Sinopsis Film the God Must Be Crazy

download Sinopsis Film the God Must Be Crazy

of 9

description

Synopsis the god must be crazy

Transcript of Sinopsis Film the God Must Be Crazy

Kearifan Lokal dalam Pesan SebuahFilmBY INDRIATI YULISTIANI SOEMAWISASTRA SENIN, 19 JANUARI 2009 FILM CERITA KEARIFAN LOKAL THE GODS MUST BE CRAZY.entry-author

Rate This

[if !mso]>

Keberhasilan film Australia dalam memperlihatkan kekuatan local wisdom atau kearifan lokal, membuat saya teringat pada beberapa film lain dengan konteks yang sama. Konteks budaya lokal saat harus berhadapan dengan budaya modern (budaya Barat/western). Salah satunya, yang paling fenomenal, adalah film The Gods Must Be Crazy. Jika film Australia (meskipun sedikit) mengangkat budaya masyarakat Aborigin, atau masyarakat asli benua Kangguru, maka The Gods Must Be Crazy kental dengan budaya Afrika.Film The Gods Must Be Crazy merupakan karya Jamie Uys, seorang kulit putih Afrika Selatan. Film ini dibuat saat negaranya masih menerapkan politik Apartheid atau pembedaan warna kulit. Di film ini, Jamie Uys tak hanya berperan sebagai sutradara, tetapi juga produser hingga penulis naskah (bahkan juga muncul sebagai salah satu karakter tambahan dalam film tersebut).Film yang mengambil lokasi di Botswana dan Afrika Selatan ini, bercerita mengenai pengalaman Xi (dibaca dengan dialek setempat sebagai Gi, yang diperankan oleh seorang petani Namibia bernama N!xau), seorang anggota suku gurun yang hidup di Gurun Kalahari.The Gods Must Be Crazy pertama kali diedarkan di Afrika Selatan pada tahun 1980. Jensen Farley Picture adalah distributor yang membawa film bergenre komedi slapstik ini masuk secara terbatas di wilayah Amerika Serikat di tahun 1982.Baru dua tahun kemudian, setelah The Gods Must Be Crazy terbukti menarik minat penonton Amerika Serikat, 20th Century Fox, distributor yang memiliki jaringan internasional yang sangat luas, mengedarkan film ini ke seluruh dunia. Hanya dalam waktu singkat, The Gods Must Be Crazy menjadi box office, dan tercatat sebagai film asing dengan hasil terbesar yang pernah diedarkan di AS.Kisah Xi dan Botol Coca Cola

Xi adalah seorang laki-laki gurun yang hidup dari hasil tanahnya, di Gurun Kalahari. Ia dan keluarganya hidup bahagia karena Tuhan telah menyediakan berbagai kebutuhan hidup yang cukup berlimpah bagi mereka, sehingga tidak ada lagi keinginan yang harus dicapai.Suatu hari kehidupan sederhana yang mereka jalani terganggu dengan kehadiran sebuah botol minuman Coca Cola. Seorang pilot pesawat yang melintas di daerah itu menjatuhkan botol Coca Cola di wilayah suku gurun Xi. Benda asing itu mereka anggap kiriman Tuhan, yang ternyata mempunyai banyak kegunaan.Namun masalah muncul karena hanya ada satu botol, padahal hampir semua anggota suku menginginkannya. Tidak berapa lama, mereka harus menghadapi kondisi yang tidak pernah mereka alami sebelumnya: permusuhan, kebencian, bahkan kekerasan.Dengan segera pandangan mereka terhadap botol Coca Cola berubah, dari sebuah benda kiriman Tuhan menjadi sesuatu yang jahat dan harus dibuang di ujung dunia. Xi dengan sukarela mengajukan diri untuk mengerjakan tugas itu. Akibatnya, Xi harus melakukan perjalanan jauh, yang ternyata bukan hanya menjadi perjalanan fisik tapi juga perjalanan budaya dan mental.Dalam perjalanan itu, Xi berkenalan dengan peradaban Barat, dan berhubungan serta berbagi pengalaman dengan manusia-manusia modern seperti Andrew Steyn, seorang peneliti binatang, dan Kate Thomson, seorang guru sekolah desa. Ia juga bertemu dengan pemimpin teroris bernama Sam Boga. Film ini secara menarik memperlihatkan interpretasi menyangkut peradaban (barat) yang disajikan melalui kaca mata Xi.Xi akhirnya tiba di puncak bukit. Ia melihat awan yang menggantung di bawahnya tanpa ada yang menyangga. Tidak heran Xi mengambil kesimpulan inilah ujung dunia tempat ia harus melempar botol. Misi Xi akhirnya terlaksana. Lokasi pengambilan gambar ujung dunia yang indah ini, dikenal sebagai Gods Window.

Xi dan ujung dunia.Saat Dua Peradaban BertemuPerbedaan mendasar antara The Gods Must Be Crazy dengan film Australia adalah cara pandang pembuatnya terhadap budaya lokal. Di film Australia, budaya lokal pada akhirnya bisa berjalan berdampingan dengan budaya modern. Namun pada The Gods Must Be Crazy masih banyak prasangka dan kendala yang membuat budaya lokal tetap terkesan subordinat bila dibandingkan dengan budaya modern.

Botol coca-cola yang menimbulkan malapetaka.Etnisitas Muncul, Perbedaan TerlihatKetika melihat film The Gods Must Be Crazy, kita disadarkan oleh kenyataan betapa warga suku gurun itu relatif terisolir. Geografis menjadi rintangan besar yang harus dihadapi untuk dapat berinteraksi dengan kelompok lain. Tidak heran jika anggota suku gurun seperti Xi tidak terlalu menyadari keunikan etnis serta budaya mereka.Kesadaran baru muncul saat mereka mulai berinteraksi dengan orang-orang dari etnis lain. Xi mulai sadar memiliki latar etnis, budaya serta bahasa yang berbeda saat bertemu dengan Andrew Steyn dan Kate Thomson, ataupun tokoh antagonis Sam Boga, seorang pemimpin gerilyawan berkulit putih yang seluruh anggota pasukannya berkulit hitam.Pertemuan dengan sesama kulit hitam namun dari suku berbeda juga menghadirkan kesadaran lain. Mereka, yang secara fisik terlihat tidak berbeda dengan Xi, nyatanya memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda. Kondisi ini melahirkan perasaan in goups-out group. Xi tentu merasa in group dengan para kerabatnya sesama anggota suku gurun. Tapi ia merasa ada di kelompok yang berbeda saat bertemu dengan orang-orang berlatar etnis berbeda.

Xi (diperankan oleh N!xau).Pertemuan-pertemuan tersebut membuat Xi menyadari latar etnis yang dimiliki (dua pakar komunikasi antar budaya yaitu William B. Gudykunst dan Young Yun Kim menyatakannya sebagai etnisitas) dan perbedaannya dengan anggota kelompok etnis yang lain. Xi yang sebelumnya hanya kenal dengan sesama anggota suku gurunnya, mulai menerima adanya perbedaan. Saat yang sama, identitas sosialnya sebagai anggota kelompok sosial (dalam hal ini kelompok etnis) muncul.Hadirnya kesadaran menyangkut identitas sosial biasanya memang merupakan proses alamiah. Proses yang antara lain hadir karena adanya kebutuhan kita untuk merasa menjadi pribadi yang unik, tapi juga memiliki kesamaan dengan orang lain, sehingga bisa menyatu dengan mereka. Dalam kasus para tokoh di film The Gods Must Be Crazy, kehadiran anggota kelompok etnis lain yang berbeda membuat kondisi ini sadar ataupun tidak sadar muncul. seringkali disebabkan adanya prasangka etnis serta Stereotip dalam menilai anggota kelompok lain.Prasangka Etnis yang Berujung pada DiskriminasiEtnisitas yang lebih inward looking berjalan beriringan dengan label etnik yang memiliki karakter outward looking. Saat menyadari adanya etnisitas, pada saat yang sama kita melekatkan label-label etnis tertentu pada kelompok lain. Label etnis bisa berujung pada prasangka etnis serta stereotip.Stereotip sesungguhnya adalah gambaran di kepala kita terhadap kelompok lain. Stereotip merupakan gabungan pengetahuan (kognisi) yang kita miliki terhadap sebuah kelompok, yang kemudian kita tampilkan terhadap anggota kelompok tersebut. Seringkali seseorang menggunakan stereotip untuk mengurangi ketidakpastian yang dimiliki, saat berhadapan dengan orang asing. Padahal, tentu saja, stereotip tidak pernah meningkatkan akurasi prediksi kita. Yang jelas, stereotip justru biasanya berujung pada prasangka etnis.Film The Gods Must Be Crazy juga menjadi contoh nyata hadirnya stereotip tertentu. Latar belakang sang pembuat, seorang kulit putih yang hidup di negara yang sedang menganut sistem politik Apartheid, mungkin menyebabkan ia dengan mudah menempelkan label terbelakang dan minimnya pengetahuan masyarakat kulit hitam di Afrika.Pada titik tertentu, label terbelakang itu sebegitu ekstrim sehingga pengetahuan mengenai dunia yang bulat-bundar belum sampai ke mereka. Xi, dan anggota kelompok etnisnya tetap percaya pada pengetahuan abad pertengahan, bahwa bumi berbentuk datar sehingga akan ditemukan ujungnya.Di sisi lain, penggambaran manusia Barat sebagai pemegang kunci peradaban tetap dilanggengkan. Hal itu tidak saja diperlihatkan dengan penggambaran kehidupan sehari-hari beberapa tokoh (barat/putih) tapi juga pekerjaan yang mereka miliki. Seorang peneliti dan seorang guru adalah ikon-ikon pemilik pengetahuan yang sempurna.

Saat Xi berinteraksi dengan Kulit Putih.Memang dalam beberapa adegan digambarkan kekikukan sang peneliti terutama saat berhadapan dengan sang guru. Misalnya saat adegan penjemputan sang guru yang baru tiba di Afrika Selatan dari Amerika Serikat, dengan menggunakan mobil bobrok yang tidak memiliki rem dan akhirnya malah tersangkut di sebuah pohon. Namun secara keseluruhan, supremasi pengetahuan tetap digambarkan berada di tangan kulit putih.Setelah fim beredar secara luas, banyak suara-suara yang menyatakan bahwa sang sutradara memperlihatkan banyak prasangka ras dalam film The Gods Must Be Crazy. Uys membantahnya dengan menyatakan tidak pernah memikirkan masalah ras saat membuat film. Yang jelas identifikasi seperti itu juga sangat sesuai untuk masuk dalam alam berpikir masyarakat Barat.Menertawakan kepolosan (untuk tidak dikatakan kebodohan) seorang hitam saat bersentuhan dengan peradaban modern (diwakili botol Coca Cola), menjadi hiburan yang menyenangkan bagi para penonton kulit putih. Jika hal sebaliknya yang digambarkan, saya tidak yakin penonton dari belahan dunia Barat akan tertarik.Stereotip yang muncul di sepanjang film memang biasanya didasari oleh etnosentrisme atau perasaan cinta yang berlebihan pada budaya sendiri. Masalahnya kemudian, etnosentrisme dan stereotip seringkali berujung pada diskriminasi terutama oleh tokoh yang memiliki power lebih dibanding tokoh lain. Namun di film The Gods Must Be Crazy, perlakuan diskriminasi lebih terlihat dilakukan sesama tokoh yang berkulit hitam.Hal ini misalnya terlihat pada adegan pengadilan terhadap Xi karena dianggap mencuri kambing. Saat itu sang hakim yang sebetulnya juga berkulit hitam, tapi dari latar budaya yang berbeda dengan Xi, tidak mau mendengar penjelasan penerjemah Xi (berkulit hitam, yang secara kebetulan pernah tinggal beberapa saat bersama suku Xi di Gurun Kalahari) bahwa di suku Xi tidak dikenal konsep mencuri.Bagi Xi kambing yang berlarian (walaupun sedang digembalakan seorang anak) adalah milik alam bebas yang bisa diburu saat mereka ingin makan. Kambing, yang baru sekali itu dilihatnya, tampak lezat untuk dimakan. Dengan tanpa senyum sedikit pun hakim menjatuhkan hukuman 3 bulan penjara. Hukuman itu memang tidak terlalu lama, namun bisa membunuh seorang anggota suku gurun seperti Xi karena tidak terbiasa berada di dalam ruangan.Lepas dari stereotip hingga diskriminasi yang terjadi dalam melihat dan menilai budaya milik orang lain (dalam hal ini masyarakat kulit hitam Afrika), penonton di hampir seluruh dunia memang bisa dibuat tertawa dengan kepolosan suku gurun di Afrika. Bagaimana pun, film ini secara komersial mencapai tujuannya dengan menjadi box office dunia.

Selesai menonton film God Must be Crazy , quotes Sudjiwo Tedjo yang mengatakan bahwa masa depan itu ada di belakang semakin saya yakini nyata adanya. Saya akan membahas itu sebentar.

Melihat Xi dan sukunya bertahan hidup di daerah tandus Kalahari menunjukkan suatu keterampilan hidup yang luar biasa. Mereka mengadaptasikan diri mereka dengan lingkungan. Mereka tahu harus berbuat apa dengan lingkungannya, seperti cara mendapatkan air dan makanan.

Dalam kehidupan mereka terlihat bahwa idealisme mereka murni hanya bertahan hidup, karena tidak ada lagi yang mereka kerjakan selain food gathering dan usaha-usaha melengkapi kebutuhan sandang,pangan papan. Membuat mereka tidak menandai hari dengan penanggalan.

Mereka hidup berkelompok dalam skala kecil. Karena hidup bersama-sama dalam skala kecil, kehidupan sosial mereka tidak menghasilkan strata dan norma-norma hukum yang pasti, bahkan mereka tidak mengenal system kepunyaan. Satu prinsip yang mereka anut adalah Tuhan menciptakan semuanya untuk kebaikan, sehingga mereka sama sekali tidak memiliki rasa benci terhadap apapun ciptaan lain di sekitar mereka.

Suatu hari Xi menemukan botol kaca. Dalam peradaban mereka kaca adalah sesuatu yang aneh dan baru. Botol kaca itu dibuang oleh pilot pesawat yang melintas di daratan Kalahari. Sedangkan suku di Kalahari menyebut itu sebagai pemberian Tuhan. Botol Kaca ini menjadi pusat perhatian dan semua orang merasa butuh untuk menggunakannya. Mulai muncul ownership dan kecemburuan. Xi berniat mengembalikan benda itu kepada Tuhan, benda itu membawa keburukan bagi mereka, dan mereka menyangka Tuhan pasti telah salah mengirimkan itu kepadanya.

Dari sinilah ia bertekad melemparkan kaca itu ke ujung dunia, perjalanan ke ujung dunia membuat ia menemukan peradaban lain di luar Kalahari yang sudah lebih kompleks dalam interaksi sosialnya. Ada semacam culture Shock yang ia dapatkan, mulai dari menemukan hewan yang berlari sangat cepat (mobil), Tuhan (manusia dengan rambut bewarna dan memiliki pakaian), persamaan hak atas apa yang ada di bumi (pidana membunuh hewan ternak yang bukan kepunyaan).Sedangkan di sisi lain, di film ini juga diperlihatkan kehidupan perkotaan yang sudah jauh lebih kompleks dan heteorogen. Seolah-olah mereka tidak ingin beradaptasi dengan lingkungan, mereka berusaha mengadaptasikan lingkungan pada kebutuhan mereka, seperti pada pembuatan jalan raya, gedung, dan lain-lain. Ada sistem strata dan sistem kehidupan yang berjalan secara teratur dan di desain sedemikian rupa. Penduduk perkotaan berkomunikasi dengan bahasa universal yang bisa dimengerti semua orang. Mereka mengembangkan teknologi agar mempermudah kehidupan dan upaya memenuhi kebutuhan.

Sungguh sangat kontras melihat corak kehidupan mereka. Saya menyadari bahwa behavior suku di Kalahari dan penduduk di perkotaan atau pedesaan selalu didasari oleh pengetahuan yang dipercaya bisa memenuhi kebutuhan manusia dan mendukung keberlangsungan hidup. Yang sering menjadi masalah, adalah timbulnya stereotypes dan menggunakan parameter yang berbeda dalam menilai kelompok lain di luar kelompok mereka. Padahal bila ditinjau lebih jauh, ada alasan yang kuat dalam mendorong prilaku demikian.

Pelajaran berharga yang saya dapat setelah menonton film ini adalah empati kepada perbedaan. Film ini menyadarkan saya kalau perkembangan teknologi tidak selalu memberikan manfaat dan efektif dalam mempermudah kehidupan. Akan menjadi suatu masalah besar bagi suku di Kalahari , masalah dalam interaksi sosial dan lingkungan mereka.

Menyinggung apa yang saya utarakan pada paragraph awal, menyatakan bahwa: Masa depan ada di belakang, merupakan suatu kepastian bagi saya. Saya selama ini selalu menganggap bahwa mereka yang masih hidup secara sederhana seperti suku Kalahari merukan peradaban kuno dan terbelakang. Kini saya sadar kalau mereka lebih maju pengetahuannya daripada manusia yang menganggap dirinya berperadaban tinggi. Pengetahuan yang saya maksudkan adalah pengetahuan dalam navigasi, berburu ,mendeteksi sumber makanan, dan menjaga keseimbangan alam. Sungguh suatu pengetahuan yang sangat ilmiah tapi tidak bisa dijelaskan secara ilmiah oleh mereka.

Duuuh..nggak bosen-bosen deh liat aksi Xi yang polos di film The God Must Be Crazy. Ada beberapa film The God Must Be Crazy, dan semua film itu berhasil membuat saya tertawa melihat tingkah Xi yang sangat polos. Film ini dibuka dengan penggambaran kesibukan di kota. Setiap orang sudah diatur oleh jam dan sibuk dengan kegiatan masing-masing hingga menimbulkan stress yang tinggi pada masyarakatnya. Di sana ada tokoh Kate Thompson yang tampak stress dengan kehidupan kota hingga dia memutuskan untuk menerima tawaran sebagai guru di Botswana.Di dunia lain, sebuah pedalaman bernama Kalahari, tinggalah Xi bersama keluarganya. Suatu saat, ada sebuah pesawat yang melintasi langit Kalahari. Pilot pesawat kecil itu melemparkan botol kaca bekas Coca Cola. Hingga botol itu jatuh dan ditemukan oleh Xi. Xi sangat takjub dengan benda yang baru dilihatnya itu. Benda itu bening seperti air tapi lebih keras daripada kayu. Xi membawa ke keluarganya dan semuanya langsu g tertarik dengan benda aneh itu. Benda itu bisa dipakai untuk memukul-mukul adonan, bisa dipakai untuk menghaluskan kulit ular, bahkan bisa dipakai sebagai alat musik.Tapi, ternyata benda itu malah menimbulkan pertengkaran di tengah keluarganya. Mereka berebut benda itu hingga saling berkelahi. Xi sedih dan menganggap benda itu sebagai benda jahat yang harus dibuang jauh-jauh. Xi pun mengubur benda itu. Tapi, seekor Hyena menggali tanah dan membawa botol itu. Keesokan harinya benda itu ditemukan salah satu anak. Anak itu meniup benda itu hingga menghasilkan suara. Benda itu pun menjadi mainannya. Anak-anak lain ingin mencoba dan saling berebut. Mereka berkelahi. Xi datang melerai. Semua keluarga menjadi sedih dengan kehadiran benda tersebut hingga Xi memutuskan akan membuang benda itu ke ujung dunia.Di tempat lain, Seorang peneliti kotoran bernama Andrew Steyn sedang melakukan penelitian terhadap gajah. Saat itu datang seorang pendeta yang meminta bantuan Steyn untuk menjemput seorang guru. Mobil milik pendeta rusak hingga meminta Steyn untuk menjemput dengan mobilnya. Padahal, mobil Steyn pun sedang diperbaiki dan belum dipasang rem. Tapi berhubung kebutuhannya sangat mendesak maka Steyn pun terpaksa berangkat dengan mobil yang tidak ada remnya.Banyak adegan lucu saat Steyn kesulitan dengan mobil tanpa remnya. Adegan-adegan itu membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Ternyata Steyn punya kelemahan, dia sangat gugup bisa bertemu dengan wanita hingga sering melakukan perbuatan ceroboh. Begitu pula saat berhasil bertemu dengan Kate. Steyn berhasil mempermalukan dirinya sendiri dengan tingkah konyolnya. Apalagi saat dia melompat keluar akan membuka pagar sementara itu mobilnya tidak ada remnya. Kate menjerit-jerit karena remnya blong. Steyn sambil berlari-lari bilang kalau mobilnya akan balik lagi. Heheheiya, balik lagi karena jalannya menanjak. Pokoknya, banyak adegan lucu, deh.Di perjalanan, mesin mobil Steyn berhenti karena terjebak di danau. Mereka pun memutuskan untuk bermalam di sana. Saat mereka sedang istirahat di depan api unggun, tiba-tiba seekor badak muncul. Steyn sepontan mengajak Kate lari. Saking paniknya, Steyn malah menubruk Kate dan langsung naik ke pohon. Kate pun ikut-ikutan naik pohon. Badak secara otomatis mematikan api. Kate menuduh Steyn mematikan api. Steyn berusaha meyakinkan Kate bahwa yang mematikan api adalah badak.Keesokan harinya, Steyn berusaha untuk menarik mobil dari danau. Kate yang sedang merapikan kopernya bertemu dengan Xi yang membawa botol. Xi menganggap Kate adalah Dewa yang turun ke bumi. Xi mengatakan bahwa Kate sudah sangat baik menurunkan benda itu ke bumi tapi ternyata benda itu mendatangkan kesengsaraan bagi dirinya, Xi meminta Kate mengambil benda itu lagi. Kate yang tidak mengerti ucapan Xi langsung menemui Steyn. Steyn pun tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh Xi. Akhirnya Xi pergi.Ada adegan lucu saat mobil yang ditarik oleh Steyn menggantung di pohon. Untungnya, Mpudi datang dan menjemput mereka. Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan seorang laki-laki yang sokpahlawan (lupa lagi namanya). Laki-laki bagai dewa penolong yang langsung mengambil alih Kate dari Steyn. Steyn hanya diam dan mengutuki perbuatan cerobohnya di depan Kate. Padahal, Steyn tertarik pada Kate.Xi yang sedang melanjutkan perjalanan merasa lapar. Dia melihat sekelompok kambing yang sedang digembalakan. Dia pun menyiapkan panah dan memanah seeokor kambing. Hal itu biasa dia lakukan di pedalaman Kalahari. Tapi, ternyata perbuatannya itu membuatnya dihukum. Dia dipenjara dengan tuduhan telah membunuh binatang ternak. Dia pun dihukum 3 bulan penjara. Xi yang seumur hidupnya tidak pernah melihat tembok tentunya sangat menderita saat harus dipenjara. Selama dipenjara dia tidak mau makan. Untungnya, Mpudi yang bisa bahasa Bushman (bahasa sukunya Xi) mengetahui hal itu dan meminta Steyn untuk membantu mengeluarkan Xi. Akhirnya, Steyn menjamin Xi agar bisa keluar dari penjara. Xi pun dibebaskan dari penjara dengan syarat harus menjadi pembantu Steyn selama sisa tahanan.Kate pun mengajar anak-anak di Botswana. Pada saat itu, terjadi juga pemberontakan yang dipimpin oleh Sam Boga. Kelompok pemberontak itu berhasil membunuh mentri hingga dikejar-kejar oleh pasukan pemerintah. Kelompok pemberontak itu melarikan diri hingga masuk ke Botswana. Di sana, mereka menyandera Kate dan murid-muridnya yang sedang belajar. Sam Boga mengancam akan membunuh anak-anak itu jika keinginannya tidak dipenuhi. Sam Boga memerintah anak-anak itu membuat lingkaran dan dia bersama pasukannya berjalan di tengah-tengah lingkaran. Sam Boga memerintahkan anak-anak berjalan sejauh 20 mil dan meminta pemerintah menyediakan makanan setiap 20 mil.Saat itu, Steyn bersama Mpudi dan Xi sedang naik ke bukit untuk melakukan penelitian. Saat itulah, Xi melihat ada truk yang melemparkan makanan. Xi juga melihat ada rombongan anak-anak. Xi memberi tahu Mpudi. Mpudi pun meminta Steyn melihat melalui teropong. Steyn kaget melihat Kate dan anak-anak yang ditawan menjadi sandera Sam Boga. Steyn pun mengutus Xi untuk melakukan pengintaian dan melumpuhkan pasukan Sam Boga. Dengan kecerdikannya, Xi berhasil melumpuhkan anak buah Sam Boga dengan jarum yang membuat tidur. Sayangnya, ada dua orang yang tidak sempat dibius karena keluar dari pasukan untuk bermain kartu.Kate dan anak-anak berhasil mengambil senjata Sam Boga dan anak buahnya. Saat itu tiba-tiba ada senjata yang meletus. Tentu saja, dua orang anak buah Sam Boga yang sedang main kartu sadar. Mereka menembaki Kate dan anak-anak. Steyn dan Mpudi langsung turun dan membantu melumpuhkan dua orang tersebut hingga keduanya dapat diringkus. Saat itulah terjadi keributan saat Xi berusaha mengebdarai mobil milik Steyn. Mobil itu berhasil jalan tapi dengan jalan mundur hingga Steyn langsung berlari mengejar mobil. Saat itu datang juga laki-laki yang sokpahlawan dan mengambil alih situasi hingga seakan-akan dialah yang menyelamatkan Kate. Mpudi sampai bilang, Kenapa jadi dia yang jadi pahlawannya?Xi yang sudah bekerja menjadi pembantu Steyn akhirnya dibebaskan karena sudah selesai waktunya. Xi pun berpamitan dan bilang akan mencari benda jahat untuk dibuang ke ujung dunia. Steyn merasa bahwa Xi memberikan kesan yang sangat berharga baginya. Steyn merasa pasti akan merindukan Xi. Steyn pun memberikan uang kepada Xi. Mpudi bilang bahwa Xi tidak mengenal uang dan akan percuma kalau Xi diberi uang. Tapi, Steyn tetap ingin memberikan uang karena peraturan adalah orang yang bekerja untuknya wajib mendapat bayaran, itu sudah aturan. Xi pun menerima uang dan pamitan.Steyn sudah tidak bisa menahan perasaannya kepada Kate. Dia pun berniat akan mendatangi Kate dan menjelaskan semuanya. Dia pun nekat mendatangi Kate. Saat itu Mpudi ikut mengantar. Seperi biasa, Steyn berhasil berbuat konyol dengan perbuatan cerobohnya mengacaukan meja Kate. Tapi, selama itu juga Steyn berhasil mengungkapkan perasaannya kepada Kate. Awalnya, Steyn khawatir Kate marah. Tapi, yang terjadi malah Kate tertawa senang dan mengatakan bahwa kejiwaan Steyn merupakan fenomena yang tidak bisa tapi sangat manis. Kate pun mencium Steyn.Di tempat lain, Xi terus berjalan ke atas gunung hingga berhasil menemukan ujung dunia. Sepertinya Xi berdiri di puncak sebuah gunung tinggi karena di bawahnya banyak awan-awan. Xi pun melemparkan benda jahat yang sudah membuatnya bertualang keluar dari Kalahari.