Sistem Pertanian Berkelanjutan Gambaran Kecil Untuk

25
SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN GAMBARAN KECIL UNTUK INDONESIA April 2, 2010 · Disimpan dalam PENDIDIKAN 1. A. Pendahuluan Pada hikikatnya sistem pertanian berkelanjutan adalah kembali kepada alam, yaitu sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah. Kata “berkelanjutan” sekarang ini digunakkan secara meluas dalam lingkup program pembangunan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai ”menjaga agar suatu upaya terus berlangsung”, ”kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot”. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Upaya manusia yang mengingkari kaidah-kaidah ekonomi dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan kehancuran lingkungan, sekitar pertngahan tahun tujupuluhan duni diguncng dua krisis yaitu krisis energi dan krisis lingkunganm saat itu permintaan pasokan akan minyak bumi tinggi isedangkan pasokan cadangan minyak bumi terbatas, dan produksi rata-rata dilkukkan di negra timur tengah, sehingga mengakibatkan inflasi yang cukup tinggi, bagi negara-negara industri dan devisa bagi pemproduksi minyak. Pada saat yang sama dunia dilanda krisis lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran berat, terutama hasil pembakaran petroleum dari kendaraan bermotor, mesin-mesin industri berat, dan sebgainya. Selain itu didunia pertanian terdapat booming pupuk kimia, obat-obatan pemberantas hama dan penyakit serta mesin-mesin pertanian berbahan bakar solar. Ternyata masuknya energi dari luar ekosistem memberikan dampak buruk baik anasir-anasir lingkungan dan membahayakan atau mengancam manusia. 1. B. Pembahasan Di negara-negar barat, setelah revolusi industri, industri pertanian memnag didominasi oleh teknologi modern, dengan menggunakkan pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia lainnya. Dimana dahulu arus pemikiran utamanya adalah bahwa dengan penggunaan alat modern maka akan

description

pembgunan

Transcript of Sistem Pertanian Berkelanjutan Gambaran Kecil Untuk

SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN GAMBARAN KECIL UNTUKINDONESIAApril 2, 2010 Disimpan dalamPENDIDIKAN1. A.PendahuluanPada hikikatnya sistem pertanian berkelanjutan adalah kembali kepada alam, yaitu sistem pertanian yang tidak merusak, tidak mengubah, serasi, selaras dan seimbang dengan lingkungan atau pertanian yang patuh dan tunduk pada kaidah-kaidah alamiah. Kata berkelanjutan sekarang ini digunakkan secara meluas dalam lingkup program pembangunan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai menjaga agar suatu upaya terus berlangsung, kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.Upaya manusia yang mengingkari kaidah-kaidah ekonomi dalam jangka panjang biasanya hanya akan berakhir dengan kehancuran lingkungan, sekitar pertngahan tahun tujupuluhan duni diguncng dua krisis yaitu krisis energi dan krisis lingkunganm saat itu permintaan pasokan akan minyak bumi tinggi isedangkan pasokan cadangan minyak bumi terbatas, dan produksi rata-rata dilkukkan di negra timur tengah, sehingga mengakibatkan inflasi yang cukup tinggi, bagi negara-negara industri dan devisa bagi pemproduksi minyak.Pada saat yang sama dunia dilanda krisis lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran berat, terutama hasil pembakaran petroleum dari kendaraan bermotor, mesin-mesin industri berat, dan sebgainya. Selain itu didunia pertanian terdapatboomingpupuk kimia, obat-obatan pemberantas hama dan penyakit serta mesin-mesin pertanian berbahan bakar solar. Ternyata masuknya energi dari luar ekosistem memberikan dampak buruk baik anasir-anasir lingkungan dan membahayakan atau mengancam manusia.1. B.PembahasanDi negara-negar barat, setelah revolusi industri, industri pertanian memnag didominasi oleh teknologi modern, dengan menggunakkan pupuk kimia, pestisida, dan bahan kimia lainnya. Dimana dahulu arus pemikiran utamanya adalah bahwa dengan penggunaan alat modern maka akan meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan sehingga bisa meningkatkan keuntungan agribisnis yang cukup besar, seingga melupakan dampak eksternalitas negatif yang dtimbukannya. Sektor ini dipascu untuk menghasilkan bahan baku bagi agroindustri dan lahan kebutuhan pangan.Namun demikian terdapat kesadaran baru pada tahunn1920-an untuk mempertimbangkan aspek biologis dan ekologis dalam pengelolaan industri-indistri pertanian. Amerika serikat memulai di tahun 1930-an dengan memunculkan konsepeco agriculture(pertanian lingkungan) sebagai solusi atas kemuduran produktivitas lahan dan bencana erosi. Pada tahun 1940an, mulai terdapat kesinambungan anatara teknologi kimia dan bilogi, melalui konsep pengendalian hayati hama dan penyakit (biological control for pest and diseases)Setelah perang dunia II penggunaan bahan kimia dan rekayasa teknologi meningkat lagi dan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an., dimana pada tahun yang sama terjadi krisis energi. Semua negara berlomba-lomba memacu produktivitas industri pertanian untuk memenuhi bahan baku agroindustri. Semangat berkompetisi melahirkan teknologi-teknologi baru didunia pertanian seperti rekayasa genetika, kultur jaringan, dan teknologi canggih pertanian.Dinegara-negara selatan seperti Indonesia, dicanangkan program intensiifikasi usaha tani, khususnya padi sebagai makanan pokok, dengan mendorong pemakaina benih varietas unggul (high variety vield), pupuk kimia dan obat-obatan pemeberantas hama dan penyakit. Kebijakkan pemerintah saat itumemang secara jelas merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket Panca Usaha Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida.Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable agriculture)sebagai padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar pertanian FAO (Food Agriculture Organization) Argoekosistem sendiri mengacu pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campurtangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia. Conway (1984) juga menggunakan istilah pertanian berkelanjutan dengan agro ekosistem yang berupaya memadukan antara produktivitas (productivity),stabilitas(Stability),Pemerataan(equlity), jadi semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan adalah jawaban kegamangan dampakgreen revolutionanatara lain di tenggarai oleh semakin merosotnya produktivitas pertanian (leaffing off).Kegagalan pertanian modern memaksa pakar pertanian dan lingkungan berpikir keras dan mencobamerumuskan kembali sistem pertanian ramah lingkungan atauback to nature.Jadi sebenarnay sistem pertaninan berkelanjutan merupakan paradigma lama yang mulai diaktualisasikan kembali menjelang masuk abad ke 21 ini. Hal ini merupakan fenomena keteraturan siklus alamiah sesuai dengan pergantian abad.Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi tinggi (information technology)yang disertai pesatnya penggunaan teknologi super canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya. Sementara, negara-negara selatan masih berada dalam masa transisi dari gelombang budaya pertanian ke gelombang budaya industri. Teknologi yang diadopsi oleh masyarakat manusia turut menentukkan semangat, corak, sifat, struktur, serta proses ekonomi, sosial, dan budaya.Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru sistem pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan Brundland dari komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987, yang mendefinisikan dan berupaya mempromosikan paradigma pembangunan berkelanjutan. Peristiwa kedua adalah konfrensi dunia di Rio de Jeneri Brazil pada tahun 1992, yang memuat pembahasan agenda 21 dengan mempromosikanSustainable Agriculture and Rural Development (SARD)yang membawa pesan moral pada dunia bahwa without better enviromental stewardship, development will be underminedberbagai agenda penting termasuk pembahasan bidang yang termasuk dalam pembahasan bidang pertanian dalam konferensi tersebut antara lain sebagai berikut :1. Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha dibidang pertanian dalam arti yangluas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peikanan, dan peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan kehidupan manusia.2. Melakukan perawatan dan penigkatan SDA yang berbasis pertanian.3. Memenimalkan damapak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia.4. Mewujudkan keadilan sosoal antardesa dan antar sektor dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.Memasuki abad 21 ini, kesadaran akan ertabiab yang anah lingkungan semakin meningkat, sejalan dengan tuntuan era globalisasi dan perdagangan bebas, ha ini terutama sekali dirasakan di negara-negara maju, misalnya negara-negara Amerika dan negara-negara Eropa. Smsentara itu negara-negara berkembang misalnya Indonesia, tampaknya masih terpuruk an berkutat dengan dampak negatifgreen revolution. Lahan-lahan sawah di pulau Jawa sebagai sentra produksi padi menunjukkan indikasi adanya oenuruanan produktifitas. Sawah-sawah mengalami kejenuhan berat atau pelandaian produktivitas karena pemakain pupuk kimia dan obat-obatan yang sudah melampaui ambang batas normal.Konsep pertanian yang berkelanjutan terus berkembang, diperkaya dan dipertajam dengan kajian pemikiran, model, metode, dan teori berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi suatu kajian ilmu terapan yang diabadikan bagi kemaslahatan umat manusia untuk generasi sekarang dan mendatang. Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan berbagai aspek atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya.Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikkan pada lingkungan sumber daya alam dengan memepertimbangkan tiga matra atau aspek sebagai berikut1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbanganadalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh hukum alam.2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan peternakan ayam diperkaangan milik sendiri. Mungkin secra ekonomis dan ekologis menjanjikkan keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena bau kotoran ayam.Norma-norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan. Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha pertanian dalam arti luas.Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan1. Kelayakan ekonomis (economic viability)2. Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly)3. Diterima secara sosial (Social just)4. Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)5. Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)Sejak tahun 1980an kajian dan diskusi untuk merumuskan konsep pembangunan berkelanjutan yang operasional dan diterima secara universal terus berlanjut. Pezzy (1992) mencatat, 27 definisi konsep berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan, dan tettunya masih ada banyak lagi yang luput dari catatan tersebut. Walau banyak variasi definisi pembangunan berkelanjutan, termasuk pertanian berkelanjutan, yang diterima secara luas ialah yang bertumpu pada tiga pilar: ekonomi, sosial, dan ekologi (Munasinahe, 1993). Dengan perkataan lain, konsep pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi(profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia(people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet).Dimensi ekonomi berkaitan dengan konsep maksimisasi aliran pendapatan yang dapat diperoleh dengan setidaknya mempertahankan asset produktif yang menjadi basis dalam memperoleh pendapatan tersebut. Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi. Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang.Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas. Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembangunan.Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah pterpeliharanya keragaman hayati dan daya lertur bilogis, sumber daya tanah, air dan agroklimat, serta kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Penekanan dilakukan pada preservasi daya lentur dan dinamika ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan bukan pada konservasi sustu kondisi ideal statis yang mustahil dapat diwujudkan. Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehinnga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. Sistem sosial yang stabil dan sehat serta sumberdaya alam dan lingkungan merupakan basis untuk kegiatan ekonomi, sementara kesejahteraan ekonomi merupakan prasyarat untuk terpeliharanya stabilitas sosial budaya maupun kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hisup. Sistem sosial yang tidak stabil atau sakit akan cenderung menimbulkan tindakan yang merusak kelestarian sumber daya alam dan merusak kesehatan lingkungan, sementara ancaman kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dapat mendorong terjadinya kekacauan dan penyakit sosial.Dalam perspektif dinamis jangka panjang terdapat dua skenario ekstrim yang mungkin terjadi. Pertama, skenario mala petaka yakni terjadinya spiral atau lingkaran resesi ekonomi-penyakit sosial-degradasi alam. Resesi ekonomi yang dicirikan oleh pertumbuhan negative perekonomian dalam waktu yang cukup lama berdampak pada semakin meluasnya revelensi kemiskinan dan rawan pangan. Tekanan kemiskinan dan ancaman kelaparan mendorong timbulnya berbagai penyakit sosial seperti pencurian dan bahkan kekacauan sosial, selanjutnya mendorong masyarakat melakukan eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam sehingga kapasitas produksi sumber daya alam mengalami degradasi dan kesehatan lingkungan makin memburuk. Menurunnya kualitas sumber daya manusia, modal sosial dan kapasitas produksi sumber daya alam menyebabkan resesi ekonomi berlanjut makin parah, dan demikian seterusnya.Perekonomian yang tumbuh cukup pesat memungkinkan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia serta perluasan dan perbaikan modal sosial. Terpenuhinya kebutuhan hidup dan sosial mendorong terjadinya proses internalisasi kebutuhan akan kenyamanan lingkungan hidup dan kelestarin sumber daya alam. Sumber daya manusia, sosial, alam dan lingkungan yang semakin baik selanjutnya akan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonoimi berkalanjutan selanjutnya akan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sehingga tercipta kondisi ideal yakni zaman keemasan adil dan makmur.Visi pembangunan (pertanian) berkelanjutan ialah terwujudnya kondisi ideal skenario kondisi zaman keemasan, yang dalam bahasa konstitusi Indonesia disebut adil dan makmur, dan mencegah terjadinya lingkaran malapetaka kemelaratan. Visi ideal tersebut diterima secara universal sehingga pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi prinsip dasar pembangunan pertanian secara global termasuk di Indonesia. Oleh karena itulah pengembangan sistim pertanian menuju usaha tani berkelanjutan merupakan salah satu misi utama pembangunan pertanian di Indonesia.Perspektif pertanian berkelanjutan telah tersosialisasi secara global sebagai arah ideal pembangunan pertanian. Pertanian berkelanjutan bahkan kini tidak lagi sekedar wacana melainkan sudah menjadi gerakan global. Pertanian berkelanjutan telah menjadi dasar penyusunan protocol aturan pelaksanaan (rules of conduct)atau standar prosedur operasi Praktek Pertanian yang Baik (Good Agricultur Practices= GAP) sebagai sebuah gerakan global maka praktek pertanian berkelanjutan menjadi misi bersama komunitas internasional, negara, lembaga pembangunan, organisasi swadaya masyarakat dan lembaga konsumen internasional turut mendorong dan mengawasi pelaksanaan prinsip pertanian berkelanjutan tersebut. Kepatuhan produsen terhadap standar praktek pertanian berkelanjutan menjadi salah satu atribut preferensi konsumen atas produk pertanian. Karena itu, setiap perusahaan agribisnis haruslah senantiasa mematuhi prinsip Praktek Pertanian yang Baik (PPB) agar dapat memperoleh akses pasar, khususnya di pasar internasional.PPB yang pada dasarnya ialah operasionalisasi dari pertanian berkelanjutan, juga merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing. Usaha agribisnis yang terbukti memenuhi standar PPB akan mampu mengalahkan perusahaan pesaing yang tidak memenuhi standar PPB. Agar dapat dipercaya secara internasional maka perusahaan perusahaan haruslah memiliki sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga independent bereputasi internasional yang biasa disebut ecolabel.Selain oleh warga dan organisasi masyarakat internasional, gerakan pertanian berkelanjutan juga sudah disepakati oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Promosi dan pengawasan praktek pertanian berkelanjutan merupakan salah satu pertimbangan dalam perumusan kebijakan perdagangan suatu negara. Dalam kaitan inilah kasus penolakan pengiriman ekspor prodik pertanian semakin kerap terjadi pada beberapa tahun terakhir. Itu berarti, kepatuhan terhadap standar pertanian berkelanjutan merupakan salah satu kunci bagi produk pertanian.Gerakan pertanian berkelanjutan juga didorong sekuat kuatnya oleh lembaga lembaga donor pembangunan internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan Bank Pembangunan Asia. Kepatuhan terhadap praktek pembangunan pertanian berkelanjutan merupakan salah satu persyaratan bantuan oleh lembaga dan Negara donor.Selain secara langsung dalam penentuan proyek pembangunan, tekanan untuk memenuhi praktek pertanian berkelanjutan juga dilakukan melalui penentuan atau penetapan kebijakan domestik suatu Negara, khususnya Negara Negara sedang berkembang yang membutuhkan bantuan pembangunan dari Negara dan lembaga donor pembiayaan pembangunan internasional. Pada gilirannya, kebijakan Negara penerima bantuan tersebut akan mengarahkan dan memaksa pengusaha agribisnis mematuhi standar praktek pertanian berkelanjutan.Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, pengusaha agribisnis harus mematuhi standar praktek pertanian yang baik, merupakan tuntutan zaman yang harus diikuti. Petani dan pemerintah harus bekerja sama untuk mewujudkannya.Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam sistem pertanian berkelanjutan yaitu:1. Membangun pemerintah yang baik dan memposisikan pertanian sebagai sektor andalan perekonomian nasional.Cara penyelenggaraan pmerintah yang baik(good goverment)sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian yaitu; bersih (clean),berkemampuan(competent), memberikan hasil positif(credible), dan secara publik dapat dipertanggung jawabkan(accountable). Pembangunan pertanian akan berhasil bila diawali dengan cara penyenggaraan pemerintah yang baik, dimana pemerintah merupakan agen pembangunan yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran pembangunan. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana membangun pemerintah yang bersih, berkemampuan, berhasil dan dapat dipertanggung jawabkan.1. Mewujudkan kemandirian pangan dalam tatanan perdagangan dunia yang bebas dan tidak adilKecukupan pangan merupakan masalah hidup dan matinya suatu bangsa, sehingga kemandirian pangan merupakan prioritas tujuan pembangunan pertanian. Tantangan ke depan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan adalah meningkatnya derajat globalisasi perdagangan dunia yang tidak adil.Kecukupan pangan merupakan masalah hidup dan matinya suatu bangsa, sehingga kemandirian pangan merupakan prioritas tujuan pembangunan pertanian. Tantangan ke depan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan adalah meningkatnya derajat globalisasi perdagangan dunia yang tidak adil.Di negara Indonesia juga menghadapi permasalahan dalam negeri yang berkaitan dengan produksi pangan yaitu:1. Upaya meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi jumlah petani gurem, sementara pada saat bersamaan muncul gejala pelambatan produktivitas dan penurunan nilai tukar petani;2. Upaya mempertahankan momentum pertumbuhan tinggi produksi pangan dan membalikkan kecenderungan deselerasi pertumbuhan produksi menjadi akselerasi;3. Upaya mengatasi fenomena ketidakpastian produksi; dan4. Upaya meningkatkan daya saing produk pangan.1. Mengurangi jumlah petani miskin, membangun basis bagi partisipasi petani dan pemerataan hasil pembangunanKrisis multidimensi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin pada tahun 1998 melonjak. Apabila hal ii dikaitkan dengan fakta bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk di wilayah pedesaan bergantung pada sektor pertanian, maka hal ini berarti bahwa permasalahan kemiskinan terkait dengan sektor pertanian.1. Meningkatkan pertumbuhan sektor pertanianPertumbuhan sektor pertanian sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi perekonomian pedesaan. Sektor pertanian Indonesia, hingga saat ini masih sangat tergantung pada hasil primer, sehingga nilai tambah yang diperoleh masih sangat rendah dan kurang kompetitif di pasr dalam negeri maupun luar negeri.Pemerintah harus dapat mendorong perkembangan produk pertanian olahan primer, selain untuk meningkatkan nilai tambah juga meningkatkan dan memperluas pangsa pasar di dalam dan luar negeri. Negara berkembang penghasil produk pertanian, saat ini banyak yang melakukan pengembangan produk pertanian untuk mensiasati perdagangan dunia yang tidak adil.Apabila hal ini dapat dilakukan maka sektor pertanian akan tumbuh dengan cepat dan tinggi lagi dibandingkan dengan yang telah selama ini dicapai. Pertumbuhan sector pertanian yang makin cepat akan memacu pertumbuhan sector-sektor lain secara lebih cepat melalui kaitan ke belakang dan ke depan dalam kegiatan produksi dan konsumsi. Dengan demikian, sektor pertanian akan lebih dikenal sebagai pengganda tenaga kerja, dan bukan sekedar pencipta kesempatan kerja.1. Membangun system agribisnis terkoordanatifStruktur agribisnis kita saat ini dapat digolongkan sebagaitipe dispersal.Struktur dispersal dicirikan oleh tiadanya hubungan organisasi fungsional disetiap tingkatan usaha. Jaringan ahribisnis praktis hanya diikat dan dikoordinir oleh mekanisma pasar (harga). Hubungan diantara sesama pelaku pelaku agribisnis praktis bersifat tidak langsung dan impersonal. Dengan demikian pelaku agribisnis hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan tidak menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Bahkan hubungan diantara pelaku agribisnis cenderung berkembang menjadi bersifat eksploitatif yang pada akhirnya menjurus ke kematian bersama.Tiadanya ikatan institusional, asosiasi pengusaha yang bersifat asimetri, kemampuan bisnis yang tidak berimbang (kutub hulu, yaitu petani, bersifat serba gurem; sedangkan kutub hilir, yaitu agroindustri dan eksportir, bersifat serba kuat) ditambah pula sifat intrinsik permintaan dan penawaran komoditi pertanian yang sangat tidak elastis membuat rantai vertical agribisnis bersifat dualistic (Bell and Tai, 1969). Struktur agribisnis yang bersifat dulistik inilah yang menytebabkan masalah transisi dalam agribisnis (Simatupang,1995).1. Melestarikan sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidupPermasalahan lingkungan hidup yang dihadapi banyak berkaitan dengan penurunan kualitas lingkungan di wilayah hulu yang berakibat langsung pada kualitas lingkungan di wilayah hilir. Meningkatnya permintaan lahan akibat pertumbuhan penduduk selain menyebabkan penurunan luas baku lahan pertanian yang meningkatnya intensitas usahatani di daerah aliran sungai (DAS) hulu. Penurunan luas baku lahan pertanian, khususnya lahan sawah, yang telah berlangsung sejak paruh kedua decade 1980-an, saat ini cenderung makin besar seiring dengan peningkatan konversi ke non pertanian, khususnya di pulau Jawa,. Pada beberapa tahun terakhir, luas baku lahan sawah di luar Jawa juga telah mengalami penurunan.1. Membangun system iptek yang efisienPermasalan utama yang dihadapi oleh Indonesia berkaitan dengan pemanfaatan IPTEK pertanian adalah belum terbangunnya secara efisien system IPTEK pertanian mulai dari hulu (penelitian tinggi dan strategi) sampai hilir (pengkajian spesifik lokasi dan diseminasi penelitian kepada petani). Efisiensi IPTEK di sektor pertanian ini perlu dibangun melalui sinkronisasi program litbang pertanian mulai dari hulu sampai hilir dan sinkronisasi program litbang pertanian dengan lembaga penelitian lainnya. Selain itu, efisiensi system IPTEK pertanian ini perlu didukung dengan sistem pendidikan pertanian yang mampu menghasilkan peneliti yang berkemampuan(competent) dan produktif (credible). Juga perlu dibangun kembali sistem penyuluhan petani yang lebih efektif dan efisien.Srategi umum dalam upaya mewujudkan visi pembangunan pertanian adalah sebagai berikut:1. Melaksanakan manajemen pembangunan yang bersih, transparan dan bebas KKNb. Meningkatkan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan manajemen pembangunan pertanian1. Memperluas dan memanfaatkan basis produksi secara berkelanjutand. Meningkatkan kapasitas dan memberdayakan sumber daya manusia pertanian1. Meningkatkan ketersediaan prasarana dan sarana pertanian2. Meningkatkan inovasi dan diseminasi teknologi tepat guna3. Memoromosikan dan memproteksi komoditas pertanianProgram pembangunan pertanian dirumuskan dalam tiga program yaitu:1. Program Peningkatan Ketahanan PanganKetahanan pangan diartikan sebagai terpenuhinya pangan dengan ketersediaa yang cukup, tersedia setiap saat disemua daerah, mudah diperoleh rumah tangga, aman dikonsumsi dan harga terjangkau. Ketahanan pangan mencakup konsep:1. Ketersediaan panganb. Distribusi dan ketersediaan pangan1. Penerimaan oleh ketersediaan pangand. Diversifikasi pangan1. Keamanan panganProgram peningkatan ketahanan pangan merupakan fasilitas bagi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pyang cukup setiap saat, sehat dan halal. Ketahanan rumah tangga berkaitan dengan kemampuan rumah tangga untuk dapat akses terhadap pangan di pasar, dengan demikian ketahanan pangan rumah tangga dipengaruhi oleh kemampuan daya beli atau pendapatan rum,ah tangga. Sejalan dengan itu maka peningkatan pendapatan rumah tangga merupakan faktor kunci dari peningkatan ketahanan pangan rumah tangga.Pangan dalam arti luas mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan untuk memenuhi kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Sasaran yang ingin dicapai adalah:1. Dicapainya ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal2. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.Kegiatan utama Program Peningkatan Ketahanan Pangan meliputi:1. Peningkatan produksi dan ketersediaan pangan2. Pengembangan diversifikasi produksi dan konsumsi pangan yang bertumpu pada sumber daya local penyusunan kebijakan dan pengendalian harga pangan3. Penanggulangan kasus atau kejadian kerawanan panganRencana tindak program meliputi:1. Peningkatan produksi pangan pokok2. Koordinasi kebijakan nketersediaan dan distribusi pangan3. Pengembangan sumber pangan alternative berbasis sumbar daya local4. Koordinasi penyusunan kebijakan harga pangan5. Koordinasi pengendalian harga6. Koordinasi penetapan standar kualitas dan keamanan pangan7. Pengawasan lalu lintas pertanian dan hewan serta penerapan GAO dan HACC produk pangan8. Koordinasi penanggulangan kasus/kejadian kerawanan pangan1. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Dayasaing Produk PertanianDalam rangka meningkatkan pendapatan petani, maka arah yang perlu ditempuh adalah memperluas cakupan kegiatan ekonomiproduktif petani. Perluasan kegiatan ekonomi yang memungkinkan untuk dilakukan adalah peningkatan nilai tambah melalui pengolahan.Dengan demikian program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi:1. Berkembangnya usaha pertanian agar produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang mempunyai nilai tambah dan daya saing tinggi baik di pasar domestik maupun internasionalb. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional terutama melalui peningkatan devisa.Kegiatan utama mencakup:1. Peningkatan produksi dan mutu produk pertanian2. Pengembangan agro-industri pedesaan3. Pengembangan produk sesuai dengan standar internasional4. Penerapan kebijakan insentif5. Pengembangan informasi pasar6. Pengembangan sarana dan prasarana usaha7. Pengembangan pasar8. Perlindungan produk domestik9. Harmonisasi regulasi/deregulasiRencana tindak program meliputi:1. Pengembangan produksi komoditas unggulan2. Perbaikan pasca panen3. Pengembangan kelembagaan pengolahan hasil pertanian4. Penerapan standar produk sesuai standar internasional5. Pengendalian harga produk pertanian6. Pengembangan jaringan informasi distribusi7. Pengembangan sarana pengolahan dan pemasaran8. Peningkatanmarket intelligent9. Perlindungan produk domestikPeningkatan kerjasama antar negara dibidang karantinaC. PENUTUPKeberhasilan pembangunan pertanian terletak pada keberlanjutan pembangunan pertanian itu sendiri. Konsepsi pembangunan pertanian berkelanjutan tersebut diterjemahkan ke dalam visi pembangunan pertanian jangka panjang yaitu Terwujudnya sistem pertanian industrial berdaya saing, berkeadilan dan berkelanjutan guna menjamin ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian dan diimplementasikan.Sistem pertanian industrial dicirikan oleh usaha pertanian bernilai tambah tinggi dan terintegrasi dalam satu rantai pasok(supply chai )berdasarkan relasi kemitraan sinergis dan adil dengan bertumpu pada sumber daya nasional, kearifan local serta ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan lingkungan. Sistem pertanian industrial adalah sosok pertanian ideal yang merupakan keharusan agar usaha pertanian dapat bertahan hidup dan tumbuh berkembang secara berkelanjutan dalam tatanan lingkungan persaingan global yang semakin ketat.Sehingga sudah seharusnya negara-negara dunia ketiga untuk mencanangkan program program unggulan guna mempercepat diseminasi pertanian khususnya Indonesia dengan badan Litbang pertanian sehingga bisa mewujudkan pertanian industrial.DAFTAR PUSTAKAFAO. 1989.Sustainable Development and Natural Resources Management. Twenty-Fifth Conference, Paper C 89/2 simp 2, food and Agriculture Organization, RomeKarwan, A.Salikin.2003.Sistem Pertanian Berkelanjutan.Kanisius. YogyakartaMunasinahe, M. 1993.Enviromental Economics and Sustainable Development.EnvirontmentPaper No. 3. The World Bank, Washington, D.C.Simatupang, P. 1995.Industrialisasi Pertanian Sebagai Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era Globalisasi.Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor.Reijntjes, Coen Dkk. 2002.Pertanian Masa Depan. Kanisius. Yogyakartahttp://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/sistem-pertanian-berkelanjutan-gambaran-kecil-untuk-indonesia/

a) Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan Cleveland.b) Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.c) Industri tembaga di Montana.d) Industri tekstil di Georgia dan Carolina.e) Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer di Seatle dan Los Angeles.f) Industri mesin pertanian di Waterivo.g) Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets, New Jersey, dan South Carolina.5 ) Kemajuan di bidang perdagangan

Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan dagang dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat mengekspor mesin-mesin, otomotif, pesawat terbang, barang elektronika, bahan-bahan makanan dan minuman olahan, persenjataan, alat-alat kedokteran, bahan-bahan kimia, dan obatobatan, serta masih banyak lagi. Adapun impor Amerika Serikat terutama berasal dari negara-negara sedang berkembang berupa bahan-bahan baku industri, seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan berbagai bahan baku industri lainnya.6 ) Kota-kota utama di Amerika SerikatSebagai negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota terkenaltersebut, antara lain berikut ini.a) Washington, D.C., merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat sekaligus letak istana kepresidenan.b) New York, merupakan kota terbesar sebagai pusat perdagangan dunia, di kota ini berdiri gedung pusat perdagangan dunia (World Trade Center Building/WTC) dan pusat pasar bursa dunia (The New York Stock Exchange/NYSE). Di kota ini juga terdapat markas besar PBB.c) Los Angeles, merupakan kota terbesar kedua dan berperan sebagai kota pusat industri perakitan, komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas pelabuhan udaranya merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini juga merupakan pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.d) Chicago, merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen alat-alat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat, kosmetika, mesin-mesin industri, dan perlengkapan olah raga.e) Philadelphia, pusat industri kimia, obat-obatan, pengolahan makanan, dan barang-barang cetakan. Kota ini juga terkenal karena kemajuannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mengantarkan Philadelphia sebagai kota pusat industri kesehatan utama di Amerika Serikat.2. Contoh Profil Negara-Negara Sedang Berkembanga. Brasil

Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan, tepatnya di antara 5LU - 34LS dan 35BB - 74BB. Luas negara ini mencapai 8.547.404 km dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Brasil hanya sekitar 22 jiwa/km. Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah pedesaan dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi. Di bidang perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita negaranya dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 US dollar. Pendapatan tersebut didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari berbagai sektor.1 ) Pertanian dan Kehutanan

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara Brasil dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya. Hingga saat ini, Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia, hasil-hasil pertanian lainnya berupa teh, rempah-rempah, kapas, cokelat, tembakau, kayu, jagung, dan tebu. Adapun wilayah hutan di Brasil merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam pemenuhan produk domestik dan ekspor. Sekitar dua per tiga dari hasil-hasil hutan diperoleh dari hutan tropis asli, sedangkan sepertiganya dipenuhi dari hutan-hutan baru. Hasil-hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan bubur kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.2 ) PerikananPerikanan menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya. Dua per tiga hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan sisanya dipenuhi dari hasil perikanan darat.3 ) PertambanganPertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara. Tambang utama di Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil tambanglainnya adalah emas, minyak, timah, nikel, aluminium, kapur, intan, dan berbagai macam, batu mulia.4 ) Perindustrian

Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja, tekstil, semen, pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat dan mobil, serta barang-barang kimia dan elektronik.5 ) Perdagangana) Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi, teh, cokelat, tebu, rempah-rempah, produk makanan, dan ternak olahan.b) Impor: minyak dan produk olahannya, mesin-mesin mobil, kelistrikan, dan bahan-bahan kimia organik.6 ) Kota-kota utama di Brasila) Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.b) Sao Paulo, merupakan kota pusat industri, hampir 40% industri Brasil terdapat di kota ini. Jenis industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan petrokimia.c) Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat ramai. Di kota ini juga terdapat industri bahan-bahan kimia dan gelas.d) Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan makanan.b . Mesir

Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara, tepatnya di antara 22LU - 32LU dan 25BT - 36BT. Luas negara ini mencapai 997.739 km dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km. Wilayah Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah Sungai Nil dan di pesisir pantainya. Adanya penduduk asli yang tinggal secara nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal penyebaran penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US dollar.Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian berikut ini.1 ) PertanianSektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkanberkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.2 ) Peternakan dan perikanan

Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.3 ) PertambanganHasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.4 ) PerindustrianPerindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya.Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negara-negara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obat-obatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.5 ) Perdagangana) Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.b) Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.6 ) Kota-kota utama di Mesir

a) Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika. Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.b) Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini berfungsi sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.c) Suez, merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.d) Port Said, merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi Laut Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini terdapat berbagai jenis industri, seperti industri kimia, pengolahan makanan, perikanan, dan rokok.

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Negara_Berkembang_dan_Negara_Maju_9.1_(BAB_1)_IPSKebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasional

Jumat, 23 Maret 2007

Fahmi IdrisMenteri Perindustrian Republik IndonesiaLatar BelakangEra globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan usaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar dari pabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerima kenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepat usangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakin rendahnya margin keuntungan. Dalam melaksanakan proses pembangunan industri, keadaan tersebut merupakan kenyataan yang harus dihadapi serta harus menjadi pertimbangan yang menentukan dalam setiap kebijakan yang akan dikeluarkan, sekaligus merupakan paradigma baru yang harus dihadapi oleh negara manapun dalam melaksanakan proses industrialisasi negaranya.Atas dasar pemikiran tersebut kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri pada masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.Dalam situasi yang seperti itu, maka untuk mempercepat proses industrialisasi, menjawab tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan, kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka panjang.Untuk menjawab dan mengantisipasi berbagai masalah, issue, serta tantangan di atas, Departemen Perindustrian telah menyusun Kebijakan Pembangunan Industri Nasional yang telah disepakati oleh berbagai pihak terkait, dimana pendekatan pembangunan industri dilakukan melalui Konsep Klaster dalam konteks membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Sesuai dengan kriteria daya saing yang ditetapkan untuk kurun waktu jangka menengah (2005-2009) telah dipilih pengembangan klaster industri inti termasuk pengembangan industri terkait dan industri penunjang.Tantangan yang Dihadapi Sektor IndustriTantangan utama yang dihadapi oleh industri nasional saat ini adalah kecenderungan penurunan daya saing industri di pasar internasional. Penyebabnya antara lain adalah meningkatnya biaya energi, ekonomi biaya tinggi, penyelundupan serta belum memadainya layanan birokrasi. Tantangan berikutnya adalah kelemahan struktural sektor industri itu sendiri, seperti masih lemahnya keterkaitan antar industri, baik antara industri hulu dan hilir maupun antara industri besar dengan industri kecil menengah, belum terbangunnya struktur klaster (industrial cluster) yang saling mendukung, adanya keterbatasan berproduksi barang setengah jadi dan komponen di dalam negeri, keterbatasan industri berteknologi tinggi, kesenjangan kemampuan ekonomi antar daerah, serta ketergantungan ekspor pada beberapa komoditi tertentu.Sementara itu, tingkat utilisasi kapasitas produksi industri masih rata-rata di bawah 70 persen, dan ditambah dengan masih tingginya impor bahan baku, maka kemampuan sektor industri dalam upaya penyerapan tenaga kerja masih terbatas.Di sisi lain, industri kecil dan menengah (IKM) yang memiliki potensi tinggi dalam penyerapan tenaga kerja ternyata masih memiliki berbagai keterbatasan yang masih belum dapat diatasi dengan tuntas sampai saat ini. Permasalahan utama yang dihadapi oleh IKM adalah sulitnya mendapatkan akses permodalan, keterbatasan sumber daya manusia yang siap, kurang dalam kemampuan manajemen dan bisnis, serta terbatasnya kemampuan akses informasi untuk membaca peluang pasar serta mensiasati perubahan pasar yang cepat.Dalam rangka lebih menyebarkan industri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, maka investasi di luar Pulau Jawa masih kurang menarik bagi investor karena terbatasnya kapasitas infrastruktur ekonomi, terbatasnya sumber daya manusia, serta kecilnya jumlah penduduk sebagai basis tenaga kerja dan sekaligus sebagai pasar produk.Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri NasionalArah kebijakan pembangunan industri nasional mengacu kepada agenda dan prioritas pembangunan nasional Kabinet Indonesia Bersatu, yang dijabarkan dalam kerangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2004-2009. Dalam kerangka tersebut, maka visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi sebuah negara industri tangguh di dunia?, dengan visi antara yaitu Pada tahun 2024 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru?.Untuk mewujudkan visi tersebut, sektor industri mengemban misi 2004-2009 sebagai berikut:Menjadi wahana pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat;Menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi nasional;Menjadi pengganda kegiatan usaha produktif di sektor riil bagi masyarakat;Menjadi wahana untuk memajukan kemampuan teknologi nasional;Menjadi wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat;Menjadi salah satu pilar penopang penting bagi pertahanan negara dan penciptaan rasa aman masyarakat.Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu (1) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri; (2) Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri; (3) Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian; (4) Mendukung perkembangan sektor infrastruktur; (5) Meningkatkan kemampuan teknologi; (6) Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk; dan (7) Meningkatkan penyebaran industri.Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang kolektif.Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).Bangun susun sektor industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta tangguh di pasar internasional.Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.Dalam jangka menengah (2004-2009), fokus pembangunan industri adalah penguatan dan penumbuhan klaster-klaster industri inti yang berjumlah sepuluh kelompok industri, yaitu: industri makanan dan minuman, industri pengolahan hasil laut, industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki, industri kelapa sawit, industri barang kayu (termasuk rotan), industri karet dan barang karet, industri pulp dan kertas, industri mesin listrik dan peralatannya, serta industri petrokimia. Pengembangan sepuluh klaster industri inti dilakukan secara komprehensif dan integratif, yang didukung secara simultan dengan pengembangan industri terkait (related industries) dan industri penunjang (supporting industries).Pengembangan industri agro dalam jangka menengah adalah ditujukan untuk memperkuat rantai nilai (value chain) melalui penguatan struktur, diversifikasi, peningkatan nilai tambah, peningkatan mutu, serta perluasan penguasaan pasar. Sedangkan dalam jangka panjang, difokuskan pada upaya pembangunan industri agro yang mandiri dan berdaya saing tinggi.Pengembangan industri alat angkut dalam jangka menengah adalah memfokuskan peningkatan kemampuan industri komponen, dan untuk jangka panjang selanjutnya diarahkan pada pembangunan kapasitas nasional di bidang teknologi agar memiliki kemandirian dalam rancang bangun (design) dan rekayasa (engineering) komponen,sub-assembly, maupun barang jadi.Pengembangan industri telematika dilakukan dengan membangun sentra-sentra industri telematika, aliansi strategis, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Diharapkan dalam jangka panjang, industri telematika Indonesia dapat menjadi basis produksi industri telematika global.Perkuatan basis industri manufaktur ditujukan bagi kelompok industri yang telah ada dan sudah berkembang saat ini, agar ketergantungannya terhadap sumber daya alam dan sumber daya manusia yang relatif kurang terampil menjadi berkurang, industri pada kelompok ini harus didorong agar mampu menjadi industri kelas dunia.Basis industri manufaktur perlu direstrukturisasi dan dikonsolidasikan segera agar efisiensi dan daya saingnya di dunia internasional meningkat, selain itu untuk jangka panjang, perlu didorong terselenggaranya peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan (R&D), teknologi dan desain di industri, dalam rangka membangun kemampuan bersaing jangka panjang.Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatantop-downyaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah. Kedua, pendekatanbottom-upyaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.Kebijakan Pengembangan Industri Kecil dan MenengahIndustri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, terutama dalam penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat serta menumbuhkan aktivitas perekonomian di daerah. Di samping itu, pengembangan IKM merupakan bagian integral dari upaya pengembangan ekonomi kerakyatan dan pengentasan kemiskinan.Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan IKM 2005-2009 adalah (1) Meningkatnya unit usaha mencapai 3,95 juta pada akhir tahun 2009, atau dengan laju pertumbuhan 4,04 %; (2) Penyerapan tenaga kerja mencapai 10,3 juta orang pada akhir tahun 2009, atau dengan laju pertumbuhan sebesar 4,94 %; sedangkan (3) Nilai ekspor yang disumbangkan oleh produk IKM mampu mencapai US$ 8,9 milyar, atau dengan pertumbuhan sebesar 2,47 %. Dengan demikian, hasil pengembangan IKM ini diharapkan antara lain meningkatnya produktivitas dan daya saing sehingga peranan IKM di pasar dalam negeri dan ekspor semakin besar.Adapun tujuan pengembangan IKM adalah (1) Meningkatkan kesempatan berusaha, lapangan kerja dan pendapatan; (2) Memperkuat struktur industri; (3) Meningkatkan IKM berbasis hasil karya intelektual(knowledge-based); (4) Meningkatkan persebaran industri; dan (5) Melestarikan seni budaya kegiatan produktif yang ekonomis.Bagi IKM, peningkatan kemitraan, baik dalam bidang pemasaran, teknologi maupun permodalan perlu segera dilakukan. Fasilitasi pemerintah masih tetap sangat diperlukan dan dalam intensitas yang tinggi. Pengembangan IKM perlu dilakukan secara terintegrasi dan sinergi dengan pengembangan industri berskala menengah dan besar, karena kebijakan pengembangan sektoral tidak bisa mengkotak-kotakkan kebijakan menurut skala usaha. Untuk itu strategi pengembangan IKM dilaksanakan melalui (1) Pemberdayaan IKM yang sudah ada; (2) Pembinaan IKM secara terpadu; dan (3) Meningkatkan keterkaitan IKM dengan industri besar dan sektor ekonomi lainnya.PenutupDalam pelaksanaannya, pengembangan sektor industri akan dilakukan secara sinergi dan terintegrasi dengan pengembangan sektor-sektor ekonomi lain seperti pertanian, pertambangan, kehutanan, kelautan, perdagangan, pendidikan, riset dan teknologi dan sebagainya. Konsep daya saing internasional merupakan kata kunci dalam pembangunan sektor industri, oleh karenanya selain sinergi sektoral maka sinergi dengan seluruh pelaku usaha serta seluruh pemerintah daerah merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, dukungan aspek kelembagaan yang mengatur tugas dan fungsi pembangunan dan dukungan terhadap sektor industri baik secara sektoral maupun antara pusat dan daerah secara nasional akan menentukan keberhasilan pembangunan sektor industri yang di cita-citakan.

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76