Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support...
Transcript of Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support...
Pengambilan Keputusan, Sistem, Pemodelan dan Dukungan
Sistem Pendukung Keputusan / Decision Support System
Content 1. Pengambilan Keputusan 2. Proses Pemodelan 3. Fase Kecerdasan 4. Fase Desain 5. Fase Pemilihan 6. Evaluasi 7. Implementasi
Pengambilan Keputusan • Definisi (Efraim): Sebuah proses memilih
beberapa alternatif kegiatan/solusi untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
• Contoh kasus: Hampir di setiap kegiatan
perencanaan akan mel ibatkan sederet keputusan. Disamping itu secara keseluruhan proses managemen meliputi: perencanaan, organisasi, aktualisasi dan pengendalian
Pengambilan Keputusan • Biasanya diikuti dengan pertanyaan
sebagai berikut: – Apa yang sebaiknya dilakukan ? – Kapan ? – Bagaimana ? – Dimana ? – Siapa ? (Dengan Siapa ?)
Pengambilan Keputusan & Penyelesaian Masalah
• Fase Proses Keputusan: (a) Kecerdasan (b) Desain (c) Pemilihan (d) Implementasi
• Fase tersebut dibagi atas 2 tahap. Tahap (a-c) adalah pengambilan keputusan. Tahap (d) adalah penyelesaian masalah
Sistem • Definisi (Efraim): Sekumpulan objek seperti :
manusia, sumber daya, konsep dan prosedur yang diperuntukkan untuk mencapai sebuah tujuan.
• Bagian-bagian dari Sistem adalah – Masukan – Proses – Keluaran
• Ke-3 bagian tersebut berada dalam suatu lingkungan tertentu.
Sistem
Input: Material Mentah Biaya
Sumber Daya
Proses: Prosedur Program
Tool Aktivitas
Keputusan-Keputusan
Output: Kinerja
Konsekuensi Produk Akhir
Layanan
Pembuat Keputusan
Pemerintah Pelanggan Cuaca
Umpan Balik
Pesaing Vendor Shareholders Perbankan
Lingkungan Pembatas Sistem
Sistem • Lingkungan : diluar { input, proses dan output }
tetapi memberikan “impact/dampak” pada sistem.
• Pembatas (Boundary): Pemisah antara sistem (internal) dengan Lingkungan (Eksternal).
• Contoh: – Boundary bisa fisik (sebuah sistem departemen yang
dibatasi oleh bangunan tertentu) dan, – Boundary non fisik (sebuah sistem yang dibatasi oleh
waktu, misalnya analisis sebuah organisasi pada suatu periode waktu tertentu)
Parameter Sistem • Kinerja sistem diukur dengan parameter:
– Efektivitas – Efisiensi
• Efektifitas: Terkait dengan derajat pencapaian target/ goal (Output). Contoh : Total penjualan perusahaan atau per sales.
• Efisiensi: Terkait dengan penggunaan sumber daya (input) untuk mencapai hasil. Contoh: Sejauh mana anggaran yang digunakan dengan pencapaian penjualan.
Sistem
Model • Definisi (Efraim): Representasi/abstraksi
sederhana dari suatu kondisi nyata (sesuai dengan lapangan).
• Tetapi untuk membuat representasi yang sederhana dari kondisi nyata yang kompleks adalah tidak mudah.
• Model/Representasi dapat berbentuk: – Model Iconic (Skala) – Model Analog – Model Matematis (Kuantitatif)
Model Iconic ( 1 of 3) • Definisi (Efraim): Model fisik yang berbentuk
replika dari sistem. Biasanya mempunyai skala yang berbeda dari aslinya. Biasanya berupa tampilan 3 dimensi (airplane, Jembatan kendaraan dan jalur produksi).
• Contoh Lainnya : – Photografi adalah model skala tetapi hanya 2
dimensi. – GUI dan Pemrograman berorientas obyek
merupakan model yan menggunakan “icon”.
Model Analog (2 of 3) • Definisi (Efraim): Model ini tidak nampak seperti kondisi
aslinya (replika) dan lebih bersifat abstrak dibandingkan dengan model iconic.
• Biasanya berbentuk diagram (diagram) dan bagan (chart) 2 dimensi.
• Contoh: – Bagan organisasi yang menggambarkan hubungan antara
struktur, wewenang dan tanggung jawab. – Peta dengan bangunan warna berbeda untuk
merepresentasikan obyek daratan, gunung dan air. – Bagan Stock Market. – Cetak biru mesin dan rumah. – Speedometer. – Thermometer.
Model Matematis (3 of 3) • Definisi (Efraim): Kompleksitas hubungan
antara beberapa sistem organisasi tidak dapat direpresentasikan dengan model i c o n i c d a n a n a l o g i s . U n t u k i t u direpresentasikan secara matematis melalui eksekusi data numerik.
Keuntungan Pemodelan • Keuntungan pemodelan pada sistem penunjang
manajemen (managemen support system): – Biaya analisis pemodelan jauh lebih murah dari biaya
eksperimen (sesuai dengan kondisi lapangan/nyata). – Hemat waktu (Operasional tahunan dapat dimodelkan
beberapa menit dengan komputer). – Manipulasi pada pemodelan lebih mudah dan hemat
dibandingkan dengan simulasi lapangan. – Biaya trial and error dengan pemodelan lebih murah
dibandingkan dengan kondisi real. – Bisa melibatkan faktor tak tentu dalam pemodelan.
Proses Pemodelan Pengambilan Keputusan
Kenyataan Penyederhanaan
Asumsi
Fase Kecerdasan: Tujuan Organisasi
Mencari dan scanning Prosedur Koleksi Data
Identifikasi Problem Klasifikasi Problem
Pernyataan Problem
Fase Desain: Formulasi Model
Menentukan kriteria untuk pilihan
Mencari alternatif Memperkirakan dan, mengukur outcomes
Fase Pemilihan: Solusi ke model
Analisis sensitifitas Seleksi alternatif terbaik
Perencanan untuk implementasi Desain sebuah sistem
pengendalian
Validasi Model
Verifikasi, testing Solusi yg ditawarkan
Implementasi Solusi
Sukses
GAGAL
Fase Kecerdasan • Fase ini dimulai dengan identifikasi tujuan
dan maksud dari organisasi. • Selanjutnya problem akan muncul yang
kemudian diklasifikasikan. Problem yang kompleks bisa didetailkan (decompose) menjadi sub problem.
• Akhir dar i fase in i menghasi lkan pernyataan “problem”.
Fase Desain • Fase ini meliputi: analisis, perancangan
serta pengujian terhadap solusi-solusi yang layak/ memungkinkan.
• Pada fase ini pemodelan kondisi problem meliputi: konstruksi, pengujian dan validasi.
• Jenis pemodelan meliputi pemodelan kualitatif dan kuantitatif (pemodelan matematis).
Fase Desain • Topik-topik Pemodelan Kualitatif meliputi:
– Komponen-komponen model. – Struktur Model. – Seleksi Kriteria untuk Evaluasi. – Pengembangan Alternatif. – Peramalan Outcomes. – Pengukuran Outcomes. – Skenario.
• Komponen-komponen Model Kuantitatif: – Variabel Keputusan. – Variabel Tak Terkendali. – Variabel Hasil (Outcomes).
Fase Desain • Ke-3 variabel dikoneksikan dengan
hubungan matematis. Jika bukan model kualitatif maka berupa simbolik.
Variabel Tak Terkendali
Variabel Keputusan
Relationship (hubungan)
Variabel Hasil
Struktur Umum Model DSS
Contoh Komponen Model
Fase Pemilihan • Batas antar fase desain dan fase
pemilihan tidak begitu jelas. Hal ini disebabkan beberapa aktifitas terjadi di kedua fase tersebut.
• Fase ini meliputi aktivitas: – Pencarian (Search) – Evaluasi – Rekomendasi sebuah solusi untuk model
Fase Pemilihan • Sebuah solusi untuk model merupakan
sekumpulan spesifik nilai-nilai untuk variabel keputusan (pada alternatif-alternatif yang terseleksi).
• Solusi model tidak sama dengan Solusi Permasalahan. Solusi model merupakan solusi yang direkomendasi untuk solusi Permasalahan.
Aktifitas Searching • Ada 2 yaitu:
– Blind Search, yaitu pencarian tanpa dibekali dengan pengetahuan atau informasi sebelumnya.
– Heuristic Search, yaitu metode pencarian yang telah dibekali pengetahuan atau informasi.
Evaluasi • Merupakan langkah akhir untuk
memberikan rekomendasi solusi. • Beberapa topik terkait dengan evaluasi:
– Tujuan yang banyak (Multiple Goals) – Analisis sensivitas (Sensivity Analysis) – Analisis “What If” (What If Analysis) – Pencarian Tujuan (Goal Seeking)
Faktor-Faktor Kesuksesan (Critical Success Factors)
• Definisi: Sebuah cara untuk melakukan identifikasi faktor-faktor yang bersifat kritis untuk melakukan pencapaian sasaran organisasi.
• Proses identifikasi ini melibatkan interview dengan eksekutif yang diikuti dengan diskusi grup yang terstruktur. Tujuannya agar diperoleh kesepakatan atas faktor-faktor yang dianggap penting dan kritis.
Faktor-Faktor Kesuksesan (Critical Success Factors)
• Satu kali faktor kritis ditentukan, maka hal tersebut merupakan kemungkinan untuk mengidentifikasi adanya “information gaps”.
• Keterlambatan informasi yang diter ima merupakan “titik kritis” dari sebuah organisasi.
• K a r e n a n y a s a n g a t p e n t i n g u n t u k mengidentifikasi titik kritis dan struktur sistem informasi sebelum mengembangkan MSS/DSS.
• CSF digunakan sebagai studi kelayakan dari MSS.
Implementasi • Setelah seluruh tahapan telah dilewati
maka se lan ju tnya ada lah p roses implementasi.
Selesai