatas

petugas di unit manajemen komplain memberikan gambaran bahwa

tidak terdapat permasalahan terkait kuantitas sumber daya manausia di

unit manajemen komplain. Namun, beberapa hal yang perlu dilakukan

perbaikan seperti melakukan perencanaan SDM dalam menjalankan

tugas penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan.

Hal tersebut dilakukan agar dapat dengan tepat mengetahui idealnya

Page 146: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

128

jumlah petugas yang seharusnya bekerja di unit manajemen komplain

RSU Kota Tangerang Selatan. Karena mengingat pentingnnya proses

penanganan keluhan pasien yang dilakukan secara efektif dan efisien

untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta dalam menjaga citra dan

nama baik rumah sakit.

2. Pelatihan

Sumber Daya Manusia merupakan satu-satunya sumber daya

organisasi yang memiliki kuasa untuk merencanakan dan

mengendalikan sumber daya yang lain dalam organisasi (Sinurat,

2008). Sumber daya manusia yang berkompeten dalam organisasi

merupakan subjek dalam mengelola sumberdaya lain di perusahaan

maupun organisasi.

Sumber daya manusia dalam manajemen komplain RSU Kota

Tangernag Selatan berjumlah 2 (dua) petugas. Kedua petugas di

manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan memeliki latar

belakang pendidikan dokter dan D3 Kebidanan diamana kedua latar

belakang tersebut bukan mengenai manajemen perumahsakitan.

Petugas manajemen komplain tidak perna mengikuti pelatihan

khusus penenganan keluhan. Banyak pelatihan lain yang diikuti

kepala manajemen komplain maupun petugas manajamen komplain.

Adapun pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan service excellent,

public speaking dan pelayanan prima. Menurut informan penelitian

pelatihan tersebut sudah merupakan pelatihan dasar untuk menujang

skill petugas dalam menangani keluhan pasien.

Page 147: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

129

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menyebutka bahwa

sebagian kecil pasien yang mengeluh mengenai performance dari

petugas manajemen komplain yang diniai kurang ramah dalam

menangani keluhan, selain itu sebagaian pasien juga merasa bahwa

solusi yang diberikan petugas manajemen komplain mengenai

komplain (permasalahan) yang sampaikan dianggap kuarang

memuaskan.

Dari penjabaran hasil penelitian teresbut menurut peneliti rumah

sakit umum kota tangerang selatan perlu melakukan perencanaan yang

baik dalam meningkatkan kualitas petugas dengan memberikan

pelatihan khusus tentang penanganan keluhan pasien bagi petugas

manajemen komplain. Mengingat walaupun sudah memiliki skill dasar

untuk menagani keluhan, peneliti berangapan bahwa untuk dapat

meningkatkan skill dan ketrampilannya dengan lebih baik lagi maka

perlu di berikan pelatihan khusus mennagani keluhan pasien.

Hal tersebut sesai denagan hail penelitian Soewartoyo (2007)

perlu dibedakan antara pelatihan yang sifatnya umum (general

training) dan pelatihan yang sifatnya khusus atau spesifik untuk dapat

meningkatkan pengetahuan dan keahlin seeorang. Hal tersebut

ditujukan agar lebiih meminimkan lagi bahkan dapat menguragi

keluhan pasien mengenai performance petugas yang dinilai kurang

memuaskan dalam menangani keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan.

Page 148: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

130

Hal ini diperlukan agar petugas yang notebene memiliki latar

belanag bukan dari manajemn perumasakita akan lebih dapat

mengetahui hal – hal yang berkaitan dengan bidang manajemen

khususnya manajemen komplain rumah sakit. Menurut Ali (2009)

Organisasi atau institusi dapat meningkatkan kualitas SDM dengan

melakukan perencanaan yang baik melalui proses pendidikan dan

pelatihan.

Dengan adanya Pelatihan yang diberikan kepada petugas

manajemen komplain rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manausia dalam segi kemampuan, keterampilan,

kapabilitas, kompetensi. Sehingga dapat mencapai tujuan dan harapan

organisasi terhadap Sumber daya manusia tersebut (Santoso, 2012).

Dalam praktek tugasnya dilapangan tim penanganan keluhan di

RSU bertugas sebagai tim yang siap menanggapi semua bentuk

keluhan pasien, banyak macam dan kondisi pasien dalam

menyampaikan keluhannya kepada petugas manajemen komplain,

berikut merupakan kondisi yang banyak ditemukan petugas saat

menangani keluhan pasien diantaranya emosi, marah- marah, ada yang

mengebrak meja, berkata dengan nada tinggi dan kurang sopan,

namun banyak juga pasien yang menyampaikan keluhan dengan cara

yang soopan dan tenang. Berbagai macam kondisi tersebut membuat

petugas memerlukan kemampuan dan ketrampilan yang lebih dalam

menangani berbagai macam bentuk keluhan pasien. Oleh karenanya

Page 149: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

131

perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan peningkatan

kompetensi petugas dalam menangani keluhan pasien

Dengan adanya pelatihan khusus penangan keluhan maka akan

dapat memepengaruhi kualitas kinerja petugas saat memberikan

pelayanan kepada pasien yang komplain. Pernyataan tersebut

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan Agusta dan Susanto

(2013) mengenai pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan CV Haragon Surabaya yang menemukan bahwa

dengan adanya pelatihan dapat berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap kinerja karyawan. Suryoadi (2012) menunjukan

bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pelatihan terhadap kinerja

karyawan dengan nilai probabilitas sebesar 0,001.

Bedasarkan Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Marlia

(2007) menyebutkan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat

mempengaruhi prestasi kerja sebesar 81,3%. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Salmah (2012) terdapat hubungan yang kuat dan

positif antara pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap

kompetensi karyawan.

Maka dari beberapa hasil penelitian yang dijabarkan dapat

diketahui bahwa pelatian berpengaruh pada kinerja karyawan serta

dapat meningkatkan pengetahuan, kompetensi, keterampilan dan

prestasi kerja sehingga dapat berdampak baik dan lebih efektif dalam

pencapaian sasaran program kerja maupun tujuan orgaisasi/

perusahaan.

Page 150: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

132

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja merupakan proses pembentukan atau

ketrampilan tentang metode suatu pekerjaan bagi pegawai karena

keterlibatan pegawai tersebut dalam peaksanaan tugas pekerjaannya

(Manullang, 2008).

Bedasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepala unit

manajemen komplain memiliki pengalaman kerja yang cukup lama

yakni 3 tahun sedangkan ptugas/staff manajemen komplain memiliki

pengalaman kerja selma kurang lebih 1 tahun. Keduanya tidak

memiliki latar belakang pendidikan manajemen perumahsakitan.

Dalam hal ini diketahui bahwa petugas manajemen komplain tidak

memiliki latar belakang pendidikan mengenai keahlian dalam

manajemen komplain atau penanganan keluhan. Dalam menangani

keluhan pasien petugas memiliki performence dan skill yang berbeda-

beda.

Kepala manajemen komplain dinilai lebih berpengalaman dan

lebih mahir dalam mengatasi keluhan pasien dengan berbagai macam

bentuk keluhan dan kondisi pasien saat menyampaikan keluhan.

Sedangkan staff (petugas) manajemen komplain dinaggap belum

begitu mahir dalam menangani keluhan pasien. Untuk beberapa

keluhan yang rumit petugas memerlukan bantuan kepala manajemen

komplain untuk menanganinya. Sebagaian besar informan menilai

bahwa performence petugas manajemen komplain dianggap baik dan

Page 151: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

133

sopan dalam menangani keluhan pasien, sehingga pasien menyatakan

puas dengan pelayanan yang diberikan.

Perbedaan performence yang dimiliki petugas penanganan

keluhan berbeda- beda tersebut menunjukan bahwa kemampuan

petugas dalam menangani keluhan pasin dapat dipengaruhi oleh

pengalaman kerja yang kurang dan keahlian petugas dalam menangani

keluhan pasien.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Soewartoyo

(2007) menunjukan bahwa kemampuan berproduksi seseorang

dipengaruhi oleh faktor pengalaman kerja dan keahlian seseorang.

Kenyataannya menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara

lama keja seseorang dengan tingkat produktivitas seseorang. Sehingga

benar jika petugas yang lebih berpengalaman dan memiliki skill dasar

dalam penanganan keluhan pasien akan dapat memberikan pelayanan

yang lebih baik dalam menanagani keluhan pasien. Hal tersebut

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2012)

dan Mahendra (2014) yang menyebutkan bahwa pengalaman kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadapat produktifitas tenaga

kerja.

Selain berpengaruh positif dan signifikan pengalaman kerja juga

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aristarini (2014) dan

Wirawan dkk (2016) menunjukan bawa pengalaman kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Page 152: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

134

Apabila karyawan mempunyai pengalaman kerja yang kurang

maka dapat dikatakan tingkat penguasaan pengetahuan dan

ketrampilan seseorang kurang dalam bekerja. Dengan perbedaan skill

petugas dalam menangani keluhan pasien. Peneliti berpendapat bahwa

perlu kirannya dilakukan antisipasi pengalaman kerja kurang dengan

memberikan pelatihan khusus mengenai penanganan keluhan kepada

petugas. Hal tersebut diharapkan agar setiap petugas memiliki skill

dan ketrampilan yang baik sesuai dengan kebutuhan dalam menangani

keluhan pasien yang berbeda- beda bentuknya. Sesuai dengan

Mangkunegara (2013) bahwa pegawai baru memerlukan pelatihan

agar dapat memahami pedoman kerja, kewajiban- kewajiban , hak dan

tugasnya sesuai dengan jobnya.

b. Anggaran Dana

Menurut Sirait (2006) Anggaran merupakan alat manajemen yang

berfungsi untuk merencanakan dan mengendalikan keuntungan. Hasil

penelitian menunjukan bahwa tidak ada anggaran khusus dalam

pelaksanaan manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan. hal

tersebut dikarenakan tidak terdapat pelaksanaan kegiatan yang

membutuhkan banyak dana di dalam pelaksanaan manajemen komplain.

Dari hasil penetitian yang dilakukan diketahui bahwa dengan tidak

adanya anggaran khusus, tidak menjadi kendala yang berarti dalam

pelaksanaan manajemen komplain dan pelaksanaan unit manajemen

komplain masih dapat berjalan dengan baik karena dalam pemenuhan

Page 153: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

135

kebutuhan sudah dianggarkan dalam anggra tahunan pengadaan barang

RSU Kota Tangerang Selatan.

Dari penjabaran tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dengan tidak adanya anggran dana khusus dalam pelaksanaan

manajemen komplain tidak menjadi penghambat dalam menjalankan

tugas karena kebutuhan yang berkaitan dengan pelaksanaan penanganan

keluhan pasien masuk dalam anggran pengadaan barang RSU Kota

Tangerang Sealatan. Adanya anggaran dana pengadaan tahunan yang

juga mencantumkan kebutuhan manajemen komplain tersebut dinilai

sangat membantu dalam pelaksanaan manajemen komplain di rumah

sakit.

Peneliti berpendepat bahwa anggran dana manajemen komplain

akan lebih efektif jika direncanakan terpisah dengan anggaran pengadaan

RSU Kota Tangerang Selatan. Dengan adanya anggaran khusus maka

akan dapat membantu pihak manajemen untuk dapat mengatur dalam hal

pengadaan barang yang disesuaikan dengan kebutuhan yang lebih

spesifik di unit manajemen komplain.

Anggaran dana khusus yang tersusuan tersebut nantinya diharapkan

dapat mengoptimalkan dan lebih mempermuda dalam proses pelaksanaan

manajemen komplain agar berjalan efisien. Hal tersebut sesuai dengan

tujuan dari anggaran dana itu sendiri yakni agar segala kegiatan yang

memberikan pemasukan dana bisa diimbangi dengan semua kegiata yang

membutuhkn pengeluaran dana. Anggaran ditetapkan agar semua

kegiatan berjalan efisien (Insmanthono, 2003).

Page 154: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

136

Selain itu anggaran dana juga dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dan pembanding serta kontrol antara rencana kegiatan dan

pelaksanaan kegiatan yang berhuubungan dengan penanganan keluhan

pasien di RSU Kota Tangerang Selatan. hal tersebut sesuai dengan

manfaat adanya pembuatan anggaran dalam proses manajemen

organisasi menurut Haruman dan Rahayu (2007) adalah sebagai berikut :

1. Di Bidang Perencanaan

a. Maembantu Manajemen meneliti dan mempelajari segala

masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan

dilakukan

b. Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada

diperusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang

paling menguntungkan

c. Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan

d. Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan

e. Membantu menstabilakan kesempatan kerja yang tersedia

f. Membantu pemakaian alat- alat fisik secara efektif dan

efiisien

2. Di Bidang Pengendalian

a. Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran

b. Membantu mencegah pemborosan

c. Membantu menetapkan standar baru

Page 155: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

137

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana cukup penting dalam melaksanakan kegiatan.

Sarana Prasarana sangat diperlukan dalam mendukung adanya

pengelolaan penanganan keluhan pasien. Oleh karena itu maka perlu

tersedia beberapa fasilitas memadahi yang dapat menunjang kegiatan

tersebut, sehingga komplain pasien dapat tersalurkan dengan baik.

Tjiptono (2008) Mengemukakan bahwasanya organisasi perlu

menyediakan ruangan khusus penanganan keluhan sehingga, pelangan

dapat leluasa menyampaikan keluhannya tanpa harus diketahui orang

lain. Dalam pelaksanaanya unit manajemen komplain di RSU Kota

Tangerag Selatan diketahui bahwa beberapa fasilitas yang dapat

menunjang pelaksanan manajemen komplain di rumah sakit dintaranya

adalah kotak saran dan pengaduan, from pengaduan dan survei kepuasan

pasien serta ruangan khusus manajemen komplain. Adanya ruangan

khusus yang tersedia sangat membantu petugas menangani keluhan

pasien secara nyaman dan efektif. Hal tersebut juga sesuai dengan

rokomendasi BAPPENNAS (2010) dalam menangani keluhan publik

maka suatu organisasi atau lembaga perlu menyediakan unit independen

dalam menangani keluhan publik.

Selain terdapat ruangan khusus penanaganan keluhan pasien.

Fasilitas laian yang terdapat di rumah sakit umum kota tangerang selatan

ini juga memiliki fasilitas kotak saran yang dilengkapi dengan from

keluhan dan survey kepuasan pasien. Namun bedasarkan hasil observasi

serta wawancara yang dilakukan peneliti diketahui bahwa tedak terdapat

Page 156: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

138

fasilitas pendukung dalam pengisian from pengaduan maupun survey

kepuasan yakni tidak tersedianya alat tulis di setiap kotak pengisian from

pengaduan dan survey kepuasan pasien. Hal tersebut sangat disayangkan

karena dengan kurangnya fasilitas pendukung seperti alat tulis dapat

membuat minat pasien yang awalnya ingin menyampaikan keluhan lewat

from pengaduan dapat tidak terealisasi kerena pasien tidak membawa alat

tulis dari rumah.

Penelitian Ubaya (2007) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) hal yang

mendorong seseorang menyampaikan keluhanya yakni sebagai berikut :

a. Penyediaan Sarana yang lengkap

b. Ramah

c. Comment Slips

Bedasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang diakukan

oleh peneliti diketahui bahwa selain beberapa fasilitas yang mendukung

peleksanaan manajemen komplain di rumah sakit, terdapat pula beberapa

fasilitas yang kurang memadahi dalam meningkatkan pelayanan keluhan

pasien di manajemn komplain RSU Kota Tangerang Selatan yakni seperti

tidak tersedia fasilitas telpon dalam ruangan unit manajemn komplain.

peneliti menganggap perlu adanya fasilitas telepon untuk dapat

mempermuda petugas dalam melakukan koordinasi dengan beberapa unit

pelayanan di RSU Kota Tangerang Selatan.

Pelayanan lain yang belum tersedia untuk menunjang penanganan

keluhan di RSU Kota Tangerang Selatan yakni layanan pengaduan

Page 157: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

139

komplain melaui, sms, email maupun telepon. Hal tersebut sangat

disayangkan karena beberapa orang memilki keberanian yang berbeda-

beda dalam menyampaikan keluhannya. Sesuai pernyataan Tjiptono

(2008) yang menyebutkan bahwa salah satu aspek yang perlu dilakukan

dalam menangani keluhan pasien adalah kemudahan bagi konsumen

untuk menghubungi pihak manajemen komplain dengan komunikasi

mudah dan efektif tanpa mengeluarkan baiaya.

Organisasi dapat menyedikan sarana dan prasarana yang

mendukung pelaksanaan manajemen komplain seperti menyediakan

saluran telepon khusus untuk dapat mempermuda menampung keluhan

pelanggan atau dapat juga dengan memanfaatkan jaringan internet seperti

e- mail

Penambahan fasilitas juga perlu dilakukan seperti alat tulis yang

disediakan khusus di dekat kotak saran, dan media penyaluran komplain

pasien seperti melalui sms dan telepon. Pengadaan sarana dan prasarana

juga dapat membantu mengurangi keluhan yang dimiliki pasien sehingga

pasien dapat merasa dihormati dan dapat memberikan kepuasan

tersendiri bagi pasien jika keluhannya tersebut dapat didengar dan

direspon baik oleh petugas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakuakn Ubaya (2007) menyatakan bahwa penyedian sarana yang

lengkap dapat mendorong seseorang menyampaikan keluhanya.

Dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimilki oleh

RSU Kota Tangerang Selatan dalam kegiatan penanaganan keluhan

pasien masih belum optimal. Beberapa fasilitas yang kurang maupun

Page 158: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

140

tidak tersedia dalam penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan dapat mengakibatkan pasien tidak merasa puas dengan pelayanan

yang diberikan oleh rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Kiantini (2003) yang menyatakan bahwa

ketidakpuasan pasien dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya fasilitas

yang tersedia.

d. Mesin

Bedasarkan hasil penelitian diketahui bahwa teknologi atau alat

bermesin yang tersedia diunit manajemen komplain yakni 1 (satu) unit

komputer. Dengan adanya peralatan komputer dalam unit manajemen

komplain maka dapat mempermudah petugas dalam mencatat dan

menyimpan keluhan pasien yang masuk. Selain itu hal tersebut juga

dapat mempermudahan petugas manajemen komplain dalam membuat

laporan manajemen komplain setiap bulannya.

Namun dalam penelitian ini diketahui bahwa komputer yang

tersedia disetiap unit atau ruangan di RSU Kota Tangerang Selatan

belum terintegrasi dengan baik sehingga baik data mauapun infomasi

yang perlu di ketahui oleh beberapa unit lainnya masih sulit untuk

diketahui dan diakses.

Sistem infromasi manajemen (SIM) merupakan sistem berbasis

komputer yang terstruktur yang digunakan untuk mengelola data agar

menghasilkan informasi yang berguna untuk mendukung operasional

manajemen serta dapat menangani keseluruhan proses manajemen rumah

sakit mulai dari pelayanan, diagnosa dan tindakan untuk pasien, medical

Page 159: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

141

record, apotek, gudang farmasi database personalia, proses akutansi

sampai dengan pengendalian oleh manajemen (Prasetya, 2012).

Komputer yang tersedia di unit manajemen komplain sudah

terintegrasi dengan beberapa unit pelayanan yang ada di rumah sakit.

Namun, dalam proses penanganan keluhan SIMRS tidak banyak

digunakan dalam pegambilan keputusan malainkan komputer yang

tersedia hanya digunakan sebagai input data keluhan pasien komplain.

Peneliti berpendapat bahwa jika komputer tersebut dapat

dimanfaatkan dengan jaringan SIMRS yang dimiliki RSU Kota

Tangerang Selatan, maka akan sangat menguntungkan pihak manajemen

rumah sakit dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan laporan

keluhan pasien secara akurat, tepat dan cepat. Dan informasi tersebut

dapat dipertimbangkan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen

guna meningkatkan pelayanan kesehatan di RSU Kota Tangerang

Selatan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari SIM (sistem informsi

manajemen) yakni untuk mengelola data agar menghasilkan informasi

yang berguna untuk mendukung operasional manajemen dan

meningktkan proses pengambilan keputusan oleh manajer dalam

memecahkan masalah- masalah yang banyak dihadapinya (Tangkilisan,

2005).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alandari (2013) juga

menyebutkan bahwa dengan adanya sistem informasi manajemen

merupakan salah satu upaya yang efektif dalam rangka meningkatkan

kinerja para pegawai di lingkungan Kantor Bupati Kabupaten Berau,

Page 160: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

142

Selain itu pihak pemerintah juga dapat dengan mudah menghasilkan

informasi yang akurat, tepat dan cepat.

Dalam hal ini, peneliti berpendapat bahwa perlu memanfaatkan

SIMRS yang terdapat di RSU Kota Tangerang Selatan sebagai bahan

pertimbangan pengambilan keputusan. Dengan demikian beberapa

permasalahan atau rekap komplain yang sering disampaikan oleh pasien

dapat diketahui oleh unit – unit pelayanan di RSU. Sehigga unit – unit

tersebut dapat segera memperbaiki kualitas pelayanan di RSU Kota

Tangerang Selatan.

e. Pedoman Teknis

1) TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) Petugas Unit Manajemen

Komplain

Ayuningtyas (2011) mendefinisikan tentang tugas pokok

yaitu sebagai sasaran utama yang dibebankan kepada organisasi

atau jabatan untuk dicapai, sedangkan fungsi artinya adalah

pekerjaan yang dilakukan. Menurut Fitria (2013) menyebutkan

bahwa tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) merupakan kesatuan

pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh para pegawai yang

memiliki aspek khusus serta saling berkaitan satu sama lain

menurut sifat atau pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tertentu

dalam sebuah organisasi.

Berdasarkan Surat Perintah Tugas Direktur Nomor

188.4/377-TU/ 2015 Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tanggerang

Page 161: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

143

Selatan memiliki TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) sebagai

acuan bekerja petugas dalam melaksanakan tugas di manajemen

komplain. Dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam

menjalankan tugas manajemen komplain petugas penanganan

keluhan mengacu pada pedoman teksis yakni TUPOKSI (Tugas

Pokok dan Fungsi) petugas manjemen komplain. Hal ini dinilai

cukup efektif karena memang seharusnya petugas melakukan tugas

dan fungsinya sesuai dengan surat perintah tugas yang ditetapkan

oleh Direktur RSU Kota Tangerang Selatan.

Dengan adanya acuan tugas pokok dan fungsi pekerjaan

petugas manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan akan

mempermudah petugas dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai petugas penanganan keluhan pasien. Tugas pokok dan

fungsi yang dijabarkan secara tepat dan jelas dapat meningkatkan

evektivitas pegawai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi

(Fitria, 2013).

Peneliti menilai bahwa TUPOKSI yang menjadi acuan

petugas manajemen komplain sudah sesuai dengan beberapa unsur

yang harus dipenuhi dalam perumusan tugas pokok. Hal tersebut

sesuai dengan pernyataan Indrawan (2015) yang menyebutkan

bahwa perumusan tugas pokok peru memperhatikan hal- hal

berikut ini :

1. Tugas pokok harus merupakan bagian dari tujuan yang

harus dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Page 162: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

144

2. Tugas pokok harus mempertimbangkan batas kemampuan

yang ada untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu

tertentu

Adapun perincian Tugas Pokok dan Fungsi petugas Manajemen

Komplain berdasarkan Surat Perintah Tugas Direktur Nomor

188.4/377-TU/ 2015 Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan dalam menangani komplain sebagai berikut:

1. Melakukan pemeriksaan terhadap setiap unsur/ kegiatan di

ligkungan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

yang meliputi informasi atau masalah/ pengaduan dari

masyarakat

2. Melakukan analisis hasil laporan sewaktu-waktu dari

masalah/pengaduan di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan

3. Melakukan koordinasi dengan bidang terkait tentang

masalah pengaduan tersebut

4. Memberikan informasi penyelesaian masalah/ pengaduan

5. Menerima masukan apabila sesuai dengan kebutuhan

6. Melaporkan hasil dari masalah/ pengaduan tersebut kepada

Direktur untuk ditindaklanjuti

Bedasarkan uraian TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi)

diatas maka dapat diketahui bahwa beberpa tugas yang dirincikan

dalam TUPOKSI petugas manajemen komplain dapat menunjukan

Page 163: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

145

tujuan dari penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan.

Dalam menjalankan tugas penanganan keluhan pasien.

Petugas manajemen komplain membagi tugaspokok dan fungsi

antara petugas yang satu dengan yang lain. Dengan adanya

pembagian tugas tersebut pelaksanaan penanganan keluhan pasien

di unit manajemen rumah sakit dapat berjalan secara efektif. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2005) menunjukan bahwa Pembagian kerja berpengaruh positif

dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Didukung oleh

penelitian Rakhman (2010) yang juga menunjukan bahwa

pembagian kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan BUMIDA Syariah Yogyakarta.

Selain menjalankan tugas pokok dan fungsi di unit

manajemen koplain. Salah satu petugas penanganan keluhan

sewaktu- waktu membantu dalam pelayanan administrasi

pelayanan rumah sakit jika memang saat itu tidak terdapat pasien

komplain di unit manajemen komplain. Hal tersebut dapat terjadi

meninggat komplain pasien yang bersifat isidental. Melihat hal

tersebut peneliti berpendapat bahwa perlu adanya pengawasan dan

ketegasan dalam menjalankan TUPOKSI (Tugas Pokok dan

Fungsi) disetiap unit pelayanan di rumah sakit. Hal tersebut

ditujukan agar petugas fokus dengan tugas yang sudah

Page 164: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

146

diwewenangkan oleh rumah sakit dan tidak mengerjakan tugas lain

diluar TUPOKSI yang sudah ditetapkan.

2) SOP (Standart Oprasional Prosedur) Penanganan Keluhan Pasien

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau

acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi

dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator-

indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata

kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang

bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen

mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi

pemerintahan untuk mewujudkan good governance (Atmoko,

2010).

Adapun fungsi dari SOP itu sendiri yakni membentuk

sistem kerja dan aliran kerja yang teratur, sistematis dan dapat

dipertangungjawabkan, dapat menggambarkan bagaimana tujuan

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan peraturan

yang berlaku, menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kegiatan

berlangsung, sebagai sarana tata urutan dari pelaksanaan dan

pengadministrasian pekerjaan harian sebagai mana metode yang

diterapkan, menjamin konsistensi dan proses kerja yang sistematik

dan menetapkan hubungan timbal balik antar satuan kerja (Farid,

2013).

Dalam pelaksanaannya petugas manajemen komplain

memiliki SOP sebagai acuan petugas dalam melaksanakan tugas

Page 165: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

147

sesuai dengan fungsi dan alat penilaiaan kinerja instansi

pemerintah berdasarkan indikator teknis, administratif dan

prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja

pada unit krerja yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam menjalankan

tugas manajemen komplain mengacu pada SOP penanganan

komplain. Hal ini dinilai cukup efektif karena dengan adanya

acuan standar prosedur tersebut maka sedikit kemungkinan petugas

melakukan kesalahan dalam menangani keluhan pasien. Atmoko

(2010) menjelaskan bahwa seharusnya pasien mendapatkan

pelayanan sesuai dengan standar yang sudah ditentuka oleh Rumah

Sakit. Bedasarkan analisis dokumentasi juga peneliti juga

mendapatkan bukti fisik bahwa dokumen dokumen tersebut sudah

ditetapkan sebagai SK (Surat Keputusan) Direktur RSU Tangerang

Selatan.

Atmoko (2010) menyebutkan ada beberapa Prinsip dasar

yang perlu diperhatikan dalam penyusunan SOP yakni sebagai

berikut :

1) Penyusunan SOP harus mengacu pada SOTK, TUPOKSI,

serta alur dokumen

2) Prosedur kerja menjadi tanggung jawab semua anggota

organisasi

3) Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh prosedur, sehingga

perlu dikembangkan diagram alur dari kegiatan organisasi

Page 166: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

148

4) SOP didasarkan atas kebijakan yang berlaku

5) SOP dikoordinasikan untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya kesalahan/penyimpangan

6) SOP tidak terlalu rinci

7) SOP dibuat sesederhana mungkin

8) SOP tidak tumpang tindih, bertentangan atau duplikasi

dengan prosedur lain

9) SOP ditinjau ulang secara periodik dan dikembangkan

sesuai kebutuhan

Perlunya SOP juga dijelaskan pada (Permenpan No. 52

Tahun 2011 yang berisikan tentang perlunya SOP dalam

penyelenggaraan seluruh unit kerja pemerintah). Pelaksanaan unit

kerja pemerintah dapat terkendali dan dapat berjalan sesuai dengan

baik serta dapat menjadi alat untuk meningkatkan kinerja

penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien.

Pemerintah Pusat juga mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk

meningkatkan kinerja instansi pemerintah dan kualitas pelayanan

publik, antara lain kebijakan tentang Penyusunan Sistem dan

Prosedur Kegiatan, Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Inpres No. 7 Tahun 1999), dan Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah (SK Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004).

Selain kebijakan pemerintah, upaya mewujudkan kinerja

pelayanan publik di lingkungan unit kerja pemerintahan yang

Page 167: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

149

terukur dan dapat dievaluasi keberhasilannya, pemerintah daerah

perlu memiliki dan menerapkan prosedur kerja yang standar. Oleh

karena itu dengan disahkannya dan ditetapkannya standar

oprasional prosedur (SOP) sebagai acuan petugas dalam

memberikan penanganan keluhan pasien. Hal tersebut menunjukan

bahwa RSU Kota Tangerang Selatan ikut berperan dan andil dalam

mewujudkan kinerja pelayanan publik yang berkualitas dan optimal

serta menjadikan SOP sebagai alat untuk meningkatkan kinerja

penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien.

3) Alur Penanganan Keluhan Pasien

Menurut Al-Assaf (2009) diagram alur merupakan alat

penting dalam menampilkan sutu proses maupun untuk memahami

langkah- langkah proses. Adapuan yang dimaksud alur penanganan

keluhan pasien di unit manajemn komplain RSU merupakan

ketentuan mengenai awal dan akhir langkah- langkah proses

penanganan keluhan yang harus di ikuti petugas manajemen

komplain dalam menangani keluhan pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam menjalankan tugas

manajemen komplain petugas mengikuti alur penangaan komplain

dalam menyelesaikan permasalahan pasien. Dengan adanaya

diagram alur dalam penanganan keluhnan pasien maka akan

memudahkan petugas dalam memahami proses dan cara kerja yang

harus dilakukan, sehingga dengan adanya alur penanganan

Page 168: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

150

komplain tersebut petugas dapat menyelesaikan permasalahan dan

mempermuda melakukan identifikasi kebutuhan dan hambatan-

hambatan dalam proses penanganan keluhan pasien.

Oleh karena itu dalam menganalisis suatu proses

mengunakan diagram alur maka petugas penanganan keluhan dapat

mengetahui kekurangan dalam suatu alur proses tersebut untuk

selanjutnya melakukan perbaikan kualitas agar alur penanganan

keluhan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Hal tersebut

sesuai dengan teori Al-Assaf (2009) bahwa diagram alur

merupakan salah satu alat pengelola yang akan mendukung upaya

dalam perbaikan mutu pada suatu organisasi.

Dengan pemaparan yang sudah dijelaskan sebelummnya, maka

dengan adanya pedoman teknis dapat mempermuda dan mengefektifkan

pelaksanaan manajemen komplain. karena dengan adanya TUPOKSI

(Tugas Pokok dan Fungsi) petugas manajemn komplain, SOP (Standar

Oprasional Prosedur) penanganan keluhan pasien, serta alur penanganan

keluhan yang dimiliki suatu unit manejemen komplain maka terdapat

acuan kerja yang jelas, sehingga akan mempermudah kerja Tim

Penanganan Komplain RSU secara efektif dan efisien dan kesalahan

dapat diminimalisir dengan baik.

B. Proses

Proses merupakan cara untuk merubah input menjadi suatu output.

Namun dalam situasi tertentu, proses tidak dapat diketahui secara detail

karena transformasi yang dilakukan terlalu kompleks (Ladjahmudin,

Page 169: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

151

2005). Proses ini misalnya yang dilakukan petugas dalam menanagani

keluhan pasien di RSU Kota Tanggerang Selatan. Adapun beberapa

proses yang dilakukan dalam menangani keluhan pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan sebagai berikut:

1) Mendengarkan dan Memahami Keluhan

Mendengarkan merupakan suatu proses yang penting dalam

sistem komunikasi. Mendengarkan secara efektif merupakan

kegiatan aktif dari pikiran kita. Dalam mendengarkan membutuhkan

konsentrasi penuh dari pikiran kita untuk mengadakan interpretasi

terhadap susatu berita atau pesan (Purwanto, 2006).

Dalam proses penanganan keluhan yang dilakuka petugas

manajemen komplain diketahui bahwa petugas manajemen komplain

mendengarkan dan memahami dengan baik permasalahan yang

dikeluhkan oleh pasien. Dalam penanganannya petugas juga

didukung dengan tersediannya ruangan khusus penanganan keluhan

pasien, sehingga petugas dan pasien dapat dengan nyaman

menyampaikan dan mendengarkan keluhan yang masuk tanpa

diganggu dengan sura bising atau kegiatan lain di rumah sakit.

Tahap mendengarkan dalam proses kegiatan diantarannya

yakni menganalisis, menghargai, dan memberikan pendapat

(Purwanto, 2006). Hal tersebut sesuai dengan tindakan yang

dilakukan petugas dalam menangani keluhan pasien. Saat pasien

menyampaikan keluhannya kepada petugas manajemen komplain

dan petugas mengharagai keluhan tersebut dengan mendengarkan

Page 170: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

152

keluhan pasien. Saat petugas mendengarkan keluhan tersebut maka,

saat itu petugas manajemen komplain sudah mempergunakan indra

pendengaran dan kemampuan pikiran untuk menganalisis dan

kemudian menginterpretasi berita atau pesan yang diterima, baik

secara lisan maupun tertulis. Kemudian petugas memberikan

tangapan mengenai keluhan yang disampaikan pasien.

Salah satu tujuan adanya tahap mendengarkan dalam

berinteraksi dengan pasien yang menyampaikan keluhannya di unit

manajemen komplain yakni agar pasien merasa dihargai. Petugas

dapat berinteraksi dengan pasien, dapat mengatasi masalah dan

saling berbagi perasaan dengan orang lain dapat menerima informasi

dari pasien yang mengeluh (Rumanti, 2002).

Dalam kegiatan komunikasi, mendengarkan merupakan suatu

hal yang amat penting dalam memahami suatu pesan yang

disampaikan orang lain. Oleh karena itu mendengarkan orang lain

bukanlah pekerjaan yang sangat mudah melainkan perlu latihan yang

cukup. Menurut pernyataan Rumanti (2002) semakin sering

seseorang berlatih mendengar maka semakin baik dalam memahami

sesuatu percakapan dengan orang lain.

Adapun manfaat yang dapat diambil ketika seorang petugas

atau pegawai dapat menjadi pendengar yang efektif menurut

Rumanti (2002) diantaranya sebagai berikut :

Page 171: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

153

a. Pendengar yang baik akan disukai oleh orang lain karena

mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk

didengar.

b. Kinerja/ prestasi kerja karyawan meningkat ketika pesan

yang diterima tersebut dapat dimengerti dengan baik

c. Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan

(karyawan) akan berdampak positif pada prestasi kerjannya

d. Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya

kesalah pahaman dalam penyampaian suatu pesan.

e. Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan

mana yang sekedar gosip

f. Pendengar yang baik memiliki kecenderungan membuka ide-

ide baru dari pihak lain, sehingga hal ini mendorong

berkembangnya kreativitas.

g. Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan

prestasi kerja yang baik dan peningkatan kepuasan kerja

h. Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang

terjadi, kapan mereka mendengar, dan kapan mereka

berpartisipasi di dalamnya yang tumbuh dari komunikasi

yang baik.

Dengan beberapa manfaat yang sudah dijabarkan dan

dijelaskan diatas maka dengan adanya proses mendengarkan yang

baik dalam penanganan keluhan petugas akan dapat mengerti dan

lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi. Serta akan

Page 172: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

154

menimbulkan komunikasi yang baik antara petugas dan pasien

komplain. Dalam sudut pandang pasien, pasien akan merasa

dihargai bahkan dapat membuat pasien mrasa puas dengan

penanganan keluhan yang sudah dilakukan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Afidah (2013) menunjukan bahwa dengan adanya empati yang

ditunjukan petugas dalam menangani keluhan pelanggan (pasien)

yakni berkaitan dengan kesediaan petugas dalam mendengarkan

keluhan dengan baik maka pelanggan (pasien) akan merasa dihargai

dan puas dengan pelayanan yang diberikan. Hasil penelitian lain

yang dilakukan oleh Suhartono (2013) menunjukan bahwa dengan

adanya peroses komunikasi dengan bahasa yang santun dalam

memberikan pelayanan kepada pelanggan, membuat pelanggan

merasa dihargai dan dihormati.

2) Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

Hasil penelitian menunjukan bahwa tahapan klrifikasi dan

penyamaan persepsi tidak selalu dilakukan, karena peroses ini

dilakukan pada saat siatuasi tertentu, seperti ketika pasien sedang

marah- marah atau pasien sudah terlanjur emosi. Namun dalam

permasalahan stock obat kosong di rumah sakit, diketahui bahwa

hasil penelitian yang dilakukan kepada pasien komplain mengenai

stock obat kosong di RSU menyampaikan bahwa dalam menangani

keluhan pasien petugas manajemen komplain melakukan klarifikasi

Page 173: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

155

dan penyamaan persepsi ketika pasien sudah menyampaikan

keluhannya kepada pihak manajemen komplain rumah sakit.

Proses klarifikasi di unit manajemn komplain RSU Kota

Tangerang Selatan dilakukan ketika pasien sudah menyampaikan

keluhannya dan petugas sudah memahami permasalahan pasien.

Barulah saat itu petugas menanyakan ulang untuk melakukan

klarifikasi kepada pasien apakah permasalahan yang dipahami oleh

petugas manajemen komplain sama dengan yang dimaksudkan

dengan apa yang dirasakan pasien. Hal tersebut sesuai dengan teori

yang dikemukakan oleh Kaihatu (2015) bahwa proses klarifikasi

dilakukan setelah petugas penanganan keluhan telah mendengarkan

dan memahami keluhan yang disampaikan pasien

Kaihatu (2015) menyebutkan bahwa proses klarifikasi dan

penyamaan persepsi dilakukan untuk mencegah kesalahan

organisasi/ perusahaan selain itu klarifikasi dan penyamaan persepsi

penting dilakukan agar penanganan komplain sesuai dengan

keinginan komsumen. Dalam pelaksanaannya petugas melakukan

proses klarifikasi dengan tujuan agar pasien dan petugas manajemen

komplain dapat memandang permasalah komplain tersebut dalam

satu persamaan persepsi.

Dengan adanya proses klarifikasi tersebut maka dapat

menjadikan informasi yang ditangkap petugas manajemen komplain

sesuai dengan permasalahan yang dialami atau dirsakan oleh pasien

dan akan mengurangi rasa kekecewaan pelanggan. Sehingga

Page 174: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

156

selanjutnya akan dapat membantu mencarikan solusi yang tepat

untuk permasalahan tersebut. hal tersebut seseuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Azzahra (2015) menunjukan bahwa dengan

melakukan klarifikasi akan membantu mengurangi kekecewaan

pelanggan serta dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

3) Penjelasan dan Permohonan Maaf

Dalam penelitian ini diketahui bahwa dalam menangani

keluhan pasien petugas manajemen komplain melakukan penjelasan

terkait permasalahan yang terjadi. Proses penjelasan ini petugas

manajemen komplain terlebih dahulu mencari informasi yang

berkaitan dengan permasalahan komplain yang disampaikan oleh

pasien. Hal tersebut dilakukan dengan cara melakukan koordinasi

dengan unit terkait permasalahan komplain yang disampaikan.

Dalam koordinasi yang dilakukan petugas dengan unit yang

bersangkutan dengan permaslahan komplain dalam hal ini adalah

unit farmasi rumah sakit, petugas mancari informasi mengenai stock

obat kosong di apotek rumah sakit. Setelah mendapatkan informasi

tersebut petugas dapat menyampaikan dan menjelaskan kepada

pasien alasan terdapat kekosongan obat yang dibutuhkan pasien di

apotek rumah sakit.

Menurut Kaihatu (2015) dalam proses penanganan keluhan

pasien petugas perlu melakukan penjelasan yang detail terkait

penyebab ketidakpuasan pelanggan. Hasil penelitian menunjukan

bahwa petugas memberikan penjelasan yang dinilai cukup jelas oleh

Page 175: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

157

pasien. Selain itu pasien juga menyebutkan bahwa tidak terdapat

perbedaan penjelasan antara petugas yang masih baru maupun

petugas senior dan informasi dapat disampaika dengan baik oleh

peugas penanganan keluhan.

Dalam menangani keluhan pasien petugas manajemen

komplain tidak selalu menyampaikan permohonan maaf dalam

menangani keluhan pasien. Permohonan maaf dilakukan pada

komplain- komplain tertentu atas situasi yang terjadi. Namun dalam

permasalahan komplain stock obat kosong berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa pasien yang

komplain menyebutkan bahwa dalam menangani keluhan pasien

petugas menyampaikan permohona maaf atas situasi yang terjadi.

Hal ini sesuai dengan teori peroses penanganan keluhan oleh Kaihatu

(2015) menyebutkan bahwa dalam proses penjelasan permasalahan

kepada pelanggan atau pasien perlu disertai dengan permohonann

maaf yang baik. Permohonan maaf yang baik adalah permohonan

maaf yang dilakukan atas situasi yang terjadi.

Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa proses

penanganan keluhan pada tahapan penjelasan dan permohonan maaf

tidak memiliki kendala atau permasalahan. Penjelasan yang

diberikan pasien dirasa sudah baik dan jelas, Selain itu permohonan

maaf juga disampaikan petugas manajemn komplain terkait situasi

yang terjadi.

Page 176: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

158

4) Solusi dan Taking Action

Kecepatan dalam penanganan keluhan sangat penting dan

sangat dibutuhkan oleh pelangan Dalam penelitian ini diketahui

bahwa dari beberapa komplain/ permasalahan yang sekiranya dapat

diselesaikan saat itu juga maka pihak manajemen komplain akan

melakukan koordinasi dengan cara mencaritau permasalahan dengan

unit yang bersangkutan. Setelah melakukan koordinasi pada hari itu

juga pasien dapat diberi penjelasan dan mendapatkan solusi dari

permaslahan tersebut.

Solusi yang diberikan petugas manajemen komplain di nilai

kurang solutif untuk permasalah stok obat kosong di RSU. Berkaitan

dengan skill penanganan keluhan pasien kurang. Mengingat tidak

adanya pelatihan kusus penanganan keluhan pasien yang perna

diikuti oleh petugas manjemen komplain.

Dalam melakukan penanganan keluhan pada proses

memberikan solusi pihak manajemen komplain rumah sakit tidak

menawarkan solusi yang diinginkan pasien melaikan lebih kepada

memberikan solusi kepada pasien yang komplain. Sehinga beberapa

pasien menilai bahwa solusi tersebut tidak sesuai dengan apa yang di

harapkan pasien. Menurut teori Kaihatu (2015) diketahui bahwa

solusi ditawarkan kepada pelanggan, agar dapat bernegosiasi dan

menemukan jalan tengah agar solusi yang diberikan dapat sesuai

dengan keinginan pelanggan dan sesuai dengan SOP yang berlaku.

Page 177: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

159

Pendapat lain juga dikuatkan oleh Griffiths (2011)

menjelaskan bahwa dalam meangani keluhan pasien hendaknya

petugas menanyakan kepada pelanggan apakah mereka senang

dengan saran atau tawaran solusi yang diberirkan oleh perusahaan/

organisasi untuk menyelesaiakan masalah tersebut.

Penyelesaian masalah dan pemberian solusi untuk

permasalahan/komplain yang disampaikan pasien, seharusnya dapat

disesuaikan dengan permasalahan itu sendiri, pada tahap awal pihak

manajemen komplain akan berkoordinasi dengan unit terkait dengan

mancari infomasi dan solusi untuk permaslahan tersebut, namun

apabila permasalahan tersebut tidak dapat diselesaikan pada saat itu

juga maka akan disampaikan/dilaporkan secara berjenjang untuk

dibahas mengenai solusi dari permasalahan tersebut.

Dalam proses penanganan keluhan perlu tidakan cepat dan

tepat dalam menyelesaikan permasalahan komplain. Karena dengan

strategi penanganna keluhan yang dilakukan dengan cepat dan tepat

akan dapat menjaga kepercayaan pelanggan dan pelanggan kembali

menunakan produk/jasa (Rangkuti, 2006). Proses penanganan

keluhan pasien petugas manajemen komplain di RSU dinilai baik

karena dapat melakukan tindakan penyelesaian permasalahan dengan

cepat dan tepat.

Proses pennaganan keluhan yang cepat membuat pasien

merasa puas dengan penanganan keluhan yang dilakukan petugas

manajemen komplain RSU Kota Tangerang Selatan hal tersebut

Page 178: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

160

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiarti (2009) ,

Artanti dan Ningsih (2011) dan Salay (2013) yang menyatakan

bahwa penanganan keluhan pelanggan memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Hasil penelitian diketahui bahwa tindakan penanganan yang

dilakukan manajemen komplain dalam menangani keluhan pasien

dinilai cepat. Dalam melakukan tindakan lebih lanjut dengan

beberapa keluhan yang sudah masuk di dokumentasi manajemen

komplain. Pendokumentasian berkas atau laporan keluhan pasien

dilakukan dengan cara pencatatan, perekapan dan penyimpanan

dokmen atau lembar pengaduan keluhan pasien di rekap dalam 1

(satu) bulan sekali dalam laporan bulanan manajemen komplain

RSU Kota Tangerang Selatan.

Peyimpanan dokumen keluhan pasien dilakukan dengan cara

disimpan dalam bentuk softcopy pada file komputer dan hardcopy

pada laporan bulanan manajemen komplain. Proses menjaga privasi

pasien dilakukan oleh unit manajemen komplain yakni dengan tidak

menyebarluaskan keluhan pasien dan memberikan fasilitas ruangan

tertutup untuk pasien yang ingin menyampaikan keluhannya agar

pasien tersebut dapat merasa nyaman dan keluhannya dapat

disampaikan secara gamblang karena tidak dapat dilihat oleh banyak

orang atau petugas lain selain petugas manajemen komplain. Hal

tersebut sesuai dengan Tjiptono (2008) menyebutkan bahwa sangat

penting memberikan kemudahan dan fasilitas dalam memberikan

Page 179: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

161

penanganan keluhan bagi pelanggan, jika mungkin perusahaan /

organisasi juga menyediakan tempat khusus penanganan keluhan

agar pelanggan dapat leluasa menyampaikan keluhannya tanpa harus

diketahui orang lain.

5) Follow Up

Bedasarkan hasil wawancara dengan petugas manajemen

komplain diketahui bahwa tahapan Follow Up dalam penanganan

keluhan di RSU Kota Tangerang Selatan tidak dilakukan

disemuanya kasus atau permasalahan komplain yang disampaikan

pasien. Tahap Follow Up hanya dilakukan oleh petugas manajemen

komplain rumah sakit pada kasus- kasus tertentu seperti kasus yang

berhubungan dengan tututan medik. Untuk beberapa kasus komplain

yang sudah ditangani maka pihak manajemen komplain tidak

malakuka follow up kepada pasien.

Dalam permasalahan stok obat kosong diketahui bahwa

petugas manajemen komplain tidak memfollow up kembali pasien

yang telah menyampaikan keluhannya di unit manajemen komplain

rumah sakit. Dari beberapa hasil wawancara dengan pasien diketahui

bahwa pasien kurang puas dengan tindakan yang dilakukan petugas

manajemn komplain. Pasien yang mengeluh menginginkan adanya

folow up dari pihak manajemen komplain apabila obat sudah tersedia

di apotek rumah sakit.

Tjiptono (2008) menyebutan bahwa tahap follow up

merupakan tahap yang sering dilupakan oleh petugas. Menurut

Page 180: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

162

peneliti perlu dilakukan follow up kepada pasien yang mengeluh

karena dengan adanya tahap follow up maka petugas penanganan

keluhan dapat menjalin dan membangun hubungan yang lebih baik

lagi dengan pelanggan yang menyamaikan keluhan. Hal lain juga

disampaikan oleh Griffiths (2011) bahwa beberapa tindakan yang

perlu dilakukan dalam menangani keluhan pasien salah satunya

adalah menghubungi pelanggan dalam waktu yang persis sesuai

dengan waktu yang telah dijanjikan sebelumnya oleh petugas. Maka

dari beberapa teori tersebut sangat penting memberikan informasi

lebih lanjut kepada pasien yang komplain terkait kejelasan solusi

permasalahan komplain yang sudah disampikan petugas sebelumnya.

Salah satu hal yang menjadi kendala mengapa petugas

manajemen komplain tidak melakukan Follow Up atau menelepon

pasien. Hal tersebut dikarenakan badasarkan hasil wawancara

dengan petugas manajemen komplain serta hasil observasi peneliti

diketahui bahawa ruangan unit manajemen komplain tidak memiliki

telepon umum yang disediakan di ruangan penanganan komplain.

Untuk menghubungi dan memberikan informasi atau kabar

terkait ketersedian obat di apotek rumah sakit petugas menghubungi

beberapa pasien yang perna komplain di manajemen komplain

dengan mengunakan telepon/ Hp pribadi petugas manajemen

komplain. Dengan kekurangan fasilitas tersebut maka akan menjadi

salah satu kendala dalam proses penanganan keluhan pasien di

Page 181: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

163

rumah sakit yakni tidak dilakukanya Follow Up/ menginformasikan

kepada pasien jika memang obat sudah tersedia di apotek.

Dari penjelasan diatas maka peneliti berpendat bahwa

perusahaan perlu menyediakan telepon umum khusus unit

manajemen komplain karena hal tersebut dapat memaksimalkan

tugas petugas dalam menangani keluhan pasien. Hal tersebut sesuai

dengan Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa perusahaan dapat

menyediakan saluran telepon khusus untuk dapat mempermudah

menampung keluhan pelanggan atau dapat memanfaatkan jaringan

internet seperti e- mail.

C. Output (Keluaran)

1) Tertanganinya Keluhan Pelanggan (Pasien) Di Unit Istalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan

Beberapa masalah keluhan Pasien di RSU Kota Tangerang Selatan

masih belum terselesaikan dengan baik. Hal ini terbukti setelah peneliti

melakukan telaah dokumen Laporan Bulanan Manajemen Komplain pada

tahun 2015 dan tahun 2016. Dalam laporan tersebut ditemukan masih

terdapat beberapa masalah komplain yang belum tertangani dengan baik,

komplain pasien yang sering terjadi berulang dan komplain pasien yang

harus disampaikan ke pihak manajemen/ Direktur RSU Kota Tangerang

Selatan untuk mencari solusi tepat dan terbaik.

Berdasarkan hasil rekap laporan bulanan Manajemen Komplain

yakni terhitung dari bulan Januari, Februari, Maret, April, Juni,

Page 182: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

164

September, Oktober, November, dan Desember tahun 2015 diketahui

bahwa Keluhan Pelanggan yang dapat diselesaikan oleh pihak

Manajemen Komplain RSU yakni sebanyak 63,26% keluhan tertangani

dan 36,74% keluhan tidak tertangani. Dan bedasarkan hasil rekap laporan

bulanan manajemen komplain pada bulan januari sampai dengan bulan

juli 2016 diketahui bahwa jumlah tiga bentuk komplain terbanyak yang

sering di sampaikan oleh pasien terhitung dari bulan januari sampai

dengan bulam juli tahun 2016 adalah Poli dalam dibatasi (tidak kebagian

No. Antrian), Stok Obat Kosong dan SMS Get Way tidak ada balasan.

Beberapa sifat keluhan lain yang sering disampaikan oleh pasien

pada tahun 2016, beberapa diantaranya adalah stok obat kosong,

pendaftaran antrian rawat jalan lama, informasi yang kurang petugas

tenaga kesehatan dengan pasien, informasi pelayanan publik, jam praktek

dokter, BPJS.

Bedasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa penanganan

keluhan pasien pada tahun 2016 lebih baik dibandingkan dengan

penanganan keluhan pasien pada tahun 2015. Karena bedasarkan hasil

telaah dokumen pada laporan bulanan manajemen komplain pada tahun

2016, diketahui bahwa hampir tidak ada keluhan pasien yang tidak dapat

ditangani oleh manajemen komplain. Namun pada tahun 2016 masih

terdapat beberapa keluhan yang sama, yang disampaikan berulang pada

bulan- bulan berikutnya seperti bentuk keluhan stok obat yang tidak

tersedia/ kosong di apotek rumah sakit, pasien poli dalam dibatasi dan

SMS Get Way tidak ada balasan. Selain itu pada tahun 2016 beberapa

Page 183: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

165

keluhan/ komplain pasien harus disampaikan kepada pihak Direktur

rumah sakit untuk mencari solusi dan mengatasinya salah satunya yakni

keluhan pasien mengenai masalah poli dalam yang dibatasi untuk pasien

dan stok obat kosong.

Dalam penanganan keluhan adanya keluhan merupakan salah satu

indikator bahwa terdapat ketidak puasan pasien atas layanan rumah sakit.

Dengan adanya penyampaian bentuk komplain yang sama terjadi

berulang dibulan- bulan selanjutnya menunjukan bahwa perbaikan

kualitas pelayanan rumah sakit belum dilakukan secara maksimal

(Kaihatu, 2015). Hal lain yang dapat mengakibatkan terjadinya komplain

yang disampaikan berulang kali menunjukan bahwa evaluasi yang

dilakukan oleh petugas unit manajemen komplain rumah sakit dalam

mennagani keluhan pasien dinilai kurang efektif.

Perlu kiranya dilakukan evaluasi yang efektif sehingga dapat

meminimalisir adanya keluhan berulang pada bulan-bulan selanjutnya,

seta penambahan fasilitas yang dapat mendukung kerja Tim Penanganan

Keluhan pasien. Karena apabila keluhan pelanggan dapat diatasi dengan

baik oleh petugas penanganan keluhan maka akan memberikan kepuasan

bagi pelanggan (pasien) dan besar kemungkinan pelanggan yang puas

akan loyal terhadap rumah sakit. terdapat pernyataan bahwa 70 % dari

pelanggan yang mengeluh akan kembali membeli dan mengunakan jasa

layanan atau produk jika institusi dapat menuntaskan dan menyelesaikan

masalah- masalah komplain, bahkan 95 % pasien akan kembali membeli

produk/ jasa yang dihasilkan oleh institusi rumah sakit (Leboeuf, 2010).

Page 184: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

166

Keluhan pelanggan merupakan media efektif dalam mengukur

kualitas pelayanan rumah sakit. Jika evaluasi komplain dilakukan dengan

baik oleh petugas maka rumah sakit akan mendapatkan kesempatan

kedua dan kepercayaa kembali dari pasien. Namun, bedasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa evaluasi penanganan keluhan tidak

dilaksanakan setiap rutin setiap bulannya, sehingga untuk melakukan

pengontrolan komplain belum berjalan secara efektif. Rumah sakit harus

dapat berupaya dengan baik dalam menyelesaikan masalah- masalah

komplain yang di sampaikan pasien dengan cepat, adil dan profesional

serta terus melakukan perbaikan untuk menjamin kualitas pelayanan

(Griffiths, 2011).

Adanya unit khusus penanganan keluhan pasien di RSU Kota

Tangerang Selatan sudah menunjukan bahwa RSU membuka peluang

dalam evaluasi kinerja, melakukan perbaikan serta menjaga citra rumah

sakit agar tetap dipercaya oleh masyarakat. Hal tersebut juga harus

disertai dengan penanganan keluhan yang adil, profesional, cepat dan

tepat. Selain itu dengan adanya pencatatan dan pendokumentasian serta

pelaporan keluhan setiap bulannya maka hal tersebut sangat membantu

dalam perbaikan kualitas pelayanan rumah sakit.

Leboeuf (2010) menyebutkan bahwa ada 3 alasan mengapa Rumah

Sakit perlu mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh pelanggan

(pasien) dan menanganinya diantaranya adalah :

1. Keluhan memperlihatkan bidang- bidang yang

membutuhkan perbaikan.

Page 185: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

167

2. Keluhan merupakan kesempatan kedua bagi intitusi untuk

memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pelanggan

yang kecewa.

3. Keluhan merupakan suatu peluang luar biasa untuk

memperkuat loyalitas pelanggan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Gwee

(2010) yang menyebutkan bahwa apabila keluhan pelanggan tidak

dilakukan secara profesional dan efektif maka hal tersebut akan merusak

image perusahaan atau institusi dan akan berdampak di masa yang akan

datang. Karena pelanggan yang kecewa akan menyampaian

ketidakpuasannya kepada semua orang yang dikenalnya.

Unit manajemen komplain SRU Tangerang Selatan diharapkan

dapat membantu Rumah Sakit dalam mengahasilkan pengelolaan

penanganan keluhan pasien yang optimal. Namun dalam pelaksanaan

manajemen komplain di RSU Kota Tangerang Selatan masih terdapat

beberapa kendala, sehingga belum dapat dikatakan optimal. Hasil

penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh

Mudjahidin (2011), Afriani (2012), Subekti (2013) dan Wulandari (2014)

yang menyebutkan bahwa masih kurang optimalnya pelaksanaan

manajemen komplain atau pengelolaan penanganan keluhan yang

dilakukan di rumah sakit dan belum bisa menerapkan manajemen

komplain yang ideal.

Page 186: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

168

Seberapa kecil keluhan yang disampaikan pasien kepada petugas

manajemen komplain di rumah sakit akan berpengaruh pada berdampak

pada kunjungan rawat jalan pasien, jumlah kunjungan, calon pelanggan

lain dan citra rumah sakit apabila tidak dikelolah dengan baik. Oleh

karena itu penanganan segera terhadap keluhan/ complait juga meruakan

salah satu strategi yang baik untuk menguragi munculnya resiko yang

lebih besar lagi.

Page 187: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

169

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai gambaran

penanganan komplain dan masalah komplain di Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. INPUT

a. Belum adanya pelatihan khusus penanganan keluhan pasien yang

perna diikuti oleh petugas Manajemen Komplain RSU Kota

Tangerang Selatan sehingga, berpengaruh pada skill petugas dalam

menangani keluhan pasien.

b. Sarana prasarana yang kurang memadahi dapat mengurangi proses

pelayanan yang diberikan oleh unit Manajemen Komplain atas

beberapa keluhan pasien yang masuk.

c. Tidak terdapat anggran khusus dalam penanganan keluhan pasien

sehingga terdapat beberapa kendala dalam pengadaan

perlelngkapan di unit manajemen komplain.

2. PROSES

a. Proses penanganan keluhan yang dilakukan oleh unit manajemen

komplain RSU Kota Tangerang Selatan yakni mendegarkan dan

memahami keluhan pasien, klarifikasi dan penyamaan persepsi,

Page 188: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

170

penjelasan dan permohonan maaf, solusi dan taking action dan

Follow Up.

b. Dalam proses penanganan keluhan pasien yakni pemberian solusi

untuk keluhan stook obat kosong dianggap tidak sesuai dengan

harapan pasien. Hal tersebut dikarenakan dalam penanganan

keluhan pasien di RSU Kota Tangerang Selatan solusi bersifat di

berikan bukan di tawarkan kepada pasien, hal tersebut

mengakibatkan ketidak puasan pasien dalam menerima solusi yang

diberikan oleh petugas manajemn komplain.

c. Proses penanganan keluhan berupa Follow Up tidak dilakukan

petugas manajemn komplain secara maksimal hal tersebut

dikarenakan kurangnya fasilitas pendukung seperti telepon khusus

petugas, sehingga mengakibatan pasien lama menunggu kepastian

apakah obat sudah tersedia apakah masih kosong di rumah sakit.

hal tersebut mengakibatkan pasien kembali komplain ke rumah

sakit untuk menanyakan kembali apakah stok obat sudah tersedia di

Rumah Sakit.

3. OUTPUT

Penanganan keluhan pasien di RSU Kota Tangerang

Selatan diketahui bahwa pada tahun 2015, terhitung pada bulan

Januari, Februari, Maret, April, Juni, September, Oktober,

November dan Desember, jumlah persentase Keluhan Pelanggan

yang dapat ditangani oleh pihak Manajemen Komplain RSU yakni

sebanyak 63,26% dan 36,74% keluhan tidak tertangani. Bedasarkan

Page 189: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

171

data laporan bulanan manajem komplain diketahui bahwa jumlah

tiga bentuk komplain terbanyak yang sering di sampaikan oleh

pasien terhitung dari bulan januari sampai dengan bulam juli tahun

2016 adalah Poli dalam dibatasi (tidak kebagian No. Antrian), Stok

Obat Kosong dan SMS Get Way tidak ada balasan.

Ada beberapa keluhan yang harus disampaikan kepada

pihak Direktur untuk mencari solusi danmengatasinya satu

diantaranya adalah komplain mengenai Poli Dalam yang pasiennya

harus dibatasi dan stok obat kosong.

Kemudian untuk beberapa sifat keluhan yang sering

disampaikan oleh pasien beberapa diantaranya adalah Stok Obat

Kosong, pendaftaran antrian rawat jalan lama, Informasi yang

kurang dari petugas kesehatan, informasi pelayanan publik yang

kurang , jam praktek dokter dan kompalain mengenai BPJS, dll.

B. Saran

a) Bagi TOP Management (Direktur Rumah Sakit)

1. Sebaiknya Direktur RSU Kota Tangerang Selatan perlu memberikan

kesempatan kepada petugas penanganan komplain untuk melakukan

pelatihan khusus penanganan keluhan pasien dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit

2. Sebaiknya Direktur RSU Kota Tangerang Selatan,

mempertimbangkan Penggunanan komputer online / Sistem Informasi

Rumah Sakit (SIMRS) yang terintegrasi akan mempermudah

Page 190: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

172

pekerjaan tiap Unit dan dapat lebih mudah mengetahui informasi yang

berkaitan dengan pelayanan di RSU Kota Tangerang Selatan

3. Sebaiknya Direktur RSU Kota Tangerang Selatan dapat

mengakomodir setiap usulan- usulan yang berasal dari bawahanya,

baik itu middle management maupun low management.

b) Bagi Middle Management (Kepala Bidang Pelayanan Non Medis)

1. Sebaiknya pihak Kepala Bidang Pelayanan Medis melakukan Rapat

Evaluasi Bulanan dengan mengikut sertakan pihak- pihak yang

berkaitan dengan permaslahan yang banyak dikeluhkan oleh pasien/

permaslahan yang tersampaikan dalam kurun wktu 1 (satu) bulan

terakhir. Sehingga dapat di ketahui permasalahannya dan alternatif

solusi yang tepat untuk beberapa masalah tersebut

2. Sebaiknya Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Kota Tangerang

Selatan perlu Melakukan perbaikan dan peningkatan dalam segi

fasilitas atau sarana prasarana yang berkaitan dengan pelayanan

keluhan pasien seperti mengadakan line telepon khusus di ruangan

manajemen komplain, dan menambah fasilitas alat tulis untuk tiap-

tiap kotak saran yang tersedia.

3. Sebaiknya Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Kota Tangerang

Selatan mempertimbangkan untuk menyediakan nomor hanphone

online yang dapat difungsikan sebagai sarana bagi pasien untuk

menyampaikan keluhan melalui SMS. Hal tersebut dapat dikatakan

praktis karena seseorang dapat sewaktu-waktu menyampaikan

keluhan.

Page 191: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

173

4. Sebaiknya Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Kota Tangerang

Selatan mempertimbangkan untuk melakukan perencanaan SDM di

unit manajemn komplain untuk mengataui idelnya jumlah pegawai

yang dibutuhkan dalam penanganan keluhan pasien. serta melakukan

pengawasan pelaksanaan TUPOKSI di setuap unit pelayanan,

khususnya Unit Manajemen Komplain.

5. Kepala Bidang Pelayanan Medis diharapkan dapat mengakomodir

setiap usulan- usulan yang berasal dari low management khususnya

yang berkaitan dengan penanganan keluhan pasien.

c) Bagi Low Management (Petugas Penanganan Komplain)

1. Sebaiknya pihak Manajemen Komplain membuat Alur penanganan

keluhan untuk seluruh jajaran unit pelayanan terutama di unit instalasi

farmasi rumah sakit agar prosedur penanganan keluhan dapat

terstandarisasi dan pasien mendapatkan pelayanan yang sama

2. Sebaiknya pihak Manajemen Komplain perlu menentukan jadwal

tetap untuk melakukan Evaluasi Bulanan Manajmen Komplain RSU

Kota Tangerang Selatan, sehingga permasalahan yangterjadi tiap

bulannya dapat diketahui oleh pihak pimpinan untuk kemudian

dilakukan perbaikan agar tidak terjadi di bulan-bulan selanjutnya.

Page 192: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

174

DAFTAR PUSTAKA

Adikoesoemo, S. (2003). Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Afidah, H. N. (2013). Keefektifan Pelaksanaan Mekanisme Komplain Dalam

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Hajji Surabaya. Jurnal

Kebijakan dan Manajemen Publik , Vol.1, Nomor 1.

Afriani, N. (2012). Analisis Penagaan Kluhan Pelanggan oleh Instalasi

Pemasaran dan Humas Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2012.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia .

Agusta, L. dan Sutanto, E. (2013). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan CV Hargon Surabaya . Surabaya.

Alandari, F. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer

Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Di Lingkungan Kantor Bupati

Kabupaten Beraul. e- Journal Ilmu Pemerintah , Volume.1 Nomor 1.

Al-Assaf, A. (2009). Mutu Pelayanan Kesehatan, Perspektif Iternasional. Jakarta:

EGC.

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, Menuju Bangsa

Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Jakarta: PT Grasindo

Imtima.

Aristarini, L. (2014). Pengaruh Pengalaman Kerj, Kompetensi Sosial dan Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Karya pada bagian Pemasaran PT Adira Finance

Singaraja. E- Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesa , Volume 2.

Artanti, Y., dan Ningsih, L. (2011). Pengaruh Penanganan Keluhan terhadap

loyalitas nasabah PT. Bank Muamalat Indonesia, TBK. Dengan Kepuasan

Nasabah Sebagai variabel prentara (studi pada nasabah bank muamalat

cabang surabaya). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Page 193: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

175

Atmoko, T. (2010). Standar Oprasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas

Kinerja Instansii Pemerintah. http://edokumen.kemenag.go.id.

Ayuningtyas, S. (2011). Kinerja Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi di Pusat Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat Se- Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta .

Azzahra, F. (2015). Manajemen Komplain . Universitas Respati Idonrsia.

BAPPENAS. (2010). Manajemen Pengaduan Masyarakat dalam Pelayanan

Publik. Kementerian Negara Perencanaan Nasional/ Badan Perencanaan

Pengembangan Nasional.

Budiarti, A. (2009). Pengaruh Kualitas Layanan dan Penanganan Keluhan

terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah Bank Umum Syariah di

Surabaya. Ekuitas , Vol.15 No.2.

Chatab, N. (2007). Diagnostic Management. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Chayatin, N., dan Mubarak, W. I. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, S. T. (2005). Pengaruh pembagian kerja terhadap efektifitas keryawan

bagian produksi PT. DUPANTEX Kabupaten Pekalongan. Skripsi.

Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Djahir, Y., dan Dewi, P. (2014). Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen. Cet. 1.

Yogyakarta: Deepublish.

Farid, M. dkk. (2013). Pembuatan SOP Menurut Permenpan No. 52 Tahun 2011

dengan Best Practice Cobit 5 dan Itil v3. Seminar Nasional Sistem

Informasi Indonesia, SESINDO.

Febriawati, H. (2013). Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Page 194: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

176

Fitria, S. N. (2013). Pembinaan Kinerja Pegawai Dalam Melaksanakan Tugas

Pokok Dan Fungsi Di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Focus, F. (2010). BECOMING SNIPER Strategi Cerdas Mempengaruhi dan

Mempwrtahankan Konsumen. Jakarta: Visimedia.

Griffiths, A. (2011). 101 Strategi jitu Pemasaran Bisnis Pati Sukses dengan

Creative Markting. Jakarta: Tangga Pustaka.

Gwee, J. dan Giokni wati. (2010). Instant Quotations on Customer Service

Excellence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Halomoan, S. (2012). Pengaruh Kualitas Jasa Pelayanan Terhdap Kepuasn

Pasien pada Rumah Sakit Bayangkara Sartika Asih Bandung. Bandung:

Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama.

Haris, A. (2005). 7 Pilar Perusahaan Unggul Implementasi Kriteria Baldrige

untuk Meningktkan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Haruman, T., dan Rahayu, S. (2007). Penyusunan Anggaran Perusahaan. Edisi

Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu .

Hutahaean, J. (2014). Konsep Sistem Informasi. Ed.1,Cet.1. Yogyakarta:

Deepublish.

Indrawan, I. (2015). Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.

Yogyakarta: Deepublish.

Inpres No. 7 Tahun 1999.

Insmanthono, H. W. (2003). Administrasi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Kompas.

Kaihatu, T. S. (2015). Manajemen Komplain. Yogyakarta: Andi Offset.

KepMenkes (Keputusan Menteri Kesehatan) No.51 Menkes/ SK/11/1979.

Page 195: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

177

Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan

Farmasi di Rumah Sakit.

Kiantini, R. (2003). Analisis Manajemen Penanganan Keluhan peserta pada

Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJPK). Depok: Universitas

Indonesia.

Kurniati. (2013). Kepuasan Pasien Rawat Inap Lontara Kelas III Terhadap

Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makasar.

Makasar: Universitas Hasanudin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Ladjahmudin, A.-B. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Leboeuf, M. (2010). Memenangi dan Memelihara Pelanggan Seumur Hidup

(Rahasia Sukses Bisnis Sepanjang Masa). Jakarta: Tangga Pustaka.

Mahendra, A. (2014). Analisis Pengaruh Pendidikn, Upah, Jenis Kelamin, Usia

Dan Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja. Skripsi.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Mangkunegara, A. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Manullang. (2008). Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadja Mada University

Press.

Marimin, dkk. (2006). Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bogor: Grasindo Gramedia Widiasarna Indonesia.

Marlia, E. (2007). Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Terhadap

Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. INTI (PERSERO) Bandung. Bandung:

Universitas Widyatama .

McLeod, R., dan George, S. (2004). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT

Indeks.

Page 196: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

178

Mudjahidin. (2011). Pembuatan Sistem Informasi Manajemen Keluhan Pelanggan

Berbasis Web dan SMS. Jurnal Sistem Informasi , Volume 4, Nomer 1,

hlm 37- 43.

Muninjaya, A. G. (2004). Manajemen Kesehatan, E/2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dan Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 51 Menkes 1 POS 17/ 2005

Fungsi Rumah Sakit Umum .

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 16 tahun 2013 tentang

standar kualitas pelayanan jasa telepon dasar pada jaringan bergerak.

Permenpan No. 52 Tahun 2011 yang berisikan tentang perlunya SOP dalam

penyelenggaraan seluruh unit kerja pemerintah.

Pohan, I. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehtan : Dasar- Dasar Pengertian

dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Prasetya, H. dkk. (2012). Sistem Informasi Pelaporan Rumah Sakit. Jurnal

Stikom.

Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Rakhman, S. S. (2010). Pengaruh Pembagian Kerja, Kepemimpinan, Pemberian

Penghargaan, Dan Penilaian Kinerja Terhadap Produktivitas Kerja

Keryawan Bumida Syariah. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan

Kalijaga .

Rangkuti, F. (2006). Measuring Customer Statisfaction Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan plus Analisis Kasus PLN- JP.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rangkuti, F. (2003). Measuring Customer Statisfication . Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Page 197: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

179

Rumanti, M. A. (2002). Dasar- Dasar Public Relations Teori dan Praktik.

Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia .

Rustiyanto, E. (2010). Statistik Rumah Sakit untuk Pengambilan Keputusan .

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Salay, V. (2013). Pengaruh Kualitas Layanan dan Penanganan Komplain

Terhadap Kepuasan Nasabah pada Loyalitas Nasabah pada Bank BRI

Cabang Kertajaya di Surabaya. Jurnal Wima , Vol 2, No 1.

Salmah, N. N. (2012). Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Terhadap Kompetensi Karyawan Pada PT. Muba Electric Power Sekayu.

Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS) , Vol. 2 No.3.

Santoso, B. (2012). Skema dan Mekanisme Pelatihan: Panduan Penyelengaraan

Pelatihan. Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI).

Satrianegara, M. F., dan Siti, S. (2009). Buku Ajar Organisasi dan Manajemen

Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Sinurat, S. (2008). Panduan praktis memilih karyawan kompeten, Langkah tepat

melakukan Rekrutmen dan Seleksi. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Sirait, J. (2006). Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen, Ikhtisar Teori

dan Soal- Soal. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

SK Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004.

Soewartoyo. (2007). Sumber Daya Manusia, Ketenagakerjaan dalam Industri

Logam : Masalah Hubungan Kerja dan Produktivitas (Studi Kasus pada

Industri Kecil dan Menengah di Surabaya, Pasuruan, dan Sukabumi).

Kounikasi Majalah Ilmiah Komunika- LIPI , Vol. 10, No.1.

Subekti, D. (2013). Manajemen Komplain Pelanggan Dalam Rangka Peningkatan

Pelayanan di RSUD Dr. Iskak Tulungagung. Jurnal Kebijakan dan

Manajemen Publik , Volume 1, Nomor 1.

Page 198: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

180

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid dan R & D. Bandung :

ALFABETA.

Suhartono. (2013). Bahasa Santu dan Sopan yang disukai Pelanggan dalam

Pelayanan Prima . UPBJJ-UT Semarang , Vol.39 No.2.

Sukoco, B. M. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta:

Erlangga.

Sunyoto, D., dan Susanti, F. (2015). Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta:

CAPS (Center for Academic Publishing Service).

Suryoadi, Y. (2012). Pengaruh Pelatihan dan Kepuasan Kompetensi Terhadap

Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Muamalat Indonesia Cabang

Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro .

Tambunan, V. (2012). Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Intensif, Jaminan

Sosial dan Pengalaman Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di

Kota Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas Diponegoro.

Tangkilisan, N. S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: ANDI.

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Sakit.

Wardana. (2008). Membuat Aplikasi Berbasis Pendekatan Sistem dengan Visual

Basic Net 2008. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Wirawan, K. E., dkk. (2016). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan

Ganesha , Vol.4.

Wulandari, R. (2014). Gambaran Pengelolaan Penanganan Keluhan di RSUD

Pasar Rebo Tahun 2014. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Page 199: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

181

Yuliarmi, dan Putu, R. (2007). Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar. Jurnal

Ilmu Ekonomi , Volume 12 Nomor 1.

Zaluchu, F.,dkk. (2007). Studi Komparatif Keluhan Pasien di Rumah Sakit dengan

Pasien di Puskesmas (Studi Kasus di 7 Kabupaten / kota, di provinsi

Sumatra Utara). Skripsi. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

Page 200: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

LAMPIRAN PENELITIAN

Page 201: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATANRUMAH SAKIT UMUM

Jl. Raya Pajajaran No" 101, Pamulang, Kota Tangerang SelatanTelepon Pelaya nan $21 -2987256 1 ( Cusfomer Servrbe) I 021 -7 492398 {UGD)

Manajemen Telepon/F ax 021 -2987256 1

NomorSifatLampiranHal

. 4*>,4yztt /TU: Penting:-: Jawaban ljin Penelitian

Tangerang Selatan, 23 Agustus 2016

KepadaYth. Dekan Fakultas Kadokteran

dan llmu K-esehatan UIN

Syarif Hidayatul lah Jakartadi-

TEMPAT

Menindaklanjuti surat dari Dekan Universitas lslam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta Nomor Un.0'llF10/TL.0013.23912016 Tanggal 19

Agustus 2A16, Perihal ; Perrnohonan ljin Penelitian dan Pengambilan

Data, atas nama:

Nama : Nurmala SaidahNIM :1112101000100Judul Penelitian : "Garnbaran Penanganan Keluhan Pasien di Unit

lnstalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2016'.

Dengan ini kami ijinkan untuk melakukan Penelitian dan Pengambilan

Data setelah melakukan presentasi proposal pada tanggal 3 Maret

2016, selanjutnya agar penelitian dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku serta hasil penelitian diserahkan kepada pihak

RSU Kota Tangerang Selatan.Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

DIREKTURRUMAH,EAKIT UMUM

KOTA TANGERANG SELATAN

19700819 2AA212 2 005

Page 202: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PETUGAS MANAJEMEN KOMPLAIN

RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN

“GAMBARAN PENANGANAN KEUHAN PASIEN DI UNIT INSTALASI FARMASI RUMAH

SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 “

Nama :

Jenis Kelamin/ Umur :

Hari/ Tanggal :

Jabatan Kerja :

Pendidikan :

Lama Kerja :

No. PERTANYAAN

INPUT

1. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)

a. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjabat dalam posisi ini ?

b. Bagaimana penerapan atau peran unit manajmen komplain dalam menjalankan tugas untuk menangani keluhan

pasien di rumah sakit ?

C. Siapa sajakah yang terlibat dalam penanganan keluhan pasien di RSU ? dan bagaimana perannya ?

d. Bagaimana pembagian tugas oleh petugas manajemn komplain di RSU? Apakah cukup dengan 2 (dua) petugas ?

e. Pernakah ada pelatihan atau peningkatan kemampuan khusus yang diikuti oleh petugas penanganan komplain di

RSU mengenai keluhan pasien atau manajemn komplain itu sendiri ? (pelatihannya apa, kapan, dimana, berapa

lama, siapa yang menyelengarakan, siapa saja petugas yang didelegasikan untuk mengikuti pelatihan, siapa yang

melatih, jika belum perna/ ada mengapa ?

f. Dengan latar belakang pendidikan petugas yang bukan manajemn perumahsakitan, apakah perlu dilakukan

pelatihan khusus manajemn komplain untuk meningkatkan skill?

g. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

2. Anggaran / Dana

a. Apakah ada anggaran khusus untuk unit mana jemen komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Probling :

- Jika tidak ada, mengapa ? dan bagaimana pihak manajemn komplain mengatasinya ?

- Jika ada, dari mana sumber dana tersebut ?

b. Apakah ada kendala yang ditemui dalam hal pendanaan ?

Problling :

- Jika ada, bagaimana mengatasinya ?

Apakah saran bapak/ ibu dalam hal pendanaan ?

3. Sarana dan prasarana

a. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung proses penanganan keluhan yang terdapat di RSU Kota Tangsel

?

b. Fasilitas apa yang dirasa perlu namun belum tersedia atau ada kendala ?

MESIN

a. Adakah pralatan bermesin yang digunakan dalam penanganan keluhan pasien di unit manajemn komplain RSU

Kota Tangerang Selatan ?

b. Apa fungsi peralatan mesin tersebut dalam proses penanganan keluhan pasien di rumah sakit ?

Page 203: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

4. Peoman Teknis

a. Apakah terdapat pedoman teknis tentang prosedur penanganan keluhan (alur penanganan keluhan) di RSU Kota

Tangerang Selatan ?

Probling :

- Jika ada, pedoman apa yang digunakan dalam pelaksanaan penanganan keluhan pasien di RSU ?

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh pasien ?

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di rumah sakit ?

c. Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain untuk mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa

lama waktu yang di tetapkan ?

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi kembali masalah komplain kepada pasien yang mengeluh ?

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk menyamakan persepsi terlebih dahulu seebelum

mengambil tindakan selanjutnya ?

c. Jika belum dapat menyamakan persepsi dengan pasien yang mengeluh apa yang kemudian akan dilakukan oleh

petugas ?

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan penjelasan kepada pasien ?

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang komplain sudah jelas ?

c. Apakah ada perbedaan cara petugas menjelaskan permasalahan komplain dalam menangani keluhan pasien ?

d. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas situasi yang terjadi ?

4. Solusi dan taking action

a. Bagaimana petugas manajemn komplain memberikan solusi atas permasalahan komplain pasien ?

b. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada pasien yang mengeluh, apa sebenarnya solusi apa

yang diinginkan pasien?

c. Bagaimana evaluasi manajemen komplain di lakukan di RSU ?

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan) selalu mencatat alamat dan nomer telepon pasien

yang komplain ?

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara petugas manajemn komplain melakukan follow up ?

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini oleh petugas dalam menangani keluhan pasien ?

2. Apa saja jenis keluhan yang sering disampaikan oleh pasien pada tahun 2016 ini ?

3. Adakah keluhan yang belum tertangani sampe saat ini ?

Probling :

- Jika ada , apa jenis keluhan tersebut ?

- Mengapa belum terselesaikan hingga saat ini ?

- Apa kendala yang ada sehingga keluhan belum dapat terselesaikan ( tertangani) ?

Page 204: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Pasien Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

“GAMBARAN PENANGANAN KEUHAN PASIEN DI UNIT INSTALASI FARMASI RUMAH

SAKIT UMUM (RSU) KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016 “

Nama :

Jenis Kelamin/ Umur :

Hari/ Tanggal :

Jabatan Kerja :

Pendidikan :

Lama Kerja :

No. PERTANYAAN

1. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh pasien ?

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di rumah sakit ?

c. Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain untuk mendengarkan keluhan pasien ? jika iya,

berapa lama waktu yang di tetapkan ?

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi kembali masalah komplain kepada pasien yang mengeluh

?

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk menyamakan persepsi terlebih dahulu seebelum

mengambil tindakan selanjutnya ?

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan penjelasan kepada pasien ?

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang komplain sudah jelas ?

c. Apakah ada perbedaan cara petugas menjelaskan permasalahan komplain dalam menangani keluhan pasien

?

d. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas situasi yang terjadi ?

4. Solusi dan taking action

a. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada pasien yang mengeluh, apa sebenarnya solusi apa

yang diinginkan pasien?

b. Apakah pihak manajemen komplain menanagani keluhan pasien dengan cepat ?

c. Kepuasan pasien dengan solusi yang diberikan oleh peytugas manajemn komplain untuk masalah yang

dikeluhkan pasien?

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan) selalu mencatat alamat dan nomer telepon

pasien yang komplain ?

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara petugas manajemn komplain melakukan follow

up ?

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini oleh petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Page 205: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 3

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Kepala Unit Manajemen Komplain (Penanganan Keluhan Pasien)

di RSU Kota Tangerang Selatan pada Juli 2016

Hari/ Tanggal : Kamis, 21 Juli 2016

Waktu : 13.00- 13.43 WIB

Lokasi : Ruang Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)

a. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjabat dalam posisi ini ? Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“3 (tiga) tahun, karena saya yg pertma di manajemen komplain dan

manajemen di rumah sakit RSU baru berdiri sekitar 3 tahun terakhir ini”

b. Bagaimana penerapan atau peran unit manajmen komplain

dalam menjalankan tugas untuk menangani keluhan pasien di

rumah sakit ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Unit manajemen komplain merupakan unit yang mennagani keluhan

customer (pelanggan/ pasien) . Kompalin sendiri ada dua komplain teknis dan

komplain keberatan pembiayaan seperti (ektp dan bpjs, dan KK (PMKS)”

C. Siapa sajakah yang terlibat dalam penanganan keluhan pasien

di RSU ? dan bagaimana perannya ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

Saya dan staff saja, dua orang, staff/ petugas lainnya sebagai pelaksana

manajemn komplain”.

d. Bagaimana pembagian tugas oleh petugas manajemn

komplain di RSU? Apakah cukup dengan 2 (dua) petugas ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Saya sering keliling rumah sakit, lihat lingkungan rumah sakit sudah kondusif

belum, atau ada pasien yang komplain tidak pada tempatnya, atau terjadi

cekcok pasien dengan petugas di unit- unit pelayanan. Nah itu saya yang

mengamankan agar tidak mengganggu pelayanan lainnya. Cukup dua saja,

ruangannya tidak begitu luas dan cukup menghendel tugas- tugas manajemen

complain”.

e. Pernakah ada pelatihan atau peningkatan kemampuan khusus Kepala Unit Penanganan Keluhan “Tidak ada pelatihan kusus terkait manajemen komplain di RSU, kalau saya

Page 206: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

yang diikuti oleh petugas penanganan komplain di RSU

mengenai keluhan pasien atau manajemn komplain itu sendiri

? (pelatihannya apa, kapan, dimana, berapa lama, siapa yang

menyelengarakan, siapa saja petugas yang didelegasikan

untuk mengikuti pelatihan, siapa yang melatih, jika belum

perna/ ada mengapa ?

Pasien (Manajemen Komplain) sendiri udah banyak ya pelatihan yang saya lukukan, Cuma ya berhubungan

dengan penanganan keluhan itu seperti public speaking , pelayanan prima,

customer service perna. Kemaren staf manajemn komplain baru ikut pelatihan

yang di jogja terkait pelatihan cutomer service, pelayanan prima dan

sebagainya”.

f. Dengan latar belakang pendidikan petugas yang bukan

manajemen perumahsakitan, apakah perlu dilakukan

pelatihan khusus manajemn komplain untuk meningkatkan

skill?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“perlu ya sepertinya”.

g. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana

performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Udah sering ya dapet keluhan pasien yang macem- mcem. Ada yang marah –

marah sampe gebrak- gebrak meja, ada yang cukup tenang ngeluhinnya, beda-

beda. Tetapi kita sebagi petugas harus bisa tu ngatasi semuanya. Mungkin

kalau pasien komplainnya cukup tenang bisa di tangani staf manajemn

komplain. Baru nanati kalau agak berat permasalahannya bilang ke saya”.

2. Anggaran / Dana

a. Apakah ada anggaran khusus untuk unit mana jemen

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Probling :

- Jika tidak ada, mengapa ? dan bagaimana pihak manajemn

komplain mengatasinya ?

- Jika ada, dari mana sumber dana tersebut ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Tidak ada anggaran khusus untuk manajemen komplain, untuk peralatan

yang dibutuhkan biasanya langsung disediakan oleh rumah sakit apa saja yg

dibutuhkan. Include di pengadaan Rumah Sakit”.

b. Apakah ada kendala yang ditemui dalam hal pendanaan ?

Problling :

- Jika ada, bagaimana mengatasinya ?

Apakah saran bapak/ ibu dalam hal pendanaan ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Tidak terdapat kendala, tidak ada almari saja disini”.

3. Sarana dan prasarana

a. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung proses

penanganan keluhan yang terdapat di RSU Kota Tangsel ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Fasilitas yang di miliki, ruangan khusus manajemen komplain, Kotak saran

disetiap lantai, komputer,printer, from survey kepuasan pasien. sarana

prasarana cukup, hanya ruangan yang dirasa sempit, Ya kalau dikatakan

kekurangan ya ruangan ini aja kecil,”

Page 207: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

b. Fasilitas apa yang dirasa perlu namun belum tersedia atau ada

kendala ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Ya kalau dikatakan kekurangan ya ruangan ini aja kecil, kalau ada yang

kmplain tidak terkendali kalau banyak yang komplain bisa 5-6 orang komplain

terkait permasalahan tertentu”.

MESIN

a. Adakah pralatan bermesin yang digunakan dalam penanganan

keluhan pasien di unit manajemn komplain RSU Kota

Tangerang Selatan ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Ada komputer ada printer, ya ini yang bisa digunakan dan menjadi fasilitas

manajemen komplain”.

b. Apa fungsi peralatan mesin tersebut dalam proses

penanganan keluhan pasien di rumah sakit ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Komputer ini digunakan untuk menyimpan rekap hasil keluhan pasien dan

pembuatan laporan manajemen komplain setiap bulannya”.

4. Pedoman Teknis

a. Apakah terdapat pedoman teknis tentang prosedur

penanganan keluhan (alur penanganan keluhan) di RSU Kota

Tangerang Selatan ?

Probling :

- Jika ada, pedoman apa yang digunakan dalam

pelaksanaan penanganan keluhan pasien di RSU ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“SOP , TUPOKSI ada, di manajemen komplain juga terdapat alur

penanganan komplain. Dulu permasalahan obat ibu karena belum dibentuk

Komite Farmasi Rumah Sakit sehingga masih banyak kendala dalam

pengadaan obat di RSU”.

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh

pasien ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“ Jenis keluhan yag sering disampaikan pelanggan itu terkait pendaftaran /

sms get way, poli dalam, stock obat kosong”.

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di

rumah sakit ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“ya seperti biasa, kita dengarkan saja sampai mereka selesai bicara baru kita

jelaskan”.

c. Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain

untuk mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa lama

waktu yang di tetapkan ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Tidak ada waktu yang diestimasikan untuk mendengarkan keluhan pelanggan,

kalau ada yang kurang kita jelaskan, ada yang tidak faham kita jelaskan”.

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi

kembali masalah komplain kepada pasien yang mengeluh ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Kita lakukan klarifikasi dan penjelasan terkait permasalahan yang

dikeluhkan tersebut. Kebanyakan pasien yang datang dengan marah- marah

itu yang perlu dilakukan klarifikasi. Tidak semua pasien yang komplain perlu

dilakukan klarifikasi, setiap pasien yang komplain yang datang dengan marah-

marah baru kita lakukan klarifikasi”.

Page 208: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk

menyamakan persepsi terlebih dahulu seebelum mengambil

tindakan selanjutnya ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Penyamaan persepsi biasa dilakukan dengan melakukan penjelasan lebih

lanjut terkait permasalahan yang terjadi”.

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan

penjelasan kepada pasien ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Melakukan, kita berkoordinasi dengan unit farmasi yakni apotek dan petugas

gudang farmasi saat itu, kalau ada komplain kita bekoordinasi dengan unit

yang berkaitan dengan masalah yang dikeluhkan pasien”.

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang

komplain sudah jelas ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Menurut saya sudah cukup ya, sekiranya pasien tau dan mengerti. Ketika kita

memberikan solusi itu kita tanya kepada pasien sudah mengertikan dengan

masalah yang terjadi dan solusinya”.

c. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas

situasi yang terjadi ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Permohonan maaf biasanya saya lakukan jika hal tersebut tidak berkenan

oleh pasien, biasanya kita berikan solusi terlebih dahulu baru permohonan

maaf. Permohonanan maaf dilakukan pada komplain tertentu, yang mana itu

menyangkut tentang kelemahan kita.”

4. Solusi dan taking action

a. Bagaimana petugas manajemn komplain memberikan solusi

atas permasalahan komplain pasien ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Kita lakukan koordinasi dengan unit yang bersangkutan untuk mengetahui

informasi. Setelah mengetahui permasalahannya baru kita memberikan

solusi”.

b. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada

pasien yang mengeluh, apa sebenarnya solusi apa yang

diinginkan pasien?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Jadi kita memberikan solusi bukan menawarkan solusi. Kalau menawarkan

ada kaitan sesuai selera atau tidak, kalau ini tidak solusi yang kita berikan itu

ya itulah solusi yang jalan keluar yang seharusnya dilakukan”.

c. Bagaimana evaluasi manajemen komplain di lakukan di RSU

?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Kita catat keluhan yang masuk, setelah itu petugas akan membuat laporan

manajemen komplainnya. Dan itu dilakukan setiap bulan”

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan)

selalu mencatat alamat dan nomer telepon pasien yang

komplain ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“setau saya biasanya dicatat oleh petugas manajemen komplain”.

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara

petugas manajemn komplain melakukan follow up ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Follow Up dilakukan pada pasien tertentu yang sudah terjadi tuntutan

medis, tidak selalu mencatat alamat dan nomer telpon pasien yang komplain,

beberapa saja. Kasus yang tidak kita follow up itu kasus yang sudah kita

tangani “.

OUTPUT

Page 209: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini

oleh petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Sejauh ini bisa diselesaikan komplainya”

2. Apa saja jenis keluhan yang sering disampaikan oleh pasien

pada tahun 2016 ini ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“poli dalam, obat sama sms get way”.

3. Adakah keluhan yang belum tertangani sampe saat ini ?

Probling :

- Jika ada , apa jenis keluhan tersebut ?

- Mengapa belum terselesaikan hingga saat ini ?

- Apa kendala yang ada sehingga keluhan belum

dapat terselesaikan ( tertangani) ?

Kepala Unit Penanganan Keluhan

Pasien (Manajemen Komplain)

“Poli dalam ya yang saat ini masih belum ada solusinya, karena ya memang

belum di tambah tenaga dokternya khusus di unit poli dalam, namun untuk

permaslahan stock obat kosong sudah mulai berkurang. Karena sejak bulan

Juni sudah dibentuk Komite Farmasi Rumah Sakit (KFRS)”.

Page 210: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Staff Manajemen Komplain (Penanganan Keluhan Pasien)

di RSU Kota Tangerang Selatan pada Juli 2016

Hari/ Tanggal : Kamis, 21 Juli 2016

Waktu : 12.05- 12.57 WIB

Lokasi : Ruang Manajemen Komlain RSU Kota Tangerang Selatan

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)

a. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjabat dalam posisi ini ? Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kurang dari satu tahun di manajemn komplain”

b. Bagaimana penerapan atau peran unit manajmen komplain

dalam menjalankan tugas untuk menangani keluhan pasien

di rumah sakit ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“sebagai unit penampung dan menangani keluhan pasien di Rumah Sakit dan

Pelayanan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)”

C. Siapa sajakah yang terlibat dalam penanganan keluhan

pasien di RSU ? dan bagaimana perannya ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“ hanya saya sama kepala manajemn komplain saja, jadi kami berdua saja

dokter sebgai kepala manajemen dan saya staf.”

d. Bagaimana pembagian tugas oleh petugas manajemn

komplain di RSU? Apakah cukup dengan 2 (dua) petugas ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Ada kayak pembagian tugas gitu, Seringya saya standbay di ruangan ya, jaga-

jaga kalau ada pasien yng komplain, biasanya kepala manajemen komplain yang

ngecek- ngecek tu, keliling- keliling lihat di unit- unit pelayanan rumah sakit.

ada yang ribut ga, biasanya ada yang komplain tapi ga di ruangan nah itu

biasanya kepala manajemen komplain yang nanganin. Dua orang cukup, karena

disini permasalahan komplain kan sifatnya insdiental, jadi ga setiap hari ada

yang komplain, biasanya saya yang stanbay di ruangan dan kepala manajemn

komplain yang sering keliling mantau keadaan di RSU”.

e. Pernakah ada pelatihan atau peningkatan kemampuan

khusus yang diikuti oleh petugas penanganan komplain di

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kalau untuk pelatihan penanganan keluhan pasien secara khusus belum pernah

si, Cuma dulu ada pelatihan tentang customer services, tapi ya di dalamnya juga

Page 211: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

RSU mengenai keluhan pasien atau manajemn komplain itu

sendiri ? (pelatihannya apa, kapan, dimana, berapa lama,

siapa yang menyelengarakan, siapa saja petugas yang

didelegasikan untuk mengikuti pelatihan, siapa yang

melatih, jika belum perna/ ada mengapa ?

dibahas juga si tentang pelayanan prima dan perna juga ikut pelatihan public

public speaking ”.

f. Dengan latar belakang pendidikan petugas yang bukan

manajemn perumahsakitan, apakah perlu dilakukan

pelatihan khusus manajemn komplain untuk meningkatkan

skill?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“ perlu ya untuk meningkatkan kemampuan”

g. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana

performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Sebenarnya beda- beda ya skillnya waktu mennagani keluhn karena kepala

manajemn komplain lebih senior dan udah lama juga kerja disini jadi beliau

lebih paham dan lebi muda mengatasi masalah yang marah- marah, berurusan

dengan wartawan. Kalau ada komplain yang udah marah- marah banget ga bisa

ditennagin dikit, aku biasanya langsung terlpon kepala manajemen komplain

agar dibantu”.

2. Anggaran / Dana

a. Apakah ada anggaran khusus untuk unit mana jemen

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Probling :

- Jika tidak ada, mengapa ? dan bagaimana pihak manajemn

komplain mengatasinya ?

- Jika ada, dari mana sumber dana tersebut ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kalau untuk anggaran dana untuk pelaksanaan manajemen komplain sendiri

memang sudah disediakan, dan dialokasikan setiap satu tahun sekali, jadi

memang sudah ada penganggarannya sendiri oleh atasan”.

b. Apakah ada kendala yang ditemui dalam hal pendanaan ?

Probling :

- Jika ada, bagaimana mengatasinya ?

Apakah saran bapak/ ibu dalam hal pendanaan ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kalau untuk kebutuhan seperti kertas HVS dan alat tulis sudah terpebnuhi,

Cuma penyimpanan berkas kurang tertata karena ga ada almari”.

3. Sarana dan prasarana

a. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung proses

penanganan keluhan yang terdapat di RSU Kota Tangsel ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“ Kalau untuk fasilitas ya, kita ada kotaksaran/pengaduan di setiap

lantai,karena RSU lima lantai ya, jadinya total kita punya 5 (lima) kotak

saran/pengaduan, di setiap kotak saran itu kita letakin juga kuesioner pasien,

jadi kalau pasien mau ngisi bisa langsung mengisinya dan 1 (satu) unit komputer

Page 212: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

diruangan buat nginput data kuesioner dan digunakanuntuk membuat laporan

bulanan manajemen komplain ”.

b. Fasilitas apa yang dirasa perlu namun belum tersedia atau

ada kendala ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“dulu ada tapi sering hilang , sekarang ga ada kalau alat tulis, biasanya pasien

ngambil terus di bawa pulang nanati kalu ke sini baru di bawa lagi

kuesionernya(kuesioner rajal, ranap dan UGD), kalau ga gitu ya kadang ada

yang suka bawa alat tulis sendiri, kalu ga ya pinjem-pinjem aja. Kalau untuk

form penanganan keluhan sudah ada si, tapi biasanya juga pakek kertas kosong

yang sudah disediakan petugas untuk nulis keluhan pasiennya”.

MESIN

a. Adakah pralatan bermesin yang digunakan dalam

penanganan keluhan pasien di unit manajemn komplain

RSU Kota Tangerang Selatan ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Di ruangan ini paling ya,, ada komputer 1 (satu), printer 1 (satu)”.

b. Apa fungsi peralatan mesin tersebut dalam proses

penanganan keluhan pasien di rumah sakit ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Komputer ini digunakan untuk input data keluhan dan membuat laporan

manajemen komplain setiap bulannya. Kalau printernya sendiri ya buat ngerprin

aja yang diperlukan untuk di prin sewaktu- waktu”.

4. Pedoman Teknis

a. Apakah terdapat pedoman teknis tentang prosedur

penanganan keluhan (alur penanganan keluhan) di RSU

Kota Tangerang Selatan ?

Probling :

- Jika ada, pedoman apa yang digunakan dalam

pelaksanaan penanganan keluhan pasien di RSU ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“TUPOKSI didalamnya dijelasin tugas-tugasnya apa aja ,SOP penanganan

keluhan dan ada alur penanganan keluhan. Kalau mau nangani keluhan yang

seperti itu, didengerin keluhannya apa, di kasih masukan dan informasi, di tanya

komplainnya karena apa, ditanganilah terus diselesaikan permasalahannnya

kalau permasalahannya berkaitan dengan salah satu unit yaa kitalangsung ke

unit tersebut untuk konfirmasi”.

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh

pasien ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Semua keluhan di sampaikan oleh pasien disini masalah apapun itu, BPJS,

berkaitan dengan farmasi stok obat, pelayanan dokter , perawat, dll pokoknya

semua komplain, baru nanti kita koordinasi ke unit yang berkaitan masalah

tersebut, kalau ga selesai baru disampaikan secara berjenjang ”.

Page 213: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di

rumah sakit ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kalau saya pribada biasanya pasien kalau ada yang komplain biasanya ya

didengerin keluhan pasien tersebut sampai selesai, bersikap ramah dan empati,

menangani pasien kalau ada pasien yang udah emosi banget tuh, berkomunikasi

dengan baik, ngasih informasi ke pasien apa yang sebenarnya terjadi, sama-

sama mencari solusi dan makasih sudah menyampaikan komplainnya”.

c. Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain

untuk mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa lama

waktu yang di tetapkan ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Ga perna ada ditetapin waktu, dilayani sepuasnya aja, sampe pasien puas

dengan jawaban solusi yang diberikan”.

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi

kembali masalah komplain kepada pasien yang mengeluh ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Biasanya memang kita klarifikasi masalahnya apa, tapi kalausudah jelas

langsung aja ditangani”.

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk

menyamakan persepsi terlebih dahulu seebelum mengambil

tindakan selanjutnya ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Biasanya kita tanya masalahnya apa dan apa yang menjadi masalah, dengerin

aja keluhan yang disampaikan pasien”.

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan

penjelasan kepada pasien ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“,,,kemudian kita berkoordinasi dengan unit yang bersangkutan dengan

masalah tersebut untuk mencari tau dan memberikan informasi dan solusi ke

pasien”.

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang

komplain sudah jelas ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“kita jelasin sampai pasien jelas, biasanya kita tanyakan pada pasien, sudah

mengerti atau belum? Kalau belum kita jelasin lagi”.

c. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas

situasi yang terjadi ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Kebanyakan si kita meminta maaf atas permasalahan yang terjadi ”.

4. Solusi dan taking action

a. Bagaimana petugas manajemn komplain memberikan solusi

atas permasalahan komplain pasien ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Lihat dulu masalahnya apa, kemudian kita berkoordinasi dengan unit yang

bersangkutan dengan masalah tersebut untuk mencari tau dan memberikan

solusi ke pasien”.

Page 214: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

b. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada

pasien yang mengeluh, apa sebenarnya solusi apa yang

diinginkan pasien?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“biasanya kita langsung memberikan solusi sesuai dengan permasalahan”.

c. Bagaimana evaluasi manajemen komplain di lakukan di

RSU ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Biasanya kalau ada komplain dikasih from keluhan atau kertas kosong dulu,

suruh tulis pasiennya , lalu kita rekap ke laporan bulanan manajemen komplain.

Kita juga simpen yang softcopy dan hardcopynya juga tuh. Untuk evaluasinya

sebenarnya sudah dijadwalkan setiap satu bulan sekali oleh pihak manajemn

rumah sakit (pihak ka.sie medis, namun untuk pelaksanaanya sewaktu- waktu

ketika ditentukan oleh (Ka. Sie medis)”.

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan)

selalu mencatat alamat dan nomer telepon pasien yang

komplain ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“beberapa dicatat beberapa engga”

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara

petugas manajemn komplain melakukan follow up ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Ada untuk kasus tertentu, di datangangi ke rumah pasien atau dapat di telepon,

biasanya saya telpon dengan hp pribadi saya”.

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini

oleh petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Alhamdulillah, sejauh ini komplain- komplain yang masuk dapat deselesaikan

dengan baik”.

2. Apa saja jenis keluhan yang sering disampaikan oleh pasien

pada tahun 2016 ini ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“pendaftaran, blasan sms gwt way, dan poli dalam”.

3. Adakah keluhan yang belum tertangani sampe saat ini ?

Probling :

- Jika ada , apa jenis keluhan tersebut ?

- Mengapa belum terselesaikan hingga saat ini ?

- Apa kendala yang ada sehingga keluhan belum

dapat terselesaikan ( tertangani) ?

Staff Manajemen Komplain

(Penanganan Keluhan Pasien)

“Poli dalam di batasi dan stok obat kosong itu salah satu keluhan yang akhirnya

disampaikan ke kepala bidang Yan Med (Pelayanan Medis)”.

Page 215: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di RSU Kota Tangerang Selatan pada September 2016

Hari/ Tanggal : Jumat, 16 Setember 2016

Waktu : 10.52 - 11. 41 WIB

Lokasi : Ruang Kerja Manajemen Rumah Sakit RSU Kota Tangerang Selatan

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

INPUT

1. SDM (SUMBER DAYA MANUSIA)

a. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjabat dalam posisi ini ? Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Bekerja di RSU mulai tahun 2013, jadi udah 3 tahunan”

b. Bagaimana penerapan atau peran unit manajmen komplain

dalam menjalankan tugas untuk menangani keluhan pasien di

rumah sakit ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Manajemen komplain itu istilahnya lebih ke penanganan keluhan

langsung, sebagi jembatan lah untuk pasien dan manajemen Rumah Sakit.”

c. Siapa sajakah yang terlibat dalam penanganan keluhan pasien

di RSU ? dan bagaimana perannya ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Yang terlibat penanganan komplain di RSU, ya petugas manajemen

komplain yakni kepala manajemn komplain dan staff manajemn komplain.

kalau berkaitan dengan unit pelayanan lain ya unit itu membantu

memeberikan informasi terkait komplain pasien itu”

d. Bagaimana pembagian tugas oleh petugas manajemn

komplain di RSU? Apakah cukup dengan 2 (dua) petugas ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Pembagian tugas sejauh ini ga ada masalah, kerena tugas manajemen

komplain itu kan sifatnya isidental ya. Kalau lagi rame- ya reme kalau lagi

ga ada yg komplain ya ga begitu banyak. Jadi di manajemen komplain itu

tugasnya sebagai penanganan keluhan pasien dan petugas PMKS

(Penyandang Msalah Kesejahteraan Sosial). Jadi bu indri ngatur PMKSnya

juga, Kalau kepala manajemen komplain sendiri lebih ke penanganan

komplainnya. Cuma kadang petugas manajemem komplain kan juga

Page 216: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

membantu di playanan juga. Seharusnya memang lebih ditegaskan lagi

jobdesk atau TUPOKSInya. biar kerjnya juga sesuai dengan TUPOKSInya

aja kali ya. Soalnya saya juga mengerjakan survey kepuasan pasien yang

seharusnya itu merupakan TUPOKSI Unit Manajemen Komplai. Tapi sejauh

ini cukuplah dua orang”.

e. Pernakah ada pelatihan atau peningkatan kemampuan khusus

yang diikuti oleh petugas penanganan komplain di RSU

mengenai keluhan pasien atau manajemn komplain itu sendiri

? (pelatihannya apa, kapan, dimana, berapa lama, siapa yang

menyelengarakan, siapa saja petugas yang didelegasikan

untuk mengikuti pelatihan, siapa yang melatih, jika belum

perna/ ada mengapa ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Perna ya, dulu ada pelatihan yang di jogja itu (servic excelent, customer

servic dan public specking) petugas manajemn komplain ikut juga saa itu,

kalau dokter imbar mah banyak pelatihannya, namun untuk pelatihan khusus

manajemen komplain belum ada, senggaknya pelatihan customer service,

playanan prima, dan publick specking itu udah menjadi skill dasar yang

dimikliki petugas manajemn komplain untuk menangani keluhan pasien”.

f. Dengan latar belakang pendidikan petugas yang bukan

manajemn perumahsakitan, apakah perlu dilakukan pelatihan

khusus manajemn komplain untuk meningkatkan skill?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Tapi memnag perlu ya ada pelatihan khusus penanganan keluhan agar

lebih baik lagi dan pasin tidak malah mengeluhkan tentang penanganan

keluhan petugas.”.

g. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana

performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Pasti ya ada perbedaan dalam penanganannya. petugas memiliki caranya

masing- masing untuk menangani keluhan pasien. kepala manajemen

komplain udah lama, beliau lebih mahir sekali dalam menangani keluhan

pasien, pasien yang ngamuk- ngamuk, gebrak meja segala macem dapat

ditasi oleh beliau. Kalau kepala manajemen komplain biasanya kalau pasien

yang mengeluh dengan hal yg sama dipersilahkan masuk semua ke ruangan,

tapi kalau petugas/ staff manajemen komplain lebih yang satu- satu (

personal) nanganinya dan untuk beberapa masalah yang lebih rumit

biasanya minta bantuankepala manajemen komplain.

Pemilihan kata kepala manajemen komplain dapat diterimah oleh semua

kalangan, bisa mennagani keluhan pasien yng ngamuknya maksimal dan

masal “.

2. Anggaran / Dana

a. Apakah ada anggaran khusus untuk unit mana jemen

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Probling :

- Jika tidak ada, mengapa ? dan bagaimana pihak manajemn

komplain mengatasinya ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Tidak ada anggran khusus manajemn komplain, masuk di pengadaan

rumah sakit. Karena di rumah sakit ini Manajemen komplain belum menjadi

bidang sendiiri”.

Page 217: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

- Jika ada, dari mana sumber dana tersebut ?

b. Apakah ada kendala yang ditemui dalam hal pendanaan ?

Probling :

- Jika ada, bagaimana mengatasinya ?

Apakah saran bapak/ ibu dalam hal pendanaan ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Kalau untuk kendala si ga ada ya aadanya berlebih malah, kayak kuesioner

kepuasan pasien”

3. Sarana dan prasarana

a. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung proses

penanganan keluhan yang terdapat di RSU Kota Tangsel ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Apa ya, banyak kotak saran dan keluhan tiap lantai, dan setiap lantai 1

buah kotak letaknya strategis. Ruangan khusus sudah disediakan dilantai

satu, satu unit komputer, kuesioner kepuasan pasien dll.”

b. Fasilitas apa yang dirasa perlu namun belum tersedia atau ada

kendala ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Fasilitas yang kurang kayak alat tulis di kotak saran tidak tersedia, kursi

tunggu pasien komplain itu kurang dan camur dengan beberapa pasien di

poli pelayanan lain. Telpon khusus manajemn komplain diruangan (minimal

Hp) takutnya petugas/ staff manajemn komplain riwa riwi kemana ga bisa

dihubungi juga”.

MESIN

a. Adakah pralatan bermesin yang digunakan dalam penanganan

keluhan pasien di unit manajemn komplain RSU Kota

Tangerang Selatan ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Ada satu unit komputer di ruangan ya”.

b. Apa fungsi peralatan mesin tersebut dalam proses penanganan

keluhan pasien di rumah sakit ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Untuk merekap data keluhan pasien”.

4. Pedoman Teknis

a. Apakah terdapat pedoman teknis tentang prosedur

penanganan keluhan (alur penanganan keluhan) di RSU Kota

Tangerang Selatan ?

Probling :

- Jika ada, pedoman apa yang digunakan dalam

pelaksanaan penanganan keluhan pasien di RSU ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Ada ya, ada SOP, TUPOKSI, dan Alur Penanganan Keluhan, Semua itu

ada di buku panduan manajemn komplain rumah sakit”

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

Page 218: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh

pasien ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“ada 3 kali ya, yang pertama waktu itu ikut antrian sudah panjang untuk ke

penyakit dalam tapi g dapet kuota nomer akhirnya saya pulang. Sudah dua

kali seperti itu. Kemudian obat abis, tapi kalau ngambil harus ke dokter lagi.

Nah itu bayangin saya harus ngantri lagi. (Obat jantung yang kosong)

2. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan

penjelasan kepada pasien ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Petugas pennaganan keluhan melakukan koordinasi dengan beberaoa unit

pelayanan di RS untuk mencari informasi”

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang

komplain sudah jelas ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Petugas melakukan koordinsi dengan unit peayanan yang bersangkutan

dengan keluhan pasien”.

3. Solusi dan taking action

a. Bagaimana petugas manajemn komplain memberikan solusi

atas permasalahan komplain pasien ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“petugas ngasih solusi disesuai dengan permasalahan komplain itu sendiri,

dan sebelumnya pasti melakukan koordinasi dulu sama unit pelayanan yang

bersangkutan”

b. Bagaimana evaluasi manajemen komplain di lakukan di RSU

?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Kita ada ya laporan bulanannya, jadi evaluasinya dilihat dari laporan itu”

4. Follow Up

a. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara

petugas manajemn komplain melakukan follow up ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“biasanya kita juga memperbaiki hubungan dengan datang ke rumah

beberapa pasien yang komplain”

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini

oleh petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“Sudah baik ya, artinya dengan adanya manajemn komlain di rumah sakit,

udah bisa menangani beberapa komplain sehingga komplain ga berturut-

turut”.

2. Apa saja jenis keluhan yang sering disampaikan oleh pasien

pada tahun 2016 ini ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“paling yang banyak ya poli dalam, sarana dan prasarana rumah sakit, obat

sama alat kesehatan”.

Page 219: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

3. Adakah keluhan yang belum tertangani sampe saat ini ?

Probling :

- Jika ada , apa jenis keluhan tersebut ?

- Mengapa belum terselesaikan hingga saat ini ?

- Apa kendala yang ada sehingga keluhan belum

dapat terselesaikan ( tertangani) ?

Kepala Sie. Pelayanan Non Medis di

RSU Kota Tangerang Selatan

“menurut saya saat ini bentuk keluhan bisa terselesaikan”

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Pasien (X1) RSU Kota Tangerang Selatan pada Agustus 2016

Hari/ Tanggal : Jumat, 19 Agustus 2016

Waktu : 09.52- 10. 41 WIB

Lokasi : Rumah Pasien

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

1. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana

performance petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X1) “kalau saya lebih senang di tangani petugas manajemen komplain karena

baik orangnya dan sopan, soalnya kalau sama kepala unit manajemn

komplain kurang baik penanganannya”.

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh pasien

?

Pasien Komplain (X1) “ada 3 kali ya, yang pertama waktu itu ikut antrian sudah panjang untuk

ke penyakit dalam tapi g dapet kuota nomer akhirnya saya pulang. Sudah

dua kali seperti itu. Kemudian obat abis, tapi kalau ngambil harus ke

dokter lagi. Nah itu bayangin saya harus ngantri lagi. (Obat jantung yang

kosong)

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di

rumah sakit ?

Pasien Komplain (X1) “Baik, sopan seneng pelayanan bagus”.

Page 220: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain

untuk mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa lama

waktu yang di tetapkan ?

Pasien Komplain (X1) “Tidak, di tetapkan waktunya kami dipersilahkan menyampaikan keluhan

sampe selesai”

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi kembali

masalah komplain kepada pasien yang mengeluh ?

Pasien Komplain (X1) “Ia pas ibu sudah menceritakan keluhan ibu waktu itu”

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk

menyamakan persepsi terlebih dahulu seebelum mengambil

tindakan selanjutnya ?

Pasien Komplain (X1) “paling di tanya aja waktu itu permasalahannya”

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan

penjelasan kepada pasien ?

Pasien Komplain (X1) “ setelah petugas mancari tau alasan kenapa obatnya ga ada baru ya

dijelasin ya mba di jelasin pelan – plan “.

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang

komplain sudah jelas ?

Pasien Komplain (X1) “Sudah jelas ya. Memang saat itu obat di apotik memang sedang kosong

dan saya disuruh sabar menunggu obat itu ada.”

c. Apakah ada perbedaan cara petugas menjelaskan permasalahan

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X1) “Sama aja ya nanganinya, cukup jelas semuanya. Kebetulan saya

komplain sudah 3 kali di sana. Dan penanganan lumayan la, petugas

manajemen komplain lebih sopan kalimatnya”.

d. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas

situasi yang terjadi ?

Pasien Komplain (X1) “Ia saat itu petugas minta maaf kepada saya”

4. Solusi dan taking action

a. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada

pasien yang mengeluh, apa sebenarnya solusi apa yang

diinginkan pasien?

Pasien Komplain (X1) “ tidak, saat itu tidak banyak solusinya. Ya saya di kasi copy resep, Cuman

saya BPJS saya kan sudah bayar, ya agak kesel juga. Kenapa malah yang

BPJS yang diterlantarkan”. seharusnya mereka memberikan solusi ya, kan

disitu ada petugas BPJS ”

b. Apakah pihak manajemen komplain menanagani keluhan

pasien dengan cepat ?

Pasien Komplain (X1) “Cepat si, keluhan saya langsung dicatat dan saya langsung

tandatangani”

c. Kepuasan pasien dengan solusi yang diberikan oleh peytugas

manajemn komplain untuk masalah yang dikeluhkan pasien?

Pasien Komplain (X1) “sebenarnya kurang puas jugadengan solusi yang diberikan, tapi ya

gimana lagi”

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan)

selalu mencatat alamat dan nomer telepon pasien yang

komplain ?

Pasien Komplain (X1) “ngasih nomer telpon waktu itu, petugasnya bilang nanti kalau udah ada

kabar akan di telepon”.

Page 221: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara

petugas manajemn komplain melakukan follow up ?

Pasien Komplain (X1) “Tidak, bukan mereka yang nelpon saya, tapi saya yang telpon apotiknya

untuk menanyakan obatnya”.

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini oleh

petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X1) “Baik si mba sejauh ini penanganannya ”

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Pasien (X2) RSU Kota Tangerang Selatan pada Agustus 2016

Hari/ Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016

Waktu : 10.21- 11.12 WIB

Lokasi : Rumah Pasien

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

1. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana performance

petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X2) “Sama aja kayaknya mba”

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh pasien ? Pasien Komplain (X2) “waktu itu menyampaikan keluhan obat suntik (nyeri sendi) kosong

di apotek “

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di rumah sakit

?

Pasien Komplain (X2) “Ya didengarkan aja, kata petugasnya nanti akan di sampaikan ke

pihak manajemen rumah sakit, sopan juga si”

Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain untuk

mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa lama waktu yang di

tetapkan ?

Pasien Komplain (X2) “setau saya ga ada ya kayak gitu”

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi kembali masalah Pasien Komplain (X2) “Ia waktu itu petugas mengklarifikasi juga biar ga salah tangkep”

Page 222: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

komplain kepada pasien yang mengeluh ?

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk menyamakan

persepsi terlebih dahulu seebelum mengambil tindakan selanjutnya ?

Pasien Komplain (X2) “ melakukan klarifikasi biar jelas permasalahannya “

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan penjelasan

kepada pasien ?

Pasien Komplain (X2) “jelasinnya lumayan baik, jelas juga “.

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang komplain

sudah jelas ?

Pasien Komplain (X2) “Kurang si mba, Ga dijelasin si mba kenapa kok bisa habis obatnya

di apotek”

c. Apakah ada perbedaan cara petugas menjelaskan permasalahan

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X2) “Sam aja ayaknya mba”

d. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas situasi yang

terjadi ?

Pasien Komplain (X2) “Ia menyampaikan permohonan maaf juga si”

4. Solusi dan taking action

a. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada pasien yang

mengeluh, apa sebenarnya solusi apa yang diinginkan pasien?

Pasien Komplain (X2) “tidak di tawarkan solusi, Cuma suruh datang lagi ke rumah sakit

kali aja obatnya sudah ada. Disuruh beli di apotek lain. Cuma kita

ya ga maukarena pakek BPJS. Solusinya ya cuma itu aja kalau nanti

ada obatnya akan dihubungi”.

b. Apakah pihak manajemen komplain menanagani keluhan pasien

dengan cepat ?

Pasien Komplain (X2) “Ga cepat juga, ya karea kita ga dikasih kabar apa- apa”.

c. Kepuasan pasien dengan solusi yang diberikan oleh peytugas

manajemn komplain untuk masalah yang dikeluhkan pasien?

Pasien Komplain (X2) “Ya harusnya obatnya ya harus disediakan untuk kita yang memang

butuh. seharusnya kalau ada keluhan di rumah sakit itu harus

ditangani dengan baik, obat habis kita bisa dihubungi lagi kalau

sudah ada, ya begitu si menurut saya”.

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan) selalu

mencatat alamat dan nomer telepon pasien yang komplain ?

Pasien Komplain (X2) “petugasnya si minta nomer telpon, bilang nenti akan dikabari lagi

“.

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara petugas

manajemn komplain melakukan follow up ?

Pasien Komplain (X2) “Petugasnya bilang kalau obatnya sudah ada, bilang mau

dihubungin. Tapi nyatanya ga ada kabar lagi dari rumah sakit”.

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini oleh petugas

dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X2) “Lumayan lah, lama dikasih kabar waktu itu, bahkan ga ada kabar”

Page 223: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Transkrip Wawancara Mendalam

Dengan Pasien (X3) RSU Kota Tangerang Selatan pada Agustus 2016

Hari/ Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2016

Waktu : 13.46- 14.58 WIB

Lokasi : Rumah Pasien

No. PERTANYAAN INFORMAN JAWABAN INFORMAN

1. Dengan pengalaman kerja yang berbeda, bagaimana performance

petugas dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X3) “Kurang tau ya perbedaannya mungkin sama aja, soalnya ga

perna sama yang petugas satunya. Pernanya yang ibu- ibu, dan

baik nanganinya sabar”

PROSES

1. Mendengarkan dan memahami

a. Apa sajakah jenis keluhan yang sering di sampaikan oleh pasien ? Pasien Komplain (X3) “waktu obat suntiknya abis (nyeri sendi)”.

b. Bagaimana cara petugas menadengarkan keluhan pasien di rumah sakit

?

Pasien Komplain (X3) “Ia didengarkan dengan baik si, ditanya keluhannya apa / obatnya

apa yang ga ada, baik si mba tangapannya”

c. Apakah ditetapkan waktu oleh petugas manajemn komplain untuk

mendengarkan keluhan pasien ? jika iya, berapa lama waktu yang di

tetapkan ?

Pasien Komplain (X3) “kayaknya si waktu itu, engga deh mba”

2. Klarifikasi dan Penyamaan Persepsi

a. Apakah petugas manajemn komplain mengklarifikasi kembali masalah

komplain kepada pasien yang mengeluh ?

Pasien Komplain (X3) “Ia waktu itu ditanyakan kembali, setelah saya jelasin”.

b. Bagaimana cara petugas berusaha untuk berusaha untuk menyamakan

persepsi terlebih dahulu seebelum mengambil tindakan selanjutnya ?

Pasien Komplain (X3) “Ia waktu itu ditanyakan kembali, setelah saya jelasin”.

3. Penjelasan dan Permohonan Maaf

a. Bagaimana cara petugas manajemen komplain memberikan penjelasan

kepada pasien ?

Pasien Komplain (X3) “Paling ya pelan- pelan, terus tanya “paham” gitu aja si mba “

b. Apakah penjelasan yang disampaikan kepada pasien yang komplain

sudah jelas ?

Pasien Komplain (X3) “Sudah jelas si menurut saya ya, cuma kurang tau aja kenapa

obatnya bisa kosong, dan ga dijelasin alasannya”.

Page 224: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

c. Apakah ada perbedaan cara petugas menjelaskan permasalahan

komplain dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X3) “Kurang tau ya perbedaannya mungkin sama aja, soalnya ga

perna sama yang petugas satunya. Pernanya yg ibu- ibu”

d. Apakah petugas selalu memyatakan permohonan maaf atas situasi yang

terjadi ?

Pasien Komplain (X3) “Minta maaf waktu itu”

4. Solusi dan taking action

a. Apakah petugas manajemen komplain menanyakan kepada pasien yang

mengeluh, apa sebenarnya solusi apa yang diinginkan pasien?

Pasien Komplain (X3) “Cuma dikasih tau aja kalau obatnya ga ada, sama suruh nunggu

aja kalau nanti ada obatnya baru dihubungi”.

b. Apakah pihak manajemen komplain menanagani keluhan pasien

dengan cepat ?

Pasien Komplain (X3) “Cepet si langsung suruh masuk ruangan langsung ditangani, saya

langsung mencatat keluhan saya dan penjelasannya juga mudah

dipahami”.

c. Kepuasan pasien dengan solusi yang diberikan oleh peytugas

manajemn komplain untuk masalah yang dikeluhkan pasien?

Pasien Komplain (X3) “Cuma dikasih tau aja kalau obatnya aga ada, sama suruh nunggu

aja kalau nanti ada obatnya baru dihubungi”.

5. Follow Up

a. Apakah petugas manajemen komplain (penanganan keluhan) selalu

mencatat alamat dan nomer telepon pasien yang komplain ?

Pasien Komplain (X3) “katanya nanti di kabarin lagi, ngasih nomer saya waktu itu”

b. Apakah petugas melakukan follow up ? dan bagaimana cara petugas

manajemn komplain melakukan follow up ?

Pasien Komplain (X3) “Ia waktu itu bilang si mba kalau nanti di kabari lagi, dan saat itu

di telpon lagi sama petugasnya buat ngabari kalau memnag

obatnya itu ga di cover sama BPJS”

OUTPUT

1. Seperti apa penanganan keluhan yang diberikan selama ini oleh petugas

dalam menangani keluhan pasien ?

Pasien Komplain (X3) “Baik, baik penanganan petugasnya”

Page 225: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 4

MATRIKS HASIL PENELITIAN

Item I-A I-B I-C IP- 1 IP- 2 IP- 3 Hasil Wawancara Hasil

Observasi

Hasil Telaah

Dokumen Kesimpulan

INPUT

Sumber Daya Manusia (SDM)

Ku

an

titas

Lama Kerja

Petugas di Unit Manajemn

Komplain RSU

Sudah 3 (tiga)

tahun bekerja di RSU

Kurang lebih satu

tahun bekerja di manajemn

komplain

Sudah 4 (empat)

tahun kerja di RSU

- - - sebagian besar

informan menyatakan bahwa petugas

penanganan komplain

sudah bekerja di unit manajemen komplain

selama 3 tahun dan

ada juga petugas yang masih baru masuk

selama kurang lebih

satu tahun. semua inforaman juga

mengatakan bahwa

petugas penanganan komplain di unit

manajemn komplain

terdiri dari 2 petugas. Dengan jumlah 2

petugas tersebut, maka

pembagian tugas pennaganan komplain

dapat diketahui

sebagai berikut : Bedasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa sebagian besar

informan menyatakan

bahwa terdapat pembagian tugas

dalam menangani

keluhan pasien.

Petugas manajmen

komplain yang brjumlah 2 pegawai

tersebut secara

langsung menerima dan bertatap muka dan

menyelesaikan

keluhan pasien sesuai dengan proses

penanganan keluhan di

RSU. Terkadang jika tidak ada keluhan

pasien salah satu

petugas juga menjaga di bagian admin

pelayanan rumah sakit.

sehingga ketika ada pasien yang ingin

komplain ke unit

manajemn komplain, pasien harus mencari

petugas penanganan

komplain terlebih dahulu.

Dalam surat

perintah tugas direktur

tersebut tidak

membedakan pembagin kerja

antara kepala

dan petugas di manajemen

komplain.

Petugas manajemen

komplain terdiri dari dua petugas. Yang memiliki

latar belakang sebagai

dokter dan bidan. dari 2 petugas . Namun perlu

adanya perencanaan

SDM yang dilakukan pihak rumah sakit agar

mengathui berapakah

jumlah ideal petugas penangnan keluhan.

kejelasan dan ketegasan

dalam mengacu TUPOKSI dalam

menjalankan tugas di

rumah sakit . hal tersebut dilakukan agar petugas

tidak mealkukan tugas

lain diluar tugasnya

Peran Unit Manajemen

Komplain

dalam menangani

keluhan pasien

Unit manajemn komplain sebgai

unit yang

mennagni keluhan pasien di rumah

sakit

Peran Unit manajemen

komplain sebagai

unit pennaganna keluhan dan

pelayanan PMKS

Unit manajemen

komplain

sebagai unit yang berperan

sebagai

pennagaan keluhan pasien

secara langsung,

serta sebagai jembatan anatra

pasien dan

pihak rumah sakit

- - -

Petugas yang

menangani

keluhan pasien di RSU Kota

Tangerang

Selatan

Hanya saya dan bu

indri yang

bertugas di manajemn

komplai, ibu indri

sebgai staf

Petugas yang

bekerja di

manajemen komplain terdiri

dari dua petugas

Petugas yang

berkaitan degan

pennaganan keluhan pasien

yakni dr. Imbar

dan bu indri

sebgaai petugas

manajemn komplain serta

unit pelayanan

di rumah sakit

- - -

Pembagaian tugas petugas

Saya lebih sering di luar runagn

Pembagian tugas dibedakan menjadi

Pembagian tugas di unit

- - -

Page 226: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

manajemn

komplain di RSU Kota

Tangerang

Selatan

untuk mengoontrol

lingkungan rumah sakit. Dua petugas

cukup

dua, ada yang

didalam ruangan dan ada yang

mengontrol

lingkungan RSU Tangsel. Saya lebih

sering berada di

dalam ruangan.

manajemen

komplain dibagi menjadi dua

yakni petugas

yang menangani keluhan dan

petugas yang

juga menangani

pelayanan

PMKS

Adapun pembagian

tugas yang dilakukan oleh petugas ani ada

pembagian petugas

yang mengontrol kekondusifkan di

lingkungan rumah

sakit dan petugas lain

stanbay di ruangan

manajemn komplain.

selain itu petugas manajemn komlain

juga memiliki tugas

lain selain mennagani keluhan pasien yakni

memberikan

pelayanan PMKS kepada beberapa

pasien yang

membutuhkannya.

Ku

alita

s (Pela

tiha

n)

Pelatihan yang

perna diikuti

oleh petugas

manajemen komplain

Tidak perna

mengikuti

pelatihan khusu

manajemn komplain

Belum perna

mengikuti pelatihan

khusus manajemn

komplain. pelatihan yang perna diikuti

cutomer service, pelayanan prima

danpublic speaking

Belum perna

ada pelatihan

khusus untuk

petugas manajemn

komplain, namun petugas

perna mengikuti

pelatihan dasar yang dapat

menunjang skil

di manajemn komplain

- - - Semua inforaman

mengatakan belum

pernah ada dan

mengikuti pelatihan khusus manajemen

komplain. adapun pelatihan lain yang

perna diikuti oleh

petugas manajemen komplain dan sedikit

banyak berhubungan

dengan penanganan keluhan pasien di

rumah sakit diantaraya

adalah:

customer service,

playanan prima, dan

publick specking. Semua inforaman

mengatakan perlu

adanya pelatihan khusus manajemen

Bedasarkan hasil

observasi yang

dilakukan peneliti

diketahui bahwa dalam mennagani keluhan

pasien petugas manajemen komplain

memiliki cara dan skill

yang berbeda- beda dalam menangani

keluhan pasien.

Sertifkat

pelatihan

petugas

manajemen komplain

petugas manajemn

komplain tidak perna

mengikuti pelatihan

khusus penenganan keluhan pasien, tetapi

banyak pelatihan lain yang diikuti kepala

manajemen komplain

maupun petugas manajamen komplain.

adapun pelatihan yang

dimaksud adalah pelatihan service

excellent, public

specking dan pelayanan

prima. Menurut

informan pelatihan

tersebut sudah merupakan pelatihan

dasar untuk menujang

skill petugas dalam menangani keluhan

Pentingnya

pelatihan

khusus manajemn

komplain

Perlu dilakukan

pelatihan

Perlu dilakukan

pelatihan untuk

meningkatkan kemampuan

Perlu ada

pelatihan

khusus untuk petugas

manajemn

komplain

- - -

Page 227: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

komplain untuk

meningkatkan skill petugas dalam

menangani keluhan

pasien di rumah sakit

pasien. Namun pihak

rumah sakit menyatakan bahwa perlu adanya

pelatihan khusus

manajemen komplain untuk meningkatkan skill

petugas dalam

menangani keluhan

pasien di rumah sakit.

Ku

alita

s (Pen

gala

ma

n K

erja

)

Lama kerja

petugas

penanganan keluhan di unit

manajemn

komplain

3 tahun Kurang lebih satu

tahun

4 tahun Semua informan

menyebutkan bahwa

dua petuga manajemen komplain memiliki

waktu lama kerja yang

berbeda di unit manajemn komplain,

kepala manajemn

komplain bekerja selama kurang lebih 3

tahun dan petugas

lainnya masih baru

sudah bekerja selama

kurang lebih 1tahun.

Sebagian besar informan menyatakan

bahwa dalam menangani keluhan

pasien di rumah sakit

petugas manajemen komplain memiliki

performence yang

berbeda- beda dalam menangani keluhan

pasien.

Namun pernyataan

sebagian kecil

informan menyatakan

bahwa terdapat performence petugas

kurang berkenan

dalam mennagan keuhan pasien

Bedasarkan hasil

observasi yang

dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa

terdapat perbedaan

penanganan yang dilakukan oleh kapala

manajemen komplain

dan petugas manajemen komplain.

hal tersebut terlihat

ketika menangani

beberapa keluhan

kepala manajemen

komplain lebih handal dalam menangani

beberpa permasalahan yang dinilai berat,

kepala manajemen

komplain juga dapat mengatasi beberapa

bentuk komplain

pasien mulai dari yang sopan, marah- marah,

hingga komplain

pasien yang berujung

pada persoalan hukum.

Dilain haluntuk

menangani keluhan pasien, petugas

manajemen komplain

sudah baik dalam menangani keluhan

Data

kepegawaian

rumah sakit

Kepala unit manajemen

komplain memiliki

pengalaman kerja 3 tahun dan terbilang

senior sedangkan ptugas

/ staff manajemn komplain memiliki

pengalaman kerja selma

kurang lebih 1 tahun. Keduanya tidak

memiliki latar belakang

pendidikan manajemen

perumahsakitan. Dalam

mennagani keluhan

pasin petugas dan kepala manajemen komplain

memiliki performence yang berbeda- beda

dalam menangani

keluhan pasien. Kepala manajemen

komplain dinilai lebih

berpngalaman dan lebih mahir dalm mengatasi

keluhan pasien dengan

berbagai macam bentuk

keluhan dan kondisi

pasien saat

menyampaikan keluhan. Sedangkan staff

(petugas) manajemen

komplain dinaggap bellum begitu mahir

Performence

petugas

manajemn komplain dalam

menangani

keluhan pasien

Sebgai petugas

manajemn

komplain, harus bis menangani keluhan

pasien dengan

berbagai macam

bentuk. Serta

saling

berkoordinasi antar petugas

Mennagani keluhan

pasien dengan cara

yang berbeda- beda setiap petugas.

Dokter imbar

sebgai senior lebih

mahir dan

berpengalaman

Ada perbedaan

dantara petugas

senior dan junior dalam

menangani

keluhan serta

petugas

memiliki

caranya masing- masing dalam

menangani

keluhan

kalau saya

lebih senang di

tangani ibu indri baik,

orangnya

sopan,

sedangkan

petugas

lainnya kurang baik

pennanganann

ya

Tidak ada

perbedaan

penanganan

Kurang

mengetahui

tentang perbedaan

penangananny

aantara petugas

yang satu

dengan yang

lainnya

Page 228: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

pasien namun, untuk

beberapa permasalahan yang

lebih rumit dan sukar

untuk diselesaikan petugas manajemen

komplain meminta

bantuan kepala

manajemn komplain

untuk mengatasi kasus

tersebut.

dalam menangani

keluhan pasien. Untuk beberapa keluhan yang

rumit petugas

memerlukan bantuan kepala amanjemn

komplain untuk

mennaganinya. Dalam

menangani keluhan

pasien performence staff

(petugas) manajemn komplain dianggap baik

dan sopan oleh pasien ,

sehingga pasien menyatakan puas dengan

pelayanan yang

diberikan Namun, sebagian kecil informan

penelitian juga

menyatakan bahwa kurang berkenan dengan

performence salah satu

petugas dalam menangani keluhan

An

gga

ran

Da

na

Anggaran Dana

dalam pelaksanaan

manajemn

komplain di RSU Kota

Tangerang

Selatan

Tidak ada

anggaran khusus dalam pelaksanaan

manajemn

komplain

Sudah disediakan

dana setiap tahunnya oleh

atasan untuk

pelaksanaan manajemen

komplain

Tidak ada

anggaran khusus

manajemen

komplain, dalam

pelaksanaannya

masuk dalam anggaran

pengadaan

rumah sakit

- - - Sebagian besar

informan menyatakantidak ada

anggaran dana khusus

dalam penanganan keluhan pasien di

rumah sakit. semua

informan menyatakan tidak terdapat kendala

dalam hal pendanaan,

karena semua

kebutuhan sudah

dihandel pihak rumah

sakit melalui pengadaan rumah

sakit.

(tidak dilakukan

observasi)

(dokumen

bersifat rahasia)

Manajemn komplain di

rumah sakit belum menjadi suatu bidang,

sehingga tidak ada

anggaran dana khusus dalam pelaksanaan

manajemn komplain.

adapun untuk menjalankan tugas

manajemen komplain,

kebutuhannya akan

dimasukkan dalam

anggaran pengadaan

RSU Kota Tangsel. Namun dengan tidak

adanya anggaran dana

khusus tersebut, sebagian besar informan

Kendala dalam hal pengadaan

(anggaran) di

manajemen komplain

Tidak terdapat kendala, almari di

unit manajemn

komplain

Kalau untuk kebutuhn seperti

alat tulis dan kerta

HVS sudah terpenuhi, hanya

saja penyimpanan

berkas kurang rpai

Tidak ada kendala, bahkan

terkadang

kelebihan barang seperti

kuesioner

- - -

Page 229: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

karena tidak

terdapat almari

menyatakan bahwa

semua informan menyatakan tidak

terdapat kendala dalam

hal pendanaan, karena semua kebutuhan sudah

dihandel pihak rumah

sakit melalui pengadaan

rumah sakit.

Sa

ran

a d

an

Pra

sara

na

Sarana dan

prasarana

manajemn komplain yang

tersedia di ruah

sakit

Fasilitas

manajemen

komplain yang tersedia di rumah

sakit diantaranya

adalah di miliki, ruangan khusus

manajemen

komplain, Kotak saran disetiap

lantai,

komputer,printer,

from survey

kepuasan pasien.

sarana prasarana cukup

Fasilitas

dimanajemn

komplain diantaranya adalah

kotak saran/

pengaduan, kuang khusus penanganan

keluhan, satu unit

komputer, dan kuesioner kpuasan

pasien

Bebrapa

fasilitas

manajemn komplain

dinataranya

kotak saran disetiap lantai,

ruangan khusus,

1 unit komputer,

kuesioner

kepuasan pasien

dll.

- - - Bedasarkan hasil

wawancara diketahui

bahwa sebagian besar informan menyatakan

bahwa sarana dan

prasarana yang dimiliki unit

manajemn komplain di

rsu Koata Tangerang Sealatan diantaranya

adalah kota saran

pengaduan, 1 unit

komputer, printer,

ruangan khusus

manajemen komplain, dan from survey

kepuasan pasien dan from keluhan pasien

Sebagian besar

informan menyatakan bahwa fasilitas (sarana

dan prasarana) di unit

manajemen komplain belum lengkap.

Adapun fasilitas yang

dinilai kurang lengkap

oleh informan

diantaranya adalah

ruangan manajemen komplain yang kurang

luas, tidak tersedia alat

tulis di setiap kotak saran yang terletak di

terdapat ruangan

khusus manajemen

komplain, 1 unit komputer dan printer,

kotak saran di setiap

lantai terdiri total 5 buah kotak saran yang

letaknya strategis,

from survey kepuasan pasien dan from

penanganan keluhan

pasien. Ruangan

pengaduan yang

maksimal menampung

3 orang . sehingga ketika banyak pasien

yang komplain harus mengantri untuk

ditangani satu persatu.

Bedasarkan hasil observasi diketahui

bahwa sarana telepon

sebenarnya sudah tersedia namun belum

di oprasionalkan

secara maksimal hal

tersebut dikarenakan

nomer CS (Customer

Service) yang diberikan kepada

pasien masuk ke

telpon UGD dan tidak terdapat operator

Belum terdapat

standar

perlengkapan untuk menilai

kelengkapan

sarana dan perasarana

dalam

pelaksanaan manajemn

komplain atau

menangani

keluhan pasien

di rumah sakit

(bentuk dan

jumlah sarana

dan prasarananya

tidak

terdokumentasi)

Saran dan rasarana

dirasa cukup lengkap

sarana prasarana yang dimilki unit manajemn

komplain dalam

menangani keluhan pasien diantaranya

adalah kota saran

pengaduan, 1 unit komputer, printer,

ruangan khusus

manajemen komplain,

dan from survey

kepuasan pasien. namun

beberapa sarana dan prasarana belum tersedia

seperti telepon, perlengkapan tulis ,

runagn tunggu pasien

komplain yang masih gabung dengan pasien

poli di rumah sakit serta

ruangan pengaduan yg dirasa kurang cukup

luas.

Fasilitas

manajemen komplain yang

kurang/ perlu

diperbaiki

Ruangan

manajemen komplain yang

dirasa kurang luas

Dulu sudah

disedian alat tulis, tapi seing hilang.

Saat ini belum

tersedia lagi alat tulis disetiap kotak

saran

Tidak tersedia

alat tulis di setiap kotak

saran,

kurangnya kursi tunggu pasien

komplain,

telepon khusus petugas

manajemn

komplain

- - -

Page 230: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

setiap lantai RSU Kota

Tangerang Selatan, kursi tunggu pasien

komplain dan telapon

khusus dalam menunjang kegiatan

petugas manajemen

komplain

khusus yang

menyalurkan ke unit manajemn komplain,

sehingga beberapa

keluhan pasien tidak tersampaikan ke unit

manajemn komplain

dan membuat pasien

semakin kesal. Pihak

UGD tidak

menyampaikannya

ME

SIN

pralatan bermesin yang

digunakan

dalam penanganan

keluhan pasien

di unit manajemn

komplain RSU

Kota Tangerang

Selatan

“Ada computer dan ada printer, yang

merupakan fasilitas

manajemen komplain”.

Di ruangan ini terdapat 1 unit

komputer dan satu

unit printer

Terdapat satu unit komputer

diruangan

- - - Semua informan penelitian menyatakan

bahwa terdapat alat

bermesin berupa satu unit komputer dalam

penanganan keluhan

pasien di unit manajemn komplain

RSU.

Semua informan juga

menyatakan bahwa

komputer digunakan

dalam proses penanganan keuhan

yakni untuk merekap data keluhan pasien

dan pembuatan

laporan bulanan manajemen komplain

Bedasarkan hasil observasi yang

dilakukan peneliti

diketahui bahwa didalam unit

manajemn komplain

terdapat satu unit komputer. Adapun

komputer tersebut

digunakan untuk

perekapan data

keluhan pasien yang

masuk dalam bentuk soft copy dan nantinya

akan disatukan dalam laporan bulanan

manajemn komplain

RSU.

- bedasarkan hasil wawancara dan

observasi yang sudah

dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

peralatan bermesin yang

digunakan dalam peroses penanganan keluhan

pasien di unit manajemn

komplain yakni satu unit

komputer. Adapun

kegunaan dari komputer

tersebut yakni merekap data keluhan pasien dan

pembuatan laporan bulanan manajemn

komplain

fungsi peralatan

mesin tersebut dalam proses

penanganan

keluhan pasien di rumah sakit

Komputer ini

digunakan untuk menyimpan rekap

hasil keluhan

pasien dan pembuatan laporan

manajemen

komplain setiap bulan

“Komputer ini

digunakan untuk input data keluhan

dan pembuatan

laporan manajemen komplain setiap

bulan.

Untuk merekap

data keluhan pasien

- - -

Page 231: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Ped

om

an

Tek

nis

Pedooman

teknis yag digunakan dlam

pelaksanaan

penanganan keluhan pasien

di RSU

Pedoman teknis

yang digunakan adalah TUPOKSI

petugas

manajemen komplain, SOP

Penanganan

keluhan pasien dan

alur penanganan

keluhan

Pedoman teknis

yang digunakan adalah TUPOKSI

petugas manajemen

komplain, SOP Penanganan

keluhan pasien dan

alur penanganan

keluhan

Manajemn

komplain memiliki

TUPOKSI, SOP

dan Alur penanganan

keluhan pasien

- - - Semua informan

menyatakan bahwa pedoman teknis yang

berhubungan dengan

manajemen komplain terdiri dari TUPOKSI,

SOP dan Alur

Penanganan keluhan

- (terdapat

TUPOKSI, SOP dan alur

penanganan

keluhan manajemen

complain.

Uraian tugas

pokok dan

fungsi

(TUPOKSI) petugas

manajemen

komplain berdasarkan

Surat Perintah

Tugas Direktur Nomor

188.4/377-

TU/2015 dan Standar

Optrasional

Prosedur (SOP) manajemen

komplain

berdasarkan SK Nomor

044.3/002-

Yanmed 2016

Pedoman teknis yang

digunakan dalam penanganan keluhan

pasien oleh petugas

manjemn komplain yakni TUPOKSI

Manajemen Koplain,

SOP dan Alur

Penanaganan Komplain.

PROSES

Men

den

ga

rk

an

da

n

mem

ah

am

i

Jenis keluhan

yang sering disampaikan

pasien

Keluhan yang

sering disampaikan pasien diantaranya

pendaftaran / sms

getway, poli dalam, stock obat

kosong

Pasien dapat

menampaikan segala macam

bentuk komplain,

adapun komplain yang sering

disampaikan oleh

pasien yakni BPJS, Stok obat kosong,

pelayanan dokter

dll.

- Keluhan yang

perna saya keluhkan saat

itu adlaah stok

obat kosong

Saat itu

mengeluhkan stok obat

kosong

Saat itu

komplain mengenaik

stok obat

suntik nyeri sendi

Jenis keluhan yang

disampaikan banyak disampaikan oleh

pasien komplain

adalah Pendaftaran, SMS Get

Way, Pasien poli

dalam dibatasi, stock obat kosong , BPJS,

Pelayanan dokter dan

perawat. informan

Dalam proses ini cara

petugas manajemen komplain

mendengarkan dan

memahami keluhan pasien yakni dengan

mempersilakan

petugas masuk ke ruang manajemn

komplain dan petugas

memepersilahkan

( Tidak

dilakukan telaah dokumen )

Dalam proses ini petugas

mendengarkan dan memahami keluhan

pelanggan dengan baik

dengan tidak menetapkan waktu untuk

mendengarkan keluhan

pasien dalam kata lain petugas tidak membatasi

waktu pesian untuk

menyampaikan

Page 232: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Cara petugas

menangani (mendengarka

n dan

memahami) keluhan

pasien

Cara petugas

menangani keluhan pasien berbeda-

beda sesui dengan

keluhan yang disampaikan pasien

Petugas

mendengarkan keluhan pasien

dengan empati,

berkomunikasi dengan baik

- Petugas

mendnegarkan keluhan

dengan sopan

dan emmberikan

pelayanan

yang baik

Petugas

mendengarkan keluhan

pasien

Petugas

mendengarkan dengan baik,

mennayakan

keluhan dan memberikan

pelayanan

yang baik

menyatakan bahwa

petugas manajemen komplain

mendengarkan

keluhan pasien dengan baik, ramah

dan sopan . semua

infroman juga

menyatakan bahwa

petugas manajemen

komplain tidak menetapkan waktu

dalam mendengarkan

keluhan pasien

pasien untuk

menyampaikan keluhan yang ingin

disampaikan (masalah

yang dialami), dalam proses mendengarkan

ini petugas tidak

menetapkan waktu

untuk mendengarkan

keluhan pasien dalam

kata lain petugas tidak membatasi waktu

pesian untuk

menyampaikan keluhannya. setelah

mendengarkan

keluhan pasien maka petugas akan

memahami keluhan

atau masalah pasien.

keluhannya. Adapun

jenis keluhan yang banyak disampaikan

oleh pasien adalah

Pendaftaran, SMS Get Way, Pasien poli dalam

dibatasi, stock obat

kosong , BPJS,

Pelayanan dokter dan

perawat. Penatapan

waktu dalam

mendengarkan

keluhan pasien

Tidak mengestimasikan

waktu dalam

mendengarkan keluhan pelanggan,

Tidak ditetapkan waktu dalam

mendengarkan

keluhan pasien

- Tidak ditetapkan

waktu dalam

menyampaikan keluhan,

Tidak ditetapkan

waktu dalam

menyamaikan keluhan

Tidak ditetapkan

waktu dalam

menyamaikan keluhan

Kla

rifik

asi d

an

pen

yam

aa

n p

erse

psi

Klarifikasi

dan

penyamaan

persepsi yang dilakukan

petugas penanganan

keluhan

Melakukan

klarifikasi dan

penyamaan

persepsi pada saat kondisi dan

komplain tertentu

melakukan

klarifikasi pada

komplain yang

disampaikan pasien, namun jika

permasalahan dirasa jelas maka

tidak mealkukan

klarifikasi

- Petugas

melakukan

klarifikasi

setelah saya menceritakan

keluhan saya

Petugas

melakuka

klarifikasi

saat itu, untuk mencegah

kesalah fahaman

Saat itu

dilakukan

klarifikasi

setelah saya jelaskan

permasalahanya

Sebagian besar

infroman menyatakan

bahwa petugas

manajemen komplain melakukan klarifikasi

kepada pasien komplain.

Semua infroman

menyatakan bahwa petugas malakukan

klarifikasi dan

penyamaan persepsi dengan cara

menanyakan kembali

apakah infromasi yang

ditangkap petugas

sesuai dengan maksud

permasalahan pasien di rumah sakit

Dalam proses ini

merupakan cara

petugas mengetahui

permasalahn pasien dan menyatakannya

kembali kepada pasien apakah masalah yang

dihadapi pasien sesuai

dengan yang dipahami oleh petugas

manajemen komplain.

hal tersebt dilakukan agara persepsi antara

pasien dan petugas

pennaganan keluhan

sesuai.

-

( Tidak

dilakukan telaah

dokumen )

Proses klarifikasi dan

penyamaan persepsi

dilakukan dengan baik.

Yakni dengan cara mennayakan kembali

apakah infromasi yang ditangkap petugas sesuai

dengan maksud

permasalahan pasien di rumah sakit. hal tersebt

dilakukan agara persepsi

antara pasien dan petugas pennaganan

keluhan sesuai.

cara petugas berusaha

untuk

berusaha untuk

menyamakan

persepsi terlebih

dahulu

seebelum mengambil

tindakan

selanjutnya

Penyamaan persepsi dilakukan

petugas dengan

melakukan penjelasan lebih

lanjut terkait

permasalahan komplain

Petugas menanyakan

permasalahan

kepada pasien dan mendengarkan

keluhan pasien

dengan benar

- Waktu itu petugas

mennayakan

permasalahan sebenarnya

Di tanyakan waktu itu

permasalahan

nya apa

Waktu itu ditanyakan

kembali,

setelah saya menjelasaka

permasalahan

saya

Page 233: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Pen

jela

san

da

n P

erm

oh

on

an

ma

af

cara petuas

manajemn komplain

memberikan

penjelasan kepada pasien

komplain

Melakukan

koordinasi dengan unit yang terkait

dengan

permasalhan komplain yang

disampaikan

Mencari

informasidengan melakukan

koordinasi dengan

unit yang terkait dnegan

permasalahan

Petugas

pennaganan keluhan

melakukan

koordinasi dengan bebrapa

unit pelayanan

di RS utuk

mencari

infromasi

setelah petugas

mancari tau alasan

mengapa

obatnya tidak tersedia, baru

dijelaskan

Petugas

menjelaskan lumayan baik,

jelas

Petugas

menjelaskan dengan pelan-

pelan dan

menanyakan pada pasien

sudah paham

atau tidak

Bedasarkan hasil

wawancara diketahui semua informan

menyatakan bahwa

sebelum memberikan penjelasan kepada

pasien terlebih dahulu

petugas melakukan

koordinasi dengan unit

yang bersangkutan

dengan masalah (komplain) tersebut

untuk mendapatkan

informasi. Setelah mendapatkan

infromasi tersebut

berulah petugas memberikan

penjelasan kepada

pasien komplain. hasil wawancara

menyebutkan sebagian

besar menyatakan bahwa petugas

memberikan

penejelasan dengan baik, jelas serta mudah

untuk dipahami.

Sebagian besar informan juga

menyatakan bahwa

tidak ada perbedaan cara petugas ketika

menjelaskan

permasalahan

komplain dalam

menangani keluhan

pasien. Sebagian besar

informan menyatakan

bahwa petugas menyampaikan

permohonan maaf saat

Bedasarkan hasil

observasi peneliti mengetahui bahwa

untuk proses

penjelasan petugas manajemn komplain

biasanya terlebih

dahulu melakukan

koordinasi dengan unit

terkait permasalahan

komplain yang disampaikan pasien

untuk mencari tau

informasi akurat. Hal tersbut dilakukan

untuk memberikan

penjelasan dengan informasi yang benar

kepada pasien sesuai

dengan kendala yang memang terjadi di unit

yang bersangkutan,

dalam hal ini untuk mengetahui alasan dan

informasi mengenai

stok obat kosong di apotek rumah sakit.

Setelah melakukan

koordinasi dan memberikan

penjelasan kepada

pasien yg komplain petugas juga

menyampaikan

permohonan maaf

kepada pasien jika

memang permasalahan

komplain tersebut memang menyangkut

kelemahan petugas

maupun rumah sakit.

-

( Tidak dilakukan telaah

dokumen )

Penejelasan diberikan

petugas dengan perkataan yang baik,

santun, dimengerti oleh

pasien dan dinilai baik oeh pasien. Sebgian

informan menyatakan

bahwa petugas

menyampaikan

permohonan maaf saat

menangani keluhan pasien namun, sebagian

kecil informan

menyatakan bahwa untuk permohonaan

maaf ,tidak semua

masalah komplain di sampaikan permohonan

maaf oleh petugas yakni

yang menyangkut kelemahan petugas / RS.

Hasil

penjelasan yang

disampaikan

oleh petugas penanganan

keluhan

Penjelasan dirasa

cukup ketika pasien mengerti

alasan mengapa

persoalan tersebut terjadi

Petugas

memberikan penejlasan kepada

pasien sampai

pasien mengerti dan paham

mengapa

masalahnya terjadi

- Sudah jelas,

karena saat itumemang

obatnya sedang

kosong

Kurang jelas,

karena tidak dijelaskan

mengapa

obatnya tidak tersedia di

rumah sakit

Menurut saya

sudah jelas, namun alasan

obat tersebut

kosong tidak dijelaskan

Perbedaan

penjelasan

petugas senior

dan junior

- - - Sama cara

penangananny

a, Cuma bu

indri lebih

sopan

kalimatnya

Sama cara

pennaganann

ya

Tidak terlihat

perbedaanya

Permohonan maaf

Permohonan maaf disampaikan jika

permasalahan komplain tidak

berkenan oleh

pasien. Permoonan maaf diberikan

kepada pasien

dengan bentuk komplain tertentu,

yang menyangkut

dengan kelemahan rumah sakit atau

petugas amanjemn

komplain

Terkadang kami menyampaikan

permohonan maaf

- Ia, saat itu Petugas

menyampaikan maaf kepada

saya

Ia, petugas menyampaika

n permohonan

maaf

Petugas menyampaikan

maaf saat itu

Page 234: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

menangani keluhan

pasien

So

lusi d

an

takin

g a

ctio

n

Cara petugas manaejemen

komplain

memberikan solusi dan

tindak lanjut

Kita melakukan koordinasi dengan

unit yang

bersangkutan untuk mengetahui

informasi

sebenarnya. Setelah mengetahui

informasinya

barulah kita memberikan solusi

Melihat terlebh dahulu

permasalahan

komplain, kemudian

melakukan

koordinasi dengan unit yang

bersangkutan untuk

mencari tau informasi

Melakuan koordinasi

dengan unit

yang berkaitan dengan

komplain pasien

- - - semua informan menyebutkan bahwa

petugas melakukan

koordinasi dengan uit yang bersangkutan

dengan masalah

(komplain) tersebut untuk mendapatakan

informasi dan barulah

saat itu petugas dapat memberikan solusi

yang sesuai dengan

permasalahan tersebut. semua informan

menyatakan bahwa

petugas tidak menanyakan /

menawarkan solusi

yang diinginkan

pasien karena pihak

manajemn komplain

mempunyai konsep bahwa solusi sifatnya

diberikan kepada pasien bukan

ditawarkan. Sebagian

informan menyatakan bahwa petugas

manajemen komplain

menanagani keluhan pasien dengan cepat.

Semua informan,

dalam hal ini informan

pasien komplain

menyatakan bahwa

kurang puas dengan solusi yang diberikan

oleh peytugas

manajemen komplain. Hasil penelitian

Solusi diberikan oleh petugas manajemen

komplain ketika

mengetahui permsalahan apa yang

sebenarnya terjadi

diunit yang berkaitan dengan keluhan

pasien. Adapaun solusi

yang yang disamapikan sifatnya

diberikan bukan

ditawarkan kepada pasien.

Untuk proses taking action sendiri petugas

manajemen komplain

mencatat semua jenis

komplain yang masuk

dalam bentuk laporan

mingguan/ laporan bulanan manajemn

komplain.

Solusi dn tindak lanjut yang

dilakukan

terdokuemntasikn dalam

laporan bulanan

manajemn komplain .

dalam laporan

bulanan manajemn

komlain

tersebut terlihat bahwa setiap

komlain

(permasalahan) yang

dikeluhkan oleh

pasien di tinjak

lanjuti oleh

petugas

manajemn komplain.

hasil laporan atau keluhan

pasien dapat

diketahui melalui kotak

saran/pengadua

n dimana dan banyak juga

dari pasien

yang

menyampaikan

nya secara

langsung ke manajemen

komplain,

namun beberapa pasien

Petugas tidak menawarkan solusi

kepada pasien melainkan

petugas memberikan solusi sesuai degan

permaslahan yang

terjadi. Sehingga dalam hal ini masih pasien

mengeluh solusi yang

diberkan petugas tidak sesuai dengan harapan

pasien

Penawaran

solusi oleh petugas

pennanganan

keluhan

Jadi kita

memberikan solusi bukan menawarkan

solusi

Biasanya kita

langsung memberikan solusi

sesuai dengan

permasalahan

- Tidak

ditawarkan solusi,

dantidak

banyak diberikan

solusi saat itu.

Saya hanya

diberikan copy

resep saja

Tidak

ditawarkan solusi

Hanya

diberitaukan bahwa obat

tdak tersedia

saat itu

Kecepatan

petugas dalam menangani

keluhan pasien

- - - Cepat, keluha

saya langsung dicatat

Tidak begitu

cepat, karena petugas tidak

memberikan kabar apa-

apa

Penangananny

a cepat, saya langsung

dipersilahkan masuk ke

runagan

manajemen komplain dan

langsung

mencatat keluhan saya

Kepuasan

pasien dengan

solusi yang diberikan oleh

petugas

manajemn komplain

- - - Sebenarnya

kurang puas

dengan solusi yang

diberikan, akan

tetapi bagaimana lagi

Ya

seharusnya

obatnya harus disediakan

untuk kita

yang memnag saat itu

membutuhkan

Hanya

diberitau bawa

obatnya tidak tersedia, dan

diiharapkan

menungu kabar ketika obat

sudah tersedia

Page 235: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

obat tersebut,

seharusnya kalau ada

keluhan di

rumah sakit harus

ditangani

dengan baik,

ketika obat

habis kita bisa

dihubungi kembali

ketika obat

tersebut sudah tersedia

menyatakan bahwa

evaluasi manajemen komplain dilakukan

melalui hasil

pencatatan komplain dalam laporan buanan

Manajemn Komplain

yang

meyampaikannya secara

langsung

kepada pihak manajemen

komplain

pasien tidak

bersedia

menuliskan

bentuk pengaduannya,

sehingga

beberapa keluhan yang

disampaikan

secara langsung oleh pasien

tidak semuanya

tercatat karena berkaitan

dengan

bersedia atau tidaknya pasien

tersebut

menulis pangaduan.

Evluasi di unit

manajemn

komplain

Kita mencatat

keluhan yang

masuk, seteah itu ibu indri

membuatkan

laporan manajem

komplain

Satu bulan sekali

dilakukan

perekapan komplain dalam

laporan manajemn

komplain RSU

Kita memiliki

laporan bulanan

manajemn komplain dan

evaluasinya

dapat dilakukan

dengan laporan

tersebut

- - -

Follo

w U

p

Pencatatan identitas dan

No. Telepeon

pasien komplain

Setau saya biasanya sudah

dicatat oleh bu

indri

Beberapa dicatat dan beberapa tidak

di catat

- Waktu itu memberikan

nomer telepon,

petugasnya mengatakan

nanti kalau

sudah ada

kabar akan di

telepon

Petugas meminta

nomer

telepon, dan mengatakan

nanti akan

diberikan

kabar

selanjutnya

Memberikan nomer telepon

saya waktu itu

Sebagian besar informan menyatakan

bahwa petugas

manajemen komplain (penanganan keluhan)

mencatat alamat dan

nomer telepon pasien

yang complain dan 2

informan menyatakan

bahwa petugas manajemen komplain

(penanganan keluhan)

kadang- kadang mencatat alamat dan

Dalam penanganan keluhan pasien di

rumah sakit, proses ini

tidak seslalu dilakukan oleh petugas. Karena

proses ini dilakukan

untuk beberapa

permasalahan

komplain tertentu.

Untuk masalah komplain stok obat

kosong petugas tidak

memberikan followup atau menghubungi

- ( Tidak

dilakukan telaah

dokumen )

Follow up dilakukan petugas dalam

permaslahan tertentu.

Dalam kasus penelitian, petugas manajemn

komplain tidak

melakukan follow up tau

menghubungi kembali

pasien terkait kesedian

stock obat di rumah sakit . beasarkan hasil

wawancara dengan

pasien petugas hanya meminta pasien untuk

Cara petugas

penanganan keluhan

melakukan

Follow Up

Follow Up

dilakukan kepada pasien tertentu

yang sudah terjadi

tuntutan medis,

Ada untuk

beberapa kasus, di datangangi ke

rumah pasien atau

dapat di telepon

biasanya kita

juga memperbaiki

hubungan

dengan datang

Tidak, bukan

mereka yang nelpon saya,

tetapi saya

yang telpon

Petugas

mengatakan kalau obatnya

sudah ada,

akan

Ia waktu itu

mengatakan kalau nanti d

kabari lagi, dan

saat itu di

Page 236: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

kepada pasien

komplain

tidak selalu

mencatat alamat dan nomer telpon

pasien yang

komplain, beberapa saja.

Kasus yang tidak

kita follow up itu

kasus yang sudah

kita tangani

ke rumah

beberapa pasien yang komplain

apotiknya

untuk menanyakan

obatnya

dihubungi,

tetapi nyatanya

tidak ada

kabar lagi dari rumah

sakit

telpon lagi

sama petugasnya

buat

memberikan kabar kalau

memang

obatnya itu

tidak di cover

oleh BPJS

nomer telepon pasien

yang complain. Sebagian besar

informan juga

menyatakan bahwa petugas tidak

melakukan follow up

pada keluhan stok obat

kosong dan 2 infroman

menyatakan bahwa

petugas kadang – kadang melakukan

follow up pada

keluhan stok obat kosong

kembali pasien yang

mengeluhkan obatnya tidak tersedia di apotik

untuk memberikan

kabar bahwa obat sudah tersedia atau

masih belum tersedia

dirumah sakit.

Adapun cara follow up

yag biasa dialakukan

oleh petugas manajemen pada

permaslahan lain yakni

dengan menelpon atau berkunjung ke rumah

pasien.

menanyakan ketersedian

obat tersebut langsung ke apotek rumah sakit

OUTPUT

Gambaran

penanganan

komplain di

RSU Kota Tangerang

Selatan

Sejauh ini bisa

diselesaikan

komplainya

Alhamdulillah,

sejauh ini

komplain-

komplain yang masuk dapat

deselesaikan

dengan baik

Sudah baik ya,

artinya dengan

adanya

manajemn komlain di

rumah sakit,

sudah bisa menangani

beberapa

complain, sehingga

komplain tidak

berturut- turut

Baik sejauh ini

penangananya

Lumayanlah,

lama

diberikan

kabarnya, bahkan tidak

diberikan

kabar

Baik

penanganan

petugasnya

Semua informan

menyatakan bahwa

penanganan keluhan

yang diberikan selama ini oleh petugas

manajemen komplain

kepada pasien sejauh ini terbilang baik.

Bedasarkan hasil

wawancara diketahui bahwa jenis keluhan

yang banyak

disampaikan diantaranyaa adalah

Poli dalam, Obat

kosong ,Sms get way , Pendaftaran, Sarana

dan prasarana, Alat

kesehatan. Sebagian besar

informan menyatakan

bahwa masih terdapat beberapa penanganan

- Dokumen

laporan bulanan

manajemen

komplain bulan januari sampai

dengan bulan

juli tahun 2016 diketahui bahwa

3 komplain

terbanyak adalah sebagai

berikut : pasien

poli dalam yang dibatasi, stock

obat kosong dan

SMS Get Way tidak ada

balasan

penanganan keluhan

yang diberikan selama

ini oleh petugas

manajemen komplain kepada pasien sejauh ini

terbilang baik. Diketahui

bahwa 3 komplain terbanyak adalah sebagai

berikut : pasien poli

dalam yang dibatasi, stock obat kosong dan

SMS Get Way tidak ada

balasan. Sebagian besar informan

menyatakan bahwa

masih terdapat beberapa penanganan komplain

yang belum tertangani

dengan baik dan masih sering dikeluhkan

berungkali oleh pasien

ditaranya adalah pasien poli dalam dibatasi dan

Jenis keluhan yang sering /

banyak

disampaikan oleh pasien

poli dalam, obat dan sms get way

pendaftaran, balasan sms get

way, dan poli

dalam

Beberapa komplain

diantaranya poli

dalam, sarana dan prasarana

rumah sakit,

obat dan alat kesehatan

- - -

Keluhan yang

belum

Poli dalam ya yang

saat ini masih

Poli dalam di batasi

dan stok obat

menurut saya

saat ini bentuk

- - -

Page 237: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

tertangani

sampai saat ini

belum ada

solusinya, karena memang belum di

tambah tenaga

dokternya khusus di unit poli dalam,

namun untuk

permaslahan stock

obat kosong sudah

mulai berkurang.

Karena sejak bulan Juni sudah

dibentuk Komite

Farmasi Rumah Sakit (KFRS

kosong itu salah

satu keluhan yang akhirnya

disampaikan ke

kepala bidang Yan Med (Pelayanan

Medis)

keluhan bisa

terselesaikan

komplain yang belum

tertangani dengan baik dan masih sering

dikeluhkan berungkali

oleh pasien ditaranya adalah pasien poli

dalam dibatasi dan

stok obat kosong di

apotek

stok obat kosong di

apotek

Keterangan :

RESPONDEN KODE KETERANGAN

Responden 1 I- A Kepala Bagian Unit Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

Responden 2 I- B Staf Bagian Manajemen Komplain RSU Kota Tangerang Selatan

Responden 3 I- C Kepala Sie. Pelayanan Non Medis

Responden 4 IP- 1 Pasien yang Menyampaikan keluhan

Responden 5 1P- 2 Pasien yang Menyampaikan keluhan

Responden 6 IP- 3 Pasien yang Menyampaikan keluhan

Page 238: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 5

TABEL CHECKLIST TELAAH DOKUMEN

ANALISIS PENANGANAN KELUHAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2016

No. Jenis Dokumen Ada Tidak Keterangan

1. Struktur Organisasi RSU Kota

Tangerang Selatan

Terdapat Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang Selatan

2. Struktur Organisasi Unit

Manajemen Komplain

Tidak tertulis secraa langsung dalam struktur organisasi RSU

Kota Tangerang Selatan namun bedasarkan hasil wawancara

menjelaskan bahwa Unit Mana jemen Komplain berdiri dibawah

tagung Jawab Kepala Sie. Non Medis

3. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi

(TUPOKSI) Petugas Manajemen

Komplain RSU Kota Tangerang

Selatan

Terdapat uraian tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) petugas

manajemen komplain berdasarkan Surat Perintah Tugas Direktur

Nomor 188.4/377-TU/2015

4. Alur Penangann Keluhan Pasien Terdapat Alur Penangann Keluhan Pasien dalam menangani

keuhan pasien. Namun alur pennaganan keluhan tersebut belum

berbentuk sebgai SK, namun tetap digunakan petugas sebagai

acuan dalam menangani keluhan pasien

5. Standar Optrasional Prosedur

(SOP) Penanganan Keluhan

Pasien

Terdapat Standar Optrasional Prosedur (SOP) manajemen

komplain berdasarkan SK Nomor 044.3/002- Yanmed 2016

6. Rekapitulasi Komplain Pelanggan Rekapitulasi komplain pasien tercatat dalam laporan bulanan

manajemn komplain

7. Laporan Bulanan Manajemen

Komplain

Bukuan laporan komplain pasien yang dibukukan dalam laporan

bulanan manajemn komplain. yang di sampaikan dan dilaporakan

kepada kepala Sie bagian non medis setiap satu bulan sekali.

8. Form Penanganan Keluhan Tersedia di ruangan manajemen komplain RSU Kota Tangerang

Selatan dan akan diberikan kepada pasien jika akan menunliskan

keluhannya.

9. Kuesioner Kepuasan Pasien Kuesioner kepuasan pasien tersedia disetip kotak saran/ keluhan

yang terletak secara strategis disetiap lantai RSU Kota Tangerang

Selatan yang dibedakan atas tiga kategori yakni Kuesioner

kepuasan pasien rawat jalan, Kuesioner kepuasan pasien rawat

inap dan Kuesioner kepuasan pasien UGD.

10. Rekapitulasi hasil Kotak Saran Rekapitulasi hasil kotak saran akan include/ dilaporkan secara

bersamaan dalam Laporan Bulanan Manajemen Komplain RSU

Kota Tangerang Selatan

11. Arsip Keluhan Terdapat didalam laporan bulanan manajemen komplain

12. Dokumentasi hasil/ Solusi

Penanganan Keluhan

Tercatat dalam Laporan Bulanan Manajemn Komplain RSU Kota

Tangerang Selatan

13. Evaluasi proses Penanganan

Keluhan

Dijadwalkan selama satu bulan sekali. Namun untuk

pelaksanaannya disesuaian dengan masalah komplain yang

terjadi

14. Daftar SDM dan Pendidikan

terakhir staf/ petugas manajemen

komplain RSU Kota Tangerang

Selatan

Tdak terdapat daftar SDM dan pendidikan staf namun, data

tersebut didapatkan melalui wawancara mendalam dengan

petugas.

Page 239: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 6

TABEL CHECKLIST OBSERVASI

ANALISIS PENANGANAN KELUHAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM (RSU) KOTA

TANGERANG SELATAN TAHUN 2016

No. Objek Ada Tidak Keterangan

1. Laporan Bulanan Manajemen

Komplain

Dibuat secara bulanan

2. Form Kuesioner Kepuasan

Pasien

Form kuesioner kepuasan pasien dibedakan atas tiga kategori

yakni Kuesioner kepuasan pasien rawat jalan, Kuesioner

kepuasan pasien rawat inap dan Kuesioner kepuasan pasien

UGD.

3. Rekapan Keluhan Terdpat di unit promosi kesehatan

4. Telephone khusus penanganan

keluhan pasien

Tidak terdapat telepon khusus dalam menangani keluhan pasien,

namun petugas mengunakan Hp pribadi untuk menghubungi dan

melakukan follow up dengan pasien

5. Komputer Komputer tersedia di ruangan manajemne komplain dan juga

sebagai SIM RS

6. Printer

7. Kotak Saran Tersedia lima buah kotak saran/ pengaduan yang diletakkan

secara strategis di setiap lantai di RSU Kota Tangerang Selatan

8. Fasilitas pendukung kotak saran

ex: alat tulis

Tidak tersedia fasilitas pendukung seperti alat tulis di setiap

kotak saran/pengaduan

9. Fasilitas untuk pasien disable Tidak terdpat fasilitas untuk pasien disabel

10. Ruang Pengaduan mudah dicari Tersedia ruangan khusus pengaduan/ komplain yang terletak

secara strategis di lantai 1 RSU Kota Tangerang Selatan

11. Petugas penaganan komplain

pasien mudah ditemui

Petugas penanganan keluhan mudah ditemui pasien di ruangan

kerja manajemn komplain

Page 240: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

-'tfi,

----t- ,,

i --\i \\\i -r.\: --.:A.

PEMECAHAi.{MASAI,AH

ALURMANAJEMEN KOMPLEN

TIDAK i

LANGSUNG imr;wil'l*@U'!

. I lrl:. .1', :

TIDAK "r ji:11

TERPECAHKAN

dT

n

i}, . ,t.:.. i.t:;.i,::;l:j:;i.j,l

KASI MEEIS];..IDANNoN ffiD';'DAN YANMED ..

Page 241: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

i mo- Boktlrr*eft3

' &[s.'fuff*s*

{n rra 2 /#rrt } -ivk*-f, -, vv -iii s*t{*

T,ffi6ge$ tur&*

[@srd {tu**e

WffirfiffiEefi$frs#m Rq*Mt See-^$[ t]ffiIwe ${ffi

ffiFmw*g*

dlsE&{,se

ffiffies$ffieL

t Sut i aor*

p.E#ffiEffiT',$effi roe #rse&q?Kly& W$wr ry* W-ry Mffi,rs k+dkmfurq t'3i

Sryffiffi#r" fu reqEw _rei H'ffi ffi @rym*d FM kffie{l#e *:ffi@ @m t!a* Sffik** eeffiaFe ffi6ffi*r:es*ss*tf @&*ffit gESHssEr #* re*w,erera w*g.

ri&ffi.$&H a, Se@s;s*&-

tu" @a*@k

tffifa ermc*rryfng*m azxdau @yasttm rusw$r

ffiffi? &#ffi e$ry@#ffir *s#r@*rx fu;

*. *fua*4&a&m @:mgt Sffixffi @ kffi{eeeagaww

qryefua^es*

ffiHffi.$&ffieffi HEHruh sakE rrerwisla dan nenrgnrryar trffi Wre* i';,

kdqdtat: atsal @*m res*eit ffisirsfr &tr& @#se'k;Seei#*r ft#.s ffi, Try,gwre kffi* Ftu: t$8,4ft4#- Il

Y*rr,Mf?$t t#r&",S f{@*r* **erm*gffir* *{&fgr ,#

frr*mm*:l ffi&t t"&?#ffi{?a ffia Twgre Sd**w.t

+--+i Fffi#SEg3Lffi X. "ffia km@*+r ffi @* S@ * di txa& re&'ayaaa$E

{tr,*a retx€ffi nwtWaf*rst @effiE {ffi'ee etar€, kfr'.

m&s"*Fer*llsr @irc Sffiry &lzi*#C o6& ffixsffi WUrus+w Kc*a T*ry*rary S#d*n

A. Se @$un mry$emw* Kmn@in Wtrre*s $Tw,ffi*nffi Fffi&ma

*ry#? betr{" rmmxgry ke*fiu.fw* y,ffiW datwtg &*effirerl Nru:. k*xmga Safu S.erzggs+ *r*ryt&. ffirutertw*ep rqxfu*l*lt ffisfu**; t@ kwer6 debr,m exaer6*t@*

rcrerlyffit6*cfitr@m-3" $eq#* nces&?? ffi sfiry4;ksM #qtrI @ak ffisffi

bmw6}tut*n

Page 242: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Lampiran 9

DOKUMENTASI FASILITAS MANAJEMEN KOMPLAIN RSU

1) Dokumentasi Fasilitas Unit Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerag Selatan

Keterangan Gambar: Gambar diatas merupakan salah satu Fasilitas yang dimiliki Unit

Manajemen Komplain yakni Berupa Ruangan Khusus Penanganan Keluhan Pasien dan

Ruang Manajemen Komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

Page 243: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Keteranga Gamabr : Gambar diatas Merupakan Laporan Bulanan Unit Manajemen

Komplain di RSU Kota Tangerang Selatan

Page 244: SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34274/1/NURMALA... · khusus penanganan keluhan pasien, memanfatkan SIMRS

Keterangan Gambar : Gambar diatas merupakan salah satu Fasilitas yang dimiliki Unit

Manajemen Komplain yakni Berupa Kotak Saran dan Kotak Pengaduan/ Keluhan Pasien yang

tersedia disetiap Lantai di RSU Kota Tangerang Selatan.