BAB-5 RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM … · Compactor Besar 5.1.4. Pengolahan Kegiatan...
Transcript of BAB-5 RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM … · Compactor Besar 5.1.4. Pengolahan Kegiatan...
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 1
BAB-5 RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM
PENGELOLAAN SAMPAH 5.1. RENCANA PROGRAM TEKNIS – TEKNOLOGIS
5.1.1. Pemilahan/ Pewadahan
Pemilahan sampah pada masing – masing periode perencanaan terbagi menjadi
3 (tiga) jenis sampah untuk fase I dan 5 (lima) jenis sampah untuk fase II
hinggan fase IV, yaitu: sampah organik, sampah anorganik,sampah yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun, sampah daur ulang dan residu.
Pewadahan dibedakan berdasarkan warna wadah sesuai jenis sampah.
Pemilahan dan pewadahan sampah tiap periode perencanaan lihat Tabel 5.1. berikut:
Tabel 5.1. Pemilahan dan Pewadahan Sampah tiap Periode Perencanaan
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 2
Tabel 5.1. Pemilahan dan Pewadahan Sampah tiap Periode Perencanaan (lanjutan)
5.1.2. Pengumpulan Pengumpulan sampah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan
sampah yang dihasilkan oleh sumber dan membawanya ke suatu titik
penampungan yang ditentukan bersama oleh pengelola dan masyarakat. Pada
saat pengumpulan, sampah yang sudah terpilah tidak diperkenankan dicampur
kembali. Pengumpulan untuk tiap periode perencanaan lihat Tabel 5.2. berikut:
Tabel 5.2. Pengumpulan Sampah tiap Periode Perencanaan
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 3
5.1.3. Pengangkutan Pemindahan dan pengangkutan sampah dimaksudkan sebagai kegiatan operasi
yang di mulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan
sampai ke TPA pada pengumpulan dengan pola individual langsung atau dari
tempat pemindahan/ penampungan sementara (TPS, TPS 3R, SPA) atau tempat
penampungan komunal sampai ketempat TPA. Jadwal perencanaan, pengadaan
dan pendanaan alat angkut sampah tercantum pada Lampiran 5.1.
Pengangkutan pada masing – masing periode perencanaan lihat pada Tabel 5.3. berikut :
Tabel 5.3.Pengangkutan Sampah tiap Periode Perencanaan
Fase Periode Perencanaan Pengangkutan
Fase 1 2012 – 2017
a. Arm Roll Kecil
b. Arm Roll Besar
c. Compactor Kecil
d. Compactor Besar
e. Typer Kecil
f. Typer Besar
Fase 2 2017 - 2022
a. Arm Roll Kecil
b. Arm Roll Besar
c. Compactor Kecil
d. Compactor Besar
e. Typer Kecil
f. Typer Besar
Fase 3 2022 – 2027 a. Compactor Kecil
b. Compactor Besar
Fase 4 2027 - 2032 a. Compactor Kecil
b. Compactor Besar
5.1.4. Pengolahan Kegiatan pengurangan sampah dilakukan mulai dari sumber sampah (reduksi
sampah di sumber sampah). Kegiatan reduksi sampah ini direncanakan dengan
besaran mulai dari 7% sampai dengan mencapai 30% dari total volume timbulan
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 4
sampah di akhir tahun perencanaan.Kegiatan pengurangan sampah ini
diasumsikan sebagai kegiatan yang dilakukan baik oleh sumber sampah, yaitu
masyarakat, maupun oleh pihak ketiga serta Pemerintah Provinsi dan Kota
Administratif.
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dapat berupa pengolahan sampah
mulai dari penggunaan tong komposter individual, maupun pengolahan sampah
lainnya yang dilakukan secara pribadi dari masing-masing rumah tangga.
Sementara untuk kegiatan yang dilakukan oleh pihak ketiga atau swasta dapat
berupa pengolahan sampah di unit pengolahan sampah skala kawasan yang
dibangun pada suatu kawasan, baik perumahan, apartemen, pertokoan,
perkantoran, industri dan sebagainya, yang dibangun serta dikelola oleh pihak
ketiga.
TPS 3R Unit TPS 3R ini merupakan tempat pengolahan sampah yang berasal dari sumber
sampah, disamping juga sebagai wadah untuk mensosialisasikan kegiatan
pengolahan sampah kepada masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reduksi sampah di sumber
merupakan kegiatan pengolahan sampah yang antara lain dapat dilakukan di unit
pengolahan sampah TPS 3R serta unit pengolahan sampah Skala Kawasan.
Skala Pengolahan:
Pengolahan sampah dapat dilakukan dalam 4 (empat) kategori, yaitu skala
individu, skala kawasan/lingkungan, skala TPS 3R, serta skala kota. Jadwal
perencanaan dan pendanaan pengembangan TPS 3R tercantum pada Lampiran 5.1.
§ Di Fase 1 (Tahun 2012 – 2017) ini mulai dilakukan rencana pembangunan
pengolahan sampah skala kawasan berupa pembangunan TPS 3R di
Pesanggrahan dan Pantai Indah Kapuk.
§ Di Fase 2 (Tahun 2017 – 2022) ini telah terbangun TPS 3R di Pesanggrahan
dan Pantai Indah Kapuk, kemudian direncanakan lagi TPS 3R di Tanah
Abang dan Pulo Gebang.
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 5
§ Di Fase 3 (Tahun 2022 – 2027) ini telah terbangun TPS 3R di Tanah Abang
dan Pulo Gebang, kemudian direncanakan lagi TPS 3R di Kebon Jeruk.
§ Pada Fase 4 (Tahun 2027 – 2032) ini semua TPS3R telah terbangun.
Pada setiap tahapan perencanaan fase – fase ini langkah awal dilakukan
persiapan sosialisasi awal untuk menyiapkan masyarakat melalui pendampingan
agar dapat berperan aktif dengan menjaring minat masyarakat melalui tokoh
masyarakatnya. Pendampingan dan pembinaan masyarakat dilakukan karena
merupakan langkah yang cukup penting bagi keberlanjutan program pengelolaan
sampah terpadu 3R berbasis masyarakat atau saat ini lebih dikenal dengan istilah
bank sampah. Melalui tahap ini diharapkan akan dihasilkan fasilitator
pemberdayaan, Lembaga Pengelola sampah, pemilihan metode/teknologi yang
akan digunakan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah terpadu 3R, dan
rencana kerja masyarakat.
Aspek teknis operasional meliputi kegiatan pengoperasian TPS 3R dan kebutuhan
tenaga pelaksana kegiatan operasional.
Intermediate Treatment Facility (ITF)/Fasilitas Pengolahan Sampah Antar (FPSA) Sesuai dengan arahan konsep pembangunan Master Plan yang tertuang pada
Bab 2 sebelumnya, maka diperlukan adanya pembangunan ITF di Provinsi DKI
Jakarta. Teknologi pengolahan sampah saat ini sudah berkembang menjadi
sistem pengolahan dengan berbagai macam alternatif. Jadwal perencanaan dan
pendanaan pengembangan ITF tercantum pada Lampiran 5.1. Jadwal
pembangunan ITF disesuaikan dengan proyeksi timbulan tiap tahun, terdapat
pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4.Pengolahan Sampah tiap Periode Perencanaan
Fase Periode Perencanaan Pengolahan
Fase 1 2012 – 2017 a. ITF Sunter Kapasitas 1.000 ton/hari.
b. ITF Cakung Cilincing kapasitas 1.000-
2.000 ton/hari.
Fase 2 2017 - 2022 a. ITF Sunter Kapasitas 1.000 ton/hari.
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 6
Fase Periode Perencanaan Pengolahan
b. ITF Cakung Cilincing kapasitas 1.000-
2.000 ton/hari.
c. ITF Marunda Kapasitas 1.500-2.000
ton/hari.
Fase 3 2022 – 2027
a. ITF Sunter Kapasitas 1.000 ton/hari.
b. ITF Cakung Cilincing kapasitas 1.000-
2.000 ton/hari.
c. ITF Marunda kapasitas 1.500-2.000
ton/hari.
d. ITF Duri Kosambi kapasitas 1.000
ton/hari.
Fase 4 2027 - 2032
a. ITF Sunter Kapasitas 1.000 ton/hari.
b. ITF Cakung Cilincing kapasitas 1.000-
2.000 ton/hari.
c. ITF Marunda kapasitas 1.500-2.000
ton/hari.
d. ITF Duri Kosambi kapasitas 1.000
ton/hari.
5.1.5. Pemrosesan Akhir Tempat Pemrosesan Akhir untuk Provinsi DKI Jakarta berada pada TPST
Bantargebang, merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir
dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pemindahan/
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
TPST Bantargebang ini merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman
agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya
diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan
tersebut dapat dicapai dengan baik.
Pengoperasian dan pemeliharaan TPST Bantargebang sanitary landfill, harus
dapat menjamin fungsi :
a. Sistem pengumpulan dan pengolahan leachate
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 7
b. Penanganan gas
c. Pemeliharaan estetika sekitar lingkungan
d. Pengendalian vektor penyakit
e. Pelaksanaan keselamatan pekerja
f. Penanganan tanggap darurat bahaya kebakaran dan kelongsoran.
g. Sesuai dengan kelayakan teknis dan pertimbangan sosial-ekonomis yang
dikaitkan dengan besaran kota dan timbulan sampah kota, maka untuk TPST
Bantargebang menggunakan teknologi Sanitary Landfill. h. Dibutuhkan pengawasan dan pengendalian untuk meyakinkan bahwa setiap
kegiatan yang ada di TPST Bantargebang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan. Data pemantauan di atas perlu dirangkum
dengan baik menjadi suatu laporan yang dengan mudah memberikan
gambaran mengenai kondisi pengoperasian dan pemeliharaan TPST
Bantargebang.
i. TPST Bantargebang sebagai Tempat Pemrosesan Akhir, maka wajib terdapat
4 (empat) aktivitas utama penanganan sampah di lokasi TPA, yaitu:
• Pemilahan sampah
• Daur-ulang sampah non-hayati (an-organik)
• Pengomposan sampah hayati (organik)
• Penimbunan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi
penimbunan (landfill) Pengomposan dan daur-ulang diharapkan akan merupakan kegiatan utama,
khususnya guna meminimasi sampah yang harus dibuang ke lahan urug (sistem
landfill). Kegiatan tersebut juga harus siap untuk tidak difungsikan bila ternyata
pasar untuk menerima hasil produksinya mengalami hambatan.
Berikut ini adalah kriteria perencanaan untuk TPST Bantargebang yang
diterapkan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan operasionalnya.
Berikut perencanaan pemrosesan akhir sampah tiap masing – masing periode
perencanaan, Tabel 5.5.
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 8
Tabel 5.5. Pemrosesan Akhir Sampah tiap Periode Perencanaan
Fase Periode Perencanaan Pengolahan
Fase 1 2012 – 2017 TPA Bantar Gebang
Fase 2 2018 – 2022 TPA Bantar Gebang
Fase 3 2023 – 2027 TPA Bantar Gebang (Hanya Residu)
Fase 4 2028 – 2032 TPA Bantar Gebang (Hanya Residu)
Rencana Program Pengurangan dan Penanganan Sampah:
a. Penanganan sampah sungai, taman, dan ruang terbuka hijau.
b. Pembangunan dan pengembangan TPS 3R dan Pemilahan/Pengolahan oleh
masyarakat dan pengelola kawasan.
c. Pengembangan pengelola sampah berbasis masyarakat secara bertahap.
d. Peningkatan pengelolaan sampah skala kawasan secara mandiri-Business to Business (pertokoan, mall, dan lain – lain).
e. Pembangunan dan pengembangan pusat data dan sistem informasi serta
monitoring pengelolaan sampah yang berbasis teknologi.
5.2. RENCANA PROGRAM PENGATURAN 1) Pengaturan pemisahan regulator dan operator.
2) Penegakan hukum dan penerapan sanksi hukum.
3) Melengkapi produk hukum sebagai landasan hukum penyelenggaraan
pengelolaan sampah.
4) Pemberian insentif dan disinsetif.
5) Penetapan institusi penegakan hukum beserta personil dan pembiayaannya
untuk penerapan peraturan yang telah ditetapkan.
Jadwal perencanaan dan pendanaan aspek pengaturan tercantum pada
Lampiran 5.1.
5.3. RENCANA PROGRAM KELEMBAGAAN 1) Mengevaluasi kelembagaan yang ada di lingkungan di Instansi Pemerintah
pengelola sampah meliputi bentuk institusi, struktur organisasi, SDM, Tata
Laksana Kerja dan Pola kerjasama antar daerah.
2) Perubahan tugas pokok dan fungsi dari regulator dan operator.
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 9
3) Pembentukan Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) pengelolaan sampah
4) Pembentukan lembaga pengelola sampah lingkup RT/RW dan lingkup
kawasan.
5) Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk kegiatan pengelolaan
sampah
6) Penyesuaian tugas pokok dan fungsi serta koordinasi dari Dinas Kebersihan
dengan Pimpinan Wilayah (Walikota, Camat, Lurah, RT/RW).
7) Penyesuaian tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dengan pemangku
kepentingan lainnya.
8) Penyesuaian tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan dengan BPLHD terkait
dengan sampah B3 rumah tangga.
9) Sertifikasi Manajemen Mutu (ISO: 9002) untuk peningkatan mutu pelayanan
pengelolaan sampah.
10) Penetapan sertifikasi dan persyaratan ijin usaha pihak ketiga dalam
pengelolaan sampah.
Jadwal perencanaan dan pendanaan pengembangan aspek kelembagaan
tercantum pada Lampiran 5.1.
5.4. RENCANA PROGRAM PENDANAAN 1) Mengevaluasi terhadap kemampuan anggaran tahunan yang di alokasikan
oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sampah.
2) Merencanakan alokasi anggaran dalam penanganan pengelolaan sampah.
3) Mengupayakan sumber pembiayaan alternatif.
4) Peningkatan retribusi/iuran pengelolaan sampah
5) Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya wajib
membayar iuran
6) Bermitra dengan pihak swasta dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah.
7) Memanfaatkan dana CSR dalam pengelolaan sampah
8) Menggali potensi dana swasta dalam program EPR
Anggaran untuk pelaksanaan action plan pengelolaan sampah di Provinsi DKI
Jakarta mencapai ±Rp 4,9 Trilyun dalam kurun waktu 16 tahun (tidak termasuk
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 10
pembiayaan pembangunan, operasional ITF serta operasional rutin yang telah
berjalan sebelumya) yaitu dari tahun 2015 hingga tahun 2032 yang akan dibiayai
dari beberapa sumber yaitu : APBN, APBD Provinsi, APBD Kota Administratif,
Swasta, Masyarakat, dan Pinjaman Dalam / Luar Negeri. Jadwal perencanaan
dan sumber pendanaan tiap tahun perencanaan tercantum pada Lampiran 5.1.
5.5. RENCANA PROGRAM PERAN SERTA MASYARAKAT/ SWASTA/ PERGURUAN TINGGI
1) Meningkatkan peran serta masyarakat/swasta/perguruan tinggi dalam
penanganan yang berbasis masyarakat.
2) Meningkatkan pemahaman pengelolaan sampah sejak dini melalui
pendidikan.
3) Meningkatkan pembinaan serta masyarakat/swasta/perguruan tinggi dalam
pengelolaan sampah.
4) Melakukan pemilahan mulai dari sumber.
5) Membayar iuran/retribusi pengelolaan sampah.
6) Meningkatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat pada tingkat RT,RW,
Kawasan dan Kelurahan.
5.6. MEMORANDUM PROGRAM Memorandum program untuk aspek teknis teknologi, aspek pengaturan, aspek
kelembagaan dan aspek peran serta masyarakat dapat dilihat pada Tabel 5.6
sampai Tabel 5.10 di halaman selanjutnya.
1. Aspek Teknis Teknologi
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 11
Tabel 5.6. Memorandum Program Aspek Teknis-Teknologi
Tabel 5.7. Memorandum Program Aspek Teknis Teknologi (lanjutan)
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 12
2. Aspek Pengaturan
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 13
Tabel 5.8. Memorandum Program Aspek Pengaturan
3. Aspek Kelembagaan Tabel 5.9. Memorandum Program Aspek Kelembagaan
4. A
spek Peran Serta Masyarakat/Swasta/Perguruan Tinggi
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 14
Tabel 5.10. Memorandum Program Aspek Kelembagaan
Penanggung Jawab Program Penanggung jawab program yaitu institusi yang berada di tingkat Pusat, tingkat
Provinsi, atau tingkat Kota Administratif yang ditetapkan dengan jelas sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya. Sinergi baik secara nasional maupun lokal
sangat diperlukan untuk menunjang pencapaian sasaran program pengelolaan
persampahan agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien serta mendukung
peningkatan pengelolaan lingkungan hidup. Beberapa institusi dengan bidang
tugas pokok dan fungsinya secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pemerintah Pusat Dalam pengelolaan persampahan serta pelayanan publik lainnya, Pemerintah
Pusat pada prinsipnya hanya berperan dalam hal pembinaan dan fasilitator.
Pemerintah Pusat diharapkan dapat berperan dalam hal :
1. Merumuskan dan melaksanakan action plan nasional
2. Mengkoordinasikan rencana-rencana yang disusun di tingkat lebih
rendah agar terpadu dan optimal
3. Menetapkan Peraturan, Standar, Pedoman, dan Ketentuan teknis
maupun administratif lainnya untuk tercapainya standar pelayanan
minimal
4. Menyediakan bimbingan dan bantuan teknis
5. Memberikan bantuan finansial kepada Pemerintah Provinsi/Kota
Administratif untuk kegiatan-kegiatan/proyek yang bersifat strategis dan
investasi awal untuk proyek perlindungan lingkungan
6. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan manajerial dan teknis aparat Provinsi, maupun Kota
Administratif.
7. Menciptakan atmosfer Pengaturan yang kondusif bagi Pihak Swasta
untuk berpartisipasi dalam kerjasama pengelolaan/pelayanan
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 15
8. Melaksanakan kerjasama internasional untuk mendapatkan bantuan
teknis dan finansial
9. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi bidang
persampahan
10. Merumuskan dan melaksanakan evaluasi periodik atas kinerja
pengelolaan persampahan secara nasional
b. Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi diharapkan dapat berperan dalam hal :
1. Merumuskan dan melaksanakan action plan tingkat Provinsi
2. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan kepada Pemerintah Kota
Adminitratif dalam peningkatan kemampuan institusi dan pembiayaan
3. Membantu koordinasi penyediaan, pembangunan, dan pengelolaan
fasilitas yang bersifat inter-regional misalnya TPS 3R ataupun ITF,
dengan wilayah pelayanan pada lintas Kota Administratif
4. Melaksanakan pemantauan terhadap kinerja pengelolaan persampahan
di la diperlukan dapat menyarankan langkah-langkah penyelesaian atas
permasalahan yang terjadi.
c. Pemerintah Kota Administratif
Pemerintah Kota Administratif merupakan penanggung jawab pelaksanaan
pelayanan persampahan sehingga diharapkan akan berperan dalam hal :
1. Merumuskan dan melaksanakan action plan tingkat kota.
2. Melaksanakan pelayanan kebersihan di wilayahnya baik secara langsung
maupun dengan bantuan pihak ketiga.
3. Melaksanakan pembuangan akhir secara aman dan sehat
4. Menyediakan alokasi dana yang mencukupi untuk dapat melaksanakan
kegiatan pelayanan dengan baik
5. Melaksanakan pembinaan dan pendidikan kepada masyarakat melalui
kerjasama dengan pihak terkait misal Departemen/ Dinas Pendidikan.
6. Menyusun dan melaksanakan rencana induk pengelolaan persampahan
di wilayahnya.
7. Mengawasi kinerja pengelolaan persampahan.
d. Masyarakat
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) V- 16
Masyarakat sebagai penghasil sampah disamping memerlukan jasa
pelayanan persampahan juga diharapkan dapat berperan dalam hal :
1. Bekerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten dengan melakukan
ketentuan penanganan sampah yang sudah diatur dalam Peraturan
Daerah maupun pembinaan; misalnya dalam hal penyediaan dan
penempatan wadah sampah.
2. Membayar retribusi pelayanan kepada Pemerintah Provinsi/Kota
Administratif dan iuran kepada lingkungan setempat sesuai
ketentuan/musyawarah yang ada. Retribusi terutama ditujukan pada
penghasil sumber sampah yang tidak melakukan pemilahan, baik di TPS
3R maupun pengolahan sampah skala kawasan.
3. Melaksanakan upaya minimalisasi dan daur ulang sampah di tempat
beraktivitas.
5.7. RENCANA LEGALISASI RENCANA INDUK Rencana Induk Persampahan Provinsi DKI Jakarta ini harus disahkan dengan
Peraturan Gubernur, maka Dinas Kebersihan harus membuat rancangan Peraturan
Gubernur yang akan disahkan. Pada program pengembangan aspek pengaturan,
penjadwalan mengenai penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur Persampahan
Provinsi DKI Jakarta di rencanakan pada Fase 1 yaitu Tahun 2016.