skizofren

25
LAPORAN PSIKIATRI SKIZOFRENIA PARANOID Disusun oleh: Dara Pamungkasari 1010221045 Dokter Pembimbing: Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

description

paranoid

Transcript of skizofren

Page 1: skizofren

LAPORAN PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun oleh:

Dara Pamungkasari 1010221045

Dokter Pembimbing:

Dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K)

FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN”

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA

RSUP PERSAHABATAN JAKARTA

Page 2: skizofren

2012

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Usia : 44 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : jl. Porselen

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 05 Oktober 2012,

pukul 11.00 WIB di poliklinik psikiatri RS Persahabatan.

A. Keluhan Utama

Pasien datang ke poliklinik psikiatri untuk kontrol dan obatnya sudah habis.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke poliklinik psikiatri RS Persahabatan untuk meminta

resep karena obatnya sudah habis. Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah

penyandang psikotik yang sudah lama diidapkan sejak 17 tahun yang lalu.

Pasien mengatakan bahwa penyakit yang deritanya saat ini merupakan

penyakit keturunan. Pada keluarga pasien didapatkan gejala yang sama pada

bapak, kakak, adik dan paman pasien. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit

sehingga pasien sadar untuk kontrol dan berobat untuk membantu

menghilangkan keluhannya. Pasien mengatakan jika tidak meminum obat,

pasien mengeluhkan mendengar suara – suara yang hanya didengar oleh

dirinya. Pasien mengatakan mulai melihat adanya penampakan kurang lebih

17 tahun yang lalu. Saat pasien sedang istirahat di warung pinggir jalan, pasien

melihat kearah jembatan layang salemba. Pasien menuturkan bahwa yang

dilihat olehnya seluruhnya berwarna hijau. Pasien menuturkan kembali bahwa

hampir setiap hari pasien selalu melihat penampakan mahkluk halus, dan

melihat hewan-hewan bahkan manusia disembelih dibagian leher. Pasien

2

Page 3: skizofren

pernah merasakan menghidu bau-bauan yang hanya dihidu oleh dirinya,

sedangkan lingkungan sekitarnya tidak menghidu bau yang seperti dikeluhkan

oleh pasien. Pasien tidak merasakan pernah dibicarakan oleh orang lain,

termasuk pada saat menonton televisi atau sedang mendengarkan radio. Pasien

mengatakan apabila pasien merasakan gangguan pada dirinya, pasien

melakukan relaksasi dengan cara tidur tergeletak di lantai. Pasien mengatakan

apabila datang saat serangan tersebut, pasien menyadari bahwa dirinya sedang

kambuh dari penyakitnya.

Saat ini pasien tidak bekerja di suatu institusi atau perkantoran. Pasien

saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap. Namun untuk mengisi waktu kosong

dan mencari penghasilan, pasien bekerja sebagai penjual jasa. Pasien

mengatakan sering menjual barang-barang “second” milik orang lain, apabila

ada yang meminta pertolongan dirinya untuk menjual barang tersebut. Pasien

saat ini tinggal di rumah pribadi milik keluarganya sendiri. Pada tahun 1990 –

1992 pasien sempat bekerja sebagai kuli bahan peledak di suatu perusahaan di

Batam. Namun pasien keluar dari pekerjaannya karena penyakitnya tersebut

dan pasien mengatakan tidak ingin kenyamanan orang lain terganggu

karenanya. Pasien menuturkan tinggal di rumah bersama ke dua orang tuanya

dan saudara kandungnya. Pasien merupakan anak ke tiga dari enam

bersaudara. Empat diantaranya laki-laki dan dua orang lainnya perempuan.

Pasien mengatakan bahwa penyakit dia ini merupakan keturunan dari orang

tuanya. Dimana pada keluarga pasien didapatkan anggota keluarganya yang

memiliki gejala serupa. Diantaranya ayah, kakak, paman dan adiknya. Ayah

dari pasien terkadang masih sering kambuh dari penyakitnya, karena ayahnya

sering memperlihatkan kambuhnya penyakit yang dideritanya. Diantaranya

ayahnya sering berbicara sendirian padahal tidak ada lawan bicara dan sering

berpidato walau tidak sedang berada dalam situasi memimpin rapat. Ibu pasien

masih berada di sekeliling pasien, namun ibu pasien memiliki penyakit

diabetes yang terkontrol. Orang tua pasien adalah pensiunan PNS dari dinas

Pendidikan dan Kebudayaan. Sehingga untuk kebutuhan sehari – hari dan

biaya pengobatan pasien masih mengandalkan dana dari orang tuanya. Pasien

menuturkan ayahnya pada saat bekerja memiliki jabatan yang cukup baik,

sehingga ayah pasien memiliki tabungan yang cukup banyak untuk biaya

sehari – hari dan pengobatan pasien. Pasien mengatakan pada saat mulai

3

Page 4: skizofren

timbul gejala penyakit psikotik pasien tidak berani untuk keluar rumah,

dengan alasan takut tidak dapat kembali ke rumah dan hilang di jalanan. Sejak

saat itu pasien mulai mencari pengobatan untuk penyakitnya. Bahkan pasien

mengatakan setelah lima tahun pengobatannya, pasien baru dapat mengetahui

siapa dirinya. Pasien mengatakan saat pasien dalam usia sekolah, pasien

termasuk anak yang normal sama dengan anak – anak seumuran dengan

dirinya. Pasien sempat menempuh pendidikan dari jenjang SD sampai SMU.

Pasien sempat melanjutkan ke perguruan tinggi, namun pasien hanya kuliah

selama enam bulan. Karena gangguan psikotik pada pasien mulai timbul dan

akhirnya pasien memutuskan berhenti dari bangku kuliah. Pada waktu duduk

di bangku SD pasien mulai mengenal rokok. Tidak lama kemudian pasien

mulai mengkonsumsi ganja. Saat pasien di bangku SMP pasien mulai

mengenal alkohol, alkohol tersebut didapatkan dari teman – temannya yang

memberikannya secara gratis. Kebiasaan meminum alkohol tersebut masih

berlangsung sampai saat ini. Namun pasien mengatakan dia mengkonsumsi

alkohol tidak terlalu sering, pada saat memiliki uang tambahan untuk

membelinya. Pasien mengkonsumsi alkohol untuk coba – coba terhadap

dirinya. Pasien ingin melihat reaksi alkohol pada dirinya baik saat serangan

penyakitnya dan saat tidak kambuh penyakit yang dideritanya. Pasien dapat

bersosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumahnya. Namun pasien memiliki

batasan terhadap pergaulannya tersebut. Pasien hanya akan berteman dengan

orang lain yang menerima kekurangan dirinya. Apabila pasien merasakan

orang lain tersebut tidak menerima kekurangannya, pasien akan menjaga jarak

dengan orang tersebut. Pasien mengatakan bahwa dia dapat merawat dirinya

sendiri dengan baik. Pasien mengaku hobi olahraga, salah satunya berenang.

Pasien saat ini memiliki keinginan yang diharapkannya, diantaranya pasien

ingin bisa hidup mandiri dan tidak menyusahkan orang lain, ingin berkeluarga

dan memiliki keturunan.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat gangguan psikiatri

Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya

2. Riwayat Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki gangguan medik

4

Page 5: skizofren

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikotropika/ Alkohol

Pasien mengaku mulai merokok saat pasien duduk di bangku SD.

Tidak lama kemudian pasien mengenal dan mengkomsumsi ganja.

Kemudian saat pasien duduk di bangku SMP pasien mulai

mengkonsumsi alkohol. Alkohol tersebut didapatkan dari teman

sekolahnya dan diberikan secara cuma – cuma. Bahkan sampai saat ini

pasien masih mengkonsumsi alkohol, namun dilakukan saat memiliki

uang tambahan untuk membelinya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Pranatal :

Pasien dilahirkan dalam proses persalinan normal dan tidak ada

penyulit selama dalam masa kandungan dan proses persalinan.

2. Riwayat Masa Kanak-Kanak dan Remaja :

Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak

seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam

masa perkembangannya. Pasien mengaku pernah mengecap dunia

pendidikan dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. Namun pada saat

menempuh perguruan tinggi, pasien hanya bertahan selama enam

bulan saja. Karena pasien mulai merasakan keluhan dari penyakit

psikotiknya. Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan

termasuk biasa – biasa saja dan tidak ada yang menonjol.

3. Riwayat Masa Akhir Anak-Anak :

Pasien tumbuh dengan baik tidak ada masalah dalam berkehidupan

sosial.

4. Riwayat Pendidikan :

Pasien mengaku menempuh jenjang pendidikan dari tingkat SD sampai

Perguruan Tinggi, namun hanya kuliah selama enam bulan kemudian

keluar. Dikarenakan pasien mulai merasakan gangguan psikotik pada

dirinya.

5. Riwayat Pekerjaan :

Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan. Namun pasien bekerja

sebagai buruh jasa menjual barang – barang “second” orang lain yang

dititipkan pada dirinya untuk ditawarkan pada orang lain.

5

Page 6: skizofren

6. Riwayat Agama :

Pasien menganut agama Islam dan beribadah hanya pada saat dirinya

tidak sedang mendapat serangan dari penyakit yang dideritanya.

7. Hubungan Dengan Keluarga :

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya. Pada saat

ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara

kandungnya, di rumah pribadi milik dirinya sendiri.

8. Aktifitas Sosial :

Pasien tidak memiliki masalah dalam berinteraksi dengan orang lain.

Namun dalam bersosialisasi pasien menjaga jarak dengan orang lain

yang tidak bisa menerima kekurangan dari dirinya.

E. Riwayat Keluarga

Pada keluarga pasien ada yang memiliki gejala seperti yang dialami oleh

pasien yaitu bapak, kakak, adik dan paman pasien.

F. Situasi Sekarang

Pasien seorang laki-laki umur 44 tahun, saat ini pasien tinggal bersama kedua

orang tuanya dan saudara kandungnya di rumah milik pribadi. Pada saat ini

pasien merasakan ingin bisa hidup mandiri agar tidak menyusahkan orang

lain, ingin berkeluarga dan memiliki keturunan. Untuk biaya hidup sehari –

hari dan biaya pengobatan pasien mengandalkan uang dari hasil pensiuanan

ayahnya. Pasien saat ini tidak memiliki pekerjaan tetap, namun pasien

memiliki pekerjaan sampingan. Pasien memberikan bantuan jasa untuk

menjualkan baran – barang ”second” milik orang lain yang dititipkan padanya.

G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya

Pasien menyadari bahwa dirinya penyandang gangguan psikotik, dimana

pasien dihadapkan harus mengkonsumsi obat untuk jangka waktu yang

panjang.

III. STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

6

Page 7: skizofren

Laki-laki 44 tahun, penampilan pasien tampak sesuai dengan usianya,

berpakaian rapi, perawatan diri cukup baik, warna kulit sawo matang.

2. Kesadaran

Kesadaran umum : Compos mentis

Kontak psikis : Dapat dilakukan, cukup wajar

3. Perilaku dan Aktifitas Psikomotor

Cara berjalan : Baik

Aktifitas psikomotor : pasien kooperatif, kontak mata baik,

tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan

dengan baik.

4. Pembicaraan

Kuantitas : baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan

dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

Kualitas : bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi

jelas dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti.

Tidak ada hendaya bahasa

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood

Biasa – biasa saja

2. Afek

Lapang, luas

3. Keserasian

Mood dan afektif serasi

4. Empati

Pemeriksa dapat merabarasakan perasaan pasien saat ini

C. Fungsi Intelektual/ Kognitif

1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan

Taraf pendidikan

Pasien menempuh pendidikan dengan baik dari SD sampai

Perguruan Tinggi. Prestasi pasien selama menempuh bidang

7

Page 8: skizofren

pendidikan biasa – biasa saja dan tidak terlalu menonjol.

Namun pada saat menempuh perguruan tinggi pasien hanya

kuliah selama enam bulan saja. Mengundurkan diri dari kuliah

karena pasien mulai merasakan keluhan dari penyakut psikotik

yang dideritanya.

Pengetahuan umum

Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat ketika diberi

pertanyaan seputar presiden negara Indonesia.

2. Daya konsentrasi

Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai

akhir sampai selesai. Pasien dapat menyebutkan dengan benar jumlah

pengurangan dari 100 – 7.

3. Orientasi

Waktu : baik, pasien dapat mengetahui waktu saat

berobat di siang hari.

Tempat : baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di

RS Persahabatan poliklinik psikiatri.

Orang : baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah

dokter

Situasi : baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang

berkonsultasi dan wawancara.

4. Daya ingat

Daya ingat jangka panjang

Baik, pasien dapat mengingat dengan baik dimana pasien

menempuh sekolah dasar.

Daya ingat jangka pendek

Baik, pasien dapat mengetahui arah ke RS Persahabatan dari

rumahnya dan menggunakan metro mini.

Daya ingat segera

Baik, pasien dapat dengan segera menyebutkan kembali lima

kota yang disebutkan oleh pemeriksa.

Akibat hendaya daya ingat pasien

Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.

Pikiran abstrak

8

Page 9: skizofren

Baik, pasien mengerti dari makna peribahasa tong kosong

nyaring bunyinya.

Bakat kreatif

Pasien memiliki kegemaran berolahraga yaitu berenang.

Kemampuan menolong diri sendiri

Baik, karena pasien dapat mandiri dan tanpa bantuan orang

lain.

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi dan ilusi

Halusinasi : Terdapat riwayat halusinasi visual, auditorik, taktil

pada pasien ini.

Ilusi : Tidak terdapat ilusi

2. Depersonialisasi dan derealisasi

Depersonialisasi : Tidak ada depersonialisasi.

Derealisasi : Terdapat derealisasi pada pasien, dimana

pasien pernah melihat sebuah jembatan layang dihadapannya dan

berubah menjadi berwarna hijau seluruhnya.

E. Proses Pikir

1. Arus pikir

a. Produktifitas : baik, pasien dapat menjawab spontan

bila diajukan pertanyaan oleh dokter.

b. Kontinuitas : koheren

c. Hendaya bahasa : tidak terdapat hendaya bahasa pada

pasien ini

2. Isi pikiran

a. Preokupasi : Tidak terdapat preokupasi

b. Gangguan pikiran : Tidak terdapat waham pada pasien

F. Pengendalian impuls

9

Page 10: skizofren

Baik, karena pasien bisa mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara

dengan baik

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial : Baik, karena pasien dapat bersosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya dengan baik. Namun pasien menjaga jarak

terhadap orang yang tidak dapat menerima kekurangannya.

2. Uji Daya Nilai : Baik, karena ketika diperumpamakan jika

pasien bertemu anak kecil yang terpisah dengan ibunya dikeramaian,

pasien bersedia membantu dengan membawa anak kecil tersebut

kekantor polisi.

3. Penilaian Realitas : Terdapat riwayat gangguan penilaian realitas.

H. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini

pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus mengkonsumsi obat – obatan.

I. Tilikan / Insight

Tilikan derajat 6, pasien sadar sepenuhnya tentang motif dan perasaan dalam

dirinya yang menjadi dasar dari gejala-gejalanya.

J. Taraf Dapat Dipercaya

Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya karena

konsistensi dalam menjawab pertanyaan yang diajukan.

IV. Pemeriksaan Fisik

A. Status Generalis

1. Keadaan umum : baik, compos mentis

2. Tanda vital : TD 120/80 mmhg

3. Suhu : afebris

4. Sistem KV : tidak ditemukan kelainan

5. Sistem musculoskeletal : tidak ditemukan kelainan

6. Sistem gastrointestinal : tidak ditemukan kelainan

7. Sistem urogenital : tidak ditemukan kelainan

10

Page 11: skizofren

8. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

B. Status Neurologis

1. Saraf kranial : tidak ditemukan kelainan

2. Saraf motorik : tidak ditemukan kelainan

3. Sensibilitas : tidak ditemukan kelainan

4. Susunan saraf vegetatif : tidak ditemukan kelainan

5. Fungsi luhur : tidak ditemukan kelainan

6. Gangguan khusus : tidak ditemukan kelainan

V. Ikhtisar Penemuan Bermakna

Pasien laki-laki 44 tahun datang untuk kontrol dan obatnya sudah habis

Pasien merasa cocok dengan obat-obatan yang diberikan, bila tidak meminum

obat pasien merasa halusinasi yang diderita kambuh dan bertambah hebat.

Pasien mengeluhkan pernah mendengar suara – suara, melihat penampakan

makhluk halus hampir setiap hari, melihat objek yang seluruhnya berubah

warna menjadi hijau.

Fungsi kognitif pada pasien masih baik, begitu pula dengan pengendalian

impuls masih baik. Selama ini pasien tidak pernah mengalami trauma di

kepala. Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.

Terdapat riwayat gangguan serupa pada keluarga, yaitu pada ayah, kakak, adik

kandung pasien dan pamannya.

Pasien mulai mengkonsumsi zat-zat psikoaktif (NAPZA) pada saat duduk di

bangku sekolah SD. Pasien bahkan sempat sebagai pengguna ganja.

Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh dan

dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga

dewasa pasien memiliki kemampuan bersosialisasi dengan baik.

Pasien menempuh pendidikan dari SD sampai ke Perguruan Tinggi, pada

waktu kecil pasien termasuk siswa yang tidak terlalu menonjol dalam prestasi

belajar. Pasien sempat meneruskan ke bangku perguruan tinggi dan hanya

berlangsung selama enam bulan. Pasien mengundurkan diri dari bangku kuliah

karena mulai merasakan gejala dari gangguan psikotik yang dideritanya.

Keadaan umum baik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya

kelainan.

11

Page 12: skizofren

Pasien merupakan anak ke tiga dari enam bersaudara, hubungan dengan orang

tua dan saudara kandung cukup baik.

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara kandungnya di rumah

pribadi miliknya sendiri. Pasien tidak memiliki masalah dengan seluruh

penghuni di rumah tersebut. Pasien memiliki kendala dalam bidang ekonomi.

Diantara masih mengandalkan orang tua untuk biaya pengobatannya. Saat ini

pasien tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya berprofesi sebagai penjual jasa

menawarkan barang – barang “second” yang dititipkan kepadanya.

Pada pasien didapatkan beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

VI. Formulasi Diagnosis

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan

pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat

menyebabkan timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka

pasien dikatakan menderita gangguan jiwa.

Diagnosis aksis I

Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi

otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.0).

Dari anamnesis didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif jenis putau

sejak lulus Perguruan Tinggi namun terakhir menggunakan ialah beberapa

tahun yang lalu. Maka pasien ini bukan menderita gangguan mental

dan perilaku akibat NAPZA (F.1).

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan dalam menilai realita, yang

ditandai dengan adanya halusinasi visual, auditorik, sehingga pasien ini

dikatakan menderita gangguan psikotik (F.20).

Gangguan berupa halusinasi tersebut berlangsung lebih dari 1 tahun yaitu

± 17 tahun yang lalu, sehingga dikatakan menderita skizofrenia (F.2).

Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik yang mengancam

akan membunuh pasien, halusinasi visual berupa sosok bayangan, Maka

pasien ini dikatakan menderita gangguan skizofrenia paranoid (F20.0).

Diagnosis aksis II

12

Page 13: skizofren

Pada masa anak-anak hingga remaja pasien tumbuh dan berkembang

dengan baik sebagaimana orang seumurnya dan dapat bersosialisasi. Tidak

terdapat gangguan kepribadian, dan retardasi mental. Pasien

menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA. Maka pada aksis II

tidak dapat didiagnosis.

Diagnosis aksis III

Pada anamnesis pemeriksaan fisik dan neurologis pada pasien ini tidak

ditemukan riwayat. Maka pada aksis III tidak ada diagnosis.

Diagnosis aksis IV

Pasien merupakan anak ke 3 dari 6 bersaudara. Pasien tinggal bersama

istri, kedua anak dan mertua di rumah pribadi mertuanya. Untuk

pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan berasal dari

penghasilannya kerja di kantor. Pasien merasa keadaan perekonomiannya

cukup. Pasien dapat bersolialisasi baik dengan lingkungan rumah dan

lingkungan pekerjaannya. Maka Aksis IV pada pasien ini tidak

terdapat masalah ekonomi.

Diagnosis aksis V

Pada aksis V, dinilai kemampuan penyesuaian diri pasien dengan

menggunakan GAF. Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat

diatasi, disabilitas ringan dan menetap dalam fungsi, secara umum masih

baik dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dan lain-lain. Maka pada aksis V

didapatkan GAF Scale 70-61.

VII. Evaluasi multiaksial

Aksis I : Gangguan skozofrenia paranoid

Aksis II : tidak ada diagnosis

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : Gangguan dalam ekonomi tidak memiliki pekerjaan tetap

Aksis V : GAF Scale 70-61

VIII. Daftar Problem

Organobiologik : Tidak ada.

Psikologis :

13

Page 14: skizofren

Pernah terdapat riwayat halusinasi auditorik yaitu mendengar suara – suara,

halusinasi visual yaitu melihat jembatan layang yang seluruhnya berubah

warna menjadi hijau, pasien pernah menghidu bau – bauan yang hanya

dirasakan oleh pasien sedangkan lingkungan sekitarnya tidak merasakan,

IX. Prognosis

Prognosis Ke Arah Baik

Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol ke poliklinik

Respon terhadap pengobatan baik

Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang penyandang

psikotik

Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.

Tidak ditemukan tanda dan gejala efek samping pemakaian obat-

obatan anti-psikotik.

Pasien dapat melakukan relaksasi untuk menanggulangi serangan

yang akan timbul.

Pasien masih memiliki keinginan untuk sembuh, hidup mandiri

dan merencanakan masa depannya untuk berkeluarga dan memiliki

anak.

Pro gnosis Ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama (± 17 tahun)

Riwayat genetik pada keluarga pasien.

Pasien masih mengkonsumsi alkohol walau tidak terlalu sering

Pasien tidak memiliki pekerjaan tetap

Pasien kesulitan dalam bidang ekonomi.

Bila tidak minum obat, pasien masih merasa tidak tenang dan

cemas.

Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas

sebagai berikut :

Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad Fungtionam : dubia ad bonam

Ad Sanationam : dubia ad malam

14

Page 15: skizofren

X. Terapi

Psikofarmaka :

Stelazine tab 5 mg 3 x 1

Heximine tab 2 mg 3 x 1

Psikoterapi :

Pada pasien

Edukasi pentingnya minum obat secara teratur dan kontrol rutin

setiap bulan.

Bila pada saat keluhan datang minta keluarga untuk menjaga dan

terus mengingatkan.

Memberikan saran kepada keluarga pasien untuk tetap mendukung

dan membantu pasien menuju kesembuhannya

Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya

dengan kegiatan positif yang bermanfaat, mencoba memperluas

pergaulan dan mencari pekerjaan.

Pada keluarga

o Memberikan dukungan akan kesembuhan pasien.

o Memberikan saran kepada keluarga pasien untuk dapat

memberikan suatu kegiatan yang dapat bermanfaat untuk hidup

pasien.

o Membantu mengingatkan pasien untuk minum obat.

o Menenangkan pasien atau menemani jika gejala muncul lagi.

o Menyarankan agar sedapat mungkin keluarga pasien juga

diobati

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: skizofren

1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.

2. Maslim, Rusdi. D, SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.

Cetakan Pertama. PT Nuh Jaya. Jakarta. 2001.

3. Maslim, Rusdi. Dr, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi

Ketiga. PT Nuh Jaya, Jakarta. 2007.

16