Skenario C Blok 21 Tahun 2015
-
Upload
sandra-magdalena-devina -
Category
Documents
-
view
223 -
download
6
description
Transcript of Skenario C Blok 21 Tahun 2015
Skenario C Blok 21 Tahun 2015
Nn. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar
Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur. Dua tahun yang lalu, terdapat
perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa mengurus diri, dan bicara terbatas.
1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien
mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah
tersinggung. Pasien mengatakan ada suara suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa
dirinya orang yang penting di negeri ini. Kemudian kemunduran makin hebat, pasien tidak bisa
mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.
Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien
bertengkar dengan adik kandung.
Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan susah
dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak berhubungan
dengan pertanyaan.
Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian
premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.
Pemeriksaan fisik normal.
GAF scale 40-31 saat pemeriksaan.
Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik:
Psikopatologi diskriminatif insight terganggu, terdapat gangguan assosiasi flight of ideas,
halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore.
RTA terganggu.
I. Klarifikasi Istilah
1. GAF scale : Global Assesment of Function adalah skala penentuan dalam menilai
derajat kemampuan seseorang (overall level) yang sudah diakui secara luas.
2. Kepribadian premorbid : Suatu ciri watak yang diperlihatkan seseorang terjadi sebelum
berkembangnya penyakit.
3. Gangguan afektif : Gangguan jiwa terutama pada bidang afektif (emosi) atau mood
(suasana hati) seseorang terus tidak ada skizofrenia dan secara periodic dapat kambuh
kembali.
4. Keluyuran : Jalan jalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
5. Mengisolasi diri : Memisahkan diri dari yang lain.
6. Bicara terbatas : Kemiskinan bicara (poverty of speech) adalah pembatasan jumlah
bicara yang digunakan jawaban mungkin hanya 1 suku kata (monosyllabic)
7. Pemicu : Suatu hal yang mencetuskan munculnya gejala gejala psikis pada pasien jiwa.
8. Waham grandiosa : Waham kebesaran/megalomania berkenaan dengan keyakinan atau
klaim yang terlalu berlebihan akan arti penting atau identitas diri sendiri.
9. Psikopatologi diskriminatif insight : Kemampuan untuk mengerti penyebab sebenarnya
dan arti dari suatu situasi (seperti sekumpulan gejala), terutama keadaan diri.
10. Asosiasi flight of ideas : Suatu keadaan dimana pembicaraan yang melompat dari satu
topic ke topic lainnya (tidak nyambung).
11. Halusinasi auditorik : atau halusinasi pendengaran, pasien sering kali menunjukkan
sikap seperti mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan atau
mengancam, padahal tidak didengar oleh orang lain. Persepsi sensorik pendengaran
tanpa adanya stimulus eksternal.
12. Logore : Berbicara dengan tekanan; berbicara berlebihan dan cepat, dijumpai pada
gangguan jiwa tertentu.
13. RTA : Reality Testing of Ability adalah kemampuan seseorang untuk menilai realitas.
II. Identifikasi Masalah
1. Nn. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar
Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur.
2. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa
mengurus diri, dan bicara terbatas.
3. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal.
4. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira,
frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung. Pasien mengatakan
ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang
penting di negeri ini. Kemudian kemunduran makin hebat, pasien tidak bisa mengurus
diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.
5. Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien
bertengkar dengan adik kandung.
6. Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan
susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak
berhubungan dengan pertanyaan.
7. Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian
premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.
8. Pemeriksaan fisik normal.
GAF scale 40-31 saat pemeriksaan.
Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik:
Psikopatologi diskriminatif insight terganggu, terdapat gangguan assosiasi flight of ideas,
halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore.
RTA terganggu.
III. Analisis Masalah
1. Ny. SST, umur 32 tahun, seorang ibu rumah tangga masuk ke UGD RSJ Ernaldi Bahar
Palembang karena sering keluyuran dan tidak mau tidur.
a. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan keluhan yang
diderita ny. SST? Dicky, dyah
b. Apa makna klinis ny. SST sering keluyuran dan tidak mau tidur?yayak, marlan
c. Bagaimana mekanisme ny. SST tidak mau tidur? Alif, devia
2. Dua tahun yang lalu, terdapat perubahan perilaku yaitu sedih, mengisolasi diri, tidak bisa
mengurus diri, dan bicara terbatas.
a. Apa makna klinis perubahan perilaku menjadi sedih, mengisolasi diri, tidak bisa
mengurus diri, dan bicara terbatas pada pasien ini?alba,ica
3. 1,5 tahun yang lalu, pasien cenderung normal.
a. Apa makna klinis pasien cenderung normal dibandingkan dengan kondisi 6 bulan
yang lalu?marlan, bayu
4. Satu tahun yang lalu, keluarga mengeluh pasien mulai banyak bicara, selalu gembira,
frekuensi tidur berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung. Pasien mengatakan
ada suara-suara yang memuji dirinya, serta berkeyakinan bahwa dirinya orang yang
penting di negeri ini. Kemudian kemunduran makin hebat, pasien tidak bisa mengurus
diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering keluyuran.
a. Apa makna klinis pasien mulai banyak bicara, selalu gembira, frekuensi tidur
berkurang, banyak bergerak dan mudah tersinggung?alba, nining
b. Apa makna klinis, etiologi dan bagaimana mekanisme dari pasien mengatakan
ada suara-suara yang memuji dirinya? (halusinasi)Jessica, ica
c. Apa makna klinis dan bagaimana mekanisme ny. SST berkeyakinan bahwa
dirinya orang yang penting di negeri ini? (waham)devia, yayak
d. Apa makna klinis dan bagaimana mekanisme kemunduran makin hebat, pasien
tidak bisa mengurus diri, tidak mau makan minum, serta tidak tidur dan sering
keluyuran? (mekanisme mengapa tambah parah)sintia, sandra
e. Bagaimana hubungan antar gejala pada setiap episode waktu? Dyah, alif
5. Menurut keluarga ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu pasien
bertengkar dengan adik kandung.
a. Apa makna klinis ada masalah yang menjadi pemicu perubahan perilaku ini yaitu
pasien bertengkar dengan adik kandung? (dalam fase apa)sintia, alif
6. Pada autoanamnesis pasien tidak bisa duduk diam, banyak bergerak, banyak bicara, dan
susah dihentikan. Jika ditanya, jawaban pasien sangat panjang bahkan banyak tidak
berhubungan dengan pertanyaan.
a. Apa makna klinis dari keluhan di autoanamnesis? (dalam fase apa) Jessica, alba
7. Riwayat perkawinan baik. Ada riwayat gangguan afektif dalam keluarga, dan kepribadian
premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional tidak stabil.
a. Apa hubungan riwayat perkawinan, riwayat gangguan afektif dalam keluarga
dengan gejala yang dialami?dyah, sandra
b. Apa hubungan kepribadian premorbid terdapat gangguan kepribadian emosional
tidak stabil dengan gejala yang dialami?ica, jessica
8. Pemeriksaan fisik normal.
GAF scale 40-31 saat pemeriksaan.
Kesimpulan pemeriksaan psikiatrik:
Psikopatologi diskriminatif insight terganggu, terdapat gangguan assosiasi flight of ideas,
halusinasi auditorik (+), waham grandiose (+), logore.
RTA terganggu.
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan? (diberikan penjelasan dan dihubungkan
dengan keluhan)ica, sandra
b. Bagaimana cara pemeriksaan GAF scale? dicky, marlan
c. Bagaimana cara pemeriksaan RTA?yayak, nining
d. Apa indikasi dilakukannya pemeriksaan RTA? Dyah, bayu
e. Apa saja yang dinilai pada pemeriksaan psikiatrik?sandra, jessica
9. Analisis aspek klinis
a. Bagaimana cara penegakan diagnosis?sintia, yayak
b. Apa diagnosis banding kasus ini?devia, dicky
c. Apa diagnosis kerja dan definisi kasus ini?(multiaksial) alba,marlan
d. Apa epidemiologi kasus ini?dyah,sintia
e. Apa etiologi kasus ini? Dicky, alif
f. Apa faktor resiko kasus ini?bayu, devia
g. Bagaimana patofisiologi kasus ini?nining, bayu
h. Apa klasifikasi kasus ini?nining, marlan
i. Apa manifestasi klinis kasus ini?alba, jessica
j. Apa SKDI kasus ini? Sintia, bayu
k. Bagaimana tatalaksana kasus ini? (KIE)yayak, devia
l. Apa komplikasi kasus ini? Alif, ica
m. Bagaimana prognosis kasus ini?sandra, dicky
IV. Learning Issue
a. Gangguan afektif bipolar (alba, dicky, Sandra, marlan, dyah, bayu, ica)
b. Psikopatologi (halusinasi, waham)(sintia, yayak, nining, devia, alif, jessica )
V. Hipotesis
Ny. SST, 32 tahun, mengalami perubahan perilaku karena menderita gangguan afektif
bipolar
Dikirim ke [email protected] dan [email protected]
TNR 12, justify, spasi 1,5, jangan lupa daftar pustaka, gambar disertai keterangan. Terimakasih teman-teman.