Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

17
1 M A K A L A H TEORI AKUNTANSI SISTEM PENILAIAN PENDEKATAN GENERAL PRICE LEVEL ACCOUNTING Dosen pengajar: Drs. Ec. Syaiful Hifni, M.Si, Ak Oleh Kelompok II: JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN 2010 Annisa Erliani C1C108051 Imarsa Yuliana C1C108113 Revsella Maulida C1C108225 Ira Mariyati C1C108245

Transcript of Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

Page 1: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

1

M A K A L A H

TEORI AKUNTANSI

SISTEM PENILAIAN PENDEKATAN GENERAL PRICE LEVEL ACCOUNTING

Dosen pengajar: Drs. Ec. Syaiful Hifni, M.Si, Ak

Oleh Kelompok II:

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2010

Annisa Erliani C1C108051

Imarsa Yuliana C1C108113

Revsella Maulida C1C108225

Ira Mariyati C1C108245

Page 2: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

teori akuntansi ini dengan sebaik-baiknya.

Adapun alasan mengapa makalah ini dibuat, yaitu untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen mata kuliah teori akuntansi, dan untuk memberikan sedikit informasi bagi

pembaca mengenai system penilaian pendekatan GPLA.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan dan juga

rekan-rekan sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini dalam berbagai hal masih banyak

terdapat kekurangan kelemahan dalam penyajian, baik isi atau materi maupun teknis

penulisannya.

Oleh karena itu, kami sangat menghargai saran dan kritik dosen maupun rekan-rekan

semua, ataupun para pembaca lainnya yang dapat menjadi bahan perbaikan di masa yang akan

datang. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Banjarmasin, Oktober 2010

Penulis

Page 3: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………......... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..... 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………... 1

1.2. Tujuan Penulisan …………………………………………… 1

1.3. Rumusan Masalah ………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………. 3

2.1. Teori Akuntansi Inflasi Dengan Konsep GPLA………….. 3

2.2. Inflasi ……………………………………………………….. 4

2.3. Akuntansi Inflasi ……………………………………………. 5

2.4. General Price Level Accounting ……………………………. 8

2.5. Metodologi Penyajian Kembali Laporan Keuangan dengan

Konsep GPLA ……………………………………………… 10

2.6. Pemisahan antara Akun-Akun Moneter dan Non Moneter 11

2.7. Penerapan Akuntansi Tingkat Harga Umum sebagai

Informasi Tambahan ……………………………………… 11

BAB II PENUTUP………………………………………………………… 13

Kesimpulan ………………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 14

Page 4: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akuntansi keuangan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen

selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor.

Informasi akuntansi terjadi pada keuangan perusahaan yang memberikan gambaran

mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya

pada periode tertentu (laba/rugi). Penelitian di USA, Inggris dan NZ (Harahap, 1996)

menunjukkan bahwa laporan keuangan merupakan sumber informasi pertama dalam

keputusan investasi, memprediksi potensi arus kas yang akan diterima dan dikaitkan

dengan ketidakpastian, menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba, menilai

kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan utama perusahaan, dan yang terakhir

memberikan informasi yang aktual dan interpretatif tentang transaksi dan kejadian

lainnya. Untuk mencapai tujuan akuntansi dan laporan keuangan tersebut, perlu diketahui

perbedaan antara postulat, konsep, prinsip, dan standar (tekhnik) akuntansi.

Dengan dilatar belakangi masalah di atas, maka kami akan mencoba sedikit

menjelaskan mengenai general price level accounting untuk memenuhi tugas yang

diberikan oleh dosen mata kuliah Teori Akuntansi.

1.2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

1. Melaksanakan tugas kelompok yang diberikan oleh dosen

2. Memperoleh nilai lebih dalam mata kuliah Teori Akuntansi

3. Memberikan referensi dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca

4. Memberikan penjelasan mengenai system pendekatan penilaian general price level

acounting

Page 5: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

5

1.3. Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini, maka

penulis membuat rumusan masalah, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan GPLA ?

2. Bagaimana cara penyajian kembali laporan keuangan dengan konsep GPLA ?

Page 6: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teori Akuntansi Inflasi Dengan Konsep General Price Level Accounting

2.1.1. Arti dan Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK (1994,P2-3), Laporan keuangan merupakan proses dari

pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan

posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam laporan arus kas atau laporan arus

dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan. Disamping itu, juga termasuk skedul dan

informasinya, informasi keuangan segmen industry dan geografis serta

pengungkapan pengaruh perubahan harga. Adapun tujuan dari laporan keuangan

menurut Kieso Weygant, adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang berguna bagi keputusan kredit dan investasi

2. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penaksiran aliran kas

3. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh

badan usaha dan asal dari pihak siapa sumber itu diperoleh beserta

perubahannya

Bentuk dasar dari laporan keuangan pada umumnya adalah Financial

Statement dan Notes to Financial Statements. Sedangkan bentuk-bentuk laporan

yang lain merupakan bentuk informasi yang tidak kalah pentingnya dan berguna

sebagai tambahan informasi dalam laporan keuangan sehingga diharapkan laporan

tersebut dapat dibaca oleh semua pihak yang membutuhkan.

Pencatatan Akuntansi Tingkat Harga Umum dapatdiklasifikasikan dalam

supplementary information yang berfungsi sebagai laporan tambahan. Laporan ini

tidak dimaksudkan untuk mengganti bentuk dasar laporan keuangan melainkan

hanya berfungsi untuk menambahkan informasi yang tersaji dalam laporan

keuangan.

Page 7: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

7

2.1.2. Karakteristik Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

agar informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat berguan bagi

pemakainya.

Menurut PSAK (1994, P9,10,11,14), terdapat empat karakteristik kualitatif

dalam laporan keuangan, yaitu :

1. Dapat dipahami.

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat dibandingkan

2.2. Inflasi

Inflasi merupakan kecenderungan kenaikan harga barang atau jasa secara umum

yang terjadi secara terus menerus.

Jenis-jenis inflasi, meliputi :

Inflasi menurut penyebabnya menurut Mcconnill dan Stanley (1993, P.139-143), yaitu:

a) Demand pull Inflation,yaitu inflasi yang disebabkan karena kenaikkan daya beli

masyarakat yang melebihi kemampuan dalam menghasilkan barang dan jasa pada

tingkat harga yang berlaku.

b) Cost push or supply-side inflation, yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan biaya

produksi atau factor-faktor produksi.

Pengaruh inflasi terhadap laporan keuangan konvensional

Tingginya tingkat inflasi di Indonesia menyebabkan penggunaan laporan

keuangan konvensional sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi tidak relevan lagi

untuk digunakan. Hal tersebut ditunjang oleh kritik yang dilontarkan oleh Ainun Na’im,

bahwa akuntansi konvensional menterjemahkan tujuan laporan keuangan untuk

mementingkan masalah pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik sumber dana.

Walaupun tujuan itu penting tetapi penyajian informasi keuangan sebenarnya untuk

memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan, yang tidak hanya membutuhkan

informasi biaya historis, tetapi juga mencakup informasi kenaikan dan penurunan nilai

asset, karena adanya perubahan harga, aliran kas, dan informasi yang relevan.

Page 8: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

8

Laporan konvensional merupakan laporan yang didasarkan pada prinsip harga

perolehan atau harga historis yang menganggap bahwa satuan mon eter adalah stabil dan

tidak mengakui adanya perubahan daya beli. Konsep biaya historis memang berguna,

tetapi tidak cukup untuk mengevaluasi keputusan manajemen, karena biaya historis tidak

berkaitan lagi dengan peristiwa sekarang. Biaya perolehan pentingpada saat perolehan

barang atau jasa karena masih merupakan biaya yang berlaku, tetapi menjadi tidak

penting pada waktu yang lain sebab nilai uang pada saat perolehan aktiva sudah berbeda

dengan nilai uang untuk pendapatan periode berlaku.

2.3. Akuntansi Inflasi

2.3.1. Pengertian Akuntansi Inflasi

menurut Ainun Na’im, Akuntansi Inflasi merupakan suatu proses data

akuntansi untuk menghasilkan informasi yang telah mempertimbangkan

perubahan tingkat harga, sehingga informasi yang dihasilkan menunjukkan

ukuran satuan mata uang dengan tingkat harga yang berlaku.

Akuntansi inflasi pada dasarnya merupakan suatu metode yang melakukan

koreksi terhadap laporan keuangan konvensional dan menyatakan kembali

sepenuhnya dalam suatu cara yang memperhitungkan perubahan harga secara

umum. Jadi akuntansi inflasi bukan sebagai pengganti laporan keuangan

konvensional yang telah ada, tetapi akuntansi inflasi sebagai tambahan bagi para

pemakai laporan keuangan, seperti yang telah dikemukakan oleh AAA dalam

supplementary statement No.2, yaitu tentang “price level changes and financial

statements”. Selain itu, pernyataan FASB No.33 menyebutkan bahwa laporan

keuangan yang sudah disesuaikan dengan inflasi ini akan dikeluarkan sebagai

informasi tambahan karena laporan keuangan yang berdasarkan biaya historis

masih berfungsi sebagai laporan keuangan pokok.

Metode yang digunakan dalam akuntansi inflasi ini sama dengan metode

penentuan laba. Penekanan penentuan laba adalah pada nilai laba yang lebih

relevan yang digambarkan oleh laporan keuangan, sedangkan inflasi nilai semua

item yang terdapat dalam laporan keuangan. Untuk menyusun laporan keuangan

pada masa inflasi agar lebih relevan dapat digunakan beberapa metode. Yaitu :

Page 9: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

9

2.3.1.1. General Price Level

Dalam metode ini misalnya metode historical cost disesuiakan dengan

perubahan tingkat harga sehingga pada masa inflasi GPL ini lebih besar

dari pada nilai historical cost.

Keuntungan General Price Level Adjustment, adalah :

a. Dapat menjelaskan pengaruh inflasi pada perusahaan

b. Meningkatkan kegunaan perbandingan laporan antar periode

c. Membantu pemakai laporan menilai arus kas di masa yang akan

datang secara lebih baik

d. Memperbaiki tingkat kepercayaan rasio laporan keuangan yang

dihitung dari angka-angka laporan keuangan yang sudah disesuaikan

Kelemahan General Price Level Adjustment, adalah :

a. Inflasi itu terjadi pada barang yang berbeda dan perusahaan yang

berbeda jadi tidak bisa disamaratakan

b. GPLA tidak bermakna bagi perusahaan

c. Angka yang disesuaikan tidak menggambarkan arus kas

d. Rasio itu adalah indikator mentah

2.3.1.2. Current Cost Accounting

Edgar edward dan Philip bell (1961) merupakan tokoh yang paling

gencar mempromosikan konsep CCA ini. Menurut mereka yang

dibutuhkan oleh manajer adalah bagaimana mereka mengalokasikan

sumber-sumber ekonomi yang ada untuk memaksimalkan laba.

Laba dari current operating adalah kelebihan nilai sekarang dari barang

atau jasa yang dijual dengan harga pokoknya. Sedangkan Realizable cost

saving adalah kenaikan harga pokok dari suatu aktiva yang masih

dimiliki sekarang (dengan harga sekarang). Ini merupakan laba (atau

bisa saja rugi) yang belum direalisasi dari suatu aktiva yang harganya

naik (atau turun) karena perubahan harga, namun barangnya belum

direalisasi atau belum dijual, maka ini disebut saving yang nanti akan

direlisasi. Sebenarnya ini merupakan opportunity gain atau loss apakah

ini dapat dianggap sebagai income atau tidak.

Page 10: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

10

Beberapa bentuk current cost meliputi:

a) Replacement cost, adalah nilai yang diukur saat ini untuk

mendapatkan aktiva baru atau menggantinya dengan kapasitas

produksinya yang sama. Aktiva tetap disajikan menurut nilai

gantinya, nilai bersih setelah digambarkan nilai yang sudah dipakai.

Penyusutan dihitung berdasarkan pada nilai ganti itu. Pada masa

inflasi sering terjadi backlog depreciation atau penyusutan yang

bersaldo negatif. Pada masa ini juga nilai dari replacement value

lebih besar dari general price level. Metode ini dikritik dalam hal :

Subjektivitas penilaian atau taksiran harganya sehingga angka-

angka yang timbul tidak didasarkan pada transaksi yang

sebenarnya

Dalam hal harga suatu aktiva menurun maka penurunan itu akan

menimbulkan pembebanan ke laba rugi

Perubahan harga umum tidak tergambar dalam metode

replacement cost ini, karna hanya untuk aktiva tertentu.

Sukar melakukan perbandingan antar perusahaan yang saling

berbeda

b) Reproduction Cost, adalah istilah lain yang hampir sama dengan

replacement cost, yaitu harga diukur berdasarkan harga sekarang jika

aktiva itu dibuat atai diduplikasi seperti barang yang dimiliki tanpa

melihat perubahan teknologi yang mungkin memengaruhi aktiva

yang dibuat itu.

c) Net Realizable Value, adalah harga atau cost yang diperoleh jika

suatu aktiva dijual sekarang. Namun, harga ini didasarkan pada

prinsip likuidasi bukan prinsip going concern sehingga menyalahi

prinsip akuntansi. NRV merupakan harga jual dikurangi taksiran

biaya penjualan. Pada masa inflasi nilai dari NRV lebih besar dari

replacement cost. Karena manajemen tidak mungkin menjual

barangnya tanpa mengharapkan laba margin general price level.

Penyusutan dihitung berdasarkan perbedaan antara harga jual aktiva

pada awal dibandingkan dengan pada akhir periode.

Page 11: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

11

d) Selling Price, disini nilai yang dipakai adalah harga jual tanpa

dikurangi biaya penjualan sehingga laporan keuangan yang disusun

menurut selling price akan lebih besar daripada NRV dan metode-

metode yang lain.

e) Expected Value, metode ini sangat tergantung pada pengharapan

seseorang jadi bisa lebih besar atau lebih kecil dibanding dengan

metode lain karena expected value ini merupakan gambaran dari

present value kas di masa yang akan dating.

2.3.2. Manfaat Akuntansi Inflasi Bagi Manajemen

Beberapa manfaat yang telah disesuaikan dengan inflasi antara lain:

a. Dapat menciptakan manajemen modal kerja yang lebih efektif

b. Menghasilkan analisa profitabilitas produksi yang lebih realistis

c. Memberikan perhatian yang lebih besar pada harga uang yang lebih besar

d. Manajemen aktiva tetap yang lebih baik

e. Penentuan harga yang lebih baik

f. Meningkatkan kemampuan penaksiran aliran kas dan tingkat pajak dan

dividen yang dibayarkan secara efektif

2.4. General Price Level Accounting

2.4.1. Pengertian GPLA

GPLA atau Akuntansi Tingkat Harga Umum pada dasarnya merupakan

suatu metode penyusunan laporan keuangan yang menyatakan kembali laporan

keuangan biaya historis ke dalam indeks tingkat harga umum. Konsep GPLA

melaporkan akun-akun dalam laporan keuangan dengan nilai mata uang yang

memiliki daya beli relative rendah.

2.4.2. Manfaat dan kelemahan konsep GPLA

Penerapan konsep akuntansi tingkat harga umum memiliki beberapa

manfaat, antara lain:

Page 12: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

12

a) Laporan keuangan yang tidak disesuaikan dengan konsep harga umum akan

menyajikan nilai-nilai dengan tingkat harga atau daya beli yang berbeda-

beda. Konsep harga umum dapat mengatasi masalah ini dengan menyajikan

nilai mata uang yang sama, tidak terpengaruh oleh kenaikan harga umum.

b) Konsep akuntansi atas dasar harga perolehan historis tidak mengukur

pendapatan secara tepat karena merupakan hasil dari proses pertemuan nilai

mata uang yang berbeda. Konsep harga umum dapat mengatasi masalah ini,

sehingga pendapatan dapat dipertemukan dengan biaya secara tepat

c) Konsep harga umum dapat dipertemukan dengan lebih mudah, obyektif dan

dipandang lebih verifiable disbanding konsep lain.

d) Konsep harga umum menyediakan informasi yang relevan terhadap evaluasi

manajemen.

e) Pendekatan harga umum mengeliminasi akibat perubahan harga umum

tanpa mengadakan perubahan untuk membuat struktur akuntansi baru.

f) Pendekatan harga umum dapat mengeliminasi pendekatan yang kurang

sempurna untuk menghilangkan kenaikan harga seperti metode LIFO,

depresiasi terakselerasi, dan lain-lain.

Di samping manfaat dari penggunaan konsep akuntansi tingkat harga

umum, ada pula beberapa kelemahan dari penggunaan akuntansi tingkat harga

umum yang muncul dari adanya pertentangan pendapat para ahli yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a) Konsep harga umum hanya memperhitungkan adanya perubahan harga

secara umum dan tidak memperhitungkan adanya perubahan harga yang

bersifat khusus sehingga adanya laba atau rugi dari pos non-moneter tidak

diakui

b) Akibat dari inflasi yang berbeda-beda antara badan usaha yang satu dengan

badan usaha yang lain, maka badan usaha yang insentif modal akan lebih

terpengaruh oleh inflasi dibandingkan badan usaha yang hanya

menggunakan aktiva jangka pendek.

c) Biaya penerapan konsep harga umum lebih besar dibandingkan dengan

manfaat yang diperoleh.

Page 13: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

13

2.5. Metodologi Penyajian Kembali Laporan Keuangan dengan Konsep GPLA

Metodologi penyajian kembali laporan keuangan dengan konsep GPLA, terdiri

dari beberapa tahap antara lain:

1) Memperoleh laporan keuangan yang disusun berdasarkan harga perolehan historis

2) Menentukan indeks harga umum yang akan digunakan untuk menyesuaikan pos-pos

dalam laporan keuangan konvensional dengan tingkat harga umum yang berlaku pada

saat pelaporan. Angka indeks merupakan suatu indicator yang menunjukkan tingkat

harga suatu barang pada suatu periode atau tahun yang dibandingkan dengan tingkat

harga untuk barang yang sama pada tahun dasar.

3) Mengklasifikasi akun-akun dalam laporan keuangan menurut akun-akun moneter dan

akun-akun non-moneter. Pemisahan akun-akun neraca menjadi akun-akun moneter

dan akun-akun non-moneter dianggap sangat penting karena masing-masing akun

mempunyai sifat dan perlakuan yang berbeda dalam proses penyesuaian nilai akun-

akun di laporan keuangan berdasarkan GPLA

4) Akun moneter merupakan akun-akun dalam laporan keuangan yang tidak terpengaruh

oleh perubahan tingkat harga umum karena nilainya ditentukan oleh kontrak.

Karenanya, pos-pos moneter tidak perlu disesuaikan karena mempunyai nilai mata

uang yang tetap dan sudah termasuk dalam daya beli saat ini. Akan tetapi, laba rugi

yang timbul karena perubahan daya beli harus dihitung untuk akun-akun moneter.

5) Akun non-moneter merupakan akun-akun dalam laporan keuangan yang nilainya

terpengaruh oleh perubahan tingkat harga yang terjadi dan harus dinyatakan kembali

menurut harga rupiah pada saat pelaporan keuangan

6) Menyesuaikan akun-akun non-moneter dengan factor konversi indeks harga, untuk

menyatakan kembali nilai akun-akun tersebut berdasarkan nilaiuang menurut harga

yang berlaku sekarang.

7) Menghitung laba atau rugi yang timbul karena memiliki akun-akun moneter, prosedur

yang ditempuh dalam menghitung laba rugi harga umum mata uang melalui langkah

sebagai berikut:

a. Menghitung posisi aktiva moneter netto pada awal periode

Page 14: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

14

b. Menyarankan kembali aktiva moneter netto pada awal periode menurut harga

mata uang pada akhir periode

c. Menyatakan kembali penerimaan-penerimaan yang bersifat moneter selama satu

periode menurut harga mata uang pada akhir periode

d. Menyatakan kembali semua pembayaran harga mata uang pada akhir periode

e. Menambahkan hasil tahap-tahap dengan hasil nomor 3 kemudian mengurangi

hasil pertambahan ini dengan hasil nomor 4. Hasilnya adalah aktiva moneter netto

pada akhir periode menurut nilai mata uang konstan pada akhir periode.

f. Membandingkan hasil nomor 5 dengan saldo aktiva moneter netto menurut

laporan keuangan akhir periode yang dihitung atas dasar historical cost apabila

aktiva moneter netto menurut GPLA lebih besar dibanding aktiva moneter netto

menurut historical cost, maka GPLA lebih rendah daripada aktiva moneter netto

menurut historical cost, maka terjadi rugi

2.6. Pemisahan antara Akun-Akun Moneter dan Non Moneter

Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa yang termasuk dalam akun-akun

moneter adalah akun-akun dalam laporan keuangan yang tidak terpengaruh oleh

perubahan tingkat harga umum karena nilainya ditentukan oleh kontrak. Sedangkan yang

termasuk dalam akun-akun non moneter adalah akun-akun dalam laporan keuangan yang

nilainya terpengaruh oleh perubahan tingkat harga yang terjadi dan harus dinyatakan

kembali menurut harga rupiah pada saat pelaporan keuangan

2.7. Penerapan Akuntansi Tingkat Harga Umum sebagai Informasi Tambahan

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk mengetahui

keadaan atau situasi badan usaha dan perdasarkan laporan keuangan ini maka para

pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang berguna bagi kelangsungan

hidup badan usaha. Akan tetapi, dalam periode dimana harga-harga mengalami

perubahan dengan epatnya maka laporan keuangan biaya historis kurang mampu

membantu para pengambil keputusan, bahkan dapat menimbulkan gambaran yang keliru

pada hasil dari laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena biaya historis menggunakan

pencatatan dengan berdasarkan harga perolehan di masa lampau sedangkan nilai uang

Page 15: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

15

terus berubah sehingga laporan keuangan tidak menunjukkan keadaan atau kondisi yang

sesungguhnya dari suatu badan usaha.

Metode akuntansi tingkat harga umum tidak dimaksudkan untuk mengganti

prinsip biaya historis. Metode ini bertujuan menunjukkan akibat perubahan terhadap

posisi dan hasil usaha dari badan usaha dan disajikan sebagai informasi tambahan

terhadap laporan keuangan yang disusun atas dasar prinsip biaya historis seperti yang

dikemukakan oleh AAA dalam Supplementary Statement no.2

Dengan adanya akuntansi tingkat harga umum sebagai informasi tambahan

maka pihak manajemen badan usaha dapat melakukan perbandingan terhadap kemajuan

badan usaha antar periode karena unit moneter yang tercantum dalam laporan keuangan

mempunyai ukuran satuan daya beli uang yang sama.

Page 16: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

16

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian yang telah kami jelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan GPLA atau Akuntansi Tingkat Harga Umum pada dasarnya merupakan

suatu metode penyusunan laporan keuangan yang menyatakan kembali laporan keuangan

biaya historis ke dalam indeks tingkat harga umum. Konsep GPLA melaporkan akun-

akun dalam laporan keuangan dengan nilai mata uang yang memiliki daya beli relative

rendah.

Metodologi penyajian kembali laporan keuangan dengan konsep GPLA, terdiri

dari beberapa tahap antara lain: Memperoleh laporan keuangan yang disusun berdasarkan

harga perolehan historis, menentukan indeks harga umum yang akan digunakan,

mengklasifikasi akun-akun dalam laporan keuangan menurut akun-akun moneter dan

akun-akun non-moneter, akun moneter merupakan akun-akun dalam laporan keuangan

yang tidak terpengaruh oleh perubahan tingkat harga umum karena nilainya ditentukan

oleh kontrak, akun non-moneter merupakan akun-akun dalam laporan keuangan yang

nilainya terpengaruh oleh perubahan tingkat harga yang terjadi dan harus dinyatakan

kembali menurut harga rupiah pada saat pelaporan keuangan, menyesuaikan akun-akun

non-moneter dengan factor konversi indeks harga, dan menghitung laba atau rugi yang

timbul karena memiliki akun-akun moneter.

Page 17: Sistem Penilaian Pendekatan GPLA

17

DAFTAR PUSTAKA

Harahap Syafri Sofyan. 2008. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta. PT. RajaGrafindo

Persada.

http : // 4putciput.weebly.com