Sinopsis: - Web viewCerita ”Si Buah Hati ... Mitos yang ingin dicari kebenarannya dan...

2
Sinopsis: Cerita ”Si Buah Hati” mencoba mengangkat semangat masyarakat di Kampung Dadok pasca mereka mengalami pengalaman bencana tahun 2009. Bagaiman amereka berkisah tentang kejadian yang mereka rasakan hari itu dan bagaimana kemudian mereka saling menguatkan satu sama lain. Bagaimana masyarakat Kampung Dadok berkisah tentang faktor resiliensi individu maupun komunitas dalam menghadapi situasi sulit pasca gempa yang meluluhlantakkan kampung mereka. Sebuah kisah tentang belajar menata hidup kembali pasca peristiwa bencana alam disajikan dalam kacamata remaja Kampung Dadok. Sementara pada cerita “Mengenang Surau Gadang” mencerminkan keberadaan surau sebagai identitas masyarakat di Batu Gadang. Identitas budaya yang sarat dengan kearifan local tentang gotong royong dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Namun saat gempa merobohkan surau tersebut maka terasa ada sesuatu yang “tidak lengkap” dalam masyakat. Video ini bercerita tentang harapan dan upaya mewujudkan harapan akan kembalinya identitas kampung sebagai bagian dari pemulihan psikososial pasca gempa. Sebuah cara membangun kembali rasa akan tempat yang terganggu karena bencana. Cerita ”Uang Hilang yang Hampir Hilang” merupakan salah satu kisah yang ingin disampaikan tentang suatu tradisi dalam masyarakat terkait dengan perkawinan. Tradisi dimana pihak perempuan memberikan sejumlah uang terhadap pihak laki-laki sebagai prasyarat sebuah pernikahan. Apakah betul tradisi ini merupakan tradisi yang turun temurun dijalankan sehingga menjadi bagian dari identitas masyarakat Sungai Geringging? Bagaimana remaja yang berada pada tahap perkembangan dengan tugas perkembangan menjalin relasi dengan lawan jenis memandang masa depan mereka terkait dengan tradiri tersebut. Sedangkan cerita ”Uang Hilang” menggambarkan pro dan kontra para remaja terhadap tradisi uang hilang. Seberapa jauh remaja melihat uang hilang sebagai sesuatu yang penting untuk menjadi bagian dari identitas diri mereka. Seberapa jauh yang melihat hal itu sebagai sesuatu yang bersifat mendiskriminasi. Film ini menggambarkan perubahan nilai-nilai yang terjadi di dalam masyarakat antara golongan tua dengan para remaja. Perubahan nilai yang akan mempengaruhi rasa akan tempat mereka terhadap Sungai Geringging beserta nilai budayanya. Cerita ”Berburu Landeh” mencoba menggambarkan aktivitas komunal yang dilakukan oleh masyarakat di Sungai Geringging. Aktivitas yang bisa tidak dibatasi oleh wilayah, suku, agama ataupun pengelompokkan lain. Landeh merupakah bahasa Sungai Geringging yang berarti babi (hutan), berburu landeh berarti aktivitas perburuan babi hutan. Pada awalnya aktivitas ini bersifat fungsional karena babi hutan dianggap sebagai hama yang dapat merusak perkebunan dan pertanian warga. Lambat laun

Transcript of Sinopsis: - Web viewCerita ”Si Buah Hati ... Mitos yang ingin dicari kebenarannya dan...

Page 1: Sinopsis: -    Web viewCerita ”Si Buah Hati ... Mitos yang ingin dicari kebenarannya dan pemaknaannya bagi masyarakat baik tua, muda maupun anak-anak dalam memahami peristiwa

Sinopsis:

Cerita ”Si Buah Hati” mencoba mengangkat semangat masyarakat di Kampung Dadok pasca mereka mengalami pengalaman bencana tahun 2009. Bagaiman amereka berkisah tentang kejadian yang mereka rasakan hari itu dan bagaimana kemudian mereka saling menguatkan satu sama lain. Bagaimana masyarakat Kampung Dadok berkisah tentang faktor resiliensi individu maupun komunitas dalam menghadapi situasi sulit pasca gempa yang meluluhlantakkan kampung mereka. Sebuah kisah tentang belajar menata hidup kembali pasca peristiwa bencana alam disajikan dalam kacamata remaja Kampung Dadok.

Sementara pada cerita “Mengenang Surau Gadang” mencerminkan keberadaan surau sebagai identitas masyarakat di Batu Gadang. Identitas budaya yang sarat dengan kearifan local tentang gotong royong dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Namun saat gempa merobohkan surau tersebut maka terasa ada sesuatu yang “tidak lengkap” dalam masyakat. Video ini bercerita tentang harapan dan upaya mewujudkan harapan akan kembalinya identitas kampung sebagai bagian dari pemulihan psikososial pasca gempa. Sebuah cara membangun kembali rasa akan tempat yang terganggu karena bencana.

Cerita ”Uang Hilang yang Hampir Hilang” merupakan salah satu kisah yang ingin disampaikan tentang suatu tradisi dalam masyarakat terkait dengan perkawinan. Tradisi dimana pihak perempuan memberikan sejumlah uang terhadap pihak laki-laki sebagai prasyarat sebuah pernikahan. Apakah betul tradisi ini merupakan tradisi yang turun temurun dijalankan sehingga menjadi bagian dari identitas masyarakat Sungai Geringging? Bagaimana remaja yang berada pada tahap perkembangan dengan tugas perkembangan menjalin relasi dengan lawan jenis memandang masa depan mereka terkait dengan tradiri tersebut.

Sedangkan cerita ”Uang Hilang” menggambarkan pro dan kontra para remaja terhadap tradisi uang hilang. Seberapa jauh remaja melihat uang hilang sebagai sesuatu yang penting untuk menjadi bagian dari identitas diri mereka. Seberapa jauh yang melihat hal itu sebagai sesuatu yang bersifat mendiskriminasi. Film ini menggambarkan perubahan nilai-nilai yang terjadi di dalam masyarakat antara golongan tua dengan para remaja. Perubahan nilai yang akan mempengaruhi rasa akan tempat mereka terhadap Sungai Geringging beserta nilai budayanya.

Cerita ”Berburu Landeh” mencoba menggambarkan aktivitas komunal yang dilakukan oleh masyarakat di Sungai Geringging. Aktivitas yang bisa tidak dibatasi oleh wilayah, suku, agama ataupun pengelompokkan lain. Landeh merupakah bahasa Sungai Geringging yang berarti babi (hutan), berburu landeh berarti aktivitas perburuan babi hutan. Pada awalnya aktivitas ini bersifat fungsional karena babi hutan dianggap sebagai hama yang dapat merusak perkebunan dan pertanian warga. Lambat laun manakala aktivitas semacam ini menjadi kebiasaan dan tradisi yang berlangsung bertahun-tahun maka aktivitas ini menjadi bagian dari identitas masyarakat. Identitas yang membangun rasa akan tempat di dalam diri mereka.

Sementara cerita ”Dunia di Ujung Tanduk” menceritakan tentang pergolakan masyarakat mengenai pemaknaan mereka terhadap pengalaman gempa yang mereka rasakan. Pergolakan antara mitos dan fakta dalam menjelaskan apa yang sebenarnya mereka alami saat itu. Satu sisi terdapat mitos mengenai dunia (bumi) yang berada di ujung tanduk sebuah kerbau yang teramat besar dan gempa terjadi ketika kerbau tersebut menggoyangkan badannya. Mitos yang ingin dicari kebenarannya dan pemaknaannya bagi masyarakat baik tua, muda maupun anak-anak dalam memahami peristiwa gempa bumi.

Kisah ”Puing” bercerita tentang bagaimana masyarakat memaknai kejadian gempa bumi yang mereka alami dan dampak peristiwa tersebut bagi mereka. Kisah yang mencoba mengangkat persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat pasca gempa bumi yang melanda mereka. Persoalan yang menjadi suatu tantangan bagi suatu proses pemulihan pasca bencana masyarakat.