Sistem Pendidikan Di Asean

9
BAB I SINOPSIS Sistem pendidikan di ASEAN + 6 negara : Analisis Perbandingan Isu-Isu Pendidikan ASEAN sebagai kerjasama regional di Asia Tenggara memiliki komitmen dalam hal pembangunan terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Komitmen ini dipercaya dapat meningkatkan daya saing negara ASEAN di mata dunia internasional sehingga dapat menunjang pembangunan ekonomi negara. Kerjasama ASEAN pada perkembangannya juga menggandeng 6 negara lain sehingga membentuk kerangka kerjasama yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan mempromosikan kerjasama di daerah-daerah vital untuk pertumbuhan ekonomi. Analisis kebijakan pendidikan di ASEAN+6 Negara mengungkap kombinasi sistem yang mempunyai kinerja baik yaitu negara (Australia, Jepang, Korea, dan Singapura) dan sistem yang dapat memberikan penguatan secara substansial yaitu negara (Kamboja, Laos, Myanmar). Analisis ini dapat menjadi bahan refleksi dalam membaca sistem pendidikan di ASEAN+6 Negara. Data-data yang digunakan dalam makalah ini dapat membantu untuk merumuskan suatu kebijakan yang baik dalam upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan. Laporan ini menyajikan 3 hal yaitu (1) perspektif regional tentang perkembangan pendidikan di Asia Pasifik, (2)

description

SIsitem pendidikan di negara ASEAN

Transcript of Sistem Pendidikan Di Asean

Page 1: Sistem Pendidikan Di Asean

BAB I

SINOPSIS

Sistem pendidikan di ASEAN + 6 negara : Analisis Perbandingan Isu-Isu Pendidikan

ASEAN sebagai kerjasama regional di Asia Tenggara memiliki komitmen dalam hal

pembangunan terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia

(SDM). Komitmen ini dipercaya dapat meningkatkan daya saing negara ASEAN di mata dunia

internasional sehingga dapat menunjang pembangunan ekonomi negara. Kerjasama ASEAN

pada perkembangannya juga menggandeng 6 negara lain sehingga membentuk kerangka

kerjasama yang bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan

mempromosikan kerjasama di daerah-daerah vital untuk pertumbuhan ekonomi. Analisis

kebijakan pendidikan di ASEAN+6 Negara mengungkap kombinasi sistem yang mempunyai

kinerja baik yaitu negara (Australia, Jepang, Korea, dan Singapura) dan sistem yang dapat

memberikan penguatan secara substansial yaitu negara (Kamboja, Laos, Myanmar). Analisis ini

dapat menjadi bahan refleksi dalam membaca sistem pendidikan di ASEAN+6 Negara. Data-data

yang digunakan dalam makalah ini dapat membantu untuk merumuskan suatu kebijakan yang

baik dalam upaya peningkatan kinerja sistem pendidikan. Laporan ini menyajikan 3 hal yaitu (1)

perspektif regional tentang perkembangan pendidikan di Asia Pasifik, (2) komparasi sistem

pendidikan, (3) refleksi dari analisis trend dan isu-isu kunci sistem pendidikan ASEAN+6

NEGARA.

Selama setengah abad terakhir, kawasan Asia-Pasifik mengalami peningkatan populasi

yang signifikan dengan banyak penduduk dua kali lipat dalam ukuran saat ini. Karena itu

kawasan Asia-Pasifik memegang populasi kaum muda terbesar di dunia yaitu sekitar 60% (UN

Youth 2013 :11). Selain peningkatan populasi yang signifikan, kawasan Asia-Pasifik juga

mengalami peningkatan migrasi yang tinggi, hal ini menyebabkan pergerakan ekonomi pertanian

ke manufaktur. Karena kenaikan migrasi tersebut, suatu daerah mengalami kenaikan jumlah

penduduk yang signifikan akibatnya terjadi kepadatan penduduk di suatu daerah. Hal tersebut

jika tidak di ikuti pengelolaan migrasi yang baik, dapat menimbulkan masalah besar pengelolaan

migrasi. Sebagai contoh Brain drain, limbah otak.

Page 2: Sistem Pendidikan Di Asean

Kombinasi Asia-Pasifik ekonomi menyumbang 35,36 persen dari produk domestik bruto

(PDB) pada tahun 2009, membuatnya menjadi salah satu ekonomi agregat terbesar di dunia. Asia

Timur dan Pasifik memimpin pemulihan global dari krisis ekonomi di 2009/10 dengan China

mengemudi sebagian besar ekspansi ekonomi. Negara-negara kawasan Asia-Pasifik

menunjukkan berbagai tingkat pembangunan ekonomi dan tingkat pertumbuhan. Sementara

Australia, Jepang, Selandia Baru, Republik Korea, dan Singapura dikategorikan sebagai negara

industri yang sangat, Bangladesh, Kamboja, Nepal, Papua Nugini masih dalam kategori

berpenghasilan rendah. China dan India, sementara itu, mewakili dua negara berkembang yang

paling signifikan di dunia dengan pangsa meningkat di kekayaan dunia. Ekonomi lainnya, seperti

Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam termasuk dalam kategori menengah.

Pemikiran saat ini pada tren makro membentuk pembangunan pendidikan di wilayah itu juga

didokumentasikan dalam "Menuju EFA 2015 dan Beyond - Membentuk Visi Baru untuk

Pendidikan" makalah konferensi dan presentasi sebagai bagian dari pertemuan tingkat tinggi

regional yang diselenggarakan oleh UNESCO Bangkok pada masa depan pendidikan (9 -11 Mei

2012) 0,7 tren ini yang disorot di bawah: Perubahan demografi dan migrasi, Tren sosial-

ekonomi, Kemajuan teknologi, Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, Integrasi

ditingkatkan dan interkoneksi.

Sistem pendidikan di ASEAN dianalisis dari perspektif komparatif dapat menghasilkan

kesimpulan sebagai titik refleksi bagi pembuat kebijakan dan praktisi. Perluasan wajib belajar

untuk memasukkan pendidikn menengah setidaknya lebih rendah. Banyak negara ASEAN+6

Negara telah mencapai keberhasilan menerapkan program wajib belajar Pendidikan Dasar

bahkan sampai level Pendidikan Sekunder dan sebagian besar yang berhasil adalah negara

berpenghasilan tinggi dan menengah. Bagi negara yang berpenghasilan menegah membutuhkan

perencanaan yang cermat untuk memperluas akses pendidikan bagi semua warga tanpa

mengorbankan kualitas pendidikan. Sebagian besar negara bergerak menuju sistem manajemen

pendidikan yang lebih terdesentralisasi. Adanya pemerataan pendidikan, sehingga anak-anak dari

keluarga miskin juga dapat menikmati kesempatan belajar yang sama seperti rekan-rekan meraka

dari keluarga yang lebih makur. Pembiayaan itu penting tapi bukan satu-satunya yang membuat

kinerja membaik. Hubungan antara ukuran kelas dan beban mengajar negara yang system

pendidikan kinerjanya tinggi, memilih ukuran kelas besar sehingga jam mengajarnya berkurang.

Reformasi kurikulum, mengubah yang awalnya fokus pada pengetahuan akademik menjadi

Page 3: Sistem Pendidikan Di Asean

memperhatikan ketrampilan non kognitif, mislnya kreativitas, dan komuniksi. Beberapa negara

mengalami tantangan dalam mengintegrasikan ketrampilan non kogniif dalam kurikulum

pedagogi. Meningkatkan kinerja guru melalui evaluasi berbasis hasil kinerja guru, bahwa kinerja

guru harus dihubungkan dengan gaji guru, jika gaji tinggi maka dituntut punya kinerja yang baik,

sebab gaji di ambil dari dana publik, sehingga harus dipertanggung jawabkan dengan baik.

Penerapan bahasa ingris sebagai bahasa asing kedua dalam sistem pendidikan yang biasa disebut

Non-Dominan Language (NDL).

Pendidikan yang dilewati individu di sekolah merupakan proses penting dalam kaitannya

mempersiapkan masa depannya, oleh karena itu perlu perhatian yang serius dalam penerapan

kebijakan pendidikan. Beberapa tren yang perlu diperhatikan dalam penerpan kebijakan itu

adalah (1) Meningkatkan dan memperluas jalur pendidikan menengah, banyak negara di ASEAN

+ 6 Negara, telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan memperluas sistem

pendidikan alternative melalui berbagai cara, termasuk Kesetaraan Program dan Pusat Belajar

Masyarakat. Program Pendidikan non-formal terutama berfokus pada anak-anak dan remaja yang

telah mengenyang pendidikan primer. (2) Relevansi kurikulum pada tingkat menengah adalah

masalah kritis, terutama dalam hal kompatibilitas dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

dan yang relevan dengan pasar kerja. (3) Peningkatan kualifikasi minimum bagi guru pendidikan

menengah. Sementara beberapa negara hanya membutuhkan 4 tingkat kualifikasi sebagai

kualifikasi minimum untuk guru sekolah menengah, banyak negara lain termasuk negara-negara

OECD daerah membutuhkan guru menengah untuk memiliki kualifikasi tingkat tersier. (4)

Pentingnya penilaian hasil belajar siswa sekunder. Sejumlah negara di kawasan ini telah

menghapuskan ujian masuk pendidikan menengah tetapi sebagian yang lain melanjutkan ujian

masuk. Penilaian nasional dan internasional, dari hasil belajar siswa sekunder penting untuk

memantau kualitas pendidikan menengah yang diberikan kepada siswa.

Pendidikan tidak hanya memastikan anak untuk bisa sekolah tetapi juga menyiapkan untuk

bisa hidup diluar sekolah. Pendidikan diharapkan mampu membantu pemuda mempersiapkan

masa depan. Dalam kaitannya dalam dunia pekerjaan isu-isu yang muncul meliputi (1) TVET

“tidak populer” sebab selama beberapa dekade terakhir TVET menurun, hal tersebut diperparah

dengan rendahnya tingkat investasi pemerintah dan stigma masyarakat. (2) Perlu penguatan

kebijakan kengka regulasi dan kemitraan antara publik-swasta. Perbaikan lebih lanjut diperlukan

Page 4: Sistem Pendidikan Di Asean

untuk memperkuat penyelarasan kebijakan TVET dengan strategi pembangunan ekonomi

nasional. (3) Pergerakan kearah sistem kualifikasi yang lebih komprehensif dan koheren.

Semakin banyak pemerintah yang mengakui pentingnya kualifikasi kerangka kerja untuk

memastikan bahwa semua gelar akademis dan kualifikasi kejuruan dan standar yang konsisten di

tingkat regional. (4) Momentum pertumbuhan untuk peningkatan yang lebih besar dari system

jaminan kualitas TVET. Inisiatif jaminan kualitas, tidak hanya untuk lembaga TVET tetapi juga

untuk staf pengajar melalui proses peningkatan akreditasi di seluruh ASEAN + 6 Negara.

(5) Demarkasi antara TVET dan Pendidikan umum semakin kabur. Tren yang berkembang

pada pendidikan umum akhirnya berdampak pada generalisasi pendidikan kejuruan. Akibatnya

batasan antara pendidikan umum dan pendidikan kejuruan menjadi kabur. (6) Ada kesempatan

terbatas untuk pelatihan kerja. Terbatasnya penyediaan peluang pengembangan karyawan dapat

berfungsi sebagai pembatas faktor pertumbuhan nasional dan pembangunan ekonomi. (7) Sistem

informasi TVET dan informasi dan bimbingan layanan terbatas. (8) Kesenjangan ketrampilan

penelitian. Sebagian besar negara jarang melakukan survei ketrampilan khusus bagi para pekerja.

(9) Kurangnya monitoring dan evaluasi efektif pada TVET. Tercatat dari studi pelacakan lulusan,

ada kurangnya kesadaran di antara beberapa pemerintah dan karena itu kurang komitmen untuk

mengumpulkan data.

Laporan ini telah mengeksplorasi sistem pendidikan di ASEAN+6 NEGARA yang

berguna untuk memperbaiki sistem pendidikan yang tidak layak. Langkah-langkah yang dapat

ditempuh yaitu kejelasan visi dan komitmen untuk pelaksanaan, keselarasan dan konsistensi

kebijakan, fokus pada kesetaraan, kualitas dan relevansi, respon kebijakan yang kuat untuk

memenuhi kebutuhan belajar beragam, kemitraan, benchmarking dan pemantauan hasil.

Page 5: Sistem Pendidikan Di Asean

BAB II

PEMBAHASAN

Pendidikan adalah satu diantara beberapa sektor pembangunan yang sangat penting,

dimana pemerintah di setiap negara harus sungguh -sungguh memperhatikan sektor ini agar

seimbang dengan sektor pembangunan lainnya. Sebegitu pentingnya perhatian kepada sektor

pendidikan dalam pembangunan tidak lain karena pendidikan menyediakan sumber daya insan

yang akan turut andil dalam kelancaran pembangunan nasional pada suatu zona. Lebih dari

beberapa upaya pemerintah masing-masing negara guna meningkatkan kualitas pendidikan

nasional dilakukan dengan menyisihkan sekian porsi anggaran pemerintah untuk sektor

pendidikan yang akan dipakai untuk pengadaan dan peningkatan pembangunan infrastruktur,

sarana, dan prasarana pendidikan, program beasiswa bagi siswa berprestasi, bantuan pendidikan

bagi siswa yang kurang mampu secara ekonomi, pengadaan pelatihan-pelatihan untuk

menambah keprofesionalan & efektifitas pengajaran seorang guru, tunjangan guru berprestasi, &

lain-lain, dimana antara satu negara dengan negara yang lain berbeda dalam patokan prioritas.

Antara lain yang juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan pendidikan di suatu negara

adalah sistem pendidikan yang diterapkan. Untuk itu, beberapa negara terus melakukan riset

terhadap pola pendidikan mereka dengan membandingkannya denga sistem pendidikan negara

lain yang secara "strata" berada di atasnya. Pola pendidikan yang ideal ialah sistem yang

menawarkan kesempatan yang sama kepada setiap tunas bangsa untuk mencapa istrata

pendidikan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dengan demikian pembangunan

pendidikan akan merata dan semua merasakan manfaat darinya. Berikut ini kami akan mencoba

memaparkan paparkan sebuah perbandingan sistem pendidikan disebagian negara-negara

kawasan ASEAN.

Indonesia

Pendidikan di negeri kita yaitu semuanya pendidikan yang diselenggarakan di negara kita,

baik itu yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur. Menurut terstruktur, pendidikan di negri

kita dipegang oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(Kemendikbud), yang dulunjya bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia

(Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti menempuh wajib belajar

Page 6: Sistem Pendidikan Di Asean

pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah

dan tiga tahun di sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah. Sekarang ini,

pendidikan di negara kita diatur melalui Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 yaitu tentang

Pendidikan Nasional.

Dalam UUD 1945 dijelaskan bahwa negara kita ingin menciptakan masyarakat yang

cerdas. Untuk tujuan itu, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk

jika mempunyai kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila

membaca sudah menjadi sebuah kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas sekali

bahwa buku tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok

yang harus dipenuhi.