BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sibling Rivalry Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal ini adalah saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap mengancam posisi anak sebelumnya, ditujukan dengan perasaan iri hati) (Ranuh, 2005). Kecemburuan atau ketidaksukaan anak yang alamiah terhadap anak baru dalam keluarga dinamakan persaingan sibling atau biasa disebut sebagai Sibling Rivalry (Wong,2008). Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu atau benci yang pada umumnya terjadi pada anak karena adanya saudara kandung(Nursalam,2005). Menurut Keyla (2008), persaingan saudara kandung adalah kecemburuan, kompetisi, dan berkelahi antar saudara. Persaingan ini dimulai segera setelah kelahiran anak kedua. Persaingan saudara kandung biasanya terjadi sepanjang masa anak-anak dan hal ini dapat membuat frustasi dan stress dari orangtua. Sibling rivalry adalah konflik atau perselisihan yang terjadi pada anak atau perselisihan antara kakak adik (Kozier,2010). Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua orangtuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau sesuatu yang lebih 1

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Sibling Rivalry

Sibling adalah perasaan tidak nyaman yang ada pada anak

berkaitan dengan kehadiran orang asing yang semula tidak ada (dalam hal

ini adalah saudara yang dilahirkan oleh ibunya yang dianggap mengancam

posisi anak sebelumnya, ditujukan dengan perasaan iri hati) (Ranuh, 2005).

Kecemburuan atau ketidaksukaan anak yang alamiah terhadap anak baru

dalam keluarga dinamakan persaingan sibling atau biasa disebut sebagai

Sibling Rivalry (Wong,2008). Persaingan dengan saudara kandung adalah

perasaan cemburu atau benci yang pada umumnya terjadi pada anak karena

adanya saudara kandung(Nursalam,2005).

Menurut Keyla (2008), persaingan saudara kandung adalah

kecemburuan, kompetisi, dan berkelahi antar saudara. Persaingan ini

dimulai segera setelah kelahiran anak kedua. Persaingan saudara kandung

biasanya terjadi sepanjang masa anak-anak dan hal ini dapat membuat

frustasi dan stress dari orangtua. Sibling rivalry adalah konflik atau

perselisihan yang terjadi pada anak atau perselisihan antara kakak adik

(Kozier,2010).

Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk

mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua

orangtuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau sesuatu yang lebih

1

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

2

(Lusa,2010). Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih

sayang dari orangtua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan

dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua (Setiawati,

2008).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sibling rivalry

dapat diartikan sebagai kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara

saudara-saudara laki-laki dan saudara-saudara perempuan dalam

mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya.

2. Tipe Sibling Rivalry

Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa tipe sibling relationship

yang umum terjadi pada anak usia kanak-kanak pertengahan (Bee &

Boyd, 2004). Tipe sibling relationship tersebut adalah:

a. Caregiver relationship

Salah satu saudara menyediakan hubungan orangtua kepada yang

lain. Jenis ini umum terjadi pada pasangan kakak perempuan dengan

adik laki-laki.

b. Buddy relationship

Masing-masing pihak berusaha menjadi sama satu dengan yang lain

dan mereka menikmati hubungan persaudaraan ini.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

3

c. Critical or conflictual

Terjadi bila salah satu saudara mendominasi yang lain dalam hal

pertengkaraan atau yang lainnya.

d. Rival relationship

Tipe ini memiliki elemen yang sama dengan critical relationship

dengan tingkat yang rendah dalam dukungan dan pertemanan.

e. Casual or uninvolved relationship

Terjadi jika pasangan kakak adik tidak begitu terlibat satu sama

lainnya.

Rivalrous atau critical relationship terjadi pada pasangan kakak adik

dengan rentang usia yang dekat (kurang dari 4 tahun) dan dalam keluarga dimana

orangtua tidak puas dengan pernikahan mereka (Buhrmester & Furman, 1990;

McGuire, McHale & Updegraft, 1996 dalam Bee & Boyd, 2004). Buddy

relationship muncul pada pasangan kakak/adik perempuan, sedangkan rivalry

tinggi pada pasangan kakak-adik laki-laki. (Bee & Boyd, 2004).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sibling

Rivalry(Judarwanto,2005)

a. Lingkungan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

4

Orangtua mempunyai peran aktif yang penting sehingga anak

mampu melewati sibling dengan positif, agar hubungan antara

anggota keluarga dapat terbina dan terpelihara dengan baik.

Peranan orangtua sangat penting untuk menjalankan fungsinya

sebagai “top management”. Hubungan dalam keluarga yaitu

dengan pergaulan/komunikasi yang terjadi di dalam suatu

keluarga dengan jalinan hubungan keluarga yang akrab, mesra

dan harmonis antara ayah dan ibu, anak serta anggota keluarga

yang lain sesuai dengan fungsinya masing-masing.

b. Psikis

Perkembangan emosi dan kejiwaan seorang anak berjalan maju

bersamaan dengan pertumbuhan kematangan biologisnya. Pada

seorang anak yang perasaanya ditolak, baik karena diacuhkan

maupun dimarahi terus menerus dapat menyebabkan gangguan

kejiwaan yang serius.

c. Kemampuan (skill)

Melalui proses perkembangan dan pertumbuhan system saraf

pada anak juga akan mempunyai peningkatan ketrampilan.

Kemampuan untuk menggunakan ketrampilan ini menciptakan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

5

interaksi dengan lingkungan. Menurut Nasution (2003)

kemampuan terdiri dari :

1) Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah

menerima dan menyesuaikan hal-hal yang baru.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang banyak,

akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

3) Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan.

4) Kultur budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang

dalam pengetahuan karena informasi yang baru akan

disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut.

d. Pengetahuan

Pengetahuan orangtua tentang reaksi sibling rivalry dimana

orangtua harus tahu tentang hal-hal negative yang dilakukan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

6

oleh anak kepada kakak maupun adiknya baik di rumah

maupun di sekolah. Ibu harus mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan anaknya.

4. Kondisi yang Mempengaruhi hubungan antar-saudara

kandung (Hurlock,2002)

a. Sikap orangtua

Sikap orangtua terhadap anak dipengaruhi oleh sejauh mana

anak mendekati keinginan dan harapan orangtua. Sikap

orangtua juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak

terhadap anak yang lain dan terhadap orangtuanya. Bila

terdapat rasa persaingan dan permusuhan, sikap orangtua

terhadap semua anak kurang menguntungkan dibandingkan

bila mereka satu sama lain bergaul cukup baik.

b. Urutan Kelahiran

Semua keluarga, kecuali keluarga dengan anak tunggal, semua

anak diberi peran menurut urutan kelahiran dengan harapan

mereka memerankan peran yang diharapkan orangtua. Jika

anak menyukai peran yang diberikan padanya, semua akan

berjalan dengan baik. Tetapi apabila peran yang diberikan

tidak disukai oleh anak tersebut maka kemungkinan terjadi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

7

perselisihan apalagi peran tersebut bukan pilihannya sendiri.

Sebagai contoh, anak perempuan yang lebih tua menolak

perannya sebagai “pembantu ibu” dan merasa bahwa adiknya

harus berbagi sebagian tanggung jawab yang diberikan

padanya. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya hubungan

orangtua-anak maupun hubungan antar saudara.

c. Jenis Kelamin Saudara Kandung

Anak laki-laki dan perempuan bereaksi sangat berbeda terhadap

saudara laki-laki dan perempuannya. Misalnya, dalam kombinasi

perempuan-perempuan, terdapat lebih banyak iri hati daripada

kombinasi laki-perempuan atau laki-laki dengan laki-laki. Seorang

kakak perempuan kemungkinan lebih cerewet dan suka mengatur

terhadap adik perempuannya dibanding dengan adik laki-lakinya.

Anak laki-laki lebih banyak berkelahi dengan kakak laki-lakinya

daripada kakak perempuannya, untuk sebagian karena orangtua

tidak akan membiarkan agresivitas yang berlebihan terhadap kakak

perempuan.

Sepanjang usia dimulai dari akhir masa kanan-kanak,

antagonism antar jenis kelamin sering berkembang dalam keluarga

dan menimbulkan konflik yang tiada habisnya bahkan beranjak

sampai dewasa. Hubungan antar saudara kedua jenis biasanya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

8

mencapai titik terendah pada saat akhir masa kanak-kanak dan bisa

menjadikan pengaruh buruk terhadap hubungan keluarga apalagi

ditambah dengan campur tangan orangtua yang berusaha mengakiri

perseteruan tersebut secara salah. Orangtua kemudian dituduh pilih

kasih, suatu tuduhan yang lebih merusak hubungan keluarga.

d. Perbedaan Usia

Jika perbedaan usia antar saudara besar, hubungan antarao rangtua

dan anak secara keseluruhan berbeda dari hubungan dengan

perbedaan usia antar saudara yang kecil. Bila anak-anak berdekatan

usia, orangtua cenderung memperlakukan mereka dengan cara yang

sama. Tetapi orangtua cenderung mengharapkan anak yang lebih tua

menjadi model yang baik dan mereka mengecamnya bila ia gagal

melakukan itu. Sebaliknya, anak yang lebih muda, diharapkan

meniru anak yang lebih tua dan mematuhinya. Harapan orangtua ini

ikut memperburuk hubungan antar saudara kandung.

e. Jumlah Saudara

Jumlah saudara yang kecil cenderung menghasilkan hubungan

yang lebih banyak perselisihan daripada jumlah saudara yang

besar. Ada dua alasan utama yang mendasari yaitu; Pertama,

bila hanya ada dua atau tiga anak dalam keluarga, mereka lebih

sering bersama daripada jika jumlahnya lebih besar. Karena

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

9

perbedaan usia juga mungkin sekali kecil, orangtua

mengharapkan mereka bermain dan melakukan berbagai hal

bersama-sama. Kedua, bila banyak anak, disiplin cenderung

otoriter. Bahkan bila ada antagonism dan permusuhan, ekspresi

terbuka perasaan ini dikendalikan dengan ketat. Pengawasan

orangtua yang santai, permisif terhadap perilaku anak,

memungkinkan antagonism dan permusuhan ini dinyatakan

dengan terbuka, sehingga tercipta suasana yang diwarnai

perselisihan.

f. Jenis Disiplin

Hubungan antar saudara kandung tampak jauh lebih rukun dalam

keluarga yang menggunakan disiplin otoriter dibandingkan dengan

keluarga yang mengikuti pola permisif. Bila anak dibiarkan

bertindak sesuka hati, hubungan antar saudara sering tidak terkendali

lagi. Disiplin yang demokratis dapat mengatasi sebagian kekacauan

akibat disiplin permisif, tetapi dampaknya tidak sebesar disiplin

otoriter. Dengan system demokratis, anak belajar mengapa mereka

harus member dan menerima atas dasar kerja sama pada system

otoriter, mereka dipaksa melakukannya dan hal ini menimbulkan

rasa benci.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

10

g. Pengaruh Orang Luar

Orang lain baik anggota keluarga maupun teman orangtua atau

guru dapat menimbulkan atau menambah ketegangan yang

telah ada antara saudara kandung dengan membandingkan

anak yang satu dengan yang lainnya. Bilamana perbandingan

menguntungkan anak tertentu, maka akan timbul permusuhan

di pihak saudara yang lain terhadap anak tersebut. Sebaliknya,

bila mana perbandingan merugikan anak itu, sudah hamper

pasti anak tersebut akan memulai memusuhi saudaranya yang

dinilai lebih baik.

5. Manifestasi Sibling Rivalry pada anak-anak

Sawicki (2003) mengemukakan ada tiga manifestasi dari sibling

rivalry yaitu agresi (anak menunjukkan perilaku agresif terhadap

saudara kandungnya), regresi (anak mengalami kemunduran

perilaku setelah kehadiran adik baru) dan rivalry (anak merasa

tersaingi dengan kehadiran adik baru). Manifestasi sibling rivalry

ini pada umumnya terjadi pada anak yang lebih tua (kakak) pada

saat kehadiran/kelahiran adik baru. Gejala tersebut akan

berangsur menghilang seiring perkembangan usia anak dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

11

perilaku orangtua. Kesemua manifestasi tersebut dapat terjadi

secara bersamaan pada anak.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari ketiga manifestasi

sibling rivalry tersebut :

a. Agresi

Anak dapat mengekspresikan perasaan agresi secara terbuka melaui

ucapan langsung dan penyerangan fisik terhadap adiknya. Beberapa

anak akan menyatakan secara terbuka kepada orangtuanya agar

membawa kembali adik mereka ke rumah sakit atau diberikan

kepada orang lain. Anak lainnya mungkin bertindak secara fisik

dengan memukul, menendang, mendorong atau menggigit adiknya

(Shelov 1993, dalam Sawicki 2003). Anak juga dapat mengalihkan

agresinya terhadap orang lain selain adiknya seperti orangtuanya,

teman sepermainannya, benda tidak bergerak/mainannya atau

bahkan binatang peliharaan yang ada di rumahnya.

b. Regresi (Kemunduran Tingkah Laku)

Penelitian Kawiatos, Adams and Gilman (1994 dalam Sawicki

2003) mengenai penurunan tingkah laku pada anak terhadap

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

12

kehadiran anggota baru menghasilkan angka sangat signifikan.

Kurang lebih 93% dari seluruh anak mengalami reaksi sibling

rivalry ketika mendapatkan anggota baru (bayi) dalam

keluarga. Kebanyakan reaksi ini terjadi pada anak pra sekolah.

Manifestasi yang dialami antara lain kehilangan kontrol anak

akan buang air besar maupun kecil ketika toilet training sudah

berhasil dikuasai sebelumnya; anak yang sudah biasa minum

menggunakan gelas meminta memakai botol kembali; anak

akan menghisap jarinya atau melakukan tindakan seperti bayi

lagi.

c. Rivalry (Anak merasa tersaingi)

Merupakan manifestasi lainnya dari sibling rivalry yang dialami

oleh anak preschooler. Anak sering menunjukkan rasa

frustasinya, marah dan cemburu ketika melihat orangtuanya

mengendong adiknya. Reaksi yang lain bisa dialami seperti

meminta perhatian lebih, rewel, merengek-rengek, sering

menangis tanpa sebab bahkan menunjukkan perubahan

perilaku (depresi).

6. Cara Penanganan Sibling rivalry

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

13

Beberapa hal yang perlu diperhatikan orangtua untuk mengatasi

sibling rivalry sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara

lain:

a. Tidak membandingkan antara anak satu dengan yang lain.

b. Membiarkan anak menjadi diri mereka sendiri.

c. Menyukai bakat dan keberhasilan anak-anak anda.

d. Membuat anak-anak mampu bekerja sama daripada

bersaing satu sama lainnya.

e. Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika

konflik biasa terjadi.

f. Mengajarkan anak-anak cara-cara positif untuk

mendapatkan perhatian satu sama lainnya.

g. Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan

kebutuhan anak, sehingga adil bagi satu anak dengan yang lain

berbeda.

h. Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi

setiap anggota keluarga.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

14

i. Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu luang yang

cukup dan kebebasan mereka sendiri.

j. Orangtua harus dapat berperan memberikan otoritas

kepada anak-anak bukan untuk anak-anak.

k. Jangan memberikan tuduhan tertentu tentang sifat negatif

anak.

l. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari

perilaku orangtua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak

untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

A. Pengetahuan Ibu tentang sibling rivalry

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhada suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni:

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telingan (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan adalah segala sesuatu

yang diketahui orang dan pengalaman hidupnya (Patmonodewo,

2000)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

15

Pengetahuan merupakan bebrbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul

ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya. Pengetahuan (knowledge) adalah hal-hal yang kita ketahui

tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji

kebenarannya, didapat melalui pengamatan yang lebih mendalam

(Wasis, 2008).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan dapat diartikan sebagai hal-hal yang kita ketahui tentang

kebenaran melaui pancaindra atas sebagala sesuatu yang diketahui orang

dan pengalaman hidupnya tanpa harus menguji kebenarannya.

2. Macam-macam Pengetahuan

a. Pengetahuan fisis didapatkan dari abstraksi seseorang

terhadap objek secara langsung.

b. Pengetahuan matematis-logis didapatkan dari abstraksi

seseorang terhadap relasi dan fungsi objek secara tidak langsung.

c. Pengetahuan sosial didapatkan dari interaksi seseorang

dengan masyarakat, lingkungan dan budaya yang ada.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

16

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Green dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa factor yang

mempengaruhi pengetahuan ada 5, yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka ia akan

lebih mudah menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah

pula untuk menyelesaikan hal-hal tersebut.

b. Paparan Media Massa (Akses Informasi)

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan memberikan pengetahuan yang jelas. Melaui

berbagai media baik cetak maupun elektronik, berbagai

informasi yang dapat diterima oleh masyarakat sehingga

seseorang lebih sering terpapar media massa (TV,radio,

majalah, pamphlet dll) akan memperoleh informasi yang lebih

banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar

informasi media. Ini berarti paparan media massa

mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

c. Budaya

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

17

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

seseorang, karena informasi-informasi baru akan disaring kira-

kira sesuai atau tidaknya dengan kebudayaan yang ada dan

agama yang dianut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan

individu, maksudnya pendidikan yang tinggi akan menambah

wawasan dan pandangan seseorang sedangkan semakin tinggi

usia seseorang maka semakin banyak pula informasi yang

didapat.

e. Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan

seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan daya

pendidikan yang ditempuh seseorang sehingga memperluas

pengetahuannya.

4. Tingkatan Pengetahuan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

18

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat, yakni:

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterprestasi materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

19

penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sistesis itu suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu criteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang

ada.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

20

5. Sumber Pengetahuan

Rahman (2003) mengatakan bahwa proses terjadinya pengetahuan

dilihat dari sifatnya yaitu apriori dan aposteriori. Pengetahuan apriori

adalah pengetahuan yang terjadi tanpa adanya pengalaman yang baik,

pengalaman indra maupun batin. Pengetahuan aposteriori adalah

pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.

6. Alat Ukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan isi materi yang ingin diukur dari responden

(Notoatmojo, 2003). Pengetahuan responden akan ditentukan dengan

seberapa jauh kemampuannya dalam menjawab pertanyaan mengenai

pengertian dan reaksi sibling rivalry pada kuesioner.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

21

B. Kerangka Teori Penelitian

1.

1.

1.

Skema 2.1Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Elizabeth B. Hurlock (2002), Judarwanto (2005),Sawicki (2003)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

22

C. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 2.2

Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis

Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan reaksi sibling rivalry

pada anak usia pra sekolah di komuniti Masyarakat Indonesia Mesaieed

Qatar.

E. Variabel

Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda yang dimiliki oleh

kelompok yang lain (Notoatmodjo,2005).

1. Variabel Independent (variable bebas)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/141/jtptunimus-gdl-triastutin... · tentang kebenaran yang ada di sekitar kita tanpa harus menguji kebenarannya,

23

Merupakan variable yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variable dependen (terikat), variable ini dikenal dengan nama

variable bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variable lain.

Variabel bebasnya adalah pengetahuan ibu.

2. Variabel Dependent (variable terikat)

Merupakan variable yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena

variable bebas. Variabel terikatnya adalah reaksi sibling rivalry.