sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

14
Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 13 SISTEM PENGENDALIAN LAMPU PADA PENYEWAAN LAPANGAN BULUTANGKIS INDOOR Kuat Rahardjo T.S 1 ; Yanto 2 ; Zulman 3 ; Dina Octarina 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480 [email protected] ABSTRACT In an indoor badminton stadium, lighting is important for players to be able to play well. Generally, indoor badminton stadium uses switches to turn on or off the lights manually. The disadvantages of using switches are damages to the bulb are not known to the staff and lights are on without players therefore wasting electricity. For this purpose, a bulb controller system using a Personal Computer is needed, so that the staff knows which bulbs are not on and also turning off bulb when rental time is over. This research aims to design a light bulb control system in an indoor badminton stadium comprising of a personal computer for data input and light bulb monitoring, control unit that functions to turn on and off light bulbs according to instructions from PC, also to inform the status of light bulbs obtained from each sensor on every light bulb to the PC through serial communications using RS-232. From the result of design and assembly, it was found 1. Sensor can detect light; 2. Turning off lights are in accordance with the time of rental; 3. Serial communication still can run well at a distance of 12m; 4. Maximum distance between the control units with stadium is 25m. Keywords: light control, control unit, sensor, RS-232 ABSTRAK Pada lapangan bulutangkis indoor sangat dibutuhkan lampu penerangan, agar pemain dapat bermain dengan baik. Umumnya lapangan bulutangkis indoor menggunakan saklar untuk menyalakan dan memadamkan lampu secara manual. Kekurangan penggunaan saklar antara lain adalah kerusakan lampu di lapangan tidak diketahui oleh petugas, dan lampu menyala tanpa ada pemain sehingga memboroskan listrik. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pengendali lampu yang dilakukan menggunakan Personal Computer, sehingga petugas dapat mengetahui lampu yang tidak menyala pada suatu lapangan, serta memadamkan lampu jika waktu penyewaan telah habis. Penelitian ini merancang suatu sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis indoor yang terdiri dari personal computer yang berfungsi untuk memasukan data dan monitoring lampu, kontrol unit yang berfungsi untuk menyalakan / memadamkan lampu sesuai dengan perintah dari PC dan memberitahukan status lampu yang diperoleh dari masing-masing sensor pada setiap lampu pada PC melalui komunikasi serial RS-232. Dari hasil perancangan dan perakitan, didapatkan 1. Sensor dapat mendeteksi lampu; 2. Pemadaman lampu telah sesuai dengan waktu penyewaan; 3. Komunikasi serial masih dapat berjalan dengan baik pada jarak 12m; 4. Jarak maksimal antara kontrol unit dengan lapangan adalah 25m. (DYZ) Kata kunci: sistem, pengendalian, PC, lampu, kontrol unit, sensor, RS-232

Transcript of sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Page 1: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 13

SISTEM PENGENDALIAN LAMPU PADA PENYEWAAN LAPANGAN BULUTANGKIS INDOOR

Kuat Rahardjo T.S1; Yanto2; Zulman3; Dina Octarina4

1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat 11480

[email protected]

ABSTRACT

In an indoor badminton stadium, lighting is important for players to be able to play well. Generally, indoor badminton stadium uses switches to turn on or off the lights manually. The disadvantages of using switches are damages to the bulb are not known to the staff and lights are on without players therefore wasting electricity. For this purpose, a bulb controller system using a Personal Computer is needed, so that the staff knows which bulbs are not on and also turning off bulb when rental time is over. This research aims to design a light bulb control system in an indoor badminton stadium comprising of a personal computer for data input and light bulb monitoring, control unit that functions to turn on and off light bulbs according to instructions from PC, also to inform the status of light bulbs obtained from each sensor on every light bulb to the PC through serial communications using RS-232. From the result of design and assembly, it was found 1. Sensor can detect light; 2. Turning off lights are in accordance with the time of rental; 3. Serial communication still can run well at a distance of 12m; 4. Maximum distance between the control units with stadium is 25m. Keywords: light control, control unit, sensor, RS-232

ABSTRAK

Pada lapangan bulutangkis indoor sangat dibutuhkan lampu penerangan, agar pemain dapat bermain dengan baik. Umumnya lapangan bulutangkis indoor menggunakan saklar untuk menyalakan dan memadamkan lampu secara manual. Kekurangan penggunaan saklar antara lain adalah kerusakan lampu di lapangan tidak diketahui oleh petugas, dan lampu menyala tanpa ada pemain sehingga memboroskan listrik. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pengendali lampu yang dilakukan menggunakan Personal Computer, sehingga petugas dapat mengetahui lampu yang tidak menyala pada suatu lapangan, serta memadamkan lampu jika waktu penyewaan telah habis. Penelitian ini merancang suatu sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis indoor yang terdiri dari personal computer yang berfungsi untuk memasukan data dan monitoring lampu, kontrol unit yang berfungsi untuk menyalakan / memadamkan lampu sesuai dengan perintah dari PC dan memberitahukan status lampu yang diperoleh dari masing-masing sensor pada setiap lampu pada PC melalui komunikasi serial RS-232. Dari hasil perancangan dan perakitan, didapatkan 1. Sensor dapat mendeteksi lampu; 2. Pemadaman lampu telah sesuai dengan waktu penyewaan; 3. Komunikasi serial masih dapat berjalan dengan baik pada jarak 12m; 4. Jarak maksimal antara kontrol unit dengan lapangan adalah 25m. (DYZ) Kata kunci: sistem, pengendalian, PC, lampu, kontrol unit, sensor, RS-232

Page 2: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

14 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

PENDAHULUAN

Pada lapangan bulutangkis indoor yang ada, sangat penting dalam memanfaatkan cahaya untuk menerangi lapangan jika ada yang ingin bermain. Tetapi tidak mungkin dalam lapangan tersebut lampu dinyalakan secara terus menerus, karena menyebabkan pemborosan energi. Oleh karena itu digunakan saklar untuk pengendalian lampu. Kelemahan dari sistem ini antara lain operator lalai dalam memadamkan lampu dimana waktu penyewaan telah berakhir. Operator tidak mengetahui apabila ada lampu yang rusak ketika lapangan sedang di sewakan.

Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat otomatisasi dalam berbagai bidang menjadi suatu kebutuhan. Dengan otomatisasi, maka efisiensi semakin meningkat serta mengurangi terjadinya kesalahan yang disebabkan oleh kelalaian manusia. Dengan melihat masalah di atas, maka dirancang sistem yang menggunakan teknologi otomatisasi untuk mengatasi masalah – masalah diatas.

Oleh karena itu layaklah dilakukan penelitian lebih lanjut dalam pembuatan Sistem Pengendalian Lampu Pada Penyewaan Lapangan Bulutangkis Indoor.

RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

Pada sistem yang dibuat akan dibahas mengenai teori lapangan bulutangkis, cara permainan bulutangkis, mikrokontroller yang menggunakan AT89S52, Komunikasi Serial (RS-232), Relay, Sensor Cahaya (LDR), dan Piranti Lunak Visual Basic. Berikut ini adalah penjelasannya. Ukuran pada lapangan bulutangkis memiliki panjang 13.4m dan lebar 6.1m. Dimana didalam lapangan tersebut terdapat wilayah servis sebelah kanan dan wilayah servis sebelah kiri. Gambar 1 berikut adalah gambar lapangan bulutangkis.

Gambar 1 Lapangan Bulutangkis

Page 3: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 15

Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah shuttle cock menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasan tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis mencetak skor satu poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, maka poin akan dicetak oleh mereka dan akan ada pergantian penyervis. Permainan di awali dengan menyervis dari wilayah servis sebelah kanan.

Mikrokontroller yang digunakan untuk sistem ini adalah AT89S52. Dimana AT89S52 ini

memiliki 8kbyte flash yang dapat di program dan ROM yang dapat di hapus (EPROM). Pada AT89S52 ini juga memiliki blok diagram seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.

EXTERNAL

INTERRUPTS

INTERRUPTCONTROL

ROM

CPU

OSC BUSCONTROL 4 I/O PORTS

P0 P1 P2 P3ADDRESS/DATA

SERIALPORT

TIMER 1

TIMER 0 COUNTERINPUTS

128 BYTESRAM

TX RX

Gambar 2 Blok Diagram inti dari AT89S52

Pada AT89S52 memiliki memori program untuk menyimpan seluruh instruksi interupsi yang ada. Gambar 3 dibawah menjelaskan mengenai instruksi tersebut.

Gambar 3 Memori Program

Page 4: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

16 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

Pada gambar 3 diatas kita ketahui bahwa alamat dari 0000H sampai 0033H akan diisi dengan interupsi – interupsi dari luar yang akan masuk ke dalam mikrokontroler. Sehingga program yang akan ditulis harus berada pada memori diatas 0033H. Pada sistem yang dibuat, digunakan interupsi serial yang terdapat pada alamat 0023H. Dalam penulisan koding, kapasitas maksimal hanya boleh ditulis sebanyak 8 byte. Tetapi apabila koding yang ingin di tulis dalam interupsi serial melebihi 8 byte, maka alamat harus dirubah terlebih dahulu, menuju ke alamat tempat koding yang sebenarnya berada. Pada saat terjadi reset, maka alamat akan dimulai dari 0000H lagi.

Dalam mikrokontroler terdapat beberapa mode dalam pengalamatan memori. Mode – mode tersebut adalah mode pengalamatan langsung, mode pengalamatan tak-langsung, mode pengalamatan instruksi – instruksi register, mode pengalamatan instruksi – instruksi register khusus, mode pengalamatan konstanta langsung, dan mode pengalamatan terindeks. Mode-mode tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

1. Mode pengalamatan langsung, pada mode ini hanya RAM data internal dan SFR saja yang bisa diakses secara langsung. Contoh dari mode ini adalah Mov A,7FH. Setelah perintah ini dijalankan maka nilai dari A akan bernilai data yang terdapat pada alamat 7FH. Misal data yang berada pada nilai 7FH adalah 88H, maka nilai dari A akan berubah menjadi 88H.

2. Mode pengalamatan tak langsung, pada mode ini baik RAM internal maupun eksternal dapat diakses secara tak-langsung. Contoh dari pengalamatan Tak-Langsung adalah MOV A,@R0 Artinya adalah diambil nilai yang ada di dalam R0 kemudian nilai tersebut akan dijadikan sebagai alamat yang akan diambil nilainya. Misal nilai R0 adalah 77h dan nilai yang ada pada alamat 77h adalah 99h, maka setelah perintah di jalankan maka nilai A akan menjadi 99h.

3. Mode pengalamatan instruksi – instruksi register, pada mode ini yang dapat dialamatkan hanya berupa register R0 – R7. Contoh dari pengalamatan register adalah MOV A, R7 Jika nilai R7 adalah 89h maka setelah perintah dijalankan nilai A akan menjadi 89h.

4. Mode pengalamatan instruksi – instruksi register khusus, pada mode ini tidak diperlukan alamat byte untuk menunjuk ke dalam instruksi tersebut. Misalnya, suatu instruksi yang hanya bekerja pada akumulator saja, sehingga tidak memerlukan alamat byte untuk menunjuk ke akumulator tersebut.

5. Mode pengalamatan konstanta langsung, pada mode ini Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan op_kode dalam memori program. Misalnya intruksi : MOV A,#100 yang akan menyimpan konstanta 100 (desimal) ke dalam akumulator. Bilangan yang sama tersebut bisa juga dituliskan dalam format heksa sebagai 64h ( MOV A,#64h ). Contoh dari pengalamatan langsung adalah Mov A,#88h Maka setelah perintah dijalankan nilai A akan langsung memiliki nilai 88h.

6. Mode pengalamatan terindeks, pada mode ini ditunjukan untuk membaca Look-up tables yang tersimpan dalam memori program ( data yang menyatu dengan program ). Sebuah register dasar 16-bit (bisa DPTR atau Pencacah Program atau Program Counter ) menunjukan ke awal atau dasar tabel dan akumulator di-set dengan angka indeks tabel yang akan diakses. Alamat dari entri tabel dalam memori program dibentuk dengan menjumlahkan data akumulator dengan penunjuk awal tabel.

Selain mode-mode pengalamatan, terdapat pula instruksi – instruksi yang digunakan dalam

mikrokontroler. Instruksi – instruksi tersebut adalah, 1. Instruksi pemindahan data, dimana pada instruksi terdapat 2 macam instruksi, yakni:

o Instruksi Perpindahan data dari dan ke memori dan register, pada instruksi ini digunakan instruksi MOV. Perintah mov digunakan untuk memindahkan sumber data ke tujuan data.

Page 5: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 17

o Instruksi perpindahan data untuk stack, pada instruksi ini digunakan perintah Push dan Pop. Perintah push digunakan untuk menyimpan nilai register (16-bit) ke dalam stack. Sedangkan perintah pop digunakan untuk mengambil nilai register (16-bit) yang ada dalam stack.

2. Instruksi – instruksi lompat Pada instruksi lompat ini terdapat 2 perbedaan yaitu instruksi bersyarat dan instruksi tak bersyarat. - Pada instruksi tak bersyarat terdapat 3 macam instruksi yang ada. Yaitu,

SJMP,AJMP dan LJMP. Perincian dari ketiga instruksi akan dibahas di bawah ini. o SJMP ( Short Jump ), pada instruksi ini memiliki panjang sebesar 2byte, dan

maksimal jarak lompatan adalah 256 byte. o LJMP ( Long Jump ), pada instruksi ini memiliki panjang sebesar 3 byte dan

maksimal jarak lompatan adalah 64Kbyte. o AJMP ( Absolute Jump ), pada instruksi ini memiliki panjang sebesar 2 byte

dan maksimal jarak lompatan 2Kbyte. - Pada instruksi bersyarat terdapat 9 macam instruksi yang ada. Yaitu :

o JZ ( Jump if Zero ), pada instruksi ini lompatan baru akan terjadi apabila register bernilai 0

o JNZ ( Jump if Not Zero ), pada instruksi ini lompatan baru akan terjadi apabila register tidak bernilai 1.

o JC ( Jump on Carry ), instruksi ini akan langsung mengecek status carry yang terdapat pada PSW, kemudian instruksi ini baru akan dilakukan atau akan lompat jika carry flag benilai 1.

o JNC ( Jump on Not Carry ), instruksi ini juga akan mengecek status carry, dan akan lompat jika carry flag bernilai 0.

o JB ( Jump on Bit Set ), instruksi ini akan lompat apabila register bernilai 1. o JNB ( Jump on Not Bit Set ), instruksi ini akan lompat apabila register tidak

bernilai 1 o JBC ( Jump on Bit Set Then Clear Bit ), instruksi akan lompat apabila register

bernilai 1 dan akan secara otomatis di nol kan nilai yang ada pada register. o DJNZ ( Decrement and Jump if Not Zero ), instruksi akan mengurangi nilai

register dengan 1, dan akan selalu lompat apabila register belum bernilai 0 o CJNE ( Compare and Jump if Not Equal ), instruksi ini akan membandingkan

register dengan nilai yang telah di tetapkan atau membandingkan 2 register dan akan selalu lompat apabila belum sama dengan yang dibandingkan.

Selain menggunakan mikrokontroler, pada sistem yang dibuat juga menggunakan RS-232

atau protokol komunikasi serial yang berfungsi untuk merubah level tegangan serial dari sistem minimum ke PC. Maksud dari pernyataan tersebut adalah pada PC jika berlogik HIGH maka akan mengirimkan tegangan -12V sedangkan untuk logik LOW mengirimkan tegangan sebesar 12 V, sedangkan pada sistem minimum akan mengirimkan logic HIGH sebesar 5V dan logik LOW sebesar 0V. Apabila tidak di rubah, maka akan terjadi kesalahan saat PC ingin mengirim logic HIGH maupun LOW pada sistem minimum dan begitu pula sebaliknya. Karena PC menganggap bahwa logic -12 V adalah HIGH sedangkan sistem minimum akan menganggap logik LOW.

Terdapat standar dalam RS-232 ( EIA ) yang mendefinisikan mengenai (1) Karakteristik

sinyal elektronik seperti level tegangan listrik, nilai sinyal, penjadwalan waktu, level maksimum dari tegangan listrik, sifat dari rangkaian pendek, nilai maksimum dari kapasitansi dan panjang kabel; (2) Karakteristik mekanik yang saling berhubungan. konektor dan identifikasi pin; dan (3) Fungsi dari setiap rangkaian dari konektor yang saling berhubungan. Berikut adalah tabel spesifikasi untuk RS-232:

Page 6: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

18 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

Tabel 1 Spesifikasi RS-232

Spesifikasi RS 232 Operation Mode Single ended Total Driver and receiver (On one Line)

1 driver 1 receiver

Panjang Maksimum kabel 50 FT Jumlah maksimum data 20 Kbps Nilai tegangan maksimum driver +/- 25V Slew Rate ( Max ) 30 V/us Jarak tegangan penerima input +/- 15 V

Sensivitas penerima input +/- 3 V Hambatan penerima input 3k to 7k

Untuk menghidupkan lampu pada lapangan, diperlukan relay untuk mengendalikan lampu.

Relay adalah switch elektrik yang dapat membuka dan menutup dibawah kendali komponen elektronik yang lain. Switch yang sebenarnya hanya dapat dioperasikan dengan menggunakan elektromagnet untuk membuka dan menutup. Untuk menjalakan relay ini terdapat 2 cara, yaitu – Normally Open, pada cara ini ketika relay mendapat tegangan maka relay akan

menghubungkan semua rangkaian yang terhubung dengan relay. Dan akan terputus apabila relay tidak mendapatkan tegangan.

- Normally Close, pada cara ini merupakan kebalikan dari Normally Open. Karena semua rangkaian yang terhubung dengan relay akan terputus apabila relay sedang mendapat tegangan, sedangkan rangkaian akan terhubung apabila relay sedang dalam keadaan tidak mendapatkan tegangan

Dalam sistem yang dibuat juga dilengkapi dengan sensor cahaya. Sensor cahaya yang

digunakan adalah LDR ( Light Dependent Resistor ). LDR adalah salah satu jenis resistor yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Maksudnya adalah LDR akan memiliki nilai hambatan yang sangat besar apabila tidak ada cahaya yang mengenai LDR. Begitu pula sebaliknya. Apabila LDR terkena cahaya, maka nilai hambatannya akan menjadi sangat kecil. Selain komponen diatas, pada sistem ini juga digunakan piranti lunak berupa program Visual Basic 6.0, yang merupakan suatu bahasa pemrograman yang bersifat object oriented. Jendela kerja pada Visual Basic dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Jendela Kerja Pada Visual Basic

Page 7: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 19

Garis besar perancangan sistem yang di buat dapat dilihat dari blok diagram di bawah ini.

Gambar 5 Blok Diagram Sistem

Dari blok diagram diatas menjelaskan, pertama-tama komputer akan berkomunikasi dengan kontrol unit. Setelah kontrol unit mendapat instruksi menghidupkan lampu dari komputer, maka kontrol unit akan menghidupkan lampu di lapangan sesuai dengan yang diinstruksikan oleh komputer. Lampu yang telah dinyalakan akan dideteksi oleh sensor, yang nantinya sensor akan mengirimkan status menyala atau tidak menyala kepada kontrol unit kemudian status tersebut akan dikirimkan ke komputer. Dan kemudian status tersebut akan ditampilkan di komputer. Setelah lampu di lapangan menyala semua, maka dilakukan transaksi pembayaran dan komputer akan memerintahkan printer untuk mencetak struk.Apabila sistem terjadi kegagalan, maka sistem manual dapat diaktifkan, dengan cara mematikan modul sistem minimum.

Pada modul kontrol unit menggunakan IC AT89S52 yang terhubung dengan 3 rangkaian.

Ketiga rangkaian tersebut adalah rangkaian reset, rangkaian pembangkit pulsa clock dan rangkaian serial RS-232. Berikut penjelasan mengenai ketiga rangkaian tersebut. Rangkaian reset ini berguna

Page 8: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

20 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

untuk mereset seluruh isi register dan port yang terdapat pada AT89S52. Dibawah ini gambar rangkaian reset.

Gambar 6 Rangkaian Reset

Rangkaian pembangkit pulsa clock berguna untuk menggetarkan clock yang berada di dalam AT89S52. Dibawah ini gambar rangkaian pembangkit pulsa clock.

Gambar 7 Rangkaian Pembangkit Pulsa Clock

Rangkaian serial RS-232 berguna sebagai penghubung serial antara kontrol unit dan komputer (PC), yang baik saat transmit dan receive akan diatur oleh komputer (PC) dengan bantuan piranti lunak Visual Basic.

Pada Modul sensor digunakan sensor cahaya (LDR). Sensor ini akan dipasangkan pada

setiap lampu di masing-masing lapangan. Kemudian output dari modul sensor ini akan menjadi input gerbang AND sehingga kontrol unit akan mengetahui lapangan mana yang lampunya mengalami kegagalan melalui 1 pin AT89S52. Dibawah ini gambar rangkaian modul sensor.

Page 9: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 21

Gambar 8 Modul Sensor

Pada modul driver relay digunakan relay Omron MY2NJ dan optoisolator. Guna optoisolator adalah untuk mengisolasi beban 5V dan beban 24V dapat dikatakan sebagai pelindung. Sedangkan relay adalah saklar elektromagnetik yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan aliran arus listrik. Dibawah ini gambar rangkaian modul driver relay.

Gambar 9 Modul Driver Relay

Sistem yang dirancang merupakan pengabungan dari seluruh rangkaian diatas. Berikut ini

gambar keseluruhan rangkaian dari sistem tersebut dan rancang bangun alat yang dibuat.

Page 10: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

22 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

Gambar 10 Rangkaian Sistem Pengendalian Lampu Lapangan Bulutangkis

Gambar 11 Modul Kontrol Unit

Gambar 12 Modul Sensor

Page 11: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 23

Dalam menyalakan, memadamkan dan pengambilan status lampu pada sistem ini, dibutuhkan kesepakatan format data antara PC dan MCS. Berikut adalah format pengiriman data yang telah disepakati.

Tabel 2 Format Pengiriman Data dari PC – MCS

Format Pengiriman Data dari PC – MCS

Untuk Menyalakan Lampu

Lapangan 1 (6 Lampu) 01h Lapangan 2 (6 Lampu) 02h Lapangan 3 (6 Lampu) 03h Lapangan 4 (6 Lampu) 04h Lapangan 5 (6 Lampu) 05h Lapangan 6 (6 Lampu) 06h Lapangan 7 (6 Lampu) 07h Lapangan 8 (6 Lampu) 08h

Format Pengiriman Data dari PC - MCS

Untuk Memadamkan Lampu

Lapangan 1 (3Lampu) 11h Lapangan 1 (3Lampu) 21h Lapangan 2 (3Lampu) 12h Lapangan 2 (3Lampu) 22h Lapangan 3 (3Lampu) 13h Lapangan 3 (3Lampu) 23h Lapangan 4 (3Lampu) 14h Lapangan 4 (3Lampu) 24h Lapangan 5 (3Lampu) 15h Lapangan 5 (3Lampu) 25h Lapangan 6 (3Lampu) 16h Lapangan 6 (3Lampu) 26h Lapangan 7 (3Lampu) 17h Lapangan 7 (3Lampu) 27h Lapangan 8 (3Lampu) 18h Lapangan 8 (3Lampu) 28h

Format Pengiriman Data dari PC - MCS

Untuk Cek Status Lampu

Lapangan 1 31h

Lapangan 2 32h

Lapangan 3 33h

Lapangan 4 34h

Page 12: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

24 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

Lapangan 5 35h

Lapangan 6 36h

Lapangan 7 37h

Lapangan 8 38h

Tabel 3 Format Pengiriman Data dari MCS – PC

Format Pengiriman Data dari MCS-PC Untuk Status ON

Lapangan 1 01h Lapangan 2 03h Lapangan 3 05h Lapangan 4 07h Lapangan 5 09h Lapangan 6 0Bh Lapangan 7 0Dh Lapangan 8 0Fh

Format Pengiriman Data dari MCS-PC

Untuk Status OFF Lapangan 1 02h Lapangan 2 04h Lapangan 3 06h Lapangan 4 08h Lapangan 5 0Ah Lapangan 6 0Ch Lapangan 7 0Eh Lapangan 8 10h

Dalam sistem ini, AT89S52 di program agar selalu menunggu data dari PC. Berikut adalah diagram alir dari AT89S52.

Diagram alir pada gambar 14 akan menjelaskan secara garis besar pengendalian yang dilakukan Visual Basic. Proses diagram ini akan berjalan saat program Visual Basic yang telah dibuat dijalankan.

Sistem ini terdiri dari 6 buah sensor cahaya untuk tiap lapangan, sensor cahaya sebagai pendeteksi apakah ada lampu yang tidak menyala di lapangan. Ke-6 sensor tersebut masing – masing diletakkan pada tiap-tiap lampu. Dalam percobaan nantinya posisi tiap sensor dapat berubah menyesuaikan peletakan lampunya. Pada kenyataannya alat yang telah dibuat akan diletakan pada lapangan bulutangkis yang terhubung seperti gambar dibawah ini.

Page 13: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

Sistem Pengendalian Lampu… (Kuat Rahardjo T.S.; dkk) 25

Gambar 13 Diagram Alir Mikrokontroler

Gambar 14 Diagram Alir Visual Basic

Page 14: sistem pengendalian lampu pada penyewaan lapangan bulutangkis ...

26 Jurnal Teknik Komputer Vol. 17 No.1 Februari 2009: 13 - 26

NET

LAMPU1

LAMPU2

LAMPU3

LAMPU4

LAMPU5

LAMPU6

Kontrol Unit

GERBANG AND

Gambar 15 Implementasi sistem untuk 1 lapangan

Dari evaluasi sistem yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sistem yang dirancang telah berjalan dengan sempurna dengan hasil antara lain: (1) Respon sensor terhadap cahaya sudah sesuai yang diharapkan, dengan tegangan Logik HIGH memiliki rata-rata 4.89V dan Logic LOW memiliki rata-rata 0.33V; (2) Ketepatan waktu dalam memadamkan lampu pada setiap komputer yang memiliki prosesor yang berbeda telah berjalan sesuai dengan lama penyewaan; (3) Jarak sensor dengan kontrol unit sebesar 25m tidak menurunkan nilai tegangan. Pengiriman data status jika dalam logic HIGH sebesar 2.75V sedangkan untuk logic LOW bernilai 0.5V; dan (4) IC MAX-232 masih dapat berjalan dengan baik pada jarak 12m.

DAFTAR PUSTAKA

Kusumo, S. (2000) Buku Latihan Microsoft Visual Basic 6.0. Jakarta: Elex Media Komputindo Putra, A. (2006) Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan Aplikasi. Edisi ke 2,

Yogyakarta: Gaya Media.