Skripsi Akhlaqul Addiniah W (135110200111058)repository.ub.ac.id/252/1/AKHLAQUL ADDINIAH W...
Transcript of Skripsi Akhlaqul Addiniah W (135110200111058)repository.ub.ac.id/252/1/AKHLAQUL ADDINIAH W...
PARTIKEL AKHIR (SHUUJOSHI) KA DAN YO SEBAGAI PENUNJUK EMOSI DALAM ANIME OWARI NO SERAPH
SEASON 1 EPISODE 1-5
SKRIPSI
OLEH : AKHLAQUL ADDINIAH W
NIM 135110200111058
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
PARTIKEL AKHIR (SHUUJOSHI) KA DAN YO SEBAGAI PENUNJUK EMOSI DALAM ANIME OWARI NO SERAPH SEASON 1
EPISODE 1-5
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Brawijaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
OLEH : AKHLAQUL ADDINIAH WAHYUDI
135110200111058
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
v
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puja dan puji hanya milik Allah semata. Puji syukur atas kehadirat Allah,
atas segala petunjuk, rahmad, dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi dengan
judul Partikel Akhir (Shuujoshi) Ka Dan Yo Sebagai Penunjuk Emosi Dalam
Anime Owari No Seraph Season 1 Episode 1-5 dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
diharapkan tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Oleh
karena, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Efrizal, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dan selalu sabar membimbing, mengarahkan, memberi motivasi
selama proses hingga selesainya skripsi ini.
2. Bapak Agus Budi Cahyono, M.Lt selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan evaluasi, saran, dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Ibunda Diana Rachmawati, S.Pd dan Ayahanda Anang Wahyudi tercinta serta
adik-adikku, M. Hamzah Fathoni dan M. Fazhuqi Robbi yang selalu
memberikab dukungan, semangat, serta doa untuk penulis dalam
menyelesaikan studi dan skripsi ini.
4. Sahabat-sahabat terbaikku di Program Studi Sastra Jepang Angkatan 2013
yaitu, Nur Asiah Ayu Tri Jaya, Gendis Mega Mustikayani, Triandini Pertiwi,
dan Annisa Pratiwi. Serta sahabatku Francisca Nadya Benita yang selalu setia
membantu dan memberikan motivasi pada penulis.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Segenap upaya dilakukan untuk kesempurnaan skripsi ini, namun penulis
menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun dapat dijadikan sebagi masukan
dalam penyempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memberi petunjuk kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini
vi
dapat diselesaikan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membaca dan peneliti berikutnya.
Malang, 20 Juni 2017
Penulis
viii
ABSTRAK Wahyudi, Akhlaqul Addiniah. 2017. Partikel Akhir (Shuujoshi) Ka dan Yo Sebagai Penunjuk Emosi Dalam Anime Owari No Seraph Season 1 Episode 1-5. Program Studi Sastra Jepang Universitas Brawijaya. Pembimbing: Efrizal Kata Kunci: Anime, Makna Emotif, Sintaksis, Pragmatik, Shuujoshi.
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menunjukkan makna emotif. Dalam bahasa Jepang, makna emotif dapat ditunjukkan dengan penggunaan partikel (joshi) salah satunya adalah partikel akhir atau Shuujoshi. Shuujoshi selain digunakan sebagai kata bantu untuk menjelaskan suatu arti juga dapat digunakan sebagai penunjuk emotif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna emotif apa sajakah yang terkandung dalam partikel shuujoshi ka dan yo serta untuk mengetahui penggunaan partikel shuujoshi ka dan yo sebagai penunjuk emosi positif, emosi negatif dan emosi netral dalam Anime Owari No Seraph Season 1 Episode 1-5. Shuujoshi merupakan salah satu unsur gramatikal dalam bahasa Jepang, sehingga kajian Sintaksis perlu dimasukkan. Sedangkan kajian Pragmatik digunakan untuk analisis terhadap partikel Shuujoshi karena mengandung konteks atau situasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan makna emotif yang terkandung dalam shuujoshi ka dan yo yang terdapat pada Anime Owari No Seraph Season 1 Episode 1-5. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 24 kalimat yang terdapat shuujoshi ka dan yo sebagai penunjuk emosi, baik emosi positif, emosi negatif, maupun emosi netral. Makna emotif yang terkandung dalam kalimat-kalimat tersebut adalah, kemarahan, kegembiraan, kesedihan, rasa cinta, keterkejutan, kekaguman, kekesalan, kejengkelan, penuh semangat, dan rasa penuh percaya diri. Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya meneliti secara lebih mendalam tentang partikel shuujoshi selain shuujoshi ka dan yo. Serta menggunakan sumber data yang berbeda berupa manga, novel atau yang lainnya.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v ABSTRAK (BAHASA JEPANG) ................................................................ vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................. ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 7 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 1.5 Definisi Istilah Kunci ......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sintaksis ............................................................................................. 9 2.2 Pragmatik ........................................................................................... 11 2.3 Makna Emotif (Afektif) ..................................................................... 12 2.4 Emosi ................................................................................................. 14 2.5 Partikel (Joshi) ................................................................................... 16 2.6 Partikel Akhir (Shuujoshi) ................................................................. 19 2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 29 3.2 Sumber Data ....................................................................................... 30 3.3 Pengumpulan Data ............................................................................. 31 3.4 Teknik Analisis Data .......................................................................... 32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Temuan .............................................................................................. 33 4.2 Hasil Pembahasan .............................................................................. 33
4.2.1 Shuujoshi Ka ( ) ....................................................................... 34 4.2.1 Shuujoshi Yo ( ) ....................................................................... 49
BAB V PENUTUPAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 65
x
5.2 Saran .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67 LAMPIRAN ................................................................................................... 69
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 4.1 Data Hasil Penelitian ................................................................................. 33
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Curriculum Vitae ........................................................................................ 69
xiii
DAFTAR TRANSLITERASI
a i u e o ka ki ku ke ko sa shi su se so ta chi tsu te to na ni nu ne no ha hi fu he ho ma mi mu me mo ya yu yo ra ri ru re ro wa n o ga gi gu ge go za ji zu ze zo da ji zu de do ba bi bu be bo pa pi pu pe po
kya kyu kyo sha shu sho cha chu cho nya nyu nyo hya hyu hyo mya myu myo rya ryu ryo gya gyu gyo ja ju jo ja ju jo bya byu byo pya pyu pyo
menggandakan konsonan berikutnya, seperti pp / tt / kk / ss.
Contohnya (Kitto) ( n Partikel ha (baca wa) Partikel a penanda bunyi panjang. Contohnya (Jaa) i penanda bunyi panjang. Contohnya (Sabishii) u (baca o) penanda bunyi panjang. Contohnya (Ryokou)
e penanda bunyi panjang. Contohnya (Ureeru) penanda bunyi panjang pada penulisan bahasa asing (selain bahasa Jepang)
dengan huruf katakana. Contohnya (Konpyuuta)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah untuk penelitian ini.
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tentu manusia tidak akan bisa terlepas dari
bahasa. Hal ini karena bahasa memiliki fungsi utama sebagai sarana komunikasi antar
sesama manusia, dengan adanya bahasa maka manusia dapat menjalin korelasi
hubungan yang lebih baik. Selain sebagai wahana komunikasi, bahasa juga memiliki
peranan untuk mengekspresikan emosi dan untuk menggunakan emosi itu seperti
mempengaruhi orang lain.
Saat manusia berinteraksi satu sama lain, maka tak jarang mereka juga
mengekspresikan perasaan mereka, baik melalui gerakan, ucapan langsung maupun
ekspresi wajah. Perasaan yang timbul itulah disebut dengan emosi. Emosi di dalam
ilmu linguistik merupakan salah satu aspek yang dibahas di dalam ilmu semantik dan
dikenal dengan nama makna emotif atau disebut juga dengan nama makna afektif.
Makna emotif menurut Sipley (dalam Mansoer Pateda, 2001:101) adalah makna yang
timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara terhadap sesuatu yang
dipikirkan atau dirasakan. Sedangkan menurut seorang ahli psikologi Prancis, R.
2
memiliki nilai emotif: andaikata apa yang saya katakan tidak cocok untuk saya, maka
saya tidak akan mengatakannya. Di samping itu tiap bahasa bermaksud untuk
mengomunikasikan sesuatu. Jika seseorang memang benar-benar tidak mempunyai
sesuatu untuk dikatakan maka dia tidak akan mengatakan apa-
Terkadang apa yang diucapkan orang lain pada kita seringkali menimbulkan
suatu reaksi perasaan atau emosi, bisa reaksi positif atau reaksi negatif. Contohnya
, kata tersebut tentu
meninggalkan perasaan yang tidak enak bagi pendengar. Mungkin jika hanya
menyebut anjing, semua orang akan mengetahui bahwa hewan tersebut berkaki empat
yang mendapat julukan sahabat manusia. Namun, jika kata tersebut diucapkan pada
seseorang, maka akan menimbulkan reaksi yang tidak enak bagi pendengar. Dengan
mengandung makna emosi dan dikategorikan dalam bahasa
umpatan. Emosi sendiri menurut beberapa ahli membaginya menjadi beberapa
kategori, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Namun, ada pula yang menambahkan
emosi netral, dimana emosi tersebut tidak bisa dikategorikan ke dalam emosi positif
maupun emosi negatif.
Di dalam bahasa, makna emotif dapat diekspresikan melalui berbagai macam
cara. Salah satu penunjuk emosi dalam bahasa Jepang adalah melalui partikel atau
joshi. Joshi merupakan sebuah kata yang digunakan untuk memperjelas suatu kalimat
atau yang lebih dikenal dengan partikel. Seringkali joshi digunakan di dalam setiap
kalimat, baik dalam kalimat tulis maupun dalam percakapan. Hal ini juga telah
disampaikan oleh Ochs dan Schieffeline di dalam buku Suzuki (2006:3) bahwa
3
terdapat berbagai macam cara dalam mengekspresikan emosi, yaitu dengan
penggunaan kata ganti, kala atau aspek, partikel atau imbuhan, intonasi, urutan kata,
dan lain-lain. Dalam hal ini maka partikel dapat dikategorikan menjadi penunjuk
ekspresi emosi manusia.
Partikel akhir (shujoshi) merupakan salah satu partikel bahasa Jepang yang
sering didengarkan dalam bahasa lisan atau percakapan. Hal ini karena bahasa lisan
lebih terkesan fleksibel sehingga apabila digunakan dalam percakapan, suasana
perasaan yang timbul di antara penutur lebih bisa untuk dikaji secara mendalam
seperti fungsi dari shujoshi itu sendiri yakni sebagai penyampai suasana emosi.
Partikel akhir dalam bahasa Jepang terdiri dari, wa, ka, na, kashira, sa, yo, kana, ne,
no, ze, zo, dan lain-lain. Shuujoshi dapat digunakan sebagai penunjuk makna emotif
baik seperti, kesenangan, kecemasan, kekhawatiran, kemarahan, kegembiraan,
keterkejutan, dan lain sebagainya. Namun, dalam penelitian ini hanya akan
difokuskan pada partikel shuujoshi ka dan yo karena menurut peneliti shuujoshi
tersebut mengandung banyak penunjuk makna emotif. Seperti shuujoshi yo yang
dapat menunjukkan makna emotif kemarahan, kekhawatiran dan kegembiraan.
Sedangkan shuujoshi ka dapat menunjukkan emotif terkejut, heran, kesulitan,
kekecewaan dan keraguan. Untuk sumber data yang digunakan berasal dari Anime
yang berjudul Owari No Seraph (Seraph of The End) Season 1 episode 1-5 yang
dirilis pada tahun 2015. Anime ini dipilih karena banyaknya partikel shuujoshi ka dan
yo yang menunjukkan makna emotif dari para tokoh.
4
Berikut adalah salah satu contoh makna emotif dari shuujoshi yo yang
mengekspresikan perasaan kemarahan dari anime Owari No Seraph Season 1 episode
1 adalah sebagai berikut:
Contoh 1:
: Yuu : Ayamarou! Ayamaruyo! Yuu : Minta maaf! Ayo minta maaf!
:
Mika : Ano gomennasai. Kare sugoi baka de atama ga warukutte, dakara ano... yurushiatte kudasai.
Mika : Aaa maaf. Dia memang sangat bodoh, jadi tolong maafkan saja. :
Yuu : Yamero Mika! Yuu : Hentikan Mika! (ONS1 Epi.1/05.28) Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Yuu terlihat mengungkapkan kemarahannya pada prajurit vampir yang
kala itu secara sengaja menginjak tangan anak kecil yang sedang asik menggambar
hingga menyebabkan anak kecil itu menangis. Namun, sang prajurit vampir tidak
memberikan reaksi apapun dan tetap melenggang pergi. Tidak suka melihat kejadian
itu maka Yuu berlari ke arah prajurit vampir dan memintanya untuk meminta maaf
dengan intonasi nada tinggi yang menunjukkan kemarahan Yuu. Sedangkan Mika,
salah seorang sahabat Yuu yang sudah dianggapnya seperti keluarga mencoba
menenangkan prajurit vampir itu karena si prajurit hendak menjatuhkan Yuu ke
bawah jembatan. Namun, Yuu malah membentak Mika, dia merasa apa yang
5
dilakukannya adalah hal yang benar dan Yuu sama sekali tidak takut pada prajurit
vampir tersebut. Oleh karena itu, partikel yo yang digunakan dalam kalimat tersebut
menunjukkan makna emotif kemarahan. Kemarahan merupakan salah satu bentuk
emosi negatif. Hal ini karena apa yang dirasakan oleh Yuu membuat tindakannya
menjadi diluar kontrol, bahkan Yuu sampai harus membentak Mika yang tak lain
adalah sahabatnya sendiri.
Dengan demikian maka, partikel shuujoshi yo dalam adegan ini dapat
digunakan sebagai penunjuk emosi negatif yang menampilkan ekspresi emosi
kemarahan.
Contoh 2:
: Yuu : Umae, kizoku shiri ai na no ka? Yuu : Kau, apa hari ini akan menemui bangsawan?
: Ferid
Mika : Monko aru? Ferid-sama chi wo tekyo shitara nandemo kurerunda. Oishii -chan mo nanika hoshi mono?
Mika : Kau keberatan? Sebagai pengganti darahku, Tuan Ferid akan memberikan -chan apa kau juga ingin
sesuatu? :
Yuu : Ne yo. Yuu : Tidak
(ONS 1 Epi.1/07.12)
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini, Yuu bertanya pada Mika mengenai rencana Mika
yang ingin mengunjungi bangsawan vampir bernama Ferid untuk memberikan
6
darahnya. Raut wajah Yuu nampak penasaran akan jawaban Mika, dia juga merasa
kecewa karena Mika seringkali memberikan darahnya pada Ferid. Dalam pertanyaan
itu, Yuu berharap jika Mika membatalkan pertemuannya dengan Ferid. Namun yang
terjadi malah sebaliknya, dengan raut wajah senang Mika mengatakan jika dia bisa
memperoleh apa saja dan makan makanan enak dengan memberikan darahnya. Yuu
yang tidak suka dengan tindakan Mika segera melampiaskan kekesalannya memukul
kepala Mika dan berjalan menjauh tanpa mempedulikan sahabatnya itu. Dengan
demikian, selain digunakan dalam kalimat tanya partikel ka juga dapat digunakan
untuk menunjukkan makna emotif keraguan dan kekecewaan. Rasa kekecewaan
merupakan bagian dari emosi negatif. Hal ini karena Yuu merasa tidak rela akan
keputusan Mika memberikan darahnya pada Ferid, sehingga Yuu sampai harus
memukul Mika untuk melampiaskan rasa kecewanya. Sedangkan emotif keraguan
merupakan bagian dari emosi netral karena perasaan ini tidak dapat dimasukkan ke
dalam emosi positif maupun emosi negatif.
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi ka dalam adegan ini dapat
digunakan sebagai penunjuk emosi negatif yang menampilkan emosi kecewa
sekaligus emosi netral yaitu keheranan.
Dari contoh di atas maka, penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai shuujoshi ka dan yo yang terdapat dalam Anime Owari No Seraph Season 1
Epi. 1-5 serta mengkaji makna emotif yang terkandung di dalamnya.
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar berlakang tersebut, adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apa sajakah makna emotif yang terkandung pada partikel shuujoshi ka dan
yo dalam Anime Owari No Seraph Season 1 Epi. 1-5?
2. Bagaimana penggunaan partikel shuujoshi ka dan yo sebagai penunjuk emosi
positif, emosi negatif, dan emosi netral dalam Anime Owari No Seraph
Season 1 Epi. 1-5?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
seperti yang telah dijabarkan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui makna emotif apa saja yang terkandung dalam partikel
shuujoshi ka dan yo dalam Anime Owari No Seraph Season 1 Epi. 1-5.
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan partikel shuujoshi ka dan yo
sebagai penunjuk emosi positif, emosi negatif dan emosi netral dalam Anime
Owari No Seraph Season 1 Epi. 1-5.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
penggunaan partikel shuujoshi ka dan yo serta emosi perasaan yang ditimbulkan dari
8
shuujoshi tersebut. Sedangkan manfaat lainnya dalam bidang linguistik bahasa
Jepang adalah sebagai referensi pembelajaran terutama dalam bidang pragmatik.
1.5 Definisi Istilah Kunci
Di dalam penelitian ini akan terdapat beberapa definisi istilah kunci yang akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Anime :
2. Makna Emotif :
3. Pragmatik :
4. Joshi :
5. Shuujoshi :
sebutan untuk animasi yang berasal dari Jepang. Animasi ini
berbeda dengan animasi yang berasal dari negara lain atau
Amerika, karena animasi Jepang masih menggunakan gambar
2D (2 Dimensi) sedangkan animasi dari negara lain sudah
menggunakan gambar 3D (3 Dimensi) sehingga gambar yang
dihasilkan pun terlihat lebih nyata dan hampir menyerupai
manusia yang sebenarnya.
makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap
pembicara terhadap sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan.
ilmu yang mempelajari tentang bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan melihat situasi (konteks) di dalamnya.
kelas kata yang digunakan setelah suatu kata untuk
menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain
dan untuk menambah arti kata tersebut supaya lebih jelas.
partikel yang digunakan pada akhir kalimat.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi kajian pustaka yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti,
sintaksis, pragmatik, makna afektif atau makna emotif, partikel (joshi), partikel akhir
(shuujoshi), dan penelitian terdahulu.
2.1 Sintaksis
Sintaksis sebagai cabang ilmu bahasa yang cukup tua telah digunakan untuk
menyelidiki bahasa-bahasa di Benua Asia dan benua lainnya. Ilmu bahasa ini
digunakan untuk menyelidiki struktur kalimat dan kaidah penyusunan kalimat. Oleh
karena itu, sintaksis dapat disebut juga dengan ilmu tata kalimat.
Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, syntaxis yang berarti susunan atau
tersusun secara bersama. Dalam hal ini, sintaksis berusaha menjelaskan hubungan
fungsional antara unsur-unsur dalam satuan sintaksis yang tersusun bersama dalam
wujud frasa, klausa, kalimat dan wacana.
Menurut Kridalaksana dalam Khairah (2014: 9) sintaksis adalah subsistem
tata bahasa mencakup kata dan satuan-satuan yang lebih besar dari kata serta
hubungan antara satuan itu. Sedangkan Chaer dalam Khairah (2014: 9) mengatakan
bahwa sintaksis adalah subsistem kebahasaan yang membicarakan penataan dan
pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar. Hal itu disebut
dengan satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa, kalimat dan wacana. Lalu menurut
10
Ahmad dalam Khairah (2014: 9) berpendapat bahwa sintaksis mempersoalkan
hubungan antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar, membentuk suatu
konstruksi yang disebut kalimat.
Berkaitan dengan hubungan dalam satuan sintaksis, menurut Kridalaksana
dalam Khairah (2014: 14) ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal ini disebut
dengan alat-alat sintaksis. Alat-alat sintaksis meliputi:
1. Urutan Kata
Urutan kata adalah letak atau posisi kata antara yang satu dengan kata yang
lain dalam suatu konstruksi sintaksis. Dalam bahasa Indonesia urutan kata ini tampak
sangat penting karena jika terjadi perbedaan urutan kata maka dapat menimbulkan
perubahan makna.
2. Bentuk Kata
Dalam kajian semantik terdapat prinsip umum bahwa apabila bentuk berbeda,
maka makna juga akan berbeda meskipun perbedaannya sedikit. Prinsip ini dalam
sintaksis juga berlaku. Contohnya
yang semula menjadi sasaran berubah menjadi pelaku, sedangkan kakek yang semula
pelaku menjadi sasaran.
3. Intonasi
Alat sintaksis yang ketiga di dalam bahasa ragam tulis tidak dapat
digambarkan secara akurat dan teliti, yang mengakibatkan seringnya timbul
kesalahpahaman adalah intonasi. Intonasi berkaitan dengan penggunaan bahasa pada
11
ragam lisan. Dalam bahasa Indonesia intonasi termasuk aspek penting karena makna
suatu satuan bahasa sangat bergantung pada pola intonasi. Menurut Chaer dalam
Khairah (2014: 15) mengatakan bahwa perbedaan modus kalimat dalam bahasa
Indonesia tampaknya lebih ditentukan oleh intonasinya daripada unsur segmentalnya.
Partikel Akhir (shuujoshi) merupakan salah satu unsur struktur gramatikal
dalam bahasa Jepang, sehingga kajian Sintaksis perlu untuk dimasukkan.
2.2. Pragmatik
Pragmatik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari
bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam situasi tertentu. Menurut Morris,
Crystal, serta Hartmann dan Stork dalam Nadar (2013: 02) mengatakan bahwa
semantik, pragmatik, dan sintaksis merupakan cabang dari semiotika dimana ilmu
semiotika membahas ilmu mengenai tanda. Semiotika dibagi menjadi tiga cabang
kajian. Cabang yang pertama adalah sintaksis yang mengkaji hubungan formal antara
tanda-tanda, cabang yang kedua adalah semantik yang mengkaji hubungan tanda
dengan objek yang diacunya, lalu cabang yang ketiga adalah pragmatik yang
mengkaji hubungan tanda dengan pengguna bahasa.
Menurut Kasher dalam Ida Bagus (2014: 01) mendefinisikan pragmatik
sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa digunakan dan bagaimana bahasa
tersebut diintegrasikan ke dalam konteks. Sedangkan menurut Levinson dalam Ida
Bagus (2014: 01) mengatakan bahwa terdapat dua pengertian pragmatik yang
dikaitkan dengan konteks. Pengertian pertama, pragmatik merupakan kajian ilmu
12
hubungan antara bahasa dan konteks yang digramatikalisasikan dan dikodekan dalam
struktur bahasa. Sedangkan pengertian kedua, pragmatik adalah kajian ilmu
kemampuan pengguna bahasa untuk menyesuaikan kalimat dengan konteks sehingga
kalimat itu patut atau tepat untuk diujarkan.
Dari kedua definisi tersebut maka konteks berkaitan erat dengan pragmatik.
Tanpa adanya konteks, analisis pragmatik tidak bisa berlangsung. Menurut pakar ahli
lain, yaitu Parker dalam Ida Bagus (2014:01) juga mendefinisikan pragmatik sebagai
cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Parker juga
secara tegas membedakan pragmatik dengan studi tata bahasa yang dianggapnya
sebagai studi seluk beluk bahasa secara internal. Menurut Leech dalam Ida Bagus
(2014: 03) mengatakan bahwa pragmatik memiliki hubungan yang erat dengan situasi,
penutur, dan unsur lainnya.
Dengan demikian maka pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang
bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan melihat situasi (konteks) di
dalamnya. Maka, dalam penelitian ini kajian pragmatik digunakan untuk
menganalisis situasi yang terjadi di dalam sumber data yang dipilih.
2.3 Makna Emotif (Afektif)
Makna emotif atau yang sering disebut juga makna afektif merupakan makna
yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau
kalimat. Oleh karena makna emotif berhubungan dengan reaksi pendengar atau
13
pembaca dalam dimensi rasa, maka makna emotif berhubungan pula dengan gaya
bahasa.
C
pondok buruk mengandung makna emotif yang berarti merendahkan diri. Dalam
makna emotif terlihat adanya reaksi yang berhubungan dengan perasaan pendengar
atau pembaca setelah mendengar atau membaca sesuatu. Namun jika seseorang
pasti kita akan bereaksi kepada orang yang mengatakannya.
Hal ini terjadi karena kata anjing mengandung makna yang berhubungan atau
mengakibatkan perasaan tersinggung. Dengan kata lain, kata anjing memiliki makna
yang berkaitan dengan nilai rasa yaitu penghinaan.
dengan mengatakan,
ni terjadi karena kata pandai dan alim menyinggung
perasaan. Itu sebabnya rekasi yang timbul berhubungan dengan perasaan.
Menurut Djajasudarma (2013:13) juga berpendapat bahwa makna emotif
merupakan makna yang melibatkan perasaan pembaca dan pendengar, penulis dan
pembaca ke arah yang positif. Makna emotif dapat dibedakan berdasarkan media
yang digunakan yaitu lisan atau tulisan, serta menurut bidang yang menjadi isinya.
Jadi makna emotif berhubungan dengan perasaan yang timbul setelah
seseorang mendengar atau membaca (cf. Leech, I, 1976:33). Dalam penelitian ini
partikel akhir kalimat (shuujoshi) mengandung berbagai macam makna emotif di
dalamnya.
14
2.4 Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa Prancis emotion, dari kata emouvoir yang
berarti kegembiraan. Selain itu emosi juga berasal dari bahasa Latin emovere yang
movere Emosi merupakan reaksi terhadap
suatu rangsangan dari luar dan dalam diri individu, contohnya emosi gembira dapat
mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat
tertawa, sedangkan emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Menurut Darwin (dalam Matsumoto dan Ekman, 2007) menyatakan bahwa
pada prinsipnya guratan ekspresi emosi adalah tindakan yang bersifat tingkah laku
lengkap, dan kombinasi dengan tanggapan jasmani lain yaitu suara, postur, gesture,
pergerakan otot, dan tanggapan fisiologis lainnya. Misalnya, guratan ekspresi emosi
yang ditujukan oleh raut wajah seseorang adalah bagian dari emosi.
Menurut Prezz dalam Syukur (2011) emosi merupakan reaksi tubuh saat
menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi berkaitan erat dengan
aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi yang
dialaminya. Reaksi manusia terhadap hadirnya emosi, baik disadari maupun tidak
memiliki dampak yang dapat bersifat membangun atau merusak. Dengan demikian
emosi tidak hanya reaksi terhadap kondisi diri sendiri maupun luar diri, namun juga
upaya ke arah pembentukan diri menuju hidup yang transendental (spiritual).
Sedangkan Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu
perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis, psikologis dan kecederungan
untuk bertindak.
15
Emosi manusia terbagi menjadi dua ketegori, yaitu emosi positif dan emosi
negatif. Emosi positif menurut Watson (dalam Compton, 2005) menunjukkan bahwa
emosi positif identik dengan ekspresi-ekspresi emosi yang menyenangkan serta
menunjukkan fulfilling of life yakni
Contoh emosi positif adalah tenang, santai, rileks, gembira, lucu, haru dan senang.
Sementara itu, emosi negatif menurut Goleman (2002) mengatakan bahwa suatu
perasaan individu yang dirasakan kurang menyenangkan. Perasaan yang berlebihan
dapat membuat individu bertindak dengan sangat tidak rasional atau diluar kontrol.
Emosi negatif terdiri dari, sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi,
marah, dendam dan lain-lain. Daniel Goleman (2002:411) mengemukakan beberapa
macam emosi menjadi delapan, yaitu:
1. Amarah: bentuk emosi ini meliputi beringas, mengamuk, benci, jengkel,
terganggu, tersinggung, dan kesal hati.
2. Kesedihan: bentuk emosi ini meliputi pedih, sedih, muram, melankolis,
mengasihi diri, kesepian, depresi, dan putus asa.
3. Rasa Takut: bentuk emosi ini meliputi, cemas, gugup, khawatir, was-was,
perasaan takut sekali, waspada, panik, tidak tenang dan ngeri.
4. Kenikmatan: bentuk emosi ini meliputi, bahagia, gembira, riang, puas, senang,
terhibur, dan bangga.
5. Cinta: bentuk emosi ini meliputi, penerimaan, persahabatan, kepercayaan,
kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan.
6. Terkejut: bentuk emosi ini meliputi, terkesiap, terpana, terpesona, dan terkejut.
16
7. Jengkel: bentuk emosi ini meliputi, hina, jijik, muak, mual, dan tidak suka.
8. Malu: bentuk emosi ini meliputi, rasa bersalah, malu hati, dan kesal.
Selain emosi positif dan emosi negatif tersebut juga terdapat emosi netral,
dimana emosi ini tidak jelas kedudukannya karena tidak dapat dikategorikan menjadi
emosi positif maupun emosi negatif. Contoh emosi netral adalah terkejut, kagum,
heran, dan tertarik.
Dalam penelitian ini emosi positif, emosi negatif, dan emosi netral
ditunjukkan dengan adanya penggunaan partikel akhir kalimat (shuujoshi) yang
berperan sebagai penunjuk emosi.
2.5 Partikel (Joshi)
Di dalam struktur gramatika bahasa Jepang terdapat pembagian kelas kata
yang disebut dengan Hinshi Bunrui. Hinshi adalah jenis kata atau kelas kata,
sedangkan Bunrui adalah penggolongan, klasifikasi, kategori dan pembagian.
Sehingga Hinsi Bunrui adalah klasifikasi kata berdasarkan karakteristiknya secara
gramatikal. Klasifikasi kelas kata tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu Jiritsugo
dan Fuzokugo.
Jiritsugo merupakan kelompok kelas kata yang bisa berdiri sendiri dan
membentuk sebuah kalimat. Namun terdapat juga kelas kata yang membentuk
kalimat tanpa bantuan kata lain dan dapat dimengerti. Sedangkan fuzokugo adalah
kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain untuk
17
pembentukan sebuah kalimat. Kelas kata yang termasuk dalam Fuzokugo adalah
Joshi ( ) dan Jodoushi ( ).
Istilah Joshi memiliki dua huruf kanji yaitu kanji jo ( ) yang jika dibaca
dengan cara baca Jepang (kun-yomi) adalah tasukaru artinya membantu, sedangkan
kanji kedua adalah shi ( ) yang berarti kata, perkataan atau bahasa. Dari kedua kanji
tersebut maka didapatkan pengertian joshi adalah kata bantu.
Joshi adalah kelas kata yang digunakan setelah suatu kata untuk menunjukkan
hubungan antara kata tersebut dengan kata lain dan untuk menambah arti kata
tersebut supaya lebih jelas. Kelas kata joshi tidak mengalami perubahan bentuknya
(Hirai, 1982:161). Joshi sama dengan jodooshi keduanya termasuk dalam fuzukugo,
namun kelas kata jodooshi dapat mengalami perubahan sedangkan joshi tidak dapat
mengalami perubahan.
Joshi tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bunsetsu, apalagi
sebagai satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah digunakan
setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk
sebuah bunsetsu atau sebuah bun. Kelas kata yang dapat disisipi joshi adalah meishi,
i-keiyooshi, na-keiyooshi, joshi, dan sebagainya. Menurut Hirai (1982:161)
berdasarkan fungsinya, joshi dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1. Kakujoshi ( )
Joshi yang termasuk kakujoshi pada umumnya dipakai setelah nomina untuk
menunjukkkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi yang
18
termasuk kelompok ini adalah ga ( ), no ( ), o ( ), ni ( ), e ( ), to ( ),
yori ( ), kara ( ), de ( ), dan ya ( ).
2. Setsuzokujoshi ( )
Joshi yang termasuk Setsuzokujoshi dipakai setelah yoogen (dooshi, i-keiyooshi,
na-keiyooshi) atau setelah jodooshi untuk melanjutkan kata-kata yang ada
sebelumnya terhadap kata-kata yang ada pada bagian berikutnya. Joshi yang
termasuk kelompok ini adalah ba ( ), ga ( ), kara ( ), keredo ( )
keredomo ( ), nagara ( ), node ( ), noni ( ), shi ( ), tari
( ), te ( ), temo ( ) dan to ( ).
3. Fukujoshi ( )
Joshi yang termasuk Fukujoshi digunakan setelah berbagai macam kata. Seperti
kelas kata fukushi, fukujoshi berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya. Joshi
yang termasuk kelompok ini adalah wa ( ), mo ( ), koso ( ), sae ( ),
demo ( ), shika ( ), made ( ), bakari ( ), dake ( ), hodo (
), kurai ( ), gurai ( ), nado ( ), nari ( ), yara ( ), ka
( ), dan zutsu ( ).
4. Shuujoshi ( )
Shuujoshi ( )merupakan partikel yang digunakan di akhir kalimat. Partikel
ini berfungsi untuk menyatakan ekpresi pembicara, larangan, pertanyaan atau
keragu-raguan, harapan atau permintaan, penegasan, perintah, dan sebagainya.
19
Fungsi ini juga dimiliki oleh kelas kata interjeksi, sehingga ada yang menyebut
dengan istilah kandooshi. Partikel yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah
kana ( ), ze ( ), -kke ( ), ka ( ), kashira ( ), na ( ), naa ( ),
zo ( ), tomo ( ), yo ( ), ne ( ), wa ( ), no ( ), dan sa ( ).
2.6 Partikel Akhir / Shuujoshi ( )
Berikut adalah partikel yang termasuk dalam partikel akhir atau shuujoshi
menurut Naoko Chino (2008:120) dan Sudjianto (2014:65).
1. Partikel ne / nee ( / )
Partikel ne ( ) dipakai untuk menyatakan ketegasan pikiran atau pendapat
pembicara. Partikel ini juga menunjukkan keadaan perasaan pembicara seperti rasa
kagum, rasa senang, rasa terkejut, memberikan pujian dan sebagainya. Selain itu
partikel ne juga digunakan untuk menunjukkan kepastian yang diucapkan dengan
nada tanya.
Contoh:
Toba ko no keshiki wa subarashii desu ne. Pemandangan Danau Toba bagus sekali ya!
Kono keitai denwaki ha totemo takai desu ne. Telepon genggam ini mahal sekali ya!
(T. Chandra, 2009: 143)
20
2. Partikel ka ( )
Partikel ka jika diletakkan pada akhir kalimat akan menjadi kalimat tanya yang
. Partikel ka juga dapat digunakan untuk menunjukkan adanya
kejadian yang membuat pembicara terkejut, menyatakan rasa sulit, rasa susah, rasa
kecewa, rasa keragu-raguan bahkan menunjukkan perasaan puas. Selain itu, partikel
ka juga digunakan untuk menunjukkan kemarahan atau celaan dengan tambahan kata
janai ( ), lalu digunakan pula untuk perasaan heran atau diluar dugaan yang
disertai dengan kata darou ( ).
Contoh:
Aa, mata ame ka? Aa, hujan lagi ya?
(Sudjianto, 2014: 71-72)
Anna hito ha shidousha ni nareru darou ka. Orang yang seperti itu mana mungkin bisa menjadi pemimpin.
(T. Chandra, 2009: 92)
3. Partikel yo ( )
Partikel yo biasa digunakan dalam bahasa lisan yang bisa digunakan untuk
mengajak. Partikel ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan emosi
antara lain, untuk menyatakan ketegasan, memastikan, pemberitahuan, atau
peringatan kepada lawan bicara. Selain itu, partikel yo juga dapat digunakan dengan
nada mengkritik untuk menunjukkan omelan atau menghina dan perasaan keberatan.
21
Contoh:
Yakusoku wo wasureru na yo! Jangan lupa janjinya ya!
Osoku natta kara, hayaku kaerou yo. Karena sudah larut, ayo cepat pulang!
(T. Chandra, 2009: 147)
4. Partikel wa ( )
Partikel wa
ini seringkali digunakan oleh wanita untuk melembutkan atau memperhalus bahasa
yang diucapkan. Fungsi partikel ini untuk menunjukkan perasaan pembicara seperti
kekaguman, haru, terkejut, pikiran dan pendapat, kemauan atau keinginan pembicara
dan menyerah.
Contoh:
Watashi mo minna to issho ni ikimasu wa Aku juga akan pergi bersama kalian.
Kono shishuu ha migoto desu wa. Sulaman ini bagus sekali ya!
(T. Chandra, 2009: 151)
5. Partikel kashira ( )
Partikel kashira adalah partikel yang biasanya digunakan oleh wanita untuk
bertanya secara halus. Partikel kashira digunakan untuk menunjukkan perasaan
22
ketidakpastian atau keragu-raguan terhadap sesuatu dan bertanya kepada diri sendiri.
Selain itu, partikel kashira juga menunjukkan harapan dan permohonan yang tak
langsung.
Contoh:
Sukoshi okane o kashite itadakenai kashira? Apakah kamu dapat meminjamkanku sedikit uang?
Kare ha byouki na no kashira. Apa dia sakit ya?
(T. Chandra, 2009: 154)
6. Partikel na / naa ( / )
Partikel na / naa adalah partikel yang digunakan untuk melarang seseorang
untuk menunjukkan suatu perasaan sendiri dengan tegas. Sedangkan partikel na yang
diucapkan dengan nada panjang seperti naa, menyatakan keadaan perasaan
pembicara seperti rasa senang, rasa kagum, rasa aneh, dan rasa kecewa.
Contoh:
Minna to isshouni ikereba, nanto ureshii naa.. Alangkah senangnya jika saya bisa pergi bersama kalian.
Kyou ha yoi tenki da na. Hari ini cuaca baik ya!
(T.Chandra, 2009: 146)
23
7. Partikel sa ( )
Partikel sa biasa digunakan oleh kaum lelaki. Partikel ini digunakan untuk
menyatakan ketegasan atau keputusan pembicara dalam suatu pernyataan, serta
menunjukkan jawaban kritis terhadap sesuatu. Selain itu, apabila partikel sa
diletakkan di tengah-tengah kalimat maka menunjukkan penekanan dan untuk
menarik perhatian lawan bicara.
Contoh:
Dakara sa, kare wa kitto sansei shinai sa. Karena itu, dia pasti tidak akan setuju.
Sore ha kimi no machigai sa. Itu adalah kesalahanmu lho.
(T. Chandra, 2009: 152)
8. Partikel no ( )
Partikel no apabila diletakkan di akhir kalimat maka menjadi partikel shuujoshi.
Partikel ini digunakan untuk menyatakan keputusan atau ketegasan pembicara,
menunjukkan sebuah pertanyaan, menunjukkan perasaan mengerti dan memaklumi
alasannya, serta untuk memberi perintah secara bernada keras khususnya terhadap
anak-anak atau orang yang lebih rendah kedudukannya. Selain itu partikel no yang
diucapkan oleh wanita berfungsi untuk memperhalus pernyataan yang diucapkan.
Contoh:
Anata ha damatte ireba ii no.
24
Sebaiknya kau diam saja.
(Naoko Chino, 2008: 61)
Aa, sou datta no. Oh, jadi begitu ya.
(T. Chandra, 2009: 21)
9. Partikel kana ( )
Sama halnya seperti partikel kashira ( ), partikel kana ( ) digunakan
untuk menanyakan sesuatu serta menunjukkan suatu perasaan keragu-raguan atau
ketidakpastian akan sesuatu hal dan bertanya pada diri sendiri. Perbedaan antara
partikel kashira dan partikel kana adalah partikel ini digunakan oleh kaum pria.
Contoh:
Kare wa tasukete kureru kana Dia bisa menolongku tidak ya
(T. Chandra, 2009: 153)
10. Partikel ze ( )
Penggunaan partikel ze dapat menunjukkan maskulinitas pemakaiannya. Pada
umumnya partikel ini digunakan oleh pria. Partikel ze digunakan pada akhir kalimat
yang menunjukkan adanya unsur mengajak. Partikel ini juga digunakan untuk
menyatakan ketegasan pembicara, keinginan pembicara, mengeraskan nada ucapan
25
serta mengambil perhatian lawan bicara. Partikel ze biasanya digunakan di antara
teman sebaya untuk menunjukkan keakraban dan tidak digunakan pada orang yang
lebih tua atau lebih tinggi jabatannya. Namun partikel ze lebih banyak digunakan oleh
orang yang lebih tua atau lebih tinggi jabatannya pada orang dengan status sosial
yang lebih rendah dari si pembicara tersebut.
Contoh:
Sa, ima kara dekakeru ze! Nah, kita pergi sekarang!
Dame da ze. Ame ga hidoku futterun da ze. Janganlah! Sedang turun hujan lebat.
(T. Chandra, 2009: 150)
11. Partikel zo ( )
Sama seperti partikel ze, partikel zo juga digunakan di akhir kalimat untuk
menunjukkan maskulinitas pemakainya. Partikel ini biasa digunakan oleh pria untuk
menunjukkan keakraban antar teman sebaya atau lebih rendah kedudukannya dan
tidak digunakan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi jabatannya. Partikel zo
juga dapat digunakan untuk menekankan ungkapan yang digunakan untuk menarik
perhatian lawan bicara atau mengeraskan nada bicara, menyatakan perintah atau
dukungan, menunjukkan suatu perintah atau ancaman. Selain itu, partikel zo dapat
digunakan saat berbicara pada diri sendiri untuk menyatakan ketetapan hati
pembicara atau menunjukkan perasaan sendiri terhadap sesuatu.
26
Contoh:
Kondo ha makenai zo! Kali ini tidak akan kalah!
Sa, sore de ii zo. Nah, dengan itu cukuplah sudah.
(T. Chandra, 2009: 149)
12. Partikel kke ( )
Partikel kke digunakan untuk menunjukkan pertanyaan apabila ada informasi
yang diceritakan dengan lawan bicara yang pembicaranya mencoba untuk
mengingatkan, serta untuk menunjukkan bahwa pembicara mengingat-ingat sesuatu
yang telah berlalu.
Contoh:
Anata no ie ha doko datta-kke? Dimana rumahmu sekarang?
(Chino, 2008: 130)
13. Partikel tomo ( )
Partikel tomo jika diletakkan pada akhir kalimat, maka partikel ini masuk ke
dalam shuujoshi. Partikel ini dapat menunjukkan suatu perasaan kepastian akan suatu
hal.
Contoh:
27
Tabako o sueba, karada ni warui tomo. Kalau menghisap rokok, tidak baik untuk kesehatan.
Ikimasu tomo. Tentu saja pergi.
(T. Chandra, 2009: 142)
Namun, dalam penelitian kali hanya akan memfokuskan pada partikel
shuujoshi ka ( ) dan yo ( ).
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah penelitian milik Andarini Hanif Adlianti dari Universitas Brawijaya (2016)
Shuujosi Sebagai Pemarkah Emotif Dalam Drama
Detective Conan Kudo Shinichi E No Chousenjou Episode 1-
meneliti tentang makna emotif yang digunakan dari seluruh partikel akhir (shuujoshi)
dengan sumber data berupa drama Detective Conan Kudo Shinichi E No Chousenjou
mulai dari episode 1-5 menggunakan kajian Pragmatik. Pada penelitian kali ini
penulis memfokuskannya pada 2 partikel akhir (shuujoshi) yaitu, ka ( ) dan yo ( )
dengan menggunakan teori kajian pragmatik dan makna emotif. Selain itu, sumber
data yang akan digunakan berupa anime berjudul Owari No Seraph Season 1 mulai
dari episode 1-5.
Penelitian selanjutnya yang penulis gunakan sebagai acuan dalam penelitian
ini adalah penelitian milik Nazaya Zulaikha pada tahun 2013 Analisis
28
Partikel Pemarkah Emotif Bahasa Jepang Satu Kajian Pragmatik . Penelitian tersebut
meneliti tentang makna emotif yang digunakan dari seluruh partikel dalam bahasa
Jepang dengan sumber data berupa komik Gals karya Mihona Fuji mulai dari jilid 1-3
menggunakan kajian Pragmatik, serta emosi yang diteliti hanya emosi negatif saja.
Pada penelitian kali ini hanya difokuskan untuk partikel akhir (shuujoshi) ka dan yo,
dengan menggunakan teori kajian pragmatik dan makna emotif. Selain itu perbedaan
selanjutnya terletak pada sumber data yang penulis pilih berupa anime dan tidak
hanya meneliti tentang emosi negatif melainkan juga meneliti emosi positif juga
emosi netral.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan membahas tentang metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: jenis penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis
penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaan,
fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan dan
menyuguhkan apa adanya. Penelitian deskriptif kualitatif menafsirkan dan
menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, sikap serta
pandangan yang terjadi di dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih,
pengaruh terhadap suatu kondisi dan lain-lain. Penulis sengaja memilih metode ini
karena dalam metode ini penggunaan analisisnya lebih menonjolkan pada segi
proses dan makna sehingga, penulis dapat menganalisis, mengembangkan teori
serta memastikan kebenaran data yang dikumpulkan dengan cara menyimak dan
menonton sumber data yaitu film Owari No Seraph (Seraph of The End) Season 1
episode 1-5. Setelah itu, data yang dikumpulkan akan diproses ulang sesuai dengan
teori yang dipilih lalu menuliskannya dalam bentuk paragraf.
30
3.2 Sumber Data
Owari no Seraph ( / Seraph of The End), adalah sebuah
serial manga Jepang yang ditulis oleh Takaya Kagami dengan ilustrasi oleh Yamato
Yamamoto. Serial manga ini diterbitkan oleh Shueisha di majalah Jump SQ. Anime
ini merupakan di adaptasi dari manga yang juga berjudul Owari no Seraph.
Pembuatan anime ini mulai diumumkan pada 28 Agustus 2014. Bagian pertama
anime tayang perdana di Jepang sejak 4 April 2015 hingga 20 Juni 2015. Bagian
kedua anime mulai tayang sejak 10 Oktober 2015, dengan total semuanya 24
episode.
Owari no Seraph menceritakan tentang akhir dunia manusia yang mulai
dikuasai oleh para Vampir, dimana Vampir memperbudak manusia untuk dijadikan
sebagai hewan ternak yang diambil darahnya. Hal inilah yang membuat Hyakuya
Yuichiro, seorang manusia yang merupakan tokoh utama dalam anime ini
melakukan perlawanan pada para vampir, sekaligus membalaskan dendam atas
kematian keluarganya yang dibunuh oleh vampir.
Dalam versi manga, Owari no Seraph telah diserialisasi oleh Shueisha di
majalah manga Shonen Jump SQ sejak 3 September 2012. Pada 7 Oktober 2013,
Viz Media mengumumkan bahwa mereka akan melisensi penerbitan manga ini di
Amerika Utara. Sebuah voice comic (vomic) juga diproduksi dan diterbitkan oleh
Shueisha pada 1 Februari 2013.
Sedangkan dalam versi novelnya, Seraph of the End: Guren Ichinose:
Catastrophe at Sixteen adalah sebuah cerita prekuel yang berfokus pada Guren
Ichinose sebagai tokoh utama, dalam novel ini menjelaskan rangkaian kejadian
31
yang terjadi 9 tahun sebelum cerita pada manga. Novel ringan ini ditulis oleh
Takaya Kagami dengan ilustrasi oleh Yamato Yamamoto, terdiri dari 5 volume dan
telah diserialisasi oleh Kodansha sejak Januari 2013. Pada 15 Februari 2015,
Vertical mengumumkan akan merilis novel ringan ini untuk kawasan Amerika
Utara pada bulan Januari 2016.
Pembuatan anime ini juga melibatkan penulis asli manga, Takaya Kagami,
sebagai pengawas naskah cerita hingga episode terakhir. Serial ini tayang perdana
di Jepang pada stasiun Tokyo MX, MBS, TV Aichi, dan BS11. NBC Universal
Entertainment Japan merilis bagian pertama anime ini di Jepang dalam format Blu-
ray dan DVD pada 24 Juni 2015. Pada 31 Maret 2015, diumumkan bahwa
Funimation akan melisensi penayangan serial anime ini di kawasan Amerika Utara.
Hiroyuki Sawano memproduksi dan menyusun musik dalam anime ini, termasuk
lagu tema pembuka serta penutup pada bagian pertama anime, yang berjudul "X.U."
dan "scaPEGoat", bersama dengan Takafumi Wada, Asami Tachibana, dan
Megumi Shiraishi. Kedua lagu tema ini dirilis di Jepang dalam bentuk CD pada 20
Mei 2015.
3.3 Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data, penulis akan menggunakan cara-cara sebagai
berikut:
1. Menonton dan menyimak objek penelitian yaitu, film Owari No Seraph
(Seraph of The End) Season 1 episode 1-5
32
2. Menandai dengan cara menghentikan pemutaran film, lalu mencatat waktu saat
percakapan itu dilakukan.
3. Mendengarkan dengan saksama percakapan tersebut.
4. Mencatat percakapan tersebut, apabila masih kurang maka akan dilakukan
pemutaran ulang untuk mendapatkan hasil yang tepat.
5. Menerjemahkan data yang dikumpulkan ke dalam bahasa Indonesia.
6. Mengklasifikasikan data sesuai dengan kajian pustaka, dalam hal ini
pengelompokan shuujoshi ka dan yo berdasarkan jenis emosi yang digunakan.
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk mendukung penelitian yang penulis lakukan, maka akan dilakukan
seperti berikut:
1. Melakukan pengkodean dengan data temuan untuk memudahkan menemukan
kembali data yang dicari. Misalnya ONS 1 Eps. 1/02.30, maka temuan data
tersebut berada di episode 1 pada menit ke 02.30.
2. Menerjemahkan percakapan dalam sumber data tersebut yang terdapat
shuujoshi ka dan yo yang digunakan sebagai penunjuk emosi.
3. Menuliskannya kembali temuan data ke dalam bentuk paragraf.
4. Mengambil kesimpulan akhir dari penelitian ini.
33
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan
tentang partikel akhir (shuujoshi) ka dan yo sebagai penunjuk emosi di dalam anime
Owari No Seraph Season 1 episode 1 sampai 5.
4.1 Temuan
Dari hasil penelitian ini ditemukan 24 data, yaitu 12 data tentang partikel
shuujoshi ka dan 12 data tentang partikel shuujoshi yo sebagai penunjuk emosi. Emosi
tersebut terdiri dari emosi positif, emosi negatif, dan emosi netral. Adapun rincian data
tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Temuan Emosi Pada Partikel Shuujoshi Ka dan YoShuujoshi ka ( ) Shuujoshi yo ( )
Emosi Positif 1 5 Emosi Negatif 7 6 Emosi Netral 6 1 Total 14 12
Jumlah emosi pada partikel Shuujoshi ka ( ) sebanyak 14. Hal ini karena pada
ke-12 data shuujoshi ka terdapat 2 data yang menunjukkan 2 emosi berbeda, yaitu
emosi positif dan emosi netral. Sedangkan pada partikel shuujoshi yo sejumlah 12 data
penunjuk emosi.
34
4.2 Hasil Pembahasan
Dalam hasil pembahasan ini akan menjawab rumusan masalah mengenai
makna emotif yang terkandung dalam partikel shuujoshi ka dan yo serta
penggunaannya sebagai penunjuk emosi positif, emosi negatif, dan emosi netral.
Berikut adalah hasil pembahasan:
4.2.1 Shuujoshi ka ( )
Data 1:
Ferid :KonnichiwaSelamat siang
Yuu :Aitsu, kizoku ka?Orang itu, apa seorang bangsawan?
Mika : Ferid-Ferid-sama.Tuan Ferid.
Ferid : Mika-Yo, Mika-kun nani shite tandai?Hai, Mika apa yang kau lakukan?
(ONS 1 Epi.1/05.59)
Analisis:
Dari dialog tersebut dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan
adalah shuujoshi ka ( ). Dalam adegan ini, Ferid sang bangsawan vampir datang
setelah mendengar keributan yang terjadi antara Yuu dan salah satu prajurit vampir.
Yuu yang tidak mengetahui siapa Ferid hanya bisa mengamati dengan raut wajah heran
35
sambil bertanya pada dirinya sendiri, bahkan dalam pertanyaan itu Yuu juga menebak-
nebak apakah Ferid benar seorang bangsawan yang menyebabkan timbulnya keraguan.
Sedangkan Mika yang memang sudah mengenal Ferid segera berlari menemui vampir
itu. Dalam pertanyaan tersebut, partikel ka digunakan untuk menunjukkan rasa heran
serta keragu-raguan. Selain itu, partikel ka juga dapat digunakan untuk bertanya pada
diri sendiri. Dengan demikian, partikel shuujoshi ka juga dapat digunakan untuk
menunjukkan makna emotif heran dan keraguan. Rasa heran dan keraguan tersebut
merupakan bagian dari emosi netral.
Data 2:
Yuu :
Sara ni, jisatsu shimatta. Wakaru ka? arnya datang kemari karena hampir
Mika : Hee sore ni taihen da ne. demo kyo kara ha bokura ga kimi no kazoku da.
adalah keluargamu.
(ONS 1 Epi. 1/08.43)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dialog tersebut menceritakan tentang alasan Yuu dibawa ke panti asuhan
36
Hyakuya karena dia hampir saja dibunuh oleh ayahnya. Masa lalu Yuu bisa dikatakan
pahit mengingat dia dianggap sebagai anak iblis oleh kedua orangtuanya sendiri.
Bahkan sang ibu berakhir bunuh diri karena merasa bersalah sudah melahirkan Yuu.
Kejadian tersebut membuat Yuu terpukul, dia tidak percaya dengan kata-kata keluarga.
Namun Mika yang mendengar semua cerita Yuu tidak mempermasalahkan hal itu,
sebaliknya Mika adalah orang pertama yang memberi semangat dan menerima Yuu
sebagai keluarga barunya. Berbeda dengan Mika, anak panti asuhan yang
mendengarkan cerita Yuu menunjukkan ekspresi terkejut seakan tak percaya jika
orangtua kandung dapat melakukan tindakan tersebut pada anak kandungnya sendiri.
Oleh karena itu, selain dapat digunakan sebagai kalimat tanya partikel ka juga dapat
digunakan untuk menunjukkan suatu kejadian yang membuat pembicara maupun
lawan bicara terkejut. Namun dalam kasus ini, cerita Yuu membuat lawan bicara
(pendengar) menjadi terkejut.
Dengan demikian, maka makna emotif yang terkandung dalam partikel
shuujoshi ka adalah emotif kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan. Sehingga
penggunaan shuujoshi ka tidak hanya terbatas sebagai kalimat tanya namun juga dapat
mengekspresikan rasa sedih, marah dan kecewa. Ketiga emosi tersebut dikategorikan
sebagai emosi negatif. Hal ini karena apa yang sudah dialami oleh Yuu membuat
perasaannya menjadi sedih, bercampur marah dan kecewa. Yuu tak menyangka jika
akan diperlakukan demikian oleh orangtua yang seharusnya menjadi pelindung. Ketiga
emosi itu juga nampak ketika Yuu bercerita dengan nada geram sambil menahan
emosinya.
37
Data 3:
Yuu : Omae, kizoku shiri ai na no ka?Kau, apa hari ini akan menemui bangsawan?
Mika : Ferid
Monko aru? Ferid-sama chi wo tekyo shitara nandemo kurerunda. Oishii -chan mo nanika hoshi mono?
Kau keberatan? Sebagai pengganti darahku, Tuan Ferid akan memberikan -chan apa kau juga
ingin sesuatu? Yuu :
Ne yo.Tidak.
(ONS 1 Epi.1/07.12)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini, Yuu bertanya pada Mika mengenai rencana Mika yang
ingin mengunjungi bangsawan vampir bernama Ferid untuk memberikan darahnya.
Raut wajah Yuu nampak penasaran akan jawaban Mika, dia juga merasa kecewa karena
Mika seringkali memberikan darahnya pada Ferid. Dalam pertanyaan itu, Yuu berharap
jika Mika membatalkan pertemuannya dengan Ferid. Namun yang terjadi malah
sebaliknya, dengan raut wajah senang Mika mengatakan jika dia bisa memperoleh apa
saja dan makan makanan enak dengan memberikan darahnya. Yuu yang tidak suka
dengan tindakan Mika segera melampiaskan kekesalannya memukul kepala Mika dan
berjalan menjauh tanpa mempedulikan sahabatnya itu.
38
Dengan demikian, selain digunakan dalam kalimat tanya partikel ka juga dapat
digunakan untuk menunjukkan makna emotif keraguan dan kekecewaan. Rasa
kekecewaan merupakan bagian dari emosi negatif. Hal ini karena Yuu merasa tidak
rela akan keputusan Mika memberikan darahnya pada Ferid, sehingga Yuu sampai
harus memukul Mika untuk melampiaskan rasa kecewanya. Sedangkan emotif
keraguan merupakan bagian dari emosi netral karena perasaan ini tidak dapat
dimasukkan ke dalam emosi positif maupun emosi negatif. Sehingga partikel shuujoshi
ka dalam adegan ini dapat digunakan sebagai penunjuk emosi negatif yang
menampilkan emosi kecewa sekaligus emosi netral yaitu keraguan.
Data 4:
Prajurit 1: Uh.. Kuso. Yohareru Yonchi ka?Sial! Monster Penunggang Kuda Level 4 John?
Prajurit 2: Hyakuya Hyakuya ni kouhe, Konna tokoro de nani shitteru? Hayaku nigero!Prajurit Hyakuya. Apa yang kau lakukan di sini? Cepat lari!
Yuu :
Hah? Nigeru? Dare ni ittenda? Ore ha kyuketsuki ni fukushu suru tame
tousunda yo. Hah? Lari? Kau pikir sedang bicara dengan siapa? Aku berlatih demi membalaskan dendamku pada vampir. Karena itakan kukalahkan.
(ONS1 Epi.2/01.45)
Analisis:
39
Dari dialog tersebut dapat dilihat jika partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan tersebut menceritakan bahwa dua orang prajurit militer
tengah berhadapan dengan monster raksasa. Mereka terkejut dengan kemunculan
monster itu secara tiba-tiba. Belum lagi monster itu memiliki kekuatan yang tinggi.
Uh.. Kuso. Yohareru
Yonchi ka? yang diakhiri dengan partikel shuujoshi ka. Selain itu tampak pula rasa
sulit Uh.. Kuso kuso
diartikan sebagai umpatan yang artinya sial. Di saat kedua prajurit itu tengah melawan
monster, Yuu yang saat itu berada di lokasi kejadian ingin ikut membantu, namun
kedua prajurit menyuruh Yuu untuk tidak ikut campur dan menyuruhnya untuk lari
Hyakuya ni kouhe, Konna tokoro de nani shitteru? Hayaku nigero!
Kalimat tersebut juga menunjukkan betapa kuatnya monster tersebut sampai tidak
membiarkan Yuu yang notabene masih anak baru untuk ikut mengalahkan si monster.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi ka ini selain digunakan sebagai
kalimat tanya juga dapat menunjukkan makna emotif, yaitu makna emotif terkejut dan
makna emotif rasa sulit. Sehingga partikel shuujoshi ka tidak hanya digunakan untuk
bertanya namun juga dapat digunakan sebagi penunjuk emosi negatif berupa rasa sulit
dan emosi netral berupa rasa terkejut.
Data 5:
Yuu : Iitai dou natteru? Ningen ha koronda jane yo?
40
Katakan ada apa ini? Bukankah harusnya manusia sudah musnah? Guren :
Ningen ga koronda? Sore ha kyuuketsuki tomo ni kiitano ka? Manusia musnah? Apa itu yang dikatakan para vampir padamu?
(ONS1. Epi. 02/06.02)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Yuu yang berhasil keluar dari
dunia vampir melihat manusia untuk pertama kali di dunia asalnya yang sudah hancur.
Yuu tampak terkejut melihat keberadaan Guren dan teman-temannya, karena para
vampir bercerita jika mereka telah menghabisi seluruh umat manusia. Guren yang
melihat rasa keterkejutan Yuu merasa heran padahal manusia masih hidup dan mereka
berusaha bertahan hidup dengan melawan monster dan vampir. Rasa heran Guren
Ningen ga koronda? Sore ha kyuuketsuki tomo ni kiitano
ka? .
Dengan demikian maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
keheranan. Sehingga shuujoshi ka dalam kalimat tersebut tidak hanya digunakan
sebagai kalimat tanya namun juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa heran
di mana rasa tersebut merupakan bentuk dari emosi netral.
Data 6:
Yuji : Yoichi
41
Nani? Masaka seigi no mikataka? Sore zomo nani umae ga Yoichi no kawari ni pachiri nete kure no?Apa? Apa kau pembela kebenaran? Atau kau ingin menggantikan Yoichi untuk menjadi babu kami?
Yuu :
Iiya, umaera ga wakayasukute ii ha. Nanka ureshii na. Iiyo, kenka ka? Yarou ka?Tidak, kalian ini mudah dimengerti ya. Ini membuatku senang. Jadi, ayo berkelahi? Kita lakukan.
(ONS1 Epi.2/10.08)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel yang digunakan adalah partikel
shuujoshi ka. Dalam adegan ini, Yuu yang saat itu ingin kembali pulang ke rumah
melihat salah seorang anak bernama Yoichi sedang dibully oleh siswa yang lain. Yuu
yang tidak suka melihat itu segera menghampiri mereka, namun mereka malah
menghina dan mengira Yuu akan menggantikan Yoichi menjadi pembantu mereka.
Mendengar hal itu, Yuu pun menjadi bersemangat untuk memberi pelajaran pada
mereka. Dengan penuh percaya diri dan rasa gentar sedikitpuni, Yuu menantang
Iiyo, kenka ka? Yarou ka?
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif semangat.
Sehingga shuujoshi ka tidak hanya digunakan sebagai kalimat tanya namun dapat juga
digunakan untuk mengekspresikan emosi positif berupa rasa semangat.
Data 7:
Shinoa:Konna tokoro ni kyuuketsuki ka?
42
Kenapa di tempat seperti ini ada vampir?Yoichi:
Konna gakkou ni kyuuketsuki ga iu no?Di sekolah ada vampir?
(ONS1 Epi.2/13.36)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan jika Shinoa dan Yoichi sedang berada di
luar gedung sekolah. Namun secara tiba-tiba terjadi ledakan di dalam sekolah dan
diikuti dengan suara pengumuman yang menyatakan tentang keberadaan vampir.
Semua orang menjadi panik, mereka tidak menyangka jika vampir dapat muncul di
ibukota yang selama ini dikenal sebagai tempat paling aman. Shinoa juga panik
mendengar pengumuman itu, rasa paniknya Konna tokoro
ni kyuuketsuki ka?
Dengan demikian maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kepanikan. Sehingga shuujoshi ka tidak hanya digunakan sebagai kalimat tanya namun
dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa panik di mana rasa tersebut merupakan
salah satu bentuk ekspresi ketakutan, dan ekspresi tersebut dikategorikan sebagai emosi
negatif.
Data 8:
Shinoa : Sono hen na monko ha Chuusa ni douzo. Kalau tentang itu tanyakan sendiri pada Letnan Kolonol.
43
Yuu : GurenGuren no baka zenzen hitsumetsu ni ne darou ka. Dou yatte monko irun da yo?Si bodoh Guren itu selalu tidak ada di kantornya. Bagaimana aku bisa bertanya padanya?
Shinoa : Chuusa no koto o watashi ni tonararemasu temo. Melampiaskan marahmu pada Letnan Kolonel kepadaku tidak akan membantu.
(ONS1 Epi.3/04.48)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan bahwa setelah resmi dinyatakan
bergabung ke dalam pasukan militer, Yuu masih harus bersekolah di sekolah biasa. Hal
ini menyebabkan Yuu menjadi marah. Terlebih saat ingin menanyakan langsung pada
Guren yang merupakan Letnan Kolonel, dia selalu tidak ada di ruangannya. Rasa marah
Guren no baka zenzen hitsumetsu ni ne darou ka
ka di akhir kalimat tersebut menunjukkan ekspresi kemarahan pembicara.
Dengan demikian maka dalam partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kemarahan. Sehingga penggunaan shuujoshi ka juga dapat digunakan untuk
mengekspresikan rasa kemarahan pembicara. Di mana ekspresi kemarahan tersebut
merupakan bagian dari emosi negatif.
Data 9:
Yuu :
Ee
44
Shinoa:
Watashi ha keiyakushite iru youni, Shikamadoji desu. Kore wo mitai itatadkitakattan no desu yo. Iblis yang sudah terikat kontrak denganku, Shikamadoji. Aku ingin memperlihatkan ini padamu.
Yuu :Kore ha kyuuketsuki wo noroi koroseru gijusobi ka?Apakah ini senjata terkutuk yang bisa membunuh vampir?
(ONS1 Epi.3/05.34)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Shinoa sedang menunjukkan
senjata terkutuk yang dimiliki kepada Yuu. Senjata itu berbeda dari senjata yang lain
karena terdapat iblis di dalamnya sehingga dapat digunakan untuk membunuh vampir.
Yuu yang baru pertama kali melihat senjata terkutuk itu merasa kagum. Rasa
Kore ha kyuuketsuki wo
noroi koroseru gijusobi ka?
Dengan demikian maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kekaguman. Sehingga penggunaan shuujoshi ka tidak hanya terbatas sebagai kalimat
tanya, namun juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa kagum di mana rasa
tersebut merupakan salah satu bagian dari emosi netral.
Data 10:
Yuu : Mika
45
Kore jja ore tachi kachiku jane ka. Dakara Mika, kakumei wo koso kakunei, itsumademo kachiku yatterareka yo. Kita seperti hewan ternak saja. Karena itu Mika, jadi ayo kita mulai sebuah revolusi. Kita tidak bisa selamanya menjadi hewan ternak.
Mika : Yuu-chan ha itsumo baka nan dakara -chan selalu bodoh seperti biasanya.
Yuu :Itsumo itte nan da yo.
Mika :
Chikara de kyuuketsuki ni katteru wakenai deshou. Atama tsukau no atama. Jitsu ha tasoke kaku arunda. Kono kyuuketsuki no sekai kara nigeyo. Boku ni makasete oitteyo.Kita tidak mungkin mengalahkan vampir dengan kekuatan. Pakailah otakmu, pakai otak. Sebenarnya aku sudah merencanakan untuk melarikan diri. Ayo kita pergi dari dunia vampir ini. Serahkan saja padaku.
(ONS1 Epi.4/04.01)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan tentang Yuu yang tidak terima jika
mereka diperlakukan seperti hewan ternak. Rasa tidak terima atau rasa kekesalan Yuu
terlihat dari kal Kore jja ore tachi kachiku jane ka. mengajak
sahabatnya Mika untuk melakukan sebuah pemberontakan. Namun, ide Yuu itu ditolak
secara halus oleh Mika karena perbedaan jarak kekuatan antara manusia dan vampir
terlampau jauh. Manusia tidak akan mungkin bisa menandingi kekuatan vampir,
terlebih Yuu dan Mika masihlah anak-anak. Mika akhirnya membocorkan sedikit
rahasia jika dia sedang mempersiapkan rencana untuk melarikan diri dari dunia vampir.
46
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kekesalan. Sehingga penggunaan shuujoshi ka di akhir kalimat dalam adegan ini
digunakan untuk mengekspresikan rasa kesal di mana kekesalan tersebut merupakan
jane)
janai) sebelum partikel ka yang
berfungsi untuk menunjukkan kemarahan atau celaan.
Data 11:
Kimizuki : Sumimasen, kirisezu kunde wo tsudzukete kudasai. Maaf, tolong dilanjutkan saja latihan ini.
Yuu :
Oi Umae no imouto ka abunai jane no ka?
bukan? Kimizuki :
Damare to ittenda yo. Ore ha koko de seiseki wo tasanakya ikenainda. Yatto koko made kitanda. Sudah kubilang diamlah. Aku harus menampilkan yang terbaik di sini. Aku sudah sampai sejauh ini.
Yuu : Imouto misskete no ka. Walau harus meninggalkan adikmu?
(ONS1 Epi.4/18.01)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Adegan ini menceritakan ketika Yuu dan Kimizuki berada di tengah-
47
tengah latihan, tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker jika adik Kimizuki
sedang mengalami masa kritis. Kimizuki sempat terdiam mendengar pengumuman itu,
tapi akhirnya dia mengatakan pada petugas untuk tidak memikirkannya dan
melanjutkan latihan lagi. Yuu yang mendengar hal itu merasa kasihan, lalu meminta
Kimizuki untuk melihat kondisi adiknya. Rasa simpati Yuu tampak pada kalimat
Umae no imouto ka abunai jane no ka? . Kimizuki sebenarnya adalah sosok kakak
yang sangat mencintai adiknya, bahkan dia rela melakukan apa saja demi kesembuhan
adiknya. Inilah yang mendasari penolakan atas permintaan Yuu yang menyuruhnya
untuk melihat kondisi sang adik. Kimizuki selama ini berusaha keras agar dia bisa
bergabung sebagai pasukan elit militer pembasmi vampir, dengan dia berhasil masuk
ke dalam pasukan maka secara otomatis adiknya akan dipindahkan ke rumah sakit
militer yang memiliki peralatan mutakhir. Dengan begitu adiknya akan sembuh dengan
cepat. Kimizuki tidak ingin gagal, itu sebabnya dia menolak ajakan Yuu. Jika dia gagal
maka kecil kemungkinan sang adik bisa sembuh.
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kesedihan. Sehingga penggunaan shuujoshi ka selain dapat digunakan untuk kalimat
tanya, juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa sedih di mana rasa tersebut
merupakan bagian dari emosi negatif.
Data 12:
Yuu : Teme!
48
Kau! Shinoa :
Aa ka! Aa -benar sesuatu!
Yuu :
Shinoa : Choujin ni shika torenai to wasa no tensu janai desu ka. Ini nilai legendaris dimana hanya manusia super yang mendapatkannya.
Yuu : OiKembalikan itu!
Shinoa : Ano masaka sonna. Aku tak menyangkanya.
(ONS1 Epi.5/09.50)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi ka. Dalam adegan ini menceritakan tentang Yuu yang mendapatkan nilai
ujiannya begitu saja. Shinoa pun kagum dengan nilai yang didapatkan Yuu, karena
-teman Yuu yang lain
juga ikut merasa kagum. Aa
Kore are janai desu ka! Choujin ni shika torenai to
wasa no tensu janai desu ka. . Partikel ka dalam kedua kalimat tersebut menunjukkan
ekspresi kekaguman pembicara terhadap suatu hal.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi ka memiliki makna emotif
kekaguman. Sehingga penggunaan shuujoshi ka selain berfungsi sebagai kalimat tanya
49
juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa kekaguman, di mana perasaan
tersebut merupakan bagian dari emosi netral.
4.2.2 Shuujoshi Yo ( )
Data 1:
Yuu : 1
Nande ayamattari nanka shitanda yo? Anna atsu ore ga butto hazu de atta noni.Kenapa kau minta maaf pada mereka? Aku bisa menghajar mereka semua.
Mika :
Hai itte ta hou hatsu de. Ano ne, ningen ga kyouketsuki yori tsuyoku nareru wakenai desyou ga.Baiklah kau membahas itu lagi. Begini ya, vampir itu lebih kuat dari manusia, kau tau itu bukan.
Yuu :Nano, Yotte mirake wakande darou.Tapi, kita tidak akan tahu sebelum mencoba kan.
Mika : Yu- Yu2
Yu-kun Yu-chan ama muri shinai yo ne. Sakki wa hontouni abunakatta yo.Yu-kun Yu-chan itu sia-sia. Tadi saja sangat berbahaya lho.
(ONS 1 Epi.1/06.47)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
partikel yo. Dialog ini menceritakan tentang Yuu yang menyesalkan tindakan Mika
karena dia meminta maaf pada prajurit vampir hanya agar Yuu tidak dilempar ke bawah
jembatan. Raut wajah Yuu juga tampak kecewa dan geram atas tindakan Mika.
50
Sebaliknya Mika terlihat biasa saja dan tidak mempermasalahkan hal itu. Namun di
kalimat terkahir Mika menggunakan partikel shuujoshi yo menunjukkan
kekhawatirannya pada Yuu.
Sehingga dalam dialog ini penggunaan partikel shuujoshi yo ada dua. Partikel
yo pertama digunakan untuk menunjukkan makna emotif penyesalan yang menyiratkan
juga emotif kesedihan yaitu rasa kekecewaan. Sedangkan partikel yo yang kedua untuk
menunjukkan makna emotif kekhawatiran. Rasa penyesalan, kecewa dan khawatir
merupakan bentuk dari emosi negatif.
Dengan demikian penggunaan partikel shuujoshi yo dalam dialog ini dapat
digunakan untuk menyiratkan rasa kekecewaan, kekhawatiran, dan penyesalan di mana
perasaan itu termasuk dalam bentuk emosi negatif.
Data 2:
Yuu :Sonna no dou yatte? Bagaimana mungkin?
Akane: Mika
Odoro itta? Sakki Mika ga motte kite kuretanda. Konna kochi sou hajimete dakara ore ga naru yo. Terkejut ya? Tadi Mika membawakan ini untuk kita. Karena untuk yang pertama kalinya aku sangat bersemangat jadi biar aku yang melakukan.
Yuu :
(ONS 1. Epi.1/09.49)
Analisis:
51
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan dialog tersebut menceritakan bahwa Yuu melihat Akane
memasak makanan dengan menggunakan banyak bahan masakan. Akane pun bercerita
jika semua bahan masakan itu didapat dari pemberian Mika, karena itu Akane menjadi
bersemangat untuk memasak dengan ekspresi wajah yang senang. Untuk menunjukkan
rasa bersemangatnya itu digunakan partikel shuujoshi yo sebagai penunjuk makna
emotif positif, dengan bentuk emosi berupa rasa senang dan bersemangat.
Dengan demikian makna emotif yang terkandung dalam partikel shuujoshi yo
adalah emosi positif yang terlihat dalam bentuk rasa senang dan penuh semangat.
Data 3:
Yuu :Ayamarou! Ayamaruyo! Minta maaf! Ayo minta maaf!
Mika :
yurushiatte kudasai.
Yuu :Yamero Mika! Hentikan Mika!
(ONS1 Epi.1/05.28)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Yuu terlihat mengungkapkan kemarahannya pada prajurit vampir yang
52
kala itu secara sengaja menginjak tangan anak kecil yang sedang asik menggambar
hingga menyebabkan anak kecil itu menangis. Namun, sang prajurit vampir tidak
memberikan reaksi apapun dan tetap melenggang pergi. Tidak suka melihat kejadian
itu maka Yuu berlari ke arah prajurit vampir dan memintanya untuk meminta maaf
dengan intonasi nada tinggi yang menunjukkan kemarahan Yuu. Sedangkan Mika,
salah seorang sahabat Yuu yang sudah dianggapnya seperti keluarga mencoba
menenangkan prajurit vampir itu karena si prajurit hendak menjatuhkan Yuu ke bawah
jembatan. Namun, Yuu malah membentak Mika, dia merasa apa yang dilakukannya
adalah hal yang benar dan Yuu sama sekali tidak takut pada prajurit vampir tersebut.
Oleh karena itu, partikel yo yang digunakan dalam kalimat tersebut menunjukkan
makna emotif kemarahan. Kemarahan merupakan salah satu bentuk emosi negatif. Hal
ini karena apa yang dirasakan oleh Yuu membuat tindakannya menjadi diluar kontrol,
bahkan Yuu sampai harus membentak Mika yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Dengan demikian maka, partikel shuujoshi yo dalam adegan ini dapat
digunakan sebagai penunjuk emosi negatif yang menampilkan bentuk ekspresi emosi
kemarahan.
Data 4:
Prajurit 1:Uh.. Kuso. Yohareru Yonchi ka?Sial! Penunggang kuda level 4 John?
Prajurit 2: Hyakuya Hyakuya ni kouhe, Konna tokoro de nani shitteru? Hayaku nigero!Prajurit Hyakuya. Apa yang kau lakukan di sini? Cepat lari!
53
Yuu :
Hah? Nigeru? Dare ni ittenda? Ore ha kyuketsuki ni fukushu suru tame
tousunda yo. Hah? Lari? Kau pikir sedang bicara dengan siapa? Aku berlatih demi
akan kukalahkan.
(ONS1 Epi.1/01.45)
Analisis:
Dari dialog tersebut terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam dialog tersebut menceritakan bahwa para prajurit sedang berada
di tengah pertempuran melawan monster dengan kekuatan level 4. Yuu yang saat itu
berada di sana ingin ikut membantu. Namun para prajurit senior tersebut malah
menyuruh Yuu untuk menyingkir yang tentu saja langsung ditolak olehnya. Dengan
penuh tekad dan semangat Yuu berlari ke arah monster, tekad dan semangatnya
Ore ha kyuketsuki ni fukushu suru tame dake ni ikiten da
nakutte tousunda yo. yo di
akhir kalimat selain digunakan untuk menyatakan suatu ketegasan dan kepastian juga
dapat digunakan untuk menunjukkan makna emotif penuh semangat. Rasa penuh
semangat tersebut merupakan salah satu bentuk emosi positif dimana emosi positif
merupakan salah satu bentuk perasaan kepuasaan atau bergairah pada hidup.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo dapat menunjukkan suatu bentuk
emosi positif berupa rasa penuh semangat.
54
Data 5:
Yuu :
Bakemono taoishita noni meirei hihan de kinshin de dou iu koto da yo. Daitai bunjin no urega ippan ko kite dou suru no tateno?Walaupun aku sudah mengalahkan monster tapi tetap saja aku dihukum karena mengabaikan perintah lagi. Selain itu, kenapa prajurit sepertiku harus bersekolah di sekolah seperti ini?
(ONS1. Epi.2/04.26)
Analisis:
Dari dialog tersebut, terlihat jika partikel shuujoshi yang digunakan adalah
partikel shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Yuu tengah bermonolog
sendiri di dalam kelas. Dia mengeluh dan merasa kesal karena mendapat hukuman
akibat mengabaikan perintah. Bakemono taoishita
noni meirei hihan de kinshin de dou iu koto da yo.
Daitai bunjin no urega ippan ko kite dou suru no tateno?
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif kekesalan.
Sehingga shuujoshi yo tidak hanya digunakan sebagai kalimat ajakan namun partikel
shuujoshi yo juga dapat digunakan untuk menunjukkan emosi negatif dalam bentuk
kekesalan.
Data 6:
Yuu :Iitai dou natteru? Ningen ha koronda jane yo? Katakan ada apa ini? Bukankah harusnya manusia sudah musnah?
55
Guren:Ningen ga koronda? Sore ha kyuuketsuki tomo ni kiitano ka? Manusia musnah? Apa itu yang dikatakan para vampir padamu?
(ONS1. Epi. 02/06.02)
Analisis:
Dari dialog di atas dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan
adalah shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Yuu yang berhasil keluar
dari dunia vampir melihat manusia untuk pertama kali di dunia asalnya yang sudah
hancur. Yuu tampak terkejut melihat keberadaan Guren dan teman-temannya, karena
para vampir bercerita jika mereka telah menghabisi seluruh umat manusia. Padahal
manusia masih hidup dan mereka berjuang untuk melawan monster maupun vampir.
Rasa terkejut Iitai dou natteru? Ningen ha koronda
jane yo?
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif
keterkejutan. Sehingga penggunaan shuujoshi yo tidak hanya sebagai kalimat ajakan,
namun juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa terkejut di mana rasa tersebut
merupakan bentuk dari emosi netral.
Data 7:
Shinoa:
Naka yoku natta ato, futatabi yu shinau no wo kowai kara, dakara kowakute kowakute nakama mo, tomodachi mo, kohibito mo tsukuru koto ga dekinai.
56
Karena kau takut akan kehilangan mereka lagi setelah akrab, karena itu kau sangat ketakutan sampai tidak ingin mencari sahabat, teman, bahkan kekasih.
Yuu :Teme! Hito no koto katteni bara-bara shabete jane yo. Kau! Jangan membicarakan orang sembarangan.
(ONS1. Epi.2/07.57)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan tersebut menceritakan bahwa salah seorang teman Yuu
yang bernama Shinoa mengatakan alasan Yuu yang tidak ingin berteman dengan
siapapun. Tindakan Shinoa sebenarnya baik, yaitu agar Yuu mau berbaur dengan
teman-teman yang lain. Namun kata-kata Shinoa yang dengan seenaknya seperti itu
membuat Yuu menjadi tidak suka dan merasa terganggu. Rasa tidak suka Yuu
Teme! Hito no koto katteni bara-bara shabete jane yo.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif
kemarahan dalam bentuk rasa terganggu. Sehingga selain digunakan sebagai kalimat
ajakan, partikel shuujoshi yo juga dapat digunakan untuk mengeskpresikan rasa marah
yang diwujudkan dengan perasaaan terganggu. Rasa marah ini merupakan bagian dari
emosi negatif karena menimbulkan seseorang bersikap diluar kontrol. Hal ini terlihat
dari Yuu yang sedikit membentak Shinoa.
57
Data 8:
Mika :Yuu-
Kore de bokura mo anshinshite yo. Datte, zutto fukushuu dake de itekunante. Yasashii Yuu-chan muri dakara sa. Dakara, atarashii tomodachi wo taisetsu ni shinai yo. Jja, bokura mo iku kara.Mulai saat ini berhentilah mengkhawatirkan kami. Soalnya, kau tidak boleh menghabiskan waktumu untuk membalas dendam. Itu karena Yuu-chan orang yang baik, jadi mustahil. Karena itu, sekarang kau harus melindungi teman barumu yang berharga. Jadi, kami akan pergi sekarang.
Yuu : MikaMikaa
yoOii
(ONS1 Epi.2/20.44)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Yuu bermimpi bertemu dengan
Mika dan teman-temannya. Mika mengatakan pada Yuu untuk tidak perlu khawatir
lagi, bahkan Mika juga meminta Yuu untuk melupakan ambisinya membalas dendam
pada vampir yang membuat Yuu kehilangan keluarganya. Setelah mengatakan
demikian, Mika dan teman-temannya yang lain pergi dari hadapan Yuu. Merasa
ditinggalkan, Yuu menjerit meminta Mika untuk kembali. Dia merasa takut kehilangan
Mika lagi, hingga Yuu meneteskan air mata.
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif
kesedihan. Sehingga penggunaan shuujoshi yo tidak hanya terbatas sebagai kalimat
58
ajakan, namun juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa kesedihan yang
dikategorikan sebagai emosi negatif. Dikatakan emosi negatif karena, emosi negatif
dapat mendorong seseorang melakukan hal diluar kendali. Seperti yang dilakukan oleh
Yuu demi menghentikan Mika, Yuu sampai berteriak keras dan meneteskan air mata
kesedihan.
Data 9:
Shinoa:1
Anata ha kyou sukede kyuuketsuki ni senmetsu butai ni haizokusareru koto ga kimarimasuta yo.Mulai hari ini kau resmi ditugaskan menjadi Pasukan Pembasmi Vampir.
Yuu :Ee?Ee?
Yoichi: HyakuyaYokatta ne, Hyakuya-kun. Baguslah, Hyakuya-kun.
Shinoa: Saotome Yoichi 2
Aa, Saotome Yoichi-san anata mo nyutai ga mitararemasuta yo. Aa, Saotome Yoichi-san pendaftaranmu juga telah diterima lho.
Yoichi:Ee?Ee?
Shinoa:
Miyo desu de tomodachi wo mamoru to iu, anata ga nano jinsei ga hyokosareta no desu. To iu koto de, watashi tachi anata no daikirai na nakama desu ne. Yokoso, Gekki no Kumi. Mereka kagum melihat cara kalian yang melindungi teman-teman dengan mempertaruhkan nyawa kalian sendiri. Dengan begini kita akan menjadi teman, sesuatu yang paling kau benci. Selamat datang, di Pasukan Iblis Bulan.
59
(ONS1 Epi.2/21.15)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan sebuah momen bahagia di mana Shinoa
akhirnya memberitahu Yuu dan Yoichi berhasil bergabung dalam pasukan militer elit
pembasmi iblis yaitu, Pasukan Iblis Bulan. Shinoa menggunakan partikel yo selain
untuk memberitahu juga menunjukkan rasa bangga dan bahagia pada kedua teman
barunya itu. Hal ini karena sebelumnya Yuu dan Yoichi dengan berani melawan vampir
yang menyerang di sekolah. Tanpa senjata sihir dan kekuatan apapun, mereka berusaha
menyelamatkan teman-temannya dari serangan vampir. Akibat tindakan berani mereka
korban yang timbul pun hanya sedikit. Oleh karena itu, Yuu dan Yoichi akhirnya
diterima masuk ke dalam Pasukan Militer Pembasmi Vampir.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo yang terdapat pada kedua kalimat
tersebut memiliki makna emotif kebahagiaan. Sehingga penggunaan shuujoshi yo tidak
hanya terbatas digunakan untuk kalimat ajakan, namun juga dapat digunakan untuk
memberitahu lawan bicara serta mengeskpresikan rasa bahagia dan bangga yang
dikategorikan sebagai emosi positif. Dikatakan emosi positif karena emosi ini
menunjukkan ekspresi-ekspresi yang menyenangkan serta menunjukkan perasaan puas
dalam hidup.
60
Data 10:
Yuu :
Yokatta na tasukatte. Umae, kuso mite ni mitsuke warui noni imouto no tameni ganbatte darou ka yo. Sore nara sou ie ha. Shitemo, ichiban tsuyoi gijisobi wo jisuttori ha.Syukurlah, dia baik-baik saja. Kau, walaupun wajahmu terlihat menyebalkan tapi ternyata kau berusaha keras melakukan semua ini demi adikmu ya. Kalau begitu kenapa tidak mengatakannya? Tapi, tentu saja aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan senjata yang terkuat.
Kimizuki :
Umae ha sei de. Umae no sei de hyouka sagatte. Ore ha gekki no kumi iranai sou shitara, imouto wo tasukaranai.Ini salahmu. Semua ini salahmu, aku mendapatkan nilai yang jelek. Aku tidak bisa bergabung dengan Pasukan Iblis Bulan, dan adikku tidak bisa diselamatkan.
Yuu :
Imouto no inochi wo assari akiramete jane yo. Hyouka sagatte, mou tasukaranai, fusakenda. Ore ha ore no hoshi mono ha zettai itteni ireru. Sono tame nara gun mo gekki no kumi mo kankei de. Nano, teme ha kantan ni kazoku no inochi ha akirameru no ka? Jangan menyerah memperjuangkan hidup adikmu seperti itu. Nilai jelek, tidak bisa diselamatkan, jangan bercanda. Aku akan mendapatkan apapun yang ku inginkan. Untuk mewujudkannya, mau Pasukan Militer atau Pasukan Iblis Bulan tidak jadi masalah. Tapi, kau malah menyerah memperjuangkan hidup keluargamu semudah itu?
Kimizuki : Haa
(ONS1 Epi.4/19.17)
Analisis:
61
Dari dialog tersebut dapat dilihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan
adalah shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan bahwa Yuu dan Kimizuki saling
bicara setelah melihat kondisi adik Kimizuki yang berhasil melewati masa kritis. Yuu
tidak menyangka jika dibalik wajah dan sifat Kimizuki yang menyebalkan ternyata
tersimpan kebaikan hati seorang kakak yang sangat menyayangi adiknya. Perasaan
kuso mite ni mitsuke
warui noni imouto no tameni ganbatte darou ka yo . Di dalam kalimat tersebut,
partikel yo digunakan untuk mengekspresikan bentuk dari rasa cinta yaitu kebaikan
hati.
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif kebaikan
hati. Sehingga penggunaan shuujoshi yo selain dapat digunakan sebagai kalimat ajakan
juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa cinta dalam bentuk kebaikan hati.
Perasaan ini termasuk dalam bagian emosi positif karena emosi ini dapat menunjukkan
ekspresi-ekspresi yang menyenangkan.
Data 11:
Yuu : 10
Omoshiroku ne yo! Gijisobi watasanaide dou kamou seinsho surutte dou iu koto da? Aku bukan bahan bercandaan! Menghilang selama 10 hari tanpa memberikan senjata iblis lebih dulu, apa maksudnya itu?
Guren : Umae, sonna ni kyuuketsuki ni fukushuu shitai no ka? Apa kau sangat ingin membalaskan dendam pada vampir?
62
Yuu : Shitai ne! Ore ha sono tame dake ni ikitenda yo. Tentu saja! Itulah satu-satunya alasanku bertahan hidup.
Guren : Sono tame dake Satu-
(ONS1 Epi.5/05.01)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan bahwa, Guren yang merupakan
Komandan Pasukan Iblis Bulan terlihat oleh Yuu tengah berjalan santai. Yuu pun
langsung menyerang Guren yang tentu saja segera ditangkis. Tidak terima ditertawakan
Guren, Yuu mengungkapkan rasa jengkelnya itu yang tampak pada kalimat,
Omoshiroku ne yo! . Partikel yo dalam kalimat ini menunjukkan ekspresi kejengkelan
Yuu terhadap sikap Guren. Lalu alasan Yuu menyerang Guren, karena dia menghilang
selama 10 hari lamanya tanpa memberi kabar apapun maupun meninggalkan senjata
terkutuk yang dapat digunakan untuk membunuh vampir.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif
kejengkelan. Sehingga penggunaan shuujoshi yo tidak hanya terbatas sebagai kalimat
ajakan namun juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa jengkel. Rasa jengkel
ini termasuk ke dalam bagian emosi negatif.
Data 12:
Guren :
63
Nara oni no keiyaku suru ka? De, sensou ni dashite yaru. Kalau begitu mau membuat kontrak dengan iblis? Dan, mengirimmu ke medan perang.
Yuu : Hee
Guren :
Aa, sou shi wo kunde mani attaraku no iya. Shindana, umae no sekinin na. Iya, aku tak peduli latihanmu selesai atau belum. Tapi jika kau mati, itu salahmu sendiri.
Yuu : Mondainai ne. Sou da yo! Sou iu tenkai zutto matte nan da yo. Tidak masalah. Begitu donk! Itulah kata yang selama ini kutunggu-tunggu.
(ONS1 Epi.5/05.34)
Analisis:
Dari dialog di atas terlihat bahwa partikel shuujoshi yang digunakan adalah
shuujoshi yo. Dalam adegan ini menceritakan tentang Guren yang pada akhirnya
menawari Yuu untuk membuat kontrak dengan iblis supaya bisa mendapatkan senjata
terkutuk untuk membunuh para vampir. Yuu yang semula tidak percaya dengan
perkataan Guren sempat terkejut, tapi ketika Guren mempertegas tawarannya sekali
lagi Yuu menjadi senang. Dia mengekspresikan rasa senangnya itu dengan kalimat
Sou iu tenkai zutto matte nan da yo. yo dalam kalimat ini berfungsi sebagai
penunjuk makna emotif pembicara.
Dengan demikian maka partikel shuujoshi yo memiliki makna emotif
kesenangan. Sehingga penggunaan shuujoshi yo selain dapat digunakan untuk kalimat
64
ajakan, juga dapat digunakan untuk mengekspresikan rasa senang di mana rasa tersebut
merupakan bagian dari emosi positif.
65
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian yang sudah dilakukan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dalam skripsi ini, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yakni kandungan makna emotif
pada partikel shuujoshi ka dan yo. Partikel shuujoshi ka dan yo mengandung
berbagai macam makna emotif yaitu, emotif kemarahan, kekesalan, kekecewaan,
kebahagiaan, kekaguman, kegembiraan, kesedihan, keheranan, keterkejutan,
ketakutan, kekhawatiran, kebanggaan, dan kejengkelan. Selain itu juga dapat
menunjukkan rasa semangat dan percaya diri pembicara.
2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai penggunaan partikel
shuujoshi ka dan yo sebagai penunjuk emosi positif, emosi negatif dan emosi netral.
Penggunaan partikel shuujoshi ka dan yo dapat digunakan sebagai penunjuk emosi
positif, yaitu pada saat pembicara mengalami perasaan yang menyenangkan seperti;
gembira, penuh semangat, senang, bangga, rasa cinta, dan rasa penuh percaya diri.
Sedangkan emosi negatif ditunjukkan pada saat pembicara mengalami perasaan
yang dapat membuat dirinya bertindak diluar kendali ataupun merasakan perasaan
66
yang tidak nyaman, seperti; rasa marah, kecewa, takut, sedih, kesal, jengkel dan
khawatir. Lalu untuk emosi netral ditunjukkan pada saat pembicara mengalami
perasaan seperti; heran, kagum, terkejut, dan terpesona.
Dengan demikian, maka partikel shuujoshi ka dan yo mampu digunakan
sebagai penunjuk emosi, baik emosi positif, emosi negatif, maupun emosi netral yang
dirasakan pembicara terhadap lawan bicara atau memberikan komentar akan suatu hal.
5.2 Saran
Berdasarkan uraian hasil analisis di atas, maka penulis memberikan saran bagi
penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih mendalam pada partikel
shuujoshi selain shuujoshi ka dan yo. Jika menggunakan sumber data berupa anime
maka dapat meneliti shuujoshi lain seperti shuujoshi ne dan no karena dalam kedua
partikel tersebut juga mengandung makna emotif di dalamnya. Lalu dapat
menggunakan sumber data lain berupa komik, novel atau lainnya.