SK.RIPS! RAGAM MOTIV ASI BERZIARAH ETNIS...
Transcript of SK.RIPS! RAGAM MOTIV ASI BERZIARAH ETNIS...
SK.RIPS!
RAGAM MOTIV ASI BERZIARAH ETNIS JAW A DAN
ETNIS CINA KE KOMPLEK PEMAKAMAN
SUNAN GUNUNG JATI CIREBON
Oleh:
IKA SOLERA W ATI
NIM : 100070020147
Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1425 W2004 M
RAGAM MOTIVASJ BERZIARAH ETNIS JAW A DAN ETNIS CINA
KE KOMPLEK PEMAKAMAN SUN AN GUNUNG JATI CIREBON
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk
Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Pernbimbing I,
Gelar Sarjana Psikologi
Oleh
!KA SOLEHA WAT!
NlM: 100070020147
Di Bawah Bimbingan r·
Pe bimbing II,
\1'-~ ~\.a. Fadhilah Suralaga, M.Si
t: . \!
Ors. Ahmad Syah)
NIP. I 50215283 NIP. 150267280
FAKULTAS PSIKOLOGI
UIN SY ARIF HlDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/2004 M
PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: RAGAM MOTIV ASI BERZIARAH ETNIS JAW A DAN
ETNIS CINA KE KOMPLEK PEMAKAMAN SUNAN GUNUNG JATI
CffiEBON telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Falo1ltas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada
Fakultas Psikologi.
Ketua
Dra. Ne . Hartati, M. Si
NlP. 150. i -938
Pembimbing I
NlP. 150215283
P~ji
yah, M. Si
Sidang Munaqasyah
Anggota
Jakarta, 14 Agustus 2004
Sekretaris Merangkap Anggota
NlP. 150238773
NlP. 150267280
Penguji II
/
,M. Si
Dn. Fadhilah Suralag', M. Si
NlP. 150215283
ABSTRAKSI
(C) Ika Solchawati
(A) Falmltas Psikologi (B) Oktobcr 2004
(D) RAGAM MOTN ASI BERZIARAH ETNIS JAWA DAN ETNIS CINA KE KOMPLEK PEMAKAMAN SUNAN GUNUNG CIREBON
(E) xii+ 70 (F)
Bcrziarah adalah tradisi yang universal dan sangat purba, scusia dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Dari segi antropologis, kegiatan berziarah lebih banyak terkait dengan suasana kejiwaan manusia yang mernsa perlu untuk dilindungi, qipclihara dan dikasihi olch suatu kekuatan yang lebih bcsar di luar diri manusia. Aktivitas ziarah ke makam d~jumpai di bcrbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Cirebon yaitu Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati yang menjadi salah satu dari pusat ziarah yang ada di Jawa Barnt.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan menggunakan metode survai, dengan subyek penelitian sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 responden Etnis Jawa dan bcragama Islam, 30 responden Etnis Cina dan beragama Budha. Pengambilau sampel dilakukan dengan menggunakan tehnik purposive random sampling.
Tehnik pengun1pnlan data dilak-ukan deugan menggunakan datlar pertanyaan (Jrnesioner), wawancara dan studi kepustakaan. Data yang telah diperoleh dianalisa deugan menggunakan tehnik statistik deskriptif untuk mengolah gambaran umum responden dan diinterpretasi bcrdasarkan tehnik statistik distribusi frekuensi.
Motivasi bcrziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon yang paling tinggi persentasenya pada Etnis Jawa dan bcragmna Islam adalah motivasi spiritual keagamaan sebcsar 21.6% yaitu aclanya dorongan untuk mendapatkan berkah dari Allah, sedaugkan pada Etnis Cina dan bcrngama Budha adaluh motivasi ekonomi sebcsar 18.34 % yaitu adanya dorongan untuk mendapatkan kemudahan rezeki.
(G) Daftar Bacaan: 43 (1918-2001)
KATA PENGANTAR
Ya Allah, Engkau yang memiliki apa yang di langit dan di bumi Allah, Yang membantu dan membimbing
Semua mahluk yang mencari-Nya Dia selalu melindungi dan membimbing hamba-Nya
Puji Syukur senantiasa disampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan ralunat dan hidayah-Nya. Melalui suatu per1uangan yang panJang
akhirnya skripsi sebagai karya ilmiah ini selesai untuk disidangkan. Shalawat beserta
salam disampaikan kepada junjungan Rasulullah SAW, sebagai Uswatun Hasanah,
sosok hamba Allah SWT yang patut diteladani bagi pengikut dan umat beliau.
Skripsi ini menandakan akhir dari perjuangan masa-masa kuliah di UIN Syarif
Hidayatullah, namun merupakan awal dari perjuangan yang lebih berat lagi. Skripsi
ini bukan mcrupakan milik Penulis melainkan milik semua pihak yang telah
mengorbankan waktu dan memberikan dukungan moril dan materil demi kelancaran
skripsi ini. Untuk itu Penulis menghaturkan hormat dan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dra. Hj. Netty Hartati M.Psi: Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah yang telah membantu Penulis dalan1 memilih judul-judul skripsi
yang diajukan hingga akhirnya memilih topik Psikologi Sosial Keagamaan
sebagai tema utama skripsi ini
2. Dra. Hj. Zahrotun Nihayah M.Psi: Pembantu Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah yang telah memberikan perhatian dan sikap hangat
kepada seluruh mahasiswa-mahasiswinya
3. Dra. Hj. Fadhilah Suralaga M.Psi. dan Drs. Ahmad Syahid M.Ag yang
senantiasa membukakan dari ketertutupan, mencerahkan dari keremangan
selama perkuliahan sampai pada penyelesaian karya ilmiah ini
4. Kepada seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah: terima
kasih untuk ilmu yang telah diberj selama Penulis menempuh studi pada
masa-masa perkuliahan.
5. Soleka dan Sopiah (Almarhumah): Ayah dan lbu tercinta yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, perhatian dan doa yang tulus. Ka Anwar,
Angai, Dede Aisyah kakak-kakakku tersayang yang dengan sabar dan selalu
mengingatkan dikala salah. Ria Nuriasih adikku tersayang, lebih baik ya!
6. Drs. Moksen Idris Sirfefa dan Dra. Uus Kudsiah yang telah memberikan
inspirasi, koreksi dan input yang begitu berarti untuk penyempurnaan s!G'ipsi
ini. Tita Sirfefa, Javi Sirfefa, dan ·Riska Nandini keponakanku yang telah
menenangkan dikala resah dan galau.
7. I-I. Hadi Riartono dan Hj. Sri Sundari yang telah memberikan kesempatan
untuk dapat merasakan kehangatan kasih sayang dalam sebuah keluarga barn.
Fajar Aria Ningrum, Reza Udayani dan Mamang Rachmanto terima kasih atas
pengorbanannya selama ini
8. Sahabat sejatiku Rino Umboro Hadi, S.Kom yang selalu mendampingi dan
membantu: "meringankan yang terasa memberatkan, mendekatkan yang terasa
jauh" sebagai sharing partner, senantiasa setia, sabar, dan penuh perhatian.
Hanya Allah SWT yang akan membalas segala kebaikan, dan ketulusan hati
dengan pahala dan kemudahan dalam menghadapi dinamika kehidupan ini
9. !bu Wisnu Hadi dan keluarga yang telah memperjuangkan penulis hingga
akhirnya dapat menyelesaikan studi dari awal hingga akhir
I 0. Pihak Keraton dan Petugas Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati yang
telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk dapat melakukan
penelitian yang merupakan sebagian tugas dalam penyelesaian program S-I
11. Teman-teman Fakultas Psikologi dan UIN angkatan '2000, teruskan
pe1j uangan j angan pernah lelah
Dan akhirnya, seiring dengan be1jalannya waktu yang terus mengalami
perubahan. Penelitian ini mungkin akan tidak relevan dengan fenomena yang ada.
meski begitu Penulis tetap berharap karya ini dapat memberi sumbangan pemikiran
bagi penelitian ilmiah yang telah ada.
Ciputat, 14 Agustus 2004
Penulis,
Ika Solehawati
DAFTARISI ABSTRAK ................................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ v DAFT AR ISI ............................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. I B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................................ 7
I. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7 2. Perumusan Masalah ....................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 8 . I. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian ......... : ............................................................... 8 D. Sistematika Penulisan ................................................................................ 9
BAB II MOTIV ASI BERZIARAH KE KOMP LEK PEMAKAMAN SUN AN GUNUNG JATI CIREBON
A. Perilaku Berziarah .................................................................................... 11 I. Definisi Berziarah ........................................................................ 11
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ................................. 11 b. Dalam Islam ............... : ............................................................. 11 c. Dalam Budha ............................................................................ 14
2. Ritual Ziarah ................................................................................. 16 a. Dal am Islam ............................................................................. 16
a) Yang dihalalkan .................................................................. 16 b) Yang diharamkan .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. .. .. . . . .. . .. .. . . .. . . . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 19
b. Dalam Budha ............................................................................ 21 B. Motivasi Berziarah ................................................................................... 27
I. Definisi Motivasi ............ : ............................................................. 27
2. Motivasi Berziarah Kubur. ........................................................... 29 a. Dal am Islam ............................................................................. 29 b. Dalam Budha ............................................................................ 32
C. Budaya Ziarah di Indonesia ..................................................................... 33 I. Pandangan Umat Islam Tentang Ziarah ....................................... 33 2. Tradisi Ziarah di Indonesja .......................................................... 33 3. Perubahan Budaya Ziarah di Indonesia ....................................... 35
a. Teori Perubahan Kebudayaan .................................................. 35 b. Unsur-unsur Perubahan ............................................................ 36
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................................... 54
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ..................................................................... 54
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Jenis Peke1jaan ................................................... 55
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Motivasi Berziarah Gunung Jati Cirebon ................. 57
DAFT AR DIAGRAM
Diagram 4.1 Motivasi Berziarah Etnis Jawa ............................................................. 57
Diagram 4.1 Motivasi Berziarah Etnis Cina ............................................................. 57
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Aktivitas ziarah kc makam d~jumpai di berbagai daerah di h1doncsia.
Aktivilas ini tcrlihat pada masyarakat pedesaan maupun pcrkolaan dan mclibatkan
pelaku dari berbagai tingkat kchidupan sosial ckonomi dan tingkat pcnghayatan
keagamaan. Ziarah kc makam merupakan snatu fenomcna yang bcrsifot nmum.
Bcrziarah adalah tradisi yang universal dan sangat purba, seusia dengan
sejarah kehidupan manusia itn sendiri. Dari segi antropologis, kcgiatan berziarah
lebih banyak terkait dengan snasan.a kcjiwaan manusia yang merasa perlu untnk
dilin.dun.gi, dipelihara dan dikasihi oleh snatu kek-uatan. yang lcbih besar di luar diri
' n.mnusia. Keyakinan akan kekuatan di lnar kc,•mampuan nmnusia ini dalam tradisi
• aganm-agama primitif dikenal dcngan. istilah animisme dan dirmnusmc. 1 Sctelah
datang peradaban keagamaan, tradisi ziarah i1u kcmudian mempcroleh lcgitin.J.asi
keaganman yang discsnaikan dengan perin.tah dan tata earn (syariat) yang diajarkan
olch nmsin.g-masing aganm.
Bcberapa ahli berpcndapat bahwa pada diri manusia terdapat adanya insting
atau naluri yang disebut nalnri keagamaan. (religius instink), yaitu n.aluri untnk
menyakin.i dan melakukan pcn.ycmbahan. terhadap suatu kckuatan di luar diri
1 Harun Nrumtion, Fa/saji:1h dan Mislicisme Dalam Islam. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1973), eel. kc-5, jilid 2
I
2
manusia.1 Naluri inilah yang mendorong manusia untuk menyelenggarakan kegiatan
religius. Manusia pada dasamya adalah mahluk religius atau lebih tepatnya manusia
merupakan mahluk yang berkembang menjadi religius.3
Di dalam agama Islam, menziarahi makam orang yang telah meninggal dunia
merupakan salah satu praktek kchidupan pra Islam. 4 Hal itu dapat dikctahui dari salah
satu pcristiwa yang terkait dengan sejarah kchidupan Nabi Muhammad SAW.
Scwaktu kccil, ibunda bcliau, Si ti Aminah pcmah mcngajak Nabi SAW mcngunjungi
(bcrziarah) ke makam ayahnya di Madinah. Tradisi keagamaan pra Islam ini
kemudian diadopsi mcnjadi tradisi agama Islam.
Aktivitas ziarah bcrlangsung sctiap wakiu, namun ada waktu-wak1.u tertcntu
yang di pandang Ajdhol untuk mclakukan ziarah schingga jumlah pt.."Ziarah sangat
banyak. Dikalangan umat Islam, aktivitas ziarah mcnunjukkan intensitas yang sangat
tinggi pada waktu menjelang kedatangan bulan Ramadhan, saat merayakan Idul Fitri
dan Idul Adha, scdangkan pada etnis Cina mereka umumnya melak-uk:an ziarah (soja)
pada hari Imlck (tahun baru kalendcr Cina yang sekaligus merupakan hari raya Cina).
Mercka mendatangi makam kerabat, terutama makam ordllg tua dan leluhur, anak,
saudara, suami, atau istri. Ziarah semaeam ini dimaksudkan untuk mengenang dan
mendoakan mereka.
2 Spinks, G.S, Psychology and Religion, (London: Methven and Co. ltd, 1963)
3 PruyS<.-r, Perjalanan dan Afotivasi Beragama; Pengantar Psikologi Agama. (Jakarta: Lcmbaga Penunjang Pembangunan nasional, 1982)
"HaniefMuslich, Ziarah Kubur "Wisata Spiritual", (Jakarta: Al-Mawimli Prima, 2001), L'CI.
kc-I, h.14
3
Makam yang dikunjungi peziarah tidak terbatas pada makam kerabat dan
handai taulan, namun ada sejumlah rnakam yang dikunjungi peziarah. Makam ini
urnurnnya adalah rnakam orang yang memiliki kelebihan tertentu semasa hidupnya,
seperti wali, pcnguasa dan orang sakti. Peziarah yang datang kc ternpat ini tidak
terbatas pada komunitas tertentu, seperti orang yang rnerniliki garis keturunan yang
berasal dari tokoh tertenlu, rnelainkan juga berasal dari berbagai tempat dengan aneka
latar belakang pendidikan, pekerjaan dan tingkat kehidupan ekonorni.
Islam menganjurkan ziarah kubur, nan1un melarang para pengikutnya untuk
menyernbah sestiatu selain Allah. Pada masyarakat Nusantara, tradisi berziarah ke
rnakam seorang tokoh terkemuka di maksudkan untuk mengenang dan mendoakan
lokoh tersebut. Selain itu, banyak di antara peziarah yang mernpunyai tujuan untuk
kepentingan dirinya sendiri. Tujuan tersebut berkenaan dengan peningkatan spiritual
semata dan dapat pula berkenaan dengan kepentingan duniawi atau berdirnensi
material. Salah satu penelitian yang pemah dilaksanakan oleh Arraiyah dari Badan
Litbang Agama rnengungkapkan bahwa peziarah yang datang ke makam wali
mempunyai tujuan, antara lain, untuk menjadikan wali tersebut sebagai washilal1
(perantara) di dalam menyampaikan doa kepada Tullan. Mereka menyakini bahwa
wali yang telah rncninggal masih dapat menolong orang yang rnasih hidup dalan1
mengatasi masalah yang mercka hadapi. Doa dengan washilah wali lebih mudall
dikabulkan Tullan, karena para wali tersebut merupakan kekasih Tullan dan karena
itu, merniliki kedekatan dengan Tullan. Selain itu, ziaral1 ke makam wali dianggap
4
sebagai salah satu earn w1tuk menjalin ikatan spiritual dengan generas1 Islam
terdahulu. 5
Aktivitas ziarah ke makam wali dan syekh tarekat pemah marak sckali
dikalangan wnat Islam pada masa silam ketika masih terletak dalam kcterbclakangan.
Ketika itu banyak peziarah yang di nilai melak<Jkan penyimpangan dari aqidah Islam
karena pujian yang berlebihan terhadap tokoh-tokoh yang di maksud. Karenanya ha!
itu menjadi salah satu sasaran dari gerakan kemurnian yang dilanearkan oleh
Muhammad Abdul Walmb di Jazirah Arab pada akhir abad kedelapan bclas.6
Kultus terhadap seornng tokoh atau pemujaan tcrhadap tempat-tempat
keramat merupakan fonomena yang han1pir tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di
Cirebon. Tempat yang paling menonjol yang dikW1jW1gi para peziaral1 di Cirebon
adalah makam Sllilan GW1W1g Jati, di mana sepanjang tahW1 makam ini didatangi
para peziarah dari berbagai pelosok Nusantara maupW1 luar negeri clan sctiap
tah=ya dikW1jW1gi lebih dari dua juta orang peziarah. 7
SW1an GW1W1g Jati adalah salah seorang wali dari Sembilan Wali (Wali
Sanga), penyebar agama dan penegak agama Islam di Pulau Jawa. Makam SW1an
GW1ung Jati tcrletak di Komplek Pemakaman Gw1W1g ScmbWlg yang dikcnal dengan
Komplek Pemakaman SW1an GW1ung Jati yang tcrlctak di Desa Astana yang masih
5 Arraiyyah, Tradisi Ziarah ke Makam Wa/i Pada Afasyarakat Desa P(fi, (Jakarta: Badan Litbang Agama, Dcpag RI, 1997/1998), h. 73 dan 79
6 1-Iarun Na.sution, Pe111bahan1an Da/cun Js/an1; 5'ejarah Pen1ikiran dan <_Terakan. (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hat: 22-24
7 Makam Sunan Gummg Jati dikelola Swasta,Kompas, (Jakarta), 6 April 1998, Ii.I I
5
tem1asuk wilayah pemerintahan Kola Cirebon. Di dalam komplek pemakan1an ini
terdapat makam para karib kesultanan (abdi dalem}, termasuk makan1 salah satu isteri
Sunan Gunung Jati berdarah Cina, bemama Ong Tien, yang merupakan obyek zjarah
paling scntral bagi peziarah etnis Cina di Komplck Pemakaman Sunan Gunung Jati
Cirebon ini.
Sccara empirik, agama Islam yang dianut oleh masyarakat Indonesia adalah
Islam yang telah mengalami proses akulturasi dengan tradisi sinkretisme lokal
maupun tradisi Hindu-Budha. Unsur-unsur non Islam (sinkretisme dari Hinduisme
Budhisme) ini menjadi sangat kohesif dengan praktek ritual umat Islam di Indonesia
karena memang pada awal kcdatangannya, unsur-unsur non Islam itu diakomodir
secara baik oleh sistem da 'wah Islan1 di Nusantara. Beberapa contoh tradisi seperti
mengunjungi tempat yang dianggap suci, menyakini adanya kekuatan di; balik sebuah
benda bertuah, praktek pertapaan maupun penyembahan patung adalah unsur
sinkretis Hinduisme-Budhisme yang eenderung memperoleh legitimasi dalam tradisi
keagamaan masyarakat Islam, misalnya istilah ziarah, dzikir atau I'tikat:
Tradisi ziarah tersebut pun berlaku pada masyarakat etnis Cina yang notabene
beragama Budha. Schab tradisi Budhisme pun terjadi proses ak'U!turasi yang nyaris
sama dengan proses akulturasi yang terdapat dalan1 agama Islam yang dianut oleh
orang jawa. Perbedaan dan persamaan keberagan1aan yang dianut etnis Jawa dan
etnis Cina tersebut mclahirkan praktek ritual yang sangat identik, yakni menziarahi
makam. Banyak penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri
tentang etnis Cina. Salah satunya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh
6
Clammer yang telah melakukan studi tentang Cina Baba di Malaka, dimana nenek
moyang para Baba mengawini wanita-wanita lokal, tidak mengawini wanita muslim.8
Di dukung dengan basil studi Balai Penelitian Agama dan Kemasyarakatan, Badan
Litbang Agama tentang pandangan keagamaan WNl keturunan Cina (1992) salah
satu temuannya adalah bahwa masyarakat Cina di Indonesia memiliki latar belakang
sosial, budaya dan keagamaan yang beragam.
Sehubungan dengan itu, kedudukan makam adalah obyek yang di ziarahi,
sedangkan Sunan Gunung Jati dan Ong Tien adalah tokoh sentral yang pada diri
mereka bertumpu harapan dan keinginan para peziarah. Harapan dan keinginan
seseorang untuk kehidupannya memperoleh berkah dan atau keselamatan ini secara
psikologis memotivasi seseorang untuk berziarah.9 Dalam konteks itu, praktek ziarah
yang dilakukan etnis Jawa dan etnis Cina ke makam Sunan Gunung Jati pun memiliki
beberapa motivasi, sehingga fokus studi adalah mengetengahkan aspek motivasi
sebagai unsur psikologis, aspek-aspek perilaku peziarah etnis Jawa dan etnis Cina
hanyalah dipakai sebagai instrumen untuk mengukur pada kategori motivasi apa
ziarah itu dilakukan.
8 John R Clammer, Starits Chinese Society St11dies In The Sosiology Cif The Baba Comm11nities OfMailI}»ia and Singapore, (Singapore: Singapore University Press, 1980)
9 Nurcholis Madjid, Petjalanan Religi11s Umrah da11 Ht!ii, (Jakarta: Paramadina, 1997), h.23
7
Alas dasar pemikiran tersebut, skripsi ini diberi judul: "Ragam Motivasi
Bcrziarah Etnis Jawa Dan Etnis Cina kc Komplck Pcmakaman Sunan Gunung
Jati Circbon".
B. Pcmbata~an dan Pcrumusan Masalah
l. Pembatasan Masalah
Skripsi ini disusun dengan melakukan pembatasan pada beberapa
permasalahan pokok sebagai berikut:
a. Ziarah, adalah kegiatan mengunjungi makam untuk tujuan tertentu
yang berdimensi keagamaan
b. Motivasi berziarah, adalah faktor yang bersifat afel..1:it~konatif dan
merupakan ha! yang bisa menentukan tingkah laku seseorang menuju
suatu tujuan tertentu, dalam ha! ini ziarah
c. Komplek Pemalraman Sunan Gunung Jati, adalah Komplek
pemakaman yang terletak di daerah Cirebon, di dalarnnya terdapat
makam Sunan Gunung Jati dan makam Ong Tien, salah satu isteri dari
Sunan Gunung Jati
d. Etnis Jawa, adalah mereka yang bersuku Jawa, beragama Islam dan
melab.1kan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati
e. Etnis Cina, adalah mcreka yang bersul..<I Cina, beragama Budha dan
melakukan ziarah ke makam Ong Tien, yakni salah satu isteri Sunan
Gunung Jati
8
2. Perwnusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka skripsi
ini clisusun dengan rwnusan masalah: Motivasi apakah yang mendorong
ctnis Jawa dan etnis Cina dalam melakukan ziarah ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Circbon?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara garis besar penelitian historis ini bertujuan untuk:
a. Mcmperoleh gambaran ragam motivasi berziarah etnis Jawa dan etnis
Cina ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon
b. Mengungkap pandangan masyarakat dan peziarah terhadap makam
Sunan Gunung Jati Cirebon
c. Menjelaskan ak-tivitas yang dilakukan peziarah di Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi
khasanah keilmuan sosial pada umumnya dan kajian psikologi agama
dan psikologi sosial pada khususnya.
9
b. Secara Praktis
Basil penelitian ini diharapkan dapat berrnanfoat bagi masyarakat
terutanla bagi Pemda Jawa Bara! untuk dapat mengembangkan
kegiatan ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati scbagai
prospck wisata ziarah.
D. Si5tcmatika Pcnulisan
Skripsi ini disusun dengan sistematika pcnulisan sebagai berikut:
BABI PENDAHULUAN; berisi tcntang urman latar belakang,
pcmbatasan dan perunmsan masalah, tujuan dan manfoat penelitian
serta sistematika penulisan
BAB II KAJIAN TEORI; Motivasi Berziarah ke Komplek Pemakarnan
Sunan Gunung Jati Cirebon
A. Perilaku Bcr.liarah
1. Delinisi Ber.liarah
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
b. Dalarn Islam
c. Dalam Budha
2. Ritual Ziarah
a. Dalarn Islam
b. Dalam Budha
10
B. Motivasi Bcrziarah
I. Definisi Motivasi
2. Motivasi Berziarah Kubur
a. Dalam Islam
b. Dalam Emilia
C. Budaya Ziarah di Indonesia
I. Pandangan Umat Islam tentang Ziarah
2. Tradisi Ziarah di Indonesia
3. Perubahan Budaya Ziarah di indonesia
a. Teori Perubahan Kebudayaan
b. Unsur-unsur Perubahan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN; subyek penelitian, teknik
pengumpulan data, uji coba instrumen, teknik analisis data,
prosedur penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN; gambaran wnum Komplek Pemakarnan
Sunan Gunung Jati, hasil utarna penelitian
BAB V PENUTUP; kesimpulan, disk-usi dan saran
BAB II
MOTIV ASI BERZIARAH KE KOMPLEK PEMAKAMAN
SUNAN GUNUNG JATI CIREBON
A. Perilaku Bcniarah
I. Dcfinisi Bcr.iiarah
1018
a. Mcnurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ziarah adalah :kunjungan ke tempat-
tempat yang dianggap keran1at (mulia, makam, di!) untuk berkirim doa.10
Menziarahi, ber;:iarah ke: melakukan ziarah ke: mengunjungi makam (tempat
keramat) sambil mengirim doa.
b. Dalam Islam
Dari Abdillah Ibn Buraidah dari bapaknya dan Na bi SAW bersabda:
dahulu ak-u melarang kamu menziarahi makam, sekarang ziarahilah makam
itu. (HR Muslim)ll
10 Dcpdikhud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pu•1aka,1988), cct. ke-1, h.
11 Al-A5tplany, Bu/ugh alMaram (lt:ttp, Ith) h. 166
11
12
Ziarah (ii_;~ Jll) merupakan isi masdar dari kata (JJ) yang berarti
kllll j llllgan.12
Ziarah secara bahasa ( etimologi) berarti mengllllJUngt a tau masuk
seclangkan kubur atau makam (bentuk jamak lafazh Qabr) yang berarti
kuburan atau tempat yang diclalamnya ditanam seorang jenazalL Ziarah oleh
Al-Quran dik:aitk:an dengan makam yaitu clalam ayat pertama surat Al-
Takatsur. 13
Sedangkan secara isti!ah (tenninologi) terdapat beberapa definisi
mengenai ziarah k:e makam yaitu:
1. Berlomjung ke makam seseorang untuk berbnat baik dengan cara
mendoakannya, mengingatkan diri sendiri clan mengambil pelajaran
terhadap kematian14
2. Ziarah kc mak:am aclalah m1;,·ndatanginya sewaktu-waktu m1tuk
mendoak:an, memohon, raluuat Allah SWT t111tuk penghuni mak:am itu dan
untuk mengambil pelajaran clan peringatan bagi orang yang hidup
terutama bagi yang pergi berziarah tersebut, bahwa pada suatu ketika nanti
yang ticlak: diketahui oleh siapapun juga kecuali Allah SWT Iapun akan
12 Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta: Pu•1aka Progressif, 1997), h. 593
l.1 Quraisy Shihab, Membwnikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: MizaJ1, 1994), cet. Ke-7, h. 353
1'1 Dewan Redaksi En5iklopedi Mam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. lchliar Bam Van
Hoeve, 1994),jilid 5, h.233
13
meninggal dunia dan akan dimakamkan kemudian pada hari kianmt nanti
akan dibangkitkan kembali. 15
"Kemudian, sesungguhnya kamu sesudah itu akan mati kemudian kamu
pada hari kiamat akan dibangkitkan." QS: Almu'minun 15-16
3. Ziarah kubur (Arab: Ziyaarah: kunjungan; qubur (bentuk jarnak dari Qabr:
kl)buran atau makam). Kunjungan ke makam yang apabila dilakukan
sesuai dengan tuntunan Islam akan menjadi suatu perbuatan baik yang
membuahkan pahala16
Makna yang sama seperti dikemukakan oleh Hanief Muslieh, yaitu ziarah
kubur terdiri dari dua kata yaitu; ziarah dan k"Ubur, ziarah artinya datang untuk
bertemu, sedangkan kubur artinya tempat untuk mengubur manusia. Ziarah
kubur adalah mendatangi seseorang yang telah dikuburkan atau dikebumikan
dalam kubumya. 17
Terdapat beberapa istilah untuk mengunjungi kubur diantaranya adalah
sowan, nyekar dan ziarah itu sendiri. Berbeda dengan istilah ziarah yang
bernsal dari trndisi Islam. Sowan clan nyekar lebih bennakna lokal yang
15 T.A Lathicf Rousidy, Sunnah rasul Allah Tentang .Jenazah, (Medan: Finna llimbow, 1994), h. 265
16 Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hulmm Islam, (Jakarta: PT lchtiar Barn Van Hoeve, 1996), h.2011
17 Hanicf Muchlis, Ziarah Ku bur "Wisata Spiritual" (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2001), Cet. Ke-!, h. l
14
berbasis pada tradisi masyarakat Jawa. Sowan adalah istilah jawa yang berarti
mengunjungi mereka yang berstatus sosial lebih tinggi. Sementara nyekar,
juga merupakan bahasa Jawa yang berarti membawa dan memberi karangan
bunga bagi orang-orang tertentu yang telah meninggal, yang dianggap
berpengaruh dan terhormat dikalangan masyarakat.18 Dikalangan masyarakat
Jawa ziarah dikenal dcngan istilal1 nyadran yang berarti menyadarkan atau
mengingatkan. 19
c. Dalam Budha
Terna pokok ajaran Budha adalah bagaimana menghindarkan penderitaan
umat manusia di dunia,20 sebab menurut Budha kehidupan manusia adalah
penuh penderitaan (samsara). Dalam Budhisme dikenal adanya "roda karma'',
yaitu roda kehidupan yang berputar tanpa ada yang mampu menglu,'Titikannya
melainkan terus bergulir selaras dengan huklll11 karma.
Dalam kcseharian, pemujaan kepada !elulmr merupakan salah satu tradisi.
tlmm temunm yang mewamai kehidupan keluarga dan masyarakat sccarn
kcsclurulmn, tradisi tcrsebut dilakukan karena scbagai suatu "kclmrusan" bagi
seseorang yang merasa dirinya memiliki lelulrnr. Konsep lelulmr yang
dimaksud adalah kepada orang tua yang telah memmmkan clan
18 Jamhari, In The Center Of Meaning: Ziarah Tradition In Java, (Jakarta: Studia falamika, 2000), h. 52
19Dewru1 Redak>i Ensiklopedi Islam, foe. cit.
20.Hariyono, Kultur Cina dan Jawa, (Jakarta: ptt<taka Sinar Harnpan. 1994), eel. ke-2. h.20
15
menghantarkan manusia ke jalan yang benar, hubungan antara leluhur dengan
para keluarga yang masih hidup berlangsung terus.21
Ajaran yang dikembangkan dalam Budha adalah azazfamilisme. Azaz ini
berakar pada ajaran bahwa sikap dan penghormatan pada orang tua adalah
sikap yang baik. Sikap ini dipandang dapat memperhalus budi pekerti, serta
dapat menjamin ketentraman dan kesejahteraan keluarga, masyarakat dan
negara. Berbakti kepada orang tua dilakukan baik ketika masih hidup maupun
setelah meninggal. Ketika masih hidup dapat diwujudkan dalan1 bentuk
mampu menyesuaikan segala keinginannya. Setelah meninggal, wujud bakti
dapat berupa mempersembahkan korban dan memikirkan mereka.22
Menurut D.H. Smith dalan1 buk'l!Ilya Chinese Religion pada tahun 1968,
masih ada suatu kepercayaan yang kabur dalam masalah kelanjutan setelah
orang meninggal.
Di Cina, pemujaan dan penyembahan terhadap para leluhur adalah
pemujaan yang sangat kuno dan merupakan salah satu unsur yang paling
diutamakan dalam Agama Cina. Dalam lingkungan Aristokrat ada
kepercayaan bahwa roh-roh para leluhur maha tahu dan mengawasi serta
21 AlifHM, Islam Di Mata Warga Negara Indonesia (JVNI) Ketunman Cina, Pcnamas No. 31 111. :\.1, 1998, h.11
22 Suryadinata,KebudayaanAfinoritas Tionghoa. (Jakarta: PT Gramcdia, 1988), h. 54
16
menentuk:an nasib manusia. Roh leluhur ini yang memberikan ganJaran
kepada manusia danjuga memberikan huk:uman.23
Di Cina juga terdapat pemujaan terhadap roh yang erat sekali
hubungannya dengan agama Budha yang berkcmbang di sana. Pcmulihan dan
pcmujaan tcrhadap roh ini dilakuk:an dalam pt..'Tilyaan yang sangat tcrkenal
yaitu Yu Lan P'en Hui. Juga terdapat perayaan musim semi untuk: memuja
dan menyembah para arwah di makam-makam tertcntu. Agama Budha di
Jepang pun mengajarkan pemujaan terhadap para leluhur, dan menganjurkan
untuk: memasang tablet-tablet sebagai peringatan tcrhadap mereka.24
2. Ritual Ziarah
41-42
a. Dalam Islam
a) Yang dihalalkan
Cara-earn berziarah kckubur: scscorang yang akan mcrnasnki lokasi
kuburnn diperintahkan atau diwajibkan untuk mengucapkan salam
(doa) kepada ahli kubur:
i.i\.J 6J4l· • ~l.J ~)4.11 6"' _;lll JAil ~~I
4.#WI ~.J U1 .&1 J,l...U ~"J r5-: .&1 Wi <JI
23 Zakiah Daradjat, dk.k, Perbandingan Agama, (Jakarta: Bwni Aksara, 1996), cct. kc-J, h.
2•1 Ibid.
17
"kesejahteraan atas kanm sekalian penduduk nnnah, dari orang-orang
yang beriman dan Islam, sungguh kami kalau Allah menghendaki akan
berjumpa dengan kalian, kami mohonkan ampw1an untuk kami dan
untuk kalian."25
Bacaan-baeaan yang dibaea ketika berziarah ke kubur, bisa berupa bacaan
Al-Quran seperti surat Yaasin atau baeaan-baeaan lain. Hadits riwayat Ibnu
Adiy dari abu Bakar As-siddiq menjelaskan:" Barang siapa bcrziarah ke
kuburan kedua orang tuanya atau salah satunya di antara mercka pada hari
Jumat dan membacakannya surat Yaasin maka akan diampuni dosanya".
Ziarah juga mempunyai nilai kebaikan, sebagainlana dijelaskan olch
hadits riwayat Hakim dari Abu Hurairah, yang artinya: "Barang siapa
berz.iarah ke kuburan kedua orang tuanya atau salah satunya di antara mercka
pada hari Jumat, Allah SWT mengampuninya dan di hitung sebagai
kebaikan".
Fukaha keempat mazhab mcngemukakan beberapa ha! yang hendaJ...11ya di
lakukan dalam ziarah:26
1. Mengueapkan salam dengan menghadap ke wajah mayat. Salam yang
diajarkan Nabi SAW kepada para sahabatnya:
25Dcwan Rcdaksi En•ildopcdi falam, op. cit. hal. 233
26 Abdul Azis dahlan, op. cit. h.2012.
18
2. Menanggalkan alas kaki, rnenurut rnazhab Harnbali hukurnnya sunnah,
sedangkan rnenurut ulanm lainnya adalah rnubah.
3. Menurut fukaha rnazhab Hanafi, ziarah hukurnnya sunnah jika dilakukan
dengan berdiri.
4. Mernbaca Al-Quran. Mcnurut jurnhur fukaha dari ahlussunnah wal jarnaah
tcrrnasuk didalarnnya pendapat Imam Alunad bin Harnbal dan sebagian
rnazhab Syafi'i, pahala rnernbaca Al-Quran yang diniatkan untuk orang
yang rnati akan sarnpai kepadanya. Menurut rnazhab Hanafi disunnahkan
bagi orang yang berziarah untuk rnernbaca surnt Yaasin, Al-Fatihah, awal
surat Al-Baqarah sarnpai kata al-Mu11ihun, ayat 1.llfSi, ayat arnanarrnsul,
ayat tabarakal rnulk, surnt al-Takatsur dan surat Al-Ikhlas tiga sarnpai 12
kali. Menurut jurnhur fukaha, yang dibaca dari Al-Quran adalah yang
rnudah bagi peziarah.
5. Berdoa dan rnernohonkan arnptman bagi mayat. Fukaha menyepakati ha!
ini atas dasar finnan Allah SWT:
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (11111hajiri11 dan ansm), mereka berdo 'a: Ya Tu/um kami, beri ampunlah km11i dmz saudm·asaudm·a kami yang telah beriman lebih dahulu dm·ipada km11i dan jm1gmilah Engkau membim·kan kede11gkim1 dalm11 hati km11i terhadap orang-orm1g ym1g beri111m1: Ya Tuhan km11i, seszmggulmya Engkau maha penyantun lagi maha pe11yaym1g." (QS. 59:20).
Menurut jurnhur fukaha hendaknya ketika berdoa pt.'Ziarah rnenghadap
kiblat. Doa setelah pembacaan ayat-ayat Al-Quran adalah:
19
"Ya Allah janganlah Engkau halangi kanii untuk menerima pahala mereka
dan janganlah Engkau menimpakan musibah kepada kanii setelah kematian
mcreka." (HR. Abu Dawud)
Imam Nawawi Ad-Dimasyqi dalam kitabnya, Al-Majmu',27 mcnganjurkan
beberapa adab atau tata cara dalam beuiarah, sebagai berikut:
I. Mcnghadap ke kubur, saat mcmbaca salam dan baeaan-bacaan lainnya
2. Menghadap kiblat saat berdoa
3. Bolch berziarah dengan eara berdiri, duduk atau sekedar ]ewat
4. Mendckat kepada orang yang diziarahi, karcna ziarah kubur hakekatnya
adalah mendatangi orang yang diziarahi, sebagaimana lazimnya di dunia,
ziarah diharapkan untuk mendekat kepada orang yang diziarahi
5. Membaca salam saat akan pulang
b) Yang diharamkan
Sedangkan hal-hal yang dihararnkan ketika melaJ.aikan ziarah kubur
antara lain:28
1. Memcluk dan menc1um batu msan serta mengelilingi kuburan.
Menurut Sayid Sabiq, perbuatan ini terrnasuk bid'ah yang munkar
dan haram dilak.<Ik:an. Perbuatan itu hanya bolch dilakukan
27 HanicfMuslich, op.cil.h.54 -55
"'Abdul Azis Dalilan, Joe.cit.
20
terhadap ka 'bah dan tidak boleh dikiaskan sekalipun terhadap
, kuburan Nabi SAW.
2. Mencaci orang yang telah meninggaL Hal ini di dasarkan atas
sabda Rasulullah SAW: " Janganlah kalian mencaci orang-orang
yang telah mati karena sesungguhnya mereka telah mencapai
(balasan amal) yang telah mereka lak.-ukan." (HR. Al-Bukhari)
3. Duduk diatas kuburan. Dalam hal ini fokaha berbeda pendapat.
Sebagian sahabat seperti Amr bin Hazin dan Abu Hurairah
berpendapat bahwa hukumnya adalah haram. Dalilnya adalah
sabda Rasulullah SAW:
"Seseorm1g diantm·a kalim1 duduk diatas bm·a api, hingga
membakar adalah lebih baik dari pada duduk di alas kub11rm1. " .,
(HR. Al-Jan1aal1)
Berdasarkan pendapat Imam Nawawi Ad-Dinmsqy dalam kitabnya Al
Majmu',29 dalam ziarah k-ubur tidak dipcrkenankan melakukan hal-hal sebagai
berikut:
I. Mengerjakan shalat dengan menghadap kubur.
2. Duduk di atas kubur.
Dalam sebuah hadits disebutkan, yang artinya: "5imgguh duduk di alas
bara api, kem11dim1 membakm· pakaim1 dm1 mengelupas kulitnya, lebih
baik daripada duduk di atas lat bur ".(I-IR.Muslim)
29 HanifMuslich, op.cit. h.55-56
21
3. Bersandar di kubur.
4. Mencium kubur.
5. Mengusap kubur.
6. Memcgang-megang k-ubur.
Imam Abu Al-Hasan mernpertegas bahwa memegang k-ubur dan
menciurnnya sebagaimana yang lazim dilak-ukan oleh orang-orang sekarnng
ini adalah termasuk amalan perbuatan ingkar (bid'ah munkarah), yang hams
dihindari oleh siapapun.
Adapun tcntang mcnabur bunga dan menyiramkan air kc kuburan
sebagaimana biasa dilakukan oleh sebagian masyaralrnt tidak pemah di
prnktekan di masa Rasulullah.
d. Dalam Budha
Berikut acjalah beberapa lambang yang dipergunakan dalam agama Bndha,
yang terdapat di tempat-tempat ibadat agama Budha dimana saja, yaitu:30
I. Pa tung Budha dan Bodhisattva
Semua patung yang terdapat didalam agama Budha, baik itu patung
Budha maupun Bodhisatva yang terbuat dari kayu, batu, gibs,
perunggu, perak atau sekalipun dari emas mumi, adalah tetap sebagai
patung, yang tidak dapat berbuat sesuatu apapun juga terhadap umat
Budha. Pada hakekatnya didalam agama Budha bukanlah patung yang
30 Majclis Budhayana Indonesia, Buku Pe/ajaran Agama Budha: Kebahagiaan Dalam Dhamma, (Jakarta: Majelis Budhayarut Indonesia, 1980), h. 292-293
22
disembah-sembah atau yang dipuja-puja oleh umat Budha, melaink:an
rasa hormat dan terima kasih yang tidak tcrhingga kcpada Pangcran
Sidhartha ,Gotama yang telah rela mengorbankan segala-galanya,
mencari kebcnaran sejati demi menemngi dunia serta umat manusia
dari kegelapannya, ketidaldahuannya dan kcbodohannya
2. Stupa atay P~goda
Stupa adalah sebuah bangunan yang berbentuk seperti genta,
lambang unt'uk me;,'Ilghormati orang-orang suei yang tclah meninggal
.dunia. Sedangkan Pagoda berasal dari kata Dagoba, kemudian menjadi
sebutan Pagoda dan kata Dagoba itu sendiri berasal dari kata Stupa
Stupa atau Pagoda adalah suatu tcmpat yang menempatkan benda
benda suci dan bentuk Stupa atau pagoda adalah melambangkan ke
empat unsur pokok yang membentuk jasmani manusia, yaitu Tanah,
Air, Api dan Udara
Pw1cak daripada bangwmn Stupa discbut Jyoth artinya Cahaya
YMS Budha Gotama, sedangkan puncak daripada bangunan Pagoda
disebut Payung Tiga Tingkat, yang berarti malambangkan Tri-Ratna,
yaitu Buclha, Dhan1Il1a, Sangha. Diatas Stupa atau Pagoda terclapat
bentuk yang meruncing ke atas adalah menggambarkan sifat
konsentrasi pikiran yang makin lama semakin terpusat dan halus
didalam melaksanakan Sanmclha Budhis
23
3. Panji Budhis
Panji Budhis yang lcbih dikcnal dcngan bendera Budhis mcmiliki
enam wama, yaitu: biru, kuning, mcrn.h, putih, jingga dan eampurnn
dari kelirna wama tersebut. Kelima wama pokok tcrsebut
mclambangkan AURORA, yaitu sinar yang keluar dari tubuh YMS
Budha Gotama
4. Cakkha atau Chakra
Cakkha atau Chakra dikenal dalam Agama Budha dcngan
Dhammaeakkha (Pali) atau Dhannachakra yang bernrti Roda
Kesunyataan, yaitu sebagai suatu lambang yang terpenting dalam
agama Budha, adalah scbagai lambang pemmlaan mcnurunkan azas
azas agama yang diajarkan YMS Budha Gotam.1 kepada umat
111a11us1a.
5. Swastika
Swastika berasal dari kata Sanskerta, yang berarti keadaan yang
indah, keadaan yang baik.
6. Bunga Padma Atau Tcrntai
Bunga Padm.1 atau Terntai yang tumbuh di air yang pcnuh dengan
lumpnr, dim.wa akamya berada di lun1pnr, dan bunga mem .. -robos
keluar pemmkaan air, bunga yang sempnrna serta sangat elok dan suci
untuk pertama kali bertemu dengan sinar matahari. Demikian pula
manusia telah berakar kebodohan dan kejahatan yang luar biasa di
23
3. Panji Budhis
Panji Budhis yang lebih dikenal dengan bendera Budhis memiliki
enam warna, yaitu: biru, kuning, merah, putih, jingga dan eampuran
dari kelima wama terscbut. Kelima warna pokok tersebut
melan1bangkan AURORA, yaitu sinar yang keluar dari tubuh YMS
Budha Gotama
4. Cakkha a tau Chakra
Cakkha atau Clrnkra dikcnal dalam Agama Budha dengan
Dhanunaeakkha (Pali) atau Dhannacltakra yang berarti Roda
Kcsunyataan, yaitu sebagai suatu lambang yang terpeuting dalam
agama Budha, adalah sebagai lambang pennulaan menurunkan azas
azas agama yang diajarkan YMS Budha Gotanrn kcpada umat
man us ta.
5. Swastika
Swastika berasal clari kata Sanskerta, yang berarti keadaan yang
indah, keadaan yang baik.
6. Sunga Padma Atau Tcratai
Sunga Paclma atau Tcratai yang tumbuh di air yang penuh clengan
lumpur, cli1nana akarnya beracla di lumpur, dan bunga mcnerobos
keluar permukaan air, bunga yang sernpuma serta sangat elok clan suci
untuk pertanta kali bertemu clengan si1rnr matahari. Demikian pula
manusia telah berakar keboclohan dan kejahatan yang luar biasa di
25
didalamnya. Demikian pula halnya dengan manusia sebagai bentuk
utuh (komponen) adalah tidak berharga, kecuali karena daya gunanya,
seperti hah1ya dengan Dupa wangi tadi menjadi berguna memenuhi
panggilan hidupnya.
10. Bunga Segar
Bunga segar yang terdapat di sebelah kiri dan sebelah kanan
patung Budha atau Bodhisattva di atas sebuah meja altar adalah
memperlihatkan sesuatu yang paling indah, tetapi yang paling tidak
abadi di antara pe~judan alam.
11. Buah atau Makanan dan Air Putih
Mempersembahkan buah atau makanan di atas m«ia altar adalah
semata-mata sebagai tanda terinrn kasih kepada Bcliau yang telah
sangat berjasa memberikan umal-Nya sualu ajaran kebahagiaan yang
tiacla bandingnya, dinrnna orang telah merasakan sendiri manfaat dan
keteutraman serta kebalrngiaan yang telah diperoleh, sedangkan
mempersembahkan air putih kc mcja altar adalah scbagai snatu
lambang kesucian.
12. Canang atau Genta
Canang atau Genta mcngandung pengertian bahwa kchidupan
setiap mahluk berlangsung terns mcncms mcngikuti waktu tanpa
hcnti-hentinya dan dengan berkumandangnya snara Canang atan Genta
itulah yang mengingatkan umat Budha.
25
didalamnya. Demikian pula halnya dengan manusia sebagai bentuk
utuh (komponen) adalah tidak berharga, kecuali karena daya gunanya,
seperti halnya dengan Dupa wangi tadi menjadi berguna memenuhi
panggilan hidupnya.
10. Bunga Segar
Sunga segar yang terdapat di sebelah kiri dan sebelah kanan
patlmg Budha atau Bodhisattva di alas sebuah meja altar adalah
memperlihatkan sesuatu yang paling indah, tetapi yang paling tidak
abadi di antara perwujudan alam.
11. Buah atau Makanan dan Air Putih
Mempersembahkan buah atau makanan di alas meja altar adalah
semata-mata sebagai tancla terima kasih kepada Beliau yang telah
sangat berjasa memberikan umat-Nya suatu ajaran kebalmgiaan yang
tiada bandingnya, dimana orang telah merasakan S(,'11diri manfoat clan
ketentraman serta kebalmgiaan yang telah diperoleh, scdangkan
mcmpersembahkan air putih ke lll'<Ja altar adalah sebagai suatn
Iambang kcsucian.
12. Carmng atan Genta
Carmng atau Genta mengandung pengertian bahwa kchidnpan
sctiap mahluk berlangstmg terns menerus mcngiknti waktu tanpa
henti-hentinya dan dengan berk-umandangnya suara Canang atan Genta
itnlah yang mengingatkan nmat Bndha.
27
B. Motiva~i Bcniarah
1. Dcfinisi
Motivasi yang kata dasamya motit.,i3 adalah kata serapau dari bahasa
Iuggris, "motivation", yang artiuya "peug (alasau), daya batin, dorougan,
motivasi".34 Dengan demikian, perkataau "motivasi" berkaitan erat dengau
aspek kejiwaau manusia. Semeutara kata dasar "motive" seudiri di dalam
Dictionary of Pshychology, digambarkau sebagai :
"... . . . . An effective-conative factor which operates m determining the
direction of au individual's behaviors towards au end or goal, conscrauly
apprehended, or uuconscious."35
Batasan atan definisi di atas menunjukkau bahwa motif mernpakau faktor
yang bersifat afektif-konatif clan mernpakan hal yang bisa menentukau
tingkah laku seseorang menuju suatu tujuau terteutu, baik secara sadar
maupun tidak disadari. Aspek yang mengarahkan tingkah laku tersebut yang
menjadi pokok karak-teristik dalam pemahaman konsep ini.
Atkinson tidak mernbedakan pengertiau antara need clan motif, seperti apa
yang dikatakan berikut :
33Da1arn kasus ini, k.ita n1cn1perolch gainbaran tentang kctidakkonsi~tenan pe:nuHsan kata 111otivasi clan 111otif dalam tradisi penulisan di Indonesia. SchanL<>nya kalau perkataan 111otivasi berasal dari kata 111onj; n1aka penulisannya adalah motit3.s~ bukan motivasi
" John M. Echols dan Has.'Olll Shadily, Kamus !nggris Indonesia. (Jakarta : PT. Gramedia Puatak.a Utama, 1990), eel. ke-18
·'-1 James Drever, The Penguin Dictionary OJP;ychology, (New York: Penguin Books, 1981)
2~
B. Motivasi Bcrziarah
1. Dcfinisi
Motivasi yang kata dasamya motitil3 adalah kata serapan dari balmsa
Inggris, "motivation", yang artinya "peng (alasan), daya batin, dorongan,
motivasi".34 Dengan demikian, perkataan "motivasi" bcrkaitan erat dengan
aspek k«iiwaan nmnnsia. Sementara kata dasar "motive" sendiri di dalam
Dictionary of Pshychology, digambarkan sebagai :
"... . . . . An effective-conative factor which operates m determining the
direction of an individual's behaviors towards an end or goal, couscranly
apprehended, or unconscious."35
Ba tasan a tau defi.nisi di alas menm~jukkan bahwa motif mernpakan faktor
yang bersifat afektif-konatif clan mernpakan lml yang bisa menentukan
tingkah laku seseorang mem~jn suatn tujuan tertentu, baik secara sadar
rnaupm1 tidak disadari. Aspek yang mengarahkan tingkah lakn tersebut yang
menjadi pokok karnkteristik dalam pemahaman konsep ini.
Atkinson tidak membedakan pengertian antara need clan motif, seperti apa
yang dikatakan beriko.1t :
33Dalrun ka..<.;us ini, kita 1nctnpcroleh gan1baran tcntaug ketidakkonsisl.cnan penulisan kata 111otivasi dan 1notif dalam tradisi penulisan di Indonesia. Sehanisnya k.alau perkatnan Tnotivasi berasal dari kata motif; maka penulisannya adalah motifas~ bukau motivasi
" John M. Echols dan Has."111 Shadily, Kam11s Jnggris Indonesia. (Jakarta. : PT. Gramedia Puataka Utama, 1990), eel kc-18
"James Drevcr., The Penguin Dictionary Of Psychology, (New York: Penguin Books, 1981)
29
kegiatan karena motivasi dapat memberikan dorongan dan mengarahkan
·1 k 38 pen a ·u sescorang:
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laln1 yang
mcnuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.39
Motivasi adalah kata yang digunakan untuk mcnggambarkan tcntang
cnergi sescorang dan aktivitas langsungnya.40
Istilah "motivasi" mengacu pada sebab atau mengapa dari perilaku faktor
fak1:~r yang menguatkan perilak"U dan memberikan arahannya.41
2. Motivasi Bcniarah Kubur
a. Dalam Islam
a) Ziarah kubur scbagai 11csan spiritual kcagamaan42
Bagi pC"".i:iarah:
I. Mengambil pelajaran (l'libar) dari mayit
38 Ibid.
39 Alisuf Sabri, Pengantar Psiko/ogi U1111an Jan Perke111bangan, (Jakarta; Ped01nan Ihnu Jaya, 1993), cct ke-1, ha! 129
·to Gage and Berliner, Educalional Psychology, (London: houghton Mclllin Company boston, 1984 ), p.3 72
41 Rita L. Atkinson, ct.al., llllroduclion To Psychology (Jakarta: PT. Gelorn Aksarn Pratama, 1983), eel ke-4, h. 5
42 K.H Hanief MtL,lich, Le., Ziarah Kubur"Wisata Spirilllal" (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima), cctke-1, h.38
30
Manusia awalnya terbuat dari setetes air mani yang hina dan tidak
ada harganya, kemudian menjadi manusia yang gagah perkasa penuh
wibawa, berkuasa dan hidup berkecukupan.
Setelah meninggal dan dikebumikan, ia tidak mampu berbuat apa
apa dan tidak mempunyai kekuatan, kekuasaan dan ketampanan atau
kecantikan. Ia bersiap-siap menjadi mangsa ulat dan hancur menjadi
tanah, keeuali mereka yang berilmu dan beramal shaleh.
2. Mengingat terhadap kehidupan akherat
Dengan selalu ingat pada kematian dan kehidupan akherat,
perbuatan seseorang tentunya tidak akan semena-mena dan scmaunya
sendiri. Selain itu, mereka dapat mempertimbangkan, memilah dan
memilih mana yang bennanfaat baginya kelak.
3. Mencari berkah dari Allah SWT
Ziarah hakekatnya adalah upaya kontemplasi dan mendoakan orang
yang meninggal, dengan kesadaran spiritual yang tinggi.
Bagi yang diziarahi:
1. Mengambil manfaat doa dan salam serta bacaan-bacaan yang
pahalanya disampaikan, atau diberikan kepada mayyit.
2. Orang mati akan merasa senang dan bahagia kalau diziarahi oleh
banyak orang.
2, h.65
31
b) Ziarah kubur scbagai pcsan Psikologis
Ziarah kubur mcmiliki keterkaitan crat dengan masalah psikologis,
sebab antara peziarah dan yang dizianthi biasanya mcmiliki hubungan
emosional yang sangat dekat, yang akan mcnimbulkan pesan-pesan
bcrmakna bagi kejiwaan (psikologis) seseorang.
Keterkaitan emosional dan pesan psikologis seperti ini memang
tcrjadi ketika mcreka masih hidup, dan sangat mungkin keterkaitan
emosi ini tidak akan terputus begitu saja setelah salah satu dari orang
orang terdekat kita meninggal dunia.
Ziarah sebagai pesan psikologis adalah proses penyadaran dalam
diri kita bahwa hidup di dunia ini bukanlah segalanya, tetapi ada
kchidupan lain, yaitu kehidupan akherat yang lebih penting.
Dalam sumbcr lain discbutkan bahwa ziarah kubur dimaksudkan
untuk:43
a. Mengambil manfaat dengan mengingat kematian orang-orang yang
sudah wafat, bahwa kepulangan mereka ke surga atau neraka soal
ini umum bagi setiap manusia
b. Si mayat yang diziarahi memperoleh manfaat dengan ueapan doa
salam oleh para peziarah dan permohonan pengampunan
4·' Zainal Abidin, Alam Kubur dan Se/uk Beluknya, (Jakarta: PT Rincka Cipta, 1995 ), cet. kc-
32
Mereka yang beiziarah mempunyai emosi keagamaan yang bervariasi.
Sebagian bermotif akherat dan lainnya bermotif urusan duniawi: seperti
ingin tetap sehat, jauh dari sakit, rizki banyak dan lainnya. Sedang yang
bcrmotif akherat seperti minta ampun secara mumi dan pendidikan
pclanjutan dakwah keagamaan.44
b. Dalam Budha
Dalam agama Budha mengunjungi makam leluhur bertujuan untuk
memohon berkah, mereka beranggapan bahwa dengan beizianih (soja),
roh leluhur dapat mendengar, memberikan keselamatan (pengan),
mengabulkan segala keinginanya.45 Pada hari Imlek (tahun baru kalender
Cina yang sekaligus merupakan hari raya Cina) umat Budha melakukan
ziarah (soja ), sebagai pertanda bakti scorang anak kepada orang tuanya
dan menghindarkan anak dari durhaka dan yang akan menghantarkan anak
memperoleh keberuntw1gan (hokie).46 Menurut kcpercayaan ini, bahwa
hubungan antara leluhur dengan para keluarga yang masih hidup
berlangsung terus. 47
44 Hasil pcnclitian yangtclah dilakukan olcbMasyhudi, <l= padajurusan Sejarab Peradaban Islam Fak. Adab IAIN Sunan Ampcl Surabaya, yang berjudul: Ziarah KeMakam Islam SunanA111pel Surabaya
"Anik Farida, Islam di mata Para Cina Pedagang di Jakarta, (Jakarta: Pcnamas, 1998), h.20
46 Ibid.
'17 Afif HM, Islam diAfata Warga Negara Indonesia (IVNI) Ketunman Cina, (Jakarta:
Penarnas, 1998), h. 9
33
C. Budaya Ziarah Di Indonesia
1. Pandangan Umat Islam Tentang Ziarah
Nabi Muhammad sebagai pemimpin umat Islam se-dunia berpandangan
bahwa ziarah 1..-ubur (makam) itu diperbolehkan. Bahkan bisa menjadi anjuran.
Namun dapat saja ziarah itu menjadi terlarang, tergantung pada situasi dan
kondisinya. Ini sesuai dengan hadits-hadits yang berkaitan dengan ziarah
kubur. Di antara hadits itu diriwayatkan oleh Muslim48 yang menyatakan:
"Rasulullah SAW, bersabda: Dulu alw pemah melarang ziarah ke lwbur
(i11aka111). Sekarang silahkan saja ".
Pada rnasa selanjutnya, umat Islam berbeda-beda dalam memahan1i hadits
ini. Sebagian menganjurkan, dan sebagian umat Islam melarang ziarah. Ziarah
itu dilarang jika mengakibatkan syirik, dan dianjurkan jika mengakibatkan
kuatnya iman umat islam. Hal ini tergantung pada situasi dan kondisinya
. . mas111g-mas111g.
2. Tradisi Ziarah di Indonesia
Ziarah ke tempat yang dianggap suei (keramat) telah terjadi sebelum Islam
di Indonesia. Sebagai bukti bahwa sebelum Islam bangsa Indonesia telah
mengenal ziarah adalah adanya "Pandusa dan Candi". Pandusa berasal dari
=an Prasejarah, pada masa Islam, bangunan itu menjadi kijing atau kijingan
a tau jirat. Di san1ping jirat terdapat nisan yang pada masa Pn1 sejarah berupa
48 Muhammad Fuad Abdul Baqi' (ed), Shahih Bukhor, (Kairo: Dami Ihya Al-Kutub Al Arnbiyyan, 1918),jilid II, h. 672
34
menhir. Pada zaman Pra sejarah, pcndusa, yang di bawahnya dilctakkan
mayat, adala11 tempat mcletakkan bunga. Dengan adanya penempatan bunga
berarti ada tradisi ziarall pada zaman Pra sejarah di mana di bawall pendusa
itu ada mayat yang di kubur.
Pada zaman purba, bangunan pendusa itu bcruball menjadi candi. Tokoh
masyarakat yang dulunya scbagai "Datu" itu menjadi "Raja". Setelall
meninggal jasadnya dibakar dan pcripih atau bcnda yang disukainya
dimasukkan ke dalan1 candi. Inilah yang disebut dengan "Dicandikan".
Barang yang dimasukkan ke dalam candi itu disebut dengan peripih. Sebagai
simbol ballwa raJa itu dicandikan, maka di atas candi dibuat area
perwujudannya, atau simbol lain seperti lingga dan yoni. Biasanya area
perwujudannya itu sesuai dengan kehidupannya di dunia; mungkin menjadi
Syiwa, Wisnu, atau Budha. Jika yang meninggal itu permaisuri, maka
perwujudannyapun sesuai dengan kehidupannya di dunia. Mungkin menjadi
"Prajanaparamita". Sebagian bcsar dari kcagamaan Pra sejarah adalall
aninlisme dan dinarnisme. Selanjutnya pada masa Hindu (purba) unsur itu
masih ada, namun mengalami pcrkembangan. K.hususnya untuk pendidikan
agama Hindu atau Budha.
Pada umunmya, candi itu mempunyai langkan. Di dalam langkan terdapat
lukisan yang bcrupa relief dan patung dewa. Lukisan itu mengandung ajaran
aJaran agama yang dianutnya. Jika masyarakat be1ziaral1, mereka
mengadakan "Pradaksina" yaitu menyebelall kanan candi dengan mcnyusuri
35
reliet~rclief dan patung-patung. Di situlah mercka mendapat pelajaran
kcagamaan. Kehidupan scmacam ini bcrada pada komplek pcrcandian di
Prambanan.49 Namun tidaklah scmuanya dcrnikian, ada juga kcyakinan bahwa
para peziarah yang dapat mcmcgang zakar Bomo akan mcnjadi kaya. Hal ini
tcrjadi di Candi borobudur. Scbagian lagi mcngadakan pcrsawiyan atau
menyebcla11 kiri candi.
3. Pcrubahan Budaya Ziarah di Indonesia
a. Tcori Pcrubahan Kcbudayaan
Untuk mema11ami perubahan kebudayaan m1, tcrdapat teori
"Continuity and Change" atau kesinall1bungan di tengah-tcngah
perubahan. Teori ini menjelaskan adanya unsur lama yang dibuang,
kemudian unsur baru masuk di dalanmya. Menurut Dhofier, teori itulah
yang digunakan dalam penelitiannya tentang tradisi pesantren dari
kalangan Islam tradisional.50 Dan juga teori "Local Genius", menurut
Magetsari bahwa kebudayaan setempat mampu menghadapi kcbudayaan
asing. 51 Dua teori tersebut sejalan dengan teori "Strukturalisme". Menurut
49 Al Bernet dan Sockmono, Candi Mendut, Pawon, dan Borobudur, Seri Peningga/an Purbakala II, (Bandung: Ganaco, 1974), h. 22
50 Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang PaTJdangan Hidup Kyaj, (Jakarta: LP3ES, 1985), h. 176-177
51 Nurhadi MagcL'illli, Local Genius Dalam Kehidupan Beraga111<~. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1986), h. 56
36
Piaget, 52 strukturalisme mempunyai tiga sifat, yaitu: 1. Totalitas, 2.
Transformasi, dan 3. Pengaturan diri. Yang dimaksud dengan totalitas
adalah bahwa kebudayaan itu terdiri dari beberapa unsur yang kait
mengait yang tidak dapat dipisahkan, sedang transfi.)m1asi itu berarti
bahwa setiap unsur itu dapat mengalami perubahan. Sejalan dengan itu,
yang dimaksud dengan pengaturan diri, bahwa setiap unsur yang masuk
itu segera menempatkan dirinya.
b. Unsur-unsur Pcrubahan
Unsur yang berubah dalam ziarah terletak pada penganut, tempat
peralatan dan prosesi ziarah (ritual). Sedangkan dalam bidang keyakinan
mengalaini perubahan mendasar, namun pada emosi keagamaan hanya
sedikit mengalami perubahan.
Dari kelima unsur ziarah ke makan1 Sunan Gunung Jati, dapat
digambarkan bahwa ziarah ke makam atau sejenisnya itu ada sebelum
Islam masuk ke Indonesia.
Pada masa itu, mereka yang menganut animisme, tempat ziarahnya
berada disekitar Pendusa atau sejenisnya. Sedang penganut Hindu-Budha
jawa (Indonesia) berziarah ke Candi. Pada dasarnya Pendusa atau Candi
itu adalah makam atau k-ubur juga. Ketika Islam datang juga membawa
konsep ziarah sehingga mudah untuk menyesuaikan diri.
52 Jean Piaget, Alih Bahasa Hermoyo, Stnikturalisme, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 4-8
37
Pada rnasa purba, area sebagai alat utarna sebagai ternpat sasaran
pcrscrnbahan. Pada rnasa lslan1, area itu dibuang, tidak dipcrgunakan lagi.
Menurut Tjandrasasrnita, di kornplek rnakam dan rnasjid Sendang Duwur
rnasih terdapat sisa area dcngan hiasan "Cernara" dan aksamala yang
rnungkin sebagai senjata Dewa Siwa. Sckarang patung itu tidak
dipergunakan lagi. 53 Begitu pula di rnakam Sunan Gunung Jati tidak ada
patung, hanya nisan dan jirat yang terdapat pada kornplek itu. Uniknya
pada rnasa ki.ni, tasbih yang biasa digunakan para pcziarah .nyata.nya pada
rnasa lalu adalah senjata dari sebagian dewa agama Hindu.
Pada rnasa Islan1, prosesi ziarnh itu pada rnasa lalunya adalah
pradaksina, yaitu rne.nyebelah kmm.n candi, dan pasawiyan yaitu
rnenyebelah kiri candi. Jika masa Jalu membaea pelajaran rnelalui relief
dan patuno dewa· sedano rnasa Islam de.ngan membaea Al-Quran atau 0 ' 0
SCJC.111S.11ya.
Narnpaknya ada unsur yang berbeda antara Islam de.ngan Pra Islam.
Para raja pada hakekatnya adalah titisan dari para dewa atau keturu.nan
dari dcwa. 54 Scbagai co.ntohnya Rajasancgara dari Majapahit adalah titisan
dari Dewa Syiwa.
53 Uka Tjandrasamita, TrruJSlatc<l by Satyawati, JslamicAntiquities Of Sendang Dmvur, (Jakarta: Balai Pu>tak.a clan Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1975), h. 31 dan 53
" Robert Heine Geldren, Konsepsi Tentang Negara dan Kedudukan Raja di Asia Teggara, (Jakarta: CV Rajawali, 1982}, h. 16
38
Hal ini berbcda dengan zaman Islam, Sunan Gunung Jati dinyatakan
sebagai wali, yaitu hamba Allah yang telah mcndapat kasih dan sayang
dari Allah. Tentang emosi keagamaan yang bermotif duniawi, seperti
berziarah agar mendapat bcrkah, terjadi juga pada zaman Hindu (Purba).
Bahwa candi Penataran adalah candi Ciwa yang dibangun menghadap
Gunung Kelud sebagai tempat raja Gunung (Girindra). Dalam naskah
Negara Kertagama diceritakan perjalanan Raja Hayam wuruk dari
Majapahit yang sering berziarah ke makam Falah (Penataran) untuk
keperluan memuja Sang Hyang Acalapati (Girindra) agar Gunung Kelud
tidak selalu membawa bencana. 55
Candi lainnya adalah Candi .Tayago yang dibangun untuk
memperingati Wisnuwardana dari Singasari sebagai Amogapaca. Bahkan
di Blitar terdapat Candi Sun1berjati yang melambangkan Kertarajasa
sebagai Dewa Wisnu dcngan sifat Dewa Ciwa. 56 Dari sini dapat
digambarkan bahwa ziarah itu telah ada scbelUill Islam masuk kc
Indonesia. Setelah Islam masuk, maka banyak unsur yang berubaI1 bailkan
secara bailkan secara mendasar.
Mereka yang berziarah mempunyai emosi keagamaan yang bervariasi.
Sebagian bermotif akherat dan lainnya bermotif urusan duniawi: seperti
" Soeyono Wisnowardono, Memperkena/kan komplek Percandian Penataran di Blitw; (Mojokerto: KPN Purbakala, 1995), IL 29
56 Wodjowasito, Sejarah kelmdayaan Indonesia !!, (Jakarta: Penerbit Siliwa.ngi, 1953), h. 168-169
39
ingin tetap sehat, jauh dari sakit, rizki banyak dan Jainnya. Sedang yang
bermotif akherat seperti minta ampun secara mwni dan pendidikan
pelanjutan dakwah keagamaan.
Jika dilihat dari Local Genius dengan proses perubahan "Continuity
and change". Maka ada beberapa ha! yang harus diperhatikan:
bahwasannya ziarah itu mengalami pernbahan dari waktu kc waktu.
Sebelum Islam, masyarakat Indonesia tclah melakukan ziarah ke suatu
tempat yang suci. Pada zaman Pra Sejarah, mereka beiziarah ke Pandusa
atau sejenisnya seperti punden berundak dcngan dasar animisme dan
dinamisme. Sedang pada masa purba, mereka beIZiarah ke Candi dengan
dasar keagamaan Hindu dan Budha yang tidak melupakan tradisi Pra
sejarah, sedang pada zaman Madya, mereka berLiarah dengan dasar agan:ia
Islan1 sampai sekarang. Khususnya ziarah ke makam para wali seperti
Sunan Gw1ungjati.
Pada zaman Purba, earn yang mcreka lakukan adalah "Pradaksina"
atau menyebclah kanan candi dan pasawiyan dcngan beberapa perubahan.
Persamaannya terletak pada tempat yang tersuci berada tempat yang
paling belakang seperti Candi Jawa Timuran, sedang pada Candi Jawa
Tengahan bangunan tersuci berada pada bagian paling tengah. Perbedaan
terletak pada apa yang mereka lakukan. Jika pada masa Purba, mereka
membaca relief dan mengamati patung Dewa demi pendidikan
keagamaan: maka pada masa Islam masyarakat Indonesia beIZiarah ke
40
makam dengan cara membaca kitab suc1 Al-Quran atau bacaan suci
lainnya.
Ada sesuatu yang unik dalam ziarah ini,ika pada zaman purba, tasbih
adalah senjata patung para dewa; maka pada zaman Madya (Islan1) sampai
masa kini, tasbih itu digunakan para peziarah dalam rangka menghitung
bacaan suci, seperti tahlil dan sebagainya
A. Dcfinisi Opcrasional
BAB III
METODOLOGI PENELlTIAN
a. Ziarah, adalah kegiatan mengunjungi makam untuk ttliuan tertentu yang
berdimensi keagamaan
b. Motivasi berziarah, adalah faktor yang bersifat afektit:konatif dan
merupakan hal yang bisa menentukan tingkah laku seseorang menuju suatu
tu j uan tertentu, dalam ha! ini ziarah
c. Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati, adalah Komplek pemakaman
yang terletak di daerah Cirebon, di dalamnya terdapat makam Sunan Gunung
Jati dan makam Ong Tien, salah satu isteri dari Sunan Gunung Jati
d. Etnis Jawa, adalah mereka yang bersuku Jawa, beragama Islam dan
melakukan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati
e. Etnis Cina, adalah mereka yang bersuku Cina, beragama Budha melakukan
ziarah ke makam Ong Tien, yakni salah satu isteri Sunan Gunung Jati
B. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan
metode survai. Bertujuan untuk mendeskripsikan secara rinci dan mendalam
fenomena tertentu, peneliti mengembangkan konsep dan rnenghimpun fakta., tetapi
Ll 1
42
ticlak melakukan penguJian hipotesa.57 Disebut deskriptif karena penelitian ini
bermaksud memberi gambaran secara menyeluruh terhadap konteks peristiwa yang
terjadi.
C. Subyek Peuelitian
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi dapat pula dibeclakan antara populasi sampling clan
populasi sasaran.58 Dalam penelitian ini, yang merupakanpopulasi sampling adalah
etnis Jawa dan etnis Cina yang berdomisili di Cirebon, sedangkan populasi sasaran
adalah etnis Jawa yang beragama Isalam clan etnis Cina yang beragama Budha dan
melakukan ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati.
Untuk populasi yang lebih dari 100 orang, maka sampel dapat diambil antara
10%-15%, atau antara 20%-25% atau lebih.59 Dengan subyck penelitian sebanyak 60
orang, yang terdiri dari 30 orang etnis Jawa yang beragama Islam dan 30 orang etnis
Cina yang beragama Budha clan melakukan ziarah ke komplek pemakaman Sunan
Gunung Jati Cirebon. Pengambilan sampel dengan menggunakan rancangan
purposive random sampling.
" Masri singarimba, Metooe Penelitian Surmi, (Jakarta: LP3ES, 1986), h.4
"Ibid, h.152
,. Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendilian: Sua/11 Pe11dekata11 Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), cet. kc-2
43
D. Teknik Pengumpulan Data
Pen!,'l!mpulan data dilakukan dengan menggunakan:
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data untuk mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kapada responden60. Dalam hal ini
penulis mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden yang berkaitan
dengan ragam motivasi berziarah etnis Jawa dan etnis Cina ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan terhadap buku-buku, hasil penelitian digunakan untuk
mengetahui sejarah dari makam-makam bersejarah untuk mendapatkan teori
teori yang relevan dalam menganalisis hasil penclitian yang akan didapat
E. Teknik Analisis Data
Data akan dianalisa dengan menggunakan teknik statistik:
a. Statistik Deskriptifuntuk mengolah gambaran umum responden
b. Data akan diolah dan diinterpretasi berdasarkan teknik statistik yang
menggunakan distribusi frekuensi
60 Masri Singarirnbun, op.cit.It. 192
44
F. Proscdur Pcnclitian
a. Tahap Persiapan
a) Dimulai dengan perumusan masa!ah
b) Mcncntukan variabel yang akan ditcliti
c) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan
teori yang tepat mcngenai variabel penelitian
d) Menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam
pcnclitian
e) Menentukan lokasi penelitian
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap pengolahan data dan interpretasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. G:unbaran Umum Lokasi Pcnelitian
Komplck Pcmakaman S1man Gummg Jati tcrlctak di Dcsa Astana yang masih
tennasuk wilayah pemerintahan Kota Circbon tepatnya Kccamatan Circbon Utara
Kabupatcn OT II Circbon. Luas wilayahnya kurang lebih 36.350 ha, tcrdiri dari
23.010 ha Tanah Desa dan 13.340 ha Tanah Mcrdcka a tau Tanah Kcraton.
Makam Sunan Gunung Jati dan makam Ong Tien sebagaimana telah dikctahui
bcrada di Komplek Pcrnakaman Sunan Gunung Jati Cirebon hanya bolch dimasuki
olch kcluarga kcraton sebagai kcturwrnnnya dan petugas harian yang merawat atau
sebagai juru kuncinya. Sclain mercka tidak dipcrkcnankan. Para pcziarah Komplck
Pcnrnkaman Sunan Gunung Jati hanya dibatasi sampai di dcpan pintu serambi muka
yang pada waktu-waktu tcrtentu di bnka sclama bcberapa menit clan di jaga olch 12
orang juru kunci yang berpakaian kain clan ikat kepala dengan tugas masing-nrnsing
sesuai dcngan je1~jang kepangkatam1ya. Secara umum mcreka bertugas me1rjaga dan
mcmclihara makam yang berada di Komplek Pcmakaman Sunan Gunung Jati scrta
bcnda-benda yang ada disekilamya yang termasuk komplck pemakatll11n.
Untuk pcziarah etnis Cina discdiakan ruangan klmsus bagian barat scrambi
muka dcngan t1~juan agar tidak mcrasa saling tcrganggu karcna tal[t earn ziarah yang
berlainan. Selain itu dikarenakan posisi makam Ong Tien berada di scbelah Baral
makam Sunan Gunung Jati suaminya dan beberapa makam keluarga scrta kerabat
;! ~
46
keraton yang berada dalam satu cungkup bangunnan yang atas dan hermemola Kerdi
Pertula.
Tiga kali dalam semmggu makam-makam tersebut dibersihkan dan
diperbaharui dengan karangan bunga segar yang dilakukan oleh juru kunci yang
berbeda. Sedangkan penggantian bunga dilakukan setiap hari Senin. Kamis, dan
Jumat. Pada hari Senin dan Kamis petugas masuk dari pintu dapur Pesambangan pada
pagi hari. Sedangkan pada hari Jumat petugas masuk melalui pintu serambi muka
tempat peziarah di siang hari. Oleh karena itu secara rutin Pintu Selama Tangkep
yang membuka pemandangan ke cungkup makam Sunan Gunung Jati ini dibuka
setiap hari Jumat dan pada wak1:u penggantian petugas pada sore hari setiap
pcrtcngahan bulan.
Jumlah petugas Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati ini seluruhnya
berjumlah 108 orang yang terbagi dalam sembilan kelompok. Di riwayatkan bahwa
petugas yang berjumlah 108 orang ini bermula dari awal pemerintahan Sunan
Gunung Jati Syarif Hidayatullah di Keraton Pakungwati di mana pada suatu hari
menangkap sebuah perahu yang terdampar dengan penumpang yang berjumlah 108
orang berasal dari Keling (Kalingga) dan di bawah pimpinan seorang Adipati yang
bergelar Suramenggala (Adipati Keling). Orang-orang Keling kemudian menyerah
dan menyatakan diri mengabdi pada Sultan Cirebon Syarif Hidayatullah hingga
keturunannya.
Dari 108 orang kemudian dibagi menjadi delapan kelompok, masing-masing
12 orang, berjaga secara bergilir selama 15 hari diketuai oleh seorang Bekel Sepuh
47
dan Bekel Anom. Ke dua belas orang itu bertugas sesuai dengan jenjang
kedudukannya yang sama dengan kedudukan awak perahu nelayan pada mulanya.
Setiap peziarah umum diharuskan masuk melalui Gapura sebelah timur dan
langsung masuk pintu scrambi muka untuk bcrpamit kepada salah seorang juru kunci
yang menunggu di ruangan itu. Sctelah itu Ialu menuju kc arah barat, yaitu kc ruang
di dcpan pinlu pasujudan O)intu Selama Tangkep). Hanya ditempat inilah peziarah
mcmanjatkan doa dan memberikan penghormatan kepada Sunan Gunung Jati atas
jasanya mengembangkan Islam di Jawa Barat.
Tiga kali dalam seminggu diadakan tahlilan berjamah, dari mulai pukul 20.00-
21.30 WIB setiap hari Minggu, Rabu dan Malam Jumat.
B. Riwayat Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati mempakan ketumnan yang terhonnat, terlihat dari silsilah
kctunman keluarganya. Ibunya yang bemarna Ram Santang adalah putra n~ja yang
besar dan luas kekuasaa1mya, dan bapaknya aclalah raja yang masih keturunan clari
Nabi Mulmmmacl. Kakak ibunya (Walang Sungsang) adalah seorang kuat tekadnya
sehingga ia rela mengorbankan keduclukannya sebagai pengganti ayalmya demi
mempelajari ilmu agarna. 62 Memiliki kesarnaan dengan kakeknya, ibunya (Rara
Santang) juga temmsuk orang yang k-uat tekadnya meninggalkan pajajaran demi
mengikuti kakaknya mempelajari ilmu agama. Nenek moyang dari Sunan Gunnng
62 Ridin Sofyan, eta!. Jslami.msi di Jawa. MenurutPenuturan Babad,(Yogyakarta; PLL•taka Peiajar) th. 2000 hai.i90.
48
Jati adalah raja-raja dan orang yang mempWlyai keteguhan hasrat yang luar biasa
Wltuk mempelajari agama.
Selain itu SWlan GWlWlg Jati adalah orang yang luar biasa, Ia dilahirkan di
kola Mckah sebagai kola suei yang menjadi 1..-unjungan umat muslim sedunia ketika
mcrcka menunaikan ibadah haji. Kelahirannya telah diramalkan olch yang gaib dan
perkawinan ibunya tclah disaksikan oleh empat imam besar, yaitu: Maliki, Hambali,
S fi ,. d H fi 63 .ya I, an ana .-
Swmn GWlung Jati mempWlyai tekad yang luar biasa. la merclakan lahta
kerajaan Mesir yang menjadi haknya, tetapi menolaknya demi eita-citanya meneari
pengclahuan agama yang sejati. Ia berkeinginan untuk bertemu dengan Nabi
Muhammad SAW seeara langsung agar ilmu yang didapatnya benar-benar sah, yang
menurut orang wnwn tidak akan terlaksana, karena beliau telah Jan1a wafat. Akan
tetapi berkat kemauan yang keras, schingga apa yang dicita-citakannya pun
terlaksana. Untuk menemui Nabi Muhammad SAW, ia melakukan perjalanan yang
Juar biasa, menaiki kuda yang dapat tcrbang, ia mclakukan mi'raj scbagaimana yang
dila1..-ukan Nabi Muhammad. Beliau bertcmu dcngan Nabi pendahulunya Nabi Adam,
Nabi llyas, Nabi Khidir, Nabi Musa, dan Nabi Isa. PWlcak kchebatannya adalah
mcndapatkan pengajaran JangsWlg dari Nabi Mulmmmad SA W.64
61 Edi S. Ekadjati, Babad Cirebon. Edisi Brandes Ti11faua11 Saslra dan S~;arah. (Bandung; Univorsitas Padjajanm) tahun 1978. Hal 9
M fbid. !J.22
49
Mcndapatkan pcngapran tcntang pokok dasamya dari apran agama yaitu
kalimat syahadat, mendapat jubah kehormatan dari Nabi Muhammad SAW. Ia juga
dapat membunuh Syekh Siti Jenar dengan kerisnya. Kehebatan Jain yang dimilikinya
adalah menjadi guru dari wali yang sangat dihormati di Jawa Tengah yaitu Sunan
Kalijaga.
Sunan gunung Jati termasuk salah seorang yang ahli dalam pembangunan
masjid-masjid besar di tanah .Tawa Tengah. Akan tetapi dengan segala kelebihannya
yang dimilikinya tidak menjadikannya sombong tetapi rendah hati, dan tidak mau
menerima sembah atau hormat dari wali lainnya. Oleh karena kelebihannya itu ia
diangkat menjadi pemimpin dari seluruh wali lain yang berjumlah sembilan, sepuluh
dengan dirinya. Urutan pangkat dari para wali sebagai penyebar agama Islam di .Tawa
adalah sebagai berikut:65
I. SyarifHidayatullah, bergelar Kanjeng Sinuhun Carbon
2. Syekh Giri Gajah, k'"!gelar Sunan Giri Gajah
3. Syekh Kamarullah, bergclar Sunan Bonang
4. Ki Cakra Buana, bergelar Sunan .Telang
5. Syekh bentong, bergelar Susuhunan Bentong
6. Syekh Nusakambangan, bergelar Sunan Kudus
7. Pangeran Kendal, bergelar Pangeran Karang Kendal atau Sunan Kedaton
8. Pangeran Panjunan, bergelar Sunan Sasmita
65 P.S Surcndraningrat, Sejarah Cirebon. (Jakarta: Pep. P & K, Proyck Penerbitan Buku Bacaan& Sastra Indonesia Daernh, 1976), h.21.
50
9. Pangeran Kajoran, bergelar Sunan Kejanms alau Pangeran Kejaksan
10. Sunan Kalijaga, bergelar Susuhunan Adi
Kronologi sejarah kehidupan Sunan Gunung Jati sebagaimana termuat dalam
Babad Naskah Klayan adalah scbagai legitirnasi alas tokoh Sunan Gunung Jati
sebagai penyebar agama dan pcnegak kekuasaan Islam di Jawa Barat. Kenyataan ini
didasarkan alas pclukisan terhadap Sunan Gunung Jati sebagai berikut:
a. Sunan Gunung Jati sebagai penegak kekuasaan Islam pertarna di Jawa dan
sebagai penyebar Islam
b. Adanya kernauan yang besar dari Sunan Gunung Jati
c. Sunan Gunung Jati rnenguasai pengetahuan dan kernampuan untuk
rnenyebarkan aganw dan penegakan kekuasaan Islam
d. Sunan Gunung Jati rnernpunyai wewenang unluk menyebarkan agama dan
penegakan kekuasaan Islam
e. Sunan Gunung Jati memiliki benda-benda magis, yaitu: Cincin Afarembut
yang dapat rnelihat segala isi Jangit dan burni, Ci11ci11 Afulikat milik Nabi
Sulaiman, roti pemberian Nabi llyas yang telah ia makan sehingga dapat
menguasai berbagai macam bahasa, ia dapat menaiki ln1da lerbang dari Abdul
Safari, rnemiliki dua butir muksan yang dapat melihat dan bertemu dengan
orang-orang yang telah rneninggal, jubah akbar dari Nabi Muhammad yang
rnerupakan jaminan bahwa apa yang disampaikan olehnya adalah benar dari
Na bi Muhammad SAW
51
f Sunan Gunung Jati merupakan tipe ideal manusia karena;
1. Sunan Gunung .Tati adalah manusia sempuma, ia dilahirkan di Mekah,
mempunyai ilmu, dan bcnda-benda kcramat
2. Tujuan hidupnya ccndcrung kepada yang bersifat abadi, karena ia
mcnolak kcdudukan manjadi sultan demi pcnycbaran agama Islam
3. Sunan Gunung .Tati adalah manusia yang teguh pendirian, tidak mudal1
menyerah kepada segala macam rintangan yang dijumpainya dalam
mencapai cita-citanya
Setelah meninggal Sunan Gunung Jati dimakanikan di pemakaman Lemall
Wungkuk yang terletak di gunung sembung yang lebih dikenal dengan nama komplek
pemakaman Sunan Gunung Jati, bersama dengan salal1 seorang isterinya yang
merupakan seorang wanita berdarah Tionghoa.
C. Aktifitas Ziarah Kc Komplck Pcmakaman Sunan Gunung Jati
I. Masyarakat Pendulnmg Ziarah
Pada umunmya, para peziaral1 yang datang ke Komplek Pemakaman
Sunan Gunung Jati ini berasal dari kalangan Islam tradisional. Pada umunmya
dari Etnis Jawa dan Etnis Cina. Sebagian lagi dari Sunda (Jawa Barat}, Betawi
(Jakarta), Madura, dan luar Jawa. Scdangkan dari kalangan Islam modern
boleh dikatakan tidak ada, bahkan menolak ziarah kc makam Sunan Gunung
Jati ini, atau kc makam para wali lainnya di Jawa.
52
Para peziarah yang berasal dari luar kota, biasanya datang secara
berombongan dcngan transportasi bus, ha! rm merupakan bagian dari
peziarahan ke makan1 wali di tanah Jawa. Mcreka terdiri dari beragam
golongan, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, remaja, dewasa dan tua yang
dipimpin oleh seorang atau dua orang guru agama, ustadz, tokoh agama, atau
kyai. Scbagian lagi datang scndirian, baik dari wilayah yang dekat maupun
jauh dari Komplek Pemakan1an Sunan Gunw1g Jati ini.
2. Tcmpat dan Peralatan Ziarah
Setiap peziarah UlllUlll diharuskan masuk melalui Gapura sebelah timur
dan langsUllg masuk pintu serambi muka untuk berpamit kepada salah seorang
juru kunci yang menunggu di ruangan itu. Setelah itu lalu menuju ke arah
barat, yaitu ke ruang di depan pintu pasujudan (Pintu Selama Tangkep).
Hanya di ternpat inilah para peziarah memperoleh kesempatan Ulltuk
mernberikan penghormatan dan memanjatkan doa sebagai penghormatan atas
jasa Sunan GUllUllg Jati dalam mengcrnbangkan agama Islam di .Tawa Barat.
Alat ziarah yang digUllakan olch etnis Jawa yang beragama Islam adalah
pakaian yang rnenutupi aural, kitab suci Al-Quran atau kitab Yaasin, buku
tahlil dan tasbih. Sebagian orang membawa BUllga Mawar, Kcnanga,
Kembang Gading yang ketiganya itu disebut dengan "Kembang Te/011" dan
air sU111ur tua, bcserta gelas, gentong dan botol (bekas) air mineral. Sedangkan
alat ziarah yang digWlakan oleh etrJis Cina antara lain: lilin atau lan1pu, hio
atau dupa atau biting garu.
53
3. Prosesi Ritual Dalam Ziarah
Sebelum mernasuki makarn, para pcziarah telah rnernbersihkan diri
dengan berwudhu. Mereka dipersilahkan melepas alas kaki ketika mendekati
rnakarn. Para peziarah duduk pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan
jenis kelarninnya. Ketika duduk bersila mereka menghadap ke arah nisan
rnakarn.
Untuk Etnis Jawa dan beragama Islam, da]arn rnelakukan ritual 7jarah
rnereka dipirnpin oleh pemirnpinnya rnasing-rnasing, rnembaca Al-Quran,
rnernbaca sholawat, tahmid, takbir dan kalirnat thoyyibah berkali-kali dan
rnenghitungnya dengan peralatan tasbih, sedangkan pada Etnis Cina dan
beragama Budha melakukan ritual ziarah dengan rnernbakar hio atau dupa,
rnenyalakan lilin, pada umurnnya rnereka berdoa seeara perornngan.
D. Gambal'an Umum Rcspondcn
Subyck penelitian adalah peziarah yang datang ke Kornplek Pernakan1an
Sunan Gunung Jati sebanyak 60 responden, dengan rincian 30 (50%) responden etnis
Jawa dan beragarna Islam dan 30 (50%) responden etnis Cina dan berngarna Budha,
dengan angka perbandingan 1:1 (50%:50%) untuk laki-laki dan perempuan. (tabel
4.1)
54
Tabcl 4.1
Rcspondcn Bcrdasarkan Jcnb Kclamin
Jcnis Etnis Jawa bcragama Etnis Cina bcragama Budba Kelanii.1 Islru1i
Frckucnsi Pcrscntasc Frckucnsi Pcrscntasc Lal<l-·lai<l 15 25 ·~ 25 1;:!
Pcrcmpuan 15 25 15 25 T . . ~n n ~n ~n Jummn JU Su JU ::iu
Tabcl 4.2
Rcspondcn Bcrdasarkan Usia
Usia Etnis Jawa bcragama Etnis Cina bcr.tgama #A..~1-~--' Is~aiii Budlia. \laJIWIJ
Frclrucnsi I Pcrscntasc Frckucnsi I Pcrscntasc ~.....- ~" ~ I ~ ~' • I • rr .L-U•JU J.J"t 1_ .. uu
31-35 4 6.66 3 5 J0-1.fU J ;J lk I kU
41-45 8 13.34 10 I 16.66 ~ r i-ro <A AO A I ~ .
'111-::lU lk kU J.3'1
Di atas 50 l l.66 2 3.34 Jumiah 30 50 30 50
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai berikut: pada Etnis Jawa
responden dapat dikelompokkan menjadi: usia 26-30 tabun sebanyak 2 responden
(3.34%), usia 31-35 tahun sebanyak 4 responden (6.66%), usia 36-40 tahun sebanyak
3 responden (5%), usia 41-45 tahun sebanyak 8 orang (13.34%), usia 46-50 tahun
sebanyak 12 responden (20%), usia di atas 50 tahun sebanyak 1 responden (1.66%).
Sedangkan pada Etnis Cina pengelompokkan responden berdasarkan usia adalah
sebagai berik"llt: usia 26-30 tabun adalah 1 responden (1.66%), usia 31-35 tabun
55
sebanyak 3 respondcn (5%), usia 36-40 ta11w1 sebanyak 12 orang (20%), usia 41-45
tahun scbanyak 10 orang (16.66%), usia 46-50 tahun scbanyak 2 orang (3.34%) dan
yang berusia di atas 50 tahill1 sebanyak 2 rcsponden (3.34%).
Berdasarkan jenis pekerjaannya responden dapat dikelompokkan sebagai
berikut: pada Etnis Jawa responden yang bekerja sebagai Pctani sebanyak 12
responden (20%), Pedagang sebanyak 15 responden (25%), Nelayan sebanyak 3
responden (5%), sedangkan pada etnis Cina rcsponden yang bekerja sebagai
Pcdagang adalah sebanyak 25 rcsponden (41,66%), Wirasawasta sebanyak 5
responden (8,34 % ). (Lihat tabel 4.3)
Tabel4.3
Responden Berdasarkan Jeni~ Pekerjaan
Pekcrjaan Etnis Jawa beragama Etnis Cina ber.igama Isi~lDl Bud.ha
Frelmensi I Persentase Frekuensi I Persentase - . ·- ! -n ' remm I 15 25 25 41.66 3 5
5 8.34 30 50 30 50
E. Hasil Utama Penelitian
Berik.-ut ini adalah deskripsi data yang diperoleh dari penelitian yang telah
dilaksanakan pada tanggal 3-8 .Twu 2004 di Komplek Pemakaman Sunan Gw1W1g .Tati
Cirebon.
Jel responden etnis Jawa yang beragama Islam adalah sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah piritual -.,) '1 '1 -.,) '1 '1 -.,) -.,) '1 -.,) '1 '1 -.,) 13 eagamaan uniawi -.,) '1 -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) 10 sikologis -.,) -.,) '1 '1 4 ultural -.,) '1 '1 3 otal 30
bel responden etnis Cina yang beragama Budha adalah sebagai berikut :
1 2 0 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah ~
Jiritual '1 -.,) '1 -.,) -.,) '1 -.,) -.,) '1 -.,) 10 eagamaan uniawi '1 -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) '1 -.,) -.,) -.,) -.,) 12 ;ikologis -.,) -.,) -.,) 3 ultural -.,) -.,) -.,) -.,) -.,) 5 otal 30
56
57
Tabel4.4
Distribusi Frekuensi Motivasi Berziarab Etnis Jawa dan etnis Cina ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon
Motivasi Etnis Jawa bera2ama Islam Etnis Cina berae:ama Budba Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Spiritual 13 21.6 10 16.66 kea2amaan
Duniawi 10 16.74 12 20 Psikoloms 4 6.66 3 5.0 Kultural 3 5.0 5 8.34 Jumlah 30 50 30 50
Diagram4.l
MOTIVASI BERZIARAH ETNIS JAWA
lllJumlah
I
loKultural
D Psikologis
lllDuniawi
Ill Spiritual keagamaan
0
30/50%
3/ 5,0%
4/ 6,66%
10/ 16.74%
13/ 21,6%
10 20 30 40
58
Diagram 4.2
MOTIVASI BERZIARAH ETNIS CINA
llilJ11miah 30/50%
D K111t11ral 5/8.34% I ' D Psikologis 3/ 5.0%
Ill !011niawi 12/20%
I II Spiritual 10/ 16.66% I keagamaan
. I 0 10 20 30 40
Berdasarkan data yang diperoleh dari rnotivasi Spiritual keagarnaan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Aspek-aspek motivasi spiritual keagamaan yang terdapat pada etnis Jawa dan
beragama Islam adalah: motivasi untuk mencari berkah sebanyak 8 responden
(1 l.8%), mengingatkan akan kehidupan akherat sebanyak 3 responden (4.9%),
rnotivasi untuk mengarnbil pelajaran dari orang yang telah rneninggal (I'tibar)
adalah 1 responden (l.6%), rnotivasi untuk rnerninta arnpun adalah 2
responden (3.3%)
59
2. Aspek-aspek motivasi spiritual keagamaan yang terdapat pada etnis Cina dan
beragama Budha adalah: motivasi untuk mencari berkah sebanyak 6
responden (9.9%), motivasi untuk mengingatkan akan kehidupan akherta
adalah 2 rcsponden (3.2%), motivasi untuk mcngambil pelajaran dari orang
yang tel ah meninggal adalah 1 respondcn ( 1. 78% ), motivasi untuk mcminta
ampun adalah 1 respondcn (l.78%)
Tabel 4.5
Motivasi Spiritual Keagamaan
Aspek Etnis Jawa Beragama Islam Etnis Cina beragama Motivasi Bndha
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Mencari 8 11.8 6 9.9 berkah
Mengingatkan 3 4.9 2 3.2 kehidupan
akherat I' ti bar 1 1.6 1 1.78
Meminta 2 3.3 1 1.78 Am1mn Jnmlah 13 21.6 10 16.66
Untuk motivasi duniawi dapat dijelaskan sebagai berikut: (table 4.6)
!. Pada etnis Jawa dan beragama Islam diperoleh data: motivasi untuk meminta
keselamatan adalah 1 responden ( 1,67% ), motivasi untuk mendapatkan jodoh
adalah I responden (1,67%) dan motivasi ekonomi 8 responden (13.4%)
60
2. Pada etnis Cina dan beragama Budha diperoleh data: motivasi untuk meminta
keselamatan adalah 1 reponden (1,67%) dan motivasi ekonomi 11 responden
(18.34%)
Tabet 4.6
Aspek-aspek J\fotivasi Duniawi
Aspek Etnis Jawa Beragama Islam Etnis Cina beragama Motivasi .Budha
I<rekuensi Persentase J<rekuensi Persentase Meminta 1 1.67 1 1.66
Keselamatan Mendapatkan l 1.67 0 0
Jodoh Mendapatkan 0 0 0 0
Wangsit Mernin ta 0 0 0 0
keutuban RT Ekonomi 8 13.4 11 18.34 Jumlab 10 16.74 12 20
Untuk motivasi psikologis dapat dijelaskan sebagai berikut: (lihat table 4.7)
l. Pada etnis Jawa dan beragama Islam diperoleh data: ziarah kubur sebagai
problem solving adalah 2 reponden (3.33%), ziarah kubur sebagai sarana
untuk mengekspresikan diri adalah I responden ( l.665% ), dan ziarah kubur
sebagai wisata rohani adalah I responden ( 1.665%)
2. Pada etnis Cina dan beragama Budha diperioleh data: ziarah kubur sebagai
problem solving adalah 2 responden (3.34%), dan ziarah kubur sebagai wisata
rohani adalah I responden (1.66%)
61
Tabel 4.7
Motivasi Psikologis ---·-------~~ ------·--·· ·-· ·--
Aspek Etnis Jawa lleragama Islam Etnis Cina bcragama Motivasi Bud ha
Frekuensi Pcrscntase Frekuensi Persentase Problem 2 3.33 2 3.34 Solving Sarana 1 1.665 0 0
Ekspresi Diri
Penguat 0 0 0 0 Jiwa
\Visata 1 1.665 1 1.66 Rohani Jumlah 4 6.66 3 5
Untuk motivasi kultural diperoleh data sebagai berikut: (tabel 4.8)
!. Pada etnis Jawa dan beragama Islam diperoleh data sebagai beriln1t: yang
memiliki motivasi ziarah untuk menghonnati leluhur adalah 2 responden
(3.34%), dan ziarah kubur untuk mendapatkan petunjuk adalah I responden
(1.66%)
2. Pada etnis Cina dan beragama Budha diperoleh data sebagai berikut: yang
memiliki motivasiu ziarah untuk menghonnati leluhur adalah 3 responden
(5.004%), dan ziarah kubur untuk mendapatkan petunjuk adalah l responden
(1.668%)
62
Tabel 4.8
Motivasi Kultural
Motivasi Etnis Jawa Beragama Islam Etnis Cina Beragama Budha
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tradisi 0 0 0 0
Menghormati 2 3.34 3 5.004 leluhur
Mendapatkan 1 1.66 1 1.668 Petunjuk
Mengirimkan 0 0 1 1.668 doa
Jumlah 3 5 5 8.34
A. Kesimpulan
BABV
PENUTUP
63
Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi data yang telah dilakukan,
maka dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
I. Motivasi berziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati dan paling
dominan pada etnis Jawa yang bcragama Islam adalah motivasi spiritual
kcagamaan dengan persentase sebesar 21.6%, motivasi psikologis dengan
persentase sebesar 6.66%, motivasi kultural dengan persentase scbcsar 5%
dan motivasi duniawi dengan persentase sebesar 16.74%
2. Motivasi berziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati yang paling
dominan pada etnis Cina dan beragama Budha adalah motivasi duniawi
dengan persentase sebesar 20%, motivasi spiritual keagamaan dengan
persentase sebesar 16.66%, motivasi kultural dcngan persentase sebesar
8.34%, motivasi psikologis dcngan persentase scbesar 5%
3. Pada etnis Jawa dan beragama Islam motivasi spiritual keagamaan yang
paling dominan untuk melakukan ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan
Gunung Jati adalah dorongan untuk mencari berkah dengan persentase sebesar
11.8%, sedangkan pada etnis Cina dan beragama Budha dengan persentase
sebesar 9.9%
4. Motivasi dunia~ yang paling tinggi perscntascnya untuk melakukan ziarah
ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati adalah dorongan untuk
mendapatkan kemudahan rezeki dengan persentasc 16.74% pada etnis Jawa
dan beragama Islam, 20% pada etnis Cina dan beragama Budha. Dorongan
untuk mendapatkan jodoh dengan persentase 1.67% pada etnis Jawa dan
beragama Islam
64
5. Motivasi Psikologis yang paling dominan pada etnis Jawa dan beragama
Islam adalah dorongan untuk mendapatkan solusi (problem solving) dengan
persentase 3.33% dan 3.34% pada etnis Cina yang beragama Budha
6. Motivasi kultural yang paling tinggi persentasenya adalab dorongan untuk
menghorrnati leluhur dengan persentase 3.34% pada etnis Jawa yang
beragama Islam dan 5.004% pada etnis Cina yang beragama Budha
B. Diskusi
Dari hasil penelitian yang telab didapatkan, bahwa motivasi berziarab ke
Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati yang paling tinggi persentasenya pada etnis
Jawa dan beragama Islam adalah motivasi spiritual keagamaan (21.6%) yaitu adanya
motivasi untuk mencari keberkahan dari Allah., sedangkan pada etnis Cina dan
beragama Budha adalah motivasi duniawi (20%) yaitu adanya motivasi ekonomi
untuk rnendapatkan kernudaban rezeki.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang telab
dilakukan oleh Masyhudi, dosen pada jurusan Sejarah Peradaban Islam pada fakultas
Adah IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang berjudul: "Ziarah ke Makarn Islam Sunan
Ampel Surabaya". Bahwasannya mereka yang berziarah mempunyai emosi
keagamaan yang bervariasi. Sebagian berrnotif akherat dan lainnya berrnotif urusan
duniawi : seperti ingin tetap sehat, jauh dari sakit, rezeki banyak, dan lainnya,
sedangkan yang berrnotif akherat seperti minta ampun secara mumi dan pendidikan
kelanjutan dakwab keagarnaan.
Pada etnis Jawa sebagian besar subyek memiliki kategori rnotivasi spiritual
keaganiaan, hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Hanief Muslich,
yang menyatakan bahwa ziarah kubur sebagai pesan spiritual keagarnaan yaitu untuk
mencari berkah dari Allah SWT, di mana ziarah pada hakekatnya adalah upaya
kontemplasi dan mendoakan orang yang telah meninggal dalam kesadaran spiritual
yang tinggi.
65
Pada etnis Cina dan beragama Budha dan melakukan ziarah ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon, sebagian besar subyek memiliki kategori
motivasi ekonomi, yaitu adanya motivasi untuk mendapatkan kemudahan rezeki,
dalam ha! ini sesuai dengan yang dikemukakan oleb Anik Farida dalam basil
penelitian yang berjudul: "Islam di Mata Para Pedagang Cina di Jakarta" yang
menyatakan bahwa dengan berziarah rob leluhur dapat mendengar, memberi
keselamatan, serta mengabulkan segala keinginannya. Terutarna pada hari Imlek (
tahun barn kalender Cina yang sekaligus mempakan hari raya Cina), dimana umat
Budha melakukan ziarab sebagai pertanda bakti seorang anak kepada orang tuanya
dan menghindarkan anak dari durhaka dan yang akan menghantarkan anak
memperoleh keberuntungan.
Para peziarah yang datang ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati
Cirebon sebagian besar mempunyai motivasi spiritual keagamaan, yaitu untuk
mencari berkah dan motivasi duniawi yaitu untuk mendapatkan kemudahan rezeki
namun dalam ha! ini perlu adanya suatu ketegasan bahwa ketika seseorang berziarah
adalah untuk mendoakan orang yang telah meninggal dan bukan untuk memiuta suatu
ha! kepada makam yang diziarahi, karena ha! ini dapat membawa seseorang kepada
kemusyrikan_ Memohon ataupun memanjatkau doa adalah hanya kepada Tuhan, wali
hanyalah sebagai perantara (washilah), namun dalam kenyataannya berdasarkan hasil
penelitian tersebut banyak peziarah yang salah mengartikan makna ziarah yang
sebenamya, mereka meminta suatu kemudahan rezeki ataupun mencari keberkahan
bukan dari Tuhan melainkan dari wali tersebut.
66
C. Saran
Dari basil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang sekiranya
perlu diperhatikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan selmbungan dengan
penelitian ini, yaitu:
I. Pihak keraton, sebaiknya lebih memperhatikan kembali akan kenyamanan,
keamanan peziarah yang datang ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati
Cirebon
2. Bagi Pemda Jawa Barat dapat mengembangkan kegiatan ziarah ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati Cirebon sebagai prospek wisata ziarah
3. Kepada para peziarah yang datang untuk melakukan ziarah ke Komplek
Pemakaman Sunan Gunung Jati hendaknya memahami terlebih dahulu akan
makna ziarah yang sesungguhnya, sehingga ketika berziarah terhindar dari
hal-hal yang dapat membawa kepada kemusyrikan
4. Para pemuka agama hendaklah memberikan pemahaman kepada umatnya
akan tujuan dan hakekat ziarah yang sebenamya adalah untuk mendoakan
orang yang telah meninggal dan bukan untuk meminta-minta, karena tempat
di mana seseorang menyandarkan diri dan untuk bergantung hanyalah kepada
Tuhan
5. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan metode penelitian yang
menggunkana studi kasus (Case Study), dengan menggunakan wawancara
mendalam (dept lllferview) sebagai metode pengumpulan data sehingga dapat
lebih mengungkap fenomena ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung
Jati Cirebon
DAFT AR PUST AKA
Abdul Baqi', Muhammad Fuad (ed), Shahih Bukhor,Kairo: Darul Ihya Al-Kutub Al
Arabiyyan, 1918, jilid II
Abidin, Zainal, Alam Kubur dan Seluk Beluknya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995,
cet. ke2
Afif HM, Islam Di Mata Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan Cina, Penamas
No. 31 Th. XI, 1998
............ , Islam diAiata Warga Negara Indonesia (WNI) Keturunan Cina, Jakarta:
Penamas, 1998
AJ Bernet dan Soekmono, Candi Mendut, Pawon, dan Borobudur, Seri Peninggalan
Purbakala II, Bandung: Ganaco, 1974
Al-Asqalany, Bu/ugh al Maram (tt:ttp, tth)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian:· Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 1998, cet. ke-2
Arraiyyah, Tradisi Ziarah ke Makam Wali Pada lv!aoyarakat Desa Fiji, Jakarta:
Sadan Litbang Agama, Depag RI, 1997/1998
Atkinson, Rita L et.al., Introduction To Psychology, Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, 1983, cet ke-4
Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van 1-loeve,
1996
Daradjat, Zakiah, Perbandingan Agama, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. ke-1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1988, cet. kel
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Barn Van
Boeve, 1994, jilid 5
Dhofier, Zamahsyari, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,
Jakarta: LP3ES, 1985
Drever, James The Penguin Diclionwy Of P1>ychology, New York: Penguin Books,
1981
Ekadjati, Edi S, Babad Cirebon, Edisi Brandes Tirijauan Saslra dan Sejarah,
Bandung; Universitas Padjajaran, 1978
Farida, Anik, Islam di mata Para Cina Pedagang di Jakarta, Jakarta: Penamas, 1998
Gage and Berliner, Educational Psychology, London: houghton Mefflin Company
boston, 1984
Geldren, Robert Heine, Konsepsi Tenlang Negara dan Kedudukan Rcija di Asia
Teggara, Jakaiia: CV Rajawali, 1982
Hariyono, Kultur Cina dan Jawa: Pemahaman Menuju Asimilasi Kultural, Jakarta:
1994, eel. ke-2
Basil penelitian yang telah dilakukan oleh Masyhudi, dosen pada jurusan Sejarah
Peradaban Islam Fak. Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang be1judul:
Ziarah Ke Makam Islam Sunan Ampel Surabaya
Hidayat, Masyarakat dan Kebudayaan Cina" di Indonesia, Bandung: Tarsi to, 1977
Jamhari, In The Ce/l/er Of A1eaning: Ziarah Tradition In Java, Jakarta: Studia
Islamika, 2000
John R Clammer, Starits Chinese Society Studies In The Sosiology Of The Baba
Communities Of Malaysia and Singapore, Singapore: Singapore University
Press, 1980
M. Echols, John dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta PT.
Gramedia Puataka Utama, 1990, eel. ke-18
Madjid, Nurcholis, Pe1jalanan Religius Umrah dan Haji, Jakarta: Paramadina, 1997
Magetsari, Nurhadi, Local Genius Dal am. Kehidupan Beragama, Jakarta: Pustaka
Jaya, 1986
Majelis Budhayana Indonesia, Buku Pelajaran Agama Budha: Kebahagiaan Dalam
Dhamma, Jakarta: Majelis Budhayana Indonesia, 1980
Makam Sunan Gunung Jati dikelola Swasta,Kompas, Jakaria, 6 April 1998
Muslich, 1-Ianief, K.I-1., Le., Ziarah Kubur "Wisata Spiritual", Jakarta: Al-Mawardi
Prima, 2001, cet. ke-1
Nasution, I-larun, Falsafah dan Misticisme Dalam Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang,
1973, cet. ke-5
.......... ., Pembaharuan Dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:
Bulan Bintang, 1975
P.S Surendraningrat, Sejarah Cirebon, Jakarta: Pep. P & K, Proyek Penerbitar1 Buku
Bacaan & Sastra Indonesia Daerah, 1976
Piaget, Jean, Alih Bahasa Hermoyo, Strukturalisme, Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1995
Pruyser, Perjalanan dan Motivasi Beraga111a; Pengantar Psikologi Agama, Jakarta:
Lembaga Penunjang Pembangunan nasional, 1982
Rousidy, T.A. Lathief Sunnah rasul Allah Tentang Jenazah, Medan: Firma Rimbow,
1994
Sabri, Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta; Pedoman
Ilmu Jaya, 1993, cet ke-1
Shihab, Quraisy, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Mm,yarakat, Bandung: Mizan, 1994, cet. Ke-7
Singarimba, Masri, lvfetode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1986
Sofyan, Ridin et.al., lsla111isasi di Jawa., MenurutPenuturan Babad, Y ogyakarta;
Pustaka Pelaj ar, 2000
Spinks, G.S, Psychology and Religion, London: Methven and Co. ltd, 1963
Suryadinata, Kebudayaan lvfinoritas Tionghoa, Jakarta: PT Gramedia, 1988
Tjandrasamita, Uka, Translated by Satyawa1i, lslamicAntiquities Of Sendang Duwur,
Jakarta: Balai Pustaka dan Departemen Pendidikan Kebudayaan, 1975
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi U111um, Yogyakarta: Andi Offset, 1994, cet. Ke4
Warson Munawwir, Ahmad, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Pustaka Progressif,
1997
Wisnowardono, Soeyono, Memperkenalkan ko111plek Percandian Penataran di Blitar,
Mojokerto: KPN Purbakala, 1995
Wodjowasito, Sejarah kebudayaan Indonesia JI, Jakarta: Penerbit Siliwangi, 1953
Nomor Lamp Hal
Dl~PJ\RTEIVIEN AGJ\IVIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSI KO LOCI
JI. h'.t•rta i\lukli No. 5 Circuntlcu, Ciputal -Jakarta Selalau 15419 Tclp. 7433060 F11x. 74.130(10
: E.Psi/Of.01.7 / /V /20°'1 Jukmta, 26 Mci 20M
: Izirt J:.>c1tclilii111
Kepada' Yth. Pengw:us Kamplci<s PetTlakan1ilfl Surum Gunung Juli Cirebon
Assulamui;tlaikum Wr. Wb.
Dengm1 honnat kami sampHikan bahwu:
Nama Tempat T anggal Lahir Alamat
: Ilca Solehawnb : Cirebon, 29 April 1932 : Jl. Melnli IV No. 09 RI:. 02/03 Sumber Cirebon
Adalah benar mnhasiswu Fakullus Psikologi UIN Syarif Hiduyal-ullah Jakruta ·
Semester NomorPokok T ahun Alcadernik Progrnrn
: VIII ( Delnpm1) : 0071020147 : 20CX3 /2004 : Strata I (S.1)
Sehubungan de11gan tugas pe11yelesaian skripsi yang betjudul: "Rugrun Molivasi Bet"Ziru·ah Etnis Jaw a D011 Etnis Ona Ke Komplel<S Petnakaman Sunan Gunung Juli Orcbon", mahasiswa tei;ebul: men:edukru1 izin peneliliru< di lembagu yang Bapak/lbu/Saudru·a pimpin. Oleh karm111. ilu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/ saudara untuk meneti.ma mahusiswa tern.:.but dm membetikan b011luannyo.
Demi.ki.an alas ped1atian dan banluim Bapul</ Ibu/Suudru·u kami ucapl<an terima kasi.h.
Vfossalamualaikun1 Wr. "\'Vb.
De!1gan hormat,
Jakarta, 2 Juni 2004
Kepada Yth.
Bapak/lbu/Saudara/I
Di
Tempat
Saya adalah salah seorang mahasiwi dari Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakmia, yang sedang melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan
pendidikan saya. Untuk kepentingan tersebut, di tengah kesibukan
Bapak/lbu/Saudara/i, perkenankan "saya memohon bantuannya untuk meluangkan
sedikit waktu guna mengisi daftar pertanyaa"n yang saya sertakan berikut ini.
Daftar pertanyaan yang saya maksudkan, semata-mata digunakan untuk
kepentingan ilmiah. Kerahasiaan jawaban saudara akan saya jaga. Jawaban-jawaban
yang saudara berikan akan sangat berguna bagi saya dalam penyusunan skripsi ini,
oleh karena itu saya mengharapkan jawaban saudara dilandasi kejujuran dan tidak
dipengaruhi oleh siapapun.
Perlu diketahui bahwa dalam pengisian daftar pertanyaan ini tidak ada
jawaban yang dianggap salah, jawaban yang paling benar adalah jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran saudara sendiri.
Atas kerjasama dan bantuan saudara, saya sampaikan terima kasih.
Hormat saya
Ika Solehawati
10070020147
KUESIONER MOTIV ASI BERZIARAH
Pilihlah salah satu dari jawaban yang tcrsedia (kccuali untuk pcrtanyaan yang
disebutkan bolch memilih Icbih dari satu jawaban)
I. Data Dcmografi
I. Jenis kelamin anda adalah:
*Pria/*wanita ( coret salah satu)
2. Usia anda saat ini:
a. < 15 tahun
b. 16-20 tahun
c. 21-25 tahun
d. 26-35 tahun
c. 36-40 tahun
f. 41-45 tahun
g. 46-50 tahun
h. Di atas 50 talmn
3. Status pernikahan:
a. Belum menikah
b. Berkeluarga dengan ..... anak
c. Duda
d. Janda
4. Anda berasal dari suku:
a. Bali e. Bugis-Makassar i. Melayu
b. Ban jar f. Dayak j. Minangkabau
c. Batak g. Jawa k. Sunda
d. Betawi h. Madura I. Lainnya .....
5.
6.
Kepercayaan anda adalah
a. Budha
b. Hindu
c. Islam
d. Katolik
e. Kristen
Pendidikan terakhir anda adalah:
a. Tidak pernah sekolah
b. SD (atau yang sederajat)
c. SLTP (atau yang sederajat)
d. SLTA (atau yang sederajat)
e. Perguruan Tinggi (atau yang sederajat)
f. Pendidikan lainnya (sebutkan nama dan alamatnya)
I.
2.
3.
7. Peke1jaan:
a. Petani d.Pedagang
b. Peternak e. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri f. Lainnya .....
8. Penghasilan :
a. < Rp. 600.000
b. Rp. 600.000 - Rp.800.000
c. Rp.800.000 - Rp 1.000.000
d. > Rp. 1.000.000
II. Latar Belakang Keluarga
I. Anda adalah anak ke ..... dari ..... bersaudara
2. Pendidikan terakhir orang tua anda adalah:
a. Tidak pemah sekolah
b. SD (atau yang sederajat)
c. SLTP (atau yang sederajat)
d. SLTA (atau yang sederajat)
e. Perguruan Tinggi (atau yang sederajat)
f. Pendidikan lainnya (sebutkan nama dan alamatnya)
I.
2.
3.
3: Pekerjaan orang tua anda adalah:
4.
Ayah:
a. Petani d.Pedagang
b. Petemak e. Wiraswasta
c. Pegawai Negeri f. Lainnya .....
!bu:
d. Petani d.Pedagang
e. Peternak e. Wiraswasta
f. Pegawai Negeri f. Lainnya .....
Penghasilan Orang tua :
a. < Rp. 600.000
b. Rp. 600.000 - Rp.800.000
e. Rp.800.000 - Rp 1.000.000
d. > Rp. 1.000.000
Ill. Motivasi Berziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati
Cirebon
Untuk pertanyaan di bawah ini, Anda boleh memilih lebih dari satu jawaban :
I. Yang mendorong melakukai1 ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan
Gunung Jati Cirebon adalah :
a. Mencari keberkahan
b. Mengingatkan akan kehidupan akherat
c. Mcngambil pelajaran dari orang yang telah mcninggal
d. Meminta ampun
e. Lainnya .....
2. Ketika anda berziarah, yang ai1da harapkan adalah :
a. Meminta keselamatan
b. Ingin tetap sehat
c. Dijauhkan dari sakit
d. Disembuhkan dari penyakit yang sedang dialami
e. Lainnya .....
3. Menurut anda, ziarah kubur dapat berfungsi sebagai :
a. Problem Solving, cara untuk menyelesaikan masalah
b. Untuk mendapatkaI\ ketenanganjiwa
c. Tempat untuk melepaskan segala derita
d. Penguatjiwa dalam menghadapi problematika kehidupan
e. Lainnya .....
4. Tujuan anda dalam melakukan ziarah kubur adalah :
a. Menghormati leluhur
b. Berkomunikasi dengan leluhur
c. Melaksanakan tradisi
d. Hanya ingin tahu
e. Laiimya .....
5. Motif ekonomi yang mendorong anda untuk berziarah adalah :
a. Diberi kemudahan rizki
b. Supaya dagangan tetap laris
c. Dijauhkan dari kemiskinan
d. Dihindarkan dari kebangkrutan dagang
e. Lainnya .....
6. Yang anda rasakan ketika berziarah adalah :
a. Ketenangan
b. Kesedihan
c. Kecemasan
d. Ketakutan
e. Lainnya .....
7. Dengan melaksanakan ziarah kubur, anda mengharapkan :
a. Kemudahan menca(i jodoh
b. Mendapatkan wangsit
c. Mendapatkan ilmu
d. Mendapatkan mimpi
e. Lainnya .....
Pedoman Wawaneara
I. Apakah anda melakukan ziarah secara rutin:
a. Ya (sebutkan) .....
b. Tidak
2. Makam yang menjadi tujuan ziarah pada Komplek Pemakaman Sunan gunung
J ati adalah:
a. Makam Sunan Gunung Jati
b. Makam Putri Ong Tien
c. Lainnya .....
3. Apakah ada waktu-waktu khusus di mana anda melakukan ziarah:
a. Ya (sebutkan) .....
b. Tidak
4. Apa saja yang anda lakukan ketika berziarah (boleh memilih lebih dari satu:
a. Berdoa
b. Menabur Bunga
c. Bersedekah
d. Membakar dupa
e. Membaca Tahlil
f. Lainnya .....
5. Anda telah melakukan ziarah ke Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati
selama:
a. < 6 bulan e. 5-6 tahun
b. 7-12 bulan f. 7-8 tahun
c. 1-2 tahun g. 9-10 tahun
d. 3-4 tahun h. Lebih dari 10 tahun
6. Apakah anda mendapatkan pengalal1).an spiritual ketika melakukan ziarah:
a. Ya (sebutkan) .....
b. Tidak
·'"
ini mu<lah -mudahan bisa <limaklumi bahwa SUNAN GUNUNG JATI adalah SYARIF lllDAYATl'LLAll bukan FATAlllLLAll a1au
RUANGAN TEMPAT PARA JURU .KUNCI MENERIMA r~. · TAMU PEZIARAH. DI PASAMBANGAfl_I
i\L4!,W~ ~··· .. " . ~ .. ·. -~·:i~-~ © fj @-~~i ~- . . . 0 . . .• ... '
22
'\}
i ,. \ <~: ··.1
;!' .
. ·.: .. {.
' .. :
GAMBAR PINTU .MA KAM PUTRI CINA NYIE ONG TIJ:'N . . . ;ATAU NYAI RATU RARA SUMANDING.
·, '· ISTRISUNAN GUNUNG.JATI
I
. '
'i
"
' I .
c I I
_______ ...,,...... __ ....,..__ ........ ........_......_......._.._..,....,..,........,,.,..,.,_....,,,.. .... N<>~ .. ..,"!<'."~'~~-,<okrU,.;i..,,
l..
I, i ' ' i .< ~ i ' , , I ' • , • •
GAMBAR P.INJU,SEJ;lAMBI MUKA MAKAM SUNAN GUN.UNG . JATI DI GUNUNG SEMBUNG RUANGAN JNILAH YANG
. . ,DIS.EDIAKAN UNTUK PARA PEZIARAH . . . . , , . . . . •' - '
.. · 0· : F (·f~~y:;,y:v . <::,o ~\' '.~<: : .. '.:. ..... '~· .. 4!t·1'A;Q'}_,_l
· • ~';f r~1~:j\;l:'..~·~:,::1
r1~~$U' ~~~1-;~.,;;_·
....... 1
_:..\..,.' ~ _- h~f~1-··;·"
6
. ' ,:_··. . : : ,l!.~.- -~
GAMBAR PINTU MAKAM SUNAN GUNUNG JATI YANG DIKENAL DENGAN.SEBUTAN PINTU PASUJUDAN,.
·. ·. 11.ATAU. LAWANGSELAMAT TANGKEP> · : ! '' '. . .
'.'. .. _.,.-:.' . .__•••r:. , .. _,.
' .i
.: . I i
i ·!
··; i :
·I 'i
·.1 ' '
PETA.DESA ASTANA '·:
,,
...
..
:•'
,- .. :
·'
10 '" .. . .. ·
·1:
u
-·4
. ,·
i. '
.:;
., ·' ;!,
. i : j
·' -·.j
' -:·J -".j ·j j
----·------