Sistem Pemerintahan Periode 1959

download Sistem Pemerintahan Periode 1959

of 6

Transcript of Sistem Pemerintahan Periode 1959

Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Demokrasi Terpimpin)- Bentuk Negara : Kesatuan- Bentuk Pemerintahan : Republik- Sistem Pemerintahan : Presidensial- Konstitusi : UUD 1945- Lama periode : 5 Juli 1959 22 Februari 1966- Presiden dan Wapres : Ir. Soekarno dan Mohammad HattaPada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden. Latar belakang dikeluarkannya dekrit ini adalah:1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.2. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar3. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerahBerikut Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959:1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.2. Pembubaran Badan Konstitusional3. Membentuk DPR sementara dan DPA sementara

Pelaksanaan Demokrasi Terpimpina. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana menteri dengan kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja.b. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959. Keanggotaan MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah dan 200 wakil-wakil golongan.c. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 yang diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya.d. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No. 13 tahun 1959. tertanggal 31 Desember 1959. Tujuan Front Nasional adalah: a. Menyelesaikan Revolusi Nasional b. Melaksanakan pembangunan semesta nasional c. Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. Front Nasional banyak dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya.e. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai gantinya melalui penetapan Presiden No. 4 tahun I960 Presiden membentuk DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno.f. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA Manipol dijadikan GBHN dengan Ketetapan MPRS No. 1 MPRS/I960, Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima yaitu : UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran Presiden Soekano yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunis).g. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 200 dan 201 tahun 1960 Presiden membubarkan Partai Masyumi dan PSI dengan alasan para pemimpin partai tersebut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta.

Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di semua sektor. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara 200-300 %. Hal ini disebabkan oleh1. penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih bersifat politis dan tidak terkontro.2. adanya proyek merealisasikan dan kontroversi.

Pada masa demokrasi terpimpin ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:1. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara2. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup3. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis IndonesiaMasa Pemerintahan Presiden SoekarnoTahun Dibentuk 1959Tahun Demisioner1960Jumlah Pejabat33Susunan Pejabat

Perdana Menteri :SukarnoMenteri Pertama : Djuanda KartawidjajaMenteri Keamanan dan Pertahanan:Abdul Haris NasutionMenteri Keuangan :Djuanda KartawidjajaMenteri Distribusi :J. LeimenaMenteri Pembangunan : Chaerul SalehMenteri Kesejahteraan Rakyat: Muljadi DjojomartonoMenteri Luar Negeri : SoebandrioMenteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah: Ipik GandamanaMenteri Muda Penerangan: MaladiMenteri Muda Kehakiman: SahardjoMenteri Muda Kepolisian: Said Sukanto TjokroatmodjoMenteri Muda Veteran : Sambas AtmadinataMenteri Muda Keuangan : NotohamiprodjoMenteri Muda Pertanian : Azis SalehMenteri Muda Perburuhan : Ahem ErningpradjaMenteri Muda Perhubungan Laut: Abdulmutalib DanuningratMenteri Muda Perhubungan Darat dan Pos, Telegraf dan Telepon : DjatikusumoMenteri Muda Perhubungan Udara :R. IskanderMenteri Muda Transmigarasi/Koperasi Pembangunan Masyarakat Desa : AchmadiMenteri Muda Agama: Wahid WahabMenteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan : Chaerul SalehMenteri Sosial : Muljadi DjojomartonoKeterangan LainKabinet Kerja I bertugas pada periode 10 Juli 1959 - 18 Februari 1960Era Demokrasi Terpimpin

NoNama KabinetAwal masa kerjaAkhir masa kerjaPimpinan KabinetJabatanJumlah personel

18Kerja I10 Juli195918 Februari1960Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri33 orang

19Kerja II18 Februari19606 Maret1962Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri40 orang

20Kerja III6 Maret196213 November1963Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri60 orang

21Kerja IV13 November196327 Agustus1964Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri66 orang

22Dwikora I27 Agustus196422 Februari1966Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri110 orang

23Dwikora II24 Februari196628 Maret1966Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri132 orang

24Dwikora III28 Maret196625 Juli1966Ir. SoekarnoPresiden/Perdana Menteri79 orang

25Ampera I25 Juli196617 Oktober1967Jend. SoehartoKetua Presidium31 orang

26Ampera II17 Oktober19676 Juni1968Jend. SoehartoPjsPresiden24 orang

Beberapa penyimpangan konstitusi sejak tahun 1959 (orde lama) sampai dengan lahirnya Orde Baru antara lain:1. Pada masa Orde Lama itu Presiden, selaku pemegang kekuasaan eksekutif, dan pemegang kekuasaan legislatif -- bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat -- telah menggunakan kekuasaannya dengan tjdak semestinya. Presiden telah mengeluarkan produk legislatif yang pada hakikatnya adalah Undang-undang (sehingga sesuai UUD 1945 harus dengan persetujuan DPR) dalam bentuk penetapan Presiden, tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.2. MPRS, dengan Ketetapan No.I/MPRS/1960 telah mengambil putusan menetapkan pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang beIjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita" yang lebih dikenal denganManifesto Politik RepublikIndonesia(Manipol) sebagai GBHN bersifat tetap, yang jelas bertentangan dengan ketentuan UUD 1945.3. MPRS telah mengambil putusan untuk mengangkat Ir. Soekamo sebagai Presiden seumur hidup. Hal ini bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945, yang menetapkan masa jabatan Presiden,limatahun.4. Hak budget DPR tidak berjalan, karena setelah tahun 1960 Pemerintah tidak mengajukan Rancangan Undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR sebelum berlakunya .tahun anggaran yang bersangkutan. Dalam tahun 1960, karena.DPR tidak dapat menyetujui Rancangan Pendapatan dan Belanja Negara yang diajukanoleh Pemerintah, maka Presiden waktu itu membubarkan DPR basil Pemilihan Umum 1955 dan membentuk DPR Gotong Royong, disingkat DPR-GR.5. Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara sedangkan Presiden sendiri menjadi ketua DPA, yang semuanya tidak sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.Inilah beberapa contoh kasus penyimpangan konstitusional yang serius terhadap pelaksanaan Undang-Dasar 1945 . Penyimpangan ini jelas bukan saja telah mengakibatkan tidak berjalannya sistem yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, melainkan juga telah mengakibatkan memburuknya keadaan politik dan keamaan serta terjadinya kemerosotan di bidang ekonomi yang mencapai puncaknya dengan pemberontakan G-30-S. PKI. Pemberontakan G-30-S PKI yang dapat digagalkan berkat kewaspadaan dan kesigapan ABRI dengan dukungan kekuatan rakyat telah mendorong lahimya Orde Baru yang bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara mumi dan konsekuen.Penyimpangan Konstitusi Pada Periode 5 Juli 1959 s/d 1998Orde Baru yang lahir dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 secara mumi dan konsekuen; ternyata tidak mampu melakukannya. Bahkan pada masa Orde Baru ini telah pula terjadi penyimpangan konstitusional, diantaranya:a. Pembatasan hak-hak politik rakyat Sejak tahun 1973 jumlah parpol di Indonesia dibatasi hanya 3 buah saja (PPP, Golkar, dan PDI). Pertemuan-pertemuan politik harus mendapat ijin penguasa. Pers dinyatakan bebas, tetapi pemerintah dapat membreidel penerbitan pers (Tempo, Editor, Sinar Harapan dan lain-lain). Para pengkritik pemerintah dikucilkan secara politik, atau bahkan diculik. Pegawai Negeri dan ABRI diharuskan mendukung partai penguasa, Golkar. Hal-hal tersebut di atas bertentangan dengan UUD 1945 terutama dalam kaitannya dengan pasal-pasal yang berkenaan dengan Hak-hak Asasi Manusia

b. Pemusatan kekuasaan di tangan presidenWalaupun secara formal lembaga negara (MPR, DPR, MA, dan lain-lain) mempunyai fungsi yang semestinya, namun dalam praktek melalui mekanisme politik tertentu Presiden dapat mengendalikan berbagai lembaga negara di luar dirinya.

c. UUD 1945 Periode 5 Juli 1959 19 Oktober 1999Praktik penyelenggaraan negara pada masa berlakunya UUD 1945 sejak 5 Juli 1959- 19 Oktober 1999 ternyata mengalami berbagai pergeseran bahkan terjadinya beberapa penyimpangan. Oleh karena itu, pelaksanaan UUD 1945 selama kurun waktu tersebut dapat dipilah menjadi dua periode yaitu periode Orde Lama (1959-1966), dan periode Orde Baru (1966-1999).Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintahan sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang justru bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya, pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang Presiden dan lemahnya kontrol yang seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan Presiden.Selain itu muncul pertentangan politik dan kon- flik lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi politik, keamanan, dan kehidupan ekonomi semakin memburuk. Puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G-30-S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan negara.Mengingat keadaan semakin membahayakan, Ir. Soekarno selaku Presiden RI memberikan perintah kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.Semboyan Orde Baru pada masa itu adalah melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Apakah tekad tersebut menjadi suatu kenyataan? Ternyata tidak. Dilihat dari prinsip demokrasi, prinsip negara hukum, dan keadilan sosial ternyata masih terdapat banyak hal yang jauh dari harapan. Hampir sama dengan pada masa Orde Lama, sangat dominannya kekuasaan Presiden dan lemahnya control DPR terhadap kebijakan-kebijakan Presiden/pemerintah. Selain itu, kelemahan tersebut terletak pada UUD 1945 itu sendiri, yang sifatnya singkat danluwes (fleksibel), sehingga memungkinkan munculnya berbagai penyimpangan. Tuntutan untuk merubah atau menyempurnakan UUD 1945 tidak memperoleh tanggapan, bahkan pemerintahan Orde Baru bertekat untuk mempertahankan dan tidak merubah UUD 1945.