SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA ALAT MUSIK …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Alwi...
Transcript of SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA ALAT MUSIK …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal Alwi...
1
SISTEM DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA ALAT MUSIK GITAR
ELEKTRIK MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER
BERBASIS WEB
Alwi Abdul Latief, Prihastuti Harsani, Arie Qur’ania
Email: [email protected]
Program Studi Ilmu Komputer Fakultas MIPA – UNPAK
Gitar elektrik merupakan salah satu alat musik yang digemari banyak orang. Gitar
elektrik memiliki beberapa perangkat atau bagian-bagian penting didalamnya, seperti pick-
up, bridge, fret, dan senar. Namun sering ditemukan kerusakan pada perangkat gitar
tersebut, seperti gitar elektrik tidak dapat mengeluarkan suara ataupun mengeluarkan
suara noise sehingga gitar tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Salah satu metode
inferensi yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kerusakan adalah metode Dempster
Shafer. Metode Dempster Shafer bertujuan untuk melakukan penalaran dalam
mendapatkan suatu kesimpulan, dan nilai kepercayaan yang didapatkan dari hasil
perhitungan bobot masing – masing inputan gejala. Pemanfaatan sistem ini yaitu
menggunakan data gejala, data kerusakan dan data relasi. Data gejala yaitu data yang
berisi daftar gejala yang biasa terjadi jika gitar elektrik mengalami kerusakan, data
kerusakan yaitu data yang berisi daftar kerusakan pada gitar elekrik sedangkan data relasi
adalah penghubung anatara data gejala dan data kerusakan. Sistem Diagnosis Kerusakan
Pada Alat Musik Gitar Elektrik diimplementasikan menggunakan software notepad++ dan
Database MySQL. Dilakukan uji coba terhadap sistem dengan membandingkan hasil
output sistem dengan kesimpulan pakar, dari 10 percobaan didapatkan 9 percobaan yang
sesuai dengan nilai kesesuaian 90% yang berarti sistem dapat dipercaya.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Alat Musik, Gitar Elektrik, Dempster Shafer
PENDAHULUAN
Gitar merupakan salah satu alat musik
yang paling disukai dan sering dimainkan
oleh banyak orang. Gitar digunakan sebagai
media hiburan dan juga sebagai penyalur
hobi seseorang untuk menghilangkan
kejenuhan karna rutinitas sehari-hari.
Gitar memiliki beberapa tipe, salah
satunya adalah gitar elektrik. Gitar elektrik
adalah gitar yang menggunakan sumber
daya listrik untuk menghasilkan suara.
Didalam gitar elektrik terdapat sebuah pick-
up yang berguna untuk menangkap
gelombang sinyal frekuensi dari senar, lalu
mengubah getaran dan bunyi dari senar
menjadi arus listrik yang kemudian akan
disalurkan ke amplifier dan speaker.
(Satrio, 2013 )
Gitar elektrik memiliki beberapa
perangkat atau bagian-bagian penting
didalamnya, seperti pick-up, bridge, fret,
dan senar. Bagian-bagian tersebut saling
berkaitan untuk membuat gitar elektrik
dapat berfungsi dengan baik. Namun para
pemain gitar sering menemukan kerusakan
pada perangkat gitar tersebut, seperti gitar
elektrik tidak dapat mengeluarkan suara
ataupun mengeluarkan suara noise sehingga
gitar tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Banyak pemain gitar yang tidak
tahu bagaimana cara mengatasi
permasalahan pada alat musik gitar elektrik
yang mereka miliki. Akhirnya jalan satu-
satunya adalah membawanya ke tempat
2
service gitar, namun biaya yang dibutuhkan
untuk service gitar tidak murah ada
sebagian pemain gitar tidak mempunyai
dana lebih untuk membawa gitarnya
ketempat service agar gitarnya dapat
diperbaiki. Oleh karena itu dibutuhkan
sistem yang mampu mendiagnosa
kerusakan pada gitar, agar para pemain
gitar dapat memperbaiki gitarnya sendiri.
Penelitian Terdahulu
Hidayat, 2014 melakukan penelitian
dengan judul Sistem Pakar Mencari
Kerusakan Mesin Dan Cvt (Continously
Variable Transmission) Motor Matic
Menggunakan Metode Dempster-Shafer.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
membangun suatu sistem yang dapat
memberikan solusi untuk menangani
kerusakan yang terjadi pada motor matic.
Metode yang digunakan adalah dempster
shafer untuk menentukan probabilitas
densitas dari kerusakan mesin motor matic.
Pembangunan aplikasi ini menggunakan
PHP dan database MySQL
Pradhana, 2013 melakukan penelitian
dengan judul Perancangan Sistem Pakar
Untuk Diagnosa Kerusakan Hardware
Laptop Menggunakan Metode Certainty
Factor. Tujuan dari penelitian ini adalah
merancang sebuah sistem yang dapat
mendiagnosa kerusakan yang terjadi pada
hardware laptop berikut dengan cara
perawatannya. Metode yang digunakan
adalah certainty factor untuk mengambil
kesimpulan kerusakan yang terjadi pada
hardware laptop. Pembangunan aplikasi ini
menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft
Access untuk pengolahan database
Ardila, 2015 melakukan penelitian
dengan judul Analisis Perbandingan Hasil
Antara Metode Certainty Factor Dan
Metode Dempster Shafer Dalam Sistem
Pakar. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis suatu program sistem pakar
berbasis dekstop yang berisi pengetahuan
dari seorang pakar atau dokter yang
diyakini kebenarannya yang memiliki
kemampuan untuk dapat mendiagnosa
penyakit dari gejala-gejala penyakit mata
yang dirasakan oleh pasien secara cepat dan
tepat seperti seorang pakar dengan
menggunakan metode Certainty Factor dan
Dempster Shafer. Serta menganalisis
perbandingan hasil diagnosa dari metode
Certainty Factor dengan Dempster Shafer.
Pembangunan aplikasi ini menggunakan
Visual Basic 2010. Kesimpulan dari
penelitian ini pemeriksaan gejala yang
terdapat pada penyakit mata menggunakan
metode Certainty Factor melalui
pemeriksaan fisik dan perhitungan manual
masih belum lebih spesifik dibandingkan
menggunakan metode Dempster Shafer
melalui pemeriksaan fisik dan perhitungan
menggunakan sistem sudah lebih spesifik dan
mengarah pada satu penyakit.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam membangun sistem adalah metode
Expert System Development Life Cycle
(ESDLC). Tahapan-Tahapan yang meliputi
penilaian, akuisisi pengetahuan, desain,
pengujian, dokuentasi, pemeliharaan.
Tahapan – tahapan pendekatan ESDLC
dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1. Pendekatan ESDLC (Turban et
al., 2005)
3
Tahap Penilaian
Tahap penilaian adalah tahap untuk
melakukan identifikasi terhadap kebutuhan
pengguna yaitu solusi dari permasalahan
gitar elektrik. Setelah itu akan dilakukan
studi kelayakan dengan mengumpulkan
data melalui observasi, wawancara dan
studi pustaka. Hasil dari pengupulan data
tersebut kemudian akan digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan gitar eletrik
yang akan diselesaikan oleh sistem dan
memberikan solusi terhadap permasalahan
gitar elektrik.
Tahap Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan tahapan
yang digunakan untuk mengumpulkan
pengetahuan yang akan dimasukan kedalam
sistem yang dibangun. Pengumpulan
pengetahuan yang digunakan pada
penelitian ini berupa gejala, kerusakan dan
solusi pada permasalahan alat musik gitar
elektrik. Berikut ini sumber yang digunakan
untuk mendapatkan pengetahuan, antara
lain :
1. Pengalaman narasumber
Pengalaman narasumber didapatkan dari
hasil wawancara dengan pakar gitar,
dengan bertanya mengenai gejala,
kerusakan, solusi untuk permasalahan
kerusakan gitar elektrik.
2. Pengalaman penulis
Pengalaman penulis didapatkan dari
pengalaman pribadi dari penulis yang
pernah megalami kerusakan pada gitar
elektrik.
3. Pengalaman pemain gitar
Pengalaman pemain gitar didapat dari
hasil wawancara kepada pemain gitar
mengenai kerusakan gitar elektrik yang
pernah mereka hadapi.
4. Artikel kerusakan gitar di internet
Pengetahuan didapatkan dari pencarian
artikel mengenai kerusakan gitar elektrik
di internet.
Berdasarkan sumber – sumber tersebut
didapatkan data gejala, data kerusakan dan
solusi dari kerusakan gitar elektrik.
Tabel 1. Data Gejala Kode
Gejala Nama Gejala
Nilai
Belief
G01 Suara buzzing pada fret
bagian atas fretboard 0.7
G02 Suara buzzing pada fret
bagian tengah fretboard 0.6
G03 Suara buzzing pada fret
bagian bawah fretboard 0.8
G04 Salah satu atau beberapa
senar buzzing pada fret
tertentu
0.8
G05 Senar terasa kasar 0.9
G06 Senar keras pada bagian
atas fretboard 0.8
G07 Senar keras pada bagian
tengah fretboard 0.7
G08 Senar keras pada bagian
bawah fretboard 0.8
G09 Senar berkarat karna usia 0.9
G10 Senar fals saat
memainkan up/down
bridge
0.7
G11 Senar berkualitas kurang
baik (murah) 0.9
G12
Suara salah satu senar
gitar lebih kecil dibanding
senar lain
0.9
G13 panjang suara senar sangat
pendek 0.7
G14 Gitar mengeluarkan bunyi
noise 0.4
G15 Noise tidak hilang saat
senar atau bridge dipegang 0.9
G16 Gitar tidak berbunyi 0.6
G17 Gitar tidak berbunyi saat
“switch” dipindahkan 0.8
G18
Suara hilang jika knob
volume diputar sedikit
atau tersenggol
0.9
G19 Suara gitar berbunyi kecil 0.5
4
G20 Suara gitar terputus –
putus 0.6
G21
Timbul suara berisik
"kresek" saat merubah
arah switch pickup
0.9
G22
Timbul suara berisik
"kresek" saat knob volume
di putar
0.9
G23 Muncul suara berisik saat
menggerakan gitar 0.9
G24 Tuning (seteman) gitar
sering berubah 0.6
G25 Tuning berubah saat
memainkan up/down 0.7
G26 Intonasi suara kurang tepat 0.5
G27 Tersetrum saat menyentuh
bagian besi pada gitar 0.8
Nilai belief merupakan nilai
kepercayaan yang diberikan oleh pakar
pada masing - masing gejala, untuk
mengetahui seberapa besar kemungkinan
kerusakan yang di alami. Jika bernilai 0
maka mengindikasikan bahwa tidak ada
kepastian, dan jika bernilai 1 menunjukan
adanya kepastian. Nilai bel(belief) berada
pada selisih 0 – 1.
Tabel 2. Data Kerusakan Dan Solusi Kode
Kerusakan Nama Kerusakan Solusi
K01
Action senar
terlalu rendah
sehingga senar
menempel pada
fret
Tambahkan
tinggi action
senar dengan
mengatur
ketinggian
pada bridge
gitar
K02 Action senar
terlalu tinggi
Kurangi
tinggi action
senar dengan
mengatur
ketinggian
pada bridge
gitar
K03
Fret bermasalah,
fret sudah habis
terkikis karna
termakan usia
sehingga
Lakukan
penggantian
pada fret
gitar
ketinggian fret
tidak merata
K04
kondisi senar
sudah lama
(berkarat)
Ganti senar
dengan yang
baru
K05
Senar bermasalah,
kemungkinan
kualitas senar
kurang baik karna
tidak
menggunakan
senar yang sudah
dijamin
kualitasnya
Ganti senar
dengan
menggunaka
n senar
kualitas baik
K06
Jarak antara senar
dan pickup terlalu
jauh
Turunkan
ketinggian
pada bridge
atau naikan
ketinggian
pada pickup
K07
Wiring(pengkabela
n) Ground
bermasalah,
kemungkinan
pemasangan kabel
ground pada gitar
kurang tepat
Periksa kabel
ground
dalam gitar,
jika masalah
masih terjadi
kemungkinan
ground pada
ampli atau
kabel jack
yang
bermasalah
K08
Bridge
bermasalah,
kemungkinan
lapisan cat pada
bridge terlalu tebal
sehingga tidak
dapat mengalurkan
arus listrik
Ganti bridge
dengan
kualitas yang
baik
K09
Bridge
bermasalah,
kualitas bridge
kurang baik. Posisi
tidak sejajar
dengan body
Setting per
pada bridge
sehingga
sejajar
dengan body,
jika masih
bermasalah
bridge harus
diganti
K10
Bridge
bermasalah, posisi
tidak sejajar
dengan body.
Tarikan per terlalu
lemah
Tambahkan
tarikan per
bridge
sampai posisi
bridge sejajar
dengan body
5
K11
Bridge
bermasalah, posisi
tidak sejajar
dengan body
Tarikan per terlalu
kuat
Kurangi
tarikan per
bridge
sampai posisi
bridge sejajar
dengan body
K12
Switch
bermasalah,
kemungkinan
switch sudah
berkarat/rusak
Periksa
sambungan
kabel pada
switch, jika
kondisi
sambungan
baik, maka
switch perlu
diganti
K13
Pickup pada posisi
switch yang dipilih
mati
Periksa
sambungan
pickup pada
switch, jika
tidak
bermasalah
maka switch
perlu di ganti
K14
Potensio
bermasalah karena
sudah longgar
ataupun berkarat
Periksa
sambungan
kabel lalu
beri minyak
kedalam
potensio
sambil
diputar. Jika
masalah
masih terjadi,
maka
potensio
perlu diganti.
K15
Rumah jack (jack
female)
bermasalah,
kemungkinan
pemasangan kabel
pada jack female
ada kesalahan
Coba
gunakan
kabel jack
berbeda. Jika
masalah tetap
terjadi,
periksa
sambungan
kabel. Jika
sambungan
baik berarti
jack female
gitar perlu
diganti
K16
kabel penghubung
terlepas dari
komponen gitar
sambung
kabel
kembali
dengan
menggunaka
n soldier
K17
Pickup
bermasalah,
kemungkinan
pickup sudah
dalam kondisi
tidak baik
Ganti pickup
dengan
pickup baru
K18 Neck bengkok
cekung
Putar truss
rod ke arah
jarum jam
dengan
perlahan
K19 Neck bengkok
cembung
Putar truss
rod ke arah
berlawanan
jarum jam
dengan
perlahan
Berdasarkan data pengetahuan
sebelumnya dapat dibuat aturan – aturan
sebagai berikut : 1. IF G01 AND G02 AND G03 THEN K01
2. IF G06 AND G07 AND G08 THEN K02
3. IF G01 AND G02 AND G04 THEN K03
4. IF G05 AND G09 AND G13 AND G26 THEN
K04
5. IF G11 AND G12 AND G19 AND G24 AND
G26 THEN K05
6. IF G13 AND G19 THEN K06
7. IF G14 AND G27 THEN K07
8. IF G14 AND G15 THEN K08
9. IF G24 AND G25 AND G26 THEN K09
10. IF G03 AND G10 AND G24 AND G25 AND
G26 THEN K10
11. IF G08 AND G10 AND G24 AND G25 AND
G26 THEN K11
12. IF G17 AND G19 AND G20 AND G21 THEN
K12
13. IF G14 AND G16 AND G17 THEN K13
14. IF G14 AND G18 AND G19 AND G20 AND
G22 THEN K14
15. IF G14 AND G16 AND G20 AND G23 THEN
K15
16. IF G14 AND G16 AND G20 AND G27 THEN
K16
17. IF G13 AND G16 AND G19 THEN K17
18. IF G02 AND G04 AND G07 THEN K18
19. IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 THEN
K19
AND digunakan untuk menghubungkan
dua logika atau lebih yang keseluruhan dari
6
syarat tersebut harus terpenuhi agar dapat
menghasilkan suatu kesimpulan. Jika salah
satu syarat tidak terpenuhi dengan syarat
yang sudah ditentukan maka tidak dapat
menghasilkan suatu kesimpulan.
Tahap Desain
Tahap desain merupakan tahap untuk
membuat rancangan dari sistem yang akan
dibangun. Tahap desain meliputi
perancangan basis data perancangan secara
umum dan perancangan secara detail.
Perancangan Basis Data
Peracangan basis data meliputi
pembuatan entity relationship diagram
(ERD), Relasi Tabel.
Entity Relationship Diagram (ERD)
digunakan untuk mengetahui hubungan
antara entitas pada sistem diagnosa
kerusakan gitar elektrik digambarkan
dengan Entity Realationship
Diagram(ERD) yang dapat dilihat pada
Gambar 5.
Relasi tabel digunkan untuk mengetahui
hubungan antara tabel didalam database
pada sistem dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Relasi Tabel
Perancangan Sistem Secara Umum
Perancangan sistem yang dilakukan pada
tahapan ini meliputi pembuatan diagram
konteks, data flow diagram Level zero,
Flowchart Sistem frontend dan flowchart
sistem backend.
Diagram konteks pada sistem diagnosa
kerusakan gitar elektrik ini menggambar
alur dari sistem. Pengguna memilih gejala
untuk melakukan diagnosa sedangkan
admin bertugas mengelola data.
Tabel 3. Diagram Konteks
Flowchart sistem frontend merupakan
alur dari sistem yang digunakan oleh
pengguna dalam mengakses aplikasi.
Flowchart sistem frontend dapat dilihat
pada Gambar 6.
Flowchart sistem backend merupakan
alur dari sistem yang digunakan oleh
admin/pakar dalam mengakses aplikasi.
Flowchart sistem backend dapat dilihat
pada Gambar 7.
Rancangan Penalaran
Rancangan penelaran yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode
inferensi Dempster Shafer. Kesimpulan
kerusakan didapatkan dari hasil perhitungan
menggunakan Dempster Shafer dan akan
7
menamilkan tingkat keyakinan dari hasil
perhitungan tersebut.
Gambar 4. Alur Metode Dempster Shafer
(Hamid, 2015)
Langkah – langkah penyelesaian metode
Dempster Shafer:
1. Dipilih gejala dengan kode gejala G07,
G14 dan G22.
2. Setelah dipilih gejala selanjutnya
dilakukan perhitungan frame of
discernment:
m1 G07 = 0.7
m1 θ = 1 − m1 G07 m1 θ = 1 − 0.7 = 0.3
m2 G14 = 0.4
m2 θ = 1 − m2 G14 m2 θ = 1 − 0.4 = 0.6
3. Menghitung nilai dari setiap gejala
dengan cara mengkombinasikan tingkat
keyakinan (m).
Tabel 3. Ilustrasi perhitungan nilai keyakinan
m2{K07, K08,
K13, K14, K15, K16
= 0.4
m2{θ} = 0.6
m1{K02, K18, K19}
= 0.7 {θ}= 0.28
K02, K18, K19
= 0.42
m1{θ} = 0.3
{
K07, K08, K13,
K14, K15, K16
}=0.12
θ =0.18
m3{K02, K18, K19} =0.42
1−0.28=
0.42
0.72=
0.58333333333333
m3{K07, K08, K13, K14, K15, K16} =0.12
1−0.28=
0.12
0.78= 0.16666666666667
m3{θ} =0.18
1 − 0.28=
0.18
0.72= 0.25
Jika terdapat lebih dari 2 gejala, dipilih
gejala baru dengan kode gejala G22. Hitung
frame of discrement dari gejala baru.
m4 G22 = 0.9
m4 θ = 1 − m4 G22 m4 θ = 1 − 0.9 = 0,1
Lakukan perhitungan lanjutan dari gejala
sebelumnya.
Tabel 4. Ilustrasi perhitungan nilai
keyakinan dari 3 gejala.
m4 K14 = 0.9 m4{θ} = 0.1
m3{K02, K18, K19}= 0.58333333
333333
{θ}=0.525
K02, K18, K19
=0.0583333333
33333
m3 K07, K08, K13, K14, K15, K16
= 0.16666666
666667
{K14}=0.15
{K07, K08, K13,
K14, K15, K16}
= 0.016666666
666667
m3{θ} = 0.25 {K14}=0.225 θ = 0.025
m5{K02, K18, K19} =0.058333333333333
1−0.525=
0.058333333333333
0.475= 0.12280701754386
8
m5{K14} =0.375
1−0.525=
0.375
0.475=
0.78947368421053 m5 K07, K08, K13, K14, K15, K16 =0.016666666666667
1−0.525=
0.016666666666667
0.475=
0.035087719298246
m5{θ} =0.025
1−0.525=
0.025
0.475=
0.052631578947368
Nilai Terbesar Adalah K14 =
0.78947368421053
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
terbesar yaitu K14 yaitu Potensio
bermasalah karena sudah longgar ataupun
berkarat dengan nilai keyakinan
0.78947368421053.
Tahap Proses Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap
pembangunan sistem yang telah dirancang
sehingga menjadi sebuah aplikasi yang
kemudian dapat digunakan. Implementasi
sistem diagnosis kerusakan gitar dilakukan
melalui dua tahapan, yaitu implementasi
basis data menggunakan database MySql
dan implementasi sistem menggunakan
Notepad+
Gambar 5. Entity Relatonship Diagram
Gambar 6. Flowchart Sistem Frontend
9
Gambar 7. Flowchart Sistem Backtend
HASIL DAN PEMBAHASAN
Halaman Home
Halaman home merupakan halaman
utama dari dari sistem diagnosis kerusakan
gitar elektrik. Halaman ini akan ditampilkan
saat pertama kali sistem diakses.
Gambar 8. Halaman Home
Halaman Konsultasi
Halaman konsultasi merupakan halaman
untuk user melakukan diagnosa terhadap
kerusakan gitar elektrik yang dihadapi.
User akan diminta untuk memilih gejala –
gejala yang dirasakan pada gitar elektrik,
gejala yang dipilih haruslah lebih dari satu
agar sistem dapat memprosesnya. kemudian
sistem akan menampilkan kesimpulan
berupa kemungkinan kerusakan dan solusi.
Gambar 9. Halaman Konsultasi
10
Halaman Hasil Diagnosa
Hasil diagnosa akan menampilkan gejala
yang telah dipilih oleh pengguna,
kemungkinan kerusakan, solusi dan nilai
kepercayaan yang dihitung dengan metode
penalaran dempster shafer.
Gambar 10. Halaman Hasil Diagnosa
Perbandingan Output Sistem Dengan
Perhitungan Manual
Perbandingan antara output sistem dan
perhitungan manual dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian antara output hasil
dari sistem dengan hasil perhitungan
manual.
Tabel 5. Perbandingan Antara Output
Sistem dan Perhitungan Manual
No Kasus Output
Sistem
Perhitung
an
Manual
Ket.
1
G03,
G12,
G13,
G26
K05 K05 Sesuai
2
G12,
G14,
G20,
G23
K15 K15 Sesuai
3
G07,
G14,
G22
K14 K14 Sesuai
4
G14,
G24,
G25,
G26
K09,
K10,
K11
K09, K10,
K11 Sesuai
5
G01,
G02,
G03,
G12
K01 K01 Sesuai
6
G01,
G02,
G04,
G22
K03 K03 Sesuai
7
G08,
G14,
G18,
G22
K14 K14 Sesuai
8
G05,
G14,
G17,
G19
K12 K12 Sesuai
9
G12,
G13,
G19,
G26
K05 K05 Sesuai
10
G06,
G07,
G08,
G13,
G14
K02 K02 Sesuai
Perbandingan Output Sistem Dengan
Kesimpulan Pakar
Perbandingan antara output sistem dan
kesimpulan pakar dilakukan dengan
membandingkan hasil diagnosa sistem dan
diagnosa pakar untuk mengetahui
kesesuaian hasil diagnosa. Pengambilan
kesimpulan menggunakan kemunkinan
kerusakan yang paling tinggi.
Tabel 6. Perbandingan output sistem
dengan kesimpulan pakar
No Kasus Output
Sistem
Kesimpul
an Pakar Ket.
1
G03,
G12,
G13,
G26
K05 K05 Sesuai
2
G12,
G14,
G20,
G23
K15 K15 Sesuai
3 G07,
G14, K14 K14 Sesuai
11
G22
4
G14,
G24,
G25,
G26
K09,
K10,
K11
K09 Tidak
Sesuai
5
G01,
G02,
G03,
G12
K01 K01 Sesuai
6
G01,
G02,
G04,
G22
K03 K03 Sesuai
7
G08,
G14,
G18,
G22
K14 K14 Sesuai
8
G05,
G14,
G17,
G19
K12 K12 Sesuai
9
G12,
G13,
G19,
G26
K05 K05 Sesuai
10
G06,
G07,
G08,
G13,
G14
K02 K02 Sesuai
Presentase kesesuaian antara diagnosa
sistem dengan diagnosa pakar dilakukan
dengan menghitung nilai rata-rata dari hasil
perbandingan.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 = 9
10x 100% = 90%
Hasil perhitungan diatas menunjukan
hasil kesesuaian perbandingan antara
diagnosa sistem dengan diagnosa pakar
memiliki nilai kesesuaian sebesar 90%.
Nilai tersebut menunjukan tingkat
kesesuaian yang tinggi antara sistem
dengan pakar.
Perbandingan Output Sistem Dengan
Metode Case Based Reasoning
Perbandingan dilakukan dengan
membandingkan antara output sistem
metode dempster shafer dan output sistem
metode case based reasoning (Ramadlan S,
2016). Dari hasil perbandingan sistem
sebanyak 10 kasus didapatkan 9 kasus yang
sesuai dan 1 kasus yang tidak sesuai. Hal
tersebut disebabkan oleh perbedaan rumus
perhitungan sistem.
Kelebihan Dan Kekurangan Dempster
Shafer
Kelebihan dari dempster shafer adalah
pengambilan kesimpulan yang lebih efisien.
Perhitungan yang dilakukan dempster
shafer tidak memproses keseluruhan kasus
sehingga lebih cepat, proses perhitungan
dempster shafer hanya memproses bagian –
bagian kerusakan yang berhubungan
dengan gejala yang dipilih. saat gejala
dipilih maka akan memproses kerusakan
yang berhubungan dengan gejala yang
dipilih, tidak memproses semua kerusakan.
Kelemahan dari dempster shafer adalah :
1. Tidak bisa melakukan diagnosa jika
penggguna hanya memilih satu gejala
karna perhitungan dilakukan dengan
perkalian antar gejala sehingga jika
hanya dipilih satu gejala tidak dapat
melakukan proses perhitungan.
2. Hasil diagnosa yang dilakukan masih
terdapat diagnosa yang menghasilkan
lebih dari satu kesimpulan dengan tidak
membedakan nilai kepercayaan dari
masing – masing kerusakan.
KESIMPULAN
Sistem diagnosis kerusakan pada alat
musik gitar elektrik ini diimplementasikan
menggunakan Notepad++ dan
menggunakan database MySQL dengan
metode penalaran dempster shafer.
12
Metode penelitian yang digunakan
adalah ESDLC (Expert System
Development Life Cycle) dilakukan dengan
tahap penilaian, akuisisi pengetahuan,
desain, pengujian, dokuentasi,
pemeliharaan.
Sistem diagnosis kerusakan pada alat
musik gitar elektrik ini dapat mendiagnosa
kerusakan dari alat musik gitar elektrik
berdasarkan gejala yang dipilih oleh
pengguna. Sistem ini juga memiliki
informasi mengenai gitar elektrik seperti
bagian – bagian pada gitar elektrik dan juga
kamus istilah gitar untuk menambah
pengetahuan dari para pemain gitar. Sistem
ini juga dapat mengelola data – data pada
sistem seperti menambahkan, mengubah
dan menghapus data gejala, data kerusakan
dan data relasi.
Sistem diagnosis kerusakan pada alat
musik gitar elektrik ini sudah dilakukan
validasi dengan membandingkan output
dari sistem dengan perhitungan manual dan
hasil diagnosa dari pakar. Hasil validasi
dengan pakar digunakan 10 kasus yang
dipilih secara acak dan menghasilkan nilai
kesesuaian sebesar 90% sehingga hasil
diagnosa sistem dapat dipercaya.
Kelebihan dari metode dempster shafer
pengambilan kesimpulan yang lebih efisien.
Perhitungan yang dilakukan dempster
shafer tidak memproses keseluruhan kasus
sehingga lebih cepat, proses perhitungan
dempster shafer hanya memproses bagian –
bagian kerusakan yang berhubungan
dengan gejala yang dipilih
Kelemahan dari dempster shafer adalah
tidak bisa melakukan diagnosa jika
penggguna hanya memilih satu gejala dan
hasil diagnosa yang dilakukan dengan
metode dempster shafer masih terdapat
diagnosa yang menghasilkan lebih dari satu
kesimpulan dengan tidak membedakan nilai
kepercayaan dari masing – masing
kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardila, L. 2015. Analisis Perbandingan
Hasil Antara Metode Certainty
Factor Dan Metode Dempster Shafer
Dalam Sistem Pakar. Skripsi Ilmu
Komputer Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Arhami, M. 2005. Konsep Dasar Sistem
Pakar. Andi, Yogyakarta.
Brigida. 2013. Teori Dempster Shafer. http://informatika.web.id/teori-
dempster-shafer.htm. (diakses 17
februari 2016)
Brosnan, J. 2015. Cool Electric Guitar
Wallpaper
http://feelgrafix.com/775370-cool-
electric-guitar-wallpaper.html.
(diakses 17 februari 2016)
Hamid, A. 2015. Sistem Pakar
Mendiagnosa Penyakit Pedofilia
Dengan Metode Dempster Shafer
Berbasis Web. Program Studi Teknik
Informatika STMIK Budi Darma,
Medan.
Hidayah, N. 2015. Sistem Pakar
Menentukan Kerusakan Televisi
Dengan Metode Case Based
Reasoning. Program Studi Teknik
Informatika STMIK Budi Darma,
Medan.
Hidayat, M. 2014. Sistem Pakar Mencari
Kerusakan Mesin Dan Cvt
(Continously Variable Transmission)
Motor Matic Menggunakan Metode
Dempster-Shafer. Tugas Akhir
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim, Riau.
13
Husain, A.T. Wibowo & E. Ariyanto. 2010. Analisis Perbandingan Sistem
Pakar Untuk Mendiagnosis Penyakit
Mulut Dan Gigi Pada Manusia
Dengan Menggunakan Certainty
Factor Dan Teori Dempster-Shafer.
Tugas Akhir Teknik Informatika
Universitas Telkom.
Irawan, J. 2007. Buku Pegangan Kuliah
Sistem Pakar. Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika & Teknik
Komputer Surabaya (STIKOM).
Panjer, G. M. 2009. Guitar my Melodys
Skill, Krisn Music Melodys Club.
Pradhana, B. A. 2013. Perancangan Sistem
Pakar Untuk Diagnosa Kerusakan
Hardware Laptop Menggunakan
Metode Certainty Factor. Fakultas
Ilmu Komputer Universitas
Semarang.
Satrio, B. 2013. Sejarah Dan Pengetian
Gitar Listrik Atau Elektrik.
http://chordlirikgitar.blogspot.com.in/
2013/08/sejarah-dan-pengertian-gitar-
listrik-elektrik.html (diakses 17
februari 2016)
Septiana R. 2016. Sistem Deteksi
Gangguan pada Berbagai Jenis Gitar
dengan Menggunakan Metode Case
Based Reasoning Berbasis Desktop.
Jurusan Ilmu Komputer Universitas
Pakuan, Bogor.
Solichin, A. 2010. MySQL 5 Dari Pemula
Hingga Mahir. Universitas Budi
Luhur, Jakarta.
Srivastava R. P., T. J. Mock & L. Gao. 2011. The Dempster-Shafer Theory of
Belief Functions for Managing
Uncertainties: An Introduction and
Fraud Risk Assessment Illustration.
Australian Accounting Review. 21 :
282–291.