Sistem Manajemen Dinas Permukiman Dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta
description
Transcript of Sistem Manajemen Dinas Permukiman Dan Prasarana Wilayah Kota Yogyakarta
SISTEM MANAJEMEN DINAS PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH KOTA YOGYAKARTA
DISUSUN OLEH :
1. ARGINI TIARA DHEVY 11408144001
2. KHOIRUL ANWAR 11408144004
3. IKA MERDEKAWATI 11408144013
4. PUTRI ASTITI 11408144016
5. BAGAS RIFKI W. 11408144023
6. KHUSNIA K. 11408144027
7. DANANG WASKITO 11408144028
8. AZWAR HABIB 11408144039
Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (KIMPRASWIL) merupakan lembaga pemerintahan
yang membidangi urusan permukiman dan prasarana wilayah Kota Yogyakarta, sesuai dengan
visinya yaitu ,”Terwujudnya ruang kawasan dan sarana prasarana kota yang bermanfaat bagi
masyarakat dan berwawasan lingkungan”.
Kami mendapat kesempatan untuk mewawancarai Ka.Bid. Permukiman dan SAL, Bapak Ir.
Hendra Tantular. Wawancara kami tentunya berkaitan dengan program studi yang sedang kami
jalani yaitu manajemen, terutama manajemen dalam perencanaan dan pengorganisasian dalam dinas
berkaitan. Berikut hasil wawancara yang kami peroleh :
Sebelumnya kami ingin bertanya, mengapa di daerah lain nama Dinas Kimpraswil itu
Dinas Pekerjaan Umum, pak ?
Kementrian Pekerjaan Umum pada jaman Megawati diserahkan kepada Kementrian
Lingkungan Hidup. Pada jaman Gus Dur menjadi tidak teratur, contohnya PU yang menjadi
mentrinya bukan dari orang PU yang kemudian membuat program yang tidak cocok dengan
Kementrian PU sendiri, namanya dirubah menjadi KIMPRASWIL. Kita pada waktu itu juga
menyesuaikan nama dari pusat sampai saat ini kita tidak merubah namanya. Kalau untuk daerah-
daerah lain sudah ganti nama, yang kota belum. Kita masuk didalam departemen Kementrian
Pekerjaan Umum. Kementrian Pekerjaan Umum itu ada Direktorat Jendral (Dirjen) ekselon 1, ada
sekjen juga. Dirjen nya ada Direktorat Jendral Cipta Karya. Direktorat Pengairan menjadi
Direktorat Sumberdaya Air, Direktorat Tata Ruang, Direktorat Bina Marga. Kalau tata ruang ya ke
Dirjen Tata Ruang, kalau kaitannya dengan pemukiman dan PNPM ke Dirjen Cipta Karya, kalau
jalan ke Dirjen Bina Marga, sungai ke Dirjen Sumberdaya Air.
MANAJEMENBO9 (1)
Kami ingin mengetahui struktur organisasi di Dinas KIMPRASWIL ini, bisa Bapak
jelaskan ?
Baik, untuk struktur organisasi mungkin nanti adik-adik sekalian bisa langsung melihat bagan
yang tertera, tapi akan saya jelaskan sedikit. Berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2008 dijelaskan
bahwa kedudukan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) merupakan unsur
pelaksana pemerintah daerah di bidang pengairan, drainase, bina marga, tata perkotaan, penerangan
jalan umum, air limbah, permukiman, perumahan, dan penataan ruang. Dinas Kimpraswil dipimpin
oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah.
Dalam Perda yang sama dipaparkan pula Struktur Organisasi Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta
sebagai berikut :
a. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan.
b. Bidang Pengairan dan Drainase, terdiri dari :
1. Seksi Pengairan;
2. Seksi Drainase
c. Bidang Bina Marga, terdiri dari :
1. Seksi Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Bangunan Pelengkap Jalan.
d. Bidang Permukiman dan Saluran Air Limbah, terdiri dari :
1. Seksi Permukiman;
2. Seksi Saluran Air Limbah.
e. Bidang Tata Perkotaan dan Penerangan Jalan Umum, terdiri dari :
1. Seksi Tata Perkotaan;
2. Seksi Penerangan Jalan Umum.
f. UPT;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
Dari susunan tersebut, komando pemerintahan dilaksanakan dalam bentuk apa, Pak ?
Sistem komando mulai dari Kepala Dinas, struktur kita dibawah Walikota ada instansi-instansi
yang melaksanakan. Walikota hubungannya dengan kepala Instansi, kepala instansi baru ke bidang-
bidang, kita detailkan ke kepala seksi. Tentang kepegawaian sudah diatur dan di rumuskan oleh
organisasi harus ada berapa orang setiap seksinya, klasifikasinya apa. Yang lulusan teknik, STM-
STM, belum punya pengalaman, dia harus dari bawah menjadi staff dulu. Kalau sudah mempunyai
pengalaman yang STM-STM ini, baru diberikan jabatan sesuai dengan kompetensinya. Tentang
pelaksanaan kerja sesuai dengan posisi masing-masing staff yang mengatur kepala seksinya. Apa
yang menjadi tanggung jawab kami di wilayah bencana perlu diperbaiki.
Sekarang yang akan kami tanyakan berkaitan dengan perencanaan, nah untuk
perencanaan APBD sendiri bagaimana, Pak ?
Penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah, yang kita susun biasanya mulai dari yang
punya kegiatan langsung, yaitu seksi. Kalau bidang nanti sebagai coordinator dari seksi-seksi itu.
Jadi yang merencanakan itu seksi.
Apa yang kita rencanakan biasanya kegiatan-kegiatan yang ada disini, pertama yang kita
lakukan adalah hasil dari musyawarah perencanaan yang terjadi di kelurahan dan naik ke
kecamatan, kemudian naik ke musyawarah pendanaan pembangunan daerah (MUSPENBANGDA),
sekarang perencanaan mulai dari bawah bukan dari atas, itu tadi yang di rencanakan di daerah-
daerah, seperti di pak RTdan pak RW. Mengusulkan kegiatan dan mengadakan musyawarah
perencanaan pembangunan di Kelurahan. Itu dipilah-pilah mana yang menjadi prioritas utama, se
Kelurahan keluar prioritas program yang dilaksanakan, jadi mana yang melaksanakan di sana sudah
tau.
Kalau sudah di Kelurahan kemudian dinaikkan ke Kecamatan, lalu di Kecamatan nanti dipilah
lagi mana yang menjadi prioritas kecamatan. Kemudian naik lagi ke Instansi, lalu disesuaikan
dengan anggarannya, nanti ditentukan mana yang didanai oleh instansi-instansi ada di sana, dilihat
anggarannya sampai berapa bisa masuk, sehingga nanti di dalam Muspenbangda itu biasanya sudah
urut, mana kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas itu mulai dari nomer satu, nomer dua, nomer
tiga, nomer empat, sampai nomer lima nomer enam tidak masuk yasudah sampai nomer lima saja
itu yang akan direncanakan oleh daerah. Kalau sudah seperti itu kita mulai dengan survey wilayah-
wilayah yang direncanakan itu pada tahun sebelumnya, nanti kita lihat bagaimana disana, apakah
benar-benar rusak parah. Kemudian ditetapkan besar anggarannya.
Berkaitan dengan pernyataan Bapak, apa saja yang menjadi kriteria pendanaan yang
akan disetujui dan bagaimana realisasinya setelah disetujui ?
Kriteria yang kita laksanakan untuk menyusun prioritas utama, yang pertama kalau tidak
dilaksanakan membahayakan, misalnya ada lubang di jalan diusulkan untuk ditutup atau jembatan
berlubang dan lain sebagainya itu menjadi prioritas utama, pokoknya yang mebahayakan dan kalau
tidak dilaksanakan menimbulkan kerusakan yang sangat parah itu menjadi prioritas utama. Kalau
yang hanya utuk memperbaiki estetika itu jatuh belakangan. Mana yang mendesak itu kita
rencanakan, seperti tadi kalau hanya sampai lima ya anggarannya hanya sampai lima, begitu lihat di
lapangan dia kan merencanakan dihitung-hitung, apabila nomer lima tidak bisa masuk hanya nomer
empat, yasudah hanya nomer empat saja. Dari MUSRENBANG juga menerima pendapat dari
warga masyarakat mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Kemudian di wilayah sendiri, dia
punya pendanaan sendiri juga, jadi pertama yang bisa di akses oleh warga masyarakat, nanti tiap
tahun itu pemerintah kota mengglondorkan dana yang dinamakan blogrem. Blogrem itu merupakan
dana pengembalian dari PBB, kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat untuk membangun
di wilayahnya sana dan dilaksanakan oleh masyarakat itu, melalui Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan atau LPMK. Itu sesuka mereka, misalkan ada prioritas-prioritas di sana yang
harus dilaksanakan, ya mereka langsung melaksanakannya, itu biasanya dananya kecil-kecil,
misalnya merehab jalan kampung, bikin sumber peresapan air hujan. Jadi dana dari PBB itu
dilaksanakan oleh masyarakat langsung, berbeda dengan yang instasional yang dananya
dilaksanakan oleh pemerintah baik melalui pihak ketiga atau dihibahkan.
Selain LPMK di Masyarakat ada yang namanya BKM atau Badan Keswadayaan Masyarakat
yang melaksanakan program pemerintah pusat yang didanai melalui pinjaman luar negri atau yang
didanai melaui PNPM, karena mereka mensyaratkan bahwa yang melaksanakan program itu adalah
betul-betul masyarakat tidak ada campur tangan pemerintah, dananya langsung di gulirkan ke
masyarakat. Bedanya LMPK dan BKM, LMPK didirikan oleh pemerintah bersamaan denga RT
RW dan sebagainya, LMPK mempunyai tugas mengawasi pembangunan-pembangunan yang ada di
wilayahnya, dia menerima dalam wujud program. Sedangkan BKM dibentuk oleh masyarakat
langsung melalui musyawarah kelurahan mereka membentuk BKM dan BKM itu nanti di akte
notariskan, kalau LPMK tadi keluar SK dari walikota. BKM menerima dana pinjaman dan dari
Pemerintah Pusat yang bentuknya BLM Bantuan Langsung Masyarakat. BLM yang digulirkan
kepada BKM itu adalah PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri Perkotaan.
Mereka bisa mengalokasikan dana yang mereka terima untuk hal yang kecil-kecil dan untuk hal
yang besar dan jutaan seperti membuat jalan kampung. PNPM juga sifatnya lebih kepada
penanggulangan kemiskinan, membantu orang-orang yang miskin membangun rumah-rumah yang
tidak layak huni menjadi layak huni.
Kalau yang dari instansi tadi setelah kami merencanakan dan ada uangnya, pada bulan-bulan
akhir mulai November dan Desember kegiatan-kegiatan tadi dimasukkan kedalam usulan DPA
(Daftar Program dan Anggaran). Sebelumnya pemerintah (eksekutif dan legislatif) membuat
KUAPPAS merupakan kesepakatan antara DPR dengan eksekutif untuk melaksanakan kegiatan.
Sebelum itu diterbitkan oleh KUAPPAS dulu untuk mewadahi programnya dulu, kalau sudah
disetujui programnya seperti apa baru dijabarkan melalui anggaran ini dalam bentu DPA tadi. Kalau
DPA instansi sudah jadi, nanti dibawa ke tim anggaran Eksekutif (anggotanya dari keunagan,
bapeda yang berkaitan dengan perencanaan, instansi-instansi) kalau sudah matang dari Eksekutif,
baru dirembug dengan Dewan. Sehingga nanti dirapatkan di dewan kemudian instansi dipanggil
dimintai keterangan dan usulan, kemudian di sah kan melalui forum paripurna DPR, jadilah DPA.
Setelah DPA sudah jadi kemudian dilaksanakan isi programnya apa, kegiatannya apa contohnya
program “Sanitasi dan Penyehatan Lingkungan”, kegiatanya “Renovasi MCK”. Kalau sudah
dijalankan ada tahapan tunjukan (dibawah 100juta) dan pelelangan (dilelangkan di LPSE secara
elektronik) dalam DPA itu harus didetailkan misalnya mau membuat renovasi MCK pada DPA di
usulkan 60juta, 60 juta itu untuk apa saja akan di detailkan. Mundul DED (Detail Engineering
Design) kita kontrak pihak ke-III untuk merencanakan. Ada konsultan perencanaan untuk kita minta
untuk merenovasi kamar mandi WC untuk umum, apa yang perlu dibangun, sumurnya harus
diperbaiki, dan sebagainya, gambarannya akan muncul disana. Setelah dokumen perencanaan sudah
jadi, sekarang akan kita lelangkan kita kirimkan ke LPSE. Kita tunjuk dokumen yang sudah jadi
kita serahkan kepada panitia, panitia nanti mengundang yang kita tunjuk siapa untuk menjelaskan
nanti pekerjaan yang harus dikerjakan silahkan untuk ditawar dengan harga berapa. Itu yang
dinamakan pelelangan. Untuk membaca tentang ketentuan pelelangan ada pada PP No. 54 tahun
2010. Setelah dilelangkan, ada pemenangnya kemudian akan dilaksanakan melalui dokumen
kontrak dan akan kita awasi pelaksanaan di lapangan ada teman kita yang kita jadikan direksi
teknis. Struktur organisasi proyeknya ada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) yang menandatangani
kontrak kemudian ada teman-tmannya yang membantu, ada direksi teknis, konsultan pengawas,
kontraktor yang melaksanakan.
Di dalam rangka pelaksanaan kegiatan ini nanti ada sistem evaluasi berkala mingguan, bulanan,
dan sebagainya. Kalau ada hal-hal yang tidak sesuai dengan spek itu dicantumkan didalam rencana
kerja dan syarat-syarat RKS. Jadi kalau kita melelangkan, itu nanti ada dokumen ran RKS (Rencana
Kerja dan Syarat-syarat). Kalau ada penyimpangan akan kita tegur dan apabila ada kesalahan disana
dan tidak terdeteksi nanti pada pemeriksaan bisa dilaksanakan oleh pengawas internal (Inspektorat
atau Badan Pengawas Daerah), kalau tidak internal bisa dari BPK bahkan kalau permasalahannya
sudah menjadi trik criminal, penipuan, mark up, bisa sampai ke kejaksaan. Semua ketentuan sudah
di atur oleh pemerintah dan ada standarisasi harga. Kalau hasilnya sudah sesuai dengan yang
diharapkan hasilnya bisa diserahkan, itu mempunyai masa pemeliharaan untuk bangunan-bangunan
itu selama 6 bulan ada penyerahan yang kedua. Pada saat penyerahan yang pertama ini kita bayar
100%, tapi dia harus menjaminkan uang kita sebesar 5% untuk jaminan pemeliharaan. Jadi kalau
dia tidak melaksanakan pemeliharaan pada saat-saat waktu pemeliharaan itu nanti kita membayar
dengan jaminan dia kita cairkan untuk memelihara.
Lalu bagaimana dengan controlling nya, pak ?
Controling dilakukan pada saat pelaksanaan kerja. Kalau controling kepegawaian selain
kegiatan-kegiatan seperti itu, setiap seksi memiliki retribusi. Contohnya pada seksi saluran air
limbah selain bertanggung jawab pada teknik pemeliharaan saluran air limbah, juga memiliki
kewajiban mengumpulkan hasil retribusinya. Jadi pegawai kita ada yang bertugas menariki uang
retribusi bisa ke kelurahan, RT, RW, dan sebagainya itu menjadi kewajiban dia setiap bulan untuk
datang kesana menariki uang yang masuk. Ada waktu yang membatasi berapa lama dia bisa
menunda penyerahan ketika dapat uang dari masyarakat dibatasi sebanyak 2 x 24 jam, apabila
melebihi waktu yang dibatasi itu maka dia akan dikenakan sanksi. Apabila dia tidak menyetorkan/
menggelapkan, maka dia akan kena sanksi kepegawaian.
Nah, tolong jelaskan kepada kami mengenai retribusi tersebut, pak ?
Anggaran Pemerintah terbagi menjadi 2, anggaran belanja dan anggaran pendapatan. Jadi apa
yang sudah didapat itu tidak boleh langsung digunakan, beda dengan BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah) bisa menggunakan uang yang masuk. BLUD misalnya Rumah Sakit Umum Daerah,
jadi RSUD setelah menerima uang dari masyarakat itu boleh menggunakan sebagaian dari dana
yang didapat untuk kegiatan dia tapi yang lainnya harus di setor. Tetapi kalau kita setiap pendapatan
harus langsung di setor. Kalau kita mau kembalikan lagi kepada masyarakat, contohnya retribusi air
limbah 15% dari apa yang didapat akan diberikan kepada Pak RT/ RW yang mengumpulkan
pendapatan dari warga. Yang 15% tidak bisa langsung kami potongkan kami berikan kepada
mereka, harus masuk dulu kami anggarkan untuk pembelanjaan. Jadi terpisah antara yang diterima
dengan yang harus dipakai belanja. Apabila ditengah tahun terjadi hal yang tak terduga yang tidak
dianggarkan, seperti perbaikan jembatan yang tiba-tiba rusak misalnya, Pemerintah Daerah sudah
menganggarkan di biaya yang tak terduga apabila terjadi kejadian apa-apa, maka akan
menggunakan uang dari anggaran biaya tak terduga itu.
Kalau untuk perekrutan pegawai sendiri bagaimana, pak ?
Kalau rekruitmen Pemerintah Daerah itu dasarnya rekruitmen adalah kebutuhan pegawai untuk
instansi yang membutuhkan kita kirimkan sesuai dengan kriteria yang di inginkan oleh instansi
yang membutuhkan. Tugas ini Badan Kepegawaian Daerah yang menplot kebutuhan pegawai.
Seperti rekruitmen PNS, yang diutamakan pengangkatan honorer daerah. Nanti kalau ada
rekruitmen bebas akan dibatasi berapa orang jatah pemerintah.
Itulah tadi hasil dari wawancara kelompok kami kepada Bapak Ir. Hendro Tantular, yang
mewakili Dinas Kimpraswil untuk memberikan informasi yang kami butuhkan. Dari hasil
wawancara tersebut dapat kami simpulkan bahwa perencanaan tata ruang sebuah kota memang
cukup rumit. Untuk perencanaannya saja cukup menyita waktu, tetapi sejatinya perencanaan di tiap-
tiap daerah memang disesuaikan oleh citra dari masing-masing daerah tersebut sehingga
menonjolkan kekhasan daerah tersebut.
Dan untuk sistem manajemen di Dinas Kimpraswil sudah cukup jelas menurut kami karena
mengacu pada Perda-perda yang ada, sehingga teratur dan berbadan hukum. Sistem manajemen
dalam suatu perusahaan termasuk lembaga pemerintahan seperti Dinas Kimpraswil sangat berperan
penting karena mempermudah penggolongan kerja melalui pengorganisasian. Selain itu juga
mempertegas posisi, kewajiban, dan hak masing-masing pekerja.
Semoga hasil wawancara kami dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mohon maaf apabila
ada penulisan maupun kata-kata yang salah.