SKRIPSI - core.ac.uk · didirikan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengkonsumsi air bersih yang...

52
ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK PELANGI KEMASAN 600ML DI SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (SI) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh : DEA MURTY NIM : 12010110141058 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Transcript of SKRIPSI - core.ac.uk · didirikan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengkonsumsi air bersih yang...

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN

CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK PELANGI

KEMASAN 600ML DI SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (SI)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh :

DEA MURTY

NIM : 12010110141058

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : DEA MURTY

Nomor Induk Mahasiswa : 12010110141058

Fakultas / Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Judul Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH HARGA,

KUALITAS PRODUK DAN CITRA

MEREK TERHADAPKEPUTUSAN

PEMBELIAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN MEREK PELANGI

KEMASAN 600ML DI SEMARANG

Dosen Pembimbing : Imroatul Khasanah, SE, MM

Semarang, 11 Maret 2015

Dosen Pembimbing,

(Imroatul Khasanah, SE, MM)

NIP : 197510152002122004

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : DEA MURTY

Nomor Induk Mahasiswa : 12010110141058

Fakultas / Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen

Judul Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH HARGA,

KUALITAS PRODUK DAN CITRA

MEREK TERHADAPKEPUTUSAN

PEMBELIAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN MEREK PELANGI

KEMASAN 600ML DI SEMARANG

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 Maret 2015

Tim Penguji :

1. Imroatul Khasanah, SE, MM ( ………………………….)

2. Drs. H.Sutopo, MS ( ………………………….)

3. Drs.Ec.Ibnu Widiyanto,MA.,Ph.D. ( ………………………….)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini sayaDEA MURTY, menyatakan

bahwa skipsi dengan judul : “ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS

PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN

AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK PELANGI KEMASAN 600ML DI

SEMARANG” adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan

dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau

sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru

dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau

pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai

tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang

saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan

pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian saya

terbukti bahwa saya melakukan tindaka n menyalin atau meniru tulisan orang lain

seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah

diberikan oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 11 Maret 2015

Yang membuat pernyataan,

DEA MURTY

NIM : 12010110141058

v

ABSTRACT

Consumer purchase decision is a decision regarding the preference for

brands that exist in the set of choices. If consumers have a choice between making

a purchase and do not make a purchase or option to use the time, then the

consumer is in a position to take a decision. Conversely, if the consumer does not

have alternatives to choose and actually forced to make certain purchases or take

a particular action, then the only state with no other options this is not a decision.

Many factors can influence purchasing decisions, including price, product quality

and brand image. Purpose of this study was to analyze the affect of price, product

quality and brand image on purchasing decisions. Object of this study is the

bottled water packaging brand Pelangi 600ml for sale from year 2011 to 2013

continued to decline.

The population in this study is that consumers who buy bottled water

brand in Semarang bottled water packaging brand Pelangi 600ml. The sample in

this study was 100 consumers. The sampling technique in this study conducted by

purposive sampling technique. data type is primary. Methods of data collection

using the questionnaire. The analysis technique used is multiple regression.

The results of the analysis using SPSS showed that : Price positive and

significant impact on purchasing decisions. Quality products positive and

significant impact on purchasing decisions. Brand image positive and significant

impact on purchasing decisions

Keywords : Prices, Quality Product, Brand Image, Purchase Decision

vi

ABSTRAK

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi

atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Jika konsumen

mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian

atau pilihan menggunakan waktu, maka konsumen tersebut berada dalam posisi

untuk mengambil keputusan. Sebaliknya, jika konsumen tidak mempunyai

alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan pembelian tertentu

atau mengambil tindakan tertentu, maka keadaan satu-satunya tanpa pilihan lain

ini bukanlah suatu keputusan. Banyak faktor dapat mempengaruhi keputusan

pembelian, diantaranya harga, kualitas produk dan citra merek. tujuan penelitian

ini adalah menganalisis pengaruh harga, kualitas produk dan citra merek.terhadap

keputusan pembelian. Obyek penelitian ini adalah air minum dalam kemasan

merek Pelangi Kemasan 600ml karena penjualan dari tahun 2011 – 2013 terus

mengalami penurunan.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli air minum

dalam kemasan merek Pelangi kemasan 600Ml di Semarang. Sampel dalam

penelitian ini adalah 100 konsumen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini dilakukan dengan teknik Purposive Sampling. Jenis datanya adalah primer.

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang

digunakan adalah regresi berganda.

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa : Harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Kualitas produk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Citra merek

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Kata Kunci : Harga, Kualitas Produk, Citra Merek, Keputusan Pembelian

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul“ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN

CITRA MEREK TERHADAPKEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINUM

DALAM KEMASAN MEREK PELANGI KEMASAN 600ML DI

SEMARANG”.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik

secara moril maupun spiritual, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sudharto P Hadi, M.ES,PhD selaku Rektor Universitas

Diponegoro Semarang.

2. Bapak Dr. Suharnomo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang.

3. Ibu Imroatul Khasanah, SE, MM selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan perhatiannya memberikan bimbingan dan

pengarahan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Prasetiono, M.Si. selaku Dosen Wali yang telah mendampingi dan

membimbing penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro.

5. Orang tua, kakak, yang telah memberikan semangat, kesabaran, serta

bimbingan dan doanya yang diberikan kepada penulis selama ini.

viii

6. Para responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner.

7. Rekan seperjuangan Adhityo, Brian, Andree, Rensi, Vega, Amanda dan Umar

yang selalu memberikan motivasi, saran, dan kritikan.

8. Pemilik perusahaan air minum pelangi, Maxim Mulyadi dan segenap staff

yang telah bersedia memberikan waktu, dan data yang dibutuhkan oleh penulis

9. Semua teman-teman jurusan Manajemen 2010 yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan

tulus ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya

skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,

karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan

penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, 9 Maret 2015

Penulis

( DEA MURTY )

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ...................................................................................................................... i

Persetujuan Skripsi .............................................................................................. ii

Pengesahan Kelulusan Ujian ............................................................................... iii

Pernyataan Orisinalitas Skripsi ........................................................................... iv

Abstract ............................................................................................................... v

Abstrak ................................................................................................................ vi

Kata Pengantar .................................................................................................... vii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xi

Daftar Gambar ..................................................................................................... xii

Daftar Lampiran .................................................................................................. xiii

Bab I : Pendahuluan

1.1 LatarBelakangMasalah ................................................................ 1

1.2 RumusanMasalah ....................................................................... . 7

1.3 TujuandanManfaatPenelitian ..................................................... ..8

1.3.1 TujuanPenelitian ............................................................ ..8

1.3.2 ManfaatPenelitian .......................................................... ..8

1.4 SistematikaPenulisan ............................................................... …9

Bab II : TinjauanPustaka

2.1 KeputusanPembelian .................................................................. 11

2.1.1. Konsep Keputusan Pembelian11

2.1.2. Tahapan Keputusan Pembelian ...................................... 12

2.2 Harga .......................................................................................... 16

2.2.1. KonsepHarga .................................................................. 16

2.2.2. Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian ............ 17

2.3 KualitasProduk ........................................................................... 18

2.3.1. Konsep Kualitas Produk18

2.3.2. Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan

Pembelian ....................................................................... 20

2.4 Citra Merek ................................................................................ 21

2.4.1. Konsep Citra Merek ....................................................... 21

2.4.2. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian .. 23

2.5 PenelitianTerdahulu ................................................................... 24

2.6 KerangkaPemikiranTeoritis ....................................................... 26

x

2.7 Hubungan AntarVariabel dan Hipotesis ................................... 28

Bab III : MetodePenelitian

3.1 VariabelPenelitiandanDefinisiOperasional ................................ 29

3.1.1 VariabelBebas(Independen) .............................................. 29

3.1.2 VariabelTerikat (Dependen).............................................. 30

3.2 PopulasidanSampel .................................................................... 31

3.3 JenisdanSumber Data ................................................................. 32

3.4 MetodePengumpulan Data ......................................................... 33

3.5 MetodeAnalisis .......................................................................... 34

3.5.1 UjiInstrumen ..................................................................... 34

3.5.2 UjiAsumsiKlasik ............................................................... 35

3.5.3 Regresi Linear Berganda ................................................... 37

3.5.4 Godness Of FitModel ........................................................ 37

3.5.5 PengujianHipotesis (Uji – t) .............................................. 38

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Responden .................................................... 40

4.1.1 Deskripsi Responden ...................................................... 40

4.2 Analisis Data dan Pembahasan ............................................... 43

4.2.1 Analisis Deskripsi Variabel ......................................... 43

4.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 53

4.2.2.1 Uji Validitas .................................................... 53

4.2.2.2 Uji Reliabilitas ................................................ 54

4.2.3 Uji Asumsi Klasik .......................................................... 55

4.2.4 Analisis Regresi Berganda ............................................. 59

4.2.5 Goodness Of Fit ............................................................. 61

4.2.6 Pengujian Hipotesis ........................................................ 61

4.2.7 Koefisien Determinasi .................................................... 63

4.3 Pembahasan ................................................................................ 63

Bab V : Penutup

5.1 Simpulan .................................................................................... 70

5.2 Saran ........................................................................................... 71

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu ................................................................ .24

Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden .......................................................... 41

Tabel 4.2 : Umur Responden ........................................................................ 41

Tabel 4.3 : Pendidikan Responden ............................................................... 42

Tabel 4.4 : Pekerjaan Responden ................................................................. 43

Tabel 4.5 : Analisis Deskriptif Harga ........................................................... 45

Tabel 4.6 : Pernyataan Terbuka Responden Terhadap Harga ...................... 46

Tabel 4.7 : Analisis Deskriptif Kualitas Produk........................................... 47

Tabel 4.8 : Pernyataan Terbuka Responden Terhadap Kualitas Produk ...... 48

Tabel 4.9 : Analisis Deskriptif Citra Merek ................................................. 49

Tabel 4.10 : Pernyataan Terbuka Responden Terhadap Citra Merek ............ 51

Tabel 4.11 : Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian ................................. 52

Tabel 4.12 : Pernyataan Terbuka Responden Terhadap Keputusan

Pembelian ................................................................................... 53

Tabel 4.13 : Hasil Uji Validitas ...................................................................... 54

Tabel 4.14 : Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 55

Tabel 4.15 : Hasil Uji Multikolineritas .......................................................... 59

Tabel 4.16 : Hasil Analisis Regresi ................................................................ 60

Tabel 4.17 : Uji – F ........................................................................................ 61

Tabel 4.18 : Uji – t ......................................................................................... 62

Tabel 4.19 : Koefisien Determinasi ................................................................ 63

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Realisasi Penjualan AMDK Pelangi Kemasan 600ml (Dalam

Box) Tahun 2011 – 2013 ........................................................ 3

Gambar 1.2 : Target dan Realisasi Omzet AMDK PelangiKemasan 600ml

(Dalam Rupiah)Tahun 2011 – 2013 ........................................ 4

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 28

Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas (Histogram) ........................................... 56

Gambar 4.2 : Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot) .................................... 57

Gambar 4.3 : Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) ............................. 58

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Hasil Kuesioner

Lampiran 3 : FrekuensiHasilKuesioner

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 7 : HasilUjiHeteroskedastisitas

Lampiran 8 : HasilRegresi

Lampiran 9 : Identitas Responden

Lampiran 10 : Surat IzinPenelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan bisnis di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan

dengan pesat, sehingga akan mendorong bertambahnya atau bahkan berubahnya

setiap permintaan pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya.

Hal ini tentunya merupakan tantangan oleh para penggiat bisnis yang baru ingin

memulai bisnisnya ataupun ingin mengembangkan usahanya. Adanya

pertumbuhan penduduk yang terjadi pada dewasa ini merupakan pertumbuhan

pasar atau calon konsumen, bila dilihat dari sudut pandang penggiat bisnis.

Saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) cukup diminati berbagai

lapisan masyarakat karena merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan

atau mengkonsumsi air bersih secara praktis serta dengan harga yang masih cukup

terjangkau. Hal ini tentu saja tidak disia – siakan oleh penggiat bisnis, untuk

mendirikan bisnis AMDK mengingat pasar yang terus meningkat seiring

bertumbuhnya jumlah penduduk di Indonesia maupun di Jawa Tengah pada

khususnya. AMDK merek pelangi merupakan salah satu merek AMDK yang

didirikan untuk memenuhi kebutuhan dalam mengkonsumsi air bersih yang

diproduksi oleh CV Tirta Makmur yang berasal dari kota Semarang. Target

konsumen daripada AMDK merek pelangi ini adalah semua kalangan individu

khususnya yang berada di Jawa Tengah. Berbagai varian diproduksi sehingga

konsumen dapat memilih AMDK yang akan dikonsumsi berdasarkan kebutuhan,

2

sehingga konsumen bisa memilih untuk mengkonsumsi air bersih yang sesuai

dengan kebutuhan. Ditengah ketatnya persaingan bisnis AMDK yang dewasa ini

banyak bermunculan merek baru, eksis dan berkembangnya merek – merek lama,

serta harga yang terus bersaing, pelangi belum mampu menjadi merek AMDK

yang menjadi pilihan masyarakat Indonesia.

AMDK pelangi dalam hal ini tidak masuk kedalam top brand karena

adapun cara penilaian untuk menjadi sebuah komoditi yang diketahui masyarakat

menurut survey top brand berkriteria sebagai top of mine share, top of market

share, dan top of commitment share. Merek yang terpilih adalah merek yang

memperoleh top brand indeks sebesar 10% dan menempati posisi top three. Ini

merupakan suatu masalah yang ada dalam AMDK merek pelangi sehingga tidak

bisa menguasai pasar dan berimbas kepada penjualan yang sudah menjadi target

perusahaan tersebut. Dapat dilihat melalui grafik berikut ini yang merupakan taget

serta realiasi penjualan AMDK merek pelangi kemasan 600ml

3

Gambar 1.1

Realisasi Penjualan AMDK Pelangi

Kemasan 600ml (Dalam Box)

Tahun 2011 – 2013

16,881

15,498

11,436

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

2011 2012 2013

Sumber: Laporan penjualan CV Tirta Makmur, Tahun 2011 -2013

Gambar 1.1 menjelaskan tentang realisai penjualan AMDK pelangi.

Terlihat penjualan pada tahun 2011 pelangi mampu menjual produk 600ml

sebanyak 16.881 box, pada tahun 2012 penjualan pelangi mengalami penurunan

dengan hanya mampu menjual 15.498 box. Tahun 2013 dapat dilihat pelangi

kembali mengalami penurunan penjualan dengan hanya mampu menjual sebanyak

11.436 box. Gambar tersebut dapat menyimpulkan bahwa penjualan yang

dilakukan oleh pelangi dengan omzet yang didapat berbanding lurus. Karena

semakin tinggi penjualan yang dilakukan maka omzet yang diperoleh akan

semakin tinggi pula begitu juga sebaliknya. Berikut ini merupakan data daripada

target dan realisasi omzet AMDK pelangi dengan harga Rp 22.000,-/ box.

4

Gambar 1.2

Target dan Realisasi Omzet AMDK Pelangi

Kemasan 600ml (Dalam Rupiah)

Tahun 2011 – 2013

Sumber : Laporan Penjualan CV Tirta Makmur, Tahun 2011 – 2013

Gambar 1.2 menunjukan bahwa AMDK merek pelangi kemasan 600ml

terus mengalami penurunan omzet dari tahun ke tahun. Kembali dapat ditinjau

penyebab menurunya omzet yang dialami dapat dikarenakan menurunnya pula

angka penjualan setiap tahunnya. Hal ini dapat diindikasikan dari beberapa faktor

yang kurang mendukung sehingga menyebabkan pelangi masih belum mampu

bersaing dengan beberapa merek lainnya.

Rendahnya minat beli dan keputusan pembelian konsumen terhadap

AMDK merek pelangi, diduga karena beberapa faktor yaitu faktor harga, kualitas

produk, dan citra merek. Hal ini sesuai dengan penelitian Ong dan Sugiharto

(2013), yang menyatakan bahwa harga, kualitas produk dan citra merek

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil tersebut didukung oleh

5

penelitian Kartikarini, et all (2011), Fiani dan Japarianto (2012), Ghanimata dan

Kamal (2012), Tambunan dan Widiyanto, (2012), Arum dan Nurkhayati (2013)

dan Randang (2013).

Faktor harga dalam penelitian ini merupakan suatu sarana dimana sebuah

perusahaan mampu memberikan harga terbaiknya mengingat banyaknya

kompetitor pada bisnis AMDK yang menyebabkan ketatnya persaingan yang

timbul dari bisnis tersebut. Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono,2008:151). Setiap

perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat, agar sukses dalam

memasarkan suatu barang atau jasa. Harga merupakan unsur bauran pemasaran

yang bersifat fleksibel, artinya dapat dirubah dengan cepat (Tjiptono, 2008:151).

Harga yang diinginkan konsumen adalah yang bersaing dan terjangkau, sehingga

semakin baik harga yang ditawarkan, semakin tinggi keputusan pembelian.

Adanya perbandingan kualitas produk terhadap merek lain, mengingat

beberapa merek lain sudah yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan asing

yang berstandar internasional serta menggunakan tekonogi terkini dalam membuat

kemasan hingga penyulingan air, yang mengakibatkan sebagian besar individu

lebih memberikan kepercayaan dalam hal kualitas produk untuk melakukan

pembelian sebuah produk AMDK. Kualitas produk merupakan kemampuan

produk untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen (Cannon,

dkk,2008:286). Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau

jasa, oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan

6

pelanggan (Kotler dan Amstrong, 2008:272). Kualitas produk mempunyai dua

dimensi tingkat dan konsistensi. Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-

mula pemasar harus memilih tingkat kualitas yang akan mendukung positioning

produk. Di sini kualitas produk berarti kualitas kinerja kemampuan produk untuk

melaksanakan fungsinya. Perusahaan jarang berusaha menawarkan tingkat

kualitas kinerja yang setinggi mungkin sedikit pelanggan yang menginginkan atau

mampu menjangkau tingkat kualitas tinggi yang ditawarkan. Perusahaan justru

memilih tingkat kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar sasaran dan tingkat

kualitas produk pesaing (Kotler dan Amstrong,2008:273). Semakin baik, kualitas

produk, maka semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

Dalam hal menetapkan pembelian AMDK beberapa individu, menyatakan

bahwa untuk membeli suatu produk AMDK cenderung mempertimbangkan merek

yang akan dibeli. AMDK merek pelangi masih belum mampu bersaing dengan

merek AMDK lain sehingga citra merek merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian terhadap AMDK tersebut. Citra merek

adalah persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan lama tentang suatu

merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Citra merek harus disampaikan melalui

tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus menerus karena

tanpa citra yang kuat sangatlah sulit bagi sebuah perusahaan untuk menarik

pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada (Tambunan dan

Widiyanto,2012:3). Dengan menciptakan citra merek dari suatu produk tentu akan

sangat berguna bagi para konsumen, karena pada nantinya citra merek akan sangat

memengaruhi persepsi konsumen dan penilaian konsumen terhadap alternatif

7

merek yang dihadapinya (Ong dan Sugiharto,2013:2). Citra merek yang positif

berdampak pada keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, diketahui bahwa

meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia secara umum dan di Jawa

Tengah secara khusus menyebabkan permintaan air bersih yang meningkat,

mengingat setiap individu membutuhkan air bersih yang praktis dan mudah

didapatkan untuk dikonsumsi. Hal ini menyebabkan para pelaku bisnis membuka

lahan baru khususnya air minum dalam kemasan (AMDK) salah satunya merek

pelangi, yang diproduksi oleh CV Tirta Makmur di kota Semarang. Namun

demikian, penjualan AMDK Pelangi Kemasan 600ml (Dalam Box dan Dalam

Rupiah) dari tahun 2011 – 2013 terus mengalami penurunan dari 16.881 Box (Rp.

371.382.000) tahun 2011 menjadi 15.498 Box (Rp. 340.956.000) tahun 2012

bahkan menurun menjadi 11.436 Box (Rp. 251.593.000) tahun 2013. Adanya

penurunan angka penjualan dikarenakan permasalahan pada harga yang

cenderung sangat kompetitif dalam bisnis AMDK, kualitas produk yang kalah

bersaing dengan produk yang diproduksi oleh perusahaan besar di dunia, dan citra

merek terhadap air minum dalam kemasan merek pelangi. Sehingga dapat

dindikasikan adanya penurunan keputusan pembelian yang mengakibatkan

turunya penjualan. Dari masalah penelitian tersebut, maka pertanyaan penelitian

yang diajukan adalah sebagai berikut:

8

1. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian air minum

dalam kemasan merek pelangi?

2. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian air minum

dalam kemasan merek pelangi?

3. Apakah terdapat pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian air

minum dalam kemasan merek pelangi?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang

kamudian digunakan untuk:

1. Menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian air minum dalam

kemasan merek pelangi.

2. Menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian air

minum dalam kemasan merek pelangi.

3. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian air minum

dalam kemasan merek pelangi.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujua penelitian diatas, maka penelitian mengenai pengaruh

promosi, distribusi, dan citra merek terhadap minat beli air minum dalam kemasan

merek pelangi diharapkan dapat memberikan manfaat. Antara lain :

9

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang beberapa faktor yang

dapat memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen, untuk melakukan

pembelian sebuah produk.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai faktor – faktor yang

mempengaruhi minat beli sehingga perusahaan dapat menyusun strategi yang

tepat untuk mengembangan produknya.

3. Bagi Akademisi:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa wawsam

dan, menjadi referensi bahan penelitian selanjutnya.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian serta sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

10

Pada bab dua ini dijelaskan mengenai landasan teori yang

menjelaskan dasar-dasar teori, penelitian terdahulu, kerangkan pikir

dan hipotesis

BAB III Metodologi Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai jenis penelelitian, populasi dan

sanpel, sumber data, metode pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Berisi deskripsi tentang obyek penelitian, analisis data dan

pembahasan

BAB V Penutup

Berisi tentang simpulan dan saran.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keputusan Pembelian

2.1.1. Konsep Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas

merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler,2009:188).

Konsep lain keputusan pembelian adalah keputusan yang dibuat individu untuk

menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu

barang (Daryanto,2013:241). Menurut Peter dan Olson (2013:163), keputusan

pembelian adalah proses integrasi yang digunakan untuk mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih

satu di antaranya. Suryani (2013:11) mendeskripsikan keputusan pembelian adalah

keputusan yang diambil individu karena stimuli (rangsangan), baik yang berasal

dari luar individu maupun hal-hal yang ada pada individu sendiri.

Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami

bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka.

Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian

konsumen secara penuh, semua pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih,

menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk (Kotler dan Keller, 2009:184).

Apa yang dilakukan konsumen setelah menerima pengaruh adalah

bagaimana mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Orang

yang mengambil keputusan harus mempunyai satu pilihan dari beberapa alternatif

12

yang ada. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli atau tidak

membeli, dan kemudian memilih membeli, maka konsumen ada dalam posisi

membuat suatu keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam

hidupnya. Hanya saja keputusan yang diambil kadang-kadang tanpa mereka sadari

(Prasetijo dan Ihalauw,2005:226).

Bila ditinjau dari alternatif yang harus dicari, sebetulnya dalam proses

pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah. Masalah

itu timbul dari kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi

kebutuhan itu dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai (Prasetijo dan

Ihalauw,2005:226).

2.1.2. Tahapan Keputusan Pembelian

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan

berlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar harus memusatkan

perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan

pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008:179). Konsumen akan melewati seluruh

tahap dalam pembelian untuk semua pembelian yang dilakukannya. Tetapi, dalam

pembelian yang lebih rutin, konsumen sering menghilangkan atau membalik urutan

beberapa tahap ini. Proses keputusan pembeli terdiri dari lima tahap, yaitu (Kotler

dan Armstrong, 2008:179) :

1. Pengenalan kebutuhan

Pada tahap ini, konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan

13

normal seseorang (lapar, haus, seks) timbul pada tingkat yang cukup tinggi,

sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan

eksternal. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan

jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan

bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk tertentu ini

(Kotler dan Amstrong, 2008:180).

2. Pencarian informasi

Pada tahap ini, konsumen ingin mencari informasi lebih banyak,

konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian

informasi secara aktif. Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak

informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk

yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan

membelinya kemudian. Jika tidak, konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu

dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan

dengan kebutuhan. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa

sumber. Sumber-sumber ini meliputi sumber pribadi (keluarga, teman,

tetangga, rekan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, situs Web, penyalur,

kemasan, tampilan), sumber publik (media massa, organisasi pemeringkat

konsumen, pencarian internat), dan sumber pengalaman (penanganan,

pemeriksaan, pemakaian produk). Pengaruh relatif sumber-sumber informasi

ini bervariasi sesuai produk dan pembelinya. Pada umumnya, konsumen

menerima sebagian besar informasi tentang sebuah produk dari sumber

komersial atau sumber yang dikendalikan oleh pemasar. Meskipun demikian,

14

sumber yang paling efektif cenderung pribadi. Sumber komersial biasanya

memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi melegitimasi atau mengevaluasi

produk untuk pembeli (Kotler dan Amstrong, 2008:180).

3. Evaluasi alternatif

Pada tahap ini, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi

merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Pemasar harus tahu tentang

evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memperoleh informasi untuk

sampai pada pilihan merek. Bagaimana cara konsumen mengevaluasi alternatif

bergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu. Dalam

beberapa kasus, konsumen menggunakan kalkulasi yang cermat dan pemikiran

logis. Pada waktu yang lain, konsumen yang sama hanya sedikit melakukan

evaluasi atau bahkan tidak mengevaluasi, sebagai gantinya konsumen membeli

berdasarkan dorongan dan bergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen

membuat keputusan pembelian sendiri, kadang-kadang konsumen meminta

nasihat pembelian dari teman, pemandu konsumen, atau wiraniaga. Pemasar

harus mempelajari pembeli untuk menemukan bagaimana cara mereka

sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan merek. Jika konsumen tahu proses

evaluasi apa yang berlangsung, pemasar dapat mengambil langkah untuk

mempengaruhi keputusan pembeli (Kotler dan Amstrong, 2008:181).

4. Keputusan pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan

membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen

adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara

15

riset pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama, adalah sikap orang

lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen

mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti

pendapatan, harga, dan manfaat produk yang diharapkan. Namun, kejadian tak

terduga bisa mengubah niat pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008:181).

5. Perilaku pasca pembelian

Pada tahap ini, tindakan konsumen selanjutnya setelah pembelian,

berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan konsumen. Pekerjaan pemasar tidak

berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan

merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian yang

harus diperhatikan oleh pemasar. Apa yang menentukan kepuasan atau

ketidakpuasan pembelian adalah terletak pada hubungan antara ekspektasi

konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi

ekspektasi, konsumen kecewa. Jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen

puas. Jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. Semakin besar

kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan

konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh menjanjikan apa

yang dapat diberikan mereknya, sehingga pembeli terpuaskan (Kotler dan

Amstrong,2008:181).

16

2.2. Harga

2.2.1. Konsep Harga

Harga adalah segala sesuatu yang diberikan oleh konsumen untuk

mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan

(Cannon, dkk,2008:176). Pengertian lain harga adalah sejumlah uang yang

ditagihkan atas sesuatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para

konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa (Kotler dan Amstrong,2008:345). Menurut Laksana (2008:105),

harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi

produk dan jasa. Juga menurut Tjiptono (2008:151), harga adalah satuan moneter

atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Sedangkan

menurut Kotler dan Keller (2009:67), harga adalah nilai uang untuk menghasilkan

pendapatan dan biaya.

Setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat, agar sukses

dalam memasarkan suatu barang atau jasa. Harga merupakan satu-satunya unsur

bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat

dirubah dengan cepat (Tjiptono,2008:151).

Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tarif sewa,

bunga, premium, komisi, upah, gaji, horarium dan sebagainya. Tingkat harga yang

ditetapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, secara tidak langsung

harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada

17

biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena

penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan

dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.

Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai

indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang

dirasakan atas suatu barang atau jasa (Tjiptono,2008:151).

Pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen

meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya, pada

tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan

meningkatnya manfaat yang dirasakan. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu

barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa

dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa substitusi

(Tjiptono,2008:152).

2.2.2. Hubungan Harga dengan Keputusan Pembelian

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan

jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan

suatu barang atau jasa (Tjiptono,2008:151). Setiap perusahaan harus menetapkan

harganya secara tepat, agar sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa.

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga merupakan unsur bauran

pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat dirubah dengan cepat (Tjiptono,

2008:151). Harga yang diinginkan konsumen adalah yang bersaing dan terjangkau,

18

sehingga semakin baik harga yang ditawarkan, semakin tinggi keputusan

pembelian. Hasil penelitian Ghanimata dan Kamal (2012), Tambunan dan

Widiyanto (2012), Arum dan Nurkhayati (2013) serta Ong dan Sugiharto (2013)

menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan

uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.3. Kualitas Produk

2.3.1. Konsep Kualitas Produk

Kualitas produk adalah kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan

atau keinginan konsumen (Cannon, dkk,2008:286). Definisi lain kualitas produk

adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan

Armstrong,2008:272). Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas produk

adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Sedangkan menurut Ginting (2012:96), kualitas produk adalah kemampuan suatu

produk untuk meragakan fungsinya.

Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar.

Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena

itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan (Kotler dan

Amstrong,2008:272).

Kualitas produk mempunyai dua dimensi tingkat dan konsistensi. Dalam

mengembangkan sebuah produk, mula-mula pemasar harus memilih tingkat

19

kualitas yang akan mendukung positioning produk. Di sini kualitas produk berarti

kualitas kinerja kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Perusahaan

jarang berusaha menawarkan tingkat kualitas kinerja yang setinggi mungkin sedikit

pelanggan yang menginginkan atau mampu menjangkau tingkat kualitas tinggi

yang ditawarkan. Perusahaan justru memilih tingkat kualitas yang sesuai dengan

kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing (Kotler dan

Amstrong,2008:273).

Di samping tingkat kualitas, kualitas tinggi juga bisa berarti tingkat

konsistensi kualitas yang tinggi. Di sini, kualitas produk berarti pemastian kualitas

bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghantarkan tingkat kinerja yang

ditargetkan. Semua perusahaan harus berusaha untuk mencapai tingkat kualitas

kepastian yang tinggi (Kotler dan Amstrong,2008:273).

Kualitas adalah salah satu alat positioning pemasar yang penting. Mutu

mempunyai dua ukuran tingkatan konsistensi. Dalam pengembangan produk,

pemasar harus memilih tingkatan kualitas yang akan mendukung posisi produk

dalam pasar sasaran. Hal ini menyangkut ketahanan umum produk, reliabilitas,

presisi, kemudahan pengoperasian dan kemudahan perbaikan serta atribut bernilai

lainnya (Ginting,2012:96).

Walau sebagian dari atribut ini terukur, namun dari pandangan pemasar,

kualitas haruslah diukur dengan persepsi pembeli. Jarang perusahaan mau mencoba

atau mampu menawarkan tingkatan kualitas yang mungkin paling tinggi.

Kebanyakan perusahaan memilih tingkatan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan

pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing (Ginting,2012:96).

20

2.3.2. Hubungan Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian

Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk memuaskan

kebutuhan atau keinginan konsumen (Cannon, dkk,2008:286). Kualitas mempunyai

dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas

berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan (Kotler dan Amstrong,

2008:272). Kualitas produk mempunyai dua dimensi tingkat dan konsistensi.

Dalam mengembangkan sebuah produk, mula-mula pemasar harus memilih tingkat

kualitas yang akan mendukung positioning produk. Di sini kualitas produk berarti

kualitas kinerja kemampuan produk untuk melaksanakan fungsinya. Perusahaan

jarang berusaha menawarkan tingkat kualitas kinerja yang setinggi mungkin sedikit

pelanggan yang menginginkan atau mampu menjangkau tingkat kualitas tinggi

yang ditawarkan. Perusahaan justru memilih tingkat kualitas yang sesuai dengan

kebutuhan pasar sasaran dan tingkat kualitas produk pesaing (Kotler dan

Amstrong,2008:273). Semakin baik, kualitas produk, maka semakin tinggi

keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Hasil penelitian Kartikarini, et

all (2011), Fiani dan Japarianto (2012), Ghanimata dan Kamal (2012), Ong dan

Sugiharto (2013) serta Randang (2013) menyatakan bahwa kualitas produk

mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.. Berdasarkan uraian tersebut,

maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H2 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

21

2.4. Citra Merek

2.4.1. Konsep Citra Merek

Citra merek adalah persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan

lama tentang suatu merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Menurut Suryani

(2013:86), citra merek adalah segala hal yang terkait dengan merek yang ada di

benak konsumen atau kesan konsumen tentang suatu merek

Citra mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen. Ketika konsumen tidak mempunyai informasi yang lengkap tentang

produk, maka konsumen akan menggunakan citra merek sebagai dasar memilih

produk (Suryani,2013:85). Citra merupakan persepsi konsumen terhadap merek

secara menyeluruh ini dibentuk oleh informasi yang diterima dan pengalaman

konsumen atas merek tersebut. Apa yang muncul ketika konsumen ditanya tentang

citra suatu merek, maka konsumen akan mengungkapkan kesan dan keyakinannya

terhadap merek tertentu (Suryani,2013:86).

Konsumen pada umumnya memiliki persepsi yang positif terhadap merek

pioner (merek pertama pada satu kategori produk), bahkan meskipun merek

berikutnya muncul. Setelah itu juga terdapat korelasi yang positif antara citra

merek pioner dengan citra diri ideal individu. Persepsi yang positif terhadap merek

pioner ini akan mengarah pada intensi pembelian yang positif (Suryani, 2013:85).

Produk dan merek mempunyai nilai simbolis bagi individu, yang

menilainya atas dasar konsistensi (kesesuaian) dengan gambaran pribadi mereka

mengenai merek. Beberapa produk kelihatan cocok dengan seorang individu, yan

lain tidak. Konsumen berusaha memelihara atau meningkatkan ciri-cirinya dengan

22

membeli berbagai produk dan berlangganan yang menurut keyakinannya sesuai

dengan citra mereka, dan menghindari yang tidak sesuai (Schiffman dan Kanuk,

2008:157).

Citra yang dimiliki produk tertentu dalam pikiran konsumen yaitu,

pengaturan posisinya mungkin lebih penting bagi sukses akhir daripada

karakteristik produk yang sebenarnya. Pada pemasar berusaha membedakan

produk-produknya dengan menekankan atribut-atribut yang dinyatakan dapat

memenuhi kebutuhan konsumen yang lebih baik daripada berbagai merek pesaing.

Pemasar berusaha keras untuk menciptakan citra merek yang konsisten dengan

target segmen konsumen yang relevan/sesuai (Schiffman dan Kanuk,2008:157).

Strategi pengaturan posisi merupakan intisari bauran pemasaran, strategi ini

melengkapi strategi segmentasi perusahaan dan pemilihan pasar yang dibidik.

Pengaturan posisi memberikan konsep, atau arti produk atau jasa dari sudut

kemampuannya memenuhi kebutuhan konsumen. Produk (jasa) yang sama dapat

diatur ulang posisinya secara berbeda-beda pada berbagai segmen pasar yang

berbeda atau dapat diatur ulang posisinya terhadap konsumen sendiri yang sama,

tanpa diadakan perubahan secara fisik (Schiffman dan Kanuk,2008:157).

Hasil strategi pengaturan posisi yang sukses adalah citra merek khas yang

diandalkan para konsumen dalam melakukan pilihan produk. Selanjutnya, riset

mengemukakan bahwa strategi pengaturan posisi oleh pemasang iklan

mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap atribut-atribut merek dan harga

yang dibayar konsumen. Dalam lingkungan persaingan yang ketat sekarang ini,

citra merek khusus merupakan hal paling penting. Jika merek menajdi lebih

23

kompleks dan pasar lebih ramai, para konsumen lebih mengandalkan citra merek

dari pada atribut-atributnya yang sebenarnya dalam mengambil keputusan membeli

(Schiffman dan Kanuk, 2008:157).

Citra dapat dibina dengan adanya citra merek yang baik. Dengan membawa

nama merek, hal ini sekaligus mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan

(Laksana,2008:78). Citra merek yang positif berkaitan dengan kesetiaan konsumen,

kepercayaan konsumen mengenai nilai merek yang positif, dan kesediaan untuk

mencari merek tersebut. Citra merek yang positif juga membantu meningkatkan

minat konsumen pada promosi merek di masa yang akan datang dan memperkuat

posisi dalam menghadapi berbagai kegiatan pemasaran pesaing (Schiffman dan

Kanuk,2008:158).

2.4.2. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian

Citra merek adalah persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan

lama tentang suatu merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157). Citra merek harus

disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara

terus menerus karena tanpa citra yang kuat sangatlah sulit bagi sebuah perusahaan

untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada

(Tambunan dan Widiyanto,2012:3). Dengan menciptakan citra merek dari suatu

produk tentu akan sangat berguna bagi para konsumen, karena pada nantinya citra

merek akan sangat memengaruhi persepsi konsumen dan penilaian konsumen

terhadap alternatif merek yang dihadapinya (Ong dan Sugiharto,2013:2). Citra

merek yang positif berdampak pada keputusan konsumen untuk melakukan

24

pembelian. Hasil penelitian Fiani dan Japarianto (2012), Tambunan dan Widiyanto

(2012) serta Ong dan Sugiharto (2013) yang menyatakan bahwa citra merek

berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, maka

dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H3 : Citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya yaitu Kartikarini, et all (2011), Fiani dan Japarianto

(2012), Ghanimata dan Kamal (2012), Tambunan dan Widiyanto, (2012), Arum

dan Nurkhayati (2013), Ong dan Sugiharto (2013) dan Randang (2013) yang

diringkas dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti , Tahun dan Judul Variabel dan Metode

Analisis

Hasil

1 Kartikarini, et all (2011)

“Pengaruh Kualitas Produk

dan Bauran Promosi “R” PT.

Air Mancur terhadap

Keputusan Pembelian

Konsumen di Kota

Surakarta”

Bebas :

1. Kualitas Produk

2. Iklan

3. Personal Selling

4. Promosi Penjualan

5. Public Relation

Terikat :

6. Keputusan Pembelian

Regresi Berganda

Kualitas Produk, Iklan

dan

Personal Selling

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

Promosi Penjualan dan

Public Relation tidak

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

2 Fiani dan Japarianto

(2012)

“Analisis Pengaruh Food

Quality dan Brand Image

terhadap Keputusan

Pembelian Roti Kecik Toko

Roti Ganep’s di Kota Solo”

Bebas :

1. Food Quality

(Kualitas Produk)

2. Brand Image (Citra

Merek)

Terikat :

3. Keputusan

Kualitas Produk dan

Citra Merek

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

25

Pembelian

Regresi Berganda

3 Ghanimata dan Kamal

(2012)

”Analisis Pengaruh Harga,

Kualitas Produk, Dan Lokasi

Terhadap Keputusan

Pembelian Studi pada

Pembeli Produk Bandeng

Juwana Elrina Semarang)”

Bebas :

1. Harga

2. Kualitas Produk

3. Lokasi

Terikat :

4. Keputusan

Pembleian

Regresi Berganda

Harga, Kualitas Produk

dan Lokasi berpengaruh

terhadap Keputusan

Pembelian

4 Tambunan dan Widiyanto

(2012)

“Analisis Pengaruh Citra

Merek, Persepsi Kualitas,

Dan Persepsi harga Terhadap

Keputusan Pembelian

Bandeng Presto (Studi Kasus

pada Konsumen di Bandeng

Presto Semarang)”

Bebas :

1. Citra Merek

2. Persepsi Kualitas

3. Harga

Terikat :

4. Keputusan

Pembelian

Regresi Berganda

Citra Merek, Persepsi

Kualitas dan Harga

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

5 Arum dan Nurkhayati

(2013)

“Pengaruh Retail Marketing

terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen pada

KFC Cabang Banyumanik

Semarang”

Bebas :

1. Lokasi

2. Merchandise

3. Harga

4. Iklan

5. Store Atmosphere

6. Pelayanan

Terikat :

7. Keputusan Pembelian

Regresi Berganda

Lokasi, Merchandise,

Harga, Iklan, Store

Atmosphere dan

Pelayanan berpengaruh

terhadap Keputusan

Pembelian

6 Ong dan Sugiharto (2013)

“Analisis Pengaruh Strategi

Diferensiasi, Citra Merek,

Kualitas Produk dan Harga

Terhadap Keputusan

Pembelian Pelanggan Cincau

Di Station Surabaya”

Bebas :

1. Strategi Diferensiasi

2. Citra Merek

3. Kualitas Produk

4. Harga

Terikat :

5. Keputusan

Pembelian

Regresi Berganda

Strategi Diferensiasi,

Citra Merek, Kualitas

Produk dan Harga

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

7 Randang (2013)

“Kualitas Produk, Atribut

Bebas :

1. Kualitas Produk

2. Atribut Produk

Kualitas Produk,

Atribut Produk dan

Ekuitas Merek

26

Produk dan Ekuitas Merek

Pengaruhnya terhadap

Keputusan Pembelian

Minyak Goreng”

3. Ekuitas Merek

Terikat :

4. Keputusan Pembelian

berpengaruh terhadap

Keputusan Pembelian

2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis

Keputusan pembelian merupakan proses integrasi yang digunakan untuk

mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih satu di antaranya. Pengambilan keputusan oleh konsumen

untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas

pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Jika sudah disadari adanya kebutuhan dan

keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk

yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan

mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang

diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi

atas alternatif-alternatif yang tersedia. Dengan menggunakan berbagai kriteria yang

ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli. Banyak

faktor dapat mempengaruhi keputusan pembelian, dalam penelitian ini dianalisis

melalui harga, kualitas produk dan citra merek.

Harga merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Persepsi

harga yang diinginkan konsumen adalah persepsi harga yang bersaing dan

terjangkau. Bila harga yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan harga yang

dipersepsikan oleh konsumen, maka semakin tinggi peluang untuk melakukan

pembelian.

27

Kualitas produk merupakan bentuk penilaian atas produk yang akan dibeli,

apakah sudah memenuhi apa yang diharapkan konsumen. Jika perusahaan ingin

berkembang, apa lagi harus meraih keuntungan, mereka tidak lagi punya pilihan

selain mengadopsi konsep kualitas. Ini menunjukkan bahwa kualitas mempunyai

pengaruh terhadap konsumen. Konsumen tentunya tidak akan membeli produk

yang tidak bisa memenuhi harapannya. Semakin berkualitas suatu produk, maka

semakin tinggi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian

Citra merek merupakan persepsi yang ada di benak konsumen yang

bertahan lama tentang suatu merek. Citra merek harus disampaikan melalui tiap

sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus menerus karena tanpa

citra yang kuat sangatlah sulit bagi sebuah perusahaan untuk menarik pelanggan

baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Dengan menciptakan citra

merek dari suatu produk tentu akan sangat berguna bagi para konsumen, karena

pada nantinya citra merek akan sangat memengaruhi persepsi konsumen dan

penilaian konsumen terhadap alternatif merek yang dihadapinya. Citra merek yang

positif berdampak pada keputusan konsumen untuk melakukan pembelian

Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka

pemikiran seperti pada gambar 2.1 :

28

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

Sumber : Tambunan dan Widiyanto (2012) dan Ong dan Sugiharto (2013)

2.7. Hubungan Antar Variabel dan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga menuntun/mengarahkan penyelidikan

selanjutnya (Umar,2013:104). Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

H2 : Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

H3 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Harga

( X1 )

Kualitas

Produk

( X2 )

Citra Merek

( X3 )

Keputusan

Pembelian

( Y )

H1

H2

H3

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam

penelitian ini adalah :

3.1.1 Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas yang terdiri dari :

1. Harga (X1)

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau sejumlah

nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau

menggunakan produk (Daryanto,2013:62).

Harga (X1) diukur melalui (Ghanimata dan Kamal,2012:4) :

a. Harga terjangkau daya beli

b. Sesuai kualitas

c. Harga bersaing dengan merek lain

d. Harga sesuai kuantitas

2. Kualitas Produk ( X2 )

Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada

kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang dinyatakan atau

diimplikasikan (Kotler dan Amstrong,2008:272).

Variabel Kualitas Produk ( X2 ) diukur melalui indikator (Fiani dan Japarianto,

2012:2) :

30

a. Warna

b. Penampilan menarik

c. Bentuk

d. Aroma

e. Rasa enak

3. Citra Merek (X3)

Citra merek adalah persepsi yang ada di benak konsumen yang bertahan lama

tentang suatu merek (Schiffman dan Kanuk,2008:157).

Citra merek (X3) diukur melalui (Tambunan dan Widiyanto,2012:4) :

a. Merek mudah diingat

b. Merek mudah dikenal

c. Merek terpercaya

3.1.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini yaitu : Keputusan

Pembelian (Y). Keputusan pembelian adalah proses integrasi yang digunakan

untuk mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih

perilaku alternatif dan memilih satu di antaranya (Peter dan Olson,2013:163).

Keputusan pembelian diukur melalui indikator (Tambunan dan Widiyanto,2012:

4):

a. Cepat memutuskan membeli

b. Mantap untuk membeli

c. Yakin melakukan pembelian

31

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar,2013:77). Populasi dalam penelitian

ini adalah konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Pelangi

kemasan 600Ml di Semarang.

Sampel merupakan bagian kecil dari karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Umar,2013:77). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Pelangi kemasan

600Ml di Semarang.

Karena jumlah populasi tidak diketahui maka jumlah sampel dicari dengan

rumus Isac Michel (Siregar,2013:34) :

2

2/4/1E

Zn a

Keterangan :

n = sampel

= 0,05 maka Z = 1,96

E = Tingkat kesalahan. Dalam penelitian ini E ditetapkan sebesar 10 %

Sehingga n yang dihasilkan adalah :

16,3844/16,194/11,0

96,14/1

2

2

n

n = 96,04

32

Atas dasar perhitungan diatas, maka sampel yang diambil adalah

berjumlah 96,04 orang, dibulatkan menjadi 96 konsumen.

Teknik sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

nonrandom/nonacak yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Umar,2013:120). Sedangkan jenis sampel non acak yang dipilih

adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan

sampel berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut

paut/kaitan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

(Umar,2013;92). Kriteria dalam penelitian ini :

1. Konsumen yang membeli air minum dalam kemasan merek Pelangi kemasan

600Ml di Semarang.

2. Air minum dalam kemasan merek Pelangi kemasan 600Ml yang dibeli dirinya

sendiri atau bukan untuk orang lain.

3. Konsumen yang telah berumur minimal 17 tahun (berdasarkan KTP) karena

sudah bisa dianggap mengambil keputusan sendiri.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapat

dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari

wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar,2013:42). Sumber data primer

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data mengenai persepsi responden

tentang harga, kualitas produk, citra merek dan keputusan pembelian.

33

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau kuesioner.

Angket atau kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan

atau menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dngan harapan

memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut (Umar,2013:49).

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini termasuk data interval.

Skala interval adalah skala yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut

yang memberikan informasi tentang interval antara satu obyek dengan obyek

lainnya adalah sama (Umar,2013:43).

Sedangkan teknik pembuatan skala dalam penelitian ini termasuk dalam

skala Likert yaitu berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang

terhadap sesuatu, yang terdiri dari 5 tingkatan yaitu (Umar,2013:70) :

a. Untuk jawaban “STS” sangat tidak setuju diberi nilai = 1

b. Untuk jawaban “TS” tidak setuju diberi nilai = 2

c. Untuk jawaban “N” netral diberi nilai = 3

d. Untuk jawaban “S” setuju diberi nilai = 4

e. Untuk jawaban “SS” sangat setuju diberi nilai = 5

34

3.5 Metode Analisis

3.5.1 Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Ghozali,2009:49). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam

kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Uji validitas dapat diketahui dengan melihat r hitung, apabila r hitung

sig. ≤ 0,05 = valid dan r hitung sig. > 0,05 = tidak valid (Ghozali,2009:51).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2009:45). Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap

pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab

secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing

pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator

ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2009:46).

Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan One Shot atau pengukuran

sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

35

pertanyaan. Alat untuk mengukur reliabilitas adalah Cronbach Alpha. Suatu

variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali,2009:49) : Hasil α > 0,60 =

reliabel dan Hasil α < 0,60 = tidak reliabel

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan

dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009:147).

Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui

dengan menggunakan grafik, yaitu grafik grafik normal p-plot (Ghozali,2009:

149). Pada grafik normal plot, dengan asumsi (Ghozali,2009: 149) :

a. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi uji asumsi normalitas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

36

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali,2009:125).

Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik,

apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat

heteroskedastisitas (Ghozali,2009:126).

Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali,

2009:95) :

a. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1

b. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

37

3.5.3 Regresi Linier Berganda

Regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara

dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen (Ghozali,2009:86).

Rumus (Ghozali,2009:86)

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana:

b0 = Konstanta

b1 , b2 dan b3 = koefisien regresi

Y = Keputusan Pembelian

X1 = Harga

X2 = Kualitas Produk

X3 = Citra Merek

3.5.4 Uji Goodness of Fit

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan = 0,05 dan

juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :

1. Merumuskan hipotesis

H0 : 1, 2, 3 = 0 Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek tidak

berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian secara

simultan.

38

Ha : 1, 2, 3 ≠ 0 Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian secara simultan.

2. Kesimpulan

Ho : diterima bila sig. > = 0,05

Ha : diterima bila sig. = 0,05

3.5.5 Pengujian Hipotesis (Uji – t)

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :

1. Merumuskan hipotesis

H0 : 1, 2, 3 = 0 Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek tidak

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian

secara parsial.

Ha : 1, 2, 3 ≠ 0 Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian secara parsial

2. Kesimpulan

Ho : diterima bila sig. > = 0,05

Ha : diterima bila sig. = 0,05

3.5.6 Koefisien Determinasi (RSquare)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model (Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek) dalam

menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas (Keputusan Pembelian). Nilai

39

koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk

data silang (crosssection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali,2009:87).

Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2

(Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak

seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,2009:87).

Dalam kenyataan nilai Adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang

dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam uji empiris didapat nilai Adjusted R2

negatif, maka nilai Adjusted dianggap bernilai 0. Secara matematis jika nilai R2 =

1, maka Adjusted R2 = R2 = 1. Sedangkan jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 = (1

– k)/(n – k). Jika k > 1, maka Adjusted R2 akan bernilai negatif.

Dalam penelitian ini, untuk mengolah data digunakan alat bantu SPSS

(Statistical Package for Social Science).