Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

8
SISTEM PEMERINTAHAN ORDE BARU 1. Pemerintahan Orde Baru Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan [[1998]. Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi Pancasila. Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil berlandaskan padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan sosial dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak langsung, Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD 1945. Rancangan Pembangunan Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi Negara, sehingga pancasila membudaya di masyarakat. Ideologi pancasila bersumber pada cara pandang integralistik yang mengutamakan gagasan tentang Negara yang bersifat persatuan. Sehingga pancasila diformalkan menjadi satu-satunya asas bagi organisasi kekuatan politik dan organisasi keagamaan- kemasyarakatan lainnya. Dan kesetiaan kepada ideologi-ideologi selain pancasila disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan politik bergeser pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan langkah praktis untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini tidak terjadi pada masa demokrasi pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep besar yang tidak diterapkan dengan utuh. Buktinya masih banyak

description

pancasila

Transcript of Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

Page 1: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

SISTEM PEMERINTAHAN ORDE BARU

1. Pemerintahan Orde Baru

 Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde

Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,

ekonomi Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang

merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga

semakin melebar.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai

presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978,

1983, 1988, 1993, dan [[1998].

Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), Soeharto mulai berkuasa

danmemperkenalkan sistem politik barunya yang disebut dengan Demokrasi Pancasila.

Pemerintahan yang sering disebut dengan orde baru ini, secara formil berlandaskan

padaPancasila, UUD 1945, dan Tap MPRS. Orde baru berencana merubah kehidupan sosial

dan politik dengan landasan ideal Pancasila dan UUD 1945. Jadi secara tidak langsung,

Sukarno dan Soeharto sama-sama berpedoman pada UUD 1945. Rancangan Pembangunan

Lima Tahun(Pelita) adalah salah satu program besarnya untuk mewujudkan itu. Tahapan

yang dijalani orde baru adalah merumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi

Negara, sehingga pancasila membudaya di masyarakat. Ideologi pancasila bersumber pada

cara pandang integralistik yang mengutamakan gagasan tentang Negara yang bersifat

persatuan. Sehingga pancasila diformalkan menjadi satu-satunya asas bagi organisasi

kekuatan politik dan organisasi keagamaan-kemasyarakatan lainnya. Dan kesetiaan kepada

ideologi-ideologi selain pancasila disamakan dengan tindakan subversi. Di era ini, kekuatan

politik bergeser pada militer, teknokrasi dan birokrasi. Gagasan dan ide membutuhkan

langkah praktis untuk menyeimbangkan dan keseimbangan. Dan ini tidak terjadi pada masa

demokrasi pancasila. Ia hanya menjadi sebatas konsep besar yang tidak diterapkan dengan

utuh. Buktinya masih banyak penyelewengan yangironisnya berkedok demokrasi di dalam

pemerintah. Bisa diuraikan, masa-masa ini adalah dimana Negara dan rakyat berhadap-

hadapan dan pemerintah sangat mendominasi. Selama rezim orde baru berkuasa, demokrasi

pancasila yang dicanangkan dalam pengertian normatif dan empirik tidak pernah sejalan. Ia

hanya menjadi slogan kosong. Ia tidak lebih baik dari dua model demokrasi sebelumnya

karena penerapannya yang jauh dari kenyataan berlawanan dengan tujuan demokrasi sendiri.

Orde Baru justru menghambat dan membelenggu kebebasan rakyat. Ia tidak sejalan dengan

esensi dan substansi demokrasi. Kekuasaan menjadi sentralistis pada kepemimpinan

Soeharto. Demokrasi baginya hanyalah alat untuk mengkristalisasikan kekuasaannya.

Soeharto kembali menghadirkan ‘demokrasi terpimpin kostitusional’ model barudengan

Page 2: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

melandaskan ideologi pancasila sebagai dasar dan falsafah demokrasi.Selama tiga dasawarsa,

pemerintahannya menjadi rezim yang sangat kuat. Pemilihan Umum tidak lagi menjadi

sentral demokratisasi di Negara. Meski telah diadakan selama enam kali dimasa Soeharto,

Pemilu sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai demokratis. Masih terjadi dominasi satu

partai yang sebenarnya dikontrol dan dikelola oleh Soeharto yang kekuasaannya didukung

penuh oleh militer. Tidak ubahnya yang terjadi adalah ‘demokrasi’ yang membunuh

demokrasi.

2. Lahirnya Orde Baru

1).   Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965

2). Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600%

3).   Adanya TRITURA

4).   Turunnya wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno

5).   Dikeluarkannya SUPERSEMAR

Di masa orde baru,presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan

(presidensiil) tapi masa jabatannya tidak jelas (sekali masa jabatan dan sesudahnya dapat

dipilih kembali tanpa kejelasan sampai berapa kali. Legislatif terdiri dari fraksi partai, fraksi

golongan non-partai, fraksi ABRI yang memiliki dua fungsi yaitu selain sebagai alat negara

juga memiliki fungsi politik-representatif. Masih terdapat DPA yang bertugas memberi

pertimbangan kepada presiden tapi presiden tidak wajib mengikuti pertimbangan tersebut.

Kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR.

3. Pelaksanaan Orde Baru

1).   Kekuasaan dipegang penuh oleh Presiden

2). Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.

3).   Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa

Demokrasi Terpimpin.

4).  Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut

sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika,tetapi itupun tidak diperhatikan atau

diabaikan.

Page 3: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

 Lembaran Kelam Orde Baru

1).   Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan

2).  Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan

3). Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998

4).  Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh

5).  Budaya bapakisme sangat berkembang

4. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Pemerintahan Orde Baru

Kekurangan Orde Baru

1).  Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme

2). Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan

antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot

ke pusat.

3).  Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi

4).  Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan

5). Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan,antara lain dengan program

“penembaakan misterius.”

6). Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan Negara

7). Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh

tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya

8). Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya

dan si miskin)

9.   Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel

Page 4: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

Kelebihan Orde Baru

1. Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996

telah mencapai AS$1.565

2. Sukses transmigrasi

3.   Sukses KB

4.   Sukses memerangi butahuruf

5.   Sukses swasembada pangan

6.   Pengangguran minimum

7.   Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

8.   Sukses Gerakan Wajib Belajar

9.   Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh

10. Sukses keamanan dalam negeri

11. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia

12. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri

5. Kebijakan dan Tindakan Soeharto dalam Memimpin Negara di Masa Orde Baru

Politik

Presiden Soeharto memulai “Orde Baru” dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis

mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada

akhir masa jabatannya.

Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi

anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September 1966mengumumkan bahwa

Indonesia “bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi

dalam kegiatan-kegiatan PBB”, dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28

September 1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.

Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan

menempuh kebijakannya melalui struktur Administratif yang didominasi militer namun

dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara

Page 5: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang

dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh

pusat. Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap tahunnya

harus disetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan antara pusat dan

daerah.

Eksploitasi sumber daya

Selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya

alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak

merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada

tahun 1970-an dan 1980-an.

Warga Tionghoa

Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan

dianggap sebagai warga negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga

pribumi, yang secara tidak langsung juga menghapus hak-hak Asasi mereka.

Kesenian Barongsai secara terbuka, perayaan hari raya Imlek, dan pemakaian Bahasa

Mandarin dilarang, meski kemudian hal ini diperjuangkan oleh komunitas china indonesia

terutama dari komunitas pengobatan china tradisional karena pelarangan sama sekali akan

berdampak pada resep obat yang mereka buat yang hanya bisa di tulis dengan bahasa

mandarin. Mereka pergi hingga ke Makhamah Agung dan akhirnya Jaksa Agung indonesia

waktu itu memberi izin dengan catatan bahwa china indonesia bejanji tidak menghimpun

kekuatan untukmemberontak dan menggulingkan pemerintahan Indonesia. Untuk

keberhasilan ini kita mesti memberi penghormatan bagi Ikatan Naturopatis Indonesia ( I.N.I )

yang anggota dan pengurus nya pada waktu itu memperjuangkan hal ini demi masyarakat

china indonesia dan kesehatan rakyat indonesia. Hingga china indonesia mempunyai sedikit

kebebasan dalam menggunakan bahasa Mandarin.

Satu-satunya surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit adalah Harian Indonesia

yang sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Harian ini dikelola dan diawasi oleh

militer indonesia dalam hal ini adalah ABRI meski beberapa orang china indonesia bekerja

juga di sana. Agama tradisional Tionghoa dilarang. Akibatnya agama Konghucu kehilangan

pengakuan pemerintah.

Pemerintah Orde Baru berdalih bahwa warga Tionghoa yang populasinya ketika itu mencapai

kurang lebih 5 juta dari keseluruhan rakyat Indonesia dikhawatirkan akan menyebarkan

pengaruh komunisme di Tanah Air. Padahal, kenyataan berkata bahwa kebanyakan dari

mereka berprofesi sebagai pedagang, yang tentu bertolak belakang dengan apa yang diajarkan

oleh komunisme, yang sangat mengharamkan perdagangan dilakukan.

Page 6: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk

menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan dirinya.

Perpecahan Bangsa

Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap

hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan “persatuan dan kesatuan

bangsa”.Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah

meningkatkan transmigrasi dari daerah yang padat penduduknya

seperti Jawa, Bali dan Madura ke luar Jawa, terutama keKalimantan, Sulawesi, Timor Timur,

dan Irian Jaya. Namun dampak negatif yang tidak diperhitungkan dari program ini adalah

terjadinya marjinalisasi terhadap penduduk setempat dan kecemburuan terhadap penduduk

pendatang yang banyak mendapatkan bantuan pemerintah. Muncul tuduhan bahwa program

transmigrasi sama dengan jawanisasi yang disertai sentimen anti-Jawa di berbagai daerah,

meskipun tidak semua transmigran itu orang Jawa.

6. Berakhirnya Masa Orde Baru

Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia (untuk lebih

jelaslihat: Krisis finansial Asia), disertai kemarau terburuk dalam 50 tahun terakhir dan

hargaminyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin jatuh. Rupiah jatuh, inflasi

meningkattajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang awalnya

dipimpin paramahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan

massa yangmeluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR

melantiknyauntuk masa bakti ketujuh. Soeharto kemudian memilih sang Wakil Presiden, B.

J. Habibie, untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

Lembaran Kelam Orde Baru

1. Diskriminasi non-pribumi ditambah adanya penganiayaan

2. Pengadilan dan penghukuman oknum-oknum G30S/PKI yang tidak relevan

3. Terjadinya tragedi-tragedi dan kerusuhan berdarah di tahun 1998

4. Separatisme mulai berkembang di Papua dan Aceh

5. Budaya bapakisme sangat berkembang

Runtuhnya Orde Baru

1.   Penyebab utama runtuhnya kekuasaan Orde Baru adalah adanya krisis moneter tahun

1997. KKN semakin merajalela, sementara kemiskinan rakyat terus meningkat. Terjadinya

ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial.

Muncul demonstrasi besar-besaran yang digerakkan oleh mahasiswa dengan tuntutan utama

kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total.

Page 7: Sistem Pemerintahan Orde Baru (Pancasila)

2.   Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri dan

menyerahkan jabatannya kepada wakil presiden B.J. Habibie. Peristiwa ini menandai

berakhirnya kekuasaan Orde Baru dan dimulainya Orde Reformasi.

Sumber :

Wayan, I Badrika.(2006).Sejarah:Untuk SMA Kelas XI.Jakarta.Erlangga.

http://www.scribd.com/doc/73723349/MAKALAH

http://helpmeairant.wordpress.com/2011/11/27/

pelaksanaansistempemerintahannegaraindonesia/

http://arsyifasuci.blogspot.com/2012/11/sistem-pemerintahan-orde-baru_13.html