SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/26292/1/RUMIYATI, BINTI.pdf · Menyatakan...

109
64 SKRIPSI PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN Oleh : BINTI RUMIYATI BOJONEGORO – JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN BINTI RUMIYATI

Transcript of SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/26292/1/RUMIYATI, BINTI.pdf · Menyatakan...

i

64

SKRIPSI

PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA

MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

Oleh :

BINTI RUMIYATI BOJONEGORO – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

ii

ii

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : BINTI RUMIYATI

N I M : 141011009

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul : Pengaruh Kedalaman Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan adalah benar hasil karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 15 Juli 2014

Yang membuat pernyataan,

BINTI RUMIYATI

NIM. 141011009

Materei

Rp. 6.000,-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

iii

iii

SKRIPSI

PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA

MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan pada Progam Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

BINTI RUMIYATI

NIM. 141011009

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing Pertama

Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. NIP. 19690912 199702 2 001

Pembimbing Kedua

Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. NIP. 19690621 199703 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

iv

iv

SKRIPSI

PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA

MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

Oleh :

BINTI RUMIYATI NIM : 141011009

Telah diujikan pada Tanggal : 2 Juli 201 KOMISI PENGUJI SKRIPSI Ketua : Woro Hastuti Satyantini, Ir., M. Si. Anggota : Boedi Setya Rahardja, Ir., MP. Abdul Manan, S.Pi., M.Si.

Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. Rr. Juni Triastuti, S. Pi., M. Si.

Surabaya, 15 Juli 2014

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti, drh., DEA NIP.19520517 197803 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

v

v

RINGKASAN

BINTI RUMIYATI. Pengaruh Kedalaman Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) Selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan. Dosen Pembimbing Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. Dan Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M. Si.

Teripang lokal, Phyllophorus sp. merupakan komoditas laut yang

berekonomis penting. Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung pada

hasil tangkapan alam, sehingga diperlukan upaya budidaya teripang. Faktor

keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh keberhasilan

adaptasi teripang dari habitat ke lingkungan baru. Ketidakmampuan teripang

salam beradaptasi akan mempengaruhi fisiologi teripang yang ditunjukkan dengan

beberapa tingkah laku seperti dikeluarkannya usus, gonad dan lendir saat kondisi

stres berat (Purnayudha, 2013). Kedalaman air merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap tingkah laku pembenaman diri teripang (Darsono, 2009)

dan dikeluarkannya tentakel Curcumaria frondosa ke permukaan (Singh et

al.,1999).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman air terhadap

tingkah laku dan lama hidup teripang. Metode penelitian yang digunakan adalah

eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebagai rancangan

percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah kedalaman air yang berbeda, yaitu

10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5

kali. Parameter utama yang diamati adalah tingkah laku teripang yang terdiri dari

fuuly exposed, fully buried, half buried, keluar tentakel, keluar usus, keluar gonad,

keluar cincin kapur dan kult teripang berlendir serta lama hidup teripang.

Parameter penunjuang yang diamati adalah suhu, kecerahan, salinitas dan oksigen

terlarut. Analisis data tingkah laku teripang menggunakan menggunakan metode

deskriptif dan Analisis Ragam Variam (ANOVA), analisis data lama hidup

menggunakan Analisis Ragam Varian (ANOVA) dan untuk mengetahui perlakuan

terbaik dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

vi

vi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedalaman air yang berbeda

memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05) terhadap tingkah laku dan lama hidup

teripang. Perlakuan kedalaman air 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai

untuk masa adaptasi teripang sebelum dibudidayakan. Perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh salinitas, suhu, intensitas cahaya dan DO

terhadap tingkah laku, pertumbuhan kelulushiduan dan lama proses regenerasi

organ Phyllophorus sp. selama masa adaptasi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

vii

vii

SUMMARY

BINTI RUMIYATI. The Effect of Water Depth Against The Behaviour and Lifespan of Local Sea Cucumber (Phyllophorus sp.) During Adaptation Period in the Maintenance Tank. Academic Advisor Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. And Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M. Si.

Local sea cucumber, Phyllophorus sp. is an important economic

commodity. Needs of local sea cucumbers are still dependent on the catch in

nature, so it takes effort for sea cucumber cultivation. The one of the factors that

make sea cucumber’s aquaculture success is the successful adaptation of sea

cucumber habitats to the new environment. Inability to adapt will affect sea

cucumber physiology demonstrated with some behavior such as the issuance of

the intestine, gonads and mucous when severe stress conditions (Purnayudha,

2013). Water depth is a factor that affects the self-embedding behavior of sea

cucumbers (Darsono, 2009) and the issuance of tentacles of Curcumaria frondosa

to the surface (Singh et al., 1999).

This study aims to determine the effect of water depth against the behavior

and the lifespan of sea cucumbers. The method used is an experiment with a

completely randomized design (CRD) as the experimental design. The treatments

used are different water depths, with 10 cm, 20 cm, 30 cm and 40 cm, each

treatment iss replicated 5 times. The main parameters of the observed behavior of

sea cucumbers is composed of fully exposed, fully buried, half buried, out

tentacles, out intestines, out gonads, out ring and slimy skin of sea cucumbers and

lifespan. Supporting parameters measured are temperature, brightness, salinity

and dissolved oxygen. Data analysis of behaviour using descriptive Variety

Variam Analysis (ANOVA), lifespan data analysis using Varian Variety Analysis

(ANOVA) and to determine the best treatment performed Duncan's Multiple

Range Test.

The result shows that the different water depths has significant effect (p

<0.05) on the behavior of sea cucumbers and lifespan. Treatment of the water

depth with 40 cm water depth is suitable for the adaptation period before

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

viii

viii

cultivated sea cucumbers. Further research needs to be conducted to determine the

effect of salinity, temperature, light intensity and DO on behavior, growth,

survival rate and duration of organ regeneration process of Phyllophorus sp.

during the adaptation period.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

ix

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas

limpahan rahmat dan ridha-Nya, serta shalawat dan salam penulis haturkan

kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga Skripsi tentang Pengaruh Kedalaman

Air terhadap Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang Lokal (Phyllophorus sp.)

Selama Masa Adaptasi di Bak Pemeliharaan dapat terselesaikan. Skripsi ini

disusun dalam rangaka memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

Perikanan pada Progam Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan

Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis ucapkankan terimakasih kepada 1) kedua orang tua yang selalu memberi semangat dan doa selama kuliah, 2) Ibu

Dr. Endang Dewi Masithah, Ir., MP. dan Ibu Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. selaku

Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam sejak penulisan

Usulan Penelitian hingga selesainya penyusunan Skripsi ini, dan 3) semua civitas

akademika Universitas Airlangga serta semua yang telah membantu penulis dalam

pelaksanaan maupun penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan

kesempurnaan Skripsi ini lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Karya

Ilmiah ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi semua pihak.

Surabaya, 15 Juli 2014

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

x

x

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ……………………………………………………………..

SUMMARY …………………………………………………………….….

KATA PENGANTAR ……………………………………………….....….

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….…

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…...

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….

I. PENDAHULUAN …………………………………………………….

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………..

1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………...

1.3 Tujuan ………………………………………………………………

1.4 Manfaat ……………………………………………………………..

II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………

2.1 Teripang Lokal (Phyllophorus sp.) ………………………………... 2.1.1 Klasifikasi …………………………………………………. 2.1.2 Morfologi ………………………………………………….. 2.1.3 Habitat, Penyebaran dan Pakan …………………………….

2.2 Tingkah Laku Teripang pada Kedalaman Berbeda ………………...

2.3 Tingkah Laku Teripang terhadap Perubahan Lingkungan …………

III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS …………………...

3.1 Kerangka Konseptual ………………………………………………

3.2 Hipotesis ……………………………………………………………

IV. METODOLOGI ………………………………………………………

4.1 Tempat dan Waktu …………………………………………………

4.2 Materi Penelitian …………………………………………………... 4.2.1 Peralatan Penelitian ………………………………………... 4.2.2 Bahan Penelitian ……………………………………………

v

vii

ix

xii

xiii

xiv

1

1

3

3

3

4

4 4 4 6

8

10

14

14

18

19

19

19 19 19

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

xi

xi

4.3 Metode Penelitian ………………………………………………….. 4.3.1 Rancangan Penelitian ………………………………………. 4.3.2 Prosedur Kerja ……………………………………………... 4.3.3 Parameter Penelitian ……………………………………….. 4.3.4 Analisis Data ……………………………………………….

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….

5.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………. 5.1.1 Tingkah Laku Teripang ……………………………………. 5.1.2 Lama Hidup dan Kelulushidupan Teripang ……………….. 5.1.3 Kualitas Air ………………………………………………...

5.2 Pembahasan ………………………………………………………

VI. SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

LAMPIRAN

20 20 21 29 29

33

33 32 41 42

42

49

50

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian ……………………

2. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan sampel ……..

3. Hasil uji ANOVA frekuensi tingkah laku teripang selama penelitian …

4. Hasil uji ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang selama

penelitian ………………………………………………………………

5. Data kisaran kualitas air pada media adaptasi selama penelitian ……

34

40

40

41

42

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya …………………………...

2. Tentakel tipe dendritik pada Phyllophorus spiculata ………………...

3. Macam-macam habitat Holothurians di dasar laut ………………...…

4. Phyllophorus sp. dengan usus dan gonad terburai ………………...…

5. Bagan kerangka konseptual penelitian …………………………….....

6. Instalasi bak filter ……………………………………………….……

7. Diagram alir penelitian ……………………………………..………...

8. Tingkah laku fully exposed Phyllophorus sp. ………………………...

9. Tingkah laku fully buried Phyllophorus sp. …………………….……

10. Tingkah laku half buried Phyllophorus sp. …………………………..

11. Tingkah laku kulit berlendir Phyllophorus sp. ……………………….

12. Cincin kapur Phyllophorus sp. ……………………………………….

4

5

7

10

17

22

32

36

37

38

39

39

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pola tingkah laku membenamkan diri teripang Thyonella gemmata di

dalam substrat ……………………………………………….………..

2. Proses penyisipan tentakel teripang ordo Dendrocerotida ………….

3. Data Penelitian Pendahuluan …………………………………………

4. Tabel data hasil pengamatan tingkah laku teripang ……….…………

5. Contoh pencatatan lama hidup teripang …………………………….

6. Ukuran ketinggian air pada bak pemeliharaan ………………….……

7. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian …………….….

8. Data frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian ……

9. Hasil uji ANOVA tingkah laku teripang selama penelitian ………….

10. Hasil uji ANOVA lama hidup teripang ………………………………

11. Hasil uji ANOVA kelulushidupan teripang ……………………….…

56

57

58

61

62

63

64

86

87

92

93

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

1

64

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teripang lokal (Phyllophorus sp.) atau dikenal sebagai terung termasuk

dalam filum Echinodermata yang merupakan salah satu spesies teripang

berprotein tinggi (44,39%) dan berpotensi sebagai imunostimulator terhadap

bakteri Escherichia coli (Ramadany, 2011) dan Mycobacterium tuberculosis

(Leksana, 2012). Teripang lokal juga merupakan salah satu komoditi unggulan di

pantai timur Surabaya. Pemanfaatan teripang lokal di pantai timur Surabaya lebih

banyak digunakan sebagai makanan ringan berupa keripik yang diperjualbelikan

di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Lamongan dan Gresik. Berdasarkan informasi dari

beberapa pengepul, teripang lokal kering juga merupakan komoditi yang diekspor

secara kontinyu ke Taiwan dan Hongkong (Masithah dkk., 2012). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa teripang lokal memiliki nilai ekonomis penting.

Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung pada hasil tangkapan

alam. Selama ini, belum ada upaya budidaya teripang lokal di Indonesia yang

mampu menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan teripang lokal. Dalam jangka

panjang, keadaan ini mengkhawatirkan keberadaan teripang lokal di alam yang

akan mengalami over fishing, maka diperlukan upaya yang mengarah pada

budidaya teripang lokal.

Faktor keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh

keberhasilan adaptasi teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak

pemeliharaan. Penelitian Purnayudha (2013) yang berupaya melakukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

2

2

domestikasi teripang lokal dari habitat di alam ke bak pemeliharaan, mendapatkan

hasil bahwa pemeliharaan dengan sistem resirkulasi dan pemberian substrat

lumpur habitat asal teripang lokal mampu memberikan daya dukung lebih baik

dibanding adaptasi menggunakan substrat kerikil dan tanpa substrat. Walaupun

demikian, hasil ini masih memerlukan berbagai upaya optimasi adaptasi karena

teripang hanya mampu hidup 5 hari.

Faktor lingkungan yang diduga berpengaruh terhadap tingkah laku dan lama

hidup teripang adalah kedalaman air pemeliharaan. Darsono (2009) mengatakan,

level muka air (kedalaman air) yang rendah mengurangi pemunculan teripang

pasir Holothuria scabra yang merupakan respon teripang pasir terhadap surut

rendah.

Ketidakmampuan teripang dalam beradaptasi akan mempengaruhi fisiologi

teripang yang ditunjukkan dengan beberapa tingkah laku yaitu keadaan stres dan

pertahanan diri baik secara mekanik maupun kimiawi. Eviserasi adalah salah satu

tanda stres berat pada teripang (Purcell et al., 2006). Eviserasi juga merupakan

upaya pertahanan diri teripang secara mekanik (Bingham and Braithwaite, 1986

dalam Tursina, 2011). Eviserasi merupakan pengeluaran organ dalam dari tubuh

teripang yang dilakukan melalui anus dan mulut. Sedangkan pertahanan diri

teripang secara kimiawi dilakukan dengan cara menghasilkan senyawa metabolit

sekunder (saponin) pada dinding tubuh dan organ dalam (Dyck dkk., 2010 dalam

Tursina, 2011).

Guna mendapatkan metode adaptasi yang optimal, masih banyak hal yang

perlu dikaji dalam upaya domestikasi teripang. Pada penelitian ini, kajian dibatasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

3

3

pada pengaruh kedalaman air terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang

selama masa adaptasi di bak pemeliharaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu apakah

kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang lokal

selama masa adaptasi di bak pemeliharaan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman air

terhadap tingkah laku dan lama hidup teripang lokal selama masa adaptasi di bak

pemeliharaan.

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi

tentang tingkah laku dan lama hidup teripang lokal pada beberapa kisaran

kedalaman sehingga dapat dijadikan pedoman untuk budidaya teripang lokal.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

4

4

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teripang Lokal (Phyllophorus sp.)

2.1.1 Klasifikasi

Grube (1840) dalam O’Loughlin et al. (2012) mengatakan klasifikasi

Phyllophorus sp. adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Filum : Echinodermata Kelas : Holothuroidea Ordo : Dendrochirotida Famili : Phyllophoridae Genus : Phyllophorus Spesies : Phyllophorus sp.

Gambar Phyllophorus sp. dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya (Winarni dkk., 2010) Keterangan : a : mulut b : kaki tabung c : anus

2.1.2 Morfologi

Teripang lokal (Phyllophorus sp.) yang memiliki nama lokal terung

seringkali disebut teripang bola atau ball sea cucumber karena berbentuk bola,

meskipun ada yang berbentuk memanjang. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh

filamen kecil (papulae) yang merata. Bagian tubuhnya lunak berwarna putih,

a c

b

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

5

5

krem, coklat atau oranye. Pada bagian anterior terdapat mulut, berupa tentakel

transparan yang tipis dan gelap (Wild Fact Sheets, 2008). Tentakel bermanfaat

sebagai alat penangkap makanan (Holtz, 2009).

Secara umum teripang yang termasuk ordo Dendrochirotida memiliki tipe

tentakel bukal dendritik (berbentuk pohon) (Fankboner, 1978 dalam Aziz, 1996)

dan memiliki pohon pernapasan (James, 1984). Genus Phyllophorus memiliki 20

tentakel, kaki tabung tersebar di seluruh tubuh dan calcareous ring (cincin kapur)

terdiri atas 5 pasang lempeng mengelilingi faring (Heding and Panning, 1954

dalam O’Loughlin et al., 2012). Tentakel dendritik pada Pyllophorus spiculata

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Tentakel tipe dendritik pada Phyllophorus spiculata (Wild Fact Sheets, 2008)

Keterangan : a : tentakel b : mulut c : cabang tentakel

Panjang, diameter dan bentuk tubuh Phyllophorus sp. bervariasi. Di

Indonesia Phyllophorus sp. ditemukan dengan panjang antara 10-15 cm (Wild

Fact Sheets, 2008). Liao et al. (2007) mengatakan Phyllophorus maculatus

memiliki panjang tubuh 80 mm, diameter 20 mm dan berbentuk silindris dengan

a

b c

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

6

6

ujung posterior tumpul, sedangkan O’Loughlin et al. (2012) mengatakan

Phyllophorus notialis memiliki panjang 20 mm, diameter 7 mm, warna tubuh abu-

abu kecoklatan, dan tentakel coklat pucat dengan beberapa tanda coklat pekat.

2.1.3 Habitat, Penyebaran dan Pakan

Secara umum, teripang hidup di kedalaman laut yang bervariasi (Pearse,

1908 dalam Smilek and Hembree, 2012). Hyman (1955) dalam Rohani (1998)

juga mengatakan bahwa teripang hidup di daerah pasang surut hingga laut dalam.

Teripang ordo Dendrochirotida di Mexican Pacific ditemukan hidup pada

kedalaman 1.150 m di bawah permukaan air laut, suhu 4oC dan kadar oksigen

0,3 mg/l (Massin and Hendrick, 2011). Phyllophorus (Urodemella) occidentalis

dari teluk Mexico hidup di sublittoral, lepas pantai di sedimen yang lunak dengan

kedalaman antara 6-158 m (Pawson et al., 2010). Phyllophorus parvipedes yang

berdistribusi di Teluk Myanmar, Singapura, India Timur dan Australia Utara

ditemukan pada kedalaman 2 m dan 20 m (James, 1965). Phyllophorus spiculata

di pulau Hainan, Cina ditemukan pada zona intertidal sampai kedalaman 30 m

(Yulin, 1998).

Phyllophorus sp. di pantai timur Surabaya ditemukan pada kondisi salinitas

berkisar antara 28-33 ppt, kadar pH air berkisar antara 8-9, kecerahan air berkisar

antara 0,56-2,01 m, DO berkisar antara 6,5-7,9 mg/l, kedalaman air berkisar

antara 2,22- 6,45 m di bawah permukaan air laut dan dengan komposisi yang

bervariasi antara campuran pasir, lanau, lempung dan kerikil (Masithah dkk.,

2012). Teripang di pantai timur Surabaya ditemukan pada kisaran suhu antara

29,5-32oC.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

7

7

Ruppert and Barnes (1996) dalam Smilek and Hembree (2012)

mengemukakan bahwa teripang di habitatnya ada yang bersifat menempel pada

tumbuhan laut, membenamkan diri di dalam substrat, menopang di atas substrat

dan bersembunyi di celah-celah batu. Macam-macam habitat teripang dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Macam-macam habitat Holothurians di dasar laut (Ruppert and Barnes, 1996 in Smilek and Hembree, 2012).

Keterangan : A

B-D E F

Pawson (1970) dalam Hartati dkk. (2005), mengatakan teripang

memanfaatkan tiga sumber makanan yaitu plankton, detritus dan kandungan

organik pada pasir dan lumpur. Lawrence (1987) dalam Hartati dkk. (2005)

mengatakan, pakan teripang secara umum terdiri dari kandungan zat organik

dalam pasir dan berbagai biota yang terdapat dalam pasir seperti diatom, protozoa,

polichaeta, algae filamen, copepoda, ostracoda, foraminifera, radiolaria dan

partikel-partikel pasir. Sedangkan teripang ordo Dendrochirotida adalah pemakan

suspensi (suspension feeder) dan pemakan plankton (plankton feeder) (Aziz,

1996). Masithah dkk. (2012) mengatakan bahwa larva Phyllophorus sp. yang

: menempel pada tumbuhan laut. : membenam/mengubur diri di dalam sedimen lunak. : di permukaan sedimen. : tersembunyi di celah-celah batu dan kepala kkarbon aktif.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

8

8

diberi pakan Chlorella sp. memiliki tingkat kelulushidupan tertinggi yaitu 75%

dibandingkan dengan diatome (60%) dan Spirulina sp. (45%).

2.2 Tingkah Laku Teripang pada Kedalaman Berbeda

Secara umum teripang yang hidup di laut dalam, memiliki tiga kebiasaan

berenang, yaitu pelagic (menghabiskan seluruh hidupnya untuk berenang dan

mengapung di kolom air), benthopelagic (sebagian besar hidupnya untuk

berenang) dan facultative swimmers (sebagian besar hidupnya menjadi hewan

bentik, tetapi juga berenang apabila terdapat gangguan kondisi lingkungan).

Teripang yang hidup di laut dangkal, seperti Actinopyga mauritiana di pulau

Solomon ditemukan di kedalaman air 5-10 m memiliki kebiasaan bergerak di

dasar perairan (Graham and Battaglene, 2004). Teripang Phyllophorus di Pantai

Kenjeran dengan kedalaman air 3,8-7,8 m memiliki kebiasaan membenamkan

dirinya di dalam pasir atau pasir berlumpur dan kehidupannya bersifat kelompok

serta ada pula yang soliter (Winarni dkk., 2010). Thyonella gemmata yang

dipelihara dalam akuarium dengan kedalaman air 61,6 cm memiliki pola tingkah

laku membenam diri di dalam substrat, dengan memulai menembus sedimen

hingga menutupi permukaan tubuhnya kecuali bagian anterior dan posterior

tubuhnya (Smilek and Hembree, 2012). Pola tingkah laku membenamkan diri

teripang Thyonella gemmata dapat dilihat pada pada Lampiran 1.

Perilaku pembenaman teripang dipengaruhi oleh adanya perubahan

kedalaman air akibat pasang surut air (Mercier el al., 1999 dalam Darsono, 2009).

Darsono (2009) mengatakan bahwa penurunan permukaan air secara berkala tidak

mencegah pemunculan teripang ke permukaan, tapi permukaan air yang rendah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

9

9

menyebabkan berkurangnya pemunculan teripang ke permukaan. Pasang surut

secara tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku pembenaman teripang, sebab

pada kondisi air surut, kecerahan air meningkat, suhu meningkat dan salinitas juga

meningkat, hal ini menyebabkan teripang tidak muncul ke permukaan (Mercier

et. al., 1999). Bohman and Held (1963) dalam Aziz (1995) mengatakan bahwa

pembenaman diri dalam substrat pada teripang dilakukan untuk menghindari diri

dari efek cahaya yang kuat dan suhu yang relatif tinggi, karena pada umumnya

teripang bersifat fototaksis negatif (Aziz, 1995).

Perilaku pembenaman diri dalam pasir atau substrat, selain dilakukan

teripang juga dilakukan oleh organisme Echinodermata lain yaitu sand dollar dan

bintang laut. Perilaku pembenaman diri sand dollar (Laganum laganum,

L. decagonale, dan Echinodiscus bisperforatus) dan bintang laut (Archaster

typicus) terjadi saat pasang surut besar (Aziz dan Darsono, 1999).

Perubahan kedalaman air akibat pasang surut air selain berpengaruh

terhadap perilaku pembenaman diri teripang juga berpengaruh terhadap perilaku

penyisipan tentakel teripang Curcumaria frondosa (Singh et al., 1999). Penurunan

penyisipan tentakel tertinggi terjadi pada saat pasang naik. Hal ini karena saat

pasang naik debit air meningkat dan konsentrasi chloropigment menurun.

Penyisipan tentakel atau masuknya tentakel ke dalam pharynx merupakan cara

teripang memakan makananannya dan tentakel akan dimasukkan dalam pharynx

apabila pada tentakel terdapat makanan yang melekat pada lendir tentakel

(Subekti dkk., 2011). Proses penyisipan tentakel pada teripang ordo

Dendrocerotida dapat dilihat pada Lampiran 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

10

10

2.3 Tingkah Laku Teripang terhadap Perubahan Lingkungan

Purnayudha (2013) mengemukakan bahwa salah satu tanda teripang

Phyllophorus sp. mengalami stres terhadap perubahan lingkungan adalah dengan

dikeluarkannya usus dan gonad teripang dari bagian anterior, seperti yang

ditunjukkan Gambar 4.

Gambar 4. Phyllophorus sp. dengan usus dan gonad terburai (Purnayudha, 2013) Keterangan : a : gonad b : anus c : usus

Purnayudha (2013) juga mengatakan bahwa perubahan lain yang terjadi

akibat stres yaitu kulit teripang dipenuhi lendir yang akan menyebabkan kulit

teripang mudah terluka. Kulit teripang pada dasarnya memiliki tekstur yang kesat

dan kuat, akan tetapi dalam proses respon terhadap stress akan banyak

mengekskresikan lendir atau kelenjar mukosa yang lama kelamaan akan

menyebabkan kulit mudah luka hingga hancur dan berakhir pada kematian.

Menurut Triastuti dkk. (2010) kelenjar mukosa pada kulit berfungsi sebagai

pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan lainnya serta

memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang licin.

a

b c

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

11

11

Perilaku stres teripang terhadap perubahan lingkungan juga terjadi pada

juvenil teripang. Purcell et al., (2006) mengatakan bahwa stres berat pada juvenil

teripang ditandai dengan eviserasi. Adaptasi juvenil teripang Holothuria scabra

setelah masa transportasi, pada hari pertama mengalami stres saat dilepaskan dan

selalu berada di permukaan substrat. Setelah teripang pulih dari stres awal (pada

hari kedua), teripang menggali substrat lebih dalam dibandingkan biasanya.

Perilaku menggali lubang lebih dalam juga merupakan respon teripang terhadap

stres akibat transportasi.

Eviserasi selain sebagai tanda stres, juga merupakan upaya pertahanan diri

teripang secara mekanik terhadap predator. Selain eviserasi, pertahanan diri

teripang juga dilakukan dengan penebalan dinding tubuh, autotomi,

membenamkan diri ke dalam pasir, bersembunyi di bawah batu/karang dan

mengeluarkan organ cuverian (Bingham and Braithwaite, 1986 dalam Tursina,

2011). Pengeluaran organ cuverian umumnya langsung terjadi setelah adanya

gangguan dan jumlah organ cuverian yang dikeluarkan sesuai dengan intensitas

gangguan yang diberikan (Dyck dkk., 2010 dalam Tursina, 2011). Misalnya pada

Holothuria leucospilota, organ yang dikeluarkan dari perutnya adalah organ

cuverian berbentuk benang yang sangat lengket, saluran pencernaan, mesenterium,

pohon pernapasan bagian kiri dan gonad sebanyak 29% dari massa tubuhnya

(Hsieh, 2012).

Pertahanan teripang secara kimiawi dilakukan dengan cara menghasilkan

senyawa metabolit sekunder (saponin) pada dinding tubuh dan organ dalam

(Dyck et al., 2010). Alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid merupakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

12

12

senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Holothuria atra (Septiadi dkk.,

2013). Teripang juga dapat mengeluarkan cairan berwarna setelah diberikan

gangguan, seperti pada Holothuria arta yang mengeluarkan cairan berwarna

merah untuk melawan hewan predator. Cairan tersebut dianggap bersifat toksik

bagi predator dan hewan lainnya (Bakus, 1973 dalam Tursina, 2011).

Ketidakmampuan adaptasi teripang di lingkungan baru selain

menyebabkan stres juga dapat menyebabkan kematian. Ceesay et al. (2012)

mengatakan bahwa Holothuria leucospilota dan Stichopus japonicus setelah

mengalami eviserasi mengalami kematian. Teripang yang mampu beradaptasi

akan tetap bertahan hidup setelah mengalami eviserasi dengan melakukan

regenerasi organ. Kecepatan regenerasi organ teripang bervariasi antara 15-120

hari. Kecepatan regenerasi S. regalus adalah 15 hari (Bertolini, 1930 dalam Bai,

1994). Kecepatan regenerasi A. agassizi antara 25-27 hari (Mosher, 1956 dalam

Bai, 1994). Kecepatan regenerasi Thyone briareus antara 32-40 hari (Scott, 1914

dalam Bai, 1994), dan untuk S. mollis adalah 110 hari (Bai, 1994). Hsieh (2012)

mengatakan bahwa Holothuria scabra melakukan regenerasi mulai pada hari ke-4

dengan cara mengentalkan lapisan mesenterium di tubulus cuverian da lam rongga

tubuh. Jaringan mesenterium menebal dari bagian anterior dan posterior ke arah

tengah tubuh dari hari ke- 4 sampai ke-16. Setelah hari ke-16 saluran pencernaan

tumbuh secara exponensial sampai hari ke-28. Hari ke-28, tubulus cuverian belum

sepenuhnya kembali ke ukuran semula, sedangkan pohon pernapasan bagian kiri

belum terbentuk pada hari ke-28. Bai (1994) mengatakan bahwa pohon

pernapasan Holothuria (Metriatyla) scabra beregenerasi mulai hari ke-2 sampai

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

13

13

ke-19, selanjutnya pada hari ke-7 sampai ke-18 pohon pernapasan mulai

memanjang di rongga tubuh dan teripang mulai makan 7 hari setelah regenerasi.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

14

14

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Teripang lokal (Phyllophorus sp.) atau terung merupakan salah satu teripang

bernilai ekonomis penting. Kebutuhan teripang lokal saat ini masih tergantung

pada hasil tangkapan alam. Upaya budidaya teripang lokal di Indonesia yang

mampu menunjang pemenuhan kebutuhan pasokan teripang lokalpun belum

dilakukan. Dalam jangka panjang, keadaan ini mengkhawatirkan keberadaan

teripang lokal di alam akan mengalami over fishing, maka diperlukan upaya yang

mengarah pada budidaya teripang lokal.

Keberhasilan budidaya teripang dipengaruhi oleh keberhasilan adaptasi

teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak pemeliharaan. Ruppet and

Barnes (1994) dalam Ceesay et al. (2012), mengatakan faktor fisika dan kimia

berpengaruh terhadap tingkah laku teripang seperti eviserasi. Faktor fisika yang

berpengaruh terhadap tingkah laku teripang antara lain adalah kedalaman air, suhu

dan kecerahan. Darsono (2009), mengatakan level permukaan air (kedalaman air)

yang rendah menyebabkan Holothuria scabra jarang muncul ke permukaan.

Perubahan kedalaman air akibat pasang surut air juga berpengaruh terhadap

tingkah laku makan teripang jenis Curcumaria frondosa yang ditunjukkan dengan

dikeluarkannya tentakel Curcumaria frondosa saat pasang naik air (Singh et al.,

1999).

Suhu yang berbeda juga mempengaruhi tingkah laku teripang. Wolkenhauer

(2008) mengatakan Holothuria scabra pada suhu 24oC aktivitas pembenaman diri

berlangsung selama 6,7 jam/hari dan aktivitas makan berlangsung selama 9,8

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

15

15

jam/hari, sedangkan pada suhu 17oC aktivitas pembenaman diri berlangsung

selama 14,5 jam/hari dan aktivitas makan berlangsung selama 0,8 jam/hari.

Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan yang nilainya

dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk dalam air. Merc ier et al. (1999)

mengatakan bahwa teripang akan membenamkan diri saat terdapat cahaya

(matahari terbit) dan akan keluar saat matahari tenggelam. Hal ini membuktikan

bahwa kecerahan air yang tinggi menyebabkan teripang bersembunyi (berendam

diri di dalam substrat) dan saat kecerahan rendah teripang muncul di permukaan

substrat.

Faktor kimia yang berpengaruh terhadap tingkah laku teripang antara lain

adalah salinitas dan DO (oksigen terlarut). Penurunan salinitas dari 35 ppt sampai

30 ppt, 25 ppt dan 20 ppt menyebabkan kegiatan pembenaman Holothuria scabra

lebih dalam tetapi akan muncul kembali setelah beberapa jam(Mercier et al.,

1999). Kondisi oksigen yang rendah menyebabkan tubuh Holothuria forskali

membengkak, tetapi ketika kondisi oksigen sangat rendah menyebabkan teripang

mengalami eviserasi (Astall and Jones, 1991 dalam Loddington, 2011).

Teripang dikatakan mampu beradaptasi apabila teripang mampu hidup

normal dan mampu melewati masa stres. Teripang yang mampu beradaptasi

ditandai dengan melakukan pembenaman diri dan keluarnya tentakel dari mulut

teripang. Pembenaman diri teripang dilakukan untuk menghindarkan diri efek

cahaya yang kuat dan suhu yang relatif tinggi (Aziz, 1995). Keluarnya tentakel

sebagai tanda teripang melakukan aktivitas makan. Teripang dapat kembali

normal setelah mengalami stres karena teripang mampu melakukan regenerasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

16

16

organ tubuh. Kecepatan regenerasi teripang antara 15-120 hari (Bai, 1994).

Keluarnya tentakel pada teripang yang sebelumnya mengalami stres merupakan

indikator bahwa teripang telah kembali normal.

Teripang yang stres ditandai dengan perilaku eviserasi seperti pada

Holothuria leucospilota dan Stichopus japonicus (Ceesay et al,.2012) dan keluar

lendir pada permukaan tubuh teripang (Purnayudha, 2013). Eviserasi dilakukan

untuk mempertahan diri atau melindungi diri teripang sedangkan lendir yang

dikeluarkan dari permukaan tubuh berfungsi untuk melindungi kulit dari

mikroorganisme merugikan serta memperkecil gesekan. Ruppet and Barnes

(1994) dalam Ceesay et al. (2012) berpendapat teripang yang tidak mampu

beradaptasi akan mengalami stres dan akhirnya mati. Kerangka konseptual

penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

17

17

Gambar 5. Bagan kerangka konseptual penelitian

Keterangan : = faktor yang diteliti = faktor yang tidak diteliti

Budidaya teripang lokal

Tingkah laku

Adapatsi teripang lokal

Fisika Kimia

Suhu Kedalaman air

Kecerahan air

Hidup

Normal 1. Membenamkan diri 2. Mengeluarkan tentakel

Mampu Beradaptasi

Mati

Abnormal 1. Eviserasi 2. Kulit Berlendir

Tidak beregenerasi

DO Salinitas

Regenerasi

Tidak mampu beradaptasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

18

18

3.2 Hipotesis

1. Kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang lokal Phylloporus sp.

2. Kedalaman air berpengaruh terhadap lama hidup teripang lokal Phyllophorus sp.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

19

19

IV METODOLOGI

4.1 Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas

Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga pada bulan April − Mei 2014.

4.2 Materi Penelitian

4.2.1 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah akuarium berukuran

40x30x25 cm3, 40x30x35 cm3, 40x30x45 cm3, 40x30x55 cm3, kantong plastik

berukuran 100x120 cm2 dan 60x80 cm2, bak plastik 3 liter, bak fiber 4.000 liter,

tong 1.000 liter, garuk sampah bermata enam, selang, kran air, pompa air, karet

gelang, sendok sayur kayu, gayung, spatula kayu, saringan, gelas ukur 500 ml, tali

rafia, botol kaca 1 liter, pipet volume, bulb, pipet tetes, mikroskop, aerator, batu

aerasi, lampu TL, autoclave, haemocytometer, secchi disk, termometer, penggaris,

refraktometer, DO meter, timbangan digital, kamera digital, senter, kulkas, kertas

label dan alat tulis.

4.2.2 Bahan Penelitian

Teripang yang digunakan adalah teripang lokal (Phyllophorus sp.), air laut

(salinitas 30 ppt) dan lumpur diperoleh dari pantai timur Surabaya (Desa

Sukolilo), air laut (salinitas 33 ppt) diperoleh dari BBAP Situbondo, air tawar dari

PAM Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Chlorella sp. dan

pupuk Walne dari BBPBAP Jepara, klorin, alkohol 70%, spon dan zeolit yang

diperoleh dari karbon aktif komersial di Surabaya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

20

20

4.3 Metode Penelitian

4.3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan RAL (Rancangan

Acak Lengkap) yang terdiri dari 4 perlakuan dan ulangan 5 kali. Rancangan Acak

Lengkap digunakan apabila media dan bahan percobaan seragam atau dapat

dianggap seragam (Kusriningrum, 2008). Perlakuan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Perlakuan A : adaptasi teripang dengan kedalaman air 10 cm

Perlakuan B : adaptasi teripang dengan kedalaman air 20 cm

Perlakuan C : adaptasi teripang dengan kedalaman air 30 cm

Perlakuan D : adaptasi teripang dengan kedalaman air 40 cm

Kedalaman air dihitung mulai dari permukaan lumpur. Perlakuan kedalaman air

yang digunakan mengacu pada penelitian pendahuluan yaitu pada adaptasi

teripang dengan kedalaman air 8 cm teripang mampu hidup hingga 17 hari.

Diharapkan dengan ditingkatkan kedalaman airnya maka teripang mampu hidup

normal sampai hari ke-22. Data penelitian pendahuluan dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel bebas kedalaman air.

Variabel tergantung tingkah laku (pembenaman diri, keluarnya tentakel,

eviserasi dan keluarnya lendir di permukaan tubuh) dan

lama hidup teripang.

:

:

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

21

21

Variabel terikat : teripang (panjang tubuh) dan kualitas air (suhu, kecerahan

air, salinitas air, DO dan pakan teripang).

4.3.2 Prosedur Kerja

A. Persiapan Alat

Akuarium, bak plastik, jerigen dan pipa paralon dicuci sampai bersih dan

dibilas dengan air tawar kemudian didesinfeksi menggunakan alkohol 70% dan

dibilas menggunakan air serta dikeringkan. Akuarium dan peralatan tersebut

direndam air selama 24 jam untuk menetralisir kandungan alkohol yang telah

disemprotkan kemudian air rendaman dibuang (Yudha, 2009). Kran air, selang,

dan gayung dicuci sampai bersih dan dibilas dengan air tawar kemudian direndam

dengan larutan klorin 150 ppm selama 24 jam dan dikeringkan di bawah sinar

matahari (Kusdarwati, 2011).

Botol kultur dicuci menggunakan deterjen kemudian dikeringkan dan

dibungkus dengan kertas koran. Selanjutnya disterilisasi menggunakan autoclave

dengan cara memasukkan botol kultur ke dalam autoclave, autoclave ditutup rapat

dan dioperasikan dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama 15 menit. Setelah

proses selesai, botol kultur dikeluarkan dari autoclave dan disimpan pada wadah

yang bersih. Selang dan batu aerasi disterilisasi dengan cara dicuci menggunakan

tipol kemudian dibilas dengan air tawar. Kemudian dilakukan perendaman dengan

HCL 0,2% selama 24 jam dan dibilas kembali dengan air tawar.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

22

22

B. Persiapan Media Hidup Teripang

Air laut diperoleh dengan cara mengambil air laut dari pantai timur

Surabaya (Desa Sukolilo) menggunakan gayung dan dimasukkan ke dalam tong

1.000 liter kemudian dibawa ke Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan

Kelautan, Universitas Airlangga dan di tuangkan ke dalam bak fiber 4.000 liter.

Sebelum digunakan air laut diendapkan selama 3 hari kemudian disaring dengan

cara mengalirkan air laut dalam bak fiber ke bak filter dan di bawah bak filter

terdapat bak fiber untuk menampung air hasil filter. Bak filter yang digunakan

adalah bak platik 3 liter yang didalamnya terdapat komponen filter dengan urutan

dari atas : 1) spon, 2) karbon aktif dan 3) zeolit. Air laut yang telah disaring

dialirkan ke bak pompa. Instalasi bak filter dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Instalasi bak filter Keterangan : a : bak plastik 3 liter b : air dari bak pemeliharaan c : spon d : karbon aktif e : zeolit f : saluran outlet

C. Persiapan Chlorella sp.

Chlorella sp. merupakan pakan yang sesuai untuk Phyllophorus sp. karena

Masithah dkk. (2012) mengatakan bahwa kelulushidupan juvenil Phyllophorus sp.

e f

b

c d

a

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

23

23

yang diberi pakan Chlorella sp. lebih tinggi yaitu 75% dibandingkan dengan

diatom (60%) dan Spirulina sp. (45%). Bibit Chlorella sp. dimasukkan dalam

botol kultur yang berbahan kaca. Media kultur yang digunakan dalam penelitian

adalah air laut sebanyak 250 ml dan media Walne sebanyak 2 ml/liter serta diberi

aerasi. Bibit Chlorella sp. dimasukkan dalam botol masing-masing dengan

kepadatan 1x105 sel/ml. Lingkungan kultur yang diharapkan dalam penelitian

adalah suhu 20-25oC, salinitas 30-35 ppt, pH 8-9,5 yang merupakan lingkungan

kultur terbaik Chlorella sp. Menurut Ekawati (2005), Perhitungan jumlah bibit

Chlorella sp. untuk kultur menggunakan rumus :

V1 = 𝑁2 𝑥 𝑉2

𝑁1

Keterangan : V1 : volume bibit untuk penebaran awal (ml) N1 : kepadatan bibit/stock Chlorella sp. (sel/ml) V2 : volume media kultur yang dikehendaki (ml) N2 : kepadatan Chlorella sp. yang dikehendaki (sel/ml)

Kepadatan plankton dihitung menggunakan haemocytometer dan untuk

mempermudah penghitungan plankton digunakan handtally counter. Sampel

plankton diambil dari media kultur dan diteteskan dengan menggunakan pipet

tetes sebanyak 1 tetes (0,05 ml) pada haemocytometer kemudian diamati di bawah

mikroskop dengan perbesaran 100 atau 400 kali. Rumus penghitungan plankton

yang digunakan adalah metode Small Block (Satyantini dkk., 2012), karena

ukuran Chlorella sp. 2-8 mikron.

N = nA + nB + nC + nD + nE 5 x 4 x 10-6

Keterangan : nA, nB, nC, nD dan nE : jumlah sel fitoplankton pada blok A, B, C, D dan E

5 : jumlah blok yang dihitung 4 x 10-6 : luas kotak kecil (A, B, C, D dan E)

N =

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

24

24

D. Persiapan Bak Adaptasi

Adaptasi teripang dilakukan dalam ruang semioutdoor. Bak pemeliharaan

yang digunakan adalah akuarium yang dilengkapi dengan aerasi. Setiap bak

pemeliharaan diisi lumpur hingga ketinggian 10 cm. hal ini sesuai dengan

pendapat Darsono (2009) yaitu ketinggian substrat untuk pemeliharaan teripang

adalah 10 cm. Selanjutnya air laut yang berada di bak fiber dialirkan dalam bak

pemeliharaan dengan cara menyalurkan air yang terdapat dalam bak fiber ke bak

pemeliharaan menggunakan selang hingga mencapai kedalaman air sesuai dengan

perlakuan. Apabila ketinggian lumpur tidak merata, maka diratakan dengan

menggunakan spatula kayu. Air didiamkan hingga jernih (seluruh lumpur sudah

mengendap di dasar bak pemeliharaan). Pengelolaan media pemeliharaan (air laut)

dilakukan sesuai dengan pendapat Darsono (2009) yaitu dengan melakukan

pergantian air harian yang dilakukan setiap pagi hari sebanyak 30-50% volume.

E. Pengambilan dan Transportasi Teripang

Teripang diambil secara bebas pada saat air laut surut dengan alasan agar

mempermudah dalam pengambilan sampel dan tidak terkendala dengan arus serta

gelombang (Wijayanti, 2007). Teripang diambil dengan cara menggali pasir

menggunakan garuk sampah hingga kedalaman ± 6 cm, apabila ditemukan

teripang maka diambil langsung dengan tangan agar teripang tidak cacat

sedangkan apabila tidak ditemukan dilakukan pencarian teripang di lokasi lain

(jarak ± 2 meter dari lokasi awal).

Teripang yang didapatkan dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran

60x80 cm2 yang berisi lumpur sebanyak 15 ekor per kantong plastik. Selanjutnya

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

25

25

ditambahkan lumpur hingga menutupi seluruh tubuh teripang kemudian kantong

plastik ditali menggunakan karet gelang tanpa penambahan oksigen. Cara packing

teripang disesuaikan dengan cara packing selama penelitian pendahuluan.

Selanjutnya teripang ditransportasikan ke Laboratorium Pendidikan Fakultas

Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

F. Penempatan Teripang di Bak Pemeliharaan

Teripang yang sampai di laboratorium diambil menggunakan sendok sayur

kayu dan dimasukkan ke dalam saringan yang alasnya terdapat ukuran dengan

satuan cm untuk mengetahui panjang tubuh teripang kemudian teripang

dimasukkan ke dalam bak pemeliharaan dengan padat tebar 3 ekor per bak. Pada

setiap perlakuan kedalaman air, teripang disebar secara merata berdasarkan

panjang tubuhnya. Penempatan perlakuan percobaan dilakukan setelah seluruh

teripang dimasukkan dalam bak pemeliharaan dengan cara memberi label (tertulis

perlakuan dan ulangan) pada sisi bak pemeliharaan. Hal ini dilakukan agar media

teripang tidak keruh. Adaptasi teripang lokal dilakukan selama 22x24 jam karena

menurut Bai (1994) masa regenerasi teripang minimal 15 hari setelah eviserasi

dan teripang mulai beraktivitas makan 7 hari setelah regenerasi.

G. Pengamatan Tingkah Laku dan Lama Hidup Teripang

Pengamatan tingkah laku teripang dilakukan pada saat pengambilan

teripang dan selama penelitian (hampir setiap satu jam sekali). Tingkah laku

teripang yang diamati meliputi perilaku pembenaman diri dalam lumpur yang

terdiri dari fully exposed (teripang tidak terbenam di dalam lumpur), fully buried

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

26

26

(teripang terbenam di dalam lumpur) dan half buried (teripang setengah terbenam

di dalam lumpur), keluarnya tentakel dari mulut teripang, eviserasi yang terdiri

dari teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin kapur serta ada tidaknya lendir

pada permukaan tubuh teripang. Sedangkan pengamatan lama hidup teripang

dilakukan selama penelitian hampir setiap satu jam sekali dengan mengamati

hidup atau matinya teripang.

Perilaku keluarnya tentakel dari mulut merupakan perilaku normal

teripang yang dapat dirangsang dengan pemberian Chlorella sp. karena menurut

Masithah dkk. (2012), Chlorella sp. merupakan pakan terbaik untuk larva

Phyllophorus sp.. Singh et al., (1999) mengatakan bahwa semakin banyak jumlah

pakan yang berada di kolom air maka semakin sering teripang mengeluarkan

tentakel. Pada penelitian ini pemberian Chlorella sp. dilakukan dengan cara

memasukkan Chlorella sp. dengan kepadatan 20 x 103 sel/ml secara merata dalam

bak pemeliharaan karena menurut Holtz dan MacDonald (2009) teripang yang

dipelihara dengan ketinggian substrat 10-20 cm akan mengeluarkan tentakel 30

menit setelah pemberian pakan sebanyak 20-25 x 103. Chlorella sp. diberikan

pada pukul 15.00, 20.00 dan 01.00 WIB karena menurut Perez-Ruzafa and

Marcos (1987) dalam Navarro et. al. (2013) aktifitas makan teripang dimulai

antara pukul 15.00-20.00 kemudian antara pukul 20.00-01.00 dan terakhir antara

pukul 01.00-06.00.

Pengamatan tingkah laku pada kondisi terang dilakukan dengan melihat

teripang secara langsung, sedangkan pada kondisi gelap pengamatan dilakukan

dengan menyinari teripang menggunakan senter. Pengamatan lama hidup teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

27

27

dilakukan dengan cara melihat pergerakan (membuka dan menutup) anus teripang

atau menyentuh anus teripang menggunakan penggaris. Apabila anus teripang

bergerak atau mengkerut saat disentuh menggunakan penggaris maka dapat

dikatakan teripang masih hidup. Pergerakan anus merupakan perilaku teripang

untuk bernafas (Barnes, 1980 dalam Sunarno, 1997).

H. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dilakukan

dengan mengamati tingkah laku teripang di habitatnya. Sedangkan selama

penelitian, pengumpulan data tingkah laku teripang dilakukan dengan mengamati

tingkah laku teripang di setiap bak adaptasi setiap satu jam sekali selama satu

menit per bak adaptasi. Apabila saat dilakukan pengamatan terlihat tingkah laku

teripang, maka pada tabel tingkah laku yang terlihat tersebut diberi tanda turus (I).

Apabila saat dilakukan pengamatan tidak terlihat tingkah laku teripang, maka

pada tabel tingkah laku yang tidak terlihat tersebut diberi tanda penghubung (-).

Tanda turus menunjukkan frekuensi suatu aktivitas. Tabel data hasil pengamatan

tingkah laku teripang dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pengumpulan data lama hidup teripang dilakukan dengan mengamati hidup

atau matinya teripang di setiap bak adaptasi setiap satu jam sekali. Apabila saat

dilakukan pengamatan terlihat teripang dalam kondisi hidup, maka pada tabel

lama hidup diberi tanda turus (I) dan apabila terlihat teripang dalam kondisi mati,

maka pada tabel lama hidup diberi tanda penghubung (-). Tanda turus

menunjukkan lama hidup teripang. Tabel data hasil pengamatan lama hidup

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

28

28

teripang dapat dilihat pada Lampiran 5. Pengamatan tingkah laku dan lama hidup

dilakukan pada setiap teripang yang berada di dalam bak adaptasi.

I. Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada saat pengambilan teripang di pantai

timur Surabaya, daerah Desa Sukolilo dan selama penelitian. Kualitas air yang

diukur adalah suhu air, kecerahan air, kedalaman air, salinitas, dan oksigen

terlarut. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air teripang di alam

dan mengantisipasi terjadinya penurunan kualitas air selama masa adaptasi.

Pengukuran kualitas air saat pengambilan teripang dilakukan pukul 17.00 WIB

yaitu saat air laut surut. Sedangkan selama penelitian pengukuran kualitas air

diukur pada pukul 06.00 dan 21.00.

Suhu air diukur menggunakan termometer dengan cara memasukkan

termometer ke dalam air, kemudian setelah stabil dilihat nilai suhunya.

Pengukuran kecerahan air pada saat pengambilan teripang lokal di pantai timur

Surabaya daerah Sukolilo menggunakan secchi disk dengan cara memasukkan

secchi disk kedalam air hingga secchi disk tidak tampak, kedalaman air diukur

dengan mengukur panjang tali secchi disk yang masuk ke dalam air. Kedalaman

air selama penelitian diukur dengan melihat ketinggian air pada sisi bak

pemeliharaan seperti pada Lampiran 6. Salinitas air diukur menggunakan

refraktometer dengan cara mengambil sampel air menggunakan pipet, air

diletakkan di atas kaca refraktometer dan ditutup kemudian diamati nilai

salinitasnya dan oksigen terlarut diukur dengan DO meter.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

29

29

4.3.3 Parameter Penelitian

A. Parameter Utama

Parameter utama yang diamati adalah tingkah laku membenamkan diri di

dalam lumpur, keluarnya tentakel dari mulut teripang, eviserasi, keluarnya lendir

pada permukaan tubuh teripang dan lama hidup teripang.

B. Parameter Penunjang

Parameter penunjang pada penelitian ini adalah data kualitas air dalam bak

pemeliharaan yang meliputi, suhu air, kecerahan air, salinitas air dan oksigen

terlarut selama penelitian.

4.3.4 Analisis Data

Data hasil pengamatan tingkah laku teripang saat pengambilan sampel

dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

tingkah laku teripang di habitatnya, sehingga dapat digunakan sebagai bahan

acuan tingkah laku teripang di habitat. Frekuensi suatu aktivitas yang didapatkan

saat pengambilan sampel selanjutnya dijumlahkan untuk mengetahui frekuensi

setiap tingkah laku teripang. Perhitungan frekuensi setiap tingkah laku teripang

menggunakan formula Sudjana (1992) dalam Sawitri dkk. (2012) sebagai berikut:

F = Fi1 + Fi2 + Fi3 + .... + Fin Keterangan : F = Frekuensi Fi1,2,3,..... ... .in = Frekuensi suatu aktivitas

Setelah diketahui frekuensi setiap tingkah laku teripang, dilakukan penghitungan

frekuensi relatif aktivitas teripang untuk membandingkan persentase tingkah laku

teripang yang terlihat, sehingga diketahui kondisi normal atau abnormal teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

30

30

berdasarkan tingkah laku teripang. Penghitungan frekuensi relatif teripang

menggunakan rumus (1) :

Frekuensi relatif aktivitas = Frekuensi suatu aktivitas

Jumlah pengamatan x 100%

Data tingkah laku teripang selama penelitian yang didapatkan di analisis

menggunakan metode deskriptif dan uji ANOVA dengan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan yang diberikan

(Kusriningrum, 2008). Apabila hasil uji ANOVA yang didapat menunjukkan

adanya perbedaan maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan untuk

mengetahui perbedaan antara perlakuan satu dengan perlakuan lain

(Kusriningrum, 2008). Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis

perubahan tingkah laku teripang, bentuk tingkah laku teripang dan frekuensi

relatif tingkah laku teripang. Hasil data perubahan tingkah laku teripang harian

diringkas menjadi data perubahan tingkah laku teripang setiap 4 hari. Bentuk

tingkah laku teripang diperoleh dengan cara mengambil gambar tingkah laku

teripang menggunakan kamera. Frekuensi relatif teripang diperoleh dengan cara

menghitung rata-rata frekuensi suatu aktivitas yang didapatkan pada setiap bak

adaptasi, yaitu dengan menjumlah seluruh frekuensi suatu aktivitas kemudian di

bagi jumlah teripang yang diamati. Rata-rata frekuensi suatu aktivitas yang

didapatkan dihitung frekuensi relatifnya menggunakan rumus (1).

Anilisis data tingkah laku menggunakan uji ANOVA digunakan untuk

mengetahui adanya pengaruh perlakuan kedalaman air terhadap tingkah laku

teripang. Frekuensi relatif teripang yang didapatkan dari hasil uji deskriptif

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

31

31

tingkah laku teripang selama penelitian dianalisis menggunakan uji ANOVA dan

uji jarak berganda Duncan.

Data lama hidup teripang dianalisis menggunakan uji ANOVA dan uji jarak

berganda Duncan untuk mengetahui adanya pengaruh kedalaman air terhadap

lama hidup teripang. Hal tersebut diperoleh dengan cara menghitung lama hidup

teripang di setiap bak adaptasi atau setiap perlakuan kedalaman air dan

ulangannya. Lama hidup teripang diperoleh dengan cara menghitung jarak antara

jam pengamatan pertama dengan jam pengamatan saat ditemukan teripang mati,

apabila ditemukan teripang mati sebelum jam pengamatan terakhir. Penghitungan

jarak antara jam pengamatan pertama dengan jam pengamatan terakhir digunakan

apabila ditemukan teripang hidup saat jam pengamatan terakhir. Hasil lama hidup

teripang selanjutnya dirata-rata berdasarkan perlakuan kedalaman air dan

ulangannya dengan cara menjumlah seluruh lama hidup teripang kemudian dibagi

jumlah teripang diamati. Hasil rata-rata lama hidup teripang dimasukkan pada

tabel lama hidup teripang dan dianalisis menggunakan uji ANOVA serta uji jarak

berganda Duncan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

32

32

Gambar 7. Diagram alir penelitian

1. Kecerahan 2. Suhu 3. DO 4. Salinitas

1. Eviserasi 2. Pembenaman diri teripang 3. Keluarnya tentakel teripang 4. Ada tidaknya lendir pada permukaan tubuh 5. Teripang hidup 6. Teripang mati

Analisis Data

Persiapan alat dan bahan

Persiapan media hidup teripang

Perakitan bak adaptasi

Pengambilan sampel teripang lokal

Persiapan Chlorella sp.

Penempatan teripang di bak pemeliharaan

Perlakuan adaptasi

Kedalaman air 10 cm

Kedalaman air 20 cm

Kedalaman air 30 cm

Kedalaman air 40 cm

Pengamatan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

33

33

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari data tingkah laku dan lama hidup teripang serta

parameter kualitas air berupa suhu, kecerahan, salinitas, dan oksigen terlarut

selama penelitian.

5.1.1 Tingkah Laku Teripang

Data tingkah laku teripang meliputi tingkah laku pembenaman diri dalam

substrat yang terdiri dari fully exposed (teripang tidak terbenam di dalam

substrat), fully buried (teripang terbenam di dalam substrat) dan half buried

(teripang setengah terbenam di dalam substrat), keluarnya tentakel dari mulut

teripang, eviserasi yang terdiri dari teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin

kapur serta ada tidaknya lendir pada permukaan tubuh teripang. Data tingkah laku

dalam penelitian ini kemudian diolah untuk mengetahui perubahan tingkah laku

teripang selama penelitian, bentuk tingkah laku teripang dan frekuensi relatif

tingkah laku teripang. Adanya data perubahan tingkah laku teripang digunakan

untuk mengetahui kecepatan teripang dalam beradaptasi. Frekuensi relatif tingkah

laku teripang digunakan untuk mengetahui kemampuan teripang beradaptasi.

Perubahan tingkah laku teripang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7.

Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan teripang dapat dilihat

pada Tabel 2. dan frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian dapat

dilihat pada Tabel 3.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

34

34

Tabel 1. Perubahan tingkah laku teripang selama penelitian

Perlakuan Kedalaman

air

Ulangan ke-

Hari ke- 1-4 5-8 9-12 13-16 17-20 21-23

10 cm

1 a b c e f g h a c h - - - - 2 a b c h - - - - - 3 a b c d g a b c d e g

h - - - -

4 a b c d e g h - - - - - 5 a b c d e h - - - - -

20 cm

1 a b c e b c b c b c b c a c 2 a b c b a b c e f a b c g h b b 3 a b c b b b c b b 4 a b c d b b b b b 5 a b c b b b b b

30 cm

1 a b c b c d e b c b b b 2 a b c h b c b b a b c f h - 3 a b c b b b b b 4 a b c d b b b b b 5 a b c h b b b b b

40 cm

1 a b c b b b b b 2 a b c b b b b d b d 3 a b c B b b b b 4 a b c d b a b c b c b b 5 b c b e b c a b c h b b

Keterangan : a : fully exposed e : keluar usus b : fully buried f : keluar gonad c : half buried g : keluar cincin kapur d : keluar tentakel h : kulit berlendir

Berdasarkan Tabel 1, terdapat tingkah laku pembenaman diri teripang pada

seluruh perlakuan, yaitu fully exposed, fully buried dan half buried. Perubahan

tingkah laku pembenaman diri dilakukan secara berurutan mulai fully exposed,

kemudian half buried dan terakhir fully buried. Sedangkan tingkah laku abnormal

(eviserasi dan kulit berlendir) dilakukan bersamaan dengan tingkah laku

pembenaman diri. Pada hari ke 1-4, terlihat tingkah laku abnormal pada teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

35

35

dengan perlakuan kedalaman air 20 cm, yaitu tingkah laku mengeluarkan usus dan

pada kedalaman air 30 cm terlihat tingkah laku kulitnya berlendir. Dibandingkan

dengan perlakuan sebelumnya, teripang pada perlakuan 10 cm terlihat lebih

abnormal karena teripang mengeluarkan usus, gonad dan cincin kapur serta

kulitnya berlendir. Hari ke 5-8 teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30

cm dan 40 cm mulai stabil bertingkah laku fully buried, meskipun pada perlakuan

kedalaman air 20 cm dan 30 cm terdapat tingkah laku half buried. Sedangkan

pada perlakuan kedalaman air 10 cm terdapat tingkah laku fully exposed, fully

buried dan half buried. Bersamaan dengan tingkah laku pembenaman diri, pada

perlakuan kedalaman air 30 cm terdapat tingkah laku mengeluarkan tentakel dan

mengeluarkan usus, pada perlakuan kedalaman air 40 cm terdapat tingkah laku

mengeluarkan usus. Sedangkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm terdapat

tingkah laku mengeluarkan tentakel, usus, cincin kapur dan kulit berlendir.

Berbeda dengan hari ke 1-4 dan 5-8, pada hari ke-9-12 teripang pada perlakuan

kedalaman air 10 cm telah mati. Tingkah laku fully buried pada perlakuan

kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm cukup stabil, meskipun masih terlihat

tingkah laku fully exposed pada perlakuan kedalaman air 20 cm dan 40 cm dan

terlihat tingkah laku half buried pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan

40 cm. Pada perlakuan kedalaman air 20 cm teripang terlihat abnormal karena

teripang mengeluarkan usus dan gonad.

Hari ke 13-16 tingkah laku fully buried pada perlakuan kedalaman air 20

cm, 30 cm dan 40 cm terlihat lebih stabil dibandingkan pada hari sebelumnya,

meskipun pada perlakuan kedalaman air 20 cm dan 40 cm masih terlihat tingkah

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

36

36

laku abnormal yaitu kulit berlendir dan pada kedalaman 20 cm teripang juga

mengeluarkan cincin kapur. Tingkah laku pada hari ke 17-20 dan 21-23 hampir

sama dengan tingkah laku pada hari ke 13-16 yaitu tingkah laku fully buried

teripang terlihat stabil, meskipun pada perlakuan kedalaman air 30 cm di hari ke

21-23 terdapat teripang yang mati dan di hari ke 17-20 dan 21-23 pada perlakuan

kedalaman air 40 cm teripang terlihat mengeluarkan tentakel. Perubahan tingkah

laku teripang per hari dapat dilihat pada Lampiran 7. Gambar tingkah laku

teripang selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 8 sampai Gambar 12.

A B

C D

Gambar 8. Tingkah laku fully exposed Phyllophorus sp. Keterangan : A : fully exposed C : keluar gonad dan fully exposed

B : keluar tentakel dan fully exposed D : keluar usus dan fully exposed

a : teripang d : tentakel f : anterior i : usus

b : substrat e : mulut teripang g : posterior

c : anus teripang f : anterior h : gonad

a

b

e

b a b

a

f

d

c

a

b

g

i

h

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

37

37

Berdasarkan Gambar 8, terdapat tingkah laku fully exposed teripang, yang

ditandai dengan seluruh tubuh teripang berada di atas substrat dan posisi anus ke

arah permukaan air. Tingkah laku fully exposed dilakukan bersamaan dengan

tingkah laku lain yaitu tingkah laku mengeluarkan tentakel dari mulut dan

mengeluarkan gonad dan usus dari anus teripang. Teripang yang mengeluarkan

tentakel tubuh bagian anteriornya lebih menonojol dibandingkan dengan bagian

posterior. Teripang yang mengeluarkan gonad dan usus tubuhnya berbentuk oval

dengan posisi anus ke arah permukaan air.

A B

C

Gambar 9. Tingkah laku fully buried Phyllophorus sp. Keterangan : A : fully buried a : teripang d : mulut teripang B : keluar tentakel dan fully buried b : substrat e : tentakel C : keluar usus dan fully buried c : anus teripang f : usus

a b

b

a

b f

c e d

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

38

38

Berdasarkan Gambar 9. terdapat tingkah fully buried teripang, yang ditandai

dengan terbenamnya seluruh tubuh teripang kecuali lubang anus. Posisi lubang

anus ke arah permukaan air. Tingkah laku fully buried dilakukan bersamaan

dengan tingkah laku lain yaitu tingkah laku mengeluarkan tentakel dari mulut dan

mengeluarkan usus dari anus teripang. Teripang yang mengeluarkan tentakel dan

usus seluruh tubuhnya terbenam di dalam substrat kecuali mulut, tentakel dan

usus. Selama tentakel keluar terdapat tingkah laku penyisipan tentakel ke dalam

mulut yang di ditandai dengan melengkungnya tentakel ke arah mulut serta

masuknya cabang tentakel dan tentakel ke dalam mulut.

A B

Gambar 10. Tingkah laku half buried Phyllophorus sp. Keterangan : A : half buried

B : keluar gonad dan half buried

a : teripang

b : substrat

c : anus teripang d : gonad

Berdasarkan Gambar 10, terdapat tingkah laku half buried yang ditandai

dengan setengah terbenamnya tubuh teripang di dalam substrat dan posisi anus ke

arah permukaan air. Tingkah laku half buried dilakukan bersamaan dengan

tingkah laku mengeluarkan gonad. Gonad dikeluarkan dari anus teripang.

b a

d

b

a

c

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

39

39

Gambar 11. Tingkah laku kulit berlendir Phyllophorus sp. Keterangan : a : teripang b : lendir

Berdasarkan Gambar 11, terdapat tingkah laku kulit berlendir pada teripang.

Tubuh teripang pada kondisi ini berbentuk oval dengan seluruh tubuhnya dipenuhi

lendir.

Gambar 12. Cincin kapur Phyllophorus sp. Keterangan : a : cincin kapur b : tentakel

Berdasarkan Gambar 12, diketahui bentuk cincin kapur teripang yang keluar

dari mulut teripang.

b

a

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

40

40

Data frekuensi tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dan selama

penelitian menyatakan tingkah laku teripang saat pengambilan sampel dan tingkah

laku teripang selama masa adaptasi. Data frekuensi tingkah laku teripang secara

lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat

pengambilan sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Frekuensi relatif tingkah laku teripang saat pengambilan sampel Tingkah laku Frekuensi relatif tingkah

laku teripang (%) Fully exposed 0 Fully buried 100 Half buried 0 Keluar tentakel 0 Keluar usus 0 Keluar gonad 0 Keluar cincin kapur 0 Kulit berlendir 0

Berdasarkan Tabel 2, diketahui frekuensi relatif tingkah laku teripang saat

pengambilan sampel di pantai timur Surabaya (Desa Sukolilo) adalah 100%

melakukan tingkah laku fully buried. Hasil uji ANOVA tingkah laku teripang

secara detail dapat dilihat pada Lampiran 9. Hasil uji ANOVA frekuensi relatif

tingkah laku teripang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji ANOVA frekuensi relatif tingkah laku teripang

Tingkah Laku Perlakuan Kedalaman Air (%) 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm

Fully exposed 61,80±19,61a 5,20±3,49b 6,60±6,50b 8,40±7,27b

Fully buried 28,20±10,83b 77,20±4,76a 76,40±5,18a 79,80±4,44a

Half buried 37,80±8,53a 17,40±18,12b 9,60±5,86b 11,60±7,30b

Keluar tentakel 13,60±9,24a 1,20±1,64b 1,60±2,30b 2,60±4,34b

Keluar usus 13,40±9,61a 2,20±3,03b 0,80±1,79b 0,60±1,34b

Keluar gonad 2,60±5,81a 0a 1,20±2,68a 0a Keluar cincin kapur 11,80±12,03a 0b 0b 0b Kulit berlendir 14,20±3,56a 0b 1,60±2,30b 0,60±1,34b Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan nyata (p<0,05).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

41

41

Tabel 3. menunjukkan hasil rata-rata frekuensi relatif tingkah laku fully

exposed, fully buried, half buried, keluar tentakel, keluar usus, keluar cincin kapur

dan kulit berlendir yang tidak berbeda nyata pada perlakuan kedalaman air 20 cm,

30 cm dan 40 cm. Sedangkan pada kedalaman air 10 cm menunjukkan hasil yang

berbeda nyata dengan perlakuan sebelumnya. Rata-rata frekuensi relatif tingkah

laku keluar gonad menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata pada perlakuan

kedalaman air 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm.

5.1.2 Lama Hidup dan Kelulushidupan Teripang

Data lama hidup dan kelulushidupan teripang dalam penelitian ini

digunakan untuk mengetahui keberhasilan adaptasi teripang pada perlakuan

kedalaman air 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Hasil uji ANOVA lama hidup

teripang secara detail dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil uji ANOVA

Kelulushidupan teripang secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Hasil Uji

ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil ANOVA lama hidup dan kelulushidupan teripang selama penelitian

Pengamatan Perlakuan Kedalaman Air 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm

Lama Hidup (Jam) 53,40±3,13b 513,80±3,40a 454,20±10,42a 522,60±3,89a

Kelulushidupan (%) 0b 86,80±1,81a 80,00±2,99a 93,40±a

Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan nyata (p<0,05)

Tabel 4. Menunjukkan hasil rata-rata lama hidup teripang yang tidak

berbeda nyata pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Sedangkan

pada kedalaman air 10 cm menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

42

42

perlakuan sebelumnya. Data tersebut juga didukung dengan hasil rata-rata

kelulushidupan teripang yang menunjukkan bahwa pada perlakuan kedalaman air

20 cm, 30 cm dan 40 cm juga tidak berbeda nyata. Begitu pula dengan perlakuan

kedalaman air 10 cm yang menunjukkan hasil berbeda nyata dengan perlakuan

sebelumnya.

5.1.3 Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan selama penelitian (setiap pukul 06.00 dan

21.00 WIB). Parameter kualitas air yang diukur meliputi parameter fisika dan

kimia, yaitu suhu, kecerahan, kedalaman, salinitas dan dissolved oxygen (DO).

Data kisaran kualitas air selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 5. Data kisaran kualitas air pada media adaptasi teripang selama penelitian

Kedalaman Air (cm)

Salinitas (ppt)

DO (mg/l)

Suhu (oC)

Kecerahan (%)

10 29 8,3 29 100 20 29 8 29 100 30 29 8,1 29 100 40 29 8 29 100

5.2 Pembahasan

Faktor keberhasilan budidaya teripang salah satunya diperankan oleh

keberhasilan adaptasi teripang dari habitat aslinya ke lingkungan baru di bak

pemeliharaan. Keberhasilan atau ketidakberhasilan adaptasi akan mempengaruhi

fisiologi teripang yang ditunjukkan dengan beberapa tingkah laku yaitu normal

atau abnormal. Tingkah laku normal pada teripang terdiri dari tingkah laku

pembenaman diri, yaitu fully exposed, fully buried dan half buried (Wolkenhauer,

2008) dan tingkah laku mengeluarkan tentakel (Holtz and MacDonald, 2009).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

43

43

Tingkah laku abnormal pada teripang terdiri dari eviserasi (mengeluarkan usus,

gonad dan cincin kapur) dan kulit berlendir (Purnayudha, 2013).

Kedalaman air diketahui berpengaruh terhadap tingkah laku teripang.

Kedalaman air yang rendah menyebabkan teripang jarang muncul ke permukaan

(Darsono, 2009). Perubahan kedalaman air juga berpengaruh terhadap fluktuasi

tingkah laku mengeluarkan tentakel (Singh et al., 1999).

Berdasarkan pada hasil pengamatan tingkah laku teripang selama

pengambilan sampel, teripang yang diambil antara pukul 05.00-06.00 WIB saat

air laut pada kondisi surut terendah diketahui frekuensi relatif tingkah laku fully

buried mencapai 100%. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2009) bahwa

pada pada level permukaan air yang rendah menyebabkan teripang jarang muncul

ke permukaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa teripang bersifat fototaksis

negatif (Aziz, 1995).

Berdasarkan pada hasil pengamatan tingkah laku teripang selama penelitian,

pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm menunjukkan tingkah laku

yang normal. Tingkah laku normal tersebut adalah perilaku pembenaman diri,

yang dilakukan secara berurutan mulai dari fully exposed, kemudian half buried

dan terakhir fully buried. Hal tersebut sesuai dengan tingkah laku teripang dengan

spesies Holothuria scabra yang melakukan aktivitas pembenaman diri yang

dimulai dari fully exposed, kemudian half buried dan terakhir fully buried pada

kondisi normal (Wolkenhauer, 2008).

Tingkah laku abnormal juga dilakukan teripang secara berurutan mulai dari

tingkah laku mengeluarkan usus, kemudian mengeluarkan gonad, tentakel, cincin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

44

44

kapur dan terakhir kulit berlendir. Hal tersebut terjadi pada perlakuan kedalaman

air 10 cm. Scott (1914) mengatakan, teripang dengan genus Thyone juga

melakukan tingkah laku abnormal yang mirip dengan tingkah laku Phyllophorus

sp. Tingkah laku abnormal tersebut adalah tingkah laku eviserasi yang dimulai

dari tingkah laku mengeluarkan usus, kemudian gonad, tentakel dan terakhir

cincin kapur. Sedangkan tingkah laku kulit berlendir menurut Purnayudha (2013)

dilakukan sebelum eviserasi. Tingkah laku mengeluarkan gonad dan

mengeluarkan cincin kapur setelah keluarnya usus terkadang tidak dilakukan

teripang yang mengalami kematian. Hal tersebut diduga disebabkan teripang

mengalami stres berat, sehingga tanpa mengeluarkan gonad dan cincin kapur

teripang langsung mengalami kematian. Scott (1914) mengatakan teripang yang

mengalami kematian biasanya diakibatkan stres berat.

Tingkah laku teripang mengeluarkan tentakel terlihat pada semua perlakuan

kedalaman air. Teripang pada perlakuan kedalaman air 10 cm, tentakel

dikeluarkan bersamaan dengan tingkah laku fully exposed dan tubuh bagian

anteriornya lebih menonjol dibandingkan dengan bagian posterior. Sedangkan

pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm dilakukan bersamaan

dengan tingkah laku fully buried dan terjadi penyisipan tentakel ke dalam mulut.

Keluarnya tentakel pada perlakuan kedalaman air 10 cm mirip dengan tingkah

laku teripang dengan genus Thyone saat mengalami stres berat (Scott, 1914). Hal

tersebut disebabkan karena teripang kurang sesuai dengan lingkungannya.

Sedangkan keluarnya tentakel teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30

cm dan 40 cm, juga dilakukan oleh teripang dengan spesies Cucumaria frondosa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

45

45

saat melakukan aktivitas makan (Holtz and MacDonald, 2009). Hal tersebut

menunjukkan bahwa teripang mampu bertingkah laku normal pada kedalaman air

20 cm, 30 cm dan 40 cm.

Hasil uji ANOVA frekuensi relatif tingkah laku teripang menunjukkan

bahwa kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang selama

penelitian. Hal tersebut ditunjukkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm yang

memiliki nilai frekuensi relatif fully exposed lebih banyak dibandingkan dengan

perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Banyaknya nilai frekuensi

relatif fully exposed yang dilakukan oleh teripang pada kedalaman air 10 cm

menunjukkan bahwa teripang tidak mampu beradaptasi. Purcell et al. (2006)

mengatakan bahwa teripang yang mampu beradaptasi hanya akan melakukan fully

exposed pada hari pertama dan kedua, sebab pada dua hari tersebut teripang masih

shock akibat transportasi. Tingkah laku yang dinyatakan oleh Purcell et al. (2006)

tersebut ditunjukkan oleh teripang pada perlakuan kedalaman air 20 cm, 30 cm

dan 40 cm. Sedangkan pada perlakuan kedalaman air 10 cm, fully exposed masih

dilakukan sampai hari ke-7. Hal ini diduga, tingkah laku full exposed yang

dilakukan oleh teripang pada kedalaman air 10 cm menunjukkan bahwa teripang

mengalami stres hingga terjadi kematian.

Frekuensi relatif fully buried lebih banyak dilakukan pada perlakuan

kedalaman air 40 cm yaitu sebesar 79,80%. Banyaknya nilai frekuensi relatif fully

buried menunjukkan bahwa teripang mampu beradapatsi. Teripang dikatakan

tidak mampu beradaptasi karena tingkah laku fully buried merupakan tingkah laku

yang biasa dilakukan teripang di habitatnya saat beristirahat (Wolkenhauer, 2008).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

46

46

Selain itu saat beraktivitas makan juga pada kondisi fully buried (Holtz and

MacDonald, 2009). Hal tersebut didukung oleh pendapat Hukom dan Pelulu

(1989) kedalaman terendah yang baik untuk teripang adalah 40 cm. Meskipun

Holtz and MacDonald (2009) mengatakan bahwa teripang mampu beraktivitas

normal pada kedalaman air 25 cm. Hal tersebut terlihat pada kedalaman air 20 cm

dan 30 cm yang juga melakukan fully buried dengan frekuensi relatif sebesar

77,20% dan 76,40%.

Frekuensi relatif half buried lebih banyak dilakukan pada perlakuan

kedalaman air 10 cm yaitu 37,80%. Banyaknya nilai frekuensi relatif half buried

menunjukkan bahwa teripang mulai beradaptasi. Sebab Purcell et al. (2006)

mengatakan bahwa teripang dengan spesies Holothuria scabra yang diadaptasikan

juga mengalami half buried sebelum beraktivitas fully buried. Half buried tersebut

menunjukkan bahwa teripang sedang menggali substrat (Wolkenhauer, 2008).

Frekuensi relatif teripang mengeluarkan tentakel lebih banyak dilakukan

pada perlakuan kedalaman air 10 cm. Banyaknya nilai frekuensi relatif

mengeluarkan tentakel pada kedalaman air 10 cm menunjukkan bahwa teripang

mengalami stres, sebab tingkah laku mengeluarkan tentakel dilakukan bersamaan

dengan tingkah laku full exposed dan tubuh bagian anteriornya lebih menonjol

dibandingkan dengan bagian posterior. Hal tersebut juga dilakukan Thyone yang

mengeluarkan tentakelnya saat mengalami stres berat (Scott, 1914). Sedangkan

pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm teripang mengeluarkan tentakel

seperti pada Gambar 8B, yaitu teripang mengeluarkan tentakel bersamaan dengan

tingkah laku fully buried dan terjadi penyisipan tentakel ke dalam mulut. Hal

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

47

47

tersebut juga dilakukan oleh teripang dengan spesies Cucumaria frondosa saat

beraktivitas makan (Holtz and MacDonald, 2009). Aktivitas makan tersebut

dilakukan dengan cara mengeluarkan tentakelnya dari mulut teripang, dengan

posisi tubuh fully buried, kemudian dilakukan penyisipan tentakel ke dalam mulut

saat terdapat makanan yang menempel di cabang tentakel. Tingkah laku

mengeluarkan tentakel selama penelitian dilakukan mulai hari ke- 17 pada pukul

18.00 WIB hingga 06.00 WIB dengan frekuensi relatif mengeluarkan tentakel

terbanyak pada perlakuan kedalaman air 40 cm yaitu 2,60%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa teripang bersifat nokturnal yaitu beraktivitas makan pada

malam hari atau pada kondisi gelap.

Frekuensi relatif teripang melakukan eviserasi lebih banyak dilakukan pada

perlakuan kedalaman air 10 cm. Banyaknya nilai frekuensi relatif melakukan

eviserasi menunjukkan bahwa teripang mengalami stres. Seperti halnya yang

dilakukan Phyllophorus sp. pada penelitian Purnayudha (2013), saat teripang

mengalami eviserasi, organ yang dikeluarkan adalah usus dan gonad. Selain itu

organ yang dikeluarkan saat eviserasi adalah tentakel dan cincin kapur, yang

menurut Scott (1914) juga dilakukan oleh teripang dengan genus Thyone saat

mengalami stres akibat tidak sesuai dengan lingkungannya.

Frekuensi relatif tingkah laku kulit berlendir pada teripang lebih banyak

dilakukan pada perlakuan kedalaman air 10 cm. Tingkah laku tersebut, terlihat

saat teripang dikeluarkan dari air dan dalam kondisi mati. Sedangkan Purnayudha

(2013) mengatakan bahwa tingkah laku kulit berlendir teripang dilakukan

sebelum eviserasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa teripang mengalami stres.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

48

48

Lendir berfungsi sebagai pelindung kulit dari parasit, bakteri dan mikroorganisme

merugikan lainnya serta memperkecil gesekan dengan adanya sifat mucus yang

licin (Triastuti dkk., 2010).

Hasil uji ANOVA lama hidup teripang yang lebih lama terlihat pada

kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Lamanya waktu lama hidup teripang

menunjukkan bahwa pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm cukup sesuai

untuk teripang melakukan adaptasi. Hal tersebut didukung dengan hasil uji

ANOVA kelulushidupan teripang yang menghasilkan nilai kelulushidupan yang

lebih besar pada kedalaman air 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Selain itu tingkah laku

teripang yang normal juga ditunjukkan teripang pada perlakuan kedalaman air

20 cm, 30 cm dan 40 cm. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkah laku, lama

hidup dan kelulushidupan teripang, menunjukkan bahwa perlakuan kedalaman air

20 cm, 30 cm dan 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai untuk masa

adaptasi teripang sebelum dilakukan budidaya. Sedangkan kedalaman air 40 cm

merupakan kedalaman air yang paling sesuai untuk masa adaptasi teripang apabila

dibandingkan dengan kedalaman air 20 cm dan 30 cm sebab aktivitas makan

teripang pada kedalaman 40 cm lebih stabil dibandingkan dengan aktivitas makan

teripang pada kedalaman 20 cm dan 30 cm yang hanya terlihat satu kali.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

49

49

VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kedalaman air berpengaruh terhadap tingkah laku teripang dan lama hidup

teripang selama masa adaptasi di bak pemeliharaan.

2. Kedalaman air 40 cm merupakan kedalaman air yang sesuai untuk adaptasi

teripang.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk menggunakan kedalaman air

40 cm dalam proses adaptasi Phyllophorus sp. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan

untuk mengetahui pengaruh salinitas, suhu, intensitas cahaya, DO terhadap

tingkah laku, kelulushidupan, pertumbuhan Phyllophorus sp. dan lamanya proses

regenerasi organ Phyllophorus sp. selama masa adaptasi serta perlu diketahui

respon teripang terhadap stresor secara fisiologinya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

50

50

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A. 1995. Beberapa Catatan tentang Teripang Bangsa Aspidochirotida. Oseana, 20 (4) : 11-23.

. 1996. Makanan dan Cara Makan Berbagai Jenis Teripang. Oseana, 21 (4)

: 43-59. Aziz, A. dan P. Darsono. 1999. Fauna Ekhinodermata dari Pulau-Pulau

Karimunjawa, Jepara. Majalah Ilmu Kelautan, 14 : 83-91. Bai, M. M. 1994. Studies on Regeneration in the Holothurian Holothuria

(metriatyla) scraba Jaeger. Bull. Cent. Mar. Fish. Res. Inst., 46 : 44-50. Ceesay, A., M. N. Shamsudin, N. M. Alipiah and I. S. Ismail. 2012. Holothuria

leucospilota and Stichopus japonicus Sea Cucumber Species in Artificial Environment. J. Aquac Res Development, 3 (2) : 6.

Chuanxin, QIN., D. Shuanglin, T. Fuyi, T. Xiangli, W. Fang, D. Yunwei and G.

Qinfeng. 2009. Optimization of Stocking Density for the Sea Cucumber, Apostichopus japonicus Selenka. Under Feed-Supplement and Non-Feed-Supplement Regimes in Pond Culture. J. Ocean Univ. China, 8 (3) : 296-302.

Darsono, P. 1999. Perkembangan Pembenihan Teripang Pasir Holothuria Scabra

Jaeger, di Indonesia. Oseana, 24 (3) : 34-45.

. 2009. Pemeliharaan Induk Teripang Pasir, Holothuria scabra, dalam Bak Pemeliharaan. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 35 (2) : 257-271.

Drajat dan J. Ismadi. 2008. Stories. Kumpulan Rumus dan Cerita. Matematika.

Mizan. Hal. 110. Dyck, S. V., P. Gerbaux and P. Flammang. 2010. Qualitative and Quantitative

Saponin Content in Five Sea Cucumbers from the Indian Ocean. Marine Drugs, 8 (1) : 173-189.

Ekawati, A. W. 2005. Diktat Kuliah Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan.

Universitas Brawijaya. Malang. Hal. 48. Graham, J. C. H. and S. C. Battaglene. 2004. Periodic Movement and Sheltering

Behaviour of Actinopyga mauritima (Holothuroidea:Aspidochirotidae) in Solomon Islands. SPC Beche-de-mer Information Bulletin. 19 : 23-31.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

51

51

Hartati, R., Widianingsih dan D. Pringgenies. 2005. Teknologi Penyediaan Pakan bagi Teripang Putih (Holothuria scabra). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Diponegoro. Semkarbon aktif. 48 hal.

Holtz, E. H. and B. A. MacDonald. 2009. Feeding Behaviour of the Sea

Cucumber Curcumaria frondosa (Echinodermata : Holothuroidea) in the Laboratory and the Field : Relationships Between Tentacle Insertion Rate, Flow Speed, and Ingestion. Mar Biol, 156 : 1389-1398.

Hsieh, V. 2012. Monitoring Organ Regeneration of Sea Cucumber Holothuria

Leucospilota after Evisceration. eScholarship University of California. 12 p. Hukom, F. D. dan U. Pelulu. 1989. Percobaan Budidaya Teripang (Holothuria

scabra) di Teluk Un, Tual, Maluku Tenggara. Prosiding Seminar Ekologi Laut dan Pesisir I, 27-29 November 1989. Puslitbang Oseanologi – LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI). Jakarta. 12 hal.

James, D. B., 1965. Phyllophorus (Phyllophorella) parvipedes Clark

(Holothuroidea), a New Record to the Indian Seas. J. Mar. biol. Ass. India, 7 (2) : 325-327.

Karyawati, T., R. Hartati dan E. Rudiana. 2004. Konsumsi Oksigen Teripang

Hitam (Holothuria atra) pada Sistem Statis dan Sistem Dinamis. 9 (3) : 169-173.

Kusdarwati, R., M. Akhyar dan B. S. Rahardja. 2011. Pengaruh Penambahan

Vitamin B12 pada Media Blotong Kering terhadap Pertumbuhan Populasi Dunaliella salina. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 3 (1) : 73-77.

Kusriningrum R. S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.

Surabaya. hal. 77-170. Leksana, D. P. 2012. Pengaruh Ekstrak Teripang Lokal Phyllophorua sp. terhadap

Diameter Germinal Center Limpa Mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Skripsi. Progam Studi S-1 Biologi. Departemen Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga. 47 hal.

Liao, Y., D. L. Pawson and W. Liu. 2007. Phyllophorus (Phylloporus) maculatus,

a New Species of Sea Cucumber from the Yellow Sea (Echinodermata : Holothuroidea : Dendrochirotida). Zootaxa, 1608 : 31-34.

Loddington, R. 2011. Marine Invertebrates in Hypoxia : Developmental,

Behavioural, Physiological and Fitness Responses. The Plymouth Student Scientist, 4 (2) : 267-277.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

52

52

Masithah, E. D., A. N. Kristanti dan S. Andriyono. 2012. Budidaya Teripang Lokal Phyllophorus sp. sebagai Sumber Bahan Aktif Imunomodulatore terhadap Infeksi Mycobacterium tuberculosis. Laporan Hibah Strategis Nasional Tahun Anggaran 2012. Universitas Airlangga. 42 hal.

Massin, C. and M. E. Hendrick. 2011. Deep-water Holothuroidea

(Echinodermata) Collected During the TALUD Cruises off the Pacific Coast of Mexico, with the Description of Two New Species. Revista Mexicana de Biodiversidad, 82 : 413-443.

Mercier, A., S. C. Battaglene and J. Hamel. 1999. Daily Burrowing Cycle and

Feeding Activity of Juvenile Sea Cucumber Holothuria scabra in response to environmental Factors. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, 239 : 125-156.

Miller, J. E. and D. L. Pawson. 1990. Swimming Sea Cucumbers (Echinodermata

: Holothuroidea) : A Survey, with Analysis of Swimming Behavior in Four Bathyal Species. Smithsonian Contributions to the Marine Sciences, 35 : 1-18.

Muhaimin, H. 2013. Distribusi Makrozoobenthos pada Sedimen Bar (Pasir

Pnghalang) di Intertidal Pantai Desa Mappakalompo kabupaten Takalar. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasannudin. Makassar. 53 hal.

Navarro, P. G., S. Garcia-Sanz, J. M. Barrio and F. Tuya. 2013. Feeding and

Movement Pattern of the Sea Cucumber Holothuria sanctori. Marine Biology. International Journal on Life in Oceans and Coastal Waters.

O’Loughlin, P. M., S. Barmos and D. VandenSpiegel. 2012. The Phyllophorid

Sea Cucumber of Southern Australia (Echinodermata : Holothuroidea : Dendrochirotida : Phyllophoridae). Memoirs of Museum Victoria, 69 : 269-308.

Pawson, D. L., D. J. Pawson and R. A. King. 2010. A Taxonomic Guide to the

Echinodermata of the South Atlantic Bight, USA : 1. Sea Cucumber (Echinodermata : Holothuroidea). Zootaxa, 2449 : 1-48.

Purcell, S. W., B. F. Blockmans and N. N. S. Agudo. 2006. Transportation

Methods for Restocking of Juvenile Sea Cucumber Holothuria scabra. Aquaculture, 251 : 238-244.

Purnayudha, T. P. 2013. Pengaruh Model Pemeliharaan Sistem Resirkulasi pada

Bak Pemeliharaan terhadap Tingkat Kelulushidupan (Survival Rate) Teripang Lokal (Phyllophorus sp.). Skripsi. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Uiniversitas Airlangga. Surabaya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

53

53

Ramadany, H. M. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Tiga Jenis Teripang Lokal Pantai Timur Surabaya terhadap Hepar Mencit (Mus musculus) setelah Infeksi Escherichia coli. Skripsi. Progam Studi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. 54 hal.

Rohani AR. 1998. Sebaran Ukuran dan Kematangan Gonad Teripang Pasir

(Holothuria scabra, Jaeger) pada Berbagai Kedalaman Perairan. Tesis. Progam Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 97 hal.

Satyantini, W. H., E. D. Mashithah, M. A. Alamsjah, Prayogo dan S. Andriyono.

2012. Diktat Praktikum Budidaya Pakan Alami. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Airlangga. Surabaya. Hal. 49.

Sawitri, R., M. Bismark dan M. Takandjandji. 2012. Perilaku Trenggiling (Manis

javanica Desmarest, 1822) di Penangkaran Purwodadi, Deli Serdang Sumatera Utara.Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 9 (2) : 285-297.

Scott, J. W. 1914. Regeneration, Variation and Correlation in Thyone. The

American Naturalist, 48 (509) : 280-307. Septiadi, T., D. Pringgenies dan O. K. Radjasa. 2013. Uji Fitokimia dan Aktivitas

Aintijamur Ekstrak Teripang Keling (Holothuria arta) dari Pantai Bandengan Jepara terhadap Jamur Candida albicans. Journal of Marine Research, 2 (2) : 76-84.

Setyono, H., Kusriningrum R. S., Mustikoweni, T. Nurhajati, R. Sidik, A. Al-

Arief, M. Lamid dan W. P. Lokapirnasari. Teknologi Pakan Hewan. Edisi 2. Departemen Peternakan. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Singh, R., B. A. Mac Donald, M. L. H. Thomas and P. Lawton. 1999. Patterns of

Seasonal and Tidal Feeding Activity in the Dendrochirote Sea Cucumber Curcumaria frondosa (Echinodermata : Holothuroidea) in the Bay of Fundy, Canada. Mar Ecol Prog Ser, 187 : 133-145.

Smilek, K. R. and D. I. Hembree. 2012. Neoichnology of Thyonella gemmata: A

Case Study for Understanding Holothurian Ichnofossils. The Open Paleontology Journal. 4 : 1-10.

Subekti, S., Kismiyati, Rosmanida, S. Andriyono dan K. T. Pursetyo. 2011. Buku

Ajar Avertebrata Air. hal. 202. Suhartana. 2006. Pemanfaatan Tempurung Kelapa sebagai Bahan Baku Karbon

aktif Aktif dan Aplikasinya untuk Penjernihan Air Sumur di Desa Belor

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

54

54

Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobongan. Berkala Fisika, 9 (3) : 154-160.

Sunarno. 1997. Laju Konsumsi Oksigen Teripang Pasir (Holothuria scabra

Jaeger) pada Tingkat Salinitas yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Diponegoro. Semarang. 42 hal.

Supriyono, E., A. Supendi dan K. Nirmala. 2007. Pemanfaatan Zeolit dan Karbon

Aktif pada Sistem Pengepakan Ikan Corydoras, Corydoras aenus. Jurnal Akuakultir Indonesia, 6 (2) : 135-145. Artikel Ilmiah. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya. 13 Hal.

Triastuti, J., L. Sulmartiwi, Y. Dharmayanti dan S. Andriyono. 2010. Buku Ajar

Ichthyologi. Hal 54. Tursina, L. M. 2011. Uji Antifeedant Ekstrak Kasar Teripang Holothuria arta dan

Bohadscia marmorata terhadap Ikan Kkarbon aktif di Perairan Pulau Pramua, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Departemen Biologi, Depok, Universitas Indonesia.61 hal.

Umainana, M. R., S. Mubarak dan E. D. Masithah. 2012. Pengaruh Konsentrasi

Pupuk Daun Turi Putih (Sesbania grandflora) terhadap Populasi Chlorella

sp. Utoyo, B., P. Susanti, E. Imron dan A. Purnama. 2007. Geografi : Membuka

Cakrawala Dunia untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Progam Ilmu Pengetahuan Sosial. PT. Setia Purna Inves. Bandung. Hal. 86.

Wijayanti M., H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di Pantai Kota Bandar Lampung

berdasarkan Komunitas Makrobenthos. Tesis. Progam Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semkarbon aktif.

Wild Fact Sheets. 2008. Ball Sea Cucumber, Phyllophorus sp.

http://www.wildsingapore.com/wildfacts/echinodermata/holothuroidea/phyllophorus.htm. 10 April 2014. 2 hal.

Winarni, D., M. Affandi, E. D. Masithah dan A. N. Kristanti. 2010. Eksplorasi

Potensi Teripang Pantai Timur Surabaya sebagai Modulator Imunitas Alami terhadap Mycobacterium tuberculosis. Laporan Akhir Hibah Strategis Nasional Batch II. Lanjutan Tahun 2010. Universitas Airlannga. 33 hal.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

55

55

Wolkenhauer, S. M. 2008. Burying and Feeding Activity of Adult Holotruhia

scabra (Echinodermata : Holothuroidea) in a Controlled Environment. SPC Beche de Mer Information Bulletin : 27.

Yudha, A. P. 2009. Efektifitas Penambahan Zeolit terhadap Kinerja Filter Air

dalam Sistem Resirkulasi pada Pemeliharaan Arwana (Sceleropages

formosus) di Akuarium. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 57 hal.

Yulin, L. 1998. The Echinoderm Fauna of Hainan Island. Proceeding of the Third

International Conference on the Marine Biology of the South China Sea. Hongkong University Press. Hal. 75-82.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

56

56

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pola tingkah laku membenamkan diri teripang Thyonella gemmata di dalam substrat.

Keterangan : A) spesimen tetap kaku ketika ditempatkan pada permukaan sedimen. B) spesimen mulai menembus sedimen. C) podia menggali dengan mengeluarkan butiran pasir dan mengubur

bagian tengah tubuh. D) spesimen terus mengubur bagian tubuh sehingga membentuk U. E) cekungan di atas tubuh teripang terisi pasir. F) seluruh tubuh spesimen tertutup pasir. G) setelah selesai mengubur diri, ujung anterior dan posterior spesimen

terlihat di permukaan pasir. H) seiring waktu, tubuh holothurians membentuk bentuk U yang lebih luas

(Smilek and Hembree, 2012)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

57

57

Lampiran 2. Proses penyisipan tentakel teripang ordo Dendrocerotida

1. Teripang mengeluarkan tentakel

D

2. Tentakel teripang melengkung ke arah mulut

A

B C

B D D B

3. Penyisipan tentakel ke dalam mulut

A

C D B Keterangan : A : tentakel B : mulut C : cabang tentakel D : substrat

C

AB

C

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

58

58

Lampiran 3. Data Penelitian Pendahuluan

Sepuluh sampel teripang Phyllophorus sp. didapatkan dari pantai timur

Surabaya (Sukolilo) pada kedalaman air 0 cm. Teripang yang didapatkan

dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian dimasukkan pula lumpur hingga

seluruh tubuh teripang terbenam dalam lumpur. Kantong plastik tersebut diikat

tanpa dilakukan penambahan oksigen. Selanjutnya teripang ditransportasikan

selama ± 20 menit.

Tujuh ekor teripang yang diperoleh dimasukkan ke dalam akuarium

berukuran 35x20x20 cm3 yang telah berisi lumpur dengan ketebalan 7 cm dengan

kedalaman air 8 cm di atas permukaan lumpur. Tiga ekor lainnya d imasukkan ke

dalam akuarium berukuran 25x15x15 cm3 yang telah berisi lumpur dengan

ketebalan 7 cm dengan kedalaman air 5 cm di atas permukaan lumpur. Pada

akuarium dilengkapi aerasi yang diletakkan pada bagian tengah akuarium.

Tingkah laku yang muncul secara berurutan adalah teripang tidak

melakukan aktivitas mengubur diri, melakukan aktivitas pembenaman diri (fully

exposed, half buried dan fully buried), mengalami eviserasi (mengeluarkan usus

dan gonad), cincin kapur lepas, sebagian tubuh muncul di permukaan lumpur,

tentakel keluar, teripang berada di permukaan lumpur kemudian mati. Lama hidup

teripang mencapai 10-17 hari.

Perilaku yang stress dan kematian teripang yang muncul diduga karena

kedalaman air kurang tinggi, kepadatan teripang terlalu tinggi, aerasi baru

diberikan pada hari ke-2, aerasi sering mati sehingga kandungan oksigen terlarut

dalam air tidak konstan dan pemberian pakan berupa plankton baru diberikan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

59

59

pada minggu ke-2. Berikut adalah gambar tingkah laku teripang selama penelitian

pendahuluan.

1. Full exposed (tidak terbenam)

B Dari atas Dari samping

2. Full buried (terbenam sempurna)

A Dari atas Dari samping 3. Keluar tentakel

E

Dari atas

D

C

B

A

C

A

C

C

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

60

60

4. Keluar usus

F Dari atas Keterangan : A : teripang B : anus

C : lumpur D : air laut E : tentakel F : usus

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

61

61

Lampiran 4. Tabel data hasil pengamatan tingkah laku teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

62

62

Lampiran 5. Contoh pencatatan lama hidup teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

63

63

Lampiran 6. Ukuran ketinggian air pada bak pemeliharaan

A B C D Keterangan : A : Akuarium untuk kedalaman air 10 cm B : Akuarium untuk kedalaman air 20 cm C : Akuarium untuk kedalaman air 30 cm D : Akuarium untuk kedalaman air 40 cm E : Batas kedalaman air

E

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

64

64

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-1 Lampiran 7. Perubahan tingkah laku teripang

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -

B

1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -

C

1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -

D

1 23.00 - - - - - - - 2 23.00 - - - - - - - 3 23.00 - - - - - - - 4 23.00 - - - - - - - 5 23.00 - - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

65

65

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-2 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 07.00-23.00 14.00-21.00 18.00-23.00 - - - - - 2 07.00-14.00 14.00 14.00-23.00 - - - - 15.00 3 07.00-23.00 19.00-21.00 13.00-23.00 - - - - - 4 07.00-23.00 13.00-15.00 18.00-23.00 - 15.00-19.00 - - - 5 07.00-23.00 13.00-15.00 18.00-23.00 - - - - 13.00-21.00

B

1 07.00-23.00 - 07.00-23.00 - - - - - 2 07.00-23.00 18.00-21.00 07.00-23.00 - - - - - 3 07.00-19.00 21.00-23.00 19.00-20.00 - - - - - 4 07.00-21.00 23.00 22.00 - - - - - 5 07.00-14.00 15.00-23.00 14.00 - - - - -

C

1 - 07.00-23.00 07.00-22.00 - - - - - 2 07.00-15.00 18.00-23.00 18.00-22.00 - - - - 13.00 3 07.00-10.00 18.00-23.00 13.00-15.00 - - - - - 4 10.00-18.00 07.00-23.00 10.00-13.00 - - - - - 5 07.00-21.00 - 22.00-23.00 - - - - -

D

1 10.00-15.00 22.00-23.00 07.00-21.00 - - - - - 2 15.00-18.00 13.00-23.00 07.00-23.00 - - - - - 3 - 10.00-23.00 07.00-23.00 - - - - - 4 - 07.00-23.00 19.00-22.00 - - - - - 5 - 07.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

66

66

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-3 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 01.00-10.00 01.00-22.00 00.00-23.00 - 16.00-19.00 06.00 10.00 10.00 2 03.00-15.00 - 00.00-02.00 - - - - 15.00 3 00.00-23.00 - 00.00-23.00 20.00-21.00 - - - - 4 01.00-23.00 00.00-15.00 00.00-02.00 20.00 03.00-19.00 - 21.00 21.00 5 00.00-23.00 - 01.00-15.00 00.00-16.00 16.00-23.00 - - -

B

1 01.00-09.00 10.00-18.00 00.00-23.00 - 09.00-23.00 - - - 2 - 16.00-23.00 00.00-18.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 12.00-17.00 - - - - - 4 - 00.00-23.00 12.00-18.00 21.00 - - - - 5 00.00-18.00 09.00-23.00 07.00-19.00 - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 02.00-18.00 - - - - - 2 19.00-23.00 00.00-23.00 02.00-18.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 18.00 - - - - - 4 - 00.00-23.00 19.00 21.00 - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 17.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 10.00-19.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 00.00 - - - - - 4 10.00-12.00 00.00-23.00 18.00 00.00 - - - - 5 - 00.00-23.00 17.00-18.00 - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

67

67

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-4 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 03.00-23.00 00.00-01.00 06.00-11.00 - - 05.00-06.00 13.00 13.00 2 - - - - - - - - 3 00.00-23.00 07.00-23.00 06.00-23.00 08.00-11.00 - - 20.00-22.00 - 4 00.00-01.00 - - 00.00 - - - 01.00 5 00.00 - - - - - - 00.00

B

1 03.00 12.00 00.00-23.00 - 06.00 - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 20.00 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 12.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 05.00-06.00 - - - - - 2 00.00-05.00 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - 00.00-14.00 - - - - 5 - 01.00-23.00 00.00-22.00 - - - - 00.00

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 21.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 12.00 - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

68

68

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-5 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 00.00-07.00 - 04.00-06.00 - - - - 07.00 2 - - - - - - - - 3 00.00-19.00 00.00-06.00 07.00-14.00 18.00-19.00 - - 00.00-10.00 11.00 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-19.00 - - - - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-19.00 - - 14.00-18.00 - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-19.00 - - - - - - 2 - 00.00-19.00 - - - - - - 3 - 00.00-19.00 - - - - - - 4 - 00.00-19.00 - - - - - - 5 - 00.00-19.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

69

69

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-6 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 05.00-23.00 - - 15.00-19.00 05.00-06.00 - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 14.00-23.00 05.00-18.00 - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 05.00-23.00 - 18.00 - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

70

70

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-7 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 00.00-17.00 - - - - - - 17.00 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 19.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - 06.00 - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

71

71

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-8 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 05.00-11.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 16.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 00.00-01.00 - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

72

72

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-9 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 11.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 01.00-19.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

73

73

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-10 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - - 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 13.00-23.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 12.00-23.00 - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

74

74

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-11 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 05.00-23.00 05.00-23.00 - - - - - 2 - 05.00-23.00 19.00-23.00 - 19.00-23.00 - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - - 5 - 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

75

75

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-12 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 05.00-10.00 00.00-23.00 11.00-23.00 - - 05.00-06.00 - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 00.00-02.00 00.00-23.00 05.00-16.00 - - - - - 5 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

76

76

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-13 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 00.00-22.00 18.00-22.00 - - - - - 2 18.00-23.00 00.00-22.00 05.00-17.00 - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 05.00-22.00 - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

77

77

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-14 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 05.00-23.00 18.00-23.00 - - - - - 2 18.00-23.00 05.00-23.00 05.00-17.00 - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 - - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 05.00-23.00 - - - - - - 2 - 05.00-23.00 - - - - - - 3 - 05.00-23.00 - - - - - - 4 - 05.00-23.00 05.00-23.00 - - - - - 5 - 05.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

78

78

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-15 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-22.00 00.00-09.00 - - - - - 2 00.00 00.00-22.00 - - - - 09.00 10.00 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 - - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-22.00 - - - - - - 2 - 00.00-22.00 - - - - - - 3 - 00.00-22.00 - - - - - - 4 - 00.00-22.00 00.00-05.00 - - - - - 5 - 00.00-22.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

79

79

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-16 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 03.00-23.00 - - - - - - 2 - 03.00-23.00 - - - - - - 3 - 03.00-23.00 - - - - - - 4 - 03.00-23.00 - - - - - - 5 - 03.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

80

80

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-17 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 13.00-23.00 00.00-10.00 11.00-20.00 - - 11.00-12.00 - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 01.00-23.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

81

81

erlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-18 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 00.00-14.00 06.00 14.00 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 21.00-23.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

82

82

Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-19 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 18.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 22.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

83

83

Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-20 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

84

84

Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-21 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 18.00-10.00 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 19.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

85

85

Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-22 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - 20.00 - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

86

86

Lampiran 7. Perubahan Tingkah Laku Teripang Perlakuan Ulangan Tingkah laku hari ke-23 Lanjutan

Fully exposed

Fully buried Half buried Keluar tentakel

Keluar usus Keluar gonad Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

A

1 - - - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 4 - - - - - - - - 5 - - - - - - - -

B

1 - 00.00-23.00 00.00-23.00 - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

C

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

D

1 - 00.00-23.00 - - - - - - 2 - 00.00-23.00 - - - - - - 3 - 00.00-23.00 - - - - - - 4 - 00.00-23.00 - - - - - - 5 - 00.00-23.00 - - - - - -

Keterangan : A : kedalaman air 10 cm C : kedalaman air 30 cm B : kedalaman air 20 cm D : kedalaman air 40 cm

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

87

64

Lampiran 7. Data frekuensi relatif tingkah laku teripang selama penelitian

Perlakuan Kedalaman

Air

Ulangan Frekuensi Relatif Tingkah Laku (%)

Fully

exposed

Fully

buried

Half

buried

Keluar tentakel

Keluar usus

Keluar gonad

Keluar cincin kapur

Kulit berlendir

10 cm

1 55.0 36.0 45.0 0.0 11.0 13.0 11.0 13.0 2 50.0 12.0 38.0 21.0 0.0 0.0 0.0 17.0 3 90.0 36.0 46.0 23.0 11.0 0.0 23.0 9.0 4 73.0 22.0 25.0 10.0 25.0 0.0 25.0 14.0 5 41.0 35.0 35.0 14.0 20.0 0.0 0.0 18.0

20 cm

1 11.0 71.0 47.0 0.0 5.0 0.0 0.0 0.0 2 3.0 84.0 22.0 3.0 6.0 0.0 0.0 0.0 3 3.0 76.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 3.0 79.0 5.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 6.0 76.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

30 cm

1 3.0 80.0 14.0 3.0 4.0 0.0 0.0 0.0 2 18.0 70.0 13.0 0.0 0.0 6.0 0.0 5.0 3 3.0 78.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 6.0 82.0 8.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 3.0 72.0 13.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3.0

40 cm

1 4.0 76.0 5.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 2 3.0 81.0 8.0 10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 3 3.0 77.0 6.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 4 19.0 78.0 19.0 3.0 0.0 0.0 0.0 0.0 5 13.0 87.0 20.0 0.0 3.0 0.0 0.0 3.0

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

88

88

Lampiran 8. Hasil Uji ANOVA tingkah laku teripang

Oneway

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Fully exposed 1 5 61.80 19.614 8.772 37.45 86.15 41 90

2 5 5.20 3.493 1.562 .86 9.54 3 11

3 5 6.60 6.504 2.909 -1.48 14.68 3 18

4 5 8.40 7.266 3.250 -.62 17.42 3 19

Total 20 20.50 26.522 5.931 8.09 32.91 3 90

Fully buried 1 5 28.20 10.826 4.841 14.76 41.64 12 36

2 5 77.20 4.764 2.131 71.28 83.12 71 84

3 5 76.40 5.177 2.315 69.97 82.83 70 82

4 5 79.80 4.438 1.985 74.29 85.31 76 87

Total 20 65.40 22.945 5.131 54.66 76.14 12 87

Half buried 1 5 37.80 8.526 3.813 27.21 48.39 25 46

2 5 17.40 18.119 8.103 -5.10 39.90 3 47

3 5 9.60 5.857 2.619 2.33 16.87 0 14

4 5 11.60 7.301 3.265 2.54 20.66 5 20

Total 20 19.10 15.304 3.422 11.94 26.26 0 47

Keluar tentakel 1 5 13.60 9.236 4.130 2.13 25.07 0 23

2 5 1.20 1.643 .735 -.84 3.24 0 3

3 5 1.60 2.302 1.030 -1.26 4.46 0 5

4 5 2.60 4.336 1.939 -2.78 7.98 0 10

Total 20 4.75 7.166 1.602 1.40 8.10 0 23

Keluar usus 1 5 13.40 9.607 4.297 1.47 25.33 0 25

2 5 2.20 3.033 1.356 -1.57 5.97 0 6

3 5 .80 1.789 .800 -1.42 3.02 0 4

4 5 .60 1.342 .600 -1.07 2.27 0 3

Total 20 4.25 7.225 1.616 .87 7.63 0 25

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

89

89

Lanjutan

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Keluar gonad 1 5 2.60 5.814 2.600 -4.62 9.82 0 13

2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

3 5 1.20 2.683 1.200 -2.13 4.53 0 6

4 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

Total 20 .95 3.137 .701 -.52 2.42 0 13

Keluar cincin

kapur

1 5 11.80 12.029 5.380 -3.14 26.74 0 25

2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

3 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

4 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

Total 20 2.95 7.612 1.702 -.61 6.51 0 25

Kulit berlendir 1 5 14.20 3.564 1.594 9.78 18.62 9 18

2 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

3 5 1.60 2.302 1.030 -1.26 4.46 0 5

4 5 .60 1.342 .600 -1.07 2.27 0 3

Total 20 4.10 6.349 1.420 1.13 7.07 0 18

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

90

90

Lanjutan ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Fully exposed Between Groups 11397.000 3 3799.000 30.886 .000

Within Groups 1968.000 16 123.000

Total 13365.000 19

Fully buried Between Groups 9257.200 3 3085.733 66.217 .000

Within Groups 745.600 16 46.600

Total 10002.800 19

Half buried Between Groups 2495.400 3 831.800 6.810 .004

Within Groups 1954.400 16 122.150

Total 4449.800 19

Keluar tentakel Between Groups 527.350 3 175.783 6.272 .005

Within Groups 448.400 16 28.025

Total 975.750 19

Keluar usus Between Groups 565.750 3 188.583 7.083 .003

Within Groups 426.000 16 26.625

Total 991.750 19

Keluar gonad Between Groups 22.950 3 7.650 .746 .540

Within Groups 164.000 16 10.250

Total 186.950 19

Keluar cincin

kapur

Between Groups 522.150 3 174.050 4.811 .014

Within Groups 578.800 16 36.175

Total 1100.950 19

Kulit berlendir Between Groups 686.600 3 228.867 46.236 .000

Within Groups 79.200 16 4.950

Total 765.800 19

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

91

91

Lanjutan

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Fully exposed

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha =

0.05

1 2

2 5 5.20

3 5 6.60

4 5 8.40

1 5 61.80

Sig. .672 1.000

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Half buried

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

3 5 9.60

4 5 11.60

2 5 17.40

1 5 37.80

Sig. .306 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Fully buried

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha =

0.05

1 2

1 5 28.20

3 5 76.40

2 5 77.20

4 5 79.80

Sig. 1.000 .467

Means for groups in homogeneous subsets

are displayed.

Keluar tentakel

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

2 5 1.20

3 5 1.60

4 5 2.60

1 5 13.60

Sig. .698 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

92

92

Lanjutan

Keluar usus

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha =

0.05

1 2

4 5 .60

3 5 .80

2 5 2.20

1 5 13.40

Sig. .649 1.000

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Keluar cincin kapur

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

2 5 .00

3 5 .00

4 5 .00

1 5 11.80

Sig. 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

Keluar gonad

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha

= 0.05

1

2 5 .00

4 5 .00

3 5 1.20

1 5 2.60

Sig. .254

Means for groups in homogeneous

subsets are displayed.

Kulit berlendir

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

2 5 .00

4 5 .60

3 5 1.60

1 5 14.20

Sig. .297 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

93

93

Lampiran 10. Hasil uji ANOVA lama hidup teripang

Oneway

Descriptives

Lama hidup

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

A 5 53.40 31.294 13.995 14.54 92.26 25 103

B 5 513.80 33.988 15.200 471.60 556.00 453 529

C 5 454.20 104.188 46.594 324.83 583.57 315 529

D 5 511.60 38.908 17.400 463.29 559.91 442 529

Total 20 383.25 204.524 45.733 287.53 478.97 25 529

ANOVA

Lama hidup

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 736759.750 3 245586.583 67.732 .000

Within Groups 58014.000 16 3625.875

Total 794773.750 19

Lama hidup

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

A 5 53.40

C 5 454.20

D 5 511.60

B 5 513.80

Sig. 1.000 .157

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

94

94

Lampiran 11. Hasil uji ANOVA survival rate teripang

Oneway

Descriptives

SR

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

1 5 .00 .000 .000 .00 .00 0 0

2 5 86.80 18.075 8.083 64.36 109.24 67 100

3 5 80.00 29.908 13.375 42.86 117.14 33 100

4 5 93.40 14.758 6.600 75.08 111.72 67 100

Total 20 65.05 42.560 9.517 45.13 84.97 0 100

ANOVA

SR

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 28658.950 3 9552.983 26.555 .000

Within Groups 5756.000 16 359.750

Total 34414.950 19

SR

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

1 5 .00

3 5 80.00

2 5 86.80

4 5 93.40

Sig. 1.000 .306

Means for groups in homogeneous subsets are

displayed.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI

87

87

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi PENGARUH KEDALAMAN AIR TERHADAP TINGKAH LAKU DAN LAMA HIDUP TERIPANG LOKAL (Phyllophorus sp.) SELAMA MASA ADAPTASI DI BAK PEMELIHARAAN

BINTI RUMIYATI