Sistem Sampah

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya). 1

description

Sistem sampah pada bangunan dua lantai

Transcript of Sistem Sampah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995). Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Pengelolaan sampah baik itu yang bersifat organik maupun anorganik sangatlah penting karena pengelolaan sampah memiliki andil besar dalam pelestarian lingkungan, sehingga sangatlah penting bagi masyarakat khususnya arsitek sebagai perencana hunian dalam mengatur sistem sampah dalam suatu bangunan agar tidak memberi dampak yang buruk bagi lingkungan.1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :1. Apa saja jenis sampah yang diproduksi civitas pada hunian observasi ?

2. Bagaimana sistem pewadahan sampah pada hunian observasi ?

3. Bagaimana sistem pengumpulan sampah pada hunian observasi?4. Bagaimana sistem pengangkutan sampah pada hunian observasi?5. Bagaimana sistem pembuangan sampah ke luar tapak pada hunian observasi?1.3 TUJUAN

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diuraikan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :1. Dapat mengetahui apa saja jenis sampah yang diproduksi civitas pada hunian observasi.2. Dapat mengetahui bagaimana sistem pewadahan sampah pada hunian observasi.3. Dapat mengetahui bagaimana sistem pengumpulan sampah pada hunian observasi.

4. Dapat mengetahui bagaimana sistem pengangkutan sampah pada hunian observasi.

5. Dapat mengetahui bagaimana sistem pembuangan sampah ke luar tapak pada hunian observasi.

1.4 MANFAAT

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diuraikan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :a. Mahasiswa1. Mampu memahami prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah untuk mendukung kinerja bangunan.2. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah pada mata kuliah merancang arsitektur.

b. Tim Pengajar

1. Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah untuk mendukung kinerja bangunan melalui proses pembelajaran yang sudah dijalankan.2. Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah pada mata kuliah merancang arsitektur.

BAB 2

METODE DAN OBYEK2.1 TINJAUAN PENELITIAN

Agar penelitian mengenai sistem sampah pada bangunan dua lantai yang menjadi tugas dari Sains Bangunan dan Utilitas ini dapat terselesaikan dengan baik, maka metodologi penelitiannya harus dipersiapkan dengan matang.

Secara garis besar, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis data laporan pada pelaksanaan dan pengaplikasian sistem sampah yang sudah didapatkan. Sehingga akan diketahui indikasi dari nilai kelebihan dan kekurangan sistem sampah yang sudah diaplikasikan tersebut.

Tahapan metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan, tahap observasi (penelitian langsung ke lapangan, wawancara terhadap pihak terkait, dan melakukan pengukuran serta pemeriksaan), tahap pengumpulan data kemudian dilanjutkan tahapan analisa terhadap data-data yang sudah terkumpul.

2.2 TAHAPAN PERSIAPAN

Tahapan ini meliputi survey terhadap beberapa rumah tinggal di sekitar kawasan Denpasar yang memiliki kriteria sesuai yang tertera pada tuntutan tugas. Setelah dilakukan survey terhadap beberapa rumah, kemudian dipilih rumah yang paling cocok untuk diobservasi, yaitu rumah milik bapak Anak Agung Bagus Ngurah Agung yang dihuni oleh lima orang (bapak, ibu, 1 anak laki-laki dan 2 anak perempuannya) yang beralamat Jalan Tukad Batanghari VII No.7 Denpasar, Bali.

Pendataan dilakukan setelah penulis melakukan studi pustaka sebagai bahan referensi dan acuan dalam melakukan observasi terhadap komponen dan pemasangan sistem sampah pada rumah tersebut.

.

2.3 TAHAPAN OBSERVASI

Jenis dan metodologi yang digunaan pada saat observasi adalah :

a. Metode Survey

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap penghuni rumah tinggal tersebut tentang komponen, kelengkapan dan cara kerja dari sistem sampah pada bangunan tersebut yang mereka ketahui. Serta apabila terdapat keluhan pada pemasangan dan pengaplikasian sistem sampah pada rumah tersebut yang dirasakan oleh penghuni dan harapan mereka jika akan dilakukan perbaikan pada pemasangan sistem sampah seperti apa.

b. Metode Pengukuran dan Penelitian Langsung ke Lapangan

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian langsung terhadap sistem sampah pada rumah tersebut. Yang disurvey meliputi : apa saja jenis sampah yang diproduksi, sistem pewadahan sampah, sistem pemilahan sampah, sistem pengangkutan sampah ke luar tapak, apabila ada efek samping yang mengganggu, efeknya seperti apa.

c. Metode Studi Pustaka dan Perbandingan

Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek rumah tinggal yang dimiliki oleh pemilik rumah.

2.4 TAHAPAN PENGUMPULAN DATA

Tahapan dari pengumpulan data-data observasi dimulai dengan :

1. Survey ke beberapa lokasi di sekitar Jalan Tukad Batanghari yang memiliki bangunan berlantai 2

2. Pemilihan bangunan yang dirasa cocok untuk dilakukan observasi

3. Tahapan survey langsung ke lapangan

a. Wawancara langsung dengan narasumber

Daftar pertanyaan :

Apa saja jenis sampah yang dihasilkan penghuni Apa saja yang penghuni ketahui tentang sistem sampah yang terpasang pada bangunan rumah tinggal tersebut Apa saja kelebihan ataupun kekurangan yang penghuni rasakan dari pemasangan sistem sampah di rumah tersebut

b. Observasi dan pengukuran terhadap wadah sampah dan cara kerjanya

c. Pengumpulan dan rekap data

2.5 TAHAPAN PENELITIAN DATA

Tahapan penelitian data dilakukan setelah selesai melakukan rekap data dari hasil observasi dengan cara melakukan studi literatur pada sumber-sumber yang tertera di daftar pustaka kemudian membandingkannya pada pemasangan dan pengoperasian langsung pada bangunan rumah tinggal tersebut mengenai kelayakan dan kekurangan pada pemasangannya.

2.6 TAHAPAN PENARIKAN KESIMPULAN DAN SARAN

Tahapan penarikan kesimpulan dan saran dilakukan setelah selesai melakukan penelitian dan pembandingan data hasil observasi dengan teori yang didapatkan dari studi pustaka. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian saran terhadap obyek yang diobservasi jika terdapat kekurangan.BAB III

DATA DAN PEMBAHASAN

Pengertian Sampah dan Jenis jenisnyaTeoriSampah merupakanmaterialsisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalamproses-proses alamsebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

Berdasarkan sumbernya1. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulangalami, seperti halnyadaun-daunkering dihutanyang terurai menjaditanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkunganpemukiman.2. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris:human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti fesesdanurin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagaivektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirusdanbakteri.

3. Sampah konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah.

4. Sampah nuklirSampahnuklirmerupakan hasil dari fisi dan fusi nukliryang menghasilkanuraniumdanthoriumyang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekastambang garamataudasar laut(walau jarang namun kadang masih dilakukan).

5. Sampah industriSampah industri merupakan materil sisa atau material yang sudah tidak terpakai lagi yang berasal dari kegiatanindustri.Sampahindustri dapat berupa limbah kegiatan industri yang dapat mencemarilingkungan.

6. Sampah pertambanganSampah yang dihasilkan dari sisa sisa pertambangan

Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai(degradable)Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.

2. Sampah anorganik - tidak terurai(undegradable)Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Berdasarkan bentuknyaSampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:

1.Sampah padatSampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam(biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2. Sampah cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

PembahasanPada bangunan yang kami observasi jenis sampah yang dihasilkan adalah sebagai berikutBerdasarkan sumbernya1. Sampah alam

Sampah-sampah ini berupa daun-daun kering yang dihasilkan tanaman yang tumbuh di halaman rumah.

Gambar Sampah Daun Kering di Halaman Rumah Observasi2. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris:human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti fesesdanurin.3. Sampah konsumsi

Sampah ini berupa sisa makanan, kertas, kaleng, sisa sayuran dan lain sebagainya.

Gambar Sampah Konsumsi Pada Rumah Observasi

Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai(degradable)

Gambar Sampah Organik Berupa Daun Kering di Halaman Rumah Observasi2. Sampah anorganik - tidak terurai(undegradable)

Gambar Sampah Anorganik berupa Sampah Plastik Pada Rumah Observasi

Berdasarkan bentuknya1.Sampah padat

Gambar Sampah Padat Pada Rumah Observasi2. Sampah cair

Gambar Sampah Cair Pada Rumah Observasi

Sistem Pemilahan dan Pengumpulan SampahPewadahan SampahTeori

Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Idealnya jenis wadah disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping itu, dengan adanya wadah yang baik, maka:

Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat, dapat diatasi.

Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat kendalikan

Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari

Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat(level), yaitu:

1. Level-1: wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya. Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di tempat-tempat yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di ruang kerja, dsb. Biasanya wadah samp ah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah diangkat dan dibawa ke wadah sampahlevel-2.2. Level-2: bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang menampung sampah dari wadahlevel-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampahlevel-2ini diletakkan di luar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan atau dalam ruang yang disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat . Melihat perannya yang berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan sistem pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadah sampah ini seharusnya tidak bersifat permanen, seperti yang diarahkan dalam SNI tentang pengelolaan sampah di Indonesia.

3. Level-3: merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang akan menampung sampah dari wadahlevel-2, bila sistem memang membutuhkan. Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai dengan sistem pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat dan tahan terhadap korosi, kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan binatang, serta kapasitasnya sesuai dengan sampah yang akan ditampung.

Wadah sampah hendaknya mendorong terjadinya upaya daur-ulang, yaitu disesuaikan dengan jenis sampah yang telah terpilah. Di negara maju adalah hal yang umum dijumpai wadah sampah yang terdiri dari dari beragam jenis sesuai jenis sampahnya. Namun di Indonesia, yang sampai saat ini masih belum berhasil menerapkan konsep pemilahan, maka paling tidak hendaknya wadah tersebut menampung secara terpisah, misalnya:

1. Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan, dengan wadah warna gelap seperti hijau

2. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah warna terang seperti kuning

3. Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan dianjurkan diberi lambang (label) khusus

Pembahasana. Pewadahan Sampah Level-1Sampah level satu ini berupa bin dengan ketinggian 50 cm dan berdiameter 25cm. Sampah level satu ini diletakkan di dapur di dekat area memasak. Penghuni melapisi bin ini dengan plastik dengan tujuan untuk memudahkan ketika pengumpulan ke wadah level-2 dan mencegah wadah sampah ini kotor dan bau dari sampah yang dibuang sehingga civitas tidak perlu membersihkan wadah secara terus menerus.

Gambar wadah sampah level 1 pada bangunan observasi

Level-2Wadah sampah level 2 ini diletakkan di depan rumah di tepi jalan, tujuannya agar tukang sampah dapat dengan mudah mengumpulkan sampah tanpa harus masuk ke dalam rumah (segi keamanan). Tingginya hanya 20cm dengan diameter 80 cm. Hal ini menyebabkan sampah cepat meluber ke jalan dan karena tingginya yang terlalu rendah. Hewan seperti anjing dengan mudah dapat mengobrak abrik sampah tersebut.

Gambar wadah sampah level 2 pada bangunan observasiJika dihitung melalui perhitungan asumsi timbulan, diperoleh data sebagai berikut :Jumlah civitas yang berkenaan dengan produksi sampah : 5 orang dewasa

Asumsi produksi sampah dalam satu hari (m3 atau liter) yaitu :2,5 liter/orang/hari

Asumsi produksi sampah rumah tinggal ini menjadi :

5 x 2,5 liter/orang/hari = 12,5 liter

Wadah sampah yang tersedia memiliki volume :

Level 1 : tinggi 50cm dan berdiameter 25cm

= 3.14 x12,5 cm x12,5 cm x 50cm

= 3.14 x 1,25 dm x 1,25dm x 5dm= 24.5 dm3= 24.5 literTerdapat dua buah wadah sampah sehingga dapat menampung 49 liter

Sehingga dapat disimpulkan wadah sampah ini cukup untuk menampung timbulan sampah yang diproduksi.

Pengumpulan dan Pembuangan Sampah

Teori

Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke (1) tempat pembuangan sementara atau ke (2) pengolahan sampah skala kawasan, atau (3) langsung ke tempat pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan. Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung(door to door), atau secara tidak langsung (dengan menggunakanTransfer Depo/Container) sebagai Tempat Penampungan Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Secara Langsung(door to door): Pada sistem ini proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemrosesan, atau ke tempat pembuangan akhir.

2. Secara Tidak Langsung(Communal): Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS dapat pula berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan akhir.

Pada sistemcommunalini, sampah dari masing masing sumber akan dikumpulkan dahulu dalam gerobak tangan(hand cart)atau yang sejenis dan diangkut ke TPS. Gerobak tangan merupakan alat pengangkutan sampah sederhana yang paling sering dijumpai di kota-kota di Indonesia, dan memiliki kriteria persyaratan sebagai berikut:

Mudah dalam loading danunloading Memiliki konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi jalan yang ditempuh Sebaiknya mempunyai tutup.

Pembahasan

Di hunian ini, pola pengumpulan sampah yang digunakan adalah pola tidak langsung atau komunal. Dimana kesuluruhan sampah akan dikumpulkan pada wadah sampah level 2 yang terletak di depan rumah (tepi jalan). Dimana sampah yang terkumpul nantinya akan diambil oleh tukang sampah tiap2 minggu sekali dan dibawa ke TPS terdekat. Namun pada praktiknya pengumpulan sampah seringkali terlambat. Hal ini mengakibatkan jumlah sampah menjadi semakin banyak perharinya dan wadah sampah level 2 yang ditaruh didepan rumah tidak dapat menampung kuantitas sampah. Sampah tersebut pun meluber ke jalan dan menimbulkan bau yang tidak enak. Karena keterlambatan pengumpulan sampah tersebut, penghuni terkadang membakar sampah sendiri di areal kosong yang ada di samping rumah.

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa sistem sampah pada hunian Bapak Anak Agung Bagus Ngurah Agung sudah cukup baik,dimana jenis sampah yang dihasilkan merupakan sampah rumahan yang terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sudah terdapat wadah sampah level (1) dan level (2) untuk menampung sampah yang diproduksi anggota keluarganya tiap hari. Pengumpulan sampah dilakukan dari wadah sampah level (1) kemudian dikumpulkan ke wadah sampah level (2) yang terletak di depan rumah. Kemudian pembuangan sampah ke luar dilakukan secara komunal dengan alat angkut berupa gerobak tangan. Pengangkutan dilakukan seminggu dua kali sekitar jam 17.00-18.00.2. Saran

Berdasarkan analisis yang kami lakukan, saran yang dapat kami berikan pada sistem pengolahan sampah di rumah tinggal ini adalah dengan memperbaiki sistem sampah yang ada. Setelah kami adakan observasi dan analisis, sistem pengumpulan dan pengolahan sampah yang diterapkan sudah cukup baik kurang tepat karena beberapa hal sebagai berikut : Sampah yang ada tidak dipilah terlebih dahulu

Wadah sampah level-1 menurut kami masih kurang karena hanya terdapat 2 wadah sampah level -1 yang diletakkan di dapur. Seharusnya ada wadah sampah level-1 di kamar tiap anggota keluarga dan ruang tamu agar civitas tidak harus beranjak ke dapur untuk membuang sampah.

Ukuran wadah sampah level-2 yang bersifat sebagai pengumpul sementara dimana wadah ini akan menampung sampah dari wadahlevel-1 maupun langsung dari sumbernya kurang besar. Hal ini dikarenakan pengumpulan sampah yang dilakukan oleh tukang sampah sering terlambat sehingga diperlukan wadah yang cukup besar untuk menampungnya. Civitas terkadang membakar sampah sendiri yang dapat merusak lingkunganSetelah menganalisi permasalahan yang ada, kami menyarankan sistem sampah di rumah tinggal ini sebagai berikut :

Sampah dipilah terlebih dahulu, misalnya dengan :

Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan, dengan wadah warna gelap seperti hijau

Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya, dengan wadah warna terang seperti kuning

Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna merah, dan dianjurkan diberi lambang (label) khususJika dihitung melalui perhitungan asumsi timbulan, diperoleh data sebagai berikut :

Jumlah civitas yang berkenaan dengan produksi sampah : 5 orang dewasa

Asumsi produksi sampah dalam satu hari (m3 atau liter) yaitu :2,5 liter/orang/hari

Asumsi produksi sampah rumah tinggal ini menjadi :

5 x 2,5 liter/orang/hari = 12,5 liter

Lalu kapasitas (volume) wadah individual yang diperlukan berdasarkan pembagian jenis sampah (sampah organik 35%, sampah plastik 20%, sampah lain lain 45%) yaitu:

Sampah organik : 35% x 12.5 liter = 4.375 liter

Sampah plastik : 20% x12.5 liter = 2.5 liter

Sampah lain lain: 45% x 12.5 = 5.625 liter

Pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa 2level, yaitu:

Level-1: wadah sampah yang menampung sampah langsung dari sumbernya. Wadah sampah level-1 ini diletakkan di tempat-tempat yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya diletakkan di dapur, di kamar,. Wadah sampah ini bersifat mudah diangkat ke wadah sampah level-2

Level-2: Dimana bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah yang menampung sampah dari wadahlevel-1 maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampahlevel-2ini diletakkan di rumah, atau tepi jalan Karena berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan sistem pengumpul, maka disarankan tidak bersifat permanen, seperti yang tertera do SNI tentang pengelolaan sampah di Indonesia sehingga mempermudah proses untuk pengosongannya. Ukuran wadah sampah ini harus cukup besar dan tinggi mengingat pengumpulan sampah yang dilakukan tukang sampah sering terlambat dan banyak anjing disekitar rumah yang sering mengobrak abrik sampah. Diperlukan juga wadah sampah yang dilengkapi dengan tutup agar baunya tidak menyebar. Dengan ukuran yang besar diharapkan civitas tidak perlu lagi membakar sampah sembarangan.21