sistem C+ pada pracetak.docx

6
BETON PRACETAK SISTEM C+ (2005) 1. Pengertian Beton Pracetak Pracetak dapat diartikan sebagai suatu proses produksi elemen sruktur/arsitektural bangunan pada suatu tempat atau lokasi yang berbeda dengan tempat/lokasi dimana elemen struktur/arsitektural tersebut akan digunakan. Teknologi pracetak ini dapat diterapkan pada berbagai jenis material, yang salah satunya adalah material beton. Beton pracetak sebenarnya tidak berbeda dengan beton yang sering dijumpai dalam bangunan pada umumnya, yang membedakan adalah proses produksinya. Beton pracetak dihasilkan dari proses produksi dimana lokasi pembuatannya berbeda dengan lokasi di mana elemen akan digunakan , sedangkan beton cor (cast in place) dimana produksinya berlangsung di tempat elemen tersebut akan ditempatkan. 2. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIA Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balokjembatan, kolom dan plat lantai sejaktahun1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000). 3. C-PLUS(+) SISTEM STRUKTUR PRACETAK (PRECAST) Sistem struktur pracetak C-Plus adalah sebuah sistem struktur pracetak untuk bangunan bertingkat dengan kolom berbentuk Plus, dimana sambungan balok kolomnya

Transcript of sistem C+ pada pracetak.docx

Page 1: sistem C+ pada pracetak.docx

BETON PRACETAK

SISTEM C+ (2005)

1. Pengertian Beton PracetakPracetak dapat diartikan sebagai suatu proses produksi elemen sruktur/arsitektural bangunan pada suatu tempat atau lokasi yang berbeda dengan tempat/lokasi dimana elemen struktur/arsitektural tersebut akan digunakan. Teknologi pracetak ini dapat diterapkan pada berbagai jenis material, yang salah satunya adalah material beton. Beton pracetak sebenarnya tidak berbeda dengan beton yang sering dijumpai dalam bangunan pada umumnya, yang membedakan adalah proses produksinya. Beton pracetak dihasilkan dari proses produksi dimana lokasi pembuatannya berbeda dengan lokasi di mana elemen akan digunakan , sedangkan beton cor (cast in place) dimana produksinya berlangsung di tempat elemen tersebut akan ditempatkan.

2. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIAIndonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang pancang, balokjembatan, kolom dan plat lantai sejaktahun1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000).

3. C-PLUS(+) SISTEM STRUKTUR PRACETAK (PRECAST) Sistem struktur pracetak C-Plus adalah sebuah sistem struktur pracetak untuk bangunan bertingkat dengan kolom berbentuk Plus, dimana sambungan balok kolomnya menggunakan sambungan khusus/ spesifik yang merupakan sambungan mekanis berupa pelat baja dengan mur dan baut. Di cor insitu (grouting) dengan semen tidak susut (non-shrinkage cement).Sistem pracetak C-Plus telah diuji kehandalannya di Balai Struktur dan Konstruksi Bangunan Puskim Kementerian PU. Berdasarkan Hasil Pengujian di Laboratorium sistem C-Plus mempunyai perilaku yang baik sehingga dapat diaplikasikan untuk bangunan gedung bertingkat menurut SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung.

4. Aspek SambunganMengganti panjang penyaluran tulangan utama (40-50 D) dengan pelatSistem Struktur Pracetak C-Plus Sistem Pracetak struktur ini memiliki konsep struktur pracetak rangka terbuka, komponen kolom plus dan balok persegi dengan stek

Page 2: sistem C+ pada pracetak.docx

tulangan yang berulir. Sistem sambungan mekanis balok dan kolom, plat baja berlubang dengan mur. Pertemuan sambungan pada titik kumpul (poer/kepala) ditambah tulangan sengkang horizontal dan vertikal di cor dengan beton menggunakan semen tidak susut (non shrinkage cement) sehingga berperilaku wet joint.

Page 3: sistem C+ pada pracetak.docx

5. Kelebihan dan keuntunganKelebihannya yaitu :

a. Sistem ini mempunyai tingkat keandalan struktur yang cukup baik karena ditinjau daktilitas, kekuatan, dan kekakakuannya.

b. Nilai daktilitas akibat pembebanan siklik mempunyai nilai m = 9,96 untuk komponen kolom, dan m =5,02 untuk sambungan balok-kolom, hal ini menunjukkan bahwa benda uji cukup daktail.

c. Nilai degradasi kekakuan dan kekuatan pada uji komponen kolom dan sambungan balok-kolom juga tidak melebihi batas yang diijinkan atau peraturan yang berlaku, hal ini menunjukkan baik struktur kolom, maupun sambungan balok-kolom cukup stabil dalam menerima beban luar sampai tingkat daktilitas yang dapat dicapai.

d. Nilai disipasi energi yang diperoleh pada kedua uji komponen struktur menunjukkan pula kedua struktur mampu memencarkan energi dengan baik, hal ini terlihat dari peningkatan prosentase disipasi energi terhadap energi input pada tiap siklusnya dari hasil uji kedua komponen struktur.

e. Selain dari itu sistem ini mempunyai efisiensi yang tinggi dalam pelaksanaan konstruksi ditinjau dari waktu pelaksanaan dan biaya yang relatif lebih kecil dan juga system ini lebih berwawasan lingkungan dibandingkan sistem konvensional.

f. Sistem struktur pracetak yang dimodelkan dari sistem struktur rangka terbuka merupakan suatu alternatif baru yang dapat diterapkan pada pembangunan gedung bertingkat.

g. Efisiensi biaya, kualitas terjamin, serta waktu konstruksi yang lebih cepath. Bentuknya yang simetris sehingga kapasitas kolom pada kedua arah samai. Efisiensi pemakaian ruangj. Volume beton lebih sedikit, dengan inersia yang sama kolom plus 20/75 setara dg

kolom persegi 50×50 (Hemat 15%)

Page 4: sistem C+ pada pracetak.docx

k. Ramah lingkungan, tidak memerlukan area proyek yang luasKekurangannya yaitu : Sistem C-Plus terdapat pada persiapan yang harus dilakukan cukup rumit karena keseluruhan panjang, jumlah tulangan yang akan digunakan sesuai tipe kolom dan balok harus dibuat alurnya terlebih dahulu.

6. Penggunaan Sistem C+Sistem pracetak C-Plus dapat diterapkan pada bangunan rumah susun, kantor, rumah sakit dan bangunan bertingkat lainnya. Untuk penggunaan C+ hanya bisa digunakan pada kolom interior saja.

Pada tahun 2006, Sistem Struktur Pracetak C-Plus telah diaplikasikan pada Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cigugur Tengah, Kota Cimahi. 2 blok Rusunawa

yang terdiri dari 5 lantai setiap bloknya ini merupakan kerjasama Puslitbang Permukiman Bandung dengan Pemerintah Kota Cimahi.

7. Sistem pemasangana. Cara pemasangan perbagian ( vertical )

Dilakukan trave per trave Cocok untuk bangunan dengan luas lantai besar Perlu landasan yang cukup kuat, Mobil crave bias bergerak memenuhi jarak

jangkau Lengan momem untuk crane tidak terlalu besar sehingga berat komponen lebih

leluasa Biasanya untuk 3-5 tingkat

b. Cara pemasangan perlapis ( horizontal ) Dilakukan lantai perlantai Perlu alat pengangkat yang dapat mencari seluruh bagian bangunan Karena besarnya momen crane, berat komponen terbatas terutama palt lantai Crane yang biasa digunakan Tower CXrane Putar Diperlukan penunjang kolom selama pemasangan

c. Cara pemasangan Lift Slab Kolom menerus pelat lantai di cor satu diatas yang lain Alat pengangkat Hidraulis

Page 5: sistem C+ pada pracetak.docx

Perlu pasak untuk pengunci dalam pemasangand. Cara Pemasangan Jack Block

Lantai teratas disiapkan diatas permukaan tanah Hidraulis Jack dipasang di bawah komponen pendukung vertical

Dengan mengatur secara berganti penggunaan hydraulic Jack dan penempatan penunjang ( dari blok beton ) seluruh komponen diangkat ke atas

Setelah mencapai ketinggian lantai yang diinginkan, lantai berikutnya dipersiapkan di permukaan tanah

Demikian seterusnyae. Cara Pemasangan Kombinasi

Penggunaan cara pemasangan dengan berbagai cara Ini cara yang paling lazim

8. Sumberfile://localhost/D:/KULIAH/Kuliah%20Semester%207/BETON%20PRATEGANG/Ir.%20James%20Thoengsal%20%20C-PLUS(+)%20SISTEM%20STRUKTUR%20PRACETAK%20(PRECASH).htm (diakses pada tanggal 26 Septembe 2014 jam 16.00 WIB)file://localhost/D:/KULIAH/Kuliah%20Semester%207/BETON%20PRATEGANG/CiviL%20EngineerinG%20%20Beton%20Precast%20%20%20Pracetak.htm (diakses pada tanggal 26 Septembe 2014 jam 16.00 WIB)file://localhost/D:/KULIAH/Kuliah%20Semester%207/BETON%20PRATEGANG/Mengenal%20Teknologi%20C-Plus%20pada%20Rumah%20Susun%20%20%20Segores%20Pena%20Phie.htm (diakses pada tanggal 26 Septembe 2014 jam 16.00 WIB)