SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang...

49
1 POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD DIY TERHADAP RKPD TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan pencapaian Visi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, di tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari sepuluh tahun tahap pertama. Sedangkan tahun 2015 merupakan tahun pertama, dari sepuluh tahun tahap ke dua atau tahap terakhir menuju tahun 2025. Dengan demikian maka tahun 2015 merupakan tahun transisi upaya pemerintah DIY mewujudkan visinya. Perjalan pencapaian visi Pemerintah Daerah DIY di paruh perjalanan tahun ini, dapat dijadikan sebagai acuan untuk melihat seberapa besar capaian yang telah diperoleh dan seberapa besar penyimpangan dari target yang telah ditetapkan. Apabila ternyata penyimpangan jauh lebih besar dari upaya pencapaian target, maka tahun 2015 harus dijadikan starting point untuk mengejar ketertinggalan yang telah terjadi. Hal ini agar supaya Visi DIY berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025, ditetapkan bahwa DIY akan proyeksikan sebagai Pusat Pendidikan, Pusat Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara, dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera, menjadi kenyataan. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 3 Oktober 2012, merupakan momentum sejarah yang akan semakin memperkuat dukungan akan terwujudnya visi DIY di masa depan. Hal ini karena satu dari 5 pilar kewenangan keistimewaan yang ada dalam undang- undang tersebut, merupakan bagian dari visi yang akan diwujudkan oleh seluruh komponen masyarakat DIY. Dengan demikian sudah sangat kuat dan lengkap, baik ketentuan yuridis, road map maupun plan mapnya. Upaya perwujudan visi tersebut, tinggal bagaimama teknis pengawalan dan strategi pelaksanaan dilapangan yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif, dan stakeholders lainnya. Pokok tahapan kegiatan yang tidak kalah penting yang harus disusun dalam upaya perwujudtan visi tersebut diatas adalah bagaimana menjabarkan dokumen RPJMD menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) setiap tahunnya. RKPD merupakan Dokumen Induk Tahunan yang memuat seluruh aspirasi masyarakat DIY, tidak terkecuali termasuk bagaimana upaya mewujudkan visi DIY dalam bentuk kebijakan dan program setiap tahunnya. Setelah RKPD dapat disepakati melalui

Transcript of SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang...

Page 1: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

1

POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD DIY TERHADAP RKPD TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya mewujudkan pencapaian Visi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa

Yogyakarta, di tahun 2014 merupakan tahun terakhir dari sepuluh tahun tahap

pertama. Sedangkan tahun 2015 merupakan tahun pertama, dari sepuluh tahun tahap

ke dua atau tahap terakhir menuju tahun 2025. Dengan demikian maka tahun 2015

merupakan tahun transisi upaya pemerintah DIY mewujudkan visinya. Perjalan

pencapaian visi Pemerintah Daerah DIY di paruh perjalanan tahun ini, dapat dijadikan

sebagai acuan untuk melihat seberapa besar capaian yang telah diperoleh dan

seberapa besar penyimpangan dari target yang telah ditetapkan. Apabila ternyata

penyimpangan jauh lebih besar dari upaya pencapaian target, maka tahun 2015

harus dijadikan starting point untuk mengejar ketertinggalan yang telah terjadi. Hal ini

agar supaya Visi DIY berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Tahun 2005-2025, ditetapkan bahwa DIY akan proyeksikan sebagai Pusat

Pendidikan, Pusat Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara,

dalam lingkungan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera, menjadi kenyataan.

Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah

Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 3 Oktober 2012, merupakan momentum sejarah

yang akan semakin memperkuat dukungan akan terwujudnya visi DIY di masa depan.

Hal ini karena satu dari 5 pilar kewenangan keistimewaan yang ada dalam undang-

undang tersebut, merupakan bagian dari visi yang akan diwujudkan oleh seluruh

komponen masyarakat DIY. Dengan demikian sudah sangat kuat dan lengkap, baik

ketentuan yuridis, road map maupun plan mapnya. Upaya perwujudan visi tersebut,

tinggal bagaimama teknis pengawalan dan strategi pelaksanaan dilapangan yang

dilakukan oleh eksekutif, legislatif, dan stakeholders lainnya.

Pokok tahapan kegiatan yang tidak kalah penting yang harus disusun dalam upaya

perwujudtan visi tersebut diatas adalah bagaimana menjabarkan dokumen RPJMD

menjadi Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) setiap tahunnya. RKPD

merupakan Dokumen Induk Tahunan yang memuat seluruh aspirasi masyarakat DIY,

tidak terkecuali termasuk bagaimana upaya mewujudkan visi DIY dalam bentuk

kebijakan dan program setiap tahunnya. Setelah RKPD dapat disepakati melalui

Page 2: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

2

Musrenbang di tingkat Pemerintah DIY, maka akan dijabarkan lebih lanjut menjadi

dokumen KUA dan PPAS. Kedua Dokumen inilah yang selanjutnya menjadi dasar

untuk penyusunan dokumen RKA-SKPD sebagai komponen penyusunan RAPBD

pada tahun berjalan. Mekanisme penyusunan dokumen tersebut harus runtut,

berkesinambungan dan berjenjang, yang berpedoman pada Permendagri Nomor 54

Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 30 Tahun

2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program/ Kegiatan

di Lingkungan Pemerintah Provinsi DIY.

Didalam Dokumen RKPD, salah satu bentuk usulan keterwakilan masyarakat melaui

DPRD DIY yaitu berupa dokumen Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY, yang terangkum

ke dalam seluruh urusan kewenangan pemerintah di tingkat provinsi. Dengan

demikian maka dokumen Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY, merupakan dokumen yang

sangat penting dan strategis untuk mendasari dan mengarahkan pelaksanaan

pembangunan agar tidak lepas terhadap perwujudan visi DIY. Disamping itu dokumen

ini juga sangat dibatasi terkait dengan faktor waktu penyelesaiaanya, karena Pokok-

pokok Pikiran DPRD sangat diperlukan sebagai bahan penyusunan draf awal

dokumen RKPD. Selanjutnya proses penyusunan Pokok-pokok Pikiran DPRD

memperhatikan pula beberapa Peraturan Perundang-undangan termasuk diantaranya

Peraturan Gubenur Daerah istimewa Yogyakarta Nomor 30 tahun 2006 tentang Tata

cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Program/kegiatan di Lingkungan

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Peraturan Gubenur Daerah

Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Tahun 2014.

Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY disampaikan kepada Gubernur melalui Tim Anggaran

Pemerintah Daerah (TAPD) paling lambat minggu kedua pada bulan Februari pada

tahun berjalan. Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY harus dapat disampaikan tepat waktu

agar pembahasan dokumen turunannya seperti RKPD, KUA dan PPAS, serta RKA

dan RAPBD menjadi lebih terarah dan efektif karena dalam pembahasan sifatnya

hanya tinggal penyelarasannya saja. Implikasi keterlambatan penyampaian Pokok-

pokok Pikiran DPRD DIY kepada gubernur akan mengganggu mekanisme, tidak

efektif dan dapat menyita waktu penyelesaian APBD. Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY

memiliki peran yang sangat penting dan strategis baik dari sisi muatan substansi

materi maupun ketepatan waktu penyelesaian dan penyampaiannya kepada Gubernur

Dengan demikian maka kunci penyusunan dokumen Pokok-pokok Pikiran DPRD

Page 3: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

3

harus dapat diselesaikan secara cermat dan dapat diserahkan kepada Gubernur DIY

dengan tepat waktu.

Berkaitan dengan proses penyusunan materi Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY, diawali

dengan penyampaian Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY yang dibuat dan disampaikan

oleh Alat Kelengkapan DPRD DIY, baik dari unsur Komisi A, Komisi B, Komisi C, dan

Komisi D, maupun Badan Legislasi Daerah dalam forum FGD, dilanjutkan dengan

menghimpun masukan dari Kelompok Pakar/ akademisi, serta dilengkapi referensi dari

dokumen-dokumen penting lainnya antara lain RKPD Tahun 2014 berdasarkan

Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2013, hasil reses/ aspirasi masyarakat serta

laporan hasil kunjungan kerja dll.

Tahapan selanjutnya adalah penyusunan Draf Awal Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY

terhadap RKPD 2015, dokumen draf awal dimaksud adalah merupakan dokumen

teknis yang harus dikaji dan dicermati melalui berbagai tahapan sebelum akhirnya

menjadi draf Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY. Tahapan akhir proses penyelesaian

adalah finalisasi/ harmonisasi pada perspektif Badan Anggaran yang digelar dalam

Forum Ekspose Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY. Akhirnya tersusunlah dokumen

Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY yang awalnya merupakan dokumen teknis, kemudian

melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen politis sebagai wujud

akumulasi, agregasi dan representasi masyarakat DIY melalui DPRD DIY untuk bahan

penyusunan RKPD.

Memperhatikan dan mencermati upaya yang dilakukan oleh Pemerintah DIY dalam

usaha mewujudkan salah satu Visi Pemerintah DIY, yaitu DIY sebagai Daerah Tujuan

Wisata Terkemuka di Asia Tenggara, sampai dengan sepuluh tahun pertama atau di

tahun 2014 nampak bahwa upaya itu masih jauh dari harapan. Karena berdasarkan

evaluasi yang dilakukan terhadap RPJMD 2009-2013, saat ini terjadi deviasi kurang

lebih 29 pct. Konsepsi penyelesaian target pencapaian visi DIY di sepuluh tahun

pertama adalah menyelesaikan infrastruktur untuk segala kebutuhan tiga aspek

Visi DIY. Kemudian untuk sepuluh tahun berikutnya salah satunya adalah

penyiapan dan pembenahan Sumber Daya Manusia dan menejemen pengelolaan

kepariwisataan. Infrastruktur untuk pengembangan obyek pariwisata khusunya di jalur

pantai selatan Gunungkidul masih jauh dari kenyataan dan kebutuhan. Hendaknya

pembebasan tanah untuk Jalur Jalan Lintas Selatan selesai di tahun 2015. Pemerintah

DIY juga harus lebih visioner dalam menginovasi terwujudnya event-event berskala

internasional dalam bidang pariwisata. Disamping itu juga agar lebih berbenah dalam

bidang kenyamanan dan kebersihan diseluruh obyek wisata yang ada di DIY.

Page 4: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

4

B. Landasan Hukum

Penyusunan Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY terhadap RKPD Tahun 2015

berlandaskan antara lain:

1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa

Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 3)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1955

tentang Perubahan Undang-undang Nomor 3 Jo. Nomor 19 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta;

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa

Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 170,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5339);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-undang

Nomor 2,3,10 dan 11 Tahun 1950 (berita Negara RI Tahun 1950 Nomor 58);

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan;

7. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007

tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007 Nomor 4), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun

2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Page 5: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

5

Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008

Nomor 11);

8. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007

tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (Lembaran Daerah Provinsi DIY Tahun 2007 Nomor 7);

9. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 2);

10. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017

(Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 Nomor 6);

11. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2013 tentang Tata Tertib.

C. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Dokumen Pokok-pokok Pikiran DPRD dimaksudkan sebagai upaya

DPRD DIY dalam mengarahkan dan mengawasi strategi pelaksanaan program

pembangunan DIY, dalam upaya mewujudkan tercapainya visi DIY sebagai Pusat

Pendidikan, Pusat Budaya dan Daerah Wisata terkemuka di Asia Tenggara pada

tahun 2025, tanpa mengesampingkan peran dan fungsi sektor lainnya.

Adapun tujuan disusunnya Pokok-pokok Pikiran DPRD yaitu :

1. Memberikan bahan, arahan sekaligus masukan kepada Pemerintah Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta, dalam menyusun dokumen awal draf RKPD Tahun Anggaran

2015.

2. Memudahkan dan mengefektifkan penyusunan dokumen RKPD, KUA, PPAS, RKA-

SKPD, dan RAPBD Tahun Anggaran 2015

3. Mengarahkan dan memfokuskan upaya pencapaian visi DIY melalui perencanaan

dan penganggaran APBD Tahun Anggaran 2015.

4. Mengarahkan penyusunan kebijakan dan program pembangunan sesuai dengan

RPJPD dan RPJMD

Page 6: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

6

5. Mewujudkan aspirasi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan

pembangunan melalui fungsi representasi DPRD DIY.

6. Mendukung terwujudnya tingkat kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa

Yogyakarta yang lebih baik.

D. Ruang Lingkup

Penyusunan Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY Tahun Anggaran 2015, cakupannya

meliputi seluruh urusan kewenangan pemerintah DIY, isu strategis dan dinamis yang

berkembang di masyarakat saat ini, hasil pelaksanaan reses DPRD, hasil aspirasi

masyarakat berdasarkan audiensi, hasil aspirasi berdasarkan demonstrasi komponen

masyarakat, hasil-hasil studi banding DPRD DIY, tindak lanjut hasil temuan BPK,

masukan kelompok pakar, tenaga ahli fraksi dll.

Page 7: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

7

BAB II

KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN

A. Kondisi Umum

1. Kondisi Geografi

Dilihat dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menurut data adalah yang

terkecil kedua di Indonesia setelah Provinsi DKI Jakarta yaitu dengan luas wilayah

3.185,8 km² sehingga hanya sebesar 0,17% dari luas seluruh Indonesia.

Luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta di atas jika dilihat per kabupaten/kota

maka Kabupaten Gunung kidul adalah yang terluas dengan luas wilayah 1.485,36

km² atau 46,63% dari luas wilayah DIY, diikuti dengan Kabupaten Kulon Progo

sebesar 586,27 km² atau 18,40% dari luas wilayah DIY, Sleman 574,82 km² atau

18,04% dari luas wilayah DIY, Kabupaten Bantul 506,85 km² atau 15,91% dari luas

wilayah DIY serta yang terkecil adalah Kota Yogyakarta dengan luas wilayah 32,5

km² atau 1,02% dari luas wilayah DIY.

Dengan luas wilayah yang sempit ini sebenarnya disatu sisi merupakan hal yang

baik dalam artian masalah yang dihadapi tidak sekompleks daerah lain dan juga

akan lebih mudah dalam melakukan penataan dan koordinasi pembangunan di

seluruh kab/kota yang ada sehingga pada akhirnya diharapkan tidak ada

kesenjangan yang sangat lebar antara kondisi masyarakat serta kemajuan daerah

di satu kabupaten/kota dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di dalam

lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dengan perspektif pembangunan

kewilayahan maka Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah

seharusnya dalam mengalokasikan anggaran bagi Kabupaten/Kota juga

mempertimbangkan faktor luas wilayah masing-masing kabupaten/kota.

2. Kondisi Ekonomi Makro

Besaran PDRB DIY pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 63,69

triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 24,57 triliun (PDRB

riil). Selanjutnya jika dibandingkan dengan PDRB DIY pada tahun 2012 triliun atas

harga konstan Rp.23,31, maka pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta

(DIY) pada tahun 2013 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 5,4 persen terhadap

tahun 2012 yang berarti merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi selama

satu dekade terakhir. (BPS, Berita Resmi Statistik 5 februari 2014).

Page 8: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

8

Semua sektor perekonomian tumbuh positif dan pertumbuhan tertinggi dicapai

sektor industri pengolahan sebesar 7,81 persen dimana sektor ini mencakup

indsutri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, produk tekstil, alas kaki,

dan kulit; dan industri furniture. Diurutan kedua sektor mempunyai pertumbuhan

tinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 6,54 persen, kemudian

sektor pengangkutan dan komunikasi diurutan ketiga sebesar 6,3 persen.

Selanjutnya sektor yang sangat terkait dengan DIY sebagai daerah tujuan wisata

yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa juga mampu

tumbuh positif sebesar 6,2 persen dan 5,57. Sedangkan di posisi akhir adalah

sektor pertanian yang hanya tumbuh 0,63% dan mengalami perlambatan jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Untuk mengetahui sektor mana saja yang paling berperan dalam struktur ekonomi

DIY maka kita bisa mengetahuinya dari andil yang diberikan oleh sektor dimaksud

pada pertumbuhan ekonomi DIY secara keseluruhan. Sektor yang paling

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2013 adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran dengan andil 1,31 persen sedangkan sektor

industri pengolahan dan sektor jasa-jasa memberi andil masing-masing sebesar

0,98 persen terhadap pertumbuhan ekonomi DIY.

Selanjutnya PDRB DIY pada tahun 2013 juga dapat dilihat berdasarkan

penggunaannya yang merupakan penjumlahan dari komponen-komponen

permintaan akhir yang terdiri dari konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor, impor dan lainnya. Dari

keseluruhan nilai PDRB DIY tahun 2013 sebesar Rp.63,69 triliun sebagian besar

digunakan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar Rp.33, 29 triliun

tentunya hal ini menunjukkan belum optimalnya upaya menarik kegiatan investasi

yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. (BPS,

Berita Resmi Statistik 5 februari 2014).

Jika kita mencermati data pada tahun-tahun sebelumnya misalnya tahun 2010 dan

2011, maka di Pulau Jawa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY di antara 5

provinsi lainnya baik atas dasar harga konstan maupun harga pasar berada di

posisi yang terendah dan secara nasional berada di peringkat ke dua puluh setelah

Provinsi Jambi dan di atas Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Nusa

Tenggara Barat. (BPS, Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta 2012). Dan kondisi ini

tampaknya masih tidak berubah dengan adanya data kontribusi PDRB DIY

terhadap total PDRB 33 provinsi di triwulan IV tahun 2013 yang hanya sebesar 0,84

persen dan merupakan yang terendah di Pulau Jawa.

Page 9: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

9

Pemerintah Daerah DIY tentunya harus mencari terobosan-terobosan dalam

meningkatkan perekonomian DIY termasuk diantaranya dengan usaha-usaha yang

agresif dalam menarik investor untuk menanamkan modalnya di DIY. Beberapa

poin keunggulan DIY harus bisa ditonjolkan dengan maksimal misalnya predikat

sebagai kota pendidikan dan banyaknya perguruan tinggi yang dapat menjadi salah

satu daya tarik bagi investor di bidang tekhnologi komputer dan teknologi informasi

sehingga ditahun-tahun yang lalu sempat muncul mimpi bahwa di DIY akan

terdapat sebuah komplek industri teknologi tinggi seperti Sillicon Valley di Amerika

serikat. Nilai lebih lain yang dimiliki DIY adalah kondisi keamanan dan ketertiban

daerah yang stabil sehingga sangat mendukung iklim usaha ditambah lagi dengan

masih murahnya upah tenaga kerja di DIY.

3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Wikipedia adalah pengukuran

perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk

semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah

sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang

dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas

hidup.

Pengukuran Indek Pembangunan Manusia di dalam suatu Negara juga berguna

sebagai bahan perbandingan kualitas pembangunan dan kehidupan antara satu

provinsi dengan provinsi lainnya.

Sejak 1 (satu) dekade terakhir angka IPM DIY terus menujukkan peningkatan.

Dimana pada tahun 2002 angka IPM DIY tercatat sebesar 70,8 sedangkan pada

tahun 2012 angka IPM DIY adalah 76,75. Secara nasional IPM DIY yang mencapai

76,75 menduduki peringkat yang sama dibandingkan tahun 2011 yaitu keempat

setelah provinsi DKI Jakarta, Sulawesi Utara dan Riau tidak berubah sejak tahun

2008. Keunggulan DIY terletak pada lamanya rata-rata usia harapan hidup

penduduk yang merepresentasikan indikator kesehatan. Rata-rata usia harapan

hidup DIY menjadi yang tertinggi secara nasional angka harapan hidup 73,48.

selain angka melek huruf DIY juga termasuk baik dan rata-rata lama sekolah DIY

termasuk yang tertinggi di Indonesia yaitu pada peringkat ketiga setelah DKI

Jakarta dan Kepulauan Riau.

Tingginya Indeks Pembangunan Manusia yang dimiliki DIY tentunya perlu

dipertahankan bahkan terus ditingkatkan terutama terkait dengan angka melek

huruf karena sebagai daerah pendidikan maka sudah sewajarnya jika DIY dapat

Page 10: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

10

membuat semua penduduk DIY melek huruf. Selain itu tingginya angka harapan

hidup yang berkorelasi dengan indikator kesehatan juga harus terus dijaga dan

ditingkatkan diantaranya dengan memperbaiki fasilitas-fasilitas kesehatan yang

dimiliki serta mempermudah akses terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh

penduduk DIY.

4. Angka Kemiskinan

Dari data terakhir yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa

garis kemiskinan di DIY pada September 2013 adalah sebesar Rp.303.843,- per

kapita per bulan. Jumlah penduduk DIY yang konsumsinya berada di bawah garis

kemiskinan pada September 2013 adalah 535,18 ribu orang yang jika dibandingkan

dengan angka pada September 2012 sebesar 562,11 ribu orang maka terjadi

penurunan jumlah penduduk miskin sejumlah 26,93 ribu orang. Jumlah penduduk

miskin dimaksud jika dibandingkan dengan seluruh penduduk DIY maka didapat

persentasi jumlah penduduk miskin yaitu sebesar 15,03 persen yang berarti terjadi

penurunah sebesar 0,85 poin dibandingkan persentase pada September 2012 yang

15,88%.

Secara umum jumlah penduduk miskin DIY juga cenderung menurun dari tahun ke

tahun, misalnya pada Maret 2009 tercatat jumlah penduduk miskin DIY 585,78 ribu

orang sedangkan pada September 2013 sebesar 535,18 ribu orang. Selanjutnya

dari jumlah penduduk miskin September 2013 tersebut sebagian besar tersebar di

perkotaan sejumlah 60.83 persen atau sejumlah 325,53 ribu orang yang meningkat

sejumlah 19,02 ribu orang dibandingkan September 2012. Sedangkan jumlah

penduduk miskin yang tersebar di perdesaan sebesar 39,17 persen atau sejumlah

209,66 ribu orang yang berarti terjadi penurunan sejumlah 46 ribu dibandingkan

kondisi September 2012.

Kemudian dilihat dari persebarannya di kabupaten/kota maka pada tahun 2012

urutan persentase penduduk miskin tertinggi adalah di Kabupaten Kulon Progo

sebesar 23,32% kemudian diikuti oleh Kabupaten Gunung Kidul sebesar 22,72%,

Kabupaten Bantul 16,97%, Kabupaten Sleman 10,44%, serta yang terakhir adalah

Kota Yogyakarta 9,38%. (DIY dalam Angka 2013).

Melihat pada data-data kemiskinan di atas tentunya sudah sangat diperlukan

terobosan-terobosan baru dalam menangani dan mengurangi angka kemiskinan

mengingat sudah beberapa tahun angka kemiskinan di DIY termasuk yang tertinggi

di Indonesia dan berada di atas angka kemiskinan nasional. Oleh karenanya bekal

data kantong-kantong kemiskinan secara tepat serta data rumah tangga miskin

Page 11: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

11

sangat diperlukan, kemudian jika sudah dimiliki perlu adanya kebijakan dan

program yang langsung ditujukan dalam rangka perbaikan kondisi ekonomi rumah

tangga miskin.

5. Pariwisata

Salah satu indikator penting di sektor pariwisata adalah tingkat hunian kamar dan

rata-rata lama menginap wisatawan. Jumlah wisatawan yang menggunakan

fasilitas hotel tercatat wisatawan asing sejumlah 148.496 orang dan wisatawan

domestik sejumlah 3.397.835 orang pada tahun 2012 hal ini berarti disisi wisatawan

asing terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 2011 sejumlah

148.756 orang sedangkan wisatawan domestik terjadi kenaikan yang cukup besar

dibandingkan tahun 2011 yang sejumlah 3.057.578 orang.

Jika dilihat dari negara asalnya maka 10 (sepuluh) besar wisatawan mancanegara

yang datang ke DIY berasal dari Belanda, diikuti Malaysia, Perancis, Jepang,

Jerman, Australia, Amerika Serikat, Singapura, Thailan dan China.

Berdasarkan data yang ada dari Badan Pusat Statistik tercatat tingkat hunian kamar

hotel pada tahun 2012 adalah 40,72% dan pada tahun 2011 adalah 37,82%.

Sedangkan lama menginap wisatawan asing pada tahun 2012 rata-rata 2,23 hari

dan pada tahun 2011 rata-rata 2,24 hari. Kemudian lama menginap wisatawan

domestik pada tahun 2012 rata-rata 1,58 hari dan pada tahun 2011 rata-rata 1,61

hari. (DIY dalam angka 2013).

Pariwisata merupakan sektor andalan DIY hal ini juga tercermin pada Visi DIY 2025

yang ingin diwujudkan yaitu menjadi Pusat Pendidikan, Pusat Budaya dan Daerah

Wisata Terkemuka di Asia Tenggara. Untuk mewujudkannya maka Pemerintah

Daerah dan Swasta harus mengarustutamakan pariwisata di seluruh program dan

kegiatan yang dilaksanakan.

Melihat strategisnya sektor pariwisata bagi DIY maka diperlukan kebijakan dan

program untuk menjaga dan meningkatkan daya tarik sektor pariwisata DIY agar

dapat mengejar Provinsi Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia.

Kebijakan dan program serta kegiatan tentunya terkait dengan pengembangan

destinasi wisata serta paket wisata untuk menghindari stagnasi dan kejenuhan para

wisatawan yang datang ke DIY. Selain itu tentunya patut dipikirkan bagaimana

meningkatkan kenyamanan wisatawan yang datang ke DIY dengan memberikan

fasilitas-fasilitas yang memadai seperti akses jalan yang memadai dan mudah

dijangkau serta penyediaan lahan parkir yang cukup di kawasan wisata.

Page 12: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

12

6. Pendidikan

Sebagai daerah yang lekat dengan julukan kota pendidikan, maka sektor

pendidikan secara langsung maupun tidak langsung sangat terasa pengaruhnya

bagi DIY baik dibidang ekonomi maupun sosial. Dengan banyaknya jumlah siswa

dari luar DIY yang bersekolah di DIY maupun mahasiswa dari luar DIY yang

melanjutkan kuliah di DIY maka sedikit banyak perekonomian DIY juga didorong

oleh usaha dan jasa yang terkait dengan keberadaan para siswa dan mahasiswa.

Kita bisa melihat betapa banyaknya usaha warung makan, kos-kosan, laundry,

fotocopy dan usaha lainnya yang tumbuh didorong oleh keberadaan para siswa dan

mahasiswa yang ada di DIY dan tentu saja sektor usaha seperti ini adalah sektor

yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat kecil dan menengah dan

merupakan sektor yang juga cukup banyak menyerap tenaga kerja.

Melihat begitu pentingnya sektor pendidikan bagi citra DIY dan juga bagi

perekonomian DIY sudah merupakan suatu keniscayaan jika Pemerintah Daerah

DIY meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu pilar DIY yang tercermin

dalam Visi DIY 2025 yaitu menjadi Pusat Pendidikan, Pusat Budaya dan Daerah

Wisata Terkemuka di Asia Tenggara. Untuk mencapai visi dimaksud tentunya perlu

dukungan kebijakan yang dapat terus menjaga dan meningkatkan kualitas

pendidikan di DIY dan juga perlu dukungan infrastruktur yang terkait dengan

pendidikan agar para siswa dan mahasiswa tetap merasa nyaman untuk belajar

dan tinggal di DIY, disamping itu Pemerintah Daerah perlu memberikan

pengkondisian dan fasilitasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pendidikan

di tingkat Perguruan Tinggi sehingga kualitas pendidikan Perguruan Tinggi di DIY

akan lebih baik dan maju seiring dengan pertumbuhan pendidikan yang lain.

Selanjutnya gambaran kondisi pendidikan di DIY baik dari jenjang TK sampai

dengan Perguruan Tinggi tercermin dalam data Badan Pusat statistik melalui DIY

dalam angka tahun 2013. Pada tahun 2012/2013 untuk jenjang TK hingga Sekolah

Menengah Atas tercatat 5.071 unit sekolah atau meningkat 0,02 persen

dibandingkan dengan tahun 2011/2012 yang tercatat 5.070 sekolah.

Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), pada tahun 2012 memiliki 1.853 sekolah dengan

jumlah murid sebanyak 292.781 anak dan diasuh oleh 21.491 guru. Untuk jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, yakni SMP tercatat sebanyak 428 sekolah dengan

123.933 anak didik yang diasuh oleh 10.512 orang guru.

Pada Sekolah Menengah Umum, tercatat sebanyak 5.344 orang guru yang

mengajar 49.514 siswa yang tersebar pada 166 sekolah. Adapun untuk tingkat

Page 13: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

13

Sekolah Menengah Kejuruan terdapat 208 unit sekolah dengan 78.712 siswa yang

diajar oleh 8.172 orang guru. Jumlah murid putus sekolah tercatat 1.160 anak atau

mengalami peningkatan 0,96 persen dibandingkan tahun 2011, yang berjumlah

mencapai 1.149 anak.

Pada jenjang perguruan tinggi negeri, D.I. Yogyakarta memiliki 10 perguruan tinggi,

dengan jumlah mahasiswa keseluruhan sebanyak 6.980 orang (tidak termasuk

UGM) dengan jumlah dosen tetap sebanyak 2.274 orang. Adapun perguruan tinggi

swasta (PTS) tercatat sebanyak 112 institusi ,dengan rincian sebanyak 18

universitas, 42 sekolah tinggi/institut, serta 7 politeknik dan 45 akademi.

Didalamnya tergabung mahasiswa sebanyak 57.402 orang yang diasuh oleh 5.436

orang dosen.

Untuk mengetahui tingkat kualitas pendidikan ada beberapa indikator yang perlu

diperhatikan diantaranya adalah rasio murid-guru, angka partisipasi sekolah, angka

putus sekolah, angka melek huruf, dan rata-rata lama sekolah.

Berdasarkan data dari badan Pusat Statistik pada tahun 2012/2013 seorang guru

SD rata-rata memiliki beban untuk mengajar sebanyak 14 murid. Sementara pada

tingkat SLTP, SLTA, dan SMK masing-masing memiliki beban mengajar sebanyak

12,9 dan 10 murid. Perkembangan rasio murid-guru selama delapan tahun terakhir

menunjukkan perbaikan dengan semakin menurunya rasio murid guru yang

mencerminkan semakin tercukupinya ketersediaan tenaga pendidik di sekolah-

sekolah yang ada di DIY.

Di sisi lain pada indikator Angka Partisipasi Sekolah (APS), dari data yang ada

dapat diketahui bahwa APS DIY menujukkan kecenderungan yang semakin

menurun dimana APS penduduk DIY dengan usia 7-12 tahun selama 10 (sepuluh)

tahun terakhir nilainya mendekati 100% dan pada tahun 2012 APS DIY adalah

99,77 persen. Dari angka tersebut dapat diterjemahkan bahwa masih ada 0,23

persen penduduk usia 7-12 tahun yang belum/tidak mendapat kesempatan

mengenyam bangku sekolah. Ditingkat usia 13-15 tahun (usia SLTP) APS DIY

tahun 2012 adalah 98,32 persen yang berarti 1,68 % penduduk usia SLTP

belum/tidak dapat mengenyam pendidikan. Dari kedua data tersebut dapat

disimpulkan bahwa ternyata program wajib belajar 9 tahun yang secara nasional

dicanangkan di DIY pencapaiannya sudah baik walaupun tetap masih belum dapat

mencapai 100%.

Lebih jauh lagi APS DIY pada tingkat usia 16-18 tahun dan 19-24 tahun pada tahun

2012 80,22 persen dan 44,32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak

Page 14: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

14

pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Daerah DIY dan

Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka penerapan program pendidikan

universal atau pendidikan 12 tahun yang sudah di coba digagas penerapannya

dalam beberapa tahun terakhir.

Selanjutnya indikator Angka Putus Sekolah menunjukkan jumlah penduduk usia

sekolah yang sudah tidak bersekolah atau tidak menamatkan pendidikan pada

jenjang tertentu (drop out). Pada tahun ajaran 2012/2013 jumlah murid putus

sekolah di DIY mencapai 1.160 siswa terdiri dari 1.053 siswa berasal dari sekolah

yang berada pada naungan Diknas, dan 107 siswa berasal dari sekolah yang

berada di bawah naungan non-Diknas. Apabila ditelaah lebih lanjut dapat diketahui

bahwa angka putus sekolah tersebut pada tingkat SLTA adalah sebesar 61,64

persen kemudian pada tingkat SLTP dan SD masing-masing sebesar 19,91 persen

dan 18,45 persen. Masih besarnya angka putus sekolah pada tingkat SD dan SLTP

tentunya harus menjadikan Pemerintah Daerah DIY meningkatkan program-

program pendidikan yang ada yang dapat mencegah terjadinya putus sekolah

apalagi pada tingkat SD dan SLTP yang berarti kegagalan penerapan wajib belajar

9 tahun dan tentunya juga menunjukkah ketidak-siapan DIY untuk menuju program

pendidikan universal 12 tahun.

Selanjutnya Angka Melek Huruf DIY pada tahun 2012 adalah 92,0 persen yang

menunjukkan bahwa 92 persen penduduk berusia 15 tahun ke atas di DIY memiliki

kemampuan membaca dan menulis. Sementara Rata-rata Lama Sekolah DIY pada

tahun 2012 adalah 9,2 tahun yang berarti bahwa rata-rata penduduk DIY berusia 15

tahun ke atas telah menamatkan pendidikan pada tingkat SLTP.

7. Urusan Wajib maupun Pilihan lainnya.

Pada dasarnya baik urusan wajib maupun pilihan yang menjadi kewenangan

Daerah harus dikerjakan sesuai dengan RPJMD. Misalnya dalam bidang Pertanian

bagaimana dimunculkan item tentang kemudahan petani untuk memperoleh bibit,

pupuk yang mendukung ketahanan pangan serta memberikan advokasi pada saat

panen dan pasca panen. Demikian juga untuk infrastruktur pertanian perlu

penguatan saluran irigasi melalui optimalisasi saluran irigasi yang sudah ada dan

penambahan saluran irigasi. Pemerintah memberikan perlidungan dan jaminan atas

lahan pertanian agar tidak beralih fungsi menjadi pemukiman.

Dalam Bidang Pemuda bagaimana Pemerintah memprioritaskan program

Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di kalangan generasi muda. Hal ini

mengingat kasus penyalahgunaan narkoba yang diungkap mengalami kenaikan

Page 15: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

15

kasus. Pemerintah daerah memfasilitasi pembuatan rencana strategis penanggulan

penyalahgunaan narkoba yang terstruktur dan terukur agar dapat di evaluasi dalam

setiap tahap pencapaiannya.

Untuk mendukung Pelaksanaan prioritas maupun tidak prioritas urusan pada

pelaksanaannya maka diperlukan sinkronisasi dan harmonisasi sehingga antara

urususan prioritas dan tidak prioritas dapat berjalan bersinergi saling mendukung

dan melengkapi. Salah satu kunci pelaksanaan adalah SDM handal sebagai

pengelola.

B. Permasalahan

1. Tingkat pencapaian Visi 2025 berdasarkan hasil evaluasi di tahun 2011 terjadi

deviasi sebesar 28,18% dan Visi dan misi DIY tersebut kurang disosialisasikan

dimasyarakat.

2. Angka melek huruf DIY mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun

2009 angka melek huruf DIY tercatat sebesar 90,18% naik menjadi 90,84% pada

tahun 2010 kemudian naik mencapai 91,49%pada tahun 2011. Tahun 2011 masih

terdapat 10 persen penduduk DIY yang ditengarai buta huruf. Berdasarkan data

BPS, sebagian besar penduduk DIY yang buta huruf adalah penduduk usia 50

tahun keatas.

3. Pendidikan

a. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan

Pendidikan Berbasis Budaya tentunya harus segera ditindaklanjuti dengan

program dan kegiatan penerapan serta mekanisme penganggaran oleh

berbagai pihak. Sampai dimanakah penerapan Peraturan Daerah tersebut?

Dan bagaimana kelanjutannya?

b. Perlu upaya dan dukungan dari berbagai sumber dalam rangka

mengembalikan citra Yogyakarta sebagai kota pelajar, kota wisata dan kota

budaya.

c. Perlu dikembangkan program dan model-model kegiatan percepatan

peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan melalui berbagai

seminar, lokakarya, serta memperhatikan tata kelola GTT dan PTT.

d. Belum meratanya akses untuk memperoleh pendidikan yang

mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan landasan moralitas serta

kepribadian mulia, yang memberikan bekal untuk siap bekerja sesuai dengan

Page 16: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

16

kebutuhan pembangunan wilayah atau pasar kerja, system yang berorientasi

pembentukan wirausaha yang diperlukan untuk mengolah potensi keunggulan

sumberdaya wilayah, maupun system pendidikan untuk melanjutkan

pendidikan yang lebih tinggi serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan;

e. Penuntasan wajib belajar 9 tahun dan wajib belajar 12 tahun terutama bagi

penduduk di wilayah perdesaan belum berjalan mantap dan sesuai dengan

harapan;

f. Fasilitas/sarana penunjang pendidikan termasuk pengembangan

perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana minat dan budaya baca belum

memadai.

4. Pariwisata

a. Kurangnya kreativitas serta dukungan anggaran dari berbagai sumber untuk

menyusun even-even yang memiliki nilai jual pariwisata sebagai usaha untuk

meningkatkan lama tinggal wisatawan.

b. Terbatasnya investor dibidang Pariwisata menyebabkan kurang

berkembangnya produk pariwisata.

c. Masih belum optimalnya pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya

dengan model komunikasi dan pemberdayaan masyarakat.

5. Kesehatan.

a. Belum sinkronnya data yang dimiliki antara JKN, JKD dan jamkesos.

b. Belum ada kebijakan yang mempunyai daya dukung yang terintegrasi antar

SKPD yang mendukung pengurangan penyakit endemik seperti malaria, dll.

Page 17: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

17

BAB III

PRIORITAS PEMBANGUNAN TAHUN 2015

A. KEUANGAN DAERAH

Keuangan Daerah meliputi Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Kemampuan

Keuangan Daerah dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang dipergunakan untuk membiayai program dan kegiatan dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah serta

pemberdayaan masyarakat.

Penyusunan perkiraan Keuangan Daerah yang diperlukan untuk Tahun 2015 dengan

mendasarkan pada :

- RPJMD Tahun 2012 – 2017 yang memuat tentang rata-rata pertumbuhan selama

lima tahun terakhir, dan

- Rencana Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah yang sudah ditetapkan dalam

APBD DIY Tahun 2014.

1. PENDAPATAN DAERAH

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD Tahun 2012 - 2017 adalah 14,57 %

dengan APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 3.100.197.642.855,00 sehingga

jumlahnya menjadi Rp 3.551.896.439.418,90

- Dana Keistimewaan Rp. 532.000.000.000,00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 4.083.896.439.418,90

Sumber Pendapatan Daerah berasal dari :

- Pendapatan Asli Daerah (PAD),

- Dana Perimbangan,

- Lain Lain pendapatan Yang Sah.

Sedangkan perincian pada setiap sumber Pendapatan Daerah sebagai berikut :

Page 18: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

18

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

PAD merupakan pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam

daerahnya sendiri, yang terdiri dari penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi

Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-Lain

Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 17,92 %

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 1.233.738.561.833,00.

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 1.454.824.512.113,40.

Sedangkan rincian jenis penerimaan PAD adalah sebagai berikut :

a. 1. Pajak Daerah

Pajak Daerah terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor (PBB-KB), Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah

Tanah dan Air Permukaan (PABT-AP).

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 15,39 %.

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 1.098.908.544.000,00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 1.402.860.586.754,60.

- Kontribusi Pajak Daerah terhadap PAD 96,42 %

a.2. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha

dan Retribusi Perizinan Tertentu.

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 21,83 %.

- Tahun 2014 direncanakan Rp 36.670.321.618.000.00

- Tahun 2015 diperkirakan Rp 44.675.452.827.209,00

a.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terdiri dari pe

nerimaan laba atas PD Tarumartani, PT Bank BPD DIY, PT Anindya Mitra

Page 19: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

19

Internasional, PT Asuransi Bangun Askrida dan Badan Usaha Kredit

Pedesaan (BUKP).

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 26,41 %

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 45.505.543.305,00,

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 57.523.557.291,85

a.4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Lain-Lain Pendapatan Yang Sah terdiri dari penerimaan PAD yang tidak

termasuk dalam jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 73,47 %.

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 52.654.152,910,000,00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 91.339.159.052.977,00

Upaya peningkatan PAD dapat dilakukan dengan intensifikasi pemungutan

setiap jenis obyek serta ekstensifikasi pemungutan terhadap obyek pajak

dan retribusi baru berdasarkan ketentuan yang ada.

b. DANA PERIMBANGAN

Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana

Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi

Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 11.16 %

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 1.038.621.026.022,00

- Tahun 2015 diperkirakan Rp 1.154.531.132.526,00

b. 1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Bersumber dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas

Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak penghasilan (PPh) Pasal 25 dan

Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2017 adalah 21,02 %

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 101.565.866.022,00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 121.899.352.399,60

b. 2 Dana Alokasi Umum (DAU)

Merupakan dana transfer dari Pusat yang dialokasikan untuk memenuhi

kebutuhan pokok belanja pegawai sebagai prioritas.

Page 20: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

20

- Rata rata pertumbuhan dalam RPJMD 2012 – 2014 adalah 9, 44 %

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 899.923.550.000.00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 984.876.333.120,00

b.3. Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana ini bersifat khusus tergantung dari Pusat. Tahun 2014 direncanakan

mendapatkan Rp 37.131.610.000,00, sehingga untuk Tahun 2015 paling

tidak sama. Agar ada peningkatan jumlahnya beberapa SKPD perlu

didorong untuk membuat permintaan DAK ke Pusat dengan membuat

beberapa program yang sudah dijabarkan dalam berbagai bentuk kegiatan.

b.4. Dana Keistimewaan

Dana Keistimewaaan Rp.532.000.000.000,00

b.5. Lain Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Terdiri dari pendapatan Hibah dari Badan/lembaga Organisasi Swasta

Dalam Negeri, dan Dana penyesuaian dan Otonomi Khusus.

- Angka terakhir realisasi 58. 82 %.

- APBD Tahun 2014 direncanakan Rp 827.838.055.000,00

- RKPD Tahun 2015 diperkirakan Rp 1.314,772.398.951,00

Kemungkinan peningkatan untuk mendapatkan perhatian dalam penyusunan RKPD

Tahun 2015 dibidang Pendapatan Daerah adalah sebagai berikut :

- Pajak Daerah memberikan kontribusi terhadap PAD sebesar 96,42 %. Diperlukan

upaya-upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan jenis pendapatan asli

daerah diluar Pajak Daerah.

- Adanya perubahan paradigma slogan pembangunan dari among tani ke dagang

layar. Hal ini berarti fungsi laut harus dioptimalkan dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator penetapan DAU adalah luas

wilayah keseluruhan, dimana keluasan laut yang masuk wilayah DIY belum

diperhitungkan dalam penentuan DAU oleh Pusat. Diperlukan pengajuan ke Pusat

bahwa luas laut wilayah DIY dimasukkan dalam perhitungan DAU, disamping

jumlah penduduk serta kapasitas keuangan DIY.

Page 21: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

21

- Plafon Dana Keistimewaan (Danais) dari Pusat masih perlu dioptimalkan dengan

perumusan program dan penjabaran dalam kegiatan yang berkaitan dengan

pelaksanaan kelima kewenangan keistimewaan DIY. Selama ini penyerapan dana

baru berkisar 30 %.

2. BELANJA DAERAH

Dari keseluruhan Pendapatan Daerah digunakan semaksimal mungkin untuk

mencukupi Belanja Daerah, yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja

Langsung.

- Belanja Tidak langsung terdiri dari Belanja pegawai, Belanja Bunga, Belanja

Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan

dan Belanja Tidak Terduga.

- Belanja Langsung terdiri dari Belanja pegawai, Belanja Barang dan Jasa,

serta Belanja Modal.

Dari RPJMD Tahun 2012 – 2017 data yang didapatkan proporsi realisasi belanja

terhadap APBD DIY dapat diketahui dari tabel dibawah ini.

No Uraian 2009

%

2010

%

2011

%

1 Belanja Tidak Langsung

- Belanja pegawai

- Belanja bunga

- Belanja subsidi

- Belanja Hibah

- Belanja bantuan social

- Belanja bagi hasil

- Belanja bantuan keuangan

- Belanja Tidak terduga

47,14

20,96

-

-

I,05

6,51

13,42

5,17

-

53,14

22,62

-

-

6,06

5,97

14,47

3,84

0,18

56,26

24,20

-

-

1,03

6,72

15,69

8,54

-

2 Belanja Langsung

- Belanja pegawai

42,65 38,15 35,16

Page 22: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

22

- Belanja barang dan Jasa

- Belanja modal

5,86

23,73

13,05

5,85

23,99

8,32

4,90

21,90

8,36

Sumber : RPJMD DIY 2012 – 2017

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa :

- Realisasi belanja tidak langsung terhadap APBD meningkat secara terus menerus,

Akan tetapi kalau dilihat lebih mendetail pada rincian obyeknya terjadi fluktuasi,

terutama pada Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Keuangan.

Kalau Belanja Tidak Langsung yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan

masyarakat maka dalam penyusunan RKPD Tahun 2015 di harapkan ada

peningkatkan khususnya untuk obyek Belanja Hibah dan Belanja Bantuan

Keuangan.

- Realisasi Belanja Langsung terhadap APBD ada penurunan secara berkelanjutan

pada setiap jenis obyek belanja. Kecenderungan penurunan ini untuk RKPD Tahun

2015 agar menjadi perhatian yang serius mengingat belanja langsung merupakan

kelompok belanja yang langsung berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

- Perhitungan acres gaji pegawai agar dipertimbangkan sesuai dengan ketentuan

yang ada.

B. URUSAN KEWENANGAN

Prioritas Program Pembangunan Tahun 2015 dalam pokok-pokok pikiran DPRD Visi

DIY 2025 Sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan daerah Tujuan Wisata Terkemuka

di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri, Sejahtera.

Tema Pembangunan 2015 :

Dari visi dan tema jelas bahwa prioritas pembangunan DIY adalah meliputi tiga bidang

yakni Pendidikan, Budaya dan Pariwisata. Namun juga di tekankan “dalam

Lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”. Dengan telah di

sahkannya UU No 13 Tahun 2012 ( UUK ) yang memberi keistimewaan DIY dalam 5

urusan, meliputi ;1) Tata cara pengisian jabatan, kedudukan,tugas dan wewenang

Gubernur dan Wakil Gubernur. 2) Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY. 3)

Kebudayaan. 4) Pertanahan. 5) Tata Ruang. Oleh sebab itu mulai tahun 2015 penting

Page 23: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

23

untuk menyusun prioritas program yang merupakan implementasi dari beberapa

urusan keistimewaan tersebut.

1. URUSAN PENDIDIKAN

Pendidikan sebagai salah satu basic need masyarakat dan akselerator kemajuan

daerah diharapkan menjadi tumpuan harapan pembangunan di masa depan.

Daerah Istimewa Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota pendidikan

semestinya mampu meningkatkan kepercayaan dirinya agar dapat menjadi

barometer bagi pendidikan nasional. Upaya-upaya yang inovatif dan efektif mutlak

diupayakan agar dapat terus mengasah kemampuan dan kapasitas daya saing DIY

dalam menghadapi tantangan global.

Dalam hal tantangan global, menurut World Economic Forum (WEF) peringkat daya

saing Indonesia yang diumumkan pada akhir tahun 2013 lalu menggambarkan

perkembangan yang mengejutkan yaitu naik 12 tingkat ke posisi 38 besar dari

posisi 50 pada tahun 2012. Kenaikan ini didorong oleh kenaikan peringkat pada

pilar pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Oleh karena itu, menjadi harapan bagi kita bersama dimana DIY pada tahun 2015

untuk mampu memposisikan diri menjadi akselerator kemajuan kualitas sumber

daya manusia.

Dalam perkembangannya, dengan ditetapkannya perda inisiatif DPRD DIY tentang

pedoman pendanaan pendidikan pada tahun 2013 diharapkan mampu untuk

mengatasi problematika mendasar bagi akses pendidikan masyarakat DIY.

Terbukanya akses pendidikan dengan luas bagi masyarakat DIY dengan konsepsi

education for all dan wajib belajar 12 tahun dapat membuka jalan bagi para siswa di

DIY untuk meningkatkan kualitas diri dan tidak lagi tersandera pada masalah teknis

biaya, tetapi mampu memunculkan efek timbal balik positif dengan meningkatkanya

semangat belajar dan berkompetisi.

Dengan demikian permasalahan pendidikan di DIY pada 2015 tidak lagi masalah

teknis pada operasional pendidikan, namun fokus pada pengembangan inovasi

pembelajaran, peningkatan kualitas pendidik dan peningkatan infrastruktur

pendidikan. Hal ini dapat terlaksana manakala terjadi kesinambungan proses

pendidikan antara pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi. Oleh karena

itu, semestinya perguruan tinggi connected dan integrated dengan proses

pendidikan dibawahnya dan mampu berperan menjadi orangtua asuh bagi sekolah-

sekolah dasar maupun menengah sehingga ada alih teknologi dan update ilmu

pengetahuan. Perguruan tinggi yang cukup banyak DI DIY juga mampu mendukung

Page 24: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

24

peningkatan kualitas pendidikan di DIY pada 2015 dengan men-supplay

peningkatan kapasitas pendidik serta membantu jejaring kerjasama sekolah lokal

dengan institusi pendidikan di luar negeri sehingga mampu bersaing secara global.

Dalam hal urusan pemuda dan olahraga juga perlu diupayakan peningkatan

kapasitas yang memadai, baik secara infrastruktur, pembinaan dan semangat

berkompetisi. Arah pengembangan pemuda dan olahraga pada 2015 adalah

dengan mengembangkan character building dan multicultural building. Dalam hal ini

pengembangan sikap pribadi tercermin dalam upaya character building dan

pengembangan sikap sosial tercermin dalam upaya multicultural building. Dalam

peningkatan prestasi olahraga, pembinaan atlet sejak usia dini dan pemberian

penghargaan terhadap prestasi olahraga agar dapat menjadi arah utama setiap

kebijakan pada tahun 2015. Dengan demikian, DIY mampu melahirkan pionir

nasional di setiap even nasional maupun internasional.

Berikut beberapa rencana dan prioritas program pendidikan yaitu :

a. Mewujudkan Wajib Belajar 12 Tahun.

b. Peningkatan sarana dan prasarana olah raga di sekolah

c. Pemantaban dan peningkatan prestasi anak didik baik khususnya prestasi

Ujian Nasional (UN) sebagai tolok ukur prestasi belajar.

d. Program pengembangan akreditasi sekolah.

e. Mewujudkan zonasi sekolah dengan menegakan peraturan tentang tata ruang

(RT/RW) bagi peningkatan mutu anak didik.

f. Meningkatkan mutu pendidik diantaranya melalui penuntasan sertifikasi bagi

guru.

g. Mengembangkan pendidikan karakter berbasis budaya, Perilaku Mulia/Budi

Pekerti dalam mengimplementasikan keistimewaan DIY.

h. Mengembangkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

i. Mengoptimalkan tehnologi komunikasi dan informasi untuk tujuan pendidikan.

j. Meningkatkan manajemen pendidikan, antara lain kebijakan penerimaan siswa,

partisipasi biaya sekolah dsb.

k. Meningkatkan pendidikan berbasis ketrampilan ( life skill).

Page 25: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

25

l. Peningkatan pendidikan anak usia dini ( PAUD ).

m. Mendorong akreditasi perguruan tinggi dan promosi perguruan tinggi.

n. Program kerjasama dan kemitraan perguruan tinggi dengan pendidikan dasar

dan menengah dalam pengembangan jejaring dan peningkatan kapasitas

pendidik.

o. Mengoptimalkan dan mengembangkan pariwisata pendidikan

p. Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium sebagai sarana peningkatan

mutu pendidikan.

q. Implementasi Perda Pedoman Pendanaan Pendidikan untuk menjamin warga

DIY dalam melaksanakan wajib belajar 12 tahun.

r. Penguatan kurikulum sekolah yang terkini, berbudaya, agamis, anti narkoba

dalam rangka membentuk manusia/SDM yang berkarakter unggul

s. Peningkatan mutu pendidikan untuk mencapai standar nasional dan

internasional melalui Program penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas

dan terjangkau bagi seluruh masyarakat

t. Program peningkatan kualitas pendidikan teknik dan atau kejuruan dengan

cara revitalisasi sarana prasarana agar sesuai dengan kemajuan dunia

teknologi, dikembangkan pendidikan sistem ganda atau magang dan

pengembangan inovasi teknologi dengan bermitra kepada industri maju.

u. Program peningkatan ruang public dan taman kota bagi aktualisasi pemuda

baik sarana olahraga, seni dan kegiatan positif lainnya.

v. Penghargaan yang sepadan terhadap pemuda, pelajar, mahasiswa berprestasi,

atlet maupun mantan atlet.

w. Penyelenggaraan even-even olahraga baik prestasi maupun non prestasi

dalam skala nasional maupun internasional.

x. Pengembangan Program beasiswa perguruan tinggi bagi mahasiswa kurang

mampu.

y. Program penguatan Pendidikan di bidang pertanian melalui fasilitasi pada

sekolah-sekolah berbasis Pertanian.

Page 26: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

26

2. URUSAN BUDAYA

Daerah Istimewa Yogyakarta melalui budaya adiluhung yang dimilikinya diharapkan

mampu membentuk masyarakat yang berbudaya atau cultural society. Dengan

adanya UU No 13 Tahun 2012 tentang UUK merupakan momentum yang tepat

bagi pengembangan dan peningkatan konteks kebudayaan di DIY. Bidang

Kebudayaan dalam konteks kewenangan dan urusan keistimewaan memberi

legitimasi yang kuat agar kebudayaan menjadi roh dan ciri khas yang menandai

DIY di sebut daerah istimewa.

Terlebih dengan adanya dana alokasi istimewa yang diharapkan diperoleh secara

maksimal pada tahun 2015 maka pembangunan kebudayaan di DIY dipastikan

akan bertambah maju pesat. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi DIY.

Apakah DIY mampu memanfaatkan peluang ini sebagai salah satu instrument

untuk mengintegrasikan kebudayaan didalam kehidupan sehari-hari masyarakat

DIY ?. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan beragam upaya dalam rangka

mewujudkan tujuan baik tersebut dalam rangka mewujudkan visi sebagai “ pusat

pendidikan, budaya dan tujuan pariwisata terkemuka”.

Beberapa prioritas program budaya, yaitu :

a. Memperkokoh DIY sebagai daerah yang menjunjung tinggi kemajemukan

(pluralisme dan multikulturalisme)

b. Menguatkan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang mulai luntur dengan

berbagai sarana dan prasarana budaya

c. Mengembangkan pemanfaatan BCB dan KCB agar memiliki nilai tambah

ekonomi, antara lain dengan menjadikan BCB dan KCB sebagai obyek baru

wisata budaya dan sejarah.

d. Pemetaan potensi seni budaya dan organisasi seni budaya.

e. Penguatan organisasi seni budaya yang terukur dan terstruktur melalui

Kampung Budaya/Desa Budaya sebagai ciri khas Jogja Istimewa yang memiliki

value dan merupakan diferensiasi budaya nan adiluhung dan memanfaatkan

Inovasi Teknologi

f. Program fasilitasi kreatifitas kegiatan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya,

adat dan tradisi, kehidupan seni, bahasa dan sastra, yang masih lekat dan

tumbuh dalam kehidupan masyarakat, melalui pembentukan pusat-pusat

kebudayaan berbasis kampung/desa

g. Program restrukturisasi dan dokumentasi Budaya Kraton dan Puro Pakualaman

h. Program pemberantasan dan pengendalian dekadensi moral yang berupa

perzinaan, perjudian dan pergaulan bebas

i. Penguatan karakter dan jati diri masyarakat jawa agar lebih mantap dalam

berbudaya

Page 27: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

27

j. Program peningkatan kepribadian bagi anggota legislatif dan eksekutif

k. Implementasi PERDA tentang Keistimewaan DIY di bidang kebudayaan

sehingga menjadikan DIY sebagai pusat budaya dan heritage yang terkemuka

serta mampu mensejahterakan masyarakat DIY.

3. URUSAN PARIWISATA

Visi Pariwisata DIY yang ingin menjadikan DIY sebagai tujuan wisata terkemuka

di Asia Tenggara tentu saja menjadi tujuan yang tidak mudah diperoleh dengan

usaha-usaha yang normatif saja. Daerah Istimewa Yogyakarta dengan potensi

khasnya, baik kondisi alam, flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan

sejarah, seni dan budaya memang telah menjadi fenomena pariwisata nasional

yang membedakan dengan daerah lainnya.

Namun dengan segala potensi yang dimiliki DIY, apabila tidak dikelola dengan baik

maka bukan tidak mungkin akan ketinggalan dengan daerah yang lain seperti

bandung dan bali. Sejalan dengan perkembangan industri pariwisata yang semakin

kompetitif dan trend pasar yang terus meningkat maka pembangunan pada bidang

ini harus di dorong lebih kuat dan di arahkan secara tepat untuk meningkatkan daya

saing dalam peta kepariwisataan nasional dan regional ( Asia Tenggara ).

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah ( RIPPARDA ) sebagai

panduan atau arahan bagi stakeholders yang terkait baik di pusat maupun daerah,

baik pemerintah atau sektor publik, swasta maupun masyarakat dalam pengelolaan

dan pengembangan pariwisata secara terarah, tepat sasaran dan berkelanjutan.

Beberapa prioritas program pembangunan pariwisata tahun 2015 adalah sbb :

a. Program implentasi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah

(RIPPARDA )

b. Program penguatan branding pariwisata DIY dan pengembangan arsitektur

berciri khas Jogja Istimewa.

c. Program penguatan dan pengembangan kapasitas sumber daya desa

wisata/kampung wisata yang terukur dan terstruktur sebagai ciri khas Joga

Istimewa yang memiliki value dan merupakan diferensiasi Pariwisata berbasis

budaya

d. Program penguatan daya dukung pariwisata untuk membuat terobosan-

terobosan sehingga waktu tinggal di Yogyakarta bagi para wisatawan akan

lebih lama, saat ini long of stay baru 1,8 hari dari rencana 3 hari yang

direncanakan,

e. Program optimalisasi potensi – potensi wisata yang ada, sehingga jumlah

wisatawan baik wisnu maupun wisman bisa meningkat dengan signifikan,

Page 28: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

28

khususnya bagi wisman yang mengalami trend pasang surut dalam tingkat

kunjungan ke DIY,

f. Koordinasi yang jelas dan terpadu tentang penggunaan dana keistimewaan

(danais) dengan instansi terkait, sehingga tidak akan terjadi benturan

kewenangan dengan instansi yang lainnya, seperti halnya dengan dinas

kebudayaan,

g. Program pembukaan, penciptaan atau pengembangan infrastruktur pariwisata

dan penguatan insan pariwisata serta stake holder terkait pariwisata

h. Program peningkatan kecintaan wisata berbasis budaya dan wisata edukatif

dengan menggerakkan para siswa dari sekolah-sekolah di DIY maupun

promosi kepada siswa diluar DIY

i. Program Pengembangan wisata edukasi dan agro tourism sebagai asset dan

potensi DIY yang potensial,

j. Program peningkatan promosi melalui media di dalam dan luar negeri

k. Program Menjadikan trotoar jalan utama sebagai etalase seni budaya yang

memberi value pariwisata

4. URUSAN KESEHATAN, PEREMPUAN DAN ANAK

Kondisi kesehatan, perempuan dan anak diharapkan menjadi satu hal penting

dalam menghitung tolok ukur keberhasilan pembangunan pemerintah DIY. Hal ini

penting, dikarenakan kesehatan, perempuan dan anak merupakan domain publik

yang utama. Dengan terciptanya pelayanan kesehatan yang baik maka akan akan

memperlancar proses pembangunan di DIY ini. Perempuan dan anak juga menjadi

asset berharga didalam mengisi pembangunan DIY dimasa depan.

Seiring perkembangan dengan berlakunya program BPJS kesehatan secara

nasional turut menjadikan masyarakat DIY sasaran bagi program tersebut.

Pemerintah daerah DIY sebagai salah satu penanggung jawab dalam skala lokal

tidak dapat berpangku tangan saja namun mampu duduk bersama masyarakat

untuk mengetahui apakah ada problem di lapangan terkait program nasional

tersebut. Hal ini penting, agar jangan sampai masyarakat DIY ada yang dirugikan

atau tidak terperhatikan dengan adanya program nasional ini. Pada tahun 2015

diharapkan pemerintah daerah DIY mampu terus mengontrol, mengawasi dan

memadukan program jaminan kesehatan nasional ini dengan jaminan kesehatan

daerah dan jamkesos terutama kepada warga miskin yang belum sama sekali

mendapatkan jaminan kesehatan dan menjamin total coverage kepada seluruh

masyarakat DIY.

Dalam hal sektor kebijakan perempuan dan anak diharapkan mampu mengatasi

segala permasalahan perempuan dan anak yang telah berkembang hingga saat ini.

Page 29: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

29

Upaya yang dapat dilakukan pada tahun 2015 adalah upaya mendorong

perempuan dan anak menjadi isu strategis didalam pengembangan setiap

kebijakan. Sehingga setiap produk kebijakan yang ditetapkan selalu ramah

terhadap perempuan dan anak. Disamping itu, pola pemberdayaan kepada

perempuan dan peningkatan gizi pada anak menjadi prioritas arah kebijakan yang

ditetapkan.

Berikur beberapa prioritas Pembangunan Bidang Kesehatan, perempuan dan anak

adalah sbb :

a. Mengembangkan Sistem jaminan Kesehatan. Yaitu dengan memadukan

Jaminan Kesehatan Nasional dengan Jaminan Kesehatan Daerah

(Kabupaten/Kota) dan Jamkesos (Provinsi) dengan dukungan data yang valid

by name by addres dan dana yang cukup. Seluruh penduduk DIY sudah

menjadi peserta JKN pada 1 Januari 2016.

b. Pembaruan data base peserta JKN, JKD dan Jamkesos secara berkala dan

terukur.

c. Program pengembangan managemen kesehatan. Yang meliputi melakukan

koordinasi dan sinkronisasi terhadap model-model jaminan pembiayaan

kesehatan se DIY sehingga menuju total coverage

d. Program Mengurangi risiko penyakit degeneratif dan Mengurangi sebaran

penyakit menular melalui gerakan masyarakat sadar tentang pola hidup bersih

dan sehat

e. Penguatan Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ( endemik

DBD serta HIV AIDS ) berbasis masyarakat

f. Meningkatkan Usia Harapan melalui layanan posyandu lansia baik kualitas

maupun kuantitasnya. Berdasar prediksi BPS bahwa DIY 10 tahun kedepan

akan menjadi kota dengan jumlah lansia terbanyak (10 % dari total populasi);

antara lain dengan cara mendorong agar Posyandu Lansia lebih aktif.

g. Standarisasi layanan kesehatan baik primer maupun sekunder antara lain

melalui penambahan bangsal perawatan kelas III dan meningkatkan jumlah

Puskesmas dengan fasilitas rawat inap.

h. Program Peningkatan mutu layanan kesehatan di seluruh DIY melalui

penyediaan dokter, spesialis, psikolog, dan tenaga medis di seluruh rumah

sakit dan puskesmas di DIY.

i. Program hibah kepada Kabupaten / Kota untuk kader kesehatan Desa dan

guru – guru PAUD

j. Menjadikan DIY sebagai Daerah istimewa yang ramah anak melalui “Kampung

Ramah Anak”.

k. Mengkampanyekan sayang anak, memberikan ruang pada anak untuk

berkembang dengan batasan nilai-nilai luhur bangsa tanpa harus kehilangan

jati diri

Page 30: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

30

l. Pengarusutamaan gender dalam semua aspek pembangunan

m. Meningkatkan pemberdayan perempuan yang memperkokoh kehidupan

keluarga termasuk memperkokoh ekonomi keluarga.

n. Revitalisasi Pelaksanaan program KB di DIY berbasis masyarakat.

o. Penguatan SDM tenaga lapangan KB

p. Program kesehatan reproduksi remaja

q. Program peningkatan dan penguatan ketahanan keluarga

r. Program perbaikan gizi masyarakat

5. URUSAN INFRASTRUKTUR ( Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, dan

Sumber Daya Air ), PERHUBUNGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Urusan pekerjaan Umum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari SKPD

adalah membangun infra struktur public dengan tersedianya infrastruktur jalan

yang baik maka hal ini merupakan modal utama untuk mendorong akselerasi

kegiatan ekonomi masyarakat dengan kondisi jalan yang yang baik dan mulus

maka transportasi public untuk angkutan manusia maupun barang menjadi lancar,

akselerasi perekonomian menjadi lebih cepat disamping itu kemudahan untuk

menjangkau daerah-daerah tujuan wisata menjadi lebih meningkat sehingga visi

DIY untuk menjadi destinasi favorit bagi wisatawan domestik maupun

mancanegara bisa terwujud.

Disamping jalan-jalan yang berstatus jalan propinsi tidak kalah urgensinya adalah

jalan dan jembatan pedesaan dengan kondisi jalan dan jembatan pedesaan yang

memadai maka akan membuka akses ke daerah-daerah yang terisolir, disamping

semakin lancarnya transportasi untuk mengangkut hasil-hasil pertanian bagi

warga desa. Pengelolaan sampah, maupun pengelolaan limbah baik limbah

domestik atau limbah rumah tangga maupun limbah B3 merupakan hal yang tidak

kalah urgensinya dengan persoalan-persoalan lain, diharapkan adanya terobosan

baru dalam pengelolaan sampah maupun limbah dengan membentuk unit

pelayanan terpadu, evaluasi terhadap keadaan IPAL yang ada di sewon Bantul

mutlak diperlukan apakah kapasitasnya memadai apakah sudah over load serta

bagaimana instalasi untuk pengelolaan limbah B3-nya dan seterusnya.

Perumahan pedesaan yang dihuni oleh keluarga-keluarga miskin pada umumnya

merupakan rumah tinggal yang sebenarnya tidak layak huni baik ditinjau dari segi

kesehatan maupun keselamatan terhadap terjadinya bencana, oleh sebab itu

subsidi atau bantuan untuk mewujudkan rumah tinggal yang layak bagi keluarga

miskin harus dilakukan.

Page 31: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

31

Tata kelola air sesuai dengan fungsinya baik air untuk kebutuhan hidup sehari-hari

maupun air untuk keperluan usaha pertanian ( irigasi ) haruslah direncanakan

secara komprehenship, ketersediaan air bersih bagi daerah-daerah yang sering

terjadi bencana kekeringan harus bisa ditingkatkan dengan program-program

pembangunan embung-embung, telaga-telaga maupun dengan pembangunan

sumur-sumur bor, disamping pemeliharaan sempadan sungai untuk

menanggulangi bencana banjir, dengan membangun tanggul-tanggul maupun

crosdam dan sebagainya.

Ketersediaan listrik bagi daerah-daerah yang belum ada jaringan primair menjadi

hal yang urgen pula untuk diprioritaskan, untuk itu pada tahun 2015 diharapkan

semua daerah sudah tersedia jaringan primairnya sehingga seluruh warga dapat

menikmati listrik

Prioritas program Infrastruktur ( Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi, Dan

Sumber Daya Air ), Perhubungan Dan Lingkungan Hidup tahun 2015 adalah :

a. Program Peningkatan jalan dan Jembatan.

b. Program Rehabilitasi maupun pemeliharaan jalan dan jembatan.

c. Program pembangunan maupun pemeliharaan saluran drainase dan gorong-

gorong.

d. Program bantuan pengadaan tanah untuk JJLS.

e. Program peningkatan jalan dan jembatan pedesaan/daerah terpencil.

f. Program peningkatan, pengelolaan bangunan gedung,

g. Program peningkatan layanan jasa pengujian bangunan kontruksi.

h. Program pengaturan jasa kontruksi.

i. Program monitoring dan evaluasi pelaksanaan kontruksi Gedung.

j. Program rehabilitasi perumahan kumuh dan rumah tidak layak huni.

k. Program pengembangan perumahan.

l. Program lingkungan sehat perumahan.

m. Program relokasi perumahan pada daerah bencana.

n. Program pengembangan, pengelolaan dan konservasi sungai, telaga,

embung serta sumber daya air lainya.

o. Program pengendalian banjir.

p. Program penyediaan dan pengelolaaan air baku.

q. Program penataan, pengendalian penggunaan air tanah.

r. Program pengembangan pengelolaan air limbah .

s. Program pengendalian pemanfaatan ruang.

Page 32: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

32

t. Program Penguatan tata ruang berbasis keistimewaan dan implementasi

Penegakan Perda Tata Ruang Wilayah

u. Program pengembangan energi yang terbarukan seperti ; tenaga listrik

mikrohidro dan tenaga angin (wind turbine).

v. Program pengembangan jaringan listrik daerah terpencil.

w. Program pembinaan, pengawasan pertambangan galian c.

x. Program konservasi dan pengelolaan air tanah.

y. Program pembinaan pengawasan dan pengembangan bahan bakar.

z. Program pembangunan sarana dan prasarana fasilitas perhubungan.

aa. Program rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana fasilitas

perhubungan.

bb. Program peningkatan pelayanan angkutan .

cc. Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan bermotor.

dd. Program management rekayasa lalu lintas.

ee. Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

ff. Program pembangunan lampu penerangan jalan, pagar pengaman jalan

serta trafick light pada daerah-daerah persimpangan yang padat .

gg. Program pembinaan, pengawasan dan pengendalian transportasi antar kota

antar provinsi maupun antar kota dalam provinsi terkait dengan keselamatan

penumpang.

hh. Program pengembangan sistem transportasi massal serta penataan

transportasi perkotaan.

ii. Program Optimalisasi pelayanan transportasi yang aman, nyaman, efisien

dan terpadu yang mendukung mobilitas penduduk (moda transportasi

massrapid transportation) dan barang antara pusat kota dengan kawasan

perdesaan dan perbatasan.

jj. Program penataan, pembinaan maupun pengendalian angkutan non

kendaraan bermotor

kk. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

ll. Program perlindungan dan konservasi sumber daya alam.

mm. Program peningkatan kwalitas dan akses informasi sumberdaya alam dan

lingkungan hidup

nn. Program pengelolaan ruang terbuka hijau.

oo. Program kaderisasi lingkungan hidup dan Penguatan Kampung Hijau

pp. Konservasi flora dan fauna

qq. Program pengendalian dan pelestarian sumber air ( pembangunan SPAH)

Kurang lebih 20 tahun lagi Yogyakarta akan mengalami krisis Air untuk itu

agar segera dicarikan solusinya

Page 33: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

33

rr. Program pengelolaan Bank Sampah yang mendorong masyarakat untuk

peduli terhadap pengelolaan sampah dan limbah secara mandiri

ss. Pengelolaan Persampahan, lokasi TPA yang ada saat ini sudah lebih dari

cukup hanya kedepan segera dicarikan solusi dalam rangka pengolahan

sampah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif

tt. Program Peningkatan kwalitas dan keawetan jalan dan irigasi. Dilengkapi

dengan asesori teknis agar menjadi berfungsi optimal dan awet. Misalnya

jalan provinsi di pegunungan Menoreh Kulon Progo

uu. Program Optimalisasi pelayanan transportasi darat yang menghubungkan

pusat-pusat produksi dengan pusat-pusat pemasaran dan pendidikan

vv. Program Penataan sistem transportasi wilayah yang memperhitungkan

keterkaitan dan keterpaduan antar moda (darat, laut dan udara) dan antar

wilayah

ww. Program Pembangunan bandar udara bertaraf internasional dan Tanjung

Adikarta

xx. Program penanganan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di DIY yang

sudah tidak terkendali, bahwa pertumbuhan kendaraan di Kota Jogja 110 unit

kendaraan baru per hari, Sleman 150 unit/hari, Bantul 110 unit/hari, KP dan

GK masing-masing 50 unit/hari. Total kendaraan per akhir desember 2013

sebanyak 2.200.000 unit. Disisi lain infrastruktur jalan tidak ada pertambahan.

yy. Pemenuhan kebutuhan perumahan layak huni bagi masyarakat perkotaan

dan pedesaan

zz. Revitalisasi sungai dan konservasi air sungai untuk pemenuhan kebutuhan

air bersih

aaa. Fasilitasi dan pembudayaan pengelolaan air limbah pada tingkatan individu,

keluarga, maupun komunal

bbb. Pengembangan jaringan irigasi di Provinsi DIY dalam rangka peningkatan

hasil pertanian

ccc. Pemanfaatan dan pengelolaan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air baku

dan Penanggulangan banjir

ddd. Peningkatan program MP3I terkait dengan pengembangan di kawasan Kulon

Progo.

6. URUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

Daerah Istimewa Yogyakarta dalam membangun peradaban barunya dengan

paradigma ‘among tani’ menjadi ‘dagang layar’ menjadikan kesempatan untuk

mengeksplorasi hasil perikanan semakin besar. Momentum ini diperkuat dengan

ditempatkannya wilayah Kulon Progo dalam program MP3I (Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Indonesia). Pembangunan di wilayah Kabupaten

Kulon Progo meliputi Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarta

Page 34: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

34

Sasaran yang hendak dicapai adalah dengan menjadikan perikanan sebagai salah

satu tumpuan baru perekonomian masyarakat DIY. Pantai yang terbentang di

daerah kabupaten Kulon Progo, kabupaten Bantul dan kabupaten Gunung Kidul

merupakan kekayaan alam yang harus dikembangkan dengan luas mengingat

pengembangannya yang selama ini belum optimal. Dengan potensi sumber daya

perikanan laut yang besar tersebut diperlukan sebuah peta jalan atau road map

yang jelas dan terukur agar tujuan akhir yang diinginkan dapat tercapai.

Namun dengan besarnya potensi sumber daya perikanan laut tersebut ternyata

saat ini kita masih melihat rendahnya kesejahteraan masyarakat pesisir dan

nelayan. Setelah didalami fakta yang ada di lapangan, ternyata kendalanya masih

sama dari tahun ke tahun yaitu minimnya infrastruktur perikanan yang

mengakibatkan minimnya produktivitas penangkapan ikan, minimnya inovasi hasil

perikanan, dan tumpang tindihnya pemanfaatan wilayah pesisir, antara

pemanfaatan untuk pariwisata, perikanan/tambak, permukiman dan sempadan

pantai. Seperti kita ketahui, produksi perikanan sektor kelautan dari nelayan DIY

baru sekitar 10 persen dari total produksi perikanan DIY. Berdasar data tahun 2012

yang lalu baru sekitar 5.640 ton dari total produksi perikanan yang mencapai

56.700 ton per tahunnya.

Perikanan yang kelak diimpikan dapat menjadi akselerator kemajuan perekonomian

DIY sebenarnya memiliki captive market atau pasar yang jelas. Melihat

pertambahan jumlah penduduk DIY dari tahun ke tahun yang semakin besar

mencapai lebih dari 3,5 juta jiwa dan meningkatnya kesadaran masyarakat

terhadap hasil pangan yang sehat dan kaya protein mengakibatkan tingginya

kebutuhan konsumsi ikan di DIY. Melihat situasi tersebut, maka dari itu pemerintah

daerah bertanggung jawab untuk melakukan langkah akseleratif untuk

mengembangkan perikanan ini termasuk diantaranya perikanan laut dan darat agar

betul-betul bisa memenuhi kebutuhan gizi dan konsumsi lokal masyarakat DIY

terlebih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat luar sekitar DIY.

Prioritas program pembangunan Perikanan dan Kelautan adalah:

a. Program percepatan pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan Tanjung

Adikarto diawali dengan pendampingan dan pengawalan terhadap rencana

soft opening Pelabuhan Tanjung Adikarto pada akhir Tahun 2014,

b. Program peningkatan kemampuan SDM dalam mengelola pelabuhan

Tanjung Adikarto sehingga telah siap apabila dioperasikan dalam tahun 2015.

Page 35: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

35

c. Program fasilitasi teknologi terutama pembuatan pakan murah, sehingga

petani dan peternak bisa memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi,

karena selama ini biaya terbesar (75%) terserap di pakan ikan.

d. Program peningkatan permodalan, manajemen, pemasaran dan pengolahan

hasil perikanan baik bagi masyarakat pesisir, nelayan maupun peternak

perikanan darat,

e. Program optimalisasi dan pengawasan penggunaan kapal bantuan

kementrian baik di tahun 2012, 2013 sebanyak 7 buah yang bertonase di atas

30gt dan diharapkan dikelola oleh warga DIY bukan oleh warga diluar DIY,

f. Program fasilitasi teknologi, permodalan, manajemen, pemasaran dan

perubahan mindset bagi nelayan.

g. Program optimalisasi pengembangan perikanan budidaya dan Optimalisasi

lahan perikanan tangkap di air tawar, yaitu di sungai, sawah, embung, danau

dan waduk. Khusus Waduk Sermo agar ada kajian ilmiah dengan Gajah

Mada untuk membersihkan ikan jenis Reed Dephil ( ikan pemakan ikan lain /

predator ) agar ikan – ikan lain tetap hidup

7. URUSAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

Seperti kita ketahui sektor pertanian saat ini masih menjadi tumpuan hidup

masyarakat Indonesia pada umumnya dan DIY pada khususnya. Sektor pertanian

sebagai penghasil dari kebutuhan pangan masyarakat menjadi vital untuk

mendapatkan perhatian dan prioritas.

Sektor pertanian menyimpan masalah yang serius di masa depan apabila tidak

mendapatkan respon yang memadai. Fenomena klasik yang sering mengemuka

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk adalah semakin meningkatnya

kebutuhan permukiman. Hal ini menyimpan problem sosial yang sangat dilematis,

dimana lahan-lahan pertanian yang sebelumnya ijo royo-royo menjadi kawasan

permukiman yang pada akhirnya menghilangkan fungsi awal sebagai lahan

produktif. Data menunjukkan lahan pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

rata-rata menyusut 150-170 hektare per tahun dari sekitar 60 ribuan hektare.

Perkembangan permukiman menjadi salah satu faktor utama berkurangnya lahan

persawahan.

Perda yang telah ditetapkan, yaitu Perda Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan tentunya diharapkan mampu

menahan laju penyusutan lahan pertanian tersebut. Namun hal ini ternyata tidak

semudah yang dibayangkan karena banyak pengembang yang mengabaikan

peraturan daerah ini. Bayangan masalah ini sebenarnya apabila dicermati lebih

dekat ternyata belumlah mencakup seluruh aspek-aspek pertanian. Kita ketahui di

dalam aspek pertanian ada kesejahteraan petani yang perlu di perhatikan. Oleh

Page 36: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

36

karena itu diharapkan kepada pemerintah daerah selain menunjukkan rasa

perhatian kepada lahan pertanian, tetapi juga kepada pelaku tani itu sendiri dengan

memberikan segala hal yang dibutuhkan agar para petani ini semakin produktif di

dalam menggarap lahannya.

Dalam menyikapi kebutuhan pangan DIY yang semakin besar pada tahun-tahun

mendatang ditandai dengan laju pertambahan penduduk dan industri perhotelan

yang pesat dalam 2 tahun terakhir menjadikan komoditas-komoditas primer dan

unggulan di DIY untuk ditingkatkan. Produksi hasil pertanian perlu dijaga dan

mendapat perhatian yang cukup sehingga diharapkan DIY memiliki ketahanan

pangan yang baik.

Dalam sektor peternakan, upaya yang perlu kita dorong adalah menumbuhkan

sentra-sentra baru penyedia daging. Seperti kita ketahui sentra sapi di Yogyakarta

sampai saat ini yang terlihat eksistensinya baru di Gunungkidul, sedangkan kita

ketahui bahwa potensi alam yang mendukung vegetasi atau pakan ternak ada

diseluruh DIY. Oleh karena itu, pengembangan sentra-sentra sapi dan hewan

ternak lain hendaknya dilakukan dengan merata. Hal ini penting dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan daging di DIY ini.

Prioritas program bidang pertanian dan ketahanan pangan adalah:

a. Program Swasembada pangan baik susu telor kedelai daging, perlu

mendapat perhatian yang lebih serius di tahun – tahun mendatang,

mengingat swasembada pangan di DIY mesih cukup rendah jika

dibandingkan rata-rata kebutuhan penduduk DIY.

b. Program renaisance Pangan melalui perubahan pandangan tentang bahan

pangan dan Implementasi PERDA Penjaminan Mutu dan Pangan Segar

c. Program peningkatan SDM Petani menjadi petani profesional.

d. Program Advokasi lahan pertanian berupa Implementasi dan pengawalan

Perda Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, sehingga perda

ini bisa berjalan dengan baik, perda ini mengamanatkan adanya lahan

pertanian pangan di Kab. Sleman seluas 130.000 ha, Kab. Bantul seluas

12.000 ha, sedangkan Kab. Gunung Kidul dan Kab. Kulon Progo masing-

masing seluas 5.000 ha.

e. Revitalisasi Pertanian dan menjadikan Pertanian sebagai Lokomotif

Pembangunan menuju Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Petani.

Page 37: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

37

f. Program fasilitasi teknologi hasil pertanian dan kemudahan dalam

mendapatkan pupuk dan bibit untuk menunjang produktivitas petani.

g. Peningkatan populasi ternak, baik ternak sapi, kambing, ayam itik dan lain-

lainnya sehingga jogja bisa menjadi sumber untuk mensuplai ternak ke

daerah lainnya.

h. Program perlindungan terhadap kesehatan dan ekonomi petani sebagai

penghargaan profesi yang telah menjadi pahlawan pangan di DIY

i. Program peningkatan infrastruktur pertanian seperti irigasi di daerah Kab.

Gunung Kidul, Kab. Bantul, dan Kab. Kulonprogo.

j. Optimalisasi lahan pesisir pantai untuk peningkatan produksi pertanian.

k. Pengembangan sentra-sentra baru penghasil ternak di seluruh DIY sehingga

setiap kabupaten memiliki sentra-sentra penghasil ternak sendiri.

l. Program penurunan jumlah desa rawan pangan

m. Program pembinaan kelompok tani dan wanita tani di wilayah perkotaan dan

pedesaan

n. Program fasilitasi permodalan untuk UKM pasca panen.

o. Program peningkatan jumlah produksi pangan agar bisa seimbang dengan

kebutuhan pangan DIY dan konsep kebutuhan pangan mandiri DIY.

p. Penambahan lumbung-lumbung pangan di setiap desa perlu sehingga rawan

pangan di DIY menjadi lebih kecil, teknis dan aturannya menggunakan

pergub yang ada.

q. Program peningkatan sistem irigasi dan regulasi tata guna air

r. Program peningkatan produktifitas hasil pertanian dengan intensifikasi dan

upaya kreatifitas teknologi bekerjasama dengan Perguruan Tinggi

s. Pengembangan agrobisnis dan penguatan jejaring untuk meningkatkan

kesejahteraan petani

t. Peningkatan ketersediaan dan keterjangkauan sembilan bahan pokok.

u. Fasilitasi sertifikasi halal bagi produk olahan makanan.

v. Perlunya terus dikembangkan percepatan Jogja seed center atau pusat benih

Jogja

w. Perlunya dikembangkan holtikultura baik dari jenis flori maupun flora, karena

usaha ini memberikan nilai ekonomi yang cukup tinggi

8. URUSAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Badan Pusat Statistik (BPS) DIY pada Agustus 2013 melansir jumlah Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) DIY mencapai 3,34% atau mengalami penurunan

0,63 poin dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 3,97%. TPT tertinggi pada Agustus

2013 di Yogyakarta disusul Bantul, Sleman, Kulonprogo, dan terendah di

Page 38: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

38

Gunungkidul. Perkembangan ini mungkin menunjukkan tren yang positif, namun

perlu diwaspadai pada tahun 2015 karena sejumlah persoalan mungkin bisa terjadi

sehingga menimbulkan stagnasi. Oleh karena itu, pemerintah daerah DIY perlu

membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam menekan angka

pengangguran ini.

Dalam data BPS DIY melaporkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran paling

banyak menyerap tenaga kerja di wilayah DIY. Sektor tersebut menyerap tenaga

kerja hingga 26,22% dari penduduk yang bekerja di DIY. Namun dalam hal ini,

jangan sampai pemerintah DIY hanya mengandalkan sektor tersebut. Diperlukan

sector industry yang lebih besar dari dalam negeri maupun luar negeri untuk

masyarakat DIY agar mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi.

Beberapa prioritas program pembangunan Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah:

a. Program peningkatan investasi yang mendorong investor di DIY mendirikan

perusahaan guna memperluas kesempatan kerja

b. Penguatan Balai Latihan kerja sebagai pusat pelahihan yang lengkap,

modern dan Inovatif yang mampu mencetak tenaga kerja trampil plus.

c. Program Life skill dengan memperbanyak kursus-kursus baik jenis kursus

maupun frekwensi dan daya jangkau sampai ke pelosok pedesaan guna

menciptakan wirausaha muda di pedesaan dan terciptanya lapangan kerja

baru berbasis proyeksi kebutuhan tenaga kerja trampil 3 (tiga) tahun ke

depan.

d. Penguatan Program padat karya berkelanjutan, disamping untuk

menggiatkan budaya gotong royong sekaligus juga bernilai ekonomis.

e. Penataan, Pembinaan dan Identifikasi Tenaga Kerja Indonesia dari DIY yang

lewat Daerah lain. Ekonomi ketika mereka kerja dan pasca kerja agar ada

pendampingan

f. Regulasi yang mengatur manajemen tenaga kerja daerah sehingga tidak

hanya menjadi penonton di kampung sendiri

g. Pemberian kesempatan kerja sebanyak-banyaknya sehingga menghindarkan

TKW sektor rumah tangga di luar daerah maupun luar negeri

h. Menjamin pengiriman transmigrasi dengan bekal yang cukup dan dapat

berkembang di daerah yang baru dengan tanpa gangguan yang berarti

i. Penyiapan transmigran secara lahir batin, advokasi/pendampingan serta

Page 39: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

39

perlindungan

j. Program perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri (TKI) dan

pembinaan pasca menjadi TKI

9. URUSAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI

Kesatuan bangsa dan politik sebenarnya mampu menjadi sektor yang ampuh

dalam membina karakter kebangsaan masyarakat DIY. Hal ini penting, karena

peningkatan dekadensi moral dan kebangsaan baru-baru ini telah mengikis spirit

persatuan dan kesatuan masyarakat DIY. Pengembangan wawasan kebangsaan

di tengah-tengah masyarakat dapat menjadi modal yang berharga dalam

menyukseskan program-program pemerintah daerah.

Beberapa prioritas program pembangunan Kesatuan Bangsa dan Politik adalah:

a. Program pendidikan politik masyarakat.

b. Program pengembangan wawasan kebangsaan bagi pelajar DIY.

c. Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.

d. Program kewaspadaan dini dan pembinaan masyarakat

e. Penataan dan pengaturan komunitas kos – kosan / pemondokan pelajar dan

mahasiswa secara terintegrasi dengan Kabupaten/Kota agar terhindar dari

budaya negatif dan bentrokan.

f. Program peningkatan kapasitas personil Sat Pol PP, peningkatan

Eselonisasi, dan Peningkatan fungsi Pol PP dan Linmas dalam menegakkan

peraturan – peraturan di daerah dan melindungi masyarakat,

g. Fasilitasi kualitas penyelenggaraan keamanan kepada TNI dan Polri,

termasuk fasilitasi keberadaan kegiatan TNI misalnya ijin sarana daerah

untuk kebutuhan latihan kesemaptaan TNI dan Polri

10. URUSAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

Dalam perkembangannya dengan adanya peraturan daerah tentang taman

hutan raya yang telah ditetapkan pemerintah daerah DIY dengan DPRD DIY

pada tahun 2013, hendaknya menjadi momentum bersama untuk menjaga

komitmen pelestarian hutan di DIY. Saat ini, fungsi hutan di DIY selain memiliki

fungsi ekologi juga memiliki fungsi yang lebih luas yaitu untuk penelitian dan

pengkajian oleh beberapa masyarakat akademik.

Page 40: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

40

Namun dua fungsi tersebut dirasa belum cukup, sudah saatnya pada tahun

2015 turut dikembangkan agar fungsi hutan menjadi lebih ditingkatkan selain

sebagai paru-paru DIY, juga dapat dilakukan manajemen pengelolaan yang baik

sehingga mampu meningkatkan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan

bagi masyarakat dan pemerintah daerah dengan tanpa menghilangkan fungsi

ekologi dan konservasi.

Berapa program dan prioritas kehutanan dan perkebunan pada tahun 2015 :

a. Program penciptaan 50 ha hutan kota sebagai realisasi aturan kementrian

kehutanan, sehingga kualitas udara di DIY akan menjadi lebih baik lagi.

b. Program pengembangan dan pelestarian lingkungan hidup perlu terus

dikembangkan sehingga konsep Lestari desaku Lestari hutan ku bisa berjalan

dengan baik.

c. Program peningkatan pemberdayaan masyarakat di hutan-hutan milik

pemerintah khususnya model tumpang sari perlu dikembangkan sehingga

peningkatan kesejahteraan petani penggarap bisa terjaga dengan baik.

d. Program peningkatan kapasitas manajemen hutan lindung, hutan taman raya

(tahura), hutan produksi yang ada di Provinsi DIY, sehingga semua hutan DIY

akan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat dengan baik dan sesuai

aturan yang berlaku.

e. Pemanfaatan fungsi hutan untuk pemberdayaan ekonomi, sosial, budaya,

pariwisata, dan pendidikan

f. Pengembangan agrobisnis perkebunan untuk memperluas lapangan kerja,

menciptakan nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan penduduk DIY

g. Mengembalikan fungsi lahan hutan untuk memenuhi fungsi ekologi yang ideal

11. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Peran koperasi sebagai soko guru perekonomian dan usaha kecil menengah

sebagai denyut nadi perekonomian di DIY selayaknya mendapatkan perhatian

yang kuat dan luas.

Menurut catatan kami diantara 6.000 koperasi ternyata banyak yang kurang

sehat dan sebagian kecil lainnya malah mati. Oleh karena itu, diperlukan

pendampingan yang bersifat berkesinambungan agar koperasi dapat kembali

tumbuh subur di DIY ini. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu

pendampingan pra koperasi, koperasi pemula dan koperasi mantap dengan

Page 41: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

41

sistem manajemen yang berbeda sehingga mereka bisa naik tingkatan sesuai

kemampuannya.

Keunikan perekonomian DIY yang membedakan dengan daerah yang lainnya

adalah dominasi usaha kecil dan menengah dalam sektor kehidupan

masyarakat. Melalui dominasi UKM tersebut maka perekonomian DIY memiliki

ketahanan ekonomi yang cukup baik di mata nasional. Oleh karena itu,

pembinaan usaha kecil dan menengah di DIY mutlak diperlukan sehingga usaha

kecil menengah dapat terus berjalan dan mampu meningkatkan diri.

Adapun beberapa prioritas program urusan koperasi dan Usaha Kecil Menengah

yaitu:

a. Sosialisasi Undang-undang Koperasi yang baru dan peningkatan kapasitas

manajemen perkoperasian sehingga kehidupan perkoperasian di DIY bisa

lebih baik lagi,

b. Pendirian PPKD perlu mendapat perhatian tersendiri sehingga lembaga ini

bisa terwujud dengan baik sesuai harapan UMKM di DIY, mengingat lembaga

ini yang akan ikut membantu permodalan bagi UMKM di Yogyakarta

c. Pendampingan terhadap 81.000 UMKM dan mendampingi 35.000 IKM , 600

kelompok batik, hal ini juga perlu penanganan yang terpola sehingga

pengentasan ketergantungan dari pola asuh dapat berjalan dengan baik.

d. Peningkatan peran kampus-kampus yang ada di DIY sehingga pola

pendampingan bisa dimintakan bantuan pihak kampus, sekalipun dana

pendampingan dari APBD/APBN.

e. Fasilitasi tempat pameran UMKM dengan konsep bagi hasil atau harga

terjangkau

f. Penguatan sumber daya UMKM secara berkesinambungan dan terintegrasi

antar stake holder

g. Program penguatan sumber daya (modal, SDM, Manajemen, Jejaring)

koperasi dan UMKM.

h. Penguatan Sentra industri kecil berbasis kelompok atau masyarakat sebagai

ciri khas pengembangan wilayah, misal kampung pengrajin perak, dll

11. URUSAN SOSIAL

Orientasi urusan sosial harus mewadahi segenap persoalan sosial yang

berkembang di masyarakat. Penyandang masalah kesejahteraan dan

Page 42: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

42

pengurangan kemiskinan diharapkan menjadi arah kebijakan yang dibangun

pada tahun 2015. Hal ini penting karena persoalan tersebut merupakan

persoalan yang terus ada tiap tahun dan selayaknya ada political will yang lebih

jelas, sehingga keberpihakan pemerintah daerah kepada masyarakat lebih nyata

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka.

Munculnya perda gelandangan dan pengemis pada tahun 2013 juga merupakan

salah satu upaya permanen di dalam mengatasi persoalan sosial di tengah-

tengah masyarakat. Dengan pendekatan yang solutif dan persuasif diharapkan

mampu mengangkat harkat dan martabat para gelandangan dan pengemis

tersebut.

Beberapa prioritas program urusan sosial sebagai berikut :

a. Peningkatan kapasitas Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial melalui

Pelatihan sumber daya yang mendukung profesionalitas Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial.

b. Evaluasi program pengentasan kemiskinan melalui program bantuan warga

miskin produktif pada Tahun 2013 dan 2014 kepada 46.000 keluarga masing-

masing mendapat bantuan dana produktif sebesar Rp 1.000.000, dengan

total anggaran Rp 46.000.000.000,-

c. Melakukan riset pelaksanaan program pengurangan angka kemiskinan agar

ditemukan cara yang paling efektif dan efisien dalam pengurangan angka

kemiskinan berbasis masyarakat, misal KUBE

d. Program Mobilisasi Potensi sumber dalam pemutakhiran data penduduk

miskin dan pemetaan penyandang masalah sosial (PMKS)

e. Menurunkan angka penyandang masalah kesejahteraan sosial ( PMKS )

f. Menggiatkan dan menumbuhkan kembali nilai-nilai budaya bangsa (gotong

royong, kesetiakawanan sosial) sebagai perekat sosial melalui berbagai

media budaya.

g. Implementasi Perda Gelandangan dan pengemis dan mewujudkan DIY

sebagai contoh penanganan Gelandangan dan Pengemis yang terintegrasi.

h. Implementasi Perda Disabilitas dan mewujudkan DIY sebagai kawasan

ramah disabilitas

Page 43: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

43

12. URUSAN PERDAGANGAN

Pemerintah daerah dalam sektor perdagangan pada tahun 2015 diharapkan

mampu meningkatkan iklim usaha dan mampu meng-agregasi sejumlah

kepentingan kalangan dunia usaha dalam kerangka pembangunan daerah.

Pemerintah daerah dengan perannya yang strategis diharapkan mampu menjadi

akselerator pertumbuhan usaha perdagangan dan industri.

Hal ini penting karena dengan akselerasi dan terobosan yang dilakukan

dapat meningkatkan perkembangan perekonomian DIY dan pada akhirnya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat DIY.

Adapun beberapa prioritas program dalam urusan perdagangan yaitu:

a. Pengendalian angka inflasi sehingga inflasi di DIY sehingga merangsang

pertumbuhan ekonomi dan perdagangan

b. Program kerjasama perdagangan dan industri dengan sektor perdagangan

dan industri di dalam dan luar negeri

c. Program kemitraan perdagangan dan industri dalam jangka panjang dengan

sektor perdagangan dan industri di dalam dan luar negeri

d. Membangun iklim dunia usaha yang baik dan sehat dalam mengakselerasi

kesejahteraan masyarakat DIY.

e. Revitalisasi BUMD (PT AMI, PT Tarumartani, PT Bank BPD, BUKP) perlu

dilaksanakan dengan baik sehingga, kedepannya semua BUMD ini bisa

berjalan dengan sehat dan tidak membebani anggaran APBD.

13. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI

KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN

PERSANDIAN

Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang telah menjadi konsensus

nasional diharapkan mampu mempercepat upaya peningkatkan kemakmuran

daerah. Dalam perkembangannya, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

segenap potensinya diharapkan mampu mengelola berbagai potensi tersebut

dengan konsep Good Governance

Prinsip transparansi, akuntabilitas dan Profesionalitas harus mampu

ditunjukkan secara nyata dalam pembangunan daerah dalam rangka

merealisasikan konsep good governance tersebut. Pada tahun 2014, telah

dirumuskan adanya perda tentang pelayanan publik yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan publik pemerintah daerah kepada stake

Page 44: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

44

holders terkait dan masyarakat. Dengan adanya perda pelayanan publik ini juga

diharapkan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada sektor

pelayanan publik. Dengan pelayanan publik yang memadai maka kepercayaan

publik terhadap program-program pembangunan juga semakin membaik. Hal ini

diyakini akan mampu menjadi modal pembangunan karena bersatunya

pemerintah dan masyarakat dalam mengisi pembangunan.

Beberapa Prioritas program bidang ini adalah :

a. Evaluasi secara menyeluruh capaian kinerja RPJPD dan RPJMD

b. Perencanaan strategis atas hasil Evaluasi secara menyeluruh capaian kinerja

RPJPD dan RPJMD

c. Sosialisasi Perencanaan strategis dan hasil Evaluasi secara menyeluruh

capaian kinerja RPJPD dan RPJMD

d. Mobilisasi sumber daya menuju satu visi dan satu aksi dalam pencapaian

target kinerja RPJPD dan RPJMD

e. Penataan SDM guna mendukung pencapaian RPJMD dan RPJP DIY

f. Pembudayaan SATRIYA guna mendukung optimalisasi kinerja dan Good

Govern Governance

g. Penataan kelembagaan guna menyesuaikan Undang-undang No. 13 Tahun

2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dan peninjauan

kembali serta revisi perda tentang SOTK

h. Mengadvokasi dan mensinergikan implementasi Undang-undang No. 13

Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan UU

Desa guna tercapai efisiensi dan efektifitas.

i. Peningkatan tatakelola dan pelayanan publik menuju Good Governance

j. Meningkatkan profesionalisme pengelolaan keuangan daerah dan optima-

lisasi asset daerah

k. Optimalisasi sumber-sumber PAD dan penerimaan lainnya

l. Meningkatkan tata kelola BUMD menjadi Good Corporate Governance

m. Evaluasi dan perencanaan strategis peningkatan kapasitas SDM guna

mendukung pencapaian RPJMD dan RPJP DIY.

n. Mengintegrasikan sistem evaluasi kinerja aparatur dengan upaya pencapaian

RPJMD dan RPJP DIY

Page 45: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

45

o. Penguatan sarana dan prasarana aparatur yang mendukung optimalisasi

kinerja

p. Pendataan Tanah SG – PAG sesuai amanat Undang-undang No. 13 Tahun

2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

q. Melakukan pengawasan dan advokasi dalam perijinan alih lahan pertanian ke

Perumahan dalam kerangka menjaga Kemandirian Pangan

r. Melakukan Pengawasan dan advokasi kepastian pelayanan pensertifikatan

tanah menuju BPN yang Good Govern.

s. Data base dan sistim informasi pertanahan

t. Program Sinergitas data kependudukan dari berbagai sumber menjadi satu

kesatuan Pedoman Administrasi kependudukan

u. Membentuk masyarakat tanggap bencana melalui Mitigasi Bencana Berbasis

Masyarakat

v. Penguatan sarana dan prasarana pendukung guna menghadapi berbagai

kemungkinan ancaman bencana

w. Meningkatkan kapasitas SDM di seketariat DPRD sebagai pilar penyangga

peran dan fungsi DPRD

x. Penguatan lembaga sandi negara

14. URUSAN AGAMA

Terealisasinya landasan kehidupan beragama sebagai nafas kehidupan

masyarakat diharapkan mampu menurunkan segenap persoalan sosial yang

terjadi di masyarakat. Persoalan sosial yang dimaksud diantaranya adalah

persoalan yang mencakup menurunnya pengamalan nilai-nilai ajaran agama

sehingga menimbulkan beraneka perilaku masyarakat yang cenderung negatif

dan persoalan kerukunan antar umat beragama yang saat ini perlu ditingkatkan

lagi sehingga toleransi dan kedamaian dalam beragama dapat dirasakan di

seluruh penjuru DIY.

Dalam kondisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengedepankan sikap tepa

seliro dan budaya adiluhung menekankan adanya sikap gotong royong dan

saling bahu membahu di dalam mengisi pembangunan walaupun dalam

keyakinan agama yang berbeda.

Page 46: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

46

Adapun beberapa prioritas program urusan agama pada tahun 2015 yaitu :

a. Fasilitasi peningkatan kualitas umat beragama

b. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.

c. Peningkatan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

d. Peningkatan upaya-upaya pencegahan penyimpangan ajaran agama.

e. Peningkatan sarana dan prasarana rumah ibadah dan kegiatan ibadah

f. Peningkatan Kerukunan antar umat beragama

g. Penguatan organisasi keagamaan dalam membangun keberagaman dan

toleransi dalam kebhinekaan sebagai ciri istimewa DIY

15. URUSAN PENANAMAN MODAL

Momentum adanya beberapa investor asing yang baru-baru ini melirik Daerah

Istimewa Yogyakarta sebagai tempat menanamkan modal, hendaknya mampu

dijadikan catatan bahwa DIY memiliki suatu magnet dan potensi yang besar bagi

datangnya penanaman modal. Pemerintah DIY harus sadar bahwa kesempatan

tidak datang dua kali sehingga perlu keseriusan dan energi yang lebih untuk

mempersiapkan hal ini.

Tahun 2015 harus mampu dijadikan momentum untuk mengakselerasi

perekonomian daerah sekaligus mengurangi pengangguran secara signifikan di

DIY. Pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan dengan membawa lebih besar

lagi sumber daya kapital sehingga dapat menyerap tenaga kerja di DIY lebih

besar. Imbas dari adanya pembangunan pelabuhan Adikarto dan pembangunan

Bandara Internasional di Kulonprogo harus dimanfaatkan untuk menjadi magnet

bagi industri besar untuk masuk ke DIY.

Berikut prioritas program dalam urusan penanaman modal :

a. Program peningkatan investasi, sehingga akan terbentuk lapangan pekerjaan

guna mengurangi angka pengangguran/kemiskinan, yang saat ini masih

berkisar 18 %.

b. Program kemudahan dalam pelayanan perijinan dengan konsep perijinan 1

atap sehingga para investor dan masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam

hal perijinan sesuai mekanisme yang berlaku

c. Konsep pembuatan bank tanah, perlu di kedepankan sehingga jika ada calon

investor masuk ke DIY tidak dipusingkan pencarian lokasi dan harga yang

tidak terkendali.

Page 47: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

47

d. Peningkatan kerjasama dalam bidang ekonomi melalui investasi

e. Optimalisasi kerjasama, kemitraan dan jejaring antar stake holders, antar

daerah dan luar negeri

f. Menyelenggarakan dan mengembangkan jaringan kerjasama dalam

pendirian pusat teknologi dan industri (techno-industrial Park) sebagai

katalisator industri berbasis sains (Science-Based Industries) di Yogyakarta,

dengan prioritas tahapan pada: Perwujudan berdirinya pusat Teknologi dan

Industri (Techno-Industrial Park)

g. Menjalin kerjasama antar daerah untuk memperlancar transfer tenaga kerja

antar daerah dan antar usaha sektor ekonomi untuk saling mencukupi

kebutuhan tenaga kerja, serta aliran investasi.

h. Penguatan Lembaga Penjamin Kredit Daerah

i. Program Paket Investasi yang menarik bagi investor yang terintegrasi antar

stake holder yang menguatkan ekonomi kreatif

16. URUSAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP

Perpustakaan dan arsip merupakan dua hal penting didalam peningkatan

kualitas sumber daya manusia dan membudayakan tertib administrasi. Hal ini

sangat penting karena utamanya perpustakaan merupakan jendela ilmu

pengetahuan sehingga harus terus eksis dimasa depan.

Pengembangan perpustakaan merupakan komitmen pemerintah daerah yang

tidak boleh dilupakan. Ciri khas DIY sebagai kota pendidikan semestinya dapat

eksis dengan adanya perpustakaan yang mampu menjadi kebangggan

masyarakat DIY. Perpustakaan juga dapat menjadi tempat para generasi muda

berkumpul untuk melakukan kegiatan yang positif diantaranya membudayakan

kegemaran membaca dan menulis.

Oleh karena itu, pada tahun 2015 pemerintah daerah DIY harus segera

mengupayakan hal tersebut mengingat program ini sudah tertunda dengan

berbagai persoalan.

Berikut prioritas program urusan perpustakaan dan arsip, yaitu :

a. Mengembangkan perpustakaan sebagai sarana peningkatan mutu pendidikan

b. Perbaikan sistem administrasi kearsipan.

c. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah.

Page 48: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

48

d. Peningkatan kualiatas dan aksebilitas perpustakaan berbasis komunitas/

masyarakat.

e. Optimalisasi arsip, naskah-naskah sebagai salah satu sumber pencerahan

bagi masyarakat.

f. Membangun budaya membaca sebagai salah satu ciri khas keistimewaan

DIY.

Page 49: SISTIMATIKA PENYUSUNAN POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD · Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan ... melalui pembahasan di dewan berubah menjadi dokumen

49

BAB IV

PENUTUP

Demikian pokok-pokok pikiran DPRD ini kami sampaikan dengan harapan akan lebih

meningkatkan kualitas dan arah yang jelas bagi perencanaan pembangunan di tahun

2015. Sebagai salah satu dokumen induk penyusunan RKPD tahun 2015 kami berharap

agar Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY dengan beberapa prioritas diatas mampu di jabarkan

oleh eksekutif menjadi program dan kegiatan yang sesuai dengan visi pembangunan DIY,

termasuk di dalamnya adalah Program Legislasi Daerah yang akan ditetapkan untuk

Tahun 2015 sebagai kebijakan publik.

Terhadap urusan pemerintahan yang lain yang menjadi kewenangan propinsi yang tidak

menjadi prioritas dalam Pokok-pokok Pikiran DPRD DIY ini tetap di lakukan dengan

memperhatikan aspek prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

Terima kasih dan semoga bermanfaat.

Yogyakarta,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KETUA,

ttd

H.YOEKE INDRA AGUNG LAKSANA, SE