SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945....

69
SKRIPSI OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN ENREKANG L.ROBBY T.S eneri JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Transcript of SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945....

Page 1: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

SKRIPSI

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN

DI KABUPATEN ENREKANG

L.ROBBY T.S

eneri

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2015

Page 2: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

ii

SKRIPSI

OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN

DI KABUPATEN ENREKANG

Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi

Disusun dan diajukan oleh

L.ROBBY T.S

A111 06 045

kepada

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

iii

SKRIPSI

Optimalisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kabupaten Enrekang

Disusun dan diajukan oleh

L.ROBBY T.S

A111 06 045

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 12 November 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof.Dr,Hj.Rahmatia,SE.,MA

NIP. 1963051519920310003 Hamrullah, SE., M.Si

NIP. 19681221 199512 1 001

Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof.Dr,Hj.Rahmatia,SE.,MA NIP. 196305151992031003

Page 4: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

iv

SKRIPSI

Optimalisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kabupaten Enrekang

Disusun dan diajukan oleh :

L.ROBBY T.S

A111 06 045

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 12 November 2013, dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui,

Panitia Penguji

No. Nama Penguji

Jabatan Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

Prof.Dr.Hj.Rahmatia, SE.,MA

Hamrullah, SE.,M.Si

Dr. Sanusi Fattah, SE.,M.Si

Dr.Hj.Sri Undai Nurbaya SE.,M.Si

Suharwan Hamzah, SE.,M.Si

Ketua

Anggota

Anggota

Anggota

Anggota

1. ..............................

2. ..............................

3. ..............................

4. ..............................

5. ..............................

Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof.Dr,Hj.Rahmatia,SE.,MA NIP. 196305151992031003

Page 5: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : L.Robby T.S

NIM : A11106045

Jurusan/program studi : Ilmu Ekonomi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang

berjudul :

Optimalisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kabupaten Enrekang

adalah hasil penelitian saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di

dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu pergguruan

tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam

naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat

dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat

2 dan pasal 70).

Makassar, 30 November 2013

Yang membuat pernyataan,

L.ROBBY T.S

Page 6: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Setelah melewati banyak kendala dalam proses pengerjaannya,

berkat bantuan dari beberapa pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Optimalisasi Penerimaan

Pajak Restoran Di kabupaten Enrekang”. Untuk itu, dalam kesempatan

ini penulis secara khusus ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada

beberapa pihak, yaitu :

1. Kepada Alm,Ayahanda Tercinta, L.Zainal Mursalim atas seluruh

cinta, do‟a dan nasehatnya selama ini kepada penulis sehingga

studi ini dapat di selesaikan walaupun bukan pada waktunya tetapi

tepat pada waktunya,

2. Untuk Ibunda tercinta Nur Jannah atas seluruh cinta, do‟a dan

nasehatnya selama ini kepada penulis sehingga studi ini dapat di

selesaikan walaupun bukan pada waktunya tetapi tepat pada

waktunya, terima kasih atas pengawalan, do‟a, nasehat serta

tanggung jawab ibunda kepada penulis, gelar ,SE penulis

persembahkan untuk Ibunda.

3. Pimpinan Universitas dan Fakultas beserta jajarannya yang dengan

inayah Allah (semoga) senantiasa mengemban amanah

kepemimpinan tanpa kezaliman.

4. Ibunda Prof.Dr.Rahmatia, SE.,MA selaku pimpinan Jurusan Ilmu

Ekonomi dan Bisnis sekaligus orang tua penulis pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, terima kasih untuk

bimbingan dan nasehatnya selama ini.

5. Bapak Dr.Sanusi Fattah, SE.,MSi selaku pembimbing I penulis

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, terima

kasih untuk bimbingan dan nasehatnya selama ini.

Page 7: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

vii

6. Bapak Hamrullah, SE.,M.Si selaku dosen dan Pembimbing II

penulis, terima kasih atas bimbingan, kesabaran dan pengertiannya

dalam membimbing penulis selama proses di akhir studi,

terimakasih.

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu

dan telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugasnya

sebagai mahasiswa.

8. Pak Parman selaku staff akademik pada jurusan Ilmu Ekonomi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, terima kasih

atas bantuannya selama penulis berproses sebagai mahasiswa.

9. Untuk Keluarga Besar UKM. PA. EQUILIBRIUM FE-UH (UNIT

KEGIATAN MAHASISWA PECINTA ALAM EQUILIBRIUM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN), Terima

Kasih Atas Suportnya Kepada Penulis Sehingga Penulis Mampu

Menyelesaikan Dari Awal - Akhir Penyusunan Skipsi, Terima Kasih

Atas Penanaman Nilai-Nilai Yang Begitu Kecil Namun Sangat

Berpengaruh Besar Kepada Penulis Sejak Awal Berproses,

10. KEPADA SOBAT HIMATU@ SEPTIANDI (ACEP),

MUSYARIFFUDDIN (ARI), MUH.NATAS RESKI.S.(NOEL),

HENDRIANGRIAWAN (CURRUT), ADITYA NUGRAHA (BOSKA),

IRSAN HASYIM (HULK), Almarhum. SALAHUDDIN (ASO‟), DAFIT

TOMELE (ANGKO SIU) ANDI SULKIFLI (SUL BRENGSEK), L.

ROBBY T.S (OBY), ASDAR (PAK KETUA), MUH.RAIS (ACCUNG)

A.AHMAD ZULFIKAR (ACHA), MUH. FAJRI MALAGAPI (ENOS),

ARLIMAN AKBAR (PA‟DE), AIDIL AKBAR (MARMUT). TERIMA

KASIH ATAS PEMBAWAAN POSITIF YANG SANGAT

BERPENGARUH KEPADA PENULIS DALAM BERPROSES

SEBAGAI MAHASISWA (BAIK DAN BURUK) NYA TERGANTUNG

SIAPA YANG MELIHAT DAN MENILAINYA, KEEP SURVIVE

UNTUK HADAPI DUNIA LUAR KAMPUS YANG BEGITU NYATA.

Page 8: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

viii

11. TERIMA KASIH Kepada Saudara IDIEL HAQ DAN CHALI‟ Yang

Sudah Mmembantu Dalam Penyusunan Skrupsi Dan

Mmengenalkan Pada Penulis Software Olah Data SPSS.

12. TERIMA KASIH SPECIAL FOR MAMA MALA Sebagai Sumber

Kehudupan Penulis Selama 7 Tahun Belajar Sebagai Mahasiswa

Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

13. Semua pihak yang telah berjasa kepada penulis selama

penyusunan skripsi ini dan dalam kehidupan penulis yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih semuanya.

Terakhir, dikesempatan ini juga penulis ingin meminta maaf apabila

selama masa studi dan penyelesaian skripsi ini penulis banyak

menyakiti baik melalui perkataan maupun tindakan. Semoga skripsi ini

dapat menjadi manfaat bagi pembacanya.

Makassar, 12 Desember 2013

Penulis

Page 9: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

ix

ABSTRAK

Optimalisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kabupaten Enrekang

L.Robby T.S

Rahmatia Hamrullah

e-mail : [email protected]

Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin Makassar

Penelitian ini bersifat menerangkan hal yang menyangkut pengujian hipotesisi variable-variabel penelitian dan dalam deskriptifnya juga mengandung uraian-uraian. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian merupakan alat pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap variable terikat dengan nilai R2

sebesar 95%, artinya harga tiket, tujuan keberangkatan, pendapatan dan kualitas pelayanan dapat menjelaskan variasi permintaan jasa transportasi laut di Kota Raha sebesar 95%, sedangkan sisanya 5% yang dijelaskan oleh variable-variabel lain diluar model estimasi. Kata kunci: Efektif,Efisien

Page 10: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

x

ABSTRACK

Optimalisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kabupaten Enrekang

L.Robby T.S

Rahmatia Hamrullah

e-mail : [email protected]

Department of Economics, Faculty of Economics and business, University

of Hasanuddin Makassar

While tool used in research is a collecting data. The result showed that the variables free jointly able to provide explanation on variable bound to R2 value amounting to 95 %, it means the price of a ticket the purpose of departure, income and quality service can explain variation demand sea transportation services in the city of raha amounting to 95 %, the remaining 5 % described by variable-variabel other outside a model estimation. Keywords: efektif, efisien

Page 11: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACK .................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 8

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 10

2.1 Dasar - Dasar Perpajakan ..................................................... 10

2.1.1. Pengertian pajak ......................................................... 10

2.1.2 Fungsi Pajak..................................... .......................... 11

2.1.3. Perbedaan Dan Pembagian Jenis Pajak ...................... 12

2.1.4. Tata Cara Pemungutan Pajak ...................................... 13

2.1.5. Syarat Pemungutan Pajak ........................................... 15

2.2. Pajak Daerah…………………………... .............................. 16

2.2.1. Pengertian Pajak Daerah ............................................. 16

2.2.2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah .................. 17

2.2.3. Objek Pajak Daerah .................................................... 17

2.2.4. Subjek Pajak Daerah ................................................... 18

2.2.5. Jenis Pajak Daerah ...................................................... 18

2.3. Retribusibusi Daerah ............................................................ 19

2.3.1. Pengertian Retribusi Daerah ....................................... 19

2.3.2. Jenis – Jenis Retribusi Daerah .................................... 20

2.3.3. Objek Retribusi Daerah .............................................. 23

2.3.4. Subjek Retribusi Daerah ............................................. 24

2.3.5. Prinsip dan Saran Penetapan Tarif Retribusi Daerah . 24

2.4. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ............................................ 25

2.5. Efektifitas dan Efisiensi.…………………………………… 25

2.5.1. Efektifitas.................................................................... 25

2.5.2. Efisiensi ...................................................................... 27

2.6. Kerangka Pikir ...................................................................... 28

2.7. Hipotesis ............................................................................... 30

Page 12: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

xii

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 31

3.1. Lokasi Situs Penelitian ......................................................... 31

3.2. Jenis Dan Sumber Data......................................................... 31

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 32

3.6. Analisis Data......................................................................... 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 36

4.1. Gambaran Umum ................................................................. 36

4.1.1. Profil Kabupaten Enrekang. ....................................... 36

4.1.2. Pajak Kabupaten Enrekang. ........................................ 41

4.2. Hasil Penelitian ..................................................................... 42

4.2.1. Analisis Pertumbuhan, Daya Pajak dan Efektifitas

Pajak Restoran Kabupaten Enrekang Tahun 2005-2010 ...... 42

4.2.2. Laju apertmbuhan Pajak Restoran Kabupaten Enrekang

tahun 2006-2010 ................................................................... 43

4.2.3. Daya Pajak (Tax Effort) Restoran Kabupaten Enrekang

2006-2010 ............................................................................. 46

4.2.4. Efektifitas Pajak Restoran .......................................... 49

BAB V KSIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 51

5.1. Kesimpulan ............................................................................. 51

5.2. Saran ........................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 56

Page 13: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Perkembangan PDRB (ADH Berlaku & ADH Konstan) Kabupaten

Enrekang Tahun 2005-2010 ........................................................... 39

Tabel 4.2. Penerimaan Pajak Restoran ............................................................ 43

Tabel 4.3. Perkembangan Penerimaan Pajak Restoran .................................. 44

Tabel 4.4. Laju Pertumbuhan Pajak Restoran

Kabupaten Enrekang 2006-2010 .................................................... 45

Tabel 4.5. Daya Pajak Restoran Kabupaten Enrekang 2006-2010 ................. 47

Tabel 4.6. Tingkat Efektifitas Pajak Restoran Kabupaten Enrekang .............. 49

Page 14: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 29

Page 15: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional yang ada di Indonesia merupakan

kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan

dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik

materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya

Manusia dan Sumber Daya Alam secara optimal dengan dana yang cukup

besar. Otonomi daerah yang secara administratif dilaksanakan per 1

Januari 2001 membawa banyak sekali dampak pada kota atau kabupaten.

Dengan diberinya kewenangan secara luas tehadap kelangsungan

pemerintahannya mulai dari masalah keuangan, pemberdayaan Sumber

Daya Alam (SDA), kesehatan, pertanian sampai masalah tenaga kerja

menuntut pemerintah daerah terpaksa harus siap menghadapi sistem

desentralisasi ini tanpa terkecuali. Oleh karena itu pemerintah daerah

harus berusaha untuk mencari sumber-sumber penerimaan untuk

menutup dan mencukupi keuangannya sendiri.

Pada tahun 1998 ketika reformasi mulai berjalan, tuntutan

pelaksanaan otonomi daerah demikian besar terutama dari daerah-daerah

yang kaya sumber alam. Daerah terus mendorong terjadinya pergesaran

paradigma kebijakan pembangunan nasional dari paradigma

pembangunan yang bersifat top down, sentralistik dan terfokus hanya

Page 16: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

2

pada pertumbuhan ekonomi menjadi paradigma pembangunan yang

berlandaskan prinsip-prinsip dasar demokrasi, kesetaraan dan keadilan.

Sebagai jawaban terhadap tuntutan tersebut, maka dikeluarkan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah. Undang-undang tersebut merupakan landasan yuridis bagi

pengembangan otonomi daerah di Indonesia. Dengan diberlakukannya

kedua Undang-Undang tersebut, maka kewenangan daerah menjadi lebih

besar.

Perubahan sistem pemerintahan daerah selalu mengikuti

perubahan sistem politik. Negara Republik Indonesia sebagai Negara

Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan

pemerintahannya dengan memberi kesempatan dan keleluasaan kepada

daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah sesuai dengan

Ketetapan MPR RI No. XV/MPR/1998 :

“Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan

memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab

kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan,

pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan,

serta pertimbangan keuangan pusat dan daerah”.

Page 17: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

3

Otonomi daerah merupakan hak kewenangan dan kewajiban

daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri secara

luas dan menyeluruh berdasarkan peraturan yang berlaku. Dengan

otonomi daerah, daerah diberi pelimpahan kewenangan untuk mengelola

potensi yang dimiliki oleh daerah baik sumber daya yang bersifat fisik

maupun non fisik. Semua itu untuk menunjang pendapatan daerah dan

memiliki peranan yang sangat krusial dalam meningkatkan kesejahteraan

warganya. Hal ini mendorong pemerintah daerah berusaha menggali,

memberdayakan dan meningkatkan kemampuannya untuk menaikkan

pendapatan daerahnya. Dengan demikian sistem pemerintahan di daerah

serta kehidupan politik, sosial dan ekonominya dapat tetap berjalan. Oleh

karena itu, potensi-potensi yang merupakan sumber pendapatan daerah

dapat meningkat. Sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-

Undang No. 25 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dapat dibagi dalam 3

golongan yaitu :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil pajak

daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah;

2) Dana Perimbangan;

3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

Sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan

dan pelayanan kepada masyarakat serta peningkatan pertumbuhan

Page 18: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

4

perekonomian di daerah diperlukan penyediaan sumber-sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hasilnya memadai. Upaya

peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber-sumber tersebut,

antara lain dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan,

penyempurnaan dan penambahan jenis pajak, serta pemberian

keleluasaan bagi daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan

khususnya dari sektor pajak daerah disamping penerimaan dari sektor-

sektor yang lain. Hal tersebut diatas tidaklah lepas dari peranan

Pemerintah Kabupaten untuk meningkatkan pendapatannya guna

membiayai pembangunan daerah tersebut. Maka dari itu Pemerintah

Kabupaten diharapkan untuk lebih meningkatkan pengawasan untuk

memperkecil terjadinya kebocoran dan meningkatkan pendapatan daerah,

selain itu diperlukan adanya produk hukum yang menguatkan peranan

Pemerintah Kabupaten dalam bertindak disamping adanya sumber daya

masyarakat yang mampu dalam melaksanakan peran itu.

Sumber pendapatan daerah di Kabupaten Enrekang yang berasal

dari sektor pajak terdiri atas lima jenis, yaitu :

1. Pajak Reklame

2. Pajak Hotel

3. Pajak Restoran

4. Pajak Hiburan

5. Tambang Galian Golongan C

Pajak daerah merupakan salah satu sektor utama dalam

penerimaan negara, oleh karena itu memegang peranan yang sangat

Page 19: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

5

penting bagi perkembangan dan pembangunan nasional. Dengan adanya

otonomi daerah, pemerintah memberikan kekuasaan kepada daerah

untuk melaksanakan otonomi yaitu mengatur dan mengurus rumah

tangganya sendiri. Pemerintah daerah perlu untuk lebih meningkatkan

secara maksimal potensi-potensi yang ada pada pajak daerah.

Harapannya kontribusi terhadap pendapatan asli daerah meningkat dan

daerah tidak selamanya menggantungkan harapan pada pemerintahan

pusat serta mampu berusaha sendiri sesuai dengan cita-cita daerah yang

telah ditetapkan. Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan

asli daerah yang penting. Gunanya untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah untuk memantapkan otonomi

daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Salah satu jenis pajak daerah yang memberikan kontribusi yang

tidak sedikit bagi penerimaan daerah adalah Pajak Restoran. Kabupaten

Enrekang merupakan daerah lintas semua kendaraan yang menuju ke

bagian utara Sulsel. Masyarakat di 48 kabupaten se Sulawesi juga

melintas setiap harinya di daerah Enrekang. Ini berarti usaha restoran

sangat menjanjikan di Kabupaten Enrekang. Seperti yang telah dilakukan

oleh warga Enrekang, dengan membuka usaha restoran di sepanjang

jalan poros, cukup banyak disinggahi oleh mobil-mobil penumpang setiap

harinya. Dengan demikian, akan dapat meningkatkan penerimaan daerah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah khususnya Kantor Pendapatan

Daerah Enrekang dapat mengoptimalkan pemungutan pajak restoran

dengan tidak mengabaikan prinsip keadilan. Usaha peningkatan

Page 20: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

6

penerimaan banyak kendala antaranya tingkat kepatuhan para

penyelenggara bisnis restoran sebagai wajib pajak yang masih relatif

rendah, sebagian dari mereka ada yang berusaha menghindar, menunda

pembayaran pajaknya ataupun melakukan kecurangan dalam

pembayaran pajak. Tentu saja hal ini akan menghambat atau mengurangi

penerimaan pendapatan asli daerah.

Sementara itu, jika dilihat perkembangan Kabupaten Enrekang dari

hari ke hari mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Hal ini nampak

dengan didirikannya sejumlah lembaga pendidikan baik yang bersifat

formil maupun non formil, serta semakin banyaknya usaha-usaha industri

baik yang berskala kecil hingga besar serta semakin berkembangnya jalur

transportasi di kabupaten Enrekang yang menyebabkan Kabupaten

Enrekang menjadi tempat strategis untuk tempat persinggahan sehingga

pembangunan restoran merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan

oleh masyarakat Kabupaten Enrekang. Selain itu, Kabupaten Enrekang

dikenal memiliki beragam obyek wisata dengan berbagai fasilitas

penunjang yang juga merupakan obyek pajak restoran yang potensial.

Dengan demikian, pajak restoran merupakan salah satu jenis pajak yang

mempunyai potensi cukup besar bagi pemerintahan daerah Kabupaten

Enrekang.

Berdasarkan Laporan Realisasi Penerimaan Pendapatan Daerah

Kabupaten Enrekang untuk Bulan Desember 2010, pada bulan Oktober

realisasi pajak restoran mencapai 410 juta Rupiah dan mengalami

peningkatan sebesar 61 juta Rupiah sehingga realisasi pajak restoran

Page 21: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

7

untuk tahun 2010 adalah sebesar 471 juta Rupiah. Sedangkan target yang

diharapkan untuk penerimaan pajak restoran sebesar satu miliar Rupiah.

Sehingga terdapat selisih yang cukup besar antara target dan realisasinya

sebesar 527 juta. Hal ini membuktikan bahwa penerimaan daerah melalui

pajak restoran belum optimal.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pajak

restoran merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang

cukup potensial untuk ditingkatkan. Tentu saja Kantor Pendapatan Daerah

Enrekang sebagai pengemban tanggung jawab penerimaan pajak

restoran dituntut untuk bekerja lebih keras. Oleh karena itu Kantor

Pendapatan Daerah Enrekang perlu untuk mengadakan evaluasi dan

analisa terhadap jumlah penerimaan pajak restoran dari tahun ke tahun,

membuat langkah-langkah kebijakan seperti ekstensifikasi perpajakan,

penyempurnaan sistem perpajakan, penyuluhan perpajakan, serta upaya

menumbuhkan kesadaran masyarakat, serta pembenahan aparatur

perpajakan untuk mencapai jumlah penerimaan yang lebih meningkat lagi.

Dengan dasar pemikiran diatas, maka penulis memiliki ketertarikan untuk

meneliti dan mengambil topik tentang “Optimalisasi Penerimaan Pajak

Dan Retribusi di Kabupaten Enrekang” Studi Pada Kantor Pendapatan

Daerah Enrekang.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah

1) Bagaimana proses penerimaan Pajak dan Retribusi di

Kabupaten Enrekang?

Page 22: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

8

2) Apakah penerimaan Pajak dan Retribusi yang dilakukan oleh

Kantor Pendapatan Daerah sudah efektif?

3) Apakah penerimaan Pajak Restoran yang dilakukan oleh

Kantor Pendapatan Daerah sudah efisien?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui proses penerimaan Pajak Retribusi dan

Retribusi di Kabupaten Enrekang

2) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam proses

pemungutan Pajak dan Retribusi di Kabupaten Enrekang.

3) Untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi praktik

penerimaan Pajak dan Retribusi yang dilakukan oleh Kantor

Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang.

4) Untuk mengetahui upaya apa saja untuk mengoptimalkan

penerimaan Pajak dan Retribusi di Kabupaten Enrekang.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan secara

teoritis dalam rangka mengembangkan Ilmu Administrasi dan

pengembangan Administrasi Pembangunan pada khususnya.

Serta menambah khasanah keilmuan bagi pihak-pihak yang

berkompeten dalam bidang pajak, pajak dan Retribusi pada

khususnya.

Page 23: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

9

2) Penelitian dapat bermanfaat secara praktis bagi Kantor

Pendapatan Daerah Enrekang dalam mengambil keputusan

yang terkait dengan pajak dan Retribusi.

3) Bagi masyarakat dan wajib pajak pada khususnya dapat

mengerti lebih lanjut dan memahami tentang pajak dan retribusi,

bagaimana dan seperti apa pajak dan Retribusi tersebut.

Page 24: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar-Dasar Perpajakan

2.1.1 Pengertian Pajak

Pembangunan daerah merupakan kegiatan yang dilakukan terus

menerus dan berkesinambungan dalam mewujudkan masyarakat adil dan

makmur secara materiil dan spiritual. Maka dalam pelaksanaan

pembangunan daerah diperlukan sumber dana untuk pembiayaan dalam

urusan Pemerintahan Daerah. Untuk merealisasikan hal tersebut dapat

diperoleh dengan menggali potensi daerah yang salah satunya berasal

dari pajak.

Pajak adalah iuran wajib yang harus dibayar oleh masyarakat atau

wajib pajak kepada Pemerintah, dengan tidak menerima suatu imbalan

secara langsung.

Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro adalah “Pajak

sebagai iuran rakyat kepada kas Negara (peralihan kekayaan dari

sektorpartikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-undang (dapat

dipaksakan)dengan tiada mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat

ditunjuk dandigunakan untuk membiayai pengeluaran umum.”

Definisi tersebut, kemudian disempurnakan sebagai berikut “Pajak

adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk

membiayai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk “public

Page 25: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

11

saving” yang merupakan sumber utama untuk membiayai pengeluaran

umum.”

Definisi lain yang dikemukakan oleh S.I Djajadiningrat (Kurniawan,

2010: 10) adalah sebagai berikut “Pajak sebagai suatu kewajiban

menyerahkan sebagian daripada kekayaan kekas negara disebabkan

suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan

tertentu, tetapi bukan merupakan sebagai hukuman, menurut peraturan

yang ditetapkan pemerintahan serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada

jasa timbal balik secara langsung dari Negara, untuk memelihara

kesejahteraan umum.”

Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

Pajak dipungut oleh Negara (Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Daerah), berdasarkan kekuatan Undang-undang serta aturan

pelaksanaannya. Pajak merupakan kewajiban bagi setiap wajib pajak,

bersifat dapat dipaksakan karena ditetapkan dalam Undang-undang.

Masyarakat tidak menerima imbalan secara langsung dari pemerintah.

Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran rutin pemerintah jika masih surplus

digunakan untuk „publik investment”.

Pajak dipungut disebabkan adanya suatu keadaan, kejadian dan

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang.

Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang tidak budgetair yaitu mengatur.

2.1.2 Fungsi Pajak

Pajak mempunyai dua fungsi yaitu yang pertama adalah fungsi

budgetair (penerimaan) yang berarti pajak sebagai sumber dana bagi

Page 26: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

12

pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya (baik yang

pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan).

Fungsi yang kedua adalah fungsi regulerand (mengatur) yaitu pajak

sebagai alat mengatur atau melaksanakan akan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang ekonomi dan sosial. Pajak sebagai alat untuk

mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

ekonomi dan social, contohnya yaitu pajak yang tinggi dikenakan terhadap

minuman keras dengan tujuan untuk mengurangi konsumsi minuman

keras. Serta contoh lain yaitu tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% dengan

tujuan untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.

Fungsi lain dari pajak adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan.

2.1.3 Pembedaan dan Pembagian jenis Pajak

Jenis-jenis pajak menurut golongannya, yang pertama adalah pajak

langsung. Yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak

penghasilan. Kedua, pajak tidak langsung. Yaitu pajak yang pada akhirnya

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak

Hiburan, Pajak Pertambahan Nilai.

Sedangkan menurut sifatnya, pajak dibedakan menjadi pajak

subyektif dan pajak obyektif. Pajak subyektif yaitu pajak yang berpangkal

atau berlandaskan pada subyeknya dalam arti memperhatikan keadaan

diri Wajib Pajak, dengan kata lain pajak yang memperhatikan pertama-

tama keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan pajaknya harus

Page 27: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

13

ditemukan alasan-alasan yang obyektif yang berhubungan erat dengan

keadaan materialnya. Contoh : Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

Sedangkan pajak obyektif yaitu pajak yang berpangkal atau berlandaskan

pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh :

Pajak Pertambahan Nilai.

Jenis pajak menurut lembaga pemungutnya yaitu dibedakan

menjadi pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat yaitu pajak yang

dipungut oleh pemerintah pusat, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh

Departemen Keuangan dan hasilnya digunakan untuk membiayai rumah

tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan.

Dan pajak daerah yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah

seperti Propinsi, Kabupaten maupun Kotamadya berdasarkan peraturan

daerah masing-masing dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah

tangga daerah masing-masing. Contoh : Pajak Hiburan, Pajak Restoran,

Pajak Reklame.

2.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak

Menurut Achmad Tjahjono (2000 :25-26) tata cara pemungutan

pajak dibagi menjadi tiga, yaitu stelsel pajak, asas pemungutan pajak dan

sistem pemungutan pajak. Stelsel Pajak dibedakan menjadi tiga. Pertama,

Stelsel Nyata (Riil Stelsel) yaitu pengenaan pajak didasarkan pada obyek

atau penghasilan yang sesungguhnya diperoleh oleh wajib pajak,

sehingga pajak yang baru dapat dipungut setelah akhir tahun pajak, yaitu

setelah diketahui penghasilan yang sesungguhnya. Kedua, Stelsel

Anggapan (Fictive Stelsel) yaitu pengenaan pajak didasarkan pada suatu

Page 28: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

14

anggapan yang diatur Undang-undangnya. Misalnya anggapan bahwa

penghasilan tahun sekarang sama dengan penghasilan tahun lalu,

sehingga pada awal tahun sudah dapat diketahui besarnya pajak terutang.

Ketiga, Stelsel Campuran merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan

stelsel anggapan.Pengenaan pajak dilakukan pada awal tahun

berdasarkan anggapan dan pada akhir tahun dilakukan koreksi.

Asas Pemungutan Pajak terdiri atas empat jenis. Pertama, Asas

Domisili (Asas tempat tinggal), yaitu negara berhak mengenakan pajak

atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di

wilayahnya, baik penghasilan yang berasal daridalam maupun luar negeri.

Asas berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. Kedua, Asas Sumber, yaitu

pengenaan pajak tergantung adanya sumber di suatu negara. Siapapun

yang menerima penghasilan dari Indonesia, akan dikenakan pajak oleh

Negara Indonesia, baik wajib pajak bertempat tinggal di Indonesia

maupun di luar negeri. Ketiga, Asas Kebangsaan, yaitu asas ini

menghubungkan pengenaan pajak dengan kebangsaan suatu negara,

dimana setiap orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia

diberlakukan untuk membayar pajak.

Sistem pemungutan pajak disuatu negara mempengaruhi terhadap

pemasukan dana ke kas negara. Ada tiga jenis sistem pemungutan pajak.

Pertama, Official Assessment System, yaitu sistem pemungutan pajak

dimana besarnya pajak yang harus dilunasi pajak yang terhutang oleh

wajib pajak ditentukan oleh Pemerintahan (Fikus). Dalam hal ini wajib

pajak bersifat pasif. Kedua, Self Assessment System, yaitu sistem

Page 29: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

15

pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk

menentukan sendiri pajak yang terhutang, sehingga wajib pajak harus

aktif dalam menghitung, menyetor dan melaporkan kepada Kantor

Pelayanan Pajak (KPP), sedangkan fiskus hanya bertugas memberikan

penerangan dan pengawasan. Ketiga, With Holding System, yaitu suatu

cara pemungutan pajak dimana penghitungan besarnya pajak yang

terhutang oleh wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga.

2.1.5 Syarat Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan). Adil dalam

perundang-undangan (misal : pengenaan pajak secara umum dan merata

sesuai dengan kemampuan) dan adil pelaksanaan (misal : memberikan

hak Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, banding kepada Badan

Penyelesaian sengketa Pajak).

Pemungutan pajak berdasarkan Undang-undang (syarat Yuridis)

diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 yaitu pasal 23 ayat 2

mengatakan bahwa, pengenaan dan pemungutan pajak (termasuk bea

dan cukai) untuk keperluan Negara hanya boleh terjadi berdasarkan

Undang-undang.

Syarat pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (syarat

ekonomi). Keseimbangan dalam kehidupan ekonomi tidak boleh

terganggu karena adanya pemungutan pajak. Oleh karena itu

kebijaksanaan pemungutan pajak harus diusahakan supaya tidak

menghambat lancarnya perekonomian, baik dalam bidang produksi

maupun perdagangan.

Page 30: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

16

Pemungutan pajak harus efisien (syarat financial), hasil

pemungutan pajak sedapat mungkin cukup untuk menutup sebagian dari

pengeluaran-pengeluaran negara sehingga biaya pemungutan pajak

harus lebih kecil dari hasil pemungutannya.

Sistem pemungutan pajak harus sederhana. Untuk kemudahan dan

mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

2.2 Pajak Daerah

2.2.1 Pengertian Pajak Daerah

Pada prinsipnya pajak daerah sama seperti pajak pusat apabila

ditinjau dari subyek dan obyeknya, sedangkan perbedaan dari

kebudayaan adalah aparat pemungut dan pengguna pajak. Pajak tersebut

termasuk pajak pusat, apabila aparat pemungut dan pengguna pajak

tersebut adalah pemerintah pusat, sedangkan pajak daerah, aparat

pemungut dan penggunanya adalah pemerintah daerah. Jadi pengertian

pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau

badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang

dapat dipaksakan berdasarkan peraturan Undang-undang yang berlaku,

yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah

dan pembangunan daerah.

Dari pengertian tentang pajak daerah tersebut diatas, dapat

diketahui bahwa pajak daerah memiliki unsur-unsur sebagai berikut yaitu

pajak daerah berasal dari pajak negara yang diserahkan kepada daerah

sebagai Pajak Daerah. Penyerahan pengolahan pajak tersebut

Page 31: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

17

berdasarkan Undang-undang dan peraturan daerah. Pajak daerah yang

dipungut berdasarkan peraturan kekuatan Undang-undang dan peraturan

hukum lainnya. Hasil pemungutan pajak daerah digunakan untuk

membiayai pengeluaran kegiatan rumah tangga daerah atau membiayai

pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik.

2.2.2 Dasar Hukum Pemungutan Pajak Daerah

Setiap kegiatan Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan

pelaksanaan penerimaan Pendapatan Asli Daerah harus dilandaskan

pada dasar hukum yang telah ada. Landasan hukum tersebut merupakan

dasar dari kebijaksanaan daerah.

Dasar hukum sebagai landasan untuk memungut Pajak Daerah

adalah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU No. 18

Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan

Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang perubahan atas Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 1997 tentang pajak daerah. Keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 43 Tahun 1999 tentang sistem dan prosedur

Administrasi Pajak Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain,

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 170 Tahun 1997 tentang pedoman

tata cara pemungutan pajak daerah.

2.2.3 Obyek Pajak Daerah

Berdasarkan undang-undang RI No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak

dan Retribusi Daerah menjelaskan bahwa “Obyek pajak daerah adalah

Page 32: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

18

kepemilikan, penguasaan, pengambilan, pemanfaatan, penerimaan,

penggunaan barang dan jasa yang dapat dikenakan pajak daerah”.

Potensi daerah dapat dijadikan objek pajak daerah apabila : Terletak

dalam wilayah suatu daerah, serta melayani masyarakat tidak wilayah

tersebut, objek pajak dan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) tersebut tidak

bertentangan dengan kepentingan umum, bukan merupakan objek pajak

propinsi dan objek pajak pusat, bersifat pajak dan bukan retribusi,

berpotensi tidak memberikan dampak negatif, memperhatikan aspek

keadilan dan kemampuan masyarakat dan menjaga kelestarian

lingkungan.

2.2.4 Subyek Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-undang RI No. 34 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat

(1) menjelaskan “Subyek pajak adalah orang pribadi/badan yang memiliki,

menguasai, mengambil, memanfaatkan, menerima penyerahan dan

menikmati obyek pajak daerah”. Pasal 2 Ayat (2) menjelaskan “Wajib

pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut undang-undang

perpajakan daerah diwajibkan untuk pembayaran pajak terhutang

termasuk pemungutan atau pemotong pajak”.

2.2.5 Jenis Pajak Daerah

Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dapat tidak memungut

salah satu atau beberapa jenis pajak yang telah ditetapkan, apabila

Page 33: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

19

potensi pajak daerah tersebut dipandang kurang memadai. Secara garis

besar pajak daerah dibagi menjadi. Pajak Daerah Tingkat I, terdiri dari :

Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air 5% (lima persen),

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas air 10%

(sepuluh persen), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 5% (lima

persen), Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 20 %

(duapuluh persen)

Pajak Daerah Tingkat II, terdiri dari : Pajak Hotel 10% (sepuluh

persen), Pajak Restoran 10% (sepuluh persen), Pajak Hiburan 35% (tiga

puluh lima persen), Pajak Reklame 25% (dua puluh lima persen), Pajak

Penerangan Jalan 10% (sepuluh persen), Pajak Pengambilan dan

Pengolahan Bahan Galian Golongan C 20% (dua puluh persen), Pajak

Parkir 20% (dua puluh persen), Pajak Sarang Burung Walet.

2.3 Retribusi Daerah

2.3.1 Pengertian Retribusi Daerah

Menurut Undang–undang no 34 tahun 2000, Retribusi daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

izin tertentu yang khusus yang disediakan dan atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Beberapa pengertian istilah yang terkait dengan retribusi daerah menurut

Mardiasmo, antara lain:

1) Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan

Page 34: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

20

atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang

pribadi atau badan.

2) Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah berupa usaha atau

pelayanan diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan

kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan.

3) Jasa usaha adalah jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah

dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya

dapat pula disediak Jasa adalah kegiatan pemerintah daerah

berupa usaha atau pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas,

atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi

atau badan.

4) Jasa umum adalah jasa yang disediakan an oleh sektor swasta.

5) Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah

dalam rangka pemberian izin kepada oarng pribadi atau badan

yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian,

dan pengawasan atas kegiatan, pemanfatan ruang, penggunaan

sumber daya alam, barang,prasarana, sarana atau fasilitas tertentu

guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian

lingkungan.

2.3.2 Jenis-Jenis Retribusi Daerah:

Jenis retribusi daerah dibagi menjadi tiga golongan, yatiu:

1) Retribusi Jasa Umum Retribusi jasa umum ditetapkan dengan

peraturan pemerintah dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Page 35: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

21

1. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam

rangka pelaksanaan desentralisasi.

3. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau

badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk

melayani kepentingan dan kemanfatan umum.

4. Jasa terebut layak untuk dikenakan retribusi

5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai

penyelenggaraannya.

6. Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efisien, serta

merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial

dan,

7. Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut

dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang baik. Jenis-jenis

retribusi jasa umum adalah:

a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan

c. Retribusi penggantian biaya cetak KTP dan akte cacatan

sipil

d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

e. Retribusiparkir ditepi jalan umum

f. Retribusi pasar

g. Retribusi pengujian kendaraan bermotor

Page 36: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

22

2) Retribusi Jasa Usaha. Retribusi Jasa Usaha ditetapkan dengan

peraturan pemerintah dengan kriteri-kreteria:

1. Retribusi jasa usaha yang bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang

seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai

atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai daerah yang belum

dimanfaatkan secara penuh oleh pemerintah daerah.

Jenis retribusi Jasa Usaha adalah:

a. Retribusi pemakaian kekayaan daerah

b. Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan

c. Retribusi tempat pelelangan

d. Retribusi terminal

e. Retribusi tempat khusus parkir

f. Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa

g. Retribusi penyedotan kakus

h. Retribusi rumah potong hewan

3) Retribusi Perizinan Tertentu Retribusi perizinan tertentu ditetapkan

dengan Peraturan Pemerintah dengan kriteria-kriteria:

1. Perizinan tersebut tersebut termasuk kewenangan pemerintahan

yang diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi.

2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

kepentingan umum

Page 37: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

23

3. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin

tersebut dari biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari

perizinan tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari

retribusi perizinan. Jenis retribusi Perizinan Tertentu adalah:

a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

b. Retribusi Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

2.3.3 Objek Retribusi Daerah

Objek Retribusi daerah terdiri dari:

1) Jasa Umum yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau

diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan.

2) Jasa Usaha yaitu berupa layanan yang disediakan oleh

pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.

3) Perizinanan tertentu yaitu kegiatan tertentu pemerintah daerah

dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan

yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendaian,

dan pengawasan atas kegiatan pemanfatan ruang, penggunaan

sumber daya alam,barang,prasarana, sarana, atau fasilitas

tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan

2.3.4 Subjek Retribusi Daerah

Subjek Retribusi Daerah:

Page 38: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

24

1) Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan.

2) Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yang

memperoleh izin tetentu dari perintah daerah.

3) Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan

yang memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah

2.3.5 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi Daerah

Prinsip dan sasaran penetapan tarif jenis retribusi sebagai berikut:

1) Retribusi jasa umum berdasarkan kebijakan daerah dengan

memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan,

kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan

2) Retribusi jasa usaha berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh

keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas

diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara

efisien dan berorientasi pada harga pasar.

3) Retribusi perizinan tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk

menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian

Page 39: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

25

2.4 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah merupakan modal dasar bagi Pemerintah

Daerah untuk membiayai pembangunan dan penyelenggaraan

pembangunan daerah sebagai wujud terlaksananya otonomi daerah yang

nyata dan bertanggung jawab. Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun

2004 pengertian Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang

diperoleh di daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas maka pendapatan asli

daerah adalah pendapatan daerah yang sumber-sumber pendapatannya

berasal dari penggalian atau pungutan daerah, sedangkan besar kecilnya

pendapatan daerah sangat ditentukan oleh potensi daerah, keintensifan

aparat pemungut pajaknya dan faktor-faktor yang mendukungnya.

Pendapatan asli daerah terdiri dari : Hasil Pajak Daerah, Hasil

Retribusi Daerah, Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain pendapatan asli daerah

lainnya yang sah.

2.5 Efektifitas dan Efisiensi

2.5.1 Efektifitas

Efektivitas yaitu hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga

dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output tertentu,

kebijakan dan prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan

dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sector public sehingga

Page 40: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

26

suatu kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai

pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan

masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan (Devas,

1989).

Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil

pungutan suatu pajak dengan tujuan atau target yang telah ditetapkan

(Mardiasmo, 2002).

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu organisasi,

program, atau kegiatan dinilai efektif jika output yang dihasilkan bisa

memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely

(Mahmudi, 2007)

Perhitungan efektifitas (hasil guna) digunakan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

Metode yang digunakan adalah Charge Performance Index (CPI) yaitu

merupakan perbandingan atau ratio antara realisasi pajak dengan

sasaran atau target penerimaan pajak yang direncanakan. Bila

diformulasikan dalam rumus sebagai berikut ( Mangkusubroto, 1993 : 76)

Realisasi Pajak dan Retribusi

Target Pajak dan Retribusi

Selanjutnya standar efektifitas yang diterapkan melalui Peraturan

menteri dalam negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1994 adalah sebagai

berikut :

CPI

= X 100%

Page 41: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

27

- Koefisien efektifitas bernilai dari 40 % s/d 60% adalah tidak efektif

- Koefisien efektifitas bernilai diatas 60 % s/d 80% adalah kurang

efektif

- Koefisien efektifitas bernilai diatas 80 % s/d 90% adalah cukup

efektif

- Koefisien efektifitas bernilai diatas 90 % s/d 100% adalah efektif

- Koefisien efektifitas bernilai diatas 100 % adalah sangat efektif

2.5.2 Efisiensi

Efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan input atau

istilah lain output per unit (mahmudi, 2007). Suatu organisasi apabola

mampu menghasilkan outpu tertentu dengan input yang serendah-

rendahnya, atau dengan input tertentu mampu menghasilkan output

sebesar-besarnya (spending well).

Berkaitan dengan pajak, pengukuran efisiensi dilakuka dengan

mengukur bagian dari hasil pajak yang digunakan untuk menutup biaya

pemungutan pajak (Devas, 1989). Biaya yang dimaksud adalah jumlah

dari biaya Pendaftaran, Pendataan, dan Penetapan besarnya pajak

terutang, serta biaya penagihan sedangkan realisasi yang dimaksud

adalah pencapaian target yang telah dicapai. Efisiensi semakin besar jika

biaya untuk memperoleh penerimaan ditekan serendah mungkin

terhadapa hasil pajak (Devas, 1989).

Rumus pengukuran untuk efisiensi pemungutan pajak adalah :

Biaya Pemungutan Pajak dan Retribusi

Realisasi Pajak dan Retribusi

Efisiensi

= X

100%

Page 42: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

28

Penerimaan pajak dapat dikatakan efisien apabila realisasi

penerimaan pajak lebih besar dari biaya pemungutan. Semakin kecil rasio

maka semakin efisien (Medi, 1996 dalam Budiarto, 2007).

Dari metode Nick Devas, maka kriteria pengukuran penelitian

efisiensi yang dilakukan yaitu :

1) Apabila hasilnya < 20% berarti sangat efisien.

2) Apabila hasilnya antara 20% sampai dengan 85% berarti

efisien.

3) Apabila hasilnya > 85% berarti tidak efisien.

2.6 Kerangka Pikir.

Kegiatan pembangunan yang semakin meningkat mengakibatkan

daerah memerlukan pembiayaan yang cukup besar, sehingga

konsekwensinya pemerintah daerah harus berupaya secara maksimal

untuk menggali sumber-sumber pendapatannya terutama pendapatan

yang berasal dari daerah sendiri, pajak daerah yang merupakan salah

satu sumber pendapatan asli daerah memegang peranan yang sangat

penting dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan di daerah, karena

penerimaan dari pajak daerah tersebut dapat mencerminkan wujud nyata

partisipasi langsung masyarakat dalam mendukung proses pembangunan

di daerahnya.

Pendapatan asli daerah terdiri dari beberapa komponen

yaitu pajak daerah, retribusi daerah, dana perimbangan, dan lain-lain

Page 43: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

29

pendapatan daerah yang sah. Pajak daerah terdiri dari berbagai jenis

pajak yang didalamnya terdapat pajak restoran.

Optimalisasi pemungutan pajak restoran sendiri dipengaruhi

oleh berbagai faktor anatara lain; Proses Pemungutan Pajak, Efektivitas

Pajak, dan Efisiensi Pajak. Analisis terhadap keseluruhan faktor-faktor ini

perlu dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang dapat mempengaruhi

penerimaan pajak restoran, sehingga pembenahan dapat dilakukan

terhadap hal-hal tersebut dan diharapkan nantinya dapat menjadikan

pajak restoran sebagai salah satu sumber andalan PAD di Kabupaten

Enrekang Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema kerangka pikir di

bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

PENDAPATAN ASLI

DAERAH

PAJAK

DAERAH

RETRIBUSI

DAERAH

HASIL

USAHA

DAERAH

PNDAPATA

N LAIN-

LAIN

PAJAK DAN

RETRIBUSI

Page 44: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

30

2.7 Hipotesis

Berdasarkan bahasan teoritik maka hipotesis penelitian sebagai

berikut :

1) Diduga proses penerimaa pajak dan Retribusi belum dilakukan

secara optimal.

2) Diduga sistem penerimaan pajak dan Retribusi belum efektif.

3) Diduga sistem penerimaan pajak dan Retribusi belum efisien.

PROSES

PENERIMA

AN PAJAK

PEMUNGUT

AN

EFEKTIF

PEMUNGUT

AN EFISIEN

OPTIMALISASI PENERIMAAN

PAJAK DAN RETRIBUSI

Page 45: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Situs Penelitian

Yang dimaksud lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti

melakukan penelitian. Adapun lokasi penelitian ini adalah di Kabupaten

Enrekang.

Sedangkan situs penelitian adalah merupakan tempat dimana

peneliti dapat menangkap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang

diteliti. Sehubungan dengan itu maka yang menjadi situs penelitian adalah

Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Dalam melakukan penelitian data dapat diperoleh dari berbagai

sumber antara lain orang yang dianggap mengetahui tentang apa yang

diteliti dan dari dokumen-dokumen yang ada di Kantor Pendapatan

Daerah Kabupaten Enrekang. Menurut Lofland (dikutip oleh Moeleong

2000:112) menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian

kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang selebihnya adalah data

tambahan.

Dengan mengacu pada pendapatan tersebut diatas maka yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data Primer

Page 46: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

32

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari orang atau

sumber yang dianggap menguasai bidang permasalahan yang

akan diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,

meliputi studi kepustakaan, dokumen resmi dan peraturan

perundang-undangan antara lain terdiri dari Undang-undang Nomor

34 Tahun 2000 Tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor

18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah, PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas PP

Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah, Peraturan Mendagri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 03 tentang

Pajak Restoran, dan peraturan perundang-undangan lain yang

berkaitan dengan penelitian ini. Serta studi literatur, penelitian

ilmiah dan dokumen-dokumen yang diperoleh dalam penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperlukan suatu teknik pengumpulan data,

dimana data-data yang berakitan dengan penilitian ini akan dikumpulkan

menjadi satu. Sebelumnya yang dimaksud dengan teknik adalah cara

yang dipakai oleh seorang peneliti untuk memperoleh data yang cepat,

tepat, serta akurat. Agar data yang diperoleh itu dapat dijamin

keakuratannya ataupun kevalidannya.

Page 47: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

33

Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data antara lain :

1. Wawancara (Interview)

Menurut Moeleong (2000:135) bahwa wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu, dimana percakapan ini dilakukan oleh 2

pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan yang diwawancarai (Interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan yang diajukan. Wawancara ini diajukan agar diperoleh

suatu data dan informasi yang lebih akurat dan valid. Disini peneliti

melakukan wawancara yang berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti, yaitu proses pemungutan pajak restoran serta kendala dan

upaya yang dilakukuan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak

restoran.

2. Dokumentasi

Pengertian dokumentasi adalah pengumpulan bukti-bukti atau

keterangan-keterangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

oleh peneliti. Dimana peneliti dalam penelitian ini tidak hanya bekerja

menggunakan teknik wawancara dan observasi tetapi juga

menggunakan teknik pengambilan data melalui dokumentasi yang

terdiri dari laporan-laporan, buku-buku, arsip-arsip, serta dokumen

lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Analisa Data

Pengertian analisa data, sebagaimana diungkapkan Singarimbun

dan Effendi (1989) adalah :

Page 48: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

34

“Analisa data merupakan proses penyederhanaan data dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Setelah data

tersebut disajikan dalam bentuk table guna kepentingan analisis, maka

selanjutnya peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian secara

menyeluruh berdasarkan temuan khusus dilapangan”

Milles dan Huberman (1988) menyatakan bahwa analisa data terdiri

dari alur kegiatan yang meliputi :

1. Reduksi data, merupakan pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data “kasar” dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Hal ini merupakan bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisir data.

2. Penyajian data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks

kedalam bentuk yang sistematis dan memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah membuat kesimpulan

sementara dari yang semula belum jelas menjadi lebih terperinci

dengan cara diversifikasi dalam arti meninjau ulang catatan catatan

lapangan dengan maksud agar data-data yang diperoleh valid.

Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka analisis data yang

digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif

berupa analisis efektifitas dan efisiensi pemungutan pajak restoran

yang dilakukan oleh Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten

Enrekang, adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

Page 49: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

35

1. Wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini.

2. Perhitungan Efektifitas (Mangkusubroto, 1993 : 76)

3. Perhitungan efisiensi. Menurut (devas, 1989), rumus pengukuran

untuk efisiensi pemungutan pajak adalah :

Efisiensi

=

X

100%

Biaya Pemungutan Pajak Dan Retribusi

Realisasi Pajak Restoran Dan Retribusi

Target Pajak Restoran Dan Retribusi

X 100%

Realisasi Pemungutan Pajak Dan Retribusi

CPI =

Page 50: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

36

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Profit Kabupaten Enrekang

Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km

sebelah utara Makassar. Secara geografi Kabupaten Enrekang terletak

pada koordinat antara 3° 14‟ 36” sampai 3° 50‟ 00” Lintang Selatan dan

119° 40‟ 53” sampai 120° 06‟ 33” Bujur Timur. dengan luas wilayah

sebesar 1.786,01 Km2.

Kabupaten Enrekang mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut:

- Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja ;

- Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu ;

- Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap ;

- Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang ;

Topografi wilayah kabupaten ini pada umumnya mempunyai

wilayah topografi yang bervariasi berupa perbukitan, pegunungan, lembah

dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari permukaan laut serta

tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan topografi wilayah

wilayah didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96%

dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya

15,04%.

Page 51: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

37

Musim yang terjadi di Kabupaten Enrekang ini hampir sama dengan

musim yang ada di daerah lain yang ada di Propinsi Sulawesi Selatan

yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan terjadi pada

bulan November-Juli sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan

Agustus-Oktober.

Selama setengah dasawarsa terakhir telah terjadi perubahan

wilayah administrasi pemerintahan baik pada tingkat kecamatan

maupun level desa/kelurahan. Pada Tahun 1995 di Kabupaten Enrekang

hanya terdapat 54 desa/kelurahan yang tersebar pada 5 kecamatan.

Dengan adanya perubahan situasi dan kondisi wilayah, maka pemekaran

desa/kelurahan sudah menjadi keharusan. Maka pada tahun 1997, jumlah

desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Enrekang telah bertambah dari 78

desa/kelurahan kondisi tahun 1996, menjadi 108 desa/kelurahan.

Demikian halnya pada tingkat kecamatan, yang semula hanya 5

kecamatan menjadi 9 kecamatan. Pada pertengahan tahun 2003 terjadi

pemekaran sehingga bertambah lagi sebanyak 3 desa menjadi 111

desa/kelurahan. Kemudian pada akhir tahun 2006 terjadi pemekaran desa

dan kecamatan menjadi 11 kecamatan dan 112 desa/kelurahan. Terakhir

pada tahun 2008 mekar kembali menjadi 12 kecamatan dan 129

desa/kelurahan. Dari 12 Kecamatan tersebut, kecamatan terluas adalah

Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km2 atau 22 persen dari luas Kabupaten

Enrekang, sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah

Kecamatan Alia yaitu 34,66 km2 atau 1,94 persen dari luas Kabupaten

Enrekang.

Page 52: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

38

Ditinjau dari kerangka pengembangan wilayah maupun secara

geografis Kabupaten Enrekang juga dapat dibagi kedalam dua kawasan

yaitu Kawasan Barat Enrekang (KBE) dan Kawasan Timur Enrekang

(KTE). KBE meliputi Kecamatan Alia, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan

Enrekang dan Kecamatan Cendana, sedangkan KTE meliputi Kecamatan

Curio, Kecamatan Malua, Kecamatan Baraka, Kecamatan Bungin dan

Kecamatan Maiwa. Luas KBE kurang lebih 659,03 Km 2 atau 36,90% dari

Luas Kabupaten Enrekang sedangkan luas KTE kurang lebih 1.126,98

Km2 atau 63,10% dari, Luas wilayah Kabupaten Enrekang.

Dilihat dari aktifitas perekonomian, tampak ada perbedaan

signifikan antara kedua wilayah tersebut. Pada umumnya aktifitas

perdagangan dan industri berada pada wilayah KBE. Selain itu industri

jasa seperti transportasi, tetekomunikasi, restoran, perbankan,

perdagangan industri pengolahan hasil pertanian berpotensi

dikembangkan di wilayah tersebut. Sedangkan KTE yang seiama tni

dianggap reiatif tertinggal biia diiihat dari ketersedian sarana dan

prasarana sosiai ekonomi, sangat memadai dari segi potensi SDA,

sehingga amat potensial untuk pengembangan pertanian dalam arti yang

luas yaitu pertanian tanaman pangan/hortikultura, perkebunan dan

pengembangan hutan rakyat.

Kawasan Timur Enrekang yang memiliki wilayah yang luas dengan

berbagai potensinya memberi peluang untuk pengembangan pertanian

tanaman pangan dan hortikultura serta tanaman perkebunan dan

kehutanan. Adanya keterbatasan akses KTE terhadap Kawasan Barat

Page 53: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

39

Enrekang mengtndikasikan perlunya kebijakan atau langkah-langkah

strategis yang memungkinkan kedua wilayah tersebut dapat bersinergi

untuk menuju pencapaian visi dan misi daerah.

Jadi besaran nilai PDRB yang dihasilkan sangat tergantung kepada

potensi SDA dan faktor produksi suatu daerah.

Sebagai salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang terus

mengalami perkembangan seiama beberapa tahun terakhir ini, potensi

perluasan pajak di Kabaupaten Enrekang juga ikut mengalami

peningkatan. Besarnya penerimaan pajak tersebut tentu saja berkontribusi

positif pada peningkatan pajak daerah di Kabupaten Enrekang.

Tabel 4.1 Perkembangan PDRB (ADH Berlaku & ADH Konstan) Kabupaten EnrekangTahun 2005-2010

Tahun PDRBADH Berlaku (Rp milyar)

Pertumbuhan (%)

PDRB ADH Konstan (Rp milyar)

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1.188,96 1.344,25 1.508,49 1.786,71 2.153,01 2.442,21

11,70 13,6 12,22 13,53 20,50 13,43

879,86 918,01 960,02 1.013,91 1.077,48 1.139,54

Rata-rata 1.737,27 998,13

Sumber : Kabupaten Enrekang Dalam Angka Tahun 2010

Kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari

perkembangan PDRB-nya. Nilai PDRB Kabupaten Enrekang selama

kurun waktu tahun 2005-2010 mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku nilai PDRB

Kabupaten Enrekang tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar Rp

1.188,96 milyar atau 11,70 %. Tahun 2006 nilai PDRB sebesar Rp

Page 54: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

40

1.344,25 milyar atau meningkat 13,06 % dari tahun sebelumnya. Pada

tahun 2007 nilai PDRB sebesar Rp 1.508,49 milyar atau meningkat 12,22

%. Tahun 2008 nilai PDRB sebesar Rp 1.786,70 milyar atau meningkat

13,53 % dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 nilai PDRB sebesar Rp

2.153,01 milyar atau meningkat 20,50 % dan tahun 2010 nilai PDRB

sebesar Rp 2.442,21 milyar atau meningkat 13,43 % dari tahun

sebelumnya. Secara rata-rata nilai PDRB berdasarkan harga berlaku

selama periode tahun 2005-2010 sebesar Rp 1.737,27 milyar per tahun.

Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Enrekang atas dasar

harga konstan tahun 2005-2010 memperlihatkan bahwa pada tahun 2005

nilai PDRB sebesar Rp 879,86 milyar, tahun 2006 nilai PDRB mencapai

Rp. 918,01 milyar. Tahun 2007 nilai PDRB sebesar Rp 960,02 milyar,

tahun 2008 nilai PDRB mencapai Rp 1.013,91 milyar. Pada tahun 2009

nilai PDRB sebesar Rp 1.077,48 milyar dan tahun 2010 nilai PDRB

sebesar Rp 1.139,54 milyar. Secara rata-rata nilai PDRB berdasarkan

harga konstan selama tahun 2005-2010 sebesar Rp 998,13 milyar.

Dalam meningkatkan kesejahteraan pererokonomian suatu wilayah,

maka peningkatan kapasitas produksi pun perlu ditingkatkan sehingga

pertumbuhan ekonomi dapat semakin meningkat. Salah satu sumber

pencapaian peningkatan pertumbuhan ekonomi adalah berasal dari

kontribusi pendapatan daerah itu sendiri, yang salah satunya berasal dari

pajak daerah.

Page 55: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

41

4.1.2 Pajak Daerah di Kabupaten Enrekang

Pajak daerah adalah pungutan yang dilakukan oleh pemerintah

daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

ditetapkan melalui peraturan daerah. Peraturan ini dikenakan pada semua

objek pajak seperti orang/badan maupun benda bergerak/tidak bergerak.

Adapun Jenis pajak daerah yang dipungut Kabupaten Enrekang,

yakni sebagai berikut :

1) Pajak Restoran, yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Enrekang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Pajak Restoran.

2) Pajak Restoran, yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Enrekang Nomor 03 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan, yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Enrekang Nomor 04 Tahun 1998 Tentang Pajak Hiburan.

4) Pajak Reklame, yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Enrekang Nomor 03 Tahun 2002 Tentang Pajak Reklame.

5) Pajak Penerangan Jalan, yang diatur dalam Peraturan Daerah

Kabupaten Enrekang Nomor 11 Tahun 2003 Tentang Pajak

Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, yang diatur dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 06 Tahun 1998

Tentang Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.

Page 56: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

42

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Pertumbuhan, Daya Pajak dan Efektivitas Pajak

Restoran Kabupaten EnrekangTahun 2005-2010

Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 29 Tahun

2002 tentang pajak Restoran, pajak restoran dipungut atas setiap

pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran, termasuk

fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, antara lain

gubuk, pariwisata (cottage) Restoran, wrsma pariwisata, pasangrahan,

Losmen dan rumah penginapan termasuk rumah kost dengan jumlah

kamar 15 (lima belas) atau lebih. Pelayanan penunjang sebagai

kelengkapan fasilitas penginapan atau tinggal jangka pendek yang

sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan antara lain Telepon,

faximile, Telex, Foto kopi, pelayanan cuci, setrika, taxi dan pengangkutan

lainya yang disediakan atau dikelola Restoran.

Jumlah penerimaan pajak restoran Kabupaten Enrekang

cenderung meningkat setiap tahunnya. Pencapaian terbesar terjadi pada

tahun 2010 yakni sebesar Rp 53.300.000 sedangkan yang terendah pada

tahun 2005 yang hanya sebesar Rp 22.985.000.

Page 57: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

43

Tabel 4.2 Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Enrekang

Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

2005 2006 2007 2008 2009 2010

20.000.000,00 23.000.000,00 23.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00 50.000.000,00

22.985.000,00 24.900.000,00 28.700.000,00 31.800.000,00 32.000.000,00 53.300.000,00

Rata-rata 27.666.666,66 32.647.500,00

Sumber : Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, data diolah.

4.2.2 Laju Pertumbuhan Pajak Restoran Kabupaten Enrekang Tahun

2006-2010

Perhitungan rasio laju pertumbuhan dilakukan dengan menghitung

selisih pajak restoran (tahun yang dihitung) dengan tahun sebelumnya,

kemudian dibandingkan dengan penerimaan, setelah itu hasilnya

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perkembangan (selisih)

penerimaan pajak restoran yang sekarang dengan penerimaan tahun

sebelumnya, dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Perkembangan Pajak Restoran = Xa- X(x - 1)

Sebagai contoh perhitungan pajak restoran tahun 2006

= Realisasi pajak restoran 2006 - Realisasi pajak restoran tahun 2005

= Rp 24.900.000,00 - Rp 22.985.000,00

= Rp 1.915.000

Maka, dengan perhitungan tersebut perkembangan pajak restoran

2005 adalah Rp 1 915.000. perkembangan atau selisih dari realisasi pajak

restoran setiap tahun, dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010

Page 58: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

44

sebagai dasar perhitungan yang digunakan dalam menghitung pajak

restoranpertahun disusun dalam tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Perkembangan Penerimaan Pajak Restoran Kabupaten Enrekang

Tahun Anggaran Perkembangan (Rp)

2005 -

2006 1.915.000

2007 3.800.000

2008 3.100.000

2009 200.000

2010 21.300.000

Sumber: Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, 2011.

Setelah dilakukan perhitungan terhadap perkembangan pajak

restoran tiap tahun, kemudian dihitung laju pertumbuhan pajak restoran

dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :

GX = Laju pertumbuhan pajak restoran (tahun yang dihitung)

Xt = Realisasi pajak restoran (tahun yang dihitung)

X(t-1) = Realisasi pajak restoran tahun sebelumnya

Berdasarkan rumus di atas, hasil perhitungan laju pertumbuhan

pajak restoran tahun 2006 yaitu :

Page 59: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

45

Maka, laju pertumbuhan pajak restoran pada tahun 2006 adalah

8,33%. Untuk perhitungan tahun 2007 sampai dengan 2010, dilakukan

dengan perhitungan yang sama. Dengan demikian laju pertumbuhan

pajak restoran di Kabupaten Enrekang tahun 2005-2010 dapat dilihat

pada tabel 4.4 Berikut ini.

Tabel 4.4 Laju Pertumbuhan Pajak Restoran Kabupaten Enrekang 2006-2010

Tahun Realisasi Pajak Restoran (Rp)

Perkembangan (Rp)

Laju Pertumbuhan (%)

2005 22.985.000 - -

2006 24.900.000 1.915.000 8,33%

2007 28.700.000 3.800.000 15,26%

2008 31.800.000 3.100.000 10,80%

2009 32.000.000 200.000 0,62%

2010 53.300.000 21.300.000 66,56%

Rata-rata 18%

Sumber: Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, data diolah.

Berdasarkan analisis perhitungan pajak restoran yang disajikan

pada tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa perkembangan penerimaan

pajak restoran di Kabupaten Enrekang tahun 2005 sampai dengan 2010

mengalami perkembangan yang fluktuatif.

Page 60: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

46

Perkembangan pajak restoran di Kabupaten Enrekang dipengaruhi

oleh besar kecilnya peningkatan realisasi penerimaan pajak restoran tiap

tahunnya, hal itu juga yang mempengaruhi naik turunnya laju

pertumbuhan pajak restoran di Kabupaten Enrekang. Pada tahun 2006

laju pertumbuhan sebesar 8,33 persen, dan menurun menjadi 4,01 persen

pada tahun 2007 yang disebabkan oleh kurangnya pengunjung restoran

yang berkunjung di Kabupaten Enrekang, Pada tahun 2008 laju

pertumbuhan meningkat menjadi 10,80 persen, dan menurun menjadi

0,62 persen pada tahun 2009 yang disebabkan oleh potensi akan

pengunjung restoran yang berkunjung di Kabupaten Enrekang tidak

mengalami peningkatan. Dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan

tajam menjadi 66,56 persen, hal ini disebabkan karena «emakin

banyaknya bangunan restoran dan pengunjung yang datang di Kabupaten

Enrekang.

4.2.3 Daya Pajak (Tax Effort) Restoran Kabupaten Enrekang 2006-

2010

Daya pajak restoran dihitung dengan menggunakan realisasi

penerimaan pajak restoran tiap tahun dengan PDRB atas dasar harga

berlaku dan atas dasar harga konstan.

Daya pajak (pajak restoran tahun 2006) menggunakan PDRB atas

harga berlaku :

Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Tahun 2006

Page 61: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

47

Sedangkan daya pajak (pajak restoran tahun 2005) menggunakan

PDRB atas dasar harga konstan :

Jadi, tax effort atau daya pajak restoran tahun 2006 adalah

0.0018% atas dasar harga berlaku, dan sebesar 0.0027% atas dasar

harga konstan. Selanjutnya perhitungan daya pajak untuk tahun 2007

sampai 2010 dilakukan dengan perhitungan yang sama.

Tabel 4.5 Daya Pajak Restoran Kabupaten Enrekang 2006-2010

Tahun RealisasiPajak Restoran (Rp)

PDRB (miliar Rupiah)

Daya Pajak (%)

Harga Berlaku

Harga Konstan

Harga Berlaku

Harga Konstan

2006 24.900.000 1.344,25 918,01 0.0018 0.0027

2007 28.700.000 1.508,49 960,02 0.0019 0.0029

2008 31.800.000 1.786,71 1.013,91 0.0017 0.0031

2009 31.800.000 2.153,01 1.077,48 0.0014 0.0029

2010 53.300.000 2.442.21 1.139,54 0.0021 0.0046

Rata-rata 0.0014 0.0036

Sumber : Kantor Pendapatan Daerah Kabupaten Enrekang, 2011. Data diolah

Berdasarkan perhitungan persentase daya pajak yang diperlihatkan

pada tabel 4.5 di atas, diketahui perhitungan daya pajak atas dasar harga

berlaku tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 0,0021 persen,

sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,0012

persen. Perhitungan daya pajak berdasarkan harga konstan, tertinggi

terjadi pada tahun 2008 dan terendah pada tahun 2006.

Daya pajak restoran adalah gambaran kemampuan pemerintah

dalam menjaring potensi pajak restoran dari masyarakat. Untuk

memperjelas daya pajak restoran secara tepat dan menjelaskan posisi

Page 62: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

48

potensi pajak restoran secara sektoral yang didasarkan pada data PDRB,

Mahmudi mengemukakan hal itu dapat dilakukan dengan analisis Tipologi

Klassen. Dengan menggunakan analisis Tipologi Klassen, suatu sektor

dapat dikelompokkan kedalam empat kategori, yaitu sektor unggulan,

sektor potensial, sektor berkembang dan sektor terbelakang.

Pengelompokan sektoral PDRB kedalam empat kelas tersebut

memiliki kemiripan dengan klasifikasi berdasarkan Boston Consulting

Group (BCG). Jika matriks BCG tersebut diaplikasikan kedalam sektor

publik maka unit bisnis lini produk dapat dianalogikan dengan sektor-

sektor pendapatan dalam PDRB atau bisa juga berupa pajak Restoran.

Maka kombinasi matriks BCG dengan Tipologi Klassen pajak restoran

atas dasar harga berlaku dan harga konstan sebagai berikut:

Page 63: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

49

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan

pajak restoran sebesar 18 persen, daya pajak restoran menggunakan

PDRB atas dasar harga konstan (0,0036) berada pada kuadran III yaitu

ada di sektor terbelakang, sama hanya dengan PDRB atas dasar harga

berlaku (0,0014) juga berada di kuadran III yaitu sektor terbelakang.

4.2.4 Efektivitas Pajak Restoran

Kemampuan daerah Kabupaten Enrekang dalam

mereatisasikan pemerimaan pajak restoran dibandingkan dengan

target yang ditetapkan berdasarkan potensi sesungguhnya dapat

ditunjukkan melalui rasio efektivitas. Perhitungan efektivitas pajak restoran

mepggunakan rumus dan perhitungan sebagai berikut :

Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan efektivitas pajak

restoran untuk tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Efektifitas = 108,26 % Tabel 4.6 Tingkat Efektivitas Pajak Restoran Kabupaten Enrekang

Tahun Target (Rp)

Realisasi (Rp)

Efektivitas (%)

2006 2007 2008 2009 2010

23.000.000,00 23.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00 50.000.000,00

24.900.000,00 28.700.000,00 31.800.000,00 31.800.000,00 53.300.000,00

108,26 124,78 127,20 127,20 106,60

Rata-rata 29.200.000,00 34.100.000,00 118,80

Sumber: KantorPendapatan Daerah Kabupaten Enrekang

Page 64: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

50

Tabel 4.6 menjelaskan tentang perkembangan tingkat efektivitas

realisasi penerimaan pajak restoran selama tahun 2006 sampai dengan

2010 yang menunjukkan bahwa realisasi penerimaan pajak restoran

mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Secara rata-rata realisasi

penerimaannya sebesar Rp 34.100.000,00 per tahun atau tingkat

efektivitas 118,80 % dari rata-rata target penerimaan Rp 29.200.000.

Pekembangan Efektivitas pajak restoran di Kabupaten

Enrekangdipengaruhi oleh besar kecilnya realisasi penerimaan pajak

restoran terhadap target yang ditetapkan, hal itu juga yang mempengamhi

naik turunnya tingkat efektivitas pajak restoran di Kabupaten Enrekang.

Pada tahun 2006 tingkat evektivitas sebesar 109 persen dan meningkat

menjadi 124 persen pada tahun 2007, hal ini di sebabkan oleh

bertambahnya jumlah pengunjung restoran di Kabupaten Enrekang. Pada

tahun 2008 dan 2009 tingkat efektivitas masing-masing 127 persen

karena pada kedua tahun memiliki realisasi dan target yang sama. Dan

pada tahun 2010 tingkat efektivitas sebesar 106 persen. Meskipun

mengalami penurunan dalam efektivias tetapi mengalami peningkatan

dalam realisasi dan target.

Page 65: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

51

BABV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Jumlah penerimaan pajak restoran Kabupaten Enrekang

cenderung meningkat setiap tahunnya. Pencapaian terbesar terjadi

pada tahun 2010 yakni sebesar Rp 53.300.000 sedangkan yang

terendah pada tahun 2005 yang hanya sebesar Rp 22.985.000.

2. Perkembangan tingkat efektivitas realisasi penerimaan pajak restoran

selama tahun 2006 sampai dengan 2010 yang menunjukkan bahwa

realisasi penerimaan pajak restoran mengaJarrtl perkembangan yang

berfluktuasi. Secara rata-rata realisasi penerimaannya sebesar Rp

34.100.000,00 per tahun atau tingkat efektivitas 118,80 % dari rata-

rata target penerimaan Rp 29.200.000

3. Pekembangan Evektivitas pajak restoran di Kabupaten Enrekang

dipengaruhi oleh besar kecilnya realisasi penerimaan pajak restoran

terhadap target yang ditetapkan, hal itti juga yang menrrpengaruhi naik

turunnya tingkat efektivitas pajak restoran di Kabupaten Enrekang,

namun meskipun mengalami penurunan dalam efektivias tetapi

mengalami peningkatan dalam realisasi dan target.

Page 66: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

52

5.2 Saran

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang hams lebih mengupayakan

perencanaan anggaran daerah yang matang dalam penetapan target

dan realisasi pajak restoran Kabupaten Enrekang.

2. Meningkatkan pengawasan di pos-pos sehingga meminimalisir

terjadinya penyalahgunaan setoran pajak restoran dan

pengeksploitasian yang sesuai dengan peraturan.

3. Meningkatkan mutu kerja para aparat pemerintahan pada lingkup

kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang dalam pelayanan

pendataan potensi pajak, memungut pajak, dan penyetoran pajak,

serta membuat database wajib pajak pada semua jenis pajak restoran

Kabupaten Enrekang.

4. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal ini wajib pajak agar

lebih sadar pajak untuk lebih meningkatkannya pembangunan daerah

Kabupaten Enrekang, mengingat potensi pajak yang cukup besar

namun pajak yang tertagih dan terealisasi menunjukkan angka yang

sangat rendah.

Page 67: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

53

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Bambang. 2007. Pengukuran Keberhasilan Pengelolaan Keuangan Daerah. Seminar Ekonomi Daerah. Surabaya.

Devas, Nick danBrian Binder dan Anne Booth dan Kenneth Davey dan Roy Kelly. 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di lndonesia,Edisi Terjemahan. Jakarta: Ul Press.

Kaho.Josef Riwu. 2005. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik lndonesia:ldentifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Jakarta:PT. Raja GraAndo Persada.

Keputusan Menteri dalam Negeri No. 170 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah. 1997. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Keputusan Menteri dalam Negeri No. 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak DaHrah dan Penerimaan Pendapatan Lain-lain. 1999. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR1999 tentang Garis Besar Haluan Negara. 1999. Jakarta: Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Kurniawan, Septian Dwi. 2010. Pengaruh Penerimaan Pajak terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Ponorogo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mangkusubroto, Goerito. 1993. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Mardiasmo. 2002. Perpajakan. Yogyakarta: CV Andi Offset.

_________.2009. Perpajakan edisi Revisi 2009. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Marsyahrul, Tony.2004. Pengantar Pe/pa/a/can. Jakarta: PT Gramedia.

Milles, Matthew B dan A Michael Huberman.1988. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Ul Press.

Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Peneliiian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 68: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

54

Muqodim. 1999.Perpajakan, Buku Satu Edisi 2. Yogyakarta: UN Press.

Oktaliana, Fanie. Pengaruh Kepemimpinan Lurah terhadap Peningkatan Kesadaran Masyarakat datam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan.Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Program Studi Departemen llmu Administrasi Negara Fakultas llmu Sosial dan Politik Universitas Sumatra Utara Medan.

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemehntah No. 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah. 2001. Jakarta: Departemen Keuangan.

Siahaan, P. Marihot. 2006.Pajak Daerah dan Rethbusi DaeraAj.Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: , LP3ES.

Soemitro, Rachmat. 1986. Azaz dan Dasar Perpajakan I. Bandung: PT Rafika Adi Tama.

Suandy,Erly.2005.Hukum Pajak.Jakarta: Salemba Empat.

Syafrudin.Ateng. 1993. Pengaturan Koordinasi Pemerintahan di Daerah. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Tjahjono, Achmad dan Muhammad F. Husain. 2000. Perpajakan. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Undang-undang DasarRepublik Indonesia 1945.1945, Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.2004. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah. 2000. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. 1999. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.2009. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemehntah Pusat dan Daerah. 1999. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Page 69: SKRIPSI - core.ac.uk · materiil maupun spiritual sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan itu sendiri ditentukan oleh pemanfaatan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

55

Waluyo dan Wirawan B llyas. 2002. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.