Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

download Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

of 49

Transcript of Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    1/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 1

    PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKATPEMAHAMAN AKUNTANSI, KEPERCAYAAN DIRI SEBAGAI

    VARIABEL PEMODERASI

    RISSYO MELANDY RMNURNA AZIZA

    Universitas Bengkulu

    Abstract

    This research aim to to test do emotional intellegence consisting of fivecomponent that is recognition self awareness, self regulation, motivation, empathy,and social skills have an effect on to storey level understanding of accountancy. Thisresearch also aim to know the existence of role self trust as moderating variable to

    emotional intellegence influence to storey level understanding of accountancy. Besides also this research aim to see the existence of difference emotionalintellegence between student owning self trust of strong with student which isselftrust of weak. Measuring instrument to measure storey level understanding of accountancy is average point of accountancy that is PA1, PA2, AKM1, AKM2,

    AKL1, AKL2, AU1, AU2 And TA. That Analyzer used is simple linear regression, MRA, and Independent Sample T-Test. Result of analysis express that recognitionself awareness, self regulation, motivation, social skill and empathy do not have aneffect on by signifikan and have role as quasi moderator variable. Self trust of weak and strong differ in the case of empathy and self regulation, and recognition ofself trust, social skill and motivation do not differ. Many other factor which influence

    storey level understanding of accountancy like mental stress factor, and etc. Result of this research can give contribution to university in order to compiling curriculumand can give input to student in order to developing emotional intellegence and self trust.

    Key words : self awareness, self regulation, motivation, empathy, social skills, self trust, level understanding of accountancy .

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    2/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 2

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memilikikecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses

    berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih

    rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya

    berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah

    bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif,

    optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru.

    Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namunkarirnya terhambat atau lebih buruk lagi, tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan

    emosional mereka.

    Hasil survey yang dilakukan di Amerika serikat tentang kecerdasan

    emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya

    keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar

    dalam pekerjaan yang bersangkutan. Di antaranya, adalah kemampuan

    mendengarkan dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental

    terhadap kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim dan keinginan

    memberi kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan

    emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat

    menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya.

    Goleman (2003) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai

    rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik

    kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam

    hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti

    empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka

    yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi

    keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak mempertentangkan kecerdasan

    intelektual dan kecerdasan emosional, melainkan memperlihatkan adanya

    kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha menemukan keseimbangan cerdas

    antara emosi dan akal. Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang

    menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    3/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 3

    intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas

    dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati.

    Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan

    kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih

    kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya,

    kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi

    frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat,

    mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama

    dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa

    dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

    Penelitian terdahulu mengenai kecerdasan emosional dapat di lihat dalamTabel 1.1 dibawah ini :

    TABEL 1.1Penelitian Terdahulu Mengenai Kecerdasan Emosional

    No NamaPeneliti

    JudulPenelitian

    Sampel Penelitian AlatAnalisis

    Hasil Penelitian

    1 - SriSuryaningsum

    - Eka IndahTrisniwati

    (2003)

    PengaruhKecerdasanEmosionalTerhadapTingkatPemahamanAkuntansi

    Mahasiswa Akhir Akuntansi yang telahmenempuh 120 SKS padaSTIE YKPN, UniversitasPembangunan Nasionaldan Universitas IslamIndonesia

    Regresilinier

    berganda

    Kecerdasanemosional tidak

    berpengaruhsecara signifikanterhadap tingkat

    pemahamanakuntansi

    2 - SriSuryaningsum

    - SucahyoHeriningsih

    - Afifah

    Afuwah(2004)

    PengaruhPendidikanTinggiAkuntansiTerhadapKecerdasan

    emosional

    Mahasiswa akuntansi junior dan mahasiswaakuntansi akhir padaUniversitas Gajah Mada,Universitas Pembangunan

    Nasional, Universitas Islam

    Indonesia, STIE YKPN,dan UniversitasMuhammadyahYogyakarta serta karyawanmuda yang bekerja pada

    perusahaan percetakan,foto copy, pramuniaga tokodan wartel.

    Uji beda TingkatKecerdasanemosionalmahasiswa junior dan mahasiswatingkat akhir

    jurusan akuntansi berbeda secarasignifikan, namun

    perbedaan itulebih dipengaruhioleh faktor usiasemata.

    Pada Penelitian ini akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional

    terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan variabel moderating yaitu

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    4/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 4

    kepercayaan diri. Dalam kaitannya dengan variabel moderating, peneliti dalam hal

    ini memilih kepercayaan diri sebagai pemoderasi hubungan antara kecerdasan

    emosional dengan tingkat pemahaman akuntansi. Peneliti memilih kepercayaan diri

    sebagai variabel moderating karena secara teoritis kemampuan seseorang untuk

    percaya akan kemampuan yang dimiliki dirinya akan mempengaruhi kecerdasan

    emosional orang tersebut, sehingga kepercayaan diri akan menjadi variabel yang

    dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara kecerdasan emosional

    dengan tingkat pemahaman akuntansi. Sebagai contoh seseorang yang memiliki

    kepercayaan diri yang kuat akan cenderung lebih mampu mengenal dirinya,

    mengendalikan dirinya, memotivasi diri, empati terhadap orang lain, dan lebih

    mampu bersosialisasi pada lingkungannya dibandingkan dengan seseorang yangmemiliki kepercayaan diri lemah. Variabel dependen yang digunakan pada

    penelitian ini yaitu tingkat pemahaman akuntansi yang diproksikan dengan rata-rata

    nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi, yaitu mata kuliah pengantar

    akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi

    keuangan menengah 2, akuntansi lanjutan 1, akuntansi lanjutan 2, auditing 1,

    auditing 2, dan teori akuntansi. Variabel independen pada penelitian ini adalah

    kecerdasan emosional yang dikembangkan menjadi lima komponen yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi

    tingkat akhir pada perguruan tinggi negeri yang ada di Propinsi Bengkulu, Sumatera

    Barat, dan Sumatera Selatan (UNIB, UNAND dan UNSRI). Penentuan sampel pada

    penelitian ini dilakukan dengan melihat kesamaan karakteristik sampel yang akan

    diteliti yaitu sama-sama universitas negeri. Penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para

    akuntan yang berkualitas.

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat

    pemahaman akuntansi.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    5/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 5

    2. Apakah kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai

    variabel moderating yang mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional

    terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    3. Apakah ada perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

    lemah.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1)

    Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi, 2)

    pengaruh kepercayaan diri sebagai variabel moderating yang mempengaruhi

    hubungan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntans dan 3) perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk menyusun

    dan menyempurnakan sistem yang diterapkan dalam jurusan atau program studi

    akuntansi tersebut dalam rangka menciptakan seorang akuntan yang berkualitas.

    Bagi Mahasiswa penelitian ini memberikan masukan dalam rangka mengembangkan

    kecerdasan emosional dan kepercayaan diri untuk memperoleh pemahamanakuntansi yang baik dan sempurna.

    2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

    2.1 Kecerdasan Emosional

    Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan

    membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka

    yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan

    seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan

    hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa

    ada kecerdasan lain di luar kecerdasan intelektual (IQ), seperti bakat, ketajaman

    pengamatan sosial, hubungan sosial, kematangan emosional, dan lain-lain yang

    harus juga dikembangkan.

    Menurut Wibowo (2002) kecerdasan emosional adalah kecerdasan untuk

    menggunakan emosi sesuai dengan keinginan, kemampuan untuk mengendalikan

    emosi sehingga memberikan dampak yang positif. Kecerdasan emosional dapat

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    6/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 6

    membantu membangun hubungan dalam menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.

    Sedangkan menurut Goleman (2000) kecerdasan emosional adalah kemampuan

    merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi

    sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Menurut

    Salovey dan Mayer (dalam Stein, 2002), pencipta istilah kecerdasan emosional,

    mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali

    perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami

    perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga

    membantu perkembangan emosi dan intelektual.

    Dari beberapa pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan

    emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan dirisendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan

    efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Menurut Mutadin

    (2002) terdapat tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari:

    kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu

    hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang

    dikehendaki pada orang lain).

    2.2 Komponen Kecerdasan Emosional

    Menurut Daniel Goleman (2003) terdapat lima dimensi atau komponen

    kecerdasan emosional (EQ) yaitu:

    1. Pengenalan diri ( Self awareness ),

    2. Pengendalian diri ( self regulation ),

    3. Motivasi ( motivation ),

    4. Empati ( empathy ),

    5. Keterampilan sosial ( social skills ),

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    7/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 7

    Tabel 2.1Kerangka Kerja Kecakapan Emosi

    Kecakapan pribadi menentukan bagaimana kita mengolah diri sendiri

    Kecakapan Sosial menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan

    Kesadaran Dirimengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan,

    sumberdaya dan intuisi

    Kesadaran emosi : mengenali emosi diri sendiridan efeknya

    Penilaian diri secara teliti : mengetahuikekuatan dan batas-batas diri sendiri.

    Percaya diri : keyakinan tentang harga diri dankemampuan sendiri.

    Pengaturan dirimengelola kondisi, implus, dan sumberdaya dirisendiri.

    Kendali diri : mengelola emosi dan desakanhati yang merusak.

    Sifat dapat dipercaya : memelihara normakejujuran dan integritas

    Kewaspadaan : bertanggung jawab atas kinerja pribadi

    Adaptibilitas : keluwesan dalam menghadapi perubahan

    Inovasi : mudah menerima dan terbukaterhadap gagasan, pendekatan dan informasi

    baru

    Motivasikecenderungan emosi yang mengantar atau

    memudahkan peraihan sasaran.

    Dorongan prestasi : dorongan untuk menjadilebih baik atau memnuhi standar keberhasilan

    Komitmen : menyesuaikan diri dengan sasarankelompok atau perusahaan

    Inisiatif : kesiapan untuk memanfaatkankesempatan

    Optimisme : kegigihan dalam memperjuangkansasaran kendati ada halangan dan kegagalan.

    Empatikesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan

    orang lain

    Memahami orang lain : mengindra perasaan dan perspektif orang lain dan menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

    Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan

    Mengembangkan orang lain: merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan

    kemampuan mereka. Mengatasi keseragaman : menumbuhkan peluang

    melalui pergaulan dengan bermacam-macam orang. Kesadaran politis : mampu membaca arus emosi

    sebuah kelompok dan hubungannya dengankekuasaan.

    Keterampilan sosialkepintaran dalam menggugah tanggapan yang

    dikehendaki pada orang lain.

    Pengaruh : memiliki taktik untuk melakukan persuasi Komunikasi : mengirimkan pesan yang jelas dan

    meyakinkan Kepemimpinan : membangkitkan inspirasi dan

    memandu kelompok dan orang lain Katalisator perubahan : memulai dan mengelola

    perubahan Manajemen konflik : negosiasi dan pemecahan silang

    pendapat Pengikat jaringan : menumbuhkan hubungan sebagai

    alat Kolaborasi dan kooperasi : kerja sama dengan orang

    lain demi tujuan bersama Kemampuan tim : menciptakan sinergi kelompok

    dalam memperjuangkan tujuan bersama.

    Sumber : Goleman (2003)

    2.3 Pengertian Kepercayaan Diri

    Menurut Golemen (2003), kepercayaan diri adalah kesadaran yang kuat

    tentang harga dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kecakapan ini akan berani

    tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan keberadaannya, berani

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    8/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 8

    menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran

    serta tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti

    dan tertekan. Sedangkan menurut Rini (2002) kepercayaan diri adalah sikap positif

    seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian

    positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang

    dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten

    melakukan segala sesuatu seorang diri. Menurut Fereira (dalam Agustian, 2001),

    seorang konsultan dari Deloitte and Touche Consulting mengatakan bahwa

    seseorang yang memiliki kepercayaan diri, di samping mampu mengendalikan dan

    menjaga keyakinan dirinya, juga akan mampu membuat perubahan di

    lingkungannya, ini berarti bahwa kepercayaan diri akan mempengaruhi pengenalandiri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.

    Menurut Lauster (2003), kepercayaan pada diri sendiri yang sangat

    berlebihan tidak selalu berarti sifat yang positif. Ini umumnya dapat menjurus pada

    usaha tak kenal lelah. Orang yang terlalu percaya pada diri sendiri sering tidak hati-

    hati dan seenaknya. Tingkah laku mereka sering menyebabkan konflik dengan orang

    lain. Seseorang yang bertindak dengan kepercayaan pada diri sendiri yang

    berlebihan, sering memberikan kesan kejam dan lebih banyak punya lawan dari padateman. Rasa percaya diri yang kuat sebenarnya hanya merujuk pada adanya

    beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki

    kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa, karena didukung oleh

    pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri

    sendiri. Bagi mereka yang kurang percaya diri, setiap kegagalan mempertegas rasa

    tidak mampu mereka. Tidak adanya percaya diri dapat mewujud dalam bentuk rasa

    putus asa, rasa tidak berdaya, dan meningkatkan keraguan kepada diri sendiri. Di

    pihak lain, percaya diri berlebihan dapat membuat orang tampak sombong, terutama

    bila ia tidak mempunyai keterampilan sosial. Orang yang memiliki rasa percaya diri

    umumnya memandang diri sendiri sebagai orang yang produktif, mampu

    menghadapi tantangan dan mudah menguasai pekerjaan atau keterampilan baru.

    Mereka mempercayai diri sendiri sebagai katalisator, penggerak, dan pelopor, serta

    merasa bahwa kemampuan-kemampuan mereka lebih unggul disbanding

    kebanyakan orang lain.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    9/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 9

    2.5 Pemahaman Akuntansi

    2.5.1 Pengertian akuntansi

    Tidak ada definisi autoritatif yang cukup umum untuk dapat menjelaskan

    apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu banyak definisi yang diajukan oleh

    para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi. American Accounting

    Association dalam Sumarso S.R (1999) mendefinisikan akuntansi sebagai proses

    mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk

    memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi

    mereka yang menggunakan informasi tersebut.

    Menurut Suwardjono (2005) pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari

    dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yangdipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan

    yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai objek pengetahuan di

    perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian

    yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah

    bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori

    berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap

    melandasi praktek akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuanyang disebut teori akuntansi.

    2.5.2 Pemahaman Akuntansi

    Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau

    mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan

    memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki

    pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi.

    Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan diukur dengan menggunakan nilai

    mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2,

    akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2,. Akuntansi

    keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pengauditan 1, pengauditan

    2 dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang

    didalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    10/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 10

    2.6 Kerangka Analisis

    Adapun Kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    GAMBAR 2.1Kerangka Analisis

    Kecerdasan Emosional Pengenalan Diri Pengendalian Diri Tingkat Pemahaman

    Akuntansi Motivasi (Rata-rata nilai mata kuliah akt) Empati Keterampilan Sosial

    Kepercayaan diriKepercayaan diri kuat

    Kepercayaan diri Lemah

    2.7 Pengembangan Hipotesis

    Menurut Goleman (1995) kecerdasan emosional memiliki peran lebih dari

    80% dalam mencapai kesuksesan hidup, baik dalam kehidupan pribadi maupun

    kehidupan professional. Untuk menjadi seorang lulusan akuntansi yang berkualitas

    diperlukan waktu yang panjang dan usaha yang keras serta dukungan dari pihak lain

    yang akan mempengaruhi pengalaman hidup lulusan tersebut. Ada berbagai faktor

    yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional, salah satunya adalah kepercayaan

    diri. Dalam hal tersebut peneliti menyusun hipotesis berdasarkan pengaruh

    kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi dengan memasukkan

    kepercayaan diri sebagai variable moderatingnya.

    1. Pengenalan Diri

    Menurut Gea et al (2002), Mengenal diri berarti memahami kekhasan

    fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat bakat alamiah

    yang di milikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri

    dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Dengan mengenal diri, seseorang dapat

    mengenal kenyataan dirinya, dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta

    (diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia mainkan untuk mewujudkannya

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    11/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 11

    Gea et al . (2002) menyatakan ada beberapa cara untuk mengembangkan

    kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan

    diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-

    tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dari beberapa

    cara untuk mengembangkan pengenalan diri diatas dapat diketahui bahwa

    kepercayaan diri merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi bagaimana

    mahasiswa mengenal dirinya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dengan ini

    mengajukan hipotesis sebagai berikut:

    H1: Pengenalan diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H2: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang

    mempengaruhi hubungan pengenalan diri terhadap tingkat pemahamanakuntansi.

    H3: Adanya perbedaan tingkat pengenalan diri antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.

    2. Pengendalian Diri

    Pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani

    perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan

    yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelolaapabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan,

    kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu.

    Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus

    menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal

    negatif yang merugikan dirinya sendiri.

    Kepercayaan diri mahasiswa akan mempengaruhi kemampuan untuk

    mengendalikan dirinya. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat maka

    akan cenderung lebih mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi

    permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti

    mengajukan hipotesis sebagai berikut:

    H4: Pengendalian diri berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H5: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang

    mempengaruhi hubungan pengendalian diri terhadap tingkat pemahaman

    akuntansi.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    12/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 12

    H6: Adanya perbedaan tingkat pengendalian diri antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.

    3. Motivasi

    Menurut Terry (dalam Deliarnov, 1996), motivasi didefinisikan sebagai

    keinginan (desire) dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak. O`

    Donnel (dalam Deliarnov,1996), menggambarkan motivasi sebagai dorongan dan

    usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan (a want) atau suatu tujuan

    (a goal).

    Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari

    luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan semangat

    dalam meningkatkan kualitas mereka. Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk

    meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah

    penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi.

    Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seorang mahasiswa, salah

    satunya adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat

    cenderung lebih memiliki motivasi yang tinggi karena dia percaya akan kemampuan

    dirinya sendiri dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

    lemah yang cenderung memiliki motivasi yang rendah pula. Berdasarkan uraian di

    atas, maka dengan ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

    H7: Motivasi berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H8: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang

    mempengaruhi hubungan motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H9: Adanya perbedaan tingkat motivasi antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.

    4. EmpatiEmpati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada

    kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan

    bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Di kalangan mahasiswa yang

    paling efektif dari empati adalah mempunyai kemampuan paling tinggi dalam

    penolakan terhadap sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri mulai dari mendengar,

    memahami, dan bersosial dengan lingkungan kampus. Orang yang yang memiliki

    empati yang tinggi akan lebih mampu membaca perasaan dirinya dan orang lain

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    13/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 13

    yang akan berakibat pada peningkatan kualitas belajar sehingga akan tercipta suatu

    pemahaman yang baik tentang akuntansi.

    Kepercayaan diri akan mempengaruhi empati dari seorang mahasiswa.

    Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat akan mudah untuk berempati

    kepada dirinya dan orang lain dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri yang lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti

    mengajukan hipotesis sebagai berikut:

    H10: Empati berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H11: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang

    mempengaruhi hubungan empati terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H12: Adanya perbedaan tingkat empati antara mahasiswa yang memilikikepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.

    5. Keterampilan Sosial

    Menurut Jones (1996), kemampuan membina hubungan dengan orang lain

    adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi

    secara efektif dengan orang yang berhubungan dengan anda atau orang lain yang

    ingin anda hubungi.

    Dalam hubungannya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihatdari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh

    hubungan yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa

    akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di

    bidang akuntansi..

    Kepercayaan diri sangat diperlukan dalam keterampilan sosial, karena

    dengan kepercayaan diri yang kuat, mahasiswa akan mudah untuk terbuka dan

    terampil dalam bersosialisasi bila dibandingkan dengan mahasiswa yang

    kepercayaan dirinya lemah. Berdasarkan uraian di atas, maka dengan ini peneliti

    mengajukan hipotesis sebagai berikut:

    H13: Keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    H14: Kepercayaan diri memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang

    mempengaruhi hubungan keterampilan sosial terhadap tingkat pemahaman

    akuntansi.

    H15: Adanya perbedaan tingkat keterampilan sosial antara mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri kuat dengan kepercayaan diri lemah.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    14/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 14

    3. METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

    Dalam penelitian ini mengambil populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir

    yang telah menempuh 120 Sistem Kredit Semester (SKS) karena peneliti asumsikan

    bahwa mahasiswa tersebut telah mendapat manfaat maksimal dari pengajaran

    akuntansi. Penelitian ini mengambil sampel mahasiswa dari 3 perguruan tinggi

    negeri yang ada di Sumatera yaitu Universitas Bengkulu, Universitas Andalas, dan

    Universitas Sriwijaya..

    3.2 Metode Pengambilan Sampel

    Cara pengambilan sampel dilakukan dengan non probability sampling .Metode ini berupa purposive sampling dan convenience sampling . Peneliti

    menetapkan jumlah kuisioner yang disebarkan adalah sebanyak 130 eksemplar

    dengan komposisi sebagai berikut:

    Universitas Bengkulu : 25 eksemplar

    Universitas Andalas : 80 eksemplar

    Universitas Sriwijaya : 25 eksemplar

    Komposisi tersebut ditetapkan oleh peneliti dengan mempertimbangkan jumlah mahasiswa masing-masing universitas yang dijadikan sampel dalam

    penelitian ini. Tingkat pengembalian kuisioner adalah sebesar 94,61%.

    Tabel 3.1Deskripsi Kuisioner

    Responden Kuisioner disebarkan

    Kuisioner kembali

    Kuisioner gugur

    Kuisioner outlier

    Kuisioner diolah

    UNAND 80 75 10 3 62

    UNSRI 25 23 5 - 18UNIB 25 25 8 - 17Total 130 123 23 3 97

    3.3 Metode Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan metode survey yaitu melalui

    kuisioner. Kuisioner disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden,

    melihat apakah calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden, lalu

    menanyakan kesediaan untuk mengisi kuisioner. Data sekunder diperoleh dengan

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    15/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 15

    cara melihat transkrip nilai mata kuliah akuntansi responden tersebut dan data nilai

    di bagian akademik masing-masing jurusan atau fakultas. Angkatan untuk kelompok

    responden dibatasi dari angkatan 2000, 2001, dan angkatan 2002, hal ini untuk

    menjaga kesetaraan responden yang hendak dibandingkan.

    3.4 Operasional variabel

    Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel utama yaitu:

    1. Variabel independen yaitu kecerdasan emosional yang dikembangkan menjadi

    lima variabel yaitu pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan

    keterampilan sosial.

    2. Variabel moderating yaitu kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang digunakan

    pada penelitian ini adalah kepercayaan diri kuat dan kepercayaan diri lemah.Yang termasuk dalam kategori memiliki kepercayaan diri kuat adalah seseorang

    yang memiliki tingkat kepercayaan diri sangat kuat, kuat dan rata-rata kuat.

    Sedangkan yang termasuk dalam kategori memiliki kepercayaan diri lemah

    adalah seseorang yang memiliki tingkat kepercayaan diri rata-rata lemah dan

    lemah.

    3. Variabel dependen yaitu tingkat pemahaman akuntansi yang menjadikan rata-

    rata nilai mata kuliah yang berkaitan dengan akuntansi sebagai pengukur tingkat pemahaman akuntansi.

    Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan emosional

    adalah dengan menggunakan kuisioner yang diadopsi dari Trisnawati dan Sri (2003)

    sedangkan alat ukur yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang memiliki

    kepercayaan diri kuat atau kepercayaan diri lemah adalah dengan menggunakan

    kuisioner dengan 32 pertanyaan yang diciptakan Lauster (2003) yang dikembangkan

    oleh peneliti menyesuaikan lingkungan yang menjadi objek penelitian peneliti.

    TABEL 2Daftar Penilaian Tes Kepercayaan diri

    14 16 th 17 22 th 22 30 th 30 th keatas Tingkat kepercayaanpada diri sendiri

    0 8 0 20 0 12 0 15 Sangat kuat9 7 21 36 13 25 16 29 Kuat18 33 37 44 26 40 30 46 Rata-rata kuat34 54 45 69 41 59 17 66 Rata-rata lemah55 128 70 - 128 60 128 67 128 Lemah

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    16/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 16

    Sumber: Lauster (2003)

    3.5 Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer

    yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 12.0. Ada beberapa

    tekhnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

    3.5.1 Uji Kualitas Data

    3.5.1.1 Uji Validitas

    Uji validitas yang digunakan adalah dengan menghitung

    korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total score

    setiap konstruknya (Ghozali, 2001). Pengujian ini menggunakan metodePearson Correlation.

    3.5.1.2 Uji Reliabilitas

    Uji reliabilitas ini menggunakan reliabilitas konsistensi

    internal yaitu tekhnik cronbach Alpha ( ). Apabila nilai cronbach alpha

    dari hasil pengujian > 0,6 maka dapat dikatakan bahwa konstruk atau

    variabel itu adalah reliabel (Nunnaly, 1969 dalam Ghozali, 2001)

    3.5.2 Uji Asumsi Klasik

    3.5.2.1 Uji Normalitas

    Untuk menguji apakah distribusi data normal dilakukan

    dengan cara analisis grafik.

    3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

    Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas maka

    dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan lawannya Variance

    Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1

    maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya.

    3.5.2.3 Uji Autokorelasi

    Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model

    regresi dilakukan melalui uji Durbin Watson. Jika dl > d > 4-du, maka

    dikatakan tidak ada autokeralasi.

    3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    17/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 17

    Untuk melakukan pengujian terhadap asumsi ini dilakukan

    dengan menggunakan analisis dengan grafik plots. Apabila titik-titik

    menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol pada

    sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas.

    3.5.3 Uji Hipotesis

    Regresi linear sederhana digunakan untuk menguji hipotesis 1, 4, 7, 10 dan

    13. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Ha1 : Y = a + b 1X1 + e .....................................................(1)

    Ha4 : Y = a + b 2X2 + e .....................................................(2)

    Ha7 : Y = a + b 3X3 + e .....................................................(3)

    Ha10 : Y = a + b 4X4 + e .....................................................(4)Ha13 : Y = a + b 5X5 + e .....................................................(5)

    Jika koefisien regresi signifikan dan positif (b 1, b2, b3, b4, b5 > 0) maka kelima

    komponen kecerdasan emosional tersebut memiliki pengaruh langsung dan positif

    terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

    Moderating Regression Analysis (MRA) digunakan untuk menguji hipotesis 2,

    5, 8, 11 dan 14. Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

    Hipotesis 2 :

    Y = a + b 1 X1 + e ...................................................................(1)

    Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + e .......................................................(6)

    Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + b 7 X1.X6 + e ..............................(11)

    Hipotesis 5

    Y = a + b 2 X2 + e ...................................................................(2)

    Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + e .......................................................(7)

    Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + b 8 X2.X6 + e ..............................(12)Hipotesis 8

    Y = a + b 3 X3 + e ...................................................................(3)

    Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + e .......................................................(8)

    Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + b 9 X3.X6 + e ..............................(13)

    Hipotesis 11

    Y = a + b 4 X4 + e ...................................................................(4)

    Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + e .......................................................(9)Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + b 10 X4.X6 + e ..............................(14)

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    18/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 18K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    19/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 19

    Hipotesis 14

    Y = a + b 5 X5 + e ...................................................................(5)

    Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + e ......................................................(10)

    Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + b 11 X5.X6 + e ..............................(15)

    Keterangan:

    Y : Rata-rata nilai

    a : Konstanta

    b : Koefisien regresi

    X1 : Pengenalan diri

    X2 : Pengendalian diri

    X3 : Motivasi

    X4 : Empati

    X5 : Keterampilan sosial

    X6 : Kepercayaan diri

    Uji beda (T-Test) digunakan untuk menguji hipotesis 3, 6, 9, 12 dan 15. Pada pengujian ini digunakan uji t untuk 2 sampel independent ( independent sample t test ).

    Jika setiap pengujian Ha3, Ha6, Ha9, Ha12 dan Ha15 menunjukkan nilai

    probabilitasnya < 0,05 maka Ha3, Ha6, Ha9, Ha12, Ha15 diterima, artinya ada

    perbedaaan tingkat kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri,

    motivasi, empati, dan keterampilan sosial) antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah. 4.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Deskripsi Responden

    Dari 97 kuisioner yang dapat diolah, didapat gambaran umum responden yang

    terinci pada lampiran 1 dan 2 dimana angkatan responden yang mendominasi adalah

    angkatan 2002 dengan persentase 76,28 %. Untuk usia responden yang mendominasi

    adalah usia 21-22, dan 22-23 yaitu sebesar 42, 3% dan 43,33%. Jenis kelamin yang

    paling dominan adalah perempuan sebesar 75, 26%. Responden terbesar berada di

    Universitas Andalas yaitu sebesar 63,91%. SKS yang telah diselesaikan responden

    kebanyakan adalah 140-150 SKS atau sebesar 70,1%. IPK responden yang

    mendominasi adalah IPK 2,75-3,00 dan 3,00-3,25 yaitu sebesar 34% dan 29,9%.

    Berdasarkan nilai mata kuliah di bidang akuntansi didominasi oleh nial B,

    dimana nilai PA1 (39 orang atau 40,2%), PA2 (43 orang atau 44,3%), AKM1 (41

    orang atau 42,3%), AKM2 (36 orang atau 37,1%), AKL1 (56 orang atau 57,7%),

    AKL2 (44 orang atau 45,4%), AU1 (58 orang atau 59,8%), AU2 (48 orang atau

    60,8%), dan TA (43 orang atau 44,3%).untuk Unsri mata kuliah auditing 2 tidak ada

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    20/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 20

    sehingga nilainya pun tidak ada akan tetapi responden dari Unsri tetap diambil dengan

    rata-rata nilai yang lainnya selain auditing 2.

    4.2 Deskripsi Variabel

    Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian

    digunakan tabel statistik deskruptif yang menunjukkan angka total jumlah, minimum,

    maksimum, rata-rata, dan standar deviasi.

    Tabel 4.1Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std. DeviationPengenalan Diri 97 27 50 36,98 4,809

    Pengendalian Diri 97 22 44 35,30 4,421Motivasi 97 25 49 37,75 4,706Empati 97 26 50 37,18 4,235

    Keterampilan Sosial 97 26 48 36,84 4,356Kepercayaan Diri 97 19 94 55,70 14,019Valid N (listwise) 97

    4.3 Uji Kualitas Data

    Untuk menguji kualitas data dalam peneltian ini digunakan uji reliabilitasyaitu tekhnik Cronbach alpha dan uji Validitas yaitu dengan person Correlation.

    Berikut hasil uji reliabilitas dan uji validitas.

    Tabel 4.2Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas

    Variabel Cronbach alpha Pearson CorrelationPengenalan Diri 0,723 0,357 0,752 **

    Pengendalian Diri 0,626 0,155 0,617 **

    Motivasi 0,760 0,427 0,673 **

    Empati 0,704 0,355 0,627 **

    Keterampilan Sosial 0,686 0,291 0,662 **

    Kepercayaan Diri 0,871 0,182 0,662 **** Signifikan pada level 0,01

    Sumber : Data primer diolah

    Dari tabel diatas dapat menunjukkan bahwa data kuisioner adalah reliabel dan

    valid. Pada cronbach alpha semua variabel berada pada tingkat yang dapat diterima

    yaitu diatas 0,60 (Nunnally 1969, dalam Ghozali 2001). Demikian pula pengujian

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    21/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 21

    validitas dimana skor masing-masing butir dengan skor total (Pearson Correlation)

    menunjukkan korelasi yang positif dan signifikan pada level 0,01.

    4.4 Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi tersebut

    layak untuk digunakan atau tidak. Pada uji normalitas yang menggunakan analisis

    grafik yaitu histogram dan probability plot, menunjukkan bahwa persamaan 1 sampai

    dengan persamaan 15 adalah normal. Uji multikolinearitas menunjukkan tidak terjadi

    multikolinearitas untuk persamaan 1 sampai persamaan 10, sedangkan untuk

    persamaan 11 sampai dengan persamaan 15 terjadi multikolinearitas. Untuk

    mengobati multikolinearitas maka dilakukan dengan menghilangkan variabel yangmemiliki korelasi tinggi (Ghozali, 2005), sehingga persamaan 11 sampai dengan

    persamaan 15 menjadi :

    Y = a + b 1 X1 + b 11 X1.X6 + e .................................................(11)

    Y = a + b 2 X2 + b 12 X2.X6 + e ..................................................(12)

    Y = a + b 3 X3 + b 13 X3.X6 + e ..................................................(13)

    Y = a + b 4 X4 + b 14 X4.X6 + e ..................................................(14)

    Y = a + b 5 X5 + b 15 X5.X6 + e ..................................................(15)Persamaan yang baru tersebut sebagai pengganti dari persamaan yang lama,

    selanjutnya digunakan untuk pengujian-pengujian yang lainnya.

    Dalam uji autokorelasi yang menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan

    nilai Dw adalah dibawah nilai dl, maka dikatakan terjadi autokorelasi positif, hal ini

    terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

    Pada uji heterokedastisitas yang melihat grafik plot, titik-titik menyebar secara acak

    baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y maka dinyatakan tidak terjadi

    heterokedastisitas.

    4.5 Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan

    Hipotesis 1,4,7,10 dan 13 diuji dengan menggunakan alat analisis berupa

    regresi linear sederhana. Untuk hipotesis 2,5,8,11 dan 14 diuji dengan menggunakan

    Moderating regression analysis, dan untuk menguji hipotesis 3,6,9,12 dan 15

    menggunakan Independent Sample T-Test. Tampilan hasil output SPSS untuk analisis

    regresi dapat dilihat pada tabel berikut:

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    22/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 22

    Tabel 4.3Hasil Analisis Regresi

    Hipo

    tesis

    Persamaan Regresi Nilai

    F

    Adjusted

    R Square

    Hasil Konfirmasi

    hipotesis1 Y = 3,028 0,005 X 1 0,361 -0,007 X 1 tidak berpengaruh

    signifikan

    Di dukung

    2 Y = 3,538 0,011 X 1 0,005 X 6

    Y = 3,234 0,003 X 1 0,0001 X 1*X 6

    1,417

    1,367

    0,009

    0.008

    X6 Sebagai quasimoderator

    Di dukung

    4 Y = 2,492 + 0,010 X 2 1,027 0,0003 X 2 tidak berpengaruh

    signifikan

    Di dukung

    5 Y = 2,770 + 0,006 X 2 0,003 X 6

    Y = 2,566 + 0,011 X 2 + 0,0005 X 2*X 6

    0,887

    0,695

    -0,002

    -0.006

    X6 Sebagai quasimoderator

    Di dukung

    7 Y = 2,875 - 0,001 X 3 0,015 -0,010 X 3 tidak berpengaruh

    signifikan

    Di dukung

    8 Y = 3,365 0,007 X 3 0,005 X 6 Y = 3,063 - 0,0002 X 3 + 0,0001 X 3*X 6

    0,968

    0,744

    -0,001

    -0,005

    X6 Sebagai quasimoderator

    Di dukung

    10 Y = 3,357 - 0,014 X 4 2,028 0,011 X 4 tidak berpengaruh

    signifikan

    Di dukung

    11 Y = 3,945 0,021 X 4 0,006 X 6

    Y = 3,612 - 0,013 X 4 + 0,0001 X 4*X6

    2,762

    2,538

    0,035

    0,031

    X6 Sebagai quasimoderator

    Di dukung

    13 Y = 2,713 - 0,003 X 5 0,113 -0,009 X 5 tidak berpengaruh

    signifikan

    Di dukung

    14 Y = 3,135 0,002 X 5 0,004 X 6 Y = 2,902 - 0,004 X 5 + 0,0001 X 5*X6

    0,725

    0,690

    -0,006

    -0,007

    X6 Sebagai quasimoderator

    Di dukung

    4.5.1 Hasil Uji Hipotesis 1,4,7,10 dan 13

    Pengujian hipotesis 1,4,7,10 dan 13 dilakukan dengan analisis regresi linear

    sederhana. Dari output analisis regresi pada tabel , untuk hipotesis pertama diperoleh

    b1 sebesar -0,005 ini berarti setiap kenaikan variabel pengenalan diri sebesar 1 maka

    tingkat pemahaman akuntansi akan turun sebesar 0,5% dengan asumsi variabel lain

    tetap. Variabel pengenalan diri mempunyai nilai sig.t = 0,550. ini berarti bahwa

    hubungan variabel pengenalan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    tingkat pemahaman akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha1 tidak dapat

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    23/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 23

    ditolak. Bila dilihat dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -

    0,007 yang berarti hanya 0,7% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi

    oleh pengenalan diri, sedangkan selebihnya 99,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

    Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa

    jika pengenalan diri meningkat maka mahasiswa akan cenderung bersikap idealisme

    sehingga akan sulit bagi mahasiswa tersebut untuk menerima pendapat yang berakibat

    pada malas belajar dan tingkat pemahaman akuntansi yang menurun .

    Untuk hipotesis keempat diperoleh nilai b 2 adalah sebesar 0,010, ini berarti

    bahwa setiap kenaikan variabel pengendalian diri sebesar 1 maka tingkat pemahaman

    akuntansi akan naik sebesar 1% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel

    pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,313. ini berarti bahwa hubungan variabel pengendalian diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman

    akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha4 tidak dapat ditolak. Bila dilihat

    dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,0003 yang berarti

    hanya 0,03% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh pengendalian

    diri, sedangkan selebihnya 99,97% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil

    penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa

    adanya faktor lingkungan yang akan mengurangi semangat belajar mahasiswa.Untuk hipotesis ketujuh diperoleh nilai b 3 adalah sebesar -0,001, ini berarti

    bahwa setiap kenaikan variabel motivasi sebesar 1 maka tingkat pemahaman

    akuntansi akan turun sebesar 0,1% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel

    pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,902. ini berarti bahwa hubungan variabel

    motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi

    pada level of significant 0,05, sehingga Ha7 tidak dapat ditolak. Bila dilihat dari

    Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -0,010 yang berarti hanya

    1% perubahan tigkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh motivasi, sedangkan

    selebihnya 99% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten

    dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa hal ini disebabkan oleh faktor

    trauma yang akan menimbulkan kurang semangatnya mahasiswa untuk belajar dan

    berprestasi.

    Untuk hipotesis kesepuluh diperoleh nilai b 4 adalah sebesar -0,014, ini berarti

    bahwa setiap kenaikan variabel empati sebesar 1 maka tingkat pemahaman akuntansi

    akan turun sebesar 1,4% dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel pengendalian diri

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    24/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 24

    mempunyai nilai sig.t = 0,158. ini berarti bahwa hubungan variabel empati tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada level of

    significant 0,05, sehingga Ha10 tidak dapat ditolak. Bila dilihat dari Koefisien

    determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar 0,011 yang berarti hanya 1,1%

    perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi oleh empati, sedangkan

    selebihnya 81,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten

    dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen bahwa adanya faktor masalah pribadi

    yang mengakibatkan kurangnya konsentrasi dalam perkuliahan yang akan mengurangi

    semangat belajarnya.

    Untuk hipotesis ketiga belas diperoleh nilai b 5 adalah sebesar -0,003, ini

    berarti bahwa setiap kenaikan variabel keterampilan sosial sebesar 1 maka tingkat pemahaman akuntansi akan turun sebesar 0,3% dengan asumsi variabel lain tetap.

    Variabel pengendalian diri mempunyai nilai sig.t = 0,737. ini berarti bahwa hubungan

    variabel keterampilan sosial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

    pemahaman akuntansi pada level of significant 0,05, sehingga Ha13 tidak dapat

    ditolak. Bila dilihat dari Koefisien determinasi, Adjusted R Square diperoleh sebesar -

    0,009 yang berarti hanya 0,9% perubahan tingkat pemahaman akuntansi dipengaruhi

    oleh keterampilan sosial, sedangkan selebihnya 99,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, dengan argumen

    bahwa faktor kurang komunikasi antar mahasiswa dengan mahasiswa atau antar

    mahasiswa dan dosen akan mempengaruhi pemahaman akuntansi mahasiswa.

    4.5.2 Hasil Uji Hipotesis 2,5,8,11 dan 14

    Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 2 menunjukkan nilai

    Adjusted R Square sebesar 0,008, hal ini berarti 0,8% variasi pemahaman akuntansi

    yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel pengenalan diri dan interaksi antara

    pengenalan diri dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,2% dijelaskan oleh

    sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung

    sebesar 1,367 dengan tingkat signifikansi 0,260 menunjukkan probabilitas signifikansi

    >0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengenalan diri dan interaksi antara pengenalan

    diri dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman

    akuntansi. Persamaan 1, 6 dan 11 ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri

    merupakan variabel quasi moderator.Temuan ini sesuai dengan hipotesis 2.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    25/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 25

    Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 5 menunjukkan nilai

    Adjusted R Square sebesar -0,006, hal ini berarti 0,6% variasi pemahaman akuntansi

    yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel pengendalian diri dan interaksi antara

    pengendalian diri dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,4% dijelaskan oleh

    sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung

    sebesar 0,695 dengan tingkat signifikansi 0,501 menunjukkan probabilitas signifikansi

    >0,05, maka dapat dikatakan bahwa pengendalian diri dan interaksi antara

    pengendalian diri dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

    pemahaman akuntansi. Persamaan 2, 7 dan 12 ternyata berbeda sehingga variabel

    kepercayaan diri merupakan variabel quasi moderator. Temuan ini sesuai dengan

    hipotesis 5.Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 8 menunjukkan nilai

    Adjusted R Square sebesar -0,005, hal ini berarti 0,5% variasi pemahaman akuntansi

    yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel motivasi dan interaksi antara motivasi

    dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,5% dijelaskan oleh sebab-sebab lain

    diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung sebesar 0,744

    dengan tingkat signifikansi 0,478 menunjukkan probabilitas signifikansi >0,05, maka

    dapat dikatakan bahwa motivasi dan interaksi antara motivasi dan kepercayaan diritidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 3, 8

    dan 13 ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi

    moderator. Temuan ini sesuai dengan hipotesis 8

    . Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 11 menunjukkan nilai

    Adjusted R Square sebesar 0.031 hal ini berarti 3,1% variasi pemahaman akuntansi

    yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel empati dan interaksi antara empati dengan

    kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 96,9% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar

    model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F hitung sebesar 2,538 dengan

    tingkat signifikansi 0,084 menunjukkan probabilitas signifikansi >0,05, maka dapat

    dikatakan bahwa empati dan interaksi antara empati dan kepercayaan diri tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 4, 9 dan 14

    ternyata berbeda sehingga variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi

    moderator. Temuan ini sesuai dengan hipotesis 11.

    Pada tampilan hasil output SPPS untuk hipotesis 14 menunjukkan nilai

    Adjusted R Square sebesar -0,007, hal ini berarti 0,7% variasi pemahaman akuntansi

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    26/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 26

    yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel keterampilan sosial dan interaksi antara

    keterampilan sosial dengan kepercayaan diri. Selebihnya sebesar 99,3% dijelaskan

    oleh sebab-sebab lain diluar model. Uji signifikansi simultan menghasilkan nilai F

    hitung sebesar 0,690 dengan tingkat signifikansi 0,504 menunjukkan probabilitas

    signifikansi >0,05, maka dapat dikatakan bahwa keterampilan sosial dan interaksi

    antara keterampilan sosial dan kepercayaan diri tidak berpengaruh secara signifikan

    terhadap pemahaman akuntansi. Persamaan 4, 9 dan 14 ternyata berbeda sehingga

    variabel kepercayaan diri merupakan variabel quasi moderator. Temuan ini sesuai

    dengan hipotesis 14.

    4.5.3 Hasil Uji Hipotesis 3,6,9,12 dan 15

    Pada pengujian hipotesis 3 diperoleh rata-rata pengenalan diri untuk kepercayaan diri kuat adalah 39,61 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah

    36,38. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan pengenalan diri

    antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu

    sebesar 1,202 dengan probabilitas 0,276, karena probabilitas > 0,05 maka dapat

    disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance

    assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah2,652 dengan signifikansi 0,009. Oleh karena tingkat signifikansinya < 0,05 maka Ho

    ditolak yaitu bahwa ada perbedaan pengenalan diri antara mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.

    Pada pengujian hipotesis 6 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk

    kepercayaan diri kuat adalah 36,94 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah

    34,92. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan pengendalian diri

    antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu

    sebesar 0,692 dengan probabilitas 0,407, karena probabilitas > 0,05 maka dapat

    disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance

    assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah

    1,769 dengan signifikansi 0,080. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho

    diterima yaitu bahwa tidak ada perbedaan pengendalian diri antara mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

    lemah.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    27/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 27

    Pada pengujian hipotesis 9 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk

    kepercayaan diri kuat adalah 39,89 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah

    37,27. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan motivasi antara

    mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu sebesar 0,050

    dengan probabilitas 0,824, karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

    variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance assumed. Dari output

    SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 2,175 dengan

    signifikansi 0,032. Oleh karena tingkat signifikansinya < 0,05 maka Ho ditolak yaitu

    bahwa ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat

    dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah. Pada pengujian hipotesis 12 diperoleh rata-rata pengendalian diri untuk

    kepercayaan diri kuat adalah 38,33 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah

    36,91. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan empati antara

    mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki

    kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu sebesar 1,028

    dengan probabilitas 0,313, karena probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

    variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance assumed. Dari outputSPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah 1,290 dengan

    signifikansi 0,200. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho diterima yaitu

    bahwa tidak ada perbedaan empati antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

    kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.

    Pada pengujian hipotesis 15 diperoleh rata-rata keterampilan sosial untuk

    kepercayaan diri kuat adalah 38,56 sedangkan untuk kepercayaan diri lemah adalah

    36,44. Dari hasil rata-rata tersebut tampak bahwa ada perbedaan keterampilan sosial

    antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang

    memiliki kepercayaan diri lemah. Bila dilihat dari nilai F hitung levene test yaitu

    sebesar 0,304 dengan probabilitas 0,583, karena probabilitas > 0,05 maka dapat

    disimpulkan bahwa variance adalah sama sehingga digunakan asumsi equal variance

    assumed. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai t pada equal variance assumed adalah

    1,881 dengan signifikansi 0,063. Oleh karena tingkat signifikansinya > 0,05 maka Ho

    diterima yaitu bahwa tidak ada perbedaan keterampilan sosial antara mahasiswa yang

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    28/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 28

    memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

    lemah.

    5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,

    pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang

    memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh

    negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan keterampilan sosial. Pengaruh kepercayaan

    diri terhadap kelima variabel independen tersebut adalah sebagai quasi moderator.

    Pada penelitian ini pula terlihat adanya perbedaan tingkat pengenalan diri dan

    motivasi antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dengan mahasiswayang memiliki kepercayaan diri lemah, sedangkan untuk varibel pengendalian diri,

    emapti, dan keterampilan sosial tidak terdapat perbedaan.

    5.2 Keterbatasan

    Tingkat pemahaman akuntansi pada penelitian ini diukur dengan

    menggunakan nilai rata-rata mata kuliah akuntansi yang masih memiliki kelemahan

    dalam menilai pemahaman akuntansi karena terdapat banyak faktor yang

    mempengaruhi nilai masing-masing mahasiswa. Selain itu keterbatasan pada penelitian ini adalah adanya problem autokorelasi positif yang terjadi pada model

    regresi.

    5.3 Saran

    Studi mendatang hendaknya alat ukur tingkat pemahaman akuntansi dapat

    diukur dengan menggunakan alat ukur yang lebih objektif. Selain itu juga hendaknya

    model regresi pada penelitian selanjutnya bebas dari problem autokorelasi. Masih

    banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi, untuk

    itu menarik untuk diteliti pada penelitian selanjutnya.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    29/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 29

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    30/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 30

    Daftar Pustaka

    Agustian, Ari Ginanjar. 2001. Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosional Dan Spiritual . Jakarta. Arga.

    Agustian, Ari Ginanjar. 2003. Rahasia Sukses Membangkitkan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual . Jakarta. Arga.

    Anshari, A. 1996. Kamus Psichologi ; Usaha Nasional Surabaya. Cetakan Pertama.Surabaya

    Deliarnov. 1996. Motivasi untuk Meraih Sukses . Pustaka Sinar Harapan. JakartaGea et al . 2002. Relasi Dengan Diri Sendiri . Alex Media Komputindo. JakartaGhozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS .

    Semarang. Badan Penerbit Universitas DipenogoroGoleman, Daniel. 1995. Emotional Intelligence . Jakarta. PT Gramedia PustakaGoleman, Daniel. 2000. Working With Emotional Intelligence . Jakarta. PT Gramedia

    Pustaka UtamaHandoko Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku . Kanisius.

    YogyakartaIndriantoro, Nur, Dr. M.sc.,Akuntan dan Bambang Supomo, Drs. M.si.,Akuntan.

    2002. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen . Edisi-1. Yogyakarta. BPFE.

    Jones, R. N. 1996. Cara Membina Hubungan Baik dengan Orang Lain . BumiAksara. Jakarta

    Kaemkael. 2005. http://e-psikologi.comLauster, Peter. 2003. Tes Kepercayaan diri . Jakarta. PT. Bumi Aksara.

    Lau, Elfreda Aplonia. 2003. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap KepuasanPemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dengan Lima VariabelModerating.

    Mutadin, Zainun. 2002. http://www.e-psikologi.com/remaja/250402.htm Nazir, Moh, Ph.D. 1996. Metode Penelitian . Jakarta. Ghalia.Patton, Patricia, Dr. 2002. EQ-Pengembangan Sukses Lebih Bermakna . Jakarta. PT.

    Mitra Media Publisher.Rini, F, Jacinta. 2002. http://e-psikologi.comSadeli, L. M. 2002. Dasar Akuntansi . Bumi Aksara. JakartaSantoso, Singgih. 2005. Menguasai statistik di era informasi dengan SPSS 12 .

    Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

    Soemarso, SR. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar . Edisi Keempat. Jakarta. RinekaCipta.Stein, S. J. dan Howard. 2002. Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih

    Sukses . Kaifa. BandungSujanto, Agus, Drs, Halem Lubis, dan Taufik Hadi. 1997. Psikologi Kepercayaan

    diri . Jakarta. PT. Bumi Aksara.Sularso, Sri, Drs, M. Si.,Akt. 2003. Metode Penelitian Akuntansi; Sebuah Pendekatan

    Replikasi . Yogyakarta. BPFE.Suryaningrum, Sri, Sucahyo Heriningsih, Afifah Afuwah. 2004. Pengaruh Pendidikan

    Tinggi Akuntansi Terhadap Kecerdasan Emosional. Denpasar. Simposium Nasional akuntansi VII.

    Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi; Perekayasaan Pelaporan keuangan . EdisiKetiga. Yogyakarta. BPFE.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    31/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 31

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia . PT.Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. Cetakan Ketiga. Jakarta

    Trisnawati, Eka Indah dan Sri Suryaningrum. 2003. Pengaruh Kecerdasan EmosionalTerhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Surabaya. Simposium Nasional

    akuntansi VI.Wibowo, B.S. 2002. Sharpehing Our Concept And Tools . Bandung. PT Syamil Cipta

    Media.

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    32/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 32

    Lampiran 1Karakteristik nilai responden

    Mata Kuliah Nilai Jumlah Responden %A 26 26,8B 39 40,2C 28 28,9D 4 4,1E 0 0

    Nilai mata kuliah PA 1

    Total 97 100A 17 17,5B 43 44,3C 26 26,8D 11 11,4E 0 0

    Nilai mata kuliah PA 2

    Total 97 100A 16 16,5B 41 42,3

    C 38 39,2D 1 1E 1 1

    Nilai Mata Kuliah AKM 1

    Total 97 100A 20 20,6B 36 37,1C 29 30D 11 11,3E 1 1

    Nilai Mata Kuliah AKM 2

    Total 97 100A 21 21,7B 56 57,7

    C 16 16,5D 3 3,1E 1 1

    Nilai Mata Kuliah AKL 1

    Total 97 100A 26 26,8B 44 45,4C 21 21,7D 6 6,1E 0 0

    Nilai Mata Kuliah AKL 2

    Total 97 100A 25 25,8B 58 59,8C 14 14,4D 0 0E 0 0

    Nilai Mata Kuliah AU 1

    Total 97 100A 6 7,6B 48 60,8C 22 27,8D 3 3,8E 0 0

    Nilai Mata Kuliah AU 2

    Total 79 100A 11 11,4B 43 44,3C 39 40,2

    D 3 3,1

    Nilai Mata Kuliah TA

    E 1 1

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    33/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 33

    Total 97 100

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    34/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 34

    Lampiran 2Karakteristik Responden

    Karakteristik Kategori Jumlah %

    2000 7 7,22 %2001 16 16,5 %2002 74 76,28 %

    Angkatan

    Total 97 100 %< 21 4 4,12 %21-22 42 43,3 %22-23 43 44,33 %> 23 8 8,25 %

    Usia Responden

    Total 97 100 %Laki-laki 24 24,74 %Perempuan 73 75,26 %

    Jenis Kelamin

    Total 97 100 %Unand 62 63,91 %Unsri 18 18,56 %Unib 17 17,53 %

    Universitas

    Total 97 100 %120 -130 0 0 %130 - 140 8 8,25 %140 - 150 68 70,1 %> 150 21 21,65 %

    Total SKS

    Total 97 100 %< 2,50 2 2,07 %2,50 2,75 7 7,22%2,75 3,00 33 34%3,00 3,25 29 29,9%3,25 3,50 19 19,59 %> 3,50 7 7,22 %

    IPK

    Total 97 100 %

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    35/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 35

    Lampiran 3Hasil Uji Normalitas Grafik

    Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + e)

    Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + e)

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    F r e q u e n c y

    Mean = 6.56E-16Std. Dev. = 0.995N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Motivasi (Y = a + b 3x3 + e)

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    F r e q u e n c y

    Mean = 5.2E-16Std. Dev. = 0.995N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.05E-15Std. Dev. = 0.995N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    36/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 36

    Empati (Y = a + b 4x4 + e)

    Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + e)

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.43E-15Std. Dev. = 0.995N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + b 6x6 + e)

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.26E-15Std. Dev. = 0.995N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u

    m P

    r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    5

    10

    15

    20

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.31E-15Std. Dev. = 0.99N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    37/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 37

    Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + b 6x6 + e)

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    F r e q u e n c y

    Mean = 2.81E-16Std. Dev. = 0.99N = 97

    Dependent Variable: Y

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    No lrmal P-P Plot of Regression Standardized ResiduaHistogram

    Motivasi (Y = a + b 3x3 + b 6x6 + e)

    Empati (Y = a + b 4x4 + b 6x6 + e)

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    3

    6

    9

    12

    15

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.45E-15Std. Dev. = 0.99

    N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c

    t e d C u m

    P r o

    b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    5

    F r e q

    10

    15

    20

    u e n c y

    Mean = 1.37E-15Std. Dev. = 0.99N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    E x p e c t

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    e d C u m P

    r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    38/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 38

    Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + b 6x6 + e)

    Pengenalan diri (Y = a + b 1 X1 + b 6 X6 + b 7 X1.X 6 + e )

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    F r e q u e n c y

    Mean = 1.18E-15Std. Dev. = 0.99N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    3

    6

    9

    12

    15

    Pengendalian diri (Y = a + b 2 X2 + b 6 X6 + b 8 X2.X 6 + e )

    F r e q u e n c y

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Mean = 5.66E-16Std. Dev. = 0.984N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    F r e q u e n c y

    Mean = 2.14E-15Std. Dev. = 0.984N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    E

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    39/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 39

    Motivasi (Y = a + b 3 X3 + b 6 X6 + b 9 X3.X 6 + e )

    Empati (Y = a + b 4 X4 + b 6 X6 + b 10 X4.X 6 + e )

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    F

    r e q u e n c y

    Mean = 5.9E-17Std. Dev. = 0.984N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Keterampilan sosial (Y = a + b 5 X5 + b 6 X6 + b 11 X5.X 6 + e )

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Residual

    0

    3

    6

    9

    12

    15

    F r e q u e n c y

    Mean = 7.63E-17Std. Dev. = 0.984N = 97

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    E x p e c t e d C u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    0

    2

    4

    6 F r e q u e 8

    10

    12

    14

    n c y

    Mean = 7.04E-16Std. Dev. = 0.984

    =

    Dependent Variable: Y

    Histogram

    0.0

    0.2

    0.4

    E x p e c t e d C

    0.6

    0.8

    1.0

    u m

    P r o b

    Dependent Variable: Y

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    40/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 40

    Lampiran 4Hasil Uji Multikolinearitas

    Variabel Tolerance VIF

    Persamaan 1,4,7,10,13Pengenalan diri 1,000 1,000

    Pengendalian diri 1,000 1,000Motivasi 1,000 1,000Empati 1,000 1,000

    Keterampilan sosial 1,000 1,000Persamaan 2,5,8,11,14

    Pengenalan diri 0,837 1,194Pengendalian diri 0,854 1,171

    Motivasi 0,805 1,243Empati 0,870 1,150

    Keterampilan sosial 0,802 1,247Persamaan 3,6,9,12,15 lama

    Pengenalan diri 0,0700,0210,025

    14,24047,70340,961

    Pengendalian diri 0,0680,0210,024

    14,72646,57941,006

    Motivasi 0,0800,023

    0,029

    12,50442,707

    34,618Empati 0,107

    0,0230,026

    9,31043,38237,994

    Keterampilan sosial 0,0880,0230,029

    11,35242,88334,471

    Persamaan 3,6,9,12,15 baruPengenalan diri 0,982 1,019

    Pengendalian diri 0,970 1,031Motivasi 0,993 1,008Empati 0,993 1,007

    Keterampilan sosial 0,997 1,003

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    41/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 41

    Lampiran 5Hasil Uji

    Autokorelasi

    Variabel Durbin WatsonPersamaan 1,4,7,10,13

    Pengenalan diri 1,334Pengendalian diri 1,374Motivasi 1,360Empati 1,330

    Keterampilan sosial 1,367Persamaan 2,5,8,11,14

    Pengenalan diri 1,225Pengendalian diri 1,329

    Motivasi 1,272Empati 1,232

    Keterampilan sosial 1,305Persamaan 3,6,9,12,15 baru

    Pengenalan diri 1,225Pengendalian diri 1,342

    Motivasi 1,282Empati 1,240

    Keterampilan sosial 1,309

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    42/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 42

    Lampiran 6Hasil Uji Heterokedastisitas

    Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + e) Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + e)

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    -4 -3 -2 -1 0 1 2

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    R e g r e s s i o n

    S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    R e s i d u a l

    Motivasi (Y = a + b 3x3 + e) Empati (Y = a + b 4x4 + e)

    Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + e) Pengenalan diri (Y = a + b 1x1 + b 6x6 + e)

    Pengendalian diri (Y = a + b 2x2 + b 6x6 + e) Motivasi (Y = a + b 3x3 + b 6x6 + e)

    Empati (Y = a + b 4x4 + b 6x6 + e) Keterampilan sosial (Y = a + b 5x5 + b 6x6 + e)

    R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    R e g r e s s i o n

    S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    R e g r e s s i o n

    S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    d u a l

    n t i z e d R e s i

    o n

    S t u d e

    R e g r e s s i

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    R e g r e s s i o n

    S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    a l

    R e s i d

    u

    u d e n t i z e d

    o n

    S t

    R e g r e s s i

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    -4

    R e g r e s s i o

    -2

    0

    2

    4

    n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    -4

    R e g r e s s i o

    -2

    0

    2

    4

    u a l

    e d R e s i d

    d e n t i z

    n S t u

    -2 -1 0 1 2 3 4

    Regression Standardized Predicted Value-3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted ValueK-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    43/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 43

    Pengenalan diri (Y = a + b 1 X1 + b 11 X1.X 6 + e) Pengendalian diri (Y = a + b 2 X2 + b 12 X2.X 6 + e)

    -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    R e g r e s s i o n

    S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Motivasi (Y = a + b 3 X3 + b 13 X3.X 6 + e) Empati (Y = a + b 4 X4 + b 14 X4.X 6 + e)

    Keterampilan sosial (Y = a + b 5 X5 + b 15 X5.X 6 + e)

    R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    -3 -2 -1 0 1 2 3

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    -4 -2 0 2 4

    Regression Standardized Predicted Value

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    R e g r e s s i o n S t u d e n t i z e d R e s i d u a l

    -2 -1 0 1 2 3 4

    Regression Standardized Predicted Value

    -4

    -2

    0

    2

    4

    Dependent Variable: Y

    Scatterplot

    d u a

    l

    u d e n

    t i z e

    d R e s

    i

    o n

    S t

    R e g r e s s

    i

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    44/49

    SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI 9 PADANG

    Padang, 23-26 Agustus 2006 44

    Lampiran 7Hasil Uji Independent Sample T-Test

    Variabel Rata-rata F Hitung Sig T

    Hitung

    Sig

    Pengenalan diriPercaya Diri Kuat

    Percaya Diri Lemah39,6136,38

    1,202 0,276 2,652 0,009

    Pengenalan diriPercaya Diri Kuat

    Percaya Diri Lemah36,9434,92

    0,692 0,407 1,769 0,080

    Pengenalan diriPercaya Diri Kuat

    Percaya Diri Lemah39,8937,27

    0,050 0,824 2,175 0,032

    Pengenalan diriPercaya Diri Kuat

    Percaya Diri Lemah38,3336,91

    1,028 0,313 1,290 0,200

    Pengenalan diriPercaya Diri Kuat

    Percaya Diri Lemah38,5636,44

    0,304 0,583 1,881 0,063

    K-PEAK 03

  • 8/14/2019 Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang Pengaruh Kecerdasan

    45/49

    SIMPOSIUM