Sistem pemerintahan

43
SISTEM PEMERINTAHAN Oleh : 1. Christella Tesalonika - 1387007 2. Christine Tanuwijaya - 1387010 3. Nadia Caramina - 1387019 4. Banni Alfuwun - 1387022 5. Nadia Yahya - 1387032

Transcript of Sistem pemerintahan

Page 1: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN

Oleh :

1. Christella Tesalonika - 1387007

2. Christine Tanuwijaya - 1387010

3. Nadia Caramina - 1387019

4. Banni Alfuwun - 1387022

5. Nadia Yahya - 1387032

Page 2: Sistem pemerintahan

PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN Sistem adalah himpunan bagian-bagian atau unsur

yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Pemerintahan dalam arti luas dan sempit : • Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan rakyatnya sendiri (tidak diartikan sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas eksekutif saja, melainkan juga tugas yudikatif dan legislatif). • Pemerintahan dalam arti sempit adalah hanya menyangkut fungsi eksekutif saja.

Page 3: Sistem pemerintahan

PENGERTIAN SISTEM PEMERINTAHAN

Sistem pemerintahan dalam arti luas adalah suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara yang bertitik tolak dari hubungan antar semua organ negara, termasuk hubungan antar semua pemerintah pusat dan bagian yang terdapat di dalam negara di tingkat lokal.

Sistem Pemerintahan dalam Arti Luas dan Sempit

Sistem pemerintahan dalam arti sempit adalah suatu tatanan atau struktur pemerintahan yang bertitik tolak dari hubungan sebagian organ negara di tingkat pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.

Page 4: Sistem pemerintahan

JENIS-JENIS SISTEM PEMERINTAHAN

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Page 5: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Sistem pemerintahan presidensial bertitik tolak dari konsep pemisahan kekuasaan sebagaimana dianjurkan oleh Teori Trias Politika.

Sistem ini menghendaki adanya pemisahan kekuasaan secara tegas, khususnya antara badan pemegang kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Page 6: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

1. Kedudukan kepala negara (presiden) adalah sebagai kepala negara dan sebagai kepala eksekutif (pemerintahan)

2. Presiden dan parlemen dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum, sehingga presiden berasal dari partai politik yang berbeda dengan partai politik di parlemen.

3. Presiden dan parlemen tidak bisa saling mempengaruhi (menjatuhkan).

Ciri-ciri utama dari sistem ini :

Page 7: Sistem pemerintahan

4. Presiden tidak dapat diberhentikan oleh parlemen dalam masa jabatannya, tetapi jika presiden melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum, presiden dapat dikenai impeachment (pengadilan DPR).

5. Dalam rangka menyusun kabinet (menteri), presiden wajib meminta persetujuan parlemen.

6. Menteri-menteri yang diangkat oleh presiden tersebut tunduk dan bertanggung jawab kepada presiden.

Page 8: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Dalam sistem presidensial, kedudukan eksekutif tidak bergantung pada badan perwakilan rakyat. Karena itu, menteri tidak bisa diberhentikan oleh badan perwakilan rakyat.

Kedudukan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpisah satu sama lain secara tajam dan saling menguji. Kekuasaan membuat undang-undang di tangan kongres, sedangkan presiden mempunyai hak veto terhadap undang-undang yang sudah dibuat. Tugas peradilan dilakukan oleh badan peradilan yang tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan lain.

Page 9: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Page 10: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Dalam sistem pemerintahan parlementer, hubungan antara eksekutif dan yudikatif sangat erat. Kabinet memperoleh dukungan dari parlemen. Dengan demikian, kebijaksanaan pemerintah atau kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki oleh parlemen.

Sistem parlementer lahir dari pertanggungjawaban menteri. Eksekutif dalam sistem parlementer adalah kabinet. Kabinet yang terdiri atas perdana menteri dan menteri-menteri, bertanggung jawab sendiri atau bersama-sama kepada parlemen.

Page 11: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

1. Terdapat hubungan yang erat antara eksekutif dan legislatif (parlemen).

2. Eksekutif yang dipimpin oleh perdana menteri dibentuk oleh parlemen dari partai politik peserta pemilu yang menduduki kursi mayoritas.

3. Kepala negara berkedudukan sebagai kepala negara saja, bukan sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan.

4. Raja/ratu atau presiden adalah sebagai kepala negara. Kepala negara tidak bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan yang diambil oleh kabinet.

Ciri-ciri utama dari sistem ini :

Page 12: Sistem pemerintahan

5. Dikenal adanya mekanisme pertanggungjawaban menteri kepada parlemen yang mengakibatkan parlemen dapat membubarkan atau menjatuhkan “mosi tidak percaya” kepada kabinet jika pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemerintahan tidak dapat diterima oleh parlemen.

6. Eksekutif bertanggung jawab kepada legislatif.

7. Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet dan perdana menteri adalah ketua partai politik yang memenagkan pemilihan umum, sedangkan partai politik yang kalah akan berlaku sebagai pihak oposisi.

8. Jika terjadi perselisihan antara kabinet dengan parlemen, kepala negara akan membubarkan parlemen.

Page 13: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Page 14: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Sistem pemerintahan campuran merupakan bentuk variasi dari sistem pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial.

Sistem pemerintahan ini hanya mengambil hal yang terbaik dari sistem pemerintahan Presidensial dan sistem pemerintahan Parlementer.

Menurut Maurice Duverger sistem pemerintahan campuran ini adalah merupakan suatu sistem pemerintahan dimana orang-orang yang memegang kekuasaan pemerintahan negara itu dipilih atau diangkat dengan cara-cara yang merupakan bentuk peralihan dari cara autokrasi ke cara demokrasi.

Page 15: Sistem pemerintahan

BENTUK – BENTUK SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Dalam sistem ini kita dapat ketemukan adanya dua organ pemerintahan, yang satu sifatnya autokratis, sedang yang lain sifatnya demokratis, dan yang keduanya itu kedudukannya berdampingan. Dibedakan menjadi:

Sistem pemerintahan campuran menurut juxtaposition

Page 16: Sistem pemerintahan

Juxtaposition antara seorang raja atau monark yang sifatnya autokratis, dengan badan perwakilan atau parlemen yang

sifatnya demokratis. Misalnya, negara yang diperintah oleh raja yang sifatnya turun temurun, berhadapan dengan sebuah

badan perwakilan atau parlemen yang anggotanya diangkat dengan memakai sistem pemilihan oleh rakyat yang diperintah.

juxtaposition dalam parlemen, yang artinya badan perwakilan rakyat itu berdiri terdiri dari dua kamar, yang satu

pengangkatan anggota-anggotanya dengan cara pemelihan oleh rakyat yang diperintah, jadi sifatnya demokratis.

Sedangkan yang lain pengangkatannya ditentukan secara autokratis, seperti dengan cara keturunan.

Dalam negara hanya ada satu badan perwakilan rakyat yang pengangkatan anggota-anggota sebagian bersifat demokratis

sedangkan yang lainnya bersifat autokratis.

Page 17: Sistem pemerintahan

BENTUK – BENTUK SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Ini adalah suatu negara dimana kekuasaan pemerintahannya itu hanya dipegang atau dilaksanakan oleh satu organ saja. Dimana organ tersebut pengangkatannya dilakukan dengan cara baik secara demokratis maupun secara autokratis

Sistem pemerintahan campuran secara kombinasi

Page 18: Sistem pemerintahan

BENTUK – BENTUK SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Dalam sistem campuran secara berfusi ini cara pengangkatan para penguasa didapati unsur-unsur autokratis dan unsur-unsur demokratis sekaligus berfusi atau terpadu. Sistem ini misalnya terjadi dalam pengangkatan para penguasa dalam negara oligarki.

Sistem pemerintahan campuran secara berfusi atau terpadu

Page 19: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Page 20: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan. Sistem pemerintahan referendum adalah bentuk sistem pemerintahan yang merupakan variasi dari sistem pemerintahan parlementer dan presidensial.

Page 21: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Referendum obligator adalah referendum yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu diberlakukan.

Referensi fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan, sejumlah orang tertentu yang mempunyai hak suara menginginkan diadakannya referendum.

Referendum konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal teknis

Macam-macam referendum adalah sebagai berikut :

Page 22: Sistem pemerintahan

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SISTEM PEMERINTAHAN

Page 23: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada presiden.

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen

Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan, masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden Indonesia lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat diisi oleh orang luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.

Kelebihan :

Page 24: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Pengawasan rakyat lemah. Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara

kurang mendapat perhatian. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung

badan legislatif sehingga dapat menimbulkan kekuasaan mutlak.

Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas. Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya

hasil tawar-menawar antara eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu yang lama.

Kekurangan :

Page 25: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Suatu permasalahan dapat ditangani secara tuntas melalui pembuatan kebijakan umum (undang – undang) yang bersifat komprehensif karena kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif berada pada satu partai.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum sangat jelas sehingga dalam pemilihan umum para pemilih dengan jelas mengetahui, siapa yang harus dicela atau dipuji dalam penyelenggaraan pemerintah.

Kelebihan :

Page 26: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Terdapat suatu kabinet yang cenderung mengendalikan parlemen, karena hal ini disebabkan dengan posisi penting yang dipegang perdana menteri dan anggota kabinet yang lain dalam partai, yang memungkinkan mereka mempengaruhi isi kebijakan partai yang harus dilaksanakan dengan semua anggota partai di perlemen maupun di eksekutif.

Anggota parlemen yang menjadi anggota kabinet biasanya merupakan tokoh – tokoh yang berpengaruh di parlemen. Dengan demikian, karena posisi mereka dalam partai dan pengaruh mereka di parlemen, kabinet akan dengan mudah mendominasi parlemen.

Kekurangan :

Page 27: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN CAMPURAN

Sistem ini pemerintahan lebih tegas dan lebih kompeten.

Kelebihan :

Kekurangan :

Adanya ketidakjelasan otoritas pemerintah yang dapat menimbulkan perpecahan.

Page 28: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Pada setiap masalah negara, rakyat langsung ikut serta menanggulanginya. Rakyat juga dilibatkan dalam pembentukan undang – undang.

Kelangsungan kedudukan pemerintahan itu stabil sehingga pemerintahan akan memperoleh pengalaman yang baik dalam menyelanggarakan kepentingan rakyatnya

Kelebihan :

Page 29: Sistem pemerintahan

SISTEM PEMERINTAHAN REFERENDUM

Tidak setiap masalah mampu diselesaikan oleh rakyat karena untuk mengatasinya perlu pengetahuan yang cukup yang harus dimiliki oleh rakyat itu sendiri.

Sistem ini tak bisa dilaksanakan jika terdapat banyak perbedaan paham antara rakyat dan eksekutif menyangkut kebijakan politik.

Kekurangan :

Page 30: Sistem pemerintahan

SEJARAH SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

Page 31: Sistem pemerintahan

PERIODE UNDANG-UNDANG DASAR 1945 (18 AGUSTUS 1945-27 DESEMBER 1949)

Bentuk Negara Republik Indonesia pada kurun waktu 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 adalah negara kesatuan.

UUD 1945 menganut teori Pembagian Kekuasaan (Distribution of Power). Dalam pembagian kekuasaan antara lembaga yang satu dengan yang lain, masih dimungkinkan adanya kerja sama dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Menurut UUD 1945, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa kekuasaan-kekuasaan dalam negara dikelola oleh lima lembaga, yaitu: legislatif, eksekutif, konsultatif, eksaminatif, yudikatif.

Page 32: Sistem pemerintahan

Kekuasaan pada masa periode 18 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949 belum terlaksana sebagaimana mestinya. Pada masa itu hanya terdapat presiden, wakil presiden, menteri-menteri dan KNIP.

Setelah muncul Maklumat Wakil Presiden No.X pada 16 Oktober 1945 terdiri pembagian kekuasaan dalam dua badan yaitu kekuasaan legislative dijalankan oleh KNIP dan kekuasaan-kekuasaan lainnya yang masih dipegang oleh presiden hingga 14 November 1945.

Page 33: Sistem pemerintahan

PERIODE KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) 1949 (27 DESEMBER1949-17 AGUSTUS 1950)

Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer. Pada sistem ini, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat), dan apabila pertanggungjawaban itu tidak diterima oleh DPR maka dapat menyebabkan bubarnya kabinet.

Konstitusi RIS 1949 menganut sistem pembagian kekuasaan. Selain itu kekuasaan negara tidak hanya terbagi menjadi tiga kekuasaan/lembaga tetapi menjadi enam lembaga negara, yaitu: presiden, mentri, senat, DPR, MA, Dewan Pengawas Keuangan.

Page 34: Sistem pemerintahan

Namun konstitusi RIS yang bersifat liberal federalistik tidak sesuai dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila dan kepribadian bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, pada 19 Mei 1950, dicapailah suatu kesepakatan membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan berdasarkan undang-undang dasar baru yang merupakan gabungan unsur UUD 1945 dengan Konstitusi RIS yang menghasilkan UUDS 50.

Page 35: Sistem pemerintahan

PERIODE UUDS 1950 (17 AGUSTUS 1950-5 JULI 1959)

Bentuk negara yang dianut Negara Indonesia pada masa berlakunya UUDS 50 adalah negara kesatuan. Sistem pemerintahan yang dianut oleh UUDS 50 adalah sistem pemerintahan parlementer.

Dalam pasal 45 disebutkan “Presiden ialah Kepala Negara.” Karena presiden sebagai kepala negara, ia tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas pelaksanaan pemerintahan. Yang bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah adalah menteri. Menteri-menteri tersebut harus bertanggung jawab atas kebijakannya kepada parlementer DPR.

Page 36: Sistem pemerintahan

Masa berlakunya UUDS 50 diisi dengan jatuh bangunnya cabinet sehingga pemerintahan tidak stabil. Hal tersebut disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Adanya sistem pemerintahan parlementer yang disertai sistem multipartai (banyak partai)

2. Perjuangan partai-partai politik hanya untuk kepentingan golongan satu partai lainnya

3. Pelaksanaan sistem demokrasi yang tidak sehat

Page 37: Sistem pemerintahan

Dalam UUDS 50 pun terdapat pembagian kekuasaan. Hal ini terbukti dengan dibentuknya badan-badan yang memegang ketiga kekuasaan tersebut:

1. Kekuasaan pemerintah negara (eksecutive power) dilakukan oleh dewan menteri

2. Kekuasaan perundang-undangan (legislative power) dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR

3. Kekuasaan kehakiman (yudicative power) dilakukan oleh Mahkamah Agung

Page 38: Sistem pemerintahan

PERIODE BERLAKUNYA KEMBALI UUD 1945 (5 JULI 1959-21 MEI 1998)

Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5 juli 1959, yang berisikan untuk membubarkan badan konstituante serta kembali ke UUD 1945.

Sejak 1959 hingga 1966, Bung Karno memerintah dengan dekrit presiden tsb untuk mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup, dan membentuk MPRS serta DPRS. Sistem yang diberlakukan pada saat ini yaitu sistem pemerintahan presidensial.

Page 39: Sistem pemerintahan

Dekrit presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang mengakhiri periode parlementer serta dipakai kembalinya UUD 1945. periode setelah ini lazim dimaksud periode demokrasi terpimimpin,yaitu:

1. Kembali berlakunya UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 50

2. Pembubaran konstituante3. Pembentukan MPRS serta DPAS

Pada periode ini pun terdapat dua periode, yaitu:1. Periode Orde Lama (5 Juli 1959-11 Maret 1966)2. Periode Orde Baru (11 Maret-21 Mei 1998)

Page 40: Sistem pemerintahan

Masa kepemimpinan orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto adalah masa kepemimpinan nasional yang bertekad melaksanakan pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekuen serta bertujuan menegakkan kebenaran dan keadilan dalam negara Republik Indonesia.

Akibat adanya penyimpangan dibidang ekonomi, politik, hukum, maka lahirlah berbagai pemberontakan dari kalangan masyarakat untuk menurunkan Soeharto sebagai Presiden sebelum masa jabatannya berakhir. Pemberontakan tersebut menyebabkan mundurnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998.

Page 41: Sistem pemerintahan

PERIODE REFORMASI (1998-SEKARANG)

Masa ini merupakan masa dimana telah berakhrirnya rezim orde baru dan dimulainya masa reformasi. Sejak 2002, dengan berlakunya UUD hasil amandemen keempat, berlaku sistem presidensial.

Pelaksanaan demokrasi pancasila pada era reformasi telah banyak memberikan ruang gerak pada partai politik maupun DPR untuk mengawasi pemerintah secara kritis dan dibenarkan untuk unjuk rasa.

Page 42: Sistem pemerintahan

Sistem Pemerintahan setelah amandemen (1999 – 2002) :

1. MPR bukan hanya instansi paling tinggi lagi2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh bagian

dpr ditambah dpd yang dipilih oleh rakyat3. Presiden serta wakil presiden dipilih segera

oleh rakyat4. Presiden tidak bisa membubarkan DPR5. Kekuasaan legislatif lebih dominan

Page 43: Sistem pemerintahan

SEKIAN DAN TERIMAKASIH..