SISTEM PENGATURAN PADA LAMPU PENERANGAN JALAN DENGAN SISTEM KONTROL ON (2).doc
-
Upload
agusraharja -
Category
Documents
-
view
55 -
download
14
Transcript of SISTEM PENGATURAN PADA LAMPU PENERANGAN JALAN DENGAN SISTEM KONTROL ON (2).doc
SISTEM PENGATURAN PADA LAMPU PENERANGAN JALAN
DENGAN SISTEM KONTROL ON/OFF SENSOR LDR
1. Proses Kerja Lampu Penerangan Jalan
Adapun cara kerja dari lampu penerang jalan raya otomatis adalah pertama-
tama sensor LDR (Light Dependent Resistor) akan menerima intensitas cahaya
dari lingkungan (jalan raya), dimana sensor LDR bekerja dengan cara mengubah
cahaya menjadi energi listrik. Ketika menerima cahaya dengan intensitas cahaya
yang tinggi maka resistansi LDR akan semakin kecil sehingga arus yang mengalir
semakin besar. Begitu pula sebaliknya, ketika menerima cahaya dengan intensitas
cahaya yang kecil maka resistansi LDR akan semakin besar sehingga arus yang
mengalir semakin kecil. Hasil dari pembacaan sensor LDR akan menjadi input
pada mikrokontroller, selanjutnya berdasarkan input tersebut mikrokontroller akan
memberikan perintah ke driver lampu (switch) untuk mengatur intensitas cahaya
lampu baik menerangkan, meredupkan ataupun mematikan lampu. Selanjutnya
intensitas cahaya hasil dari lampu kembali diterima oleh sensor LDR sebagai
feddback ke mikrokontroller.
Ketika sensor LDR menerima cahaya dengan intensitas kurang dari
intensitas standar (50 lux) maka mikrokontroller akan memberikan perintah ke
driver lampu (switch) agar membuat nyala lampu menjadi lebih terang (intensitas
cahaya semakin besar). Begitu pula ketika sensor LDR menerima cahaya dengan
intensitas lebih dari intensitas standar (50 lux) maka mikrokontroller akan
memberikan perintah ke driver lampu (switch) agar membuat nyala lampu
menjadi lebih redup ataupun mematikan lampu (intensitas cahaya semakin kecil).
Sehingga intensitas cahaya pada jalan terutama pada saat malam hari tetap sesuai
dengan sesuai standar yaitu sebesar 50 lux.
2. Skema Sistem Kontrol Lampu Penerangan Jalan
A. Input
Input yang digunakan dalam sistem kendali lampu penerangan jalan
adalah sensor LDR ( Light Dependent Resistor) yang terbuat dari bahan
semikonduktor Cadmium Selenoide atau Cadmium Sulfide. Kedua bahan ini
mempunyai respon yang lamban terhadap perubahan intensitas cahaya. Dengan
bahan ini energi dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang
dilepas atau arus listrik meningkat, sehingga resistansi bahan telah mengalami
penurunan. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas
cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap
resistansi LDR sekitar 10 MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1 KΩ atau
kurang.
Sebuah LDR yang dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan
cahaya tertentu ke dalam kondisi yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada kondisi gelap
tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di kegelapan
setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan suatu ukuran
praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis
dalam K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik (selama
20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih
tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang yang
memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai
dengan level cahaya 400 lux.
B. Kontrol
Kontrol yang digunakan dalam sistem kendali lampu penerangan jalan
adalah mikrokontroller AtMega8. AVR merupakan seri Mikrokontroller CMOS
8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer).
Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR mempunyai 32
register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode compare, interrupt
internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog Timer, dam mode
power saving. Beberapa diantaranya mempunyai ADC dan PWM internal. AVR
juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan
memori program untuk deprogram ulang dalam system menggunakan hubungan
serial SPI. ATmega8 memiliki kapasitas EEPROM 512 bytes dan kapasitas
FLASH 8K bytes dan memiliki 28 pin yang masing-masing memiliki fungsi
berbeda-beda baik sebagai port maupun fungsi yang lain.
C. Aktuator
Aktuator pada sistem ini adalah rangkaian driver disini yaitu rangkaian
driver dengan menggunakan transistor. Keluaran PWM dari mikrokontroler dari
port OC akan masuk terlebih dahulu pada rangkaian driver ini. Transistor disini
digunakan sebagai switching untuk mengontrol terang redupnya lampu LED.
Untuk dapat mendriver lampu LED yang berjumlah 175 buah ini diperlukan
beberapa penguatan transistor.
Penggunaan switch atau saklar diperlukan sebagai masukan dari sistem
close loop, dimana sistem terdapat set point. Penggunaan limit switch dipakai
untuk menghasilkan suatu hitungan yang dijadikan sebagai set point. Keluaran set
point ini akan masuk dalam PORT External Interrupt 1 pada mikrokontroler.
Adapun rangkaian limit switch seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
D. Plant
Plant yang digunakan pada sistem kendali penerangan lampu jalan
adalah LED (Light Emitting Diode). Sebuah LED adalah
sejenis diode semikonduktor istimewa. Seperti sebuah diode normal, LED terdiri
dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh atau di-dop dengan
ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction.
Pembawa muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektrode
dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh
ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Berikut ini struktur dari LED :
E. Output
Output yang digunakan pada sistem ini adalah luminansi cahaya dari
lampu LED (Light Emitting Diode). Lumiansi merupakan tingkat kecerahan dari
suatu benda dengan menggunakan satuan lux. Luminansi suatu sumber cahaya
adalah intensitas cahayanya dibagi dengan luas semu permukaan.
F. Gangguan
Gangguan yang terjadi pada sistem kendali lampu penerangan jalan
adalah gangguan yang terjadi secara eksternal yang berasal dari alam. Gangguan
yang terjadi dapat berupa cuaca ekstrim berserta hujan dan badai yang dapat
merusak output dari sistem kedali lampu penerangan jalan. Selain itu untuk
gangguan internal dapat berupa rusaknya atau umur dari alat kontrol yang berupa
mikrokontroler berbasis ATMega8.
G. Variabel Kontrol
Variabel control merupakan intensitas cahaya yang dikendalikan
sehingga pada saat siang hari lampu akan mati dan pada saat malam hari lampu
akan hidup sesuai dengan intensitas cahaya SNI yaitu 50 lux.
3. Rangkaian Terbuka atau Rangkaian Tertutup
Lampu penerangan jalan merupakan rangkaian tertutup yaitu rangkaian
sistem kontrol yang keluarannya berpengaruh pada aksi pengontrolan. Jadi,
keluarannya diukur atau diumpan balikan untuk dibandingkan dengan masukan.
Hal ini dikarenakan output yang diinginkan dari sistem kontrol ini adalah
membuat lampu menyala berdasarkan intensitas cahaya tertentu, dimana saat
output berupa intensitas cahaya belum mencapai ketentuan maka akan di umpan
balik ke mikrokontrolernya. Jadi, output dari sistem ini memberikan feedback ke
inputan dari sistem kontrol.
4. Block Diagram Sistem Kontrol Lampu Penerangan Jalan
Keterangan :
Input : Nilai sensor LDR
Kontroler : Mikrokontroler ATMega8
Aktuator : Driver lampu (switch)
Plant : LED
Output : Luminasi cahaya
Feedback : Intensitas cahaya LED
Gangguan : eksternal berupa fenomena alam, internal berupa kerusakan alat
Gangguan
Gangguan