Sinopsis Novel

download Sinopsis Novel

of 7

description

Sinopsis Novel

Transcript of Sinopsis Novel

Sinopsis Novel "Lasti Tsaniyah"

SINOPSIS NOVELLASTI TSANIYAH ( Engkau Tiada Duanya )Judul : Lasti TsaniyahPenulis : Sang Zundi KhatulistiwaPenerbit : Pustaka RamaTebal : 248 + VIIIHarga : Rp.30.000,-

Judul Resensi : singgasana cinta suci....resensi dari novel lasti tsaniya

Rabu pukul 1:13

Cinta adalah sebuah permainan teka-teki taqdir yang misterius. Ia menyelinap dalam diam di sela kerinduan yang tak pernah diharapkan datang. Ia menerobos dinding tebal nan kuat dasar hati manusia yang selalu berusaha mengelak dari pelukan nasib. Tapi, terkadang karang terjal curam pun menanti di puncak kemelut.

Adalah satu hal lumrah yang dialami seorang anak manusia mengenal cinta pada awal kehidupan remajanya. Seperti halnya yang dialami Lasti Tsaniya, remaja putri cantik yang mengalami transformasi budaya dalam kehidupannya pasca ia menimba ilmu di pesantren. Ia ditaqdirkan bertemu cinta pada awal yang biasa saja di sela keengganannya menjalani hidup sebagai putri pingitan di dalam bangunan penuh disiplin aturan dan seperangkat norma. Tapi, sang pria telah mencuri hatinya. Ia tak pernah bisa mengelak. Bibit cinta itu telah mengeluarkan tunasnya. Dan siap-siaplah ia menjadi buah yang matang.

Realita mengatakan, Lasti harus berupaya menekan perasannya sedaya upaya. Ketika ia mengetahui bahwa, kakak kelasnya yang sudah seperti kakak baginya, Syifa, mencintai pria yang sama, dialah Azhar Mubina. Pria sejuta pesona yang telah meluluhkan kelopak cinta di hatinya. Apalah, arti takdir yang berjalan ini. Ia tak pernah memahami. Kenapa cinta yang telah merebut kemerdekaannya sebagai gadis ceria harus membuat suatu stage hidup baru yang tak pernah disangkanya pula.Tapi, ia harus besar hati dan mencoba ikhlas. Bagaimana pun kehidupan terus berjalan dan ia tak boleh meratapi nasibnya.

Kini, di sela kegamangan hatinya. Ia harus bertemu lagi oleh cinta yang berusaha ia menguburnya. Dua kali, dua pertemuan. Ketika mengajar di kelas dan ketika ia tersandung masalah sepele yang membawanya ke meja sidang majlis tahkim yang penuh rekayasa fitnah dan pencemaran nama baik. Ia harus menerima perlakuan keji dan difitnah sedemikian rupa oleh para staff keamanan pondok yang berhati kejam melebihi iblis. Tapi, kebenaran adalah ibarat intan permata yang tersimpan dalam di dasar samudera. Ia seperti berlian yang dilumuri air pelimbahan yang kotor. Tetaplah kemilau pesona intan itu senantiasa bersinar. Lasti akhirnya terlepas dari segala fitnah dan tuduhan keji yang disematkan oleh Hajar, sang staf keamanan.

Pasca sidang itu barulah terungkap semua teka-teki antara Syifa dan Azhar. Bahwa mereka hanyalah seorang saudara sepersusuan. Dan yang lebih membuat hatinya berbinar-binar bahagia dan terharu ternyata azhar mengirimnya surat cinta pertama kali. Yang ia mengatakan kalau mereka jodoh pastilah Allah akan menyatukan mereka dalam ikatan yang halal.

Tapi, ibunya harus berusaha membesarkan hati Lasti ketika tahu bahwa ayahnya tak menyetujui pria yang akan melamar Lasti. Ayahnya adalah seorang yang berwatak keras dan teguh pendirian. Kini, untuk ke sekian kalinya lasti harus benar-benar menangis. Dalam hati, ia ingin memperjuangkan harapannya. Menikah dengan seorang pria sejuta pesona yang tampan rupawan dan digandrungi gadis-gadis. Tapi, ia harus patuh pada kedua orang tuanya. Lasti adalah gadis manis yang penurut dan senantiasa belajar menjadi anak yang berbakti.

Suatu sore ia bertemu dengan orang yang akan melamarnya. Lasti harus menelan bulat-bulat pil pahit kehidupan. Apakah setiap yang pahit itu akan menjadi obat? Apakah kemanisan tak berhak dicecapnya? Ia lalu bertemu teman lamanya, Lina, membicarakan masalahnya. Sebagai aktifis LSM ia mau membantunya. Akhirnya mereka ke Jakarta. Ketika azhar pulang. Dan lasti ke rumah Syifa untuk bertemu Azhar menceritakan kenapa ia tak bersegera. Azhar hanya sedikit ber-empati. Perih dengan darah yang menyemburat kini kian menyudutkannya ke kursi pesakitan. Azhar tak peduli padanya. Ternyata cinta yang diharapkan membawa kebahagiaan dalam hidupnya malah memecahkan asanya.

Tibalah, hari pernikahan itu. Suatu fragmen kehidupan biru maha piluyang kini harus dijalaninya dengan setengah nyawa. Lasti senantiasa bersabar dan berbaik sangka pada mahacinta untuk pernikahannya itu. Akhirnya kuncup kebahagiaan itu lahir dengan sejuta kejutan tak terkira. Ternyata, cinta yang dulu telah membuatnya merasa berarti kini ada di hadapannya. Cinta yang senatiasa membawa rumpun bunga kebahagiaan kini berseri lagi. Ya, airmata pilu itu sudah terhapus dari mata cantiknya untuk selamanya. Karena pria yang menikahinya itu adalah Azhar. Ya, lasti terlampau paranoid dengan takut kehilangan cinta sejatinya. Adakah anugerah terbesar yang lebih syahdu daripada dikabulkannya doa kita dengan pasangan impian yang telah lama kita dambakan.

Penulis menutup plot cerita dengan sangat mengejutkan semua pembaca. Cinta adalah deru angin surga yang berembus syahdu meliuk di tengah pusara sukacita. Cinta adalah rumpun mawar yang mewangi ketika nektar dihisap kumbang yang memberi madu. Cinta adalah sebuah singgasana kemuliaan yang dihuni oleh tuannya bernama ketulusan dan kasih saying. Cinta itu selalu suci jika diikat dengan tali ikatan yang halal dan syah. Pernikahan.

Rasa cinta adalah fitrah yang Allah titipkan pada setiap insan. Mengelora binar membawa tuannya sampai ke tahta tertinggi kenikmatan rasa. Pastilah bahagia kala cinta itu sejalan dengan asa yang bersemayam dalam hati. Namun dalam menggapainya selalu hadir dinding-dinding terjal yang kuat menghadang. Datang pula ayal melintang dan onak menerjang pekat.Begitu pula dengan Lasti Tsaniah. Seorang wanita muda yang hidup dalam satu keterikatan. Terikat oleh aturan-aturan baku yang sangat sacral baginya. Ia pun miliki cinta, cinta yang Allah titipkan di saat yang ia tak pernah mengharapkanya. Karena cintanya ditentang oleh nilai-nilai yang telah menjadi satu ketetapan. Tapi cinta itu kian menggelora menjadi-jadi. Hingga cinta baginya berubah bagai dua mata pisau dalam genggaman. Jika ia memendamnya maka hatinya akan sakit terluka. Namun jika ia kabulkan hasrat cintanya, pastilah ia akan binasa.Lasti terjebak, Lasti pun tidak ingin menyerah kalah pada keadaan. Ia harus perjuangkan cintanya. Cinta yang ia inginkan. Dengan satu tekad kuat untuk mebuktikan bahwa cinta bukanlah kemaksiatan.

A. Unsur Intrinsik

a. Tema:Kesabaran dan Ketegaran Seorang Perempuanb. Alur:Maju Pengenalan :Nama ku Lasti. Lasti Tsaniyah lengkapnya. Kini di hadapanku da sebuah plang nama besar bertuliskan SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTRREN PERSATUAN ISLAM 19 BENTAR GARUT.YA. Sekarang aku berada di depan sebuah pesantren. Tulisan itulah pertama kali menyambut kami. Kemudian kami masuk ke dalam pesantren, namun aku tidak ikut masuk mengikuti ibu dan bapak untuk mengurusi administrasi, aku lebih memilih keluar melihat pemandangan di sekitar pesantren, dan pandanganku tertumbuk pada suatu yang menarik, aku melihat seorang lelaki sedang memperagakan gerakan silatnya dengan lincah, tanpa sadar aku memperagakan gerakan silatnya, dan tiba-tiba laki-laki itu menghampiriku dan mengantarku kepada seorang gadis yang bernama Kak SyifaPemunculan Masalah :Saat aku sedang berusaha mengambil kerudung kesayanganku yang terjatuh di besi coran, tiba-tiba lelaki yang telah membawaku ke Kak Syifah menolongku dan mengembalikan kerudung kesayanganku itu, aku mengucapkan terima kasih padanya, dan ketika lelaki itu meninggalkanku, kunci ruangan miliknya tertinggal, aku berusaha memanggilnya dengan melembaikan kuncinya, namun dia hanya membalas lambaian tangankuKonflik Memuncak :Aku terseret di pengadilan majelis tahkim, sampai-sampai aku dipanggil dengan sebutan pelacur, aku tertuduh karena melakukan perbuatan zinah dengan lelaki yang telah menolongku mengambil kerudung ku, aku di fitnah oleh sahabatku sendiri, tak ku sangka Isna yang juga teman sebangkuku tega melakukan ini padaku.Konflik MenurunSetelah semua bukti menyatakan aku dan lelaki yang bernama Kak Azhar tidak bersalah aku dibebaskan dari hukuman, dan Kak Azhar memberikan surat padaku bahwa ia akan pergi untuk melanjutkan menuntut ilmunya ke Timur TengahPenyelesaian :Lima tahun sudah aku belajar di pesantren ini aku habiskan masa remajaku untuk menimba ilmu agama di pesantren ini, lalu ibu menelfonku agar segera pulang, dan aku pun sangat rindu kepada ibu dan ingin menceritakan tentang aku dan Kak Azhar, tapi aku batalkan niat ku untuk menceritakan karena bapak akan menjodohkan ku dengan lelaki yang bernama Eko Pranata Utomo, aku merasa sedih. Hingga tiba saatnya acara pernikahanku dengan Mas Eko, saat acara akad nikah, aku jatuh pingsan, jam 10 malam aku telah siuman, dan saat itu baru aku ketahui bahwa Eko Pranata Utomo itu adalah Kak Azharc. Penokohana) LastiKarakter: Sabar, Teguh, Baik dan PemaafUkhti Hajar, Ukhti Isna, dan Ukhti Haura, ana sudah memaafkan memaafkan antum semua kok. Maaf itu sudah lama ana berikan sebelum Majelis Tahkim ini digelar ( Halaman 167 )b) Kak AzharKarakter: Tegas, PemberaniApalagi isi ceramahnya yang terlalu berani dan blak-blakan menambah suasana jadi kian mencekam. ( Halaman 41 )c) Kak SyifaKarakter: Penyayang, Perhatian, CerdasDengan penuh kasih sayang, Kak Syifa memakaikan kerudung di kepalaku. Ia balit juga kedua kakiku dengan kaos kaki selutut miliknya. Subhanallah mulia sekali hati Bidadari ini. ( Halaman 131 )d) Kak HajarKarakter: Seorang pemfitnahFitnah yang dihembuskan Kak Hajar telah merasuk ke sendi-sendi terdalam hidup ku ( Halaman 145 )d. Latara) Depan PesantrenSekarang aku sedang berada di depan sebuah pesantren ( Halaman 1 )b) Aula Persidangan Majelis TahkimMajelis Tahkim mala mini Ummy cukupkan sampai disini ( Halaman 139 )c) Di dalam bisBis AC yang ku tumpangi sudah melaju dengan cepat.d) Di JakartaLima hari sudah aku habiskan waktu di Kota Jakarta ( Halaman 220 )

e. AmanatKesabaran dan perjuangan akan berbuah kemenangan nan indah

f. Sudut pandangOrang Pertama : AkuJika ku pikir-pikir kembali, usaha hatiku dalam perjalanan kali ini hamper sama persis dengan keadaan hatiku lima tahun silam. ( Halaman 221 )B. UNSUR EKSTRINSIK

1. Latar Belakang PengarangSang Zundi Khatulistiwa adalah pena dari Khofiflall Mustaqiem. Penulis lahir di kota Garut pada tanggal 26 Desember 1989 dan sejak SMP mengeyam pendidikan di pesantren. Jadi tidak heran jika penulis ini sangat piawai menggambarkan kehidupan pesantren dalam novel ini.Selain mendapat pengetahuan keislaman dalam pesantren, penulis juga mendapat pengetahuan keislaman dari keguatan-kegiatan di luar pesantren yang diikuti. Kegemarannya berorganisasi menjadikan dia memiliki seabreg kegiatan diantaranya, admin portal berita di FaceBook dengan Group berita hari ini, Anggota Berandalan Purutan. Kafilah Dakwah yang berkosentrasi masa anak-anak berandalan, punk dan underground, Bagian Informasi dan data di bidang Media KKT (Kolektif Kontra Teroris), dan lainnya.Jika ingin berkenalan lebih jauh, pembaca dapat membuka blog pribadi penulis di http://catatan sangzundi.blogspot.com atau ke email: [email protected]

2. Nilai-nilai yang terkandung dalam novela) Nilai Agama: Selalu mengucapkan Istighfar apabila kita lalai atau alpab) Nilai Moral: Kemandirian mengajarkan kita bagaimana hidup apabila terpisah dari orang tuac) Nilai Sosial: Saling tolong menolong sesama manusia, kepada siapa pun tanpa pandang bulud) Nilai Budaya: Warisan Nenek moyang tidak semuanya berbau mistis, tapi ada juga yang yang nyata dan baik untuk kita.

BIDADARI-BIDADARI SURGAJudul :Bidadari-Bidadari SurgaHal : 365 HalamanPengarang : Tere LiyePenerbit : RepublikaInilah novel yang membuat aku tergugu menahan tangis membacanya sejak dari bab pertama hingga akhir....agak berlebihan? Tapi itulah yang terjadi padaku, penulisnya membuat aku sukses memvisualisasikan kalimat demi kalimat menjadi hampir nyata dalam imajinasiku. Terlebih juga mungkin karena beberapa kejadian dalam novel ini lebih kurangnya pernah aku rasakan sendiri dalam kehidupanku.

Novel ini mengisahkan kehidupan seotang kakak perempuan yang sepanjang hidupnya bekerja keras membiayai kehidupan keluarga dan empat adik-adiknya. Kemiskinan yang membelit keluarga mereka yang sedari kecil sudah menjadi yatim, membuat sang kakak yang bernama Laisa bersumpah akan melakukan apapun untuk adik-adiknya agar mereka tidak selamanya miskin dan bodoh. Tekad itulah yang membuatnya bersikap sangat keras kepada adik-adiknya jika mereka tidak mau bekerja keras untuk belajar dan membantu bekerja di ladang.

Dibalik semua ketegasan sikapnya, kak Laisa sangat mencintai adik-adiknya, dia rela tidak melanjutkan sekolah agar bisa mencari uang untuk menyekolahkan adiknya juga bahkan rela mengorbankan nyawa untuk diterkam harimau demi menyelamatkan nyawa adiknya.

Waktu akhirnya membesarkan adik-adiknya menjadi sosok-sosok yang rupawan dan sukses, sementara kak Laisa tetap tinggal di dusun mereka. Perbedaan diantara merekapun kian mencolok, tidak hanya karena kak Laisa tidak melanjutkan sekolah seperti adik-adiknya tapi juga karena fisiknya sangat berbeda dengan mereka, adik-adiknya semakin tumbuh sedangkan kak laisa semakin jauh tertinggal.

Sampailah saat dimana adiknya telah cukup dewasa untuk berumah tangga, tetapi mereka semua segan untuk melangkahi Kak Laisa. Maka mulailah adik-adiknya berusaha mencarikan jodoh untuk kakak mereka, tapi semuanya berakhir mengecewakan bagi Kak Laisa karena semua laki-laki itu menolaknya hanya karena fisiknya yang tak rupawan seperti adik-adiknya.

Laisa mengerti adik-adiknya tidak ingin melangkahinya, padahal mereka semua sudah memiliki calon pendamping. Laisa sangat mengerti bahwa dirinyalah yang menjadi penghalang kebahagiaan adik-adiknya, dan untuk itu sekali lagi ia dengan keras memaksa adik-adiknya untuk segera menikah dan tidak perlu mempedulikan dirinya.

Waktu berlalu tubuh Laisa yang terbiasa bekerja keras akhirnya rubuh juga digerogoti penyakit yang hanya diketahui oleh ibunya karena Laisa berkeras menyembunyikannya dari adik-adiknya. Dan sampailah saat dimana untuk pertama kali dan terakhir kali dalam hidupnya dia membutuhkan kehadiran adik-adiknya di sisinya. Perjuangan kerasnya selama ini membesarkan dan menjadikan adik-adiknya orang yang hebat sudah selesai, kini adik-adiknya menyaksikan sang kakak yang selalu terlihat keras dan gigih itu terbaring tak berdaya. Dan diiringi kesedihan seluruh penghuni lembah yang menjadi saksi suka duka hidup Kak Laisa, pada suatu sore yang indah Laisa tersenyum untuk selamanya. Laisa kembali ke tempatnya bergabung dengan bidadari-bidadari surga yang lain di sisi Robnya.

Buku ini adalah novel yang sarat makna akan kerja keras, pengorbanan dan penghormatan. Sungguh sebuah rangkaian cerita yang bernilai untuk dibaca.Assalammualaikum,,Annyeonghaseyo,,.Kali ini aku bakal memposting tentang novel yang minggu kemarin aku baca...Judul novelnya yaitu Bidadari Bidadari Surga, karangan Tere-Liye.Isi novel itu menceritakan tentang sebuah keluarga yang sangat penuh perjuangan dan kerja keras, suatu rumah yang berisikan 5 orang anak dan 1 orang ibu, ayah mereka sudah meninggal sejak lama secara tragis karena di cabik cabik oleh binatang buas (harimau) penunggu gunung dekat kampung mereka. Mereka tinggal di sebuah lembah yang jauh dari kota, oleh karena itu pencaharian mereka adalah bertani padi, jagung, dsb. Sebelum ayah mereka meninggal, dia member wasiat kepada kakak tertua mereka agar menjaga adik-adiknya hingga beliau pulang mencari kumbang di gunung, tapi takdir berkata lain, ayah tercinta mereka sudah di panggil oleh yang Maha Kuasa. Sejak saat itulah kakak tertua (Ka Laisa) merasa benar-benar harus melindungi adik-adiknya yang masih kecil serta menjaga ibunya yang sudah hamper tua termakan oleh umur. Saat itu ka Laisa sedang duduk di bangku sekolah dasar kelas IV(4) , adiknya yang kedua (Dalimunte) akan memasuki bangku sekolah dasar, saat itu ibu mereka (biasa di sebut mamak) sedang tidak punya uang untuk menyekolahkan Dalimunte, hingga ka Laisa rela meninggalkan bangku sekolahnya demi adiknya Dalimunte (biasa disebut Dali) . Sebenarnya mamak tidak setuju dengan keputusan ka Laisa untuk meninggalkan bangku sekolahnya, tapi ka Laisa terus memohon kepada mamak agar mengizinkannya meninggalkan sekolah dan akan membantu mamak mengurusi ladang mereka saja, lagipula ka Laisa adalah perempuan jadi dia tak perlu sekolah, adiknya Dalimunte adalah laki-laki, dia wajib untuk sekolah. Dalimunte adalah seorang adik yang baik, rajin membantu mamak dan ka Laisa di ladang, dan sangat rajin untuk sembahyang di suro (seperti mushola), dia juga sangat cerdas, dan sangat kreatif, dia suka membuat mainan sendiri dan terkadang membuatkan mainan untuk adik-adiknya. Dia juga berfikir untuk membuat kincir angin untuk desanya agar membuat irigasi ke setiap ladang milik warga, awalnya warga tidak percaya dengan kincir angin karangan Dali yang masih kecil itu, setelah akhirnya ka Laisa meyakinkan warga agar percaya kepada adiknya dan untuk mencobanya terlebih dahulu. Hingga akhirnya kincir angin rancangan Dali di buat oleh para warga secara gotong royong, dan setelah dicoba akhirnya kincir angin pun berhasil, dan bisa mengaliri ladang-ladang milik warga.Ikanuri dan Wibisana adalah adik ka Laisa yang ketiga dan keempat, umur mereka beda 1tahun, tapi sangat terlihat mirip sekali, mereka memiliki paras yang hapir sama dan juga watak yang hamper sama. Mereka berdua sangat beda dengan Dalimunte, mereka tidak serajin Dali dn Ka Laisa, mereka lebih suka bermain daripada belajar atau bahkan membantu mamak dan ka Laisa di ladang. Bahkan mereka pernah ketauan bolos sekolah demi ke kecamatan untuk bekerja mencari uang, hingga akhirnya setelah mereka pulang ke rumah, Ka Laisa memarahi mereka habis habisan, Ka Laisa tidak ingin adik-adiknya seperti dia, adik-adiknya harus sekolah yang rajin supaya menjadi orang yang sukses. Ka Laisa hampir setiap hari memarahi mereka karna mereka selalu saja berbuat onar, tapi walaupun mereka anak yang nakal mereka tetap sadar akan jerih payah mamak dan Ka Laisa yang siap banting tulang demi sekolah mereka.Yashinta adalah adik terkecilka Laisa, dia adalah adik yang sangat manis dan nurut pada ka Laisa, dia juga memiliki rasa penasaran yang tinggi. Suatu hari, ka Laisa menceritakan anak berang-berang yang sangat lucu kepada Yashinta, dan akhirnya Yashinta langsung memohon-mohon kepada ka Laisa agar mengajaknya melihat anak berang-berang lucu di bendungan (hahaha) . Yashinta termasuk gadis yang cantik dan pintar, sepertinya dia mewarisi bakat ka Dalimunte, dia juga mewarisi bakat ka Laisa dalam bidang kerja keras. Sebenarnya setelah Yashinta akan memasuki sekolah dasar, dia sempat bertanya kepada ka Laisa dan mamak, apakah dia akan sekolah seperti kakak kakaknya? Dan langsung saja ka Laisa menjawab dengan tegas YA , seketika Yashinta merasakan senang sekali. Tetapi tuhan berkata lain, saat Yashinta akan masuk sekolah dasar, ka Dalimunte akan memasuki sekolah menengah atas, dan saat itulah keuangan keluarga mereka sedang krisis. Sebenarnya itu di sebabkan oleh gagalnya percobaan kebun strawberry ka Laisa, saat itu ka Laisa memohon maaf kepada mamak, karna perbuatannyalah keuangan keluarga menjadi krisis. Yashinta kecil yang saat itu sudah mengerti keadaan bicara pada mamak dan yang lain agar dia tidak usah sekolah saja, lagipula dia kan anak perempuan, ka Dali adalah laki laki, maka ka Dali lah yang harus terus meneruskan sekolah menengah atasnya di kabupaten. Tapi saat itu Dalimunte lah yang rela untuk tidak sekolah, dia lebih senang kalau Yashinta yang sekolah, biar Dali membantu mamak dan ka Laisa di ladang strawberry.Saat itu ka Laisa sangat sedih, karna ulahnya lah adiknya yang pintar harus menunda dulu sekolahnya. Tapi berkat usaha dan kerja keras yang di sertai dengan doa, perkebunan strawberry mereka berhasil, buah buah kecil merah nan indah itu tumbuh subur di ladang mereka. Kini ladang mereka di penuhi dengan buah strawberry yang siap di kirim ke pasaran dengan kualitas tinggi dan harga yang mahal. Dan saat itulah ka Laisa memutuskan untuk meneruskan sekolah Dali, awalnya Dali menolak untuk sekolah kembali, dia lebih senang membantu ka Laisa dan mamak di ladang, tapi ka Laisa memarahinya dan bilang bahwa dia harus tetap sekolah dan menjadi anak yang pintar agar membanggakan mamak , ka Laisa dan almarhum ayahnya. Akhirnya Dali menurut pada ucapan kakak tersayangnya itu.Waktu terus berputar seperti halnya roda. Kini lembah mereka sudah dipenuhi oleh perkebunan strawberry, warga lembah memilih untuk mengikuti jejak ka Laisa yang menanam strawberry daripada padi dan jagung yang jelas jelas untungnya hanya sedikit. Saat itu pula lembah mereka memiliki kemajuan dalam bidang ekonomi, ka Laisa lah yang paling berjasa di lembah itu. Kini ka Laisa sudah berumur 35thn lebih, Dalimunte sudah menjadi orang yang membanggakan, dia dapat beasiswa ke luar negri dan sekarang bekerja di laboratorium untuk melakukan penelitian, dia sudah mengantongi gelar profesor, dan juga dia sudah memiliki istri yang cantik juga sangat baik kepada keluarga Dalimunte. Ikanuri dan Wibisana juga sudah menjadi orang yang sukses, dia sudah memiliki bengkel besar di kabupaten, dan juga sudah memiliki istri cantik nan baik hati seperti istri Dalimunte.Yashinta kecil yang dulu adalah anak kecil nan manis, sekarang sudah menjadi gadis dewasa cantik dan juga sangat cerdas, sekarang dia kuliah di luar negeri untuk mengambil beasiswa di bidang ilmu alam, ketertarikannya pada alam di mulai dari melihat anak berang-berang lucu dulu bersama ka Laisa.Sebenarnya Dalimunte , Ikanuri dan Wibisana enggan menikah dulu sebelum ka Laisa menikah, mereka rela menunggu ka Laisa hingga kapan pun, bagaimanapun juga ka Laisa adalah orang yang sangat berjasa bagi hidup mereka, mereka tidak mungkin melintasi ka Laisa. Hingga akhirnya ka Laisa meyakinkan mereka untuk menikah terlebih dahulu, karna ka Laisa memang rela untuk di lintasi oleh mereka. Walaupun dia sudah tua dan tidak memiliki suami ataupun anak, dia sudah sangaaaaaat bahagia memiliki adik-adik yang membanggakan dan memiliki mamak di sampingnya. Hingga akhirnya adik-adiknya melintasi mereka.Yashinta dewasa pun sama, padahal dia sudah merasakan jatuh cinta pada teman sepenelitiannya bernama Goughsky, orang itu juga sangat mencintai Yashinta. Hingga akhirnya Goughsky bersilaturahmi ke rumah Yashinta dan melamar Yashinta di depan mamak dan kakak-kakaknya. Dan ketika itu pula Yashinta menolak orang itu. Karna dia tidak mungkin harus melintasi ka Laisa seperti ka Dali, dan yang lain. Ka Laisa adalah kakak yang baik dan tidak pernah mengecewakan adik-adiknya terutama Yashinta, sungguh teganya jika dia melintasi ka Laisa. Dan seperti tahun tahun yang lalu, ka Laisa mencoba berbicara pada Yashinta supaya jangan menunggu sampai ka Laisa menikah, walau bagaimanapunka Laisa rela kalau dia harus di lintasi oleh adik-adiknya. Tetapi pendirian Yashinta sudah bulat, dia tidak mungkin melintasi ka Laisa, dia akan tetap menunggu hingga ka Laisa menikah dan lebih baik menjauh dari Goughsky, walau sangat berat bagi hatinya tapi ini demi ka Laisa.Waktu terus berputar,, tidak ada yang tahu bahwa Allah memiliki rencana seperti ini,,Ka Laisa di katakana oleh dokter bahwa ia mengidap kanker, dia menutupi tentang penyakitnya ini kepada adik-adik tersayangnya, hanya kepada mamak lah dia bicara. Waktu terus berlalu , hari hari ka Laisa menjadi penuh dengan perjuangan melawan kanker, dia terus berobat ke rumah sakit tanpa sepengetahuan adik-adiknya,, dan hingga saatnya tiba, kanker di tubuh ka Laisa sudah makin parah, kata dokter sudah stadium IV , dan saat itulah mamak mengirim sms kepada anak-anaknya yang berada di kota agar segera pulang, karna hidup ka Laisa bisa terhitung jari .Saat mereka sampai ke lembah satu per satu, mereka menangis melihat ka Laisa terbaring lemah di ranjang dengan infus dan peralatan dokter lainnya, rumah mereka di penuhi oleh warga yang sedang membacakan surat Yassin. Mereka memohon maaf kepada ka Laisa apabila mereka punya salah, apalagi Ikanuri dan Wibisana yang selalu membuat onar ketika kecil. Dan yang terakhir dating adalah Yashinta, dia dating di saat yang tepat, ketika ka Laisa masih di beri kesempatan oleh Allah untuk bertemu dengan adiknya yang terakhir. Yashinta dating menggunakan kapal terbang milik pemegang saham penelitiannya, di temani juga oleh orang yang dia cintai dulu (Goughsky). Saat itu yashinta mengalami patah tulang dan memar di tubuhnya karna terburu-buru turun gunung karna ingin segera pulang ke lembah untuk bertemu dengan ka Laisa. Allah memang baik, yashinta masih di beri kesempatan untuk bertemu ka Laisa, saat itu juga Yashinta memeluk tubuh ka Laisa yang terbaring lemah, Yashinta memohon maaf kepada ka Laisa apabila ia punya salah, dan seketika itu juga ka Laisa meminta Yashinta untuk menikah dengan Goughsky di depan ka Laisa. dan akhirnya setelah ka Laisa melihat pernikahan Yashinta, dia menghirup nafas terakhirnya dan meninggalkan dunia ini dengan senyuman di bibirnya.Keterangan : artikel ini karangan dine asli tanpa copas dari blog manapun, murni mikir sendiri. Dan apabila ada yang copas tanpa izin dine, maka sama saja seperti mencuri. thanks