Simtomatologi

download Simtomatologi

of 12

description

psikiatri

Transcript of Simtomatologi

TANDA DAN GEJALA PSIKIATRI

Kesadaran dan kognisi

A. Kesadaran : suatu kondisi kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam diri.

Tingkat kesadaran :

1. Kompos Mentis : suatu derajat optimal dari kesigapan mental individu dalam menanggapi rangsang dari luar maupun dari dalam dirinya. Individu mampu memahami apa yang terjadi pada diri dan lingkungannya serta bereaksi secara memadai.

Contoh : Seorang pasien dengan cidera kepala ringan datang dengan penilaian GCS E4M6V5, pasien sadar sepenuhnya dan dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik, serta orientasi baik.2. Apatis : suatu derajat penurunan kesadaran , yakni individu berespon lambat terhadap stimulus dari luar. Orang dengan kesadaran apatis tampak tak acuh terhadap situasi di sekitarnya.

Contoh : Seorang pasien dengan dehidrasi berat, kehilangan orientasinya terhadap sekitar, Membuka mata secara spontan, tidak bereaksi dengan perintah dari pemeriksa dan tak mau bicara, pasien merespon setelah badannya ditepuk dengan agak keras.

3. Somnolensi : suatu keadaan kesadaran menurun yang cenderung tidur, Orang dengan kesadaran somnolen tampak selalu mengantuk dan bereaksi lambat terhadap stimulus luar. Contoh :

Pasien datang karena meminum obat Lorazepam terlalu banyak. Pada pemeriksaan kesadaran didapatkan pasien terkesan mengantuk, menutup mata, dan tidak merespon keadaan sekitar. Namun saat dipanggil dengan memberi rangsangan, pasien dapat membuka mata dan menjawab pertanyaan sederhana lalu kembali mengantuk.4. Stupor : derajat penurunan kesadaran berat. Orang dengan kesadarn stupor nyaris tidak berespon terhadap stimulus dari luar atau hanya memberikan respon minimal terhadap rangsangan kuat.

Contoh : Pasien korban kecelakaan lalu lintas dengan cidera kepala, mata tidak membuka, nafas spontan, tidak bereaksi dengan perintah suara dan tepukan pada badannya. Diberikan rangsang nyeri di sternum, mata masih menutup, mengerang, dan tangan berusaha melokalisir lokasi nyeri.

5. Koma : Derajat kesadaran paling berat. Individu dalam keadaan koma tidak dapat bereaksi terhadap rangsang dari luar.

Contoh : Seorang penderita kecelakaan lalu lintas datang ke UGD, mata tidak membuka dan tidak dapat diperintah meskipun diberi rangsang suara dan nyeri, dan tidak memberikan respon terhadap rangsangan apapun (GCS = 3).

6. Kesadaran Berkabut : suatu perubahan kualitas kesadaran yakni individu tidak mampu berpikir jernih dan berespons secara memadai terhadap situasi sekitarnya. Seringkali individu tampak bingung, sulit memusatkan perhatiandan mengalami disorientasi.

Contoh : Seorang pasien datang dengan keluhan sering lupa, bingung dan sulit berkonsentrasi.

7. Delirium : suatu perubahan kesadaran yang disertai gangguan fungsi kognitif yang luas. Perilaku fluktuatif, dapat gaduh gelisah kemudian pendiam dan disertai halusinasi dan ilusi. Contoh : Seorang pasien datang dengan keluhan tidak dapat berkonsentrasi sehingga tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terdjadi. Pasien tidak mengenali lingkungan sekitarnya dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

8. Kesadaran seperti mimpi : Gangguan kualitas kesadaran yang terjadi pada serang epilepsi psikomotor.

Contoh : Seorang pasien kejang saat berada dalam kelas, saat dipanggil dengan suara, ditepuk dan dicubit penderita tidak tersadarkan diri, saat serangan selesai penderita lupa apa yang terjadi.

9. Twilight State : Keadaan perubahan kualitas kesadaran yang disertai halusinasi. Seringkali terjadi pada gangguan kesadaran oleh sebab gangguan otak organik. Penderita seperti berada dalam keadaan separuh sadar , respon terhadap lingkungan terbatas, perilakunya impulsif, emosinya labil dan tak terduga.contoh : Seorang pasien datang dengan keluhan nyeri kepala kronis, muntah proyektil di pagi hari, dan pandangan kabur. Penderita tampak acuh tak acuh saat pemeriksaan, mengeluh sering melihat bayangan-bayangan putih, dan pengendalian emosionalnya kurang.b. Kognisi

Kemampuan untuk mengenal atau mengetahui mengenai benda atau keadaan atau situasi, yang dikaitkan dengan pengalaman pembelajaran dan kapasitas intelegensi seseorang. Termasuk dalam fungsi kognitif adalah memori/daya ingat, konsentrasi/perhatian, orientasi, kemampuan berbahasa, berhitung, visuospasial, fungsi eksekutif, abstraksi, dan taraf intelegensi.

Contoh : seorang pasien mampu mengingat anggota keluarganya, mampu mengingat kejadian beberapa bulan sebelumnya, dan mampu mengingat apa yang baru saja dilakukan. Pasien mampu berhitung. Pasien mampu membedakan apakah saat ini siang atau malam, mampu mengetahui saat ini sedang berada dimana. Pasien mampu mengerti pembicaraan secara umum. Pasien dapat mengerti perbedaan suatu barang dengan barang lainnya.c. Perhatian/konsentrasi

Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada pengalaman tertentu. Gangguan perhatian meliputi ketidakmampuan memusatkan perhatian, mempertahankan perhatian ataupun mengalihkan perhatian.

a. Distraktibilitas

Ketidakmampuan individu untuk memusatkan dan mempertahankan perhatian. Konsentrasinya sangat mudah teralih oleh berbagai stimulus yang terjadi di sekitarnya. Lazim ditemui pada gangguan cemas akut dan keadaan mania.

Contoh: Perhatian pasien teralih ketika mendengar suara orang lalu lalang saat wawancarab. Inatensi selektif

Ketidakmampuan memusatkan perhatian pada objek atau situasi tertentu, biasanya situasi yang membangkitkan kecemasan.

Contoh : pasien yang takut pada ruangan yang sempit sulit berkonsentrasi saat berada di dalam lift dengan banyak orang disekitarnya.

c. Kewaspadaan berlebih (hipervigilitas)

Pemusatan perhatian yang berlebihan terhadap stimulus eksternal dan internal sehingga penderita tampak sangat tegang.

Contoh: Pasien psikotik yang terlalu fokus kepada meja di depannya sehingga saat wawancara tidak mendengarkan pertanyaan dengan baik serta tidak melakukan kontak mata dengan pewawancara.

d. Orientasi

Kemampuan individu untuk mengenali obyek atau situasi sebagaimana adanya. Dibedakan atas orientasi personal/orang, yaitu kemampuan untuk mengenali orang-orang yang sudah dikenalnya.

a. Orientasi ruang atau spasial

Kemampuan individu untuk mengenali tempat ia berada.

Contoh: Pasien mengetahui saat ini ia sedang berada di rumah sakit.

b. Orientasi waktu

Kemampuan individu untuk mengenali secara tepat waktu saat individu berada

Contoh: Pasien mengetahui saat ini sedang pagi hari.

e. Memori/daya ingat

Proses pengelolaan informasi, meliputi perekaman-penyimpanan-dan pemanggilan kembali.

a. Amnesia

Ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau seluruh pengalaman masa lalu.

- Amnesia anterograd

Apabila hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian.

Contoh : seorang preman meminum alkohol hingga mabuk kemudian melakukan tindak kriminal. Setelah sadar, sang preman tidak ingat akan perbuatannya yang baru saja ia lakukan.

- Amnesia retrograd

Hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian. Contoh : seorang pasien di RSJ setelah menerima terapi ECT tidak mampu mengingat berbagai peristiwa yang terjadi sebelum pasien menjalani terapi ECT.

b. Paramnesia

Terjadinya distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya.

- Konfabulasi

Ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan demensia.

Contoh : seorang pasien lupa kapan terakhir minum obat tetapi pasien tersebut mengatakan bahwa dirinya rutin minum obat.

- Dj VuSuatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi yang sesungguhnya belum pernah dikenalnya.

Contoh : pasien merasa sudah pernah masuk ke RSJ. Padahal saat ini adalah kunjungan pertama pasien ke RSJ.

- Jamais Vu

Kebalikan dari Dj vu, yaitu merasa asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.

Contoh : seorang anak tiba-tiba merasa asing dengan sekolahnya, padahal ia sudah 3 tahun bersekolah disana.

- Hiperamnesia

Ingatan yang mendalam dan berlebihan terhadap suatu pengalaman.

Contoh : seorang wanita pernah menjalin kasih dengan artis X dan dikhianati, setiap kali meihat artis X di layar televisi, ia selalu menangis karena ingat akan penghianatan yang pernah dialaminya.

- Screen memorySecara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan ingatan yang lebih dapat ditoleransi.

Contoh : Seorang istri yang pernah menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, menganggap suaminya hanya bersikap tegas.

- Letologika

Ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari demensia.

Contoh : seorang mahasiswa yang mengalami trauma kepala tidak mampu menjelaskan pengalaman masa lalunya dengan kata-kata yang tepat.- Memori segera (immediate memory)

Kemampuan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi, yakni rentang waktu beberapa detik sampai beberapa menit.

Contoh : Pasien yang baru pulang dari kontrol di rumah sakit masih dapat mengingat pesan yang disampaikan oleh dokter.

- Memori baru (recent memory)

Ingatan terhadap pengalaman/informasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Contoh : Seorang wanita masih ingat dengan jelas kata-kata yang diucapkan kekasihnya ketika melamarnya seminggu yang lalu.

- Memori jangka menengah (recent post memory)

Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi selama beberapa bulan yang lalu.

Contoh : Seorang ibu yang sedang hamil masih ingat kapan hari pertama haid terakhirnya.

- Memori jangka panjang

Ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi (bertahun-tahun yang lalu). Contoh : Seorang nenek masih mengingat tanggal pernikahannya.

EMOSI

Suasana perasaan yang dihayati secara sadar, bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku individu.

a. Mood

Suasana perasaan yang menetap bersifat pervasif dan bertahan lama, yang mewarnai persepsi seseorang terhadap kehidupannya.

- Mood eutimia

Suasana perasaan dalam rentang normal yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.

Contoh : Seorang mahasiswa merasa senang saat mendapat nila A dan merasa sedih sewaktu tidak lulus ujian. - Mood hipotimia

Suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan kemurungan. Contoh : Seorang wanita yang sedang bersedih tampak tidak menghiraukan kekasihnya yang sedang mencoba menghibur wanita tersebut.

- Mood disforia

Menggambarkan suasana perasaan yang tidak menyenangkan.

Contoh : Seorang wanita tampak jenuh menanggapi kekasihnya yang sudah terbukti selingkuh.

- Mood hipertimia

Suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

Contoh : Seorang wanita tampak bersemangat ketika akan bertemu kekasihnya yang sudah merantau 1 tahun di luar negeri.

- Mood euforia

Suasana perasaan gembira dan sejahtera secara berlebihan.

Contoh : pasien tampak sangat gembira ketika diperbolehkan pulang dari RSJ

- Mood ekstasia

Suasana perasaan yang diwarnai dengan kegairahan yang meluap-luap.

Contoh : Seorang mahasiswa bernyanyi-nyanyi sepanjang hari karena bahagia mendapatkan nilai A dalam ujiannya.

- Aleksitimia

Suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk menghayati suasana perasaannya. Contoh : seorang mahasiswa tidak mampu mengungkapkan apa yang dirasakannya setelah mendapat nilai A dengan cara mencontek.

- Anhedonia

Suatu suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan kesenangan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.

Contoh : Seorang mahasiswa sudah tidak berniat meneruskan pendidikannya sebelum masuk kuliah.

- Mood kosong

Kehidupan emosi yang sangat dangkal, tidak atau sangat sedikit memiliki penghayatan suasana perasaan.

Contoh : seorang anak tampak tidak berekspresi dalam menanggapi pembicaraan mengenai sesuatu yang lucu.- Mood labil

Suasana perasaan yang berubah dari waktu ke waktu.

Contoh : wanita yang baru diputus kekasihnya menunjukkan perasaan sedih lalu gembira, dalam waktu singkat dapat sedih lagi.

- Mood iritabel

Suasana perasaan yang sensitif, mudah tersinggung, mudah marah, dan seringkali bereaksi berlebihan terhadap suasana yang tidak disenanginya.

Contoh : Seorang dokter yang sedang terburu-buru marah-marah kepada sekretarisnya karena bertanya tentang jadwal sang dokter hari itu .

b. Afek

Respons emosional saat sekarang, yang dapat dinilai lewat ekspresi wajah, pembicaraan, sikap, dan gerak-gerik tubuhnya.

- Afek luas

Ekspresi emosi yang luas dengan sejumlah variasi yang beragam dalam ekspresi wajah, irama suara maupun gerakan tubuh sesuai dengan suasana yang dihayatinya. Contoh : seseorang yang sedang berbahagia bahkan bernyanyi dengan gerak tubuh menari-nari

- Afek menyempit

Menggambarkan suasana emosi yang terbatasContoh : Seseorang sedang marah dengan wajah datar dan tanpa gerak tubuh yang menunjukkan bahwa orang tersebut sedang marah.

- Afek menumpul

Merupakan penurunan serius dari kemampuan ekspresi emosi.

Contoh : Seorang pegawai yang baru saja dipecat tidak dapat mempercayai kenyataan dan hanya duduk terdiam termenung dengan tatapan mata yang kosong.

- Afek mendatar

Suatu hendaya afektif berat lebih parah dari afek menumpul. Pada keadaan ini dapat dikatakan individu kehilangan kemampuan ekspresi emosi.

Contoh : seorang istri yang baru ditinggal mati oleh suaminya mempunyai ekspresi wajah datar, pandangan mata kosong, sikap tubuh yang kaku, gerakan-gerakan sangat minimal dan irama suara yang datar.

- Afek serasi

Menggambarkan keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasan yang dihayatinya.

Contoh : seseorang menceritakan kelahiran anaknya dengan wajah gembira

- Afek tidak serasi

Kondisi sebaliknya yakni ekspresi emosi yang tidak cocok dengan suasana yang dihayati.

Contoh : seseorang menceritakan suasana gembira tapi dengan wajah sedih dan menangis- Afek labil

Menggambarkan perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal

Contoh : seorang wanita yang baru diputus pacarnya dengan menangis tapi tiba-tiba tertawa tanpa ada yang menghiburnya.PERILAKU MOTORIK

Perilaku motorik adalah ekspresi perilaku individu yang terwujud dalam ragam aktivitas motorik. Beberapa ragam gangguan perilaku motorik adalah :

1. Stupor katatonia

Penurunan aktivitas motorik secara ekstrim, bermanifestasi sebagai gerakan yang lambat hingga keadaan tak bergerak dan kaku seperti patung. Keadaan ini dapat dijumpai pada skizofrenia katatonik.

Contoh : pasien duduk berjam-jam dengan pandangan kosong, tidak merespon sama sekali saat diajak bicara.

2. Furor katatonia

Suatu keadaan agitasi motorik yang ekstrim, kegaduhan motorik tak bertujuan, tanpa motif yang jelas dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal.

Contoh : Pasien diam tiba-tiba memukul-mukul tembok tanpa ada stimuli dari luar.

3. Katalepsia

Keadaan mempertahankan sikap tubuh dalam posisi tertentu dalam waktu lama.

Contoh : pasien berdiri dengan tangan terangkat ke atas selama berjam-jam tanpa bergerak.4. Flexibilitas cerea

Keadaan sikap tubuh yang sedemikian rupa dapat diatur tanpa perlawanan sehingga diistilahkan seluwes lilin.

Contoh : apabila pemeriksa menggerakkan pasien dengan sesuka hati (misalnya tangan pasien direntangkan kearah kanan), maka pasien akan mempertahankan posisi tersebut hingga sikap tubuh pasien dirubah lagi.

5. Akinesia

Menggambarkan suatu kondisi aktivitas motorik yang sangat terbatas pada keadaan berat menyerupai stupor pada skizofrenia katatonik.

Contoh : pasien hanya mampu memfleksikan jari-jari tangan, lalu ia diam tidak bergerak lagi.

6. Bradikinesia

Perlambatan gerakan motorik yang biasa terjadi pada parkinsonisme atau penyakit parkinson.

Contoh : pasien berjalan kaku dengan gerakan terbatas saat di awal akan jalan dan kehilangan respon spontan.

PROSES PIKIR

1. Proses pikir primer

Terminologi yang umum untuk pikiran yang dereistic, tidak logis, magis; secara normal ditemukan pada mimpi, tidak normal seperti pada psikosis. Contoh : pada pasien merasa melihat bulan yang makin lama makin bertambah besar pada siang hari.2. Gangguan bentuk pikir/arus pikir

a. Asosiasi longgar : gangguan arus pikir dengan ide-ide yang berpindah dari satu subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan sama sekali; dalam bentuk yang lebih parah disebut inkoherensia.

Contoh : seorang pasien menceritakan mengenai pekerjaannya sebagai kuli bangunan, lalu tiba-tiba ia menceritakan tentang istrinya yang sedang sakit di rumah sakit.

b. Inkoherensia : pikiran yang secara umum tidak dapat kita mengerti, pikiran atau kata keluar bersama-sama tanpa hubungan yang logis atau tata bahasa tertentu hasil disorganisasi pikir.

Contoh : seorang pasien menceritakan ibunya dibawa pergi kakaknya menggunakan kulkas, lalu kulkasnya dicuri oleh tetangganya, ada harimau lompat masuk, pasien biasanya bergumam tidak jelas antara jeda ceritanya. c. Flight of idea/ lompat gagasan: pikiran yang sangat cepat, verbalisasi berlanjut atau permainan kata yang menghasilkan perpindahan yang konstan dari satu ide ke ide lainnya; ide biasanya berhubungan dan dalam bentuk yang tidak parah, pendengar mungkin dapat mengikuti jalan pikirannya.

Contoh: Pasien menceritakan perkerjaannya sebagai penari tradisional, kemudian ia mendapatkan penghargaan dari kepala daerah, pasien tersebut lalu diberi kesempatan untuk menjadi duta pertukaran budaya ke luar negeri, diluar negeri itu pasien masuk ke dalam anggota UNESCO

d. Sirkumstansial : pembicaraan yang tidak langsung sehingga lambat mencapai point yang diharapkan, tetapi seringkali akhirnya mencapai point atau tujuan yang diharapkan, sering diakibatkan keterpakuan yang berlebihan pada detail dan petunjuk-petunjuk.

Contoh : Pasien menceritakan mengenai hobinya membaca buku, kemudian pasien menceritakan buku-buku apa saja yang pernah dibacanya, kebanyakan buku-buku itu pemberian kakeknya, lalu pasien itu menceritakan kakeknya sedang sakit keras di rumah sakit. Lalu pasien bercerita kalau ia memiliki hobi membaca buku, lalu menceritakan buku-buku yang pernah dibacanya. Lalu pasien bercerita kalau ia sakit demam berdarah, sehingga pasien menjadi sedih tidak bisa merawat kakeknya yang sedang sakit keras karena dirinya sendiri juga sedang sakit.e. Tangensial : ketidakmampuan untuk mencapai tujuan secara langsung dan seringkali pada akhirnya tidak mencapai point atau tujuan yang diharapkan.

Contoh : Seorang pasien menceritakan pernah pergi berlibur ke desa neneknya, bermain di sawah, memanen hasil sawah, menangkap belalang di sekitar pematang sawah, naik sepeda keliling desa, bermain di sawah, ikut memanen hasil sawah lagi, pasien terus berputar menceritakan mengenai sawah.ISI PIKIR

Gangguan Isi pikir:

1. Kemiskinan isi pikir : pikiran yang hanya menghasilkan sedikit informasi karena ketidakjelasan, pengulangan yang kosong, atau frase yang tidak dikenal.

Contoh : pasien hanya bisa bicara kalau ingin ke kamar mandi, untuk kegiatan lain bicara hanya bergumam seperti tidak bisa bicara dan tidak jelas maksudnya.

2. Waham atau delusi: suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, berdasarkan simpulan yang keliru tentang kenyataan eksternal, tidak konsisten dengan intelegensia dan latar belakang budaya pasien, dan tidak bisa diubah lewat penalaran atau dengan jalan penyajian fakta.

Jenis- jenis waham:

a. Waham bizzare: keyakinan yang keliru, mustahil dan aneh.

Contoh: pasien meyakini kalau pikirannya dikendalikan oleh alien.b. Waham sistematik: keyakinan yang keliru atau keyakinan yang tergabung dengan satu tema/kejadian.

Contoh: pasien merasa dikejar-kejar oleh agen FBI / CIA.c. Waham nihilistik: perasaan yang keliru bahwa diri dan lingkungannya atau dunia tidak ada atau menuju kiamat.

Contoh : pasien menganggap kalau sekarang ia sedang berada di alam kubur, dan ia menganggap orang-orang di sekelilingnya adalah roh-roh.d. Waham somatik: perasaan yang keliru yang melibatkan fungsi tubuh.

Contoh : pasien merasa dirinya sakit kanker, padahal setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.e. Waham paranoid: termasuk didalamnya waham kebesaran, waham kejaran/presekutorik, waham rujukan (reference), dan waham dikendalikan.

Waham kebesaran : keyakinan atau kepercayaan, biasanya psikotik sifatnya, bahwa dirinya adalah orang yang sangat kuat, sangat berkuasa atau sangat besar.

Contoh : pasien merasa bahwa dirinya adalah seorang artis terkenal, padahal sebenarnya pasien adalah orang biasa. Waham kejaran (presekutorik): suatu delusi yang menandai seorang yang paranoid, yang mengira bahwa dirinya adalah korban dari usaha untuk melukainya, atau yang mendorong agar dia gagal dalam tindakannya. Kepercayaan ini sering dirupakan dalam bentuk komplotan yang khayali, dokter dan keluarga pasien dicurigai bersama-sama berkomplot untuk merugikan, merusak, mencederai, atau menhancurkan dirinya.

Contoh: pasien selalu merasa was-was dan khawatir, ia merasa setiap orang yang datang berusaha untuk mencelakainya.

Waham rujukan (delusion of reference) : suatu kepercayaan keliru yang meyakini bahwa tingkah laku orang lain itu pasti akan memfitnah, membahayakan, atau akan menjahati dirinya.

Contoh : pasien merasa bantuan dari orang sekitarnya (misalnya : membantu dia untuk bangun dari tempat tidur ) adalah untuk mendorongnya hingga jatuh.PERSEPSI1. Depersonalisasi

Adalah satu kondisi patologis yang muncul sebagai akibat dari perasaan subyektif dengan gambaran seseorang mengalami atau merasakan diri sendiri (atau tubuhnya) sebagai tidak nyata atau khayali (asing, tidak dikenali).

Contoh : Pasien psikotik merasa tidak memiliki tangan dan tangannya tidak nyata.2.Derealisasi

Adalah perasaan subyektif bahwa lingkungannya menjadi asing, tidak nyata.

Contoh : Pasien psikotik yang merasa lingkungan rumahnya berubah, tidak seperti biasanya.3. Ilusi

Adalah satu persepsi yang keliru atau menyimpang dari stimulus eksternal yang nyata.

Contoh : pasien psikotik melihat tangannya berpendar.4. Halusinasi

Persepsi atau tanggapan palsu, tidak berhubungan dengan stimulus eksternal yang nyata; maenghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.

Jenis-jenis halusinasi :

a.Halusinasi hipnagogik

persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika mulai jatuh tertidur, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.

Contoh : seseorang yang sudah sangat mengantuk, melihat bayangan-bayangan hitam sebelum jatuh tertidur.b.Halusinasi hipnapompik

persepsi sensorik keliru yang terjadi ketika seseorang mulai terbangun, secara umum bukan tergolong fenomena patologis.

Contoh : seseorang yang merasakan tangannya gatal karena ada sesuatu yang merayap di atasnya ketika terbangun sehingga pasien menggaruk tangannya.c.Halusinasi auditorik :

persepsi suara yang keliru, biasanya berupa suara orang meski dapat saja berupa suara lain seperti musik.

Contoh : Pasien psikotik yang mendengar seorang pria menyuruhnya untuk terjun ke dalam sumur.d.Halusinasi visual

persepsi penglihatan keliru yang dapat berupa bentuk jelas (orang) atau pun bentuk tidak jelas (kilatan cahaya), seringkali terjadi pada gangguan medis umum.

Contoh : Seorang pasien psikotik melihat bayangan hitam selalu mengikutinyae.Halusinasi penciuman

persepsi penghidu keliru yang seringkali terjadi pada gangguan medis umum.

Contoh : seseorang menghidu bau-bau kemenyan di rumahnya sendiri, padahal tidak ada.f.Halusinasi pengecapan

persepsi pengecapan keliru seperti rasa tidak enak sebagai gejala awal kejang, seringkali terjadi pada gangguan medis umum.

Contoh : seseorang dengan epilepsi mengecap rasa pahit pada lidahnya sebelum mengalami kejang.g.Halusinasi taktil

persepsi perabaan keliru sepertiphantom libs(sensasi anggota tubuh teramputasi), atau formikasi (sensasi merayap di bawah kulit).

Contoh : seorang pasien yang kecanduan kokain merasa ada serangga yang merayap di seluruh tubuhnya.h.Halusinasi somatik

Sensasi keliru yang terjadi pada atau di dalam tubuhnya, lebih sering menyangkut organ dalam (juga dikenal sebagaicenesthesic hallucination).

Contoh : seorang pasien psikotik yang merasa tubuhnya bergerak sendirii.Halusinasi liliput

persepsi keliru yang mengakibatkan obyek terlihat lebih kecil (micropsia).

Contoh : seseorang melihat segala sesuatu di dekatnya menjadi lebih kecil daripada ukuran yang seharusnya. REALITY TESTING OF ABILITY (RTA)Kemampuan seseorang untuk menilai realitas. Kemampuan ini akan menentukan persepsi, respons emosi dan perilaku dalam berelasi dengan realitas kehidupan. Kekacauan perilaku, waham, dan halusinasi adalah salah satu contoh penggambaran gangguan berat dalam kemampuan menilai realitas (Reality Testing of Ability).

DAYA NILAIKemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dengan situasi tersebut.

1.Daya nilai sosial

Kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar (situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya.Pada gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu.

Contoh : seseorang dengan kepribadian antisosial menemukan dompet yang terjatuh di jalan, tidak mengembalikannya kepada pemiliknya atau memberikannya kepada pihak yang berwajib.2. Uji Daya Nilai

Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan.

Contoh : Seseorang dengan skizofrenia tidak mencoba melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya saat berada di dalam rumah yang mulai terbakar.TILIKANKemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu situasi (termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri).

Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya.

Contoh : Pasien skizofrenia tidak merasa dirinya sakit sehingga memberontak saat dibawa ke rumah sakit jiwa.Tilikan derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya.

Contoh : seorang pasien psikotik yang kadang merasa dirinya sakit dan kadang merasa tidak sakit.Tilikan derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.

Contoh : Pasien psikotik yang menyalahkan orang lain sebagai penyebab dirinya mengalami ganguan jiwaTilikan derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak memahami penyebab sakitnya.

Contoh : Sorang pasien gangguan cemas menyeluruh menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan terapi sehingga rutin minum obat, namun pasien tidak mengerti apa yang menjadi penyebab dari kecemasannya.Tilikan derajat 5 : menyadari penyakitnya dari faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.

Contoh : Seorang pasien manik menyadari dirinya mengalami gangguan, mengetahui hal-hal yang beruhungan dengan penyakitnya, dan mengetahui bahwa dirinya butuh pengobatan namun tidak meminum obatnya secara teratur.Tilikan derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.

Contoh : seorang pasien depresi sadar bahwa dirinya sakit dan butuh obat agar dapat menjalani aktivitasnya sehari-hari sehingga pasien rutin minum obat dan control.