Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

29
1 | MANAJEMEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan tersebut. Sebenarnya ilmu manajemen tidak hanya menekankan tujuannya pada pengoptimalan, melainkan menekankan tujuannya pada pemuasan dan mempertimbangkan keterbatasan manusia dalam mencapai pemecahan. Dari hal tersebut timbullah suatu usaha untuk mendapatkan data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang disebut informasi. Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi, kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan- politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal. Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain, namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak memperhatikan perilaku pemimpin yang sebaiknya.

Transcript of Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

Page 1: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

1 | M A N A J E M E N

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi globalisasi, sistem informasi semakin dibutuhkan oleh

lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan kelancaran aliran informasi

dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan menciptakan aliansi atau kerja

sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan nilai lembaga pendidikan

tersebut. Sebenarnya ilmu manajemen tidak hanya menekankan tujuannya pada

pengoptimalan, melainkan menekankan tujuannya pada pemuasan dan

mempertimbangkan keterbatasan manusia dalam mencapai pemecahan. Dari hal

tersebut timbullah suatu usaha untuk mendapatkan data yang telah diolah menjadi

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil

keputusan saat ini atau mendatang disebut informasi.

Upaya membangun keefektifan pemimpin terletak semata pada pembekalan

dimensi keterampilan teknis dan keterampilan konseptual. Adapun keterampilan

personal menjadi terpinggirkan. Padahal sejatinya efektifitas kegiatan manajerial

dan pengaruhnya pada kinerja organisasi, sangat bergantung pada kepekaan

pimpinan untuk menggunakan keterampilan personalnya. Keterampilan personal

tersebut meliputi kemampuan untuk memahami perilaku individu dan perilaku

kelompok dalam kontribusinya membentuk dinamika organisasi, kemampuan

melakukan modifikasi perilaku, kemampuan memahami dan memberi motivasi,

kemampuan memahami proses persepsi dan pembentukan komunikasi yang

efektif, kemampuan memahami relasi antar konsep kepemimpinan-kekuasaan-

politik dalam organisasi, kemampuan memahami genealogi konflik dan

negosiasinya, serta kemampuan mengkonstruksikan budaya organisasi yang ideal.

Kreativitas penting bagi pengambil keputusan, hal ini memungkinkan

pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menghargai dan memahami

masalah, termasuk melihat masalah-masalah yang tidak dapat dilihat orang lain,

namum kenyataannya banyak pemimpin dalam pengambilan keputusan tidak

memperhatikan perilaku pemimpin yang sebaiknya.

Page 2: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

2 | M A N A J E M E N

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka terdapat dua

permasalahan utama yang menjadi acuan dalam penulisan makalah ini.

1.2.1 Apa itu sistem informasi?

1.2.2 Apa itu pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan Penulisan

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

penulisan ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Mendeskripsikan secara mendetail tentang sistem informasi

1.3.2 Mendeskripsikan secara mendetail tentang pengambilan keputusan

Page 3: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

3 | M A N A J E M E N

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan

2.1.1 Sistem Informasi

Teori manajemen tidak hanya menekankan tujuannya pada pengoptimalan,

melainkan menekankan tujuannya pada pemuasan dan mempertimbangkan

keternatasan manusia dalam mencapai pemecahan. Dari hal tersebut timbullah

suatu usaha untuk mendapatkan data yang telah diolah menjadi bentuk yang

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini

atau mendatang disebut informasi. Beberapa para ahli menafsirkan tentang

pengertian sistem informasi sendiri di antaranya : john G. Burch Jr. Dan Felix R.

Strater dkk. Menyebutkan: “information is the result of modeling, formation, or

converting data in a way that in creases the level of knowledge for its ceripient”.

Informasi merupakan kebutuhan dasar bagi suatu organisasi dalam mengambil

keputusan atau dalam menggunakan sistem perancang yang baik. Menyinggung

perlu adanya kebutuhan akan informasi, Robert G. Murdick dan Joel E. Ross

mengatakan:

“A clear statement of information needs is fundamental and nessesary to

good sistem design. Too many companies spend lavish sums on hardware

and software to perpetuate exiting sistem or build sophisticated data banks

without first determining the real information needs to management:

informatioan that can increase the perception of managers in critical

areas such as problems, alternatif, opportunities, and plans”

Teori informasi yang sering digunakan dalam komunikasi sendiri

dirumuskan oleh William A. Schrode dan Voich Jr. Dimana mereka menyebutkan

“information theory is generally referred to communication engineers as the

mathematical theory of communication”. Sehubungan dengan hal tersebut

terdapat tiga angkatan yang berbeda tentang informasi yang dikemukan oleh

Weaver, antara lain:

1. The technical or syntactic level (tingkat teknik)

2. The semantik level (tingkat semantik)

3. The effectiveness or influence level (tingkat efektivitas)

Page 4: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

4 | M A N A J E M E N

Informasi sendiri baru lahir setelah dipertimbangkan dengan teknik

semantik dan keefektifan tingkat transmisi informasi dari sumber kepada

penerima atau penggunanya. Secara matematika dapat dirumuskan suatu model

yang digunakan dalam mengukur sejumlah informassi yang dibangkitkan oleh

proses komunikasi sebagai berikut:

𝐻 = −𝑘 𝑝𝑖 log𝑝𝑖

𝑛

𝑖=1

𝐻 = 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚

𝐾 = 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎𝑕 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓

𝑃𝑖 = 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎𝑕 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎

Informasi sebaliknya merupakan ukuran keteraturan dalam suatu sistem.

Tetapi rumusan informasi sering sekali disebut fungsi entropi, karena informasi

diperlukan untuk mengurangi ketidakteraturan. Dengan kata lain, banyaknya

informasi yang diperlukan juga merupakan sebuah ketidakaturan atau entropi

yang harus dikurangi.

2.1.2 Hubungan Antara Data dan Informasi

Hubungan antara data dan informasi dapat diumpamakan sebagai

hubungan antara bahan baku sampai menjadi bahan jadi. Hubungan tersebut dapat

dilihat dari bagan di bawah ini:

Data atau bahan baku dapat diartikan sebagai kelompok teratur simbol-

simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda, dan sebagainya. Seorang ahli

bernama Burch menyebutkan bahwa;

“Information is result of modeling, formating, organizing, or conventing

data in a way that increases the level of knowledge for its recipient. Give

these definitions, data are viewed as being by nature objectives, whre as

information is subjectives and exits only relevant to a recipient”.

PENYIMPANAN

DATA

DATA PENGOLAHAN INFORMASI

Page 5: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

5 | M A N A J E M E N

Dari pernyataan diatas dapat digambarkan bahwa informasi bagi

seserorang dapat dipandang bahan mentah bagi orang lain, sama halnya dengan

suatu barang jadi bagi suatu pabrik merupakan bahan baku bagi pabrik lain.

Contoh yang lebih konkrit yaitu pada pabrik pemintalan, dimana pada pabrik

tersebut akan memproduksi benang sebagai barang jadi. Akan tetapi bagi pabrik

kain, benang merupakan bahan mentah dalam memproduksi kain tersebut.

Sehingga jika kita hubungkan dengan data dan informasi, maka kita akan

mengetahui perbedaan antara data dengan informasi. Dimana data adalah bahan

baku yang diolah untuk memberikan informasi.

2.1.3 Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi terdiri atas sub sistem yang terpadu dan saling

berhubungan yang dapat dipandang sebagai sebuah sistem secara total. Oleh

karena rumitnya keseluruhan sistem informasi, maka sistem informasi perlu

dibagi-bagi ke dalam beberapa sub sistem sehingga akan memudahkan dalam

penanganan kerja serta tanggung jawabnya. Dalam pengembangan sistem

informasi perlu penerapan konsep sistem sebagai berikut:

a) Sistem informasi didefinisikan dan tanggung jawab dibebankan

sepenuhnya kepada satu orang.

b) Sub-sub sistem penting pengolahan informasi didefinisikan

c) Membuat jadwal perkembangan

d) Setiap sub sistem dijabarkan lagi dan dikembangkan dalam sub-sub sistem

yang lebih kecil dan membebankan tanggung jawab untuk masing-masing

e) Membuat sistem pengendali untuk memonitor pengmbangan proses.

Penerapan konsep sistem dalam informasi dengan konsep-konsep seperti

di atas adalah sangat penting pelaksanaan kosep-konsep tersebut di atas

dimaksudkan memperjelas perwujudan keterpaduan serta saling hubung antara

sub-sub sistem sehingga tujuan secara keseluruhan akan tercapai dengan

sempurna.

2.1.4 Kebutuhan Informasi bagi Kejelasan Hubungan dalam Struktur

Organisasi

Page 6: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

6 | M A N A J E M E N

Salah satu kegiatan manajemen yaitu adanya pengorganisasian. Dimana

fungsi pengorganisasian tidak dapat dipisahkan dengan fungsi lainnya seperti

perencanaan, pembinaan, atau pun pengendalian. Dapat dikatakan bahwa fungsi-

fungsi tersebut sbegai sub-sub sistem yang secara totalitas mencapai satu tujuan.

Adapun kegiatan-kegiatan dalam fungsi pengorganisasian tersebut dapat diperinci

sebagai berikut:

a) penyusunan struktur organisasi

b) pendelegasian wewenang

c) tata hubungan

Penyusunan struktur organisasi, pendelegasian wewenang, tata hubungan

merupakan kegiatan yang saling padu dan berhubungan satu sama lain karena itu

dalam perwujudannya pada tiap-tiap bagian itu dibutuhkan informasi. Adapun

perananan informasi dalam pengorganisasian dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) informasi akan mengurangi hambatan-hambatan ketidakpastian tugas yang

di pikul oleh tiap bagian dalam struktur organisasi.

b) informasi akan mengurangi kerumitan dan tiap-tiap bagian.

c) informassi akan mewujudkan tata hubungan baik vertikal ataupun

horizontal dan sebagai perwujudan keterpaduan dari tiap bagian atau sub-

sub sistem.

d) informasi mewujudkan koordinasi atau sub-sub sistem dalam struktur

organisasi.

Contoh sederhana dapat dilihat pada pengorganisasian sekolah yaitu sub-

sub sistem kepegawaian, sub sistem akademik, sub sistem pembiayaan atau sama

lainya terpadu dan saling berhubungan.

2.2 Pengambilan Keputusan

2.2.1 Pengertian Sistem Pengambilan Keputusan

Sebagai tolok ukur keberhasilan manajemen sering diwujudkan oleh cara

pengambilan keputusan dan arti keputusannya sendiri bagi kegiatan selanjutnya.

Keputusan –keputusan itu dilaksanakan pada setiap kegiatan. Menurut Herbert A.

Simon menyimpulkan bahwa inti kepemimpinan administrasi terletak pada

bagaimana cara pengambilan keputusan. Bagi pemimpin, pengambilan keputusan

merupakan hal yang sangat penting, karena perlu ada model atau sistem dalam

Page 7: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

7 | M A N A J E M E N

pengambilan keputusan dengan model-model tertentu inilah sering mewarnai

dalam gaya kepemimpinan seseorang. Suatu model sistem pengambilan keputusan

dapat tertutup dan terbuka. Model keputusan tidak akan mengindahkan input dari

lingkungan. Model ini akan menekankan kepada kemampuan serta kepribadian

manusianya. Sistem pengambilan keputusan ini dianggap sebagai model

keputusan.

a. Mengetahui semua perangkat alternative dan semua akibat atau

hasilnya masing-masing.

b. Memiliki metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang

memungkinkan membuat urutan kepentingan semua alternative

c. Memilih alternative yang mememaksimalkan sesuatu, misalnya laba,

volume penjualan dan kegunaan.

Konsep pengambilan keputusan tertutup menekankan kepada rasionalitas

individu secara logis menguji seluruh alternative dan mengurutkan dengan

berorientasi kepada hasil dan memilih kepada alternative yang secara maksimal

dan terbaik. Model ini biasanya diwujudkan dengan model kuantitatif. Konsep

pengambilan keputusan terbuka menekankan kepada pertimbangan-pertimbangan

latar belakang, pandangan atas alternative, kemampuan menangani suatu

keputusan. Model ini tidak begitu mengindahkan rasionalitas dan logis, tetapi

lebih didasarkan kepada factor lingkungan dan situasi sebagaimana disebutkan di

atas. Hasil keputusan model ini sering dikatakan sebagai keputusan yang

aksektable. Model keputusan terbuka menganggap keputusan sebagai:

a. Tidak mengetahui semua alternative dan hasil

b. Melakukan pencarian serta terbatas untuk mengambil beberapa

alternative yang memuaskan

c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Model keputusan terbuka sering digunakan dalam pendekatan manajemen

yang behavioral. Pengambilan keputusan diartikan sebagai suatu kegiatan dengan

memilih alternative yang tepat dari berbagai alternative yang ada dengan

mempertimbangkan hasil yang maksimal.

Disamping keuntungan-keuntungan yang didapat dari suatu aliran yang

menitikberatkan kegiatan managemen pada pengambilan keputusan terdapat

Page 8: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

8 | M A N A J E M E N

resiko yang dihadapi yaitu dengan demikian manajer kurang memperhatikan

proses masalahnya.

2.2.2 Mengenal Masalah dan Pembuatan Keputusan

Masalah adalah setiap situasi dimana apa yang terjadi tidak sesuai dengan

apa yang diharapkan. Semakin besar perbedaan tersebut, semakin besar pula

masalahnya. Suatu masalah dapat dirasakan apabila terjadi kesenjangan antara

yang diharapkan dengan kenyataan atau anatar teori dengan praktiknya, yang

apabila hal ini dibiarkan akan menimbulkan kerugian. Masalah merupakan

sesuatu yang menyimpang dari apa yang diharapkan atau direncanakan atau

ditentukan untuk dicapai, sehingga merupakan rintangan atau hambatan untuk

menuju ke tercapainya tujuan. Simon (1977;39) menyatakan bahwa sebuah

problem adalah deviation from standard. Selaras dengan pandangan tersebut

Michael dan Jones (1973:263) mendefinisikan sebagi berikut

“a problem is frequently said to exist when a difference is perceived

between reality and desires. Thus, it has been defined as, the existence of

an event out of control, or as the difference between what we see

factually to be the present situation and what we would like like to see to

meet our objectives the problem is the difference”

Seringkali masalah dalam organisasi bersifat mendasar dan komplek yang

menuntut pemecahan dengan berbagai kemungkinan jawaban dan adakalanya

memerlukan penelitian atau eksperimen untuk mendapatkan jawaban. Pemecahan

masalah merupakan upaya mencari jawaban atas apa yang dirasakan sebagai

masalah atau beberapa solusi yang dapat dirasakan sebagai masalah atau beberapa

solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.

Pemecahan masalah dalam manajemen bukanlah seperti menyembuhkan sebuah

penyakit, namun permasalahannya tetap ada sewaktu-waktu akan dapat timbul

kembali. Oleh karena itu, perlu diketahui penyebab dan sumber masalahnya

sehingga kita dapat mengambil tindakan yang tepat dan komperhensif.

Istilah keputusan pada umumnya dipandang sebagai pilihan. Ini berarti

ada beberapa kemungkinan (alternative) yang ada diantaranya ditetapkan sebagai

pilihan. Dengan kata lain, keputusan berarti penetapan terhadap satu pilihan.

Berikut beberapa pengertian pembuatan keputusan:

Page 9: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

9 | M A N A J E M E N

a. Trewtha dan Newport (1982); Pengambilan keputusan sebagai proses

memilih rangkaian/tindakan di antara dua macam alternative yang ada

(atau lebih) guna mencapai pemecahan atau problem tertentu.

b. Siagian (1997;24) Pembuatan keputusan adalah pilihan yang secara yang

sadar dijatuhkan atas satu alternative dari berbagai alternative yang

tersedia.

c. Stoner (1990) Pembuatan keputusan merupakan proses yang digunakan

untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Dari beberapa definisi para ahli di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa

pengambilan keputusan merupakan suatu proses menetapkan alternative yang

terbaik yang dilakukan secara komperhensif untuk memecahkan suatu

permasalahan.

2.2.3 Pentingnya Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

Suatu pengambilan keputusan adalah hal penting untuk memecahkan suatu

masalah yang muncul tanpa diduga disetiap organisasi, dan dimanapun. Masalah

bersifat subjektif dan relative. Seperti seorang manajer dapat mengetahui maslah

dari beberapa indikasi yang muncul seperti:

a. Dirasakan adanya kemunduran prestasi kerja dari tahun lalu; banyak guru

dan pegawai yang telat datang kesekolah, Nilai Ujian Nasional siswa yang

turun, Sedikitnya kehadiran guru dan pegawai dalam kegiatan sekolah

seperti rapat, dan lain-lain. Peristiwa ini memberikan sinyal kepada Kepala

Sekolah bahwa ada masalah yang telah berkembang.

b. Terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan. Berarti

proyeksi dan harapan kepala sekolah tidak terpenuhi. Jumlah enrollment

tiba-tiba anjlok, proposal-proposal tidak ditanggapi Disdik, anggaran

turun, jadwal beberapa kegiatan-kegiatan molor dan ada banyak yang tidak

terealisasi sehingga perlu turun tangan kepala sekolah untuk memulihkan

situasi.

c. Adakalanya rekan kerja, komite, orang tua siswa atau orang yang berani

memberikan masukan atau member tahu jika ada penyimpangan. Keluhan

orang tua akan kekosongan kelas, keluhan personil lain tentang

Page 10: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

10 | M A N A J E M E N

ketertutupan pengelolaan kegiatan oleh segelinit orang memberi signal

adanya masalah denagn orang-orang.

d. Adanya inovasi dan manajemen maupun pembelajaran yang menuntut

adanya perubahan proses atau prosedur dalam organisasi.

Pentingnya pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah terkait

dengan posisi keputusan itu sendiri yang diharapkan dapat mempertahankan

lembaga agar terus survive, penggerak kegiatan, dan menjadi titik berangkat

(point of departure) organisasi dalam melaksinakan aktivitas manajemen.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan

ialah proses pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa

alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang

diinginkan. Definisi ini mengandung substansi pokok yaitu: Ada kebutuhan

memecahkan masalah, adanya proses (langkah-langkah), ada ketetapan hati

memilih satu pilihan dan tujuan pengambilan keputusan (disengaja).

Owens (1995;174) menjelaskan bahwa ada beberapa langkah umum

pengambilan keputusan:

a. Mendefinisikan masalah

b. Menganalisis masalah

c. Mengembangkan alternative solusi

d. Memutuskan solusi terbaik

e. Memindahkan keputusan ke dalam tindakan efektif

Bagi Gibson (1996) proses pengambilan keputusan mencakup proses-

proses, yaitu:

a. Mengenali masalah, meliputi : memandang masalah, mendefinisikan

masalah dalam terminology solusi dan mengenali gejala masalah.

b. Membangun alternative

c. Mengevaluasi alternative

d. Memilih stu alternative

e. Melaksanakan alternative

f. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan keputusan.

Idealnya, kepala sekolah atau kepala bidang pendidikan melibatkan

personilnya, akan tetapi pengambilan keputusan dilaksanakan dalam menentukan:

Page 11: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

11 | M A N A J E M E N

a. Kebijaksanaan umum

b. Sistem umum

c. Sasaran sekolah atau bidang (yang diturunkan dari sasaran level lebih

tinggi)

d. Apa yang diharapkan setiap individu untuk dicapai (Everad (2005;55)

Kepemimpinan kepala sekolah melekat wewenang dan tanggung jawab

menyusun program kerja, melaksanakan dan mengevaluasi dengan mengarahkan

personel sekolah dalam melaksanakan program sekolah. Morphet (1982;123)

menjelaskan bahwa pemimpin setiap organisasi harus mempermudah proses

pengambilan keputusan dan komunikasi keputusan terhadap semua anggota

organisasi serta masyarakat untuk mendapat dukungan melaksanakan keputusan.

Gamage dan Pang (2003;151) berpendapat bahwa keputusan efektif akan tercapai

jika sepenuhnya keputusan itu dapat dilaksanakan. Perhatian orang akan sepenuh

hati ke dalam suatu keputusan jika mereka terlibat secara langsung atau tidak

langsung dalam membuat keputusan. Suatu cara yang efektif untuk mencapai

dukungan dan komitmen dilaksanakan dengan mengajak para guru dalam

pemecahan masalah pada tahap penyusunan sasaran. Strategi kolaboratif

pengambilan keputusan mengilhami para pegawai dengan rasa pemberdayaan dan

perasaan penting yang memuaskan dorongan kebutuhan mereka. Kepala sekolah

perlu melibatkan semua personil (guru, pegawai, dan komite sekolah) dalam

mengambil keputusan agar muncul rasa memiliki dan tanggungjawab dalam

melaksanakan keputusan.

Kebijakan sangat penting bagi kehidupan siswa dan para guru karena

berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran dalam rangka peningkatkan

efektivitas sekolah dan prestasi pelajar. Tidak terkecualian peran administrator

dan anggota komite sekolah adalah sangat menentukan, terkait dengan suatu

kebijakan. Duke dan Canady (1991:2) kebijakan sekolah adalah kerjasama dan

keputusan oleh individu atau keinginan kelompok dengan kewenangan yang sah

dari dewasa sekolah, pengawas, administrator sekolah atau komite sekolah dan

tanggungjawab bagi kontrak negosiasi. Biasanya kebijakan sekolah dituliskan dan

dibagi kepada personel sekolah untukmemperjuangkan melalui berbagai kegiatan

sekolah. Menurut Thompson (1976:17) suatu kebijakan sekolah dibuat oleh orang

Page 12: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

12 | M A N A J E M E N

yang terpilih bertanggungjawab untuk membuat kebijakan pendidikan, dewan

sekolah dan unsure lain yang diberi kewenangan membuat kebijakan, baik kepala

sekolah, pengawas atau administrator yang memiliki kewenangan mengelola

kebijakan dari dewan sekolah.

2.2.4 Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan

Berbagai model dibuat di dalam pengambilan keputusan, tergantung pada

sifat, waktu dan penggunaan keputusan itu sendiri. Salah satu model yang sangat

dikenal adalah model pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Herbert

A.Simon dalam bukunya “Administrative behavior”. Ada tiga tahap dalam model

itu yakni:

a. Penyelidikan

b. Perancangan, dan

c. Penilaian

Tahap penyelidikan mempelajari lingkungan atas kondisi yang

memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah dan diuji untuk di jadikan

petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan. Pada tahap perencangan

dilakukan kegiatan mendaftar, mengembangkan, menganalis arah tindakan yang

mungkin dilakukan. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami persoalan

menghasilkan pemecahan dan menguji kalayakan pemecahan tersebut. Pada tahap

ketiga pemilihan dilakukan memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada.

Pilihan ditentukan dan dilaksanakan. Ketiga langkah ini merupakan langkah-

langkah yang berkesinambungan satu sama lain; pengambilan keputusan

merupakan kegiatan pemilihan, perancangan sampai kepada kegiatan pemilihan,

perancangan sampai kepada pemilihan. Dalam hal ini mungkin juga terjadi

meskipun sudah pada tahap pemilihan dapat dikembangkan pada tahap

sebelumnya yaitu perencangan.

Tahap-tahap pokok proses pengambilan keputusan model simon dapat

digambar sebagai berikut:

PENYELIDIKAN

PERANCANGAN

PEMILIHAN

Page 13: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

13 | M A N A J E M E N

Dalam model ini akan terlihat relevansi sistem informasi dalam

pengambialan keputusan, seperti terlihat dibawah ini:

a. Tahap penyelidikan; proses pencarian melibatkan suatu pengujian data

baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu, maupun dalam cara khusus.

Sistem Informasi Manajer (SIM) sendiri harus menyediakan kedua

fasilitas tersebut. Sistem informasinya sendiri harus memberikan semau

data dan menimbulkan suatu permintaan teruji pada manusia atau situasi

yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM ataupun organisasi harus

menyediakan saluran konfirmasi untuk persoalan ysng diterimanya agar

alirkan ke dalam organisasi sampai diambil tindakan terhadapnya.

b. Tahap perancangan: SIM harus memiliki model-model keputusan untuk

mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan. Model tersebut harus

membantu menganalisis pilihan.

c. Tahap pemilihan: sebuah SIM akan efektif bila hasil rancangan disajikan

untuk mengambil keputusan. Bila keputusan sudah diambil maka fungsi

SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik penaksiran

Informasi merupakan dasar untuk menilai suatu alternative sehingga akan

diperoleh keputusan yang tepat. Lebih-lebih dalam perkembangan teori

manajemen, sekarang ini penggunaan informasi untuk pengambilan keputusan

akan mewujudkan keputusan-keputusan yang bersifat memuaskan.

2.2.5 Prinsip-prinsip Pembuatan Keputusan

Prinsip merupakan asas dasar atau suatu kebenaran yang menjadi pokok

dasar berfikir bertindak dan sebagainya. Prinsip-prinsip membuat keputusan

merupakan sekumpulan atauran pokok asas dasar bagi pembuat keputusan yang

menjadi pokok dasar dalam membuat keputusan. Beberapa prinsip yang harus

diperhatikan oleh pembuat keputusan yaitu:

Page 14: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

14 | M A N A J E M E N

a. Keputusan berada dalam kekuasaan. Keputusan tidak sah bila dibuat oleh

orang yang memiliki kekuasaan. Keputusan dalam organisasi sepenuhnya

dibuat di bawah tindakan pembuatan keputusa.

b. Mempertimbangkan semua hal yang relevan dan membuang jauh-jauh hal

yang tidak relevan.

c. Pembuat keputusan tidak boleh membuat keputusan untuk perbuatan yang

tidak jujur dan untuk tujuan yang salah.

d. Pembuatan keputusan harus menjamin bahwa kegiatan didasarkan pada

bukti.

e. Keputusan harus masuk akal

f. Orang-orang yang mungkin terkait dengan keputusan harus disetujui

dengan prosedur yang adil yang merupakan prinsip-prinsip keadilan.

g. Mempertimbangkan kebijakan pemerintahan.

h. Pembuatan keputusan tidak mendasarkan keputusannya hanya atas

petunjuk orang lain atau seseorang.

2.2.6 Tipe Keputusan

Sering kali seorang kepala sekolah dihadapi pada suatu persoalan terkait

organisasi di sekolah. Permasalahan tersebut terkait hal penerimaan siswa baru,

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, monitoring kegiatan, dan pelaporan dapat

diselesaikan dengan suatu prosedur pembuatan keputusan terprogram. Sedangkan

masalah insidental yang berada dalam ketidakpastian, penuh resiko dan tidak

umum terjadi dan penyelesaian spesifik memerlukan pembuatan keputusan yang

tidak terprogram.

a. Keputusan Terprogram

Keputusan terprogram dibuat berdasarkan kebijakan, prosedur, atau

peraturan dan kebiasaaan yang dilakukan, keptusan ini bersifat rutin,

berulang, dan biasanya organisasi sudah memiliki kebijakan baik

tertulis maupun tidak yang memudahkan manajer membuat keputusan.

Keputusan yang terprogram memberikan keleluasaan kepada para

manajer untuk memikirkan hal lain yang lebih penting. Karena

prosedur baku dan kegiatan berulang merupakan rutinitas yang

Page 15: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

15 | M A N A J E M E N

pemecahannya sudah ada prosedur yang baku sehingga para manajer

terbebaskan dari beban-beban untuk memikirkan masalah yang serupa.

b. Keputusan Tidak Terprogram

Keputusan yang tidak terprogram berangkat dari masalah khusus yang

tidak biasa, spesifik, dan tidak terliput oleh kebijakan yang ada

sehingga perlu penanganan tersendiri dengan menyediakan waktu yang

cukup dengan teknik yang tepat untuk menganailis masalah,

menyodorkan alternatif, dan memilih alternatif. Sebagai contoh

pengambilan keputusan yang tidak terprogram di dunia pendidikan

berkaitan dengan upaya-upaya mengembangkan kualitas pendidikan,

merancang akselerasi pendidikan, pengembangan sumber daya

pendidikan, merancang pembelajaran kratif inovatif dan lain

sebagainya.

Proses Pembuatan Keputusan

1. Pengamatan Situasi

1. Definisi masalah

2. Diagnosis penyebabnya

3. Tentukan tujuan keputusan

2. Kembangkan Alternatif

1. Cari alternatif secara kreatif

2. Jangan mengevaluasi dulu

3. Mengevaluasi Alternatif

Dan Memilih Yang Terbaik

1. Evaluasi alternatif

2. Pilih alternatif terbaik

4. Implementasikan Keputusan

Dan Monitor Hasil

1. Rencanakan implementasi

2. Implementasikan rencana

3. Monitor implementasi dan buat

penyesuaian yang baru

Page 16: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

16 | M A N A J E M E N

Gambar Proses Pembuatan Keputusan Rasional

Tahap 1: Pengamatan Situasi

a. Definisikan Masalah

Mendefinisikan masalah merupakan pekerjaan yang tidak mudah, bnayak

manajer yang sulit menemukan masalah yang sebenarnya, tidak sedikit dari

mereka yang hanya dapat mengidentifikasikan gejala masalah. Namun ada

beberapa cara untuk mendefinisikan masalah. Cara pertama yaitu para manajer

dapat menguji hubungan sebab-akibat. Cara kedua yaitu manajer mencari

perubahan-perubahan yang menyimpang dari keadaan normal, dan cara ketiga

yaitu dengan melakukan konsultasi dengan pihak lain yang mengetahui

perjalan organisasi.

b. Diagnosis Penyebabnya

Diagnosis penyebab ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam

merumuskan masalah. Maka dari itu, penting bagi seorang manajer

mengembangkan suatu investigasi pikiran dengan mengajukan sejumlah

pertanyaan untuk mendiagnosis penyebab masalah. Para manajer dapat

memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan siapa saja orang terlibat

dalam situasi masalah? Apakah mereka memiliki keinginan atau perspektif

tentang situasi masalah? Apakah tindakan mereka menjadi kontribusi pada

masalah?

c. Tentukan Tujuan Keputusan

Pemecahan suatu masalah sebagai maksud dari pembuatan keputusan harus

selalu bertujuan dengan jelas. Kejelasan tujuan diperlukan sebagai pedoman

untuk menentukan pilihan-pilihan yang paling tepat untuk suatu masalah.

Untuk masalah generik, tujuan harus dirumuskan secara umum dan mendasar.

Kemudian dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan yang lebih operasional dan

selanjutnya ke dalam bentuk sasaran-sasaran atau target yang hendak dicapai.

Tahap 2: Kembangkan Alternatif

a. Cari Alternatif Secara Kreatif

Para manajer dapat mencari alternatif untuk memecahkan masalah melalui

pemikiran para pegawai atau stakeholders untuk mendapat keputusan terbaik.

Page 17: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

17 | M A N A J E M E N

Para manajer dapat mengembangkan brainstorming ( sumbang saran ) yang

diminta dari tiap individu atau kelompok. Akan tetapi dalam keadaan terdesak,

sering kali para manajer mengabaikan pengambilan keputusan dengan teknik

analisis masalah, mereka mengambil keputusan yang mudah dilaksanakan

tanpa mengkaji feasibilitasnya terhadpa pemecahan masalah.

b. Jangan Mengevaluasi Dulu

Para manajer diharapkan dapat menahan diri untuk mengevaluassi saran-saran

pegawai dalam mengemukan alternatif. Alternatif pemecahan perlu

diidentifikasi sebab suatu masalah mungkin tidak hanya dapat diatasi dengan

satu cara saja. Sejumlah alternatif diperlukan untuk sampai kepada pilihan

putusan yang paling tepat dengan tingkat fisibilitas dan akseptabilitas yang

tinggi dan resiko yang minimal.

Tahap 3: Mengevaluai Alterantf Dan Memilih Yang Terbaik

a. Evaluasi Alternatif

Banyaknya pemikiran merupakan alternatif terhadap pemecahan massalah.

Identifikasi seluruhnya denga jalan menginventarisie seluruh alternatif dan

mengkaji kekuatan dan kelemahannya, serta kemungkinan

pengimplementasianya. Melakukan evaluasi berarti mengembangkan kriteria

suatu keputusan apakah alternatif yang dijadikan keputusan itu cocok untuk

memecahkan masalah, sesuai dengan permasalahan dan orang-orang sanggup

melakukannya. Sekalipun sangat sulit untuk mengembangkan suatu kriteria

secara pasti, akan tetapi secara umum dapat didasari pada tiga pertimbangan

yaitu fisibilitas, akseptabilitas, dan vulnerabilitas. Fisibilitas berkaitan dengan

pertanyaan seberpa sulit, yang berarti menyangkut inventasi yang dibutuhkan.

Akseptabilitas berkaitan dengan pertanyaan seberapa benar, yang berarti

menyangkut perolehan atau keuntungan yang bisa diraih. Dan vulnerabilitas

berkaitan dengan pertanyaan seberapa salah, yang berarti menyangkut risiko

yang harus ditanggung.

b. Pilih Alternatif Terbaik

Alternatif terbaik merupakan solusi pemecahan masalah yang paling

memungkinkan diantara solusi-solusi yang lainnya. Pilihan alternatif solusi

merupakan langkah yang kritis sebab memang amat menentukan untuk

Page 18: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

18 | M A N A J E M E N

tahapan berikutnya. Kecermatan, tanggung jawab, komitmen, dan keberanian

amatlah diperlukan.

Tahap 4: Implementasi Keputusan

Pengertian implementassi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan

sesuatu, menimbulkan akibat terhadap sesuatu. Dengan demikian

implementasi keputusan dapat dipandang sebagai suatu proses melaksanakan

alternatif yang terbaik sebagai solusi pemecahan masalah. Implementasi

keptusan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu alternatif pemecahan

masalah yang dipilh. Implementasi keputusan biasanya menempuh prosedur

legalisasi rencana program, mengimplementasikan program, memonitor,

mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut.

2.2.7 Model-model Pembuatan Keputusan

a. Model Rasional Komprehensif

Model rasional komprehensif melahirkan suatu keputusan dengan

perbandingan hasil yang tercapai dengan nilai yang dikorbankan selalu

lebih dari nol (positif). Model ini menghasilkan keputusan yang sangat

efesien dan lebih baik jika dibandingkan dengan alternatif-alternatif

lainnya. Model ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Pure Rationally Model, merupakan suatu model yang

mengharuskan pembuat keputusan mengembangkan suatu pola

yang ideal secara universal sehingga keputusan dapat dibuat

setepat mungkin.

2. Economically Rational Model, merupakan suatu model yang

didasarkan pada pengembangan suatu pola yang ideal dan

universal dengan menekankan cara dan hasil yang paling efesien.

3. Sequential Decision Model, melakukan experiment untuk menguji

alternative sehingga diperoleh keputusan yang paling efektif.

4. Extra Rational Model, merupakan suatu model yang didasarkan

pada proses pembuatan keputusan yang sangat rasional untuk

menciptakan metode pembuatan keputusan yang paling optimal.

Page 19: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

19 | M A N A J E M E N

b. Incremental Model

Model yang pertama kali diajukan oleh Charles E. Lidblom ini

bertentangan dengan model rasional komprehensif . Lidblom beranggapan

bahwa pengambilan keputusan yang mengutamakan proses berpikir

rasional murni telah mengabaikan aspek emosional, bahkan dia menilai

metode tersebut tidak efesien karena membutuhkan banyak waktu, biaya,

dan tenaga untuk menganalisis seluruh alternatif.

Menurut model ini, suatu keputusan baru merupakan suatu kelanjutan

atas kegiatan-kegiatan manajemen dimasa lalu dengan sedikit perubahan.

Ini disebakan karena para pembuat kebijakan tidak memiliki sumber daya

yang cukup untuk menganalisis semua alternatif. Terdapat dua jenis model

yang sejalan dengan model ini.

1. Model Satisfaying, berpandangan bahwa dalam pengambilan

keputusan, tidak mungkin untuk memperoleh informasi yang

lengkap sehingga tidak mungkin untuk mencapai pilihan dengan

nilai tertinggi (maximum rationality). Oleh karena itu, model ini

hanya memusatkan pada proses pemilihan alternative keputusan

pertama yang paling memuaskan tanpa bersusah payah menilai

alternative lain.

2. Model Optimasi, berupaya mengoptimalkan hasil yang terbaik bagi

organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan yang dimiliki.

Model ini mengembangkan kriteria-kriteria sebagai berikut.

a. Kriteria maximin, mengasumsikan bahwa apapun yang diambil

akan membuahkan hasil yang paling minimum (pesimistik).

b. Kriteria maximax, mengasumsikan bahwa keputusan yang

diambil akan mendatangkan hasil yang maksimum (optimistik).

c. Kriteria melewatkan kesempatan untuk memperoleh peluang

yang lebih besar.

d. Kriteria probabilitas, berpangan bahwa dalam pengambilan

keputusan harus menggunakan konsep peluang sebagai dasar

untuk menjatuhkan pilihan.

e. Kriteria nilai terbaik yang diharapkan.

Page 20: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

20 | M A N A J E M E N

f. Kriteria manfaat, beranggapan bahwa dalam pemilihan

keputusan perlu didasarkan atas manfaat yang akan diperoleh.

c. Model Mixed Scanning

Model yang pertama kali digagas oleh Emitai Etzioni ini merupakan

penengah konflik antara model rasional dengan model incremental

(pragmatis) dengan menggabungkan kelebihan-kelebihan kedua model

tersebut. Ketika sang pengambil keputusan dihadapkan dengan

permasalahan fundamental yang memerlukan suatu penjelajahan terhadap

alternative, maka mereka akan melakukan studi pendahuluan dan mengkaji

secara mendalam sehingga apabila ditemukan permasalahan yang sama

pada saat pengembangan kajian, mereka akan menggunakan cara yang

sama seperti pola yang sudah dilakukan.

d. Model Heuristik

Model heuristik merupakan model pembuatan keputusan yang

didasarkan pada lini empiris, dengan pedoman umum, untuk mencari

penyelesaian masalah atau jawabannya. Pada model ini, factor-faktor

internal pembuat keputusan lebih berpengaruh daripada faktor-faktor

eksternal. Model ini digunakan jika si pembuat keputusan tidak memiliki

kemampuan untuk melakukan pendekatan matematikal dan tidak terdapat

kesempatan untuk memanfaatkan sumber organisasional untuk melakukan

kajian kualitatif.

2.2.8 Teknik-teknik Pembuatan Keputusan

a. Teknik-teknik Identifikasi dan Analisis Masalah

Terdapat tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

sebagai keperluan dalam pembuatan keputusan.

1. Analisis Input-Output (Teknik AIO), dilakukan dengan cara

mengidentifikasi input dan output dari suatu proses, apa sumber

inputnya dan apa tujuan outputnya.

2. Teknik Bagan Alur (Teknik BA)

3. Teknik Penemuan Fakta Sistimatis (Teknik PFS)

Page 21: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

21 | M A N A J E M E N

Sedangkan untuk menganalisis dan menafsirkan data, terdapat 4

teknik yang dapat dipergunakan.

1. Teknik Diagram Pencar, merupakan teknik yang bertujuan untuk

mengenali apakah terjadi hubungan antara perangkat data.

Hubungan antara seperangkat data tersebut akan digunakan sebagai

bukti suatu kejadian.

2. Teknik Diagram Efek Penyebab, merupakan teknik yang bertujuan

untuk menemukan akar suatu permasalahan dengan bantuan daftar

pertanyaan, seperti apa, bila, dimana, bagaimana, dan mengapa.

3. Teknik Diagram Pareto, merupakan teknik yang bertujuan untuk

membedakan antara apa yang penting dan yang tidak, antara yang

“sedikit tapi penting” dan “banyak tapi sepele”.

4. Teknik Analisis Mengapa-mengapa, merupakan teknik ekspansi

pertanyaan mengapa terhadap suatu masalah.

b. Teknik dalam Pengembangan Alternatif Solusi

Terdapat sepuluh jenis teknik yang dapat dipergunakan dalam

pengembangan alternatif solusi.

1. Brainstorming, merupakan jenis pemecahan masalah dengan

mempartisipasikan personil. Hal-hal penting terkait dengan teknik

ini adalah menampung seluruh ide tanpa mengevaluasi serta catat

betapapun anehnya, mengungkapkan seluruh pendapat baik itu

yang pro ataupun kontra, membahas seluruh pendapat hingga

menemukan suatu solusi yang disepakati.

2. Force Field Analysis, teknik ini mengungkapkan bahwa setiap

kondisi tertentu merupakan kondisi kesetimbangan antara dua

kekuatan yang bertolak belakang. Kekuatan yang mempertahankan

keadaan disebut Restraining Force, sedangkan kekuatan yang

menghendaki perubahan disebut Driving Force. Untuk mengubah

kesetimbangan yang ada menjadi kesetimbangan yang baru maka

perlu dilakukan penguatan terhadap driving force dan pelemahan

restraining force. Dalam pembuatan keputtusan, teknik ini

dilakukan dengan menganalisis factor pendukung dan penghambat

Page 22: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

22 | M A N A J E M E N

kemudian melakukan penguatan-pelemahan terhadap factor-faktor

tersebut.

3. Consensus Thinking, teknik ini digunakan pada suatu kelompok

yang memiliki banyak kesamaan, sehingga kesepakatan-

kesepakatan yang terkait dengan pengambilan keputusan dan

teknik pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah.

4. Didactive Interaction, digunakan untuk memecahkan suatu

permasalahan yang menunttut jawaban iya atau tidak.

5. Fish Bowling, pada teknik ini para pengambil keputusan duduk

melingkar dan ditengah lingkaran disediakan tempat duduk. Satu

persatu para pengambil keputusan tersebut diberikan kesempatan

untuk duduk ditengah dan mendeskripsikan gagasannya serta

menjawab menjawab berbagai pertanyaan dari anggota lingkaran.

Pertanyaan tersebut tidak bertujuan untuk mendebat, namun untuk

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang gagasan tersebut.

Setelah semuanya mendapatkan giliran mengemukakan ide,

selanjutnya mereka mendiskusikan ide-ide tersebut secara

keseluruhan untuk mendapatkan kesamaan pandangan terhadap

pemecahan masalah yang dihadapi.

6. Teknik Kelompok Nominal, pada teknik ini prosedur komunikasi

ide, pendapat, dan usul dilakukan secara tertutup melalui lembaran

format yang harus diisi anggota dengan respon, pendapat, atau

gagasan tentang suatu permasalahan.

7. Teknik Delphi, dipergunakan untuk menjaring ide dari orang-orang

luar yang ahli dan berpengalaman yang dipilih dari berbagai

profesi.

8. Collective Bargaining, pada teknik ini terdapat dua pihak yang

memiliki pandangan yang bertolak belakang dalam memecahkan

masalah, sehingga untuk menghindari konflik pada proses

pengambilan keputusan, pemimpin harus melakukan collective

bargaining dengan cara memberikan kesempatan kepada pihak-

pihak yang berbeda pendapat untuk mengemukakan gagasannya

Page 23: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

23 | M A N A J E M E N

secara berimbang. Pihak kontra duduk dalam satu forum kemudian

membandingkan fakta, data, dan informasi yang mendukung ide

masing-masing sehingga disepakati suatu keputusan.

9. Mean-ways End Analysis, digunakan dengan cara mengkaji secara

timbal balik sumber-sumber, alat-alat, dan alternative cara untuk

mencapai tujuan.

10. Decision Tree, metode yang dilakukan pada teknik ini adalah

mengidentifikasi masalah untama, kemudian merinci masala

tersebut, dan rincian tersebut dirinci kembali, sehingga membentuk

suatu diagram pohon.

c. Teknik dalam Penilaian dan Pemilihan Alternatif Solusi

1. Teknik Linear Programing Model Penugasan, dengan cara

menganalisis pekerjaan-pekerjaan yang kiranya dapat dibantu oleh

fasilitas yang dimiliki serta penugasan terhadap orang-orang yang

dinilai tepat untuk melaksanakannyasehingga diperoleh jumlah

pengeluaran minimum. Model penugasan meliputi tiga langkah

yaitu, menentukan tabel biaya kesempatan, menentukan apakah

pemecahan optimal dapat dibuat, dan merevisi tabel biaya

kesempatan.

2. Teknik Probabilitas Model Analisis Matrik Payoff, digunakan

untuk membuat keputusan dalam keadaan dimana terdapat resiko

dan ketidakpastian. Persoalan dimana dalam situasi ada resiko atau

ketidakpastian memiliki komponen yang dapat diberi symbol dan

disajikan dalam matriks pay off.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Mencari Alternatif

1. Sistem Nilai Seseorang, sebagai akibat keputusan tersebut

diciptakan oleh manusia, maka keputusan tersebut juga

terpengaruh oleh perilaku manusia yang disebabkan oleh sistem.

Sistem nilai yang berlaku dalam hubungan anatar individu dan

masyarakat akan mempengaruhi putusan-putusan administrator

sebagai masyarakat.

Page 24: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

24 | M A N A J E M E N

2. Persepsi-persepsi, pemilihan alternative solusi setiap orang akan

berbeda karena dipengaruhi oleh persepsi yang berbeda-beda

tergantung dari latar belakang individunya.

3. Pengaruh Keterbatasan dalam Proses Manusianya, pencarian

alternative juga dipengaruhi oleh keterbatasan manusiawi yaitu

ketidakmampuan mengumpulkan informasi secara langsung, maka

informasi yang didapatkan merupakan informasi dari orang lain.

4. Perilaku Politik dan Kekuasaan, dalam pengambilan keputusan

kekuatan politik akan selalu mempengaruhi administrator sehingga

banyak keputusan yang tidak maksimal.

5. Keterbatasan Waktu, karena keterbatasan waktu dari administrator

maka sering diperoleh informasi-informasi yang yang terbatas yang

kemudian menjadi dasar pengambilan keputusan.

6. Gaya Kepemimpinan, gaya kepemimpinan seseorang sangat

berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Seseorang yang

otoriter tidak akan menerima saran atau informasi dari orag lain.

Apa yang menjadi keputusannya tidak dapat diganggu gugat. Ini

tentu akan berbeda dengan seseorang bergaya kepemimpinan

demokratis.

2.2.9 Pengaruh Kognitif Atas Pengambilan Keputusan

Strategi yang digunakan oleh individu dalam pengambilan keputusan atau

memecahkan suatu persoalan disebut gaya kognitif. Ada bukti yang menyatakan

bahwa setiap individu memiliki gaya kognittif yang berbeda-beda. Seorang periset

membedakan individu berdasarkan cara pola komunikasinya dan berdasarkan cara

penimbangannya. Pola komunikasi berkisar dari perspektif sampai reseptif. Cara

penimbangan berkisar dari sistematis sampai intuitif. Individu dapat digolongkan

berdasarkan kedua dimensi gaya kognitif ini.

1. Individu Analitis mengandalkan pada informasi yang cepat yang

dirancang secara teratur dan terencana terhadap pengambilan

keputusan.

Page 25: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

25 | M A N A J E M E N

2. Individu Heuristik mengendalikan pada analogi dan membiarkan

situasi membimbing mereka dalam pengambilan keputusan.

Gaya kognitif secara langsung relevan bagi perancang sistem informasi

manajemen. Sistem-sistem yang berdasarkan computer cenderung dirancang oleh

individu analitis. Mereka mau menggunakan sistem semacam itu karena mereka

lekat dengan gaya keputusan tersebut.

Sistem yang dirancang untuk individu analitis tidak dapat digunakan oleh

individu heuristic. Situasi ini mengharuskan agar sitem informasi dirancang

sedemikian ruapa sehingga kedua individu tersebut mau menggunakannya.

2.2.10 Teori-teori Pengambilan Keputusan

Teori pengambilan keputusan berusaha menyesuaikan aspek-aspek

rasional dan pilihan, yang menjadi perhatian utama para ahli ekonomi, dengan

sifat-sifat dan batasan mekanisme pengambilan keputusan yang menjadi perhatian

para ahli psikologi. Konsep dasar rasionality ini tidaklah mudah, karena itu untuk

lebih menjelaskan rasionality perlu kiranya dikemukakan beberapa aspek seperti:

a. Semua putusan adalah rasional objektif, bila dalam kenyataan itu adalah

merupakan prilaku yang besar untuk memaksimalkan nilai-nilai yang

diberikan dalam situasi yang ada.

b. Suatu rasional adalah rasional objektif, bila hal itu memaksimalkan hasil

relative terhadap pengetahuan yang actual daripada subjek.

c. Suatu putusan adalah rasional consciously (disadari) bila alat untuk

mencapai tujuan itu adalah proses yang disadari.

d. Suatu putusan adalah rasional yang disengaja jika pengaturan alat-alat

untuk pencapaian tujuan tidak dipertimbangkan apakah berdasarkan

kepentingan individu atau organisasi.

e. Suatu putusan adalah rasional yang organisasional , jika orientasinya pada

tujuan organisasi.

f. Suatu putusan adalah rasional personal bila orientasinya pada tujuan-

tujuan individu.

Selanjutnya dengan asumsi rationality seperti:

a. Complete knowledge of relevant environmental factor

Page 26: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

26 | M A N A J E M E N

b. Ability to order preference according to some yardstick of utility (usually

money)

c. Ability to choose the alternative that maximizes the divisions making

utility.

Jelaslah kiranya bagaimana keputusan-keputusan yang akan diambil secara

rasional. Tidaklah mudah kiranya kita mengambil keputusan yang rasional agar

dicapai efisiensi. Pada masalah yang sama mungkin akan diambil keputusan yang

berbeda. Hal ini bergantung dari beberapa factor yang mempengaruhi keputusan

ataupun lingkungan luar. Herbert A. Simon mengemukakan batas dan rationality

sebagai berikut:

a. Keahlian, kebiasaan, dan cermin dari kata hati kecepatan serta ketepatan

seseorang dalam mengambil keputusan akan dibatasi oleh keahlian dan

ataupun kebiasaan seseorang. Seorang dokter misalnya akan lebih cepat

serta tepat mengambil keputusan tentang obat apa yang harus diberikan

kepada pasien daripada orang yang tidak ahli dibidang kedokteran.

Dengan demikian juga karena kebiasaan seseorang akan lebih tepat serta

cepat dalam mengambil keputusan.

b. Pada pihak lain, nilai serta konsep tujuan akan membatasi dalam

seseorang mengambil keputusan. Seorang individu tidak akan lepas dari

masyarakat. Ia terkait oleh nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakatnya,

oleh karena itu dalam pengambilan keputusan tidak akan lepas dari

adanya pertimbangan nilai-nilai yng ada dalam masyarakat. Sebagai

contoh bila terdapat karyawan yang merugikan sebuah perusahaan maka

apa ia langsung dipecat atau tidak. Pe rtimbangan ini dibatasi oleh nilai-

nilai yang berlaku, apakah pemecatan tanpa adanya peringatan terlebih

dahulu tidak melenggar nilai-nilai yang ada di masyarakat atau tidak

melanggar jiwa Pancasila?

c. Demikian juga pengambilan keputusan individu itu dibatasi oleh luasnya

pengetahuan yang relevan dengan pekerjaannya. Seorang ahli bangunan

yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang bangunan akan secar

cepat dan tepat dalam mengambil keputusan bangunan yang bagaimana

yang cocok untuk daerah tertentu.

Page 27: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

27 | M A N A J E M E N

2.2.11 Sistem Bantuan dan Keputusan

a. Nilai Informasi dalam Ancangan Keputusan

Ancangan teori keputusan memusatkan perhatian bukan hanya pada

nilai informasi dalam sebuah keputusan, tetapi juga pada kenyataan bahwa

biaya untuk memperoleh informasi yang banyak juga besar. Nilai

informasi adalah nilai perubahan dalam perilaku keputusan karena

informasi.

b. Kriteria untuk Pengambilan Keputusan

Sebuah pandangan alternative pada criteria pengambilan keputusan

adalah pemuasan. Pandangan ini berasal dari model keperilakuan

deskriptif yang mengatakan bahwa para pengambil keputusan tidak

mengetahui semua laternatif dan harus mencarinya. Mereka

menyederhanakan factor-faktor yang harus dipertimbangkan dank arena

itu mengurangi banyak hal yang harus dipertimbangkan. Anggapan konsep

pemuasan lebih merupakan rasionalitas terbatas daripada rasionalitas

lengkap.

c. Pengambilan Keputusan pada Organisasi Formal

Pengambilan keputusan pada organisasi formal merupakan bagian dari

keseluruhan proses yang sebenarnya dimulai dengan penetapan tujuan

organisasi dan akhirnya menghasilkan implementasi solusi dan control.

Proses tersebut adalah sebagai berikut.

Pembahasan yang jelas tentang tujuan yang hendak dicapai dari

putusan itu

1. Pengumpulan semua fakta yang mungkin, opini, dan ide terkait.

2. Analisis dan interpretasi data yang terkumpul

3. Formulasi alternative yang mungkin

4. Evaluasi setiap alternative atas dasar efektif

5. Memilih alternative tertentu yang paling baik.

d. Pohon Keputusan

Ketika sang pengambil keputusan dihadapkan pada serangkaian

keputusan, maka pohon keputusan merupakan pilihan yang tepat.

Page 28: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

28 | M A N A J E M E N

Dinamakan pohon keputusan karena tindakan dan keputusan yang

berbeda-beda membentuk cabang-cabang dari sebuah titik awal keputusan.

Untuk menganalisis pohon keputusan, mulailah pada ujung atau

puncak cabang. Hitung nilai yang diharapkan untuk setiap perangkat

cabangdan tuliskan nilai tersebut kedalam kode. Kerjakan simpul

berikutnya dan hitung probabilitasnya dengan mempertimbangkan

probabilitasyang telah dihitung ditambah dengan probabilitas baru. Pada

titik keputusan, tuliskan nilai yang tertinggi yang dapat diharapkan menuju

ketitik keputusan di dalam kotak bujursangkar. Akhirnya proses ini

menghasilkan keputusan yang diharapkan.

Page 29: Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan_Dana Santika_Fisika_Undiksha

29 | M A N A J E M E N

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

3.1.1 Informasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan data yang telah diolah

menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam

pengambilan keputusan saat ini dan mendatang.

3.1.2 Keputusan merupakan penetapan terhadap suatu pilihan. Istilah keputusan

pada umumnya dipandang sebagai pilihan. Ini berarti ada beberapa

kemungkinan (alternative) yang ada diantaranya ditetapkan sebagai

pilihan. Pengambilan keputusan merupakan merupakan hal yang

terpenting dalam manajemen sebuah organisasi. Dengan adanya prinsip

dalam pengambilan sebuah keputusan diharapkan sesuai dengan tujuan

yang telah diharapkan.

3.2 Saran

Informasi merupakann salah satu hal yang penting dalam kehidupan. Adanya

informasi memerlukan suatu sistem yang digunakan untuk menampung informasi-

informasi yang ada. Suatu sistem informasi bermanfaat dalam pengambilan suatu

keputusan. Diharapkan dengan adanya suatu sistem informasi setiap informasi

yang dimiliki setiap orang dapat terhimpun menjadi satu, sehingga mempermudah

kita atau setiap dalam memutuskan suatu keputusan, tanpa menyampingkan

sebuah prinsip-prinsip dan hal-hal yang mendungkung guna melahirkan sebuah

keputusan yang baik dan bertanggung jawab.