Sistem Pendidikan Di Indonesia

5
Sistem Pendidikan di Indonesia Robby Samuel Sidabutar, 1306402204 Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam dilaksanakan secara informal. Agama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim. Sambil berdagang mereka menyiarkan agama Islam kepada orang-orang yang mengelilinginya yaitu mereka yang membeli barang-barang dagangannya. Begitulah setiap ada kesempatan mereka memberikan pendidikan dan ajaran Islam. Didikan dan ajaran Islam mereka berikan dengan perbuatan, dengan contoh dan tiru teladan. Mereka berlaku sopan santun, ramah tamah, tulus ikhlas, amanah dan kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil, menepati janji serta menghormati adat istiadat anak negeri. Dengan demikian tertariklah penduduk negeri hendak memeluk agama Islam Begitulah para pengajar agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran Islam kapan saja, dimana saja dan siapa saja setiap ada kesempatan, di pinggir kali sambil menunggu perahu yang akan mengangkut barang ke seberang, di perjamuan, di padang rumput, di pasar, di warung kopi dan sebagainya. Disitulah agama Islam diajarkan dan didikkan kepada mereka dengan cata yang mudah dan dengan demikian orang akan dengan mudah pula menerima dan melakukannya. Proses ini berlanjut terus dan hubungan antara para penganjur agama dengan anak negeri semakin erat sehingga memungkinkan terbentuknya ukhuwah yang lebih mantap, dan dengan jalan perkawinan dapatlah menurunkan generasi Islam yang mendatang. Pendidikan dan pengajaran Islam secara formal ini ternyata membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan menakjubkan, karena dengan berangsur-angsur tersiarlah agama Islam di seluruh kepulauan Indonesia, mulai Sabang sampai Maluku.

description

Sistem Pendidikan Di Indonesia

Transcript of Sistem Pendidikan Di Indonesia

Page 1: Sistem Pendidikan Di Indonesia

Sistem Pendidikan di Indonesia

Robby Samuel Sidabutar, 1306402204

Pada awal berkembangnya agama Islam di Indonesia, pendidikan Islam dilaksanakan secara informal. Agama Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para pedagang muslim. Sambil berdagang mereka menyiarkan agama Islam kepada orang-orang yang mengelilinginya yaitu mereka yang membeli barang-barang dagangannya. Begitulah setiap ada kesempatan mereka memberikan pendidikan dan ajaran Islam.

Didikan dan ajaran Islam mereka berikan dengan perbuatan, dengan contoh dan tiru teladan. Mereka berlaku sopan santun, ramah tamah, tulus ikhlas, amanah dan kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil, menepati janji serta menghormati adat istiadat anak negeri. Dengan demikian tertariklah penduduk negeri hendak memeluk agama Islam

Begitulah para pengajar agama Islam pada waktu itu melaksanakan penyiaran Islam kapan saja, dimana saja dan siapa saja setiap ada kesempatan, di pinggir kali sambil menunggu perahu yang akan mengangkut barang ke seberang, di perjamuan, di padang rumput, di pasar, di warung kopi dan sebagainya. Disitulah agama Islam diajarkan dan didikkan kepada mereka dengan cata yang mudah dan dengan demikian orang akan dengan mudah pula menerima dan melakukannya.

Proses ini berlanjut terus dan hubungan antara para penganjur agama dengan anak negeri semakin erat sehingga memungkinkan terbentuknya ukhuwah yang lebih mantap, dan dengan jalan perkawinan dapatlah menurunkan generasi Islam yang mendatang.

Pendidikan dan pengajaran Islam secara formal ini ternyata membawa hasil yang sangat baik sekali dan bahkan menakjubkan, karena dengan berangsur-angsur tersiarlah agama Islam di seluruh kepulauan Indonesia, mulai Sabang sampai Maluku.

Adapun faktor-faktor mengapa agama Islam dapat tersebar dengan cepat di seluruh Indonesia pada waktu itu adalah sebagai berikut :a. Agama Islam tidak sempit dan tidak berat melakukan aturan-aturannya, bahkan mudah dituruti oleh segala golongan umat manusia, bahkan untuk masuk Islam cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja.b. Sedikit tugas dan kewajiban dalam Islam.c. Penyiaran Islam itu dilakukan dengan berangsur-angsur, sedikit demi sedikit.d. Penyiaran Islam dilakukan dengan cara kebijaksanaan dan cara yang sebaik-baiknya.e. Penyiaran Islam itu dilakukan dengan perkataan yang mudah dipahami umum, dapat dimengerti oleh golongan bawah sampai kegolongan atas dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang maksudnya: berbicaralah kamu dengan manusia menurut kadar akal mereka.

Sistem pendidikan Islam informal ini, terutama yang berjalan dalam lingkungan keluargasudah di akui keampuhannya dalam menanam sendi-sendi agama dalam jiwa anak-anak. Anak-anak dididik dengan ajaran-ajaran agama sejak kecil dalam keluarganya. Mereka dibiasakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan dengan didahului membaca basmallah. Mereka dilatih membaca Al-Qur’an, melakukan salat dengan berjama’ah, berpuasa di bula Ramadhan dan lain-lain.

Page 2: Sistem Pendidikan Di Indonesia

Usaha-usaha pendidikanagama di masyarakat yang kelak dikenal dengan pendidikan non-fornal, ternyata mampu menyediakan kondisi yang sangat baik dalam menunjang keberhasilan pendidikan Islam dan memberi motivasi yang kuat bagi umat Islam untuk menyelenggarakan pendidikan agama yang lebih baik dan lebih sempurna.

Karena dengan cepatnya Islam tersebar di seluruh Indonesia dan karena mudahnya orang masuk Islam, maka banyak sekali orang tua yang tidak memiliki ilmu agama Islam yang cukup untuk mendidika anak-anak mereka. Justru itulah anak-anak mereka suruh pergi ke langgar atau surau untuk mengaji kepada seorang guru ngaji atau guru agama. Bahkan di masyarakat yang kuat agamanya ada suatu tradisi yang mewajibkan anak-anak yang sudah berumur 7 tahun meninggalkan rumah dan ibunya dan tinggal di surau atau langgar untuk mengaji pada guru agama.

Di pusat-pusat pendidikan seperti ini, di surau, langgar, masjid atau bahkan di serambi rumah sang gur, berkumpul sejumlah murid, besar dan kecil, duduk di lantai, menghadapi sang guru, belajar mengaji. Dengan demikian pelaksanaan pendidikan agama pada anak-anak ini tidak menggangu pekerjaan sehari-hari, baik bagi orangtua anak-anak maupun bagi sang guru agama. Itulah sebabnya, pelajaran agama dan latihan beragama itu mendapat dukungan dari orang tua dan guru malahan dari seluruh masyaral kampung atau desa itu.

Tempat-tempat pendidikan Islam seperti inilah yang menjadi embrio terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren dan pendidikan Islam yang formal yang berbentuk madrasah atau sekolah yang bersandar keagamaan.

Pondok pesantren ini tumbuh sebagai perwujudan dari strategi umat Islam untuk mempertahankan eksistensinya terhadap pengaruh penjajahan Barat dan akibat surau atau langgar atau masjid tempat diselenggarakannya pendidikan agama ini tidak lagi dapat menampung jumlah anak-anak yang ingin mengaji. Di samping itu juga didorong oleh keinginan untuk lebih mengingtensifkan pendidikan agama pada anak-anak. Maka sang guru dengan bantuan masyarakat memperluas bangunan disekitar surau, langgar atau masjid untuk tempat mengaji dan sekaligus sebagai asrama bagi anak-anak. Dengan begitu anak-anak tak perlu bolak-balik pulang ke rumah orangtua mereka. Anak-anak menetap tinggal bersama sang guru di tempat tersebut. Tempat mengaji seperti ini disebut Pondok Pesantren.

Sesuai dengan namanya, maka pondok berarti tempat menginap ( asrama ), dan pesantren berarti tempat para santri mengaji agama Islam. Jadi Pondok Pesantren adalah tempat murid-murid (disebut santri) mengaji agama Islam dan sekaligus di asramakan di tempat itu.

Murid-muridnya yang tinggal di pondok pesantren itu bermacam-macam sebagai satu keluarga di bawah pimpinan gurunya. Mereka belajar hidup sendiri, mencuci sendiri dan mengurus hal ikhwalnya sendiri. Bahan-bahan keperluan hidup seperti beras dan sebagainya mereka bawa dari kampung sendiri.

Di pondok pesantren, murid-murid, besar dan kecil duduk melingkar (halakah) mengelilingi sang guru. Mereka menerima pelajaran yang sama. Tiada dirancangkan sebuah kurikulum tertentu berdasarkan umur, lama belajar atau tingkat pengetahuan. Terserahlah kepada murid untuk memilih bidang pengetahuan apa yang akan mereka pelajari dan pada tingkat pelajaran mana mereka ingin memulai.

Usaha untuk menyelenggarakan pendidikan Islam menurut rencana yang teratur sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1476 dengan berdirinya Bayangkara Islah di Bintara

Page 3: Sistem Pendidikan Di Indonesia

Demak yang ternyata merupakan organisasi pendidikan Islam yang pertama di Indonesia. Dalam rencana kerja dari Bayangkara Islah disebutkan antara lain:a) Tanah Jawa-Madura dibagi atas beberapa bagian untuk lapangan pekerjaan bagi pendidikan dan pengajaran. Pimpinan pekerjaan di tiap-tiap bagin dikepalai oleh seorang wali dan seorang pembantu (badal)b) Para wali dan para badal, selain harus pandai dalam ilmu agama, harus pula memelihara budi pekerti diri sendiri dan berakhlak mulia, supaya menjadi suri teladan bagi masyarakat sekelilingnya.c) Supaya mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat maka didikan dan ajaran Islam harus diberikan dengan melalui jalan kebudayaan yang hidup dalam masyarakat itu asal tidak menyalahi hukum syara’

Sistem pendidikan agama Islam mengalami perubahan sejalan dengan perubahan zaman dan pergeseran kekuasaan di Indonesia. Sejalan dengan itu pemerintahan jajahan (bBelanda ) mulai mengenalkan sistem pendidikan formal yang lebih sistematis dan teratur yang mulai menarik kaum muslimin untuk memasukinya. Oleh karena itu sistem pendidikan Islam di surau, langgar atau masjid atau tempat lain yang semacamnya, di pandang sudah tidak memadai lagi dan perlu di perbaharui dan disempurnakan.

Realisasi dari keinginan-keinginan itu di perkuat adanya kenyataan bahwa penyelenggaraan pendidikan menurut sistem sekolah seperti sistem Barat akan memberi hasil yang lebih baik. Justru itulah mulai diadakan usaha-usaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada. Pendidikan Islam di surau, langgar, masjid atau tempat-tempat lainnya yang semacamnya disempurnakan menjadi madrasah pondok pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan yang berdasarkan keagamaan.

Demikianlah sistem pendidikan formal, sekolah atau madrasah, mulai tersebar di mana-mana, bahkan di kalangan pondok pesantren sudah diterapkan pula sistem sekolah atau madrasah ini, di samping sistem pendidikan dan pengajaran pondok pesantren yang sudah ada.

Dalam perkembangannya sitem madrasah ini dibedakan menjadi dua macam yaitu madrasah yang khusus memberi pendidikan dan pengajaran agama disebut Madrasah Diniyah, dan madrasah di samping memberikan pendidikan dan pengajaran agama juga memberi pelajaran umum. Untuk tingkat dasar disebut Madrasah Ibtida’iyah, untuk tingkat menengah pertama disebut Madrasah Tsanawiyah dan untuk tingkat menengah atas disebut Madrasah Aliyah.

Sejalan dengan makin meningkatnya akan kebutuhan pendidikan dan pengajaran agama Islam, maka muncul pula lembaga-lembaga pendidikan formal yang berdasarkan keagamaan, di mana pendidikan agama merupakan program yang pokok, misalnya SMP Islam, SKP Islam, SPG Islam dan sebagainya.

Demikian pula setelah kita berhasil merebut kemerdekaan dan kita telah merdeka, pemerintah Indonesiapun sangat memperhatikan tumbuhnya pendidikan agama Islam. Dalam hal ini Pendidikan agama Islama dijadikan salah satu bidang studi yang diintregasikan dalam kurikulum sekolah. Dan pada waktu ini semua lembaga-lembaga pendidikan agama, baik formal, informal dan non formal berjalan dan berkembang terus, dan khusus mengenai pendidikan agama di sekolah, MPR menetapkan dalam GBHN bahwa pendidikan agama dimasukkan dalam kurikulum sekolah sejak dari sekolah dasar sampai Universitas.