SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEBIJAKAN KIM JONG IL TERHADAP PENGEMBANGAN NUKLIR DI KOREA UTARA TAHUN 1998-2008 Disusun oleh: SKRIPSI Oleh: ANITA FERAWATI K4408016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012

Transcript of SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

Page 1: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEBIJAKAN KIM JONG IL TERHADAP PENGEMBANGAN NUKLIR

DI KOREA UTARA TAHUN 1998-2008

Disusun oleh:

SKRIPSI

Oleh:

ANITA FERAWATI

K4408016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Desember 2012

Page 2: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ii

Page 3: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

KEBIJAKAN KIM JONG IL TERHADAP PENGEMBANGAN NUKLIR

DI KOREA UTARA TAHUN 1998-2008

Oleh:

ANITA FERAWATI

K4408016

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Desember 2012

iii

Page 4: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

iv

Page 5: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu Tanggal : 19 Desember 2012

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Saiful Bachri, M.Pd

Sekretaris : Dra. Sri Wahyuni, M.Pd

Anggota I : Drs. Leo Agung, M.Pd

Anggota II : Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

v

Page 6: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Anita Ferawati. KEBIJAKAN KIM JONG IL TERHADAP PENGEMBANGAN NUKLIR DI KOREA UTARA TAHUN 1998-2008. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kebijakan pemerintah Kim Jong Il di Korea Utara tahun 1998-2008; (2) Pengembangan nuklir masa Kim Jong Il di Korea Utara tahun 1998-2008; (3) Tanggapan negara lain terhadap pengembangan nuklir di Korea.

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode historis dengan langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka, menggunakan sistem resume katalog. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis historis dengan melakukan kritik ekstern dan intern.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Pemerintah Korea Utara menggunakan ideologi Ju Che, yang berarti semua masyarakat harus bisa mandiri di bidang ekonomi, pandai di bidang politik dan kuat dalam pertahanan. Di bidang politik, Korea Utara mulai mencoba menjalin kerjasama dengan Korea Selatan. Selain itu, untuk mengganti energi listrik dan melindungi diri dari musuhnya, pemerintah Korea Utara membangun senjata nuklir.; (2) Pengembangan nuklir Korea Utara menimbulkan ancaman untuk negara tetangganya. Situasi semakin rumit ketika Korea Utara melakukan ujicoba nuklir yang kedua yaitu senjata rudal jarak jauh Taepodong-2. Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk menjatuhkan sanksi yaitu penghentian bantuan ekonomi kepada Korea Utara atas ujicoba rudal jarak jauh tersebut. Pemerintah Korea Utara mengembangkan nuklir untuk melindungi rejim Kim dari pengaruh negara lain yang ingin menguasai daerah Semenanjung Korea; (3) Tindakan Korea Utara mendapatkan tanggapan negatif dari berbagai negara. Tanggapan tersebut misalnya dari Amerika Serikat yang menghendaki Korea Utara menghentikan program pengembangan senjata nuklir untuk ditukarkan dengan bantuan ekonomi, Korea Selatan tidak menginginkan adanya perang di Semenanjung Korea. Jepang, Cina dan Rusia tidak menyetujui adanya perang karena akan mengganggu perdagangan internasional dan mengancam keamanan dunia.

Simpulan penelitian ini adalah pemerintahan Kim Jong Il telah mengembangkan senjata nuklir untuk mempertahankan rejim Kim, mencari bantuan ekonomi dan melindungi negara dari serangan bangsa yang lain. Namun, pengembangan nuklir tersebut mendapat kecaman dari berbagai negara.

Kata kunci: nuklir, Korea Utara, Rudal, Semenanjung Korea

vi

Page 7: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Anita Ferawati. KIM JONG IL POLICY ON NUCLEAR DEVELOPMENT IN NORTH KOREA YEAR 1998-2008. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University. Desember 2012.

The objective of research is to find out: (1) The government's policy of Kim Jong Il in North Korea in 1998-2008, (2) Development of Kim Jong Il's nuclear future in North Korea in 1998-2008, (3) Response to the country's nuclear development Korea.

This research was conducted by using the historical method through heuristic, critical, interpretation and historiography steps. Source of data used in this study of primary sources and secondary sources. The techniques of data collection was done by literature study, using the resume and catalog system. The technique of analysis data used in this research was the historical analysis with external and internal critics.

Based on this research can be concluded: (1) The Government of North Korea's applying Ju Che ideology , that means all communities shall be independent in the economic, political and clever strong in defense. In the political sphere, North Korea began to try to establish cooperation with Korea Selatan. In addition, to replace the electrical energy and protect themselves from their enemies, the North Korean government to build a nuclear weapon., (2) North Korea's nuclear development poses a threat to its neighbors. The situation became complicated when North Korea launch the second trial of nuclear long-range Taepodong-2. The UN Security Council voted to impose sanctions it is insentif economic blocade. The government of North Korea to develop nuclear regime to protect Kim from the influence of other countries who want to master the Korean Peninsula region, (3) actions of North Korea get a negative response from many countries. The response of the United States for example, which requires North Korea to stop nuclear weapons development program in exchange for economic aid, South Korea does not want a war in the Korean Peninsula. Japan, China and Russia do not agree that the war because it would disrupt international trade and threaten the security of the world.

Conclusions this study is the government of Kim Jong Il has developed nuclear weapons to defend Kim regime, seeking economic aid and protect the country from attack another nation. However, the nuclear development has come under fire from various countries.

Key words: nuclear, North Korea, Long-range, Semenanjung Korea

vii

Page 8: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

#Untuk mencari teman dan kedudukan, menjadi diri sendiri itu lebih baik dari

pada menjadi seperti orang lain (penulis)#

#Kehidupan anda tidaklah terlalu ditentukan oleh apa yang anda alami dalam

hidup ini, melainkan lebih ditentukan oleh sikap anda terhadap hidup ini, tidak

terlalu ditentukan oleh apa yang terjadi pada anda, melainkan lebih ditentukan

oleh cara pandang anda memandang apa yang terjadi (John Homer Miller)#

#Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan dengan cara

yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia

akan seperti teman yang setia (Al Fushshilat: 34)#

viii

Page 9: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur atas Rahmat Allah SWT, kupersembahkan karya ini untuk :

Bapak dan Ibu

Terima kasih untuk semua kasih sayang yang tak terbatas dan doa yang

selalu disertakan untukku. Semua ini tak berarti tanpa dukungan kalian.

Adik Mahdha

Terima kasih untuk adikku yang selalu memberi dukungan untuk

menyelesaikan skripsi ini dan penyemangat agar aku tidak putus asa.

Teman-teman Sejarah 2008

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya. Semua teman-

teman yang tak bisa aku sebutkan satu persatu, semoga persahabatan kita tidak

berakhir sampai disini.

ix

Page 10: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang

memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat

KEBIJAKAN KIM JONG IL

TERHADAP PENGEMBANGAN NUKLIR DI KOREA UTARA TAHUN

1998-2008

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjan pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai

pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan ijin dalam penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan pengarahan dan ijin atas penyusunan

skripsi ini.

4. Drs. Leo Agung S, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Herimanto, M.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ayah, Ibu, Adik Mahdha, dan semua keluarga tercinta yang senantiasa

memberi doa, semangat, dukungan dan kasih sayang.

7. Sahabat dan teman-teman Prodi Sejarah khususnya Angkatan 2008, yang

telah memberikan bantuan, doa dan dukungannya kepada penulis.

x

Page 11: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

xi

Page 12: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

...................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iv

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v

HALAMA ABSTRAK ............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO .............................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. ix

KATA PENGANTAR ..................................................................... x

DAFTAR ISI . .................................................................................... xii

DAFTAR BAGAN & TABEL .............. .................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................. 9

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................. 10

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 10

1. Hubungan Internasional ................................................. 10

2. Kebijakan ....................................................................... 21

3. Kekuasaan ...................................................................... 26

4. Nuklir ............................................................................. 30

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 39

BAB III METODE PENELITIA 41

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 41

B. Metode Penelitian ............................................................... 42

xii

Page 13: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Sumber Data ....................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 44

E. Teknik Analisis Data ............................................................ 45

F. Prosedur Penelitian ............................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. 52

A. Korea Utara Masa Kim Jong Il ........................................... 52

1. Keadaan Geografis ........................................................ 52

2. 54

a) Kebijakan di Bidang Politk.......................................... 54

b) Kebijakan di Bidang Ekonomi..................................... 56

c) Kebijakan di Bidang Pertahanan dan Keamanan......... 58

3. Kebijakan Luar Negeri...................................................... 59

B. Pengembangan Nuklir Masa Kim Jong Il ............................ 61

1. Latar Belakang Pengembangan Nuklir .......................... 61

2. Perkembangan Program Nuklir Korea Utara .................. 65

a) Bentuk Nuklir.......................................................... .... 65

b) Ujicoba Nuklir.............................................................. 66

3. Penyelesaian Masalah Nuklir........................................... 69

a) Proses Perundingan...................................................... 69

b) Dampak Positif Nuklir................................................. 79

c) Dampak Negatif Nuklir................................................ 80

C. Tanggapan Negara Lain Terhadap Pengembangan Nuklir

Di Korea Utara Tahun 1998- 83

1. Tanggapan Negara Amerika Serikat ............................... 83

2. Tanggapan Negara Jepang .............................................. 87

3. Tanggapan Negara Korea Selatan ................................... 91

4. Tanggapan Negara China................................................. 96

BAB V . 99

A. Simpulan ............................................................................. 99

B. Implikasi ............................................................................. 101

C. Saran ................................................................................... 102

xii

Page 14: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 103

LAMPIRAN ....... ..................................................................................... 108

xiv

Page 15: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN & TABEL

halaman

Bagan 1

Bagan 3 : Bagan Prosedur Penelitian Sejarah 51

Tabel 3

Tabel 4.1 67

Tabel 4.2 68

xv

Page 16: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 : Peta Korea Utara .............................................................. 109

Lampiran 2 : Tempat Fasilitas Nuklir .................................................... 110

Lampiran 3 : Rudal Balistik ................................................................... 111

Lampiran 4 : Rudal Jarak Jauh .............................................................. 112

Lampiran 5 : Presiden Kim Jong Il ....................................................... . 113

Lampiran 6 : Jika AS Mau Berunding Uji Coba Nuklir Batal .............. 114

Lampiran 7 : Korut Tuntut AS Si gkirkan Nuklir.................................. 115

Lampiran 8 : Korea Utara Berhasil Tes Senjata Nuklir.......................... 116

Lampiran 9 : Sanksi Baru PBB Ancam Korut........................................ 118

Lampiran 10 : Jepang Khawatir Balasan Korut........................................ 119

Lampiran 11 : Korea Journal.................................................................... 120

Lampiran 12 : The Wall Street Journal.................................................... 132

Lampiran 13 : Party, State, Parliament and Military................................ 138

Lampiran 14 : Buletin IAEA Nuclear Power and Public Acceptance...... 144

Lampiran 15 : Buletin IAEA Nuclear Medicine....................................... 148

Lampiran 16 : Surat Perijinan................................................................... 152

xvi

Page 17: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korea Utara merupakan negara yang terletak di bagian utara semenanjung

Korea dengan garis lintang 37° 43° LU dan garis bujur 124° 1310 BT. Di wilayah

utara, Korea Utara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina dan Rusia, di bagian

selatan di batasi oleh Zona Demiliterisasi Korea. Arah barat Korea Utara di batasi

oleh Laut Kuning dan Korean Bay, sedangkan arah timur berbatasan dengan

Jepang. Ibukota Korea Utara adalah Pyongyang dengan beberapa kota besar

seperti Kaesong, Sinuiju, Wonsan, Hamnung dan Chongjin. Sungai yang paling

panjang yaitu sungai Amnok (790 kilometer) dan gunung tertinggi adalah gunung

Paektu-san dengan ketinggian 2.744 meter (KBS World, 2006).

Negara Korea menurut Sofa Asian Leaders (2012), bahwa Korea

merupakan negara yang pernah dijajah oleh Jepang tahun 1910-1945. Pada saat

itu Korea masih menjadi satu pemerintahan. Di tahun 1939, Jepang merupakan

salah satu negara yang berperan dalam Perang Dunia II dengan mempertahankan

kedudukannya di Korea dan negara jajahan lainnya. Akan tetapi, Jepang

mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II pada tahun 1945. Kekalahan Jepang

tersebut memberi dampak bagi Korea, yakni wilayah Negara Korea dibagi

menjadi dua bagian. Wilayah tersebut yaitu wilayah utara diberikan kepada Uni

Soviet dan wilayah selatan diberikan kepada Amerika Serikat. Pada bulan Agustus

1945, tentara Uni Soviet membentuk Otoritas Sipil Soviet untuk memerintah

bagian utara Semenanjung Korea. Pada tanggal 19 September 1945, seorang

tokoh masyarakat yang bernama Kim Il Sung dipilih oleh sebuah komando polisi

rahasia Uni Soviet untuk memimpin 40 pejuang Korea Utara yang mengungsi di

Uni Soviet untuk kembali ke Pyongyang dan membuat formasi pemerintahan

provinsi wilayah utara atau Komite Kerakyatan Korea Utara. Perwakilan dari

seluruh masyarakat Korea membentuk

(DPRK), yang kemudian mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 9

September 1948. Pemerintah Uni Soviet memberikan komando kepada Kim Il

1

Page 18: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sung untuk menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan serta menjabat

sebagai ketua Komite Pusat Partai Buruh Korea rty (KWP).

Semua pejabat pemerintahan harus tunduk kepada Kim Il Sung dan jika ada

pejabat yang memiliki ideologi berbeda dengan Kim, maka akan menerima sanksi

yaitu dikeluarkan dari kedudukannya di partai buruh tersebut. Hal itu dilakukan

untuk melindungi pemerintahan dengan kekuasaan turun temurun.

Presiden Kim Il Sung meninggal pada tanggal 8 Juli 1994 di usia 82 tahun

karena serangan jantung. Masyarakat Korea Utara memberikan penghargaan

kepada Kim Il Sung sebagai Presiden Abadi (Eternal President), artinya jabatan

seumur hidup yang diberikan oleh rakyat kepada seorang presiden yang menjadi

pemimpin pemerintahan di Korea Utara. Adanya musibah kematian Kim Il Sung

membuat Korea Utara harus mempersiapkan seorang pengganti pemegang

kekuasaan yaitu seorang putra yang bernama Kim Jong-Il, yang secara resmi

mendapat gelar Sekjen Partai Buruh Korea dan Ketua Komisi Pertahanan

Nasional pada 8 oktober 1997. Pada tahun 1998, posisi Kim diresmikan sebagai

posisi tertinggi di Negara Korea Utara. Sejak peresmian tersebut, Kim Jong Il

diangkat sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Korea Utara.

Pengangkatan pemimpin di Korea Utara dilakukan berdasarkan garis silsilah

keluarga. Para pejabat partai menganggap Kim sebagai seseorang yang tidak

menggunakan jabatan presiden melainkan hanya seorang pemimpin pemerintahan,

maka secara konstitusional Kim tidak disyaratkan untuk menggelar Pemilu

dengan tujuan untuk mempertahankan posisinya (Hendarsah, 2007).

Kim Jong Il adalah pemimpin tertinggi dari Korea Utara tahun 1994-2011.

Kim menggantikan ayahnya dan menjadi ketua DPRK (

Republic of Korea). Selain itu, Kim menjabat sebagai Sekretaris Jenderal dari

Partai Buruh Korea, Ketua dari Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, dan

Panglima Tertinggi dari Tentara Rakyat Korea. Pada saat Kongres Partai Keenam

pada bulan Oktober 1980, Kim Jong Il telah memimpin partai tersebut. Ia diberi

posisi senior dalam Politbiro (badan eksekutif), Komisi Militer dan Sekretariat

Partai. Ketika Kim Jong Il diangkat menjadi anggota Majelis Agung Rakyat

Page 19: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Ketujuh pada bulan Februari 1982, pengamat internasional menganggap Kim

sebagai pewaris dari Korea Utara (KBS World, 2006).

Mengenai kekuasaan Kim Jong Il menurut Sofa Asian Leaders (2012),

bahwa penguasaan angkatan darat merupakan langkah awal dalam menguasai

kemiliteran Korea Utara. Pengangkatan Kim sebagai pemimpin angkatan darat

telah diatur oleh Menteri Pertahanan, Oh Jin Wu. Segala sesuatu yang berkaitan

dengan kekuasaan di Korea Utara telah direncanakan bahkan untuk kedudukan di

mana pemimpin tersebut belum mempunyai keahlian di bidang militer. Sistem

pemerintahan Korea Utara menjadi lebih terpusat dan otoriter di tahun 1990 masa

pemerintahan Kim Jong Il. Dalam sebuah pertemuan Majelis Rakyat Agung

(badan legislatif), Menteri Pertahanan Oh Jin Wu menunjuk Kim Jong Il sebagai

presiden dengan julukan yang sama dengan ayah Presiden Abadi

Adanya istilah presiden dianggap sebagai perumpamaan penguasa negara untuk

mempertahankan rejim keluarga Kim. Kim menjadi pemimpin negara saat

menjadi pemimpin Partai Buruh. Di sebagian besar Negara Komunis pemimpin

partai adalah orang paling kuat di negaranya. Demikian halnya dengan seorang

pemimpin partai besar di Korea Utara.

dalam era Kim Jong Il. Ideologi ini juga merupakan strategi praktis untuk

mewujudkan doktrin Ju Che (kemandirian). Di mana ajaran ini akan dilakukan

untuk mempercepat kemajuan dalam bidang politik, ekonomi dan pertahanan di

atas kemampuan sendiri. Doktrin ini dikembangkan untuk membentuk rakyat

Korea Utara agar mengabdikan diri pada pembangunan bercorak sosialis tanpa

bantuan pihak asing. Korea Utara memodernisasi negara dengan memfokuskan

kekuasaan negara dalam perencanaan ekonomi, industri berat dan pengembangan

militer. Bagi pemimpin Korea Utara, mempertimbangkan kubu militer adalah cara

paling efisien dan militer memiliki pegaruh besar di Korea Utara. Oleh karena itu,

Kim Jong Il tidak memiliki pilihan lain untuk mengatakan militer sebagai sumber

kepemimpinan dan kebijakannya.

Pengembangan militer yang berlebihan membuat kebijakan ekonomi

Korea Utara mengalami perubahan dan pemerintah membuat kebijakan baru.

Page 20: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

krisis ekonomi dan kekurangan pangan), slogan perjuangan yang dilakukan

dengan menolak produk dari Jepang karena masyarakat Korea masih teringat akan

penderitaan ketika dijajah oleh Jepang. Sebagai gantinya, pemerintah

mengerahkan rakyat untuk mandiri dalam mengatasi situasi ekonomi yang

memburuk. Parade ini juga dilakukan untuk mempertahankan sistem kekuasaan

tunggal di bawah pemerintahan Kim Jong Il. Pemerintahan Kim Jong Il mulai

stabil setelah tahun 2000. Pemerintah melakukan kunjungan ke Cina untuk

melakukan kerjasama. Setelah kembali ke Korea Utara, Kim Jong Il menyatakan

bahwa situasi negara telah mengalami perubahan di bidang ekonomi. Perubahan

ini akibat pengaruh pemerintahan RRC yang mengalami liberalisasi dan

keterbukaan ekonomi. Sehingga, Kim mulai mengadakan hubungan kerjasama

dengan Cina di bidang ekonomi. Pemerintah Kim Jong Il mulai membuka proyek

zona ekonomi Shineuiju yaitu proyek yang dirancang untuk membangun sebuah

kota yang dapat digunakan sebagai kompleks industri dan zona perdagangan

dengan negara lain.

Korea Utara memperbaiki keadaan ekonomi dengan mengembangkan

energi nuklir sebagai pengganti energi listrik. Selain itu, pengembangan energi

nuklir mempunyai tujuan untuk pertahanan dan keamanan negara (Kompas, 12

Mei 2003). Adanya pengembangan nuklir ini menimbulkan rasa kekhawatiran

dari Amerika Serikat karena dapat mengancam stabilitas di Semenanjung Korea.

Bagi Amerika Serikat masalah nuklir Korea Utara dianggap serius, sehingga

Amerika Serikat berusaha menekan Korea Utara untuk menghentikan program

pengembangan nuklirnya (Tempo,12 Februari 1994).

Pengembangan rudal Korea Utara diperkirakan dimulai tahun 1976 atau

menjelang perang di Timur Tengah (Perang Yom Kippur), yakni ketika pasukan

Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Pada saat perang Timur Tengah tersebut berlangsung, Korea Utara menerima

rudal Scud- B buatan Rusia dan papan peluncur sebagai imbalan dalam

mendukung secara diplomasi kepada Mesir. Penerimaan rudal tersebut

memberikan kesempatan pada Korea Utara untuk memulai mengembangkan rudal

Page 21: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

itu menjadi rudal sendiri dengan membongkar dan merakit kembali rudal Scud

tersebut. Pengembangan nuklir yang pertama di Korea Utara terus mengalami

kemajuan dan mulai diperbaharui hingga menghasilkan rudal berjarak panjang

seperti - , rudal balistik berjarak menengah (IRBM) , dan rudal

balistik bertingkat yang diperkirakan memiliki kemampuan untuk

menghancurkan benua Amerika (KBS World, 2006).

Hal-hal yang berkaitan dengan nuklir di seluruh dunia diatur dalam NPT

(Nuclear Nonproliferation Treaty), yaitu suatu kesepakatan untuk tidak

mengembangkan nuklir dan kesepakatan tersebut disetujui oleh seluruh negara di

dunia. Korea Utara menjadi anggota NPT pada tahun 1985, namun tidak

mengikuti peraturan dari organisasi tersebut. Pengembangan nuklir Korea Utara

dianggap membahayakan seluruh negara, sehingga Korea Utara harus

menghentikan program pengembangan senjata nuklir untuk dipertukarkan dengan

bantuan ekonomi. Akan tetapi, pemerintah Korea Utara mengumumkan bahwa

Korea Utara telah keluar dari keanggotaan NPT pada tahun 2003. Keluarnya

Korea Utara dari non-proliferasi mendapat kecaman dari internasional, terutama

dari negara dekatnya, Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan menilai bahwa

tindakan Korea Utara telah merusak upaya normalisasi hubungan kedua negara

yang telah mengalami kemajuan pesat dengan disepakatinya perjanjian kerjasama

bilateral di berbagai bidang, diantaranya ekonomi dan pertahanan, pada tahun

2000 lalu. Akan tetapi, Korea Selatan tetap mempertahankan sikap dengan tidak

mengeluarkan opsi militer terhadap ambisi nuklir Korea Utara tersebut.

Reaksi pemerintah Amerika Serikat yaitu dengan memberlakukan

kebijakan intervensi dalam urusan internasional dan menunjukkan tindakan nyata

terhadap Korea Utara dan pemerintahan Presiden Bill Clinton meminta

pemerintah Korea Utara supaya menerima pengawasan senjata nuklir dan masuk

kembali ke dalam NPT. Amerika meminta Korea Utara untuk menerima tim

pemeriksa dari IAEA (International Atom Energy Assosiation), badan energi atom

internasional. Pemeriksaan tersebut ditolak, kemudian Amerika Serikat memberi

waktu kepada pemerintah Korea Utara untuk memenuhi tuntutan IAEA. Jika tetap

Page 22: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

menolak pemeriksaan IAEA maka Dewan Keamanan PBB akan memberlakukan

embargo ekonomi (Tempo,12 Februari 1994).

Korea Utara tidak mempedulikan himbauan Amerika Serikat, bahkan

Korea Utara terus meningkatkan percobaan mesin baru bagi peluru kendali (rudal)

jarak jauh. Sebaliknya, Amerika Serikat terus mempermasalahkan pengembangan

teknologi senjata nuklir Korea Utara dan merasa khawatir karena rudal Korea

Utara dapat menjangkau Alaska. Di samping itu, Korea Utara mengirimkan

beberapa teknologi rudal ke beberapa negara yang tidak memiliki pengaruh

Amerika Serikat (Mohammad Shoelhi, 2003).

Pada tahun 1994, Korea Utara dan Amerika Serikat menandatangani

Kerangka Kesepakatan yang dirancang untuk membekukan dan membongkar

program senjata nuklir dengan imbalan bantuan kebutuhan ekonomi. Kim Jong-il

mengaku memiliki senjata nuklir yang diproduksi sejak tahun 1994. Penguasa

Korea Utara tersebut mengatakan bahwa produksi nuklir dibuat untuk tujuan

keamanan seperti Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan.

Pada awal pemerintahan Presiden George W. Bush, Amerika Serikat

meningkatkan sikap kerasnya kepada Korea Utara. Sementara itu, Korea Utara

menuduh Washington telah melancarkan sikap permusuhan yang dapat

menimbulkan konflik baru. Pernyataan dari kantor berita Korea Utara, Korean

Central News Agency (KCNA) bahwa sikap permusuhan Presiden George W.

Bush terhadap Korea Utara yang berhubungan dengan senjata nuklir merupakan

alasan agar Amerika Serikat dapat melanjutkan kebijakan agresifnya terhadap

Korea Utara dan mempertahankan penempatan pasukan Amerika Serikat di Korea

Selatan. Menurut Amerika Serikat, pemerintah Korea Utara harus terlebih dahulu

melepaskan program nuklir sebelum meningkatkan langkah di bidang politik,

ekonomi dan militer. Sedangkan Korea Utara berpendapat bahwa Amerika Serikat

harus lebih dulu melepaskan politik memusuhi Korea Utara dengan

menandatangani perjanjian nonagresi dan memberi ganti rugi ekonomi kepada

Korea Utara (Forum Keadilan, 10 Februari 2002).

Menurut pemerintah Korea Utara, penghancuran senjata nuklir harus

dimulai oleh Amerika Serikat sebagai pemilik senjata nuklir terbesar di dunia.

Page 23: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Akan tetapi, kedua negara itu masih berpegang teguh pada pendapatnya masing-

masing sehingga sulit untuk mencapai suatu perdamaian dan masalah ini belum

terselesaikan (Kompas, 12 Mei 2003). Pada tahun 2002 dalam pidato kenegaraan,

Presiden Amerika Serikat, George W. Bush menyebut Korea Utara sebagai pusat

kejahatan karena membangun senjata perusak massal dan mendukung terorisme.

Adanya pernyataan tersebut, maka Kementrian Luar Negeri Korea Utara,

memastikan tidak akan menerima ajakan Presiden George W. Bush untuk

memulai kembali perundingan senjata nuklir.

Pada tanggal 9 Oktober 2006, Korea Central News Agency mengumumkan

bahwa mereka berhasil melakukan uji coba nuklir bawah tanah. Peluncuran ini

dilakukan karena Amerika Serikat tidak memberi tanggapan atas peringatan dari

Korea Utara. Beberapa cara yang dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan

Kim Jong Il adalah menggunakan kebijakan yang membentuk pemerintahan

reformasi dan keterbukaan ekonomi. Hubungan Korea Utara dan Amerika Serikat

sebenarnya sudah terjalin pada masa akhir jabatan Kim Il Sung. Hubungan itu

memburuk setelah program pengembangan senjata nuklir Korea Utara terbongkar.

Peristiwa itu mengakibatkan krisis nuklir putaran kedua (KBS World, 2006).

Menurut Dian Firmansah (2009), pengembangan senjata nuklir Korea

Utara yang akan datang mencapai tingkat operational nuclear deterrent, yaitu

kekuatan luncur senjata nuklir dalam jumlah besar dengan sistem yang sudah

teruji. Penelitian yang dilakukan mempunyai tujuan yaitu agar senjata nuklir yang

sedang dikembangkan memiliki kekuatan luncur yang luar biasa. Untuk menuju

tingkat operational nuclear deterrent tersebut, para peneliti masih membutuhkan

waktu yang lama. Oleh karena itu, selang waktu yang ada dapat digunakan oleh

dunia internasional untuk membujuk rejim Korea Utara membatalkan rencananya

mengembangkan kemampuan nuklir lebih lanjut. Strategi yang dapat dilakukan

dunia internasional adalah memberikan jaminan keamanan bagi rejim Kim,

bantuan ekonomi dan de-isolasi Korea Utara dari pergaulan internasional. Upaya

Amerika Serikat dapat berupa memberikan keamanan dengan menandatangani

pakta perjanjian non-agresi dengan Korea Utara.

Page 24: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Melalui hubungan ekonomi dan integrasi Korea Utara dengan dunia

internasional, hal ini mempunyai tujuan agar Pyongyang memiliki kesadaran

pentingnya menjaga perdamaian regional dan internasional termasuk dengan

Korea Selatan. Proses ini tidak akan mudah, melihat hubungan Korea Utara

dengan Korea Selatan belum membaik. Bahkan hubungan baik dengan negara-

negara lainnya pun masih membutuhkan waktu yang panjang namun setidaknya

patut dicoba demi sebuah dunia yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji

dan meneliti secara lebih mendalam serta mengangkatnya dalam sebuah skripsi

yang berjudul

Korea Utara Tahun 1998-

B. Perumusan Masalah

Rumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan

penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain :

1. Bagaimana penerapan kebijakan Kim Jong Il di Korea Utara tahun 1998-

2008?

2. Bagaimana pengembangan nuklir masa Kim Jong Il di Korea Utara tahun

1998-2008?

3. Bagaimana tanggapan negara lain terhadap pengembangan nuklir di Korea

Utara tahun 1998-2008?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan

ini adalah untuk mengetahui :

1. Penerapan kebijakan pemerintah Kim Jong Il di Korea Utara tahun 1998-2008.

2. Pengembangan Nuklir masa Kim Jong Il di Korea Utara tahun 1998-2008.

3. Tanggapan negara lain terhadap pengembangan nuklir di Korea Utara tahun

1998-2008.

Page 25: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya

tentang kebijakan pemerintah Kim Jong Il di Korea Utara.

2. Sebagai salah satu karya ilmiah yang di harapkan dapat melengkapi koleksi

perpustakaan khususnya di lingkungan Universitas Sebelas Maret.

3. Dapat berguna bagi generasi muda pada umumnya dan mahasiswa pada

khususnya agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa pengembangan nuklir

di Korea Utara.

4. Dapat dijadikan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian yang sejenis

secara lebih mendalam.

Page 26: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hubungan Internasional

a. Pengertian Hubungan Internasional

Ilmu hubungan internasional merupakan kajian baru dalam deretan

ilmu-ilmu sosial yang ada saat ini. Sekitar tahun 1930-an, ilmu ini dimulai

dengan kegiatan penelitian dan pengkajian akademis. Jadi, ilmu hubungan

internasional belum terlalu lama penelitiannya jika dibandingkan dengan

ilmu-ilmu lain dan ilmu ini masih mengalami perkembangan (Soeprapto,

1997: 11).

Menurut Soeprapto (1997), istilah hubungan internasional diciptakan

pertama kali oleh Jeremy Bantham. Sebagai suatu ilmu, hubungan

internasional merupakan satu-kesatuan disiplin dan memiliki ruang lingkup

serta konsep-konsep dasar. Dua sebab yang mendorong munculnya ilmu

hubungan internasional adalah :

1) Adanya minat terhadap fenomena yang ada setelah Perang Dunia I

selesai.

2) Perang Dunia I yang menelan korban manusia serta kerusakan-kerusakan

materiil. Akibat dari Perang Dunia I tersebut, menimbulkan kesadaran

betapa pentingnya kebutuhan untuk mencegah peperangan dan

terselenggaranya ketertiban dunia (hlm. 12).

Secara sederhana pengertian hubungan internasional dipahami

sebagai interaksi yang terjadi antara orang-orang tertentu, di mana interaksi

tersebut telah melampaui batas yurisdiksi nasional sebuah negara. Pada

dasarnya, tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari

perilaku internasional yaitu perilaku aktor, negara maupun non negara, di

dalam arena transaksi internasional, di mana perilaku tersebut bisa berupa

perang, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi

10

Page 27: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut T. May Rudy, hubungan internasional dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Hubungan Internasional adalah hubungan yang mencakup berbagai macam hubungan atau interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda kewarganegaraan, berkaitan dengan segala bentuk kegiatan manusia. Hubungan ini dapat berlangsung baik secara kelompok maupun secara perorangan dari suatu bangsa atau negara, yang melakukan interaksi baik secara resmi maupun tidak resmi dengan kelompok atau perorangan dari bangsa atau negara lain (1993: 3).

Menurut Nasution (mengutip dari simpulan EH. Carr, 1965),

munculnya hubungan internasional sebagai bidang studi sendiri adalah

keinginan setiap negara untuk memahami sebab-sebab terjadinya konflik

dan membina dunia lebih damai yang dilakukan sesudah perang dunia

pertama. Sekitar tahun 1920 sampai 1930-an, studi hubungan internasional

dipelajari melalui tiga jalur. Pertama, hubungan internasional dipelajari

melalui penelaahan kejadian-kejadian yang sedang terjadi dan mencoba

dibuat urutan kejadian. Sehingga setiap kesalahpahaman dan konflik

antarbangsa bisa dihindari. Kedua, hubungan internasional dipelajari melalui

studi tentang organisasi internasional. Ini didasarkan pada kesimpulan

bahwa konflik bisa diselesaikan jika diciptakan suatu aturan atau tata tertib

hukum yang didukung oleh organisasi seperti Liga Bangsa-Bangsa. Ketiga,

studi hubungan internasional pada masa itu adalah sebuah analisa yang

menitikberatkan pada ekonomi internasional (Nasution, 1984: hlm. 1-5).

Menurut Nasution, ada beberapa pendekatan dalam hubungan

internasional (mengutip dari simpulan Crayson Kirk) yang di antaranya:

1) Pendekatan Historis, para sejarawan meneliti hubungan internasioanl

sebagai sejarah mutakhir saja, sehingga orang kehilangan banyak data

mengenai peristiwa waktu lampau.

2) Pendekatan Legalistis, para ahli hukum memandang aspek-aspek legal

dari hubungan antar negara itu saja, tanpa berusaha mencari sebab-sebab

tidak sempurnanya peraturan hukum.

Page 28: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3) Pendekatan Ideal, para idealis yang memandang sistem hubungan

internasional lebih sempurna akan melakukan penyelidikan atas konflik

yang terjadi (1984: 16).

Hubungan Internasional dapat dilihat dari berkurangnya peranan

negara sebagai aktor dalam politik dunia dan meningkatnya peranan aktor-

aktor non-negara. Bagi beberapa aktor non-negara, batas-batas wilayah

secara geografis tidak dihiraukan. Hingga saat ini ilmu hubungan

internasional telah mengalami perkembangan yang signifikan. Setidaknya,

dapat dilihat dari perkembangan ruang lingkup kajian dan aktor-aktor di

dalam hubungan internasional, yang awalnya terbatas pada kajian keamanan

dan negara kemudian melibatkan aktor-aktor non-negara dan isu-isu yang

beragam, seperti ekonomi, sosial, lingkungan dan sebagainya (Johari, 1985).

Untuk mengimbangi ketegangan masalah dunia, urusan luar negeri

merupakan salah satu masalah pokok bagi setiap negara. Posisi setiap negara

berbeda-beda, tetapi semua negara beranggapan kalau politik luar negeri

sebagai priroritas yang penting. Menurut Prawirasaputra (1984), menyatakan

bahwa politik luar negeri adalah kumpulan kebijakan suatu negara untuk

mengatur hubungan-hubungan luar negerinya yang merupakan bagian dari

kebijakan nasional dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, politik luar negeri suatu

negara mencerminkan kemampuan masyarakatnya (hlm. 7).

Politik luar negeri dapat memberi pengaruh positif dan negatif

kepada warga negara. Hubungan yang dijalin dengan negara lain merupakan

kebijakan pemerintah untuk melindungi dan menyejahterakan

masyarakatnya. Landasan politik luar negeri dari beberapa negara adalah

untuk memajukan nilai-nilai budayanya. Tetapi, dalam kenyataannya setiap

negara akan menghadapi negara lain yang juga ingin memajukan budaya-

budaya mereka. Pada dasarnya politik internasional merupakan usaha-usaha

untuk memperjuangkan perbedaan budaya suatu negara agar dikenal dan

diakui oleh seluruh masyarakat di berbagai negara. Kesepakatan dalam

menentukan kepentingan nasional adalah langkah pertama dalam

Page 29: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

merumuskan tujuan politik luar negeri. Untuk menciptakan kebijakan yang

sesuai dengan kepentingan nasional maka pemerintah harus menyesuaikan

dengan sarana dan prasarana yang ada dalam negaranya. Dalam situasi

tertentu suatu tindakan pemerintah harus mencapai kepentingan nasional.

Tindakan pemerintah dalam politik luar negeri bertujuan untuk

mencapai sasaran yang dianggap sebagai kepentingan nasional. Oleh karena

itu, kepentingan nasional yang telah dibuat harus dirumuskan dan

dipertahankan oleh seluruh masyarakat. Kepentingan nasional bersifat abadi,

sehingga suatu negara akan selalu terlibat dalam permasalahan dunia.

Namun, apabila situasi dan masalah politik luar negeri berubah maka tujuan

dari kepentingan nasional akan berubah pula dan diperlukan tujuan yang

baru (Nasution, 1989: 7).

Organisasi untuk politik luar negeri dapat dikatakan sama di semua

pemerintahan, yang berbeda adalah kepala pemerintahan. Kepala

pemerintahan memegang peranan penting dalam urusan luar negeri dengan

bantuan para penasihat seperti Kabinet, Dewan Resolusi dan lain-lain.

Namun, bantuan yang terpenting adalah dari Menteri Luar Negeri yang

secara administratif mengepalai departemen dan mengurusi kebijakan luar

negeri serta menjadi penasihat resmi dari kepala pemerintahan. Untuk

mengambil suatu keputusan luar negeri, pemerintah akan berunding terlebih

dahulu dengan Menteri Luar Negeri. Keputusan tersebut dibuat menurut

situasi dan kondisi negaranya (Nasution, 1989: 15).

Menurut W. Coplin dan M. Marbun (1992: 32), pengambilan

keputusan luar negeri merupakan campuran antara:

1) Keputusan politik luar negeri secara umum

Merupakan serangkaian keputusan yang diekspresikan melalui

pernyataan-pernyataan kebijakan dan tindakan langsung. Sasaran politik

luar negeri bisa menjangkau lingkungan internasional atau sekelompok

negara tertentu.

Page 30: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2) Keputusan yang bersifat administratif

Keputusan ini dibuat oleh anggota birokrasi pemerintah yang

bertugas melaksanakan hubungan luar negeri negaranya. Departemen

luar negeri merupakan organisasi birokratis yang utama, namun badan

pemerintah lainnya, seperti dinas militer, dinas intelejen, dan departemen

perdagangan juga sering terlibat dalam pengambilan keputusan

administratif yang memengaruhi kebijakan luar negeri.

3) Keputusan yang bersifat kritis

Merupakan kombinasi dari keputusan secara umum dan keputusan

bersifat administratif. Keputusan kritis mempunyai dampak luas

terhadap kebijakan umum suatu negara dan bisa mengarah kepada situasi

kritis meskipun dampaknya menjangkau semua negara.

Adanya kepentingan nasional membuat politik luar negeri perlu

dikembangkan ke berbagai negara melalui kerjasama internasional.

Kerjasama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan

oleh suatu negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan rakyat dan untuk kepentingan negara-negara di dunia. Kerjasama

internasional yang meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan

keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri

masing-masing negara. Kerjasama dilakukan apabila manfaat yang diperoleh

akan lebih besar daripada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung

(Soeprapto, 1997: 181).

Beberapa masalah yang terjadi, mengharuskan pemerintah saling

berhubungan dengan mangajukan pemecahan, perundingan atau

pembicaraan mengenai masalah yang dihadapi, mengemukakan berbagai

bukti teknis untuk menopang pemecahan masalah tertentu dan mengakhiri

perundingan dengan membentuk suatu perjanjian. Proses seperti ini disebut

(1993), kerjasama internasional dapat didefinisikan sebagai pola kerjasama

yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur yang jelas dan

lengkap serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan

Page 31: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mengusahakan agar tercapai tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati

bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama

kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda (hlm. 3).

Menurut Soeprapto (1997), bahwa penggolongan kerjasama

internasional dibagi dalam empat bentuk yaitu:

1) Kerjasama Global

Adanya keinginan yang kuat dari berbagai bangsa di dunia untuk

bersatu dalam suatu wadah yang mampu mempersatukan cita-cita

bersama merupakan dasar utama bagi kerjasama global.

2) Kerjasama Regional

Merupakan kerjasama antar negara yang secara geografis letaknya

berdekatan. Kerjasama tersebut bisa berada dalam bidang pertahanan

tetapi juga bisa di bidang lain seperti pertanian, hukum, kebudayaan, dan

lain sebagainya.

3) Kerjasama Fungsional

Permasalahan maupun metode kerjasama menjadi semakin kompleks

disebabkan oleh semakin banyak berbagai lembaga kerjasama yang ada.

Walaupun kompleksitas dan banyak permasalahan yang dihadapi dalam

kerjasama fungsional baik di bidang ekonomi maupun sosial, untuk

pemecahannya diperlukan kesepakatan dan keputusan politik.

4) Kerjasama Ideologi

Pengertian ideologi merupakan alat dari suatu kelompok kepentingan

untuk membenarkan tujuan dan perjuangan kekuasaan. Berbagai

kelompok kepentingan berusaha mencapai tujuannya dengan

memanfaatkan berbagai kemungkinan yang terbuka di forum global

(hlm. 182).

Menurut K. J. Holsti (1995), ada beberapa alasan mengapa suatu

negara melakukan kerjasama dengan negara lain, yaitu:

1) Demi meningkatkan kesejahteraan ekonominya, di mana melalui

kerjasama dengan negara lain, negara tersebut dapat mengurangi biaya

Page 32: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang harus ditanggung dalam memproduksi suatu produk kebutuhan

bagi rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki negara tersebut;

2) Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan

biaya;

3) Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan bersama;

4) Mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan

buruk dari negara lain.

Menurut Muhadi Sugiono (2006), ada beberapa faktor yang perlu

diperhatikan dalam kerjasama internasional. Pertama, negara bukan lagi

sebagai aktor eksklusif dalam politik internasional melainkan hanya bagian

dari jaringan interaksi politik, militer, ekonomi dan kultural bersama-sama

dengan aktor-aktor ekonomi dan masyarakat sipil. Kedua, kerjasama

internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh kepentingan masing-

masing negara yang terlibat di dalamnya, melainkan juga oleh institusi

internasional, karena institusi internasional seringkali bukan hanya

mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari negara negara

anggotanya, tetapi juga bisa memaksakan kepentingannya sendiri (hlm. 6).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

hubungan internasional adalah hubungan antara dua negara atau lebih yang

sama-sama menginginkan kemajuan bagi masyarakatnya dengan menjalin

kerjasama di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan. Di

samping itu, hubungan internasional ini juga digunakan sebagai sarana

untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di berbagai negara. Korea Utara

melakukan hubungan internasioanl dengan Rusia, China, Korea Selatan dan

beberapa negara komunis.

Politik yang dilakukan pemerintah merupakan politik isolasi, yang di

mana masyarakat tidak diperbolehkan untuk berhubungan dengan

masyarakat negara lain. Namun, pada masa Kim Jong Il sistem

pemerintahan berubah. Pemerintah mulai mendekati negara-negara lain yang

berada di sekitar Korea. Korea Utara menjalin kerjasama di bidang ekonomi

dengan Cina, Korea Selatan, Jepang dan Uni Soviet. Negara Korea Selatan

Page 33: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

merupakan negara yang paling banyak memberikan bantuan dan kerjasama

kepada pemerintah Korea Utara. Hal itu karena kedua negara tersebut

sedang berusaha untuk mengadakan reunifikasi Korea.

b. Sarana Hubungan Internasional

Sarana hubungan internasional menurut Wayan Suydnanya yang

dikutip dari J. Frankel (2010), ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan

oleh negara-negara dalam melakukan hubungan internasional, yaitu:

1) Diplomasi

Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik

luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan bangsa dan negara

lain. Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau

multilateral (melibatkan lebih dari dua negara). Instrumen diplomasi ada

dua yaitu departemen luar negeri yang berkedudukan di ibukota negara,

yang merupakan pusat hubungan intenasional dalam negara dan

perwakilan diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima

yang merupakan wakil dari negaranya.

Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki

tiga fungsi dasar yaitu sebagai lambang, sebagai wakil yuridis yang sah

sesuai hukum internasional dan sebagai perwakilan politik. Sedangkan

tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok

diplomasi, yaitu: perwakilan (representation), perundingan

(negotiation), laporan (reporting) dan perlindungan kepentingan bangsa,

negara dan warga negaranya di luar negeri.

2) Propaganda

Propaganda adalah usaha sistematis untuk memengaruhi pikiran,

emosi dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat

umum. Ada dua hal yang membedakan diplomasi dengan propaganda,

yaitu:

a) Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan

pemerintahnya.

Page 34: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat

propaganda.

3) Ekonomi

Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak

dilakukan oleh pemerintah, namun pihak swasta dapat berperan besar,

baik selama masa damai maupun dalam situasi perang. Semua negara

terlibat dalam hubungan ekonomi untuk mendapatkan barang yang tidak

dapat diproduksinya sendiri. Keuntungan lainnya dari perdagangan

internasional adalah diperolehnya suatu barang melalui sistem produksi

yang efisien dan murah.

4) Kekuatan Militer dan Perang

Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai

oleh pemerintah. Bidang militer sangat memengaruhi diplomasi karena

memiliki kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya

diri, sehingga bisa mengabaikan ancaman-ancaman dan tekanan lawan

yang dapat mengganggu kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer

diperlihatkan dalam parade militer di hari-hari nasional untuk

menggertak dan memeringatkan negara-negara lawan sehingga perang

dapat dihindarkan. Jikalaupun menjadi sebuah keputusan, perang

merupakan pilihan terakhir.

Pemerintah Korea Utara menggunakan semua sarana hubungan

internasional untuk menutupi kekurangan negaranya dan melindungi

pemerintahan yang diwariskan secara turun temurun. Sarana hubungan

yang sering digunakan untuk menjalin kerjasama yaitu melalui

kerjasama ekonomi. Korea Utara merupakan negara yang mengalami

perekonomian yang buruk sehingga masyarakatnya mengalami

penderitaan dan memerlukan bantuan dari negara lain.

c. Pola Interaksi Hubungan Internasional

Pola interaksi hubungan internasional tidak dapat dipisahkan dengan

segala bentuk interaksi yang berlangsung dalam pergaulan masyarakat

Page 35: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

internasional, baik oleh pelaku negara-negara maupun oleh pelaku-pelaku

bukan negara (Holsti, 1997). Pola hubungan atau interaksi ini dapat berupa:

1) Kerjasama

2) Persaingan

3) Pertentangan

Konflik dan kompetisi merupakan hal-hal yang tidak mudah

terhindarkan dalam interaksi hubungan internasional. Masalahnya adalah

bagaimana menempuh langkah-langkah untuk membina upaya bersama

guna mengurangi dan menghindari konflik yang mungkin terjadi. Sumber

konflik bisa terletak pada kelangkaan sumber-sumber daya dan egosentrisme

masing-masing negara atau kesatuan sosial tertentu, artinya aspirasi untuk

terus meningkatkan kekuatan serta kedudukan dalam hubungan dengan

negara-negara lain atau kesatuan sosial lainnya akan terus meningkat

(Suprapto, 1997).

Dalam kajian hubungan internasional, konflik tidak selalu berarti

perang atau langsung berada pada taraf setara perang, tetapi bisa berupa

krisis hubungan diplomatik, protes, penolakan, tuduhan, tuntutan,

peringatan, ancaman, tindakan balasan, serta pemboikatan produk.

Timbulnya konflik bisa dipicu oleh sikap dan tindakan saling tidak percaya

di antara dua atau lebih entitas sosial yang berbeda. Solusi yang perlu

dicapai dan dikembangkan adalah kerjasama. Pola-pola kerjasama

multilateral dan global perlu ditingkatkan, karena akan semakin luas

masalah global yang tidak bisa diatasi oleh beberapa negara saja, tetapi perlu

pemecahan masalah bersama-sama oleh banyak negara (Nasution, 1984).

Menurut Wayan Suydnanya (2010), ada tiga macam pola hubungan

antar bangsa, yaitu:

1) Pola Penjajahan

Penjajahan pada hakikatnya adalah penguasaan oleh suatu bangsa

atas bangsa lain yang ditimbulkan oleh perkembangan paham kapitalis,

di mana negara penjajah membutuhkan bahan mentah untuk produksi

industrinya dan juga pasar bagi hasil industrinya.

Page 36: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Pola Ketergantungan

Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena

kekurangan modal dan teknologi untuk membangun negaranya, terpaksa

mengandalkan bantuan negara-negara maju yang akhirnya

mengakibatkan ketergantungan pada negara-negara maju tersebut.

3) Pola Hubungan Sama Derajat

Pola hubungan ini sulit diwujudkan, namun merupakan pola

hubungan paling ideal yang menuntut penghormatan atas kodrat

manusia sebagai makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi,

bentuk negara ataupun sistem pemerintahannya. Politik luar negeri

menghindarkan bangsa jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau

Chauvinisme yang mengagung-agungkan bangsa sendiri namun

memandang rendah bangsa lain dan menghindari paham Kosmopolitisme

yang memandang seluruh dunia sebagai negeri yang satu dan sama

sehingga mengabaikan negeri sendiri.

Ketika melakukan kerjasama dan hubungan internasional ini,

pemerintah dibantu oleh departemen luar negeri yang dipimpin seorang

menteri luar negeri, para duta dan konsul yang diangkat kepala

pemerintahan untuk negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-konsul

negara lain yang diterima oleh menteri luar negeri. Dalam menerima duta

dan konsul negara lain, menteri yang menerima juga harus meminta

persetujuan dari kepala negara asal duta dan konsul tersebut dalam bentuk

Surat Kepercayaan (lettre de credance).

Korea Utara menerapkan pola hubungan kerjasama dengan Korea

Selatan. Akan tetapi, hubungan dengan Amerika Serikat merupakan pola

persaingan karena pemerintah Korea Utara menganggap Amerika Serikat

ingin menguasai wilayah Semenanjung Korea. Selain itu, Korea Utara juga

sangat tergantung pada bantuan Korea Selatan. Hal tersebut karena Korea

Utara yang perekonomiannya buruk memerlukan bantuan ekonomi dari

Korea Selatan yang telah menjadi negara maju dengan industrinya yang

menyebar di seluruh dunia.

Page 37: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2. Kebijakan

a. Pengertian Kebijakan

Menurut Mas sofa yang dikutip dari Said Zainal Abidin (2004),

secara harfiah pengertian dari ilmu kebijakan publik adalah terjemahan

langsung dari kata policy science. Istilah kebijakan yang diterjemahkan dari

kata policy memang biasanya dikaitkan dengan keputusan pemerintah,

karena pemerintah yang mempunyai wewenang atau kekuasaan untuk

mengarahkan masyarakat dan bertanggung jawab melayani kepentingan

umum. Arti dari kebijakan itu sendiri adalah suatu peraturan yang dibuat

pemerintah untuk memajukan masyarakatnya dan dijadikan pedoman untuk

menjalankan pemerintahan.

Kata policy secara etimologis berasal dari kata polis dalam bahasa

Yunani (Greek), yang berarti negara. Dalam bahasa latin kata ini menjadi

politia, artinya negara. Dalam bahasa Inggris lama, kata tersebut menjadi

policie, yang pengertiannya berkaitan dengan urusan pemerintah atau

administrasi pemerintah. Uniknya dalam bahasa Indonesia, kata

policy

tersebut mempunyai konotasi tersendiri yaitu mempunyai arti kata bijaksana

atau bijak. Kebijakan merupakan suatu peraturan yang dibuat pemerintah

sedangkan kebijaksanaan merupakan suatu sikap tegas dalam pengambilan

keputusan saat terjadi pertemuan tertentu. Orang yang bijaksana mungkin

tidak pakar dalam sesuatu bidang ilmu, namun memahami hampir semua

aspek kehidupan.

Menurut Mas Sofa yang dikutip dari Said Zainal Abidin (2004),

bahwa Hugh Heglo menyebutkan kebijakan sebagai

intended to accomplish atau sebagai suatu tindakan yang

bermaksud untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi Heglo ini, selanjutnya

diuraikan oleh Jones dalam kaitan dengan beberapa isi dari kebijakan.

Pertama, tujuan. Di sini yang dimaksudkan adalah tujuan tertentu yang

dikehendaki untuk dicapai (the desired ends to be achieved). Dalam

kehidupan sehari-hari tujuan yang hanya diinginkan saja bukan tujuan, tetapi

Page 38: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sekedar keinginan. Setiap orang boleh saja berkeinginan apa saja, tetapi

dalam kehidupan bernegara keinginan tidak diperhitungkan. Kedua, rencana

atau proposal yang merupakan alat atau cara tertentu untuk mencapainya.

Ketiga, program atau cara tertentu yang telah mendapat persetujuan dan

pengesahan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Keempat, keputusan

yaitu tindakan tertentu yang diambil untuk menentukan tujuan, membuat

dan menyesuaikan rencana, melaksanakan dan mengevaluasi program

dalam masyarakat. Selanjutnya, Jones merumuskan kebijakan sebagai

forts in and

(perilaku yang tetap dan

berulang dalam hubungan dengan usaha yang ada di dalam dan melalui

pemerintah untuk memecahkan masalah umum). Definisi ini memberi

makna bahwa kebijakan itu bersifat dinamis.

Menurut Dahlan (1989), bahwa kebijakan adalah arah tindakan yang

direncanakan untuk mencapai sesuatu sasaran. Dalam hal ini terdapat tiga

masalah. Pertama, kebijakan luar negeri suatu negara menunjukan dasar-

dasar umum yang dipakai pemerintah untuk bereaksi terhadap lingkungan

internasional. Di lain pihak, suatu kebijakan merupakan arah tindakan yang

ditujukan pada satu sasaran, maka suatu negara akan mempunyai banyak

macam kebijakan karena banyaknya sasaran yang ada padanya. Masalah

kedua, suatu kebijakan selalu menyangkut keputusan dan tindakan.

Tindakan untuk mencapai sasaran dapat dihasilkan dari kebijakan, apabila

keputusan itu merupakan hasil dari pemikiran yang membuat kebijakan.

Keputusan resmi yang telah dituangkan di atas kertas biasanya mencakup

sedikitnya tiga unsur penjelasan dan petunjuk bagi siapa saja yang

bertanggung jawab dalam hal pelaksanaannya, yaitu:

1) Perumusan sasaran yang jelas.

2) Sifat tindakan yang akan diambil dinyatakan secara jelas sebagai

pembimbing dan pengarahan bagi pejabat lainnya.

3) Bentuk-bentuk dan jumlah kekuatan nasional yang akan dipergunakan

dalam pencapaian sasaran.

Page 39: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Kebijakan menurut Lasswell dan Kaplan yang dikutip oleh Said

Zainal Abidin dari Abidin (2004: 21), adalah sarana untuk mencapai tujuan,

menyebutkan kebijakan sebagai program yang diproyeksikan berkenaan

dengan tujuan, nilai, dan praktik. Pendapat lain tentang kebijakan menurut

Heinz Eulau dan Kenneth Prewit adalah suatu keputusan yang menuntut

adanya perilaku yang konsisten dan pengulangan bagi pembuat dan

pelaksana kebijakan.

Terkait dengan kebijakan publik, menurut Thomas R. Dye penulis

buku , yang dikutip oleh Said Zainal Mustofa

(2004), Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah.

Kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengatur

kehidupan bersama untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakati.

Pelaksanaan kebijakan merupakan bagian tugas administrasi negara yang

identik dengan proses politik. Untuk berhasilnya pelaksanaan suatu

kebijakan masing-masing tingkatan perlu memahami keadaan yang dapat

mendukung keberhasilan proses kebijakan dilaksanakan.

Proses pelaksanaan kebijakan menurut yang

dikutip oleh Said Zainal Mustofa:

...tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat dan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak yang diharapkan dan dampak yang tidak diharapkan.

Menurut Soenarko, pelaksanaan kebijakan tergantung pada

partisipasi masyarakat, berhubungan dengan itu partisipasi masyarakat perlu

sekali ditimbulkan dan digalakan. Artinya, masyarakat harus menjadi pelaku

yang baik dalam pelaksanaan kebijakan. Adanya partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, maka hal ini menimbulkan

peluang yang dapat memudahkan usaha mengatasi kesulitan yang timbul

dari masyarakat itu sendiri. Dan masyarakat justru akan mengawal

Page 40: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

pelaksanaan kebijakan, dan mendukung sampai terwujud apa yang menjadi

dasar dan tujuan dibuatkan kebijakan publik tersebut.

Menurut Abdullah, et al. (2001), kerangka analisis yang berguna

untuk memahami suatu kebijakan publik adalah sebagai berikut:

1) Isi hukum (content of law), yakni uraian atau penjabaran tertulis dari

suatu kebijakan yang tertuang dalam bentuk perundang-undangan,

peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah.

2) Tata laksana hukum (structure of law), yakni semua perangkat

kelembagaan dan pelaksana dari isi hukum yang berlaku.

3) Budaya hukum (culture of law), yakni persepsi, pemahaman, sikap

penerimaan, praktik-praktik pelaksanaan, penafsiran terhadap dua aspek

sistem isi hukum dan tata laksana hukum.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebijakan adalah suatu aturan atau keputusan pemerintah yang mempunyai

tujuan untuk masyarakatnya menuju kehidupan yang lebih baik dengan

memenuhi kebutuhan melalui pengembangan di berbagai bidang dan

digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah.

b. Bentuk Kebijakan

Menurut Abdullah, et al. (2001), bentuk kebijakan dapat dibedakan

dalam tiga tingkatan :

1) Kebijakan umum

Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman atau

petunjuk pelaksanaan yang bersifat positif ataupun bersifat negatif yang

meliputi keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan. Untuk

wilayah negara, kebijakan umum mengambil bentuk undang-undang

atau keputusan presiden dan sebagainya. Sementara untuk suatu

provinsi, selain dari peraturan dan kebijakan yang diambil dari tingkat

pusat juga ada keputusan gubernur atau peraturan daerah yang

diputuskan oleh DPRD.

Page 41: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Suatu kebijakan umum dapat menjadi pedoman bagi tingkatan

kebijakan di bawahnya. Tetapi untuk menjadi pedoman, kebijakan

umum mempunyai tiga kriteria yang harus dipenuhi. Pertama, cakupan

kebijakan itu meliputi keseluruhan wawasannya. Artinya, kebijakan itu

tidak hanya meliputi dan ditujukan pada aspek tertentu atau sektor

tertentu. Kedua, tidak berjangka pendek. Masa berlakunya atau tujuan

yang ingin dicapai dengan kebijakan tersebut berada dalam jangka

panjang ataupun tidak mempunyai batas waktu tertentu. Ketiga, strategi

kebijakan umum tidak bersifat operasional.

Sesuatu yang dianggap umum untuk tingkat kabupaten mungkin

dianggap teknis atau operasional untuk tingkat provinsi dan sangat

operasional dalam pandangan tingkat nasional. Makin umum suatu

kebijakan, makin kompleks dan dinamis kebijakan tersebut. Hal ini

disebabkan karena pada tingkat kebijakan umum banyak aspek yang

terlibat, banyak dimensi ilmu yang diperlukan untuk menganalisisnya

dan banyak pihak yang terkait. Sebaliknya semakin teknis suatu

kebijakan, semakin tidak kompleks kebijakan itu.

2) Kebijakan pelaksanaan

Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan

kebijakan umum. Untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang

pelaksanaan suatu undang-undang, atau keputusan menteri yang

menjabarkan pelaksanaan keputusan presiden adalah contoh dari

kebijakan pelaksanaan. Untuk tingkat provinsi, keputusan bupati atau

keputusan seorang kepala dinas yang menjabarkan keputusan gubernur

atau peraturan daerah bisa jadi suatu kebijakan pelaksanaan.

3) Kebijakan teknis

Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada di bawah

kebijakan pelaksanaan itu. Secara umum, dapat disebutkan bahwa

kebijakan umum adalah kebijakan tingkat pertama, kebijakan

pelaksanaan adalah kebijakan tingkat ke dua, dan kebijakan teknis

adalah kebijakan tingkat ke tiga atau yang terbawah. Kebijakan publik

Page 42: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

adalah kebijakan pemerintah. Tetapi, dalam pembagian nama tersebut

hanya menyangkut subyek yang membuat kebijakan, sedangkan dilihat

dari sifatnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan pemerintahan dan dari

obyek yang dituju, yaitu masyarakat secara umum. Selain dari perbedaan

cakupan pada masing-masing strata kebijakan, juga terlihat ada

perbedaan isi atau tekanan dari masing-masing kebijakan.

Sesuai dengan sifatnya yang bersifat umum, kebijakan umum berada

pada level strategis. Karena itu, pengambilan keputusan kebijakan umum

perlu dilakukan dengan pembahasan yang matang dengan melibatkan

banyak pihak. Ini berarti bahwa kebijakan umum juga perlu

memperhitungkan segi operasionalisasinya. Dalam kebijakan

pelaksanaan, unsur strategis dan unsur teknis relatif berimbang. Dalam

kebijakan teknis unsur dari kebijakan yang dikelolanya sangat dominan.

Ini berarti bahwa seteknis-seteknisnya suatu kebijakan selalu masih lebih

umum daripada suatu petunjuk pelaksanaan.

Terakhir harus disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan kebijakan,

proses kebijakan pada tingkat operasional harus dapat menjabarkan semua

kebijakan yang dihasilkan oleh pembuat kebijakan dan pengatur kebijakan

agar dapat dilaksanakan dengan baik dan mencapai hasil sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

3. Kekuasaan

a. Pengertian Kekuasaan

Menurut Suherman yang mengutip dari Noviyanto (2009), bahwa

kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang

lain, artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu

atau kelompok. Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk

memengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi

tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Kekuasaan juga berarti kemampuan

untuk memengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.

Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, namun wewenang tanpa

Page 43: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik

dalam organisasi.

Menurut Jones Walter (1993), pada umumnya yang menjadi sasaran

kekuasaan adalah orang, wilayah kekuasaan dan kekayaan. Couloumbis dan

Wolfe membagi wilayah kekuasaan menjadi dua yaitu,

dilakukan dengan berdasar indikator luas wilayah geografis, besarnya

jumlah penduduk yang dikenai oleh kekusaan pemerintah pusat dan

besarnya produk nasional bruto masing-masing daerah. Wilayah kekuasaan

eksternal misalnya menyamakan lingkungan pengaruh negara besar dengan

sistem aliansi yang mereka bentuk dan menjumlahkan luas wilayah, jumlah

penduduk dan produk nasional bruto dari anggota-anggota aliansi itu.

Ruang lingkup kekuasaan didefinisikan oleh Deutsch sebagai

sekumpulan jenis perilaku, hubungan dan urusan yang secara efektif tunduk

pada kekuasaan pemerintah. Hal ini meliputi semua tipe kegiatan yang

ditentukan oleh pemerintah, baik internal maupun eksternal. Akibat

pertumbuhan teknologi dan kota-kota, ruang lingkup internal kekuasaan

pemerintah menjadi meningkat pesat. Dengan berjalannya waktu, peran

pemerintah telah meluas fungsinya terutama di bidang-bidang pengaturan

seperti perdagangan dalam dan luar negeri, komunikasi, transportasi,

pendidikan, pelayanan kesehatan, pengelolaan hubungan perburuhan,

penelitian keilmuan dan sebagainya. Anggaran belanja pemerintah dan

bagan organisasi pemerintah bisa dipakai sebagai bukti tentang luas dan

keanekaragaman fungsi-fungsi yang diatur dan diawasi oleh pemerintah.

Pada umumnya, pemerintah demokratis liberal mengizinkan lebih

banyak inisiatif dan perusahaan swasta dalam bidang ekonomi, sosial dan

kultural daripada pemerintah sosialis, terutama pemerintah komunis.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi memengaruhi ruang lingkup eksternal

kekuasaan. Misalnya, permintaan maupun penerimaan produk dari negara

tetangga akan bertambah sesuai kebutuhan warga suatu negara. Saat ini, satu

negara bisa mengendaliakan tingkah laku negara lain tanpa mengirim

Page 44: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pasukan militer. Ruang lingkup eksternal sudah meluas ke berbagai jenis

kegiatan, sehingga suatu negara mengendaliakan tingkah laku negara lain

melalui penguasaan di bidang teknologi, sumber energi seperti uranium,

modal untuk investasi, tenaga ahli manajeman, tenaga buruh murah dan

peralatan militer (Jones Walter, 1993).

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah tingkah laku

individu atau kelompok untuk menaati atau menuruti segala perintah dari

penguasa negara. Kekuasaan juga digunakan untuk menguasai negara lain

dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjalin

kerjasama internasional.

b. Sumber Kekuasaan

Menurut Suherman yang mengutip dari Noviyanto (2009),

menyatakan bahwa kekuasaan tidak begitu saja diperoleh setiap individu

(mengutip dari simpulan John Brench dan Bertram Raven), individu tersebut

harus menguasai 5 sumber yaitu:

1) Kekuasaan menghargai (reward power).

Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi

pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi

untuk melaksanakan perintah.

2) Kekuasaan memaksa (coercive power)

Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum

orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan.

3) Kekuasaan sah (legitimate power)

Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan

yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi

pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.

4) Kekuasaan keahlian (expert power)

Page 45: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa

pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus

yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.

5) Kekuasaan rujukan (referent power)

Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang

didasarkan pada identifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau

panutan bagi yang dipengaruhi.

Morgenthau (1978: 29), menegaskan bahwa kekuasaan adalah fokus

utama studi dan praktik hubungan internasional. Pemikirannya tentang

realisme politik dan tentang kekuasaan tercermin dalam kutipan berikut ini :

Politik internasional, seperti halnya semua politik adalah perjuangan memperoleh kekuasaan. Negarawan-negarawan dan bangsa-bangsa mungkin mengejar tujuan akhir berupa kebebasan, keamanan, kemakmuran, atau kekuasaan itu sendiri. Mereka mungkin mendefinisikan tujuan-tujuan mereka itu dalam pengertian tujuan yang religious, filosofis, ekonomis, atau sosial. Mereka mungkin berharap bahwa tujuan ini akan terwujud melalui dinamika dalam tujuan itu sendiri, melalui takdir Tuhan atau melalui perkembangan alamiah urusan kemanusiaan. Tetapi begitu mereka berusaha mencapai tujuan-tujuan mereka dengan menggunakan politik internasional, mereka melakukannya dengan berupaya memperoleh kekuasaan .

Morgenthau mendefinisikan kekuasaan (power) sebagai kemampuan

seseorang untuk mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain. Menurut

ilmuwan ini, negarawan-negarawan yang paling berhasil dalam sejarah

adalah mereka yang berusaha memelihara kepentingan nasional, yang

didefinisikan sebagai penggunaan kekuasaan secara bijaksana untuk

menjaga berbagai kepentingan yang dianggap paling vital bagi kelestarian

negara-bangsa.

Pemerintah Korea Utara menggunakan kekuasaan yang sah, di mana

pemimpin mereka merupakan pemimpin yang dapat memengaruhi orang

lain sehingga orang yang terpengaruh menaati semua peraturan pemimpin

tesebut. Masa jabatannya pun tidak ada batasan bahkan direncanakan sampai

ke kekuasaan turun temurun dari keluarga sang pemimpin. Kekuasaan

Page 46: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

tersebut masih berlaku sampai saat ini. Pemerintahan Korea Utara bermula

dari sebuah keluarga pejuang kemerdekaan, yaitu keluarga Kim.

Kekuatannya mampu memengaruhi masyarakat Korea Utara.

4. Nuklir

a. Pengertian Nuklir

Menurut artikel kedokteran (2011), nuklir merupakan benda yang

masih memerlukan penelitian, sedikit teknologi manusia yang mampu

menjabarkan rahasia nuklir. Sebenarnya dengan logika sederhana, kita bisa

berpikir bahwa setiap benda tersusun atas atom (nuklir) dengan semua benda

yang ada di bumi dapat merubah struktur atom tersebut (proton, neutron,

elektron). Teknologi nuklir manusia zaman sekarang lebih banyak berkaitan

dengan energi melalui fusi (hidrogen) atau fisi (uranium). Berita tentang

nuklir yang menyebar ke seluruh dunia merupakan akibat dari banyaknya

propaganda dan besarnya pemberitaan media yang memengaruhi bahan

pembicaraan di masyarakat setiap negara.

Saat ini, kemampuan bom nuklir yang dimiliki oleh berbagai negara

maju sudah sangat mengerikan, bisa dipastikan bumi akan hancur jika terjadi

PD III (Perang nuklir). Pada tahun 40-an, Amerika Serikat bisa membawa

satu bom nuklir. Saat ini, Amerika Serikat mempunyai puluhan pesawat

pembom yang sekali jalan bisa membawa beberapa bom nuklir (yang

kemampuanya berkali lipat lebih dahsyat dibanding tahun 40-an). Berbeda

dengan Rusia, sebiji kapal selam akula (typhoon) bisa membawa 20 rudal

balistik hulu ledak nuklir, belum lagi negara-negara lain. Namun, nuklir juga

bisa menjadi jawaban atas krisis energi yang terjadi di bumi.

Menurut Ridwan (2010), bahwa secara umum energi nuklir dapat

dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi

fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Salah satu

mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir. Sebuah inti berat

yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi

dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam

Page 47: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah

uranium yang ditumbuk atau menyerap neutron lambat.

Neutron lambat dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti

uranium untuk membentuk reaksi fisi berikutnya. Mekanisme ini terus

terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk reaksi berantai tak

terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar dalam waktu

singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang menghasilkan

ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai tak

terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat

dalam bentuk bom nuklir.

Dibandingkan dalam bentuk bom nuklir, pelepasan energi yang

dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih

berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam reaksi fisi harus

dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan di dalam sebuah reaktor

nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung di dalam

reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat

dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk

penelitian dan untuk membangkitkan listrik. Di dalam reaksi fisi yang

terkendali, jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu neutron saja yang

akan diserap untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan mekanisme ini,

diperoleh reaksi berantai terkendali dimana energi yang dihasilkannya dapat

dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna (Ridwan, 2010).

Menurut Eko Hidayanto (2009), bahwa reaktor nuklir adalah proses

terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (fisi) atau

penggabungan inti (fusi). Fungsi reaktor fisi dibedakan menjadi dua, yaitu

reaktor penelitian dan reaktor daya. Pada reaktor penelitian, yang

diutamakan adalah pemanfaatan netron hasil pembelahan untuk berbagai

penelitian dan radiasi serta produksi radioisotop. Panas yang ditimbulkan

dirancang sekecil mungkin sehingga panas tersebut dapat dibuang ke

lingkungan. Pengambilan panas pada reaktor penelitian dilakukan dengan

sistem pendingin, yang terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem

Page 48: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pendingin sekunder. Panas yang berasal dari teras reaktor diangkut oleh air

di sekitar teras reaktor (sistem pendingin primer) dan dipompa oleh pompa

primer menuju alat penukar panas. Selanjutnya panas dibuang ke lingkungan

melalui menara pendingin (alat penukar panas pada sistem pendingin

sekunder). Perlu diketahui bahwa, antara alat penukar panas, sistem

pendingin primer atau sekunder tidak terjadi kontak langsung. Sementara,

pada reaktor daya, panas yang timbul dari pembelahan dimanfaatkan untuk

menghasilkan uap yang bersuhu dan bertekanan tinggi untuk memutar

turbin.

Menurut Ridwan (2010), bahwa energi yang dihasilkan dalam reaksi

fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berguna. Untuk itu,

reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di dalam sebuah reaktor

nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat komponen dasar,

yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali, dan perisai

beton. Elemen bahan bakar menyediakan sumber inti atom yang akan

mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar

adalah uranium U. Elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang

ditempatkan di dalam teras reaktor. Neutron-neutron yang dihasilkan dalam

fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron

yang memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga

diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi

ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di

dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang berfungsi

memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan sebagian

energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.

Fungsi pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi

nuklir dalam reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar

reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang

diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat

menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron atau

Page 49: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena efektif dalam

menyerap neutron.

Batang kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat

keluar-masuk teras reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor

melebihi jumlah yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali

dimasukkan ke dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar

tercapai kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor

jika jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk

mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan. Radiasi yang

dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat

membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah pelindung

di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif di dalam reaktor

tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh

perisai beton yang dibuat mengelilingi teras reaktor. Beton diketahui sangat

efektif menyerap sinar hasil radiasi zat radioaktif sehingga digunakan

sebagai bahan perisai (Ridwan, 2010).

Menurut pembahasan tersebut, Korea Utara menggunakan reaksi fisi.

Reaksi ini memerlukan uranium yang banyak dan dapat menghasilkan suatu

zat yang berguna bagi manusia. Namun, apapun reaksi yang ditimbulkan

oleh nuklir tetap saja senjata nuklir itu membahayakan kelangsungan

kehidupan manusia. Apabila pemerintah Korea Utara dapat memanfaatkan

uranium dengan benar maka masyarakat Korea Utara tidak mengalami

penderitaan dan jika terjadi kelangkaan listrik maka nuklir dapat menjadi

sebuah alat penerangan yang baru.

b. Manfaat dan Dampak Negatif dari Senjata Nuklir

1) Manfaat

Menurut artikel kedokteran mengenai manfaat nuklir (2011), bahwa

nuklir merupakan inti atom yang tersusun dari proton dan neutron.

Sedangkan yang ditakutkan oleh Amerika atas Iran dan Korea Utara adalah

energi nuklir yaitu mengenai tenaga nuklir dari reaksi fisi berantai yang tak

Page 50: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

terkendali. Selain membahayakan, radiasi dan energinya bisa kita

manfaatkan. Dalam aplikasinya, nuklir bisa dimanfaatkan untuk kedokteran,

pertanian dan peternakan, hidrologi, industri, serta pangan. Dalam

pengelolaanya, kita tidak mengenal limbah nuklir. Sejumlah 97 persen dari

limbahnya, bisa didaur ulang dan sisanya bisa disimpan. Energi nuklir untuk

saat ini adalah energi alternatif yang menghasikan energi cukup besar yang

ada di planet bumi, banyak manfaat dari keberadaan energi nuklir ini selain

sebagai pembangkit listrik juga masih banyak kegunaan yang didapatkan

dari pemanfaatan energi nuklir secara baik dan benar.

Di samping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan

energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan

energi nuklir secara besar-besaran adalah dalam bentuk pembangkit listrik

tenaga nuklir (PLTN). Energi nuklir di sini digunakan untuk

membangkitkan tenaga listrik.

Nuklir digunakan dalam dunia kesehatan sebagai alat untuk

mendiagnosa penyakit sekaligus dapat pula memberikan terapi. Henry

Bacquerel, penemu radioaktivitas telah membuka cakrawala nuklir untuk

kesehatan. Masyarakat kedokteran menggunakan radioisotop Radium ini

untuk pengobatan kanker dan dikenal dengan brakiterapi. Radiosiotop yang

ditemukan lebih menjanjikan untuk brakiterapi, sehingga radium sudah

tidak direkomendasikan lagi untuk digunakan. Radioisotop untuk diagnosa

penyakit memanfaatkan instrumen yang disebut dengan Pesawat Gamma

Kamera atau SPECT (Single Photon Emission Computed Thomography).

Sedangkan aplikasi untuk terapi sumber radioisotop terbuka ini seringkali

para pakar menyebutnya sebagai Endoradioterapi.

2) Dampak Negatif

Menurut artikel kedokteran (2011), bahwa nuklir juga dapat

memberikan efek negatif terhadap perkembangan kesehatan manusia. Secara

alami, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk melindungi diri dari

kerusakan sel akibat radiasi maupun pejanan zat kimia berbahaya lainnya.

Page 51: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tetapi, radiasi yang terlalu tinggi dapat mengalahkan mekanisme

perlindungan ini. Menurut Manny Alvarez, ada 3 faktor yang mempengaruhi

dampak radiasi nuklir, yakni total radiasi yang dipejankan, seberapa dekat

dengan sumber radiasi dan seberapa lama korban terpejan oleh radiasi.

Faktor-faktor tersebut sangat berperan penting terhadap dampak yang akan

diterima oleh orang-orang yang terpejan reaktor nuklir. Radiasi yang terlalu

tinggi dapat menimbulkan gejala akut yang dapat dirasakan oleh pasien.

Namun, walaupun tidak terdapat gejala bukan berarti tidak menimbulkan

bahaya karena radiasi dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang

lebih berbahaya. Gejala akut yang dapat ditimbulkan oleh radiasi yang tinggi

adalah sebagai berikut:

1) Mual muntah

2) Diare

3) Sakit kepala

4) Demam

5) Pusing, mata berkunang-kunang

6) Disorientasi atau bingung menentukan arah

7) Lemah, letih dan tampak lesu

8) Kerontokan rambut dan kebotakan

9) Muntah darah atau berak darah

10) Tekanan darah rendah

11) Luka susah sembuh.

Dampak reaktor nuklir jangka panjang biasanya diakibatkan oleh

tingkat radiasi yang rendah namun tekanan ledakan yang meningkat.

Adapun dampak jangka panjang dari radiasi nuklir adalah:

1) Kanker

2) Penuaan dini

3) Gangguan sistem saraf dan reproduksi

4) Mutasi genetic

Page 52: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Pengaruh Nuklir Terhadap Sistem Internasional

Menurut Nasution (1989), hadirnya nuklir dalam sistem pertahanan

dan keamanan suatu negara, menimbulkan gejala baru dalam sistem

internasional yang mengurangi kemungkinan perang antarnegara. Hal ini

membawa pihak-pihak yang terlibat dalam suatu konflik terbuka untuk

mencari jalan lain dalam menyelesaikan kepentingan mereka melalui meja

perundingan, diplomasi, propaganda, persuasi atau mungkin juga subversi.

Peranan senjata nuklir tidaklah hanya mempertimbangkan dari segi militer

belaka, akan tetapi juga konteks politik bangsa-bangsa yang bersangkutan.

Pertimbangan politik berarti, bahwa persenjataan itu bukan hanya ditujukan

untuk menghancurkan kekuatan lawan, akan tetapi juga dipergunakan

sebagai alat untuk menunjang dalam usaha mencapai

kepentingan nasional.

Dilihat dari segi fungsi, perundingan yang diadakan dan persetujuan

yang dicapai menunjukan bahwa senjata nuklir bukanlah semata-mata

instrument militer. Dengan kata lain, apapun yang dihasilkan oleh

perundingan itu, apabila hal ini tidak dapat mempertinggi jaminan keamanan

bagi kedua belah pihak, maka persetujuan itu tidak efektif sebagai

instrument politik. Persetujuan-persetujuan yang dilakukan dewasa ini di

antaranya adalah persetujuan pembatasan persenjataan ofensif strategis yang

akan menentukan banyaknya sistem persenjataan yang boleh dimiliki oleh

negara-negara pemilik senjata nuklir. Persetujuan ini dilakukan oleh

Amerika Serikat dan Uni Soviet melalui SALT (Strategi Arms Limitation

Talks) yang untuk pertama kalinya disetujui oleh kedua belah pihak pada 26

Mei 1972, yang ditanda tangani oleh Presiden Amerika Serikat Richard

Nixon dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet Leonid Berzhnev.

SALT I, yang mengatur tentang pembatsan

senjata-senjata ofensif strategis kedua Negara ini, telah berakhir masa

berlakunya pada bulan Oktober 1977. Dalam ini,

belum ditentukan berapa jumlah maksimal peluncur yang boleh dimilki oleh

kedua belah pihak, kecuali dalam protocol untuk yang

Page 53: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menyebutkan adanya persenjataan dari kedua belah pihak mengenai

peluncur SLBM (Submarines Launched Ballisic Missiles) dan jumlah kapal

selam nuklir sebagai wahananya. Disepakati bahwa Amerika boleh memiliki

sampai 710 peluncur SLBM dan tidak lebih dari 44 kapal selam berpeluru

kendali balistik modern. Uni Soviet boleh memilki tidak lebih dari 950

peluncur SLBM dan tidak lebih dari 62 kapal selam berpeluru kendali

balistik modern. Hasil persetujuan perundingan pembatasan persenjataan

strategis membawa permasalahan yang rumit dalam sistem internasional. Di

satu pihak masih tetap ada kekhawatiran terhadap kemungkinan pecahnya

perang nuklir, di pihak lain masih tetap ada keinginan untuk mendominasi

sistem persenjataan nuklir itu.

Senjata nuklir ternyata telah melampaui permasalahan kemiliteran

dan lebih berkembang menjadi permasalahan politik dan ekonomi. Semua

ini menumbuhkan masalah-masalah baru dalam sistem internasional.

Perkembangan nuklir terus berlanjut dan tak bisa dibayangkan daya rusak

yang ditimbulkannya. Terdapat jenis peluru kendali berkepala nuklir yang

mampu mencapai sasaran ribuan mil jauhnya dari tempat peluru tersebut

diluncurkan, yang dikenal sebagai peluru kendali antarbenua. Hal ini

menunjukan bahwa peluru kendali jarak jauh tersebut memiliki daya

jangkau yang lebih jauh di samping daya rusak yang makin dahsyat

(Nasution, 1989).

Nuklir sebagai sistem persenjataan, sebagai instrument politik dan

sebagai penunjang kekuatan ekonomi, memiliki berbagai peristilahan sistem

persenjataan yang biasa digunakan oleh negara-negara adikuasa. Pertama,

perlu diketahui istilah Strategi ini berdasarkan

pemikiran, bahwa menghancurkan pusat kota tersebut sekaligus juga akan

menghancurkan jaringan ekonomi, industri serta basis militer yang pada

umumnya berada sekitar daerah perkotaan yang padat penduduknya. Strategi

ini sering pula disebut sebagai strategi terbatas. Dengan demikian, kalau

terjadi perang nuklir maka penduduk dijadikan sandera. Kedua, ialah istilah

Strategi ini pada dasarnya hanya diarahkan pada

Page 54: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

sasaran-sasaran militer lawan dengan pertimbangan, bahwa kekuatan serang

strategis lawan akan hancur. Dengan demikian lawan akan mengaku kalah

karena kehancuran kekuatan strategis militer. Strategi ini berusaha

mengurangi seminimal mungkin korban-korban di pihak sipil. Ketiga, dapat

gan perang nuklir terbatas

dimaksudkan perang yang menggunakan senjata-senjata nuklir taktis

(senjata nuklir yang mempunyai daya ledak rendah) untuk menghukum atau

mencegah suatu agresi terbatas yang menggunakan kekuatan konvensional,

yang bertujuan menambah kredibilitas

Keempat,

(ABM System). Sistem pertahanan ini berdasarkan pemikiran, bahwa peluru-

peluru kendali musuh akan dilumpuhkan sebelum peluru-peluru kendali

tersebut mencapai sasaran yang telah ditunjukan dengan pencegahan di

udara. Dengan kecermatan dalam perhitungan waktu dan tanggapan radar

atas peluru kendali yang diluncurkan, maka setelah posisi perjalanan peluru

kendali itu diketahui maka peluru-peluru kendali itu dapat diledakan selagi

masih dalam perjalanan, sebelum ini diharapkan korban yang ditimbulkan

akan jauh berkurang. Kesulitan yang dihadapi dalam sistem ini ialah

memilih peluru kendali yang mana yang benar-benar berkepala nuklir dan

peluru kendali mana yang dikirimkan hanya sebagai tipuan, sehingga

mungkin saja peluru kendali yang berkepala nuklir lolos dari pencegatan.

Dari beberapa istilah dalam strategi nuklir di atas dapatlah

dimengerti, bagaimana rumitnya sistem persenjataan itu dan keampuhannya

yang akan menghancurkan umat manusia, baik yang berada di negara-negara

nuklir maupun yang berada di luar yaitu negara yang bertetangga dengan

mereka, apabila terjadi perang secara frontal di antara Negara-negara yang

memilikinya. Sementara itu, usaha-usaha untuk mencegah timbulnya perang

nuklir tetap dijalankan, misalnya dengan maupun yang

dilakukan melalui perundingan dan persetujuan antara Uni Soviet dan

Amerika Serikat, seperti SALT I (Nasution, 1989).

Page 55: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

B. Kerangka Berfikir

Gambar 2 : Skema Kerangka Berpikir Tentang Kebijakan Kim Jong Il Terhadap

Pengembangan Nuklir Di Korea Utara Tahun 1998-2008.

Keterangan :

: hubungan secara langsung

Dari skema di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

Korea merupakan salah satu negara yang terletak di kawasan Asia Timur

Laut yakni menghubungkan Asia Timur Laut dengan dunia luar. Korea terletak di

tengah tiga negara besar, yaitu Jepang, Cina, dan Rusia. Bahkan pada akhir abad

ke-19 Amerika mencoba memberikan pengaruhnya ke tanah Korea. Korea terbagi

menjadi dua negara yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Terbaginya Korea

menjadi dua negara ini merupakan simbol warisan persaingan ideologi di masa

Perang Dingin. Pada akhir tahun 1970-an, Korea Utara dan Korea Selatan mulai

tampil di kalangan masyarakat internasional akibat keberhasilannya dalam

pertumbuhan ekonomi dan menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang cukup

singkat. Selain dari segi ekonomi, Korea menjadi pusat perhatian masyarakat

internasional karena pertentangan dan persaingan antara Korea Utara dan Korea

Selatan yang semakin tajam, yakni dengan memperkokoh sistem pertahanannya

masing-masing.

Pemerintahan Kim Jong Il

Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan Dalam Negeri

Tanggapan Negara Lain

Pengembangan Nuklir

Kerjasama Internasional

Page 56: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Kim Jong Il merupakan pemimpin yang berani dan tegas dari Korea Utara

mulai tahun 1994 sampai 2011. Masa kepemimpinannya mempunyai sejarah yang

menarik di antaranya adalah membuat suatu kebijakan militer dengan

mengembangkan senjata nuklir yang digunakan sebagai alat untuk mengimbangi

kekuatan Amerika Serikat yang telah lebih dahulu memberi senjata pada Korea

Selatan. Selain itu, Kim membuat kebijakan dalam negeri di bidang ekonomi

misalnya menumbuhkan kemandirian masyarakat Korea Utara untuk

memproduksi makanan sendiri dari tanah pertanian. Empat tahun setelah Kim

dinobatkan menjadi presiden Korea Utara, peluncuran nuklir berhasil dilakukan.

Uji coba yang dilakukan Korea Utara mendapatkan kecaman yang cukup serius

dari berbagai Negara. Amerika menganggap uji coba tersebut sebagai sebuah

ancaman karena dikhawatirkan uji coba nuklir akan dilakukan lagi dengan arah

tujuan Amerika Serikat.

Pemerintah Kim mengakui bahwa pengembangan nuklir ini dilakukan

untuk keamanan dan pengganti listrik di Korea Utara. Pengakuan dari pemerintah

Korea Utara ini membuat Amerika Serikat semakin ingin memberi sanksi dan

mengajukan usulan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk tidak mengirimkan

bantuan ekonomi. Setelah mengetahui berita tersebut, pemerintah Korea Utara

tidak mengindahkan ancaman tersebut dan menganggapnya sebagai tanda

persiapan akan adanya perang. Korea Selatan sebagai tetangga dekat telah

menjalin kerjasama di bidang ekonomi. Dalam kerjasama tersebut pemerintah

Korea Selatan berusaha membujuk dan meyakinkan Korea Utara untuk ikut dalam

perundingan dengan negara Amerika Serikat dan China untuk menyelesaikan

masalah program nuklir. Tindakan Korea Utara sebelumnya mendapat reaksi dari

negara lain seperti Cina, India dan Uni Soviet. Mereka menyesalkan tindakan Kim

yang mencoba senjata nuklir tanpa persetujuan negara lain, dimana dampak dari

asap nuklir bisa merusak lingkungan dan manusia. Dewan keamanan perserikatan

bangsa-bangsa mencoba mencari solusi dari masalah ini. Berbagai perundingan

dilakukan demi mencapai tujuan keamanan dan kehidupan damai terutama antara

Korea Utara dengan Amerika Serikat. Jika nuklir tidak dikelola dengan baik maka

dampaknya akan menghancurkan sirkulasi kehidupan makhluk hidup.

Page 57: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini berjudul Kebijakan Kim Jong Il Terhadap Pengembangan

Nuklir di Korea 1998- , menggunakan teknik pengumpulan data melalui

studi pustaka dari sumber primer, sekunder dan berbagai sumber yang relevan.

Adapun perpustakaan yang digunakan sebagai tempat pencarian data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

d. Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta

e. Monumen Pers Surakarta (Perpustakaan dan Arsip Media Cetak)

f. Perpustakaan Universitas Gajah Mada

g. Digital Library (Perpustakaan Universitas Indonesia, PustakaBersama.com)

h. Buku-buku koleksi penulis

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk penelitian ini direncanakan mulai dari

disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan April 2012 sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini yaitu pada bulan Desember 2012. Adapun kegiatan yang

dilakukan dalam jangka waktu tersebut di antaranya adalah mengumpulkan

sumber, baik sumber primer maupun sekunder, melakukan kritik untuk

menyelidiki keabsahan sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari

fakta-fakta yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.

41

Page 58: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 3. Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

1 Persiapan

a.Pengajuan judul x

b.Penyusunan Prop. x

c.Permohonan izin x

d.Membuat instrumen x

2 Pelaksanan Penelitian

a. Pengumpulan data x x x x

b. Analisis data x x x x x

c. kesimpulan x

3 Penyusunan laporan x

B. Metode penelitian

Peranan metode ilmiah sangat penting dalam sebuah penelitian karena

keberhasilan tujuan yang akan dicapai tergantung dari penggunaan metode yang

tepat. Kata metode berasal dari bahasa Yunani, methodos yang berarti cara atau

jalan. Sehubungan dengan karya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara

kerja, yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang

bersangkutan (Koentjaraningrat, 1977: 16). Sedangkan menurut Helius Sjamsudin

sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan

obyek (bahan- 2).

Penelitian ini merupakan penelitian yang berusaha merekonstruksikan

Kebijakan Kim Jong Il Terhadap Pegembangan Nuklir di Korea Utara Tahun

1998-2008. Mengingat peristiwa yang menjadi pokok penelitian adalah peristiwa

masa lampau, maka metode yang digunakan adalah metode sejarah. Hadari

Nawawi (1998), mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah prosedur

pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-

peninggalan untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada

Page 59: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

masa lalu dan terlepas dari keadaan masa sekarang. Metode sejarah dapat

diartikan sebagai metode penelitian dan penulisan sejarah dengan menggunakan

cara, prosedur atau teknik yang sistematik sesuai dengan asas-asas dan aturan

ilmu sejarah (Daliman, 2012: 27). Gilbert J. Garraghan yang dikutip Dudung

Abdurrahman (2011) mengemukakan bahwa metode penelitian sejarah adalah

seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber

sejarah secara efektif, menilai secara kritis, dan mengajukan sintesis dari hasil-

hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis (hlm. 103).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian sejarah adalah kegiatan pemecahan masalah dengan mengumpulkan

sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji untuk

memahami kejadian pada masa lalu kemudian menguji dan menganalisa secara

kritis serta mengajukan sintesis dari hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis dari

sumber sejarah tersebut untuk dijadikan suatu cerita sejarah yang obyektif,

menarik dan dapat dipercaya.

C. Sumber Data

Sumber data sering disebut data sejarah. Menurut Kuntowijoyo (1995),

datum (bahasa latin) yang

berarti pemberitaan (hlm. 94). Menurut Dudung Abdurrahma

sejarah merupakan bahan sejarah yang memerlukan pengolahan, penyeleksian,

-bahan yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan informasi ten

61).

Helius Sjamsuddin dan Ismaun (1996), mengemukakan tentang pengertian

sumber sejarah, yaitu:

Segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan (lisan) (hlm. 73).

Page 60: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Sumber sejarah dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer dalam penelitian sejarah adalah sumber yang

disampaikan langsung oleh saksi mata. Dikatakan sebagai sumber sekunder

karena tidak disampaikan langsung oleh saksi mata dan bentuknya dapat berupa

buku-buku, artikel, koran, majalah (Dudung Abdurrahman, 1999: 56). Data

sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu penulis melaporkan hasil

observasi orang lain yang satu kali atau lebih dari aslinya. Di antara kedua sumber

tersebut, sumber primer memiliki otoritas sebagai bukti pertama dan merupakan

prioritas dalam pengumpulan data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer tersebut di antaranya arsip

yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar yang ditulis mengenai

keberhasilan Korea Utara yang mencoba mengetes nuklirnya seperti Kompas edisi

10 Oktober tahun 2006 yang berjudul Korea Utara berhasil tes senjata nuklir, edisi

12 Oktober 2006 yang berjudul sanksi baru PBB, kompas edisi 27 juli 2005 yang

berjudul nuklir Korea Utara dirundingkan lagi. Sumber sekunder yang digunakan

antara lain: buku Sebelas Macan Asia Musuh Amerika karya Amir Hendarsah,

Masyarakat Politik Dan Pemerintahan Korea karya Young Geung Youn, The

North Korean Question And The ROK-US Alliance karya Han Tae Kyu dari Ifans

karya Sueng Ho Joo, serta beberapa karya dan sumber-sumber lain yang relevan

(selengkapnya lihat lampiran).

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ditempuh dengan cara studi

kepustakaan. Teknik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah dengan cara membaca

buku-buku literatur, majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang

pengumpulan data studi pustaka merupakan suatu metode penelitian yang

Page 61: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mengumpulkan data dan informasi dengan menggunakan bermacam-macam

Kartono, 1990: 67).

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai

berikut:

a. Pencarian dan pengumpulan sumber-sumber data primer maupun sekunder

yang berkaitan dengan masalah Kebijakan Kim Jong Il di Korea Utara mulai

dari awal terbentuknya pengembangan nuklir sampai reaksi atau tanggapan

negara lain terhadap nuklir di Korea. Peneliti berusaha mengumpulkan sumber-

sumber sejarah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu

mengadakan studi pustaka yang ada di Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Program Studi Pendidikan

Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Monumen Pers

Surakarta, dan Perpustakaan Universitas Gajah Mada.

b. Membaca dan mencatat sumber primer yang berisikan Korea Utara berhasil

mengetes senjata nuklir dari batasan tahun yang diteliti secara menyeluruh.

c. Penggalian materi terhadap bahan-bahan pustaka lainnya seperti buku, majalah,

artikel yang dilakukan di perpustakaan yang dianggap penting dan relevan

dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis historis. Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman

(1999), interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis

sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan dan secara terminologis berbeda

dengan sintesis yang berarti menyatukan (hlm. 64). Analisis dan sintesis,

dipandang sebagai metode-metode utama dalam interpretasi. Menurut Helius

Page 62: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang

Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (1999),

dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta

atau kerangka referensi yang mencakup berbagai konsep dan teori yang akan

diinterpretasikan, dianalisis isinya dan analisis data harus berpijak pada kerangka

teori yang dipakai sehingga menghasilkan fakta-fakta yang relevan dengan

penelitian.

Analisis data merupakan langkah yang penting, dimulai dari melakukan

kegiatan pengumpulan data kemudian melakukan kritik ekstern dan intern untuk

mencari otensitas dan kredibilitas sumber yang didapatkan. Dari langkah ini dapat

diketahui sumber yang benar-benar dibutuhkan dan relevan dengan materi

penelitian. Selain itu, membandingkan data dari sumber sejarah antara sumber

primer dengan sumber skunder serta sumber yang lainnya dengan bantuan

seperangkat kerangka teori dan metode penelitian sejarah, kemudian menjadi

fakta sejarah. Agar memiliki makna yang jelas dan dapat dipahami, fakta tersebut

ditafsirkan dengan cara merangkaikan fakta menjadi karya yang menyeluruh dan

masuk akal.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

seorang peneliti secara keseluruhan, dimulai dari persiapan pembuatan proposal

sampai dengan penulisan hasil penelitian, sehingga didapatkan hasil penelitian

yang diharapkan. Prosedur penelitian sangat penting dalam penulisan ilmiah,

karena dapat mempermudah cara kerja dan memperlancar jalanya penelitian,

sesuai dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode historis,

maka prosedur penelitian dilakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

Page 63: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

1. Pengajuan Judul Penelitian

Judul yang dipilih Kebijakan Kim Jong Il

Terhadap Pengembangan Nuklir Di Korea Utara Tahun 1998-2008

judul tersebut diajukan kepada Ketua Program Pendidikan Sejarah untuk

mendapatkan persetujuan dan mendapatkan pembimbing guna membimbing

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

2. Penyusunan Proposal

Setelah judul penelitian disetujui oleh Ketua Program adalah mengajukan

proposal penelitian yang berisi: (1) latar belakang masalah, rumusan masalah dan

tujuan penulisan; (2) kajian teori, kerangka berfikir, dan (3) metodologi penelitian.

Setelah proposal penelitian disetujui pembimbing dan disahkan oleh Ketua

Program, maka langkah selanjutnya adalah mencari ijin penelitian.

3. Perijinan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti meminta ijin kepada Pembimbing, Ketua

Program Studi Pendidikan Sejarah, Ketua Jurusan serta Pembantu Dekan I.

Setelah mendapat ijin tersebut peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan

tema dan judul penelitian.

4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian masa lampau, oleh karena itu

metode yang digunakan adalah metode historis. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam penelitian dengan metode historis adalah sebagai berikut:

a. Heuristik

Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein yang artinya

memperoleh. Dalam pengertian lain, menurut G.J. Reiner yang dikutip oleh

keterampilan dalam menemukan, menangani dan memperinci bibiliografi

atau mengklasifikasi serta merawat catatan-catatan.

Pada tahap ini diusahakan untuk mencari dan menemukan sumber-

sumber tertulis berupa buku-buku yang relevan dan surat kabar. Sumber

tertulis primer berupa arsip yang meliputi: Artikel-artikel dalam surat kabar

Page 64: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

yang ditulis mengenai keberhasilan Korea Utara yang mencoba mengetes

nuklirnya seperti Kompas edisi 10 Oktober tahun 2006, edisi 11 Oktober

2006, Tempo edisi 12 Februari 1994. Sumber data sekunder yang digunakan

seperti penelitian-penelitian yang telah dibukukan berjudul 11 Macan Asia

Musuh Amerika karya Amir Hendarsah, Masyarakat Politik Dan

Pemerintahan Korea karya Young Geung Youn, North Korea Uneasy: Kim

Jong Il Regime karya Park Hoon Jin Dari Naewoe Press, serta beberapa

karya dan sumber-sumber lain yang relevan (selengkapnya lihat lampiran).

Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dengan

mengunjungi beberapa perpustakaan diantaranya Perpustakaan Pusat

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Perpustakaan

Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Perpustakaan Monumen Pers Surakarta, Perpustakaan Universitas Gajah

Mada.

b. Kritik

Tugas peneliti dalam penelitian historis ini adalah mengadakan

rekonstruksi mengenai masa lampau. Tetapi, dalam mengadakan

rekonstruksi tidak semua peristiwa yang sudah silam dapat diulangi

kejadiannya, sehingga penyelidik harus menyusun berdasarkan pada fakta-

fakta sejarah dan membangun pemecaham masalah atas fakta itu. Karena itu,

penyelidik harus mempunyai cara-cara untuk meneliti apakah fakta itu

benar-benar asli dan dapat dipercaya ataukah tidak. Cara-cara meneliti data

itulah yang dimaksud dengan kritik historis.

Kritik yaitu kegiatan untuk menyelidiki apakah sumber-sumber

sejarah itu sejati atau otentik dan dapat dipercaya atau tidak. Pada tahap ini

kritik sumber dilakukan dengan dua cara yaitu kritik ekstern dan kritik

itik ekstern yaitu menguji

suatu keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas) sedangkan kritik

108).

Page 65: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Kritik ekstern adalah kritik terhadap autentisitas sumber, apakah

sumber yang dikehendaki asli atau tidak, utuh atau turunan (salinan). Kritik

ekstern dilakukan terhadap sumber yang diperoleh berdasarkan bentuk fisik

atau luarnya berupa bahan (kertas atau tinta) yang digunakan dan segi

penampilan yang lain. Kritik ekstern dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara melihat kapan sumber itu dibuat, di mana sumber itu dibuat, siapa

pengarangnya dan bagaimana latar belakang pendidikan pengarang. Sebagai

contoh kritik ekstern terhadap buku 11 Macan Asia Musuh Amerika karya

Amir Hendarsah, K

Kritik intern dilakukan dengan membandingkan antara isi sumber

yang satu dengan isi sumber yang lain sehingga data yang diperoleh dapat

dipercaya. Hal tersebut dilaksanakan agar dapat mengetahui bagaimana isi

sumber sejarah dan relevansinya dengan masalah yang dikaji. Kritik intern

sumber data tertulis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi

gaya, tata bahasa, dan ide yang digunakan penulis, sumber data, dan

permasalahannya kemudian dibandingkan dengan sumber data lainnya.

Misalnya dengan membaca Artikel uji coba nuklir tentang keberhasilan

dalam peluncurannya, artikel Jepang dan Cina dalam menanggapi uji ciba

nuklir Korea Utara, buku karangan Young Seung Youn, buku karangan

Amir Hendarsah. Dengan demikian kritik intern dapat dilakukan untuk

melihat seberapa relevan tulisan-tulisan tokoh tersebut mendukung karya

peneliti.

c. Interpretasi

Menurut Nugroho Notosusanto (1978), interpretasi adalah suatu

usaha menafsirkan dan menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta

yang ada, kemudian dilakukan perbandingan antara fakta yang satu dengan

fakta yang lain, sehingga terbentuk rangkaian yang selaras dan logis

40). Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman (2011),

intrepretasi bertujuan untuk melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang

diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori

Page 66: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

disusunlah fakta itu ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh, sehingga

dapat dikatakan sebagai suatu bentuk analisa (hlm. 114).

Kegiatan menyeleksi dan menafsirkan tulisan buku dalam penelitian

ini dilakukan dengan penentuan periodisasi, merangkaikan data secara

berkesinambungan, misalnya dengan merangkaikan periode sejarah dan

menghubungkan sumber data sejarah yang ada pada tulisan Amir Hendarah

dengan biografi Kim Jong Il, US-Korean Relation karya Byoung Yong Lee,

Masyarakat Politik Dan Pemerintahan Korea karya Young Geung Youn,

artikel tentang uji coba uklir dan tanggapan negara lain, sehingga menjadi

kesatuan yang harmonis dan masuk akal melalui interpretasi. Dalam

kegiatan interpretasi ini, penelitian yang dilakukan harus bersikap obyektif

disebabkan keanekaragaman data yang diperoleh.

Fakta-fakta ditafsirkan, diberi makna dan ditemukan arti yang

sebenarnya, sehingga dapat dipahami makna sesuai dengan pemikiran yang

relevan, logis dan berdasarkan obyek penelitian yang dikaji. Dari kegiatan

kritik sumber dan interpretasi tersebut dihasilkan fakta sejarah.

d. Historiografi

Historiografi adalah kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu

kisah. Peristiwa sejarah yang dikisahkan melalui historiografi dipengaruhi

oleh subyektifitas penulis dalam merekonstruksinya. Menurut Helius

sintesa fakta-fakta yang diper

Dalam historiografi seorang penulis tidak hanya menggunakan keterampilan

teknis, penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan tetapi penulis juga

dituntut untuk menggunakan pikiran kritis dan analisis. Interpretasi yang

dilakukan terhadap fakta sejarah dapat menghasilkan suatu cerita atau kisah

sejarah dan serangkaian kisah tersebut disajikan dalam suatu penulisan atau

historiografi.

Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah untuk

menyampaikan susunan fakta sejarah dalam bentuk penulisan sejarah

berdasarkan bukti berupa sumber-sumber data sejarah yang dikumpulkan,

Page 67: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

dikritik, dan diinterpretasi. Historiografi dalam penelitian diwujudkan dalam

bentuk karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul Kebijakan Kim Jong Il

Terhadap Pengembangan Nuklir di Korea Utara Tahun 1998-2008 .

Berdasarkan prosedur penelitian di atas, maka dapat digambarkan ke

dalam bagan atau skema sebagai berikut:

Gambar 3: Bagan Prosedur Penelitian Sejarah Tentang Kebijakan Kim Jong Il

Terhadap Pengembangan Nuklir Di Korea Utara Tahun 1998-2008.

Pengajuan Judul

Pengajuan Proposal

Ijin Penelitian

Historiografi Interpretasi Heuristik Kritik (Ekstern, intern)

Fakta Sejarah

Peristiwa Sejarah

Pelaksanaan penelitian

Page 68: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Korea Utara Masa Kim Jong Il

1. Keadaan Geografis

Korea merupakan salah satu negara yang terletak di belahan bumi bagian

timur, di Semenanjung kawasan Asia Timur Laut. Posisi geografi Semenanjung

Korea yang strategis menyebabkan Korea mempunyai arti penting sebagai

penghubung antara negara di kawasan Timur Tengah dengan negara di kawasan

Asia. Selain itu, Korea berada di tengah-tengah tiga negara besar yaitu Jepang,

Korea Utara merupakan negara yang terletak di antara garis lintang 37°

43° LU dan garis bujur 1240 1310 BT. Negara ini mempunyai luas wilayah

120.540 persegi. Sekitar 80% dari wilayah Korea Utara merupakan pegunungan,

dan dataran tinggi yang dipisahkan oleh lembah dengan ketinggian 2.000 meter

(6.600 kaki). Korea Utara memiliki dataran tinggi di bagian utara dan timur.

Bagian utara ke selatan merupakan rantai pegunungan Nangrim, sedangkan

bagian barat terbentang pegunungan Gangnam, Jeokyuryeong, Myohyang, dan

Myeolak. Korea Utara mempunyai jarak yang dekat dengan negara tetangganya.

Di sebelah utara berbatasan dengan China, sebelah selatan di batasi oleh Rusia,

sebelah barat berbatasan dengan Laut Kuning dan sebelah timur di batasi oleh

Laut Jepang. Pusat pemerintahan negara Korea Utara adalah kota Pyongyang.

Korea merupakan negara yang memiliki empat musim yang berbeda. Cuaca yang

sangat dingin terjadi pasa musim dingin disertai dengan hujan salju sekitar 37

hari. Untuk musim panas cenderung singkat dan lembab. Musim semi dan musim

gugur merupakan masa transisi yang ditandai dengan suhu ringan (KBS World,

2006).

Sebagian besar penduduk Korea Utara tinggal di dataran rendah. Di tahun

2009, penduduk Korea Utara sekitar 24 juta jiwa yang merupakan bangsa etnis

dan menggunakan bahasa yang homogen. Masyarakatnya berasal dari Cina,

Jepang minoritas, Vietnam, Korea Selatan, dan Eropa. Masyarakat Korea Utara

52

Page 69: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mayoritas beragama Budha, minoritas beragama Kristen, Konghucu, dan sebagian

masyarakat Korea Utara ada yang tidak beragama serta ada yang percaya pada

dukun. Penduduk Korea Utara masih tertinggal di berbagai bidang. Maka dari itu,

pemerintah memberikan pendidikan gratis, yang wajib diikuti seluruh masyarakat.

Pendidikan tersebut berlangsung selama sebelas tahun, meliputi satu tahun

prasekolah, empat tahun pendidikan dasar, dan enam tahun pendidikan menengah.

Perguruan tinggi tidak diwajibkan di Korea Utara, hanya peserta didik memilih

pendidikan khusus untuk mengembangkan keterampilan sesuai kemampuannya.

Ilmu kesehatan merupakan pendidikan khusus yang didukung oleh pemerintah,

sehingga Korea Utara memiliki layanan medis nasional dan sistem asuransi

kesehatan. Akan tetapi, sistem kesehatan Korea Utara menurun di tahun 1990 lalu

akibat bencana alam, masalah ekonomi, makanan dan kekurangan energi (KBS

World, 2006).

Perbaikan di berbagai bidang seperti ekonomi, pendidikan dan lainnya

mulai dikembangkan suatu usaha mandiri pada tahun 1994 di bawah

pemerintahan Kim Jong Il. Kim Jong Il merupakan putra Kim Il Sung yang

dilahirkan di Uni Soviet. Empat tahun kemudian, Kim Jong Il kembali ke

Pyongyang ketika Korea Utara telah merdeka dari Jepang. Kim Il Sung menjadi

pemimpin pemerintahan di Korea Utara. Sekitar tahun 1990an, Kim Il Sung

meninggal dunia. Pemerintahan telah diserahkan kepada Kim Jong Il sebelum

Kim Il Sung meninggal (Selig. S. Harrison. 2002). Pada saat itu, demokrasi dan

reformasi menyebar di seluruh dunia, tetapi Kim Jong Il telah menerapkan

kebijakan militer untuk menjalankan pemerintahnnya. Sesuai dengan kebijakan

militer yang merupakan kekuatan inti dari revolusi, penduduk Korea Utara harus

mengikuti wajib militer. Kekuatan militer terbentuk untuk melindungi Korea

Utara dari serangan negara lain dan sebagai salah satu kebijakan untuk menutupi

kekurangan negara yang sedang dilanda kelaparan akibat perekonomian yang

buruk. Meskipun Korea Utara merupakan negara kecil, namun Kim dapat

membuat negara yang kuat dan makmur dengan kekuatan militer (Sik. Kim.

Hyun., 2008).

Page 70: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Riwayat hidup Kim Jong Il menurut Sofa Asian Leaders (2012), bahwa

Kim Jong Il menyelesaikan sekolah di China tahun 1950-1960. Kim Jong-il

mempelajari tentang perbaikan otomotif dan teknik pertanian dalam persiapan

memimpin Republik Pekerja Korea Utara. Kim menyelesaikan pendidikan tinggi

di Cina pada tahun 1964 dan mulai bergabung dengan Partai Pekerja Korea.

Selama tiga dekade berikutnya, Kim mengabdikan hidupnya untuk memperkuat

citra ayahnya dan meningkatkan kekuasaannya dalam pemerintahan dengan

mengambil alih semua bidang seni, media, dan struktur militer Pyongyang.

Kim Jong Il membuktikan kemampuannya untuk menjadi pemimpin yang

kuat dengan membangun perekonomian yang mandiri. Kim Jong Il membuat

struktur konstitusional baru yaitu menyediakan angkatan-angkatan bersenjata

untuk melindungi dirinya dan menempatkan suatu pertemuan para pengusaha

untuk tujuan politik. Masa pemerintahan Kim Jong Il merupakan suatu rezim

tanpa feodalisme dengan adanya kekuatan militer.

2. Kebijakan Dalam Negeri Kim Jong Il

a) Kebijakan di Bidang Politik

Perubahan hubungan politik antarkorea diikuti pula dengan berbagai

macam masalah yang besar. Beberapa di antaranya adalah masalah

pembentukan struktur kekuatan politik yang baru di sekitar semenanjung

Korea, masalah perbedaan pendapat umum terhadap sistem pemerintahan

Korea Utara, reunifikasi dan ideologi. Dalam pertemuan puncak antarkorea,

empat negara yang ada di sekeliling semenanjung Korea, seperti Amerika

Serikat, Jepang, RRC, dan Rusia bersaing untuk memberikan pengaruh

terhadap Korea Selatan dan Kotea Utara. Misalnya, presiden RRC, Jiang

Jemin mengunjungi kedutaan besar Korea Utara di Beijing, sedangkan

presiden Rusia, Vladimir Putin melakukan kunjungan resmi ke Korea Utara.

Tawaran kedua presiden tersebut memberi isyarat bahwa Rusia dan Cina

mendekati Korea Utara untuk mengadakan kerjasama (KBS World, 2006).

Di lain pihak, Perdana Menteri Jepang, Mori, melalui berbagai

saluran komunikasi mencoba mengadakan kontak dengan pemerintah

Page 71: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Pyongyang dengan maksud untuk dapat menjalin kerjasama dengan Korea

Utara. Akan tetapi, pemerintah Korea Utara terlebih dahulu menjalin

kerjasama dengan Amerika Serikat dengan mengirim Jenderal Korea Utara,

Cho Myong Rok untuk berkunjung ke Washington. Kedatangan Jenderal

Cho ke Amerika Serikat mendapat tanggapan dari presiden Bill Clinton

yang akan mengunjungi Pyongyang pada tahun 2000. Perubahan politik di

antara empat negara besar dan dua Korea tersebut membuat pemerintah

Seoul tidak memahami keadaan politik di Semenanjung Korea. Pertemuan

puncak antarkorea pada bulan Juni 2000, telah memunculkan pertentangan

antara golongan konservatif dan reformis di dalam masyarakat Korea

Selatan (Seung. Ho. Joo dan Tae. Hwan. K., 2007).

Sekian lama rakyat Korea Selatan hanya diberikan pendidikan

mengenai demokrastisme dan kapitalisme tanpa mengenal sosialisme dan

komunisme. Keadaan yang sama juga dirasakan oleh masyarakat Korea

Utara. Rakyat Korea lebih condong pada ajaran konfusianisme. Mereka

tidak berani mengubah dirinya sendiri untuk mancari hal-hal baru. Bukti dari

ajaran konfusianisme misalnya, tindakan mantan Presiden Korea Selatan,

Young Sam yang menolak kedatangan Kim Jong Il ke Korea Selatan.

Masyarakat Korea Selatan menyetujui pendapat mantan presiden tersebut

bahwa seharusnya Kim Jong Il meminta maaf terlebih dahulu atas tindakan

peledakan bom pesawat Korea Selatan pada tahun 1988 lalu. Akan tetapi,

presiden Dae Jung (presiden ke-8 setelah Kim Young Sam) meminta Kim

Jong Il untuk berkunjung ke Korea Selatan sebagai tamu kenegaraan (Kim.

H. C., 2001).

Masalah penyatuan Semenanjung Korea menimbulkan perbedaan

ideologi di dalam masyarakat Korea. Sejak tahun 1945, kedua negara

tersebut mengembangkan kebijakan reunifikasinya masing-masing. Korea

Selatan memiliki kebijakan unifikasi konfederasi, sementara Korea Utara

menuntut kebijakan unifikasi federasi tingkat rendah. Terhadap kedua

kebijakan reunifikasi semenanjung Korea itu, masyarakat Korea mengalami

ketidaktahuan mengenai ideologi di negara mereka. Dalam suatu pertemuan

Page 72: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

di Pyongyang, kedua pemimpin tertinggi masing-masing negara menyetujui

wewenang diplomasi, pertahanan dan penyusunan undang-undang tingkat

rendah, yang semuanya diberikan kepada pemerintah regional. Beberapa

tahun kemudian, terjadi persetujuan antara Kim Jong Il dengan Kim Dae

Jung untuk melakukan kerjasama di berbagai bidang (Han, T. Y. 2004).

Kebijakan politik Korea Utara menggunakan ideologi Juche.

Ideologi ini dicetuskan oleh Kim Il Sung dan bertahan sampai

kepemimpinan Kim Jong Il. Juche mempunyai arti mandiri, di mana seluruh

masyarakat Korea Utara harus bisa hidup secara mandiri tanpa bantuan

internasional. Akan tetapi, semboyan tersebut tidak berlaku lama. Korea

Utara tanpa bantuan produk luar negeri membuat rakyatnya menjadi

sengsara. Kondisi Korea Utara yang memprihatinkan mendapat respon baik

dari Korea Selatan. Saat ini pemerintah Korea Utara masih menggunakan

ideologi Juche dan mulai membuka kerjasama dengan berbagai negara di

dunia.

b) Kebijakan di Bidang Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan lebih dari 15% per

tahun, dengan tenaga nuklir sebagai kebutuhan yang penting sejak tahun

1970. Namun, keadaan ekonomi Korea Utara mengalami keadaan buruk di

tahun 1990an. Selain itu, Korea Utara mengalami bencana banjir,

pengelolaan lahan yang buruk dan ketidakmampuan untuk mengimpor

barang yang diperlukan untuk mempertahankan industri. Keadaan yang

memburuk terebut membuat Kim Jong Il melakukan perubahan kebijakan

ekonomi yang digabung dengan kebijakan militer untuk memperkuat negara.

Menurut pemerintah Korea Utara, kebijakan ini dapat menghasilkan tingkat

pertumbuhan yang positif meskipun bahan makanan bergantung pada

bantuan asing (KunMo Chung, 1990).

Pemerintahan Kim Jong Il menghadapi masalah serius dibidang

ekonomi. Di era globalisasi yang semakin maju, pemerintah Korea Utara

masih menerapkan politik isolasi terhadap warga negaranya. Rakyat tidak

Page 73: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

bisa menikmati kebebasan dan tetap didoktrinasi propaganda-propaganda

pemimpinnya, agar mereka tidak terpengaruh dengan perubahan dan

perkembangan di dunia luar (Hastuti. W., 2005).

Korea Utara merupakan salah satu negara komunis yang mengatur

dan merencanakan perekonomiannya sendiri. Komite Perencanaan Sentral

mempersiapkan, mengawasi dan melaksanakan rencana ekonomi, sementara

Biro Umum Industri Provinsi di setiap daerah bertanggungjawab atas

pengelolaan fasilitas manufaktur lokal, produksi, alokasi sumber daya dan

penjualan. Sistem kekuasaan Kim Jong-il tidak segera mencapai kestabilan

dan pertumbuhan ekonomi. Pembatasan struktur sistem domestik masih

berlaku dan lingkungan eksternal juga memburuk, sehingga dapat

mengisolasi perekonomian negara komunis itu. Rencana pembangunan masa

transisi 3 tahun yang berlaku pada tahun 1994, tidak mendapat hasil. Korea

Utara masih bergantung pada bantuan asing untuk memenuhi permintaan

pangan domestik, sedangkan porsi ketergantungan ekonominya pada Cina

dan Korea Selatan dalam perdagangan semakin besar. Kekurangan dana,

teknologi dan informasi membuat Korea Utara sulit mencapai pertumbuhan

ekonomi mandiri mereka (Kim. H., 1994: 53).

Untuk memperbaiki perekonomian negara, Korea Utara menjalankan

reformasi dengan meluaskan kegiatan ekspor, mengadakan forum penarikan

investasi asing dan pembukaan jembatan penyeberangan untuk perdagangan

internasional. Sebuah proyek telah dikembangkan untuk membangun Zona

Perdagangan Bebas di pelabuhan Najin dan daerah Seonbong, di propinsi

Hamkyeong. Pengembangan ini dilaksanakan pada tahun 1991, dengan

tujuan mengubah zona ini menjadi pusat logistik internasional, pusat ekspor

untuk produk olahan, dan sebagai tempat wisata. Walaupun upaya legislasi

dan institusional dikerjakan, namun lingkungan negara sosialis yang tertutup

dan terbatas, infrastruktur yang belum memadai dan rendahnya tingkat

kepercayaan dari luar negeri mengakibatkan gagalnya proyek tersebut.

Kemudian, zona ekonomi khusus Shineuiju diusulkan sebagai salah satu

upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Page 74: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Zona Ekonomi khusus Shineuiju berbeda dari zona perdagangan

bebas Najin Seonbong. Keadaan ini meniru dari Cina yang melakukan

reformasi lokal dan kerjasama di berbagai bidang dengan negara lain. Zona

ekonomi khusus Shineuiju merupakan proyek ambisius yang datang saat

rencana pembangunan nasional selama masa transisi mengalami kegagalan.

Zona ini menjadi negara di dalam negara, hampir sama dengan Hong Kong,

yang menjamin kegiatan bisnis dan hak properti swasta. Posisinya yang

terletak di dekat Cina dan Laut Barat, memudahkan untuk diakses oleh

orang dan modal asing. Di saat itu, pebinis Cina, Yang Bin dilantik sebagai

Menteri Administrasi zona Shineuiju. Beberapa waktu kemudian, proyek

Shineuiju ditimpa masalah saat Yang Bin ditangkap oleh kepolisian Cina

dengan tuduhan korupsi, dan sampai sekarang tidak berkembang lagi.

Sampai saat ini Korea Utara masih membutuhkan bantuan dari negara

tetangganya (Hastuti. W., 2005).

c) Kebijakan di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Tentara Rakyat Korea merupakan sebutan untuk pasukan bersenjata

kolektif dari militer Korea Utara. Ada lima cabang tentara yaitu Angkatan

Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Angkatan Operasi Khusus dan

Angkatan Rocket. Menurut Departemen Luar Negeri Ameika Serikat, Korea

Utara memiliki 1,21 juta personil yang bersenjata, dengan sekitar 20% pria

berusia 17-54 dalam angkatan bersenjata reguler. Jumlah tentara Korea

Utara yang banyak membuat persentase personil militer Korea Utara

menjadi tertinggi perkapita dari personil militer setiap bangsa di dunia

(Korean Broadcasting, 2006).

Jumlah peralatan operasi militer Tentara Rakyat Korea di antaranya

4.060 tank, 2.500 APC, 17.900 buah artileri, 11.000 senjata pertahanan

udara dan tank anti peluru kendali dalam angkatan darat, 915 kapal pada

Angkatan Laut dan 1.748 pesawat di Angkatan Udara dengan 478 adalah

pejuang dan 180 adalah pembom. Peralatan di Korea Utara merupakan

peralatan campuran dari Perang Dunia II yaitu kendaraan vintage dan

Page 75: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

senjata ringan. Korea Utara juga mengembangkan berbagai teknik

konvensional seperti GPS Jammers, siluman cat, kapal selam cebol dan

torpedo manusia, array yang luas dari kimia dan senjata biologi, dan anti-

personil laser. Menurut pejabat Korea Utara, pengeluaran militer untuk

tahun 2010 sebesar 15,8% dari anggaran negara. Korea Utara memiliki

senjata aktif rudal nuklir dan balistik yang telah dilaporkan pada Dewan

Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa sekitar 1695 senjata bulan Juli 2006,

1.718 senjata bulan Oktober 2006, dan 1874 senjata bulan Juni 2009 (Park.

H. J., 1997).

Kim Jong Il menggunakan strategi nasional dengan semboyan politik

yang mengutamakan militer dengan bertujuan untuk memelihara rejim

keluarga Kim. Pemerintah Korea Utara mementingkan militer untuk

memperkuat pertahanan dari serangan negara lain. Pertahanan Korea Utara

sangat penting, karena pemerintah telah membuka program pengembangan

nuklir yang memerlukan penjagaan ekstra.

Korea Utara mempunyai alasan dalam mengembangkan nuklir, yaitu

untuk menjaga keamanan negara dari negara adikuasa seperti Amerika

Serikat. Tujuan akhir kebijakan politik tersebut adalah membangun negara

yang kuat, yang tidak dapat diancam oleh invasi asing. Runtuhnya Uni

Soviet membuat Korea Utara terisolasi dari segi politik dan ekonomi dengan

negara lain. Pada waktu itu, masalah paling serius di Korea Utara adalah

kekurangan pangan. Penduduk Korea Utara banyak yang meninggal akibat

kelaparan dan hal itu memaksa Korea Utara meminta bantuan kepada

masyarakat internasional. Pada Oktober 2000, keadaan Korea Utara mulai

membaik karena pemerintah mulai melakukan kerjasama dengan negara

China (Suisheng. Z., 2006).

3. Kebijakan Luar Negeri

Korea Utara di bawah pemerintahan Kim Jong Il telah menghadapi suatu

keadaan politik dalam negeri yang tidak dapat diselesaikan secara individu.

Apabila Korea Utara masih mempertahankan politik isolasinya maka keadaan

Page 76: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tersebut akan menghancurkan keadaan ekonomi negara (Hastuti. W., 2005: 13).

Menurut Sofa Asian Leaders (2012), Korea Utara telah lama memelihara

hubungan erat dengan Republik Rakyat Cina dan Rusia. Namun, di tahun 1991

kerjasama antara Korea Utara dengan Rusia mengalami penurunan. Hal itu

mengakibatkan pemberhentian bantuan Rusia kepada Korea Utara. Selain

kerjasama dengan China dan Rusia, Korea Utara memiliki ikatan yang kuat

dengan sekutu Asia tenggara di Vietnam dan Laos, serta Kamboja.

Sehubungan dengan keterpurukan ekonomi Korea Utara, politik luar

negeri Korea Utara telah mengalami sedikit perubahan. Hal tersebut dapat dilihat

pada tahun 1998, Presiden Korea Selatan, Kim Dae-jung menerapkan Kebijakan

Matahari Bersinar untuk meningkatkan hubungan Utara-Selatan dan

memungkinkan perusahaan-perusahaan Korea Selatan memulai proyek-proyeknya

di Utara. Kim Jong-il berencana untuk mengimpor dan mengembangkan teknologi

baru untuk mengembangkan industri perangkat lunak. Sebagai hasil dari

kebijakan baru tersebut, Kaesong Industrial Park dibangun pada tahun 2003 tepat

di utara zona demiliterisasi. Untuk mempermudah kerjasama ekonomi dan proses

produksi maka dibangun 250 perusahaan Korea Selatan dengan mempekerjakan

100.000 warga Korea Utara yang dimulai tahun 2007. Namun, pada bulan Maret

2007, pabrik itu hanya berisi 21 perusahaan yang mempekerjakan 12.000 pekerja

Korea Utara. Pada Mei 2010, pabrik mempekerjakan lebih dari 40.000 pekerja

Korea Utara (Hastuti. W., 2005).

Pada tahun 1994, Korea Utara dan Amerika Serikat menandatangani

sebuah kerangka kesepakatan yang dirancang untuk membekukan program

senjata nuklir dengan imbalan bantuan kebutuhan ekonomi. Akan tetapi, pada

tahun 2002, Kim Jong-il mengaku memiliki senjata nuklir yang diproduksi sejak

tahun 1994 sehingga memunculkan ketegangan baru dengan Amerika Serikat di

bawah pemerintahan Presiden George W. Bush. Pemerintah Korea Utara

berpendapat bahwa produksi rahasia itu diperlukan untuk tujuan keamanan seperti

Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir di Korea Selatan. Pada tanggal 9

Oktober 2006, Korea Central News Agency mengumumkan bahwa mereka telah

berhasil melakukan uji coba nuklir bawah tanah. Sehingga kerjasama yang sudah

Page 77: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

dibangun terpaksa dihentikan sampai Korea Utara menghancurkan program

senjata nuklir (Sofa, 2012).

Hubungan politik luar negeri Korea Utara telah merubah sikap pemerintah

dari politik isolasi menjadi politik terbuka bagi semua negara. Meskipun awalnya

terlihat asing dan dapat memengaruhi rejim Kim, namun pada akhirnya kerjasama

yang dilakukan Korea Utara dengan negara lain memberi pengaruh positif bagi

seluruh masyarakat Korea Utara. Kerjasama pemerintah Korea Utara dilakukan

dengan penuh pertimbangan dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

(Hastuti. W., 2005).

B. Pengembangan Nuklir Masa Kim Jong Il Tahun 1998-2008

1. Latar Belakang Pengembangan Nuklir

Energi nuklir menurut Ridwan (2010), bahwa secara umum energi nuklir

dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau

reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Sebuah inti berat

yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah menjadi dua inti

yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme semacam ini disebut

pembelahan inti atau fisi nuklir. Mekanisme ini terjadi di dalam bom nuklir yang

menghasilkan ledakan yang dahsyat. Reaksi fisi dapat membentuk reaksi berantai

tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat dibuat

dalam bentuk bom nuklir.

Penangkalan nuklir menurut Dewitasari (2011), bahwa pengembangan

senjata nuklir tidak hanya bersifat defensif atau penangkalan dalam

mempertahankan keamanan nasional saja, melainkan juga memiliki kekuatan

ofensif, yaitu kekuatan untuk memberikan pengaruh di dalam interaksi antar

negara. Kepemilikan senjata nuklir menjadi sebuah strategi penangkalan nuklir

Korea Utara dalam menghadapi permusuhan dengan Amerika Serikat.

Kemampuan defensif Korea Utara terletak pada pembangunan senjata nuklir yang

berimplikasi pada pembangunan kredibilitas kekuatan nuklir yang dapat membuat

pihak lawan mengurungkan niat untuk melakukan invasi mengingat bentuk

serangan balasan atas invasi yang jauh lebih destruktif. Sedangkan kemampuan

Page 78: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

ofensifnya terletak pada besaran pengaruh dan intimidasi yang dilakukan Korea

Utara di dalam interaksi yang dapat mendegradasi dominasi Amerika Serikat dan

aliansinya dalam konteks perundingan.

Pengembangan rudal Korea Utara diperkirakan dimulai tahun 1976 atau

menjelang perang di Timur Tengah (Perang Yom Kippur), yakni ketika pasukan

Israel melawan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.

Pada saat perang Timur Tengah tersebut berlangsung, Korea Utara menerima

rudal Scud- B buatan Rusia dan papan peluncur sebagai imbalan dalam

mendukung secara diplomasi kepada Mesir. Penerimaan rudal tersebut

memberikan kesempatan pada Korea Utara untuk memulai mengembangkan rudal

itu menjadi rudal sendiri dengan membongkar dan merakit kembali rudal Scud

tersebut. Pengembangan nuklir yang pertama di Korea Utara terus mengalami

kemajuan dan mulai diperbaharui hingga menghasilkan rudal berjarak panjang

seperti - , rudal balistik berjarak menengah (IRBM) , dan rudal

balistik bertingkat yang diperkirakan memiliki kemampuan untuk

menghancurkan benua Amerika (KBS World, 2006).

Menururt Firmansah mengenai motif nuklir Korea Utara (2009), bahwa

terdapat tiga motif Korea Utara mengembangkan program kemampuan nuklirnya.

Motif pertama adalah rejim survival. Korea Utara masih merasa terancam dengan

penempatan 27 ribu tentara Amerika Serikat di Korea Selatan, ditambah 47 ribu

tentara Amerika Serikat lainnya di Jepang. Keadaan tersebut dapat mengganggu

keamanan Korea Utara. Sehingga pemerintah Korea Utara menyiapkan pasukan

militer untuk melindungi seluruh rakyat terutama rejim Kim. Korea Utara masih

teringat tentang China yang mengalami ancaman serangan nuklir dari Amerika

Serikat di tahun 1950an. Ancaman serangan nuklir pertama dikarenakan bantuan

militer China pada Korea Utara saat perang Korea. Dua ancaman lainnya dialami

Cina berkaitan dengan konflik Cina-Taiwan tahun 1955 dan tahun 1958. Akhirnya

pada tahun 1964 Cina berhasil melakukan uji ledak senjata nuklir dan membuat

Amerika Serikat memperbaiki hubungan dengan Cina. Delapan tahun kemudian

(1972), presiden Amerika Serikat, Richard Nixon melakukan kunjungan

Page 79: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kenegaraan ke Beijing untuk melakukan normalisasi hubungan Amerika Serikat-

Cina.

Motif kedua pengembangan senjata nuklir Korea Utara adalah ekonomi.

Korea Utara menggunakan program nuklirnya sebagai alat untuk memaksa

negara-negara di sekitarnya agar memberikan bantuan ekonomi, bantuan makanan

dan bahan bakar dari Cina dan Korea Selatan. Di tahun 2003, Korea Utara

mengembangkan senjata nuklir agar menghemat pengeluaran bagi angkatan

bersenjatanya. Motif ketiga program senjata nuklir Korea Utara adalah untuk

mengangkat status politik Korea Utara di mata dunia. Korea Utara selalu ingin

bernegosiasi langsung dengan Amerika Serikat bukan Korea Selatan, karena

dianggap sebagai negara boneka bentukan Amerika Serikat. Dengan bernegosiasi

langsung, Korea Utara membuktikan pada dunia bahwa dirinya adalah lawan yang

sepadan dengan Amerika Serikat. Rejim Korea Utara mengakui secara terang-

terangan keinginan mereka untuk menjadi negara nuklir. Sedangkan negara-

negara lain mengembangkan senjata nuklir dengan rahasia untuk menghindari

intervensi luar (Firmansah, 2009).

Politis strategis nuklir menurut Sarwiyantari, dkk (2008), bahwa nuklir

menjadi alat politik bagi elit yang mencoba mempengaruhi kebijakan negara.

Dalam kasus Korea Utara, militer memegang kendali atas pembuatan keputusan

nasional. Di bawah pemerintahan Kim Jong Il, (KPA)

merupakan lembaga penting dalam struktur kekuatan Korea Utara. KPA jauh

lebih kuat secara politis daripada partai komunis Korea Utara yang dikenal

sebagai Korean Workers Party. Walaupun persediaan senjata negara ini sangat

tinggi, pimpinan militer Korea Utara menyadari bahwa kekuatan militer

konvensional mereka masih dibawah dari lawan, seperti Jepang, Korea Selatan,

dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, senjata nuklir dipilih sebagai langkah

deterrence jangka panjang. Menurut KunMo Chung (1990), arah kebijakan

pemerintah untuk kegiatan nuklir ditetapkan sebagai berikut :

a) Untuk menetapkan program jangka panjang yang terorganisasi dan sistematis.

Page 80: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

b) Untuk mengatasi kritik anti nuklir melalui bahan obyektif dan ilmiah serta

menciptakan kekuatan pro-nuklir untuk memperkuat organisasi yang

berkelanjutan terhadap gerakan anti nuklir.

c) Untuk memberikan perhatian khusus terhadap kesadaran masyarakat tentang

tenaga nuklir.

d) Untuk memperkuat kerjasama internasional dengan meningkatkan kegiatan

nuklir di setiap daerah.

Selama masa pemerintahan Bush, Korea Utara dianggap sebagai pusat

kejahatan bersama Iran dan Irak. Tanggapan pemerintah Korea Utara terhadap

pemberitaan tersebut yaitu, pertama, tidak ada hukum internasional yang bisa

melindungi suatu negara dari aksi superpower Amerika Serikat. Kedua, satu-

satunya hal yang dapat menghalangi Amerika Serikat melakukan serangan adalah

kepemilikan senjata pemusnah masal, termasuk senjata nuklir. Korea Utara

menganggap kepemilikan kemampuan serang nuklir akan menjaga kelangsungan

hidup rejim Pyongyang (Solomon, Jay dan Evan Ramstad, Evan., 2007). Selain

untuk menjaga rejimya, senjata nuklir juga digunakan untuk merubah posisi Korea

Utara dari negara yang tidak diperhatikan menjadi negara yang ditakuti dan

diperhatikan.

Menurut Chuanwen, Hu dan Georg, Woite. (1992), pengembangan tenaga

nuklir di negara-negara Asia dapat dikelompokkan sebagai berikut:

(1) Kelompok pertama meliputi Jepang, Republik Korea dan Taiwan. Untuk

menjamin keamanan energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan

bakar impor, dalam jangka panjang maka program tenaga nuklir didirikan dan

berhasil dilaksanakan. Di Jepang, Republik Korea dan Taiwan mempunyai

saham nuklir pembangkit listrik mencapai 27,7%, 43,2% dan 35,4% pada

tahun 1992.

(2) Kelompok kedua meliputi Cina dan India. Pertumbuhan penduduk dan

pembangunan ekonomi yang signifikan membuat ketergantungan pada

pembangkit listrik dan menimbulkan pencemaran lingkungan. Maka dari itu,

sebagai pengganti tenaga listrik maka tenaga nuklir telah diperkenalkan.

Kedua negara tersebut telah mempunyai kemampuan di bidang nuklir

Page 81: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

berbasis teknologi dan sumber daya mereka memiliki potensi kuat untuk

pengembangan tenaga nuklir lebih lanjut.

(3) Kelompok ketiga termasuk Filipina, Pakistan dan Iran.

(4) Kelompok keempat terdiri dari sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia,

Thailand, Malaysia, Republik Demokrasi Rakyat Korea, Vietnam, Turki, dan

Bangladesh.

2. Perkembangan Program Nuklir Korea Utara

a) Bentuk Nuklir

Korea Utara diyakini memiliki lebih dari 800 rudal balistik,

termasuk peluru kendali jarak jauh yang dapat menembak sasaran di

Amerika Serikat. Korea Utara mempunyai beberapa jenis peluru kendali

jarak pendek. Senjata yang paling akurat tembakannya adalah KN-02,

dengan jangkauan 100 kilometer. Rudal jenis ini dalam tahap uji coba dan

dipersiapkan untuk menghancurkan instalasi militer Korea Selatan.

Pyongyang juga memiliki rudal Scud B dengan jarak tembak 300 kilometer,

Scud C (500 kilometer), dan Scud D (700 kilometer). Ketiga jenis peluru

kendali tersebut di tempatkan di berbagai posisi. Mereka disiapkan untuk

menyerang sasaran di Korea Selatan (Seung, H. J. and Taehwan, K., 2007).

Selain itu, Korea Utara mempunyai Nodong yang dapat membawa

nuklir dengan jarak tembak 1.000 kilometer. Peluru kendali ini sudah

diujicoba pada Mei 1993, namun tidak akurat. Menurut Pusat Studi

nonproliferasi Amerika Serikat, tembakan Nodong dapat melesat 2-4

kilometer dari sasaran sehingga bisa menjangkau hampir semua wilayah

Jepang. Untuk rudal jarak jauh yaitu (1) Taepodong-1, memiliki jarak

tembak 2.200 kilometer dan lebih akurat daripada Nodong. Peluru kendali

jenis ini sudah diujicoba pada Agustus 1998 di atas wilayah utara Jepang

dan dapat menjangkau pangkalan militer Amerika Serikat di Okinawa.

Namun, proses peluncurannya membutuhkan persiapan lama sehingga cepat

diketahui musuh. (2) Taepodong X, rudal darat ini masih dalam

pengembangan dan belum diujicoba. Taepodong X diyakini mempunyai

jarak tembak 4.000 kilometer sehingga mampu menjangkau pangkalan

Page 82: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

militer Amerika Serikat di Guam. Peluru kendali jenis ini dapat ditembakkan

dari sistem peluncuran mobil. (3) Taepodong-2, mempunyai jarak tembak

5.000-6.000 kilometer dan mampu menjangkau Hawaii, Alaska, dan wilayah

pantai barat Amerika. Persiapan peluncurannya membutuhkan waktu lama.

Namun, Taepodong-2 sangat akurat dan mampu membawa kepala nuklir

ukuran besar.

b) Ujicoba Nuklir

Menurut Sarwiyantari, dkk (2008), walaupun mengetahui akibat

bom nuklir yang di jatuhkan di Hirosima dan Nagasaki, Korea Utara tetap

melanjutkan percobaannya. Ujicoba yang pertama dilakukan kurang berhasil

pada 9 Oktober 2006, yang dilaksanakan di sebuah terowongan gunung di

pantai timur wilayahnya. Ledakan ini menimbulkan gempa berkekuatan 4,2

Mb (body wave magnitude). Ujicoba ini langsung diprotes banyak negara,

terutama negara terdekatnya Korea Selatan dan Jepang. Namun, Korea Utara

tidak memperhatikan semua bentuk protes tersebut.

Ujicoba nuklir Korea Utara ini merupakan bentuk diplomasi

internasional untuk menyuarakan kepentingan nasional Korea Utara agar

didengar oleh komunitas internasional. Selama ini Korea Utara menghadapi

sanksi dari Amerika Serikat, terasing dari dinamika politik internasional, dan

mengalami kesulitan untk berintegrasi dengan komunitas internasional.

Korea Utara melaksanakan ujicoba nuklir sebagai pelaksanaan atas

kebijakan Juche yang berarti pertahana diri. Kebijakan ini dibangun oleh

Presiden Kim Jong Il bahwa Korea Utara harus mempertahankan dirinya

dari pengaruh asing dan tetap melaksanakan apa yang menjadi kebijakan

negara termasuk pengembangan nuklir. Kebijakan Juche ini merupakan

perwujudan kemampuan Korea Utara untuk berdiri sendiri secara

indenpenden dan menolak ketergantungan dari negara lain. Juche

merupakan justifikasi Korea Utara untuk mencapai tujuan nasional dan

melaksanakan politik luar negerinya (Kompas, 12 Oktober 2006).

Page 83: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Ujicoba dilaksanakan lagi pada 25 Mei 2009. Tetapi, kali ini senjata

nuklir ditanam sedalam 300m di bawah permukaan tanah. Ledakan dahsyat

kembali menggetar dan hasilnya gempa berkekuatan 4.7 Mb (body wave

magnitude) menjalar di permukaan tanah. Untuk ujicoba ini, PBB telah

memberikan larangan bagi Korea Utara untuk tidak memproduksi dan tidak

menyebarkan nuklir ke seluruh negara. Pada bulan Juli tahun 2009, Korea

Utara juga telah melakukan ujicoba tujuh buah misilnya, termasuk satu kali

kegagalan terhadap misil jarak jauh. Ujicoba yang dilakukan oleh Korea

Utara dianggap telah menciptakan ancaman serius bagi Amerika Serikat.

Terdapat beberapa kemungkinan pengembangan nuklir Korea Utara.

Pertama, Pyongyang berusaha berkomunikasi dengan Korea Selatan yang

selama ini merasakan sikap permusuhan dari Korea Utara. Kedua, Korea

Utara menginginkan perhatian Washington. Ketiga, pemerintahan Korea

Utara bermaksud untuk memperkuat legitimasi politik pengganti Kim Jong

Il, Kim Jong Un. Keempat, Pyongyang bermaksud mengembangkan senjata

nuklir untuk melawan Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat

(Sarwiyantari, dkk 2008).

Berikut adalah tabel pengelolaan plutonium dan parameter ujicoba

nuklir yang dilakukan Korea Utara:

Tabel 4.1. Pengelolaan Plutonium Korea Utara

Produksi Plutonium Pengelolaan Plutonium

Tahun Jumlah (kg) Tahun Jumlah (kg)

Sebelum 1990 1-10 1989-1992 0-10

1994 27-29 2003-2004 20-28

2005 13-17 2005-2006 13-17

July 2007 10-13 2009 8-12

Total 51-69 Total 41-67

(Sumber: Asian Perspective, Vol. 33, No. 4, 2009, hlm. 153)

Page 84: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dinyatakan bahwa selama dua dekade

terakhir, Korea Utara memiliki kesempatan untuk melakukan ekstrasi bahan

bakar yang mengandung hingga 69 kilogram plutonium.

Tabel 4.2. Parameter Ujicoba Nuklir Korea Utara

Tanggal Uji Coba Nuklir Perkiraan Hasil

9 Oktober 2006 0,5-0,8 kiloton

25 Mei 2009 2,0-4,0 kiloton

(Sumber: Asian Perspective, Vol. 33, No. 4, 2009, hlm. 155)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa ujicoba nuklir Korea

Utara yang kedua lebih sukses daripada sebelumnya. Nuklir Korea Utara

yang menelan keuangan negara, muncul sebagai manifestasi dua doktrin

yang menuntun tindakan para perwira militer. Dua doktrin tersebut adalah

(1) yang berarti pemikiran mengenai pentingnya

membangun negara yang kuat dan sejahtera dan (2)

yang berarti keutamaan militer untuk pertahanan negara.

Dampak pengembangan nuklir menurut Wicahyani. A. F. (2010),

bahwa Amerika Serikat dan sekutunya di kawasan Asia Timur telah

memberikan sanksi di bidang ekonomi dalam waktu yang cukup lama dan

akibatnya telah menimbulkan permasalahan utama di bidang ekonomi yang

diderita oleh Korea Utara. Menurut analisis seorang pengamat dari Seoul,

Beijing dan Washington menyakini bahwa kemarahan Pyongyang terhadap

sanksi yang telah dijatuhkan kepada pemerintahannya merupakan salah satu

alasan yang melatarbelakangi pelaksanaan ujicoba nuklir, di mana sikap

tersebut dapat memberikan satu bentuk perlawanan baru terhadap negara-

negara maju. Dewan PBB juga telah memberikan komando agar negara-

negara lain yang mempunyai senjata nuklir, tidak mengembangkan dan tidak

menyebarkan senjata tersebut kepada negara yang tidak menyukai Amerika

Serikat.

Oleh karena itu, Cina dan beberapa negara lainnya merasa enggan

untuk memberikan dukungan penuh terhadap sanksi ekonomi yang

dijatuhkan oleh PBB terhadap keberhasilan ujicoba nuklir Korea Utara,

Page 85: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sebab sanksi tersebut sepenuhnya dibuat oleh Amerika Serikat. Sikap

Amerika Serikat yang bersedia membuat sanksi tersebut dapat menjadi salah

satu upaya untuk menghancurkan pemerintahan Korea Utara. Jika PBB tetap

memberikan sanksi maka, Cina dan negara lainnya tidak mengharapkan

Pyongyang mengambil langkah keras dengan tindakan balasan yang justu

dapat memperburuk hubungan dengan negara-negara disekitarnya

(Solomon, Jay., Evan Ramstad. E., 2007).

3. Penyelesaian Masalah Pengembangan Nuklir Korea Utara

a) Proses Perundingan

Krisis nuklir Semenanjung Korea terjadi setelah Perang Dingin

berakhir. Kedua negara Korea menandatangani Treaty of Reconciliation and

Nonaggression pada 13 Desember 1991. Pada perjanjian itu, Seoul dan

Pyongyang sepakat untuk menghentikan hubungan permusuhan dan

bekerjasama dalam bidang keamanan. Pada September 1991, Amerika

Serikat menyatakan akan memindahkan seluruh senjata nuklir taktis yang

ditempatkan di Korea Selatan dan pada tanggal 18 Desember 1991, Presiden

Korea Selatan Roh Tae-woo turut mendeklarasikan bahwa tidak ada senjata

nuklir di Korea Selatan (Wicahyani, 2010).

Pada 19 Februari 1992, Korea Utara menerima perjanjian

pengawasan yang disyaratkan oleh NPT (Perjanjian nonproliferasi nuklir)

untuk menerima inspeksi atas instalasi nuklir oleh organisasi energy atom

internasonal (The International Atomic Energy Agency, IAEA). Perjanjian

ini bernama Joint Declaration of Denuclearization of the Korean Peninsula.

Deklarasi ini berisi bahwa kedua negara Korea setuju untuk tidak melakukan

ujicoba, membuat, memproduksi, menerima, memiliki, menyimpan,

menempatkan atau menggunakan senjata nuklir. Kesepakatan ini juga

mengikat dua negara untuk tidak lagi memiliki fasilitas pengelolaan nuklir

dan pengayaan uranium. Sesuai dengan perjanjian, IAEA akan melakukan

enam kali inspeksi di Korea Utara. Korea Utara juga harus

menginformasikankan kepemilikan material nuklir sesuai yang disyaratkan

Page 86: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

oleh IAEA. Namun, berdasarkan gambar yang terdeteksi oleh satelit

Amerika Serikat yang memperlihatkan bahwa Korea Utara memiliki jumlah

plutonium lebih banyak dari yang diinformasikan. Dengan hasil inspeksi itu,

pihak IAEA meminta pemeriksaan khusus tetapi ditolak oleh Korea Utara

(Park. K.Y., 2009: 99).

Adanya informasi tersebut, membuat perselisihan yang dihadapi

IAEA dan Pyongyang terus berlanjut. IAEA meminta Dewan Keamanan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) untuk mendapatkan izin inspeksi

khusus. Korea Utara merasa tersinggung dan mengancam untuk menarik

keanggotaannya dari NPT pada tahun 1993. Usaha negosiasi pertama antara

Amerika Serikat-Korea Utara terjadi pada tahun 1994 ketika IAEA

melaporkan bahwa Korea Utara gagal memenuhi peraturan dan prosedur

inspeksi. Setelah sejumlah pembicaraan antara Washington dan Pyongyang,

Korea Utara akhirnya mengumumkan untuk menunda penarikan

keanggotaanya dari NPT. Namun, Korea Utara tetap menolak akan adanya

inspeksi yang ingin dilakukan oleh IAEA (Han. T. Y. 2004).

Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton mengumumkan bahwa

Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan akan menjatuhkan sanksi bagi

Korea Utara jika Korea Utara bersikeras untuk memproduksi plutonium.

Korea Utara menafsirkan sanksi tersebut sebagai pernyataan perang dan

mengancam untuk membumihanguskan Korea Selatan. Kegiatan ujicoba

peluncuran senjata nuklir jarak pendek yang dilakukan Korea Utara

membuat pemerintah Clinton merencanakan operasi serangan preemptive

terhadap fasilitas program nuklir yang ada di Yongbyon. Serangan tersebut

akan menghancurkan seluruh fasilitas dan materi nuklir di Yongbyon.

Namun, rencana ini dikhawatirkan akan mengakibatkan serangan satu juta

pasukan Korea Utara terhadap Korea Selatan. Untuk menghindari hal

tersebut, maka Amerika Serikat menambah pasukan yang ditempatkan di

Korea Selatan.

Pada tahun 1998, Korea Utara telah merancang dua senjata jarak

jauh yang dapat mencapai sebagian wilayah Amerika Serikat dan Jepang.

Page 87: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Isu ini muncul pada 31 Agustus 1998 ketika Korea Utara meluncurkan salah

satu misilnya dengan jangkauan jelajah 1700-2200 km yang melewati

wilayah Jepang dan mendarat di bagian barat Hawaii, Samudera Pasifik.

Ujicoba misil ini membuat Amerika Serikat dan Jepang ingin berhenti

mendukung Agreed Framework. Namun, jika Agreed Framework tidak

terlaksana, maka Korea Utara akan bereaksi dengan membuka kembali

fasilitas nuklir di Yongbyon. Melihat keadaan ini bukan hanya Amerika

Serikat dan Jepang saja yang merasa terancam tetapi seluruh negara yang

berada di Asia Timur merasa harus memperkuat sistem pertahanan agar

tidak menjadi sasaran rudal Korea Utara (Wicahyani, 2010).

Keadaan ini membuat Presiden Clinton melakukan peninjauan

kebijakan yang dilaksanakan bersama Jepang dan Korea Utara. Peninjauan

tersebut menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi bahwa Korea Utara

sedang mengalami situasi ekonomi yang sulit, kelaparan di mana-mana,

namun kondisi tersebut tidak membuat rezim pemerintahannya hancur.

Rekomendasi yang dihasilkan berisi dua strategi alternatif menghadapi

Korea Utara. Pertama, jika Korea Utara tidak menjalankan program senjata

nuklir jangka panjang, maka Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan

perlahan-lahan akan melakukan normalisasi hubungan politik dan ekonomi,

termasuk menciptakan perdamaian. Kedua, jika Korea Utara tidak

menunjukkan kemauan untuk menghentikan pengembangan nuklir, maka

Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan akan mengambil tindakan yang

diperlukan untuk menangkal ancaman (Han. T. Y. 2004).

Pada bulan Mei 1999, delegasi Amerika Serikat berkunjung ke

Pyongyang untuk memberikan kedua rekomendasi tersebut. Selama

perundingan, Korea Utara tertarik dengan rekomendasi dari Amerika

Serikat. Korea Utara melihat bahwa rencana ini akan membuka jalan

pembangunan ekonomi yang memang dibutuhkan Korea Utara. Namun,

Korea Utara juga takut bahwa kontak ekonomi dengan dunia luar akan

menimbulkan destabilisasi kontrol rezim dalam negeri.

Page 88: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Selama beberapa bulan, terdapat bukti bahwa rencana tersebut

berjalan lancar. Korea Selatan dan Jepang masing-masing melaksanakan

pertemuan yang pertama dengan Korea Utara. Dua bulan setelah pelantikan

George W. Bush, Presiden Korea Selatan mengunjungi Amerika Serikat

untuk meminta konfirmasi bahwa kebijakan dengan Korea Utara selama ini

akan dilanjutkan. Presiden Bush menyatakan akan membuat kebijakan baru.

Kesepakatan tersebut kemudian berhenti karena pemerintah Amerika Serikat

dan Korea Utara tidak melakukan pertemuan dan selama satu setengah

tahun, tidak ada dialog ataupun kebijakan baru dengan Korea Utara.

Pada bulan Juni 2003, Pyongyang membangun penangkal nuklir,

kecuali Amerika Serikat menghentikan kebijakan yang bersifat permusuhan

terhadap Korea Utara. Untuk mengatasi masalah tersebut, Washington

kemudian mengusulkan Six Party Talks yang melibatkan Korea Selatan,

Korea Utara, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan Rusia. Pada putaran

pertama tahun 2003, diplomat Korea Utara menyatakan bahwa Pyongyang

tidak memiliki pilihan selain melakukan ujicoba senjata nuklir. Ujicoba ini

akibat dari sikap Amerika Serikat yang tidak bersedia melakukan pertemuan

dengan Korea Utara. Pertemuan yang tertunda ini dikarenakan saling

menyalahkan antara pemerintah Amerika Serikat dengan Korea Utara

tentang pelanggaran kesepakatan pemberhentian pengembangan nuklir

(Kompas, 9 Oktober 2006).

Pengakuan Korea Utara tentang kepemilikan program senjata nuklir,

membuat Amerika Serikat menolak mengadakan pembicaraan bilateral.

Ketika tuntutan ini ditolak Washington, Korea Utara menarik diri dari

perjanjian nonproliferasi nuklir (NPT), setelah tiga kali putaran Six Party

Talks antara bulan Agustus 2003 dan Juni 2004. Korea Utara dan Amerika

Serikat memiliki perbedaan cara pandang dalam memecahkan krisis nuklir

Korea Utara. Akibatnya, Six Party Talks tidak memperoleh banyak

kemajuan hingga putaran keempat. Beberapa kemajuan baru tercipta dalam

memecahkan masalah ambisi nuklir Korea Utara di tahun 2005 seperti

Page 89: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

pemberhentian program nuklir dengan diganti pengiriman bantuan bahan

pangan, modal pembangunan dan lainnya (Kompas, 10 Oktober 2006).

Pada tanggal 19 September, Six Party Talks mencapai kejelasan

ketika keenam negara mengeluarkan kesepakatan. Kesepakatan tersebut

berisi denuklirisasi Semenanjung Korea secara damai, di mana Pyongyang

harus menghentikan program nuklirnya, bergabung kembali dengan NPT

dan mengizinkan IAEA untuk memeriksa kembali senjata nuklir Korea

Utara. Sebagai imbalannya, Korea Utara akan menerima bantuan makanan,

ekonomi, jaminan keamanan, dan energi dari anggota lain. Pernyataan ini

juga membuka jalan bagi Pyongyang untuk menormalkan hubungan dengan

Amerika Serikat dan Jepang, dan untuk negosiasi perjanjian perdamaian

bagi Semenanjung Korea. Prospek pemecahan masalah dibuat rumit oleh

Amerika Serikat yang pada September 2005 melakukan pembatasan

aktivitas ekonomi dan perdagangan Korea Utara. Dengan adanya sanksi

tersebut, Korea Utara justru meluncurkan rudalnya, melakukan ujicoba bom,

dan melanjutkan program senjata nuklirnya (Wicahyani, 2010).

Menurut Tae-Hwan Kwak and Seung-Ho Joo, eds. (2003), adapun

tujuan negara-negara yang terlibat dalam Six Party Talks yaitu, bagi

Amerika Serikat perundingan Enam Pihak berfungsi sebagai alat untuk

membuat Korea Utara menghentikan program senjata nuklir. Sedangkan

bagi Jepang berfungsi sebagai forum untuk menegosiasikan pengakuan

bersalah Pyongyang pada 1970-an dan 1980-an mengenai penculikan warga

Jepang oleh mata-mata Korea Utara. Bagi Korea Selatan perundingan ini

berfungsi untuk reunifikasi semenanjung Korea.

Bagi Korea Utara perundingan Six Party Talks tersebut untuk

mencari sebuah janji keamanan dari Amerika Serikat. Korea Utara

menginginkan bantuan ekonomi dari negara Six Party lainnya dan harapan

untuk menyelesaikan dua reaktor air ringan yang dijanjikan dalam Agreed

Framework 1994. Dalam hal ini, Cina memegang peranan penting dalam

perundingan enam pihak. Cina berfungsi sebagai sekutu lama dan mitra

dagang Pyongyang dan menggunakan pengaruhnya dengan rezim Kim

Page 90: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

untuk membawa Korea Utara ke meja perundingan Six Party Talks. Cina

memiliki kemampuan untuk memainkan peran dalam perundingan dan

meningkatkan hubungan dengan Washington. Cina telah memberikan

bantuan kepada Korea Utara dengan bantuan energi dan pangan. Beijing

telah menolak untuk melaksanakan resolusi PBB mengenai pemberian

sanksi terhadap Pyongyang. Korea Utara juga berfungsi sebagai zona

penyangga antara Cina dan pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan.

Menurut Ministry of Foreign Affairs of Japan (1997), Jepang dan

Amerika Serikat secara konsisten telah memberikan sanksi sebagai

tanggapan terhadap uji senjata nuklir Korea Utara. Sementara Cina, Korea

Selatan, dan Rusia tidak memberikan bantuan ekonomi karena jika terjadi

perang maka mengakibatkan arus pengungsian besar dari penduduk Korea

Utara. Pada bulan Februari 2007, Six Party Talks putaran kelima diakhiri

dengan tindakan Korea Utara yang menutup dan melumpuhkan fasilitas

nuklir dengan imbalan lima peserta akan bekerjasama untuk memberikan

bantuan ekonomi, energi dan kemanusian ke Korea Utara. Namun terdapat

perselisihan dalam perjanjian tersebut, Korea Utara menginginkan

penyediaan bantuan energi diterima selama proses penghentian reaktor,

sedangkan Amerika Serikat mensyaratkan agar penghentian reaktor

dilakukan terlebih dahulu baru kemudian Korea Utara menerima bantuan

energi.

Dalam kesepakatan September disebutkan bahwa Korea Utara dan

Amerika Serikat memulai pembicaraan bilateral yang bertujuan untuk

memecahkan masalah bilateral yang selama ini tertunda dan melaksanakan

hubungan diplomatik penuh. Terlepas dari kesuksesan yang dihasilkan dari

Six Party Talks, terdapat beberapa kegagalan Amerika Serikat dalam

menghadapi Korea Utara. Pertama, Amerika Serikat tidak berhasil

mencegah Korea Utara memperoleh dan melakukan uji coba senjata nuklir

dengan usaha-usaha diplomatik dan strategi penangkalan. Kedua, Amerika

Serikat tidak berhasil mencegah Korea Utara mentransfer teknologi

nuklirnya ke Iran, Pakistan, dan Syiria. Korea Utara juga diketahui telah

Page 91: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

menjual uranium yang dapat diproses menjadi senjata nuklir kepada

Pakistan yang kemudian menjualnya kepada Libia. Iran juga telah

membayar Korea Utara untuk melakukan pertukaran teknologi, peralatan

dan pengayaan uranium. Seluruh aktivitas ini adalah bukti kegagalan dari

kebijakan Amerika Serikat terhadap Korea Utara.

Ketika putaran kelima Six Party Talks berlangsung pada tahun 2005,

Kementerian Keuangan Amerika Serikat menyatakan Banco Delta Asia

(BDA), sebuah bank di Macau di mana Korea Utara memiliki rekening bank

yang diduga melakukan atau menerima dana hasil pencucian uang Korea

Utara. Macau merespon dugaan tersebut dengan membekukan sekitar $24

juta dana yang dimiliki Korea Utara. Sebagai salah satu syarat untuk

melanjutkan Six Part Talks, Korea Utara meminta agar pembekuan rekening

tersebut dibatalkan terlebih dahulu. Jika pembekuan terjadi maka program

nuklir Korea Utara berlanjut dan mengalami peningkatan.

Amerika Serikat memiliki informasi mengenai program senjata

berbahan dasar plutonium yang diyakini dapat membuat delapan hingga

sepuluh bom nuklir. Situasi semakin rumit ketika pada tanggal 4 Juli 2006

Korea Utara melakukan ujicoba sedikitnya enam rudal, termasuk rudal jarak

jauh Taepodong-2. Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk menjatuhkan

sanksi kepada Korea Utara atas ujicoba rudalnya. Resolusi PBB tersebut

berisi larangan ekspor dan impor materi rudal Korea Utara (Ward. A., 2003).

Korea utara menginformasikan kepada Cina pada bulan Oktober

2006, bahwa mereka mungkin akan membatalkan rencana uji coba senjata

nuklir jika Amerika Serikat mau melakukan perundingan bilateral dengan

Korea Utara. Hal itu disampaikan seorang mantan anggota parlemen Korea

Selatan, Jang Sung Min. Pemerintahan Korea Utara terus berupaya untuk

membuka komunikasi langsung dengan Amerika Serikat daripada

melanjutkan perundingan dengan lima pihak lainnya (Cina, Jepang, Korea

Selatan, Rusia, Amerika Serikat). Akan tetapi, Amerika Serikat terus

menolak untuk berunding langsung dengan Korea Utara. Di samping itu,

tersiar kabar bahwa Korea Utara juga memperingatkan Cina bahwa mereka

Page 92: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

akan mempercepat persiapan ujicoba senjata nuklir jika Amerika

melancarkan serangan militer ke Korea Utara (Kompas, 9 Oktober 2006).

Penolakan yang dilakukan Amerika Serikat ternyata tidak

menyulutkan niat Korea Utara untuk melancarkan ujicoba senjata nuklir.

Pemerintah Korea Utara memberi komando untuk peluncuran nuklir bawah

tanah. Ujicoba nuklir telah dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2006 dan

sebelumnya sudah diumumkan kepada rakyat Korea Utara. Namun, pihak

yang bertentangan yaitu Amerika dan Jepang masih meragukan informasi

tersebut. Amerika yang masih penasaran akhirnya melakukan penelitian

terhadap Korea Utara.

Hasil penelitian Amerka Serikat menunjukkan telah terjadi getaran

seismik buatan manusia di wilayah Korea Utara yang berkekuatan 4,2 skala

richter. Ketua badan tenaga atom internasional yang mengetahui ujicoba

tersebut mulai mengambil tindakan dan mengungkapkan bahwa tes nuklir

Korea Utara merupakan ancaman yang serius bagi masyarakat Asia Timur

dan masyarakat internasional. Oleh karena itu, tindakan pencegahan

penyebaran senjata nuklir harus dilakukan.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun langsung

bergerak cepat untuk mengadakan pertemuan darurat untuk menyikapi

perkembangan nuklir Korea Utara. Kantor berita resmi Korea Utara

(KCNA) menginformasikan bahwa uji coba nuklir tersebut dilakukan di

bawah pengetahuan keilmuan dan perhitungan yang matang oleh ahli ilmu

Korea Utara. Keputusan Korea Utara terhadap ujicoba nuklir ternyata

disambut dengan kecaman dan protes keras dari banyak negara khususnya

negara-negara dikawasan Asia Timur dan Asia Tenggara serta negara-negara

barat. Keberhasilan Korea Utara melakuakn uji coba senjata nuklir itu

memunculkan kembali keyakinan sejumlah pihak mengenai kemampuan

nuklir negara komunis tersebut. Korea Utara memilki sejumlah plutonium

untuk membuat belasan senjata nuklir. Meski demikian masih diragukan

negara tersebut mampu membuat hulu ledak nuklir yang bisa ditempatkan di

Page 93: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

peluru-peluru kendali yang sudah dimiliki Korea Utara (Seung, H. J and

Taehwan, K. 2007).

Reaksi dari Dewan Keamanan PBB atas uji coba nuklir Korea Utara

yaitu mengeluarkan resolusi 1718 yang menjatuhkan sanksi keuangan dan

senjata terhadap Korea Utara. Secara spesifik, resolusi tersebut meminta

Korea Utara untuk mengeliminasi seluruh senjata nuklirnya, senjata

pemusnah masal, dan rudal balistik. Pertemuan Six Party Talks di Beijing

pada bulan Februari menghasilkan perjanjian Initial Actions for the

Implementation of the Joint Statement. Perjanjian ini berisi penutupan dan

penyegelan fasilitas Yongbyon dan mendikusikan daftar-daftar seluruh

program nuklir Korea Utara.

Menurut Wicahyani (2010), perjanjian ini juga merupakan langkah

awal bagi pembicaraan bilateral Korea Utara dengan Amerika Serikat dan

Jepang, penyediaan 50.000 ton bahan bakar minyak bagi Korea Utara dalam

jangka waktu 60 hari dan pembentukan kelompok kerja guna mendiskusikan

implementasi perjanjian tersebut. Lima kelompok kerja tersebut adalah

Normalisasi Hubungan Korea Utara-Amerika Serikat, Denuklirisasi

Semenanjung Korea, Normalisasi Hubungan Korea Utara-Jepang,

Kerjasama Ekonomi dan Energi, Mekanisme Perdamaian dan Keamanan

Asia Timur.

Anggota Six Party Talks bertemu kembali pada 19 Maret 2007 guna

melakukan evaluasi tiga puluh hari pertama. Pembicaraan tersebut terhenti

pada 22 Maret dikarenakan Korea Utara menolak melakukan negosiasi

hing

tanggal 28 Mei 2007 Korea Utara melakukan uji coba beberapa rudal jarak

dekatnya. Pemerintah Korea Selatan dan Amerika Serikat melaporkan

bahwa uji coba rudal itu merupakan kegiatan rutin yang tidak akan

memengaruhi Six Party Talks.

Korea Utara menembakkan kembali dua tambahan rudal jarak

pendeknya yang menuai kritik dari Gedung Putih. Dana BDA akhirnya

ditransfer kepada Korea Utara pada 25 Juni 2007. Esoknya, para inspektor

Page 94: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

IAEA mengunjungi Korea Utara untuk memeriksa pemberhentian reaktor 5

MW dan melakukan inspeksi pabrik bahan bakar nuklir serta dua reaktor

yang sedang dibangun di Yongbyon. Seperti yang telah disepakati dari

perjanjian, Korea Selatan mengirimkan bagian pertama 50.000 ton bahan

bakar minyak kepada Korea Utara pada 12 Juli 2007. Tanggal 15 Juli 2007,

IAEA mengkonfirmasi penutupan fasilitas nuklir di Yongbyon. Sebelumnya,

pada 19 Maret 2007 fase pertama dari putaran keenam Six Party Talks

dimulai. Mereka setuju bahwa laporan lengkap seluruh program nuklir

diserahkan pada 31 Desember 2007 dan penutupan program nuklir Korea

Utara juga dilakukan pada tanggal tersebut. Keenam pihak bertemu lagi

untuk melanjutkan fase kedua putaran keenam pada tanggal 12 Juli 2008

yang menghasilkan beberapa hal yaitu, 6 perserta setuju melakukan tindakan

untuk melumpuhkan fasilitas nuklir Korea Utara dan menyelesaikan

pemasokan bantuan energi ke Korea Utara sampai akhir Oktober, maupun

membangun mekanisme untuk memverifikasi laporan nuklir Korea Utara

(KBS World, 2012).

Untuk meyakinkan Korea Utara, pada tanggal 1 Desember 2007

Presiden Amerika Serikat, George W. Bush menulis surat pribadi kepada

pemimpin Korea Utara Kim Jong Il yang isinya akan melakukan normalisasi

hubungan bila Korea Utara bersedia memperlihatkan program nuklirnya dan

mulai membekukannya, memperlihatkan segala jenis material, peralatan

atau ahli nuklir yang mungkin telah ditransfer ke negara-negara lain.

Awal tahun 2008, Korea Utara menyatakan telah memberikan

laporan yang sebenar-benarnya pada bulan November 2007. Di lain pihak

Amerika Serikat menyatakan bahwa laporan yang diserahkan pada bulan

November tersebut tidak lengkap. Asisten Menteri Luar Negeri Christoper

Hill telah mengunjungi Korea Utara pada akhir November 2007 dan

memeriksa laporan tersebut. Dia melaporkan telah menemukan

ketidaksesuaian dalam tiga hal yaitu: program pengayaan uranium, jumlah

plutonium yang sebenarnya dimiliki, dan perluasan di mana Korea Utara

membantu Syria. Pada bulan Mei 2008, Pyongyang akhirnya mengeluarkan

Page 95: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

beberapa laporan yang berisi jumlah fasilitas dan materi nuklir yang

dimilikinya. Korea Utara kemudian menutup dan menghentikan fasilitas

nuklir agar Amerika Serikat tidak menganggap Korea Utara menjadi salah

satu negara pendukung terorisme.

Amerika Serikat dan Korea Utara memiliki ketidaksepakatan dalam

hal verifikasi. Penyebabnya adalah Amerika Serikat ingin melakukan

inspeksi seluruh dugaan fasilitas nuklir yang ada. Akan tetapi Korea Utara

tidak menafsirkan hal yang sama. Korea Utara hanya mengizinkan inspeksi

dilakukan terhadap fasilitas yang memang sudah diketahui. Pada bulan April

2009, Korea Utara meluncurkan roket yang diklaim sebagai satelit

komunikasi. Roket ini melewati wilayah udara Jepang. Dengan adanya

pelucuran roket ini, diperkirakan Korea Utara telah memproduksi 40-50

kilogram plutonium dan memiliki lima hingga sepuluh senjata nuklir.

Diperkirakan pula bahwa Korea Utara telah memproduksi 75 kilogram HEU

(highly enriched uranium) sejak tahun 2005. Pada tanggal 25 Mei, Korea

Utara memutuskan untuk melaksanakan uji coba nuklir yang diikuti oleh uji

coba tambahan beberapa misil jarak dekat. Komunitas internasional

mengidentifikasi aksi Korea Utara ini sebagai tindakan provokatif (Seung.

H. J dan Tae. H. K., 2007).

b) Dampak Positif Nuklir

Senjata nuklir, selain digunakan untuk militer juga mempunyai

beberapa manfaat. Menurut sebuah artikel komahi UMY (2011), salah satu

pemanfaatan energi nuklir secara besar-besaran adalah dalam bentuk

pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Energi nuklir di sini digunakan

untuk membangkitkan tenaga listrik. PLTN adalah pembangkit tenaga listrik

tenaga nuklir yang merupakan kumpulan mesin untuk pembangkit tenaga

listrik yang memanfaatkan tenaga nuklir sebagai tenaga awalnya. Prinsip

kerjanya seperti uap panas yang dihasilkan untuk menggerakkan mesin yang

disebut turbin. Secara ringkas, rancangan PLTN terdiri dari air mendidih,

boild water reactor, yakni setelah ada reaksi nuklir fisi di dalam reaktor,

Page 96: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

maka timbul panas atau tenaga lalu dialirkanlah air di dalamnya. Kemudian,

uap panas masuk ke turbin dan berputar denga dihubungkan generator yang

dapat menghasilkan listrik.

Nuklir digunakan dalam dunia kesehatan sebagai alat untuk

mendiagnosa penyakit sekaligus dapat pula memberikan terapi. Henry

Bacquerel, penemu radioaktivitas telah membuka cakrawala nuklir untuk

kesehatan. Di bidang kedokteran menggunakan radioisotop radium untuk

pengobatan kanker yang dikenal dengan nama Brakiterapi. Radioisotop

digunakan untuk mendiagnosa penyakit yang memanfaatkan instrumen

disebut dengan Pesawat Gamma Kamera atau SPECT (Single Photon

Emission Computed Thomography). Untuk aplikasi terapi sumber

radioisotop terbuka seringkali para pakar menyebutnya sebagai

Endoradioterapi. Perawatan pasien bervariasi, tergantung pada apakah

mereka berada di daerah perkotaan yang berpenduduk padat atau jarang

penduduknya. Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, otoritas

kesehatan masyarakat bekerjasama dengan Komisi Energi Atom Nasional

(CNEA) untuk tindakan pencegahan pengobatan apabila terjadi kesalahan

dalam perawatan pasien (Kremenchuzky dan Degrosi, O. J., 1991).

Keberadaan uranium dikerak bumi 2-3 kali lebih banyak

dibandingkan emas. Jumlah uranium yang didapatkan biasanya diukur

dengan biaya yang digunakan untuk memperoleh uranium. Biaya untuk

mendapatkan uranium yakni $165/Kg, merupakan harga yang sangat kecil

untuk sebuah pembangkit tenaga listrik. Bahan baku uranium seharga

ratusan dolar, dapat digunakan PLTN yang mampu memasok listrik selama

85 tahun. Selain itu, teknologi baru terus dikembangkan untuk mendapatkan

alat yang jauh lebih efisien dalam penggunaan uranium atau memanfaatkan

torium yang jumlahnya 3 kali lebih banyak dari uranium (Blix, Hans., 1992).

c) Dampak Negatif Nuklir

Menurut artikel kedokteran (2011), radiasi dari senjata nuklir

membahayakan keselamatan manusia. Radiasi yang diakibatkan oleh

Page 97: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

reaktor nuklir ini ada dua. Pertama, radiasi langsung, yaitu radiasi yang

terjadi bila radio aktif yang dipancarkan mengenai langsung kulit atau

tubuh manusia. Kedua, radiasi tak langsung. Radiasi tak langsung adalah

radiasi yang terjadi lewat makanan dan minuman yang tercemar zat radio

aktif, baik melalui udara, air, maupun media lainnya. Keduanya, baik

radiasi langsung maupun tidak langsung, akan memengaruhi fungsi organ

tubuh melalui sel-sel pembentukannya.

Seluruh masyarakat di dunia menggunakan energi listrik secara

berlebihan. Untuk masa yang akan datang pasti akan membutuhkan energi

yang lebih banyak. Oleh karena itu, dibuatlah suatu antisipasi apabila

kekurangan energi, yaitu dikembangkannya energi nuklir. Saat ini energi

nuklir telah dipersiapkan di sebagian negara maju sebagai pengganti energi

listrik (Soetrisnanti, A. Y. 2001). Namun, ada beberapa negara yang

memanfaatkan energi nuklir untuk hal-hal yang merugikan manusia

lainnya. Jika pemerintah suatu negara pengembang nuklir tidak bisa

mengendalikan kekuasaannya terhadap negara lain maka suatu saat akan

terjadi perang nuklir. Sedangkan akibat dari radiasi nuklir tersebut yaitu

dapat memusnahkan semua benda dan dalam jangka panjang akan merusak

kelangsungan hidup makhluk hidup.

Sel-sel tubuh bila tercemar radio aktif maka terjadi ionisasi akibat

radiasi yang dapat merusak hubungan antara atom dengan molekul-molekul

sel kehidupan, juga dapat mengubah kondisi atom itu sendiri, mengubah

fungsi asli sel atau bahkan dapat membunuhnya. Menurut Blix (1992),

menyatakan bahwa ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel.

Pertama, sel akan mati. Kedua, terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat

menimbulkan kanker, dan ketiga, kerusakan dapat timbul pada sel telur atau

testis, yang akan memulai proses bayi-bayi cacat.

Menurut artikel Mengenep mengenai manfaat dan dampak nuklir

bagi manusia (mengutip dari David J. Brenner) (2009), bahwa dampak

radiasi nuklir pada manusia tidak mudah dideteksi. Dampak radiasi pada

tubuh tergantung pada bahan radioaktif yang dilepaskan dan durasi paparan.

Page 98: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Paparan tingkat tinggi dapat menyebabkan sindrom radiasi akut, bahkan

kematian. Sindrom tersebut akan menyebabkan gejala mual, muntah,

kelelahan, rambut rontok, dan diare. Radiasi nuklir akan mengganggu

kemampuan membelah dan menghasilkan sel. Sel-sel di usus besar biasanya

merupakan bagian dari tubuh yang paling cepat membelah. Demikian pula,

sel-sel darah yang terbentuk di tulang sumsung sangat rentan terhadap

radiasi. Selain pada manusia, nuklir juga membawa pengaruh pada

keamanan dunia internasional.

Pengembangan nuklir Korea Utara dapat berdampak luas bagi

stabilitas keamanan regional Asia Timur. Dampak dari pengembangan

senjata nuklir Korea Utara menimbulkan perlombaan senjata nuklir di antara

negara tetangga khususnya di Asia Timur. Perlombaan senjata seperti itu

dapat meningkatkan ketertarikan nuklir di antara negara-negara yang belum

bersenjata nuklir. Salah satu contohnya yaitu Jepang, yang saat ini menahan

diri untuk tidak menjalankan program nuklir yang dapat menghasilkan

plutonium tingkat tinggi, tidak meningkatkan kapabilitas peluncuran missil

balistik yang dimilikinya, dan tidak berusaha mengembangkan senjata nuklir

yang canggih. Namun, apabila Jepang semakin merasa terancam akan krisis

yang terjadi di Korea Utara, Jepang akan turut mengembangkan nuklir untuk

melawan Korea Utara (Kremenchuzky dan Degrosi, O. J., 1991).

Pada tahun 1970, Korea Selatan berusaha mengembangkan senjata

nuklir namun dihentikan oleh tekanan Amerika Serikat. Akan tetapi pada

bulan Juli 2003 Korea Utara telah melakukan uji coba tujuh buah missilnya,

termasuk satu kali kegagalan terhadap missil jarak jauh Taepodong-2 yang

dapat menjangkau wilayah Amerika Serikat. Sehingga pada tahun 2004,

para ilmuwan Korea Selatan menyatakan telah melanjutkan penelitian

plutoniumnya dan pengayaan uranium.

Itulah sebabnya, disamping telah membuka babak baru yang cukup

berbahaya di dalam pengembangan senjata nuklir, uji coba yang dilakukan

oleh Korea Utara dianggap telah menciptakan ancaman yang sangat serius

bagi Jepang, Amerika serikat serta negara-negara lain di kawasan Asia

Page 99: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Timur. Pengembangan senjata nuklir Korea Utara dapat membuat aliansi

Amerika Serikat dengan Korea Selatan ataupun Jepang semakin kuat.

Mereka juga mempererat komitmen untuk melakukan penelitian,

pengembangan, dan bahkan mungkin peningkatan teknologi militer untuk

menangkal nuklir Korea Utara.

C. Tanggapan Negara Lain Terhadap Pengembangan Nuklir Di Korea

Utara Tahun 1998-2008

1. Tanggapan Negara Amerika Serikat Terhadap Pengembangan Nuklir

Korea Utara

Amerika Serikat menghendaki Korea Utara menghentikan program

pengembangan senjata nuklir untuk ditukarkan dengan bantuan ekonomi, tetapi

pemerintah Korea Utara mengumumkan bahwa Korea Utara telah keluar dari

keanggotaan Nuclear Nonproliferation Treaty (NPT), yaitu suatu kesepakatan

untuk tidak mengembangkan nuklir yang disetujui oleh seluruh Negara di dunia

pada tahun 1993. Korea Utara menyatakan keluar dari NPT karena ada tekanan

dari Amerika Serikat untuk menghentikan program pengembangan nuklir di

Korea Utara (Park. K.Y., 2009: 99).

Selain itu, pemerintah Amerika Serikat memilih kebijakan intervensi

dalam urusan internasional dan menunjukkan tindakan nyata terhadap Korea

Utara. Pemerintah Amerika Serikat dibawah Presiden Bill Clinton meminta Korea

Utara supaya menerima pengawasan senjata nuklir dan masuk kembali ke dalam

NPT. Amerika meminta Korea Utara untuk menerima tim pemeriksa International

Atom Energy Assosiation (IAEA), yakni Badan Energi Atom Internasional. Di lain

pihak, Amerika Serikat bersama Korea Selatan mengadakan latihan perang, untuk

menggertak Korea Utara. Pengawasan tersebut ditolak, kemudian Pyongyang

diberi waktu untuk memenuhi tuntutan IAEA, jika tetap menolak inspeksi IAEA

maka Dewan Keamanan PBB akan memberlakukan embargo ekonomi (Tempo,12

Februari 1994).

Page 100: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Korea Utara tidak mempedulikan himbauan Amerika Serikat, bahkan

Korea Utara terus meningkatkan percobaan mesin baru bagi peluru kendali (rudal)

jarak jauh. Untuk mencari dukungan dari negara lain, Korea Utara mengirimkan

beberapa teknologi rudal kepada suatu negara yang tidak memiliki pengaruh

Amerika Serikat. Sebaliknya, Amerika Serikat terus mempermasalahkan

pengembangan teknologi senjata nuklir Korea Utara. Amerika Serikat

sesungguhnya khawatir karena rudal Korea Utara diperkirakan dapat menjangkau

Alaska (Mohammad Shoelhi, 2003).

Pada awal pemerintahan Presiden George W. Bush, Amerika Serikat

menunjukkan sikap ketidaksukaan kepada Korea Utara. Sementara itu, Korea

Utara menuduh Washington telah melancarkan sikap permusuhan yang dapat

menimbulkan konflik baru. Pernyataan dari kantor berita Korea Utara, Korean

Central News Agency (KCNA) bahwa, sikap permusuhan Presiden George W.

Bush terhadap Korea Utara terkait dengan kepemilikan senjata nuklir merupakan

alasan agar Amerika Serikat bisa melanjutkan kebijakannya terhadap Korea Utara

dan mempertahankan penempatan pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan. Di

lain pihak, Amerika Serikat menganggap pemerintahan Korea Utara tidak

bersedia mengadakan perundingan. Menurut Amerika Serikat, Korea Utara harus

terlebih dahulu melepaskan program nuklir sebelum meningkatkan langkah di

bidang politik, ekonomi dan militer. Sedangkan Korea Utara tetap berpendirian

bahwa Amerika Serikat harus lebih dulu melepaskan politik memusuhi Korea

Utara dengan menandatangani perjanjian nonagresi dan memberi ganti rugi

ekonomi kepada Korea Utara (Kompas, 12 Mei 2003).

Pada tahun 2002 dalam pidato kenegaraan, Presiden Amerika, George W.

Bush menyebut Korea Utara sebagai poros kejahatan karena membangun senjata

perusak massal dan mendukung terorisme. Dengan pernyataan tersebut, maka

Kementrian Luar Negeri Korea Utara, memastikan tidak akan menerima ajakan

Presiden Amerika, George W. Bush untuk memulai kembali perundingan

mengenai senjata nuklir.

Pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa produksi nuklir dibuat untuk

tujuan keamanan seperti Amerika Serikat yang memiliki senjata nuklir di Korea

Page 101: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Selatan. Namun, terbongkarnya rencana rahasia peluncuran senjata nuklir bawah

tanah membuat Korea utara segera memberi informasi kepada Cina pada bulan

Oktober 2006, Korea Utara mungkin membatalkan rencana uji coba senjata nuklir

jika Amerika Serikat mau melakukan perundingan bilateral dengan Korea Utara.

Pemerintah Korea Utara berupaya membuka komunikasi langsung dengan

Amerika Serikat daripada melanjutkan perundingan dengan lima pihak lainnya

(Cina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Amerika Serikat). Akan tetapi, Amerika

Serikat menolak untuk berunding langsung dengan Korea Utara. Di samping itu,

ada kabar berita bahwa Korea Utara akan mempercepat persiapan ujicoba senjata

nuklir jika Amerika Serikat melancarkan serangan militer ke Korea Utara

(Kompas, 2006).

Beberapa persepsi Amerika Serikat pada masa pemerintahan Bush

terhadap pemerintahan Korea Utara yaitu, Pertama, ketidaksukaan Amerika

Serikat terhadap rezim Korea Utara membuat Bush benar-benar tidak percaya

terhadap Korea Utara dan pemimpinnya. Kedua, aliansi Amerika Serikat dengan

Korea Selatan haruslah dipelihara sebagai alat untuk menangkal Korea Utara dan

menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea. Ketiga adalah pemerintahan

Amerika Serikat telah bersikap naif dalam mengadakan kesepakatan 1994, yang

dianggap sebagai aksi suap terhadap Korea Utara. Persepsi tersebut menghasilkan

beberapa elemen utama kebijakan pemerintahan Bush, yaitu:

a) Pejabat resmi pemerintahan menyatakan akan mengakhiri Agreed

Framework. Hal ini dikarenakan pembangunan KEDO (Korean Peninsula

Energy Development Organization) justru membenarkan Korea Utara

untuk menghidupkan kembali fasilitas nuklir Yongbyon. Pada tahun 2003,

pemerintahan Bush menekan para anggota KEDO untuk menghentikan

konstruksi reaktor nuklir air ringan yang dijanjikan kepada Korea Utara.

b) Tidak ada negosiasi dengan Korea Utara sampai negara tersebut

menghentikan program nuklirnya. Hingga bulan Januari 2003, pemerintah

Amerika Serikat menolak untuk melakukan negosiasi untuk menghasilkan

perjanjian baru dengan Korea Utara mengenai program nuklir rahasianya.

Page 102: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

c) Membentuk koalisi internasional untuk menekan Korea Utara agar

menghentikan program nuklirnya. Jepang dan Korea Selatan telah

menyatakan kesediannya untuk menjatuhkan tekanan ekonomi jika Korea

Utara melakukan provokasi nuklir yang lebih jauh.

d) Merencanakan sanksi ekonomi dan larangan militer bagi Korea Utara.

Pemerintah Bush melaporkan telah membuat rancangan sanksi ekonomi,

termasuk memotong aliran bantuan keuangan dari Jepang dan sumber

lainnya. Selain itu pemerintah Bush juga melarang pengiriman senjata dari

Korea Utara menuju Timur Tengah dan Asia Selatan. Taiwan menahan

sebuah kapal Korea Utara pada bulan Agustus 2003 dan memindahkan

bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk senjata pemusnah masal.

e) Memperingati Korea Utara agar tidak mengolah plutonium untuk senjata

nuklir jika tidak mau diserang oleh Amerika Serikat. Sejumlah faktor

eksternal dan domestik telah mempengaruhi pemerintahan Bush dalam

merespon krisis nuklir kedua sejak bulan Oktober 2002. Pertama,

meskipun persepsi dasar telah dituangkan, terdapat perpecahan antara

pejabat pemerintahan dan perumus politik luar negeri tentang kebijakan-

kebijakan yang kemudian dijalankan. Para pejabat pemerintahan yang

berhubungan dekat dengan Menteri Pertahanan Donald Rumsfels dan

Wakil Presiden Dick Cheney, telah membuat garis keras terhadap Korea

Utara. Mereka beranggapan bahwa Korea Utara harus dijatuhi hukuman

dilpomatik dan sanksi ekonomi, bahkan penggunaan kekuatan militer

untuk merubah rezim pun bisa dilakukan. Kedua, perang melawan

terorisme dan situasi di Irak tak diragukan lagi telah menimbulkan dampak

bagi perkembangan aksi Amerika Serikat dalam krisis nuklir ini. Amerika

Serikat percaya bahwa kesuksesan militernya di Irak sepanjang Maret dan

April 2002 telah meningkatkan perhatian Korea Utara dan menjadi salah

satu kunci pendorong Korea Utara untuk mau melakukan negosiasi.

Ketiga, kebijakan pemerintahan Amerika Sserikat telah dipengaruhi oleh

keinginan untuk membentuk koalisi guna menekan Korea Utara, dimana

Page 103: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

pemerintahan Bush memiliki masalah dengan para pemimpinnya dan

ideologi yang dianut.

Pemerintahan Bush telah bersikap dingin terhadap Korea Utara

dibandingkan Pemerintahan Clinton. Meskipun kebijakan pemerintahan Bush

diikuti dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Powell bahwa Amerika Serikat

siap untuk kembali bernegosiasi dengan Korea Utara kapan pun waktunya, Korea

Utara mungkin merasa bingung dengan sikap Amerika Serikat yang sebenarnya.

Hal tersebut dikarenakan Amerika Serikat pernah menyatakan akan bernegosiasi

namun pada sisi lainnya Amerika Serikat menyebut Korea Utara sebagai poros

setan atau mendukung terorisme.

Untuk memperbaiki hubungan antara Korea Utara dengan Amerika Serikat

maka pemerintahan George W. Bush mengirimkan seorang utusan ke Korea Utara

untuk melakukan perundingan. Namun, Korea Utara bersedia melakukan

perundingan apabila Amerika Serikat menarik pasukannya dari semenanjung

Korea. Pemerintah Korea Utara sangat konsisten dalam menghadapi permusuhan

dengan Amerika Serikat sehingga setiap perundingan terjadi kegagalan karena

ketidakmampuan Amerika Serikat dalam berdiplomasi. Beberapa waktu

kemudian, perundingan tersebut dapat terlaksana dengan bantuan dari pemerintah

Korea Selatan, Cina, Jepang dan Rusia.

2. Tanggapan Negara Jepang Terhadap Pengembangan Nuklir Korea Utara

Jepang mengalami masa-masa damai setelah perang dunia II berakhir.

Jepang tidak merasa terancam oleh konfrontasi militer Korea Utara terhadap

Korea Selatan (Perang Korea). Namun, perlahan persepsi ancaman Jepang mulai

berubah. Ancaman dari Uni Soviet memang menghilang, tetapi konflik regional

seperti di Semenanjung Korea mulai bermunculan dan meningkat. Untuk

mengantisipasi perkembangan situasi keamanan pasca Perang Dingin, tanggal 28

November 1995 dikeluarkanlah NDPO (National Defense Program Outline).

Pertahanan yang baru ini menyebutkan bahwa walaupun kemungkinan Perang

Dunia telah berkurang dengan berakhirnya Perang Dingin, tetapi faktor-faktor

penyebab keadaan yang tidak dapat diprediksikan seperti sengketa teritorial,

konfrontasi agama dan etnis, dan proliferasi senjata penghancur massal (termasuk

Page 104: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

didalamnya senjata nuklir dan rudal) dapat menimbulkan perang dunia ketiga

(Wicahyani, 2010). Jepang diperbolehkan untuk memiliki kapabilitas pertahanan

minimum yang dibutuhkan oleh suatu negara merdeka di mana kapabilitas

pertahanan Jepang ini harus memainkan peran yang layak di lingkungan

keamanan pasca Perang Dingin. NDPO baru ini juga menekankan bahwa traktat

keamanan Jepang-Amerika Serikat sangat penting bagi keamanan Jepang serta

dapat menjamin perdamaian dan stabilitas di wilayah sekitar Jepang.

Penelitian dan pengembangan teknis ditingkatkan untuk mempertahankan

dan menambah tingkat kualitas kapabilitas pertahanan Jepang sesuai dengan

perkembangan kecanggihan teknologi. Kapabilitas pertahanan Jepang menurut

NDPO ini memiliki tiga peran. Peran pertama adalah bagi pertahanan nasional.

Untuk menangkal agresi terhadap Jepang bersamaan dengan pengaturan

keamanan Jepang-Amerika Serikat maka perlu dimiliki suatu kapabilitas

pertahanan yang memiliki fungsi bagi pertahanan, konsisten dengan karakteristik

geografi Jepang, dan memperhitungkan kapabilitas militer negara-negara

tetangga.

Ketika suatu negara melakukan aksi militer ilegal terhadap Jepang yang

dapat mengarah pada agresi tidak langsung, tindakan pencegahan harus segera

diambil untuk menghadapinya dan mengendalikan keadaan sedini mungkin. Peran

kedua adalah merespon terhadap bencana skala besar dan berbagai situasi lain.

Jika situasi ini terjadi di sekitar wilayah Jepang dan memiliki pengaruh penting

bagi perdamaian dan keamanan nasionalnya, maka Jepang akan bertindak sesuai

hukum dan bekerja sama dengan PBB serta melaksanakan pengaturan keamanan

Jepang-Amerika Serikat.

Peran ketiga adalah melakukan sumbangan pada pembentukan lingkungan

keamanan yang lebih stabil lewat partisipasi dalam kegiatan penyelamatan

bencana internasional, mempromosikan pertukaran dan dialog keamanan serta

ikut serta dalam usaha mencegah proliferasi senjata pemusnah massal dan rudal

serta pengendalian senjata konvensional (Wicahyani, 2010).

Pemerintahan Amerika Serikat, Bill Clinton dengan Perdana Menteri

Jepang, Ryutaro Hashimoto membuat suatu perjanjian yang disebut The Japan-

Page 105: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

U.S. Joint Declaration on Security. Perjanjian ini juga menandakan kerjasama

keamanan Jepang-Amerika Serikat tetap berlanjut. Joint Declaration secara

spesifik mendefinisikan peranan yang harus dilakukan masing-masing negara

untuk memperkuat kerjasama pertahanan sebagai landasan dalam hubungan

kerjasama antara kedua negara, dan ekspresi keinginan kedua negara untuk lebih

memperdalam kerjasama keamanan.

Keadaan kawasan Asia Timur sendiri masih tidak menentu sebagai akibat

adanya konflik-konflik ketegangan di Semenanjung Korea, Selat Taiwan dan Laut

Cina Selatan. Pada perkembangan selanjutnya, krisis di Semenanjung Korea tahun

1994 (dengan adanya pengumuman pengunduran diri Korea Utara dari

International Atomic Energy Agency), menjadi salah satu pendorong kerjasama

pertahanan bilateral tersebut.

Potensi konflik regional serta proliferasi senjata pemusnah massal dan

sistem pengangkutnya merupakan hal yang dirasakan Jepang sebagai ancaman

yang besar pasca Perang Dingin. Kedua hal ini terjadi di Semenanjung Korea

yang merupakan tetangga Jepang. Dari ketiga kawasan yang memiliki konflik di

Asia Timur, Semenanjung Korea menjadi salah satu perhatian keamanan Jepang

dan kerjasama pertahanan Jepang-Amerika Serikat (Completion of the Review of

the Guidelines for Japan-U.S. Defense Cooperation, 2010).

Ada tiga prinsip dasar yang dihasilkan dari New Defense Guidelines,

yaitu: a) hak dan kewajiban dalam The Japan-U.S. Treaty of Mutual Cooperation

and Security dan perjanjian-perjanjian lainnya tidak akan berubah, b) kerangka

dasar kerjasama aliansi Jepang-Amerika Serikat tidak akan berubah, c) Jepang

akan bertindak sesuai dengan batasan dalam kemampuannya. Dalam New Defense

Guidelines tersebut, Jepang bertugas untuk menyediakan suplai dan transportasi

materi untuk pasukan militer Amerika Serikat yang terlibat dalam situasi konflik.

Menurut Japan-North Korea Relation (2010), untuk kerjasama dalam

situasi di area sekitar Jepang yang memiliki pengaruh penting bagi perdamaian

dan keamanan Jepang, maka tindakan yang dilakukan yaitu: pertama, ketika

situasi di sekitar Jepang sedang diantisipasi, kedua pemerintah akan meningkatkan

saling pemberian informasi dan konsultasi kebijakan serta melakukan segala cara

Page 106: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

termasuk diplomasi untuk mencegah situasi semakin memburuk. Kedua, ketika

situasi telah terjadi, mereka dapat melakukan kerjasama dalam tiga bentuk, yaitu:

a) Kerjasama dalam aktivitas tindakan pencarian dan penyelamatan,

mengevakuasi orang-orang yang tidak bertempur, dan tindakan untuk

menjamin efektifitas sanksi ekonomi untuk mempertahankan perdamaian

dan stabilitas internasional.

b) Kerjasama berupa dukungan Jepang bagi angkatan bersenjata Amerika

Serikat yang meliputi penggunaan fasilitas dan dukungan di garis belakang

pertempuran.

c) Kerjasama operasional yang terdiri dari pengumpulan data intelijen dan

pengamatan, penyapuan ranjau, dan pengamatan wilayah laut dan udara.

Salah satu usaha pemerintah Jepang terhadap Korea Utara yaitu pertemuan

yang diadakan pada tanggal 17 September 2002. Pertemuan tersebut

menghasilkan deklarasi Pyongyang yang bertujuan untuk:

(1) Mengajak Korea Utara untuk bertindak secara tegas sebagai anggota

komunitas internasional yang peduli mengenai isu-isu keamanan seperti

missil dan senjata nuklir serta menyelesaikan dialog antara Amerika

Serikat, Korea Selatan dan negara-negara lainnya yang berkeinginan

untuk mengurangi ketegangan yang ada di semenanjung Korea.

(2) Isu penculikan merupakan masalah utama yang secara langsung

menyangkut kehidupan dan keamanan rakyat Jepang. Menghadapi

masalah ini Kim Jong II telah meminta maaf kepada Perdana Menteri

Junichiro Koizumi dan berjanji mencegah terjadinya hal seperti itu lagi

dimasa yang akan datang.

(3) Dalam keamanan, Kim Jong II menginformasikan pentingnya

mempromosikan dialog antara negara-negara yang terlibat dan berjanji

akan mematuhi perjanjian internasional yang berhubungan dengan

masalah nuklir Korea Utara.

Jepang mampu melihat situasi Korea Utara berdasarkan sudut pandangnya

yakni kelemahan Korea Utara di bidang ekonomi serta kekuatan militer. Deklarasi

Pyongyang diharapkan dapat membawa ke arah usaha normalisasi hubungan

Page 107: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

kedua negara dengan menyadari kekurangan dan kelebihan serta kesalahan

masing-masing pihak yang terjadi di masa lalu.

Semua usaha yang dilakukan Jepang tidak sesuai dengan harapannya,

karena Korea Utara mulai meragukan niat baik pemerintah Jepang. Hal ini

disebabkan karena kedekatan Jepang dengan Amerika Serikat. Pyongyang tidak

melihat adanya kemajuan dalam permasalahan ini, sama dengan usaha Korea

Selatan untuk menerapkan sunshine policy.

Motivasi Jepang dalam menjalankan kebijakan luar negeri tersebut adalah

karena merasa keamanannya terancam, agar dapat melakukan dialog dengan

Korea Utara mengenai isu nuklir, dan dapat mengusahakan normalisasi

hubungannya dengan Korea Utara yang merupakan kepentingan strategis jangka

panjang. Kepentingan nasional yang ingin dicapai Jepang adalah terbebas dari

ancaman nuklir. Implikasi kebijakan luar negeri yang dijalankan Jepang dinilai

kurang efektif karena Jepang menuntut pembahasan penculikan anggota

pemerintahan dan Korea Utara tetap bertahan dengan sikap tidak konsisten serta

tidak terpengaruh tekanan dari Jepang (Dwi Arsita Waskitarini . 2009)

Berbeda dengan Korea Utara, Jepang memilih mencari sebuah solusi

melalui cara-cara damai dan diplomatik. Jepang juga terus mempertahankan

kebijakan untuk tidak memiliki apalagi membuat senjata nuklir. Namun, sebelum

sanksi itu benar terwujud, Jepang masih melakukan penelitian di wilayah udara

Korea Utara untuk memastikan apakah uji coba itu benar dilakukan atau tidak.

Jepang akhirnya meyakini uji coba nuklir tersebut, sehingga sanksi yang diberikan

yaitu pelarangan terhadap semua impor Jepang dari Korea Utara. Padahal, ekspor

kerang, kepiting dan jamur ke Jepang selama ini menjadi andalan pemasukan bagi

Korea Utara. Tindakan yang diambil Jepang akan menimbulkan balasan dari

Korea Utara misalnya pemerintah Korea Utara bisa saja memasukan mata-mata ke

Negara Jepang untuk menyelidiki pemerintahan Jepang. Pemerintah Jepang terus

berupaya dan ikut serta dalam pertemuan enam negara untuk mencapai

perdamaian di Semenanjung Korea.

Page 108: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

3. Tanggapan Negara Korea Selatan Terhadap Pengembangan Nuklir

Korea Utara

Krisis nuklir yang terjadi, melibatkan dua negara yang berkonflik yaitu

Amerika Serikat dan Korea Utara. Korea Selatan sebagai negara tetangga Korea

Utara merasa turut serta dalam penyelesaian konflik tersebut. Hal itu karena

Korea Selatan sedang berupaya menciptakan reunifikasi Korea. Menurut

pemerintah Korea Selatan, konflik tersebut hanya dapat diselesaikan melalui

perundingan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara. Menteri luar Negeri

Korea Selatan, Ban Ki-Moon merasa sangat prihatin dengan kejadian ujicoba

nuklir Korea Utara. Ban yang juga merupakan Sekjen Perserikatan Bangsa-

Bangsa, mempunyai beban berat dalam masalah ini dan berusaha menyelesaikan

permasalahan nuklir tersebut. Penyelesaian masalah nuklir didukung oleh Negara

Rusia dan India. Ancaman nuklir ini benar-benar sampai ke berbagai negara

(Kompas, Oktober 2006).

Pengembangan nuklir Korea Utara telah mengancam keselamatan

masyarakat Korea Selatan. Senjata nuklir yang terus mengalami percobaan

membuat pemerintah Kim Dae Jung bersikap hati-hati dalam kerjasama dengan

Korea Utara. Pemerintah Kim Jong Il telah membuat permasalahan yang rumit

dengan Amerika Serikat. Hal ini sangat dikhawatirkan karena apabila tidak terjadi

suatu perundingan maka akan terjadi peperangan seperti perang Korea tahun

1950-1953. Korea Selatan menghindari adanya perang yang dapat mengakibatkan

kesengsaraan pada masyarakatnya. Maka dari itu, Korea Selatan membujuk

pemerintah Korea Utara untuk mau melakukan perundingan agar tercipta

perdamaiaan dengan pemerintah Amerika Serikat.

Apabila Korea Utara tidak bersedia berunding maka Korea Selatan

meminta perlindungan dari Amerika Serikat dengan mempererat kerangka kerja

aliansi Amerika Serikat dan Korea Selatan dan meningkatkan pertahanan

konvensional. Setiap tahun, ketika Korea Selatan merasa bahwa program nuklir

Korea Utara mengalami kemajuan, maka Korea Selatan perlahan-lahan mulai

mengembangkan program missil dan nuklir.

Page 109: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Pada bulan April 1998, segera setelah pelantikannya, pemerintahan Kim

Dae Jung memprakarsai tiga hal. Pertama, mendorong reformasi organisasi

dengan menciptakan sistem komando nasional di bidang transportasi, biokimia,

dan ketahanan nuklir. Kedua, perhatian difokuskan pada aplikasi teknologi

informasi terkini di sektor pertahanan. Dan yang terakhir, Pemerintahan Kim Dae

Jung mulai mempercepat akuisisi aset pertahanan yang berhubungan erat dengan

kapabilitas serangan dan kemampuan perang.

Pada bulan Januari 2001, Korea Selatan bergabung dengan MTCR

(Missile Technology Control Regime), yaitu suatu rejim yang mengendalikan

teknologi senjata missil. Dengan bergabungnya Korea Selatan di MCTR maka

Korea Selatan diizinkan untuk meningkatkan jangkauan misil balistiknya hingga

300 km dan berat 500 kg. Korea Selatan berhasil melakukan ujicoba missil yang

dapat menjangkau sebagian besar wilayah Korea Utara. Perluasan jangkauan misil

dan pengembangan kapabilitas satelit Korea Selatan merupakan hal yang

misterius. Tersingkapnya penelitian nuklir rahasia Korea Selatan telah

mengakibatkan negara-negara sekitarnya meningkatkan kewaspadaan (Chung-in

Moon and Sangkeun Lee, 2009)

Pada bulan Agustus 2001, di bawah tekanan IAEA, Korea Selatan

menutup penelitian nuklir rahasianya. Diketahui bahwa para ilmuwan Korea

Atomic Energy Research Institute (KAERI) melakukan penyulingan uranium pada

tahun 2000. Namun, IAEA tidak membawa masalah ini ke Dewan Keamanan

PBB dikarenakan ujicoba tersebut hanya merupakan eksperimen. Kemudian,

Korea Selatan bersedia bekerjasama dengan IAEA.

Situasi di Korea Utara membuat Korea Selatan berupaya untuk bersikap

waspada adanya ancaman keamanan dari Korea Utara. Pendapat masyarakat yang

muncul di Korea Selatan sepanjang tahun 2002 menyatakan bahwa Korea Utara

merupakan ancaman militer bagi Korea Selatan. Namun di sisi lain, Korea Selatan

memandang tindakan uji coba nuklir Korea Utara merupakan sebuah tindakan

defensif, dan bukan merupakan ancaman agresif. Pada tahun 2003, pemerintahan

Kim Dae Jung digantikan oleh Roh Moo Hyun yang menyusun rancangan

Reformasi Pertahanan 2020 yang bertujuan untuk memastikan kemajuan

Page 110: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

pertahanan nasional melalui penciptaan struktur tekonologi militer intensif dan

kapabilitas pertahanan yang berorientasi masa depan (Wicahyani, 2010).

Untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara di Semenanjung Korea,

pemerintah Korea Selatan melakukan kebijakan sunshine policy yakni tanpa

mengisolasi kerjasama tetapi dengan pengiriman bantuan ekonomi bagi

kelangsungan rezim Korea Utara yang dilakukan oleh Korea Selatan dan negara-

negara sekitar semenanjung termasuk Jepang serta mempertemukan kembali

kedua keluarga yang terpisah akibat perang Korea. Kebijakan sunshine policy

dilakukan berdasarkan pada persepsi-persepsi berikut ini:

a) Penyatuan kedua Korea yang merupakan nasionalisme bangsa Korea.

Tanpa campur tangan pihak luar, penyatuan Korea dapat dicapai secara

damai dan melalui negosiasi diantara keduanya. Walaupun Semenanjung

Korea yang bebas nuklir merupakan tujuan terpenting yang ingin dicapai

komunitas internasional, sunshine policy tidak menempatkan bebas nuklir

sebagai prioritas utama. Selama senjata nuklir Korea Utara tidak

melenceng dari penyatuan Korea, Korea Selatan tidak memiliki alasan

untuk menentang rezim di Korea Utara.

b) Presiden Kim Dae Jung memandang rezim Kim Jong Il sebagai partner

yang dapat diandalkan untuk melakukan negosiasi. Kim Jong Il bersedia

melakukan reformasi dan membuka kerjasama Korea Utara kepada dunia

luar, dengan imbalan bahwa Korea Selatan mau membantu perekonomian

Korea Utara.

c) Kepentingan nasional Korea Selatan adalah mencegah berbagai bentuk

perang di Semenanjung Korea. Namun, perseteruan antara Amerika

Serikat dan Korea Utara dapat memicu adanya serangan terhadap Korea

Selatan. Oleh sebab itu Korea Selatan berusaha menjadi mediator antara

Amerika Serikat dan Korea Selatan agar peperangan yang dikhawatirkan

tidak terjadi.

d) Pengembangan nuklir dari pemerintahan Kim Jong Il adalah untuk

memastikan rezimnya terus bertahan. Akan tetapi, jika Amerika Serikat

menjamin keamanan rezimnya, maka Korea Utara akan menghentikan

Page 111: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

nuklirnya sehingga keberadaan senjata nuklir Korea Utara tidak akan

mengancam Korea Selatan (Hosup Kim, Masayuki Tadokoro, and Brian

Bridges, 2003).

Untuk mengatasi krisis nuklir kedua ini, pemerintahan Roh Moo Hyun

juga melakukan tiga tindakan, yaitu tidak bertoleransi terhadap senjata nuklir

Korea Utara, menggunakan cara-cara damai dan diplomatik, serta bersikap

proaktif. Tiga prinsip ini sering diperdebatkan karena Korea Utara telah berusaha

menciptakan bom nuklir. Namun, pemerintahan Roh Moo Hyun menggambarkan

pendekatannya kepada Korea Utara sebagai

yang menekankan pada elemen-elemen dari Sunshine Policy.

Meskipun terbatas, Korea Selatan melakukan diplomasi proaktif, dan

melaksanakan agenda-agenda baru seperti rezim perdamaian di Semenanjung

Korea, dan kerjasama keamanan multilateral di Asia Timur. Korea Selatan juga

merupakan pendukung Six Party Talks yang dapat membuka kesempatan bagi

perdamaian dan keamanan. Struktur Six Party Talks tidak menempatkan Korea

Selatan sebagai pemimpin. Korea Utara dan Amerika Serikat merupakan dua

aktor utama, dengan Cina sebagai mediator kuncinya. Sedangkan Korea Selatan

pada masa Roh Moo Hyun sebagai fasilitator proses Six Party Talks.

Lee Myung-bak sebagai pengganti Roh Moo Hyun mewarisi tugas

denuklirisasi Korea Utara yang belum selesai. Pemerintahan Lee melakukan dua

pendekatan terhadap Korea Utara. Pertama, De-nuke, Open

3.000

menaikkan pendapatan perkapita-nya hingga tiga ribu dollar selama sepuluh tahun

untuk memfasilitasi reformasi di Korea Utara. Kedua, pemerintahan Lee tetap

bergantung pada Six Party Talks sebagai jalan diplomatik untuk memecahkan

masalah nuklir Korea Utara. Namun Korea Utara menolak usulan -Nuke,

karena merasa bahwa Korea Selatan telah berusaha menghancurkan

rezim dengan permintaan reformasinya. Pada Six Party Talks, pemerintahan Lee

juga tidak melakukan tindakan proaktif, Korea Selatan hanya mengikuti secara

pasif segala tindakan Amerika Serikat. Pemerintahan Lee tidak menunjukkan

ketertarikannya dalam menciptakan rezim perdamaian di Semenanjung Korea dan

Page 112: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

rezim kerjasama keamanan multilateral di Asia Timur. Prioritas diberikan kepada

aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat dan koordinasi trilateral Korea Selatan-

Amerika Serikat-Jepang (Wicahyani, 2010).

4. Tanggapan Negara China Terhadap Pengembangan Nuklir Korea Utara

Sejak tahun 2002 ketika krisis nuklir Semenanjung Korea terjadi kembali,

Cina memperhatikan program nuklir dan misil Korea Utara. Cina memerlukan

lingkungan yang stabil untuk pembangunan ekonominya. Oleh karena itu, Cina

tidak menyetujui adanya pengembangan nuklir di Semenanjung Korea. Cina telah

berperan besar dalam Six Party Talks dan berusaha keras untuk membujuk Korea

Utara untuk menghentikan program nuklirnya (Kompas, 16 Juni 2003).

Korea Utara sulit untuk dibujuk agar menghentikan program nuklirnya,

maka Cina melakukan modernisasi pertahanan nasionalnya. Cina dan Korea Utara

mengalami hubungan yang penuh ketegangan. Untuk menghadapi Korea Utara,

Cina melakukan dua pendekatan. Pertama, Cina berusaha keras untuk

menghentikan program nuklir dan rudal jarak jauh yang dikembangkan Korea

Utara karena telah program tersebut telah memberikan ancaman besar bagi

beberapa kepentingan Cina seperti stabilitas regional dan program modernisasi

ekonominya. Kedua, Cina terus mendukung Korea Utara secara ekonomi maupun

diplomatik karena Cina juga tidak menginginkan kehancuran Korea Utara

(Gregory J. Moore, 2008).

Korea Utara memberikan Cina masalah besar dengan ujicoba senjata

nuklir. Peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara yang melewati wilayah udara

Jepang pada tahun 1998 telah membuat Jepang memutuskan untuk bergabung

dengan Amerika Serikat dalam penelitian sistem pertahanan nuklir regional dan

memberikan pembenaran bagi Jepang untuk mengubah kebijakan pertahanan

Jepang. Peristiwa ini jelas membuat Cina semakin waspada dan memperingatkan

Korea Utara untuk tidak lagi melakukan uji coba rudalnya.

Pada bulan Maret 2002, Cina mengalokasikan anggaran militer sekitar dua

puluh milyar. Anggaran tersebut dibutuhkan karena Cina ingin melindungi

kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya. Selain itu, Cina juga ingin

Page 113: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

memperluas kapabilitas teknologi dan meningkatkan kesejaahteraan tentaranya.

Modernisasi pertahanan nasional Cina menyebabkan kekhawatiran Amerika

Serikat dan Jepang. Cina diketahui telah melakukan peningkatan kekuatan militer

termasuk kekuatan rudalnya. Hal ini membuat Jepang kemudian mengidentifikasi

Cina sebagai potensi ancaman keamanan (Charles E. Morrison, 2003).

Menurut Hosup Kim, Masayuki Tadokoro, and Brian Bridges (2003),

perubahan situasi internasional telah membuat Cina merasa perlu untuk

melakukan modernisasi kapabilitas pertahanan nasionalnya untuk tujuan

pertahanan. Sementara Amerika Serikat memiliki gudang nuklir terbesar di dunia

dan menyediakan perlindungan bagi sekutu-sekutunya di Asia Timur. Cina harus

bergantung pada negaranya sendiri untuk menangkal ancaman nuklir Korea Utara.

Cina akhirnya melakukan tindakan keras terhadap Korea Utara dengan

menghentikan bantuan suplai minyaknya pada Korea Utara.

Terdapat beberapa faktor mengapa sistem persenjataan yang sedang

dikembangkan Korea Utara merupakan ancaman yang cukup besar bagi Cina.

Pertama, program nuklir dan rudal balistik Korea Utara dapat memprovokasi

intervensi militer dari Amerika Serikat dan kekuatan-kekuatan lain di kawasan

Asia Timur. Apabila Korea Utara berhasil menciptakan senjata nuklir dan

melakukan ujicoba, maka Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara lainnya

akan menghukum Korea Utara dan menyerang fasilitas Yongbyon.

Kedua, program pengembangan senjata nuklir tersebut dapat

membahayakan hubungan Cina dengan komunitas internasional yang selama ini

telah diperbaiki oleh Cina. Aksi militer internasional atau sanksi yang mungkin

akan dilakukan dalam melawan Korea Utara akan membuat Cina berada di posisi

yang sulit, di mana Cina harus memilih untuk mendukung sekutu lamanya, negara

tetangga, ataup komunitas internasional.

Ketiga, aktivitas Korea Utara dapat mendorong adanya pengaturan

perimbangan kekuatan di kawasan Asia Timur di mana Jepang, Korea Selatan,

dan Taiwan akan berpikir untuk turut mengembangkan senjata nuklir atau paling

tidak mempererat kerjasama mereka dengan Amerika Serikat.

Page 114: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Keempat, program nuklir Korea Utara membuat Cina berada dalam situasi

yang tidak menentu dalam membangun hubungan dengan negara tetangga.

Kelima, Cina khawatir jika perang di Semenanjung Korea mengakibatkan arus

pengungsian di wilayah Cina. Hal ini merupakan alasan utama mengapa Beijing

selama ini menyangga perekonomian Cina agar tidak mengalami kehancuran.

Cina tidak menginginkan rakyat Korea Utara berimigrasi dan menimbulkan

masalah baru bagi Cina. Dan yang terakhir adalah, konflik yang melibatkan Korea

Utara dapat mengakibatkan kekacauan perdagangan dan iklim investasi di

kawasan Asia Timur yang kemudian mempengaruhi perekonomian Cina yang

selama ini sangat bergantung pada perdagangan. Perdagangan memerlukan

stabilitas, terutama ketika tiga partner terpenting Cina yaitu Amerika Serikat,

Jepang dan Korea Selatan turut terlibat pada konflik di Semenanjung Korea, maka

meskipun Cina tidak mendukung Korea Utara dan berusaha bersikap netral,

namun konflik yang terjadi pasti akan berdampak besar bagi perdagangan regional

dan perekonomian Cina.

Apabila pengembangan nuklir Korea Utara tidak dapat dielakkan, tidak

ada sedikit kesempatan bahwa usaha Cina dalam pengembangan nuklir dan

modernisasi persenjataan Cina bisa dihentikan. Para pemimpin Beijing masih

percaya bahwa pengaruh politik berjalan beriringan dengan kekuatan militer, dan

akan melanjutkan perluasan kapabilitas militer yang dimilikinya tanpa

menghiraukan apa yang dilakukan pihak lain.

Page 115: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis uraikan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Korea Utara dan Korea Selatan mulai tampil di kalangan masyarakat

internasional akibat keberhasilannya dalam pertumbuhan ekonomi dan

menghilangkan kemiskinan dalam waktu yang cukup singkat. Selain dari segi

ekonomi, Korea menjadi pusat perhatian masyarakat internasional karena

pertentangan dan persaingan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Pada

tahun 1988, Korea Selatan berhasil menyelenggarakan Olimpiade dengan

sukses dan Korea Utara juga berhasil mengembangkan berbagai macam

senjata modern yakni program dan -

enriched- Korea Utara memproduksi

plutonium untuk pembuatan senjata nuklir. Hampir seluruh penduduknya

hidup dalam kemiskinan, namun pemerintahnya masih tetap bisa

menggunakan uang jutaan dolar untuk keperluan persenjataan. Korea Utara

mengalami masa yang sulit di tahun 1990an, namun masa itu dapat berakhir

karena pemerintah Korea Utara bersedia melakukan kerjasama dengan negara

lainnya. Korea Utara membangun program senjata nuklir sebagai alat untuk

melindungi negara dan salah satu cara untuk menggertak negara lain agar

mereka mau memberi bantuan kepada Korea Utara yang sedang mengalami

katerpurukan. Program nuklir tersebut telah mengganggu kerjasama

internasional karena negara lain merasa terancam dengan senjata nuklir.

2. Masalah penyatuan Semenanjung Korea menimbulkan perbedaan ideologi di

dalam masyarakat Korea Selatan dan Korea Utara. Sejak tahun 1945, kedua

negara tersebut mengembangkan ideologi masing-masing. Korea Selatan

memiliki kebijakan unifikasi konfederasi, sementara Korea Utara menuntut

kebijakan yang diberi nama unifikasi federasi tingkat rendah. Terhadap kedua

kebijakan reunifikasi semenanjung Korea itu, rakyat Korea mengalami

99

Page 116: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

ketidaktahuan mengenai ideologi mereka. Dalam suatu pertemuan di

Pyongyang, kedua pemimpin tertinggi masing-masing negara menyetujui

wewenang diplomasi, pertahanan dan penyusunan undang-undang tingkat

rendah, yang semuanya akan diberikan kepada pemerintah regional. Sepuluh

tahun kemudian, adanya momentum persetujuan antara presiden Dae Jung

dengan presiden Kim Jong Il, membuat Korea Selatan dan Korea Utara bisa

menuju arah yang hampir sama dengan proses sistem konfederasi sebelum

tahap reunifikasi Korea. Pencapaian reunifikasi tersebut mengalami sedikit

keraguan. Hal itu karena Korea Utara telah membangun senjata nuklir yang

membahayakan Korea Selatan. Rejim Korea Utara mengakui kepemilikan

senjata nuklir kepada seluruh dunia, sehingga menimbulkan pertentangan

diberbagai negara. Perilaku Korea Utara tersebut menunjukkan pada dunia

bahwa Korea Utara sangat berbahaya. Nuklir menjadi alat politik yang

memengaruhi kebijakan negara. Dalam kasus Korea Utara, militer memegang

kendali atas pembuatan keputusan nasional. Di bawah pemerintahan Kim

Jong-Il, (KPA) secara pasti menjadi pusat dalam

struktur kekuatan Korea Utara. Walaupun persediaan senjata negara ini masih

sangat tinggi, pimpinan militer Korea Utara menyadari bahwa kekuatan

militer konvensional mereka masih di bawah negara lawan, seperti Jepang,

Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

3. Kantor berita resmi Korea Utara (KCNA) menginformasikan bahwa uji coba

nuklir dilakukan di bawah pengetahuan keilmuan dan perhitungan yang

matang oleh ahli ilmu fisika di Korea Utara. Keputusan Korea Utara terhadap

uji coba nuklir ternyata disambut dengan kecaman dan protes keras dari

banyak negara khususnya negara-negara di kawasan Asia Timur dan Asia

Tenggara serta negara-negara Barat. Keberhasilan Korea Utara melakukan uji

coba senjata nuklir itu memunculkan kembali keyakinan sejumlah pihak

mengenai kemampuan nuklir negara komunis tersebut. Korea Utara memilki

sejumlah bahan bakar nuklir untuk membuat hingga belasan senjata nuklir.

Meski demikian masih diragukan negara tersebut mampu membuat hulu ledak

nuklir yang bisa ditempatkan di peluru-peluru kendali yang sudah dimiliki

Page 117: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

Korea Utara. Oleh karena itu, komunitas internasional perlu berhati-hati

menyikapi program nuklir Korea Utara. Sejak awal perundingan nuklir yang

diprakarsai oleh Amerika Serikat di bawah pemerintahan Bill Clinton, ada

keinginan yang kuat dari pemerintah Korea Utara untuk melakukan

keterbukaan degan negara lain. Perundingan tersebut dibutuhkan oleh

pemerintah Korea Utara agar dapat melakukan kerjasama dengan negara lain

diberbagai bidang untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Apabila

perundingan tersebut dapat dilanjutkan maka Korea Utara tidak perlu lagi

mengembangkan senjata nuklir dalam jumlah yang banyak hanya untuk

menutupi kekurangan negara.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka muncul implikasi yang

dapat dipandang dari berbagai segi:

1. Teoritis

Korea Utara di bawah pemerintahan Kim Jong Il telah menghadapi suatu

keadaan politik dalam negeri yang tidak dapat diselesaikan secara individu.

Apabila Korea Utara masih mempertahankan politik isolasinya maka keadaan

tersebut akan menghancurkan pemerintah dengan sendirinya. Kekuasaan

secara turun temurun dari keluarga Kim menimbulkan suatu kebijakan yang

sama dalam pemerintahan. Kebijakan yang dibangun ternyata hanya

memberikan pengaruh yang kecil karena pemerintah tidak melakukan

kerjasama dengan negara lain. Sehubungan dengan keterpurukan ekonomi

Korea Utara, pemerintah mengembangkan senjata nuklir sebagai salah satu

cara untuk mencari perhatian dari negara lain. Pengembangan senjata nuklir

tidak hanya bersifat defensif atau penangkalan dalam mempertahankan

keamanan nasional saja, melainkan juga memiliki kekuatan ofensif, yaitu

kekuatan untuk memberikan pengaruh di dalam interaksi antar negara.

2. Praktis

Pemerintah Korea Utara tidak pernah melakukan hubungan kerjasama

dengan negara lain. Politik isolasi yang dikembangkan pemerintah tidak

Page 118: SKRIPSI ANITA FERAWATI K4408016 - digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

memberikan hasil yang nyata. Sehingga banyak masyarakat yang mengalami

penderitaan. Pada rejim Kim Jong Il, pemerintah telah mengembangkan

senjata nuklir yang menyebabkan perubahan di bidang politik dan ekonomi.

Untuk memperbaiki keadaan, maka diadakan perundingan antara Korea Utara

dengan lima negara maju yang mempunyai pengaruh besar di dunia

internasional. Perubahan tersebut yaitu adanya perhatian negara lain terhadap

Korea Utara, bantuan ekonomi sebagai pengganti penghentian produksi

senjata nuklir dan hubungan yang baik antara Korea Utara dengan negara

internasional.

C. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh, dapat

diajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi pembaca dan generasi muda, semoga penelitian ini dapat digunakan

sebagai salah satu referensi dalam memahami masalah yang terjadi di dunia

Internasional terutama di kawasan Asia Timur. Para pembaca juga perlu

mengetahui bahaya dari senjata nuklir, reunifikasi Korea, perkembangan

ekonomi di Korea dan perkembangan budaya. Pengetahuan tersebut

diharapkan dapat menambah wawasan bagi semua pembaca.

2. Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan ada yang tertarik untuk meneliti

lebih jauh mengenai masalah Asia Timur terutama wilayah Korea.

Pemerintahan Korea Utara menutup diri dari negara lain, hanya untuk menjaga

agar ideologinya tidak terpengaruh oleh negara barat terutama Amerika

Serikat. Di tahun 2000, Korea Utara bersedia bekerjasama dengan Korea

Selatan, yang kemudian disusul dengan bekerjasama negara Australia, Jerman

dan lainnya. Fenomena tersebut menarik untuk menjadi bahan kajian para

peneliti terutama yang menekuni bidang internasional.