survei aliran panas daerah panas bumi massepe kabupaten sidrap ...
SKRIPSI ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN ...
Transcript of SKRIPSI ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN ...
SKRIPSI
ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN ( PERSERO)
GARDU INDUK MAROS 150 KV
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Teknik Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
MUHIJRAH ABDUL MUIS
105 82 11033 16 105 82 11029 16
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR
2020
SKRIPSI
ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN ( PERSERO)
GARDU INDUK MAROS 150 KV
Oleh :
MUHIJRAH ABDUL MUIS
105 82 11033 16 105 82 11029 16
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR
2020
ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN (PERSERO)
GARDU INDUK MAROS 150 KV
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
JurusanTeknik Elektro
Fakultas Teknik
Disusun dan diajukan Oleh
MUHIJRAH ABDUL MUIS
105 82 11033 16 105 82 11029 16
PADA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan puja bagi Allah SWT, seru sekalian alam, Shalawat dan
Salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. Para sahabatnya
keluarganya serta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur
Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan
baik.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik yang
harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan program studi pada jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun judul
tugas akhir kami adalah “ANALISIS GANGGUAN CTV LINE SIDRAP 2 DI
PT.PLN ( PERSERO) GARDU INDUK MAROS 150 KV”.
Penulis menyadari bahwa sejak persiapan dan proses penelitian hingga
pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang
dihadapi baik itu dari segi teknis penulisan maupun perhitungan hasil analisis.
Oleh karena itu penulis menerima dengan ikhlas koreksi dan saran guna
penyempurnaan tugas selanjutnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih dan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya kepada masing-masing Orang tua kami, kedua Orang tua
MUHIJRAH ayahanda YADI dan ibunda WIDIANA tercinta. Kedua Orang tua
ABDUL MUIS ayahanda MARZUKI dan Ibunda RUSNAH tercinta. Yang
dengan penuh cinta dan kesabaran serta kasih saying dalam membesarkan,
v
mendidik, dan mendukung penulisan yang tidak henti-hentinya memanjatkan doa
demi keberhasilan dan kebahagiaan penulisan dan juga untuk saudara (i)ku
terkasih
Skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan, arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Hamzah Al Imran, S.T.,M.T., IPM. selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Adriani, S.T,.M.T selaku ketua jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Ir Hj. Hafsah Nirwana, M.T selaku pembimbing I dan Ibu Adriani,
S.T,.M.T selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan waktu
dalam mendidik dan membimbing kami.
4. Bapah Moch.Munif selaku Manajer PT.PLN (persero) Unit Transmisi dan
Gardu Induk Maros serta pengawai dan stafnya atas kerjasamanya telah
mengizinkan dan mendidik penulisan dalam penelitian di GI Maros 150
5. Bapak ibu dosen serta staf pegawai Fakultas Teknik yang telah memdidik
penulisan dan melayani pengurusan penulisan selama proses belajar di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Rekan-rekan Fakultas Teknik terkhususnya ankatan PROYEKSI 2016
Semoga semua pihak yang membantu penulisan mendapatkan pahala di
sisi Allah SWT dan skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi penilis,
vi
rekan-rekan dan perkembangan teknologi untuk kehidupan yang lebih baik
lagi.
Makassar , 13 Agustus 2020
Penyusun
vii
ANALISIS GANGGUAN CVT LINE SIDRAP 2 DI PT.PLN (PERSERO)
GARDU INDUK MAROS
Muhijrah1, Abdul Muis.
2
1,2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah
Makassar
E-Mail:1 [email protected],
ABSTRAK
Abstrak;Muhijrah 105 82 11033 16, Abdul Muis. 105 82 11029 16 : Analisis
Gangguan CVT Line Sidrap 2 Gardu Induk Maros.(dibimbing oleh Dr.Ir
Hj.Hafsah Nirwana, M.T dan Adriani, S.T., M.T.). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan gangguan di transmisi. Yang
penghasilkan suatu penyaluran tenaga listrik, suatu konsep menentukan faktor
yang menyebabkan gangguan dengan menggunakan studi kasus diwilayah kerja
pt.pln (persero). Dapat mengetahui gangguan SUTT mana yang memiliki dampak
yang paling besar terhadap kedua belah pihak dan dapat diladikan acuan bagi
pt.pln (persero) SUTM unit pelayanan transmisi upt sulselrabar lebih optimal.
Untuk mengetahui penyebab dedakan pada cvt dan dapat menganalisa penyebab
sehingga arus dapat di alihkan selama perbaikan. Dengan melihat hasil output
pengolahan data dari alat uji tersebut didapatkan faktor korolasi sehingga kita
dapat menentukan faktor penyebab mana yang memiliki akibat yang lebih besar
dari segi lamanya black out dan energi tidak tersalurkan. Dari hasil analis korelasi,
didapatkan bahwa faktor penyebab gangguan yang terjadi luar sistem yaitu
gangguan yang sebabkan oleh kondisi alam yaitu petir yang menyebabkan
tegangan arus tidak stabil dan juga di sebabkan oleh gangguan dalam sistem
dominan terhadap gangguan yaitu rasio tegangan sekunder fasa r (1a-1n = -3.77)
fasa r (2a-2n = -3.72) dan ledakan cvt GI.
Kata kunci : Tenaga listrik,Transmisi,GI
viii
INTERFERENCE ANALYSIS CVT LINE SIDRAP 2 IN PT.PLN
(PERSERO)PARENT GARDU MAROS
Muhijrah1, Abdul Muis.
2
1,2Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering,
Muhammadiayah University Makassar
E-Mail: 1 muhijrahhijrah41 @ gmail.com,
2abdulmuismarzuki @ gmail.com
ABSTRACT
Abstract; Muhijrah 105 82 11033 16, Abdul Muis. 105 82 11029 16: Interference
Analysis of CVT Line Sidrap 2 Substation Maros. (Supervised by Dr. Ir Hj.
Hafsah Nirwana, M.T and Adriani, S.T., M.T.). This study aims to determine
what factors cause interference in transmission. Producing a distribution of
electric power, a concept of determining the factors that cause disturbances by
using a case study in the work area of PT PLN (Persero). Can find out which
SUTT disturbances have the greatest impact on both parties and can be used as a
reference for pt.pln (Persero) SUTM, the upt sulselrabar transmission service unit
is more optimal. To find out the cause of cracking in CVT and to be able to
analyze the causes so that currents can be diverted during repair. By looking at the
results of the data processing output from the test equipment, a corolation factor
can be obtained so that we can determine which causative factor has a greater
effect in terms of the length of black out and the energy is not distributed. From
the results of the correlation analysis, it was found that the factors that cause
disturbances that occur outside the system are disturbances caused by natural
conditions, namely lightning which causes unstable current voltages and is also
caused by disturbances in the dominant system to disturbances, namely the ratio
of secondary voltage to phase r (1a-1n = -3.77) phase r (2a-2n = -3.72) and the cvt
burst GI.
Key words: Electric power, transmission, GI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ..................................... ….. … xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ......................................................... 4
D. Batasan Masalah .......................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ........................................................ 4
F. Metologi Penelitian ....................................................... 5
G. Sistematika Penulisan .................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Capacitive Voltge Transformer CVT ............. 7
B. Prinsip Kerja Capacitive Voltge Transformer CVT .. 8
x
C. Jenis Kapasitas CVT ..................................................... 9
D. Gangguan Sistem Tenaga Listrik pada Komponen
Gardu induk ................................................................ 10
E. Pedoman Pemeliharaan ................................................ 12
F. Shuntdown Testing / Measurement ............................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................... 20
B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................ 20
C. Jenis Data dan Sumber Data yang Diperluhkan ........... 21
D. Metologi Penelitian ........................................................ 21
E. Flowcart Penelitian ....................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. PT.PLN (Persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk
(ULTG) Maros ............................................................... 27
B. Gambaran Gangguan Capacitive Voltge Transformer
CVT Line Sidrap 2 Gardu Induk Maros ......................... 29
C. Data Nameplate Capacitive Voltge Transformer CVT
Line 2 Gardu Induk Maros.............................................. 32
D. Akibat yang timbul Oleh Gangguan ............................ 33
E. Pengukuran gangguan single line CVT line Sidrap 2
gardu induk maros ........................................................ 34
F. Hasil Gangguan Akibat Implus Petir ............................. 35
G. Pengukuran Rasio pada CVT ......................................... 40
xi
H. Hasil Penelitian PT. PLN (Persero) Unit Transmisi dan
Gardu Induk Maros line Sidrap 2 Gardu Induk Maros .. 41
I. Analisis Data................................................................... 43
J. Analisis Tindakan .......................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 49
B. Saran ............................................................................. 49
Daftar Pustaka ........................................................................................... . 51
LAMPIRAN ............................................................................................... 50
A. Surat Persetujuan Penelitian .......................................... 52
B. Singel Line Gardu Induk Maros .................................... 53
C. Catatan Gangguan dan Manuver .................................. 54
D. Dokumentasi Hasil Trafo Tegangan / CVT ................... 56
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Capacitive Votage Transformer (CVT) …….……………….. 7
Gambar 2.2 Kapasitive (CVT)………………….………………………..… 9
Gambar 2.3 Diagram asesmen kondisi Capatitor Voltage Transformer (CVT)
secara umum …………………………...….. 13
Gambar 2.4 Pengujian Tahanan Isolasi…….. ……………………………. . 16
Gambar 2.5 Pengukuran Tan Delta VT……………….………………….. 17
Gambar 2.6 Pegukuran Tan Delta pada CVT …………...…………........ . 17
Gambar 2.7 Pengukuran Rasio Trafo Tegangan ............................................ 18
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian …………………………………………… 26
Gambar 4.1 Kantor PT PLN (persero) ULTG maros ……………………… 23
Gambar 4.2 Peta letak lokasi PT.PLN (persero) ULTG Maros ….…………. 29
Gambar 4.3 Single line diagram CVT ……………………………………... . 34
Gambar 4.4 Rangakaian pada CVT dengan parameter gangguan implus …… 35
Gambar 4.5 Omicron CPC 100 …………………………………………… 37
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Rasio CVT ……………… ……………. 39
Gambar 4.7 Tampilan Layar Uji 1 …………………………………………. 39
Gambar 4.8 Tampilan Layar Uji 2 …………………………………………. 40
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rekapitulasi Beban Puncak Gardu Induk Maros (Agustus
2019) sebelum terjadi ledakan ............................................... 31
Tabel 4.2 Pengujian Rasio pada Saat Kondisi Normal .............................. 41
Tabel 4.3 Pengujan Rasio ......................................................................... 41
Tabel 4.4 Batasan Kesalahan Tegangan dan Penyimpangan Fasa Untuk
CVT pengukuran ..................................................................... 47
xiv
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Notasi Devenisi dan keterangan
PT Perseron Terbatas
PLN Perusahaan Listrik Negara
BUMN Badan Usaha Milik Negara
ULTG Unit Layanan Transmisi Gardu Induk
UPT Unit Pelayanan Transmisi
GI Gardu Induk
SUTT Saluran Udara Tegangan Tinggi
SUTM Saluran Udara Tegangan Menegah
SUTR Saluran Udara Tegangan Rendah
CVT Capacitive Voltage Transformer
PMS Pemisah Tenaga
PMT Pemutus Tenaga
VT Trafo Tegangan
KV Kilo Volt
V Volt
xv
MW Mega/Kilo Watt
MVAR Mega/Kilo Var
AC Arus Bolak Balik
DC Arus Searah
PLC Power Line Carrier
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan energi listrik selama ini selalu meningkat sejalan dengan
meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan permintaan energi listrik dan kemampuan infrastruktur yang ada,
sehingga sangat diperluhkan pengamanan sistem secara terus menerus agar di
peroleh suatu kontinyuitas operasi sistem kelistrikan yang tinggi. Pada suatu
sistem jaringan listrik yang luas, untuk mendapatkan hasil koordinasi yang
optimal, maka sangat diperlukan untuk melakukan pengamanan pada pusat beban
dan pusat pembangkit.
PLN merupakan perusahaan penyediaan listrik terbesar yang ada di
Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PLN adalah mulai terjadinya
krisis energi yang mengglobal. Harga bahan bakar minyak di tingkat
internasional terus meningkat. Hal ini menyebabkan PLN harus melakukan
efesiensi disegala sektor, dan paling utama adalah di sektor penyediaan tenaga
listrik. Salah satu langkah efesiensi yang dilakukan PLN adalah menekan susut
jaringan seminimal mungkin, baik loses teknik maupun losses non teknik. Losses
teknik dapat terjadi karena beban tidak seimbang. Untuk menekan losses teknik
pada CVT di Gardu Induk Maros dilakukan pemeliharaan dan pengecekan
beban-beban antara fasa R,S, dan T.
Bagi para pelanggan tenaga listrik, terputusnya penyediaan tenaga listrik
2
terasa sebagai hal yang mengganggu kegiatan atau mengganggu kenyamanan.
Gangguan penyediaan tenaga listrik tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi
merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh karenanya usaha-usaha
perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah gangguan.
Sarana telekomunikasi sangatlah diperluhkan untuk menerima dan
menyalurkan perintah dari pusat pembangkit dan gardu induk. Salah satu jenis
peralatan telekomunikasi yang digunanak PLN (persero) untuk keperluan
tersebut adalah power line carrier (PLC). PLC adalah teknologi yang
menggunakan koneksi kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik
untuk memberikan pasokan energi listrik, dan disaat bersamaan juga dapat
digunakan untuk mentransfer data dan transmisi suara. Kecepatan maksimal yang
bias diraih teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi data
menggunakan fiber optik.
Salah satu alat yang dapat mendukung kerja kelistrikan adalah
trasformator berperan dalam penyaluran daya sistem arus bolak–balik (AC).
Kinerja dan keandalannya sangat berperan besar untuk mengetahui terjadinya
ferroresonance atau yang dikenal juga dengan sebutan resonansi non-linier
merupakan suatu fenomena kelistrikan yang sangat kompleks. Ferroresonance
resonance non – linier yang dapat mempengaruhi jaringan kelistrikan, tingkat
tegangan lebih yang terjadi dapat berbahaya bagi peralatan listrik. Hal ini perlu
diperhatikan dalam penyaluran tenaga listrik, dan juga Capatitor Voltage
Transformer ( CVT) yang mampu berkerja sebagai komponen kopling
3
gelombang carrier, juga mampu sebagai transformator tegangan.
Pada sistem transmisi Indonesia, sebab gangguan yang paling utama
adalah petir. Instalasi yang paling sering terkena petir adalah saluran udara, baik
saluran udara tegangan tinggi (SUTT), saluran udara tegangan menengah
(SUTM) maupun saluran udara tegangan rendah (SUTR). Hal ini disebabkan
karena memang jumlah petir di Indonesia tergolong banyak.
Sebab-sebab gangguan lainnya adalah tanaman atau pohon dan juga
kelalaian manusia saat melakukan pemasangan peralatan, jadwal pemeliharaan
peralatan yang tidak diperhatikan. Peralatan dalam sistem tenaga listrik perlu
dilakukan secara periodik sesuai petunjuk dari buku pemeliharaan peralatan yang
dibuat oleh pabriknya. Penundaan pemeliharaan akan memperbesar
kemungkinan rusaknya peralatan oleh karena jadwal pemeliharaan peralatan
sedapat mungkin harus ditaati.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan gangguan apa yang terjadi sehingga menyebabkan
ledakan pada Capatitor Voltage Transformer (CVT) Line Sidrap 2 di PT.
PLN (Persero) Gardu Induk Maros 150 kV?
2. Bagaimana upaya penanggulangan ledakan Capatitor Voltage Transformer
(CVT) Line Sidrap 2 di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Maros 150 kV yang
terjadi sehingga arus yang mengalir dapat di alihkan selama perbaikan
dilakukan?
4
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah antara lain:
1. Untuk mengetahui penyebab ledakan pada Capatitor Voltage Transformer
(CVT) Line Sidrap 2 di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Maros.
2. Agar mengetahui penanggulangan ledakan Capatitor Voltage Transformer
(CVT) Line Sidrap 2 sehingga arus listrik yang mengalir pada gangguan
dapat diantisipasi selama perbaikan dilakukan
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas lebih spesifik dan pencerahannya juga
lebih tepat sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka
penyusunan tugas akhir ini penulis memilih batasan-batasan masalah yang akan
dibahas untuk dicari pemecahannya, antara lain:
1. Studi gangguan Capatitor Voltage Transformer (CVT) Line Sidrap 2 di PT.
PLN (Persero) Gardu Induk Maros.
2. Menganalisa penyebab gangguan dan penanggulangan ledakan Capatitor
Voltage Transformer (CVT) Line Sidrap 2 di PT. PLN (Persero) Gardu
Induk Maros 150 kV sehingga arus yang mengalir dapat dialihkan selama
perbaikan dilakukan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
5
a. Sebagai sarana dalam menyelesaikan suatu permasalahan sesuai bidang
keahlian dan untuk mempersiapkan diri dalam dunia kerja.
b. Sebagai penerapan teori yang didapat dibangku kuliah di kehidupan
sehari-hari.
2. Bagi Perusahaan
a. Mempermudah pegawai PLN dalam menangani masalah gangguan beban
khususnya pada Capatitor Voltage Transformer (CVT).
b. Menambah wawasan serta menambah pengetahuan tentang gangguan dan
pemeliharaan Capatitor Voltage Transformer (CVT).
F. Metedologi penelitian
Pada tugas akhir ini penulis melakukan penelitian dan pengambilan data
yang dilakukan dengan metode:
1. Studi Literatur
Dalam metode ini penulis mengumpulkan bahan tulisan yang
bersumber pustaka yang relevan untuk mendukung tugas akhir ini.
2. Studi Bimbingan
Dalam hal ini, penulis mendiskusikan kepada Dosen Pembimbing
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Pengumpulan Data
Untuk menunjang tugas akhir ini penulis mengumpulkan data dari
Gardu Induk Maros 150 kV.
6
G. Sistematika Penulisan
Bab I : Bab ini menjelaskan tentang latar belakan, rumusan masalah, batasan
masalah, serta maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan
serta sistematika penulisan dari laporan hasil penelitian.
Bab II : Bab ini menjeaskan tentang teori-teori pendukung yang berkaitan
dengan judul penelitian.
Bab III : Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, diagram
balok dan gambar rangkaian, serta metode penelitian yang berisi
langkah-langkah dalam proses melakukan penellitian.
Bab IV : Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian, alat dan perhitungan
serta pembahasan terkait judul penelitian.
Bab V : Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
terkait judul penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi CVT (Capactive Voltage Transformer)
Gambar 2.1 Capactive Voltage Transformer (PT / CVT)
Capactive Voltage Transformer atau trafo tegangan kapasitor adalah
sebuah transformator tegangan yang terdiri dari sebuah unit kapasitor pembagi
tegangan dan unit electromagnet yang di desain dan dihubunggkan sedemikian
rupa sehingga tegangan sekunder dari unit electromagnet tersebut sebanding
dengan nilai tertentu terhadap tegangan primer dan memiliki perbedaan sudut
fasa yang mendekati nolpada polaritas hubung yang sesuai dengan sambungan
dan frekuensi pengenalnya. Transformator tegangan kapasitor dapat disebut
sebagai CVT ( Capasitor Voltage Transformer).
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya
induktasi pada trafo magnetic yang non linier, mengakibatkan isolasi
resonansinya
8
yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan menghasilkan
panas yang tidak diinginkan pada inti magnetik dan belitan yang mempengaruhi
hasil penunjukan tegangan. Diperlukan elemen peredam yang akan menghasilkan
tidak ada efek terhadap hasil pengukuran walau kejadian tersebut hanya sesaat.
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasikan tegangan
sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan yang lebih rendah untuk peralatan
indikator, alat ukur / meter dan relai.Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang
sama dengan trafo tegangan atau pun Capactive Voltage Transformer (CVT)
Pada trafo tegangan perbandingan transformasi tegangan dari besaran primer
menjadi besaran sekunder ditentukan oleh jumlah lilitan primer dan sekunder.
Diagram fasor arus dan tegangan untuk trafo arus juga berlaku untuk trafo
tegangan Komponen Utama CVT (Capactive Voltage Transformer)
B. Prinsip Kerja CVT (Capactive Voltage Transformer)
Capacitive Voltage Transformer (CVT) digunakan untuk instrumentasi,
khususnya pada peralatan-peralatan meter dan proteksi. Pada umumnya kinerja
CVT sangat baik pada kondisi steady state.
Prinsip kerja CVT adalah menurunkan besaran tegangan primer menjadi
besaran tegangan sekunder melalui kapasitor yang berfungsi sebagai pembagi
tegangan (voltage divider) dan trafo tegangan sebagai penurun tegangan.
Keluaran tegangan sekunder dirancang seakurat mungkin sama dengan
perbandingan rasio tegangan masukan disisi primer dalam segala kondisi operasi.
9
Tegangan keluaran Capatitor Voltage Transformer (CVT) :
Pada keadaan tunak (steady state) kondisi ini dapat dipenuhi sesuai
dengan desain dan penyetelan Capatitor Voltage Transformer (CVT), namun
akurasi CVT akan menurun pada keadaan peralihan (translent) mengikuti
komponen induktif, kapasitif dan nonliniernya, seperti:
a. Pada gejala peralihan switching operations pemutus tenaga (PMT) atau
pemisah (PMS).
b. Terjadinya sambaran petir langsng atau tidak langsung pada saluran transmisi
tegangan tinggi (SUTT/SUTET) yang di hubungkan ke busbar gardu induk
yang diikuti ataupun tidak diikuti kerusakan isolasi atau kerjanya arrester.
C. Jenis Kapasitive (CVT)
Terdiri dari rangkaian kondensor yang bergungsi sebagai pembangi
tegangan tinggi dari trafo pada tegangan menengah yang mengindukasikan
tegangan ke belitan sekunder melalui media capasitor
Gambar 2.2 Kapasitive (CVT)
10
Keterangan gambar:
1. HVT adalah terminal tegangan tinggi
2. Kapasitor C1 & C2 pembagi tegangan, (capacitive voltage divider) yang
berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh tegangan
pengukuran yang lebih rendah
3. LO adalah inductor penyesuai tegangan ( medium voltage choke), yang
berfungsi untuk mengatur/ menyesuaikan supaya tidak terjadi pergeseran fasa
antara tegangan masukan (vi) dengan tegangan keluaran (vo) frekuensi dasar.
4. Belitan primer
5. Isolator keramik
6. Terminal sekunder
D. Gangguan sistem tenaga listrik pada komponen gardu induk
Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran
dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah keadaan tidak
normal dimana keadaan ini dapat mengakibatkan terganggunya kontitunitas
pelayaan tenaga listrik. Secara umum klasifikasi gangguan dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu gangguan yang berasal dari sistem dan gangguan
yang berasal dari luar sistem. Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus
dapat beroperasi secara terus menerus secara normal, tampa terjadinya
gangguan akan tetapi gangguan pada sistem tenaga listrik tidak dapat
dihindari.
11
a. Penyebab gangguan :
1. Gangguan karena kesalahan manusia (kelalaian)
2. Gangguan yang terjadi dari dalam sistem, misalnya karena faktor
ketuaan (umur) arus lebih, kerusakan material seperti ledakan
Capatitor Voltage Transformer (CVT), isolator pecah, kawat putus,
atau kabel cacat isolasinya.
3. Gangguan dari luar, biasanya karena faktor alam. Contohnya cuca,
gempa, petir, banjir, binatang, pohon dan lain-lainnya.
4. Tegangan dan arus abnormal
5. Pemasangan yang kurang baik
6. Kesalahan mekanisme proses penuaan
7. Beban lebih
b. Jenis – jenis gangguan
1. Jenis gangguan bila ditinjau dari sifat dan penyebabnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a) Beban lebih, ini disebabkan karena memang keadaan
pembangkit yang kurang dari kebutuhan bebannya.
b) Hubung singkat, jika kualitas isolasi tidak memenuhi syarat,
yang mungkin disebabkan faktor umur, mekanis, dan daya
isolasi bahan isolator tersebut.
12
c) Tegangan lebih, yang membahayakan isolasi peralatan di
gardu.
d) Gangguan stabilitas, karena hubung singkat yang terlalu lama.
2. Gangguan yang berasal dari luar sistem adalah :
a) Gangguan-gangguan mekanis karena pekerjaan galian saluran
lain. Gangguan ini terjadi untuk sistem kelistrikan bawah
tanah.
b) Pengaruh cuaca seperti hujan, angin, serta petir. Pada
gangguan karena petir dapat mengakibatkan gangguan
tegangan lebih dan dapat menyebabkan gangguan hubung
singkat karena tembus isolasi peralatan (breakdown)
c) Pengaruh lingkungan seperti pohon, binatang dan benda-benda
asing serta akibat kecerobohan manusia.
E. Pedoman Pemeliharaan
1. Konsep Asesmen
Fungsi asesmen kondisi adalah untuk memberikan indikasi penurunan
kondisi Capatitor Voltage Transformer (CVT). Score kondisi pada setiap
item inspeksi diperoleh dengan membandingkan hasil inspeksi terhadap
norm untuk setiap item pengujian. Selanjutnya kondisi setiap subsistem
Capatitor Voltage Transformer (CVT) diperoleh dengan mengalikan score
kondisi setiap hasil pengujian terhadap weighting factor setiap pengujian
13
Gambar 2.3 Diagram asesmen kondisi Capatitor Voltage Transformer
(CVT) secara umum
Keterangan gambar:
FMECA = Fallure Mode Effect and Criticality Analysis
CCU = Current Carrying Unit (komponen utamanya kumparan primer
dan kumparan sekunder
EMC = Electromagnetic Circuit (komponen utamanya inti besi)
WF1 = Weighting Factor masing-masing inseksi untuk sub sistem
tertentu
WF2 = Weighting Factor masing-masing sub sistem
DL1 = Diagnose Level 1
2. In Service Inspection
In Service Inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada baian-
bagian peralatan terhadap adanya anomall yang berpotensi menurunkan
unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.
a. Dielectric
- Memeriksa rembesan/kebocoran minyak
14
- Memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga
- Memeriksa isolator keretakan, flek, pecah dan kelainan yang lainnya
b. Electromagnetic Circuit
- Memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga
- Rembesan/kebocoran minyak trafo pada seal isolator
- Memeriksa kondisi Spark Gap
c. Mechanical Structure
- Memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak
- Memeriksa rumah Capatitor Voltage Transformer (CVT) dari
keretakan dan korosi
d. Pentanahan VT
Inspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan
terminal pentanahan terhubung ke mess grounding switchyard dengan
kencang dan sempurna.
3. In Service Measurement
In service Measurement adalah kegiatan pengukuran/pengujian
yang dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan
bertegangan/beroperasi.
a. Thermovision
Thermovision digunakan untuk melihat hotspot pada instalasi
listrik, dengan infra red Thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di
jaringan semakin tinggi hot spot yang terjadi maka semakin besar losses
15
yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik,
pemeriksaan dengan thermovision pada Capatitor Voltage Transformer
(CVT) digunakan untuk melihat titik-titik sambungan pada CVT.
Thermovisi dilakukan pada:
- Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan suhu antara konduktor dengan klem VT.
- Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya
kelalaian/hotspot di dalam VT.
Termovisi dilakukan setiap satu bulan, kecuali untuk CVT 500kV
dilakukan setiap 2 minggu. Pada kondisi khusus, thermovisi juga harus
dilakukan pada instalasi yang baru beroperasi, pasca dilakukan
perbaikan/pemeliharaan, gangguan dan pada trafo tegangan yang
berdasarkan hasil pengujian sudah mengalami pemburukan.
F. Shutdown Testing/Measurement
Shutdown Testing/Measurement adalah pengerjaan pengujian yang
dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi
ketidaknormalan.
1. Tahanan isolasi
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5kV
untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk
mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan tersebut. Pencatatan
16
hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.
Gambar 2.4 Pengujian Tahanan Isolasi
2. Tan delta dan Kapasitor
Pada trafo tegangan yang menggunakan minyak untuk isolasinya,
minyak memiliki nilai konduktansi yang cukup rendah dan nilai kapasitasi
yang cukup tinggi. Pengujian tangen delta dilakukan untuk mengetahui
besarnya nilai faktor disipasi (tan delta) dan kapasitansi dari VT.
Peningkatan nilai dari kapasitansi mengindikasikan adanya pemburukan
pada isolasi kertas isolasi. Khususnya untuk peralatan CVT, hanya
pengukuran kapasitas yang dilakukan.
Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan untuk
mengetahui nilai tan delta overall (secara umum). Tegangan uji yang
digunakan adalah antara 1 kV hingga 2 kV. Tegangan uji ini disesuaikan
dengan level isolasi terminal sisi netral HV.
17
Gambar 2.5 Pengukuran Tan Delta pada VT
Gambar 2.6 Pengukuran Tan Delta pada CVT
3. Tahanan Pentanahan
Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji
tahanan pentanahan. Besarnya nilai tahanan pentanahan mempengaruhi
keamanan personil terhadap bahaya tegangan sentuh.
18
4. Rasio
Pengukuran rasio bertujuan untuk membandingkan nilai rasio hasil
pengukuran dengan nilai pada nameplate. Pengukuran dilakukan dengan
menginjeksi tegangan AC 2 – 10 kV pada sisi primer dan dibandingkan
dengan output tegangan pada sisi sekunder. Pengujian ini hanya dilakukan
ketika pemasangan baru atau setelah relokasi.
Gambar 2.7 Pengukuran Rasio Trafo Tegangan
Kesalahan ke besaran tegangan karena perbedaan rasio name plate dengan
rasio sebenarnya dinyatakan dalam buku petunjuk pemeliharaan dan batasan
peralatan tenaga listrik transformator tegangan ( No.Dokumen:3-
22/HARLUR-PST/2009)
Kesalahan Arus % = ( )
Keterangan :
% = besar kesalahan yang diizinkan
19
Kn = Besar rasio pengenal
Vs = Tegangan sekunder
Vp = Tegangan primer
Dengan composite Error :
Ec = 100/Vp Ȍ 100/T ȯ ( Kn Vs –Vp)2
dt
Vs dan Vp merupakan nilai tegangan sesaat sisi primer dan sisi
sekunder.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu
Waktu pembuatan dan penelitian tugas akhir ini pada bulan Maret –
September 2020 sesuai dengan perencanaan waktu yang terdapat pada
jadwal penelitian.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Unit Layanan
Transmisi dan Gardu Induk (ULTG Maros) Gardu Induk Maros Desa
Salenrang Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.
B. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Dalam penelitian ini instrument penelitian yang dipakai adalah sebagai
berikut:
a. Alat Tulis
b. Alat ukur ( OMICRON CPC 100 )
c. Meger
d. Kertas
2. Bahan Penelitian
a. OMICRON CPC 100
21
OMICRON CPC 100 adalah alat ukur yang digunakan untuk
pengujian peralatan primer diperluhkan untuk keperluan operasional
dan penunjangan peralatan gardu induk ke hasil yang akurat .
b. Capacitive Voltage Transformer (CVT)
Capacitive Voltage Transformer (CVT) adalah komponen gardu induk
mengalami gangguan
c. Komputer Pegolah Data
Computer pengolah data adalah computer yang digunakan untuk
computer khusus yang digunakan untuk menginput data dan mengolah
data hasil pengujian dari gangguan.
C. Jenis Data dan Sumber Data Yang Diperlukan
Data-data diperoleh di PT. PLN (Persero) wilayah Sulselrabar Unit
Layanan Transmisi dan Gardu Induk Maros. Data-data yang diperlukan
antara lain diagram segaris sistem GI Maros, single line ULTG Maros, data
tangen Delta, dan rasio GI Maros Line Sisrap 2 Tahun 2017-2018-2019-2020
D. Metodologi Penelitian
Adapun motodologi penelitian ini adalah penelitian lapangan dimana
sebagian besar data diperoleh dari pengamatan langsung atau dengan
melakukan survei langsung dengan objek selama melakukan studi kasus
hingga penulisan laporan ini,antara lain adalah sebagai berikut:
22
1. Metode Pengambilan Data
a. Riset Perpustakaan
Motode ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengambil
data dari pengetahuan pustaka yang bersifat documenter dari
perusahaan maupun pustaka lainnya yang berkaitan dengan materi
laporan.
b. Riset Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati objek langsung yang
diteliti dengan observasi. Penulisan secara langsung mengadakan
pengamatan serta melakukan pengujian,mengukur serta mencatat
dan menghitung data-data yng berkaitan dengan objek yang diteliti
yang dihadapi pada waktu di lapangan sebagai bahan untuk
menyusun laporan ini.
2. Metode Analisis
Metode analisis yang dilakukan penelitian adalah metode analisis
pengukuran untuk mempelajari data-data hasil penelitian. Penulis
menggunakan beberapa rumus yang berkaitan dengan objek yang
diteliti sebagai bahan utama penysunan laporan ini.
a. Untuk analisis nilai eror pengujian rasio pada saat kondisi normal
=
….persamaan 3.1
23
Keterangan
= rasio
Vmax = tegangan masimal
Vp = tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
b. Besaran eror rasio
Vmax (v) =
….. persamaan 3.2
Keterangan
Vmax = tegangan maksimal (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
c. Konsep dasar untuk melakukan pengujian rasio dengan
menggunakan sebuah suplay tegangan 3 fasa dengan mengacu
pada rumus dasar rasio
=
=
….. persamaan 3.3
Keterangan
Np = belitan primer
Ns = belitan sekunder
24
Vp =tegangan primer
Vs = tegangan sekunder
Is = arus sekunder
Ip = arus primer
Atau jika dinyatakan dalam persen, % maka :
% eror Vs
x 100 ……Persamaan 3.4
d. Rumus Rugi – rugi transformator
= ac ..…Persamaan 3.5
= at .…Persamaan 3.6
Keterangan :
ac = faktor pembagi teganan kapasitor
1,0 jika pembagi kapasitor tidak ada
at = faktor transformasi transformator penegah
1,0 jika faktor penegah tidak ada
ap = faktor transformasi sistem pengukuran
e. Rumus rugi daya
∆Pt = 3I2
R …. Persamaa 3.7
Keterangan :
∆P = rugi rugi daya transmisi tiga fasa (watt)
25
I = arus (A)
R = resistansi masing – masing fasa ( ohm)
f. Rumus kesalahan rasio
Kesalahan Arus % =
…..Persamaan 3.8
Keterangan :
% = besar kesalahan yang diizinkan
Kn = Besar rasio pengenal
Vs = Arus sekunder
Vp = Arus primer
26
E. Flowchart Penelitian
TIDAK
YA
Menemukan Masalah
Mengidentifikasi Masalah
START
Hasil Evaluasi
Pengumpulan Data
- Rekapitulasi Beban Puncak
- Data Penyusutan Rasio CVT
- Data Resistansi Isolasi
Kelengkapan
data
Analisa Data
Diskusi
27
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian
Selesai
27
BAB IV
HASIL PENELITAN
A. PT. PLN (persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) Maros
Gambar 4.1 Kantor PT PLN (Persero) Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk (ULTG) Maros
PLN (persero) merupakan salah satu perusahaan Badan PLN (Persero)
merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak
di bidan kelistrikan.Tujuan utama PLN adalah memenuhi atau melayani
kebutuhan masyarakat, dalam hal penerangan. Karena listrik merupakan
kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia
PT.PLN (persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk Maros merupakan
salah satu unit dari PLN (persero) Unit Pelayanan Transmisi (UPT) SulSelRaBar
yang ruang lingkupnya berada pada pemeliharaan dan pengoperasian peralatan
pada Sistem Tansmisi dan Gardu Induk. ULTG Maros memiliki beberapa gardu
induk yaitu: GI Maros, GI Daya, GI Mandai, GI Pangkep, GI Bosowa, GI Tonasa
V, GI Tonasa III, dan GI Kima.
28
Untuk melaksanakan tugas tugasnya ULTG MAROS sistem di SulSel di
bagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian Teknik, bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi operasi sistem tenaga listrik yang dikelola oleh UPT Sistem
Sulawesi Selatan.
b. Bagian Penyaluran, bertanggung jawab terhadap sistem penyaluran dan
proteksi instalasi sistem.
c. Bagian SCADATEL, bertanggung jawab terhadap pengelolaan fasilitas
SCADA dan Telekomunikasi.
d. Bagian Transaksi Tenaga Listrik.
e. Bagian Administrasi, bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran
keuangan, inventarisasi aset, serta pengembangan SDM di lingkungan UPT
Sistem Sulawesi Selatan.
Untuk melaksanakan tugas teknis operasi dan pemeliharaan Transmisi
dan Gardu Induk Panakkukang ada di wilayah kerjanya, UPT Sistem Sul-Sel
didukung beberapa Unit Transmisi dan Gardu Induk (struktur organisasi Januari
2008), ULTG Sektor Maros , yang bertanggung jawab pada kegiatan operasi dan
pemeliharaan GI Maros, GI Daya, GI Mandai, GI Pangkep, GI Bosowa, GI
Tonasa V, GI Tonasa III, dan GI Kima
Tata letak yang terdapat pada PT.PLN (persero) Unit Layanan
Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) maros dapat di lihat pada gambar 4.2
29
Gambar 4.2 Peta letak lokasi PT.PLN ( persero ) Unit Layanan
Transmisi Dan Gardu Induk (ULTG) Maros
B. Gambaran gangguan Capacitive Voltage Transformer (CVT) Line Sidrap 2
Gardu Induk Maros
Penelitian ini dilaksanakan dengan melihat pentingnya peranan
Capacitive Voltage Transformer (CVT) sebagai sumber AC gardu induk. Agar
fungsi gardu induk sebagai penyaluran maka dan sebagai pembangi dan penurun
tegangan tiggi ke tegangan rendah, tegangan listrik dapat bekerja dengan baik
maka Capacitive Voltage Transformer (CVT) harus bekerja secara kontinu dalam
menyuplai peralata-peralatan gardu induk. Keandalan Capacitive Voltage
Transformer (CVT) adalah sebagai pembagi tegangan, dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah pada primer dan selanjutnya tegangan pada suatu kapasitor di
transformsikan menggunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar di peroleh
tegangan sekunder.
Kapasitas dari (CVT) sendiri dapat ditentukan dengan memperhatikan
30
faktor diversitas yaitu dengan melihat antara jumlah kebutuhan maksimum dari
setiap sistem dan kebutuhan seluruh sistem dalam hal ini CVT line sidrap 2
gardu induk Maros 150 kV dengan kapasitas daya yang terpasang 150/110 kV
yang mampu menyuplai kebutuhan gardu induk, maka CVT line sidrap 2
ditempatkan diluar gedung control (indoor) agar sirkulasi udara CVT dapat
berjalan dengan baik.
Capacitive Voltage Transformer (CVT) pada gardu induk yang biasanya
dipasang 2 atau lebih sistem suplay agar gardu induk tetap andal dalam
menjalankan fungsinya, untuk gardu induk maros 150 kV, selain disuplay dari
Capacitive Voltage Transformer (CVT) line sidrap 2 juga dapat disuplai dari line
sidrap 1. Jika Capacitive Voltage Transformer (CVT) line sidrap 2 dalam
keadaan gangguan atau sedang dalam masa pemeliharaan maka akan disuplai
melalui Capacitive Voltage Transformer (CVT) line sidrap 2 untuk menghindari
blackout atau lamanya pemadaman listrik sehingga dapat tersalurkan dan
mengindari banyaknya kerugian dalam gangguan.
31
Tabel 4.1 Rekapitulasi Beban Puncak Gardu Induk Maros (Agustus 2019)
Sebelum Terjadi Ledakan
NO PERALATAN BEBAN TERTINGGI SIANG BEBAN TERTINGGI MALAM KETERANGAN
TGL JAM KV Amp MW MVAR TGL JAM KV Amp MW MVAR
1 TRANSMISI a. Line Bolangi
12 09.30 153 115 26.3 13 13 18.00 155 88.1 17.7 12
b. Line Sungguminasa 12 09.30 153 105 20.3 11 13 18.00 155 73.6 12.1 10
c. Line PLTB Sidrap 1 12 09.30 153 145
-26.5 -13 13 18.00 155 116
-20.1 -12
d. Line PLTB Sidrap 2 12 09.30 153 142
-32.4 -16 13 18.00 155 116
-24.5 -15
2 TRAFO
Distribusi 30 MVA (150/20 KV ) 28 11.30 20.2 436 14.1 5.4 13 19.30 20.2 515 17.5 4.4
3 DISTRIBUSI a. Lempangan 11 26 28 12.9
b. Tambua 28 127 29 160
c. Bosowa 24 185 14 208
d. Turikale 28 254 28 272
e. Spare
f. Spare
32
Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan rekap beban puncak tertinggi pada
bulan agustus 2019 sebelum terjadinya ledakan CVT line sidrap 2 di phasa T
yang mengakibatkan pengalihan arus ke line sidrap 1. Data beban tertinggi siang
pada bulan tersebut yaitu daya aktif : 32,4 MW dan daya reaktif: -16 MVAR,
sedangkan pada malam hari yaitu daya aktif : 24,5 MW dan daya reaktif : -15
MVAR. Pada rekap beban puncak diatas menunjukkan kondisi transmisi line
sidrap 2 terjadi masalah karena ketika daya reaktif turun membuat tegangan yang
dihasilkan juga mengalami penurunan, tetapi yang terliat pada tabel 4.1 daya
aktif (MW) mengalami kenaikan tidak mengikuti daya reaktif (MVAR). Maka
dapat disimpulkan lebih awal bahwa terjadi gangguan pada line sidrap 2.
Dari data name plate, maka diperoleh spesifikasi Capacitive Voltage
Transformer (CVT) Gardu Induk Tello 150 kV adalah sebagai berikut :
C. Data Nameplate CVT line sidrap 2 Gardu Induk Maros
.Merk : TRENCH ITALIA
Dibuat di : ITALIA
Type : CPT/170/6.2
Insutaliap tipe : Minyak
Tegangan primer: : 1981150KV/V3A
Tegangan sekunder : 100/V3
33
Pasangan : Outdoor
Frekuensi : 50 Hz
Capacitas : 5000
Tegangan maksimal : 150/ √ kV / 110v
Tegangan sistem : 150 kV
S t a n d a r d : IEC 60044-5
Ternal Burden: : 750VA
D. Akibat – akibat yang timbul oleh gangguan
a. Ledakan pada Capatitor Voltage Transformer (CVT)
Ledakan pada Capatitor Voltage Transformer (CVT) menyebabkan
line sidrap 2 menjadi pemadaman sehingga arus tak sampai kepada trafo
gardu induk maros.
b. Black out
Black out padam total dalam keadaan hilangnya seluruh sumber tenaga
pada suatu sistem tenaga listrik.
c. Energi tak tersalurkan
Energi tak tersalurkan adalah jumlah energi yang tidak tersalurkan
pada saat terjadi gangguan.
34
d. Over load
Overload (beban lebih) terjadi ketika arus yang mengalir dalam suatu
sistem melebihi dari biasanya ( 50 % - 100 % lebih tinggi ). Overload tidak
terjadi secara tiba – tiba tetapi bertahap.
E. Rangkaian gangguan single line CVT ( Capacitive Voltaga Transformer) line
Sidrap 2 gardu induk maros
Pada studi penelitian ini. Objek yang di amati dimana peristiwa
feresonansi terjadi adalah peralatan Capacitive Votlage Transformer (CVT) pada
gambar 4.3 merupakan rangkaian gangguan single line pemodelan Capacitive
Votlage Transformer (CVT).
Gambar 4.3 Single line diangram CVT line sidrap 2 Gardu Induk Maros
35
F. Rangkaian Gangguan Akibat Implus Petir
Rangkaian pemodelan yang terjadi di CVT dengan parameter
gangguan inplus petir dapat dilihat pada gambar 4.4. Sumbrt tegangan yang
digunakan adalah tegangan bolak –balik (AC) rms line-line (VL-l-rms ) 500 kV,
50 Hz. Dikarenakan objek yang akan di teliti merupakan satu fasa, tegangan
line-netral (VL—netral ) adalah
VL-Npek =
√
VL – Nms =
√ = 288675 V
Tegangan puncak line-netral ( Vpeak line-netral ) dapat dihitung menjadi
VL-Nms = VL-Nms x √
VL – Nms = 286675 x √ = 408248 V
Gambar 4.4 Rangakaian pada CVT dengan parameter gangguan implus
Untuk kasus gangguan impuls petir digunakan model saluran transmisi
tipe pi yang memiliki komponen utama berupa komponen resistif, kapasitif, dan
36
induktif. Dipilih model saluran Lumped RLC-Pi 1 phase dengan parameter
sebagai berikut, panjang saluran diasumsikan 5 km, resistansi saluran
0,00001273 Ohm/m, induktansi saluran 0,0009337 mH/m, dan kapasitansi
saluran sebesar 0,01274 µF/m. Impuls petir pada simulasi ini dimodelkan dalam
bentuk sumber arus impuls yang diberikan pada saluran transmisi. Arus impuls
petir memiliki bentuk umum 1,2/50 µs dan amplitudo 10 kA
G. Pengukuran rasio pada CVT
Cara pengujian rasio CVT
1. Siapkan peralatan kerja yang akan digunakan (tool set dan alat uji Omicron
CPC 100
2. Lengkapi diri dengan peralatan K3 sebagai komponen keselamatan
a. Helm
b. Sarung tangan
c. Tangga / scaffolding
d. Grounding stick
e. Sepatu safety
f. Kacamata safety
g. Rantai pengaman
3. Pastikan bay yang akan diuji tidak terhubung ke sistem.
37
4. Batasi area bertegangan dan area pengujian yang tidak bertegangan
dengan rantai bertegangan.
5. Pastikan bahwa posisi alat uji berada pada tempat yang kering dan padat.
6. Pastikan pentanahan alat uji terhubung dengan baik.
7. Hubungkan alat uji dengan sumber tegangan 220 V.
Gambar 4.5 Omicron CPC 100
Keterangan:
1. I/O warning lights
38
2. Safety key lock
3. Binary Input
4. IAC/DC Input
5. Fuse 6.3 A T
6. AC output
7. Fuse 3.15 A
8. V1 AC input (300 VAC) / V2 AC input (3 VAC)
9. DC output
10. VDC input
11. Emergency stop button
12. Add test cards
13. Test
Test procedure overview
File operations
Options
14. Tombol menu
15. Tombol untuk start dan stop pengujian
16. Tab selector
17. Tombol navigasi
18. Keyboard
39
Gambar 4.6 Rangkaian Pengujian Rasio CVT
8. Pilih gambar pada kompone Add test card.
9. Pada card CVT ratio1, isi data berikut sesuai dengan nameplat CVT.
Gambar 4.7 Tampilan Layar Uji 1
V prim : Tegangan primer nominal (centang 1/√3 jika terdapat faktor
koreksi untuk tegangan primer)
V sec : Tegangan sekunder nominal (centang 1/√3 atau 1/3 untuk
faktor koreksi tegangan sekunder)
V test : Nilai tegangan pengujian pada sisi primer
f : Frekuensi (50 Hz)
Auto : Centang bila menginginkan pengujian otomatis terhenti bila
hasil uji telah didapatkan
40
10. Tekan tombol untuck memulai pengujian
11. Setelah pengujian selesai akan muncul hasil pada layar alat uji.
Gambar 4.8 Tampilan Layar Uji 2
V prim : Tegangan yang terukur pada sisi primer VT
V sec : Tegangan yang terukur pada sisi sekunder VT
° : Sudut fasa terhadap tegangan primer
Ratio : Perbandian rasio antara tegangan primer dan tegangan
sekunder
Polarity : OK jika nilai sudut fasa V sec – sudut fasa V prim •} 45°
NOTOK jika nilai sudut fasa V sec – sudut fasa V prim selain
di atas
12. Untuk menyimpan hasil alat uji, maka pilih pada tampilan alat uji
13. Ulangi pengujian di fasa lainnya
41
H. Hasil Penelitian PT.PLN (Persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk Maros
line Sidrap 2 gardu induk maros
Penelitian ini dilaksakan di gardu induk Maros 150kV/110 V selama 7
hari pada Capacitive Voltage Transformer (CVT) yang dilakukan pengecekan
dan pengujian rasio dan Tangen Delta untuk mengetahui lebih jelas penyebab
terjadinya ledakan pada Capacitive Voltage Transformer (CVT) line sidrap 2
Pengujian Rasio Capacitive Voltage Transformer (CVT)
Tabel 4.2 Pengujian Rasio Pada saat Kondisi Normal
Fasa R Fasa S Fasa T
Terminal 1a-1n 2a-2n 1a-1n 2a-2n 1a-1n 2a-2n
Tegangan
primer kV
142 142 145 145 153 153
Tegangan
sekunder V
(Sistem)
104.4 104.3 107.1 107.1 112.1 112.1
Tegangan
sekunder V
(Teori)
104.1
3
104.1
3
106.3
3
106.3
3 112.2 112.2
Error % 0.28 0.28 0.31 0.31 0.38 0.38
Tabel 4.3 Pengujian Rasio
Fasa R Fasa S Fasa T
Terminal 1a-1n 2a-2n 1a-1n 2a-2n 1a-1n 2a-2n
Tegangan primer
kV
150 150 150 150 150 150
Tegangan
sekunder V 105.85 105.9
115.6
3
115.6
5
113.8
5 113.86
Error % -3.77 -3.72 5.13 5.14 3.51 3.51
42
Dari tabel 4.3, didapatkan besaran error dari tegangan sekunder
pengujian dapat dilihat pada fasa R 1a-1n = -3.77 V 2a – 2n = -3.72V
memiliki hasil mines eror sedangkan pada hasi pengujian fasa S dan fasa T
positif . dimana hasil yang mines itu menunjukkan bahwa tegangan pada fasa
R dibawah 110V dan tegangan pada fasa S dan T di atas 110V, jadi nilai eror
dari perbandingn tegangan sekunder yaitu 110V. dapat di lihat pada buku
petunjuk batasan operasi dan pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga
listrik, ratio standard yang digunakan : IEEE Std.C57.13-1993 “ Standard
Requirements for Instrumens transformers”
Gangguan-gangguan yang terjadi menyebabkan kerugian dari pihak
PT. PLN (Persero) sebagai penyedia energi listrik. Akibat gangguan dari CVT
pemadaman yang terjadi akibat gangguan akan mengganggu kenyamanan
konsumen sebagai pemanfaat listrik. Tidak hanya itu, akibat gangguan juga
akan menyebabkan energi yang seharusnya tersalurkan dari transmisi JTM
sampai ke KWH dan menjadi pendapatan (income) bagi PT. PLN (Persero)
Unit Transmisi dan Gardu Induk Maros, harus terbuang sia-sia seiring
lamanya pemadaman. Apabila dari gangguan tersebut tidak diatasi dengan
cepat, maka kerugian yang ditanggung oleh PT. PLN (Persero) dann
konsumen pemanfaatan listrik akan semakin meningkat.
43
I. Analisi Data
Berdasarkan rekap data pengujian gangguan di wilayah kerja PT.PLN
(persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk maros. Dari data tersebut dapat kita
lihat faktor antara penyebab gangguan dan akibat gangguan yang nantinya bisa di
tentukan nilai penurunan rasio yang menyebabkan gangguan apa yang terjadi.
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwasanya didapatkan faktor penyebab
gangguan yang dilihat dari adanya bebab puncak yang tidak seimbang atau
berlebihan pada bulan Agustus sebelum terjadinya ledakan pada CVT penurunan
nilai rasio dan ratio pada kondisi normal t tegangan sekunder R,S, dan T yang
menjelaskan hubungan antara gangguan dan akibat gangguan.
a. Untuk analisis nilai error pada tabel 4.2 pengujian rasio pada saat
kondisi normal dengan menggunakan persamaan 3.1
=
1. Fasa R
=
= 0.28 v
2. Fasa S
44
=
= 0.31 v
3. Fasa T
=
= 0.38
b. Dari tabel 4.3 perhitungan, didapatkan besaran eror dari tegangan sekunder
pengujian dapat dilihat pada fasa R 1a-1n = -3.77 dan 2a – 2n= -3.72
memiliki hasil mines error sedangkan pada hasi pengujian fasa S dan fasa T
positif . dimana hasil yang mines itu menunjukkan bahwa tegangan pada fasa
R dibawah 110V dan tegangan pada fasa S dan T di atas 110V, jadi nilai error
dari perbandingn tegangan sekunder yaitu 110v.dinama untuk membuktikan
hasil analisis menggunakan persamaan 3.2
Vmax (v) =
a. Fasa R ( 1a-1n) =
= -3.77 v
b. Fasa R (2a-2n) =
= -3,72 v
45
c. Fasa S (1a-1n) =
= 5.13 v
d. Fasa S (2a-2n) =
= 5.14 v
e. Fasa T (1a-1n) =
= 3.15 v
f. Fasa T (2a-2n) =
= 3.51 v
c. Konsep dasar untuk melakukan pengujian rasio dengan menggunakan sebuah
suplay tegangan 3 fasa dengan mengacu pada rumus rasio, yaitu dengan
persamaan 3.2
Untuk tegangan sekunder
Pada fasa R (Vr) = 105.85 V
Pada fasa S (Vs) = 115.65 V
Pada fasa T ( Vt) = 113.83 V
Atau jika dinyatakan dalam persen, maka
%
100 %
46
Untuk fasa R (Vr) =
100 %
= - 3.561 %
Untuk fasa S (Vs) =
= 4.427 %
Untuk fasa T (Vt) =
= 2.7667 %
d. Kesalahan trafo tegangan
Trafo tegangan biasanya dibebani oleh tegangan impedansi yang
terdiri dari relai-relai proteksi, peralatan meter dan kawat (penghubung dari
terminasi PT ke instrumen proteksi maupun meter). Kesalahan pengukuran
CVT berdasarkan IEC-186 adalah sebagai berikut persamaan 3.3
Dimanan
= perbandingan rasio
= √ ⁄
√ ⁄⁄
= tegangan premier actual (volt)
= 150 kv
= tegangan sekunder actual (volt)
47
= 105.85 v
=
√ ⁄
= 7,071
Jika kesalahan trafo tegangan ( ) positif, maka tegangan sekunder lebih
besar dari nilai tegangan nominal pengenalnya. Jumlah lilitan yang kecil pada
pembebanan rendah dan negatif pada pembebanan besar. Selain kesalahan rasio
juga terdapat kesalahan akibat pergeseran fasa. Kesalahan ini bernilai positif jika
tegangan sekunder mendahului tegangan primer.
Untuk pemakaian proteksi, akurasi pengukuran tegangan menjadi penting
selama gangguan. Berdasarkan IEC 60044-5 kelas tandar akurasi dan pergeseran
fasa CVT untuk fungsi pengukuran dan proteksi seperti pada tabel 4.4 berikut
Tabel 4.4 Batasan Kesalahan Tegangan dan Penyimpanan fasa untuk CVT
Pengukuran
Accuracy class Percentage voltage (ratio)
error
Phase displacement
minutes centiradians
0.2
0.5
0.2
0.5
10
20
0.3
0.6
48
1.0
3.0
1.0
3.0
40
Not specified
1.2
Not specified
Catatan :
1. beban masukan dari jembatan kompensasi sangat rendah
2. faktor daya dari beban pengenal harus sesuai 9, 8, 2
3. untuk CVT yang memiliki 2 belitan sekunder atau lebih, salah satu
gulungan hanya dimuat kadang-kadang untuk jangka waktu singkat
atau hanya digunakan sebagai belitan tegangan sisa, lempengan
pada gulungan lainnya mungkin terlantar.
J. Analisis Tindakan
Pemeliharan pada komponen jaringan transmisi hendaknya dilakukan
dengan cara inpeksi jaringan dan pemeliharaan secara berkala atau menyeluruh
untuk meminimalis gangguan dan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh
pemakaian peralatan yang tidak sesuai dengan kapasitas dan kemampuan
peralatan terhadap tegangan lebih atau usia pemakaian.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dari hasil penelitian dan
pengujian, maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor penyebab gangguan Capacitive Voltage Transformer. Ledakan pada
line sidrap 2 fasa R dimana kesalahan pada nilai rasio dari kondisi normal
mengalami penurun pada fasa R 1a-1n = -3.77 V dan 2a-2n = - 3.72 yang
memiliki hasil negative, nilai error pada perbandingan tegangan sekunder
yaitu 110 V. dapat di lihat pada buku petunjuk batasan operasi dan
pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik, ratio standard yang
digunakan : IEEE Std.C57.13-1993 “ Standard Requirements for Instrumens
transformers”
2. Cara menanggulangi ledakan Capacitive Voltage Transformer yaitu dengan
mengalihkan aliran arus dari line sidrap 2 ke line sidrap 1 sehingga arus listrik
dapat mengalir ke distribusi selama perbaikan.
50
B. Saran
Berdasarkan pengujian yang di lakutan terhadap gangguan Capacitive
Voltage Transformer (CVT), di ketahui penyebab gangguan yang memiliki
akibat yang paling besar di lihat dari segi blackout dan energi yang tak
tersalurkan yaitu, penurunan rasio dari kondisi normal, ledakan CVT,
shortcircuit maka selanjutkan akan dianalisis tindakannya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi blackout dan energi tak tersalurkan di wilayah
kerja PT.PLN (Persero) Unit Transmisi dan Gardu Induk Maros.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk minimalisir akibat gangguan
yaitu melakukan mengecekan dan melakukan penggantin komponen yang
rusak, ada pada gardu induk untuk dalam megatasi pemadaman agibat
gangguan dan menguragi kerugian pada PT.PLN (persero) ULTG Maros dan
memperhatikan keselamat kerja dalam wilayah Gardu Induk.
51
DAFTAR PUSTAKA
IEC 60422 “Mineral insulating oils in electrical equipment supervision and
maintenance guidance
IEC 60599 tahun 1999 “Mineral oil-impragnated electrical equipment in service-
Guide to interpretation of Dissolved and free gas analysis”
IEEE Std C57.13-1993 “Standard Requirements for Instrument Transformers”.Paper
IEEE, “A Tool for Realibity and Safety: Predict and Prevent Equipment failures with
Thermography” , Copyright mareial IEEE Paper No. PCIC-97-06
KEPDIR, Tim Review. 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan : Transformator Tenaga.
Jakarta : PT. PLN (Persero).
Mappeare, Andi. 2015. Menjaga Keseimbangan Trafo Tegangan. [Online].
PT. PLN Persero. 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Transformator Tegangan
Dokumen nomor: PDM/PGI/03:2014. Jakarta
SPLN T3.003-2: 2011, “Pedoman Pemilihan Transformator Tegangan (PT) untuk
Tegangan Tinggi 66 kV”, Standar PT PLN (Persero)
SPLN T3.003-3: 2011, “Pedoman Pemilihan Transformator Tegangan
Kapasitif(CVT) untuk Tegangan Tinggi dan Tegangan Ekstra Tinggi”,
Standar PT PLN (Persero)
52
A. SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN
53
B. SINGEL LINE GARDU INDUK MAROS
54
C. CATATAN GANGGUAN DAN MANUVER
55
D. DOKUMEN HASIL TRAFO TEGANGAN / CVT
56
E. LAMPIRAN DOKUMENTASI
57