SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-6 DAN UJI …Sintesis Senyawa Turunan Arilamida-6 (diadaptasi dari...
Transcript of SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-6 DAN UJI …Sintesis Senyawa Turunan Arilamida-6 (diadaptasi dari...
SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-6 DAN UJI AKTIVITAS IN VITRO
TERHADAP ENZIM MATRIX METALLOPROTEINASE - 9 (MMP-9)
SEBAGAI KANDIDAT ANTI-KANKER PAYUDARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Sangga Putra Dewa
NIM : 158114128
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
SINTESIS TURUNAN ARILAMIDA-6 DAN UJI AKTIVITAS IN VITRO
TERHADAP ENZIM MATRIX METALLOPROTEINASE - 9 (MMP-9)
SEBAGAI KANDIDAT ANTI-KANKER PAYUDARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Sangga Putra Dewa
NIM : 158114128
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PESEMBAHAN
The World Is Filled With Nice People.
If You Can't Find One Be One
-SOPO GAWE NGANGGO-
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:
TUHAN YANG MAHA ESA YANG SELALU MEMBERKATI DAN MEMBERIKAN
RAHMAT BERLIMPAH DIMANA PUN DAN KAPAN PUN SAYA BERADA.
IBU DAN KAKAK YANG SELALU MEMBERIKAN DOA, NASIHAT, SEMANGAT DAN
YANG SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK BAGI DIRIKU
SAHABAT DAN TEMAN-TEMAN ANGKATAN 2015 YANG MEMBERIKAN
DUKUNGAN DAN HIBURAN
SERTA
ALMAMATER TERCINTA : UNIVERSITAS SANATA DHARMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Sintesis Turunan Arilamida-6
Dan Uji Aktivitas In Vitro Terhadap Enzim Matrix Metalloproteinase - 9 (MMP-
9) Sebagai Kandidat Anti-Kanker Payudara” dapat selesai dengan baik dan pada
waktu yang tepat. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Maywan
Hariono, Ph.D., Apt. yang didanai oleh Indonesia Torray Foundation periode
2017/2018 dengan judul “ Synthesis,Enzyme assay, and Molecular Modelling of
Purin Derivatives Targeting Hemopexin Domain of Matrix Metalloproteinase-9
(PEX-9) in the Discovery of Novel Anti-Breast Cancer”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak, baik secara
langsung atau pun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Yustina Sri Hartini, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
2. Dr. Christine Patramurti, Apt., selaku Kepala Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Maywan Hariono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi “Sintesis
Turunan Arilamida-6 Dan Uji Aktivitas In Vitro Terhadap Enzim Matrix
Metalloproteinase - 9 (MMP-9) Sebagai Kandidat Anti-Kanker Payudara”
yang telah membimbing tim penelitian dengan sangat sabar dan dapat
meluangkan waktunya untuk penyusunan naskah skripsi penelitian ini.
4. Dr. Christine Patramurti, Apt., dan Damiana Sapta Candrasari, S.Si. M.Sc.
selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan yang
membangun terbentuknya naskah skripsi ini dari awal hingga akhir penelitian
ini.
5. Pak Parlan (Laboran Laboratorium Kimia Organik), Pak Kunto (Laboran
Laboratorium Kimia Analisis), dan Mas Bimo (Laboran Laboratorium Kimia
Analisis Instrumen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Kanker adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali
sehingga sel tersebut akan terus tumbuh dan menyerang ke tempat lain yang jauh
dari tempat semula yang disebut sebagai metastasis. Enzim yang berperan
mendegrasi Extra Cellular Matrix sehingga sel dapat bermetastasis adalah MMP.
MMP-9 ditemukan banyak diekspresikan pada kanker payudara tipe triple
negative & HER-2 Positive. MMP inhibitor yang sudah dikembangkan
bermasalah pada selektivitasnya karena menarget catalytic domain sehingga
menyebabkan efek samping seperti sindrom muskuloskeletal. Penelitian
sebelumnya menemukan senyawa yang aktif menarget MMP-9 pada sisi yang
lebih selektif yaitu hemopexin domain. Pada penelitian ini disintesis senyawa
arilamida-6 yang didesain berdasarkan farmakofor senyawa aktif dari senyawa
penuntun yaitu arilamida dan rantai alkil. Senyawa arilamida tersebut disintesis
melalui reaksi substitusi nukleofilik asil dari sulfametazin dengan 3-
bromopropionil klorida dengan katalisator piridin pada suhu kamar. Senyawa
hasil sintesis dipastikan strukturnya dengan metode spektroskopi yaitu FTIR,
NMR dan MS. Senyawa hasil sintesis selanjutnya diuji hambatannya terhadap
aktivitas MMP-9 in vitro. Hasil penelitian menunjukkan senyawa turunan
arilamida 6 memiliki persen penghambatan sebesar 57 % pada konsentrasi IC50
sebesar 411 µM. Kesimpulannya arilamida-6 mempunyai aktivitas yang poten
menghambat MMP-9 sehingga berpeluang sebagai kandidat anti kanker payudara.
Kata kunci : Arilamida, Kanker, MMP-9, Sintesis, Uji Aktivitas,.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Cancer is an uncontrolled cell growth that expands to grow and attack
other areas far away from the origin, called as metastasis. Enzyme which acts to
degrade Extra Cellular Matrix leading to metastasis is MMP. MMP-9 was found
to be extremely expressed in triple negative & HER-2 Positive breast cancer.
MMP inhibitors that have been developed but having problems with their
selectivity because they target catalytic domain which cause side effects such as
musculoskeletal syndrome. Previous study had found active compounds targeting
MMP-9 on the more selective site i.e. hemopexin domain. In this study, arilamide-
6 was designed basing on the structure of the lead compounds having arylamide
and alkyl chains as the pharmacophores. This compound was synthesized through
a nucleophilic acyl substitution from sulfametazine with 3-bromopropionyl
chloride with a pyridine as the catalyst at room temperature. The compound was
confirmed by using FTIR, NMR and MS and then tested for its activity to inhibit
MMP-9 in vitro. The results showed that arylamide-6 had a percentage inhibition
of 57% with IC50 of 411 µM. In conclusion, arilamide-6 has a potent activity to
inhibit MMP-9 and thus has an opportunity as an anti-breast cancer candidate.
keyword : Arylamid, Cancer , MMP-9, Synthesis , In vitro assay.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………….…… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………… v
PRAKATA…………………………………………………….…...…… vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………..… viii
DAFTAR ISI………………………………………………………..….. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………... x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….….. xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... xii
ABSTRAK……………………………………………………………… xiii
ABSTRACT……………………………………………..…………….… xiv
PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
METODE PENELITIAN……………………………………………… 3
HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………... 5
KESIMPULAN………………………………………………………... 19
SARAN……………………………………………………………........ 19
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………........ 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 20
LAMPIRAN…………………………………………………………… 22
PROFIL PENULIS…………………………………….………………. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. I Hasil uji kelarutan produk sintesis …………………………… 9
Tabel II. Perhitungan % inhibisi senyawa arilamida-6 ……………..…. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Stuktur Compound 2 dengan menunjukkan gugus fungsi
yang penting (Dufour et al., 2011)…………………….…..
2
Gambar 2. Reaksi Substitusi Nukleofilik Asil antara sulfametazin dan
3-bromopropionil klorida dengan katalis piridin………….
6
Gambar 3. Reaksi penetralan produk hasil sintesis oleh Na2CO3 6
Gambar 4. (a) sulfametazin (b) produk hasil sintesis setelah dilakukan
pencucian dan penetralan pH……………..…………….…
7
Gambar 5. Hasil KLT produk hasil sintesis …………………….…… 8
Gambar 6. Hasil spektrum 1H-NMR produk sintesis…………..….….. 11
Gambar 7. Hasil spektrum 13
C-NMR produk hasil sintesis………..…. 13
Gambar 8. Spektrum inframerah produk sintesis………….………….. 14
Gambar 9. Spektrum inframerah sulfametazin…………………….…. 14
Gambar 10. Kromatogram GC arilamida-6 dengan intensitas masing-
masing puncak A (10.9 %), B (5,4%), C (4,6%), D (7,8%),
E ( 52,3%) , F (5,4%) , dan G (13,2 %).……..…………...
15
Gambar 11. Spektrum massa produk hasil sintesis…...…………...…… 16
Gambar 12. Substrat terikat dengan gugus fluofor sehingga ketika
terpotong oleh enzim (MMP-9), gugus fluofor akan
terlepas dari substrat dan terbaca fluorosensinya oleh
spektrofluorometri (diadaptasi dari Nicolotti, 2012)……...
17
Gambar 13. Kurva log hubungan konsentrasi arilamida-6 dengan
persen inhibisi…...…………………….…………………...
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Produk hasil sintesis setelah distirer selama 30 menit…… 22
Lampiran 2. Mekanisme reaksi DAB HCl dengan sulfametazin ….….. 22
Lampiran 3. Wujud warna produk dibandingkan dengan sulfametazin
setelah direaksikan dengan DAB HCl...………....……….
23
Lampiran 4. Perhitungan bahan dan hasil rendemen senyawa turunan
arilamida-6…………………………………………….….
23
Lampiran 5. Perbesaran spektrum proton HA dan HB………................. 25
Lampiran 6. Perbesaran spektrum proton HC dan HD ………...…......... 26
Lampiran 7. Perbesaran spektrum proton HF ……………..……..……. 26
Lampiran 8. Mekanisme fragmentasi Sulfamida m/z 65 dan m/z 349… 27
Lampiran 9. Mekanisme fragmentasi base peak m/z 200………..……. 27
Lampiran 10. Tata letak 96-microwell plate uji aktivitas in vitro …...…. 28
Lampiran 11. Perhitungan IC50 arilamida-6…………………………..… 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kanker adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak terkendali
sehingga sel tersebut akan terus tumbuh (American Cancer Society, 2018). Jika
kanker sudah berada pada tahap akhir, sel kanker dapat berpindah dan menyerang
ke tempat lain yang jauh dari tempat semula yang disebut sebagai metastasis
(Welch et al., 2000). Proses metastasis disebabkan oleh adanya interaksi yang
tidak terkendali antara sel kanker malignant dengan komponen dari matriks
ekstraseluler (Extra Cellular Matrix = ECM). Terdapat suatu enzim yang disebut
matrix metalloproteinase (MMP) yang termasuk dalam famili endopeptidase.
Enzim tersebut berperan dalam memodulasi komposisi dan integritas dari ECM
sehingga ECM akan terdegrasi. Menurut Yousef et al (2014), peningkatan MMP-
9 yang signifikan ditemukan pada sel payudara yang terkena kanker dibandingkan
dengan sel payudara normal. Studi tersebut menyimpulkan bahwa ekspresi
berlebihan MMP-9 merupakan ciri khas dari perkembangan kanker payudara tipe
triple-negative dan HER2-positive (Yousef et al., 2014).
Pada kondisi normal, ekspresi MMP-9 yang berlebih akan dikontrol oleh
inhibitor alami yaitu Tissue Inhibitor Metalloproteinase (TIMP). Namun pada
kondisi karsinogenesis, jumlah TIMP tidak mencukupi sehingga memerlukan
inhibitor dari luar (Brew dan Nagase, 2010). Untuk menghambat aktivitas MMP
tersebut, terdapat beberapa penghambat MMP yang telah diuji klinis sampai fase
III namun bermasalah karena selektivitasnya yang menarget catalytic domain.
Marimastat adalah contoh penghambat MMP yang pada uji klinis menunjukkan
efek samping berupa sindroma muskuloskeletal (Khalid dan Javaid, 2016). Efek
samping tersebut disebabkan oleh kemiripan struktur dari MMP itu pada bagian
catalytic domain sehingga tidak hanya MMP-9 saja yang dihambat, namun juga
MMP lain yang secara normal dibutuhkan oleh tubuh untuk proses fisiologi yang
sudah disebutkan diatas juga akan dihambat (Cathcart et al., 2015).
Penelitian terbaru melaporkan, salah satu domain dari MMP-9 yaitu
hemopexin mempunyai struktur berbeda di antara semua MMP. Hal ini menarik
untuk dijadikan target dalam penemuan obat anti kanker karena bersifat lebih
selektif Dufour et al., (2011) Ugarte-Berzal, et al., (2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pada penelitian yang dilakukan oleh Dufour et al. (2011) menemukan
senyawa dari zinc database dengan kode zinc 135415473 (~{N}- [4-
(difluoromethoxy) phenyl]-2- [(6-oxo)-4- propyl-1~{H}- pyrimidin-2-yl)
sulfanyl] acetamide; www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov) yang kemudian disebut
Compound 2 yang merupakan senyawa yang paling aktif dengan Kd = 2,2 μM.
Aktivitas penghambatan PEX-9 tersebut diprediksi berdasarkan keberadaan cincin
planar yang berinteraksi dengan kantung aktif pada struktur blade PEX-9 dan aril
amida yang berikatan di daerah sekitar permukaan luar kantung aktif. Struktur
compound 2 disajikan pada Gambar 1a.
(a)
(b) (c)
(d)
Gambar 1. Struktur molekul (a) Compound 2, (b) Adipandhito (2017), (c) Ludji (2017),
dan (d) turunan arilamida-6
Penelitian Alford et al., (2017) juga menemukan senyawa aktif merujuk
pada senyawa Dufour dengan Kd = 320 nM. Adhipandito (2017) dan Ludji (2017)
telah mensintesis senyawa (1b dan 1c) yang juga mengadaptasi farmakofor
Rantai
alkil
Gugus
Arilamida Cincin planar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
compound 2 yaitu arilamida dan rantai alkil yang mempunyai aktivitas
penghambatan masing-masing 11% dan 67%. Senyawa 1b lebih aktif daripada 1a
mungkin disebabkan adanya EWG pada posisi para sehingga menarik untuk
dilakukan eksplorasi pada bagian tersebut. Pada penelitian ini akan disintesis
fragmen dari Compound 2 yaitu aril amida yang diperpanjang dengan rantai alkil
beserta gugus penarik elektron pada posisi para dari cincin aril amida yang akan
diberi nama arilamida-6. Senyawa tersebut mempunyai 2 farmakofor yaitu
arilamida dan rantai alkil beserta tambahan gugus penarik elektron berupa
sulfonamida-4,6-dimetilpirimidin. Oleh karena itu, senyawa arilamida-6
diprediksi mempunyai aktivitas penghambatan terhadap enzim MMP-9 karena
memodifikasi gugus fungsional pada posisi para dengan gugus sulfonamida
dimetil pirimidin. Karakter EWG diwakili oleh cincin pirimidin dan SO2 dan EDG
diwakili oleh gugus NH.
METODE PENELITIAN
Bahan
Kecuali dinyatakan lain, semua bahan kimia yang digunakan bermutu
analisis yang disuplai oleh Sigma Aldrich dan Merck. Bahan utama yang
digunakan untuk sintesis adalah sulfametazin (4-amino-N-(4,6-
dimethylpyrimidin-2-yl)benzenesulfonamide), 3-bromopropionil klorida, piridin,
plat silika gel GF254, n-heksana, etil asetat, dimetilaminobenzaldehid HCl (DAB-
HCl),Na2CO3 dan aquadest. Bahan untuk elusidasi struktur yaitu pellet kalium
bromida untuk FTIR dan pelarut DMSO-D6 untuk NMR. Bahan untuk uji in vitro
yaitu kit enzim MMP-9 (Biovision) terdiri dari enzim MMP-9 manusia yang
diliofilisasi, substrat peptida, bufer, peptida NNGH (asparagin-asparagin-glisin-
histidin) sebagai kontrol positif, gliserol untuk mengencerkan enzim, dan
dimetilsulfoksida sebagai pelarut sampel.
Alat Penelitian
Labu alas bulat (pyrex),Timbangan analitik (Mettler Toledo®), pompa
vakum (GAST model DOA-P504-BN), dan oven (Memmert GmbH+Co.KG),
alat uji titik lebur (Mettler Toledo®), lampu UV254 dan alat gelas pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Alat untuk elusidasi struktur: spektrofotometer inframerah (Shimadzu),
spektrometer Nuclear Magnetic Resonance (Bruker 176 dan 700 MHz), dan
spektrometer massa (Waters® Xevo®). Pengujian dengan spektrometer Nuclear
Magnetic Resonance dilakukan di Institut Farmasetikal dan Nutrasetikal Malaysia
sedangkan Pengujian dengan spektrometer inframerah dan massa dilakukan di
Fakultas MIPA Kimia UGM. Alat untuk uji in vitro pipet mikro (Eppendorf),
micro well plate 96, pipet tips, inkubator, vortex, ELISA microplate reader
fluorescence. Uji bioassay dilakukan di Laboratorium Sentral Universitas
Padjajaran.
Tata Cara Penelitian
Sintesis Senyawa Turunan Arilamida-6 (diadaptasi dari Arifiyanto, 2001)
Dalam labu alas bulat dimasukkan sulfametazin sebanyak 3,59 mmol (0,99
mg) kemudian ditambahkan piridin sebagai katalisator sebanyak 3,59 mmol (0,43
mL). Campuran diaduk selama 10 menit pada suhu kamar lalu diteteskan secara
bertahap 3-bromopropionil klorida sebanyak 4,00 mmol (0,61 mL). Campuran
diaduk kembali selama 30 menit dan dimonitor dengan KLT. Hasil sintesis
dimurnikan dengan cara menyaring campuran dilanjutkan dengan pencucian
dengan Na2CO3 hingga pH netral lalu dibilas berkali-kali dengan aquadest.
Padatan dikeringkan lalu dilakukan uji pendahuluan
Uji Pendahuluan
Produk hasil sintesis dilakukan uji kimiawi dengan DAB-HCl. Senyawa
lalu diuji dengan kromatografi lapis tipis (KLT) fase diam plat silika gel GF254
dan fase gerak n-heksana: etil asetat (1:3). Kemudian dilakukan uji organoleptis
(bentuk dan warna), titik lebur, kelarutan dan dihitung rendemennya. Setelah itu
dilakukan elusidasi struktur dengan metode spektroskopi inframerah, spektroskopi
NMR (1H-NMR dan
13C-NMR) dan GC-MS (kromatografi gas-spektrofotometri
massa).
Uji aktivitas in vitro
Kit enzim MMP-9 mengandung enzim MMP-9 yang terliofilisasi, substrat
FRET-based MMP-9, bufer uji MMP-9 dan NNGH inhibitor sebagai kontrol
positif. Enzim yang terliofilisasi direkonstitusi dengan 110 µL gliserol 30% dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
deionised water. Enzim yang sudah terekonstitusi diencerkan dalam 550 µL bufer
dan siap digunakan untuk pengujian. Senyawa sampel disiapkan dengan cara
dilarutkan dalam DMSO dengan konsentrasi akhir 200 µg/mL di dalam 96-
microwell plate. Konsentrasi final DMSO dalam wellplate tidak lebih dari 2%.
Sampel 1 µL dicampurkan dengan bufer 44 µL dan enzim 5 µL/wellplate.
Campuran diinkubasi dalam suhu 37ºC selama 30 menit. Substrat (50 µM) dengan
volume 50 µL/wellplate ditambahkan ke dalam campuran dan diinkubasi dalam
suhu 37ºC selama 60 menit. Fluorosensi dibaca menggunakan Tecan(infinite
200Pro) Microplate Reader dengan panjang gelombang 325/393 nm. Perhitungan
dari IC50 dibuat dengan menyiapkan 4 seri larutan dengan konsentrasi yang
berbeda.
Larutan seri dibuat empat seri konsentrasi 50, 100, 200, dan 300 µg/ml.
Setelah itu akan didapatkan kurva antara konsentrasi sampel dengan presentase
penghambatan enzim. Berdasarkan kurva tersebut akan didapatkan persamaan
regresi non linier polinomial y=ax2+bx+ c yang digunakan untuk menghitung
IC50.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis senyawa turunan arilamida-6
Sintesis senyawa turunan arilamida dilakukan dengan mereaksikan
sulfametazin dan 3-bromopropionil klorida dengan katalisator piridin melalui
reaksi substitusi nukleofilik asil (SNA). Reaksi substitusi adalah reaksi kimia yang
melibatkan penggantian gugus pergi dari suatu senyawa dengan gugus fungsi
yang lain (Smith dan March, 2007). Sulfametazin dipilih karena memiliki gugus
amina primer yang berikatan dengan benzena sehingga dapat membentuk gugus
arilamida dan memiliki gugus EDG dan EWG yang akan ditelusuri pengaruh
aktivitas penghambatannya. Karakter EWG diwakili oleh cincin pirimidin dan
SO2 dan EDG diwakili oleh gugus NH. Dipilih senyawa 3 bromopropionil klorida
karena memiliki gugus karbonil dan gugus klorida sebagai gugus pergi yang baik.
Meskipun Cl adalah gugus pergi yang baik, namun sifat elektronegatifnya
menyebabkan masih terikat pada C karbonil yang bersifat elektro positif sehingga
memerlukan katalisator piridin untuk mempercepat lepasnya gugus pergi. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
itu piridin dipilih karena tidak menghidrolisis produk amida yang terbentuk.
Reaksi sulfametazin dengan 3-bromopionil klorida membentuk senyawa turunan
arilamida-6 dengan katalis piridin akan disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Reaksi Substitusi Nukleofilik Asil antara sulfametazin dan 3-bromopropionil
klorida dengan katalis piridin
Uji pendahuluan
Produk awal hasil sintesis berwarna kuning jingga dan berbentuk padatan
(lampiran 1) yang kemudian dinetralkan menggunakan Na2CO3 dan dicuci dengan
H2O. Penetralan tersebut bertujuan menghilangkan produk samping yaitu HCl
agar tidak menghidrolisis produk sedangkan pencucian bertujuan untuk
menghilangkan produk hasil penetralan berupa NaCl dan sisa piridin yang tidak
ikut bereaksi. reaksi pencucian produk hasil sintesis akan disajikan pada gambar
3.
Gambar 3. Reaksi penetralan produk hasil sintesis oleh Na2CO3
Bahan awal yaitu sulfametazin berwarna putih (Gambar 4a) sedangkan
senyawa yang terbentuk berwarna kuning (Gambar 4b). Perbedaan warna tersebut
mengindikasikan bahwa senyawa berhasil disintesis. Hal ini disebabkan oleh
perpanjangan kromofor pada produk hasil sintesis, sehingga menjadi berwarna
kuning. Kemudian uji pendahuluan dilakukan dengan reaksi warna DAB HCl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk mengetahui amina yang sudah tersubstitusi. Senyawa yang memiliki gugus
amina primer akan bereaksi dengan DAB membentuk basa Schiff berwarna
jingga, sedangkan amina yang sudah tersubstitusi tidak akan bereaksi (Adegoke,
2011). Hasil percobaan menunjukkan bahwa produk hasil sintesis sudah tidak
berwarna jingga mengindikasikan sudah tersubstitusinya gugus amina primer dari
sulfametazin. Mekanisme reaksi DAB HCl dengan sulfametazin disajikan pada
Lampiran 2 sedangkan wujud warna produk dibandingkan dengan sulfametazin
setelah direaksikan dengan DAB HCl dapat dilihat pada lampiran 3.
(a) (b)
Gambar 4. (a) sulfametazin (b) produk hasil sintesis setelah dilakukan pencucian dan
penetralan pH.
Uji kualitatif yang kedua dilakukan dengan uji KLT yang menunjukkan
perbedaan Rf antara produk hasil sintesis ( Rf 0,59 ) dengan sulfametazin ( Rf
0,57). walaupun perbedaannya tidak signifikan, namun masih diyakini bahwa
produk sintesis sudah terbentuk. Kemiripan nilai Rf tersebut diduga karena
polaritas terhadap sistem KLT antara kedua sampel adalah tinggi. Pada produk
hasil sintesis meskipun terdapat penambahan gugus yang bersifat non polar yaitu
gugus etilen namun diimbangi dengan penambahan gugus yang bersifat polar
yaitu gugus C karbonil dan atom Br. Optimasi lebih lanjut diperlukan untuk
menentukan sistem KLT yang sesuai. Berdasarkan hasil uji KLT (Gambar 5)
dapat diamati bahwa senyawa target yang dielusi menggunakan fase n-heksana :
etil asetat (3:1) memiliki profil noda yang berbeda dibanding sulfametazin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 5. Hasil KLT produk hasil sintesis
Senyawa kemudian diuji titik lebur untuk mengetahui jarak lebur antara
senyawa target dengan sulfametazin. Jika terdapat perbedaan antara sulfametazin
dengan senyawa hasil sintesis maka prediksi bahwa arilamida-6 sudah terbentuk
semakin kuat. Selain itu, jarak lebur mengindikasikan kemurnian suatu senyawa
yang apabila berjarak antara 0,5-1,5°C maka dinyatakan murni secara titik lebur
(Mohrig et al., 2014). Kemudian didapatkan bahwa senyawa target memiliki titik
lebur yang berbeda dengan senyawa awal yaitu sebesar 236,2-238,3°C sedangkan
sulfametazin sebesar 198- 199°C (O‟neil et al., 2001). Senyawa target memiliki
jarak lebur 2,1°C yang berarti senyawa belum murni. Hal ini disebabkan karena
proses pemurnian yang kurang optimal.
Rendemen produk sebesar 89,65 %. Hasil perhitungan rendemen
ditunjukkan pada Lampiran 4. Rendemen yang didapatkan tinggi karena gugus –
Cl merupakan gugus pergi yang baik sehingga mempermudah serangan
nukleofilik dari sulfametazin. Selain berasal dari produk hasil sintesis, hasil
rendemen yang ditinggi diduga karena adanya impurities, terbukti dari hasil uji
titik lebur yang berjarak >1,5 °C.
Produk hasil sintesis kemudian diuji kelarutannya. Hasil uji kelarutan
produk sintesis ditunjukkan pada Tabel I.
4,7
cm
Rf Sulfametazin = 2,7
cm /4,7 cm = 0,57
Rf produk = 2,8 cm /4,7
cm = 0,59
2,7
cm
2,8
cm
SMZT TARGET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel I. Hasil uji kelarutan produk hasil sintesis
Pelarut Kelarutan Produk Hasil Sintesis
Etanol Tidak larut
Etil Asetat Tidak larut
Kloroform Tidak larut
n-heksana Tidak larut
Asetonitril Tidak larut
Aseton Agak sukar larut (1:80)
DMSO Larut (1:20)
Elusidasi struktur
Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti 1H
Kerangka hidrokarbon senyawa hasil sintesis ditentukan dengan
spektroskopi NMR yang terdiri dari 1H dan
13C. Gambar 6 adalah hasil spektrum
1H-NMR produk sintesis. Sinyal pada geseran kimia 2,00–3,00 ppm merupakan
daerah proton alkil (Vollhardt dan Schore, 2014). Sinyal pada geseran kimia 2,30
ppm (integrasi= 6) merupakan sinyal dari proton HE. HE adalah proton dimetil
pada gugus pirimidin karena berbentuk singlet dan memiliki integrasi 6. Hal ini
telah sesuai dengan teori, karena proton ini tidak memiliki tetangga yang ekivalen
secara magnetik.
Sinyal pada geseran kimia 2,98 ppm (integrasi= 2) (J= 6,3 Hz) dan 2,99
ppm (integrasi= 2) (J= 6,3 Hz) menunjukan sinyal dari proton HB, sedangkan
sinyal yang terdapat pada geseran kimia 3,73 ppm (integrasi= 2) (J= 6,3 Hz) dan
3,71 ppm (integrasi= 2) (J= 6,3 Hz) menunjukan sinyal dari proton HA. Proton
HA merupakan proton yang terdapat pada rantai alkil yang berdekatan dengan
atom halogen (Br), sedangkan proton HB merupakan proton yang terdaopat pada
rantai alkil yang berdekatan dengan gugus karbonil. Proton HA terdapat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
geseran kimia yang lebih jauh daripada proton HB, karena berdekatan dengan
atom Br yang bersifat lebih elektronegatif dibandingkan dengan gugus karbonil
pada amida sehingga proton HA kurang terlindungi dari medan magnet luar (de-
shielded). Kedua sinyal tersebut menunjukkan sinyal triplet karena dapat
merasakan 2 atom H pada tetangga sebelahnya . Perbesaran spektrum proton HA
dan HB ditunjukkan pada Lampiran 5.
Sinyal pada geseran kimia 7,00–8,00 ppm merupakan daerah proton
aromatic (Vollhardt dan Schore, 2014). Pada geseran kimia tersebut ditemukan 2
sinyal yaitu pada 7,75 ppm (integrasi= 2) (J= 9,1 Hz); dan 7,92 ppm (integrasi= 2)
(J= 9,1 Hz); (integrasi 2). Sinyal pada geseran kimia 7,92 ppm menunjukkan
proton HD, sedangkan sinyal pada geseran kimia 7,75 ppm merupakan proton HC.
Proton HC dan HD merupakan proton yang terletak pada gugus benzena cincin
arilamida. Proton HD kurang terlindungi (de-shielded) dibandingkan dengan
proton HC, karena proton HD berada pada lingkungan kimia yang berdekatan
dengan gugus O=S=O yang memiliki karakter EWG lebih kuat dibandingkan
dengan gugus NH yang berdekatan dengan proton HC. Sinyal pada geseran kimia
7,92 ppm dan 7,75 ppm menunjukkan sinyal ganda (doublet). Hal ini telah sesuai
dengan teori, karena memiliki satu proton tetangga dalam lingkungan kimia yang
berbeda. Perbesaran spektrum proton HC dan HD ditunjukkan pada Lampiran 6.
Sinyal pada geseran kimia 8,31 ppm (integrasi 1) (J= 4,9 Hz)
menunjukkan proton HF yang berada pada cincin pirimidin dengan menunjukkan
sinyal triplet. Dalam hal pola splitting, Hal ini tidak sesuai dengan teori yang
seharusnya muncul sebagai sinyal singlet karena tidak memiliki proton tetangga
dengan lingkungan kimia yang berbeda. Perbedaan hasil sinyal ini disebabkan
oleh fenomena long range coupling. Fenomena ini terjadi karena antara proton HF
dan atom H pada kedua metil HE terhubung oleh rantai hidrokarbon yang
membentuk seperti huruf „W‟, sehingga jaraknya semakin mendekat dan dapat
merasakan proton tetangga yang jauh. Proton ini muncul sebagai triplet, karena
bisa merasakan dua proton tetangga yang berasal dari proton HE dimetil yang
terdapat pada cincin pirimidin (Dona et al., 2016). Perbesaran spektrum proton HF
ditunjukkan pada Lampiran 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Gambar 6. Hasil spektrum 1H-NMR produk sintesis.
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti 13
C
Pada 13
C-NMR, pembacaan hanya dapat diindikasikan dari geseran
kimianya. Sedangkan splitting, integrasi, dan J coupling constant tidak dapat
digunakan sebagai indikator pembacaan karena 13
C memiliki momen magnetik
yang rendah yaitu sebesar 67,28% radians/Tesla dan kelimpahan 13
C di alam
sangat kecil, yaitu sebesar 1,08% sehingga menyebabkan pola splitting dan
integrasi menjadi tidak spesifik (Pavia et al., 2015). Gambar 7 adalah hasil
spektrum 13
C-NMR produk sintesis. Berdasarkan tabel geseran kimia spektrometri
resonansi magnetik inti 13
C, rantai alkil terletak pada rentang geseran kimia 10,0-
60,0 ppm (Vollhardt dan Schore, 2014). Atom CK berada pada geseran kimia 23,8
ppm yang menunjukkan atom C pada alkil yang berdekatan dengan gugus
benzena pirimidin. Berdasarkan tabel geseran kimia, atom C yang terikat pada
atom Br akan berada pada rentang 30,00-60,00 (Vollhardt dan Schore, 2014).
Hasil pada spektrum sudah sesuai dengan tabel yaitu atom CA yang berikatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dengan atom Br berada pada geseran kimia 40,7 ppm. Sedangkan atom CB yang
berada pada geseran kimia 29,3 ppm yang menunjukkan atom C yang berdekatan
dengan gugus karbonil pada amida, cenderung lebih terlindungi karena tidak
berikatan langsung dengan gugus halogen Br.
Pada gugus benzena yang tersubstitusi, geseran kimia berada pada
rentang 120,0-160,0 ppm (Vollhardt dan Schore, 2014). Atom CD, CE, CF, dan CG
merupakan atom C yang terletak pada gugus benzena cincin arilamida. Atom CE
berada pada geseran kimia 118,7 ppm, sedangkan atom CF pada 129,5 ppm. Atom
CE lebih terlindungi dibandingkan dengan atom CF, karena atom CF terletak
berdekatan dengan gugus O=S=O yang memiliki karakter EWG lebih kuat
dibandingkan dengan gugus NH yang berdekatan dengan atom CE. Atom CD
berada pada geseran kimia 143,1 ppm, sedangkan atom CG pada 158,1 ppm. Atom
CG kurang terlindungi dibandingkan dengan atom CD, hal ini juga disebabkan
karena atom CG berdekatan dengan gugus O=S=O yang memiliki karakter EWG
lebih kuat dibandingkan dengan gugus NH yang berdekatan dengan atom CD.
Pada cincin pirimidin, terdapat atom CH, CI,dan CJ yang secara berturut-
turut ditunjukkan dengan geseran kimia 157,0 ppm; 130,4 ppm; dan 112,6 ppm.
Atom CJ paling terlindungi dibandingkan dengan atom C lainnya pada benzena
pirimidin, karena atom CK tidak berdekatan dengan atom elektronegatif. Dua atom
CI lebih terlindungi dibandingkan dengan atom CH . Hal ini disebabkan, karena
gugus metil bersifat EDG sehingga atom CI akan terlindungi dari medan magnet
luar. Atom CH paling tidak terlindungi (de-shielded), karena atom CH berikatan
dengan atom N heterosiklik yang bersifat EWG dan amina .
Hasil spektra produk sintesis menunjukkan bahwa atom C pada amida
berada pada geseran kimia 169,4 ppm yaitu atom CC . Hal ini telah sesuai dengan
teori, yaitu C karbonil (C=O) amida akan berada pada rentang geseran kimia
150,0-180,0 ppm (Silverstein et al., 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 7. Hasil spektrum 13
C-NMR produk sintesis
Berdasarkan analisis 1H-NMR dan
13C-NMR, dapat disimpulkan bahwa
struktur hidrokarbon produk sintesis sudah sesuai dengan struktur arilamida-6.
Spektroskopi Inframerah
Spektroskopi Inframerah digunakan untuk melihat gugus fungsi yang ada
didalam suatu senyawa. Spektroskopi Inframerah hanya dapat mendeteksi gugus
fungsional yang memiliki momen dipol yang besar. Spektrum inframerah dibagi
menjadi 2 daerah yaitu daerah sidik jari (500-1500 cm-1
) dan daerah fundamental
(1500 cm-1
-4000 cm-1
). Daerah sidik jari merupakan identitas yang dimiliki oleh
setiap senyawa organik sehingga akan berbeda pada setiap senyawa. Daerah
fundamental merupakan daerah yang akan menunjukkan gugus fungsional yang
terdapat pada setiap senyawa. Hasil analisis spektrum produk sintesis disajikan
pada Gambar 8. Berdasarkan spektrum inframerah yang diperoleh, terdapat pita
pada daerah sekitar bilangan gelombang (ῡ) 1597,06 cm-1
yang menunjukan gugus
C karbonil (C=O). C=O tersebut merupakan C=O amida karena pada daerah
3379,29-3448,72 cm-1
terdapat pita melebar yang diduga sebagai NH amida. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
spektra juga didukung dengan pembacaan yang berbeda baik pada daerah sidik
jari maupun daerah fundamental pada sulfametazin sebagai bahan baku. Pada
spektrum sulfametazin tidak ditemukan pita ulur tajam pada daerah 1600 cm-1
dan
pada bilangan gelombang 3300 cm-1
pita NH terlihat sebagai kembar, karena tidak
tersubstitusi. Spektrum inframerah sulfametazin akan disajikan pada Gambar 9.
Gambar 8. Spektrum inframerah produk sintesis
Gambar 9. Spektrum inframerah sulfametazin (diadaptasi dari Terry Mills III, 2005)
Pemeriksaan Kromatografi Gas-Spektra Massa
Elusidasi struktur menggunakan spektoskopi massa berguna untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mengetahui bobot molekul suatu senyawa. Sedangkan kromatografi gas berfungsi
untuk memisahkan senyawa hasil sintesis dari impurities sebelum dilakukan
deteksi menggunakan spektrometer massa. Produk hasil sintesis dapat
menggunakan kromatografi gas karena memiliki titik lebur <300°C, yaitu 236,2-
238,3°C. Dari uji pendahuluan titik lebur diperoleh jarak lebur > 1,5 °C yang
menandakan produk tidak murni. Hasil tersebut dibuktikan dengan kromatografi
gas produk hasil sintesis yang menunjukkan lebih dari 1 puncak. Pada
kromatogram kromatografi gas terdapat 7 puncak,namun hanya ada 1 puncak
yang dominan mengindikasikan produk yang diharapkan terbentuk. sudah sesuai
dengan Puncak pada menit ke 42 menunjukkan produk hasil sintesis yang
dideteksi massanya oleh spektrometer massa sebesar m/z 414. Kromatogram gas
dari senyawa target disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Kromatogram GC arilamida-6 dengan intensitas masing-masing puncak A
(10.9 %), B (5,4%), C (4,6%) , D (7,8%), E ( 52,3%) , F (5,4%) , dan G (13,2 %).
Pada hasil elusidasi spektrometer massa, bobot molekul utuh produk
sintesis seharusnya 414. Namun pada hasil penelitian, bobot molekul produk
sintesis yang berhasil dideteksi menunjukkan bobot molekul per ion(m/z) terbesar
yaitu 349. Hilangnya massa per ion sebesar 65 diduga akibat produk hasil sintesis
yang memiliki gugus sulfoamida akan mengalami proses fragmentasi SO2 (m/z
65) diikuti dengan penataan ulang gugus amina pada posisi para dari benzena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
(Sun et al., 2008). Hal ini menyebabkan m/z senyawa yang terdeteksi paling
kanan mengalami pengurangan m/z sebanyak 65. Mekanisme fragmentasi dan
penataan ulang ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Fragmen yang tertinggi (base
peak) menunjukkan fragmentasi yang paling banyak terjadi dan stabil muncul
pada m/z 200. Mekanisme fragmentasi yang menghasilkan base peak dapat dilihat
pada Lampiran 9. Spektrum massa produk hasil sintesis dapat dilihat pada
Gambar 11.
Gambar 11. Spektrum massa produk hasil sintesis
Uji aktivitas In Vitro
Senyawa target kemudian diuji aktivitas penghambatan terhadap enzim
MMP-9 in vitro. Enzim MMP-9 yang memiliki aktivitas proteolitik karena
termasuk protease yang akan memotong ikatan peptida. Substrat pada pengujian
ini terikat dengan gugus fluofor sehingga ketika terpotong oleh MMP-9, gugus
fluofor akan terlepas dari substrat dan terbaca fluorosensinya oleh
spektrofluorometri pada panjang gelombang 325/393 nm (Nicolotti, 2012).
Kontrol negatif akan menghasilkan fluorosensi yang tinggi karena terdiri dari
enzim dan substrat tanpa adanya inhibitor sehingga akan menunjukkan aktivitas
enzim yang akan dianggap sebesar 100%, sedangkan kontrol positif dan sampel
akan menghasilkan fluorosensi yang lebih rendah dari kontrol negatif karena
menunjukkan adanya penghambatan pada aktivitas enzim. Ilustrasi pemotongan
ikatan peptida oleh enzim akan ditunjukkan pada gambar 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 12. Substrat terikat dengan gugus fluofor sehingga ketika terpotong oleh enzim
(MMP-9), gugus fluofor akan terlepas dari substrat dan terbaca fluorosensinya oleh
spektrofluorometri (diadaptasi dari Nicolotti, 2012)
Hasil fluorosensi sampel, kontrol negatif, dan kontrol positif dikurangi
dengan blanko akan didapatkan persentase aktivitas enzim dengan rumus
sedangkan persentase penghambatan enzim
didapatkan dengan rumus (100% - persentase aktivitas enzim (%)). Senyawa
arilamida-6 memiliki persen penghambatan sebesar 57% pada konsentrasi 200
µg/mL sehingga dapat dihitung IC50nya. IC50 merupakan konsentrasi terkecil dari
sampel yang dapat menghambat aktivitas enzim sedikitnya 50%. Nilai IC50
didapatkan dengan membuat 4 seri konsentrasi larutan, yaitu 50;100; 200; dan
300 µg/mL. Kemudian didapatkan persentase penghambatan dari masing-masing
konsentrasi. Data kemudian akan diolah menggunakan software Microsoft Excell
dengan membuat regresi non linear dengan nilai r2= 0,9945 . Berdasarkan regresi
non linear, diperoleh persamaan y = -195,71x2+1085,7 x – 1398,7. y adalah %
inhibisi dan x adalah konsentrasi. Kurva log hubungan konsentrasi arilamida-6
dengan persen inhibisi akan disajikan pada Gambar 13. Untuk menghitung nilai
IC50, angka 50 dimasukkan sebagai y sehingga diperoleh x sebagai log konsentrasi
minimal yang menghambat 50% aktivitas enzim MMP-9. Pada perhitungan
dihasilkan 2 nilai prediksi untuk IC50 yaitu X1 = 169,82 µg/mL dan X2 = 2041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
µg/mL. dari kedua nilai X ,X1 mempunyai nilai yang lebih rasional karena masih
dalam rentang konsentrasi satu seri larutan sampel yaitu 50-300 µg/mL sehingga
X1 ditetapkan sebagai IC50 untuk turunan arilamida-6 dalam menghambat aktivitas
MMP-9. Satuan IC50 kemudian dikonversi ke µM karena merupakan senyawa
tunggal yaitu 411 µM. Senyawa dikategorikan : sangat aktif (konsentrasi yang
diperlukan <1 μM), aktif (1-25 μM), sedang (25-50 μM), rendah (50-100 μM),
sangat rendah (100-500 μM), dan inaktif (>500 μM) (Gubler et al., 2012).
Berdasarkan nilai IC50 yang digunakan, senyawa arilamida-6 memiliki aktivitas
yang sangat rendah, namun Zhu et al (2013) mengatakan terdapat 56 publikasi
penelitian menyatakan bahwa IC50 pada rentang 100-500 μM sudah dapat
dinyatakan aktif untuk studi pendahuluan. Sehingga disimpulkan bahwa senyawa
arilamida-6 aktif menghambat enzim MMP-9 in vitro. Perhitungan % inhibisi
senyawa arilamida-6 disajikan pada Tabel II.
Tabel II. Perhitungan % inhibisi senyawa arilamida-6
Sampel Reading 1 Reading 2 Reading 3 Purata reading
Blanko 9683 9349 9217 9416
Kontrol (-) 32989 33687 30321 32332
kontrol (+) 5946 5946 7898 6597
Senyawa
arilamida-6
24200 25023 20384 23202
Sampel Purata-blanko % aktivitas enzim % inhibisi
Blanko -
kontrol (-) 22916 100 0
kontrol (+) -2819 -12 112
arilamida-6 13786 43 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
y = -195.71x2 + 1085.7x - 1398.7R² = 0.9945
0
20
40
60
80
100
120
2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.80
Kurva Hubungan Log Konsentrasi Arilamida-6 dengan persen Inhibisi
Gambar 13. Kurva log hubungan konsentrasi arilamida-6 dengan persen inhibisi
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa arilamida-6 dapat disintesis
dari Sulfametazin dan 3-bromopropionil klorida dengan katalis piridin melalui
mekanisme reaksi SNA. Senyawa turunan arilamida-6 memiliki aktivitas
penghambatan terhadap enzim MMP-9 setelah melalui uji in vitro Senyawa
arilamida-3 dapat menghambat aktivitas MMP-9 sebesar 57% pada konsentrasi
200 µg/mL dan nilai IC50 sebesar 411 μM dalam menghambat aktivitas enzim
MMP-9.
SARAN
Dengan terbuktinya senyawa arilamida-6 dapat menghambat MMP-9,
maka penelitian dapat dilanjutkan dengan uji in vitro terhadap sel kanker MDA
MB-231 untuk menguji potensi menghambat metastasis.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Indonesia Toray Science
Foundation (ITSF) 2017-2018 dan divisi penelitian dan pengembangan BEMF
universitas Sanata Dharma atas dukungan dana selama penelitian.
64± 48
88 ± 33 103 ± 4 105 ± 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR PUSTAKA
Adegoke, O.A., 2011. Analytical, biochemical and synthetic applications of para-
dimethylaminobenzaldehyde. International Journal of Pharmaceutical
Sciences Review and Research, 11 (2), 17–29.
Adhipandito, C. F. (2017). Sintesis Analog Purin (FFUSD-001) dan Studi In
Silico Terhadap Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) Hemopexin Domain
sebagai Kandidat Anti-Kanker Payudara.
Alford, V.M., Kamath, A., Ren, X., Kumar, K., Gan, Q., Awwa, M., et al., 2017.
Targeting the Hemopexin-like Domain of Latent Matrix Metalloproteinase-9
(proMMP-9) with a Small Molecule Inhibitor Prevents the Formation of Focal
Adhesion Junctions. ACS Chemical Biology, 12 (11), 2788–2803.
American Cancer Society, 2018. Cancer Facts & Figures 2018. American
Cancer Society.
Arifiyanto, A., 2001. Pengaruh Penambahan Basa Natrium Hidroksida dan Piridin
dalam Sintesis Benzoilanilida.
Brew, K., & Nagase, H., 2010. The tissue inhibitors of metalloproteinases
(TIMPs): An ancient family with structural and functional diversity.
Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Cell Research, 1803 (1),
55–71.
Cathcart, J., Pulkoski-Gross, A., and Cao, J., 2015. Targeting matrix
metalloproteinases in cancer: Bringing new life to old ideas. Genes and
Diseases, 2 (1), 26–34.
Dufour, A., Sampson, N.S., Li, J., Kuscu, C., Rizzo, R.C., DeLeon, J.L., Zhi, J.,
Jaber, N., Liu, E., Zucker, S., and Cao, J., 2011. Small-molecule anticancer
compounds selectively target the hemopexin domain of matrix
metalloproteinase-9. Cancer Research, 71 (14), 4977–4988.
Dona, A.C., Kyriakides, M., Scottb, F., Shephardb, E.A., Varshavic, D.,Veselkov,
K., dan Everettc, J.R. 2016. A guide to the identification
ofmetabonomics/metabolomics experiments. Computational and
StructuralBiotechnology Journal. 19.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi Kesehatan, 2015. Stop
Kanker. infodatin-Kanker, hal 3.
Khalid, A. dan Asim Javaid, M., 2016. Matrix Metalloproteinases: New Targets in
Cancer Therapy. Journal of Cancer Science & Therapy, 8 (6), 143–153.
Li, Z., 2012. Identification of Small Molecules that Bind to the Hemopexin
Domain of Matrix Metalloproteinase-9. Stony Brook University.
Ludji, D.P.K.S., 2017. Sintesis Analog Purin (FUSD-002) dan Studi In Silico
Terhadap Matrix Metalloproteinase-9 Hemopexin Domain sebagai Kandidat
Anti-Kanker Payudara. Skripsi. Universitas Sanata Dharma.
Mohrig, J.R., Alberg, D.G., Schatz, P.F., Holfmeister, G.E., Schatz, P.F., dan
Hammond, C.N., 2014. Laboratroy Techniques in Organic Chemistry:
Supporting Inquiry- Driven Experiements.
Nicolotti, O., Catto, M., Giangreco, I., Barletta, M., Leonetti, F., Stefanachi, A., et
al., 2012. Design, synthesis and biological evaluation of 5-hydroxy, 5-
substituted pyrimidine-2,4,6-triones as potent inhibitors of gelatinases MMP-
2 and MMP-9. European Journal of Medicinal Chemistry, 58, 368-376.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
O‟Neil, M.J., Smith,A., Heckelman, P.E., Obenchain Jr., J.R., Gallipeau, J.A.R.,
et al., 2001. The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and
Biologicals. 13th Edition. MERC & CO., INC. 1406.
Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., dan Vyvyan, J.R. 2015. Introduction To
Spectroscopy. 5th Edition. Cengage Learning. United States of America.
Smith, M.B. dan March, J., 2007. March’s Advanced Organic Chemistry:
Reactions, Mechanisms and Structure, 6th Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Torre, L. and Rebecca Siegel, A.J., 2015. Global Cancer Facts & Figures 3rd
Edition. American Cancer Society, (800), 1–64.
Terry Mills III, James Conrad Roberson, Christian C. Matchett, Mathew J.
Simon, Mark D. Burns, Robert J. Ollis Jr., 2005. - Instrumental Data for
Drug Analysis - 6 Volume Set. vol 4-CRC Press
Ugarte-Berzal, E., Vandooren, J., Bailón, E., Opdenakker, G., and García-Pardo,
A., 2016. Inhibition of MMP-9-dependent degradation of gelatin, but not
other MMP-9 substrates, by the MMP-9 hemopexin domain blades 1 and 4.
Journal of Biological Chemistry, 291 (22), 11751–11760.
Welch, D.R., Steeg, P.S., and Rinker-Schaeffer, C.W., 2000. Molecular biology of
breast cancer metastasis. Genetic regulation of human breast carcinoma
metastasis. Breast Cancer Research, 2 (6), 408–416.
Yousef, E.M., Tahir, M.R., St-Pierre, Y., and Gaboury, L. a, 2014. MMP-9
expression varies according to molecular subtypes of breast cancer. BMC
Cancer, 14 (1), 1–12.
Zhang, L., Wang, X. jun, Wang, J., Grinberg, N., Krishnamurthy, D.K., dan
Senanayake, C.H., 2009. An improved method of amide synthesis using acyl
chlorides. Tetrahedron Letters, 50 (24), 2964–2966.
Zhu, T., Cao, S., Su, P.C., Patel, R., Shah, D., Chokshi, H.B., Szukala, R.,
Johnson, M.E., and Hevener, K.E., 2013. Hit Identification and Optimization
in Virtual Screening: Practical Recommendations Based On a Critical
Literature Analysis. Journal of Medicinal Chemistry, 56 (17), 6560–6572.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Produk hasil sintesis setelah distirer selama 30 menit
Lampiran 2. Mekanisme reaksi DAB HCl dengan sulfametazin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 3. Wujud warna produk dibandingkan dengan sulfametazin setelah
direaksikan dengan DAB HCl
Produk hasil sintesis ditunjukkan pada rongga droplet sebelah kanan “INT”.
Sulfametazin ditunjukkan pada rongga doplet sebelah kiri “SMZT”
Lampiran 4. Perhitungan bahan dan hasil rendemen senyawa turunan
arilamida-6
Perhitungan bahan
Sulfametazin = mol sulfametazin x Mr sulfametazin
= 3,59 mmol x 278,33 g/mol
= 0,00359 mol x 278,33 g/mol
= 0,999 g = 1 g
3-bromopropionil klorida = mol 3-bromopropionil klorida x Mr
= 5,39 mmol x 171,418 g/mol
= 0,00539 mol x 171,418 g/mol
= 0,92 g
3-bromopropionil klorida = gram 3-bromopropionil : massa jenis
= 0,92 g : 1,701 g/mL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
= 0,540 mL
Piridin = mol piridin x Mr piridin
= 7,18 mmol x 79,1 g/mol
= 0,00718 mol x 79,1 g/mol
= 0,57 g
Piridin = gram piridin x massa jenis piridin
= 0,57 g : 0,982 g/mL
= 0,580 mL
Rendemen
Berat teoritis = mol arilamida-6 x Mr arilamida-6
= 3,59 mmol x 413,25 g/mol
= 0,00359 mol x 413,25 g/mol
= 1,48357 g
Rendemen arilamida-6
= 𝑏er𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡/ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 100%
= 1330 mg/1483,57 mg x 100%
= 89,65%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Perbesaran spektrum proton HA dan HB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Perbesaran spektrum proton HC dan HD
Lampiran 7. Perbesaran spektrum proton HF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 8. Mekanisme fragmentasi Sulfamida m/z 65 dan m/z 349
Lampiran 9. Mekanisme fragmentasi base peak (m/z 200)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 10. Tata letak 96-microwell plate uji aktivitas in vitro
B100 : Blanko 100 μL
B44 : Blanko 44 μL
B43 : Blanko 43 μL
B45 : Blanko 45 μL
Sp1 : Sampel 1 μL (Senyawa Arilamida-6)
In2 : NNGH Inhibitor 2 μL
E5 : Enzim MMP-9 5 μL
Sb50: Substrat 50 μL
Lampiran 11. Perhitungan IC50 arilamida-6
Sampel Reading 1 Reading 2 Reading 3 Purata
Reading
Blanko (B) 9683 9349 9217 9416
Kontrol (-) 40684 41975 41625 41428
Konsentransi Sampel 50 µL 13601 38620 11034 21085
Konsentransi Sampel 100
µL
7163 6754 25511 13143
Konsentransi Sampel 200 9420 8969 6949 8446
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
µL
Konsentransi Sampel 300
µL
8014 7337 7793 7793
Sampel Purata -
Blanko
% Aktivitas
Enzim
% Inhibisi
Blanko (B)
Kontrol (-) 32012 100 0
Konsentransi Sampel 50 µg/mL 11669 36 64
Konsentransi Sampel 100 µg/mL 3727 12 88
Konsentransi Sampel 200 µg/mL -970 -3 103
Konsentransi Sampel 300 µg/mL -1623 -5 105
Konsentrasi Sampel Log Konsentrasi (x) % Inhibisi (y)
50 µg/mL 1,70 64
100 µg/mL 2,00 88
200 µg/mL 2,30 103
300 µg/mL 2,48 105
Konsentrasi
Sampel Reading
Reading -
Blanko
%Aktivitas
Enzim
%Inhibisi
Enzim SD
50
µg/mL
R1 13601 4185 13 87
48 R2 38620 29204 91 9
R3 11034 1618 5 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
100
µg/mL
R1 7163 -2253 -7 107
33 R2 6754 -2662 -8 108
R3 35511 16095 50 50
200
µg/mL
R1 9420 4 0 100
4 R2 8969 -447 -1 101
R3 6949 -2467 -8 108
300
µg/mL
R1 8014 -1402 -4 104
1 R2 7337 -2079 -6 106
R3 8029 -1387 -4 104
Persamaan non linear yang didapatkan adalah y = -195,71x2 + 1085,7x – 1398,7
Untuk menghitung IC50, dimasukkan angka 50 sebagai y, dan nilai x dicari
menggunakan rumus √
.
y = 50 untuk IC50
y = -195,71x2 + 1085,7x – 1398,7
50 = -195,71x2 + 1085,7x – 1398,7
0 = -195,71x2 + 1085,7x – 1398,7 - 50
0 = -195,71x2 + 1085,7x – 1448,7
a = (-195,71) b = 1085,7 c = (-1448,7)
𝑏 √𝑏 𝑎𝑐
𝑎
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
√
√
Antilog X1 = 169,82 µg/mL Antilog X2 = 2041µg/mL
𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑔
𝑜
= 411 µM
𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑔
𝑜
= 4943 µM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Sintesis Turunan
Arilamida-6 Dan Uji Aktivitas In Vitro Terhadap Enzim
Matrix Metalloproteinase - 9 (MMP-9) Sebagai
Kandidat Anti-Kanker Payudara” memiliki nama
lengkap Sangga Putra Dewa. Penulis lahir di Purworejo
tanggal 20 September 1996 sebagai anak keempat dari
empat bersaudara dari pasangan Hartoko dan Tri Runtut
Widayanti. Pendidikan formal yang pernah ditempuh
penulis adalah menyelesaikan pendidikan di TK Loning
(2002-2003), SD N Loning (2003-2009), SMP Pius
Bakti Utama Kutoarjo (2009-2012) dan SMA Pius Bakti
Utama Bayan (2012-2015). Penulis melanjutkan
pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2015. Selama menempuh pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma penulis terlibat dalam berbagai kegiatan dan organisasi, antara lain
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEMF Farmasi) sebagai anggota
divisi Organisasi tahun (2017). Selain itu penulis pernah menjadi anggota divisi
acara (2015) Panitia Pharmacy Performance Road to School, Koordinator
Perlengkapan (2016) dan Steering Commite dan penanggung jawab (2017)
Panitia Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (2016), anggota divisi acara Panitia
Latihan Kepemimpinan I (2016), anggota divisi acara Proton (LCC, LKTI dan PI)
(2017), Panitia Faction sebagai anggota Humas (2016), Panitia Faction#2 sebagai
Ketua Umum (2017), Panitia Pharmacy Performance sebagai anggota
Perlengkapan (2017), dan Panitia Kunjungan Industri sebagai anggota Dana dan
Usaha (2018). Pada bidang akademik penulis pernah menjadi asisten dosen
Praktikum Kimia Organik (2017 & 2019), Praktikum Kimia Dasar ( 2018) dan
Praktikum Analisis Farmasi (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI