Skema Arab Isim

2
Ma'rifat Nakiroh Mabni Mudzakar Muanats Mufrod Mutsana Jamak Rofa Nashob Jer Alif Lam (ال) Isim yang diawali dengan alif lam harokat akhir yang bertanwin Dhomir Isim Mufrad Dhommah Fathah Kasroh Seluruh nama laki-laki Nama bagi perempuan menunjukkan satu (tunggal) Pada bentuk Rofa berakhiran ANI (ان) Jamak Mudzakkar Salim: Tanwin Isim Dhomir (Kata Ganti) Isyaroh Jamak Taksir Dhommah Fathah Kasroh Selain tanda muanats Diakhiri dengan "Ta Marbuthah" Selain mutsana dan Jamak Pada bentuk Nasab/ Jer berakhiran AINI (ﯾن) Pada bentuk Rofa berakhiran UNA (ون) Nida Isim Maushul (Kata Sambung) Maushul Jamak Muannats Salim Dhommah Kasroh Kasroh Diakhiri dengan Alif Maqsuroh Pada bentuk Nasab/ Jer berakhiran INA (ﯾن) Idhofah Isim Isyaroh (Kata Tunjuk) Syarat Isim ghoer munshorif Dhommah Fathah Fathah Diakhiri dengan Alif Mamdudah Jamak Muannats Salim: Munada Istifham Isim Tatsniyah Alif Ya Ya Nama anggota badan yang berpasangan Pada bentuk Rofa berakhiran ATUN ( ٌ تَ ا) harokat terakhirnya kasroh Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda) Asmaul Af'al Jamak Mudzakar Salim Wawu Ya Ya Isim yang khusus perempuan Pada bentuk Nasab/ Jer berakhiran ATIN ( ٍ تَ ا) Setelah Harful Jar Isim nakiroh yang rangkai dengan isim ma’rifat Sebagian Zhorof Asmaul Khamsah Wawu Alif Ya Isim yang digolongkan Muanats Jamak Taksir: Bilangan 11-19 Dapat dilihat di dalam kamus Bentuk jamak taksir ini sima’I , artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang Arab ISIM Kesimpulan KEJELASANNYA BILANGANNYA PERUBAHAN HAROKAT AKHIR JENIS Mu'rob

description

AA

Transcript of Skema Arab Isim

Page 1: Skema Arab Isim

Ma'rifat Nakiroh Mabni Mudzakar Muanats Mufrod Mutsana JamakRofa Nashob Jer

Alif Lam (ال) Isim yang diawali dengan alif lam

harokat akhir yang bertanwin

Dhomir Isim Mufrad Dhommah Fathah Kasroh Seluruh nama laki-laki Nama bagi perempuanmenunjukkan satu (tunggal)

Pada bentuk Rofa berakhiran ANI (ان) Jamak Mudzakkar Salim:

Tanwin Isim Dhomir (Kata Ganti) Isyaroh Jamak Taksir Dhommah Fathah Kasroh Selain tanda muanatsDiakhiri dengan "Ta Marbuthah"

Selain mutsana dan JamakPada bentuk Nasab/ Jer berakhiran AINI (ین)

Pada bentuk Rofa berakhiran UNA (ون)

NidaIsim Maushul (Kata Sambung)

Maushul Jamak Muannats Salim Dhommah Kasroh KasrohDiakhiri dengan Alif Maqsuroh

Pada bentuk Nasab/ Jer berakhiran INA (ین)

Idhofah Isim Isyaroh (Kata Tunjuk) Syarat Isim ghoer munshorif Dhommah Fathah FathahDiakhiri dengan Alif Mamdudah

Jamak Muannats Salim:

Munada Istifham Isim Tatsniyah Alif Ya YaNama anggota badan yang berpasangan

Pada bentuk Rofa berakhiran ATUN ( ات)

harokat terakhirnya kasroh

Isim ‘Alam ( Nama orang atau benda) Asmaul Af'al Jamak Mudzakar Salim Wawu Ya Ya

Isim yang khusus perempuan

Pada bentuk Nasab/ Jer berakhiran ATIN ( ات)

Setelah Harful JarIsim nakiroh yang rangkai dengan isim ma’rifat

Sebagian Zhorof Asmaul Khamsah Wawu Alif YaIsim yang digolongkan Muanats

Jamak Taksir:

Bilangan 11-19Dapat dilihat di dalam kamus

Bentuk jamak taksir ini sima’I , artinya mengikuti apa yang diucapkan oleh orang Arab

ISIM

Kesimpulan

KEJELASANNYA BILANGANNYAPERUBAHAN HAROKAT AKHIR JENISMu'rob

Page 2: Skema Arab Isim

Mubtada Khobar TawabiMubtada’ (المبتدأ)Yaitu isim marfu’ yang terletak di awal kalimat.

Misal : الكتاب جدید (Alkitaabu jadiidun) = Buku itu baruKata الكتاب (= buku) merupakan mubtada’, karena terletak di awal kalimat.

Khobar Mubtada’ (الخبر)Yaitu yang menyempurnakan makna mubtada’.Pada kalimat الكتاب جدید di atas, kata جدید (= baru) merupakan khobar, karena menyempurnakan makna mubtada’

Khobar Kaana Isim Inna Maf’ul Bih Maf’ul Muthlaq Maf’ul Li ajlih Maf’ul Ma’ah Maf’ul Fih Haal Mustatsna Munada TamyiizKhobar Kaana (خبر كان)Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.

Misal : كان الكتاب جدیدا ( Kaana al kitaabu jadiidan) = (Adalah/dahulu) Buku itu baru.

Kata جدیدا (= baru) merupakan khobar kaana, karena kata tersebut awalnya khobar mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan khobar mubtada’ lagi, tetapi “khobar kaana”.

Isim Inna (اسم إن)Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.

Misal : إن الكتاب جدید (inna al kitaabu jadiidun) = Sesungguhnya buku itu baru.

Kata الكتاب (= buku) merupakan isim inna, karena karena kata tersebut awalnya mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim inna”

Maf’ul Bih (المفعول بھ)Yaitu isim manshub yang menunjukkan pada orang atau sesuatu yang dikenai suatu perbuatan. Dengan kata lain, maf’ul bih = objek.

Misal : قـرأ الطالب رسالة (Qoro-a at-Tholibu risaalatan) = Siswa itu telah membaca surat.

Kata رسالة (= surat) merupakan maf’ul bih, karena yang dibaca adalah surat, jadi surat itu sebagai objek (maf’ul bih).

Maf’ul Muthlaq ( المفعول (المطلقYaitu isim manshub yang merupakan isim mashdar yang disebutkan untuk menekankan perbuatan, atau menjelaskan jenis atau bilangannya.

Misal : حفظت الدرس حـفظا(hafizhtu ad darsa hifzhon) = Saya benar-benar menghafal pelajaran.

Kata (penghafalan) حـفظاmerupakan maf’ul muthlaq, karena merupakan isim masdar yang berfungsi untuk menekankan perbuatan, bermakna “benar-benar menghafal”

Maf’ul Li ajlih ( المفعول (ألجلھYaitu isim manshub yang disebutkan setelah fi’il untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan (merupakan jawaban dari “mengapa” perbuatan itu terjadi)

Misal : دمحم ل حضر علي إكراما(hadhoro ‘Aliyyun ikrooman li Muhammadin) = Ali hadir karena memuliakan Muhammad.

Kata إكراما(penghormatan) merupakan maf’ul liajlih, karena menjelaskan sebab Ali hadir, yaitu karena memuliakan ( .Muhammad (إكراما

Maf’ul Ma’ah ( المفعول معھ)Yaitu isim manshub yang disebutkan setelah wawu yang maknanya bersama untuk menunjukkan kebersamaan.

Misal : استیقظت و تغرید istaiqozhtu wa) الطیورtagriida at-Thuyuuri) = Saya bangun bersamaan dengan kicauan burung-burung.

Kata تغرید (=kicauan) merupakan maf’ul ma’ah, karena didahului oleh huruf wawu ma’iyah, yang bermakna kebersamaan.

Maf’ul Fih ( المفعول فیھ)Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan zaman (waktu) atau tempat terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “kapan” atau “dimana” perbuatan tersebut terjadi).

Misal : لیال سافرت الطائرة(saafarot at-thooirotu lailan) = Pesawat itu mengudara di malam hari.

Kata لیال (= malam hari) merupakan maf’ul fih, karena menjelaskan zaman (waktu).

Haal (الحال)Yaitu isim nakiroh lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana” terjadinya perbuatan tersebut)

Misal : جاء الولد باكیا (jaa-a al waladu baakiyan) = Anak itu datang dalam keadaan menangis.

Kata باكیا (=menangis) merupakan haal, karena menjelaskan keadaan subjek.

Mustatsna (المستثنى)Yaitu isim manshub yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat istitsna untuk menyelisihi hokum sebelumnya. Dengan kata lain, mustatsna = pengecualian.

Misal : حضر الطالب إال زیدا(hadhoro at-Thulaabu illa Zaidan) = para siswa hadir kecuali Zaid

Kata (Zaid =) زیداmerupakan mustatsna, karena didahului oleh إال (=kecuali) yang merupakan alat istitsna.

Munada’ (المنادى)Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).

Misal : یا رجال (yaa rojulan) = Wahai seorang lelaki!

Kata رجال (= seorang lelaki) merupakan munada’, karena didahului oleh یا (= wahai) yang merupakan salah satu alat nida’.

Tamyiiz (التمییز)Yaitu isim nakiroh lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu.

Misal : اشتریت عشرین كتابا (Istaroitu ‘Isyriina kitaaban) = Saya membeli dua puluh buku.

Kata كتابا (= buku) merupakan tamyiiz, karena buku tersebut menjelaskan ”dua puluh”, jikalau tidak ada kata “buku”, maka kalimat menjadi tidak jelas, “Saya membeli dua puluh”.

Naibul Fa’il (نائب الفاعل)Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il mabni lil majhul (setelah kata kerja pasif) dan menempati kedudukan fa’il setelah dihapusnya fa’il tersebut.

Misal : قـرأت الرسالة (Quri’at ar-Risaalatu) = Surat itu telah dibaca.

Kata الرسالة (= surat) merupakan naibul fa’il, karena terletak setelah kata kerja pasif (yaitu dibaca)

Tawabi’ (pengikut) adalah isim yang di i’rob sesuai dengan I’rob yang diikuti (Matbu’).

Adapun yang termasuk dalam tawabi’ adalah seperti berikut:1. Na’at, iaitu pengikut yang mensifati isim sebelumnya, yang disifati disebut sebagai man’ut.

2. ‘Atof, iaitu pengikut i’rob isim sebelumnya kerana dihubungkan dengan huruf ‘athof.

3. Taukid, iaitu pengikut i’rob isim sebelumnya untuk menguatkan isim yang diikuti.

4. Badal, iaitu pengikut isim sebelumnya sebagai ganti isim yang diikuti.

MANSHUB

MAJRUR

Isim kaana ( اسم كان) dan saudara-saudaranyaYaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudara-saudaranya.

Misal : كان الكتاب جدیدا (Kaana al kitaabu jadiidan) = (Adalah/dahulu) Buku itu baru.

Kata الكتاب (= buku) merupakan isim kaana, karena kata tersebut awalnya mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim kaana”.

Khobar Inna ( خبر إن) dan saudara-saudaranyaYaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh inna dan saudara-saudaranya.

Misal : إن الكتاب جدید (inna al kitaaba jadiidun) = Sesungguhnya buku itu baru.

Kata جدید (= baru) merupakan khobar inna, karena karena kata tersebut awalnya khobar mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan khobar mubtada’ lagi, tetapi “khobar inna”

Fa’il (الفاعل)Yaitu isim marfu’ yang terletak setelah fi’il lil ma’lum (setelah kata kerja aktif) dan menunjukkan pada orang atau sesuatu yang melakukan perbuatan atau yang mensifati perbuatan tersebut. Dengan kata lain, Fa’il = subjek.

Misal : قـرأ الطالب رسالة (Qoro-a at-Tholibu risaalatan) = Siswa itu telah membaca surat.

Kata الطالب (= siswa) merupakan fa’il, karena terletak setelah kata kerja aktif (yaitu membaca), dan yang orang yang melakukan perbuatan (yang membaca adalah siswa), jadi siswa itu sebagai subjek.

Di dahului oleh huruf jar (سبقھ حرف جر)

Misal : خرجت من المنزل (khorojtu minal manzili) = Saya keluar dari rumah.

Kata المنزل (= rumah) merupakan isim majrur, karena didahului oleh من (min = dari) yang merupakan huruf jar.

Mudhof Ilaih (مضاف إلیھ)Yaitu isim yang disandarkan ke isim sebelumnya.

Misal : اشتریت خاتم حدید (Isytaroitu khotima hadiidin) = Saya membeli cincin besi.

Kata حدید (= besi) merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada خاتم (= cincin) yang maknanya cincin yang terbuat dari besi.

Mudhof IlaihDi dahului oleh huruf jar

MARFU

Isim Kaana Khobar Inna Fail Naibul Fail