Sk 2 Endokrin Tiroid

18
1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dan mikroskopis kelenjar tiroid dan paratiroid 1.1 Anatomi Makroskopis Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut isthmus tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depannya. Kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epithelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah dan yang disatukan jaringan ikat. Kelenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh capsula yang berasal dari lamina pretracheal fascia profunda. Capsula ini melekatkan thyroid ke larynx dan trachea. Kelenjar thyroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pear, dengan apex di atas sejauh linea oblique lamina cartilage thyroidea, dengan basis di bawah pada cincin trachea 5 atau 6.

description

skenario 2 blok endokrin

Transcript of Sk 2 Endokrin Tiroid

1. Memahami dan menjelaskan anatomi makroskopis dan mikroskopis kelenjar tiroid dan paratiroid

1.1 Anatomi Makroskopis

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea, dan

diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut isthmus tiroid dan yang melintasi

trakea di sebelah depannya.

Kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epithelium silinder,

mendapat persediaan darah berlimpah dan yang disatukan jaringan ikat. Kelenjar ini

merupakan kelenjar endokrin yang paling banyak vaskularisasinya, dibungkus oleh capsula

yang berasal dari lamina pretracheal fascia profunda. Capsula ini melekatkan thyroid ke

larynx dan trachea.

Kelenjar thyroid terletak di leher depan setentang vertebra cervicalis 5 sampai

thoracalis 1, terdiri dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus

berbentuk seperti buah pear, dengan apex di atas sejauh linea oblique lamina cartilage

thyroidea, dengan basis di bawah pada cincin trachea 5 atau 6.

Gambar 1. Kelenjar thyroid (tampak depan)

Dengan adanya ligamentum suspensorium Berry kelenjar thyroidea ditambatkan ke

cartilage cricoidea dari facies posteromedial kelenjar. Jumlah ligamentum ini 1 di kiri dan

kanan. Fungsinya sebagai ayunan/ gendongan kelenjar ke larynx dan mencegah jatuh/

turunnya kelenjar dari larynx, terutama bila terjadi pembesaran kelenjar.

LOBUS LATERALIS

Setiap lobus kiri dan kanan terdiri dari 3 bagian yaitu :

a. Apex

b. Basis

c. 3 Facies/ permukaan dan 3 Margo/ pinggir

a. APEX

• Berada di atas dan sebelah lateral oblique cartilage thyroidea

• Terletak antara M.Constrictor inferior (di medial) dan M.Sternothyroideus (di

lateral)

• Batas atas apex pada perlekatan M.Sternothroideus.

• Di apex A. Thyroidea superior dan N.Laringeus superior berpisah, arteri berada di

superficial dan nervus masuk lebih ke dalam dari apex (polus)→Ahli bedah sebaiknya

meligasi arteri thyroidea sup.dekat ke apex.

b. BASIS

• Terletak setentang dengan cincin trachea 5 atau 6.

• Berhubungan dengan A. Thyroidea inferior dan N. Laryngeus recurrent yang berjalan di

depan atau belakang atau di antara cabang-cabang arteri tersebut. →Ahli bedah

sebaiknya

meligasi arteri thyroidea inf. jauh dari kelenjar.

c A. FACIES SUPERFICIAL/ ANTEROLATERAL

Berbentuk konvex ditutupi oleh beberapa otot dari dalam ke luar :

1. M. Sternothyroideus

2. M. Sternohyoideus

3. M. Omohyoideus venter superior

4. Bagian bawah M. Sternocleidomastoideus

B. FACIES POSTEROMEDIAL

Bagian ini berhubungan dengan :

- 2 saluran : larynx yang berlanjut menjadi trachea, dan pharynx berlanjut menjadi

oesophagus.

- 2 otot : M. Constrictor inferior dan M. Cricothyroideus.

- 2 nervus : N. Laryngeus externa dan N. Larungeus recurrent.

C. FACIES POSTEROLATERAL

Berhubungan dengan carotid sheath (selubung carotid) dan isinya yaitu A. Carotis

interna, N. Vagus, dan V. Jugularis interna (dari medial ke lateral).

D. MARGO ANTERIOR

Margo ini memisahkan facies superficial dari posteromedial, berhubungan dengan

anastomose A. Thyroidea superior.

E. MARGO POSTERIOR

Bagian ini memisahkan facies posterolateral dari posteromedial, berhubungan

dengan

anastomose A. Thyroidea superior dan inferior. Ductus thoracicus terdapat pada sisi

kirinya. Terdapat kelenjar parathyroidea superior pada pertengahan margo posterior

lobus lateralis kelenjar thyroidea tepatnya di antara true dan false capsule. Setentang

cartilage cricoidea dan sebelah dorsal dari N. Laryngeus recurrent. Kelenjar

parathyroidea inferior letaknya bervariasi, terdapat 3 kemungkinan letaknya :

- Pada polus bawah (inferior) lobus lateralis di dalam false capsule di bawah A.

Thyroidea inferior.

- Di luar false capsule dan di atas A. Thyroidea superior

- Di dalam true capsule pada jaringan kelenjar dan ventral terhadap N. Laryngeus

recurrent.

ISTHMUS

Isthmus adalah bagian kelenjar yang terletak di garis tengah dan menghubungkan

bagian bawah lobus dextra dan sinistra (isthmus mungkin juga tidak ditemukan).

Diameter transversa dan vertical ± 1,25 cm. Pada permukaan anterior isthmus dijumpai

(dari superficial ke profunda) : - Kulit dan fascia superficialis - V. Jugularis anterior -

Lamina superficialis fascia cervicalis profunda - Otot-otot : M. Sternohyoideus danM.

Sternothyroideus. Permukaan posterior berhubungan dengan cincin trachea ke 3 dan 4.

Pada margo superiornya dijumpai anastomose kedua A. Thyroidea superior, lobus

pyramidalis dan Levator glandulae. Di margo inferior didapati V. Thyroidea inferior

dan A. Thyroidea ima.

LOBUS PYRAMIDALIS

• Kadang-kadang dapat ditemui.

• Jika ada biasanya terdapat di margo superior isthmus, memanjang ke os hyoidea, atau

bisa juga berasal dari lobus kiri atau kanan.

• Sering didapati lembaran fibrosa atau musculous yang menghubungkan lobus

pyramidalis dan os hyoidea, jika penghubung ini otot dikenal dengan nama levator

glandula thyroidea.

CAPSULE KELENJAR THYROIDEA

1. Outer false capsule : Berasal dari lamina pretracheal fascia cervicalis profunda.

2. Inner true capsule : dibentuk oleh kondensasi jaringan fibroareolar kelenjar thyroidea.

Pada celah antara kedua capsule tersebut didapati kelenjar parathyroidea, pembuluh

darah.vena yang luas dan banyak.

VASCULARISASI

1. Sistem Arteri

• A. Thyroidea superior, adalah cabang A. Carotis externa yang masuk ke jaringan

superficial kelenjar, mendarahi jaringan connective dan capsule.

• A. Thyroidea inferior adalah cabang trunchus thyreocervicalis dan masuk ke lapisan

dalam kelenjar, mendarahi jaringan parenkim dan propia kelenjar.

• A. Thyroidea ima, Arteri ini kadang-kadang dijumpai merupakan cabang arcus aorta

atau A. Brachiocephalica dan mendarahi istmus.

• A. Thyroidea acessorius, adalah cabang-cabang A. Oesophageal dan Tracheal yang

masuk ke facies posteromedial.

2. Sistem Vena

• V. Thyroidea superior; muncul dari polus superior dan berakhir pada vena jugularis

interna (kadang-kadang V. Facialis)

• V. Thyroidea inf.; muncul dari margo bawah istmus dan berakhir pada V.

Brachiocephalica sin.

• V. Thyroidea media; muncul dari pertengahan lobus lateralis dan berakhir di V.

Jugularis int.

3. Aliran Lymphatic

• Ascending Lymphatic

- Media, mengalir ke prelaryngeal lymph node yang terletak pada membrane

cricothyroidea

- Lateral, mengalir ke Jugulo-digastric grup dari deep cervical lymph node.

• Descending Lymphatic

- Medial, mengalir ke pretracheal grup di trachea

- Lateral, mengalir ke Gl. Recurrent chain pada N. Laryngeus recurrent.

Mikroskopis kelenjar tiroid

Terdiri atas : acini/folikel thyroid, folikel-folikel yang dibatasi oleh sel-sel epitel yang disebut sel-sel epitel folikular yang lumennya terisi oleh zat yang mempunyai viskositas yang tinggi yang disebut koloid. Sel-sel folikular berbentuk kubis dan berbentuk gepeng apabila berada didalam keadaan yang tidak aktif dan dalam bentuk torak tinggi pada hiperaktif. Disamping sel-sel folikular terdapat sel-sel parafolikular.Sel-sel ini lebih pucat dan besar dan menghasilkan hormon kalsitonin.

II. Memahami dan menjelaskan fisiologi kelenjar tiroid

III. Memahami dan menjelaskan hipotiroid dan hipertiroid

3.1. definisi

Hipotiroidisme ialah sekresi tiroid yang tidak adekuat selama perkembangan janin dan neonatus yang nantinya akan menghambat pertumbuhan fisik dan mental (kretinisme), karena penekanan aktivitas metabolic tubuh secara umum.

Tirotoksikosis adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme adalah salah satu jenis tirotoksikosis.

3.2. Etiologi

Hipotiroid

Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena. tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.

Penyakit Hipotiroidisme

1. Penyakit Hashimoto, juga disebut tiroiditis otoimun, terjadi akibat adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan TRH akibat umpan balik negatif yang minimal, Penyebab tiroiditis otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah tiroiditis Hashimoto.Pada tiroiditis Hashimoto, kelenjar tiroid seringkali membesar dan hipotiroidisme terjadi beberapa bulan kemudian akibat rusaknya daerah kelenjar yang masih berfungsi.

2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan cenderung menyebabkan hipotiroidisme.

3. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan, menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme goitrosa).

4. Kekurangan yodium jangka panjang merupakan penyebab tersering dari hipotiroidisme di negaraterbelakang.

5. Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan hipotiroidisme. Namun, terapi untuk kanker yang jarang dijumpai ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH, atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid. Semua pengobatan ini dapat menyebabkan

hipotiroidisme. Pajanan ke radiasi, terutama masa anak-anak, adalah penyebab kanker tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.

Hipertiroid

1. Penyakit Graves diketahui sebagai penyebab umum dari hipertiroid.Pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibatstimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah.Stimulator tiroid kerja-panjang (LATS; Long-acting thyroid stimulator )ditemukan dalam serum dengan konsentrasi yang bermakna pada banyak penderita penyakit ini dan mungkin berhubungan dengan defek pada sistemkekebalan tubuh.2.Herediter 3.Stress atau infeksi4.Tiroiditis5.Syok emosional6.Asupan tiroid yang belebihan7. Dari penyakit lain yang bukan hipertiroid, misalnyaAdenokarsinoma hipofisis.

3.3. klasifikasi

Lebih dari 95% penderita hipotiroidisme mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu

kepada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar

hipofisis, hipotalamus atau keduanya disebut hipotiroidisme sentral (hipotiroidisme sekunder) atau

pituitaria. Jika sepenuhnya disebabkan oleh hipofisis disebut hipotiroidisme tersier.(Brunner

&Suddarth.2001)

Jenis Organ KeteranganHipotiroidisme primer

kelenjar tiroid Paling sering terjadi. Meliputi penyakitHashimoto tiroiditis(sejenis penyakit autoimmune) dan terapi radioiodine(RAI) untuk merawat penyakit hipertiroidisme.

Hipotiroidisme sekunder

kelenjar hipofisis(pituitari)

Terjadi jika kelenjar hipofisis tidak menghasilkan cukuphormon perangsang tiroid(TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan jumlahtiroksin yang cukup. Biasanya terjadi apabila terdapat tumor di kelenjar hipofisis, radiasi atau pembedahan yang menyebabkan kelenjar tiroid tidak lagi dapat menghasilkan hormon yang cukup.

Hipotiroidisme tertier

hipotalamus Terjadi ketika hipotalamus gagal menghasilkanTRHyang cukup. Biasanya disebut juga disebuthypothalamic-pituitary-axis hypothyroidism.

Klasifikasi Hipotiroid menurut onsetnya:

1. Hipotiroid kongenital.Adalah disgenetik kelenjar tiroid: ektopik, agenesis, aplasi atau hipoplasi, dishormonogenesis, berhubungan dengan ’Hypothalamic-pituitary hypothyroidism’. Bersifat sementara :*Karena induksi obat-obatan, antibodi maternal, idiopatik.* Ibu mendapat : bahan goitrogen, pengobatan yodium radio-aktif.

2.Hipotiroid dapatan/Acquired :

Dapat disebabkan karena adanya Tiroiditis limfositik menahun, bahan-bahan goitrogen (yodium, tiourasil), tiroidektomi, penyakit infiltratif (sistinosis, histiositosis-X), defisiensi yodium (gondok endemik), hipopituitarisme.

Hipertiroid

Dapat dibedakan berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi 2,yaitu : Hipertiroid Primer : Terjadinya hipertiroid karena berasal dari kelenjar tiroid itu sendiri, contohnya : - Penyakit grave - Functioning adenoma - Toxic multinodular goiter

- Tiroiditis Hipertiroid Sekunder : Jika penyebab hipertiroid berasal dari luar kelenjar tiroid, contohnya : - Tumor hipofisis - Pemberian hormone tiroid dalam jumlah besar - Pemasukan iodium berlebihan

Klasifikasi struma Pembesaran kelenjar tiroid (kecuali keganasan) menurut American society for Study of Goiter membagi : 1. Struma Non Toxic Diffusa 2. Struma Non Toxic Nodusa 3. Stuma Toxic Diffusa 4. Struma Toxic Nodus

Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik).

Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah penyakit Grave (gondok eksoftalmik/exophtalmic goiter), bentuk tiroktosikosis yang paling banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.

Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.

Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik.

3.4. Patofisiologi

Hipotiroid

Hipertiroid

3.5. manifestasi klinis

Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:

Gejala dini hipotiroid tidak spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:

1. Kelelahan yang ekstrim2. Kerontokan rambut3. Kuku rapuh4. kulit kering5. rasa baal6. parestasia pada jari-jari tangan7. suara kasar atau parau8. gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido

 

Pada hipotiroid berat mengakibatkan:

1. suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal2. kenaikan berat badan3. kulit menjadi tebal4. rambut menipis dan rontok5. wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng6. rasa dingin meski lingkungan hangat7. apatis8. konstipasi9. kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, fungsi

ventrikel kiri jelek.

Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan dimensia disertai perubahan kognitif dan kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi pleura dan efusi pericardial.

Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.

9. Kelelahan yang ekstrim10. Kerontokan rambut11. Kuku rapuh12. kulit kering13. rasa baal14. parestasia pada jari-jari tangan15. suara kasar atau parau16. gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping hilangnya libido

 

Pada hipotiroid berat mengakibatkan:

10. suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal

11. kenaikan berat badan12. kulit menjadi tebal13. rambut menipis dan rontok14. wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng15. rasa dingin meski lingkungan hangat16. apatis17. konstipasi18. kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, fungsi

ventrikel kiri jelek.

Pada hipotiroidisme lanjut dapat menyebabkan dimensia disertai perubahan kognitif dan kepribadian yang khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi pleura dan efusi pericardial.

Koma miksedema menggambarkan stadium hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi dan tak sadarkan diri.

Hipertiroid

1. Gelisah (peka rangsang berlebihan dengan emosional), mudah marah, ketakutan, tidak dapat duduk dengan tenang, menderita karena palpitasi, nadi cepat dalam istirahat dan latihan.

2. Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat, kulit kemerahan dan mudah menjadi lunak,hangat dan lembab.

3. Pasien lansia mungkin mengeluhkan kulit kering gatal-gatal menyebar4. Mungkin teramati tremor halus tangan5. Mungkin menunjukkan eksoftalmus6. Gejala lain mencangkup peningkatan nafsu makan dan masukan diet, penurunan

berat badan progresif,otot secara abnormal mudah letih, kelemahan,amenore, dan perubahan fungsi usus (diare)

7. Kisaran nadi antara 90 dan 100 kali permenit, tekanan darah sistolik (bukan diastolic) meningkat.

8. Mungkin terjadi fibrilasi atrium dan dekompensasi jantung dalam bentuk gagal jantung kongestif, terutama pada pasien lansia.

9. Osteoporosis dan fraktur

10.  Penyekit dapat ringan dengan eksaserbasi dan remisi, berakhir dengan pemulihan spontan dalam beberapa bulan atau tahun

11.  Mungkin berkembang perilaku tidak mempunyai belas kasihan kelompok menyebabkan tubuh kurus, sangat gelisah, delirium,disorientasi, akhirnya gagal jantung

12.  Gelisah dapat disebabkan oleh pemberian hormone tiroid yang berlebihan untuk mengobati hipertiroidisme

3.6. diagnosis (pemeriksaan fisik dan penunjang)

3.7. diagnosis banding

3.8. tata laksana

3.9. komplikasi

3.10. prognosis

3.11. pencegahan

IV. memahami dan menjelaskan tindakan operasi dalam agama islam

Dalil-dalil dari al-Qur`an dan sunnah menetapkan dibolehkannya operasi medisdengan syarat-syaratnya, dan bahwa tidak ada dosa atas seorang muslim melakukannyauntuk meraih kesembuhan dari penyakit yang Allah ujikan kepadanya dengan izin Allah.

Adapun dalil-dalil tersebut maka ia sebagai berikut:

Firman Allah,“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, makaseolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (Al-Maidah: 32)

Dalam ayat ini Allah memuji orang yang berusaha menghidupkan dan menyelamatkan jiwa dari kematian dan sudah dimaklumi bahwa dalam banyak kasus operasi medis menjadisebab terselamatkannya jiwa dari kematian yang hampir dipastikan.

Adapun dari sunnah maka ada beberapa hadits yang bisa dijadikan pijakan dalammenetapkan dibolehkannya operasi medis, di antaranya:

1 . H a d i t s h i j a m a h ( b e r b e k a m )

Dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw berbekam di kepalanya. (HR. Al-Bukhari)

Dari Jabir bahwa dia menjenguk orang sakit. Dia berkata,“Aku tidak meninggalkantempat ini sebelum kamu berbekam karena aku mendengar Rasulullah saw bersabda,‘Padanya terdapat kesembuhan”.(HR. Al-Bukhari).

Hadits tersebut menetapkannya disyariatkannya hijamah dan sudah dimaklumi bahwahijamah dilakukan dengan membedah atau menyayat tempat tertentu pada tubuh untuk menyedot

darah kotor dan membuangnya. Jadi disyariatkannya hijamah merupakan dasar dibolehkannya membedah tubuh untuk membuang penyakit atau penyebab penyakit.

2. Hadits Jabir bin Abdullah

Jabir bin Abdullah berkata,“Rasulullah SAW mengirim seorang tabib kepada Ubay binKaab maka tabib tersebut memotong pembuluh darahnya dan menempelnya dengan besi  panas” . (HR. Muslim)

D a l a m h a d i t s i n i N a b i S A W m e n y e t u j u i a p a y a n g d i l a k u k a n o l e h t a b i b t e r s e b u t terhadap Ubay bin Kaab, dan apa yang dilakukan oleh tabib tersebut adalah salah satubentuk operasi medis yaitu pemotongan terhadap anggota tertentu.

Kemudian dari sisi pertimbangan kebutuhan penderita kepada operasi yang tidakl e p a s d a r i d u a k e m u n g k i n a n y a i t u m e n y e l a m a t k a n h i d u p d a n m e n j a g a k e s e h a t a n , pertimbangan yang dalam kondisi tertentu bisa mencapai tingkat dharurat maka tidak ada alasan yang rajih menolak operasi medis.

Jika operasi medis memenuhi syarat-syarat yang diletakkan syariat maka dibolehkankarena dalam kondisi ini target yang diharapkan yaitu kesembuhan dengan izin Allah bisadiwujudkan, sebaliknya jika tim medis berpandangan bahwa operasi tidak bermanfaat, tidak mewujudkan sasarannya atau justru menambah penderitaan penderita maka dalam kondisiini syariat melarangnya.

Inilah syarat-syarat dibolehkannya operasi medis yang diletakkan oleh fuqaha Islamdalam buku-buku mereka, syarat-syarat ini diambil dari dasar-dasar kaidah syariat :

1) Hendaknya operasi medis disyariatkan.

2) Hendaknya penderita membutuhkannya.

3) Hendaknya penderita mengizinkan.

4) Hendaknya tim medis menguasai.

5) Hendaknya peluang keberhasilan lebih besar.

6) Hendaknya tidak ada cara lain yang lebih minim mudharatnya.

7) Hendaknya operasi medis berakibat baik.

8) Hendaknya operasi tidak berakibat lebih buruk daripada penyakit penderita