Sistem penjaminan mutu prodi pai

7
SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) SYARIF ABDURRAHMAN SINGKAWANG A. Pendahuluan Era globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya sistem teknologi dan informasi serta mudahnya arus transfortasi dan komunikasi akan berdampak terhadap peradaban kehidupan manusia. Sehingga derasnya perubahan dan kuatnya persaingan global merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindarkan. Upaya mendasar yang harus dilakukan dalam menjawab tantangan tersebut adalah menciptakan atau meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan. Dengan kata lain, alternatif mutu pendidikan akan mempengaruhi sumber daya manusia yang ada di suatu negara. “Upaya meningkatkan mutu pendidikan mencapai visi, misi, dan tujuan pendidikan di Indonesia telah lama diupayakan dan dilaksanakan. Namun demikian, berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum meningkat secara signifikan” (Ekosiswono, 2007: 76). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi dasar bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Tilaar (2009) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional bukan semata-mata ditujukan pada persaingan di dalam kehidupan dunia modern yang terbuka tetapi pertama-tama diarahkan pada pemecahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini, yaitu penuntasan kemiskinan dan peningkatan kecerdasan rakyat banyak. Pendidikan nasional harus dapat mewujudkan perkembangan intelektual, pekerja yang terampil, dan cerdas, bermoral, serta kreatif. Ada beberapa aspek yang mendapat penegasan dalam uraian di atas yaitu melalui pendidikan nasional dapat mengembangkan intelektual, kecerdasan, skill, dan moral seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita luhur ini akan dapat dicapai dengan manajemen yang baik yaitu pengelolaan sistem pendidikan yang terfokus pada input, proses dan output yang bermutu. Jika hal ini dapat terealisasi, maka secara umum pendidikan Indonesia akan mampu menghadapi derasnya perubahan dan tingginya persaingan global yang terjadi dewasa ini.

Transcript of Sistem penjaminan mutu prodi pai

Page 1: Sistem penjaminan mutu prodi pai

SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) SYARIF ABDURRAHMAN

SINGKAWANG

A. Pendahuluan

Era globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya sistem teknologi dan informasi serta mudahnya arus transfortasi dan komunikasi akan berdampak terhadap peradaban kehidupan manusia. Sehingga derasnya perubahan dan kuatnya persaingan global merupakan permasalahan yang tidak dapat dihindarkan. Upaya mendasar yang harus dilakukan dalam menjawab tantangan tersebut adalah menciptakan atau meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan mutu pendidikan. Dengan kata lain, alternatif mutu pendidikan akan mempengaruhi sumber daya manusia yang ada di suatu negara. “Upaya meningkatkan mutu pendidikan mencapai visi, misi, dan tujuan pendidikan di Indonesia telah lama diupayakan dan dilaksanakan. Namun demikian, berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum meningkat secara signifikan” (Ekosiswono, 2007: 76).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi dasar bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Tilaar (2009) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional bukan semata-mata ditujukan pada persaingan di dalam kehidupan dunia modern yang terbuka tetapi pertama-tama diarahkan pada pemecahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasa ini, yaitu penuntasan kemiskinan dan peningkatan kecerdasan rakyat banyak. Pendidikan nasional harus dapat mewujudkan perkembangan intelektual, pekerja yang terampil, dan cerdas, bermoral, serta kreatif.

Ada beberapa aspek yang mendapat penegasan dalam uraian di atas yaitu melalui pendidikan nasional dapat mengembangkan intelektual, kecerdasan, skill, dan moral seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita luhur ini akan dapat dicapai dengan manajemen yang baik yaitu pengelolaan sistem pendidikan yang terfokus pada input, proses dan output yang bermutu. Jika hal ini dapat terealisasi, maka secara umum pendidikan Indonesia akan mampu menghadapi derasnya perubahan dan tingginya persaingan global yang terjadi dewasa ini.

Page 2: Sistem penjaminan mutu prodi pai

Input, proses dan output pendidikan yang bermutu diprogramkan pemerintah mulai dari tingkat pusat sampai daerah secara berkesinambungan, sehingga secara khusus peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan pada setiap satuan pendidikan termasuk perguruan tinggi. Untuk mengevaluasi dan meningkatkan mutu pendidikan tersebut, pemerintah memberikan akreditasi sebagai penjaminan mutu ekternal kepada setiap satuan pendidikan. Oleh karena itu, penjaminan mutu internal harus dilakukan secara berkesinambungan oleh setiap satuan pendidikan guna mendapatkan akreditasi yang baik.

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) STIT Syarif Abdurrahman Singkawang telah tiga periode mendapatkan akreditasi. Dan sampai saat ini terus berupaya menjaga dan meningkatkan mutu pendidikannya. Berbagai komponen yang merupakan bagian dari input, proses, dan output pendidikan dikelola mutunya melalui sistem penjaminan mutu. Hal ini dilakukan melalui upaya sinergis dari stakeholders untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari berbagai komponen mutu pendidikan.

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pencapaian

1. Visi

Menjadi pusat keunggulan pengembangan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Tahun 2018 yang berwawasan global dan berkepribadian muslim.

2. Misi a. Menyelenggarakan pendidikan profesional di bidang keguruan dan

Pendidikan Agama Islam yang memiliki komitmen terhadap keunggulan kompetensi.

b. Mengembangkan, mengaktualisasikan, dan mengkomunikasikan ilmu di bidang keguruan dan Pendidikan Agama Islam melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

c. Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan kelulusan yang unggul dan berwawasan global serta berkepribadian muslim.

3. Tujuan a. Menghasilkan pakar yang professional di bidang Pendidikan Agama

Islam yang memiliki komitmen terhadap keunggulan kompetensi; b. Membumikan ilmu Islam di bidang keguruan dan pendidikan melalui

perkuliahan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk pembinaan dan dakwah Islamiyah;

c. Menghasilkan lulusan yang unggul dan berwawasan global serta berkepribadian muslim;

4. Sasaran dan Strategi Pencapaian (terlampir)

Page 3: Sistem penjaminan mutu prodi pai

C. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu 1. Tata Pamong

Tata pamong adalah suatu sistem yang dapat menjadikan kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu berjalan secara efektif dalam Perguruan Tinggi yang mengelola program studi. Hal-hal yang menjadi fokus di dalam tata pamong termasuk bagaimana kebijakan dan strategi disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan terpilihnya pemimpin dan pengelola yang kredibel dan sistem penyelenggaraan program studi secara kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab, dan menerapkan prinsip-prinsip keadilan.

Organisasi dan sistem tata pamong yang baik (good governance) mencerminkan kredibilitas, transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab dan keadilan Sekolah Tinggi dalam mengelola program studi.

STIT Syrif Abdurrahman Singkawang dipimpin oleh Ketua dibantu oleh Pembantu Ketua I, Pembantu Ketua II, dan Pembantu Ketua III. Jabatan Ketua dibatasi empat tahun dan bisa dipilih kembali untuk menjabat maksimal dua periode. Sedangkan program studi (Prodi) dipegang oleh Kaprodi yang dipilih melalui pemilihan di antara dosen dengan memperhatikan kapabilitas, kompetensi, dan integritasnya. Kaprodi yang terpilih bertanggung jawab sepenuhnya terhadap Ketua.

Pada STIT Syrif Abdurrahman Singkawang terdapat satu program studi yaitu: program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Jabatan Kaprodi Pendidikan Agama Islam dibatasi empat tahun dan bisa dipilih kembali maksimal dua periode.

Mekanisme tata pamong pada program studi merupakan tata pamong integral dalam mekanisme sekolah tinggi dimana kebijakan Ketua didelegasikan ke Kaprodi, selanjutnya Kaprodi berkoordinasi dengan pengurus program studi untuk merealisasikan kebijakan sekolah tinggi agar mampu menjamin terwujudnya visi dan misi sekolah tinggi.

Struktur organisasi terdiri dari unsur pimpinan: Ketua, Pembantu Ketua I, II, dan III, Kaprodi, Kaur, dan unsur pelaksana akademis: dosen dan laborat. Kaprodi memimpin seluruh penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengelolaan organisasi, dan sumber daya, dan bertanggung jawab kepada ketua. Untuk penyelesaian tugas, program studi bekerja sama dengan unit-unit terkait. Dosen melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pembimbingan kepada mahasiswa. Mekanisme tata pamong integral dalam mekanisme lembaga dimana kebijakan ketua didelegasikan ke Kaprodi. Gagasan/usulan pengembangan program studi didiskusikan ditingkat prodi, Kaprodi meneruskan ke tingkat Ketua untuk mendapatkan persetujuan. Kaprodi mempunyai hak untuk mengembangkan program studi sesuai dengan kebijakan lembaga.

Mekanisme monitoring dan evaluasi dari seluruh kegiatan penyelenggara pendidikan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

Page 4: Sistem penjaminan mutu prodi pai

1) Pembuatan laporan semesteran. Seluruh sub sistem wajib menyerahkan laporan semesteran tentang seluruh kegiatan.

2) Rapat-rapat monitoring dan evaluasi. Rapat dilaksanakan secara periodik dan insidental. Secara periodik dilaksanakan setiap awal dan akhir semester; dan secara insidental dilaksanakan sesuai dengan keperluan. Melalui forum rapat ini, pimpinan menanyakan atau mengecek pelaksanaan tugas pada masing-masing sub sistem.

3) Penertiban administrasi pendidikan, pengajaran, dan pengarsipan data. Semua pihak wajib mengisi daftar hadir, dosen mengisi buku jurnal perkuliahan, dan mengumpulkan Satuan Acara Perkuliahan (SAP). Pengurus program studi mengarsipkan data kegiatan dosen dan mahasiswa tentang pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi. Dari data atau arsip tersebut, pimpinan dapat memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan.

4) Survey dan dialog secara periodik maupun secara insidental. Pimpinan melakukan pemeriksaan keliling dari bagian-kebagian dan juga melakukan dialog. Melalui survey dan dialog ini, pimpinan dapat memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan.

2. Kepemimpinan Kepemimpinan efektif mengarahkan dan mempengaruhi perilaku

semua unsur dalam program studi, mengikuti nilai, norma, etika, dan budaya organisasi yang disepakati bersama, serta mampu membuat keputusan yang tepat dan cepat.

Kepemimpinan mampu memprediksi masa depan, merumuskan, dan mengartikulasi visi yang realistis, kredibel, serta mengkomunikasikan visi ke depan, yang menekankan pada keharmonisan hubungan manusia dan mampu menstimulasi secara intelektual dan arif bagi anggota untuk mewujudkan visi organisasi, serta mampu memberikan arahan, tujuan, peran, dan tugas kepada seluruh unsur dalam perguruan tinggi.

Pola kepemimpinan menerapkan: (1) Prinsip partisipasi-demokratik dalam semangat kebersamaan; (2) Pendekatan sistem, pimpinan menjaga kekompakan antar sub sistem, dan hambatan ditelusuri dan kemudian dipecahkan secara transparan; (3) Prinsip pemberdayaan melalui manajemen steering dimana pimpinan memberikan kebebasan berinovasi dan berkreasi pada bawahan, kemudian mengarahkannya; (4) Kebijakan diarahkan kepada multyple effect bagi keseluruhan program; (5) Mekanisme evaluasi dan kontrol berorientasi pada: Quality asurance dan iklim akademik yang kondusif.

3. Sistem Pengelolaan

Sistem pengelolaan fungsional dan operasional program studi mencakup planning, organizing, staffing, leading, controlling, serta operasi internal dan eksternal.

Mekanisme Sistem Pengelolaan: (1) Hal-hal yang bersifat instruktif. Hal-hal yang bersifat instruktif-sentralistik diputuskan oleh ketua yang kemudian didelegasikan ke bawah. Contoh: Pengambilan keputusan tentang

Page 5: Sistem penjaminan mutu prodi pai

pengawasan mutu; (2) Hal-hal yang bersifat koordinatif. Keputusan diambil melalui rapat-rapat, misalnya rapat tentang persiapan awal semester yang diikuti Kaprodi dan pengurus lainnya; (3) Hal-hal yang bersifat otonomis. Keputusan diserahkan kepada sub sistem yang diberi hak untuk memutuskan dari sub sistem itu sendiri; (4) Hal-hal yang bersifat konsultatif. Keputusan dicapai setelah ada kesepakatan dengan pihak terkait.

Secara umum mekanisme penentuan kebijakan didasarkan atas langkah-langkah sebagai berikut: Pertama : identifikasi dan perumusan masalah. kedua : merumuskan hasil yang akan dicapai. ketiga : merumuskan ukuran-ukuran keberhasilan. keempat : merumuskan cara pemecahan masalah yang potensial. kelima : mengadakan uji coba dan revisi. keenam : menetapkan kebijakan dan implementasi kebijakan.

Renstra program studi menggambarkan rencana kerja program studi untuk menentukan langkah-langkah kegiatan baik akademis maupun non akademis. Renstra tersebut diimplementasikan ke dalam Sasaran Pokok Program (SPP). SPP merupakan implementasi dari renstra dan evaluasi diri tahunan ke budget tahunan/rencana operasional.

4. Penjaminan Mutu

Penjaminan mutu sangat penting bagi setiap program studi karena dengan penjaminan mutu dapat menjaga dan meningkatkan kualitasnya. Guna evaluasi mutu pembelajaran dilakukan penyebaran angket kepada mahasiswa. Hasil angket tersebut digunakan sebagai landasan untuk evaluasi dosen oleh Kaprodi guna peningkatan kinerja dosen yang bersangkutan. Jika hasil kinerja dosen menunjukkan kurang baik, maka dilakukan pembinaan oleh Kaprodi.

Dalam penjaminan mutu pembelajaran dilakukan melalui kontrol presensi perkuliahan yang dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah melalui jurnal perkuliahan dan presensi kehadiran. Penjaminan mutu pembelajaran juga melibatkan mahasiswa dengan diadakannya presensi kehadiran dosen mengajar yang dibawa mahasiswa untuk setiap tatap muka. Sementara untuk menjamin mutu lulusan dilakukan kontrol dengan mengajukan pertanyaan secara informal kepada alumni yang meminta legalisir ijazah yang terkait dengan proses pembelajaran yang pernah dilaksanakan sebelumnya.

D. Mahasiswa dan Lulusan

1. Kerangka Konseptual

Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan, serta bagaimana seharusnya perguruan tinggi memperlakukan dan memberikan layanan kepada mahasiswa dan lulusannya. Perguruan tinggi bertanggung jawab memberikan jaminan mutu dan layanan untuk menjamin keberhasilan mahasiswa.

Page 6: Sistem penjaminan mutu prodi pai

Perguruan tinggi harus memiliki dan menerapkan kebijakan tentang rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru, serta pengelolaan lulusan sebagai satu kesatuan mutu yang terintegrasi, dan menyelenggarakan kegiatan akademik untuk mewujudkan visi, melaksanakan misi, dan mencapai tujuan melalui strategi-strategi yang dikembangkan. Perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam melakukan monitoring dan evaluasi, termasuk pengumpulan dan analisis data akademik, karakteristik, profil, dan peta sebaran mahasiswa dan lulusan yang dapat mencerminkan keseluruhan kinerja perguruan tinggi dalam peningkatan mutu lembaga secara berkelanjutan. Perguruan tinggi harus membantu lulusan dalam pengembangan karirnya, dan memelihara interaksi antara lulusan dan institusi.

Agar mahasiswa dan lulusan memiliki mutu seperti yang diharapkan sesuai dengan bidang keilmuan/vokasi/profesinya, perguruan tinggi harus mengikutsertakan semua program studi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru. Untuk menjamin mutu lulusan, perguruan tinggi harus menyediakan dan mengelola akses mahasiswa terhadap berbagai layanan kemahasiswaan, serta pengembangan minat dan bakat.

Supaya terjalin hubungan yang erat dan produktif antara lulusan dan lembaga pendidikan, perguruan tinggi harus mengelola dan memperlakukan lulusan sebagai produk dan mitra dalam perbaikan dan peningkatan mutu lembaga secara berkelanjutan. Perguruan tinggi harus berpartisipasi aktif dalam pemberdayaan dan pendayagunaan lulusan di masyarakat dan pasar kerja. Perguruan tinggi harus menentukan persyaratan, kebutuhan, harapan, dan pilihan tentang mahasiswa dan lulusan. Perguruan tinggi membangun hubungan dengan mahasiswa dan pemangku kepentingan (stakeholders) dan menentukan faktor-faktor utama yang mengarah kepada kepuasan dan kesetiaan mahasiswa dan pemangku kepentingan, kelestarian keberadaan mahasiswa, peningkatan layanan dan program pendidikan, dan keberlanjutan perguruan tinggi.

2. Deskripsi

Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan lulusan, serta bagaimana seharusnya perguruan tinggi memperlakukan dan memberikan layanan kepada mahasiswa dan lulusannya.

Kemahasiswaan adalah segala urusan yang berkenaan dengan upaya perguruan tinggi untuk memperoleh mahasiswa yang bermutu melalui sistem dan program rekrutmen, seleksi, pemberian layanan akademik/fisik/sosial-pribadi, monitoring dan evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penelaahan kebutuhan dan kepuasan mahasiswa dan pemangku kepentingan, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemangku kepentingan.

Mahasiswa adalah kelompok pemangku kepentingan internal yang harus mendapatkan manfaat, dan sekaligus sebagai pelaku, proses pembentukan nilai tambah dalam penyelenggaraan kegiatan/program

Page 7: Sistem penjaminan mutu prodi pai

akademik yang bermutu di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistik yang mencakup unsur fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang bermutu di masa depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial, pelestarian lingkungan hidup, serta bidang kreativitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai profesionalisme, kemampuan adaptif, kreatif, dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia profesi dan atau dunia kerja.

Lulusan adalah status yang dicapai mahasiswa setelah menyelesaikan proses pendidikan sesuai dengan persyaratan kelulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Sebagai salah satu keluaran langsung (output) dari proses pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Lulusan yang bermutu memiliki ciri penguasaan kompetensi akademik termasuk hard skills dan soft skills sebagaimana dinyatakan dalam sasaran mutu serta dibuktikan dengan kinerja lulusan di masyarakat sesuai dengan profesi dan bidang ilmu.