SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI...

21
SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE , MM

Transcript of SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI...

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI

TEPAT WAKTU)

II

YULIATI, SE , MM

PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT )

3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)

• Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalamsetiap area operasi yang ada. Semuapemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin atau orang, dan lain-lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang diperlukan untuk mencapai target produksi.

4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus

• (Continous Product Flow Improvement) Tujuanpokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan bottleneck dan semua kondisi yang tidakproduktif (idle, delay, material handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.

5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)

• Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem produksi. Disini selalu diupayakanuntuk mencapai kondisi “Zero Defect” dengan caramelakukan pengendalian secara total dalam setiaplangkah proses yang ada. Segala bentuk penyimpanganharuslah bisa diidentifikasikan dan dikoreksi sedinimungkin.

6. Respek terhadap semua orang/karyawan(Respect to People)

• Dalam sistem produksi setiap pekerja akandiberi kesempatan dan otoritas penuh untukmengatur dan mengambil keputusan apakahsuatu aliran operasi bisa diteruskan atau harusdihentikan karena dijumpai adanya masalahserius dalam satu stasiun kerja tertentu.

7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian(Seek to Eliminate Contigencies)

• Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisamengantisipasi demand yang berfluktuasi dan segalakondisi yang tidak terduga, justru akan berubah menjadiwaste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pularekruitmen tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidakterkendali seperti halnya yang umum dijumpai dalamaktivitas proyek akan menyebabkan terjadinyapemborosan bilamana tidak dimanfaatkan padawaktunya. Oleh karena itu dalam perencanaan danpenjadualan produksi harus bisa dibuat dan dikendalikansecara teliti. Segala bentuk yang memberi kesanketidakpastian harus bisa dieliminir dan harus sudahdimasukkan dalam pertimbangan dan formulasi modelperamalannya.

• Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atasbukanlah suatu komitmen perusahaanyang diaplikasikan dalam jangka waktupendek, melainkan harus dibangunsecara berkelanjutan dan merupakankomitmen semua pihak dalam jangkapanjang. Dalam jangka pendek, adakemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akanmenambah biaya produksi

KRITIK TERHADAP JIT• Sulit perusahaan yang memproduksi secara

massal hanya melayani pesanan pelanggansaja, misalnya pabrik gula, kopi, sabun dansebagainya, dan hanya memproduksi satujenis produk.

• Dalam industri sulit sekali tidak memilikipersediaan, khususnya yang bahan bakunyaimpor.

• Sulit dilakukan oleh pabrik-pabrik padaumumnya yang hanya memproduksi satumacam komoditi dengan teknologi khusus.

• Menempatkan karyawan pada keahliankhusus pada satu jenis produk tidak mudah,dan mungkin biayanya mahal.

KRITIK TERHADAP JIT

• Pada umumnya perusahaan disibukkan olehkegiatan rutin memproduksi komoditi terusmenerus tanpa menghiraukan peningkatanketrampilan dan pengetahuan karyawan;mereka lebih suka membajak karyawan lainyang sudah ahli sehingga tidak perlu mendidikdan melatih; teknologi dan metode kerja tidakbegitu mudah diganti.

• Karyawan pada umumnya bekerja atas dasarupah. Mereka bekerja bukan inginmerealisasikan bakat dan pengetahuannyatetapi mencari upah, jadi mereka padaumumnya kurang peduli terhadap mutuproduk.

MANFAAT JIT

• Waktu set-up gudang dapat dikurangi. • Aliran barang dari gudang ke produksi meningkat.

Beberapa pekerja akan fokus pada daerahpekerjaannya untuk bekerja secara cepat. Arusbarang dari gudang ke rak ditingkatkan.

• Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakansecara lebih efisien. Hal ini akan memungkinkanperusahaan untuk menggunakan pekerja dalamsituasi di mana mereka dibutuhkan bila adakekurangan pekerja dan permintaan yang tinggiuntuk produk tertentu.

• Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akanlebih konsisten. Hal ini dapat menghemat uangperusahaan dengan tidak harus membayar pekerjauntuk pekerjaan yang tidak selesai.

• Adanya peningkatan hubungan dengansuplier.

• Perputaran Persediaan. Filosofi persediaandiputar pada merancang sistem persediaanyang sempurna memadukan dasar-dasarmeminimalkan biaya dan memaksimalkankeuntungan.

PERSYARATAN – PERSYARATAN JUST IN TIME ( JIT )

1. Organisasi Pabrik: Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkanproduk. Semua proses yang diperlukan untukmembuat produk tertentu diletakkan dalam satulokasi.

2. Pelatihan/Tim/keterampilan: JIT memerlukantambahan pelatihan yang lebih banyak biladibandingkan dengan system tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimanamenghadapi perubahan yang dilakukan darisystem tradisional dan bagaimana cara kerjaJIT yaitu:

• Membentuk Aliran/Penyederhanaan: Idealnya suatu liniproduksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untukmembentuk aliran produksi, menyeimbangkan alirantersebut, dan memecahkan masalah awal.

• Kanbal Pull System: Kanbal merupakan system manajemensuatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memilikibeberapa aturan yang perlu diperhatikan.-Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.-Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkanpada saat dibutuhkan.-Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya.-Meratakan beban produksi. -Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

PERBANDINGAN SISTEM JUST IN TIME DENGAN SISTEM TRADISIONAL

1. Sistem tarikan dibanding sistem dorongan :

Sistem tarikan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan konsumen, baikkonsumen internal maupun konsumen eksternal. Sebagaicontoh dalam perusahaan pemanufakturan permintaankonsumen melalui aktivitas penjualan menentukanaktivitas produksi, dan aktivitas produksi menentukanaktivitas pembelian.

System dorongan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar dorongan aktivitas-aktivitassebelumnya. Pembelian bahan melalui aktivitaspembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitasproduksi mendorong aktivitas penjualan.

PERBANDINGAN SISTEM JUST IN TIME DENGAN SISTEM TRADISIONAL

2. Persediaan tidak signifikan dibanding persediaansignifikan

Karena JIT menggunakan system tarikan maka dapatmengurangi persediaan menjadi tidak signifikan atausangat sedikit dan bahkan mencita-citakan nol.Sebaliknya, dalam system tradisional, karenamenggunakan system dorongan maka persediaanjumlanya signifikan sebagai akibat jumlah bahan yangdibeli melebihi kebutuhan produksi, jumlah produk yangdiproduksi melebihi permintaan konsumen dan perluadanya persediaan penyangga. Persediaan penyanggadiperlukan jika permintaan konsumen melebihi jumlahproduksi dan jumlah bahan yang digunakan untukproduksi melebihi jumlah bahan yang dibeli.

3. Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyakJIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untukmengurangi atau mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilaitambah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi dan berhargamurah. Sedangkan system tradisioanl menggunakan banyakpemasok untuk memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya banyak aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambahdan untuk memperoleh harga yang lebih murah harus dibeli bahandalam jumlah yang banyak atau mungkin dengan mutu yang rendah.

4. Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendekJIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapapemasoknya guna membangun hubungan baik yang salingmenguntungkan sehingga dapat dipilih pemasok yang memasokbahan berharga murah, bermutu tinggi, berkinerja pengirimantepat waktu dan tepat jumlah serta dapat mengurangi frekuensipemesanan. Sedangkan tradisional menerapkan kontrak-kontrakjangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untukmemperoleh harga murah harus dibeli dalam jumlah yang banyakatau mungkin mutunya rendah.

5. Struktur seluler dibanding struktur departemenStruktur seluler dalam JIT adalah pengelompokan mesin-mesin dalam satu keluarga, biasanya kedalam struktursemilingkaran atau huruf “U” sehingga satu sel tertentudapat digunakan untuk melakukan pengolahan satu jenisatau satu keluarga produk tertentu secara berurutan. Setiapsel pemanufakturan pada dasarnya merupakan pabrik mini atau pabrik di dalam pabrik. Penggunaan struktur seluler inidapat mengeliminasi aktivitas, waktu, dan biaya yang tidakbernilai tambah. Sedangkan struktur departemen dalamsystem departemen adalah struktur pengolahan produkmelalui beberapa departemen produksi sesuai dengantahapan-tahapannya dan memerlukan beberapadepartemen jasa yang memasok jasa bagi departemenproduksi. Akibatnya struktur departemen menimbulkanaktivitas-aktivitas serta waktu dan biaya-biaya tidak bernilaitambah dalam jumlah besar.

6. Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawanterspesialisasiSystem JIT yang menggunakan system tarikan waktu“bebas” harus digunakan oleh karyawan strukturseluler untuk berlatih agar berkeahlian ganda sehinggaahli dalam berproduksi dan dalam bidang-bidang jasatertentu misalnya pemeliharaan pencegahan, reparasi, setup, inspeksi mutu. Sedangkan pada system tradisional system karyawan terspesialisasiberdasarkan departemen tempat kerjanya misalnyadepartemen produksi atau departemen jasa. Karyawanpada departemen jasa terspesialisasi pada aktivitaspenangan bahan, listrik, reparasi, dan pemeliharaan, karyawan pada departemen produksi terspesialisasipada aktivitas pencampuran, peleburan, pencetakan, perakitan, dan penyempurnaan.

7. Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasiSystem tradisional mendasarkan pada system spesialisasi sehinggajasa tersentralisasi pada masing-masing departemen jasa.Sedangkan pada system JIT jasa terdesentralisasi pada masing-masing struktur seluler, para karyawan selain selain ditugaskanuntuk berproduksi tapi juga harus ditugaskan pada pekerjaan jasayang secara langsung mendukung produksi si struktur selulernya.

8. Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendahDalam system tradisional, keterlibatan dan pemberdayaankaryawan relative rendah karena karyawan fungsinya melaksanakanperintah atasan. Sedangkan dalam system JIT manajemen harusdapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkanmereka atau member peluang pada mereka untuk berpartisipasidalam manajemen organisasi. Menurut pandangan JIT, peningkatankeberdayaan dan keterlibatan karyawan dapat meningkatkanproduktviitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh. Para karyawandimungkinkan untuk membuat keputusan mengenai bagaimanapabrik beroperasi.

9. Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintahSystem tradisional umumnya menggunakan gaya manajemensebagai atasan karena fungsi utamanya adalah memerintah parakaryawannya untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan padasystem JIT memerlukan keterlibatan karyawan sehingga merekadapt diberdayakan, maka gaya maanjemen yang cocok adalahsebagai fasilitator dan bukanlah sebagai pemberi perintah.

10.TQC dibanding AQL• TQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan

pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secaraberkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutuagar tercapai kerusakan nol atau bebas dari kerusakan. Produkrusak haruslah dihindari karena dapat mengakibatkan penghentianproduksi dan ketidakpuasan konsumen.AQL (Accepted QualityLevel) dalam system tradisional adalah pendekatan pengendalianmutu yang memungkinkan atau mencadangkan terjadinyakerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan yang telahditentukan sebelumnya.

KESIMPULANJust In Time merupakan integrasi dari serangkaian aktivitasdesain untuk mencapai produksi volume tinggi denganmenggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan produk jadi. Dalam system Just In Time (JIT), aliran kerjadikendalikan oleh operasi berikut, dimana setiap stasiun kerja(work station) menarik output dari stasiun kerja sebelumnyasesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan kenyataan ini, seringkali JIT disebut sebagai Pull System (system tarik). Dalamsystem JIT, hanya final assembly line yang menerima jadwalproduksi, sedangkan semua stasiun kerja yang lain danpemasok (supplier) menerima pesanan produksi dari subkuensoperasi berikutnya. Dengan kata lain, stasiun kerja sebelumya(stasiun kerja 1 ) menerima pesanan produksi dari stasiun kerjaberikutnya (stasiun kerja 2 ), kemudian memasok produk itusesuai kuantitas kebutuhan pada waktu yang tepat denganspesifiksai yang tepat pula.

SOAL

1. Jelaskan apa saja yang menjadi prinsip dasarJust In Time

2. Ternyata ada kritik terhadap Just In Time, jelaskan apa saja yang menjadi kritikterhadap Just In Time

3. Apa manfaat Just In Time bagi perusahaan

4. Bagaimana perbandingan just in time dengansistem tradisional ?