Simulasi seminar peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

9
private property SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5 1 Peranan Basis Data Terintegrasi Dalam Sistem Informasi Pertanahan Anindya N Rafitricia 1 , Achmad Rony Malik 1 , A Surya Nugraha 1 1 Jurusan Teknik Geomatika S1 - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya E-mail: [email protected] ABSTRAK - Pemanfaatan sumberdaya alam berupa tanah semakin intensif dan kerap menimbulkan konflik. Konflik tersebut sering terjadi karena adanya pihak-pihak yang ingin menguasai tanah tersebut dan melakukan klaim kepemilikan atas tanah tersebut untuk dikembangkan menjadi perumahan, bangunan dan lain sebagainya. Itu menjadi bukti bahwa sistem manajemen pertanahan di Indonesia masih kurang optimal. Sistem manajemen pertanahan memerlukan informasi pertanahan yang mutakhir dan akurat, sehingga diharapkan meningkatkan layanan informasi pertanahan kepada masyarakat. Keberadaan suatu sistem informasi yang efisien sangat diharapkan mampu mengelola data dengan struktur yang kompleks dan dengan jumlah yang besar karena hal ini dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Basis data merupakan kunci untuk menjadikan sebuah sistem informasi pertanahan menjadi baik atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana dalam membangun sebuah basis data untuk sistem informasi pertanahan yang mampu memudahkan dalam pengambilan suatu kebijakan. Metode yang digunakan dalam pembuatan basis data adalah dengan menggunakan pendekatan terhadap 3 desain basis data yang dibuat secara berurutan, yaitu desain konseptual, desain logikal, dan desain fisikal. Sedangkan untuk tahap awal dari membangun basis data adalah merencanakan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam sistem informasi pertanahan yang berkaitan dengan data spasial, data tekstual maupun data pendukung lainnya yang mencakup informasi data pertanahan.Basis data pertanahan yang terintegrasi digunakan untuk berbagai jenis data tambahan, sehingga baik dan cukup dalam jenis serta kapasitasnya. Untuk mewujudkan basis data terintegrasi ini dibutuhkan penanganan dan dukungan dari pemerintah yang konsisten yang merupakan kunci pembangunan tercapai dengan baik. Kata kunci : basis data, SIP, data spasial, data tekstual, terintegrasi ABSTRACT - Utilization of natural resources such as land became intensified and often leads to conflict. Such conflicts often occur because parties who wants to take controlof the the land and claim ownership to be developed into housing, buildings and so forth. It became an evident that the land management system in Indonesia is still less optimal. Land management system requires la up to date and accurate land information, so it is expected to improve land information services to the public. The existence of an efficient information system is highly expected to manage data with complex structures and large quantities because it can help in the decision making process. Database is the key to determine a land information system is good or not. The aim of this study is to analyze how to build a database for land information system that is able to provide some good facility in making policy. The method in creating a database is these three designs approaches sequentially, ie conceptual design, logical design and physical design. As for the early stages of establishing a database is to plan what information is needed in land information systems related to spatial data, textual data and other supporting data which includes land records information. An integrated databaseused to share main and additional data, therefore a better and capable of storing bigger amouunt of data. Government’s consistent support is highly necessary to create a better and integrated LIS in order to achieve development successness. Key Words : Database, LIS, Spatial Data, Textual Data, Integrated 1. PENDAHULUAN Tanah sebagai salah satu kekayaan sumber daya alam, sangat penting dan memerlukan suatu sistem manajemen yang efektif. Dalam suatu sistem manajemen pertanahan memerlukan informasi pertanahan yang mutakhir, akurat dan sejalan dengan kebutuhan tanah yang semakin tinggi. Salah satu agenda dari Badan Pertanahan Nasiona RI yaitu membangun Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)

Transcript of Simulasi seminar peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

Page 1: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

1

Peranan Basis Data Terintegrasi Dalam Sistem Informasi Pertanahan

Anindya N Rafitricia1, Achmad Rony Malik1, A Surya Nugraha1

1Jurusan Teknik Geomatika S1 - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

E-mail: [email protected]

ABSTRAK - Pemanfaatan sumberdaya alam berupa tanah semakin intensif dan kerap menimbulkan konflik. Konfliktersebut sering terjadi karena adanya pihak-pihak yang ingin menguasai tanah tersebut dan melakukan klaim kepemilikanatas tanah tersebut untuk dikembangkan menjadi perumahan, bangunan dan lain sebagainya. Itu menjadi bukti bahwa sistemmanajemen pertanahan di Indonesia masih kurang optimal. Sistem manajemen pertanahan memerlukan informasipertanahan yang mutakhir dan akurat, sehingga diharapkan meningkatkan layanan informasi pertanahan kepada masyarakat.Keberadaan suatu sistem informasi yang efisien sangat diharapkan mampu mengelola data dengan struktur yang kompleksdan dengan jumlah yang besar karena hal ini dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Basis data merupakankunci untuk menjadikan sebuah sistem informasi pertanahan menjadi baik atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalahmenganalisis bagaimana dalam membangun sebuah basis data untuk sistem informasi pertanahan yang mampumemudahkan dalam pengambilan suatu kebijakan. Metode yang digunakan dalam pembuatan basis data adalah denganmenggunakan pendekatan terhadap 3 desain basis data yang dibuat secara berurutan, yaitu desain konseptual, desain logikal,dan desain fisikal. Sedangkan untuk tahap awal dari membangun basis data adalah merencanakan informasi apa saja yangdibutuhkan dalam sistem informasi pertanahan yang berkaitan dengan data spasial, data tekstual maupun data pendukunglainnya yang mencakup informasi data pertanahan.Basis data pertanahan yang terintegrasi digunakan untuk berbagai jenisdata tambahan, sehingga baik dan cukup dalam jenis serta kapasitasnya. Untuk mewujudkan basis data terintegrasi inidibutuhkan penanganan dan dukungan dari pemerintah yang konsisten yang merupakan kunci pembangunan tercapaidengan baik.

Kata kunci : basis data, SIP, data spasial, data tekstual, terintegrasi

ABSTRACT - Utilization of natural resources such as land became intensified and often leads to conflict. Such conflictsoften occur because parties who wants to take controlof the the land and claim ownership to be developed into housing,buildings and so forth. It became an evident that the land management system in Indonesia is still less optimal. Landmanagement system requires la up to date and accurate land information, so it is expected to improve land informationservices to the public. The existence of an efficient information system is highly expected to manage data with complexstructures and large quantities because it can help in the decision making process. Database is the key to determine a landinformation system is good or not. The aim of this study is to analyze how to build a database for land information systemthat is able to provide some good facility in making policy. The method in creating a database is these three designsapproaches sequentially, ie conceptual design, logical design and physical design. As for the early stages of establishing adatabase is to plan what information is needed in land information systems related to spatial data, textual data and othersupporting data which includes land records information. An integrated databaseused to share main and additional data,therefore a better and capable of storing bigger amouunt of data. Government’s consistent support is highly necessary tocreate a better and integrated LIS in order to achieve development successness.

Key Words : Database, LIS, Spatial Data, Textual Data, Integrated

1. PENDAHULUAN

Tanah sebagai salah satu kekayaan sumber daya alam, sangat penting dan memerlukan suatu sistemmanajemen yang efektif. Dalam suatu sistem manajemen pertanahan memerlukan informasi pertanahan yangmutakhir, akurat dan sejalan dengan kebutuhan tanah yang semakin tinggi. Salah satu agenda dari BadanPertanahan Nasiona RI yaitu membangun Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)

Page 2: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

2

dan Sistem Pengamanan Dokumen Pertanahan di seluruh Indonesia (Affandi, 2010). Hal ini bertujuan untukmemperbaiki kualitas dan kuantitas pengelolaan informasi pertanahan, sehingga diharapkan meningkatkanlayanan informasi pertanahan kepada masyarakat. Keberadaan suatu sistem informasi yang efisiensangat diharapkan mampu mengelola data dengan struktur yang kompleks dan dengan jumlah yang besarkarena hal ini dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Untuk mengumpulkan data informasigeografis dapat diambil dari peta tematik, penelitian, pengukuran dilapangan, atau kumpulan data statistik yangdikumpulkan oleh instansi-instansi pemerintah (termasuk data sensus di dalamnya). Dari data-data tersebut padaumumnya mengandung lebih dari satu atribut yang diasosiasikan dengan lokasi spasialnya.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003, dinyatakan bahwa seluruhtingkatan pemerintahan diminta untuk mengambil langkah-langkah pengembangan e-Government yang dimulaidari menyusun rencana aksi sampai dengan mengimplementasikan e-Government. Implementasi ini harus dapatdilakukan mulai dari tingkat nasional sampai dengan tingkat daerah kabupaten/kota. Berkaitan dengan hal itumaka disadari bahwa penyediaan data dan informasi digital sangat diperlukan, sehingga diperlukan sebuah basisdata yang dapat diakses oleh sistem informasi geografis, sehingga dapat menyediakan sekaligus menganalisisdata-data berupa peta digital untuk keperluan pengambilan kebijakan. Data dan informasi pertanahan saat inimenjadi kebutuhan pokok berbagai pihak yang harus segera terlayani. Ketersediaan data/informasi pertanahanmerupakan salah satu unsur penting dalam tata pengelolaan negara guna perencanaan, perancangan danpengambilan keputusan.

Permasalahan yang muncul adalah bagaimana membangun sebuah basis data untuk mendukung sisteminformasi pertanahan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana dalam membangunsebuah basis data untuk sistem informasi pertanahan yang mampu memudahkan dalam pengambilan kebijakan.

2. METODE

Tahap awal dari membangun basis data adalah merencanakan informasi apa saja yang dibutuhkan dalamsistem informasi pertanahan yang berkaitan dengan data spasial, data tekstual maupun data pendukung lainnyayang mencakup informasi data pertanahan. Data spasial menampilkan informasi secara grafis yakni dibutuhkanpeta dasar, batas administrasi wilayah, objek alami maupun buatan manusia (sungai, jaringan jalan, dll) hinggabatas-batas persil. Objek – objek tersebut di-overlay dengan layer masing-masing. Sedangkan data tekstualberupa data atribut yang disimpan dengan tabulasi dan relasi antaranya untuk melengkapi informasi dari dataspasial.

Data – data yang telah diperoleh kemudian dibuat desain basis data yang memiliki 3 tahapan, yaitu (Teorey,2009):

1. Desain konseptual; membangun representasi konseptual dari basis data yang terdiri atas identifikasientitas.

2. Desain logikal; menerjemahkan representasi konseptual ke struktur logikal dari basis data yang terdiriatas desain antar hubungan.

3. Desain fisikal; menampilkan bagaimana struktur logikal menjadi implementasi secara fisik dalambentuk tabel.

Ketiga tahapan dalam mendesain basis data tersebut telah mencakup penyusunan basis data secarakeseluruhan, termasuk entitas, Enterprise Rule, Entity Relationship, Obligatory/Non Obligatory, Diagram, EntityRelationship, dan Tabel Skeleton (Silvianto, 2009). Proses desain basis data ini menghasilkan hubungan(relationship) antara tabel-tabel entitas yang kemudian nantinya akan dilakukan proses penggabungan dataspasial dan tekstual dengan editing peta.

Page 3: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

3

Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Desain Basis Data Dalam Sistem Informasi Pertanahan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Desain Basis DataData spasial disiapkan dengan layer yang berbeda-beda dalam bentuk shapefile yang terdiri dari

beberapa file terpisah dengan format (.shp) yang menyimpan kenampakan geometri, file indeks yangmenyimpan indeks dari kenampakan geometri (.shx) dan file dBase yang menyimpan informasi atribut(.dbf). Data spasial bisa diperoleh dari file shapefile yang telah tersedia sebelumnya ataupun dari petaraster yang terlebih dahulu perlu dilakukan digitasi (on screen digitizing). Pengkonversian data rastermenjadi data vektor ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisis spasial karena unitspasial dalam data vektor lebih memungkinkan untuk dilakukan perubahan skala (Basyid, 2011).Kemudian dilakukan analisis spasial yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari penggabungandata-data spasial yang relevan sehingga menghasilkan informasi yang baru. Analisis spasial inidilakukan dengan antara lain overlay, buffer dan intersect (Situmorang, 2010).

Pengumpulan Data

Data Spasial Data Tekstual

Input Tabulasi Data

Desain relasi dan queryantar tabel

Overlay layer-layer yangdiperlukan

Editing peta

Pembuatan Webgis SIP

Page 4: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

4

Gambar 2. Contoh Integrasi Data Tekstual dan Spasial(Sumber: Badan Pertanahan Nasional, 2014)

Data spasial memiliki data atribut internal yang akan digabungkan dengan data atribut eksternal(data tekstual). Penyusunan data tekstual yang digunakan didasarkan pada elemen-elemen data yangberhubungan dengan pertanahan. Jika mengacu pada 3 tahapan desain basis data menurut Teorey tahun2009 seperti yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat dibentuk suatu basis data dengan desainkonseptualnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh pandangan dari user mengenai topik GIS yangakan dibangun. Entitas yang digunakan untuk sistem informasi pertanahan dapat dilihat pada tabel 1berikut.

Tabel 1. Contoh Daftar Entitas Basis Data

No. Entitas Atribut

1 KelurahanKode KelurahanNama Kelurahan

2 KecamatanKode KecamatanNama Kecamatan

3 Kota/KabupatenKode Kota/KabupatenNama Kota/Kabupaten

4 ProvinsiKode ProvinsiNama Provinsi

5 Persil

ID PersilNo. Induk PersilLuas PersilAlamat PersilRT PersilRW Persil

6 KepemilikanKode KepemilikanJenis Kepemilikan

7 SertifikatKode SertifikatJenis Sertifikat

8 PenggunaanKode PenggunaanJenis Penggunaan

9 Pemilik ID Pemilik

Page 5: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

5

No. Identitas PemilikNama PemilikAlamat Pemilik

10 Jenis IdentitasKode Jenis IdentitasNama Jenis Identitas

11 Status KewarganegaraanKode KewarganegaraanStatus Kewarganegaraan

12 Jenis PekerjaanKode Jenis PekerjaanPekerjaan

13 Zona Nilai Tanah

ID PersilTanggal TransaksiNilai TransaksiNilai PBBNilai PasarNilai BangunanNilai TanahNilai Tanah Per Satuan Luas

14 Sengketa, Konflik dan Perkara

ID SKPNama PenggugatNama TergugatTipe PerkaraObjek GugatanStatus TanahAkar PermasalahanPokok GugatanPutusanDeskripsi

Sistem informasi pertanahan yang terintegrasi didesain untuk menampung data-data yang bertarafnasional, sehingga daftar entitas tersebut juga membutuhkan keterangan hingga tingkat provinsi.Dimanapun suatu bidang tanah atau persil berada, masing-masing harus memiliki data sesuai dengandaftar entitas tersebut, sehingga diharapkan data pertanahan tiap persil di Indonesia akan seragam danlengkap serta standardisasi data pertanahan akan jelas secara nasional.

Desain konseptual yang telah ditentukan lalu diterjemahkan dengan pemodelan data yang berbasisrelasional. Pemodelan relasional yakni model penyimpanan dimana basis data dipilah ke dalambeberapa tabel yang saling berhubungan. Ditetapkan hubungan antar tabel dari setiap entitas(Mubarok, 2012). Berikut adalah diagram ER secara keseluruhan dalam gambar 2.

Page 6: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

6

Gambar 2. Diagram ER Desain Basis Data Dalam Sistem Informasi Pertanahan

Diagram ER pada gambar 2 diatas menunjukkan hubungan/relasi antar entitas. Struktur data sepertidiatas sangat erat kaitannya dalam bidang pertanahan terutama untuk Pemilikan, Penguasaan,Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T), Sengketa, Konflik dan Perkara (SKP), dan Zona NilaiTanah (ZNT). Tabel T_PERSIL mengandung atribut yang berkaitan dengan Zona Nilai Tana danPemilikan, Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T). Terkait masalah Sengketa,Konflik dan Perkara dimiliki oleh Tabel T_SKP. Sedangkan Tabel T_PEMILIK mendefinisikan segalaketerangan tentang pemilik persil.

Kemudian dilakukan desain fisikal yang bertujuan untuk menetapkan bagaimana model data yangdirepresentasikan dalam desain logikal untuk disimpan dalam sistem manajemen data. Untuk itudibentuk tabel skeleton untuk membantu dalam analisa terkait data Pemilikan, Penguasaan,Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (P4T), Sengketa, Konflik dan Perkara (SKP), dan Zona NilaiTanah (ZNT).

T_PEMILIKID_PEMILIKKD_PEKERJAANKD_KELURAHANKD_KEWARGANEGARAANKD_IDENTITASNO_ID_PEMILIKNM_PEMILIKALAMAT_PEMILIK

T_PERSILID_PERSILID_SKPKD_PENGGUNAANKD_KEPEMILIKANKD_JENIS_SERTIFIKATKD_KELURAHANID_PEMILIKNO_INDUK_PERSILLUAS_PERSILALAMAT_PERSILRT_PERSILRW_PERSILTGL_TRANSAKSINILAI_TRANSAKSINILAI_PBBNILAI_PASARNILAI_BANGUNANNILAI_TANAHNILAI_TANAHPERM2

TM_JENIS_IDENTITASKD_IDENTITASNM_IDENTITAS

TM_KELURAHANKD_KELURAHANKD_KECAMATANKD_KOTAKABKD_PROVINSINM_KELURAHAN

TM_KEPEMILIKANKD_KEPEMILIKANNM_KEPEMILIKAN

TM_JENIS_SERTIFIKATKD_JENIS_SERTIFIKATNM_JENIS_SERTIFIKAT

TM_PENGGUNAANKD_PENGGUNAANNM_PENGGUNAAN

T_SKPID_SKPPENGGUGATTERGUGATTIPE_PERKARAOBJEK_GUGATANSTATUS_TANAHAKAR_PERMASALAHANPOKOK_GUGATANPUTUSANKETERANGAN

TM_KEWARGANEGARAANKD_KEWARGANEGARAANNM_KEWARGANEGARAAN

TM_PEKERJAANKD_PEKERJAANNM_PEKERJAAN

TM_KECAMATANKD_KECAMATANNM_KECAMATAN

TM_KOTAKABKD_KOTAKABNM_KOTAKAB

TM_PROVINSIKD_PROVINSINM_PROVINSI

A

B

C

Page 7: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

7

Tabel 2. Tabel Skeleton Data Spasial

No Nama Tabel Atribut

1 Kelurahan #KD_KELURAHAN, NM_KELURAHAN

3 Kecamatan #KD_KECAMATAN, NM_KECAMATAN

4 Kota/Kabupaten #KD_KOTAKAB, NM_KOTAKAB

5 Provinsi #KD_PROVINSI, NM_PROVINSI

6 Persil

#ID_PERSIL, NO_INDUK_PERSIL, LUAS_PERSIL,ALAMAT_PERSIL, RT_PERSIL, RW_PERSIL, TGL_TRANSAKSI,NILAI_TRANSAKSI, NILAI_PBB, NILAI_PASAR,NILAI_BANGUNAN, NILAI_TANAH, NILAI_TANAHPERM2

Tabel skeleton dibagi menjadi data spasial dan non spasial. Data spasial berkaitan dengan dataterkait kondisi geografis objek yang ditunjukkan pada Tabel 2. Sedangkan pada Tabel 3 menunjukkantabel skeleton data non spasial yakni data – data yang merupakan keterangan terkait pertanahan yangtidak berkaitan dengan kondisi geografisnya.

Tabel 3. Tabel Skeleton Data Non Spasial

No Nama Tabel Atribut

1 Kepemilikan #KD_KEPEMILIKAN, NM_KEPEMILIKAN

2 Sertifikat #KD_SERTIFIKAT, JENIS_SERTIFIKAT

3 Penggunaan #KD_PENGGUNAAN, JENIS_PENGGUNAAN

4 Pemilik#ID_PEMILIK, NO_ID_PEMILIK, NM_PEMILIK,ALAMAT_PEMILIK

5 Jenis Identitas #KD_IDENTITAS, NM_IDENTITAS

6StatusKewarganegaraan

#KD_KEWARGANEGARAAN, NM_KEWARGANEGARAAN

7 Jenis Pekerjaan #KD_PEKERJAAN, NM_PEKERJAAN

8Sengketa,Konflik danPerkara

#ID_SKP, JUDUL_SKP, NM_PENGGUGAT, NM_TERGUGAT,TIPE_PERKARA, OBJEK_GUGATAN, STATUS_TANAH,AKAR_PERMASALAHAN, POKOK_GUGATAN, PUTUSAN,KETERANGAN

Page 8: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

8

3.2 Basis Data Pertanahan Terintegrasi

Sebenarnya saat ini sudah ada program pengembangan yang berkaitan dengan sistem informasipertanahan, misalnya Sistem Informasi Pertanahan Perkotaan (SIPP) atau juga disebut ULIS (Urban LandInformation System) (Aisyiah, 2010). SIPP merupakan program komputerisasi dari proyek pembangunanperkotaan bagi kota-kota sekunder. Program ini mencakup konversi data pendaftaran tanah dan kadastralke dalam basis data, pengadaa perangkat keras dan perangkat lunak dan mendidik tenaga operasionaldalam menggunakan basis data tersebut. Namun kondisi data pertanahan kepemilikan belum seluruhnyaterintegrasi dengan sempurna, baik itu relasi antara data textual buku tanah dan surat ukur maupun antaradata textual tersebut dengan data spasial bidang tanah yang direpresentasikan dalam peta pendaftaran(Noor, 2008).

Belum ada upaya untuk membangun suatu sistem informasi pertanahan yang terintegrasi antara satuinstansi dengan instansi lain. Hal tersebut merupakan dipacu dengan adanya hambatan yakni adanyaperbedaan dalam hardware, software dan sistem proyeksi yang digunakan. Belum ada koordinasi yangbaik antar departemen atau instansi mengenai standardisasi dan penyeragaman format data. Dalam halsistem proyeksi, BPN menggunakan sistem proyeksi TM3o, sementara Kantor Pelayanan Pajak Bumi danBangunan menggunakan sistem proyeksi UTM (Aisyiah, 2010). Sehingga sulit untuk dilakukan pertukarandata. Selain itu, adanya beberapa instansi yang melakukan pengukuran terhadap bidang-bidang tanah yangsama. Hal ini menyebabkan sebuah bidang tanah memiliki hasil ukuran yang berbeda-beda yang padaakhirnya menyebabkan SIP yang dihasilkan tidak terjamin akurasinya.

Diperlukan tindakan nyata dari pemerintah untuk mengkoordinasi masalah ini. Koordinasi dan integrasidibutuhkan kinerja yang berkesinambungan antar departemen dan instansi. Perlu adanya koordinasidimana setiap instansi bertanggungjawab terhadap informasi yang dimiliki dan bagaimana pertukaraninformasi antar instansi dapat diatur. Basis data yang terintegrasi sangat penting. Banyaknya data tanahdan kebutuhan untuk berbagi informasi sehingga tidak memungkinkan jika hanya diatasi oleh sedikit basisdata. Basis data hendaknya berkapasitas besar dan sistematis sehingga inventarisasi data menjadi efektifdan tepat. Sehingga nantinya sistem informasi pertanahan fleksibel untuk menerima berbagai jenis datatambahan yang baru, baik cukup dalam kapasitasnya dan jenisnya karena basis data sudah mencakupbanyak jenis data jika sudah terintegrasi.

4. KESIMPULAN

Dari apa yang telah dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini dapat disimpulkan:a) Model basis data spasial dapat mengungkapkan pola atau gambaran umum dalam pendesainan system

informasi yang terintegrasi.Dimulai dari penentuan entitas dan atribut, lalu pembuatan ER diagram danbentuk fiskal relasi datanya. Data spasial yang dipakai memiliki data atribut internal yang akandigabungkan dengan data atribut eksternal (data tekstual). Penyusunan data tekstual yang digunakandidasarkan pada elemen-elemen data yang berhubungan dengan pertanahan.

b) Basis data pertanahan yang terintegrasi dan fleksibel digunakan untuk menerima berbagai jenis datatambahan yang baru, baik dan cukup dalam kapasitas serta jenisnya karena basis data sudah mencakupbanyak jenis data jika sudah terintegrasi. Untuk mewujudkan basis data terintegrasi itu penanganan dandukungan dari pemerintah yang konsisten adalah kunci agar pembangunannya tercapai dengan baik.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atas dukungan data dalampelaksanaan penelitian ini melalui riset pengembangan kapasitas. Selain itu tidak lupa kami haturkan pula kepadapihak-pihak terkait atas terlaksananya riset yang telah selesai dengan baik.

Page 9: Simulasi seminar   peranan basis data terintegrasi dalam sistem informasi pertanahan

priva

tepr

oper

ty

SIMULASI -- S E M I N A R M K Sistem Informasi Pertanahan 2 0 1 5

9

6. DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Ahmad. (2010). Pengembangan Sistem Informasi Geografis Untuk Basis Data Pertanahan Propinsi`(Studi Kasus Kota Surabaya). Skripsi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Aisyiah N, Erawanta TT. (2010). Sistem Informasi Pertanahan Sebagai Alat Untuk Pengembangan. MagistraNo.72 Th. XXII.

Basyid MA, Suradianto D. (2011). Pembangunan Basis Data Guna Lahan Kabupaten Bengkalis. JurnalRekayasa Institut Teknologi Nasional No.1 Vol. XV : 39-47. Malang.

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. (2014). Data Spasial Pertanahan : Tantangan dan Harapan.Workshop Teknik Geodesi UNDIP, 4 Desember 2014. Semarang.

Mubarok, Muhsin. (2012). Pembuatan Aplikasi Desktop GIS Data Pertanahan (P4T, SKP dan ZNT). SkripsiInstitut Teknologi Bandung.

Noor, Mukhamad Rukhyat. (2008). Aspek Hukum Teknologi Digital dan Dokumentasi Pertanahan. Jakarta.Republik Indonesia. (2003). Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan e-Goverment. Sekretariat Kabinet RI. Jakarta.Situmorang N, Basofi A, Prasetyaningrum I. (2010). SIG Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah. Politeknik

Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember : Surabaya.Silvianto, Hendro. (2009). Study Sistem Basis Data Untuk Pembuatan Multi Purpose Kadaster (Studi Kasus :

Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang). Skripsi Institut Teknologi Nasional. Malang.Teorey TJ, Lightstone SS, Nadeau TP. (2006). Database Modeling and Design : Logical Design, Fourth Edition.

Morgan Kauffmann Publishers. Amerika Serikat.