Analisis Kelayakan Perencanaan Program Pengusahaan Krisan di ...
Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)
-
Upload
barikly-robby -
Category
Documents
-
view
10 -
download
5
description
Transcript of Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)
![Page 1: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB III. METODOLOGI
METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (MPE)
Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) digunakan sebagai pembantu
bagi individu pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model
yang telah terdefinisi dengan baik pada tiap tahapan proses (Eriyatno, 1999).
Menurut Manning (1984), tahapan dilakukan dalam melaksanakan teknik MPE
adalah :
1) Menulis semua alternatif,
2) Menentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan,
3) Mengadakan penilain terhadap semua kriteria,
4) Mengadakan penilain terhadap semua alternatif pada masing-
masing kriteria,
5) Menghitung nilai dari setiap alternatif,
6) Memberikan jenjang kepada alternatif-alternatif dengan didasarkan
pada nilai masing-masing.
Penghitungan nilai untuk setiap alternatif adalah sebagai berikut :
Dimana :
NAi : Nilai akhir dari alternatif ke-I
Nilai ij : Nilai dari alternatif ke-I pada alternatif ke-j
Krit j : Tingkat kepentingan deret kriteria ke-j
i : 1,2,3,…,n n : jumlah alternatif
j : 1,2,3,…,m m: jumlah kriteria
PENENTUAN LOKASI PERKEBUNAN
Penentuan lokasi pendirian perkebunan dan pusat pembibitan bunga krisan
memggunakan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Alternatif dan kriteria
harus diperhatikan agar perkebunan yang didirikan dapat memberikan keuntungan
untuk perusahaan. Kriteria pendirian perkebunan dan pusat pembibitan bunga
krisan adalah harga sewa tanah, kesesuaian iklim dan tanah, infrastruktur menuju
bandara, tenaga kerja, perizinan tempat. Dari kriteria tersebut maka terpilih 4
1
NAi = (Nilai ij)Kritj
![Page 2: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/2.jpg)
daerah yang menjadi alternatif pilihan untuk lokasi pendirian pabrik pengolahan
air minum dalam kemasan yaitu Ciawi-Bogor, Batu-Malang, Nongkojajar-
pasuruan, kulonprogo-DIY, . Penentuan bobot kriteria diatas adalah antara 1-9
dimana keterangan lebih spesifik terhadap setiap bobot dapat dilihat pada Tabel 1
sampai dengan Tabel 6.
Tabel 1 Nilai kriteria harga sewa tanah
Nilai Keterangan
9 Sangat murah
7 Murah
5 Kurang murah
3 Tidak murah
Tabel 2 Nilai kriteria kesesuaian iklim dan tanah
Nilai Keterangan
9 Sangat sesuai
7 sesuai
5 Kurang sesuai
3 Tidak sesuai
Tabel 3 Nilai kriteria infrastruktur menuju bandara ekspor
Nilai Keterangan
9 Sangat dekat
7 Dekat
5 Kurang Dekat
3 Tidak Dekat
2
![Page 3: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/3.jpg)
Tabel 4 Nilai kriteria upah tenaga kerja
Nilai Keterangan
9 Sangat murah
7 Murah
5 Kurang murah
3 Tidak murah
Tabel 5 Nilai Birokrasi Ekspor
Nilai Keterangan
9 Sangat baik
7 Mudah
5 Sulit
3 Sangat sulit
Tabel 6 Ketersediaan Listrik dan Air
Nilai Keterangan
9 Sangat baik
7 Mudah
5 Sulit
3 Sangat sulit
3
![Page 4: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB IV. PEMBAHASAN
Penentuan atau penetapan lokasi penentuan pabrik Air minum dalam
kemasan menggunakan metode MPE. Penentuan menggunakan metode MPE
maka perlu juga menentukan kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam
pembobotan. Pembobotan nilai MPE diperoleh dengan cara membandingkan antar
kriteria. Pemberian bobot menggunakan 1 dan 0 untuk menentukan tingkat
kepentingan setiap kriteria yang dibandingkan. Bobot 1 untuk memberikan
kriteria tersebut lebih penting dibandingkan dengan kriteria yang dibandingkan.
Bobot 0 untuk memberikan kriteria tersebut kalah penting dibandingkan dengan
kriteria yang lain. Pemberian bobot 1 untuk masing-masing kriteria yang
dibandingkan menjelaskan bahwa kriteria memiliki tingkat kepentingan yang
sama.
Tabel 1. Pembobotan Terhadap Tingkat Kepentingan Kriteria
No Kriteria HT IJ KKSDA UTK PT APP Jumlah1 Harga Tanah 0 0 1 1 0 22 Infrastruktur Jalan 1 1 1 1 0 4
3Ketersediaan dan Kualitas Sumber Daya Alam 1 1 1 1 1 5
4 Upah Tenaga Kerja 0 0 0 1 0 15 Perizinan Tempat 0 0 1 1 0 26 Akses Pangsa Pasar 1 1 1 1 1 5
No Kriteria HT KIT IB UTK BE FLA Jumlah1 Harga Tanah 0 0 1 1 0 22 Kesesuain Iklim 1 1 1 1 1 53 Infrastruktur Bandara 1 1 1 0 1 44 Upah Tenaga Kerja 0 0 0 1 1 25 Birokrasi Ekspor 0 0 1 0 0 16 Ketersediaan Listrik dan Air 1 0 1 1 1 4
Keterangan
HST : Harga Sewa Tanah
KI : Kesesuaian Iklim dan tanah
IJ : Infrastruktur bandara
UTK : Upah Tenaga Kerja
4
![Page 5: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/5.jpg)
BE : Birokrasi Ekspor
FLA : Fasilitas Listrik dan Air
Hasil dari penjumlahan pembobotan untuk menentukan Nilai Bobot MPE
diperoleh nilai tingkat kepentingan MPE paling tinggi adalah kesesuaian iklim
dan tanah. Hal ini dikarenakan untuk pembudidayaan dan pembibitan bunga
krisan dibutuhkan kesesauain dari kelembapan, tingkat itensitas matahari, suhu
siang dan malam hari dan PH dari tanah. kelembaban yg tinggi dibutuhkan untuk
awal pembentukan akar bibit, setek diperlukan 90-95%. Tanaman krisan
memerlukan cahaya pada siang hari sebesar 32.000 lux untuk pertumbuhan yang
optimal (Effendi dan Marwoto, 2003). Intensitas cahaya pada siang hari di dataran
tinggi di Indonesia (1000 m dpl) adalah sebesar 50.000 lux. Suhu udara terbaik
utk daerah tropis seperti Indonesia adalah antara 20-26 derajat C. Toleran suhu
udara utk tetap tumbuh adalah 17-30 derajat C. namun untuk mendapatkan warna
bunga yang bagus dibutuhkan perbedaan suhu antara siang dan malam yang
cukup ekstrim (Made,2015). Kadar CO2 di alam sekitar 3000 ppm. Kadar CO2 yg
ideal utk memacu fotosistesa antara 600-900 ppm. Pada pembudidayaan tanaman
krisan dalam bangunan tertutup, seperti rumah plastik, greenhouse, dapat
ditambahkan CO2, hingga mencapai kadar yg dianjurkan. Derajat keasaman tanah
yg baik utk pertumbuhan tanaman sekitar 5,5-6,7.
Dikarenakan kualitas dari bunga krisan sangat banyak ditentukan oleh
ketercapaian dari faktor iklim dan tanah maka faktor ini menjadi faktor dominan
dalam keberhasilan produksi bunga krisan dengan nilai 5.
Seperti yang telah dibahas pada bagian profil dari CV Mitra Djaya
Nursery, badan usaha ini memiliki pasar dominan untuk bibit bunga krisan di
negara jepang. untuk memenuhi kriteria bunga krisan salah satu syaratanya adalah
bibit bunga krisan harus telah tiba di jepang saat berumur tidak lebih dari 20 hari.
oleh karena itu faktor infrastruktur bandara yang dapat mengekspor ke jepang
menjadi faktor ke dua dengan nilai 4
Ketersediaan listrik dan air juga memegang peran penting dalam produksi
bibit dan bunga krisan dari CV Mitra Djaya Nursery. Menurut pemilik dari CV
Mitra Djaya Nursery, Bapak Made Sugate A. untuk menjaga kualitas dari bunga
5
![Page 6: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/6.jpg)
krisan beliau mengaku membutuhkan daya listrik sekitar 20kW untuk penerangan
di kebun krisan miliknya. selain kebutuhan untuk pencahayaan. energi listrik
dibutuhkan untuk mengoprasikan cold storage milik beliau. untuk sebuah cold
storage ini dibutuhkan daya sebesar 5 kW. Karena bunga krisan tidak dapat
menggunakan air hujan maka ketersedian sumber air sangat diharapkan.
dibutuhkan sumber air memiliki keberlangsungan dalam jangka waktu yang lama
dan selalu ada. oleh karena itu faktor listrik dan air ini juga memegang peran
penting dalam keberhasilan produksi bibit dan bunga krisan. menutur pakar faktor
ini memilikin nilai sebesar 4.
Kriteria harga tanah dan upah tenaga kerja mendapatkan nilai pembobotan
MPE sebesar 2. hal ini dikarenakan untuk lokasi daerah perkebunan harga tanah
relatif tidak signifikan perbedaan antara satu daerah dengan daerah lain. Nilai
pembobotan MPE terendah adalah kriteria Birokrasi Ekspor yaitu sebesar 1.
Pembobotan menggunakan metode MPE menggunakan nilai kisaran
antara 1-9. Semakin tinggi nilai maka kriteria tersebut semakin baik.
Ciawi-Bogor, Batu-Malang, Nongkojajar-pasuruan, kulonprogo-DIY
Tabel 2. Matriks Keputusan dengan Metode MPE
No KriteriaNilai Alternatif Lokasi Bobot
Ciawi-BogorBatu-
MalangNongkojajar-
PasuruanKulonprogo
DIY MPE1 Harga Tanah 3 5 7 7 22 Kesesuain Iklim 9 9 9 7 53 Infrastruktur Bandara 7 5 5 3 44 Upah Tenaga Kerja 3 6 7 9 25 Birokrasi Ekspor 7 3 3 3 1
6Ketersediaan Listrik dan Air 9 5 5 5 4
Nilai Keputusan 68036 60363 60400 17646
Rank 1 3 2 4
Hasil dari perhitungan menggunakan metode MPE maka didapatkan
bahwa lokasi Ciawi Bogor mendapatkan peringkat 1 dengan nilai tertinggi yaitu
sebesar 68.036. Lokasi Cibinong mendapatkan nilai tertinggi dikarenakan
memiliki keunggulan untuk kesesuaian iklim dan ketersediaan listrik dan Air.
6
![Page 7: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/7.jpg)
Kedua faktor kriteria tersebut merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam
mendirikan suatu pusat pembibitan tanaman hias bunga krisan. Infrastruktur akan
mempengaruhi biaya distribusi serta kecepatan dan kelancaran dalam pengiriman.
Sedangkan akses pangsa pasar akan mempengaruhi tingkat penyerapan produk di
pasaran. Nilai pembobotan MPE terendah didapatkan lokasi Kulon progo DIY
yaitu dengan nilai total 17.646 .
BAB V. KESIMPULAN
7
![Page 8: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/8.jpg)
Penggunaan metode MPE memberikan kemudahan dalam mengambil
keputusan untuk menentukan lokasi pembangunan pabrik air minum dalam
kemasan. Alternatif lokasi yang akan dibangung pabrik adalah Cibedug-Ciawi,
Cibinong, Cijeruk dan Sentul. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam
menentukan lokasi adalah harga tanah, infrastruktur jalan, ketersediaan dan
kualitas sumber daya alam, upah tenaga kerja, perizinan tempat, dan akses pangsa
pasar.
Hasil dari penentuan lokasi menggunakan metode MPE maka didapatkan
lokasi Cibinong yang mempunyai nilai tertinggi. Lokasi Cibinong memiliki
keunggulan di infrastruktur jalan dan akses pangsa pasar. Lokasi Cijeruk
mendapatkan penilaian terendah dari beberapa alternatif lokasi.
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA
8
![Page 9: Site Location Bunga Krisan ( Metodologi Dan Pembahasan)](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012916/55cf8f6d550346703b9c4773/html5/thumbnails/9.jpg)
Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB Press, Bogor.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
9