sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web...

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita baru yang diperiksa kesehatannya sekaligus dicek tumbuh kembangnya oleh Petugas Puskesmas/Puskesmas Pembantu Polindes di dalam maupun diluar Institusi Kesehatan seperti di Posyandu. Balita yang naik berat badannya adalah Balita yang pada waktu ditimbang di fasilitas kesehatan atau posyandu mengalami kenaikan berat badan sesuai pedoman apabila dibandingkan dengan hasil penimbangan sebelumnya. SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2003). B. Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa itu SKDN 2. Bagaimana analisis SKDN 3. Posyandu 4. KMS 5. Buku KIA

Transcript of sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web...

Page 1: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Balita baru yang diperiksa kesehatannya sekaligus dicek tumbuh kembangnya oleh

Petugas Puskesmas/Puskesmas Pembantu Polindes di dalam maupun diluar Institusi

Kesehatan seperti di Posyandu.

Balita yang naik berat badannya adalah Balita yang pada waktu ditimbang di fasilitas

kesehatan atau posyandu mengalami kenaikan berat badan sesuai pedoman apabila

dibandingkan dengan hasil penimbangan sebelumnya.

SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana

balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS

(K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat

badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan

digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2003).

B.     Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1.      Apa itu SKDN

2.      Bagaimana analisis SKDN

3.      Posyandu

4.      KMS

5.      Buku KIA

C.    Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1.      Mengetahui apa itu SKDN

2.      Mengetahui bagaimana cara kerja Posyandu

3.      Mengetahui apa itu KMS

4.      Mengetahui analisis SKDN

5.      Mengetahui tentang Buku KIA

 

Page 2: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

  

BAB II

PEMBAHASAN

A.    SKDN

SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana

balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS

(K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat

badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan

digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2003).

SKDN merupakan hasil kegiatan penimbangan balita yang dilakukan setiap bulan

dalam bentuk histogram sederhana. Indikator pelayanan di Posyandu atau di Pos

Penimbangan Balita menggunakan indiktor-indikator SKDN. SKDN adalah singkatan dari

pengertian kata-katanya yaitu:

1. S adalah jumlah seluruh balita yang ada dalam wilayah kerja posyandu.

2. K adalah jumlah Balita yang ada di wilayah kerja posyandu yang mempunyai KMS

(Kartu Menujuh Sehat).

3. D adalah Jumlah Balita yang datang di posyandu atau dikunjungan rumah dan

menimbang berat badannya sesuai atau jumlah seluruh balita yang Ditimbang.

4. N adalah jumlah balita yang ditimbang bebrat badannya mengalami peningkatan bebrat

badan dibanding bulannya sebelumnya dengan garis pertumbuhan.

5. Dan O adalah jumlah anak yang tidak ditimbang bulan lalu.

Berdasarkan SKDN dari bulan ke bulan disimak untuk mengetahui kemajuan

program perbaikan gizi. Naik turunnya D atau S dapat diinterprestasikan sebagai tingkat

partisipasi masyarakat dalam kegiatan di posyandu, sedangkan naik turunnya N terhadap S

dapat diartikan sebagai keberhasilan atau kegagalan mencapai tujuan program dalam

kegiatan UPGK di posyandu (Suhardjo 2003).

Page 3: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Dari uraian SKDN dapat digabungkan satu sama lain sehingga dapat memberikan

informasi tentang perkembangan kegiatan pemantauan pertumbuhan anak di posyandu yaitu :

1.         Indikator K/S

K/S adalah indikator yang menggambarkan jangkauan atau liputan program.

Indikator ini dihitung dengan cara membandingkan jumlah balita yang dapat di

posyandu dan memiliki KMS dengan jumlah balita yang ada di wilayah posyandu

tersebut dikalikan 100%.

2.         Indikator D/S

D/S adalah indikator yang menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat

dalam kegiatan di posyandu.

3.         Indikator N/D

N/D adalah memberikan gambaran tingkat keberhasilan program dalam

kegiatan UPGK di posyandu. Indikator ini lebih spesifik dibanding dengan indikator

lainnya sehingga dapat digunakan sebagai gambaran dasar gizi balita.

4.         Indikator N/S

N/S adalah memberikan gambaran tentang tingkat keberhasilan program di

posyandu. Indikator ini menunjukkan balita yang ditimbang dan naik berat badannya.

B.     Analisis SKDN

Biasanya setelah melakukan kegiatan di posyandu atau di pos penimbangan petugas

kesehatan dan kader Posyandu (Petugas sukarela) melakukan analisis SKDN. Analisisnya

terdiri dari:

1.      Tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita yaitu jumlah balita yang ditimbang

dibagi dengan jumlah balita yang ada diwilayah kerja posyandu atau  dengan menggunakan

rumus (D/S x 100%), hasilnya minimal harus capai 80 % apabila dibawah 80 % maka dikatakan

partisipasi mayarakat untuk kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan

sangatlah rendah. Hal ini akan berakibat pada balita tidak akan terpantau oleh petugas kesehatan

ataupun kader posyandu dan memungkinkan balita ini tidak diketahui pertumbuhan berat

badannya atau pola pertumbuhan berat badannya.

2.      Tingkat Liputan Program  yaitu Jumlah balita yang mempunyai KMS dibagi dengan Jumlah

seluruh balita yang ada di wilayah Posyandu atau dengan menggunakan rumus (K/S x 100%),

Page 4: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

hasil yang ducapai harus 100 %. Alasannya balita-balita yang telah mempunyai KMS (Kartu

Menujuh Sehat ) telah mempunyai alat instrumen untuk memantau berat badannya dan data

pelayanan kesehatan lainnya, Apabila tidak digunakan atau tidak dapat KMS maka pada

dasarnya program Posyandu tersebut mempunyai liputan yang sangat rendah atau biasa juga

dikatakan  balita yang seharusnya  mempunyai KMS karena memang  mereka (Balita) masih

dalam fase pertumbuhan ini telah kehilangan kesempatan untuk mendapat pelayanan

sebagaimana yang terdapat dalam KMS tersebut. Khusus  untuk Tingkat Kehilangan

Kesempatan ini menggunakan rumus {(S-K)/S x 100%) yaitu jumlah balita yang ada diwilayah

posyandu dikurangi jumlah balita yang mempunyai KMS, hasilnya dibagi dengan jumlah balita

yang ada, semakin tinggi presentase kehilangan kesempatan maka semakin rendah kemauan

orang tua balita untuk dapat memanfaatkan KMS. Padahal KSM sangat baik untuk memantau

pertumbuhan Berat Badan Balita atau juga Pola Pertumbuhan Berat Badan Balita.

3.      Indikator-indikator lainnya adalah (N/D x 100%) yaitu jumlah balita yang Naik Berat Badannya

di bandingkan dengan jumlah seluruh balita yang ditimbang. Sebaiknya semua balita yang

ditimbang harus memgalami peningkatan berat-badannya.

4.      Indikator lainnya dalam SKDN adalah  Indikator  Drop Out  yaitu balita yang sudah mempunyai

KMS dan pernah datang menimbang berat badannya tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di

posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan kesehatan rumusnya  yaitu jumlah balita yang

telah mendapat KMS dibagi  dengan Jumlah Balita ditimbang hasilnya dibagi dengan Balita

yang punya KMS atau rumusnya adalah  (K-D)/K x 100%.

Dari kesemua indikator tersebut diatas. Indikator yang paling sederhana di posyandu

adalah ANAK SEHAT BERTAMBAH UMUR BERTAMBAH BERAT BADAN.  Dan ini

juga adalah yang menjadi ikon dari keberadaan posyandu (pos penimbangan), sekaligus juga

berlaku sebagai output untuk semua kegiatan di posyandu.

Berikut adalah rumus untuk mencari persentase SKDN:

Page 5: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

 

 

Page 6: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Dasan Agung yaitu data hasil

rekapitulasi baduta dan balita menunjukkan bahwa dari 4 Lingkungan yang termasuk dalam

wilayah kerja Puskesmas Dasan Agung, hanya 4 Lingkungan yang memenuhi target SPM.

Sementara13 Lingkungan lainnya di bawah target. Dengan target SPM D/S adalah 80 %.

Sementara jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) dengan target adalah 100%

menunjukkan hanya mencapai 63 %. Hal ini masih jauh dari target yang ditentukan. Dimana

semua balita harus memiliki KMS.

Berikut dalah data cakupan PWS balita dan perbandingan cakupan SKDN (PWS)

anak balita laki – laki dan perempuan UPTD Puskesmas Dasan Agung Maret 2016.

 

 

 

A.    Pengertian Posyandu

a.         Pengertian

Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu. Keterpaduan adalah

penyatuan/ penyerasian dinamis kegiatan dari paling sedikit daua program untuk saling

mendukung dalam mencapai tujuan dan sasaran yang disepakati bersama. Dengan

dinamis dimaksudkan bahwa keterpaduan tersebut dapat berkembang dan meluas.

Keterpaduan dalam aspek sasaran, lokasi kegiatan, petugas penyelenggara, aspek dana

dan lain sebagainya. Kini keterpaduan lebih dikembangkan untuk penyerasian dinamis

berbagai program yang berkaitan dan mempunyai dampak peningkatan taraf kesehatan

dan pembangunan kesejahteraan rakyat pada umumnya (Irwansyah Kapus Dasan Agung).

Posyandu merupakan wadah peran serta masyarakat dalam pemenuhan dasar dan

gizi melalui peran serta masyarakat dan penyediaan pelayanan yang berkualitas.

Page 7: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Posyandu diselenggarakan dan dikelola oleh masyarakat desa dengan bimbingan berkala

dari Puskesmas. Kegiatan posyandu mendapat dukungan teknis dari Departemen

kesehatan, BKKBN, Pertanian, Agama dan bantuan financial dari pemerintah daerah

setempat, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat .

Dalam revitalisasi kegiatannya yaitu pelatihan pelatih dan kader, peningkatan

jangkauan pelayanan, peningkatan peran serta masyarakat dan membangun kemitraan.

Optimalisasi kegiatan posyandu, pelayanan terutama pada Baduta dan memperkuat

dukungan pendampingan dan pembinaan oleh tenaga profesional dan tokoh masyarakat.

Kegiatan utaman yang minimal pada posyandu adalah Kesehatan Ibu dan Anak,

Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare serta kegiatan pengembangan pilihan lainnya

sesuai dengan wilayahnya.

Stratifikasi Posyandu berdasarkan atas dasar indikator, yang digolongkan menjadi

4 angkatan Kemandirian Posyandu atau stratifikasi yang dijelaskan dalam tabel berikut :

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Frekuensi

Penimbangan

<>  > 8 > 8 > 8

2 Rerata jumlah Kader

bertugas

<>  > 5 > 5 > 5

3 Rerata cakupan D/S <>  <>  > 50% > 50%

4 Cakupan Kumulatif

KB

<>  <>  > 50% > 50%

5 Cakupan Kumulatif

KIA

<>  <>  > 50% > 50%

6. Cakupan Kum.

Imunisasi

<>  <>  > 50% > 50%

7 Program Tambahan ( - ) ( - ) ( + ) ( + )

8 Cakupan Dana Sehat <>  <>  > 50% > 50%

Page 8: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,

dalam pelita IV telah dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat berupa Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu tersebut membina masyarakat untuk berusaha

menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas yang mempunyai

dampak besar dalam menurunkan angka kematian bayi bumil dan balita (Anonim, 1998 :

15).

Posyandu sebagai wujud peran serta masyarakat, yang bekerja sama dengan

petugas kesehatan, dilaksanakan setiap bulan dengan cara melaksanakan di posyandu

yaitu dengan menggunakan 5 meja, 4 meja di gunakan oleh kader posyandu, dan 1 meja

digunakan oleh petugas kesehatan.

Selain 5 program posyandu, kegiatan bulanan di posyandu juga merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk (Anonim, 2003 : 1) :

1.        Membantu pertumbuhan berat badan bayi dan anak balita dengan menggunakan

Kartu Menuju Sehat (KMS).

2.        Memantau perkembangan dan kesehatan ibu hamil.

3.        Memberikan konseling gizi, memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar, KB,

serta penanggulangan diare.

Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan, di dalam KMS berat

badan balita setiap bulan di isikan dengan titik dan dihubungkan garis sehingga

membentuk grafik pertumbuhan anak. Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat di nilai

apakah berat badan anak hasil penimbangan dua bulan berturut-turut naik (N) atau tidak

naik (T) dengan cara ditetapkan dalam buku pada panduan penggunaan KMS bagi

petugas kesehatan. Selain informasi N dan T, dari kegiatan penimbangan di catat pula

pada jumlah anak yang datang ke Posyandu dan ditimbang (D), jumlah anak yang tidak

ditimbang bulan lalu (O), jumlah anak yang baru pertama kali di timbang (B), dan

banyaknya anak yang berat badannya di Bawah Garis Merah (BGM). Catatan lain yang

Page 9: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

ada di wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah yang memiliki KMS pada bulan yang

bersangkutan (K).

Data yang tersedia di posyandu dapat dibagi menjadi dua kelompok sesuai

dengan fungsinya (Anonim, 2003 : 1) yaitu :

a.           Kelompok data yang digunakan untuk penentuan pertumbuhan balita baik untuk

:

1.      penilaian keadaan pertumbuhan individu (N atau T dan BGM) dan

2.      penilaian keadaan pertumbuhan balita di suatu wilayah (% N/D).

b.        Kelompok data yang digunakan untuk tujuan pengelolaan program/kegiatan di

posyandu (% D/S dan % K/S).

Posyandu merupakan penyatuan/penyerasian dinamis kegiatan-kegiatan dari

program KIA, KB, Imunisasi, gizi serta penanggulangan Diare, untuk saling

mendukung dalam mencapai tujuan dan sasaran yang disepakati bersama. Posyandu

adalah suatu tempat untuk mengadakan suatu kegiatan pelayanan dan penimbangan

balita.

Posyandu adalah forum komunikasi, ahli teknologi dan ahli kelola untuk

upaya-upaya kesehatan kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya sebagai upaya-

upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar hidup sehat. (Sciartino,

1999 dalam Hayati 2005).

a.       Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan posyandu yaitu mempercepat penurunan angka

kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan Norma

Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS) dan meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain

yang menunjang sesuai dengan kebutuhan. Fungsi posyandu secara umum yaitu

pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi dan pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Sedangkan sasaran posyandu yaitu bayi (0 – 1 tahun),

anak Balita (1 – 4 tahun), ibu hamil, melahirkan dan menyusui, PUS (Pasangan Usia

Subur) dan kelompok sasaran lain seperti Wanita Usia Subur, Calon Pengantin, Usila

dan Remaja (Idrus M, 2006 : 3)

Page 10: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

b.      Manfaat Posyandu

Manfaat dari posyandu secara umum yaitu :

1.      Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

2.      Memperoleh bantuan sarana professional dalam pemecahan masalah

kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.

3.      Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain

terkait.

4.      Mendapatkan informasi terdahulu tentyang upaya kesehatan yang terkait

dengan penurunan AKI dan AKB. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya

dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait

dengan penurunan AKI dan AKB.

c.           Indikator Posyandu

Kemajuan kegiatan Posyandu dapat diukur dari aspek input/masukan,

proses, keluaran output dan dampak outcome sebagai berikut :

1.        Masukan (Input)

  Jumlah kader terlatih

  Ketersediaan sarana timbangan, KMS/Buku KIA dan register

posyandu.

  Adanya dukungan pembiayaan dari masyarakat setempat,

pemerintah dan lembaga donor untuk kegiatan posyandu.

2.      Proses

  Frekuensi Posyandu Buka

  Rata-rata Kader

  D/K

  Frekuensi kunjungan petugas ke posyandu

3.      Keluaran (Output)

  Adanya pelayanan kesehatan kegiatan minimal di 5 meja

  Adanya penimbangan

  Adanya penyuluhan

Page 11: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

4.      Hasil/Dampak (Outcome)

  Meningkatkan status gizi balita

  Berkurangnya jumlah anak yang berat badannya tidak cukup naik

  Berkurangnya prevalensi penyakit anak (ISPA, Cacingan dll)

  Berkurangnya prevalensi anemia ibu hamil dan menyusui.

  Mantapnya pola pemeliharaan anak secara baik ditingkat keluarga

  Mantapnya kesinambungan posyandu.

   

B.     Pengertian KMS

a.       Pengertian

KMS ialah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan anak

yang mudah dilakukan oleh para ibu. Hasil penimbangan anak setiap bulan adalah

pada Kartu Menuju Sehat (KMS), dimana terdapat grafik pertumbuhan (Suhardjo,

2003). Juga dapat diartikan sebagai ”Rapor” kesehatan dan gizi (catatan riwayat

kesehatan dan gizi) balita (Depkes RI, 1996).

KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan

murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.

Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu

dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,

termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk

memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau

ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.

KMS juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan

untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi

anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatan- nya.

KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak,

imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan

anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan

anak dan rujukan ke Puskesmas/ Rumah Sakit.

Page 12: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua

balita tenta ng kesehatan anaknya (Depkes RI

b.      Tujuan penggunaan KMS adalah :

1)        Tujuan umum

Mewujudkan tumbuh kembang dan status kesehatan balita secara optimal.

2)        Tujuan khusus

Sebagai alat bantu bagi ibu atau orang tua dalam memantau tingkat

pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. Sebagai alat bantu dalam

memantau dan menentukan tindakan-tindakan untuk mewujudkan tingkat

pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal. Sebagai alat bantu bagi

petugas untuk menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi kepada balita.

Interprestasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut

Tabel. 2

Interpretasi Pada Sekali Penimbangan

Keadaan berat badan Arti Tindak lanjut

Di Bawah Garis Merah Anak kurang gizi tingkat

sedang dan berat

· Perlu pemberian

makanan tambahan atau

PMT yang

diselenggarakan oleh

orang tua atau petugas

kesehatan

· Perlu penyuluhan gizi

seimbang

· perlu dirujuk untuk

pemerikasaan dokter

Page 13: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Pada daerah dua pita

warna kuning (di atas

garis merah)

Anak kurang gizi ringan · Ibu dianjurkan untuk

memberikan PMT pada

anak balitanya di rumah

· Perlu penyuluhan gizi

seimbang

Pada dua pita warna hijau

muda dan dua warna

hijau tua di atas pita

kuning

Anak dengan berat badan

normal/baik

· Beri dukungan pada ibu

untuk tetap

memperhatikan dan

mempertahankan status

gizi anak

· Beri penyuluhan gizi

seimbang

Dua pita warna hijau

muda ditambah dua pita

warna kuning (paling

atas) dan selebihnya di

atas pita warna hijau tua

Anak mempunyai

kelebihan berat badan

· Konsultasi dokter

· Penyuluhan gizi

seimbang

· Konsultasi ke klinik

gizi/pojok gizi di

puskesmas

Page 14: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Tabel. 3

Interprestasi dua kali Penimbangan atau lebih

Keadaan berat badan Arti Tindak lanjut

Berat badan naik atau

meningkat

Anak sehat, gizi cukup · Penyuluhan gizi

seimbang

· Beri dukungan pada

orang tua untuk

mempertahankan

kondisi anak

Berat badan tetap Kemungkinan terganggu

kesehatannya dan atau

mutu gizi yang dikonsumsi

tidak seimbang

· Pemberian makanan

tambahan

· Penyuluhan gizi

seimbang

· Konsultasi ke dokter atau

petugas kesehatan

Berat badan berkurang

atau turun

Kemungkinan terganggu

kesehatannya dan atau

mutu gizi yang dikonsumsi

tidak seimbang

· Pemberian makanan

tambahan

· Penyuluhan gizi

seimbang

· Konsultasi ke dokter atau

petugas kesehatan

Titik berat badan dalam

KMS terputus-putus

Kurang kesadaran untuk

berpartisipasi dalam

pemantauan tumbuh

kembang anak

· Penyuluhan dan

pendekatan untuk

meningkatkan kesadaran

berpartisipasi akatif

Page 15: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

dalam pemantauan

tumbuh kembang anak

(Depkes RI, 2000)

Langkah-langkah mencatat Kartu Menuju Sehat yaitu mencatat nama

posyandu, identitas anak dan orang tua pada tabel dalam KMS.

a.       Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)

Manfaat KMS adalah :

1.      Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita

secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan

imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.

2.      Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

3.      Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

(Depkes RI, 2000)

B.     Buku KIA

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah kemandirian

keluarga dalam memelihara kesehatan Ibu dan Anak. Ibu dan Anak merupakan kelompok

yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi

yang seringkali berakhir dengan kecacatan atau kematian.

Buku KIA merupakan instrumen pencatatan sekaligus penyuluhan (edukasi) bagi ibu

dan keluarganya. Buku KIA berisi informasi dan materi penyuluhan tentang kesehatan Ibu

dan Anak termasuk gizi, yang dapat membantu keluarga khususnya ibu dalam memelihara

kesehatan dirinya sejak ibu hamil sampai anaknya berumur 5 tahun (Balita). Semua Ibu

Hamil diharapkan memakai buku KIA dan buku ini selanjutnya digunakan sejak anak lahir

hingga berusia 5 tahun. Setiap kali anak datang ke fasilitas kesehatan, baik itu ke Bidan,

Page 16: sip-ppid.mataramkota.go.idsip-ppid.mataramkota.go.id/file/pendataan-skdn-posyandu... · Web viewSKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana balok

Puskesmas, Dokter praktek, klinik atau Rumah Sakit, untuk penimbangan, berobat, kontrol,

atau imunisasi, buku KIA harus dibawa agar semua keterangan tentang kesehatan anak

tercatat pada buku KIA.

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN, dimana

balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang memiliki

KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan naik berat

badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di KMS dan

digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2003).

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Meureubo yaitu data hasil rekapitulasi

baduta dan balita menunjukkan bahwa dari 34 desa yang termasuk dalam wilayah kerja

Puskesmas Meureubo, hanya empat desa yang memenuhi target SPM. Sementara 30 desa

lainnya di bawah target. Dengan target SPM D/S adalah 80 %.

Sementara jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) dengan target adalah 100%

menunjukkan hanya mencapai 63 %. Hal ini masih jauh dari target yang ditentukan. Dimana

semua balita harus memiliki KMS.