Skripsi Bab 1 Edit

7
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis A merupakan penyakit infeksi sistemik yang dominan menyerang hati, disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A (HAV). 1 Hepatitis A menular melalui fecal-oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi feses yg mengdung virus HAV. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak yang intim (tinggal serumah atau seksual). 2 Sebagian besar pengidap hepatitis A adalah mahasiswa dan pelajar. Hal ini diduga akibat kebiasaan makan diluar (karena sebagian besar tinggal di kos atau asrama) yang belum terjamin kebersihannya. 3 Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa (KLB) dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari air minum yang tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang buruk. Selain itu walaupun bukan merupakan cara penularan yang utama, penularan melalui transfusi atau penggunaan jarum suntik bekas penderita dalam masa inkubasi juga pernah dilaporkan. 3 1

Transcript of Skripsi Bab 1 Edit

Page 1: Skripsi Bab 1 Edit

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis A merupakan penyakit infeksi sistemik yang dominan menyerang hati,

disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A (HAV).1 Hepatitis A menular melalui fecal-

oral dengan menelan makanan yang sudah terkontaminasi feses yg mengdung virus

HAV. Penularan ditunjang oleh sanitasi yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan

kontak yang intim (tinggal serumah atau seksual).2 Sebagian besar pengidap hepatitis A

adalah mahasiswa dan pelajar. Hal ini diduga akibat kebiasaan makan diluar (karena

sebagian besar tinggal di kos atau asrama) yang belum terjamin kebersihannya.3

Infeksi Hepatitis A sering terjadi dalam bentuk Kejadian Luar biasa (KLB)

dengan pola common source, umumnya sumber penularan berasal dari air minum yang

tercemar, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, dan sanitasi yang

buruk. Selain itu walaupun bukan merupakan cara penularan yang utama, penularan

melalui transfusi atau penggunaan jarum suntik bekas penderita dalam masa inkubasi

juga pernah dilaporkan.3

WHO memperkirakan di dunia setiap tahunnya ada sekitar 1,4 juta penderita

Hepatitis A. Pada tahun 2009 di Amerika insidens Hepatitis A adalah 1 per 100.000

penduduk, dengan estimasi 21.000 orang. Di Eropa tahun 2008 insidens Hepatitis A

adalah 3,9 per 100.000 penduduk. Di Indonesia, Hepatitis A sering muncul dalam

Kejadian Luar Indonesia (KLB). Tahun 2010 tercatat 6 KLB sedangkan tahun 2011

tercatat 9 KLB. Tahun 2012 sampai bulan Juni, telah terjadi 4 KLB.3,4

Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih

merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar

dari 39,8-68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur

mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan di bawah standar.

1

Page 2: Skripsi Bab 1 Edit

2

Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India, menunjukkan sudah

memiliki antibodi anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat

pada awal kehidupan, kebanyakan asimtomatik atau sekurangnya anikterik.5

Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jambi di Provinsi Jambi pada tahun

2014 telah terjadi 6 kali kasus KLB, diantaranya di Ponpes As’ad Olak Kemang

sebanyak 8 kasus, Ponpes Al Islah Kampung Laut 32 kasus, Simbur Naik 23 kasus,

Lambur 73 kasus, Ds. Mekar Jaya Kebon IX 2 kasus, dan Ds. Tanjung PKM Tanjung

sebanyak 7 kasus. Di SMA Titian Teras Abdurrahman Sayoeti juga pernah ter jadi

kasus KLB pada tahun 2003 bulan februari sampai dengan bulan maret sebanyak 33

kasus. Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab dalam munculnya KLB di

SMATitian Teras Abdurrahman Sayoeti tahun 2003 adalah rendahnya pengetahuan dan

buruknya perilaku pencegahan terhadap hepatitis A.

Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Kasus yang timbul

dapat bersifat sporadis, sedangkan epidemi dapat timbul pada daerah yang sangat padat

seperti pada pusat perawatan dan rumah sakit jiwa. Wisatawan di daerah endemis

seperti Asia Tenggara, Afrika Utara, dan Timur Tengah juga sangat berisiko tertular

bila mereka melanggar aturan turis yang umum.2

Tanda dan gejala awal infeksi virus Hepatitis A sangat bervariasi dan bersifat tidak

spesifik yaitu demam, kelelahan, anoreksia (tidak nafsu makan) dan gangguan

pencernaan (mual, muntah, kembung). Dalam waktu 1 minggu, beberapa penderita

dapat mengalami gejala ikterus disertai gatal, buang air kecil berwarna seperti teh, dan

tinja berwarna pucat seperti dempul. Infeksi pada anak berusia dibawah 5 tahun

umumnya tidak memberikan gejala yang jelas dan hanya 10% yang akan memberikan

gejala ikterus. Pada anak yang lebih tua dan dewasa, gejala yang muncul biasanya lebih

berat dan ikterus terjadi pada lebih dari 70% penderita.3

Diagnosis rutin spesifik hepatitis A akut dibuat dengan menemukan anti-HAV IgM

dalam serum pasien. Pilihan kedua adalah deteksi virus dan / atau antigen dalam feses.4

Pada sebagian besar kasus hanya diperlukan terapi suportif untuk mengatasi gejala

yang ada dan tidak diperlukan terapi spesifik maupun rawat inap. Hanya sebagian kecil

Page 3: Skripsi Bab 1 Edit

3

pasien memerlukan rawat inap yaitu bila pasien tidak dapat makan dan minum serta

terjadi dehidrasi berat.Pada 85% kasus, perbaikan gejala klinis dan laboratoris tercapai

dalam 3 bulan.6

SMA Titian Teras Abdurrahman Sayoeti merupakan SMA yang memfasilitasi

siswanya dengan asrama dan yang menjadi salah satu faktor risiko terjadinya hepatitis

A adalah mahasiswa dan pelajar yang tinggal di kos atau asrama.3

Pengetahuan tentang penyakit hepatitis A dilingkungan siswa sekolah masih kurang

ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Septi kurniasih, dari penelitian ini

didapatkan siswa SMA Negeri 4 Depok yang memiliki tingkat pengetahuan baik

mengenai penyakit hepatitis A sebanyak 38 responden (34,5%) dan tingkat

pengetahuan rendah sebanyak 72 responden (65,5%).

Perilaku siswa SMA terhadap hepatitis A juga masih kurang baik menurut

penelitian yang dilakukan Aniko Prestia Sakti perilaku dikalangan siswa SMA 4 depok

masih kurang baik yaitu sebanyak 70,6%.

Perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan

lingkungan, khusunya menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta

tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.7

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui “gambaran

pengetahuan dan perilaku siswa kelas X dan XI SMA Titian Teras Abdurrahman

Sayoeti terhadap hepatitis A”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana gambaran

pengetahuan dan perilaku siswa kelas X dan XI SMA Titian Teras Abdurrahman

Sayoeti terhadap hepatitis A.

Page 4: Skripsi Bab 1 Edit

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui gambaran pengetahuan dan perilaku siswa kelas X dan XI SMA Titian

Teras Abdurrahman Sayoeti terhadap hepatitis A.

1.3.2 Tujuan Khusus

a.Mengetahui pengetahuan siswa kelas X dan XI SMA Titian Teras Abdurrahman

Sayoeti terhadap hepatitis A.

b. Mengetahui perilaku siswa kelas X dan XI SMA Titian Teras Abdurrahman Sayoeti

terhadap hepatitis A.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai masukan untuk dinas kesehatan

Provinsi Jambi untuk melakukan penyuluhan tentang Hepatitis A.

2. Hasil penelitian ini dapat sebagai masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan

penyuluhan tentang hepatitis.

3. Hasil penelitian ini dapat sebagai bahan masukan bagi remaja dalam berperilaku

yang berhubungan dengan hepatitis A.