Skleritis 1

download Skleritis 1

of 23

Transcript of Skleritis 1

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Skleritis adalah gangguan granulomatosa kronik yang ditandai oleh

    destruksi kolagen, sebukan sel, dan kelainan vaskular yang mengisyaratkan

    adanya vaskulitis. Skleritis disebabkan oleh berbagai macam penyakit baik

    penyakit autoimun ataupun penyakit sistemik.1

    Data yang berasal dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa skleritis

    merupakan penyakit yang jarang dijumpai sehingga insiden penyakitnya sangat

    sulit ditemukan. Prevalensi skleritis diperkirakan mencapai 6 kasus dari 1.

    populasi, !"# diantaranya dengan skleritis anterior dan 6# adalah skleritis

    posterior. Dari data internasional, tidak ada distribusi geogra$is yang pasti

    mengenai insiden skleritis. Pada 1%# kasus, skleritis bermani$estasi sebagai

    gangguan kolagen vaskular dan gejala bertambah hingga beberapa bulan.

    Angka morbiditas ditentukan oleh penyakit primer skleritis itu sendiri dan

    penyakit sistemik yang menyertai. &asio antara perempuan dan laki'laki adalah

    1,6(1. )erdasarkan usia, skleritis biasanya terjadi pada usia 11'*+ tahun, dan

    rata'rata orang yang menderita sklerits adalah usia % tahun.

    Pada banyak kasus, kelainan'kelainan skelritis murni diperantarai oleh

    proses imunologi yakni terjadi reaksi hipersensiti$itas tipe - /hipersensiti$itas tipe

    lambat0 dan tipe --- /kompleks imun0 dan disertai penyakit sistemik. Pada

    beberapa kasus, mungkin terjadi invasi mikroba langsung, dan pada sejumlah

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    2/23

    kasus proses imunologisnya tampaknya dicetuskan oleh proses'proses lokal,

    misalnya bedah katarak. Skleritis diklasi$ikasikan berdasarkan gambaran klinis

    dan patologisnya. Dikenal dua jenis utama skleritis anterior dan skleritis

    posterior. Skleritis anterior dibagi lagi menjadi tipe di$us, nodular, dan

    nekrotikans. 1

    2omplikasi dari skleritis adalah kebutaan, kerusakan mata yang

    diakibatkan oleh in$lamasi pada sclera yang semakin meluas, keratitis ulserative

    peri$er, uveitis, glaucoma, katarak dan abnormalitas dari $undus. 3

    Skleritis harus bisa didiagnosis dan di tatalaksana segera karena

    pentingnya diagnosis dan tatalaksana dalam menurunkan dan mencegah

    terjadinya komplikasi lebih lanjut. 4leh karena itu, disusunlah tugas ilmiah ini

    agar dapat memberikan pengetahuan mengenai cara mendiagnosis skleritis.

    2. Tujuan

    5ujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan dapat

    menegakkan suatu diagnosis sklerisis.

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    3/23

    BAB II

    ANATOMI DAN FIIOLO!I "LE#A

    Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada

    mata. Sklera merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Sklera

    ber$ungsi untuk menyediakan perlindungan terhadap komponen intra okular.

    Pembungkus okular yang bersi$at viskoelastis ini memungkinkan pergerakan

    bola mata tanpa menimbulkan de$ormitas otot'otot penggeraknya. Pendukung

    dasar dari sklera adalah adanya akti$itas sklera yang rendah dan vaskularisasi

    yang baik pada sklera dan koroid. idrasi yang terlalu tinggi pada sclera

    menyebabkan kekeruhan pada jaringan sklera. 7aringan kolagen sklera dan

    jaringan pendukungnya berperan seperti cairan sinovial yang memungkinkan

    perbandingan yang normal sehingga terjadi hubungan antara bola mata dan

    socket. "

    )agian terdepan sklera disebut kornea, kornea bersi$at transparan yang

    memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Sklera merupakan 7aringan

    padat dan berwarna putih serta bersambungan dengan kornea di sebelah

    anterior dan duramater nervus optic di bagian posterior. )eberapa lembar

    jaringan sklera berjalan melintang bagian anterior nervus optikus sebagai lamina

    cribrosa. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis dari

    jaringan elastik halus, episklera, yang mengandung banyak pembuluh darah

    yang memasok sklera. 8apisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sclera

    adalah lamina $usca, yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid. 1

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    4/23

    9ambar 1. anatomi penampang sagital bola mata

    http://www.roayah.net

    Sklera anterior ditutupi oleh tiga lapis jaringan ikat $a%cular. Sklera

    mempunyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan

    bola mata. :alaupun sklera kaku dan tipisnya 1 mm, ia masih tahan terhadap

    kontusi trauma tumpul. 2ekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabaetes

    melitus, atau merendah pada ekso$talmos goiter, miotika, dan meminum air

    banyak."

    Pada insersi muskulus rektus, sklera mempunyai tebal sekitar 3 mm di

    tempat lain tebalnya 1 mm. di sekitar nervus optikus, sklera di tembus oleh arteri

    siliaris posterior longa dan brevis dan nervus siliaris longus dan brevis. Arteri

    siliaris posterior longa dan nervus siliaris longus berjalan dari nervus optikus

    menuju ke korpus siliare di sebuah lekukan dangkal pada permukaan dalam

    http://www.roayah.net/http://www.roayah.net/
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    5/23

    sklera pada meridian jam 3 dan jam !. di sebelah posterior ekuator, empat vena

    korteks mengalirkan darah dari koroid melalui sclera, biasanya satu di setiap

    kuadran. Sekitar " mm di belakang limbus, sedikit anterior insersi berturut'turut

    muskulus rektus, empat arteri siliaris anterior, dan vena menembus sclera.

    Persara$an sklera berasal dari sara$'sara$ siliaris.

    Gambar 2. penampang sagital bola mata

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/109.!pg

    http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/1094.jpghttp://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/images/ency/fullsize/1094.jpg
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    6/23

    BAB III

    PATOFIIOLO!I "LE#ITI

    1. ETIOLO!I

    Pada banyak kasus, kelainan'kelainan skelritis murni diperantarai oleh proses

    imunologi yakni terjadi reaksi tipe - /hipersensiti$itas tipe lambat0 dan tipe ---

    /kompleks imun0 dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin

    terjadi invasi mikroba langsung, dan pada sejumlah kasus prosesimunologisnya

    tampaknya dicetuskan oleh proses'proses lokal, misalnya bedah katarak.1

    PEN&EBAB "LE#ITI

    Penyakit Autoimun Spondilitis ankylosing

    Artritis rheumatoid

    Poliartritis nodosa

    Polikondritis berulang

    9ranulomatosis :egener

    8upus eritematosus sistemik

    Pioderma gangrenosum

    2olitis ulserativa,

    ;e$ropati -gA

    Artritis psoriatika

    Penyakit 9ranulomatosa 5uberkulosis

    Si$ilis

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    7/23

    Sarkoidosis

    8epra

    Sindromogt'2oyanagi'arada /jarang0

    9angguan metabolic 9out

    5irotoksikosis

    Penyakit jantung rematik akti$

    -n$eksi 4nkoserkiasis

    5oksoplasmosis

    erpes

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    8/23

    Degradasi en?im dari serat kolagen dan invasi dari sel'sel radang meliputi sel

    5 dan makro$ag pada sklera memegang peranan penting terjadinya skleritis.

    -n$lamasi dari sklera bisa berkembang menjadi iskemia dan nekrosis yang akan

    menyebabkan penipisan pada sklera dan per$orasi dari bola mata. -n$lamasi

    yang mempengaruhi sklera berhubungan erat dengan penyakit imun sistemik

    dan penyakit kolagen pada vaskular. Disregulasi pada penyakit autoimun secara

    umum merupakan $aktor predisposisi dari skleritis. Proses in$lamasi bisa

    disebabkan oleh kompleks imun yang berhubungan dengan kerusakan vaskular

    /reaksi hipersensitivitas tipe --- dan respon kronik granulomatous /reaksi

    hipersensitivitas tipe -0. -nteraksi tersebut adalah bagian dari sistem imun akti$

    dimana dapat menyebabkan kerusakan sklera akibat deposisi kompleks imun

    pada pembuluh di episklera dan sklera yang menyebabkan per$orasi kapiler dan

    venula post kapiler dan respon imun sel perantara.1

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    9/23

    9ambar 3. &eaksi hipersensitivitas tipe ---

    http(@@www.ners.unair.ac.id

    http://www.ners.unair.ac.id/http://www.ners.unair.ac.id/
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    10/23

    9ambar ". &eaksi hipersensitivitas tipe -

    http(@@www.ners.unair.ac.id

    2. "la%)*)ka%) kler)t)%

    Pengklasi$ikasi'an skleritis menurut :atson dan ayrech berdasarkan

    distribusi anatomi dari penyakitnya, dibagi menjadi skleritis anterior dan skleritis

    posterior. Skleritis anterior dibedakan lagi menjadi skleritis di$us, skleritis nodular

    dan skleritis nekrotikans.%

    a. Skleritis Anterior

    Skleritis anterior di$us merupakan kasus yang paling sering terjadi, kira'kira

    6# dari pasien. :alaupun onset dari penyakit yang tersembunyi dan

    MEKANISME TERJADINYA REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE-IV (DTH)

    LISOZIMRESISTENROS

    HSP

    MHC-I

    CTL

    SITOTOKSIK

    C1-C9

    C3a,C4a,C5a

    C3a, C5a

    MCF

    KOMPLEMEN

    MAS SEL

    MEMPENAR!HIPEM"#DARAH

    PEM"#DARAH

    ENZYM

    KER!SAKAN

    JARINAN

    T$-% LIMF-"

    SEL PLSMA

    MAKROFA

    SEL-NK

    IL-1&

    APC

    RAN!LOMA HISTAMIN'

    "RADIKINI

    N

    SEL LISIS

    MHC-II

    IFN

    T$-1

    T$-&

    DERAN!LASI

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    11/23

    membahayakan, in$lamasi pada mata bisa melibatkan sebagian besar atau

    keseluruhan bagian klera anterior.%

    9ambar %. Skleritis anterior di$$use

    http://dro.hs.columbia.edu/ced2/diffscleritisb.!pg

    Skleritis anterior nodular merupakan skleritis kedua yang terbanyak.

    Sebanyak # kasus skleritis. Pasien dengan nodular skleritis di tandai dengan

    nodule yang halus, immobile, dan lembut yang secara has di temukan dekat

    daerah limbus. Sama seperti skleritis anterior yang di$use, perubahan ke jenis

    lain dari skleritis sangat jarang terjadi. Penyakit sistemik biasanya di temukan

    pada "#'%# pasien.%

    http://dro.hs.columbia.edu/ced2/diffscleritisb.jpghttp://dro.hs.columbia.edu/ced2/diffscleritisb.jpg
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    12/23

    9ambar 6. skleritis anterior nodular

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

    Skleritis anterior nekrotikans dibedakan lagi menjadi skleritis anterior

    nekrotikans dengan in$lamasi dan skleritis anterior nekrotikan tanpa in$lamasi.

    Skleritis anterior nekrotikans dengan in$lamasi merupakan skleritis anterior yang

    paling serius. Skleritis tipe ini sering terjadi pada usia tua dibandingkan dengan

    skleritis tipe lainnya serta lebih banyak terjadi sekitar %'*# pasien yang

    memiliki penyakit sistemik.%

    Dua penyakit yang paling sering berhubungan dengan skleritis anterior

    nekrotikans dengan in$lamasi adalah :egeners granulomatosis dan &heumatoid

    arthritis. Skleritis nekrotikans membutuhkan therapy dengan glukokortikoid dan

    atau obat imunosupresan untuk mengontrol penyakitnya. Pasien yang 1clera

    dengan 1cler khas skleritis anterior dan kombinasi dengan area 1clera yang

    berwarna putih yang dikelilingi oleh edema dan kongesti.%

    Area 1clera yang berwarna putih menunjukkan tertutupnya kapiler pembuluh

    darah episklera, dengan in$ark dan nekrosis dari 12clera di bawahnya..

    keterlibatan struktur mata didekatnya termasuk kornea, badan silier dan

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    13/23

    trabekular meshwork di observasi dengan ulkus kornea sekunder, uveitis, atau

    peningkatan tekanan 13clera13ular. Setelah resolusi dari skleritis dengan

    pengobatan yang tepat, akan terjadi penipisan 1+cleradengan translusensi, dan

    koroid sering terlihat melalui 1+clera. :alaupun terjadi penipisan 1+clera,

    namun jarang terjadi rupture dari bola mata.%

    9ambar +.

    skleritis anterior

    nekrotikans

    dengan

    in$lamasi

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

    Skleritis anterior tanpa in$lamasi dikenal juga dengan nama skleromalacia

    per$orans. Skleritis anterior tanpa in$lamasimerupakan suatu kasus episkleritis

    yang jarang terjadi yang biasanya melibatkan kedua mata dengan gejala mata

    merah, nyeri , atau edema. Sering juga terjadi penipisan dan atropi episklera dan

    kehilangan pembuluh darah episklera.%

    Area yang terlokalisasi yang berwarna putih'kuning dan jaringan yang in$ark

    terlihat. Penipisan bisa terjadi sehingga koroid hanya ditutupi oleh konjungtiva.

    2arena gejala has yang tidak terlalu tampak, pasien biasanya datang dengan

    sklera yang pucat atau pandangan yang kabur dikarenakan astigmatisma yang

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    14/23

    disebabkan oleh penipisan sklera. )iasanya skleromalasia per$orans terjadi pada

    wanita yang sudah tua dengan rheumatoid arthritis yang sudah lama.%

    9ambar *. Sklerisis anterior nekrotikans tanpa in$lamasi

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

    b. Skleritis Posterior.

    Sklerits posterior dide$inisikan sebgai keterlibatan sklera karena in$lamasi

    di bagian posterior terhadap insersi otot rektus medial dan lateral. )entuk

    skleritis ini sangat sulit untuk didiagnosis dikarenakan tidak terlihatnya

    in$lamasi dari mata serta tanda klinis yang tidak spesi$ik. Pasien datang

    dengan keluhan sakit kepala yang dalam dan nyeri ketika mnggerakkan

    mata, proptosis, penglihatan ganda dan penurunan tajam penglihatan.

    Pemeriksaan mata bisa didapatkan hasil yang normal atau menyerupai

    lepasnya retina baik local maupun keseluruhan /1# dari !! pasien dengan

    posterior skleritis0, edema sara$ optik /1*#0, lessi masa subretina /13#0,

    e$usi koroids /"#0, uveitis /#0 dan vaskulitis /#0. Skleritis posterior juga

    bisa disertai dengan edema makula, striae retina dan lipatan koroid. Pasien

    dengan skleritis posterior jarang disertai dengan penyakit sistemik

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
  • 8/21/2019 Skleritis 1

    15/23

    dibandingkan skleritis anterior. Diagnosis bisa ditegakkan dengan B-scan

    ultrasonographyyang akan menunjukkan penebalan sclera dengan cairan di

    ruang tenon. %

    9ambar !. gambaran ultrasonoghraphy skleritis posterior

    www.ncbi.nlm.nih.gov@pmc@articles

    +. DIA!NOI

    Skleritis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan $isik dan

    didukung oleh berbagai pemeriksaan penunjang.. Pada saat anamnesis perlu

    ditanyakan keluhan utama pasien, perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu

    termasuk riwayat in$eksi, trauma ataupun riwayat pembedahan juga perlu

    pemeriksaan dari semua sistem pada tubuh.

    9ejala'gejala dapat meliputi rasa nyeri, mata berair, $oto$obia, spasme, dan

    penurunan ketajaman penglihatan. 5anda primernya adalah mata merah pada

    konjungtiva dan kadang'kadang warna menjadi kebiruan. ;yeri adalah gejala

    yang paling sering dan merupakan indikator terjadinya in$lamasi yang akti$. ;yeri

    timbul dari stimulasi langsung dan peregangan ujung sara$ akibat adanya

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    16/23

    in$lamasi. 2arakteristik nyeri pada skleritis yaitu nyeri terasa berat, nyeri tajam

    menyebar ke dahi, alis, rahang dan sinus, pasien terbangun sepanjang malam,

    kambuh akibat sentuhan. ;yeri dapat hilang sementara dengan penggunaan

    obat analgetik.

    >ata berair atau $oto$obia pada skleritis tanpa disertai sekret mukopurulen.

    Penurunan ketajaman penglihatan biasa disebabkan oleh perluasan dari skleritis

    ke struktur yang berdekatan yaitu dapat berkembang menjadi keratitis, uveitis,

    glaucoma, katarak dan $undus yang abnormal.

    &iwayat penyakit dahulu dan riwayat pada mata menjelaskan adanya

    penyakit sistemik, trauma, obat'obatan atau prosedur pembedahan dapat

    menyebabkan skleritis seperti penyakit vaskular atau penyakit jaringan ikat,

    penyakit in$eksi, penyakit miscellanous / atopi,gout, trauma kimia, rosasea0,

    trauma tumpul atau trauma tajam pada mata, obat'obatan seperti pamidronate,

    alendronate, risedronate, ?oledronic acid dan ibandronate, post pembedahan

    pada mata, riwayat penyakit seperti ulserasi gaster, diabetes, penyaki hati,

    penyakit ginjal, hipertensi dimana mempengaruhi pengobatan selanjutnya,

    tanyakan juga pengobatan yang sudah didapat dan pengobatan yang sedang

    berlangsung dan responnya terhadap pengobatan.

    Pemeriksaan $isik untuk menegakkan diagnosis skleritis terdiri dari

    ,emer)k%aan %klera -engan %)nar mataar). Pemeriksaan %clera di tempat

    yang terang akan menunjukkan sklera yang terlihat merah kebiruan atau

    keunguan yang di$us. Setelah serangan yang berat dari in$lamasi sklera, daerah

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    17/23

    penipisan sklera dan translusen juga dapat muncul dan juga terlihat uvea yang

    gelap.

    Pada sklera akan tampak area hitam, abu'abu dan coklat yang dikelilingi oleh

    in$lamasi yang akti$ yang mengindikasikan adanya proses nekrotik. 7ika jaringan

    nekrosis berlanjut, area pada sklera bisa menjadi avaskular yang menghasilkan

    sekuester putih di tengah yang dikelilingi lingkaran coklat kehitaman. Proses

    pengelupasan bisa diganti secara bertahap dengan jaringan granulasi

    meninggalkan uvea yang kosong atau lapisan tipis dari konjungtiva.1

    Pemeriksaan skleritis menggunakan Slit Lampakan tampak bendungan yang

    masi$ di jaringan dalam episklera dengan beberapa bendungan pada jaringan

    super$isial episklera. Pada tepi anterior dan posterior cahaya slit lamp bergeser

    ke depan karena episklera dan skera edema. Pada skleritis dengan pemakaian

    $enile$rin hanya terlihat jaringan super$isial episklera yang pucat tanpa e$ek yang

    signi$ikan pada jaringan dalam episklera.

    Pemeriksaan dengan Red-free Light dapat membantu menegakkan area

    yang mempunyai kongesti vaskular yang maksimum, area dengan tampilan

    vaskular yang baru dan juga area yang avaskular total. Selain itu perlu

    pemeriksaan secara umum pada mata meliputi otot ekstra okular, kornea, uvea,

    lensa, tekanan intraokular dan $undus.

    Pemeriksaan 8aboratorium juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis

    skleritis. )erdasarkan riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan sistemik dan

    pemeriksaan $isik dapat ditentukan tes yang cocok untuk memastikan atau

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    18/23

    menyingkirkan penyakit'penyakit yang berhubungan dengan skleritis. Adapun

    pemeriksaan laboratorium tersebut meliputi (

    a. itung darah lengkap dan laju endap darah

    b. 2adar komplemen serum /B30

    c. 2ompleks imun serum

    d. =aktor rematoid serum

    e. Antibodi antinukleus serum

    $. Antibodi antineutro$il sitoplasmik

    g.

    -munoglobulin Ch. 2adar asam urat serum

    i. rinalisis

    j. &ata'rata Sedimen Critrosit

    k. 5es serologis

    l. )s Ag 1,,+

    Pemeriksaan &adiologi membantu menegakkan diagnosis skleritis.

    )erbagai macam pemeriksaan radiologis yang diperlukan dalam menentukan

    penyebab dari skleritis adalah sebagai berikut ( =oto thoraE, &ontgen sinus

    paranasal, =oto lumbosacral, =oto sendi tulang panjang, Ultrasonography / Scan

    A dan )0, B5'Scan, >&-.

    Pemeriksaan lain yang diperlukan antara lain skin tes, tes usapan dan

    kultur, PB&, histopatologi

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    19/23

    /. D)agno%)% Ban-)ng kler)t)%

    a. Cpiskleritis

    b. 2onjungtivitis

    )akteri

    irus

    Alergi

    c. )lepharitis

    d. 2eratokonjungtivitis sika

    e. Anterior uveitis

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    20/23

    BAB I0

    PENATALA"ANAAN "LE#ITI

    5erapi skleritis disesuaikan dengan penyebabnya. 5erapi awal skleritis

    adalah obat anti in$lamasi non'steroid sistemik. 4bat pilihan adalah

    indometasin1 mg perhari atau ibupro$en 3 mg perhari. Pada sebagian besar

    kasus, nyeri cepat mereda diikuti oleh pengurangan peradangan. Apabila tidak

    timbul respon dalam 1' minggu atau segera setelah tampak penyumbatan

    vaskular harus segera dimulai terapi steroid sistemik dosis tinggi. Steroid ini

    biasanya diberikan peroral yaitu prednison * mg perhari yang ditirunkan dengan

    cepat dalam minggu sampai dosis pemeliharaan sekitar 1 mg perhari.

    2adangkala, penyakit yang berat mengharuskan terapi intravena berdenyut

    dengan metil prednisolon 1 g setiap minggu.1

    4bat'obat imunosupresi$ lain juga dapat digunakan. Siklo$os$amid sangat

    berman$aat apabila terdapat banyak kompleks imun dalam darah. 5etapi steroid

    topikal saja tidak berman$aat tetapi dapat dapat menjadi terapi tambahan untuk

    terapi sistemik. Apabila dapat diidenti$ikasi adanya in$eksi, harus diberikan terapi

    spesi$ik. Peran terapi steroid sistemik kemudian akan ditentukan oleh si$at

    proses penyakitnya, yakni apakah penyakitnya merupakan suatu respon

    hipersensiti$ atau e$ek dari invasi langsung mikroba. 1

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    21/23

    5indakan bedah jarang dilakukan kecuali untuk memperbaiki per$orasi

    sklera atau kornea. 5indakan ini kemungkinan besar diperlukan apabila terjadi

    kerusakan hebat akibat invasi langsung mikroba, atau pada granulomatosis

    :egener atau poliarteritis nodosa yang disertai penyulit per$orasi kornea.

    Penipisan sklera pada skleritis yang semata'mata akibat peradangan jarang

    menimbulkan per$orasi kecuali apabila juga terdapat galukoma atau terjadi

    trauma langsung terutama pada usaha mengambil sediaan biopsi. 5andur sklera

    pernah digunakan sebagai tindakan pro$ilaktik dalam terapi skleritis, tetapi tandur

    semacam itu tidak jarang mencair kecuali apabila juga disertai pemberian

    kemoterapi.1

    Skleromalasia per$orans tidak terpengaruh oleh terapi kecuali apabila

    terapi diberikan pada stadium paling dini penyakit. 2arena pada stadium ini

    jarang timbul gejala, sebagian besar kasus tidak diobati sampai timbul penyulit. 1

    BAB 0

    "EIMPULAN

    Skleritis adalah gangguan granulomatosa kronik yang ditandai oleh destruksi

    kolagen, sebukan sel, dan kelainan vaskular yang mengisyaratkan adanya

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    22/23

    vaskulitis. Skleritis disebabkan oleh berbagai macam penyakit baik penyakit

    autoimun ataupun penyakit sistemik. Skleritis diklasi$ikasikan berdasarkan

    gambaran klinis dan patologisnya. Dikenal dua jenis utama skleritis anterior dan

    skleritis posterior. Skleritis anterior dibagi lagi menjadi tipe di$us, nodular, dan

    nekrotikans.

    Pada banyak kasus, kelainan'kelainan skleritis murni diperantarai oleh proses

    imunologi yakni terjadi reaksi tipe - /hipersensiti$itas tipe lambat0 dan tipe ---

    /kompleks imun0 dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus, mungkin

    terjadi invasi mikroba langsung, dan pada sejumlah kasus prosesimunologisnya

    tampaknya dicetuskan oleh proses'proses lokal, misalnya bedah katarak

    Skleritis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan $isik dan

    didukung oleh berbagai pemeriksaan penunjang.. Pada saat anamnesis perlu

    ditanyakan keluhan utama pasien, perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu

    termasuk riwayat in$eksi, trauma ataupun riwayat pembedahan juga perlu

    pemeriksaan dari semua sistem pada tubuh.

    9ejala'gejala dapat meliputi rasa nyeri, mata berair, $oto$obia, spasme, dan

    penurunan ketajaman penglihatan. 5anda primernya adalah mata merah pada

    konjungtiva dan kadang'kadang warna menjadi kebiruan. ;yeri adalah gejala

    yang paling sering dan merupakan indikator terjadinya in$lamasi yang akti

    5erapi skleritis disesuaikan dengan penyebabnya. 5erapi awal skleritis adalah

    obat anti in$lamasi non'steroid sistemik. 4bat pilihan adalah indometasin1 mg

    perhari atau ibupro$en 3 mg perhari. Pada sebagian besar kasus, nyeri cepat

    mereda diikuti oleh pengurangan peradangan

  • 8/21/2019 Skleritis 1

    23/23