BAB 1 edit
-
Upload
csugismanti -
Category
Documents
-
view
165 -
download
2
Transcript of BAB 1 edit
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjuan Terhadap Objek Studi
Objek studi dalam penelitian ini adalah lembaga keuangan yang
melayani penyimpanan dan pembiayaan berbentuk bank. Perusahaan
yang menjadi objek studi adalah PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Lembaga Keuangan yang melayani aktivitas usaha perbankan untuk
mendapatkan layanan pembiayaan dan penyimpanan perbankan dengan
persyaratan sederhana, proses yang mudah dan cepat, serta kenyamanan
transaksi yang dapat dilakukan di tempat usaha. Lokasi objek studi ini
berada di jalan Perintis Kemerdekaan No.3 Bandung.
PT Bank Negara Indonesia didirikan pada tahun 1946, PT Bank
Negara Indonesi Tbk (BNI) adalah bank pertama yang dimiliki
sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Pada awalnya PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk berfungsi sebagai bank sentral Republik Indonesia yang
baru merdeka sebelum menjadi bank komersial di tahun 1955. Pada
tahun 1996, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk menjadi bank BUMN
pertama yang melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana dengan
mencatatkan 25% sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek
Indonesia). Menyusul proses rekapitalisasi oleh Pemerintah pada tahun
2000, dan dilanjutkan dengan rights issue pada tahun 2007, per 31
Desember 2009, saham PT. Bank Negara Indonesia, Tbk yang dimiliki
oleh publik mencapai 23,64%. Dengan total aktiva senilai Rp 227,5
triliun, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk adalah bank terbesar ke-4 di
Bab I Pendahuluan
Indonesia berdasarkan jumlah aktiva. PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
melayani basis nasabah korporasi, komersial dan individu melalui
jaringan pelayanan yang luas mencakup 1.071 cabang domestik dan 5
cabang luar negeri, 4.003 unit ATM, serta layanan perbankan Internet
dan SMS. Setelah hampir 65 tahun melayani negeri, PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk saat ini terus melangkah dengan mengutamakan praktek
perbankan yang sehat untuk memastikan pertumbuhan pada masa
mendatang serta peningkatan nilai bagi pemegang saham, nasabah dan
pemangku kepentingan lainnya. Adapun visi dan misi perusahaan adalah
sebagai berikut :
1.Visi
Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam
layanan dan kinerja.
2.Misi
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the
bank of choice).
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi.
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial.
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola
perusahaan yang baik.
Bab I Pendahuluan
Perkembangan industri perbankan memberikan dampak yang
sangat besar dalam perkembangan usaha PT. Bank Negara Indonesia,
Tbk. berbagai perkembangannya adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Perkembangan PT. Bank Negara Indonesia, Tbk
Tahun Perkembangan1946 Pada tahun ini BNI didirikan dengan nama “Bank
Negara Indonesia” sebagai bank pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan mendapatkan amanah untuk mengatur pengeluaran dan peredaran mata uang Rupiah.
1955 BNI diubah statusnya menjadi bank umum.1968 Sebagai bank umum dengan nama “Bank Negara
Indonesia 1946”, BNI mendapatkan tugas memperbaiki ekonomi rakyat serta berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional dengan memberdayakan berbagai sektor industri di Indonesia.
1986 BNI melaksanakan restrukturisasi operasional dan pembenahan korporasi, termasuk menyusun visi dan misi serta Performance Improvement Program (PIP).
1989 Peluncuran logo baru BNI berupa “bahtera berlayar di tengah samudra” sebagai cerminan dan ungkapan harapan korporat.
1992 Bentuk hukum BNI diubah menjadi PT (Persero) sejalan dengan ketentuan Undang-Undang Perbankan.
1996 BNI menawarkan saham perdana kepada masyarakat dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Hal ini menjadikan BNI sebagai bank pemerintah pertama yang menjadi perusahaan terbuka.
1997 Krisis moneter melanda Asia dan Indonesia. Sebagaimana bank-bank lain, BNI juga terkena dampak negatif krisis tersebut, hal ini tercermin dari menurunnya indicator kinerja finansial.
1999 BNI memperoleh tambahan modal dari Pemerintah melalui program rekapitalisasi perbankan. Pada tahun
Bab I Pendahuluan
yang sama, BNI berhasil memperoleh sertifikat ISO 9002 sebagai pengakuan standar kualitas yang meliputi Unit Pemrosesan Bersama (UPB).
2003 BNI menetapkan visi dan misi serta menyusun Peta Navigasi sebagai kerangka program transformasi dalam rencana kerja jangka panjang 15 tahun hingga tahun 2018.
2004 BNI meluncurkan logo dan identitas korporat baru sejalan dengan upaya membangun citra perusahaan yang kokoh dalam menghadapi persaingan.
2007 BNI menerbitkan saham baru yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, bersamaan dengan program divestasi saham pemerintah. Dengan selesainya kedua program tersebut, kepemilikan publik meningkat menjadi 23,64%.
2008 Di bawah tim Manajemen yang baru, BNI melangkah meningkatkan nilai di tengah tantangan krisis ekonomi global, dengan memperkuat landasan finansial melalui 5 strategi utama yaitu kecukupan pencadangan kerugian, peningkatan kualitas aktiva, fokus pada profitabilitas, menciptakan model bisnis yang berkelanjutan, serta mempertahankan struktur biaya yang efisien.
2009 Pemegang saham BNI telah memberikan persetujuan atas rencana untuk memisahkan divisi Syariah BNI menjadi entitas bisnis yang independe
Sumber : Annual Report 2009
Kebijakan yang diterapkan perusahaan adalaha strengthening
financial foundation. kendati masih terasa pengaruh tekanan ekonomi
global, PT. Bank Negara Indonesia, Tbk berhasil melampaui tahun 2009
dengan prestasi yang membanggakan. Sejak awal memasuki tahun 2009.
Hal ini merupakan keyakinan karyawan pada kemampuan PT. Bank
Bab I Pendahuluan
Negara Indonesia, Tbk dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pada
masa depan.
Peningkatan pesat pada profitabilitas, menguatnya neraca
keuangan dan pencadangan untuk pinjaman bermasalah. Selain itu juga
didorong oleh program-program yang terus berjalan untuk
meningkatkan fokus bisnis, proses bisnis, serta produk dan layanan.
Dengan skala usaha yang besar dan jaringan yang luas, produk dan
layanan unggul, citra perusahaan yang kuat, tim manajemen yang
berpengalaman, dan fokus pada pengembangan profitabilitas, PT. Bank
Negara Indonesia, Tbk kini memiliki posisi yang sangat baik untuk
mempertahankan pertumbuhan yang berkesinambungan.
PT. Bank Negara Indonesia, Tbk akan fokus pada tujuh strategi
bisnis, yaitu mempertajam kualitas aset, menurunkan biaya dana secara
agresif, implementasi customer centric untuk meningkatkan
produktivitas dan efisiensi, akselerasi value chain business untuk
memperkuat BNI Incorporated, dan memperkuat struktur permodalan.
Selain itu, kepercayaan dilandasi pada saat PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk berhasil melampaui tahun 2008. Tahun 2008 juga
merupakan tahun penuh tantangan bagi industri perbankan akibat
depresiasi Rupiah dan pengetatan likuiditas sehingga memicu
persaingan ketat dalam memperoleh dana di perbankan Indonesia.
Di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian, BNI mampu
meraih pencapaian-pencapaian penting dalam pelaksanaan strategi
utama ini, sebagaimana tercermin pada kinerja bisnis BNI. Unit-unit
bisnis BNI mencatat kinerja memuaskan selama 2008. Perbankan
korporasi meningkatkan penyaluran pinjaman sebesar 23% dan
Bab I Pendahuluan
berpartisipasi pada pinjaman sindikasi skala besar di berbagai proyek
infrastruktur dan bisnis.
Perbankan konsumer tumbuh mengesankan yang ditunjang
peningkatan pesat bisnis KPR dan kartu kredit. Peluncuran produk-
produk baru pada perbankan komersial telah meningkatkan penyaluran
pipjaman sebesar 25,8%. Berbagai pencapaian ini menunjukkan pola
yang selaras dengan strategi bisnis BNI.
Sebagai bagian business model yang baru, PT. Bank Negara
Indonesia, Tbk menerapkan business model berbasis kinerja untuk
meningkatkan produktivitas. Dalam proses ini, kami mulai melakukan
desentralisasi kewenangan untuk beberapa aspek pengambilan
keputusan manajemen tertentu di tingkat sentra kredit menengah.
Divisi Teknologi Informasi bekerja keras menambah 442 unit
ATM baru pada 2008, atau meningkat 18% dibanding 2007,
meluncurkan layananan baru, serta memperluas jaringan merchant.
Langkah-langkah ini adalah penjabaran dari strategi meningkatkan
pendapatan yang berulang dan peningkatan produktivitas.
1.2 Latar Belakang Permasalahan
Di era globalisasi ini, setiap perusahaan berusaha meningkatkan
serta mengembangkan perusahaan. Dunia usaha dan organisasi di
Indonesia semakin berkembang. Sumber daya manusia dipandang
sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan
sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam tiap organisasi.
Cascio (1987:32) menegaskan bahwa manusia adalah sumber
daya yang sangat penting dalam organisasi, oleh karena itu, aspek-aspek
Bab I Pendahuluan
keadilan dan kepuasan kerja dalam kehidupan organisasi merupakan
bentuk reaksi sumber daya manusia yang berhubungan dengan penilaian
tentang kewajaran dan kelayakan yang terdapat dalam kehidupan
organisasi.
Keadilan organisasional merujuk pada dua bagian keadilan yaitu
keadilan distributif dan keadilan proseduran. Keadilan distributif
dipersepsikan sebagai sumber daya dan penghargaan distribusikan di
seluruh organisani dan karyawan membuat pertimbangan mengenai
jumlah kenaikan gaji mereka. Selain itu keadilan prosedural juga
dipersepsikan mengenai proses yang digunakan oleh organisasi untuk
tiba pada keputusan, sebagai contoh siapa yang menerima promosi.
(Campbell, 2004:18)
Persepsi atas ketidakadilan dalam organisasi akan berdampak
pada ketidakpuasan kerja, penurunan kinerja, memburuknya kualitas
kerja, dan berkurangnya kerjasama diantara para anggota. Selain itu
ketidakadilan organisasi juga berdampak pada keinginan seseorang
untuk keluar dari organisasi tersebut
Kepuasan kerja penting bagi karyawan maupun bagi perusahaan
oleh karena itu, variabel ini menarik paerhatian para akademisi maupun
para praktisi. Perlakuan adil merupakan hal yang para pekerja harapkan
saat mereka menginvestasikan waktu dan energi mereka dalam
organisasi. Greenberg dalam Eberlin dan Tatum (2005:200)
berpendapat bahwa organisasi yang gagal dalam memberikan perlakuan
adil akan menerima reaksi yang negatif dari pekerja mereka. Salah
satunya yaitu keinginan untuk berpindah ke tampat yang lebih baik.
Selain itu keadilan organisasi juga berdampak positif terhadap kepuasan
Bab I Pendahuluan
kerja karyawan, semakin adil keputusan yang berhubungan dengan
keadilan maka akan semakin meningkatnya kepuasan karyawan (Pareke,
2002:3), Tatum (2005:15). Dampak atas keadilan memiliki pengaruh
yang potensial terhadap sikap (attitude) pekerja dalam organisasi.
Pemimpin yang tidak memertimbangkan keadilan dalam keputusan yang
diambilnya akan berisiko timbulnya reaksi negatif terhadap komitmen
pekerja, tingkat turnover, tingkat absensi, kepuasan kerja, dan kinerja
karyawan (Eberlin dan Tatum, 2005:217). Keadilan organisasi juga
dapat berdampak positif bagi perkembangan perusahaan. Meningkatnya
kepuasan kerja mengakibatkan timbul komitmen untuk terus
meningkatkan dan memajukan perusahaan, keadilan organisasi juga
berdampak pada kepuasan kerja di dalam dan di luar pekerjaan, di dalam
perusahaan seperti karir, pendidikan, pelatihan, penghasilan dan
kesejahteraan. Sedangkan dari luar pekerjaan seperti pemberian cuti,
pendidikan dan liburan juga menimbulkan rasa puas bagi karyawan.
Dampak dari kinerja yang positif akan menimbulkan
penghargaan atas prestasi dan kinerja karyawan sehingga karyawan
merasa bertanggung jawab mengembangkan perusahaan. Selain itu,
kepuasan kerja juga berdampak pada keinginan untuk tetap berada pada
suatu organisasi tersebut, sehingga dapat meminimalkan rasa atau
keinginan untuk berpindah ke tempat yang lain. Pengaruh negatif juga
dapat diperoleh perusahaan apabila kepuasan kerja di perusahaan
dianggap kurang memuaskan. Ketidakpuasan ini mengakibatkan rasa
tidak betah yang diterima karyawan sehingga memicu keinginan
berpindah. Ketidak puasan kerja juga menimbulkan prasangka dan
Bab I Pendahuluan
kesenjangan antar individu di perusahaan sehingga suasana kerja tidak
menjadi kondusif dan memicu untuk keluar dari perusahaan.
PT Bank Negara Indonesia. Tbk sebagai salah satu BUMN di
Indonesia telah memiliki komitmen dalam bentuk integritas (integrity),
berkomitmen untuk selalu konsisten antara pikiran, perkataan dan
perbuatan yang dilandasi oleh kata hati dan kepercayaan pada prinsip-
prinsip kebenaran yang hakiki, orientasi pelanggan (customer
orientation) senantiasa mengutamakan kepentingan pelanggan dengan
dilandasi sikap saling menghargai dan hubungan kemitraan yang
sinergis, perbaikan tiada henti (continuous improvement) senantiasa
mencari peluang dan solusi untuk meningkatkan layanan dan kinerja
yang melampaui harapan pelanggan.
Namun dari komitmen PT Bank Negara Indonesia disinyalir
terdapat kesenjangan antara karyawan baru dan karyawan lama. Hal ini
terkait mengenai keadilan organisasi di perusahaan, sebagai contoh
dalam keadilan prosedural pemberian cuti dalam bekerja yang hanya
diberikan kepada karyawan yang telah lama (lebih dari 3 tahun kerja)
sedangkan dibawah itu karyawan dalam masa kerja 1 tahun tidak
memperoleh ijin cuti dan untuk karyawan yang masa kerjanya 2 tahun
hanya diberikan fasilitas cuti 5 hari. bekerja di PT Bank Negara
Indonesia. Tbk, sedangkan untuk pegawai baru (dibawah 3 tahun) dalam
masa kerja yang belum terlalu lama tidak diberikan fasilitas lebih. Selain
itu dalam keadilan dari segi distributif berupa tunjangan dan bonus yang
dianggap masih belum memihak karyawan baru memunculkan dugaan
terdapat ketidakadilan organisasi pada PT Bank Negara Indonesia. Tbk.
sebagai perbandingan dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Bab I Pendahuluan
Tabel 1.3 :Fasilitas dan Tunjangan yang diberikan
Kepada Karyawan
Fasilitas Dan
Tunjangan
1 Tahun
Kerja
2 Tahun
Kerja
3 Tahun Kerja
4 Tahun Kerja
5 Tahun kerja
Lebih dari 5 Tahun Kerja
Fasilitas Cuti Kerja
-
5 hari kerja
12 Hari Kerja
15Hari Kerja
18 Hari Kerja + 3 kali gaji
18 Hari Kerja + 5 kali gaji
Fasilitas Kesehatan
Kelas 3
Kelas 3
Kelas 2
Kelas 2 Kelas 1 Kelas 1
Fasilitas Rekreasi
- √ √ √ √ √
Tunjangan Hari Raya
1 kali
Gaji
1.5 kali
Gaji
1.5 Kali Gaji
1.5 Kali Gaji
3 Kali gaji
3 Kali Gaji
Bab I Pendahuluan
Soft loan (Kendaraan,
Rumah, Perabot)
- - √ √ √ √
Tunjangan Olah Raga
√ √ √ √ √ √
Sumber: BNI Kanwil Bandung yang telah diolah
Keterangan : untuk pegawai tetap golongan 3A
Dari data diatas terlihat beberapa gap antara karyawan yang baru
bekerja antara 1-2 tahun. Fasilitas cuti kerja, fasilitas rekreasi dan soft
loan tidak diberikan kepada karyawan tetap yang telah bekerja selama 1
tahun. Sehingga disinyalir menimbulkan kesenjangan yang berujung
kepada ketidakpuasan karyawan.
Dampak dari kesenjangan itu adalah dugaan semakin tingginya
tingkat turnover di perusahaan ini yang menandakan kepuasan kerja
karyawan yang tidak puas, selain itu ketidakadilan dalam organisasi ini
menimbulkan persepsi karyawan akan peningkatan kinerja perusahaan
akibatnya adalah penurunan kinerja. Dengan demikian perlunya
pemberdayaan karyawan yang harus segera mungkin dilakukan oleh PT
Bank Negara Indonesia Tbk, untuk mengatasi ketidakpuasan dalam
bekerja.
Tabel 1.4
Tingkat Turnover di BNI Kanwil Bandung
Bab I Pendahuluan
Tahun Jumlah
Karyawa
n
Turnover
Intention
Persentase
2007 155 23 14.84%
2008 175 18 10.29%
2009 150 35 23.35%
2010 165 31 18.71%
Sumber: BNI Kanwil Bandung yang telah diolah
Dari data diatas terlitat bahwa pada tahun 2009 banyak terjadi
turnover karyawan. Hal ini terjadi akibat kantor wilayah yang hanya
sebagai tempat transit pegawai, sehingga banyak rotasi karyawan ke
cabang atau ke wilayah lainnya, kebanyakan karyawan yang keluar dari
kantor wilayah ini lebih di dominasi oleh faktor karyawan yang
bermasalah dan sakit.
Dari fenomena yang terjadi dan hasil penelitian terdahulu
mengenai keadilan organisasi maka keadilan organisasi dianggap
penting bagi pihak karyawan dalam suatu perusahaan. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitan mengenai “Pengaruh Keadilan
Organisasional terhadap Kepuasan Kerja”.
1.3 Perumusan Masalah
Dari uraian di atas, penulis membatasi masalah yang akan diteliti
dalam penyusunan tesis ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
1. Bagaimana tingkat keadilan prosedural berdasarkan persepsi
karyawan di PT Bank Negara Indonesia. Tbk?
2. Bagaimana tingkat keadilan distributif berdasarkan persepsi
karyawan di PT Bank Negara Indonesia. Tbk ?
3. Bagaimana tingkat kepuasan kerja berdasarkan persepsi karyawan di
PT Bank Negara Indonesia. Tbk ?
4. Apakah keadilan distributif dan keadilan prosedural mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan secara parsial ?
5. Apakah keadilan distributif dan keadilan prosedural mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan secara simultan ?
1.4 Tujuan Penelitian
Dari identifkasi diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Tingkat keadilan prosedural berdasarkan persepsi karyawan di
PT Bank Negara Indonesia. Tbk.
2. Tingkat keadilan distributif berdasarkan persepsi karyawan di PT
Bank Negara Indonesia. Tbk.
3. Tingkat kepuasan kerja berdasarkan persepsi karyawan di PT
Bank Negara Indonesia. Tbk.
4. Keadilan distributif dan keadilan prosedural mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan secara parsial.
5. Keadilan distributif dan keadilan prosedural mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan secara simultan.
1.5 Kegunaan Penelitian
Bab I Pendahuluan
Peneliti mengharapkan dari penelitian ini dapat memberi
kontribusi baik bagi peneliti maupun pihak lainnya baik secara teoritis
maupun praktisi yaitu
1. Bagi Teoritis
a. Akademis. Kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya keadilan
organisasi, dimana dalam penelitian ini penulis akan berusaha
melakukan pendekatan masalah yang terjadi berdasarkan
metode ilmiah, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Universitas, dimana hasil penelitian ini diharapkan menjadi
sumber yang dapat bermanfaat sebagai bahan dokumentasi dan
referensi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam
penyediaan bahan studi bagi pihak yang membutuhkan
c. Penelitian lain, yaitu sebagai bahan referensi untuk
melaksanakan dan melanjutkan penelitian-penelitan lanjutan
sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Bagi Kalangan Praktisi
a. Bank Negara Indonesia, agar dapat memberikan informasi
penting dalam mengantisipasi gejolak dalam dinamika
perusahaan seperti turnover intention yang tinggi dan dapat
melakukan pemberdayaan karyawan.
b. Para Manajer, sehingga dapat menganalisa kebutuhan karyawan
dan memberikan solusi dalam menghadapi dinamika dalam
lingkungan kerja.