SK 3_KEL,,
-
Upload
yosu-obok-hermanlie -
Category
Documents
-
view
260 -
download
10
description
Transcript of SK 3_KEL,,
BAB I
BATASAN MASALAH
1. Menjelaskan Efek Kehilangan Gigi
2. Menjelaskan Tujuan Perawatan Gigi yang Hilang
3. Menjelaskan Gigi Tiruan Cekat :
a. Definisi
b. Macam :
Indikasi
Kontraindikasi
Keuntungan
Kerugian
Desain
Komponen
c. Prinsip preparasi gigi
d. Penatalaksanaan klinis
e. Penatalaksanaan laboratoris
f. Material yang Digunakan :
Sifat
Fungsi
g. Evaluasi :
Penyebab Kegagalan
Penanganan Kegagalan
4. Menjelaskan Mahkota Sementara :
a. Tujuan
b. Teknik
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Efek Kehilangan Gigi
a. Pergeseran gigi tetangga
Faktor lain yang mendukung pergeseran ini adalah usia pasien dan
kondisi periodontal. Pergeseran ini menyebabkan kontak premature, food
packing, kerusakan periodontal dan karies.
b. Overerupsi gigi antagonis
Gigi yang overerupsi menyebabkan hilangnya sokongan tulang pada gigi
tersebut meskipun biasanya alveolus ikut erupsi dengan gigi. Gigi overerupsi
menyebabkan traumatik oklusi, gangguan mastikasi, kerusakan periodontal dan
karies subgingiva.
c. Efek General
i. Efek langsung
Gigi hilang menyebabkan gigi tetangga yang sudah diluruskan
dengan perawatan ortodontik menjadi relaps.
ii. Efek tidak langsung
Lengkung mandibula collapse, diikuti maksila yang biasanya terjadi
karena kehilangan gigi molar 1.
Efek lain : deviasi mandibula, disfungsi temporomandibular joint dan tegang otot
yang menyebabkan nyeri.
2. Tujuan Pemasangan Prostetik
a. Mengembalikan fungsi mastikasi
b. Meningkatkan estetik
c. Mengembalikan fungsi biacara
d. Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
e. Menstabilkan lengkung gigi dan oklusi
2
3. Gigi Tiruan Cekat
a. Definisi
Fixed partial denture atau gigi tiruan cekat merupakan peranti prostodontik
yang secara permanen diletakkan pada gigi yang bersangkutan untuk
menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang.
b. Macam
i. Crown
1). Jenis Crown
Menurut banyaknya jaringan permukaan mahkota gigi atau jaringan
mahkota gigi yang digantikan, dapat dibedakan atas:
Mahkota Tiruan Penuh (Full Veneer Crown)
Mahkota tiruan yang menggantikan seluruh jaringan permukaan mahkota
gigi, dipasang secara permanen dengan bahan semen. Mahkota tiruan penuh
dapat dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan yaitu:
Mahkota tiruan penuh akrilik
Mahkota tiruan penuh metal
Mahkota tiruan porselen
Mahkota tiruan penuh kombinasi: metal akrilik atau metal
porselen
Mahkota Tiruan Sebagian (Partial Veneer Crown)
Mahkota tiruan yang menggantikan sebagian jaringan permukaan
mahkota gigi, dipasang secara permanen dengan bahan semen. Mahkota tiruan
sebagian dapat dibedakan menurut banyaknya bidang permukaan gigi yang
digantikan, yaitu:
Mahkota tiruan sebagian 3/4 = anterior
Mahkota tiruan sebagian 4/5 = posterior
3
Mahkota Tiruan Pasak (Dowel/Post and Core Crown)
Mahkota tiruan yang menggantikan sebagian besar atau seluruh jaringan
mahkota gigi dengan retensi berupa pasak, dipasang secara permanen dengan
bahan semen ke dalam saluran akar yang telah dirawat dan dipersiapkan.
2). Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Umum
Faktor psikologi
Penggunaan GTC yang dapat diterima seperti natural dentition.
Penyakit sistemik
Pasien yang menderita epilepsy merupakan kontraindikasi dari gigi tiruan
lepas, karena ditakutkan lepas, fraktur dan tertelan pada saat gejala epilepsy
muncul.
Pertimbangan Orthodontic
GTC bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai
stabilisasi untuk perawatan orthodontic.
Alasan periodontal
Penggunaan GTC mencegah pergeseran yang tidak diinginkan dari gigi
untuk jangka waktu yang lama sehingga jaringan periodontal akan lebih terjaga.
Gigi penyangga dapat digunakan dan memiliki prognosis yang baik
Terdapat space untuk GTC
Kontraindikasi Umum
Pasien yang tidak kooperatif
Usia pasien terlalu muda sehingga anatomi gigi kurang sesuai, pulpa
tinggi dan mahkota pendek. Bila terlalu tua kondisi jaringan periodontal
rapuh
Frekuensi karies yang tinggi
Kondisi jaringan periodontal yang tidak sehat
Prognosis dari gigi penyangga meragukan
4
Mahkota Tiruan Penuh Akrilik
Indikasi Kontraindikasi
Mahkota tiruan sementara Tekanan kunyah yang besar
gigi depan pada dewasa muda Pasien yang alergi akrilik
Mahkota Tiruan Penuh Metal
Indikasi Kontraindikasi
Gigi yang tidak memerlukan estetis Gigi yang memerlukan estetis
Gigi yang menanggung tekanan
kunyah yang besar
Pegangan gigi tiruan jembatan
Mahkota Tiruan Penuh Porcelain
Indikasi Kontraindikasi
Gigi anterior Tekanan kunyah yang besar
4). Keuntungan dan Kerugian
Berdasarkan Bahan Crowns
Akrilik Crowns
Keuntungan :
Pembuatan mudah dan cepat
Biaya murah
Estetik baik
Mudah dipreparasi bila ada kerusakan
Ringan
Kerugian :
Mudah aus
Mudah berubah warna
Dapat menimbulkan reaksi alergi
5
Ceramic Crowns
Keuntungan :
Karena sifat translusensi dan teknik serta shade ( warna ) tersedia,
ceramic crowns lebih baik dalam menduplikat gigi asli darpada tipe
crown yang lain.
Porcelain secara dimensional dan stabilitas warna tidak bisa
dilarutkan oleh cairan rongga mulut.
Beberapa crowns ceramic lebih murah daripada metal-ceramic
crowns.
Material ceramic tidak mudah terkena plak daripada material
crowns yang lain.
Kerapuhan pada bisa menjadi sebuah keuntungan, khusunya
apabila gigi yang mengalami fraktur karena kecelakaan diberi
crowns. Apabila kecelakaan terjadi kembali, mungkin crown akan
lebih mudah fraktur daripada fraktur akar. ( melindungi akar )
Kerugian :
Marginal fit yang kurang baik dibandingkan crowns lainnya.
Pada beberapa pasien dengan tekanan serta kekuatan oklusal
yang besar, tidak bisa menggunakan ceramic crowns.
Untuk mengatasi kerapuhan pada porcelain dan untuk
mendapatkan tampilan gigi yang natural, harus ada ketebalan
adekuat dari material crowns. Hal ini menyebabkan adanya
pengurangan struktur gigi yang terlalu banyak sehingga bisa
membahayakan pulpa.
Metal-Ceramic Crowns :
Keuntungan :
Crown metal-ceramic adalah restorasi yang sangat kuat yang dapat
menahan tekanan oklusal dan tekanan lainnya.
Tidak akan bulky dengan pengurangan bidang palatal yang adekuat.
6
Metal ceramic crown bisa beradaptasi dengan berbagai bentuk
preparasi gigi, mengingat proses pembuatan ceramic crowns
membutukan preparasi yang seragam dan halus.
Untuk bridges, metal ceramic crowns bisa digabungkan dengan
crowns yang lain atau bridge pontic dengan cara mencetaknya
bersama-sama atau menyolder dan laser ( mengelas ).
Kerugian :
Pukulan yang tiba-tiba bisa menyebabkan fraktur akar karena crown
lebih kuat daripada struktur gigi asli.
Karena terbuat dari logam, seringkali sulit untuk menyesuaikan
tampilan secara natural.
Metal ceramic crown membutuhkan reduksi gigi bagian labial daripada
ceramic crowns, sehingga bisa membahayakan pulpa.
Precious metal alloy, biayanya lebih mahal.
ii. Bridges
1). Tipe Bridges
Terdapat 5 macam desain dasar bridges :
Anterior
Fixed-Fixed Bridge
Posterior
Pada bridges tipe ini semua komponen melekat menjadi satu
dengan kuat dengan cara soldering unit individual atau menggunakan
one-piece casting. Karena tekanan yang diberikan bridges didistribusikan
diantara 2 atau lebih gigi abutment, hal ini merupakan keuntungan
( jangka waktu lama ) khusunya bagi kondisi periodontal yang meragukan.
7
Anterior
Fixed movable
Posterior
Pada fixed-movable bridge, besar kekuatan yang mengenai gigi, dibagi
menjadi 2 menggunakan dovetail dan slot. Bagian pontic yang
ditempelkan disebut sebagai retainer mayor, sedangkan dovetail slot
disebut minor retainer. Bisa dikatakan, bridges memiliki gigi abutment
minor dan mayor. Komponen dovetail dan slot yang dibuat di laboratorium
tidak bisa pas secara akurat sehingga bisa terjadi sedikit pergeseran
antara 2 bagian tersebut khususnya di bidang vertikal.
Spring
Pada spring bridge, pontic dihubungkan dengan retainer palatal bar yang
panjang dan flexible. Secara dasar disebut juga tooth-retained and tissue-
borne prosthesis, kekuatan mastikasi yang mengenai pontic akan diserap
oleh mucoperiosteum palatal sehingga kekuatan tidak akan sampai ke gigi
abutment. Keuntungan bridge tipe ini adalah :
Jika hanya satu gigi, 1 gigi di posterior sudah bisa menjadi gigi
abutment
Hanya satu-satunya desain bridges yang menghasilkan diastema
pada tiap sisi pontic
Kefleksiblean palatal bar sebagai penyerap kekuatan ( shock ) jadi
pemakaian porcelain jacket tipe pontic tidak akan cepat fraktur.
8
Sedangkan kerugiannya adalah :
Membutuhkan skill dan pengetahuan secara teoritis bagi operator
dan pengalaman yang banyak di bidang pembuatan spring bridges.
Cantilever
Cantilever adalah desain yang paling sederhana dan memiliki kesempatan
sukses yang lebih besar dipada tipe lainnya. Pontic dikaitkan pada satu
sisi gigi abutment. Ketegangan pada jaringan periodontal lebih besar
daripada tekanan desain bridges lainnya. Sehingga permukaan akar gigi
abutment harus lebih kuat atau sesuai daripada gigi yang akan dipasangi
cantilever bridges.
Compound
Merupakan kombinasi dari ke4 desain bridges diatas.
2). Komponen Bridges
Abutment
Adalah gigi yang diletakkan gigi tiruan cekat. Banyak faktor
pemilihan abutments yang benar, antara lain:
Tipe jembatan
Efektif area permukaan akar
Keadaan periodontal
Mahkota gigi
Kondisi apical
Bentuk dan jumlah kanal akar
9
Rotasi dan kemiringan gigi
Multiple retainer
Curvature of arch
Hukum ANTE
“Seluruh luas ligamen periodonsium gigi penyangga harus paling
sedikit sama, atau melebihi seluruh luas ligamen periodonsium gigi yang
diganti.” Luas ligamen periodonsium itu dapat diperkirakan dengan
pertolongan foto sinar X. Dalam hal itu, perlu diperhatikan jumlah akar gigi
penyangga keseluruhannya, yang harus dibandingkan dengan luas
ligament periodonsium gigi yang akan diganti. Disamping itu perlu
diperhatikan juga penjangakarnya, maka dengan demikian dapat
diperkirakan apakah hukum Ante sudah terpenuhi atau belum. Perlu
ditegaskan di sini, bahwa hukum itu bukan merupakan persyaratan satu-
satunya yang harus dipenuhi. Faktor lain perlu juga dipertimbangkan,
antara lain keadaan umum penderita, kebersihan mulut, dll.
Pontic
Adalah gigi tiruan yang diletakkan pada gigi abutment.
Syarat Pontics yang Ideal
1. Pontic harus memiliki daya tahan yang cukup lama
2. Pontics harus bisa mengembalikan estetik pasien yang
kehilangan giginya
3. Warna pontic sebisa mungkin tetap selama 5-15 tahun, hal
ini merupakan kelemahan penggunaan akrilik karena akrilik
bisa mengalami diskolorisasi dan harus diganti setelah 6-7
tahun. Namun, hal ini bisa diatasi dengan penggunaan
porcelain, tetapi harus diingat bahwa gigi berubah warna (
darkening ) karena usia.
4. Pontics harus didesain sedemikian rupa supaya mudah
dibersihkan oleh pasien untuk meminimalisir adanya retensi
dan pembentukan plak
10
5. Pontic harus tidak mengiritasi jaringan lunak ( mengenai
morfologi dan material yang digunakan )
6. Pontics didesain sedemikian rupa sehingga tidak ada
overload ( kelebihan ) terhadap jaringan periodontal gigi
abutment.
Desain Pontic
1. Interproximal Embrasure
Pada gigi posterior, interproximal embrassure yang luas
dibutuhkan untuk mempermudah pembersihan dengan dental floss
atau dengan kata lain mengurangi formasi plak.
2. Tissue Covered
Kontak jaringan dan pontic harus seminimal mungkin. Hal ini
bisa dicapai dengan mengurangi lebar oklusal dengan cara
membuat kurva pada aspek lingual.
3. Occlusal Surface
Angulasi cusp dibuat berdasarkan gigi tetangga dan
artikulasi pada umumnya. Apabila gigi antagonis pontic mengalami
overerupsi, penting untuk membuat kontur crown pada keadaan
oklusi normal sebelum bridges dibuat.
4. Tissue Contact
Secara ideal, kontak jaringan harus baik untuk mengurangi
retensi plak ( bisa didapat dari porcelain, namun tidak untuk gold ).
Sedangkan akrilik bisa menyebabkan iritasi pada gingival dalam
pemakaian jangka waktu yang lama.
5. Length of Span
Span yang terlalu panjang bisa menyebabkan kekuatan
yang mengenai pontic menjadi lebih besar.
6. Relationship of Ridge Form to Pontic Design
Pada dasarnya ridge yang tajam baik untuk self-cleansing
pontic serta penempatan yang lebih mudah.
11
Retainers
Adalah yang melekatkan jembatan pada gigi asli yang masih ada
dan dapat berupa berbagai macam mahkota tiruan, pada keadaan
tertentu juga suatu tumpatan tuang (inlay). Yang paling penting
bagi retainer adalah kemampuannya untuk berpaut teguh pada
penyangga jembatan. Pada umumnya, makin tinggi mahkota klinik
gigi penyangga, makin kuat pula retensi tersebut.
Tipe Retainer
1. Tipe dalam dentin (intracoronal)
Preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin
atau dalam badan mahkota gigi. Contoh: tumpatan tuang MOD atau MO.
2. Tipe luar dentin (extracoronal)
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar dentin
atau di luar badan mahkota gigi. Contoh: mahkota penuh tuangan,
mahkota ¾.
3. Tipe dalam akar
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di dalam saluran
akar. Contohnya, mahkota Richmond dan mahkota pasak inti.
12
Faktor Untuk Menentukan Derajat Retensi
1. Panjang rentang jembatan : semakin panjang jembatan
makin besar tekanannya
2. Tipe jembatan : fixed bridge memerlukan retensi yang kuat
3. Kekuatan oklusal : makin besar kekuatan kunyah, makin
besar retensi yang dibutuhkan
4. Gigi yang diganti : untuk gigi depan bawah, tidak diperlukan
retainers yang sekuat daerah molar
5. Kebiasaan penderita : kebiasaan bruxsism harus
diperhatikan dalam pemilihan material crown
6. Kondisi periodontal : jaringan periodontal yang kuat akan
mengurangi kekuatan yang mengenai crown.
Faktor Yang Mempengaruhi Retensi Retainers
1. Gigi yang terlibat : mahkota gigi yang besar memberi
peluang untuk mendapatkan retensi yang luas bagi media
semen
2. Luas permukaan retainers : dinding aksial menentukan
besarnya retensi yang diperoleh
3. Derajat kesejajaran preparasi : konvergensi bidang aksial
sangat berpengaruh pada retensi yang dapat dicapai
4. Ketegaran retainers : ketegaran bahan menentukan
kekuatan bridges
5. Media cement : mempengaruhi ikatan retainers dan
penyangganya
13
6. Bahan retainers : akrilik menyebabkan retainers lentur
Konektor
Bagian bridges yang menghubungkan pontics dan retainer.
Terdapat 2 macam yaitu fixed dan movable connectors.
1. Fixed Connectors
Cast : dibuat dari bahan wax
Soldered or laser welded : digunakan apabila pontic
dan retainer memiliki jarak ( terpisah ), serta pontic
dibuat dengan bahan yang berbeda ( metal-ceramic
pontic )
Porcelain : digunakan pada semua porcelain bridges
2. Movable Connectors
c. Prinsip Preprasi Gigi
i. Preservation of tooth structure
Restorasi harus bisa melindungi struktur gigi
ii. Retention and resistance
Retensi mencegah perubahan letak restorasi di sepanjang tempat
insersi dan preparasi. Sedangkan resisten mencegah dan mengurangi
kekuatan oklusal mengenai gigi sehingga bisa mencegah pergeseran
restorasi
iii. Structural durability
Restorasi harus mengandung bahan yang besar sehingga mampu
menahan tekanan oklusi
iv. Marginal integrity
Restorasi bisa bertahan terhadap lingkungan biologis dalam rongga
mulut bila margin mampu beradaptasi pada cavosurface finish line
preparasi.
v. Preservation of the periodontium
Margin harus halus, sehingga gigi bisa mendapat self cleansing.
14
Finish Line pada Preparasi Gigi
Chamfer
Merupakan gingival finish line yang bertujuan melindungi cement
dibawahnya sehingga mengurangi kegagalan. Dibuat menggunakan
round-end diamond bur. Digunakan pada preparasi mahkota emas penuh.
Heavy chamfer
Dibuat dengan sudut 90 derajat menggunakan round-end tapered
diamond bur.
Shoulder
Merupakan finish line bagi semua ceramic-crown. Lebar shoulder
memberikan resistance terhadap tekanan oklusal dan meminimalisir
fraktur porcelain. Digunakan pada restorasi porcelain dan tidak digunakan
untuk finish line pada metal restoration.
Radial shouder
Merupakan modifikasi dari shoulder dan dibuat menggunakan flat-
end tapered diamond bur.
15
d. Penatalaksanaan Klinis
i. Persiapan Rongga Mulut
Pertama kali perlu diperhatikan keadaan mulut keseluruhan. Akan
segera tampak, apakah penderita rajin membersihkan giginya atau
tidak
Bila dijumpai suatu karies, perlu diperhatikan derajat keparahannya
Semua jaringan karies harus betul-betul dibersihkan dulu, untuk
memastikan apakah ruang pulpa belum sampai terbuka
Frekuensi karies yang tinggi dapat dilihat dari jumlah karies yang
sudah atau belum ditumpat. Hal itu juga dapat memberi petunjuk
bagi operator, macam pemaut mana yang paling baik untuk
penderita.
ii. Pertimbangan Jaringan Periodontal
Gingiva sekitar calon gigi penyangga yang berwarna merah muda
dan keras (kenyal) menandakan keadaan yang sehat. Sebaliknya, gingiva
yang berwarna merah tua,dan lunak maka harus dicurigai. Keadaan
demikian harus dirawat terlebih dahulu sampai baik, sebelum dimulai
preparasi pembuatan bridge. Keadaan periodonsium harus benar-benar
dibebani dahulu untuk menjamin fondasi yang baik bagi bridge.
Gigi penyangga (abutment) yang poros panjangnya membuat sudut
ke mesial atau distal, kadang-kadang masih bermanfaat untuk pembuatan
bridge. Tetapi jika kecondongan tersebut ke arah lingual atau bukal, maka
akan memiliki kecenderungan lebih besar untuk menukik karena
mendapat beban tambahan dari bridge. Di sini jaringan periodonsium
tidak akan mampu bertahan lama dan bridge akan runtuh (rusak).
iii. Desain dan Pemilihan Gigi Peyangga
Khusus calon gigi penyangga harus diteliti mengenai adanya
karies. Bila ada, harus ditumpat dulu, baru preparasi dapat dimulai. Karies
pada gigi tetangga bisa menjalar ke gigi peyangga, bahkan bisa merusak
16
retainernya dan menyebabkan retainer dari gigi peyangga karena
semennya hancur.
iv. Teknik Preparasi Gigi Abutment
Preparasi Gigi Incisivus Untuk Mahkota Jaket Porcelain
Preparasi Labial
Menggunakan flat-end tapered diamond bur dan buat 3
alur vertical ( groove ) pada permukaan labial sedalam
0,8 mm pada bahu dan 1 mm pada bagian insisal.
Kedalaman bur ini menunjukkan seberapa banyak
substansi gigi yang harus dibuang.
Preparasi Aproksimal
Menggunakan long thin diamond bur untuk mengurangi
bagian aproksimal hingga menghasilkan bahu selebar
0,3 mm di permukaan gingival. Permukaan harus
memiliki kemiringan 5o ke arah insisal dan konvergen ke
arah lingual.
Preparasi Lingual ( Gingivo-Singulum )
Menggunakan bur intan runcing yang sama untuk
meneruskan bahu sekitar permukaan lingual sampai
kedalaman 0,8 mm. sebaiknya dibuat sedikit di atas
gingival.
Preparasi Lingual ( Singulo – Insisal )
Menggunakan small wheel diamond bur, permukaan ini
harus cekung. Preparasi 0,8 mm – 1 mm diperlukan
untuk membebaskan oklusi.
Preparasi Insisal
Menggunakan bur fissure untuk membuang bagian yang
tersisa pada 1/3 insisal gigi. Sebaiknya permukaan ini
dibuat tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi insisivus
bawah.
17
Finishing
Gunakan bur tapered finishing untuk menghilangkan
daerah yang kasar dan sudut yang tajam.
Preparasi Gigi Incisivus Untuk Mahkota Lapis Penuh
Sebagian besar hampir sama dengan preparasi mahkota
jaket porcelai, namun berbeda dalam hal :
Preparasi Labial
Dibuat sedemikian sehingga menghasilkan shoulder
sedalam 1,5mm yang terletak disekeliling permukaan
aproksimal. Menggunakan bur intan runcing berujung
rata.
Preparasi Aproksimal
Gunakan bur berbentuk torpedo untuk membuat bentuk
chamfer.
18
Preparasi Lingual ( Gingivo-Singulum )
Menggunakan bur torpedo untuk menghasilkan bentuk
chamfer. Batasi preparasi sampai 0,5 mm.
Preparasi Lingual ( Singulo – Insisal )
Batasi preparasi sampai 0,5 mm.
Preparasi Insisal
Dibatasi sampai 0,2 mm. karena preparasi bagian ini
seringkali merupakan bagian dari retainer jembatan atau
karena gigi tersebut pendek.
Preparasi Gigi Posterior Untuk Mahkota Emas Penuh
Preparasi Aproksimal
Gunakan bur intan bentuk torpedo untuk membuat
vhamfer. Bur harus diletakkan pada gigi yang
dipreparasi. Permukaan tersebut sebaiknya memiliki
kemiringan 5 derajat kea rah oklusal. Shoulder harus
dibuat supragingiva.
Preparasi Bukal
Gunakan bur torpedo yang sama dan kurangi sampai
seluruh undercut hilang dan diperoleh bentuk chamfer.
Bagian 1/3 gingiva sebaiknya memiliki kemiringan 5
derajat sedangkan 2/3 oklusal sebaiknya melengkung ke
dalam untuk menyesuaikan dengan betuk yang menonjol
dari permukaan bukal.
Preparasi Lingual
Gunakan bur torpedo untuk mengurangi permukaan
sampai diperoleh bentuk chamfer. Bagian 2/3 gingiva
sebaiknya memiliki kemiringan 5 derajat sedangkan 1/3
oklusal sebaiknya melengkung ke dalam untuk
menyesuaikan permukaan lingual.
19
Preparasi Oklusal
Gunakan bur intan buah pir dan buang substansi gigi 0,5
mm dari permukaan oklusal. Ridge dihilangkan
seluruhnya namun kontur asli cusp molar harus tetap
dipertahankan.
Preparasi Gigi Posterior Untuk Mahkota Lapis Penuh
Sebagian besar hampir sama dengan preparasi mahkota
emas penuh, namun berbeda dalam hal :
Preparasi Aproksimal
Menggunakan bur torpedo
Preparasi Bukal
Harus diperbesar untuk mendapatkan shoulder dengan
kedalaman 1,5 mm yang dilanjutkan ke shoulder
aproksimal. Shoulder dibuat dengan bur intan runcing
dengan ujung rata.
Preparasi Lingual
Gunakan bur torpedo
Preparasi Oklusal
Gigi dipreparasi 1,5 – 2 mm sehingga porcelain dapat
dibuat dengan baik pada permukaan oklusal dan pada
setengah permukaan palatal menggunakan bur bulat.
v. Mencetak Gigi
Teknik Pencetakan Elastomer ( Adonan Ganda )
Siapkan sendok cetak khusus menutupi seluruh lengkung
gigi tetapi tidak menutupi palatum ( sulkus bukal ). Berikan
adhesive pada permukaan sendok cetak.
Aduk selama 45-60 detik bahan light dan heavy bodied
dengan panjang yang sama sehingga menghasilkan massa
yang homogen.
20
Kelurakan penahan gingival
Keringkan seluruh preparasi
Tempatkan bahan light-bodied dalam syringe dan injeksikan
di sekeliling preparasi. Masukkan heavy bodied dalam
sendok cetak dan tempatkan posisinya ke atas seluruh
lengkung
Tahan sendok cetak pada posisinya dengan tekanan jari
yang ringan selama 4-7 menit sesuai petunjuk pabrik.
Dianjurkan untuk menahan cetakan pada posisinya selama
2 menit setelah bahan terlihat mengeras. Hal ini disebabkan
karena bahan memperlihatkan reaksi pengerasan yang
berlanjut dan jika masih banyak polimerisasi yang terjadi
setelah pengeluaran sendok cetak hal ini akan
mengakibatkan perubahan bentuk.
Teknik Pencetakan Elastomer ( Dua Tahap )
Sendok cetak berlubang yang siap pakai dan sendok cetak
harus cukup kuat dalam menahan tekanan yang dapat
merubah bentuk
Berikan adhesive pada sendok cetak
Campurkan putty base dan tetesan katalis pada pad yang
tersedia
Masukkan putty ke dalam sendok cetak, tempatkan posisinya
dalam mulut
Tahan kurang lebih 3 menit hingga mengeras
Kelurkan sendok cetak dan keringkan permukaanya
Aduk bahan light bodied
Masukkan bahan lihgt bodied yang telah dicampur ke dalam
cetakan gigi
Suntikkan bahan light bodied disekeliling gigi yang dipreparasi
21
Tempatkan kembali sendok cetak ke dalam mulut dan tahan
kira-kira 5 menit
Gunakan tekanan jari yang ringan
vi. Pemilihan Warna
Salah satu aspek sulit dalam pembuatan jembatan adalah
pemilihan warna. Banyak faktor yang memepengarui pemilihan warna,
antara lain:
1). Radiasi UV dan Fluorescense
Lampu dideskripsikan sebagai radiasi yang dideteksi oleh mata
manusia dan fluorescense adalah absorbsi radiasi dari panjang
gelombang dan emisi radiasi.
Akrilik tidak flourescense, sehingga sulit, akrilik berbeda dilihat
ketika dibawah lampu atau tidak.
Porcelain memiliki yellow-white fluorescese, sehingga mirip
warna natural gigi.
2). Facing material
Akrilik: hasil estetik bagus, material ini relative translusen
sehingga media semen atau metal cenderung membayang.
Porcelain: media semen atau metal jauh kurang berefek
disbanding akrilik. Tetapi tetap sama dengan akrilik, ketebalan
porcelain harus tetap diperhatikan. Kalau terlalu tipis semen
atau logam akan membayang.
3). Lampu
Lampu punya andil yang cukup besar dalam penentuan warna yg
benar. Lebih baik sewaktu siang hari dengan bantuan sinar matahari.
Sinar matahari langsung sewaktu pagi hari dan sore hari harus dihindari.
4). Shade guide
Biasanya paling baik menentukan warna utama terlebih dahulu.
Kelompok warna dasar adalah kuning, abu-abu dan coklat. Setelah
22
menentukan warna dasar, ditentukan seberapa terang atau gelap warna
tersebut.
5). Perubahan dari shade and fit stage
Meski telah dicetak dan dibuat bridge untuk suatu warna. Warna
masih bisa dimodifikasi sampai tahap tertentu pada fit stage bila perlu.
vii. Occlusal Record dan Artikulasi Model
Metodenya adalah
Atur model dengan tangan dan pasang pada artikulator
sendi sederhana. Jangan pergunakan lapisan malam untuk
merekam oklusi ( kecuali akan dipergunakan articulator
padan penuh bersama face bow ) karena dapat
mengganggu perkiraan kedudukan model juga dapat
menambah tebal plaster.
Jika model sulit diartikulasikan karena gigi hilang atau
maloklusi, tempatkan segulung silicon putty di atas satu atau
kedua sisi lengkung dan oklusikan gigi ke posisi sentris.
Gunakan artikulator anatomi padan pebuh bersama dengan
face bow untuk merekam relasi lengkung atas ke aksis
sendi. Lapisan malam oklusal diperlukan untuk mencatat
oklusi pada :
Posisi istirahat retrusi
Pergerakan mandibula ke kiri
Pergerakan mandibula ke kanan
viii. Pasang Coba
Check the Contacts
Biasanya dilakukan secara visual namun kontak gigi
tiruan harus dicek menggunakan floss yang dilewatkan pada
bagian mesial dan distal. Bila kontak bridges tidak baik, pasien
23
akan merasa ada tekanan yang berlebihan diantara 2 gigi dari
bridges.
Examine Models
Pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan
cetakan gigi asli dengan model. Hal ini bisa mengindikasikan
adanya kerusakan selama proses di laboratorium.
Examine Fit Surface of Castings and the Teeth
Dilakukan pemeriksaan secara hati-hati pada
permukaan fit casting untuk melihat apakah benar-benar
mengikat.
Check Aligment of Retainers
Untuk mengecek apakah bridges sudah terletak dengan
benar. Apabila bridges tidak terletak dengan benar dikarenakan
adanya cetakan yang kurang baik, pergerakan gigi abutment
atau pembuatan bridges yang tidak benar di laboratorium.
ix. Sementasi
Pemilihan Semen
Pemilihan semen berdasarkan sifat biologik dan pengaruh
estetiknya.
Macam Semen
Zinc Phospate cemen biasanya dipilih karena kekuatan
dan lapisanya yang sangat tipis
Semen Silikofosfat sifatnya kuat dan menpunyai nilai
antikariogenik
Semen Alumina EBA, mempunyai nilai biologik yang baik
dan waktu pemrosesan yang cukup
Semen polikarboksilat, mempunyai sifat adhesive dan
nilai biologik
Semen resin komposit, bersifat kuat, tidak larut dalam
saliva dan tembus cahaya
24
Tata Cara Penyemenan :
Penyemenan dengan Zinc Phosphate Cement
Bubuk semen serta cairan diletakkan di atas glass lab
Bubuk semen dicampurkan pada cairan sedikit demi
sedikit dan diaduk merata sampai 90 detik
Adukan diratakan melebar pada kaca seluas mungkin
Adonan kemudian diisikan kedalam pemaut meliputi
dinding dalamnya tipis dan merata, sedang lekuk pada
preparasi (bila ada) diisi juga dengan adonan semen
Jembatan kemudian ditempatkan pada penyangganya di
dalam mulut dan ditekan dengan jari kuat kuat; dapat juga
dipakai pemukul kayu untuk lebih menekan jembatan pada
tempatnya
Penderita diminta menggigit keras pada jembatannya,
untuk mengecek apakah kontak gigi atas dan bawah
sudah baik
Penderita diminta membuka mulut sebentar dan diminta
mengigit gulungan kapas yang diletakkan pada oklusal gigi
Setelah semen keras, kelebihan semen dihilangkan
dengan alat karang gigi
Sekali lagi, oklusi diperiksa dan sebelum penderita pulang,
operator perlu memberitahu cara membersihkan jembatan
itu
e. Penatalaksanaan Laboratorium
Waxing
Ukiran Malam
Sepotong malam yang besar dapat diaplikasikan pada
die dengan bantuan matriks logam. Bahkan walaupun
diperoleh bantuan dari gigi antagonisnya, proses
25
pengukiran sampai diperoleh morfologi yang diinginkan
membutuhkan waktu yang sangat lama.
Pembentukan Malam
Yang lebih efisien adalah teknik pembentukan malam
dimana setiap penambahan mempunyai tujuan
fungsional yang telah ditentukan. Setelah melumasi die
verikaln lapisan malam tipis cor. Kemudian, titik kontak
diberi malam dan dibuat kontur bukal dan lingual.
Diikuti dengan kontur permukaan oklusal, ridge bukal,
serta cusp lingual dan ridge marginal.
Model Malam Langsung
Pita matriks logam yang ditahan dengan jari dapat
membantu pemsangan malam pada gigi. Malam dapat
diteteskan pada tepi labial untuk menahan model
sewaktu permukaan palatal dan oklusal diukir.
Permukaan labial diukir dengan model malam
menggunakan jari.
f. Material yang Digunakan pada GTC
i. Porcelain
Bisa ditoleransi dengan baik oleh jaringan
Tidak mudah diserap oleh air
Estetik baik dan memuaskan
Stabilitas warna, namun hal ini bisa menjadi kerugian karena porcelain
crowns atau bridge bisa tampak lebih terang apabila sudah 10-20 tahun
ada di dalam rongga mulut, hal ini dikarenakan gigi tetangga menjadi
gelap.
ii. Gold
Digunakan untuk fixed bridge prosthesis
Retainer juga bisa dibuat dari emas dan dibuat keras untuk menghindari
kegagagalan sementasi
26
Tidak menyerap kelembapan
Respon setiap pasien yang memakai GTC dari bahan emas bervariasi,
biasanya berupa bercak atau noda
Kompatibel dengan jaringan, meskipun terkadang bisa menyebabkan
iritasi pada gingival karena plak lebih mudah menempel pada permukaan
GTC dari bahan emas daripada porcelain.
Kerugian utamanya adalah tidak bisa memperbaiki estetik
iii. Akrilik
Digunakan untuk mahkota sementara
Bisa menghasilkan estetik yang memuaskan pada penyinaran yang
normal meskipun dapat tampak lebih gelap bila disinari dengan sinar UV
dan fluorescent.
Kerugiannya adalah
Akrilik bisa menjadi lentur apabila dikenakan beban, dah hal ini
menyebabkan kegagalan sementasi retainer
Terdapat perbedaan pemuaian dan kontaksi akrilik dengan
karingan gigi
Akrilik adalah material yang sangat lembut sehingga apabila
pasien menggunakan pasta gigi yang abarasif, karakterisasi
permukaan akrilik akan hilang
Warna akrilik akan tampak memudar setelah 5-7 tahun
Menyebabkan reaksi jaringan, lebih daripada porcelain dan
gold. Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan iritasi
gingiva.
iv. The Base Metal Alloy
Keuntungannya bisa sekaligus menjadi kerugian. Bahan metal alloy
kuat, namun pembuatannya sangat sulit di laboratorium.
g. Evaluasi Pasca Pemasangan
i. Evaluasi
Ketika pasien kembali, maka sebaiknya ditanya mengenai
27
kenyamanan dalam rongga mulutnya, termasuk oklusi dan
keadaan jembatan.
Jembatan harus diperiksa seberapa rutin pasien menjaga
kebersihan mulut dengan baik.
Margin pada preparasi juga dilihat dan diperiksa untuk
memastikan bahwa tidak ada sementasi yang terdapat pada
subgingiva.
Detail dari seluruh jembatan direkam, termasuk kondisi mahkota
dan akar dari gigi penyangga, dan kedalaman poket, serta
kegoyangan; kekuatan retensi; kesesuaian warna dan kontak
jaringan dari pontik, dan faktor lain yang perlu dipertimbangkan
dalam penilaian.
Setiap jembatan harus dievaluasi maksimum dalam interval 6
bulan. Pada tahap ini harus dilakukan pengecekan pada:
karies. Bite-wing X-ray selalu diindikasikan.
kegagalan sementasi. Sangat penting untuk
memastikan bahwa semua retainer menempel pada
gigi penyangga.
kegoyangan, poket yang terbentuk, dan index
perdarahan pada gigi penyangga. Dicek dan direkam
untuk memastikan bahwa tidak ada tanda overloading
pada gigi penyangga. atau iritasi gingiva yang
terlokalisasi.
Oklusi
Pemakaian
Kevitalan. Electric pulp test kadang-kadang
diindikasikan.
ii. Kegagalan Restorasi
Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan retorasi adalah
Kegagalan sementasi retainer
28
Ketidakmampuan menahan kekuatan mekanik
Iritasi gingival
Resesi gingival
Kerusakan jaringan periodontal
Karies
Nekrosis pulpa
1). Kegagalan Restorasi Crown dan Penangannya
a. Mahkota tidak terpasang sempurna karena kontak pada gigi-gigi
sebelahnya terlalu rapat karena pergeseran gigi-gigi atau model
yang aus. Penangannya perbaiki kontak dan poles dengan
abrasive yang halus serta membuat cetakan baru dan membuat
mahkota kembali
b. Fraktur mahkota pada waktu sementasi karena seman terlalu
tebal dan mahkota terlalu tipis. Penanganannya pencampuran
semen yang benar dan membuat mahkota kembali. Jika perlu
ubah preparasi atau memperbaiki oklusi.
c. Warna tidak memuaskan yaitu lumina atau opak dari bonding
terlihat melalui dentin atau lapisan-lapisan email. Penangannya
gunakan sinar alami jika memungkinkan buat kembali mahkota.
d. Adanya bercak putih dekat bagian tengah permukaan labial
disebabkan bahan inti kurang sempurna menutupi dentin dan
email. Penangannya adalah membuang lebih banyak substansi
gigi bagian bukal dekat dengan ujung preparasi dan buat kembali
mahkota.
2). Kegagalan Restorasi Bridge dan Penangannya
a. Cementation Failure
Pada kasus kegagalan sementasi, instrumen yang
digunakan adalah crown remover, stright chisel, brass
ligature wire, dan screw thread. Setelah bridge seluruhnya
diambil dengan instrumen tersebut, dilakukan replacement
of bridge.
29
b. Pontic Failure
Discoloration
Lepas pontic, dan lakukan pencetakan secara in situ.
Gunakan teknik pencetakan dengan penarikan garis bukal
atau labial.
Repeated loss of a facing
Tempatkan kembali porcelain facing dengan akrilik lain
(baru).
c. Irritation of the mucosa/gingiva
Hal ini dikarenakan OH yang buruk, oleh karena
itu dokter gigi harus menginstruksikan kepada
pasien untuk meningkatkan oral hygiene.
Menghilangkan kalkulus pada fit surface akrilik
atau emas
Gingivektomi bila ada gingival proliferation
d. Solder joint failure
Bridge harus dilepas tanpa merusaknya
Porcelain facing yang terpisah dicuci dalam
larutan asam mendidih
Disolder ulang, dan bridge direlokasi lagi
e. Periodontal overloading
Mengeceknya dengan foto radiografi
Biasanya karena oklusi yang tidak benar
Bridge harus dilakukan pembuatan ulang, fixed-
fixed bridge diindikasikan
f. Occlusal adjustment
Artikulasi bridge harus dicek secara teratur
Kontak premature harus dieliminasi
Mengoreksi gigi antagonis
30
g. Caries
Bila karies terjadi pada margin salah satu retainer,
harus diganti dengan restorasi konvensional,
misalnya dengan amalgam
Paling aman adalah mengganti bridge (membuat
baru)
h. Perforation of occlusal gold
Hilangkan hingga ketebalan metal/ emas tercapai
Isi dengan emas kohesif atau amalgam
Membuat bridge baru lebih diindikasikan
4. Restorasi Sementara
a. Fungsi
i. Melindungi pulpa ( jika ada ) dengan menutupi tubulus-tubulus
yang baru terpreparasi
ii. Mengembalikan estetik dari bentuk gigi
iii. Mempertahankan posisi gigi yang telah dipreparasi, gigi sebelah
serta gigi antagonis
iv. Mencegah gingival bertumbuh melewati tepi kavitas
v. Menstabilisasi gigi penyangga, dan menjaga hubungan antar gigi.
vi. Mencegah over erupsi gigi antagonisnya
b. Teknik
Restorasi sementara dapat diklasifikasikan berdasarkan metode yang
digunakan untuk adaptasi restorasi pada gigi, yaitu :
i. Direct Technique
Restorasi dipasang dalam mulut langsung setelah preparasi
selesai.
ii. Indirect Technique
Restorasi yang dibuat di luar mulut dengan bantuan model kerja.
31
BAB III
KESIMPULAN
Kehilangan gigi menyebabkan beberapa akibat sepert pergeseran gigi
tetangga, kontak premature, trauma periodontal, food packing, over-erupsi gigi
lawan deviasi mandibula, disfungsi temporomandibular joint dan tegang otot
yang menyebabkan nyeri. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka perlu
dilakukan perawatan pemasangan gigi prostetik. Gigi tiruan dibagi menjadi 2
macam, yaitu gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat. Fixed partial denture atau
gigi tiruan cekat merupakan peranti prostodontik yang secara permanen
diletakkan pada gigi yang bersangkutan untuk menggantikan satu atau lebih gigi
yang hilang.
Dalam pemasangan gigi tiruan cekat, berbagai hal perlu untuk
dipertimbangkan. Mulai dari kondisi rongga mulut pasien, keadaan jaringan
periodontal, pemilihan desain, pemilihan gigi peyangga, dsb. Prosedur
pembuatan dan pemasangan gigi tiruan cekat terdiri dari berbagai tahap yaitu
pemilihan bahan retorasi, preparasi gigi, pencetakan, pemilihan warna, pasang
coba dan pasang coba. Selama pembuatan gigi tiruan cekat dilakukan di
laboratorium, diperlukan pemasangan restorasi sementara bagi pasien untuk
melindungi struktur gigi dan memperbaiki fungsi estetik.
32
DAFTAR PUSTAKA
Allan, D.N. Petunjuk Bergambar Mahkota dan Jembatan. Hipokrates
Prajitno, H.R. 1990. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan Pengetahuan Dasar dan Rancangan
Pembuatan. Jakarta: EGC
Roberts, D.H., 1980, Fixed Bridge Prostheses, 2nded, John Wright & Sons Ltd, Bristol
Rosenstiel, S.F., 1988, Contemporary Fixed Prosthodontics, 2 nd ed, CV Mosby, St
Louis.
Shilingburg,H.T., 1997, Fundamentals of Fixed Prosthodontics, 3 rd , Quintessence
Publishing Co
33