Sistem Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai

21
KARYA TULIS ILMIAH HIDROLOGI SISTEM PEMANFAATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GUNTING UNTUK IRIGASI LAHAN PERSAWAAN DI DESA GEDANGAN-MOJOAGUNG SISTEM PEMANFAATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GUNTING UNTUK IRIGASI LAHAN PERSAWAAN DI DESA GEDANGAN-MOJOAGUNG Oleh : Dian Prasetyo Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Surabaya ABSTRAK Pengembangan sistem irigasi di masa lalu dilaksanakan bila beberapa syarat dapat dipenuhi diantaranya : adanya lahan, sumber air yang cukup, tenaga penggarap, jalan masuk, input usaha pertanian, pemanfaat / pasar dan dana pembangunan yang memadai. Pengembangan umumnya memanfaatkan aliran air sungai (run off water) dengan membangun bendung melintang sungai. Efisiensi pemanfaatan air belum mendapatkan perhatian sepenuhnya. Irigasi umumnya merupakan pemanfaat terbesar dalam pengembangan sumberdaya air satuan wilayah sungai, berkisar antara 70% sampai 90%. Peningkatan efisiensi penggunaan air akan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan lain terutama pada kondisi iklim yang sangat kering. Efisiensi penyaluran air dari sumber air ke lahan pertanian menyangkut beberapafaktor, yaitu: kondisi prasarana dan sarana pengairan, kepiawaian pengelola prasarana dan sarana pengairan, pelaksanaan budidaya pertanian serta mekanisme paska panen. DIAN PRASETYO [105534084] S-1 PEND. TEKNIK BANGUNAN-B (2010) 1

description

prakerin

Transcript of Sistem Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai

KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAHHIDROLOGISISTEM PEMANFAATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GUNTING UNTUK IRIGASI LAHAN PERSAWAAN DI DESA GEDANGAN-MOJOAGUNG

SISTEM PEMANFAATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI GUNTING UNTUK IRIGASI LAHAN PERSAWAAN DI DESA GEDANGAN-MOJOAGUNG

Oleh :Dian PrasetyoProgram Studi S-1 Pendidikan Teknik BangunanUniversitas Negeri Surabaya

ABSTRAKPengembangan sistem irigasi di masa lalu dilaksanakan bila beberapa syarat dapat dipenuhi diantaranya : adanya lahan, sumber air yang cukup, tenaga penggarap, jalan masuk, input usaha pertanian, pemanfaat / pasar dan dana pembangunan yang memadai. Pengembangan umumnya memanfaatkan aliran air sungai (run off water) dengan membangun bendung melintang sungai. Efisiensi pemanfaatan air belum mendapatkan perhatian sepenuhnya.

Irigasi umumnya merupakan pemanfaat terbesar dalam pengembangan sumberdaya air satuan wilayah sungai, berkisar antara 70% sampai 90%. Peningkatan efisiensi penggunaan air akan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan lain terutama pada kondisi iklim yang sangat kering. Efisiensi penyaluran air dari sumber air ke lahan pertanian menyangkut beberapafaktor, yaitu: kondisi prasarana dan sarana pengairan, kepiawaian pengelola prasarana dan sarana pengairan, pelaksanaan budidaya pertanian serta mekanisme paska panen.

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari sungai yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.Pada zaman Hindia Belanda sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam Tanam Paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya.

Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanianya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian.

Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber sungai yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.

Sistem ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat di ...... mereka memanfaatkan bengunan peninggalan belanda yang membendung daerah aliran sungai (DAS) kali gunting. Bendungan ini mengaliri hektaran sawah melalui saluran-saluran irigasi sederhana.

B. Perumusan Masalah

Bagaimana sistem pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) Kali Gunting di Desa Gedangan-Mojoagung ?

C. Tujuan Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah selain untuk memenuhi nilai mata kuliah Hidrologi adalah mengkaji seberapa besar manfaat daerah aliran sungai di Desa Gedangan-Mojoagung untuk irigasi.

BAB IIKAJIAN TEORI DAN METODOLOGI PENULISAN

A. Kajian Teori1. Pengertian Daerah Aliran SungaiDaerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Linsley (1980) menyebut DAS sebagai A river of drainage basin in the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that all stream flow originating in the area discharged through a single outlet. Sementara itu IFPRI (2002) menyebutkan bahwa A watershed is a geographic area that drains to a common point, which makes it an attractive unit for technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and subsurface water for crop production, and a watershed is also an area with administrative and property regimes, and farmers whose actions may affect each others interests.

2. Definis Daerah Aliran Sungai berdasarkan FungsiDAS berdasarkan fungsi, yaitu pertama DAS bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan. Kedua DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga DAS bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.

3. Komponen-Komponen DASKomponenkomponen utama ekosistem DAS, terdiri dari :

Komponen Fisik Vegetasi, Tanah dan air Komponen non fisik yaitu Manusia dengan segala aktifitasnya

Masingmasing komponen tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdirisendiri, namun berhubungan dengan komponen lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem). Manusia memegang peranan yang penting dan dominan dalam mempengaruhi kualitas suatu DAS. Gangguan terhadap salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal. Kualitas interaksi antar komponen ekosistem terlihat dari kualitas output ekosistem tersebut. Di dalam DAS kualitas ekosistemnya secara fisik terlihat dari besarnya erosi, aliran permukaan, sedimentasi, fluktuasi debit, dan produktifitas lahan.

Dalam ekosistem DAS, dapat diklasifikasikan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan sebagai daerah konservasi, DAS bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan. DAS bagian hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata air, karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan dampak di daerah hilir dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan transport sedimen serta material terlarut dalam sistem aliran airnya. Dengan perkataan lain ekosistem DAS, bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan DAS. Perlindungan ini antara lain dari segi fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali menjadi fokus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir mempunyai keterkaitan biofisik melalui daur hidrologi.

Bagian hulu DAS seringkali mengalami konflik kepentingan dalam penggunaan lahan, terutama untuk kegiatan pertanian, pariwisata, pertambangan, serta permukiman. Mengingat DAS bagian hulu mempunyai keterbatasan kemampuan, maka setiap kesalahan pemanfaatan akan berdampak negatif pada bagian hilirnya. Pada prinsipnya, DAS bagian hulu dapat dilakukan usaha konservasi dengan mencakup aspek aspek yang berhubungan dengan suplai air. Secara ekologis, hal tersebut berkaitan dengan ekosistem tangkapan air (catchment ecosystem) yang merupakan rangkaian proses alami daur hidrologi.Permasalahan pengelolaan DAS dapat dilakukan melalui suatu pengkajian komponen komponen DAS dan penelusuran hubungan antar komponen yang saling berkaitan, sehingga tindakan pengelolaan dan pengendalian yang dilakukan tidak hanya bersifat parsial dan sektoral, tetapi sudah terarah pada penyebab utama kerusakan dan akibat yang ditimbulkan, serta dilakukan secara terpadu. Salah satu persoalan pengelolaan DAS dalam konteks wilayah adalah letak hulu sungai yang biasanya berada pada suatu kabupaten tertentu dan melewati beberapa kabupaten serta daerah hilirnya berada di kabupaten lainnya. Oleh karena itu, daerah daerah yang dilalui harus memandang DAS sebagai suatu sistem terintegrasi, serta menjadi tanggung jawab bersama.

4. Pengertian IrigasiIrigasi adalah kegiatan - kegiatan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan lain-lain usaha pertanian, rawa - rawa, perikanan. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan sarana dan prasarana untuk membagi-bagikan air ke sawah-sawah secara teratur dan membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi untuk memenuhi tujuan pertanian. Masih sering kita jumpai istilah irigasi ini diganti dengan istilah "Pengairan". Untuk sementara istilah irigasi kita anggap punya pengertian yang sama dengan istilah pengairan.

5. Sistem-Sistem Irigasi

a) Irigasi PermukaanIrigasi permukaan terjadi dimana air dialirkan pada permukaan lahan. Di sini dikenal alur primer,sekunder, tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.

b) Irigasi LokalSistem ini didistribusikan dengan pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air terlebih dahulu. Namun air yang disebarkan hanya terbatas sekali atau secara lokal.

c) Irigasi dengan Penyemprotan

Penyemprotan biasanya dipakai penyemprotan air atau sprinkle. Air yang disemprotkan akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah terlebih dahulu, kemudian menetes ke akar.

d) Irigasi Tradisional dengan EmberDi sini diperlukan tenaga kerja secara perseorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.

e) Irigasi Pompa AirAir di ambil dari sumur dalam dan dinaikan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.

B. Metodologi Penulisan1. Tempat: Dsn. Gedangan Ds. Kedunglumpang Kec. Mojoagung Kab. Jombang.Waktu: 6 April 2013

2. Metode:a. Metodeb. Teknik Pengumpulan data : penulis melakukan observasi

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Sistem Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Kali GuntingSungai Kali Gunting adalah salah satu Sungai di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang, yang berpusat di kawasan Pegunungan Wonosalam. Panjang daerah aliran sungai Kali Gunting 12,875 Km dan mempunyai debit max 61,635 dan min 1,829. Sepanjang daerah aliran sungai kali gunting banyak terdapat bangunan-bangunan irigasi, seperti di desa Gedangan kecamatan Mojoagung, terdapat sebuah bangunan bendungan yang berfungsi sebagai penaham sedimen dan pengairan irigasi.

Gambar 1.1 Bendungan GedanganBagunan bekas peninggalan zaman belanda ini kurang mendapat perawatan oleh warga sekitar, terlihat dari bukaan pintu utama yang pertama yang banyak mengalami kerusakan. Mereka tidak menyadari bahwa bedungan ini sangat bermanfaat bagi mereka, apalagi saat musim kemarau datang, krisis air tanah akibat kurangnya infiltrasi akibat maraknya pembalakan liar yang terjadi di hutan wonosalam.

Faktor utama kerusakan DAS yang mengakibatkan menurunnya infiltrasi adalah :a. Hilangnya/rusaknya penutupan vegetasi permanen/hutan dibagian hulu,b. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya, danc. Penerapan teknologi pengelolaan lahan/DAS

Gambar 1.2 Pintu Bagi

Terdapat dua bangunan bagi yang membagi saluran irigasi ke lahan persawaan dan mengarah ke permukiman warga. Pada bangunan bagi yang mengarah ke lahan persawaan, saluran irigasi ini hambir mengairi sekitar 30 ha lahan persawaan yang terbagi dalam parit-parit kecil. Kemudian bagunan bagi yang kedua mengarah ke arah pemukiman warga, lebih dari 50 kepala keluarga yang dilewati saluran irigasi ini,

Debit air yang mengalami penurunan yang terjadi di DAS Kali Gunting di tengarai oleh beberapa sebab, diantaranya :a. Perencanaan bentuk penggunaan lahan dan praktek pengelolaan yang tidak sesuai,b. Pertambahan jumlah penduduk baik secara alami maupun buatan,c. Kemiskinan dan kemerosotan ekonomi akibat keterbatasan sumber daya manusia, sumber alam dan mata pencaharian,d. Kelembagaan yang ada kurang mendukung pelayanan kepada para petani di hulu / hutan,e. Kebijakan perlindungan dan peraturan legislatip, tidak membatasi kepemilikan / penggunaan lahan,f. Ketidakpastian penggunaan hak atas tanah secara defakto pada lahan hutan.

Kerusakan DAS terjadi dibanyak tempat dengan kuantitas yang berbeda sehingga menimbulkan :a. Penurunan kapasitas produksi sumber lahan akibat erosi tanah dan timbulnya perubahan kondisi hidrologi, biologi, kimia dan sifat fisik tanh,b. Pengurangan kualitas dan atau kuantitas air permukaan dan air tanah sehingga menambah resiko kerusakan akibat banjir di hilir,c. Pengurangan kualitas dan atau kuantitas sumber biomassa alam dan mengurangi perlindungan terhadap penutup permukaan lahan oleh tanaman,d. Penurunan genetik, jenis dan keragaman ekosistim didalam dan diluar DAS,e. Kerusakan ekosistim terumbu karang di sekitar pesisir pantai.

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwasanya irigasi yang diterapkan di Desa Gedangan Kecamatan Mojoagung cukup baik, sehingga dapat memenuhi kebuutuhan air untuk lahan persawahan di desa tersebut sehingga meningkatkan hasil / produksi pertanian di desa tersebut.

SARAN

Saran yang dapat kami sampaikan untuk masyarakat desa tersebut sebaiknya menjaga aliran irigasi agar tidak rusak, dan sering-sering membersihkan saluran irigasi agar air mengalir dengan lancar dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan selalu menjaga bangunan-bangunan air yang menjadi komponen utama saluran irigasi tersebut, khusunya pintu-pintu air.

LAMPIRAN

Gambar. Bangunan Induk Bendungan

Gambar. Sisi Bendungan

Gambar. Saluran Irigasi

Gambar. Bangunan Bagi

DAFTAR PUSTAKA

http://id.m.wikipedia.org/wiki/irigasihttps://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignmentshttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=lahan_pertanian&action=edit&redlink=1

DIAN PRASETYO [105534084] S-1 PEND. TEKNIK BANGUNAN-B (2010) 2