SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH … Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI),...
Transcript of SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH … Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI),...
SINKRONISASI KEBIJAKAN
PUSAT DAN DERAH DALAM
PENGUATAN IKLIM USAHA
DAN INVESTASI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015 - 2019
( 9 AGENDA PRIORITAS )
Nomor PRIORITAS
1 Perlindungan dan keamananan seluruh warga negara
2 Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratif dan Terpercaya
3 Memperkuat Daerah-daerah dan Desa dalam kerangka NKRI
4Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan terpercaya
5 Peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia
6Peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
7Kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
8 Revolusi Karakter Bangsa
9 Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
| 2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
RPJM
NASIONAL
NKRI
RPJMD
PROVINSI
RPJMD
KAB/KOTA
PE
NC
AP
AIA
N S
AS
AR
AN
PE
NJA
BA
RA
N S
AS
AR
AN
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
UNTUK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL
1. Sasaran dan Prioritas Pembangunan
Nasional adalah tujuan bernegara di
semua tingkat pemerintahan
2. Sasaran dan Prioritas RPJMN adalah
tujuan bernegara dalam jangka
menengah yang harus dicapai oleh
semua tingkat pemerintahan sesuai
dengan tingkat kewenangannya,
3. Partisipasi Pemerintah Provinsi,
Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
4. Dalam kerangka pencapaian tujuan
bernegara tsb, maka sasaran prioritas
pembangunan nasional harus dijabarkan
ke semua tingkat pemerintahan sesuai
dengan kewenangan.
| 3
SINKRONASI KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PUSAT
DAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
HUBUNGAN ANTARA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PUSAT DAN DAERAH DALAM
RANGKA IMPLEMENTASI RPJMD
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM
Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”
• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan dengan
pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana
strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya sasaran
pembangunan nasional.”
| 5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN NASIONAL(Pasal 258 & Pasal 259)
TARGET
PEMBANGUNAN NASIONAL
1. Peningkatan & pemerataan pendapatan masyarakat,
2. Kesempatan kerja,
3. Lapangan berusaha,
4. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik
5. Daya saing Daerah.
TUJUAN PEMBANGUNAN DAERAH
Sinkronisasi dan harmonisasi
KOORDINASI TEKNIS,
Dikoordinasikan oleh MDN
dengan Menteri Bidang
Perencanaan
K/L PROVINSI
TARGET
PEMBANGUNAN PROVINSI
KOORDINASI TEKNIS Pembangunan dilaksanakan
oleh GUBERNUR sebagai
wakil Pemerintah Pusat
PROV KAB/KOTA
| 6
UPAYA KEMENDAGTI ATAS
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
UMUM PENGUATAN IKLIM USAHA
DAN INVESTASI DAERAH
| 8
FOKUS INVESTASI
upaya yang telah dilakukan Kementerian Dalam Negeri atas kesiapan daerah
terhadap iklim usaha dan investasi
1. Mendorong daerah untuk melakukan pengembangan iklim usaha penanaman modal:
a. memberikan fasilitasi/ insentif oleh Pemerintah Provinsi/Kab kota
b. Membuat peta potensi investasi Pemerintah Provinsi/Kab kota;
2. Mendorong daerah untuk melakukan Kerjasama Penanaman modal, dalam hal ini Pemerintah
Pusat harus mendorong daerah untuk Mendukung kesiapan daerah untuk menyiapkan
kerjasama bilateral, regional dan multilateral penanaman modal di daerah dalam bentuk
perizinan, penyediaan lahan, tata ruang dan pemanfaatan komponen dalam negeri untuk
mendukung program pemerintah pusat.
3. Mendorong daerah untuk melakukan Promosi Penanaman modal pada daerah Provinsi dan
Kabupaten/kota;
4. Mendorong daerah untuk melakukan Pelayanan Investasi/ penanaman modal dengan
meningkatkan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan secara terpadu.
5. Mendorong daerah untuk melakukan Pengendalian pelaksanaan investasi
| 9
TATA PERDAGANGAN
1. Kesiapan perangkat daerah dalam pelayanan
perizinan dan pendaftaran perusahaan, sepertiantara lain :
a. Penertiban SIUP perdagangan bahan
berbahaya, beralkohol, pengelolaan pasar
rakyat, pusat perbelanjaan, tanda daftargudang.
b. Penerbitan angka pengenal importer (API)
2. Kesiapan daerah untuk menyediakan sarana
distribusi pengenal, dengan pembangunan dan
pengelolaan pusat distribusi regional dan pusat
distribusi provinsi.
3. Kesiapan perangkat daerah untuk melakukan
stabilisasi harga kebutuhan bahan pokok danbarang penting, seperti :
a. Menjamin ketersediaan kebutuhan pokok
b. Pemantauan harga dan informasi bahanpokok
c. Melakukan operasi pasar dna
d. Pengawasan pupuk dan pestesida di daerah
Berkaitan dengan tata perdagangan dalam rangka penguatan iklim usaha, Kementerian
Dalam Negeri juga melakukan pembinaan dan umum atas kesiapan daerah untuk
melaksanakan berbagai indikator urusan perdagangan di daerah, antara lain:
4. Kesiapan perangkat daerah untuk mendukungpengembangan ekspor dengan melakukan :
a. Penyelenggaraan promosi dagang melalui
pameran dagang internasional, nasional danlocal
b. Kampanye citra produk ekspor skala nasionaldan daerah.
5. Kesiapan perangkat daerah untuk menyiapkan
sistem informasi industri nasional, dengan
penyampaian laporan informasi Izin Usaha Industri(IUI) dan Izin Perluasan Kawasan Industri (IPKI)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
ISU STRATEGIS
1. Pengembangan potensi ekonomi
a. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri (KI), diantaranya :
menyiapkan kawasan sentra pengolahan komoditas unggulan,
mengembangakan klaster-klaster industri pengolahan, meningkatkan
produktivitas hasil olahan, dan mengembangkan tempat penyimpanan ikan
yang berteknologi tinggi;
b. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET), diantaranya :
mengembangkan kawasan pengelolaan klaster-klaster komoditas unggulan
dan meningkatkan pembinaan dan pendampingan komoditas unggulan; dan
c. Kawasan Perhatian Investasi (KPI), diantaranya : mengembangkan
produktivitas komoditas unggulan dan industri-industri produk olahan
komoditas wilayah.
| 10
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2. Konektivitas wilayah
a. Penerapan insentif fiskal yang sesuai dengan karakteristik wilayah dan
kompetitif;
b. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan;
c. Pembangunan jalur kereta api; dan
d. Pembangunaan infrastruktur penunjang eksport.
3. Pengembangan SDM dan IPTEK
a. Meningkatkan kualtias SDM;
b. Pengembangan sarana prasarana pendidikan;
c. peningkatan koordinasi antara pusat dan daerah;
d. Pembinaan kelembagaan; dan
e. Kemampuan pengelolaan investasi.
| 11
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
4. Penguatan regulasi bagi peningkatan iklim investasi dan
iklim usaha
a. Memberikan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) dan
penggunaan sistem Pelayanan Informasi dan Perijinan
Investasi secara Elektronik (SPIPISE);
b. Sosialisasi terkait dengan pemanfaatan lahan sebagai
peruntukan investasi; dan
c. Penerapan regulasi insentif fiskal.
| 12
KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
JL. Medan Merdeka Utara No. 7
Jakarta Pusat, 101101
Telp/Fax: (021) 3459339
TERIMA KASIH