SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

59
SKENARIO 1 Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal. Hasil pemeriksaan sampel darah pasien tersebut menunjukkan pH darah: 7,32 mmol/L, HCO 3 - : 10,7 mmol/L dan CO 2 :24 mmHg. Bagaimana analisis anda terhadap hasil laboratorium ini? KLARIFIKASI ISTILAH 1. Koas adalah dokter muda yang melaksanakan praktek di rumah sakit. 2. Sample darah adalah sejumlah darah yang diambil untuk mewakili pemeriksaan di laboratorium. 3. Bangsal adalah bagian dari ruangan di rumah sakit. 4. pH darah adalah banyaknya konsentrasi ion hidrogen dalam darah. 5. Pemeriksaan adalah suatu cara atau perlakuan yang dilakukan seseorang kepada orang lain. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal. 2. Hasil pemeriksaan menunjukkan pH darah : 7,32 mmol/l, HCO 3 - : 10,7 mmol/l dan CO 2 : 24 mmHg. TABEL IDENTIFIKASI MASALAH NO. OBSERVED EXPECTED CONCERN Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 1

Transcript of SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Page 1: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

SKENARIO 1

Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.

Hasil pemeriksaan sampel darah pasien tersebut menunjukkan pH darah: 7,32 mmol/L, HCO3- :

10,7 mmol/L dan CO2 :24 mmHg. Bagaimana analisis anda terhadap hasil laboratorium ini?

KLARIFIKASI ISTILAH

1. Koas adalah dokter muda yang melaksanakan praktek di rumah sakit.

2. Sample darah adalah sejumlah darah yang diambil untuk mewakili pemeriksaan di

laboratorium.

3. Bangsal adalah bagian dari ruangan di rumah sakit.

4. pH darah adalah banyaknya konsentrasi ion hidrogen dalam darah.

5. Pemeriksaan adalah suatu cara atau perlakuan yang dilakukan seseorang kepada orang

lain.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sima dan Mila adalah koas yang sedang mengambil sampel darah pasien di bangsal.

2. Hasil pemeriksaan menunjukkan pH darah : 7,32 mmol/l, HCO3- : 10,7 mmol/l dan CO2 :

24 mmHg.

TABEL IDENTIFIKASI MASALAH

NO. OBSERVED EXPECTED CONCERN

1.

2.

Sima dan Mila adalah koas yang sedang

mengambil sampel darah pasien di

bangsal.

Hasil pemeriksaan menunjukkan pH

darah : 7,32 mmol/l, HCO3 : 10,7

mmol/l dan CO2 : 24 mmHg.

Senjang

Senjang

*

**

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 1

Page 2: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

ANALISIS MASALAH

I. Darah

1. Apa yang dimaksud dengan darah?

Jawab :

Darah adalah cairan yang berfungsi untuk mentransfor zat-zat makanan ke sel-sel tubuh

melalui arteri, vena dan kapiler.

2. Apa fungsi darah?

Jawab :

- Respirasi : pengangkutan CO2 dan O2.

- Nutrisi : pengangkutan zat-zat gizi.

- Ekskresi : pengangkutan urea untuk di buang

- Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh.

- Mengatur keseimbangan antara plasma dan cairan tubuh.

- Pengaturan suhu tubuh.

- Perlindungan terhadap infeksi.

- Transpor hormon dan enzim

- Transfor metabolit

3. Apa saja komposisi yang terkandung dalam darah?

Jawab :

- Plasma darah (55 %)

Komponen Fungsi

Air (90%)

Protein Plasma

- Albumin (4-5%)

- Globulin(2-2.5%)

Medium transportasi dan mengangkut panas.

Mengangkut banyak zat, memberi tekanan osmotik

koloid.

Mengangkut banyak zat, faktor pembekuan,& prekursor

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 2

Page 3: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Alfa & beta

Gama

- Fibrinogen (0,3-

0,4%)

- Elektrolit (1%)

- Nutrien dan Zat

sisa, gas, hormon

inaktif.

Antibodi

Prekursor inaktif untuk jaringan fibrin pada pembekuan

darah.

Eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan intra sel

dan ekstra sel, menyangga perubahan pH yang diangkut

dalam darah, gas CO2 berperan penting dalam

keseimbangan asam-basa.

- Sel-sel darah (45 %)

a. Eritrosit ( sel darah merah )

Jumlah untuk pria 5,0 - 5,5 Juta/dL

Jumlah untuk wanita 4,5 - 5,0 Juta/dL

Sel gepeng atau lempeng bikonkaf dengan garis tengah 8µm, tepi luar

tebalnya 2µm dan bagian tengah tebalnya 1µm.

Struktur ini berperan dalam 2 cara:

Bikonkaf : menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk

difusi O2.

- Tipis : O2 berdifusi lebih cepat.

Ciri lain, kelenturan membran sehingga dapat melewati kapiler yang sempit

dan berkelok-kelok.

Mengandung hemoglobin.

Dihasilkan oleh sumsum merah tulang (eritropoiesis), sebanyak 2 - 3

juta/detik.

Hanya mampu bertahan ± 120 hari, namun eritrosit mengembara sekitar 700

mil melalui pembuluh darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 3

Page 4: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Di sumsum merah terdapat sel bakal pluripotensial, sel yang belum

berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel darah.

Fungsi eritrosit : mengikat oksigen untuk kemudian diedarkan ke seluruh

tubuh, selain itu eritrosit juga berfungsi mengedarkan nutrisi-nutrisi yang

dibutuhkan oleh sel-sel lain dalam tubuh

b. Leukosit ( sel darah putih )

Berperan dalam imunitas, yaitu:

Menahan invasi oleh patogen dengan fagositosis.

Mengidentifikasi dan menghacurkan sel-sel kanker yang muncul di

dalam tubuh.

Sebagai “petugas pembersih” dengan memfagositosis debris yang

berasal dari sel yang mati.

Ciri-ciri :

Tidak berwarna (tidak memiliki hemoglobin)

Bervariasi dalam struktur, fungsi dan jumlah.

Jumlah total leukosit dalam keadaan normal berkisar dari 5 – 10 juta

sel/ml darah, dengan rata-rata 7 juta sel/ml.

Sel leukosit terbagi :

Granulosit (Polimorfonukleus)

o Neutrofil : inti terdiri lebih dari 2 à 3,4 atau 5, granul kecil

& halus à jumlah 62 %.

o Eosinofil : inti dua à granul besar & kasar à jumlah 8%.

o Basofil : inti tidak jelas apakah 2 atau lebih dari 2, tetapi

granulnya dapat di buktikan à kombinasi antara kecil dan halus

serta besar dan kasar à jumlah 0,5 – 1 %

Agranulosit (Mononukleus)

o Monosit : intinya hampir sebesar selnya sendiri à jumlah

18 %.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 4

Page 5: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

o limfosit : 2 (dua) macam inti à ginjal (kacang merah) dan

tapal kuda à jumlah 13 %.

Berasal dari sel pluripotensial di sumsum tulang merah.

Granulosit dan monosit hanya dihasilkan di sumsum tulang, sedangkan

limfosit baru dihasilkan oleh limfosit yang sudah ada dan berdiam di

jaringan limfoid, misal di kelenjar limfe dan tonsil.

Dari jumlah total leukosit, 2/3 granulosit (sebagian besar neutrofil) dan 1/3

sisanya adalah agranulosit terutama limfosit.

Sifat-sifat leukosit :

Amoeboid à dapat merubah bentuk.

Fagositosit à dapat memakan terutama bakteri, virus, parasit lainnya

Diapedesis à dapat keluar masuk jaringan dan pembuluh darah

Fungsi-fungsi Sel Agranulosit dan Granulosit :

Macam sel Fungsi

a. Granulosit

- Neutrofil

- Eosinofil

- Basofil

b. Agranulosit

- Monosit

- Limfosit B

- Limfosit C

Fagosit yang memakan bakteri dan

debris.

Menyerang cacing parasit, penting dalam

reaksi alergi.

Berperan terhadap reaksi alergi

Mengeluarkan histamin, yang penting

dalam reaksi alergi, dan heparin, yang

membantu membersihkan lemak dari

darah dan antikoagulan.

Fagositosis (makrofag)

Pembentukan antibodi

Respon imun seluler

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 5

Page 6: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Tipe Leukosit Gambar Diagram

Neutrofil

Eosinofil

Basofil

Limfosit

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 6

Page 7: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Monosit

c. Trombosit ( keping darah )

Fragmen/potongan kecil sel (bergaris

tengah 2 – 4 µm) yang terlepas dari tepi

luar suatu sel besar di sumsum tulang

yang dikenal sebagai megakariasis.

Terdapat sekitar 250.000 trombosit

(150.000 -350.000/mm3) dalam darah.

Berfungsi dalam pembekuan darah.

4. Bagaimana transportasi cairan ke sel membran?

Jawab :

Proses zat melewati membran, yaitu :

- Difusi

- Osmosis

- Transfor aktif

- Endositosis

5. Bagaimana menganalisis sampel darah di arteri?

Jawab:

Analisis Asam Basa Sederhana

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 7

Page 8: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Untuk gangguan asam-basa dapat didiagnosis dengan menganalisis 3 pengukuran dari

suatu contoh dari arteri, yaitu :

- pH

Dengan memeriksa pH, kita dapat menentukan apakah gangguan bersifat asidosis

atau alkalosis. Rentang pH normal ialah 7,35 – 7,45. Bila pH <7,35 menunjukkan

asidosis dan pH >7,45 menunjukkan alkalosis.

- Konsentrasi bikarbonat plasma dan PCO2

Nilai normal untuk PCO2 adalah 35-45 mmHg dan untuk HCO3- ialah 22-26

mEq/L. Bila gangguan sudah digolongkan sebagai asidosis dan PCO2 plasma

meningkat, berarti terdapat komponen respiratorik terhadap asidosis. Setelah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 8

DARAH

asidosis

pH

metabolik

alkalosis

Kompensasi

ginjal

respiratorik

Kompensasi

respiratorik

respiratorik

metabolik

Kompensasi

respiratorik

Kompensasi

ginjal

<7,35

>7,45

HCO3-

<22 mEq/L

PCO2

>45 mmHg

HCO3-

>26mEq/L

PCO2

<35 mmHg

PCO2 <35 mmH HCO3- >26 mEq/L PCO2 >45

mmHg HCO3- <22 mEq/L

Page 9: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

kompensasi ginjal, konsentrasi HCO3- plasma pada asidosis respiratorik akan

cenderung meningkat di atas normal. Oleh karena itu, nilai yang diharapkan untuk

asidosis repiratorik sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan PCO2, dan

peningkatan HCO3- plasma setelah kompensasi ginjal sebagian.

- Kompensasi

II. Cairan Tubuh

1. Apa jenis-jenis gangguan keseimbangan asam-basa?

Jawab :

- Asidosis metabolik adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan

primer kadar bikarbonat plasma, sehinga menyebabkan terjadinya penurunan pH

( peningkatan H+).

- ↓ Co₂ + ↑H₂O ↔ H₂Co3 ↔ ↑H + ↓ HCo⁺ ₃ˉ

- Pada asidosis metabolic kadar karbondioksida menurun sedangkan kadarair

naik maka asam juga naik dan ion bikarbonat pun mengalami penurunan akibat

dari asam naik maka kompensasinya yaitu:

- respirasi (penurunan co2(hiperventilasi))

- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorbsi,produksi kembali)

- sistem dapar

Penyebab :

Penambahan asam non karbonat

Kegagalan ginjal untuk mengeksresi beban asam harian seperti asidosis

uremik.

Kehilangan bikarbonat basa seperti pada diare berat.

- Asidosis respiratorik adalah akibat retensi CO2 yang disebabkan oleh hiperkapnia.

Karena jumlah CO2 yang keluar melalui paru berkurang, terjadi peningkatan

pembentukan H2CO3 yang kemudian berdisosiasi dan menyebabkan peningkatan

H+.

- ↑CO₂ + ↓H₂O ↔ H₂CO₃ ↔ ↑H + ↑HCO⁺ ₃ˉ

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 9

Page 10: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

- Asidosis respiratorik ini karbondioksida naik,air mengalami penurunan maka

asam turun dan ion bikarbonat naik maka kompensasinya:

- respirasi (penurunan co2(hiperventilasi))

- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)

- sistem dapar

Penyebab :

Penyakit paru, penekanan pusat pernapasan oleh obat atau penyakit, gangguan saraf

atau otot yang mengurangi kemampuan otot pernapasan.

- Alkalosis metabolik adalah suatu gangguan sistemik yang dicirikan dengan adanya

peningkatan primer kadar HCO3- plasma, sehingga menyebabkan peningkatan pH

(penurunan H+).

- ↑Co₂ + H₂O ↔ H₂Co₃ ↔ ↓H + ↑↑HCo⁺ ₃ˉ

- Naiknya karbondioksida dan air tetap maka menyebabkan asam turun dan ion

bikarbonat naik maka kompensasinya:

- respirasi (hipoventilasi)

- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)

- sistem dapar

- Penyebabnya naiknya ion bikarbonat maka efeknya:muntah,hipokalemia

Penyebab :

Kehilangan H+ melalui saluran cerna, contoh : muntah dan diare.

Kehilangan H+ melalui ginjal, contoh : diuretik simpai atau tiazid,

hiperaldosterorisme.

Perpindahan H+ ke dalam sel, contoh : hipokalemia.

Pemberian natrium bikarbonat berlebihan.

Sindrom susu alkali.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 10

Page 11: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

- Alkalosis respiratorik adalah penurunan primer PaCO2 (hipokapnia), sehingga

terjadi penurunan pH.

- ↓Co₂ + ↑H₂O ↔ H₂Co₃ ↔ ↑ H + ↓HCo⁺ ₃ˉ

- Turunnya karbondioksida,naiknya air maka asam meningkat dan ion bikarbonat

turun maka kompensasinya:

- respirasi

- Ginjal,membuang asam (sekresi,absorpsi,produksi kembali)

- sistem dapar

Penyebab :

Hiperventilasi Alveolar

Rangsangan pusat pernapasan, penyebabnya adalah :

Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stres emosional

Keadaan hipermetabolik : demam

Gangguan CNS

Cedera kepala

Tumor otak

Hipoksia

Pneumonia, asma, edema paru

Gagal jantung kongestif

Fibrosif paru

Tinggal di tempat yang tinggi

2. Apa pertahanan yang dilakukan oleh tubuh jika dilakukan perubahan konsentrasi ion H+

dalam cairan tubuh?

Jawab :

Respon kompensasi terhadap pH :

- Asidosis Metabolik

Mekanisme buffer ECF oleh bikarbonat, sehingga mengurangi HCO3- plasma.

H+ juga memasuki sel dan dibuffer oleh protein dan fosfat. Untuk

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 11

Page 12: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

mempertahankan muatan listrik netral, masuknya H+ ke dalam sel diikuti oleh

keluarya K+ dari sel menuju ECF. Jadi, K+ serum meningkat pada keadaan

asidosis.

Mekanisme kompensasi pernapasan. H+ arteri yang meningkat merangsang

kemoreseptor yang terdapat dalam badan carotis, yang akan merangsang

peningkatan ventilasi alveolar ( hiperventilasi ).

Akibatnya, Pa CO2 menurun dan Ph kembali pulih.

Mekanisme kompensasi ginjal. Merupakan usaha terakhir untuk memperbaiki

asidosis metabolik, meskipun respons ini lambat dan membutuhkan waktu

beberapa hari. Kompensasi ini terjadi memlalui beberapa mekanisme. H+ yang

berlebih disekresi ke dalam tubulus dan diekskresi sebagai NH4+ atau asam

yang tertitrasi ( H3PO4 ). Ekskresi NH4+ yang meningkat diikuti dengan resorbsi

HCO3 yang meningkat, tetapi, ekskresi H3PO4 menyebabkan terjadinya

pementukan HCO3- baru. Insufisiensi atau gagal ginjal akan menurunkan

efektivitas pembuangan H+.

- Alkalosis metabolik

Respon kompensatorik tehadap alkalosis metabolik adalah buffer intrasel. H+

keluar dari sel untuk menyangga kelebihan HCO3- ECF. K+ berpindah masuk

ke dalam sel sebagai penukar H+. Setelah itu terjadi sedikit peningkatan

produksi asam laktat di dalam sel guna memproduksi lebih banyak H+.

Peningkatan pH ditangkap oleh kemoreseptor dalam badan karotis, yang

membangkitkan refleks menekan ventilasi alveolar. Tetapi, kompensasi

pernapasan ini umumnya cukup kecil. Derajat hipoventilasi dan kanaikan

PaCO2 dibatasi oleh kebutuhan akan oksigen dan jarang melebihi 5-50 mmHg.

Koreksi akhir oleh ginjal adalah dengan ekskresi HCO3- yang berlebihan.

Alkalosis metabolik yang berlarut-larut akibat pemberian bikarbonat tidak

mudah terjadi, karena ginjal dalam keadaan normal mempunyai kapasitas yang

besar untuk mengekskresi HCO3-.

- Asidosis Respiratorik

Respons terhadap, asidosis respiratorik akut hanya melalui buffer sel, karena

mekanisme kompensasi ginjal dapat digunakan setelah 12-24 jam kemudian.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 12

Page 13: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Mekanisme buffer ECF dilakukan oleh protein plasma, tetapi proses ini hanya

sedikit berperan. Hb merupakan buffer utama ICF. Sewaktu CO2 memasuki

eritrosit (menghasilkan H+), HCO3- akan keluar dan bertukar dengan Cl-.

Peningkatan HCO3- serum sekitar 1mEq/L untuk setiap peningkatan 10 mmHg.

Buffer sel saja tidak efektif untuk memulihkan pH normal. Dengan demikian,

asidosis respiratorik akut sedikit terkompensasi dan pH menurun cukup

banyak.

Asidosis respiratorik kronis terkompensasi baik oleh ginjal. Ginjal

meningkatkan sekresi dan ekskresi H+, disertai dengan resorbsi dan

pembentukan HCO3- baru. Mekanisme ini membutuhkan waktu 2-3 hari dan

mengakibatkan timblnya alkalosis metabolik hiperkapnia.

- Alkalosis Respiratorik

Mekanisme bufer intrasel. H+ dilepas dari bufer jaringan intrasel, yang

memperkecil alkalosis dengan menurunkan HCO3- plasma. Alkalosis akut juga

merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat di dalam sel dan membantu

pelepasan H+ lebih banyak ke dalam ECF. Bufer ekstrasel oleh protein plasma

hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma.

Apabila hipokapnia tetap berlangsung, maka penyesuaian ginjal

mengakibatkan lebih banyak HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi hambatan

reabsorpsi tubulus ginjal dan pembentukan HCO3- baru. Pada keadaan akut,

penurunan kadar HCO3- plasma sekitar 2 mEq/L untuk setiap penurunan PaCO2

sebesar 10 mmHg; penurunan HCO3-diperkirakan 5 mEq/L untuk setiap

penurunan PaCO2 sebesar 10 mmHg pada keadaan kronis.

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi keasaman darah?

Jawab :

- pH

- HCO3

- PCO2

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 13

Page 14: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

4. Bagaimana regulasi dan keasaman asam-basa?

Jawab :

Ginjal dengan cara mempertahankan HCO3- sebesar 24 mEq/L.

Mekanisme respirasi dengan cara mempertahankan tekanan parsial CO2 arteri

(PaCO2) sebesar 40 mmHg.

5. Berapa pH HCO3, PCO2 dalam tubuh pada keadaan normal?

Jawab :

- pH : 7,35 – 7,45

- HCO3- : 22-26 mEq /L

- PCO2 : 35-45 mmHg

6. Apa akibat yang ditimbulkan jika tubuh mengalami asidosis dan alkalosis?

Jawab :

Akibat dari asidosis berat

- Kardiovaskular

Gangguan kontraksi otot jantung.

Dilatasi arteri kontriksi vena, dan sentralisasi volume darah.

Peningkatan tahanan vaskular paru.

Penurunan curah jantung, tekanan darah arteri, dan aliran darah hati dan ginjal.

Sensitif terhadap reentrant arrhythmia dan penurunan ambang fibrilasi

ventrikel.

Menghambat respon kardiovaskular terhadap katekolamin.

- Respirasi

Hiverpentilasi

Penurunan kekuatan otot nafas dan menyebabkan kelelahan otot.

Sesak

- Metabolik

Peningkatan kebutuhan

Metabolisme

Resistensi insulin

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 14

Page 15: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Menghambat glikolisis anaerob

Penurunan sintesis ATP

Hiperkalemia

Peningkatan degradasi protein

- Otak

Penghambatan metabolisme dan regulasi volume sel otak.

Koma

Akibat dari alkalosis berat

- Kardiovaskular

Konstriksi arteri

Penurunan aliran darah koroner

Penurunan ambang angina

Predisposisi terjadinya supraventrikal dan ventrikel aritmia yang refrakter.

- Respirasi

Hipoventilasi yang akan menjadi hiperkarbi dan hipoksemia

- Metabolic

Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi asam organik

Hipokalemia

Penurunan konsentrasi Ca terionisasi plasma

Hipomagnesia dan hipofosfatemia

- Otak

Penurunan aliran darah otak

Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor

7. Apa hubungan antara hasil pemeriksaan pH, HCO3 dan PCO2?

Jawab :

Ph H+ PCO2 HCO3-

Normal 7,4 40 mEq/L 40 mmHg 24 mEq/L

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 15

Page 16: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Asidosis

respiratori

k

Alkalosis

respiratori

k

Asidosis

metabolik

Alkalosis

metabolik

Keterangan :

atau : kejadian primer.

8. Bagaimana cara pemeriksaan pH darah?

Jawab :

Pemeriksaan laboratorium pada gangguan keseimbangan air, elektrolit dan asam basa:

- Pengambilan darah arteri radialis.

Sebelum pengambilan darah arteri radialis sebaiknya dilakukan uji allen

untuk pemeriksaan system kolateral pembuluh darah.

- usahakan agar lengan dalam posisi abduksi dengan telapak tangan menghadap

ke atas dan pergelangan tangan ekstensi 30° agar jaringan lunak terfiksasi oleh

ligament dan tulang. Bila perlu bagian bawah pergelangan dapat diganjal

dengan bantal kecil.

- Jari pemeriksa diletakkan di atas arteri radialis ( proksimal dari lipatan kulit

pergelangan tangan ) untuk meraba denyut nadi agar dapat memperkirakan

letak dn kedalam pembuluh darah.

- Setelah melakukan tindakan asepsis atau antiepsis jarum 5-10 mm ditusukkan

pada daerah distal dari jari pemeriksa yang menekan arteri ,jarum ditusukkan

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 16

Page 17: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

membentuk sudut 30 ° dengan permukaan lengan dengan posisi lubang jari

menghadap ke atas.

- Jarum yang masuk ke dalam arteri akan menyebabkan torak semprit terdorong

oleh tekanan darah.pada penederita hipotensi torak semprit dapat ditarik

perlahan ( jangan terlalu cepat karena akan mengisap udara ) setelah darah

jumlah diperlukan terpenuhi ( minimal 1 ml) cabut jarum dengan cepat .dan

ditempet tusukan jarum lakukan penekanan dengan jari selama 5 menit untuk

mencegah keluarnya darah dari pembuluh arteri.

- pengambilan darah arteri brachialis

arteri brakhialis letaknya lebih dalam dari arteri radialis yaitu di fossa ante

cubiti .pengembilan dari arteri brakhialis harus dilakukan dengan memperhatikan

letak saraf ,jangn sampai mencederai nervus medianus yang letaknya

berdampingan dengan arteri brakialis .lengan pasien dalam posisi ekstensi

maksimal ,raba denyut arteri brakhialis dengan jari,dan lakukan tindakan asepsis

dan antisepsis .tusukkan jarum dengan sudut 45° dan lubang jarum menghadap ke

atas,5-10 mmm distal dari jari pemeriksa yang menekan pembuluh darah. Setelah

pengambilan,tekan daerah tusukan selama 5 menit atau lebh hingga perdarahan

terhenti .

- Pengambilan darah kapiler

Bila dijumpai kesulitan pada pengambilan darah arteri ,darah kapiler

dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan keseimbangan asam basa.sepotong

logam dimasukkan ke dalam tabung kapiler selanjutnya gerakkan sepotong magnet

pada dinding luar tabung kapiler agar antikoagulan tercampur dengan baik .syarat

yang harus diperiksakan untuk pemeriksaan dengan penggunaan darah kapiler :

- sebelum pengambilan darah dilakukan pemijatan ( massage) dan penghangatan

pada daerah yang akan ditusuk ( umumnya tumit ) .penghangatan dilakukan

dengan suhu 35°- 40° selama 10 menit.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 17

Page 18: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

- Tusukan harus cukup dalam ,sehingga darah keluar dengan sendirinya .alat

penusuk yang digunakan dalah lanset ukuran 2,5 x 1,5 mm.setelah penusukan

daerah tusukan tidak dipijat lagi

- Darah ditampunng dalam 2 tabung kapiler berisi heparin tanpa gelembung

udara.setelah tabung terisi darah lalu masukkan pengaduk ke dalam tabung

kapiler.tutup tabung kapiler dengan sumbat penutupnya ,sehingga dapat

dengan mudah diaduk dengan magnet dari luar

- Setelah pengambilan darah selesai daerah tusukan jarum ditekan secara 5 menit

,kemudian tutup dengan menggunakan plaster.

- pengambilan darah vena

Darah vena kurang baik untuk pengaturan keseimbangan asam

basa,tetapi dapat digunakan dalam penetuan elektrolit,nilai ph dan

pCO2 .pengambilan darah vena dilakukan melaluii vena cubiti. Bila menggunakan

vacutainer, tabung dilepaskan sebelum mencabut jarum.

- Anti koagulan

Antikoagulan yang umum digunakan untuk pemeriksaan keseimbangan basa.asam

basa adalah garam heparin .heparin adalh anti koagulan yang normal ada pada

semua mamalia,diberi nama heparin karena pada mulanya ( tahun 1916)

ditemukan dalam jaringan hati.disintesa dalam sel mast dan basofil dan disimpan

dalam granul sel.heparin komersial berasal dari mukosa intima usus babi.

Heparin termasuk dalam keluarga karbohidrat kompleks .glycosa minoglycan atau

mucopolysakarida .heparin mencegah pembekuan darah karen memiliki gugus

pentasaccharida yang mampu mengikat anti trombin III .antitrombin III adalah

protein plasma yang mencegah pembekuan darah dengan menghambat reaksi

enzimatik faktor pembekuan aktif seperti Xia,Xa,Ixa dan Iia ( trombin ) .ikatan

heparin pada antitrombin III ,menigkatkan aktifitas antitrombin III hingga 1000

kali.

Penggunaan heparin sebagai antikoagulan pada pemeriksaan kimia darah sudah

digunakan pada pemeriksaan kimia darah sudah digunakan lebih dari 50

tahun.pada tahun 1960 siggaard-andersen menggunakan Na heparin 200 IU/ml

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 18

Page 19: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

darah untuk pemeriksaan keseimbangan asam basa karena tidak mempengaruhi

ph dan pa co2 . bila Na heparin digunakan secara berlebih maka ph akan rendah

dan Pa co2 akan tinggi.dalam perkembangan untuk peningkatan mutu hasil

pemeriksaan keseimbangan asam basa digunakan litium heparin cukup dengan 0,2

ml ( 1000 IU/ml) litium heparin sudah dapat mencegah beku 5 ml darah atau

konsentrsi litium heparin sebesar 40 IU/ml darah .

Penggunaan heparin cair memiliki potensi kesalah pada hasil pemeriksaan karena

terjadinya pengenceran bahan ,terdapat perbedaan PH ,Pa Co2 sdan Pa O2 antara

darah dan cairan heparin.heparin cair memiliki Ph : 6,4,Pa Co2 2,75 mmhg dan Pa

O2 160 mmhg.pengaruh ini dapat dihilangkan dengan penggunaan semprit atau

tabung ,vakum berisi heparinkering ( Lyophilized )

Pemeriksaan keseimbangan asam basa biasanya disertai pemeriksaan elektrolit

seperti K,Na,Cl,kalsium ion .kesalahan dapat terjadi dengan pengukuran kadar ino

kalsium

Calsium balanced heparin,suatu campuran litium –sodium heparin yang ditambah

dengan kalsium klorida sedemikian hingga kadar ion kalsium 1,25 mml/L ( rerata

kadar ion kalsium pada orang dewasa sehat ) kadar ion kalsium pada 90 % -95%

pasien berkisar antara 0,9 – 1,8 mmol/L

Pengiriman bahan darah ke laboratorium

Bahan darah harus langsung dikirim di dalam termos berisi air es dan es

batu ( tabung dibungkus plastik agar air tidak masuk kedalam tabung ). Keadaan

dingin 4 ° C bertujuan memperkecil terjadinya perubahan biokimiawi ( proses

metabolisme akan menigkatkan CO2 )

KERANGKA KONSEP

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 19

Page 20: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

HIPOTESIS

Pasien yang diperiksa oleh Sima dan Mila mengalami asidosis metabolik yang terkompensasi

sebagian

SINTESIS

ERITROSIT ( SEL DARAH MERAH )

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 20

DARAH

Regulasi

Faktor yang

berpengaruh

Respon kompensasi

Gangguan

Cara Pemerik

saan

Analisis Sampel darah

Bentuk &

Struktur

Pembentukan

Fungsi

Komposisi

Definisi

ASAM-BASA

Hubungan

Page 21: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

a. Bentuk dan ukuran eritrosit

Seperti gambar diatas, sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter

rata-rata 7,8 mikro meter dan tebal sekitar 2,5 mikrometer di bagian pinggir serta 1 mikrometer

dibagian tengah.volume rata-rata sel darah merah adalh 90- 95 mm3. Bentuk khas sel darah

merah ikut berperan melalui dua cara, terhadap efisiensi eritrosit melakukan fungsi mereka

mengangkut O2 dalam darah. Pertama, bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih

besar bagi difusi O2 menembus membran daripada yang dihasilkan oleh sel bulat dengan volume

yang sama. Kedua, tipisnya sel memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara bagian

dalam sel dengan eksteriornya.

Ciri lain dari eritrosit yang mempermudah fungsi transportasi mereka adalah kelenturan

( fleksibilitas ) membran mereka, yang memungkinkan eritrosit berjalan melalui kapiler yang

sempit dan berkelok-kelok untuk menyampaikan kargo O2 mereka ke jaringan tanpa mengalami

ruptur dalam prosesnya.

Sel darah merah ini tidak memiliki inti dan juga mengandung hemoglobin ( setiap

molekul RBC mengandung sekitar 280 juta molekul hemoglobin). Usia dari eritrosit ini adalah

120 hari, setelah itu akan di bongkar pada sum-sum tulang melalui proses yang disebut

erithropoesis.

b. Konsentrasi eritrosit dalam darah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 21

Page 22: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Konsentrasi eritrosit pada pria normal yaitu sekitar 5.200.000 mm3 dan sekitar 4.700.000

mm3 pada wanita normal. Sedangkan pada orang-orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki

jumlah eritrosit yang lebih besar.

c. Fungsi eritrosit

Fungsi utama sel darah merah yang juga dikenal dengan eritrosit adalah pengangkutan

hemoglobin yang selanjutnhya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, sel

darah merah juga memiliki fungsi lain. Misalnya, sel tersebut mengandung sejumlah besar

karbonik anhidrase, suatu enzim yang mengkatalisis suatu reaksi reversibel antara CO2 dan H2O

untuk membentuk H2CO3 yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.

Cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah dapat mengangkut sejumlah besar CO2 dalam

bentuk ion bikarbonat ( HCO3- )dari jaringan ke paru-paru. Di paru-paru ion tersebut diubah

kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan ke dalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.

Hemoglobin yang terdapat di dalam sel sebagai dapar asam-basa yang baik, sehingga sel darah

merah bertanggung jawab terhadap daya dapar asam-basa tubuh.

d. Hemoglobin

Hemoglobin terdiri dari dua bagian (1) bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari

4 rantai polipeptida ynag sangat berlipat-lipat (2) gugus nitrogenosa non-protein mengandung

besi yang dikenal sebagai gugus heme, yang masing-masing terikat ke satu polipeptida. Setiap

atom besi dapat berikatan secara reversibel dengan satu molekul O2, dengan demikian setiap

molekul hemoglobin dapat mengangkut 4 penumpang O2, ikatan ini dikenal dengan nama

oksihemoglobin . Karena O2 kurang larut dalam plasma, 98,5% O2 yang diangkut dalam darah

terikat pada hemoglobin. Hemoglobin ini merupakan suatu pigmen yang secara alamiah

berwarna.

Sel darah merah mampu mengonsentrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar

34 gram 100mL sel. Pada orang normal, persentase hemoblobin hampir mendekati nilai

maksimum dalam setiap sel. Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sum-sum tulang

berkurang maka persentase hemoglobin akan berkurang begitupun dengan volume darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 22

Page 23: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Bila hematokrit dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel bernilai normal, maka

seluruh darah seorang pria rata-rata mengandung 15 gram hemoglobin /mL sel dan pada wanita

sekitar 14 gram/mL sel.

e. Eritropoesis

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 23

Sel stem Hemopoietik Pluripoten

Proeritroblas

Basofileritroblas

retikulositeritrosit

Page 24: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Sebagian besar sel darah merah mengakhiri hidupnya di limpa, karena jaringankapiler

organ ini sempit dan berbelit-belit, sehingga sel-sel rapuh ini terjepit. Selain menyingkirkan

sebagian eritosit tua dari sirkulasi, limpa memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan

eritrosit sehat di dalam pulpa interiornya.

Karena eritrosit tidak dapat membelah diri untuk menggantikan jumlah mereka sendiri,

sel-sel tua yang ruptur diganti oleh sel baru yang dihasilkan oleh pabrik eritrosit “sumsum

tulang”, yaitu jaringan lunak yang sangat seluler mengisi rongga-rongga internal tulang. Sumsum

tulang dalam keadaan normal menghasilkan sel darah merah, suatu proses yang dikenal sebagai

eritropoesis, dengan kecepatan luar biasa dua sampai tiga juta perdetik untuk mengimbangi

musnahnya sel tua.

Eritropoesis ini dikontrol oleh eritropoetin yang disekresi oleh ginjal. Eritropoetin ini

disekresi jika terjadi penurunan penyaluran O2 ke ginjal yang kemudian disalurkan ke dalam

darah, hormon inilah yang kemudian merangsang eritropoesis dalam tulang. Sel-sel di ginjal

yang mengeluarkan eritropoetin belum diketahui secara pasti, namun tempat kerjanya sudah

diketahui yaitu pada turunan sel-sel bakal yang belum berdiferensiasi yang telah berkomitmen

untuk menjadi sel darah merah yang merangsang proliferasi dan pematang mereka. Peningkatan

aktivitas eritropoesis menambah jumlah sel darah merah dalam darah, sehingga terjadi

peningkatan kapasitas darah dalam mengangkut oksigen dan memulihkan penyalurannya ke

jaringan ke tingkat normal.

Satu-satunya jenis eritrosit yang dapat masuk ke jaringan adalah retikulosit atau eritrosit imatur.

Kadar retikulosit dalam darah sekitar 0,5% sampai 1,5% dari total eritrosit darah.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 24

Page 25: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

LEUKOS I T( SEL DARAH PUTIH)

a. Bentuk dan jenis leukosit

Leukosit disebut juga sel darah putih, merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang

mobile. Sel darah sedikit berbeda dari sel darah merah karena selnya memiliki inti. Leukosit

sebagian dibentuk di sum – sum tulang ( granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan

sebagian lagi dijaringan limfe ( limfosit dan sel – sel plasma ). Sel darah putih jauh lebih besar

dari pada sel darah merah. Jumlahnya dalam setiap 1 cm3 darah adalah 5000- 9000 /mm3

Ada enam macam sel darah putih yang biasa ditemukan dalam darah. Keenam sel

tersebut adalah netrofil polimorfonuklear, eosinofil polimorfonuklear, basofil polimorfonuklear,

monosit, limfosit dan kadang-kadang sel plasma. Selain itu, terdapat sejumlah besar trombosit

yang merupakan pecahan dari sel jenis lain yang serupa dengan sel darah putih yang dijumpai

dalam sum-sum tulang, yaitu megakariosit. Ketiga tipe pertama sel-sel ini, yaitu sel-sel

polimorfonuklear seluruhnya mempunyai gambaran granular. Karena alasan itu, sel-sel tersebut

disebut sel granulosit, atau dalam terminal lebih klinis disebut “poli” karena intinya yang

multiple.

Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama

dangan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi limfosit dan sel-sel plasma terutama

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 25

Page 26: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

berhubungan dengan sistem imun. Akhirnya, fungsi trombosit terutama mengaktifkan

mekanisme pembekuan darah.

b. Konsentrasi berbagai macam sel darah putih dalam darah.

Manusia dewasa mempunyai sekitar 7000 sel darah putih / µL darah (dibandingkan

dengan sel darah merah yang berjumlah 5 juta). Persentase normal berbagai jenis sel darah putih

kira-kira sebagai berikut:

o Netrofil polimorfonuklear 62,0%

o Eosinofil polimorfonuklear 2,3%

o Basofil polimorfonuklear 0,4%

o Monosit 5,3%

o Limfosit 30,0%

Trombosit, yang hanya merupakan fragmen-fragmen sel, dalam keadaan normal

jumlahnya kira-kira 300.000/µL darah.

c. Pembentukan Leukosit

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 26

Page 27: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Granulosit dan monosit hanya dibentuk di dalam sumsum tulang. Limfosit dan sel plasma

terutama diproduksi di berbagai jaringan limfogen—khususnya di kelenjar limfe, limpa, timus,

tonsil, dan berbagai kantong jaringan limfoid dimana saja di dalam tubuh, seperti sumsum tulang

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 27

Page 28: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

dan plak preyer dibawah epitel dinding usus.Sel darah putih yang dibentuk didalam sumsum

tulang , di simpan dalam sumsum sampai diperlukan di sistem sirkulasi. Kemudian bila

kebutuhan sel darah putih ini muncul, berbagai macam faktor akan menyebabkan leukosit

tersebut dilepaskan. Biasanya, leukosit yang bersirkulasi dalam seluruh darah kira-kira tiga kali

lipat jumlah yang disimpan dalam sumsum. Jumlah ini sesuai dengan persediaan leukosit selama

6 hari.

Limfosit sebagian besar disimpan di berbagai area jaringan limfoid, kecuali sejumlah

kecil limfosit yang diangkut dalam darah untuk sementara waktu. Megakariosit juga dibentuk

dalam sumsum tulang lalu membentuk fragmen-fragmen dalam sumsum tulang, menjadi

fragmen kecil yang dikenal sebagai platelet ( trombosit ) yang selanjutnya masuk ke dalam

darah.

Masa hidup granulosit sesudah diepaskan dari sumsum tulang normalnya 4 sampai 8 jam

dalam sirkulasi darah,dan 4 sampai 5 hari berikutnya dalam jaringan yang

membutuhkan.Monosit juga mempunyai masa edar yang singkat,yaitu 10 sampai 20 jam dalam

darah, sebelum mengembara melelui membrane kapiler ke dalam jaringan.Sel-sel ini

membengkak sampai ukurannya besar sekali dan mempunyai makrofag jaringan,dalam bentuk

ini sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel itu dimusnahkan saat

melakukan fungsi fagositik.

Limfosit memiliki sistem sirkulasi secara kontinu,bersama dengan aliran limfe dari nodus

limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam limfosit keluar dari darah dan kembali

ke jaringan dengan cara diapedesis. Dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi,

demikian seterusnya,sehingga terjadi sirkulasi limfosit yang terus menerus di seluruh

tubuh.Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan, masa hidup ini

tergantung pada kebutuhan tubuh akan sel-sel tersebut.

Trombosit dalam darah akan di ganti kira-kira 10 hari, dengan kata lain,setiap hari kira-

kira terbentuk 30000 trombosit per mikroliter darah.

Sifat pertahanan Netrofil dan makrofag terhadap infeksi

Ternyata netrofil dan makrofag jaringan yang terutama menyerang dan menghancurkan

bakteri,virus dan agen-agen merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh.

Netrofil adalah sel matang yang dapat menyerang dan menghancurkan bakteri, bahkan di

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 28

Page 29: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

dalam sirkulasi darah, yang merupakan sel imatur walaupun tetap berada dalam darah dan

memiliki sedikit kemampuan untuk melawan agen-agen infeksius pada saat itu.

Sel darah putih memasuki ruang jaringan dengan cara diapedesis. Netrofil dan

monosit dapat terperas melalui pori-pori kapiler darah dengan cara diapedesis. Jadi walaupun

pori ukurannya jauh lebih kecil dari pada sel,pada suatu ketika sebagian kecil sel tersebut

meluncur melalui pori-pori , bagian yang meluncur tersebut untuk sesaat terkonstriksi sesuai

dengan ukuran pori.

Sel darah putih bergerak melewati ruang jaringan dengan gerakan ameboid.Netrofil

dan makrofag dapat bergerak melalui jaringan-jaringan dengan gerakan amobeid

Sel darah putih tertarik ke daerah jaringan yang meradang dengan cara

kemotaksis.Banyak jenis zat kimia dalam jaringan dapat menyebabkan netrofil dan makrofag

bergerak menuju sumber zat kimia

Fagositosis, fungsi netrofil dan makrofag yang terpenting adalah fagositosis ,yang berarti

pencernaan seluler terhadap agen yang mengganggu.Terjadinya fagositosis terutama bergantung

pada tiga prosedur selektif berikut.

Pertama ,sebagian besar struktur alami dalam jaringan memiliki permukaan halus,yang

dapat menahan fagositosis.Tetapi jika permukaan nya kasar ,maka kecendrungan fagositosis

akan meningkat.

Kedua, sebagian besar bahan alami tubuh mempunyai selubung protein pelindung yang

menolak fagositosis.Sebaliknya sebagian besar jaringan mati dan pertikel asing tidak mempunyai

selubung pelindung ,sehingga jaringan atau partikel tersebut menjadi subjek untuk di fagositosis.

Ketiga, sistem imun tubuh membentuk antibodi untuk melawan agen infeksius seperti

bakteri.

Fagositosis oleh netrofil.Netrofil sewaktu memasuki jaringan sudah merupakan sel-sel

natur yang dapat segera memulai fagositosis.Sewaktu mendekati suatu partikel untuk

difagositosis,mula-mula melekatkan diri pada partikel kemudian menonjolkan pseudopodia ke

semua jurusan di sekeliling partikel.

Fagositosis oleh Makrofag.Makrofag merupakan produk tahap akhir monosit yang

memasuki jaringan dari dalam darah .Bila makrofag di aktifka oleh system imun ,makrofag

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 29

Page 30: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

merupakan sel fagosit yan gjauh lebih kuat dari pada netrofil,seringkali mampu memfagositosis

sampai 100 bakteri.

Setelah di fagositosis,sebagian besar partikel dicerna oleh enzim intraselular.Netrofil

dan makrofag ,keduanya mempunyai sejumlah besar lisosom yang berisi enzim proteolitik yang

khusus dipakai untuk mencerna bakteri dan bahan protein asing lainnya.

d. Eosinofil

Eosinofil normal nya mencakup sekitar 2 persen dari seluruh leukosit darah. Eosinofil

merupakan sel fagosit yang lemah dan menunjukkan fenomena kemotaksis, namun bila

dibandingkan dengan netrofil, peran eosinofil dalam pertahanan tubuh terhadap tipe infeksi yang

umum masih diragukan.

e. Basofil.

Basofil dalam sirkulasi darah serupa dengan sel mast jaringan yang besar yang terletak

tepat disisi luar banyak kapiler dalam tubuh. Sel mast dan basofil melepaskan heparin ke dalam

darah, yaitu suatu bahan yang dapat mencegah pembekuan darah.

f. Kelainan pada Leukosit

Leukopenia.

Kondisi klinis yang di kenal sebagai leucopenia terjadi bila sumsum tulang belakang

memprodksi sangat sedikit sel darah putih,sehingga tubuh tidak terlindung terhadap

banyak bakteri dan agen lain yang mungkin masuk menginvasi jaringan.

Leukemia

Kelainan ini terjadi apabila produksi sel darah putih yang tidak terkontrol disebabkan

oleh mutasi yang bersifat kanker pada sel mielogen atau sel limfogen. Biasanya kondisi

ini ditandai dengan sel darah putih abnormal yang sangat meningkat dalam sirkulasi

darah.

TROMBOSIT

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 30

Page 31: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakarosit. Selain eritrosit dan leukosit,

trombosit adalah unsur sel darah ketiga yang terdapat di dalam darah. Trombosit bukanlah suatu

sel utuh, tetapi fragmen atau potongan kecil sel (bergaris tengah sekitar 2-4 µm) yang terlepas

dari tepi luar suatu sel besar (bergaris tengah sampai 60µm).

Trombosit merupakan komponen sel darah yang dibentuk di sum- sum tulang dari

megakariosit . trombosit ini juga merupakan unsur paling kecil dalam darah, tidak memilik inti

serta dapat mensekresikan berbagai substansi.

Trombosit ini dapat berkontraksi , karena mengandung aktin dan miosin . Kadar normal

trombosit dalam darah 250.000 – 400.000 / mm3 yang berperan dalam hemostasis (mencegah

kehilangan darah) .

Pembekuan Darah

3 tahap dasar dalm pembekuan darah, yaitu :

1. Pembentukan tromboplastin

Tahap pertama

• Tromboplastogenesis

• Dimulai dengan kerja TF 3 (faktor trombosit 3) dan faktor pembekuan lain

pada permukaan asing atau pada sentuhan dengan kolagen .

• Faktor IV, V, VIII, IX, X, XI, XII

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 31

Page 32: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

• Kemudian faktor III dan VII

2. Perubahan protrombin menjadi trombin

Tahap kedua

Dikatalisasi oleh

• Tromboplastin

• faktor IV,V,VII, dan IX

3. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin

Tahap ketiga

Dikatalisasi oleh :

• Trombin

• TF 1

• TF 2

Faktor Pembekuan Darah

I. Fibrinogen

II. Protrombin

III. Tromboplastin

IV. Kalsium dalam bentuk ion

V. Proeselerin, faktor labil

VI. unnamed

VII. Prokonvertin, faktor stabil

VIII. Antihemophilic Globulin (AHG)

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 32

Page 33: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

IX. Plasma thromboplastin Component (PTC)

X. Faktor Stuart-Prower

XI. Plasma Thromboplastin Antecedent

XII. Faktor Hageman

XIII. Faktor stabilisasi fibrin

PLASMA DARAH

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi

medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di

dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang

terbuka.

Plasma , karena berupa cairan 90% terdiri dari air, yang berfungsi sebgaia medium untuk

mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain itu, karena air memiliki kemampuan menahan

panas dengan kapasitas tinggi, plasma mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas

yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan, sementara suhu udara itu sendiri hanya

mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak diperlukan untuk mempertahankan suhu

tubuh dikeluarkan ke lingkungan ketika darah mengalir ke permukaan kulit.

Sejumlah besar zat organik dan anorganik larut dalam plasma. Konstituen organik yang

paling banyak berdasarkan beratnya adalah protein plasma, yang membentuk 6%-8% dari berat

total plasma. Elektrolit yang paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan Cl- ( garam dapur ).

Jumlah HCO3-, K+, Ca2+ dan ion lain lebih sedikit. Fungsi paling menonjol dari ion-ion cairan

ekstrasel ( CES ) ini adalah peran mereka dalam eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan

antara CES dan sel, dan menyangga perubahan pH. Persentase plasma sisanya ditempati oleh

nutrien, misalnya glukosa, asam amino, lemak dan vitamin serta produk sisa (kreatinin, bilirubin,

dan zat-zat bernitrogen seperti urea), gas O2 dan CO2

dan hormon. Sebagian besar zat tersebut hanya diangkut dalam plasma.

Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak sekedar diangkut.

Komponen ini dalam keadaan normal tetap berada di dalam plasma, tempat mereka melakukan

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 33

Page 34: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

banyak fungsi yang bermanfaat. Protein plasma ini, biasanya tidak keluar dari pori-pori di

dinding kapiler dan dalam dispersi koloid.

Terdapat tiga kelompok protein plasma, yaitu albumin, globulin, dan fibrinogen yang

diklasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisik dan kimia yang memiliki beberapa fungsi yaitu;

1. Karena keberadaan mereka sebagai dispersi koloid dalam plasma dan kelangkaan

mereka di cairan interstisium, protein-protein plasma membentuk gradien osmotik

antara darah dan cairan interstitium. Tekanan osmotik koloid ini adalah gaya utama

yang menghambat pengeluaran berlebihan plasma dari kapiler ke dalam cairan

iterstitium dan demikian membantu mempertahankan volume plasma

2. Protein plasma ikut berperan menyangga perubahan PH darah

3. Protein plasma ikut menentukan kekentalan (viskositas) darah, tetapi dalam hal ini

eritrosit jauh lebih penting.

4. Protein plasma dalam keadaan normal tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik,

tetapi dalam keadaan kelaparan akan digunakan sebagai energi sel.

5. Selain fungsi umum tersebut, tiap jenis protein plasma memiliki tugas khusus :

Albumin, protein plasma yang paling banyak mengikat zat untuk transportasi

melalui plasma dan berperan dalam menentukan osmotik koloid.

Terdapat tiga subkelas globulin : alfa, beta dan gamma

Fibrinogen adalah faktor kunci dalam proses pembekuan darah

Protein-protein plasma biasanya disintesis oleh hati, kecuali globulin gamma yang

dihasilkan oleh limfosit, salah satu jenis sel darah putih.

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap :

1. Hb (hemoglobin)........ g/ dl

2. Haematocrite ( Hct )

3. Laju endapan darah ( ESR) .......... mm/jam

4. Jumlah sel darah putih ............ x103 /mm3

5. Hitung jumlah sel darah putih

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 34

Page 35: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

6. Jumlah sel darah merah ..........Jt/mL

7. Jumlah trombosit............/mm3

8. indeks eritrosit

pH darah merupakan suatu keadaan dimana darah berada dalam keadaan netral, asam

atau basa. pH darah normal yaitu 7,4 dengan range antara 7,35-7,45

Faktor Yang Mempengaruhi pH Darah :

1. Penurunan ventilasi dan peningkatan PCO2

2. Peningkatan ventilasi dan penurunana PCO2

3. Penurunana konsentrasi bikarbonat cairan ekstraseluler

4. Penigkatan konsentrasi bikarbonat cairan ekstaseluler

Produksi sel darah merah

• Minggu pertama kehidupan embrio,sel darah primitif yang berinti diproduksi dalam yolk

sac.

• Selama pertengahan trimester masa gestasi, hati sebagai organ utama untuk meproduksi

sel-sel darah merah, walaupun cukup banyak di produksi juga dalam limpa dan

limfonodus.

• Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai

seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus

dan tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih

berusia 20 tahun.

• Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang

membranosa, seperti vertebra, sternum, iga dan ilium. Sehingga bertambahnya usia

tulang-tulang ini sumsum menjadi kurang produktif.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 35

Page 36: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

PEMBENTUKAN DARAH

Keterangan :

Sel stem Hemopoietik Pluripoten, penginduksi pertumbuhan dan penginguksi

diferensiasi.

Tahap-tahap diferensiasi sel darah merah

Proeritroblas Sel pertama yang dapat dikenali sebagai bagian dari rangkaian sel darah merah

Basofil eritroblas Sel-sel generasi pertama yang terbentuk banyak sel darah merah yang matur

dari pembelahan beberapa kali sebab dapat dipulas dengan zat warna basa

Retikulosit Retikulum endoplasma direabsorbsi karena masih mengandung sedikit bahan

basofilik;terdiri dari golgi, mitokondria dan sedikit organel sitoplamik.

Eritrosit Bahan basolfilik yang tersisa sedikit demi sedikit akan menghilang dalam 1 sampai 2

hari dalam retikulosit normalnya

Pematangan Sel darah merah

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 36

Sel stem Hemopoietik Pluripoten

Proeritroblas

Basofileritroblas

retikulositeritrosit

Page 37: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

2 vitamin yang penting :

1. B12

2. Asam folat

☼ keduanya bersifat penting untuk sintesis DNA karena masing-masing dalam cara yang

berbeda dibutuhkan untuk pembentukan timidin trifosfat, yaitu salah satu blok pembangun

penting dari DNA.

Penguraian sel darah merah

Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal

Ginjal mengatur keseimbangan asam-basa dengan mengekskresikan urin yang asam atau

basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan ekstrasel, sedangkan

pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan ekstrasel.

Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oeh ginjal adalah sebagai berikut ;

sejumlah besar HCO3- ini diekskresikan kedalam urin, keadaan ini menghilangkan basa dari

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 37

umur 120 hari sel rapuh dan

pecah

difagosit oleh makrofag (terutama di

limpa,hati dan sumsum tulang)

makrofag melepas besi

masuk ke dalam darahdiangkut oleh transferin ke

sumsum tulang/ hati

disimpan dalam bentuk feritin

Page 38: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

darah. Sejumlah besar H+ juga dieksresikan ke dalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus,

sehinga menghilangkan asam dari darah. Bila lebih banyak H+ yang disekresikan dari pada

HCO3- yang difiltrasi dari pada H+ yang disekresikan, akan terjadi kehilangan basa.

Jadi, ginjal mengatur konsentrasi H+ cairan ekstrasel melalui tiga mekanisme dasar :

1. Sekresi ion H+

2. Reabsorbsi HCO3- yang difiltrasi

3. Produksi HCO3- baru

Sekresi Ion Hidrogen dan Reabsorbsi Ion Bikarbonat Oleh Tubulus Ginjal

Sekresi ion hidrogen dan reabsorbsi bikarbonat terjadi hampir di seluruh bagian tubulus

kecuali segmen tipis desenden dan asenden ansa henle. Ingatlah bahwa untuk setiap bikarbonat

yang direabsorbsi, satu H+ harus disekresikan.

Sekitar 80 sampai 90 persen reabsorbsi bikarbonat (dan sekresi H+) terjadi di tubulus

proksimal, sehingga hanya sejumlah kecil bikarbonat yang mengalir ke dalam tubulus distal dan

duktus koligentes. Di segmen tebal asenden ansa henle, terjadi reabsorbsi terhadap 10 persen

bikarbonat yang difiltrasi dan reabsorbsi sisanya terjadi di tubulus distal dan duktus koligentes.

Seperti telah dibahas sebelumnya, mekanisme reabsorbsi bikarbonat juga melibatkan sekresi H+

oleh tubulus, tetapi tugas ini dilakukan secara terpisah oleh segmen tubulus yang berbeda.

Ion hidrogen disekresikan oleh transpor aktif sekunder di segmen tubulus awal.

Proses sekresi dimulai ketika CO2 berdifusi ke dalam sel tubulus atau dibentuk melalui

metabolisme di dalam sel epitel tubulus. CO2 dibawah pengaruh enzim karbonik anhidrase,

bergabung dengan H2O untuk membentuk H2CO3, yang berdisosiasi menjadi HCO3- dan CO2. H+

disekresikn dari sel masuk ke dalam lumen tubulus melalui transpor-imbangan Natrium-

hidrogen. Artinya, ketika Na+ bergerak dari lumen tubulus ke bagian dalam sel, Na+ mula-mula

bergabung dengan protein pembawa di batas luminal membran sel, pada waktu bersamaan, H+ di

bagian dalam sel bergabung dengan protein pembawa Na+ bergerak ke dalam sel mengikuti

gradien konsentrasi yang telah dihasilkan oleh pompa natrium-kalium ATPase di membran

basolateral. Gradien untuk pergerakan Na+ ke dalam sel kemudian menyediakan energi untuk

menggerakkan H+ ke arah yang berlawanan, dari dalam sel ke lumen tubulus.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 38

Page 39: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Ion Bikarbonat (HCO3-) Difiltrasi, Direabsorbsi Melalui Interaksi Dengan Ion Hidrogen

Dalam Tubulus

Reabsorbsi HCO3- diawali oleh reaksi di dalam tubulus antara HCO3

- yang difiltrasi pada

glomerulus dan H+ yang disekresikan oleh sel tubulus. H2C03- yang terbentuk kemudian

berdisosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2 dapat bergerak dengan mudah melewati membran

tubulus. Oleh karena itu, CO2 berdifusi masuk ke dalam sel tubulus, tempat CO2 bergabung

kembali dengan H2O di bawah pengaruh karbonik anhidrase, untuk menghasilkan molekul

H2CO3- yang baru. H2C03

- berdisosiasi membentuk HCO3- dan H+; HCO3

- berdifusi melalui

membran basolateral masuk ke dalam cairan intertisial dan di bawa ke darah kapiler peritubulus.

Respon kompensatorik terhadap perubahan pH

1. Asidosis metabolik primer (penurunan HCO3-)

Dikompensasi dengan hiperventilasi respiratorik, sehingga menurunkan PCO2 dan

memulihkan pH ke nilai normal.

2. Alkalosis metabolik primer ( peningkatan HCO3-)

Dikompensasi dengan hipoventilasi respiratorik, sehingga meningkatkan PCO2 dan

memulihkan pH ke nilai normal.

Respon Kompensatorik Pernapasan Terjadi Dalam Beberapa Menit Sebaliknya Kompensasi

Ginjal Untuk :

1. Asidosis respiratorik primer ( peningkatan PCO2 ) atau alkalosis ( penurunan PO2)

Terjadi melalui retensi atau eksresi ion HCO3- atau H+. Namun demikian, kompensasi

yang dilakukan ginjal berlangsung lambat sehingga efeknya tidak dapat terlihat sampai

kira-kira 24 jam. Kompensasi penuh memerlukan waktu sekitar 2-3 hari. Dengan

demikian, asidosis respiratorik diklasifikasikan sebagai keadaan akut. Bila tidak terjadi

kompensasi ginjal dan HCO3 masih dalam keadaan normal. Bila terjadi kompensasi

ginjal dan HCO3 telah meningkat maka keadaan ini diklasifikasikan sebagai keadaan

kronis.

2. Alkalosis respiratorik primer

Dapat digolongkan dalam keadaan akut atau kronis, bergantung pada kompensasi ginjal

yang terjadi sebagian atau lengkap. Apabila pembilang dalam persamaan Henderson

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 39

Page 40: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Hasselbach meningkat, maka penyebut harus meningkat pula agar perbandingan tetap 20 : 1

dan memperkecil penyimpangan pH dari normal.

FISIOLOGI KESEIMBANGAN ASAM-BASA

Menurut Bronsted Lowri, Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat

lain.(sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain

( sebagai akseptor electron ).

KLASIFIKASI Bronsted dan Lowry

Berdasarkan kemampuan melepaskan ion H+, asam dan basa masih dapat dibagi menjadi:

Asam Lemah

Asam lemah adalah asam yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air ( berdisosiasi tidak

sempurna). Asam karbonat dalam air hanya akan terdisosiasi sebagain menjadi ion H+ dan

HCO3 –

Asam Kuat

Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurna dalam air . HCl dalam air akan berdisosiasi

seluruhnya menjadi ion H+ dan Cl-.ion H+ yang terbentuk akan diikat oleh molekul air

Basa Lemah

Basa Lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suatu persenyawaan

yang bergabung tidak sempurna dengan ion hydrogen dalam larutan air.

Basa Kuat

Basa kuat adalah persenyawaan yang terdisosiasi secara sempurna dalam larutan air.NaOH

dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion Na + dan OH-

SISTEM BUFFER

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 40

Page 41: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Sistem buffer disebut juga sebagai sistem penahan atau sisitem penyangga, karena dapat

menahan perubahan Ph. Sistem buffer merupakan larutyan yang mengandung

konjugasinya..buffer ini terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan basa

lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.

Di dalam tubuh terdapat sistem buffer, yaitu sistem buffer asam karbonat-bikarbonat,

sistem buffer protein sistem buffer hemoglobin dan sistem buffer fosfat.

Fungsi utama sisitem buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan oleh

pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.Sebagai buffer, sistem ini

memiliki keterbatasan , yaitu:

Tidak dapat mencegah perubahn Ph di cairan ekstraseluler yang disebabkan

karena peningkatan CO2

Sistem ini hanya berfungsi bila sistem respirasi dan pusat pengendali sistem

pernafasan bekerja normal

Kemampuan menyelenggarakan sistem buffer tergantung pada tersedianya ion

bikarbonat

Gangguan Asam-Basa Sederhana

Gangguan

Asam – Basa

Sebab Perbandingan bikarbonat-asam karbonat

20 : 1 Kompensasi

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 41

Page 42: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Asidosis

Respiratorik

Hipoventilasi

(CO2 tertahan)

Perbandingan

< 20 : 1

Ginjal :

- Retensi HCO3-

- Ekskresi garam-garam

asam

- Meningkatnya

pembentukan ammonia

Alkalosis

Respiratorik

Hiperventilasi

(pelepasan CO2

berlebihan)

Perbandingan

> 20 : 1

Ginjal :

- Ekskresi HCO3-

- Retensi garam-garam

asam

- Pembentukan ammonia

Asidosis Metabolik Retensi asam terfiksasi

Kehilangan bikarbonat

basa

Perbandingan

< 20 : 1

Paru-paru :

- Hiperventilasi

Ginjal :

- Seperti pada asidosis

respiratorik

Alkalosis Metabolik Kehilangan asam

terfiksasi

Peningkatan bikarbonat

basa

Penurunan K+

Perbandingan

> 20 : 1

Paru – paru :

- Hipoventilasi

Ginjal :

- Seperti pada alkalosis

respiratorik

DAFTAR PUSTAKA

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 42

Page 43: SKENARIO 1 BLOK 6 ASAM-BASA DAR

Edisi kedua.2008.Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa.Jakarta:Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.

Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

Price,Sylvia Anderson.2005.Patofisiologi,konsep Klinis Proses-Proses

penyakit.Jakarta:EGC.

Baron,D.N. 1990. Kapita Selekta “Patologi Klinik”. Jakarta : EGC.

Skenario 1 Tutorial 3 Blok 6 Page 43