skripsi 6

93
i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI DESA SUMURGEDE KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2007 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ismalia Noviani 6450402017 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

description

SZACACS

Transcript of skripsi 6

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA

DI DESA SUMURGEDE KECAMATAN GODONG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2007

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ismalia Noviani 6450402017

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

ii

ABSTRAK

Ismalia Noviani. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Rumah Tangga Di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun 2007. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Drs. Herry Koesyanto, M.S, II. Irwan Budiono, SKM.

Kata Kunci: Faktor-faktor, Penggunaan Garam Beryodium, Rumah Tangga.

Hasil Survei Konsumsi Rumah Tangga dan dari hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa di Jawa Tengah terdapat 54%, di Kabupaten Grobogan terdapat 47,46% dan di Desa Sumurgede Kecamatan Godong terdapat 61,91% penggunaan garam dengan kadar yodium ≤ 30ppm. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui permasalahan yaitu faktor apakah yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga dan bertujuan untuk mengetahui faktor apakah yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

Jenis penelitian menggunakan rancangan cross sectional, dengan variabel bebas pendidikan ibu, pendapatan keluarga, harga garam, pengetahuan ibu dan variabel terikat penggunaan garam beryodium di rumah tangga. Populasi dalam penelitian ini ibu rumah tangga dengan sampel sebanyak 147 sampel yang diperoleh dengan menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner dan iodine test. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukkan 72,8% pendidikan ibu rendah, 63,9% pendapatan keluarga di bawah UMK (Rp.582.000), 48.3% harga yang dikeluarkan untuk membeli garam (Rp.500.00–Rp.1.000.00), 39.5% pengetahuan ibu baik. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga (p=0,004) dan hasil bivariat yang lain menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu (p=0,213), pendapatan keluarga (p=0,434) dan harga garam (p=0,722) dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diajukan bagi ibu supaya lebih memperhatikan pada saat saat pembelian garam beryodium, bagi peneliti lain perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dan ruang lingkup yang lebih luas.

iii

ABSTRACT Ismalia Noviani. 2007. Analyssis of Factor- factors Related to the Iodized Salt

Usage to Household at Sumurgede Village, Godong District, Grobogan Regecy 2007. A Final Project. Public Health Science Department, Sport Science Faculty, Semarang State University. Advisers: 1. DRS. Herry Koesyanto, MS, 2. Irwan Budiono, SKM.

Key Words: Factor-factors, Iodized Salt Usage, Household

From the result of Household Consumtion Survey and the previous study, it can be seen in Cental Java there are 54% iodized salt usage ≤ 30 ppm, 47.46% in Grobogan Regency and 61.91% in Godong District. Based on those result, we can state a problem that is what factors relatedto the iodized salt usage to household are while the objective of the study is to find out what factors related to the iodized salt usage to household Sumurgede Vilaga, Godong District, Grobogan Regency are.

It is kind of cross sectional design research, with independent variables are mother’s education level, family income, salt price, mother’s knowledge and the dependent variables is iodized salt usage to household. The population in this study are housewives with 147 samples which were obtained by using proportional stratifield random sampling technique. The instrument used was questionnaire and iodine test. The data collected were analysed by using Chi-Square test.

The result of this study show that 72.8% mother’s have low education level, 63.9% family income is below regent standar salary (Rp. 582.000,-), 43.3% price for salt (Rp. 500,- - Rp. 1.000,-), 39.5% mother have good knowledge. The result of bivariat shows that there is relation between mother’s knowledge with iodized salt usage to household (p=0.004) and the other result of bivariat shows that there is not any relation between mother’s education level (p=0.213), family income (p=0.434), and salt price (p=0.722) with with iodized salt usage to household in Sumurgede Vilaga, Godong District, Grobogan Regency. Based on the study the it is suggested for mother to give more attention when buying iodized salt, and for other researchers to conduct next study with larger population and area.

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang.

Pada hari : Kamis Tanggal : 31 Mei 2007

Panitia Ujian,

Ketua Panitia, Sekretaris

DR. Khomsin, M. Pd dr. Oktia Woro KH, M. Kes NIP. 131 469 639 NIP. 131 695 159

Dewan Penguji,

1. Dra. E.R Rustiana, M. Si (Ketua) NIP. 131 472 346

2. Drs. Herry Koesyanto, MS (Anggota) NIP. 131 571 549

3. Irwan Budiono, SKM (Anggota)

NIP. 132 308 392

v

MOTTO

Habis gelap terbitlah terang (RA. Kartini)

Jalani hidup ini seperti air yang mengalir and be

your self (my self)

Tidak ada jalan kecuali jembatan itu harus dilalui

untuk menuju surga, tampilannya seperti ujian,

tapi isinya adalah rahmat dan kenikmatan. Berapa

banyak kenikmatan yang sungguh-sungguh besar baru

diperoleh setelah melalui ujian-ujian (Miftah

Darus Sa’adah, 299)

PERSEMBAHAN

Orang tuaku, adekku

(Rahma, Havid)

Almamaterku IKM UNNES

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayah yang telah

dilimpahkannya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Faktor -

Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Garam Beryodium di Tingkat

Rumah Tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

Tahun 2007” dapat terselesaikan. Penulis menyadari dengan keterbatasan yang

penulis miliki, tentunya skripsi in tidak akan terwujud tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak

Drs. Sutardji, MS, atas ijin penelitian.

2. Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Bapak Dr. Khomsin, M.Pd, atas ijin

penelitian.

3. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Ibu dr. Oktia Woro K.H., M.Kes, atas

persetujuan dan izin penelitian.

4. Pembimbing I, Bapak Drs. Herry Koesyanto, M.S, atas bimbingan,

motivasi, arahan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi.

5. Pembimbing II, Bapak Irwan Budiono, SKM, atas bimbingan, motivasi,

arahan, kritik dan saran dalam penyusunan skripsi.

6. Ibu Dina Nur A.N, SKM, yang telah memberikan bimbingan, masukan.

vii

7. Bapak, ibu dan adik-adiku (Rahma, Havid), yang telah memberikan

dorongan religius, dorongan psikologis dan dorongan kekuatan materiil

demi kemajuan masa depan penulis,

8. Kepala Desa Sumurgede, Puskesmas Godong II, serta masyarakat

Sumurgede,

9. Teman-temanku: Ian, Paw, Nyit, Nida, U3, D’Kur, Dhi2, Betty, Umex,

Budi, Eko, Munir, Mirza, Dhian.

10. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan

2002, atas bantuan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

sempurnanya skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang

melimpah terhadap pihak yang telah membantu dan skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Semarang, 2007

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL .............................................................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

ABSTRACT ...................................................................................................... iii

PENGESAHAN ................................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

DAFTAR DOKUMENTASI ........................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4 Manfaat Hasil Penelitian .............................................................................. 6

1.5 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori ............................................................................................. 9

2.1.1 Yodium ................................................................................................ 9

2.1.2 Garam Beryodium ............................................................................... 12

2.1.3 Penggaraman di Indonesia ................................................................... 15

2.1.4 Uji Garam Beryodium.......................................................................... 19

2.1.5 Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Garam Beryodium ... 20

2.2 Kerangka Teori ............................................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 28

3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 29

ix

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ................................. 29

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 31

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 32

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 34

3.7 Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 34

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................. 35

3.9 Pengolahan dan Analisa Data........................................................................ 36

3.10 Teknik Analisa Data.................................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Umum Daerah Penelitian ............................................................. 38

4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................. 41

4.2.1 Analisis Univariat ................................................................................ 41

4.2.2 Analisis Bivariat................................................................................... 44

4.3 Pembahasan................................................................................................... 48

4.4 Keterbatasan Penelitian................................................................................. 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 54

5.2 Saran.............................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 59

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 7

Tabel 2 Anjuran Pengkonsumsian Garam Beryodium Menurut Food and

Nutrition Board, National Academy of Science, National Regional

Councill pada tahun 1974 .................................................................... 13

Tabel 3 Kebutuhan Yodium Menurut Widya Karya Pangan dan Gizi 1998 ... 13

Tabel 4 Spektrum Masalah GAKY................................................................... 14

Tabel 5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel......................... 29

Tabel 6 Pendidikan Responden ........................................................................ 39

Tabel 7 Umur Responden ................................................................................. 40

Tabel 8 Pekerjaan Responden ........................................................................... 40

Tabel 9 Tingkat Pendidikan Ibu........................................................................ 41

Tabel 10 Tingkat Pendapatan Keluarga .............................................................. 42

Tabel 11 Harga Garam........................................................................................ 42

Tabel 12 Tingkat Pengetahuan Ibu ..................................................................... 43

Tabel 13 Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga.............................. 44

Tabel 14 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga .............................................................. 45

Tabel 15 Hubungan Antara Pendapatan Keluarga dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga .............................................................. 46

Tabel 16 Hubungan Antara Harga Garam dengan Penggunaan Garam Beryodium

di Rumah Tangga ................................................................................. 46

Tabel 17 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga .............................................................. 47

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Teori.................................................................................. 27

Gambar 2 Kerangka Konsep .............................................................................. 28

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ................................................. 60

Lampiran 2 Surat Ijin dari LitBangLinMas Kabupaten Grobogan ................... 61

Lampiran 3 Surat Penetapan Dosen Pembimbing dari Fakultas....................... 62

Lampiran 4 Surat Penetapan Dosen Penguji..................................................... 63

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen .............................. 64

Lampiran 6 Kuesioner Penelitian...................................................................... 67

Lampiran 7 Daftar Responden .......................................................................... 71

Lampiran 8 Data Mentah Hasil Penelitian ......................................................... 76

Lampiran 9 Analisa Data Kasar Penelitian ........................................................ 82

Lampiran 10 Nilai-nilai r Product ....................................................................... 86

Lampiran 11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penalitian ............................. 87

Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian................................................................. 88

xiii

DAFTAR DOKUMENTASI

Halaman

Dokumentasi 1 Garam Yang Telah Ditetesi Iodine Test .................................... 88

Dokumentasi 2 Garam Krosok............................................................................ 88

Dokumentasi 3 Garam Halus .............................................................................. 89

Dokumentasi 4 Garam Briket/ Bata .................................................................... 89

Dokumentasi 5 Yodine Test................................................................................ 90

Dokumentasi 6 Wawancara dengan Responden ................................................. 90

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Rendahnya status gizi masyarakat masih banyak dialami oleh beberapa

negara berkembang, termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat

kurang gizi ini sebenarnya dapat dicegah melalui intervensi dari negara yang

bersangkutan/ negara yang sedang berkembang (Depkes RI, 2005: 3). Salah satu

masalah kurang gizi di Indonesia adalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

(GAKY), yang merupakan masalah serius bagi masyarakat mengingat dampak

yang ditimbulkan bagi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia

(Depkes RI, 2005: 1). Gangguan yang akan segera nampak adalah adanya

pembesaran kelenjar gondok. Menurut Satoto dalam Warta Gaky (2002: 6)

gangguan kurang yodium yang lain dapat berupa gangguan mental, kelemahan

fisik, keterlambatan pertumbuhan, kegagalan reproduksi, kerusakan

perkembangan sistem syaraf, peningkatan kematian anak/ risiko terjadinya

abortus. Semua gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan pada rendahnya

prestasi balajar anak usia sekolah, rendahnya produktivitas kerja pada orang

dewasa serta munculnya berbagai masalah ekonomi masyarakat yang dapat

menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005: 7).

Survey secara nasional kejadian GAKY yang dilakukan pada tahun 2003

terhadap anak SD menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemik ringan,

13,1% kebupaten endemik sedang, dan 8,2% kabupaten endemik berat. Prevalensi

2

kejadiaan gondok pada anak sekolah dasar tahun 2003 di Indonesia memiliki

angka Total Goitre Rate (TGR) sebanyak 44,9% (Depkes RI, 2005: 6). Jawa

Tengah memiliki angka Total Goitre Rate sebanyak 86,89%. Kabupaten

Grobogan sendiri memiliki angka TGR sebanyak 2,32%. Hasil TGR tertinggi di

Kabupaten Grobogan terdapat di Kecamatan Godong, dengan angka TGR 10,72%

(Dinkes Prop. Jawa Tengah, 2004; Dinkes Kab. Grobogan, 2004).

Pemerintah telah melakukan upaya penanggulangan GAKY melalui dua

cara, yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Distribusi kapsul minyak

beryodium kepada seluruh wanita usia subur (termasuk ibu hamil dan ibu

menyusui), serta anak sekolah dasar di kecamatan- kecamatan endemis berat dan

sedang sebagai upaya jangka pendek, serta penggunaan garam beryodium dalam

makanan sehari-hari sebagai upaya jangka panjang (Dinkes Prop. Jawa Tengah,

2004: 1).

Hasil monitoring yang dilaksanakan oleh Balai Pemantauan Obat dan

Makanan (POM) pada tahun 1991/1992 menunjukkan mutu garam beryodium

yang memenuhi syarat kadar yodium (> 30 ppm) sebesar 22,8%, pada tahun 2000

menunjukkan mutu garam beryodium yang memenuhi syarat kadar yodium (>30

ppm) sebesar 60%, dan meningkat menjadi 68,6% pada tahun 2003 (Depkes RI,

2005: 1). Walaupun terdapat kecenderungan peningkatan dalam pemakaian garam

beryodium, namun hasil belum memenuhi harapan yaitu dimana 90% penduduk

telah mengkonsumsi garam beryodium (Depkes RI, 2005: vii)

Hasil survey konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga secara

nasional pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 68,53% rumah tangga

3

mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium >30 ppm. Tahun 2003 sebanyak

73,24% rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium

> 30 ppm. (Depkes RI, 2005: V).

Hasil survey konsumsi rumah tangga di Propinsi Jawa Tengah tahun 2002

menunjukkan ibu rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kandungan

>30 ppm sebanyak 66,43%. Pada tahun 2003, sebanyak 68,54% rumah tangga

yang mengkonsumsi garam dengan kandungan yodim >30 ppm. Tahun 2004 hasil

yang didapat 49,00% rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan

kandungan yodium >30 ppm (Profil Kesehatan Prop. Jawa Tengah Tahun 2003,

2003: 52).

Hasil pemantauan garam beryodium di Kabupaten Grobogan pada tahun

2003 dari 945 sampel, yang dilakukan melalui anak SD/MI didapatkan hasil

52,6% rumah tangga dengan konsumsi kadar yodium >30 ppm, 17,7% rumah

tangga dengan konsumsi kadar yodium <30 ppm dan 29,7% rumah tangga dengan

konsumsi garam tidak mengandung yodium (DKK Kab. Grobogan, 2003: 9).

Hasil pemantauan garam di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan yang dilakukan oleh DKK Kab. Grobogan pada tahun 2003

menunjukkan ibu rumah tangga yang mengkonsumsi garam dengan kadar yodium

>30 ppm sebanyak 38,09% dan 61,91% mengkonsumsi garam dengan kadar

yodium <30 ppm. Hasil tersebut didapatkan dari hasil pemantauan garam

beryodium di tingkat masyarakat dan desa yang dilakukan terhadap 5 sampel desa

di wilayah kerja Puskesmas Godong II melalui anak SD/MI (DKK Kab. Grobogan

pada tahun 2003).

4

Rendahnya penggunaan garam beryodium dalam masyarakat dapat

disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain disebabkan

rendahnya pengetahuan ibu tentang garam beryodium, harga garam, tingkat

pendidikan ibu, ketersedian garam dipasaran (BPS, 1999: 5). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Mohammad Fauzi (2005) menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan dan tingkat pendapatan mempunyai hubungan dengan tingkat

konsumsi garam beryodium di rumah tangga. Hasil dari penalitian yang dilakukan

oleh Suparta (2001), terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, ketersediaan

garam beryodium di tingkat perdagangan terhadap ketersediaan garam beryodium

di tingkat rumah tangga. Penelitian yang dilakukan oleh Jariyah (1996),

menunjukkan tingkat pengetahuan gizi berhubungan dengan frekuensi

penggunaan garam beryodium.

Berdasarkan hasil yang didapat maka peneliti ingin mengatahui tentang

analisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di rumah

tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun

2007.

1.2 Perumusan Masalah

Hasil pemantauan penggunaan garam di Desa Sumurgede Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan ibu rumah tangga yang mengkonsumsi garam

dengan kadar yodium ≤ 30 ppm sebanyak 61,91%. Berdasarkan dari masalah

tersebut, maka dapat dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

5

1.2.1 Adakah hubungan antara pendidikan ibu dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007?

1.2.2 Adakah hubungan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007?

1.2.3 Adakah hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007?

1.2.4 Adakah hubungan antara pengetahuan ibu tentang garam beryodium

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Desa

Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan Tahun 2007.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan penggunaan

garam beryodium di rumah tangga Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan tahun 2007.

6

1.3.2.2 Mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan

penggunaan garam beryodium di rumah tangga Desa Sumurgede,

Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan tahun 2007.

1.3.2.3 Mengetahui hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan tahun 2007.

1.3.2.4 Mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang garam beryodium

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga Desa Sumurgede,

Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan tahun 2007.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat: Hasil penelitian dapat

digunakan sebagai tambahan informasi penelitian di bidang ilmu gizi

kesehatan masyarakat.

1.4.2 Bagi pelayanan kesehatan: Hasil penelitian dapat digunakan sebagai

tambahan informasi mengenai gambaran pemakaian garam beryodium di

rumah tangga khususnya di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan tahun 2007.

1.4.3 Bagi peneliti: Memperoleh pengalaman langsung dalam merencanakan

penelitian, melaksanakan penelitian dan menyusun hasil penelitian tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di

rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan tahun 2007.

7

1.4.4 Bagi ibu rumah tangga: menambah pengetahuan bagi ibu rumah tangga

akan pentingnya mengkonsumsi garam beryodium guna mengurangi

munculnya penyakit gondok dalam masyarakat, serta permasalahan gizi

adalah tanggung jawab semua individu, masyarakat dan pemerintah.

1.5 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian digunakan untuk membedakan antara penelitian terdahulu

dengan penelitian analisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten

Grobogan Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Nama

Peneliti Tahun dan

Tempat Penelitian

Rancangan Penelitian

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Hubungan tingkat

pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi garam beriodium di rumah tangga (Studi di Ds Sukareja, Kec.Warureja, Kab. Tegal)

Mohamad Fauzi

2005: Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal

Jenis penelitian eksplanatory dengan pendekatan crossectional

v. bebas : Tingkat pendidikan, Tingkat pengetahuan, Tingkat pendapatan. v.terikat: Tingkat konsumsi garam beryodium di RT

Tidak ada hubungan yang bermakna. Ada hubungan yang bermakna Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan dengan tingkat konsumsi garam beriodium di RT.

2 Hubungan antara pendidikan, pengetahuan ibu rumahtangga, katersediaan garam beryodium di tingkat perdagangan dengan ketersediaan garam

Suparta

2001: Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jenis penelitian eksplanatory dengan pendekatan crossectional

v. bebas : Tingkat pendidikan, Tingkat pengetahuan, Ketersediaan garam beriodium di tingkat perdagangan.

Tidak ada hubungan yang bermakna Ada hubungan yang bermakna Ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan

8

beriodium di rumah tangga Ds. Seloharjo, Kec.Pundong, Kab. Bantul, Prop. DIY.

v. terikat : Ketersediaan garam beriodium ditingkat RT

garam beriodium di tingkat perdagangan dengan ketersediaan garam beriodium di RT

3 Beberapa faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi penggunaan garam beryodium pada masyarakat Rejosari, Kec. Dawe, Kab. Kudus tahun 1996

Jariyah 1996: Rejosari Kec. Dawe, Kab. Kudus tahun 1996

Metode survey dengan pendekatan crossectional

v. bebas : Tingkat pendidikan, Tingkat pengetahuan gizi, Pendapatan keluarga, Ketersediaan garam beryodium. v. terikat: Frekuensi penggunaan garam beryodium

Tidak ada hubungan yang bermakna Ada hubungan yang bermakna Tidak ada hubungan yang bermakna Tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan garam beryodium dengan frekuensi penggunaan garam beryodium

4 Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Ds. Sumurgede, Kec. Godong, Kab. Grobogan Thn 2007

Ismalia Noviani

2007: Desa Sumurgede, Kec. Godong, Kab. Grobogan, tahun 2007

Jenis penelitian eksplanatory dengan pendekatan crossectional

v. bebas : Pendidikan Ibu, Pendapatan keluarga, Harga Garam, Pengetahuan Ibu. v. terikat: penggunaan garam beryodium di rumah tangga

Perbedaan dari penelitian ini terletak pada tahun dan tempat penelitian,

jenis variabel, waktu penelitian.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat: Penelitian dilaksanakan di Desa Sumurgede

Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

9

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu: Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April

2007.

1.6.3 Ruang Lingkup Materi: Materi dalam penelitian ini dibatasi pada

kandungan yodium dalam garam, tingkat pendidikan ibu, tingkat

pendapatan keluarga, harga garam di pasaran, tingkat pengetahuan ibu,

dan penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Sekarang ini penggunaan garam beryodium sedang digalakkan oleh

pemerintah, guna mengurangi timbulnya penyakit gondok, penurunan fungsi

mental, dan perkembangan fisik, menurunkan angka kematian perinatal pada bayi,

abortus, lahir mati serta hipotiroid.

Zat yodium merupakan komponen dari hormon tiroksin yang tertimbun

dalam folikel kelenjar gondok yang merupakan zat gizi esensial dalam tubuh.

Yodium sendiri merupakan salah satu mineral yang penting bagi kehidupan

manusia, mengingat pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan

fungsi otak (I Dewa Nyoman S, 2002: 163).

2.1.1 Yodium

2.1.1.1 Pengertian Yodium

Yodium merupakan unsur pokok dalam pembentukan hormon tiroksin.

Selain itu yodium juga merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia, karena

sangat diperlukan dalam pertumbuhan, perkembangan fungsi otak. Tubuh

memerlukan yodium secara teratur setiap harinya, maka yodium menjadi bagian

dari makanan setiap hari (Darwin Karyadi, Muhilal, 1985: 26).

Yodium merupakan sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah

maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

11

perkembangan makhluk hidup ( Depkes, 2005). Yodium merupakan mineral yang

diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil, sekitar 25 mg. Tetapi

yodium mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon

tiroksin. Yodium merupakan komponen struktural dari hormon tiroksin yang

dihasilkan oleh kelenjar gondok tiroid yaitu, triiodotironin (T3) dan

tetraiodotironin (T4) (Achmad D, 1999: 56). Fungsi yodium dalam tubuh sebagai

komponen yang penting dalam pembentukan tiroksin pada kelenjar gondok, serta

pengendali transduksi energi seluler (Kartasa Poetra, 2002: 97). Peran tiroksin

untuk meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh sehingga dapat

meningkatkan kadar BMR (Bassal Metabolisme Rate) (Achmad D, 1999: 56).

Sebagaian besar tiroksin diserap melalui usus kecil, tetapi diantaranya

langsung masuk ke dalam sel darah melalui dinding lambung. Penyerapan yodium

berlangsung cepat yaitu dalam waktu sekitar 3-6 menit setelah makanan dicerna

dalam mulut (Achmad D, 1999: 59).

2.1.1.2 Sumber Ketersediaan Yodium

Laut merupakan sumber utama yodium, oleh karena itu makanan laut

yang berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber

yodium yang baik. Daerah yang dekat dengan pantai mengandung yodium cukup

banyak, berbeda dengan daerah yang jauh dari pantai terutama daerah berkapur

dan daerah yang mengalami erosi yang mempunyai sedikit atau tidak

mengandung yodium. Daerah yang jauh dari pantai mempunyai kandungan

yodium yang sedikit, sehingga tanaman yang tumbuh mempunyai sedikit atau

12

tidak sama sekali mengandung yodium. Salah satu cara penanggulangan

kekurangan yodium di Indonesia adalah dengan cara fortifikasi melalui garam

dapur dengan yodium (Sunita A, 2001: 264).

2.1.1.3 Kebutuhan Yodium

Kebutuhan yodium per hari menurut Olson et, al, dalam buku Darwin

Karyadi dan Muhilal (1985: 27) sekitar 1-2μ g/kg berat badan. Perkiraan

kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120μ g/hari untuk anak umur 10 tahun, dan

150μ g/hari untuk orang dewasa. Dan untuk wanita hamil dan menyusui

dianjurkan tambahan masing-masing 25μ g dan 50μ g/hari (Darwin Karyadi,

Muhilal, 1985: 27).

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi belum mencamtumkan konsumsi

yodium yang disarankan, tetapi di negara maju konsumsi yodium yang dianjurkan

untuk orang dewasa (19-22 tahun) adalah 120μ g/hari, orang tua (23-50 tahun)

sebanyak 130μ g/hari, dan untuk usia lebih dari 19-50 tahun sebanyak

110μ g/hari dan untuk usia lebih dari 51 tahun adalah 80μ g/hari (F.G. Winarno,

2004: 166 )

Sebagai salah satu dasar dari hormon tiroid, yodium merupakan bahan

yang mutlak dibutuhkan untuk gizi manusia. Kebutuhan gizi manusia berbeda-

beda, tergantung dari berat tubuh, tinggi badan, umur, jenis kelamin, dan penyakit.

Anjuran untuk pengkonsumsian garam beryodium menurut Food and Nutrition

Board, National Academy of Sciences, National Regional Council pada tahun

1974, yang dikutip oleh Solihin Pudjiaji (2001: 202) adalah sebagai berikut:

13

Tabel 2 Anjuran Pengkonsumsian Garam Beryodium menurut Food and Nutrition

Board, National Academy of Sciences, National Regional Council pada tahun 1974

Golongan Kebutuhan yodium

Bayi umur 0-6 bulan 35 mcg/hr Bayi umur 0-6 bulan 45 mcg/hr Anak umur 1-10 tahun 60-110 mcg/hr Anak umur 11 tahun keatas 100-115 mcg/hr Ibu mengandung 125 mcg/hr Ibu yang menyusui 150 mcg/hr

(Solihin Pudjiaji, 2001: 202)

Kebutuhan yodium sehari-hari sekitar 1-2μ g/kg berat badan. Widya Karya

Pangan dan Gizi 1998, yang dikutip oleh Sunita Almatsier (2001: 264),

menganjurkan AKG untuk yodium sebagai berikut:

Tabel 3 Kebutuhan Yodium menurut Widya Karya Pangan dan Gizi 1998

Golongan Kebutuhan yodium

Bayi 50-70μ g/hari Balita dan anak sekolah 70-120μ g/hari Remaja dan dewasa 150μ g/hari Ibu hamil + 25μ g/hari Ibu menyusui + 50μ g/hari

(Sunita Almatsier, 2001: 264)

2.1.2 Garam Beryodium

2.1.2.1 Pengertian Garam Beryodium

Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada

konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai

upaya jangka panjang. Sedang pemberian kapsul minyak beryodium sebagai

14

upaya jangka pengek, dan hanya ditujukan pada seluruh wanita usia subur (15-49

tahun) yang tinggal didaerah GAKY berat dan sedang (Warta GAKY, 2002: 17).

2.1.2.2 Akibat Kekurangan Yodium

Saat ini garam yang beredar di pasaran, sudah ada yang mencantumkan

kandungan yodium pada kemasan bungkus garam. Tetapi masih ada juga

produsen yang tidak mencantumkan kandungan yodium pada kemasan bungkus

garam. Penggunaan garam dapur tanpa yodium dapat menyebabkan pembesaran

kelenjar gondok, gangguan fungsi mental serta gangguan perkembangan fisik

(Pudjiaji, 1997: 198). Klasifikasi dari pembesaran kelenjar tiroid yaitu:

1. Grade 0: normal

2. Grade IA: kelenjar gondok tidak terlihat, baik datar maupun tengadah

dan palpasi terasa lebih besar dari ruas terakhir ibu jari terakhir ibu jari

penderita.

3. Grade IB: kelenjar gondok dengan tengadah tidak terlihat, dengan

tengadah maksimal terlihat dan dengan palpasi teraba lebih besar dari

grade IA.

4. Grade II: kelenjar gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar

dan dengan palpasi terasa lebih besar dari grade IB.

5. Grade III: kelenjar gondok cukup besar dan terlihat dalam jarak 6 meter

atau lebih (I Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2001: 136).

Tubuh yang kekurangan yodium akan mengalami gangguan fisik maupun

mental, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Gangguuan akibat kekurangan

yodium meliputi gangguan pertumbuhan fisik, antara lain pembesaran kelenjar

15

gondok, badan kerdil, gangguan motorik seperti kesulitan untuk berdiri atau

berjalan normal, bisu, tuli dan mata juling. Kekurangan yodium juga

mengakibatkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya tingkat

kecerdasan. Selain itu, kekurangan yodium dapat menjadi penyebab terjadinya

gangguan reproduksi, keguguran dan bayi lahir mati (BPS, 1999: 2).

Yodium pada hakekatnnya diperlukan oleh semua orang, terutama pada

masa pertumbuhan janin, bayi dan masa remaja. Kekurangan yodium yang serius

bagi ibu yang sedang hamil dapat mengakibatkan bayi lahir mati atau bayi lahir

dalam keadaan cacat fisik atau cacat mental. Selain itu juga berisiko terhadap

seringnya mengalami keguguran. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan

yodium akan tumbuh menjadi anak yang bodoh dan pertumbuhan fisiknya

terganggu. Bila bayi tersebut tidak segera diberi yodium cukup, kondisi fisik dan

mental akan bertambah buruk. Dampak lain dari kekurangan yodium adalah akan

kehilangan sejumlah IQ point. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang

menunjukkan bahwa penduduk yang hidup di daerah rawan yodium memiliki IQ

sebesar 13,5 point lebih rendah dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di

daerah cukup yodium (BPS, 1999 : 2-3).

16

Tabel 4 Spektrum Masalah GAKY

KELOMPOK RENTAN DAMPAK

1. Ibu hamil • Keguguran 2.Janin • Lahir mati

• Cacat bawaan • Meningkatnya kematian perinatal

Meningkatkan kematian bayi • Kretin neurologi (keterbelakangan

mental, tuli, mata juling lumpuh spatis)

• Kretin myxodematosa • Cebol • Kelainan fungsi psikomotor

3. Neonatus • Gondok neonatus • Hipotirodi neonatus

4. Anak dan remaja • Gondok • Gangguan pertubuhan fungsi fisik

dan mental • Hipotirioidi juvenile

5. Dewasa • Gondok dengan komplikasinya • Hipotiroidi • Gangguan fungsi mental • Iodine induced hyper tyroid

( Depkes RI, 2005: 7)

2.1.3 Penggaraman di Indonesia

Teknologi penggaraman di Indonesia pada umumnya masih dilakukan

secara sederhana/tradisional, dengan sistem kristalisasi total yang menghasilkan

kualitas garam rendah (dengan kadar NaCl 75-80% dari produktivitas 35-45 ton

Ha/musim/ 5 bulan). Hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah kolam

penampung (reservoir) penguapan dan kolam kristalisasi yang belum memadai,

tidak adanya kolam untuk air tua di kolam kristalisasi, dikembalikannya air

17

buangan dari kolam sebelumnya dan belum adanya kontrol kualitas, pemanfaatan

sistem air, serta pengetahuan akan sistem, aliran dan pintu air yang kurang (Warta

GAKY, 2002: 19).

Potensi lahan penggaraman tersebar diseluruh Indonesia yang

terkonsentrasi di 6 propinsi, yaitu di Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa

Timue, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan di Nusa

Tenggara Timur. Uji coba pembangunan deplot penggaraman dengan sistem

kristalisasi bertingkat berada di 7 lokasi, yaitu Cirebon, Pati, Rembang, Sampang,

Pamekasan, Bima dan Janeponto (Depkes RI, 2005: 7).

2.1.3.1 Industri Garam Beryodium

Garam yang beredar di pasaran merupakan salah satu produk yang harus

menerapkan SNI (Standar Nasional Indonesia) yang sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 15 tahun 1991 mengenai standar nasional indonesia dan SK

Menteri Perindustrian No. 29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan SNI dan

Penggunaan tanda SNI secara wajib terhadap 10 macam produk industri. Menurut

SNI 01-3556.2-1994/Rev/2000 syarat mutu garam beryodium yaitu dimana

kandungan KIO3 minimal 30 ppm (Depkes RI, 2005: 8).

Pada umumnya perusahan yang belum menerapkan SNI adalah industri

kecil yang berada di sentra produksi yang perlu pembinaan mengenai sistem

manajemen mutu, pelatihan teknik produksi, dan bantuan peralatan mesin yodisasi

garam (Depkes RI, 2005: 8).

18

2.1.3.2 Distribusi Garam Beryodium

Masalah garam beryodium dapat dilihat dari dua aspek, yaitu masalah

supply dan demand. Jika pada supply tidak terdapat masalah, maka masalah

GAKY tidak akan muncul, dan sebaliknya jika tidak ada masalah pada demand

maka masalah GAKY dapat terselesaikan, oleh karena itu pembenahan akan

supply perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan garam beryodium yang

berkualitas di pelosok tanah air dan menumbuhkan demand atau kebutuhan

masyarakat untuk mengkonsumsi garam beryodium (Warta GAKY, 2002: 4).

Distribusi garam beryodium dari perusahaan ke masyarakat, tergantung

dari kemampuan produksi dan pemasaran dalam pasar bebas. Perusahaan yang

besar mampu melakukan distribusi antar pulau dan antar propinsi, sedang

perusahaan menengah dan kecil hanya mampu memasarkan produksinya dalam

satu wilayah saja, baik dalam wilayah propinsi, kabupaten/ kota. Pasar yang

berada di daerah terpencil pada umumnya sulit terjangkau oleh distributor garam

beryodium, dan yang ada berasal dari distributor informal yang memasarkan

garam krosok non-yodium (Depkes RI, 2005: 9).

2.1.3.3 Masalah Garam Beryodium dan Penyediaan Garam Beryodium

Saat ini masih banyak rumah tangga yang belum menggunakan garam

beryodium. Alasan yang dikemukakan cukup singkat yaitu mengenai harga garam

itu sendiri serta rasanya. Nampaknya masalah akan garam beryodium ini sangat

sederhana, namun sesungguhnya sangat sulit unutuk mengatasinya. Permasalahan

yang muncul atau yang menjadi kendala yaitu:

19

1. Sumber garam, dimana sumber yang berbeda misalnya garam rakyat,

garam tambang yang dikelola secara bisnis akan menimbulkan beban

biaya yang berbeda, yang sudah tentu pada akhirnya menjadi beban

masyarakat,

2. Kualitas garam, kemurnian dan kandungan air akan mempengaruhi proses

iodisasi dan selera konsumen,

3. Masalah distribusi, perlu adanya deregulasi, karena prosedur yang rumit

akan meningkatkan beban biaya, sehingga harga mahal dan sasaran tak

tercapai,

4. Penyimpanan, teknik penyimpanan yang kurang memadai akan

mempengaruhi kualitas garam beryodium,

5. Pengepakan, memerlukan teknik tertentu, menghindari sinar matahari dan

kelembaban yang dapat mengakibatkan penguapan yodium,

6. Konsumen, umumnya masyarakat mengatakan rasa garam beryodium

kurang enak serta harga lebih mahal (Ketut S, dkk: 20).

Permasalahan garam nasional diantarnya adalah rendahnya produktivitas

dan kualitas garam rakyat, sehingga tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan

garam di dalam negeri. Faktor yang mempengaruhi penyediaann garam

beryodium diantaranya adalah:

1. Kondisi alam/iklim wilayah Indonesia mempengaruhi produksi garam

(pada musim penghujan produksi garam dalam negeri tidak cukup),

2. Adanya garam impor yang masuk, dipasarkan sebelum diyodisasi,

3. Rendahnya kualitas garam rakyat/garam krosok,

4. Pengawasan perdagangan antar pulau dan perbatasan (kurang),

20

5. Harga garam beryodium relatif mahal,

6. Kesadaran masyarakat tentang manfaat garam beryodium kurang,

7. Kebiasaan menyimpan garam dalam wadah terbuka dan di atas tempat

memasak mengakibatkan garam mudah menguap (Depkes RI, 2005: 14).

2.1.4 Uji Garam Beryodium

Cara mengetahui garam yang dibeli beryodium dengan cara :

1. Membaca label pada kemasan. Pada kemasan garam beryodium harus

tertulis garam beryodium.

2. Pengujian mutu garam beryodium

a. Menggunakan cairan uji yodina:

1. Siapkan garam yang akan diuji,

2. Siapkan cairan uji iodina,

3. Ambil setengah sendok teh garam yang akan diuji, letakkan dalam

piring, teteskan cairan yodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut,

4. Tunggu dan perhatikan apakah garam berubah warna. Kalau tidak

berubah, masih putih berarti tidak mengandung iodium (0 ppm), jangan

dibeli lagi,

5. Bila berwarna ungu tua berarti garam tersebt mengandung yodium yang

sesuai dengan persyaratan (30 ppm),

6. Bila berwarna ungu muda, berarti garam tersebut kurang mengandung

yodium, tidak dianjurkan untuk dipakai (Warta Gaky, 2002: 3 ).

21

b. Menggunakan singkong parut:

1. Kupas singkong yang masih segar lalu diparut,

2. Tuangkan satu sendok perasan singkong, parut tanpa ditambah air ke

dalam tempat yang bersih,

3. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa,

4. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang, aduk sampai merata, biarkan

berapa menit,

5. Bila warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium

(Warta Gaky, 2002: 3 ).

Jenis garam yang terdapat di Indonesia :

1. Garam curai/ krosok, merupakan garam yang mempunyai kualitas garam

yang paling rendah,

2. Garam briket/ bata beryodium, banyak yang diproduksi dan dipasarkan,

dikemas dalam plastik isi 12 batang mempunyai mutu lebih baik dari

garam curai/ krosok,

3. Garam halus beryodium, merupakan garam yang mempunyai mutu lebih

baik dari garam briket/ bata dan garam curai/ krosok (Depkes RI,

2005:15).

2.1.5 Faktor Yang Berhubungan dengan Penggunaan Garam Beryodium

Penggunaan dapat diartikan sebagai memanfaatkan sesuatu untuk diambil

manfaatnya (M.B Ali T. Deli, 2000: 248). Penggunaan garam beryodium di

rumah tangga mempunyai manfaat yang penting, yaitu untuk mencegah

22

munculnya penyakit gondok dalam keluarga. Menurut Hadisaputro S dkk (2001)

yang dikutip oleh Asih W dkk (2006: 42) menyatakan bahwa Daya beli

masyarakat yang rendah serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap

garam beryodium merupakan kendala yang menyebabkan presentase penggunaan

garam beryodium yang tidak memenuhi syarat masih tinggi.

Penggunaan garam beryodium dalam rumah tangga berhubungan erat

dengan praktik ibu dalam penggunaan garam. Menurut Hadisaputro S (1993) yang

dikutip oleh Asih W dkk (2006: 44), menyatakan bahwa praktik konsumsi garam

beryodium serta pola konsumsi pangan kaya yodium merupakan salah satu upaya

dalam mengantisipasi kekurangan yodium dalam anggota keluarga (Asih W dkk

2006: 44).

2.1.5.1 Pendidikan Ibu

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu tindakan yang dilakukan

dengan maksud agar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan

akhlak bahkan juga seluruh kepribadiannya. Pendidikan juga berarti lembaga yang

bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem, dan

organisasi pendidikan, dimana lembaga ini meliputi keluarga, sekolah, dan

masyarakat (Fuad Ihsan, 2001: 7).

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang berkelanjutan, yang

ditetapkan berdasarkan tingkat kerumitan bahan pengajaran, tingkat

perkembangan peserta didik dan cara penyajian bahan pengajaran, jenjang

23

pendidikan terdiri formal dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi (Fuad Ihsan, 2001: 22).

1) Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah pendidikan yang diselenggarakan selama 9 tahun,

yaitu pendidikan yang diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah dasar dan 3

tahun di SLTP. Dimana pendidikan ini memberikan pengetahuan, keterampilan,

menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan, menengah (Fuad

Ihsan, 2001: 22).

2) Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah terdiri dari sekolah umum dan sekolah kejuruan.

Sekolah menengah umum dan kejuruan diselenggarakan selama 3 tahun.

Pendidikan menengah ini mempersiapkan peserta didik menjadi anggota

masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik

dengan lingkungan sosial budaya, alam sekitar, serta dapat mengembangkan lebih

lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi (Fuad Ihsan, 2001: 23).

3) Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi lebih mempersiapkan peserta didiknya untuk menjadi

anggota masyarakat yang memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bersifat

akademik atau profesional, sehingga dapat menerapkan, mengembangkan

/menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka meningkatkan

pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Fuad Ihsan,

2001: 23).

24

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia yang

beriman dan bertaqwa tehadap Tuhan YME, berbudi luhur, berkepribaidan,

berdisiplin, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani

dan rohani. Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan pendidikan yaitu

dengan wajib belajar. Dimana usaha ini dilakukan agar pendidikan seseorang

dapat dikembangkan kepribadian serta kemampuan ke arah yang lebih baik.

Peningkatan di bidang pendidikan akan mempunyai dampak yang positif terhadap

derajad kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan

diharapkan bahwa kemampuan masyarakat dalam pembangunan kesehatan juga

akan meningkat (Koentjoroningrat, A.A Loedin, 1985: 4). Tingkat pendidikan ibu

rumah tangga memegang peranan penting dalam membantu perkembangan anak,

bila didukung dengan pendidikan formal dan informal. Semakin tinggi tingkat

pendidikan ibu maka akan mudah dalam menyerap pengetahuan yang ada,

misalnya dalam menyerap informasi akan gizi keluarga.

2.1.5.2 Pendapatan Keluarga

Salah satu cara untuk melihat pendapatan penduduk adalah dengan

mengetahui jenis faktor produksi yang mereka kuasai (tanah, modal/ tenaga

kerja), jumlah faktor yang mereka miliki dan tingkat biaya sewa, upah, suku

bunga (Anne Mills & Lucy G. : 23).

Pendapatan rumah tangga menurut Maslina Bangun S. & Anidal H (1976:

57) yang dikutip oleh Mulyanto (1982: 322) adalah jumlah penghasilan riil dari

seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan

25

bersama maupun perseorangan dalam rumah tangga. Pendapatan menurut

Bambang S (1979: 14) yang dikutip oleh Mulyanto (1982: 322) membagi

pendapatan menjadi dua yaitu :

a. Pendapatan berupa uang: segala penghasilan yang berupa uang yang diperoleh

melalui gaji dan upah, dari usaha sendiri dan bekerja bebas, dan dari penjualan

barang-barang yang dimiliki,

b. Pendapatan berupa barang: segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk

barang terhadap jasa yang telah diberikan.

Faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah pekerjaan, pendidikan,

masa kerja serta jumlah anggota keluarga. Tingkat pendapatan keluarga dapat

diketahui dengan menghitung jumlah keseluruhan pendapatan yang diperolah

dalam satu bulan dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu

keluarga (Mulyanto, 1982: 96). Dengan meningkatnya pendapatan, maka

terjadilah perubahan dalam susunan makanan. Tingkat pendapatan akan

mempengaruhi pola konsumsi makanan anggota keluarga. Pendapatan yang

terbatas akan membatasi peluang untuk memilih jenis dan jumlah makanan yang

bergizi. Keadaan ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar

pada konsumsi pangan, terutama pada golongan miskin. Hal ini disebabkan

karena penduduk golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatannya

untuk memenuhi kebutuhan makanan (Yayuk Farida, dkk, 204: 71).

Dari sini terlihat bahwa pendapatan mempunyai peran yang penting dalam

memenuhi kebutuhan keluarga. Bila pendapatan keluarga tidak mencukupi

26

kebutuhan sehari-hari, maka pemenuhan akan gizi yang baik akan kurang

(Suhardjo dkk, 1986: 177).

2.1.5.3 Harga Garam

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk

memperoleh produk tertentu. Pengertian harga dalam pemasaran garam

beryodium bisa berupa pengorbanan yang berbentuk uang, kesempatan, waktu,

nilai atau pandangan lama yang dibutuhkan untuk mendapatkan garam beryodium

(Warta Gaky, 2002: 18).

Sebagai contoh apabila untuk membeli garam beryodium setiap ibu rumah

tangga harus pergi ke pasar karena tidak tersedia di warung terdekat, maka

dianggap menyita waktu karena dibutuhkan pengorbanan yang besar. Setiap

tempat mengandung harga dan tantangannya adalah menekan harga serendah

mungkin. Meskipun harga garam beryodium sedikit lebih mahal, masyarakat

harus benar-benar mengkonsumsi garam beryodium, karena apabila akan

terancam GAKY yang dapat berkibat fatal terhadap diri dan keluarga (Warta

Gaky, 2002: 3).

2.1.5.4 Pengetahuan Ibu

Soekidjo Notoatmodjo (1997: 127) pengetahuan adalah hasil yang terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera perasa, peraba, penglihatan,

27

pendengaran dan penciuman. Diharapkan dengan pengetahuan yang dimiliki

manusia dapat mengatasi masalah yang muncul di masa yang akan datang.

Pengetahuan akan penggunaan garam beryodium dapat diperoleh dari

dunia pendidikan atau dari promosi yang dilakukan oleh pemerintah. Promosi

dalam hal ini dapat diartikan sebagai pengkomunikasi keunggulan produk dan

berusaha untuk membujuk konsumen untuk membeli suatu barang. Pengetahuan

pada umumnya dapat mempengaruhi sikap tertentu dari dalam diri seseorang dan

mempengaruhi tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula dengan

tingkat pengetahuan gizi yang tinggi pada gilirannya akan dapat mendorong ibu

untuk dapat menghidangkan makanan sehari- hari dalam jumlah dan kualitas yang

mencukupi kebutuhan gizi. Tanpa adanya pengetahuan gizi, akan sulit untuk

menerapkan informasi yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari.

Pengetahuan mengenai garam beryodium yang kurang, dapat mempengaruhi

dalam memahami arti penting yodium dalam tubuh (Asih W, dk, 2006: 44).

Sampai saat ini urusan rumah tangga, terutama yang berhubungan dengan

cara mengurus anak dan menyiapkan makanan masih dipandang menjadi urusan

wanita. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa ibu sangat berperan penting dalam

pengadaan pangan keluarga. Sehingga perilaku konsumsi pangan dalam keluarga

sangat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan ibu dalam

menyediakan makanan dalam keluarga. Pengetahuan dan ketrampilan dapat

diperoleh dari pengalaman yang dimiliki ibu. Dengan demikian pengetahuan akan

garam beryodium oleh ibu sengatlah penting, karena akan menentukan kesehatan

gizi keluarga (Suhardjo, 1986:31-32).

28

2.2 Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka teori analisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga Sumber dimodifikasi dari: Depkes Prop. Jateng ( 2004: 4); Warta GAKY (2002: 8); Yayuk Farida dkk (2004: 111); Mulyanto (1982: 322); Fuad Ihsan (2001: 22-23); I Dewa Nyoman Supariasa dkk (2001: 177)

Ketersediaan garam beryodium di pasaran

Letak geografis tempat tinggal penduduk

Harga garam di pasaran

Tingkat pendapatan keluarga

Produksi garam beryodium

Penggunaan garam beryodium di rumah

Tingkat pendidikan ibu

Tingkat pengetahuan ibu

Distribusi garam beryodium

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Dalam kerangka teori terdapat empat faktor yang berhubungan dengan

pengguaan garam beryodium di rumah tangga. Variabel bebas yaitu pendidikan

ibu, pendapatan keluarga, harga garam dan pengetahuan ibu. Variabel terikat yaitu

penggunaan garam beryodium di rumah tangga. Ketersediaan garam beryodium di

pasaran tidak diambil karena keterbatasan peneliti dalam penelitian dan variabel

tersebut dianggap sama, karena penelitian ini masih dilakukan dalam satu wilayah

yang sama. Sehingga dapat diihat gambar sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2

Kerangka konsep analisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga

Pendidikan ibu

Pendapatan keluarga

Pengetahuan ibu

Harga garam

Penggunaan garam beryodium di rumah tangga

30

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Ada hubungan antara pendidikan dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007.

3.2.2 Ada hubungan antara pendapatan dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007.

3.2.3 Ada hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan Tahun 2007.

3.2.4 Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang garam beryodium

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Desa

Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007.

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 5 di

bawah ini:

Tabel 5 Definisi operasional dan skala pengukuran variabel

No Variabel Definisi Operasional Kategori Skala (1) (2) (3) (4) (6) 1 Pendidikan

ibu Jenjang pendidikan formal terakhir yang berhasil ditempuh oleh ibu/ usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah, dan sistematis melalui lembaga pendidikan formal

• Tidak tamat pendidikan dasar

• Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

• Tamat pendidikan menengah SLTA

• Tamat pendidikan

Ordinal

31

terakhir yang berhasil ditempuh oleh ibu (Fuad Ihsan, 2001: 131)

tinggi (Fuad Ihsan, 2001: 22-23)

2 Pendapatan keluarga

Tingkat pendapatan keluarga dapat diketahui dengan menghitung jumlah keseluruhan pendapatan yang diperolah dalam satu bulan dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu keluarga

≥UMK (Rp. 582.000,-) ≤UMK (Rp. 582.000,-)

Ordinal

3 Harga garam Jumlah yang harus dibayar responden untuk membeli garam dalam rupiah .

≥ Rp. 1.000.00 Rp. 500.00 – Rp. 1.000.0 ≤Rp. 500.00

Ordinal

4 Pengetahuan ibu

Pengetahuan ibu rumah tangga akan garam beryodium dalam kehidupan sehari-hari, tentang yodium, tentang GAKY, tentang manfaat garam beryodium, cara penyimpanan garam dan cara pengetesan garam (BPS, 1999: 8) Skor: 0 (jawaban salah) 1 (jawaban benar)

• Kurang:<60% jawaban benar

• Cukup:60-80% jawaban benar

• Baik: >80% jawaban benar

(Yayuk Farida dkk, 2004: 111)

Ordinal

5 Penggunaan garam beryodium di rumah tangga

Kandungan yodium dalam garam yg dikonsumsi sehari-hari dlm tiap rumah tangga dgn cara uji garam (sesuai dgn PP No. 15 th.1991, SK Men Perindustrian No.29/M/SK/2/95 ttg pengesahan SNI &penggunaan tanda SNI secara wajib. Syarat mutu garam konsumsi beryodium SNI 01-3556.2-1994/Rev 2000 adalah kandungan KIO3 min 30 ppm). (Depkes RI, 2005: 8)

• Tidak menggunakan garam beryodium

• Menggunakan garam beryodium

Nominal

32

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Explanatory Reseach yaitu untuk

menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.

Menggunakan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini variabel sebab/

risiko dan variabel akibat/ kasus yang terjadi pada objek diukur/ dikumpulkan

dalam waktu yang bersamaan, sehingga hasil yang diperoleh lebih cepat didapat

dan tidak memerlukan banyak waktu serta tidak memaksa subjek untuk

mengalami faktor yang diperlukan yang bersifat merugikan kesehatan. Alasan

peneliti memilih rancangan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross

sectional adalah karena dalam penelitian cross sectional variabel sebab atau risiko

dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek diukur atau dikumpulkan secara

stimultan dan dalam waktu yang bersamaan sehingga hasilnya lebih cepat

diperoleh dan tidak memerlukan banyak waktu, selain itu penelitian cross

sectional juga mudah dilakukan dan murah sebab tidak memerlukan follow-up,

serta pada penelitian cross sectional tidak memaksa subjek untuk mengalami

faktor yang diperkirakan bersifat merugikan kesehatan. Kekurangan dari

penelitian ini tidak tepat digunakan untuk menganalisis hubungan kausal paparan

dan penyakit, serta subyek diobservasi hanya sekali saja pada saat penelitian,

sedangkan pengamatan terhadap kondisi yang akan datang/ sebelumnya tidak

dapat dilakukan (Bhisma Murti, 1997: 106).

33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga yang diketahui

melalui jumlah kepala keluarga yang bertempat tinggal di Desa Sumurgede,

Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007 dengan jumlah 860 kepala

keluarga, dengan responden ibu rumah tangga.

3.5.2 Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah rumah tangga yang berjumlah 147

sampel. Penelitian ini menggunakan metode penelitian cross sectional.

Penghitungan sampel dapat dilihat sebagai berikut :

n = 221

2 .d

qpZ α−

dengan:

p = perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit (atau paparan) pada populasi

q = 1- p

21 α−Z = statistik Z pada distribusi normal standar, pada tingkat kemaknaan +α

d = presisi absolut yang diinginkan pada kedua sisi proporsi populasi

(Bhisma Murti, 1997: 222).

Diketahui : P = 0,1072

q = 1 – 0,1072 = 0,8928

2

2 .21d

qPzn α−=

n 2

2

)05,0(8928,0.1072,0.(1,96) =

34

n 0025,0

8928,0.1072,0.84,3 =

n 0025,03676,0 =

n = 147,04 →147 sampel

Jadi besar sampel minimal dalam penelitian ini yaitu sebesar 147

sampel dimana pengambilan sampel dilakukan secara proportional stratified

random sampling. Sampel didapat dari tiap RW, dimana Desa Sumurgede terdiri

dari 4 RW. Penghitungan pengambilan sampel sebagai berikut:

RW 1 : 46147860270

=x sampel

RW 2 : 35147860205

=x sampel

RW 3 : 39147860231

=x sampel

RW 4 : 27147860156

=x sampel

Langkah-langkah pengambilan sampel:

1. Berdasar data dari kantor desa di buat daftar kepala keluarga,

2. Menentukan jumlah sampel dari tiap RW,

3. Sampel diambil secara acak,

4. Menentukan sampel cadangan untuk menggantikan responden yang tidak

bersedia untuk diwawancarai.

35

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Kuesioner digunakan untuk mendapatkan informasi tentang/ mengenai

pendidikan ibu, pendapatan keluarga, harga garam dan pengetahuan ibu.

3.6.2 Iodine test digunakan untuk mengukur ada tidaknya kandungan yodium

dalam garam.

3.7 Teknik Pengambilan Data

3.7.1 Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder berupa data penderita

penyakit gondok dari DKK Propinsi Jawa Tengah, DKK Kabupaten Grobogan,

dan puskesmas Godong II, data monografi Kelurahan Sumurgede.

3.7.2 Kuesioner

Metode ini diharapkan data yang terkumpul adalah data yang sebenarnya yang

diberikan oleh responden. Metode ini digunakan untuk mengetahui pendidikan

ibu, pendapatan keluarga, harga garam dan pengetahuan ibu.

3.7.3 Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data yang dianggap kurang lengkap

atau untuk memperoleh kepastian atas data yang masih meragukan. Dalam

menggunakan metode ini peneliti ini berhadapan dan bertanya secara langsung

kepada ibu rumah tangga untuk memperoleh data-data tertentu yang diperlukan.

36

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.8.1 Uji Validitas

Cara pengukuran validitas tersebut dengan cara skor-skor yang ada pada

item dikorelasikan dengan skor total, dengan menggunakn korelasi product

moment, sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Hasil penghitungan kemudian di korelasikan dengan taraf signifikan 5%

pada r tabel. Untuk taraf signifikasi 5% maka angka kritik adalah 0,444,

sedangkan untuk taraf signifikasi di atas angka kritik 5% maka pertanyaan

tersebut dianggap valid.

Validitas tiap item diuji dengan korelasi product moment berdasar uji

validitas semua item valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Analisis validatas kuesioner dapat dilihat dalam lampiran 5 halaman .

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

alpha, sebagai berikut:

r11= ( ) ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ Σ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡− 2

1

2

11 σ

σ b

kk

Keterangan: r11= reliabilitas =2bσ varians skor total

k= banyak butir soal =21σ varians butir

rxy=( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

37

3.9 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data meliputi:

1. Pengumpulan data

2. Editing : bertujuan untuk memeriksa kembali jawaban yang telah

ada, dan bila ada kekurangan segera dilengkapi.

3. Koding : bertujuan memberikan kode terhadap jawaban agar pengolahan

data lebih mudah dan cepat.

4. Entry data : bertujuan memasukkan data yang telah dikoding ke dalam

komputer yang selanjutnya diolah menggunakan program SPSS 12.0 for

windows.

5. Tabulasi data : bertujuan mengelompokkan data ke dalam suatu tabel

distribusi frekuensi dengan tujuan agar mudah dibaca dan di analisis

dengan menggunakan komputer.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkaan semua variabel yaitu

variabel tingkat pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga, harga garam dan

tingkat pengetahuan ibu di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan, dengan menggunakan tampilan berupa tabel atau grafik yang berasal

dari data numerik.

38

3.10.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pendidikan ibu, tingkat pendapatan keluarga, harga garam dan tingkat

pengetahuan ibu dengan penggunaan garam di rumah tangga. Pengolahan data

menggunakan uji chi square, dan jika uji statistik chi square tidak memenuhi

syarat maka uji alternatif yang digunakan adalah dengan menggunakan uji

statistik uji Fisher.

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Gambaran umum Desa Sumurgede

Desa Sumurgede merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan

Godong, Kabupaten Grobogan. Luas wilayah Desa Sumurgede 392,555 Ha,

dimana wilayah ini sebagian besar berupa areal persawahan sehingga sebagian

besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Desa Sumurgede

mempunyai tiga (3) dukuh yaitu Dukuh Sumurgede, Dukuh Jabung dan Dukuh

Karangtengah. Batas wilayah Desa Sumurgede yaitu sebelah:

Utara : Bandung Dorolegi

Selatan : Latak

Timur : Sambung

Barat : Jabung Latak/ Pahesan

Jarak desa untuk menuju kecamatan adalah ± 9 km. Adapun jumlah kepala

keluarga yang berada di Desa Sumurgede berjumlah 860 KK, total penduduk

3496, jumlah laki-laki sebanyak 1719 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 1777 jiwa.

4.1.2 Karakteristik Sampel

Penelitian ini dilakukan di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan dengan subyek penelitian yaitu ibu rumah tangga. Subyek

40

yang diteliti sebanyak 147 responden yang diambil dari masing-masing RW.

RW I 46 sampel, RW II 35 sampel, RW III 39 sampel, RW IV 27 sampel.

4.1.2.1 Karakteristik Responden menurut Kelompok Pendidikan

Pendidikan responden Desa Sumurgede dalam penelitian ini dapat

dikelompokkan berdasarkan 3 tingkat pendidikan yaitu pendidikan menengah

(SMU), pendidikan dasar (SD/SLTP), dan tidak lulus pendidikan dasar/ tidak

sekolah dan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6 Pendidikan Responden

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

Tamat pendidikan menengah (SLTA)

7 4.8

Tamat pendidikan dasar (SD/ SLTP)

107 72.8

Tidak tamat pendidikan dasar

33 22.4

Total 147 100

Dari tabel 6 diperoleh bahwa di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan frekuensi ibu menurut kelompok pendidikan yang paling

banyak adalah tamat pendidikan dasar (SD/SLTP) yaitu sebesar 107 responden

dengan persentase 72,8%.

4.1.2.2 Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden menurut kelompok

umur di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan dapat

dikelompokkan berdasarkan kategori dewasa dini (umur 18 tahun-40 tahun),

41

dewasa madya (umur 41 tahun-60 tahun) dan dewasa lanjut (umur 61 tahun-

kematian) (Elisabeth, 1997: 246) dapat dilihat pada tabel 7, sebagai berikut:

Tabel 7 Umur Responden

Umur frekuensi Persentase (%)

18 tahun-40 tahun 117 79.60 41 tahun-60 tahun 29 19.72 61 tahun-kematian 1 0.68 Total 147 100

Dari tabel 7 tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden berumur 18

tahun sampai 40 tahun (dewasa dini) dengan persentase sebesar 76.60% (sebanyak

117 responden).

4.1.2.3 Karakteristik Responden menurut Kelompok Pekerjaan

Pekerjaan responden Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten

Grobogan dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu, Ibu Rumah Tangga (IRT), petani

dan wiraswasta dan dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8 Pekerjaan Responden

Pekerjaan frekuensi Persentase (%)

IRT 15 10.20 Petani 127 86.40 Wiraswasta 5 3.40 Total 147 100

Dari tabel 8 tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden bekerja

sebagai petani dengan persentase sebesar 86.40% (sebanyak 127 responden).

42

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Univariat

Analisa univariat dimaksudkan untuk menggambarkan hasil penelitian

yang diperoleh. Analisis dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu rumah

tangga, tingkat pendapatan keluarga, harga garam, dan tingkat pengetahuan ibu

rumah tangga.

4.2.1.1 Tingkat pendidikan Ibu

Hasil penelitian tingkat pendidikan ibu rumah tangga di Desa Sumurgede,

Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 9

di bawah ini:

Tabel 9 Tingkat pendidikan Ibu

Kriteria Frekuensi Persentase

(%) Tamat pendidikan menengah (SLTA)

7 4.8

Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

107 72.8

Tidak tamat pendidikan dasar 33 22.4 Total 147 100

Terlihat dari tabel 9 di atas, terlihat bahwa pendidikan ibu paling banyak

adalah berpendidikan tamat pendidikan dasar (SD/SLTP) sebesar 107 responden

(72.8%).

43

4.2.1.2 Tingkat pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga diukur dengan menggunakan kriteria UMK, dimana

UMK Kabupaten Grobogan adalah Rp. 582.000,00. Hasil penelitian pendapatan

keluarga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun

2007 dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini:

Tabel 10 Tingkat pendapatan keluarga

Kriteria Frekuensi Persentase

(%) ≥UMK 53 36.1 ≤ UMK 94 63.9 Total 147 100

Dari tabel 10 diatas tingkat pendapatan keluarga banyak yang masih

berada di bawah upah minimum Kabupaten (UMK) yaitu 94 responden (63.9%).

4.2.1.3 Harga Garam

Hasil penelitian mengenai harga garam di Desa Sumurgede, Kecamatan

Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007, dengan SD= 551,420, mean= 879,93,

median= 800, minimum= 200 dan maximum= 4000, dan dapat dilihat pada tabel

11 di bawah ini:

Tabel 11 Harga Garam

Kriteria FrekuensiPersentase

(%) ≥ Rp. 1000.00 62 42.2

Rp. 500.00 – Rp. 1.000.00 71 48.3 ≤ Rp. 500.00 14 9.5 Total 147 100

44

Dari tabel 11 diatas menunjukkan bahwa paling banyak ibu rumah tangga

(48.3%) mengeluarkan dana pada setiap kali untuk membeli garam antara harga

Rp. 500.00-Rp. 1.000.00 pada setiap kali untuk membeli garam. 42.2% ibu rumah

tangga yang hanya mengeluarkan dana lebih dari Rp. 1000.00 pada setiap kali

membeli garam.

4.2.1.4 Tingkat Pengetahuan Ibu

Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu di Desa Sumurgede,

Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007 dan dapat dilihat pada

tabel 12 di bawah ini:

Tabel 12 Tingkat Pengetahuan Ibu

Kriteria Frekuensi Persentase

(%) Baik 58 39.5 Cukup 57 38.8 Kurang 32 21.8 Total 147 100

Dari tabel 12 diatas tingkat pengetahuan ibu rumah tangga banyak yang

paling banyak adalah mempunyai pengetahuan baik sebesar 58 responden

(39.5%).

4.2.1.5 Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Hasil penelitian mengenai penggunaan garam beryodium di rumah tangga

di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan Tahun 2007 dan

dapat dilihat pada tabel 13 di bawah ini:

45

Tabel 13 Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Kriteria Frekuensi Persentase

(%) Menggunakan garam beryodium

120 81.6

Tidak menggunakan garam beryodium

27 18.4

Total 147 100

Dari tabel 13 diatas responden banyak yang menggunakan garam

beryodium di dalam rumah tangga yaitu sebanyak 120 responden (81.6%).

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini digunakan untuk pengujian hipotesis,

penelitian yang telah disusun sebelumnya. Analisis yang digunakan adalah Chi

Square dan bila uji Chi Square tidak dapat terpenuhi maka digunakan alternatif uji

statistik yaitu uji Fisher dengan taraf signifikansi 95%.

4.2.2.1 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Analisis bivariat pendidikan ibu dengan penggunaan garam beryodium di

rumah tangga dilakukan penggabungan sel karena hasil sebelum penggabungan

sel tidak dapat terbaca/ tidak memenuhi syarat uji statistik. Untuk mengetahui

hubungan antara pendidikan ibu dengan penggunaan garam beryodium di rumah

tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun 2007

dapat dilihat pada tabel 14 di bawah ini:

46

Tabel 14 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Garam Beryodium di

Rumah Tangga

Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Tidak menggunakan

Menggunakan

Total

Pendidikan

Σ % Σ % Σ %

P

Tidak tamat sekolah

9 27.3 24 72.7 33 100

Tamat Sekolah (SD, SLTP, SMU)

18 15.8 96 84.2 114 100

0.213

Dari hasil analisis dengan uji statistik menggunakan uji Chi-Square dapat

diketahui bahwa p= 0.213 yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat

pendidikan ibu dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

4.2.2.2 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan keluarga dengan

penggunaan garam beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan

Godong Kabupaten Grobogan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini:

Tabel 15 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Tidak menggunakan

Menggunakan

Total

Pendapatan

Keluarga

Σ % Σ % Σ %

P

≥ UMK 15 16.0 79 84.0 94 100

≤ UMK 12 22.6 41 77.4 53 100

0.434

47

Dari hasil analisis dengan uji statistik menggunakan uji Chi-Square

diperoleh p= 0,434 yang berarti tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

4.2.2.3 Hubungan antara Harga Garam dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Analisis bivariat antara harga garam dengan penggunaan garam beryodium

di rumah tangga dilakukan penggabungan sel karena hasil sebelum penggabungan

sel tidak dapat terbaca/ tidak memenuhi syarat uji statistik. Untuk mengetahui

hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam beryodium di rumah

tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan tahun 2007

dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini:

Tabel 16 Hubungan antara Harga Garam dengan Penggunaan Garam Beryodium di

Rumah Tangga

Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Tidak menggunakan

menggunakan

Total

Harga Garam

Σ % Σ % Σ %

P

≥ Rp. 500.00 24 18 109 82 133 100

≤ Rp. 500.00 3 21.4 11 78.6 14 100

0.722

Karena dengan uji Chi square tidak memenuhi syarat, maka digunakan uji

Fisher yang hasilnya p= 0.722 yang berarti tidak ada hubungan antara harga

garam dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

48

4.2.2.4 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Analisis bivariat antara pengetahuan ibu dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga dilakukan penggabungan sel karena hasil sebelum

penggabungan sel tidak dapat terbaca/ tidak memenuhi syarat uji statistik. Untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong Kabupaten

Grobogan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini:

Tabel 17 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Penggunaan Garam Beryodium

di Rumah Tangga

Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga

Tidak menggunakan

menggunakan

Total

Pengetahuan

Ibu

Σ % Σ % Σ %

P

Cukup dan Baik

15 13.0 100 87.0 115 100

Kurang 12 37.5 20 62.5 32 100

0.004

Dari hasil analisis statistik dengan uji statistik menggunakan uji Chi-

Square diperoleh p= 0,004 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga.

4.3 Pembahasan

Pembahasan penelitian faktor-faktor penggunaan garam beryodium di

rumah tangga terdiri dari tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, harga

garam dan tingkat pengetahuan ibu, dapat dijelaskan sebagai berikut:

49

4.3.1 Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Dari hasil uji Chi Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pendidikan ibu dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga (p= 0.213).

Penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang ada. Dari data penelitian

diperoleh bahwa pendidikan ibu rumah tangga tergolong berpendidikan rendah

(hanya tamat SD/SLTP) namun mempunyai pengetahuan akan penggunaan garam

beryodium cenderung cukup/baik. Hal ini dapat di karenakan lingkungan

mempunyai pengaruh yang cukup baik. Dimana ibu yang mempunyai pendidikan

rendah memiliki kesadaran tinggi untuk meningkatkan pengetahuan dengan

keaktifan mereka dalam PKK. Mereka merasa membutuhkan informasi tentang

kesehatan dan gizi, sehingga dapat mengetahui masalah kesehatan dan gizi yang

tidak diinginkan. Melalui pendidikan pengetahuan akan bertambah serta tingkah

laku dan tindakan dapat berubah dalam pemenuhuan penyajian pangan (garam

beryodium), terutama bagi wanita yang merupakan modal utama dalam

mempersiapkan generasi muda yang berkualitas (Koentjaraningrat, 1985: 3-4).

4.3.2 Hubungan antara Pendapatan Keluarga dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Dari hasil uji Chi Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pendapatan keluarga dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga (p=

0.434). Dari data yang diperoleh bahwa pendapatan keluarga tergolong

mempunyai pendapatan di bawah UMK yaitu Rp. 582.000, namun kebanyakan

50

dari keluarga tersebut menggunakan garam beryodium, meskipun ada sebagian

keluarga yang tidak menggunakan garam beryodium dalam rumah tangga.

Penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang ada, dimana pendapatan yang

semakin tinggi akan mempermudah keluarga tersebut untuk memenuhi kebutuhan

pangan, terutama kebutuhan gizi, selain itu ketersediaan pangan yang baik akan

tercukupi, akan tetapi pengeluaran uang lebih banyak untuk pangan tidak akan

terjamin lebih beragamnya konsumsi pangan (Suhardjo, dkk, 1986: 177).

Menurut Djieng Roedjito (1989: 1), yang menyatakan semakin tinggi

pendapatan akan mempermudah keluarga tersebut dalam pemenuhan kebutuhan,

terutama kebutuhan gizi, selain itu ketersediaan pangan akan menjadi baik,

dengan ditunjang kondisi sanitasi yang sehat, sehingga keluarga tidak mudah

terkena penyakit yang akhirnya berakibat pada seluruh anggota keluarga. Pada ibu

yang tidak bekerja dapat melakukan aktivitas untuk mengatur konsumsi keluarga

dengan maksimal. Besar kecilnya pendapatan keluarga berpengaruh terhadap pola

konsumsi dan status gizi individu, maka apabila suatu keluarga berpenghasilan

tinggi maka mereka mampu untuk membeli bahan pangan yang bergizi. Tingkat

pendapatan akan mempengaruhi pola konsumsi makanan anggota keluarga,

dimana pendapatan yang terbatas akan membatasi peluang untuk memilih jenis

dan jumlah makanan yang bergizi. Karena bukti menunjukkan bahwa kebiasaan

pangan cenderung berubah bersama dengan naiknya pendapatan (Suhardjo, dkk,

1986: 177) yang mana teori ini tidak sesuai dengan hasil penelitian.

51

4.3.3 Hubungan antara Harga Garam dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Dari hasil uji Chi Square tidak dapat diketahui hasilnya maka alternatif

untuk uji ini yaitu menggunakan uji Fisher yang didapatkan bahwa tidak ada

hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam beryodium di rumah

tangga (p= 0.722). Penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang menyatakan

bahwa harga garam beryodium yang berada di pasaran memiliki harga yang

sedikit agak mahal dan untuk memperolehnya membutuhkan pegorbanan. Harga

merupakan ukuran tentang berapa besar pendapatan (income) yang perlu

dikorbankan seseorang untuk membeli suatu komoditi. Semakin berharga

komoditi tersebut, semakin tinggi konsumen akan membayar untuk

mendapatkannya. Dari sudut supply harga sendiri merupakan petunjuk bagi

konsumen dalam melihat suatu barang (Anne Mills dan Lucy Gilson: 38) yang

mana teori ini tidak sesuai dengan hasil penelitian.. Sekarang ini harga garam

beryodium yang berada di pasaran cukup terjangkau meskipun masih terdapat

beberapa masyarakat yang menggunakan garam krosok. Saat ini masyarakat telah

sadar akan pentingnya penggunaan garam beryodium dalam kehidupan sehari-hari

(Warta GAKY, 2002: 3). Kesediaan ibu rumah tangga untuk membeli suatu

barang (garam dapur), adalah persepsi ibu terhadap kegunaan dari barang tersebut.

Faktor biaya dari suatu barang akan mempengaruhi harga jual dari suatu produk/

barang. Apabila terdapat barang (garam dapur) yang lebih murah maka harga

barang tersebut akan menjadi turun/ tidak akan laku di pasaran (Gregorius C: 49, -

109-110).

52

4.3.4 Hubungan antara Pengetahuan Ibu dengan Penggunaan Garam

Beryodium di Rumah Tangga

Dari hasil uji Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara

pendidikan ibu dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga (p= 0.004).

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohamad Fauzi

(2005), Suparta (2001), dan Jariyah (1996) yang menyatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga. Hasil penelitian diperoleh dari 147 responden

ternyata responden memiliki 78,2% pengetahuan yang cukup dan baik.

Pengetahuan dengan mengadopsi konsep utama dari Green adalah sebagai faktor

pemudah yang mengarahkan pada tindakan tepat pada perilaku kesehatan. Oleh

karena itu pengetahuan akan membuka wawasan ibu terhadap masukan informasi

khususnya tentang garam beryodium dan selanjutnya dipraktikkan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan yaitu perilaku sengaja membeli garam

beryodium (Notoatmojo S, 2003).

Pengetahuan ibu/ orang tua memegang peranan yang sangat penting,

mengingat masih banyak garam berlabel yodium beredar di masyarakat yang tidak

memenuhi syarat kandungan yodium (30 ppm-80 ppm). Meskipun demikian tidak

semua ibu/ orang tua yang mengetahui manfaat garam beryodium selalu membeli

dan menggunakan garam beryodium dalam memasak sehari-hari. Tanpa adanya

pengetahuan maka akan sulit menanamka kebiasaan menggunakan garam

bryodium sebagai upaya untuk pencegahan terhadap penyakit gondok.

53

Pengetahuan merupakan salah satu dari beberapa hal yang menjadi faktor

pemudah dalam perubahan perilaku individu (Asih W, dkk, 2006: 44).

4.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian

Penelitian tentang analisis faktor yang berhubungan dengan penggunaan

garam beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede, Kecamatan Godong,

Kabupaten Grobogan tahun 2007 ini tidak lepas dari beberapa hambatan dan

kelemahan, yaitu:

1) Hambatan: jauhnya jangkauan lokasi responden sehingga memerlukan waktu

yang cukup lama.

2) Kelemahan:

a) Kekurangan dari penelitian ini tidak tepat digunakan untuk menganalisis

hubungan kausal paparan dan penyakit, serta subyek diobservasi hanya

sekali saja pada saat penelitian, sedangkan pengamatan terhadap kondisi

yang akan datang/ sebelumnya tidak dapat dilakukan.

b) Dapat terjadi recall bias, apabila data mengenai faktor yang berhubungan

dengan penggunaan garam beryodium di rumah tangga diperoleh hanya

dengan mengandalkan daya ingat responden. Hal ini dapat disebabkan

karena adanya faktor lupa pada responden. Upaya yang dapat dilakukan

oleh peneliti dalam meminimalisir terjadinya recall bias dalam penelitian,

yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan pendukung yang

mudah dipahami oleh responden.

54

c) Bias informasi, hal ini dapat disebabkan apabila responden cenderung

memberikan jawaban yang positif terhadap pertanyaan penelitian, dan

apabila adanya perbedaan interprestasi antara peneliti dengan responden

penelitian.

55

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada responden, didapatkan simpulan sebagai

berikut:

1) Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan Tahun 2007 (p= 0.213).

2) Tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan Tahun 2007 (p= 0.434).

3) Tidak ada hubungan antara harga garam dengan penggunaan garam

beryodium di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong

Kabupaten Grobogan Tahun 2007 (p= 0.722).

4) Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan penggunaan garam beryodium

di rumah tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten

Grobogan Tahun 2007, dengan tingkat hubungan yang positif (p=0. 004).

56

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan

oleh penulis sebagai berikut:

5.2.1 Kepada Ibu Rumah Tangga

1. Lebih memperhatikan pada saat pembelian garam beryodium dengan cara

melihat pada label apakah tercantum kandungan yodium.

2. Pengetahuan akan penggunaan garam beryodium dalam kehidupan sehari-

hari lebih ditingkatkan lagi dengan cara mengikuti kegiatan PKK,

Dasawisma, atau dari Puskesmas.

5.2.2 Kepada Peneliti yang lain disarankan untuk meneliti faktor – faktor yang

belum diteliti yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium di

rumah tangga dengan sampel yang lebih besar dan ruang lingkup yang luas

sehingga dapat meningkatkan ketelitian dalam hasil penelitian.

57

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Soediaoetama. 1999. Ilmu Gizi Untuk mahasiswa dan Profesi

Jilid 2. Jakarta : Dian Rakyat. Anne Mills, Lucy G. Ekonomi Kesehatan Untuk Negara-Negara Berkembang.

Jakarta: Dian Rakyat Asih W dkk, 2006. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Volume 5 No. 2.

Semarang: FKM UNDIP Bhisma Murti, 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press BPS, 1999. Garam Yodium Rumah Tangga Propinsi Jawa Tengah 1999. Jawa

Tengah: BPS BPS, 2003. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Jawa Tengah: BPS Darwin Karyadi dan Muhilal, 1985. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta:

PT. Gramedia Departemen Kesehatan RI, 2005. Pencegahan dan Penaggulangan Gangguan

Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat.

Departemen Kesehatan RI, 2005. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan

Program Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium. Jakarta: Departeman Kesehatan

Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, 2003. Laporan Hasil Pemantauan Garam

Beryodium di Kabupaten Grobogan Tahun 2003. Purwodadi Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, 2004. Hasil Evaluasi Penanggulangan

GAKY. Purwodadi Dinkes Propinsi Jawa Tengah, 2004. Laporan Evaluasi Program Penanggulangan

GAKY di Daerah Endemis di Jawa Tengah Tahun 2004. Semarang: Dinkes Propinsi Jawa Tengah

Hurlock. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Jakarta: Erlangga Winarno, 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

58

Fuad Ihsan, 2001. Dasar- Dasar Kependidikan. Jakarta: Rinieka Cipta Gregorius Chandra. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta: ANDI I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001. Penentuan Status Gizi. Jakarta: EGC Jariyah, 1996. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi

Penggunaan Garam Beryodium Pada Masyarakat Rejosari Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Tahun 1996. Skripsi S1: Universitas Diponegoro

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES. 2006. Pedoman Penyusunan

Skripsi Mahasiswa Program Strata 1. Semarang: IKM UNNES Kartasapoetra dkk, 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: Rinieka Cipta Ketut Suastika dkk. Penyakit Kelenjar Tiroid. Jakarta: EGC Soekidjo Notoatmodjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.

Jakarta: Rieneka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rieneka Cipta Solihin Pudjiaji, 2001. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak Edisi 4. Jakarta: Rinieka Cipta Sugiyono, 2004. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung:

ALFABETA Suhardjo dkk, 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press Sunita Almatsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama Suparta. 2001. Hubungan Antara Pendidikan, Pengetahuan Ibu Rumah Tangga,

Ketersediaan Garam Beryodium di Tingkat Perdagangan Dengan Ketersedian Garam Beryodium di Rumah Tangga Desa Selorejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantil, Propinsi DIY. Skripsi S1: Universitas Diponegoro

Mohamad Fauzi. 2005. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan,

Tingkat Pendapatan dengan Konsumsi Garam Beryodium di Rumah Tangga (Studi di Desa Sukareja, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal). Skripsi S1: Universitas Diponegoro

Mulyanto Sumardi, Hans-Dieter Evers, 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.

CV. Rajawali

59

Yayuk Farida dkk, 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Semangat 2002. Warta Gaky Edisi 1 Bulan Oktober.

60

61

KUESIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI DESA SUMURGEDE KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2007

I. PETUNJUK PENGISIAN 1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang dirasa sesuai. 2. Bila soal kurang jelas, mintalah bantuan pada petugas.

II. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : …………………………………….. 2. Status : …………………………………….. 3. tanggal lahir ibu : …………………………………….. 4. Jumlah anak : …………………………………….. 5. Alamat : …………………………………….. 6. Pekerjaan Ibu : ……………………………………..

III. STATUS EKONOMI

1. Pendidikan terakhir ibu:

a. Lulus pendidikan tinggi

b. Lulus pendidikan menengah (SLTA)

c. Lulus pendidikan dasar (SD/SLTP)

d. Tidak lulus pendidikan dasar

2. Pekerjaan suami?

a. Pegawai negeri

b. Wiraswasta

c. Buruh/ petani

d. Lainnya

3. Pendapatan keluarga perbulan :

a. Suami : Rp. ……………

b. Istri : Rp. ……………

c. Anak : Rp. …………….

62

IV. PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM Berilah tanda chek list (V) pada jawaban yang menurut anda benar

No Pernyataan Jawaban Skor

1 Yodium adalah salah satu mineral yang

penting yang dibutuhkan bagi kehidupan

manusia.

1. Salah

2. Benar

0

1

2 Kekurangan yodium dalam tubuh dapat

mengakibatkan munculnya penyakit

gondok.

1. Salah

2. Benar

0

1

3 Penyakit gondok adalah penyakit akibat

kekurangan vitamin A dalam tubuh

1. Benar 2. Salah

0 1

4 Penyakit gondok dapat dicegah dengan

mengkonsumsi garam beryodium.

1. Salah

2. Benar

0

1

5 Manfaat dari pengguanaan garam

beryodium dalam kehidupan sehari-hari

dapat digunakan untuk mencegah

munculnya penyakit gondok.

1. Salah 2. Benar

0 1

6 Garam krosok mempunyai manfaat untuk

mencegah munculnya penyakit gondok.

1. Benar 2. Salah

0 1

7 Cara menyimpan garam adalah ditempatkan

dalam wadah tertutup yang tidak terkana air

dan cahaya, dan dapat ditempatkan dalam

keramik, plasik/kaca.

1. Salah 2. Benar

0 1

63

8 Garam yang baik untuk dikonsumsi adalah

garam yang berair.

1.Benar 2. Salah

0 1

9 Tes uji kadar yodium dapat dilakukan

dengan menggunakan parutan singkong.

1. Salah 2. Benar

0 1

10 Warna garam setalah dilakukan pengetesan

akan berubah menjadi ungu tua.

1. Salah 2. Benar

0 1

V. HARGA GARAM

1. Darimana ibu membeli garam untuk memasak sehari-hari?

a. Warung dekat rumah

b. Pasar desa

c. Pasar kecamatan

d. Lainnya………

2. Dari rumah ibu, berapa jarak yang ditempuh untuk membeli garam?

a. < 100 meter

b. 100 – 500 meter

c. 500 - 1000 km

d. > 1 km

3. Berapa harganya, setiap ibu membeli garam? ……………………………..

VI. PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA

1. Apa ibu selalu memakai garam dalam setiap masakan?

a. Ya, memakai garam

b. Kadang-kadang

c. Tidak, memakai garam

64

2. Jenis garam yang digunakan:

a. Briket/ bata

b. Halus

c. Krosok/ curai

3. Garam yang dibeli dalam ukuran:

a. Bungkus

b. Satu pak (isi 12)

c. Eceran

4. Merk garam yang digunakan:………………………………………….

5. Sudah berapa lama garam tersebut disimpan:

a. < 3 bulan

b. 3 – 6 bulan

c. > 6 bulan

6. Keadaan garam dalam tempat penyimpanan:

a. Kering

b. Berair

7. Penggunaan garam beryodium (dengan uji kandungan yodium/ tes kit):

a. Tidak menggunakan garam beryodium

b. Menggunakan garam beryodium

65

DAFTAR NAMA RESPONDEN

No Nama Ibu Umur (Thn)

Alamat Pekerjaan

Pendidikan Ibu

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Patimah 36 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 2 Siti Rosidah 36 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 3 Warsilah 40 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 4 Mar’atus Salamah 36 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 5 Yamah 37 Sumurgede RT 1/1 IRT Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 6 Siti Sulistyowati 38 Sumurgede RT 1/1 IRT Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 7 Sumarni 49 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 8 Fatkus Samsuri 39 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 9 Munjiati 45 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 10 Maryamah 46 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 11 Sugiati 48 Sumurgede RT 1/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 12 Mahmudah 42 Sumurgede RT 2/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 13 Siti Satimah 30 Sumurgede RT 2/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 14 Parjiyem 27 Sumurgede RT 2/1 IRT Tidak tamat pendidikan

dasar 15 Istiadah 25 Sumurgede RT 3/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 16 Mardliyah 27 Sumurgede RT 3/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 17 Sulastri 36 Sumurgede RT 3/1 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 18 Warsih 25 Sumurgede RT 3/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 19 Warsiyem 31 Sumurgede RT 3/1 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 20 Siti Khotiyah 25 Sumurgede RT 4/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 21 Romlah 28 Sumurgede RT 4/1 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 22 Siti Rohmah 26 Sumurgede RT 4/1

Wiraswasta Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

23 Endang 28 Sumurgede RT 4/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

24 Karsinem 36 Sumurgede RT 4/1 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

66

25 Karni 30 Sumurgede RT 4/1 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

26 Sri Aliyah 29 Sumurgede RT 4/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

27 Maryam 28 Sumurgede RT 5/1 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

28 Sri Rejeki 36 Sumurgede RT 5/1 Wiraswasta

Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

29 Ngamirah 35 Sumurgede RT 5/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

30 Juminah 36 Sumurgede RT 5/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

31 Parmi 29 Sumurgede RT 6/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

32 Siti Muntamah 30 Sumurgede RT 6/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

33 Suranti 36 Sumurgede RT 6/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

34 Murni 28 Sumurgede RT 6/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

35 Hartini 28 Sumurgede RT 7/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

36 Rofiah 26 Sumurgede RT 7/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

37 Kaslimah 36 Sumurgede RT 7/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

38 Siti Sutriasih 38 Sumurgede RT 8/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

39 Khatimah 29 Sumurgede RT 8/1 IRT Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

40 Sujiyem 45 Sumurgede RT 8/1 IRT Tidak tamat pendidikan dasar

41 Rebi 46 Sumurgede RT 8/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

42 Siti Tumiroh 34 Sumurgede RT 8/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

43 Sumarni 34 Sumurgede RT 8/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

44 Masamah 29 Sumurgede RT 9/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

45 Musriah 35 Sumurgede RT 9/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

46 Darmi 38 Sumurgede RT 9/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

47 Mariyah 29 Sumurgede RT 9/1 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

48 Saropah 41 Sumurgede RT 1/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

49 Siti Muawanah 30 Sumurgede RT 1/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

50 Siti Zaenab 39 Sumurgede RT 1/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

51 Rukini 35 Sumurgede RT 1/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

67

52 Rohmah 40 Sumurgede RT 1/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

53 Siti Munifah 23 Sumurgede RT 1/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

54 Warti 37 Sumurgede RT 2/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

55 Aminah 41 Sumurgede RT 2/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

56 Siti Nuryati 28 Sumurgede RT 2/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

57 Asriyatun 30 Sumurgede RT 2/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

58 Bati 40 Sumurgede RT 2/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

59 Suminah 32 Sumurgede RT 3/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

60 Poniyem 45 Sumurgede RT 3/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

61 Supartini 43 Sumurgede RT 3/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

62 Kusripah 34 Sumurgede RT 3/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

63 Sri Darwati 39 Sumurgede RT 4/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

64 Jatemi 33 Sumurgede RT 4/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

65 Supiyah 37 Sumurgede RT 4/2 IRT Tidak tamat pendidikan dasar

66 Kusripah 38 Sumurgede RT 4/2 IRT Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

67 Siti Suranti 27 Sumurgede RT 4/2 IRT Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

68 Siti Sulastri 25 Sumurgede RT 5/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

69 Sutikah 28 Sumurgede RT 5/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

70 Harwanti 29 Sumurgede RT 5/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

71 Saropah 38 Sumurgede RT 5/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

72 Ngatini 38 Sumurgede RT 5/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

73 Tugini 42 Sumurgede RT 6/2 Petani Tidak tamat pendidikan dasar

74 Suwarti 36 Sumurgede RT 6/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

75 Rudatin 39 Sumurgede RT 6/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

76 Siti Murtafiah 23 Sumurgede RT 6/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

77 Tarsilah 43 Sumurgede RT 6/2 Petani Tamat pendidikan menengah (SLTA)

78 Siti Aminah 45 Sumurgede RT 7/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

68

79 Muawanah 28 Sumurgede RT 7/2 Wiraswasta

Tamat pendidikan menengah (SLTA)

80 Zaenab 55 Sumurgede RT 7/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

81 Paikem 43 Sumurgede RT 7/2 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

82 Sumini 35 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

83 Juratmi 35 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

84 Muksodah 28 Karangtengah RT 1/3

Wiraswasta

Tamat pendidikan menengah (SLTA)

85 Wakini 30 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan menengah (SLTA)

86 Sri Minatun 38 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

87 Mujayanah 45 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

88 Tuginah 45 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

89 Siyamti 39 Karangtengah RT 1/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

90 Tubinah 42 Karangtengah RT 1/3

IRT Tidak tamat pendidikan dasar

91 Partimah 50 Karangtengah RT 2/3

IRT Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

92 Sutijah 30 Karangtengah RT 2/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

93 Sutimah 40 Karangtengah RT 2/3

Petani Tidak tamat pendidikan dasar

94 Tuminem Rusdi 35 Karangtengah RT 2/3

Petani Tidak tamat pendidikan dasar

95 Sujalmi 30 Karangtengah RT 2/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

96 Tuminem 79 Karangtengah RT 2/3

Petani Tidak tamat pendidikan dasar

97 Soimah 30 Karangtengah RT 2/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

98 Parni 55 Karangtengah RT 2/3

Petani Tidak tamat pendidikan dasar

99 Jamilatun Nisya’ 39 Karangtengah RT 3/3

Petani Tidak tamat pendidikan dasar

100 Sutatik 37 Karangtengah RT 3/3

IRT Tidak tamat pendidikan dasar

101 Rohana 32 Karangtengah RT 3/3

IRT Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

102 Siti Maryam 30 Karangtengah RT 3/3

Petani Tamat pendidikan menengah (SLTA)

103 Jaminah 32 Karangtengah RT 3/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

104 Taswi 34 Karangtengah RT 3/3

Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

105 Partini 50 Karangtengah RT Petani Tamat pendidikan dasar

69

4/3 (SD/SLTP) 106 Sukarti 30 Karangtengah RT

4/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 107 Purjiyam 47 Karangtengah RT

4/3 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 108 Sukini 46 Karangtengah RT

4/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 109 Kartini 24 Karangtengah RT

4/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 110 Siti Aisyah 23 Karangtengah RT

4/3 Petani Tamat pendidikan menengah

(SLTA) 111 Sumarsih 28 Karangtengah RT

5/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 112 Martiamah 40 Karangtengah RT

5/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 113 Tri Kaesi 40 Karangtengah RT

5/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 114 Rakinah 40 Karangtengah RT

5/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 115 Suparni 47 Karangtengah RT

5/3 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 116 Siti Yatimah 30 Karangtengah RT

6/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 117 Dasi 42 Karangtengah RT

6/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 118 Sri Musri’ah 35 Karangtengah RT

6/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 119 Yuli A 17 Karangtengah RT

6/3 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 120 Siti Sutijah 39 Karangtengah RT

6/3 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 121 Kasni 38 Jabung RT 1/4 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 122 Winariyah 27 Jabung RT 1/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 123 Sukati 34 Jabung RT 1/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 124 Maesaroh 35 Jabung RT 1/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 125 Yatemi 46 Jabung RT 1/4 IRT Tidak tamat pendidikan

dasar 126 Farkah 37 Jabung RT 1/4 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 127 Sarpiyah 38 Jabung RT 2/4 IRT Tidak tamat pendidikan

dasar 128 Kartini 35 Jabung RT 2/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 129 Nur Khayati 35 Jabung RT 2/4 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 130 Siti Airah 27 Jabung RT 2/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 131 Sri Miatun 26 Jabung RT 3/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 132 Mujiwati 33 Jabung RT 3/4 Petani Tidak tamat pendidikan

70

dasar 133 Riyeb 39 Jabung RT 3/4 IRT Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 134 Sulastri 34 Jabung RT 3/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 135 Rukinah 34 Jabung RT 4/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 136 Salipah 39 Jabung RT 4/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 137 Ngasri 39 Jabung RT 4/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 138 Sri Andani 38 Jabung RT 4/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 139 Yatmi 31 Jabung RT 5/4 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 140 Kusnah 42 Jabung RT 5/4 Petani Tidak tamat pendidikan

dasar 141 Marmi 45 Jabung RT 5/4 Petani Tamat pendidikan dasar

(SD/SLTP) 142 Imro’ah 33 Jabung RT 5/4

Wiraswasta Tamat pendidikan menengah (SLTA)

143 Muniroh 40 Jabung RT 6/4 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

144 Kustanti 36 Jabung RT 6/4 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

145 Nurhalimah 38 Jabung RT 6/4 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

146 Murni 33 Jabung RT 6/4 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

147 Maemunah 34 Jabung RT 6/4 Petani Tamat pendidikan dasar (SD/SLTP)

71

TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Kode BUTIR SOAL No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y

1 R 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 2 2 R 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 3 R 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 4 R 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 5 R 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 6 R 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 7 R 7 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2 8 R 8 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 3 9 R 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 R 10 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7 11 R 11 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 12 R 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 13 R 13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 14 R 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 15 R 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 16 R 16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 17 R 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 18 R 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 19 R 19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 20 R 20 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 7

ΣX 12 15 14 15 15 15 14 14 15 13 143 ΣX2 144 225 196 225 225 225 196 196 225 169 ΣXY 110 123 120 127 128 127 124 120 127 109 k = rxy 0.822 0.605 0.722 0.758 0.797 0.758 0.867 0.722 0.758 0.559 Ssb

2 = rtabel 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 0.444 st

2 = Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid r11 = 0

sb2 0.24 0.18 0.21 0.18 0.18 0.18 0.21 0.21 0.18 0.22

72

PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus: Kriteria : butir angket valid jika r xy > r tabel Perhitungan : berikut ini perhitungan validitas angket pada butir nomor 1

No X Y X2 Y2 XY 1 0 2 0 4 0 2 1 8 1 64 8 3 1 10 1 100 10 4 0 2 0 4 0 5 1 9 1 81 9 6 1 10 1 100 10 7 0 2 0 4 0 8 0 3 0 3 0 9 1 10 1 100 10 10 0 7 0 49 0 11 0 2 0 4 0 12 1 10 1 100 10 13 0 8 0 64 0 14 1 10 1 100 10 15 1 8 1 64 8 16 1 9 1 81 9 17 1 9 1 81 9 18 1 9 1 81 9 19 1 8 1 64 8 20 0 7 0 49 0 ∑ 12 143 12 1203 110

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:

rxy =( ) ( )

( ) ( ){ }( ) ( ){ }22 143120320121220

1431211020

−−

xx

xx

rxy = 0.822 Pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0.444

Karena r xy > r tabel , maka angket nomor 1 tersebut valid.

rxy=( )( )

( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

73

PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN

Rumus: Kriteria : Apabila r 11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel Perhitungan : 1. Varians Total

( ) 2

21 20

201431203−

=σ =

2. Varians Butir

( ) 2

21 20

201212 −

=bσ = 0.24

( ) 2

22 20

201515 −

=bσ = 0.18

.

.

. ( ) 2

10 20201313

2−

=bσ = 0.22

=∑ 2bσ 1.99

3. Koefisien Reliabilitas

r11 = ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

− 0275.999.11

11010

r11 = 0.8658 Pada α = 5% dengan N= 20 diperoleh r tabel= 0.444

Karena r 11 > r tabel , maka dapat disipulkan bahwa angket tersebut reliabel.

r 11= ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ ∑⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

− 21

2

11 σ

σ b

kk

( )

NNYY

22

21

∑−∑

74

Analisis Data Kasar Penelitian

1. Pendidikan Ibu Crosstabs

Case Processing Summary

147 100.0% 0 .0% 147 100.0%Tingkat pendidikan ibu(gabung) * Penggunaangaram beryodium di RT

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Tingkat pendidikan ibu (gabung) * Penggunaan garam beryodium di RT Crosstabulation

9 24 336.1 26.9 33.0

27.3% 72.7% 100.0%

33.3% 20.0% 22.4%

18 96 11420.9 93.1 114.0

15.8% 84.2% 100.0%

66.7% 80.0% 77.6%

27 120 14727.0 120.0 147.0

18.4% 81.6% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within Tingkatpendidikan ibu (gabung% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpendidikan ibu (gabung% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpendidikan ibu (gabung% within Penggunaangaram beryodium di RT

tidak tamat sekolah

tamat sekolah

Tingkat pendidikanibu (gabung)

Total

tidakmengunakan

menggunakan

Penggunaan garamberyodium di RT

Total

Chi-Square Tests

2.251b 1 .1341.550 1 .2132.096 1 .148

.200 .109

2.235 1 .135

147

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.06.

b.

75

2. Pendapatan Keluarga Crosstabs

Case Processing Summary

147 100.0% 0 .0% 147 100.0%Tingkat pendapatankeluarga * Penggunaangaram beryodium di RT

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Tingkat pendapatan keluarga * Penggunaan garam beryodium di RT Crosstabulation

15 79 9417.3 76.7 94.0

16.0% 84.0% 100.0%

55.6% 65.8% 63.9%

12 41 539.7 43.3 53.0

22.6% 77.4% 100.0%

44.4% 34.2% 36.1%

27 120 14727.0 120.0 147.0

18.4% 81.6% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluarga% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluarga% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluarga% within Penggunaangaram beryodium di RT

< UMK Rp. 582.000,

> UMK Rp. 582.000,

Tingkat pendapatankeluarga

Total

tidakmengunakan

menggunakan

Penggunaan garamberyodium di RT

Total

Chi-Square Tests

1.010b 1 .315.613 1 .434.989 1 .320

.376 .215

1.003 1 .317

147

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.73.

b.

76

3. Harga Garam Crosstabs

Case Processing Summary

147 100.0% 0 .0% 147 100.0%Harga garam (gabung) *Penggunaan garamberyodium di RT

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Harga garam (gabung) * Penggunaan garam beryodium di RT Crosstabulation

3 11 142.6 11.4 14.0

21.4% 78.6% 100.0%

11.1% 9.2% 9.5%

24 109 13324.4 108.6 133.0

18.0% 82.0% 100.0%

88.9% 90.8% 90.5%

27 120 14727.0 120.0 147.0

18.4% 81.6% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within Harga garam(gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Harga garam(gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Harga garam(gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RT

< = Rp. 500

>= Rp. 500

Harga garam(gabung)

Total

tidakmengunakan

menggunakan

Penggunaan garamberyodium di RT

Total

Chi-Square Tests

.097b 1 .756

.000 1 1.000

.093 1 .760.722 .494

.096 1 .757

147

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.57.

b.

77

4. Pengetahuan Ibu Crosstabs

Case Processing Summary

147 100.0% 0 .0% 147 100.0%Tingkat pengetahuan(gabung) * Penggunaangaram beryodium di RT

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Tingkat pengetahuan (gabung) * Penggunaan garam beryodium di RT Crosstabulation

12 20 325.9 26.1 32.0

37.5% 62.5% 100.0%

44.4% 16.7% 21.8%

15 100 11521.1 93.9 115.0

13.0% 87.0% 100.0%

55.6% 83.3% 78.2%

27 120 14727.0 120.0 147.0

18.4% 81.6% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within Tingkatpengetahuan (gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan (gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RTCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan (gabung)% within Penggunaangaram beryodium di RT

Kurang

Cukup dan Baik

Tingkat pengetahuan(gabung)

Total

tidakmengunakan

menggunakan

Penggunaan garamberyodium di RT

Total

Chi-Square Tests

9.986b 1 .0028.422 1 .0048.815 1 .003

.004 .003

9.918 1 .002

147

Pearson Chi-SquareContinuity Correction a

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.88.

b.

78

DOKUMENTASI PENELITIAN

Dokumentasi 1

Garam setelah ditetesi yodium tes

Dokumentasi 2

Garam krosok

79

Dokumentasi 3

Garam Halus

Dokumentasi 4

Garam Bata/ Briket

80

Dokumentasi 5

Iodine Test

Dokumentasi 6

Wawancara dengan responden